• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

GHAMA KEVIN GARZIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK

SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

GHAMA KEVIN GARZIA

Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi, pemerintah kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan, salah satunya dengan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri Perkotaan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dalam hal ini data berupa jawaban pada kuesioner penelitian yang diberikan kepada Anggota KSM berupa jumlah dana bergulir dan tingkat pendapatan anggota KSM. Sampel adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan KSM sebanyak 30 KSM sebanyak 148 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji R-square (R2), uji Parsial Uji-t. Hasil dari penelitian ini didapat ada pengaruh positif dan signifikan dana begulir (X) terhadap terhadap tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM). Nilai R square sebesar 0,849 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara dana begulir (X), terhadap tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebesar 84,9%.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS EFFECT OF REVOLVING FUND TOTAL URBAN PNPM MANDIRI INCOME OF COMMUNITY MEMBER SELF-HELP

GROUPS (KSM)IN BANDAR LAMPUNG

By

GHAMA KEVIN GARZIA

To reduce poverty due to the economic crisis, the government then set the alleviation of poverty, one of the programs of the National Program for Community Empowerment (PNPM Mandiri Urban). This study aims to determine the effect the amount of the revolving fund PNPM-Mandiri Urban on income members of Self-Help Groups (KSM) in Bandar Lampung. The data used in this study are primary data, in this case the data in the form of answers to the questionnaire given to study the form of the number of KSM Members revolving funds and income level KSM members. The samples were all members of KSM in Bandar Lampung with KSM KSM 30 148 people. Data analysis was performed using the R-square test (R2), Partial Test-t test. The results obtained from this study there was a positive and significant effect of revolving fund (X) to the level of income of members of self-help groups (KSM). Rated R square of 0.849 indicates that the influence of the revolving fund (X), the level of income of members of self-help groups (KSM) was 84.9%.

(4)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

GHAMA KEVIN GARZIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada tanggal 3 April

1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Yazerdi dan Ibu Marisa

Ayu.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Xaverius Way Halim Permai Bandar

Lampung diselesaikan tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD

Xaverius Way Halim Permai, Bandar Lampung tahun 2004, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur UM (Ujian

Mandiri). Pada tahun 2013 penulis mengikuti kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata)

(9)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ibunda dan ayah tercinta Marisa Ayu dan Yazerdi dengan kesempurnaan

yang mengantarkanku mencapai segala cita-cita serta ikhlasnya do’a yang

mereka panjatkan untukku, serta kasih sayang sampai hari ini hingga kelak

nanti, dan selamanya.

2. Kakak-kakakku Alpha Yamanda dan Betha Jessica yang tanpa mereka

sadari bahwa mereka adalah inspirasi terbesar dalam hidupku untuk terus

mencapai segala cita dan kebahagiaan.

3. Almamater tercinta jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

(10)

MOTO

“Analisa, cari solusi, dan cepat perbaiki apabila ada masalah.

Karena hidup harus ada tanggumg jawab.”

(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan semua ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan

Terhadap Tingkat Pendapatan Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di

Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua

pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses

penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.EP. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. sebagai Sekertaris Jurusan Ekonomi

(12)

4. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. sebagai dosen Pembimbing Utama, atas

bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama proses

penyelesaian skripsi.

5. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.EP. sebagai penguji utama atas masukan,

arahan, dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang

telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Seluruh pegawai jurusan Ekonomi Pembangunan serta para pegawai Fakultas

Ekonomi dan Bisnis.

8. Seluruh anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) di Bandar Lampung

dan Team Leader PNPM-MP KMN Provinsi Lampung atas kesediaannya

membantu selama pengumpulan data skripsi ini.

9. Orang tuaku Tercinta, Ibu Marisa Ayu dan Bapak Yazerdi juga

Kakak-Kakakku Alpha Yamanda dan Betha Jessica, atas semua limpahan kasih

sayang, dukungan doa, dan bantuan yang telah diberikan.

10.Seluruh sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan angkatan 2010, tanpa

terkecuali agar tidak ada kecemburuan sosial. Semoga kesuksesan selalu

menyertai kita semua. Amin.

11.Seluruh keluarga „KKN Sumber Agung‟ kecamatan Kemiling. Terima kasih

untuk semua pengalaman dan pelajaran hidupnya. Kita punya cerita disana.

12.Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini yang

(13)

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Maret 2015

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik ... 11

B. Modal kerja ... 16

C. Pendapatan ... 20

D. Angsuran Pinjaman Sebagai Tingkat Pendapatan KSM ... 27

E. Penelitian Terdahulu ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data ... 33

B. Teknik Pengumpulan Data ... 33

C. Populasi Dan Sampel ... 34

D. Definisi Operasional Variabel ... 35

E. Metode Analisis Data ... 35

(15)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ... 38

1. Identitas Responden ... 38

2. Analisis Data ... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 51

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 9

2. Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan ... 15

3. Fungsi TC ... 22

4. Kurva TR dan TC ... 24

5. Kurva TR TC dan laba (pendekatan Marginal)... 26

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Pinjaman Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume

Produksi KSM Kota Bandar lampung ... 5

2. Jenis Kelamin Responden ... 38

3. Status Pekerjaan Responden ... 38

4. Jenis Usaha Responden ... 39

5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 40

6. Hasil Uji t ... 41

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan

program-program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Tujuan Umum PNPM-MP adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan

kerja masyarakat miskin dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan

keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi, pemerintah

kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu

prioritas pemerintah Indonesia. Salah satu program pemerintah dalam upaya

penanggulangan kemiskinan yang ada di perkotaan adalah program Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri Perkotaan).

