• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INFORMATION ASYMMETRY AND COMPLIANCE OF ACCOUNTING STANDARD TO TENDENCY OF

ACCOUNTING FRAUD

By:

ARLENTI PUSPARANI

Researches of tendency of accounting fraud has been studied on private company, however kind of this research in public sector about tendency of accounting fraud has not been commonly done. The purpose of this research is to get empirical evidence that information asymmetry and compliance of accounting standard affect to tendency of accounting fraud.

Population in this research is all employees who work in Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) and Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD) in Lampung Province. This research used purposive sampling to get employees of BPKAD and DP2KAD in accounting and reporting department for the sample. Questionnaire is used to measure variables. This research is examined by multiple linear regression analysis, F test and t test. Statistical tests showed that the information asymmetry variable positive significantly affect the tendency of accounting fraud and compliance of accounting standard negative significantly affect the tendency of accounting fraud.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN

AKUNTANSI

Oleh

ARLENTI PUSPARANI

Penelitian tentang kecenderungan kecurangan akuntansi telah banyak dilakukan pada private company, namun penelitian di Pemerintah Daerah tentang kecenderungan kecurangan akuntansi masih relatif sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris bahwa asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD) se-Provinsi Lampung. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling, dengan karakteristik anggota populasi yang menjadi sampel adalah pegawai BPKAD dan DP2KAD pada bidang akuntansi dan pelaporan. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengukur variabel. Alat analisis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F, dan uji t.

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

(3)
(4)

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

(Skripsi)

Oleh

ARLENTI PUSPARANI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Batasan Masalah... 8

1.4 Tujuan Penelitian………... 8

1.5 Manfaat Penelitian... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis... 8

1.5.2 Manfaat Praktis……….. 9

BAB II Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Landasan Teori...………... 10

2.1.1 Teori keagenan……... 10

2.1.2 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi... 13

2.1.3 .Asimetri Informasi... 16

(7)

2.2 Model Penelitian... 23

2.3 Pengembangan Hipotesis... 23

2.3.1 Asimetri Informasi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi………... 23

2.3.2 Ketaatan Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi………... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel………... 27

3.2 Data Penelitian………... 28

3.2.1 Jenis dan Sumber Data……….. 28

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……… 29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 29

3.4 Metode dan teknik Analisis Data 3.4.1 Statistik Deskriptif... 32

3.4.2 Uji Kualitas Data... 33

3.4.2.1 Uji Validitas... 33

3.4.2.2 Uji Reliabilitas... 33

3.4.2.3 Uji Asumsi Klasik... 34

3.4.2.3.1 Uji Normalitas... 34

3.4.2.3.2 Uji Multikolinearitas... 34

3.4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 35

3.4.4 Pengujian Hipotesis... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data... 37

(8)

4.3 Profil Responden……... 39

4.4 Pengujian Validitas dan Relibilitas... 41

4.4.1 Hasil Uji Validitas... 41

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas... 44

4.5 Pengujian Asumsi Klasik…... 45

4.5.1 Hasil Uji Normalitas……….. 45

4.5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 46

4.5.3 Hasil Uji Multikolinieritas………. 47

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis... 48

4.6.1 Koefisien Determinasi……… 48

4.6.2 Uji Hipotesis……….. 48

4.7 Pembahasan………... 51

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan dan Saran... 55

5.2 Keterbatasan Penelitian... 55

5.3 Saran... 56

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Data Responden

Lampiran 3. Data Hasil Penyebaran Kuesioner Lampiran 4. Hasil Uji Statistik Deskriptif Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Hasil Uji Regresi

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengembalian Kuesioner………..………... 38

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif... 38

Tabel 4.3 Profil Responden... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas…... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolineritas………. 47

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi... 48

Tabel 4.9. Uji F……… 49

Tabel 4.10 Uji t……… 49

(11)
(12)
(13)
(14)

MOTO

Pengetahuan adalah kekuatan.

Seorang sahabat adalah suatu sumber kebahagiaan dikala kita merasa

tidak bahagia.

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

Evelyn Underhill

(15)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirrobbil’alamin

Kupersembahkan karya penuh perjuanganku ini kepada:

Allah SWT

Ayah dan Ibuku yang paling aku cintai

Terima kasih atas do’a yang tidak pernah lupa di lafadzkan tiap waktu, kesabaran, bimbingan, dan kasih sayang yang bisa mengalahkan segalanya, sehingga

membuat aku menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.

Karya ini mungkin tidak dapat membalas apa yang selama ini kalian berikan, tetapi mungkin karya ini merupakan langkah awal untuk membuat kalian

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar lampung, Lampung pada tanggal 10 Maret 1992, dan merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Ir. Kus Hendarto, MS dan Ibu Ir. Nining Agustiningsih.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al- kautsar pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al- Kautsar dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2007. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2010 di SMAN 2 Bandar Lampung.