Pelaksanaan PNPM Mandiri kemudian dimulai dengan Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di

pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi

pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan

(19)

2

Selanjutnya, program PNPM Mandiri Perkotaan diperluas lagi dengan melibatkan

Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk

mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya

dan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat

miskin terhadap pelayanan infrastruktur pedesaan. Selain itu Program Penyediaan

Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS), serta beberapa program lain telah

disatukan menjadi bagian dari PNPM. Program tersebut adalah PNPM Mandiri

agribisnis pedesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri

Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman. PNPM Mandiri

diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan

oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Berdasarkan

program-program pengentasan kemiskinan yang telah diuraikan, salah satu program-program yang

masih dijalankan hingga saat ini adalah program Dana Bergulir PNPM Mandiri

Perkotaan.

Tujuan program pinjaman bergulir adalah untuk membantu kegiatan yang bersifat

produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja.

Pinjaman yang diperoleh dari PNPM Mandiri Perkotaan dapat digunakan untuk

memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang–undang, kesusilaan

dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat (Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).

Program PNPM mandiri perkotaan di alokasikan bagi masyarakat perkotaan

(20)

3

tetapi program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan belum terlalu berdampak

pada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, berdasarkan data BPS Lampung

jumlah penduduk pra sejahtera di Provinsi Lampung pada Maret 2013 mencapai

1,163 juta jiwa atau 14,86% dari total penduduk Lampung sekitar 8 juta jiwa.

Program nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di

Bandar Lampung sejak 2006-2013 ini telah menyalurkan Rp110 miliar. Khusus

tahun 2013, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp19,350 miliar.

Dana ini berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah Bandar Lampung guna

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Bandar Lampung

khususnya (BPS Lampung, 2013).

Salah satu program PNPM-MP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

adalah dengan memberi bantuan pinjaman dana bergulir yang akan digunakan

masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka. Penyaluran dana bergulir ini

mensyaratkan masyarakat membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) yang anggotanya masing-masing telah memiliki usaha perorangan yang

termasuk kategori usaha mikro dan kecil. Namun usaha perorangan yang menjadi

tujuan utama pemberian bantuan dana bergulir PNPM-MP adalah usaha yang

sangat kecil sehingga belum dapat memenuhi tingkat kebutuhan pokok

pemiliknya apabila pemenuhan kebutuhan primer tidak terpenuhi sehingga dapat

dikatakan sebagai masyarakat miskin.

Program pengentasan kemiskinan melalui penyaluran dana bergulir merupakan

bentuk pemberian pinjaman jangka pendek kepada pemilik usaha mikro dan kecil

(21)

4

usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya (Pedoman Teknis

Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).

Dana bergulir atau modal kerja adalah dana yang digunakan untuk pengembangan

usaha KSM. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan KSM

berbeda-beda disesuaikan dengan SKIM Dana Bergulir PNPM-MP. Rasio likuiditas

merupakan indikator yang penting untuk melihat pengelolaan dana bergulir,

karena dana tersebut merupakan bagian dari hutang jangka pendek yang harus

dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun(Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman

Bergulir, 2010)

Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam.

Diharapkan dengan jangka waktu demikian pembelajaran kepada peminjam

tentang pinjaman yang baik akan lebih cepat tercapai. Frekuensi Pinjaman

masing-masing peminjam ditetapkan maksimal 4 kali yang bisa dibiayai

dari dana BLM. Untuk selanjutnya diharapkan LKM bisa mengupayakan

pinjaman untuk pensertifikatan tanah sehingga dapat untuk dijadikan jaminan ke

Lembaga Keuangan lain. Disamping itu LKM/BKM diharapkan mengupayakan

chaneling atau mencarikan pinjaman ke Lembaga Keuangan lainnya.

Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa adanya tenggang waktu (grace

period), namun apabila pinjaman diberikan untuk sektor pertanian yang hasilnya

musiman dimungkinkan angsuran secara musiman dengan bunga dibayar secara

bulanan. Yang dimaksudgrace periodadalah adanya tenggang waktu peminjam

tidak diwajibkan membayar, contoh jangka waktu 12 bulangrace period(GP) 3

(22)

5

(kecuali bayar jasa), baru bulan keempat sampai dengan bulan ke 12 setiap bulan

diwajibkan mengangsur sehingga jumlah angsurannya Jumlah pokok pinjaman

saat realisasi dibagi 10 ditambah kewajiban jasa selama 12 bulan.Setiap angsuran

pinjaman harus mencakup jasa dan pokok pinjaman. Apabila terjadi jumlah

pembayaran yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran

pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutan Jasa

Pinjaman, Pokok Pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.

(Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).

KSM di Bandar Lampung terdiri dari 30 KSM yang masing-masing memiliki

kebutuhan dana yang berbeda-beda berdasarkan hasil pengumpulan data dari UPK

kota Bandar Lampung diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Data Pinjaman,Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume Produksi KSM Kota Bandar Lampung

1 Pengajaran 5 2010-2013 12.850.000 10.744.140

2 Negeri Olok

Gading 5 2010-2013 13.950.000 14.509.800

3 Kangkung 5 2010-2013 13.800.000 10.820.940

4 Bumi Waras 5 2010-2013 15.800.000 12.503.700

5 Gunung Terang 5 2010-2013 13.900.000 13.633.740

6 Sawah Lama 5 2010-2013 13.300.000 12.503.700

Sumber : Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Bandar Lampung

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pinjaman dan tingkat

pendapatan KSM selama periode tahun 2010- 2013 bila dilihat dari rata-rata

pinjaman dan tingkat pendapatan KSM, diketahui Kelurahan Bumi Waras dengan

5 KSM yang memiliki rata-rata jumlah pinjamana paling tinggi dengan rata-rata

(23)

6

12.503.700, sementara itu kelurahan dengan pinjaman paling rendah adalah

kelurahan pangajaran yang dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp.12.850.000 dan

pendapatan KSM rata-rata sebesar Rp. 10.744.140 sedangkan jenis usaha yang

dilakukan adalah jenis usaha mikro seperti mengolah makanan/ katering, olahan

kue, percetakan, bordir dan jahit, warung makan, mie ayam dan bakso, salon.

PNPM MP berfungsi sebagai salah satu program yang dilaksanakan oleh

pemerintah yang bertujuan memberikan bantuan bagi rakyat miskin atau

masyarakat yang membutuhkan dana tambahan untuk modal usaha mereka.

Upaya pemerintah dalam pembangunan, baik di desa maupun di kota untuk

pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat.

PNPM-MP dalam penanggulanggan kemiskinan memanfaatkan sebagian dana

BLM (bantuan langsung masyarakat) untuk kegiatan pinjaman bergulir yang

diberikan kepada masyarakat miskin melalui kelompok swadaya masyarakat

(KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan

menumbuhkan kesadaran, kemauan, tanggungjawab dan rasa kebersamaan.

Program PNPM MP berupa pinjaman sebagai salah satu program pemerintah

dalam upaya membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha kecil/ bagi

pemula dalam usahanya merupakan salah satu kebijaksanaan moneter yang

penting, karena hal tersebut secara langsung dengan dinamika investasi di

berbagai sektor ekonomi. Bank Indonesia telah memperkenalkan berbagai

bentuk pengkreditan untuk masyarakat lapisan bawah dengan maksud agar

(24)

7

Program pinjaman dana bergulir PNPM-MP sebagai modal kerja sangat erat

kaitannya dengan pembangunan daerah yaitu pengembangan usaha masyarakat

miskin yang dalam hal ini adalah membantu tingkat pendapatan KSM, maka

seharusnya pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi

untuk mendukung dan mengembangankan usaha KSM agar terus berkembang,

atas latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan mengambil judul: “Analisis Pengaruh jumlah Dana Bergulir

PNPM-Mandiri Perkotaan Terhadap Tingkat Pendapatan anggota Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasi suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh

jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan

anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan

terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di

Bandar Lampung

D. Kerangka Pemikiran

Pinjaman dana bergulir, bukanlah satu-satunya sarana untuk meningkatkan

pendapatan warga miskin, melainkan sebagai stimulan agar warga miskin mampu

(25)

8

menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan

pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan

sebagai proses pembelajaran dalam rangka mengelola pinjaman dan

menggunakannya secara benar, sehingga diharapkan dapat tumbuh kepercayaan

dari pihak lain untuk dapat mengakses ke lembaga keuangan formal.

Bagi masyarakat PNPM-MP telah dirasakan oleh warga ini tidak hanya bantuan

yang berdasarkan hanya memberikan bantuan untuk pembangunan fisik dan sosial

tetapi juga pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya.

Berupa pengkreditan untuk modal usaha yang menciptakan keterampilan dan

kesempatan kerja bagi masyarakat.

Salah satu indikator tercapainya sasaran kegiatan pinjaman bergulir adalah akses

pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya bagus, terjamin

kelanjutannya baik melalui dana BLM, maupun melalui dana hasilchannelingdan

kebijakan pinjaman yang jelas. Tercapainya salah satu indikator tersebut mewakili

bahwa KSM tersebut tidak termasuk peminjam bermasalah dimana KSM telah

mampu meningkatkan pendapatan untuk dapat memenuhi hutang jangka pendek

atau rasio likuiditasnya sehingga KSM dapat melanjutkan dan menambah

pinjamannya.

Dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh program pinjaman dana bergulir

terhadap tingkat pendapatan KSM Kota Bandar Lampung, Apabila ada

peningkatan pinjaman berarti KSM telah dapat melunasi hutang jangka pendek

dan memanfaatkan bantuan program dengan baik dalam meningkatkan usahanya.

(26)

9

Gambar. 1

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Ada pengaruh positif jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap

tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar

Lampung.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang masing-masing dibagi dalam sub-sub

bab sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan,

kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Terdiri dari pengertian PNPM-MP, program dana bergulir, dan KSM

Pendapatan.

Bab III : METODE PENELITIAN

Bagian ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan

Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan hasil dan analisis yang terdiri darideskripsi objek

penelitian yang berisi gambaran umum objek penelitian KSM Bandar

Lampung, analisis data, dan pembahasan.