(17)

SANWACANA

Assalammualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Asimetri Informasi dan Ketaatan Aturan

Akuntansi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi” dapat terselesaikan dengan optimal. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan jauh dapat dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan maupun penyajian skripsi ini. Penulis dengan besar hati, mengharapkan krtitik dan saran guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada untuk lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian ini:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

(18)

penuh, kesabaran dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

5. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan bantuan, saran, pengertian, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

6. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si. Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, motivasi dan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik; 8. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu penulis dalam

menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

9. Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Pak Sobari, Pak Leman, Mba Sri, Mpok, Mas Yana, Mas Yono, Mas Edi, dan staf yang lainnya;

10. Rasa sayang dan terima kasih yang luar biasa secara khusus saya hanturkan kepada kedua orangtua tercinta, Bapak Ir. Kus Hendarto, MS dan Ir. Nining Agustiningsih. Terima kasih segalanya yang telah diberikan. Untuk do’a yang tak ada henti, untuk kesabaran yang tak ada batas, untuk bimbingan yang penuh keihklasan. Mungkin ditulisan ini tidak bisa mendeskripsikan semuanya untuk rasa terima kasihku untuk kedua malaikat di hidup ku.

11. Kakak dan adik tercinta yang membuatku selalu merasa memiliki

penopang di tiap langkah. Dhani Novarlento dan Renaldi Arlento, terima kasih seluruh dukungannya, perhatian, dan waktu yang selalu diberikan. 12. Sigit Catur Rohadi, partner, kakak, serta teman terbaik yang pernah ada.

(19)

13. Sahabat tercinta yang selalu mendampingi dari kecil hingga dewasa, khusus Anggy Resti Eka Putri dan Fitria Apriliana terima kasih untuk kesetiaan kalian. Untuk Sri Hestin, Rahmat Putra, M. Ridho Akbar, Emir, Hifdzi Khoir terima kasih untuk dukungannya dari jauh yang selalu berarti di perjalanan hidupku;

14. Temen- temen semenjak SMA, Aulia, Diaz, Yesi, Robul, Dima, Akbar, Gisna, Ninis, Fania, Adek Dina, Dira dan seluruh temen- temen DM terima kasih walaupun sebagian jauh dukungan kalian sangat berguna. Untuk Erisa, Bulan, Ame, dan Silvi terima kasih untuk tingkah kalian sebagai pelipur lara;

15. Teman-teman seperjuanganku Akuntasi 2010 terima kasih atas saran, dukungan, dan motivasinya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Irvia Maiselo yang selalu menemani di tiap moment, menghabiskan hari

bersama dan menertawakan seluruh masalah dengan suka cita. Egha Indah yang penuh kesabaran membantu dalam kesulitan, Dianti, Frilly, Echa, Eka, Devri, Susanto, Surya, Iqbal yang memberikan hal terbaik kalian. Untuk Farrah terima kasih dan terus semangat, Ayu, Devy, Nurul, Ipeh, Dila, Satria, Teja, dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini; 16. Kakak- kakak tingkat yang sudah banyak menyumbangkan masukan yang

sangat berguna, Mba Nana, Kak Benawa, Kak Ari, Kak Danepo, Kak Ones, Kak ferdi dan kakak- kakak akuntansi angkatan 2008 serta 2009 terima kasih semua saran dan masukannya.

17. Sahabat- sahabat yang selalu membantu, Tengku Asfan terima kasih motivasinya dan semua nasehat- nasehatnya, Darma dan Putu terima kasih atas bantuan selama penelitian, Kak Rofi terima kasih atas kesabaran yang selalu mengajari banyak hal, Faradhitya Marsha terima kasih selalu

membantu dan memberikan dukungan ;

(20)

19. Keluarga besar PJK Unila Pak Dedy A., Pak Dedy Y, Bu Helvi, Kak Ivan, Mba Aya, Vivi, Anggun, Sonia, Mba Pau, Vandan, Nadia, dan semua tim PJK kalian sudah menjadi keluarga baruku ;

20. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk orang yang sudah berperan penting atau melibatkan dalam kehidupanku, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti yang sama pentingnya bagi kehidupanku, penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.

Wassalammualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Agustus 2014

Penulis,

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut PSAP No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan, yang dimana dapat bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, yaitu dapat dipahami, relevan, handal, dan dapat dibandingkan, sehingga dalam proses pembuatan laporan keuangan haruslah transparan dan akuntabel.

(22)

2

Penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) pada semester II periode 1 Juli sampai 31 Desember 2010 menunjukkan peningkatan jumlah kasus korupsi mencapai 272 kasus. Pada semester pertama tahun 2010, BPS mencatat bahwa korupsi pada sektor keuangan daerah berada di peringkat paling atas dengan 38%. Secara faktual, Indonesia termasuk negara dengan peringkat korupsi yang tinggi di dunia, yaitu peringkat 100 dari 183 terkorup dengan indeks korupsi 3,0 (Transparancy

International, 2011). Hasil penelitian Sheifer dan Vishny (1993) serta Gaviria (2001)

dalam Wilopo (2006) menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh tingkat korupsi suatu negara.

Kecurangan akuntansi merupakan kesalahan akuntansi yang disengaja (fraud).

Contoh kasus kecurangan akuntansi yang di temui Badan Pengawas Keuangan (BPK) di Pemerintah Kota Solok setelah mengaudit Laporan Keuangan tahun anggaran 2009 diantaranya yaitu terdapat dana Pemda yang disimpan oleh bendahara, namun belum termasuk dalam bank statement maupun sisa kas Pemda yang berpotensi disalahgunakan.