(27)

10

Bab V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

DAFTAR PUSTAKA

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Publik

Untuk menyelesaikan suatu masalah, pemerintah mempunyai alat yaitu sebuah

kebijakan. Dewey mengatakan bahwa kebijakan publik menitikberatkan pada

“publik dan problem-problemnya”. Dikatakan olehHeidenheimer bahwa

“Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu- isu dan persoalan tersebut

disusun dan didefinisikan, dan bagaimana kesemuanya itu diletakkan ke dalam

agenda kebijakan dan agenda politik. Selain itu kebijakan publik juga merupakan

studitentang “bagaimana, mengapa dan apa efek dari tindakan aktif (action) dan

pasif (inaction) pemerintah”.

Secara luas, kebijakan publik menurut Robert Eyestone dalam Winarno (2008:17)

didefinisikan sebagai hubungan satu unit pemerintah dengan lingkungannya.

Selanjutnya Carl J Friedrich dalam Winarno (2008:17) mendefinisikan kebijakan

adalah suatu arahan tindakan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau

pemerintahan dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan

hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk

menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai tujuan atau merealisasikan

(29)

12

Sementara itu, James E. Anderson dalam Winarno (2008:18) menjelaskan bahwa

“ kebijkan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan

oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau

suatu persoalan”.Kebijakan negara itu berupa program-program pemerintah.

Menurut Abdul Wahab (2005:3) kebijakan adalah suatu tindakan berpola yang

mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk melakukan

sesuatu. Pemikiran Santoso dalam Winarno (2008:19) mengenai kebijakan publik

adalah serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana

kebijakan yang menjelaskan tujuan- tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan.

David Easton sebagaimana dikutip Leo Agustino (2009: 19) memberikan definisi

kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the whole

society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem

politik (pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya

dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu

diwujudkan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena

pemerintah termasuk ke dalam “authorities in a political system” yaitu para

penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik

sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada

suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian hari kelak

diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu

(30)

13

Anderson dalam Winarno (2008:20) menjelaskan implikasi dari konsep kebijakan

publik yaitu :

a) Kebijakan publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan perilaku

secara serampangan

b) Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh

pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan yang

tersendiri

c) Kebijaksanaan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam

mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau mempromosikan

perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah

d) Kebijakan publik mungkin dalam bentuknya bersifat positif atau negatif.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan

serangkaian keputusan yang dibuat pemerintah untuk mecapai tujuan tertentu dan

dituangkan dalam peraturan resmi yang ditunjukan untuk mengatur masyarakat

yang merupakan cermin kehendak rakyat.

Konsep kebijakan publik ini kemudian mempunyai beberapa implikasi, yaitu:

a. Titik perhatian dalam membicarakan kebijakan publik berorientasi pada

maksud atau tujuan dan bukan prilaku secara serampangan.

b. Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh

pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan

(31)

14

c. Kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam

mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau mempromosikan

perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah.

Suatu kebijakan dihasilkan melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan para

aktor kebijakan melalui proses kebijakan publik. Proses kebijakan publik adalah

serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang

bersifat politis. Aktivitas politis dalam proses kebijakan publik tersebut menurut

William N. Dunn melalui 5 tahap yang meliputi :

1. Tahap Perumusan Masalah

Memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan

masalah.

2. Tahap Forecasting (Peramalan)

Memberikan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari

diterapkannya alternatif kebijakan, termasuk apabila tidak membuat

kebijakan.

3. Tahap Rekomendasi Kebijakan

Memberikan informasi mengenai manfaat bersih dari setiap alternatif, dan

merekomendasikan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat bersih

paling tinggi.

4. Tahap Monitoring Kebijakan

Memberikan informasi mengenai konsekuensi sekarang dan masa lalu dari

(32)

15

5. Tahap Evaluasi Kebijakan

Memberikan informasi mengenai kinerja atau hasil dari suatu kebijakan.

Dalam teori sistem yang dikemukakan oleh Dunn, mengatakan bahwa dalam

pembuatan kebijakan publik melibatkan 3 elemen yaitu pelaku kebijakan,

kebijakan publik dan lingkungan kebijakan.

Gambar 2.

Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan

( dalam Subarsono, 2006 : 15)

Menurut pendapat Ramelan Surbakti (1992:96) menjelaskan pada dasarnya

kebijakan publik di bedakan menjadi tiga macam yaitu :

a. Kebijakan publik Ekstraktif, yaitu penyerapan sumber-sumber meteriil dan

sumber daya manusia yang ada pada masyarakat.

b. Kebijakan Publik Distributif yaitu pelaksanaan distributif dan alokasi

sumber-sumber kepada masyarakat. Distribusi artinya pembagian secara relatif merata

kepada semua anggota masyarakat. Alokasi artinya yang mendapat bagian

cenderung kelompok masyarakat tertentu sesuai skala prioritas yang

(33)

16

c. Kebijakan Publik Regulatif yaitu pengaturan perilaku anggota masyarakat dan

penyelenggaraan pemerintah.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

digunakan oleh pemerintah sebagai dasar tindakan pemerintah untuk mengatur

dan melayani masyarakat Negara adalah negara hukum, sehingga hukum

menjadi batas, penentu, dasar dan cara tindakan pemerintah serta segala

instansi terkait dalam mencapai tujuan. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan

kebijakan publik distributif yang dibuat oleh pemerintah pusat guna

menanggulangi kemiskinan karena kebijakan ini ditujukan pada kelompok

sasaran tertentu yaitu masyarakat miskin.

B. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau

dapat pula di maksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai

kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Pengertian modal kerja atauworking

capitalmenurut Djarwanto (2001) adalah berhubungan dengan keseluruhan dana

yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk

menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang bersangkutan (current

income). Agnes Sawir (2002) dan Umar (2002) mengemukakan bahwa modal

kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas

yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan dalam beberapa

(34)

17

Menurut S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam bukunya “Manajemen Keuangan”

menyatakan bahwa“Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari

investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan

suatu usaha”(2002:155). Sedangkan menurut Munawir (2004) modal kerja adalah

kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh

hutang-hutangnya. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja

adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas,

sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan

operasi perusahaan.

Djarwanto (2001) mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu

perusahaan berasal dari berbagai sumber, yaitu:

a) Hasil operasi perusahaan

b) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)

c) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar

d) Penjualan saham atau obligasi

e) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya

2. Jenis Modal Kerja

Jenis-jenis modal kerja menurut Sawir (2005), dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Modal Kerja Permanen

Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan

(35)

18

1) Modal Kerja Primer

Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan

untuk menjamin komunitas usaha.

2) Modal Kerja Normal

Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas

produksi yang normal dalam artian yang dinamis.

b) Modal Kerja Variabel

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.

Modal kerja ini dapat dibedakan, yaitu:

1) Modal Kerja Musiman

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi

musim.

2) Modal Kerja Siklis

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi

konjungtur.

3) Modal Kerja Darurat

Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena darurat yang tidak

diketahui sebelumnya.

3. Penentuan Kebutuhan Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2000: 56), untuk menentukan besarnya modal kerja, bisa

(36)

19

a) Metode Keterikatan Dana

Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui

dua faktor yang mempengaruhi, yakni:

1) Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai

kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas

lagi.

2) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari merupakan pengeluaran kas rata-rata

setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong,

pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan

pembayaran-pembayaran tunai lainnya.

b) Metode Perputaran Modal Kerja.

Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung

perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

4. Dana bergulir sebagai Modal Kerja

Dana bergulir PNPM-MP adalah pinjaman jangka pendek yang didapatkan KSM

untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan

pendapatan masyarakat miskin dan kekuatan modal sosial. Dana bergulir sebagai

modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada

agar kegiatan usaha KSM dapat beroperasi dengan baik. Dari pengertian di atas

dapat disimpulkan pinjaman dana bergulir merupakan modal kerja yang

(37)

20

dikemukakan Djarwanto (2001) bahwa kebutuhan modal kerja dapat dibiayai dari

hasil operasi perusahaan, pinjaman bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.

C. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan karena seseorang telah

berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah dikerjakannya.

Pendapatan industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah

mengorganisasikan seluruh faktor–faktor produksi yang dikelolanya (William

A. Eachern, 2001 : 98).

Pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang

dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya atau dalam persamaan

matematik dapat dinyatakan (William A. Eachern, 2001 : 98) :

TR = P X Q

Dimana TR = Penerimaan Total atau Pendapatan

P = Harga Jual Produk

Q = Jumlah produksi yang terjual

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi dengan

biaya – biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud disini adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diiukur dalam satuan uang, yang

dikeluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk menghasilkan

(38)

21

Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan adalah mencari laba(profit)

(Rahardja dan Manurung 2002:141). Secara teoritis pendapatan adalah

kompensasi atas resiko yang ditanggung olah perusahaan. Makin besar resiko

pendapatan yang diperoleh harus semakin besar.

Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan (TR)

dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan (TC) secara matematis

dapat dirumuskan

π= TR-TC

Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai positif T (π > 0 )

dimana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai

mencapai maksimum. Secara lebih jelasnya, fungsi TR dan fungsi TC dapat

dijelaskan seperti di bawah ini:

TR = Q . Pq

Keterangan : TR = Penerimaan total

Q = Jumlah produk

Pq = Harga produk

Sedangkan fungsi TC (biaya total) adalah total pengeluaran terendah yang

diperlukan untuk memproduksi setiap tingkat output q. TC meningkat saat q

meningkat, didefinisikan sebagai berikut :

TC = FC + VC

Rata-rata biaya atau Average Total Cost (ATC) adalah ongkos produksi dari

(39)

22

ATC= Q TC

Marginal cost (MC) adalah kenaikan dari total penerimaan yang diakibatkan

oleh diproduksinya tambahan satu unit output.

0

Secara grafik dapat ditunjukkan dari gambar dibawah ini

Gambar 3. Fungsi TC

Menurut pratama rahardja dan manurung (2002:141). Terdapat tiga

pendekatan dalam memaksimalkan pendapatan yaitu:

1. Pendekatan Totalitas (Totality approach)

Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total

(TC) . pendapatan total (TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang

terjual (Q) dikalikan dengan harga output perunit (P). Maka TR= PxQ,

sedangkan biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah

(40)

23

Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel perunit output dianggap konstan,

sehingga biaya variabel adalah jumlah output (Q) dikalikan dengan biaya

variabel per unit. Jika variabel per unit adalah V maka VC= VxQ

π= PxQ- (FC+VQ)...(2.1)

Persamaan 2.1 dapat dipresentasikan dalam gambar 2.1 Dalam gambar

tersebut terlihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat

dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah

kerugian makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TC. Pada

saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC

yang artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini

disebut dengan titik impas (Break Event Point). Setelah titik BEP, perusahaan

terus mengalami laba yang makin membesar.

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi

penjualan maksimum (maximum selling). Sebab makin besar penjualan makin

besar laba yang diperoleh. Perusahaan harus menghitung beberapa unit output

yang harus diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Jika persentasenya

80% maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi

permintaan efektif. Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q*

terhadap potensi permintaan efektif dianggap baik, maka sebab risiko pun

(41)

24

Gambar 4. Kurva TR dan TC

Cara menghitung Q*dapat diturunkan dari persamaan (2.1)

π= P.Q*- (FC+V.Q*)...(2.2)

Titik impas tercapai pada saat π sama dengan nol

0= P.Q*- FC–V.Q*

= P.Q*- V.Q*- FC

=(P-V)Q*- FC

Q*= ...(2.3) V

P FC

2. Pendekatan Rata-rata(Average Approach)

Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan

membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output

(P) laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual

π=(P-AC).Q...(2.4)

dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit

output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) perusahaan hanya mencapai

(42)

25

Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P

dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan hanya

mencapai angka impas bila P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan

pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan

AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata

adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya

(maximum selling) agar laba (π) makin besar.

3. Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)

Analisis marginal mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum.

Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni

tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk

mencari jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat

digunakan patokan sebagai berikut: jika keuntungan marginal masih positif

dengan menambah satu unit output maka output harus ditambah. Apabila

keuntungan marginal negatif dengan menambah satu unit output maka output

harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal = 0.

Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan

membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba

maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. Kondisi tersebut dapat

(43)

26

 Penjelasan secara matematis

π = TR – TC ………(2.5)

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (σπ / σQ) sama

dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (σ TC / σQ

atau MC)

MR=MC π Maksimum atau kerugian minimum

 Penjelasan secara Grafik

Kurva pendapatan total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva

produksi total (TP) dengan harga jual output per unit (P). TC

menghasilkan kurva laba (π) seperti tampak dalam gambar dibawah ini

Gambar 5.

Kurva TR,TC dan laba (Pendekatan Marginal)

Pada gambar diatas terlihat bahwa tingkat output yang memberikan laba adalah

(44)

27

maksimum disalah satu titik antara Q1-Q5. Dalam gambar 2.2 terlihat bahwa laba

maksimum tercapai jika produksinya adalah Q3.

Secara grafis hal itu terlihat dari kurva π yang mencapai nilai maksimum pada

saat output sebesar Q3. Pada pembuktian secara matematis telah diketahui nilai π

akan maksimum bila MR = MC dalam grafis kondisi itu terbukti dengan

membandingkan dua garis singgung b1dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan

pertama fungsi TR atau sama dengan MR. Garis singgung b2 adalah turunan

pertama fungsi TC atau sama dengan MC. Karena melihat garis singgung b1

sejajar garis singgung b2 yang artinya MR = MC.

D. Angsuran Pinjaman Sebagai Tingkat Pendapatan KSM

Sesuai dengan SKIM Dana Bergulir yang dibuat maka KSM yang telah

meminjam dana bergulir wajib melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya.

Bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin

keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasilchanelling,

sedangkan KSM yang kinerja pengembaliannya tidak baik maka tidak akan

mendapatkan tambahan pinjaman dan dapat terkena saksi wilayah.

Kemampuan jangka pendek KSM untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo

dan memenuhi kebutuhan kasnya yang tidak terduga menunjukkan KSM tersebut

telah dapat meningkatkan pendapatannya dimana KSM telah dapat mengurangi

hutang dan menambah kekayaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skousen,

(45)

28

assets of an entity or settlements of its liabilities(or a combination of both)from

delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities

that constitute the entity’s ongoing major or centraloperations”. Kalimat tersebut

dapat diartikan bahwa pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban

(atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan

jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas

centralyang sedang berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah

peningkatanassetatau penguranganliabilitieskarena aktivitas bisnis perusahaan

yang menyebabkan terjadinya perubahan ekuitas.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian Sri Widayati 20013 Pemberdayaan Ekonomi Melalui Dana Bergulir

PNPM Mandiri Bagi Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Di Desa Sraten

Kabupaten Semarang.Responden penelitian sebanyak 22 orang yang mewakili

beberapa bidang usaha dari 11 kelompok. Pengambilan data melalui wawancara

dan angket. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa simpan pinjam pada PNPM yang dikelola oleh Unit Pelasana

Kegiatan (UPK) dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) tidak jauh berbeda dengan

lembaga simpan pinjam yang telah ada baik prosedur maupun tingkat suku bunga

(1,5% ) dengan sistem flate rate yang diangsur selama 12 bulan. Plafon pinjaman

sebesar Rp 1.500.000,00 sampai Rp 2.000.000,00. Ternyata, tambahan modal

(46)

29

Penelitian Devi Nafiana 2011, Pengaruh Pinjaman Bergulir Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Terhadap Konsumsi

Rumah Tangga Di Kota Tasikmalaya Metode penarikan sampel dilakukan secara

Proporsional Random Sampling yaitu dengan mengambil sampel rumah tangga

penerima bantuan secara acak yang tersebar di Kota Tasikmalaya. Data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Cross Section. berupa data primer

dengan 110 sampel rumah tangga penerima bantuan pinjaman bergulir pada tahun

2011 yang tersebar di 69 kelurahan di Kota Tasikmalaya. Survey dilakukan pada

tahun 2012, hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pinjaman modal

PNPM-MP dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan konsumsi per kapita

rumah tangga sebesar 0,27%. (2) Pengaruh karakteristik rumah tangga memiliki

variasi arah dan tingkat signifikansi, diantaranya usia kepala rumah tangga

berpengaruh positif tidak secara signifikan, Jenis kelamin kepala rumah tangga

juga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, jumlah anggota rumah tangga

yang berusia di bawah 15 tahun sesuai dengan hipotesis penelitian berpengaruh

secara negatif dan signifikan sebesar 0,18%.