(23)

3

Teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam Wilopo (2006) dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena kecurangan akuntansi. Teori keagenan bermaksud memecahkan problem yang terjadi dalam hubungan keagenan. Bila agen dan prinsipal berusaha untuk memaksimalkan kebutuhannya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka agen (eksekutif) akan

cenderung tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal (legislatif) atau sebaliknya. Posisi legislatif yang lebih kuat menyebabkan tekanan yang semakin besar kepada eksekutif.

Dalam Abdullah dan Asmara (2006) dinyatakan bahwa posisi eksekutif yang lebih rendah dari legislatif membuat eksekutif sulit menolak rekomendasi legislatif dalam pengalokasian sumber daya yang memberikan keuntungan kepada legislatif, sehingga meyebabkan outcome anggaran dalam bentuk pelayanan publik mengalami distorsi dan merugikan publik. Alokasi sumber daya dalam anggaran mengalami distorsi ketika politisi berprilaku korup. Perilaku korup ini terkait dengan peluang untuk mendapatkan keuntungan pribadi pada proyek-proyek yang akan dibiayai dengan anggaran, yakni pengalokasian akan lebih banyak untuk proyek-proyek yang mudah dikorupsi dan memberikan keuntungan politis bagi para politisi (Keefer dan

Khemani, 2003 dalam Ghulam, 2011).

(24)

4

anggaran merupakan tahapan yang dimulai sejak APBD di sahkan, pelaksanaan ini secara penuh menjadi taggungjawab eksekutif. Laporan pertanggungjawaban

merupakan laporan atas pelaksanaan APBD, dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan oleh auditor internal yaitu BAWASDA ( Badan Pengawasan Daerah) dan auditor eksternal yaitu BPK. Dari proses anggaran pemerintah tersebut, proses penyusunan anggaran merupakan proses yang terdapat asimetri informasi dalam kaitannya hubungan antara eksekutif selaku agen dan legislatif selaku prinsipal.

Konsep asimetri informasi adalah atasan/pemegang kuasa anggaran mungkin

mempunyai pengetahuan yang lebih daripada bawahan/pelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawab bawahan/pelaksana anggaran, ataupun sebaliknya. Asimetri informasi yang timbul dalam penyusunan anggaran daerah dapat mengakibatkan permasalahan-permasalahan seperti salah saji material (material misstatement) dengan sengaja, baik secara kualitatif maupun kuantitatif ( Randa, 2011). Faktor kesengajaan tersebut yang selanjutnya kita sebut sebagai kecurangan akuntansi.

(25)

5

Dalam hal pembuatan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, yang berlaku untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ketaatan terhadap standar aakuntansi yang ada dalam membuat laporan keuangan merupakan suatu keharusan sehingga menjamin bahwa tujuan dari pembuatan laporan keuangan dapat terwujud. Kecurangan-kecurangan akuntansi yang terjadi di pemerintah dalam pengelolaan anggaran juga terkait dengan adanya ketidaktaatan terhadap aturan dan standar akuntansi yang berlaku, sehingga menimbulkan celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan kecurangan.

Berbagai penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi telah dilakukan di Indonesia. Namun, penelitian mengenai asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di lingkup sektor publik masih minim. Wilopo (2006) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis pada perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi.

Friskila (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ketaatan Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Kesesuaian Kompensasi dan Moralitas terhadap

(26)

6

Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan akuntansi berpengaruh negatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sistem pengendalian intern berpengaruh snegatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, moralitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Aranta pada tahun 2013 yang berjudul Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah dengan mengganti variabel independen yaitu ketaatan aturan akuntansi. Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Aranta (2013) mengenai Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto) menunjukkan hubungan negatif moralitas aparat terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang berarti semakin rendah moral aparat, maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang berarti semakin tinggi asimetri informasi, maka kecenderungan kecurangan akuntansi semakin meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Asimetri Informasi dan Ketaatan Aturan Akuntansi Terhadap

(27)

7

1.2Perumusan Masalah

Seiring dengan tuntutan publik atas transparasi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan pemerintah, maka kebutuhan akan laporan keuangan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah yang independen dan menyajikan fakta apa adanya semakin meningkat. Laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah tersebut harus disusun sesuai PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP, yakni dalam bentuk laporan keuangan pemerintah merupakan produk terpenting dari akuntansi

pemerintahan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi seluruh pengguna. Sehingga, proses akuntansi pemerintah dari proses penyusunan dan penetapan APBD, proses pelaksanaan kegiatan dan proses penatausahaan APBD sampai pelaporan keuangan daerah harus sesuai dengan ketentuan dan keadaan sebenarnya. Namun pada realisasinya, sering ditemukan kecurangan akuntansi di pemerintah daerah. Kecurangan akuntansi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi.

(28)

8

menyatakan ketaatan aturan akuntansi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada pemerintah daerah?

2. Apakah ketataan aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada pemerintah daerah? 1.3Batasan Masalah

Supaya penelitian ini terfokus pada topik yang telah dipilih, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah BPKAD dan DP2KAD di kabupaten dan kota Provinsi Lampung .

2. Responden pengisian kuesioner hanya pegawai yang terlibat dalam menyusun laporan keuangan di BPKAD dan DP2KAD.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:

(29)

9

2. Untuk menganalisis apakah ketaatan standar akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat menambah wacana bagi ilmu akuntansi sektor publik tentang bagaimana pengaruh asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna dan dijadikan informasi tambahan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

1.5.2 Manfaat Praktis

(30)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan teori 2.1.1. Teori Keagenan

Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi,dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan bahwa organisasi sebagai suatu hubungan kerja sama antar pemegang saham (principal) dan manajer (agent) berdasarkan kontrak yang telah disepakati (Jensen and Meckling, 1976 dalam Rahmawati, 2012). Rahmawati (2012)

(31)

11

Watt dan Zimmerman (1986) dalam Rahmawati (2012) secara empiris

membuktikan bahwa hubungan prinsipal dan agen yang sering ditentukan oleh angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007), manajer yang telah diberi wewenang untuk mengelola perusahaan bertanggung jawab untuk

memaksimalkan keuntungan pemegang saham dan melaporkan tanggung jawabnya melalui media laporan keuangan. Kompensasi akan diberikan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kompensasi tersebut diberikan dengan tujuan agar manajer tidak memanipulasi laporan kondisi perusahaan atau organisasi demi keuntungan pribadinya.

Wilopo (2006) menggunakan teori keagenan untuk menjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi karena apabila agen dan prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan & motivasi yang berbeda, maka agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal

(pemegang saham) serta akan bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi.

Manipulasi laporan keuangan biasanya dilakukan dengan mengubah angka akuntansi yang sebenarnya atau mengabaikan aturan akuntansi yang berlaku dalam proses penyusunannya. Kedua hal tersebut merupakan perilaku

menyimpang dan termasuk sebagai tindakan kecurangan. Jika manajer melakukan hal tersebut maka akan berakibat buruk pada perusahaan nantinya.

(32)

12

penganggaran daerah. Eksekutif dan legislatif berperan aktif dalam penyusunan dan penetapan anggaran sehingga tujuan pencapaian hasil sesuai dengan

kebutuhan publik. Teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam Wilopo (2006) sering digunakan untuk menjelaskan kecurangan akuntansi. Teori keagenan bermaksud memecahkan problem yang terjadi dalam hubungan keagenan.

Wilopo (2006) menggunakan teori keagenan untuk menjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi karena apabila agen dan prinsipal berupaya

memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka agen (eksekutif) tidak selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (legislatif), atau sebaliknya.

Kepentingan terhadap informasi yang ada dalam laporan keuangan yang merupakan ukuran kinerja untuk agen (eksekutif) menyebabkan dalam pengelolaan anggaran rawan terhadap tindakan kecurangan. Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa agen dapat termotivasi untuk melaporkan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi

tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi Eisenhardt (1989) dalam Rahmawati (2012). Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yakni asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan pada manusia yang memiliki sifat mementingkan diri sendiri (selfinterest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rasionality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Asumsi keorganisasian adalah konflik antara anggota organisasi,

(33)

13

prinsipal dan agen. Untuk mengantisipasi tindakan menyimpang yang dapat dilakukan oleh pihak eksekutif maka perlu dilakukan pengawasan terhadap kinerja eksekutif dengan sistem pengendalian yang efektif. Sistem pengendalian tersebut diharapkan mampu mengurangi adanya perilaku menyimpang dalam sistem pelaporan, termasuk adanya kecurangan akuntansi.

2.1.2. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kecenderungan mempunyai arti kecondongan (hati) atau kesudian atau keinginan (kesukaan).

Albrecht et al (2006) dalam Irianto ( 2009) “ fraud is a generic term, and

embraces all of the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representation”.

Menurut Sawyer, dkk. (2002) dalam Irwandi (2012), kecurangan adalah sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar mau mengambil bagian dalam suatu hal yang berharga. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2001) dalam Wilopo (2006),

(34)

14

menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

Dari perspektif kriminal, kecurangan akuntansi dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih (white-collar crime). Sutherland, sebagaimana dikutip oleh Geis dan Meier (1977) dalam Wilopo (2006) menjelaskan bahwa kejahatan kerah putih dalam dunia usaha diantaranya berbentuk salah saji atas laporan keuangan,

manipulasi di pasar modal, penyuapan komersial, penyuapan dan penerimaan suap oleh pejabat publik secara langsung atau tidak langsung, kecurangan atas pajak, serta kebangkrutan.

Kecenderungan kecurangan akuntansi yang terjadi di pemerintahan berkaitan dengan pengelolaan anggaran pemerintah. Pengalokasian sumber daya lebih didahulukan kepada program dan proyek yang mudah untuk di selewengkan dananya untuk kepentingan pribadi (Mauro, 1998a; 1998b dalam Abdullah dan Asmara, 2006)

(35)

15

Dari pengertian-pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi di pemerintahan merupakan keinginan untuk melakukan salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan keuangan.

Dalam fraud triangle, terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab kecurangan akuntansi yaitu: rasionalisasi (rationalization), tekanan (pressure) dan kesempatan (opportunity). Dalam fraud scale ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan akuntansi yaitu tekanan situasional (situasional pressure),

kesempatan untuk melakukan fraud, dan cara individu merasionalkan sesuatu yang disebut integritas personal (personal integrity). Menurut William (1996) dalam Aranta (2013), kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) terdiri dari tindakan-tindakan seperti :

1. Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan atau dokumen pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.

2. Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-peristiwa, transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam laporan keuangan.

3. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

(36)

16

bendahara dan pihak lain yang belum termasuk dalam bank statement maupun sisa kas Pemerintah Kota Solok per 31 Desember 2009 sebesar

Rp. 4.565.750.600,00, sehingga diduga menimbulkan potensi penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi untuk memanfaatkan uang APBD di luar mekanisme pertanggungjawaban keuangan daerah (BPK RI). Berdasarkan fakta diatas, dapat dilihat bahwa kecurangan sangat merugikan keuangan daerah. Hal ini terjadi akibat tingkah salah seorang aparat atau sekumpulan aparat yang tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Terkadang hal itu terjadi karena ketidakselarasan informasi antara yang memberi perintah dengan orang yang menjalankan

sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerugian aset (www.bpk.com).

2.1.3. Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar

(37)

17

Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi informasi keuangan kepada penggunanya. Laporan keuangan memiliki kelemahan tertentu, sekalipun pembuatan laporan keuangan diatur oleh suatu standar yang telah ditetapkan, namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian, serta pemilihan metode perhitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya.

Asimetri informasi yang timbul dalam penyusunan laporan keuangan dapat mengakibatkan permasalahan- permasalahan seperti salah saji material secara kualitatif maupun kuantitatif (Randa, 2011). Salah saji material secara kualitatif di laporan keuangan pemerintah dapat dicontohkan dengan kesalahan

pengelompokan rekening investasi non permanen yang dikelompokan sebagai investasi permanen. Standar akuntansi memang memberikan “ruang” untuk memperbaiki kesalahan tersebut, namun yang menjadi masalah saat ini adalah kesalahan akuntansi tersebut disengaja (fraud) yang selanjutnya akan kita sebut sebagai kecurangan akuntansi. Artinya, asimetri informasi dapat menjadi pendorong terjadinya kecurangan akuntansi.

Menurut Scott (2000) dalam Ujiyhanto dan Pramuka (2007) terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu:

(38)

18

pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi

pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham dengan melanggar kontrak yang sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Dalam Tarigan (2011), bentuk-bentuk asimetri informasi, yaitu: 1. Asimetri informasi vertical

Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik dengan meminta atau memberi informasi kepada atasan. 2. Asimetri informasi horizontal

Yaitu informasi yang mengalir dari orang ke orang dan jabatan yang sama tingkat otoritasnya atau informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan maupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bidang fungsional yang berbeda dalam organisasi tapi dalam level yang sama.

Konsep asimetri informasi di pemerintahan adalah atasan/pemegang kuasa anggaran mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih daripada

bawahan/pelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawab bawahan/pelaksana anggaran, ataupun sebaliknya. Pola anggaran partisipatif di pemerintahan

(39)

19

pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian anggaran tersebut (Falikhatun, 2007). Sehingga, asimetri informasi dapat menjadi pemicu kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana usulan dan estimasi

anggaran yang tidak sesuai dengan kapasitas sesungguhnya yang dimiliki, atau tidak sesuai dengan sumberdaya yang sebenarnya dibutuhkan, hanya berdasarkan kesesuaian kepentingan, baik itu hanya kepentingan pemerintah daerah (eksekutif) sendiri, maupun hanya kepentingan DPRD (legislatif) sendiri.

2.1.4. Ketaatan Aturan Akuntansi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taat artinya senantiasa

tunduk/tidak berlaku curang. Aturan merupakan hasil perbuatan mengatur/cara yang telah ditetapkan agar dituruti.

Menurut Thoyibatun (2009) ketaatan aturan akuntansi dipandang sebagai tingkat kesesuaian prosedur pengelolaan aset organisasi, pelaksanaan prosedur akuntansi, dan penyajian laporan keuangan beserta semua bukti pendukungnya, dengan aturan yang ditentukan oleh BPK dan/atau SAP PP RI Nomor 24/2005.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

(40)

20

Terdapat 8 (delapan) prinsip akuntansi yang tertuang dalam Lampiran II

Penjelasan PP No. 71/2010 yang digunakan dalam penyusunan standar akuntansi dalam keuangan pemerintah, yaitu:

1. Prinsip Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.

2. Prinsip Nilai Historis

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yangakan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

3. Prinsip Realisasi

Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana

(41)

21

4. Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Prinsip Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

6. Prinsip Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi

internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(42)

22

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Prinsip Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset ataspendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan

(43)

23

2.2. Model Penelitian

H1(+)

H2(-)

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Asimetri Informasi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Teori keagenan bermaksud memecahkan dua problem yang terjadi dalam hubungan keagenan. Salah satunya adalah problem yang muncul bila keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen bertentangan, dan juga disaat prinsipal merasa kesulitan untuk menelusuri apa yang sebenarnya dilakukan oleh agen, sehingga asimetri informasi timbul karena prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen, sedangkan agen memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan (Nasution dan Doddy, 2007 dalam Tarigan, 2011).

Pada sektor publik, pemerintah daerah (eksekutif) dan DPRD (legislatif) berusaha untuk memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Jika terjadi asimetri informasi yakni posisi legislatif lebih kuat, maka akan menyebabkan keinginan yang yang besar sesuai dengan kebutuhannya terhadap eksekutif dan sebaliknya. Sehingga, akan terjadi kecenderungan kecurangan akuntansi dengan pengalokasian sumber

(44)

24

daya akan lebih banyak untuk proyek-proyek yang mudah terjadi kecurangan dan memberikan keuntungan politis bagi politisi.

Penelitan Aranta (2013) menggunakan tujuh proksi, yaitu: pengetahuan tentang informasi yang berkaitan dengan transaksi instansi yang mempunyai dampak keuangan, pemahaman antara data transaksi keuangan dengan proses penyusunan laporan keuangan oleh penanggung jawab penyusunan laporan keuangan,

pengetahuan dan pemahaman isi dan angka laporan keuangan dari pihak luar maupun intern instansi, pengetahuan tentang lika-liku pembuatan laporan keuangan oleh pihak di luar penanggung jawab, pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi kegiatan pembuatan laporan keuangan oleh pihak luar instansi, pengetahuan mengenai isi dan angka sebenarnya dari laporan keuangan oleh pihak luar instansi, dan pertimbangan moral dan profesi dalam mengerjakan laporan keuangan oleh penanggung jawab dalam menghadapi rintangan dan hambatan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Sehingga, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi

2.3.2 Ketaatan Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

(45)

25

auditor. Pencegahan kecurangan akuntansi pada umumnya dicerminkan oleh tindakan manajer dalam mematuhi aturan-aturan akuntansi yang berlaku (COSO:1992) dalam Amrizal (2004).

Aturan- aturan akuntansi mengenai Standar Akuntansi Pemerintah termuat dalam PP 71 tahun 2010 yang berisi prosedur, standar, dan aturan tertentu. Penyusun laporan keungan harus menaati semua aturan-aturan akuntansi di pemerintahan yang berlaku untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas demi mewujudkan laporan keuangan di pemerintah daerah yang relevan, handal, dan dapat menjadi perbandingan. Sebaliknya apabila penyusun laporan keuangan di pemerintah daerah tidak menaati aturan sesuai SAP (Standar Akuntansi Pemerintah), maka laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga menimbulkan kecenderungan kecurangan akuntansi pada laporan keuangan.

(46)

26

keuangan dalam penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian menyimpulkan hasil bahwa ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Sehingga, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang memiliki beberapa persamaan fungsi. Salah satunya yakni sebagai entitas akuntansi yang melaksanakan penatausahaan keuangan dan menyusun laporan keuangan SKPD dalam rangka pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBD. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai BPKAD dan DP2KAD kabupatan/ kota se- Provinsi Lampung.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria berupa pertimbangan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Sampel dari penelitian ini adalah pegawai yang bekerja sebagai kepala sub bidang akuntansi dan pelaporan, kepala seksi

akuntansi, kepala seksi pelaporan, kepala seksi monitoring dan staf akuntansi dan pelaporan di BPKAD dan DP2KAD Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota se-Provinsi Lampung.

Alasan pemilihan sampel adalah BPKAD dan DP2KAD pada penelitian karena

(48)

28

Bandar Lampung salah membuat laporan keuangan berbasis akrual (accrual

basic). Dari 57 SKPD, termasuk pihak kecamatan di Bandar Lampung, baru 38

SKPD yang sudah bisa menjalankan sistem keuangan berbasis akrual ini.

Sedangkan sisanya, 19 SKPD masih salah dalam penyusunan laporan keuangan.

Karena itu, BPKAD memberikan peringatan dan pemahaman kembali kepada

sejumlah pencatat keuangan di 19 satker tersebut. (lampost.co, 4 September 2013)

Dari pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa untuk mengalisis kecenderungan kecurangan akuntansi tidak bisa dilakukan di SKPD karena dikhawatirkan data yang didapat akan bias, sehingga peneliti memilih pegawai bidang akuntansi dan gpelaporan di BPKAD dan BP2KAD sebagai sampel.

1.2 Data Penelitian

1.2.1 Jenis dan Sumber Data

(49)

29

1.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode distribusi langsung (direct distribution method), yaitu mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kembali kuesioner Indriantoro dan Supomo (2002). Metode ini bertujuan agar tingkat pengembalian kuesioner lebih tinggi dan kuesioner dapat diambil sesuai waktu yang ditentukan.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Bagian ini berisi deskripsi tentang variabel-variabel dalam penelitian yang selanjutnya harus dapat didefinisikan secara lebih operasional, yaitu sampai dengan cara pengukuran variabel tersebut.

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perusahaan atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau variabel lainnya (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah asimetri informasi dan ketaatan aturan akuntansi.

a) Asimetri Informasi

(50)

30

Pada penelitian ini, asimetri informasi diukur dengan tujuh item pernyataan yang dikembangkan oleh peneliti dari Dunk (1993) dalam Wilopo (2006) dengan skala Likert 1 sampai 5. Setiap instrumen

pernyataan mewakili sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur asimetri informasi. Indikator tersebut diantaranya mengenai situasi dimana pembuat laporan keuangan memiliki informasi yang lebih baik atas

aktivitas situasi saat pembuat laporan keuangan lebih mengenal hubungan input-output, situasi di mana pembuat laporan keuangan lebih mengetahui potensi kinerja, situasi di mana aparat pemerintah lebih mengenal teknis pekerjaan, situasi di mana aparat pemerintah lebih mengetahui pengaruh faktor eksternal, dan situasi di mana aparat pemerintah lebih mengerti apa yang dapat dicapai dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar pemerintahan.

b) Ketataan Aturan Akuntansi

Thoyibatun (2009) mendefinisikan ketaatan aturan akuntansi sebagai tingkat kesesuaian prosedur pengelolaan aset organisasi, pelaksanaan prosedur akuntansi, dan penyajian laporan keuangan beserta semua bukti pendukungnya. Dalam pemerintahan, prinsip akuntansi yang tertuang dalam Lampiran II Penjelasan PP No. 71/2010 yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar.

(51)

31

Wilopo (2006) mengenai kode etik akuntan dengan skala Likert 1 sampai 5. Setiap instrumen pertanyaan mewakili sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan aturan akuntansi. Indikator tersebut diantaranya mengenai tanggung jawab penerapan, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kehati-hatian, kerahasiaan, konsistensi, dan standar teknis. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua pernyataan yang dibalik dalam dalam penginputan (reverse), yaitu pernyataan ke-6 dan ke-7.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel tetap, merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecenderungan kecurangan akuntansi.

a) Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

(52)

32

Dalam penelitian ini, kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan keinginan untuk melakukan kesalahan akuntansi secara sengaja dengan pengungkapan salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan keuangan. Selain itu, kecurangan akuntansi juga dapat berupa salah saji yang timbul dari perlakuan tidak

semestinya terhadap aktiva yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang berlaku umum di Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecenderungan kecurangan akuntansi terdiri dari 14 item pernyataan dengan skala Likert 1-5. Dan pernyataan yang dibalik (reverse), yaitu butir 2, 4, dan 6.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data 3.4.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah proses pengolahan data yang telah didapat dari responden. Data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Verifikasi data yaitu memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap oleh responden.

(53)

33

3.4.2 Uji Kualitas Data

Menurut Hair et al (1996) dalam Irianto (2009), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Pengujian yang dimaksud adalah untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Prosedur pengujian kualitas data adalah sebagai berikut:

3.4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai correlated item.

Total Correlation dengan kriteria sebagai berikut: jika nilai ℎ lebih besar dari dan nilainya positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan“valid” (Ghozali, 2006). Namun sebaliknya, jika nilai ℎ lebih

kecil dari , maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan “tidakvalid”.

3.4.2.2 Uji Reliabilitas

(54)

34

3.4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression), maka diperlukan uji asumsi klasik yang terdiri dari:

3.4.2.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Normalitas data dapat dideteksi dengan menggunakan alat analisis grafik yang berupa uji Kolmorov Smirnov yang dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut: • Apabila probabilitas atau signifikansi > 0,05, maka distribusi data normal.

• Apabila probabilitas atau signifikansi < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

3.4.2.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolinearitas data dapat dilihat dari besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi (tolerance value). Jika nilai toleransi > 0.10 atau VIF <

5, artinya tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dan apabila nilai toleransi < 0.10 atau VIF > 5, maka diduga mempunyai persoalan

(55)

35

3.4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heterokesdastisitas.Modal regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisistas. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai residual dan variabel dependen suatu penelitian. Jika terdapat pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

3.4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda, yaitu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan suatu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen dan menggunakan alat statistik SPSS ( Statistical Product and Service Solutions). Dalam penelitian ini, analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh moralitas aparat, asimetri informasi, dan ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Menurut Ghozali (2006), analisis regresi berganda dilaksanakan dengan cara mengukur goodness of fit model regresi untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir

(56)

36

adjusted ², signifikansi nilai statistik F dan nilai statistik t. Model dasar pengujian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Keterangan:

Y = Kecenderungan Kecurangan Akuntansi α = Konstanta

β1 β2 β3 = Koefisien regresi

X1 = Asimetri Informasi

(57)

55

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Hasil penelitian menunjukkan asimetri informasi pengaruh positif yang signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang berarti semakin tinggi asimetri informasi di pemerintah daerah, maka

kecenderungan kecurangan akuntansi semakin meningkat.

2. Hasil penelitian menunjukan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang berarti kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun dengan meningkatnya ketaatan aturan akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

(58)

56

kesulitan dalam mencari rujukan jurnal-jurnal penelitian dan literatur- literatur yang khusus membahas dalam konteks pemerintahan.

2. Penggunaan BPKAD dan DP2KAD pada penelitian ini sebagai entitas akuntansi yang melaksanakan penatausahaan keuangan dan menyusun laporan keuangan daerah SKPD dalam rangka pelaksanaan dan

pertanggungjawaban APBD.

3. Kuesioner yang di gunakan mengadopsi dari sektor swasta, sehingga masih banyak pertanyaan yang belum sesuai dengan keadaan di sektor publik. 4. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner, yang langsung dibagikan tetapi hanya sebagian kecil yang didampingi peneliti dalam proses pengisian kuesioner tersebut sehingga ada kemungkinan terjadinya jawaban yang kurang sesuai dengan maksud dari masing-masing pertanyaan yang ada.

5.3. Saran penelitian

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kontruksi teori dan kuesioner dalam penelitian ini masih sebagian mengadopsi dari penelitian sektor swasta, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak konsep teori yang ada pada sektor publik.

(59)

57

3. Dalam penelitian selanjutnya meneliti faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi seperti kontrol atasan, pengendalian intern, pemerataan informasi, etika atasan, disiplin dan lain-lain.

4. Bagi pemerintah kabupaten/ kota Provinsi Lampung untuk melakukan transparasi informasi yang berkaitan dengan sumber maupun penggunaan anggaran. Hal ini untuk meminimalisir adanya asimetri informasi yang memicu kepada kecenderungan kecurangan akuntansi dalam penyajian laporan keuangan. Selain itu, pemerintah juga harus mengawasi

pelaksanaan aturan akuntansi secara benar dalam penyusunan laporan keuangan tanpa didasarkan konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. 5. Meningkatkan kompetensi SDM pembuat laporan keuangan terhadap

pemahaman standar/ketentuan akuntansi terkini dengan melakukan pendidikan secara berkala. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan terhadap penyajian laporan keuangan daerah apakah telah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang berlaku. Kedua hal tersebut tentunya akan meningkatkan ketaatan terhadap aturan akuntansi yang dapat

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukry dan Asmara, John Andra. 2006. Perilaku Oportunistik Legislatif dalam Penganggaran Daerah; Bukti Empiris atas Aplikasi Agency Theory di Sektor Publik Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Agustus 2006. Padang.

Adelin, Vani.2013. Pengaruh Pengendalian Internal, Keataatan Aturan Akuntansi, dan Perilaku Tidak Etis Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pada BUMN Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Padang.

Amin Widjaja. 2009. Kecurangan Laporan Keungan (Financial Statement Fraud), Jakarta : PT. Indeks

Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendektesian Kecurangan Oleh Internal Auditor, melalui (www.google.com), diakses pada tanggal 1- 12- 2013.

Ansar, Muhammad. 2011. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecurangamn Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik Indonesia. Jurnal Repository, Universitas Diponegoro.Semarang.

Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2005) Sistem Pengendalian Manajemen (11ed.) Salemba Empat. Jakarta.

Aranta, Petra Zulia. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetris Informasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris:

Pemerintahan Kota Sawahlunto). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Padang.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. www.bpk.go.id diakses pada 30 Desember 2013.

(61)

Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa Tengah). Publikasi Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makasar; 26-28 Juli 2007.

Friskila Rini Sumiati. 2010. Pengaruh Ketaatan Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Kesesuaian Kompensasi Dan Moralitas Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) Pada Badan UsahaMilik Negara di Padang, Skripsi S1. Padang.

Ghulam, Rhumy. 2011. Agency Theory Dalam Sektor Publik di Indonesia. Jurnal Academia Education Vol. 1 No.2, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip.

IAI. 2006. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Info Korupsi di Indonesia. www. Infokorupsi.com diakses pada tanggal 10 Desember 2013.

Indriantoro, Nur dan Supomo, bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Irianto, Gugus. 2009. Integrity, Unethical, Behavior, and Tendency of Fraud. Publikasi Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.16 No.2.hal.144 – 163. Surabaya.

Irwandi, SoniAgus. 2012.Hubungan Keadilan Organisasional dan Kecurangan Pegawai dengan Moderating Kualitas Pengendalian Internal. Indonesian Accounting ReviewVol. 2 No.2. Hal. 159 -172.Surabaya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. www.kbbi.com. diakses tanggal 15 Agustus 2014.

Kusumastusi, Nur Rartri. 2012. Analisis Faktor- Faktor Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai variabel Intervening. Skripsi Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

(62)

Rahmawati, Ardiana. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Randa, Fransiskus. 2011. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,

Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi, Ketaatan Aturan Akuntansi dan Moralitas Manajemen. Jurnal Academia Education Vol. 1

No.1,Makassar.

Sadjiarto, Arja. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.2 No.2. Semarang.

Simanjuntak, Nico Sahap Tua. 2013. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan terhadap

Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan. Jurnal Repository. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Suardana, Kadek Juli. 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Sarjana. Universitas Udayana. Bali.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta

Suseno, Franz Magnis. 2001, Kuasa & Moral, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tarigan, Theresia Christina. 2011. Pengaruh Asimetris Informasi, Corporate

Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi Sarjana. Yogyakarta.

Thoyibatun S., M. Sudarna, E.G. Sukoharsono. 2009. “ Analysing The Influence of Internal Control Compliance and Compensation System Against

Unethical Behavior and Accounting Fraud Tendency. Simposium Nasional Akuntansi IX .Vol.16 .No.2. Hal .245-260.

Ujiyhanto, Arief dan Pramuka, Agus, 2007. Mekasnisme Corporate Governance Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi pada perusahaan go publik sektor manufaktur). SNA X ,Makasar ; 26- 28 Juli 2007.

Undang- Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

(63)

Wicaksono, Anas Budi. 2013. Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Praktik Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel

Pemoderasi. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Wilopo, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecendrungan

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir berdasarkan faktor resiko intrapartum di bangsal perinatal RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009 adalah

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa program kemitraan CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada mitra usaha yaitu perusahaan

Tulisan ini membahas tentang Analisis survival (survival analysis) untuk menentukan probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwa-peritiwa

[r]

Dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal-hal yang menyebabkan menjamurnya fenomena pemberian dispensasi nikah di Pengadilan

Model baru yang dibangun memiliki perhitungan perubahan stress Coulomb statis di nodal plane I menunjukkan empat dari tujuh gempa susulan ( 57 %) dan nodal plane II enam dari

Menurut dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Muhammadiyah Surakarta ini, Pakoe Boewana IV adalah raja dan pujangga yang memiliki banyak karya sastra, salah

yang telah memberikan nikmat dan keridhaan-Nya sehingga Laporan Skripsi dengan Judul Analisis Matrix Acidizing dengan konsentrasi HCL 15 % pada sumur KTB-X di