Penelitian Purwati Lestarini 2013 Pengaruh Kredit SPP (Simpan-Pinjam

Kelompok Perempuan) PNPM-MP Terhadap Pendapatan Masyarakat. Populasi

dalam penelitian ini adalah warga desa Lanji Kec Patebon Kab Kendal, yang

menerima manfaat dari kredit SPP PNPM-MP sejumlah 23 orang. Dalam

penelitian ini, peneliti mengambil semua anggota populasi tersebut sebagai

responden penelitian, sejumlah 23 warga. Metode pengumpulan data yang

(47)

30

wawancara, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif

antara Kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP dengan

penghasilan masyarakat Desa Lanji Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

Diketahui bahwa nilai thitung adalah 20,710, hasil tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan

db = 22 sehingga diperoleh t (0,05:22) =1,717 dan t(0,1:22) = 2,508. Karena

thitung ≥ ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha yang berbunyi ada

pengaruh kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP terhadap

pendapatan masyarakat diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Surya (2012) tentang “Analisis Kinerja Dana

Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung KotaPadang” pada tahun

2011. Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang merupakan salah satu tempat

yang menerima program PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuannya adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kinerja keuangan dan sosial ekonomi

usaha mikro dan kecil anggota KSM sebelum dan sesudah mendapat dana bantuan

Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotan. Penelitiannya menggunakan pendekatan

deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah kinerja

keuangan dan indikator sosial ekonomi usaha mikro kecil dan keluarganya pada

waktu tertentu atau cross section. Dari hasil analisisnya mengungkapkan bahwa

rasio likuiditas pada usaha mikro dan kecil anggota KSM yang mendapat bantuan

Dana Bergulir PNPM MP sebagian besar tidak memperlihatkan perubahan yang

(48)

31

KSM yang mendapat Dana Bergulir PNPM MP sebagian besar memperlihatkan

perubahan yang nyata.

Penelitian yang dilakukan oleh Waskitho (2009) tentang “Program Pengentasan

Kemiskinan Melalui Program Penanggulangan Kemiskinan DiPerkotaan (P2KP)”

pada tahun 2009. Tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja dari program P2KP

yang dilaksanakan di kota dianggap kurang berhasil. Penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif. Dari hasil analisisnya bahwa dalam proyek P2KP,

fungsi pembinaan ini masih sangat minim. Pembinaan yang dilakukan oleh

Fasilitator Kelurahan (Faskel) hanya menitikberatkan dalam pembuatan proposal

sebagai syarat pengajuan pinjaman. Para Pengurus BKM juga tidak mendapatkan

pelatihan yang memadai sehingga memungkinkan mereka bisa mengelola BKM

dengan lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Mubarak (2010) tentang “Evaluasi Pemberdayaan

Masyarakat Ditinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas pada Kegiatan PNPM

Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan” pada tahun 2009.

Tujuannya adalah untuk mengevaluasi proses pemberdayaan masyarakat pada

kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan ditinjau dari aspek pengembangan kapasitas

masyarakat, dengan sasaran penelitian yaitu mengkaji implementasi

pengembangan kapasitas masyarakat, mengkaji sikap dan cara pandang

masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat serta mengkaji derajat keberdayaan

masyarakat di Desa Sastrodirjan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya

(49)

32

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan

pengembangan kapasitas masyarakat di Desa Sastrodirjan telah dilaksanakan

sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan telah berhasil mengubah tingkat

kesadaran masyarakat serta meningkatkan pemahamannya untuk berperan dalam

pembangunan komunitasnya.

Penelitian Hesti 2009 tentang pengaruh variabel modal usaha, jumlah tenaga

kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan

pengrajin logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa

Tengah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian

yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan

langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 60 pengrajin logam dengan teknik

simple random sampling.

Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program E-views

3.0. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi secara

parsial (uji t) dengan a = 5% menunjukan dua variabel tenaga kerja dan

tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengr ajin

logam sedangkan variabel modal usaha dan pengalaman usaha tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hasil Uji F dengan a = 5%

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel modal usaha, jumlah

tenaga kerja, pengalaman usaha, tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, adalah data yang

diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan penelitian, dalam hal ini

data berupa jawaban pada kuesioner penelitian yang diberikan kepada Anggota

KSM yang ada di Bandar Lampung berupa jumlah dana bergulir dan tingkat

pendapatan anggota KSM.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan:

1. Kuesioner

Pengumpulan data penelitian dari variabel bebas dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala likert, kuesioner

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan alternatif

jawaban yang disesuaikan dengan tujuan dari pertanyaan atau pernyataan

tersebut. Untuk menyaring dan mengetahui data yang akan diambil dari

(51)

34

2. Dokumentasi

Data dokumentasi berupa data-data penunjang seperti gambaran umum

KSM serta data penunjang lainnya.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat

dibedakan satu sama lain (Sugiyono, 2005:116). Untuk mengetahui pengaruh

dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan dan produksi terhadap tingkat

pendapatan kelompok swadaya masyarakat (KSM), maka populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan

KSM sebanyak 30 KSM sebanyak 148 orang, Karena populasi terbatas,

dijelaskan maka seluruh anggota KSM yang ada akan dijadikan sebagai subjek

penelitian, sehingga penelitian ini,merupakan penelitian populasi. Menurut

Arikunto (2006:104), penelitian populasi adalah “Penelitian yang hanya dapat

dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalubanyak”

2. Sampel

MenurutSugiyono (2005;73) mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

pengambilan sampel tidak diperlukan karena seluruh jumlah populasi dijadikan

se-bagai subjek penelitian populasi atau sensus, sehingga sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan KSM

(52)

35

D. Definisi Operasional Variabel 1. Dana Bergulir

Data dana bergulir yang diperoleh dalam penelitian ini diolah melalui dana

yang digulirkan kepada anggota KSM yang ada di Bandar Lampung yang

digulirkan pada tahun 2013, yang diperoleh dari UPK Kota Bandar

Lampung, data tersebut memiliki satuan dalam jutaan rupiah

2. Tingkat Pendapatan Anggota KSM

Data tingkat pendapatan anggota KSM dalam penelitian ini diperoleh

melui kuesioner, data tersebut memiliki satuan dalam ratusan juta rupiah.

E. Metode Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik regresi. Analisis

data dilakukan denga bantuan program komputer. Analisis ini digunakan

untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel-variabel yang

dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Y = Tingkat Pendapatan a = Nilai Konstanta b = Koefesien Regresi X = Jumlah Dana Bergulir

(53)

36

F. Pengujian Hipotesis 1. Uji R-square (R2)

Koefisiensi determinasi (R2) menginformasikan baik atau tidaknya model regresi

yang terestimasi. Angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi

yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Artinya, nilai tersebut mencerminkan

seberapa besar variasi dari varibael terikat Y dapat diterangkan oleh variabel

bebas X. Semakin besar R2,maka semakin baik dari model regresi yang diperoleh.

Baik atau tidaknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang

mempunyai nilai antara nol sampai satu (Malhotra 2005; 210)

Ketentuannya adalah bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0)

artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sedangkan bila

R2-1artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan

kata lain, bila R2=1, maka semua titik-titik pengamatan berada tepat pada garis

regresi.

2. Uji Parsial Uji-t

Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t statistik

pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dengan derajat kebebasan df = n-k-1

H0:β1= 0 : tidak berpengaruh

Ha:β1≠ 0 : berpengaruh

H0:β2= 0 : tidak berpengaruh

(54)

37

Apabila :

t-statistik≤ t tabel: H0diterima dan Ha ditolak

t-statistik≥ t tabel : H0ditolak dan Ha diterima

Jika H0ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap

(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ada pengaruh positif dan signifikan dana begulir (X) terhadap terhadap

tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) Kota

Bandar Lampung.

2. Diketahui nilai R square sebesar 0,849 menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh antara dana begulir (X), terhadap tingkat pendapatan anggota

kelompok swadaya masyarakat (KSM) adalah sebesar 84,9%.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pihak pengelola agar mengusahakan penambahan jumlah dana yang

digulirkan sehingga masyarakat lebih banyak memiliki modal untuk

menjalankan usahanya.

2. Kepada masyarakat pengguna modal agar dapat memanfaatkan semaksimal

mungkin agar dapat menghasilkan output produksi yang lebih banyak.

3. Hendaknya masyarakat bisa bekerjasama dengan anggota masyarakat lain

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Agnes Sawir dan Umar. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

BPS Lampung. 2013

Djarwanto, Ps. 2001, Pokokpokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Hesti . 2009. Pengaruh Variabel Modal Usaha, Jumlah Tenaga Kerja Pengalaman Usaha, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Pengrajin Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. UNDIP. Semarang

Leo Agustino. 2009.PILKADA dan Dinamika Politik Lokal. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munawir, Slamet. 2004.Analisis laporan keuangan, Liberty Yogyakarta.

Malhotra. 2005.Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka

Mubarak. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses

Pengembangan Kapasitas pada Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan. Skripsi. USU.

Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010

Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarata: 2009.

Pedoman Pelaksanaan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarata: 2009.

Ramelan Surbakti. 1992.Memahami Kebijakan Publik.Gramedia Jakarta

(57)

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung; CV. Alfabeta.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta; CV Gama Media.

Waskitho.2009. Program Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP). Skripsi. UNDIP. Semarang

Winarno, Budi. 2008.Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku Kita

Gambar

Tabel 1. Data Pinjaman,Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume ProduksiKSM Kota Bandar Lampung
Gambar. 1Kerangka Pemikiran
Gambar 2.Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan
Gambar 3.Fungsi  TC
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusa kerusakan pembuluh darah, kan pembuluh darah, dan dan luka organ$organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis

 Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau pos jaga

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Operasi hitung pada volume kubus dan balok yaitu dengan mengalikan, maka ketika dibalikan pun antara panjang (p). Selain itu, terdapat soal yang akan menguji kemampuan

Berfungsi mengatur dan mengendalikan kegiatan bagian pelayanan keperawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Roemani menuju terwujudnya pelayanan keperawatan yang prima.

Dari hasil data pengujian sistem pendeteksi barang dan sistem pendeteksi ketinggian benda dengan menggunakan aplikasi sensor cahaya, maka dapat disimpulkan kerja

Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai alternatif kudapan bagi remaja putri anemia di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk ,