ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
GHAMA KEVIN GARZIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK
SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
GHAMA KEVIN GARZIA
Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi, pemerintah kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan, salah satunya dengan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri Perkotaan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dalam hal ini data berupa jawaban pada kuesioner penelitian yang diberikan kepada Anggota KSM berupa jumlah dana bergulir dan tingkat pendapatan anggota KSM. Sampel adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan KSM sebanyak 30 KSM sebanyak 148 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji R-square (R2), uji Parsial Uji-t. Hasil dari penelitian ini didapat ada pengaruh positif dan signifikan dana begulir (X) terhadap terhadap tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM). Nilai R square sebesar 0,849 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara dana begulir (X), terhadap tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebesar 84,9%.
ABSTRACT
ANALYSIS EFFECT OF REVOLVING FUND TOTAL URBAN PNPM MANDIRI INCOME OF COMMUNITY MEMBER SELF-HELP
GROUPS (KSM)IN BANDAR LAMPUNG
By
GHAMA KEVIN GARZIA
To reduce poverty due to the economic crisis, the government then set the alleviation of poverty, one of the programs of the National Program for Community Empowerment (PNPM Mandiri Urban). This study aims to determine the effect the amount of the revolving fund PNPM-Mandiri Urban on income members of Self-Help Groups (KSM) in Bandar Lampung. The data used in this study are primary data, in this case the data in the form of answers to the questionnaire given to study the form of the number of KSM Members revolving funds and income level KSM members. The samples were all members of KSM in Bandar Lampung with KSM KSM 30 148 people. Data analysis was performed using the R-square test (R2), Partial Test-t test. The results obtained from this study there was a positive and significant effect of revolving fund (X) to the level of income of members of self-help groups (KSM). Rated R square of 0.849 indicates that the influence of the revolving fund (X), the level of income of members of self-help groups (KSM) was 84.9%.
ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN ANGGOTA
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
GHAMA KEVIN GARZIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada tanggal 3 April
1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Yazerdi dan Ibu Marisa
Ayu.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Xaverius Way Halim Permai Bandar
Lampung diselesaikan tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD
Xaverius Way Halim Permai, Bandar Lampung tahun 2004, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010.
Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur UM (Ujian
Mandiri). Pada tahun 2013 penulis mengikuti kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Ibunda dan ayah tercinta Marisa Ayu dan Yazerdi dengan kesempurnaan
yang mengantarkanku mencapai segala cita-cita serta ikhlasnya do’a yang
mereka panjatkan untukku, serta kasih sayang sampai hari ini hingga kelak
nanti, dan selamanya.
2. Kakak-kakakku Alpha Yamanda dan Betha Jessica yang tanpa mereka
sadari bahwa mereka adalah inspirasi terbesar dalam hidupku untuk terus
mencapai segala cita dan kebahagiaan.
3. Almamater tercinta jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
MOTO
“Analisa, cari solusi, dan cepat perbaiki apabila ada masalah.
Karena hidup harus ada tanggumg jawab.”
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan semua ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan
Terhadap Tingkat Pendapatan Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di
Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.EP. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. sebagai Sekertaris Jurusan Ekonomi
4. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. sebagai dosen Pembimbing Utama, atas
bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama proses
penyelesaian skripsi.
5. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.EP. sebagai penguji utama atas masukan,
arahan, dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan.
7. Seluruh pegawai jurusan Ekonomi Pembangunan serta para pegawai Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
8. Seluruh anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) di Bandar Lampung
dan Team Leader PNPM-MP KMN Provinsi Lampung atas kesediaannya
membantu selama pengumpulan data skripsi ini.
9. Orang tuaku Tercinta, Ibu Marisa Ayu dan Bapak Yazerdi juga
Kakak-Kakakku Alpha Yamanda dan Betha Jessica, atas semua limpahan kasih
sayang, dukungan doa, dan bantuan yang telah diberikan.
10.Seluruh sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan angkatan 2010, tanpa
terkecuali agar tidak ada kecemburuan sosial. Semoga kesuksesan selalu
menyertai kita semua. Amin.
11.Seluruh keluarga „KKN Sumber Agung‟ kecamatan Kemiling. Terima kasih
untuk semua pengalaman dan pelajaran hidupnya. Kita punya cerita disana.
12.Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini yang
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, Maret 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik ... 11
B. Modal kerja ... 16
C. Pendapatan ... 20
D. Angsuran Pinjaman Sebagai Tingkat Pendapatan KSM ... 27
E. Penelitian Terdahulu ... 28
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data ... 33
B. Teknik Pengumpulan Data ... 33
C. Populasi Dan Sampel ... 34
D. Definisi Operasional Variabel ... 35
E. Metode Analisis Data ... 35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ... 38
1. Identitas Responden ... 38
2. Analisis Data ... 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ... 9
2. Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan ... 15
3. Fungsi TC ... 22
4. Kurva TR dan TC ... 24
5. Kurva TR TC dan laba (pendekatan Marginal)... 26
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Pinjaman Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume
Produksi KSM Kota Bandar lampung ... 5
2. Jenis Kelamin Responden ... 38
3. Status Pekerjaan Responden ... 38
4. Jenis Usaha Responden ... 39
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 40
6. Hasil Uji t ... 41
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan
program-program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Umum PNPM-MP adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan
kerja masyarakat miskin dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi, pemerintah
kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu
prioritas pemerintah Indonesia. Salah satu program pemerintah dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang ada di perkotaan adalah program Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri Perkotaan).
Pelaksanaan PNPM Mandiri kemudian dimulai dengan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di
pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi
pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan
2
Selanjutnya, program PNPM Mandiri Perkotaan diperluas lagi dengan melibatkan
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya
dan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan infrastruktur pedesaan. Selain itu Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS), serta beberapa program lain telah
disatukan menjadi bagian dari PNPM. Program tersebut adalah PNPM Mandiri
agribisnis pedesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri
Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman. PNPM Mandiri
diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Berdasarkan
program-program pengentasan kemiskinan yang telah diuraikan, salah satu program-program yang
masih dijalankan hingga saat ini adalah program Dana Bergulir PNPM Mandiri
Perkotaan.
Tujuan program pinjaman bergulir adalah untuk membantu kegiatan yang bersifat
produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja.
Pinjaman yang diperoleh dari PNPM Mandiri Perkotaan dapat digunakan untuk
memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang–undang, kesusilaan
dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat (Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).
Program PNPM mandiri perkotaan di alokasikan bagi masyarakat perkotaan
3
tetapi program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan belum terlalu berdampak
pada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, berdasarkan data BPS Lampung
jumlah penduduk pra sejahtera di Provinsi Lampung pada Maret 2013 mencapai
1,163 juta jiwa atau 14,86% dari total penduduk Lampung sekitar 8 juta jiwa.
Program nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di
Bandar Lampung sejak 2006-2013 ini telah menyalurkan Rp110 miliar. Khusus
tahun 2013, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp19,350 miliar.
Dana ini berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah Bandar Lampung guna
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Bandar Lampung
khususnya (BPS Lampung, 2013).
Salah satu program PNPM-MP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
adalah dengan memberi bantuan pinjaman dana bergulir yang akan digunakan
masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka. Penyaluran dana bergulir ini
mensyaratkan masyarakat membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) yang anggotanya masing-masing telah memiliki usaha perorangan yang
termasuk kategori usaha mikro dan kecil. Namun usaha perorangan yang menjadi
tujuan utama pemberian bantuan dana bergulir PNPM-MP adalah usaha yang
sangat kecil sehingga belum dapat memenuhi tingkat kebutuhan pokok
pemiliknya apabila pemenuhan kebutuhan primer tidak terpenuhi sehingga dapat
dikatakan sebagai masyarakat miskin.
Program pengentasan kemiskinan melalui penyaluran dana bergulir merupakan
bentuk pemberian pinjaman jangka pendek kepada pemilik usaha mikro dan kecil
4
usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya (Pedoman Teknis
Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).
Dana bergulir atau modal kerja adalah dana yang digunakan untuk pengembangan
usaha KSM. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan KSM
berbeda-beda disesuaikan dengan SKIM Dana Bergulir PNPM-MP. Rasio likuiditas
merupakan indikator yang penting untuk melihat pengelolaan dana bergulir,
karena dana tersebut merupakan bagian dari hutang jangka pendek yang harus
dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun(Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman
Bergulir, 2010)
Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam.
Diharapkan dengan jangka waktu demikian pembelajaran kepada peminjam
tentang pinjaman yang baik akan lebih cepat tercapai. Frekuensi Pinjaman
masing-masing peminjam ditetapkan maksimal 4 kali yang bisa dibiayai
dari dana BLM. Untuk selanjutnya diharapkan LKM bisa mengupayakan
pinjaman untuk pensertifikatan tanah sehingga dapat untuk dijadikan jaminan ke
Lembaga Keuangan lain. Disamping itu LKM/BKM diharapkan mengupayakan
chaneling atau mencarikan pinjaman ke Lembaga Keuangan lainnya.
Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa adanya tenggang waktu (grace
period), namun apabila pinjaman diberikan untuk sektor pertanian yang hasilnya
musiman dimungkinkan angsuran secara musiman dengan bunga dibayar secara
bulanan. Yang dimaksudgrace periodadalah adanya tenggang waktu peminjam
tidak diwajibkan membayar, contoh jangka waktu 12 bulangrace period(GP) 3
5
(kecuali bayar jasa), baru bulan keempat sampai dengan bulan ke 12 setiap bulan
diwajibkan mengangsur sehingga jumlah angsurannya Jumlah pokok pinjaman
saat realisasi dibagi 10 ditambah kewajiban jasa selama 12 bulan.Setiap angsuran
pinjaman harus mencakup jasa dan pokok pinjaman. Apabila terjadi jumlah
pembayaran yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran
pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutan Jasa
Pinjaman, Pokok Pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.
(Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010).
KSM di Bandar Lampung terdiri dari 30 KSM yang masing-masing memiliki
kebutuhan dana yang berbeda-beda berdasarkan hasil pengumpulan data dari UPK
kota Bandar Lampung diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data Pinjaman,Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume Produksi KSM Kota Bandar Lampung
1 Pengajaran 5 2010-2013 12.850.000 10.744.140
2 Negeri Olok
Gading 5 2010-2013 13.950.000 14.509.800
3 Kangkung 5 2010-2013 13.800.000 10.820.940
4 Bumi Waras 5 2010-2013 15.800.000 12.503.700
5 Gunung Terang 5 2010-2013 13.900.000 13.633.740
6 Sawah Lama 5 2010-2013 13.300.000 12.503.700
Sumber : Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Bandar Lampung
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pinjaman dan tingkat
pendapatan KSM selama periode tahun 2010- 2013 bila dilihat dari rata-rata
pinjaman dan tingkat pendapatan KSM, diketahui Kelurahan Bumi Waras dengan
5 KSM yang memiliki rata-rata jumlah pinjamana paling tinggi dengan rata-rata
6
12.503.700, sementara itu kelurahan dengan pinjaman paling rendah adalah
kelurahan pangajaran yang dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp.12.850.000 dan
pendapatan KSM rata-rata sebesar Rp. 10.744.140 sedangkan jenis usaha yang
dilakukan adalah jenis usaha mikro seperti mengolah makanan/ katering, olahan
kue, percetakan, bordir dan jahit, warung makan, mie ayam dan bakso, salon.
PNPM MP berfungsi sebagai salah satu program yang dilaksanakan oleh
pemerintah yang bertujuan memberikan bantuan bagi rakyat miskin atau
masyarakat yang membutuhkan dana tambahan untuk modal usaha mereka.
Upaya pemerintah dalam pembangunan, baik di desa maupun di kota untuk
pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat.
PNPM-MP dalam penanggulanggan kemiskinan memanfaatkan sebagian dana
BLM (bantuan langsung masyarakat) untuk kegiatan pinjaman bergulir yang
diberikan kepada masyarakat miskin melalui kelompok swadaya masyarakat
(KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan
menumbuhkan kesadaran, kemauan, tanggungjawab dan rasa kebersamaan.
Program PNPM MP berupa pinjaman sebagai salah satu program pemerintah
dalam upaya membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha kecil/ bagi
pemula dalam usahanya merupakan salah satu kebijaksanaan moneter yang
penting, karena hal tersebut secara langsung dengan dinamika investasi di
berbagai sektor ekonomi. Bank Indonesia telah memperkenalkan berbagai
bentuk pengkreditan untuk masyarakat lapisan bawah dengan maksud agar
7
Program pinjaman dana bergulir PNPM-MP sebagai modal kerja sangat erat
kaitannya dengan pembangunan daerah yaitu pengembangan usaha masyarakat
miskin yang dalam hal ini adalah membantu tingkat pendapatan KSM, maka
seharusnya pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi
untuk mendukung dan mengembangankan usaha KSM agar terus berkembang,
atas latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan mengambil judul: “Analisis Pengaruh jumlah Dana Bergulir
PNPM-Mandiri Perkotaan Terhadap Tingkat Pendapatan anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh
jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan
anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan
terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di
Bandar Lampung
D. Kerangka Pemikiran
Pinjaman dana bergulir, bukanlah satu-satunya sarana untuk meningkatkan
pendapatan warga miskin, melainkan sebagai stimulan agar warga miskin mampu
8
menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan
pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan
sebagai proses pembelajaran dalam rangka mengelola pinjaman dan
menggunakannya secara benar, sehingga diharapkan dapat tumbuh kepercayaan
dari pihak lain untuk dapat mengakses ke lembaga keuangan formal.
Bagi masyarakat PNPM-MP telah dirasakan oleh warga ini tidak hanya bantuan
yang berdasarkan hanya memberikan bantuan untuk pembangunan fisik dan sosial
tetapi juga pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya.
Berupa pengkreditan untuk modal usaha yang menciptakan keterampilan dan
kesempatan kerja bagi masyarakat.
Salah satu indikator tercapainya sasaran kegiatan pinjaman bergulir adalah akses
pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya bagus, terjamin
kelanjutannya baik melalui dana BLM, maupun melalui dana hasilchannelingdan
kebijakan pinjaman yang jelas. Tercapainya salah satu indikator tersebut mewakili
bahwa KSM tersebut tidak termasuk peminjam bermasalah dimana KSM telah
mampu meningkatkan pendapatan untuk dapat memenuhi hutang jangka pendek
atau rasio likuiditasnya sehingga KSM dapat melanjutkan dan menambah
pinjamannya.
Dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh program pinjaman dana bergulir
terhadap tingkat pendapatan KSM Kota Bandar Lampung, Apabila ada
peningkatan pinjaman berarti KSM telah dapat melunasi hutang jangka pendek
dan memanfaatkan bantuan program dengan baik dalam meningkatkan usahanya.
9
Gambar. 1
Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
“Ada pengaruh positif jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap
tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar
Lampung.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang masing-masing dibagi dalam sub-sub
bab sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan,
kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari pengertian PNPM-MP, program dana bergulir, dan KSM
Pendapatan.
Bab III : METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan hasil dan analisis yang terdiri darideskripsi objek
penelitian yang berisi gambaran umum objek penelitian KSM Bandar
Lampung, analisis data, dan pembahasan.
10
Bab V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Publik
Untuk menyelesaikan suatu masalah, pemerintah mempunyai alat yaitu sebuah
kebijakan. Dewey mengatakan bahwa kebijakan publik menitikberatkan pada
“publik dan problem-problemnya”. Dikatakan olehHeidenheimer bahwa
“Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu- isu dan persoalan tersebut
disusun dan didefinisikan, dan bagaimana kesemuanya itu diletakkan ke dalam
agenda kebijakan dan agenda politik. Selain itu kebijakan publik juga merupakan
studitentang “bagaimana, mengapa dan apa efek dari tindakan aktif (action) dan
pasif (inaction) pemerintah”.
Secara luas, kebijakan publik menurut Robert Eyestone dalam Winarno (2008:17)
didefinisikan sebagai hubungan satu unit pemerintah dengan lingkungannya.
Selanjutnya Carl J Friedrich dalam Winarno (2008:17) mendefinisikan kebijakan
adalah suatu arahan tindakan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau
pemerintahan dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan
hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk
menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai tujuan atau merealisasikan
12
Sementara itu, James E. Anderson dalam Winarno (2008:18) menjelaskan bahwa
“ kebijkan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan
oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau
suatu persoalan”.Kebijakan negara itu berupa program-program pemerintah.
Menurut Abdul Wahab (2005:3) kebijakan adalah suatu tindakan berpola yang
mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk melakukan
sesuatu. Pemikiran Santoso dalam Winarno (2008:19) mengenai kebijakan publik
adalah serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana
kebijakan yang menjelaskan tujuan- tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan.
David Easton sebagaimana dikutip Leo Agustino (2009: 19) memberikan definisi
kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the whole
society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem
politik (pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya
dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
diwujudkan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena
pemerintah termasuk ke dalam “authorities in a political system” yaitu para
penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik
sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada
suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian hari kelak
diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu
13
Anderson dalam Winarno (2008:20) menjelaskan implikasi dari konsep kebijakan
publik yaitu :
a) Kebijakan publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan perilaku
secara serampangan
b) Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan yang
tersendiri
c) Kebijaksanaan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau mempromosikan
perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah
d) Kebijakan publik mungkin dalam bentuknya bersifat positif atau negatif.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan
serangkaian keputusan yang dibuat pemerintah untuk mecapai tujuan tertentu dan
dituangkan dalam peraturan resmi yang ditunjukan untuk mengatur masyarakat
yang merupakan cermin kehendak rakyat.
Konsep kebijakan publik ini kemudian mempunyai beberapa implikasi, yaitu:
a. Titik perhatian dalam membicarakan kebijakan publik berorientasi pada
maksud atau tujuan dan bukan prilaku secara serampangan.
b. Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan
14
c. Kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau mempromosikan
perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah.
Suatu kebijakan dihasilkan melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan para
aktor kebijakan melalui proses kebijakan publik. Proses kebijakan publik adalah
serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang
bersifat politis. Aktivitas politis dalam proses kebijakan publik tersebut menurut
William N. Dunn melalui 5 tahap yang meliputi :
1. Tahap Perumusan Masalah
Memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah.
2. Tahap Forecasting (Peramalan)
Memberikan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari
diterapkannya alternatif kebijakan, termasuk apabila tidak membuat
kebijakan.
3. Tahap Rekomendasi Kebijakan
Memberikan informasi mengenai manfaat bersih dari setiap alternatif, dan
merekomendasikan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat bersih
paling tinggi.
4. Tahap Monitoring Kebijakan
Memberikan informasi mengenai konsekuensi sekarang dan masa lalu dari
15
5. Tahap Evaluasi Kebijakan
Memberikan informasi mengenai kinerja atau hasil dari suatu kebijakan.
Dalam teori sistem yang dikemukakan oleh Dunn, mengatakan bahwa dalam
pembuatan kebijakan publik melibatkan 3 elemen yaitu pelaku kebijakan,
kebijakan publik dan lingkungan kebijakan.
Gambar 2.
Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan
( dalam Subarsono, 2006 : 15)
Menurut pendapat Ramelan Surbakti (1992:96) menjelaskan pada dasarnya
kebijakan publik di bedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Kebijakan publik Ekstraktif, yaitu penyerapan sumber-sumber meteriil dan
sumber daya manusia yang ada pada masyarakat.
b. Kebijakan Publik Distributif yaitu pelaksanaan distributif dan alokasi
sumber-sumber kepada masyarakat. Distribusi artinya pembagian secara relatif merata
kepada semua anggota masyarakat. Alokasi artinya yang mendapat bagian
cenderung kelompok masyarakat tertentu sesuai skala prioritas yang
16
c. Kebijakan Publik Regulatif yaitu pengaturan perilaku anggota masyarakat dan
penyelenggaraan pemerintah.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik
digunakan oleh pemerintah sebagai dasar tindakan pemerintah untuk mengatur
dan melayani masyarakat Negara adalah negara hukum, sehingga hukum
menjadi batas, penentu, dasar dan cara tindakan pemerintah serta segala
instansi terkait dalam mencapai tujuan. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan
kebijakan publik distributif yang dibuat oleh pemerintah pusat guna
menanggulangi kemiskinan karena kebijakan ini ditujukan pada kelompok
sasaran tertentu yaitu masyarakat miskin.
B. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau
dapat pula di maksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Pengertian modal kerja atauworking
capitalmenurut Djarwanto (2001) adalah berhubungan dengan keseluruhan dana
yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang bersangkutan (current
income). Agnes Sawir (2002) dan Umar (2002) mengemukakan bahwa modal
kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas
yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan dalam beberapa
17
Menurut S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam bukunya “Manajemen Keuangan”
menyatakan bahwa“Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari
investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan
suatu usaha”(2002:155). Sedangkan menurut Munawir (2004) modal kerja adalah
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh
hutang-hutangnya. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja
adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas,
sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan
operasi perusahaan.
Djarwanto (2001) mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu
perusahaan berasal dari berbagai sumber, yaitu:
a) Hasil operasi perusahaan
b) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
c) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
d) Penjualan saham atau obligasi
e) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya
2. Jenis Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja menurut Sawir (2005), dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Modal Kerja Permanen
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
18
1) Modal Kerja Primer
Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin komunitas usaha.
2) Modal Kerja Normal
Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas
produksi yang normal dalam artian yang dinamis.
b) Modal Kerja Variabel
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja ini dapat dibedakan, yaitu:
1) Modal Kerja Musiman
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
musim.
2) Modal Kerja Siklis
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
konjungtur.
3) Modal Kerja Darurat
Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena darurat yang tidak
diketahui sebelumnya.
3. Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Menurut Sutrisno (2000: 56), untuk menentukan besarnya modal kerja, bisa
19
a) Metode Keterikatan Dana
Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui
dua faktor yang mempengaruhi, yakni:
1) Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai
kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas
lagi.
2) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari merupakan pengeluaran kas rata-rata
setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong,
pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan
pembayaran-pembayaran tunai lainnya.
b) Metode Perputaran Modal Kerja.
Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung
perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
4. Dana bergulir sebagai Modal Kerja
Dana bergulir PNPM-MP adalah pinjaman jangka pendek yang didapatkan KSM
untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan
pendapatan masyarakat miskin dan kekuatan modal sosial. Dana bergulir sebagai
modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada
agar kegiatan usaha KSM dapat beroperasi dengan baik. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan pinjaman dana bergulir merupakan modal kerja yang
20
dikemukakan Djarwanto (2001) bahwa kebutuhan modal kerja dapat dibiayai dari
hasil operasi perusahaan, pinjaman bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.
C. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan karena seseorang telah
berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah dikerjakannya.
Pendapatan industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah
mengorganisasikan seluruh faktor–faktor produksi yang dikelolanya (William
A. Eachern, 2001 : 98).
Pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang
dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya atau dalam persamaan
matematik dapat dinyatakan (William A. Eachern, 2001 : 98) :
TR = P X Q
Dimana TR = Penerimaan Total atau Pendapatan
P = Harga Jual Produk
Q = Jumlah produksi yang terjual
Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi dengan
biaya – biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud disini adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diiukur dalam satuan uang, yang
dikeluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk menghasilkan
21
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan adalah mencari laba(profit)
(Rahardja dan Manurung 2002:141). Secara teoritis pendapatan adalah
kompensasi atas resiko yang ditanggung olah perusahaan. Makin besar resiko
pendapatan yang diperoleh harus semakin besar.
Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan (TR)
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan (TC) secara matematis
dapat dirumuskan
π= TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai positif T (π > 0 )
dimana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai
mencapai maksimum. Secara lebih jelasnya, fungsi TR dan fungsi TC dapat
dijelaskan seperti di bawah ini:
TR = Q . Pq
Keterangan : TR = Penerimaan total
Q = Jumlah produk
Pq = Harga produk
Sedangkan fungsi TC (biaya total) adalah total pengeluaran terendah yang
diperlukan untuk memproduksi setiap tingkat output q. TC meningkat saat q
meningkat, didefinisikan sebagai berikut :
TC = FC + VC
Rata-rata biaya atau Average Total Cost (ATC) adalah ongkos produksi dari
22
ATC= Q TC
Marginal cost (MC) adalah kenaikan dari total penerimaan yang diakibatkan
oleh diproduksinya tambahan satu unit output.
0
Secara grafik dapat ditunjukkan dari gambar dibawah ini
Gambar 3. Fungsi TC
Menurut pratama rahardja dan manurung (2002:141). Terdapat tiga
pendekatan dalam memaksimalkan pendapatan yaitu:
1. Pendekatan Totalitas (Totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total
(TC) . pendapatan total (TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang
terjual (Q) dikalikan dengan harga output perunit (P). Maka TR= PxQ,
sedangkan biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah
23
Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel perunit output dianggap konstan,
sehingga biaya variabel adalah jumlah output (Q) dikalikan dengan biaya
variabel per unit. Jika variabel per unit adalah V maka VC= VxQ
π= PxQ- (FC+VQ)...(2.1)
Persamaan 2.1 dapat dipresentasikan dalam gambar 2.1 Dalam gambar
tersebut terlihat bahwa pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat
dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah
kerugian makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TC. Pada
saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC
yang artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini
disebut dengan titik impas (Break Event Point). Setelah titik BEP, perusahaan
terus mengalami laba yang makin membesar.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi
penjualan maksimum (maximum selling). Sebab makin besar penjualan makin
besar laba yang diperoleh. Perusahaan harus menghitung beberapa unit output
yang harus diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Jika persentasenya
80% maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi
permintaan efektif. Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q*
terhadap potensi permintaan efektif dianggap baik, maka sebab risiko pun
24
Gambar 4. Kurva TR dan TC
Cara menghitung Q*dapat diturunkan dari persamaan (2.1)
π= P.Q*- (FC+V.Q*)...(2.2)
Titik impas tercapai pada saat π sama dengan nol
0= P.Q*- FC–V.Q*
= P.Q*- V.Q*- FC
=(P-V)Q*- FC
Q*= ...(2.3) V
P FC
2. Pendekatan Rata-rata(Average Approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan
membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output
(P) laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual
π=(P-AC).Q...(2.4)
dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit
output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) perusahaan hanya mencapai
25
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P
dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan hanya
mencapai angka impas bila P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan
pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan
AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata
adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya
(maximum selling) agar laba (π) makin besar.
3. Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)
Analisis marginal mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum.
Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni
tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk
mencari jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat
digunakan patokan sebagai berikut: jika keuntungan marginal masih positif
dengan menambah satu unit output maka output harus ditambah. Apabila
keuntungan marginal negatif dengan menambah satu unit output maka output
harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal = 0.
Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan
membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR). Laba
maksimum akan tercapai pada saat MR = MC. Kondisi tersebut dapat
26
Penjelasan secara matematis
π = TR – TC ………(2.5)
Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π (σπ / σQ) sama
dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (σ TC / σQ
atau MC)
MR=MC π Maksimum atau kerugian minimum
Penjelasan secara Grafik
Kurva pendapatan total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva
produksi total (TP) dengan harga jual output per unit (P). TC
menghasilkan kurva laba (π) seperti tampak dalam gambar dibawah ini
Gambar 5.
Kurva TR,TC dan laba (Pendekatan Marginal)
Pada gambar diatas terlihat bahwa tingkat output yang memberikan laba adalah
27
maksimum disalah satu titik antara Q1-Q5. Dalam gambar 2.2 terlihat bahwa laba
maksimum tercapai jika produksinya adalah Q3.
Secara grafis hal itu terlihat dari kurva π yang mencapai nilai maksimum pada
saat output sebesar Q3. Pada pembuktian secara matematis telah diketahui nilai π
akan maksimum bila MR = MC dalam grafis kondisi itu terbukti dengan
membandingkan dua garis singgung b1dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan
pertama fungsi TR atau sama dengan MR. Garis singgung b2 adalah turunan
pertama fungsi TC atau sama dengan MC. Karena melihat garis singgung b1
sejajar garis singgung b2 yang artinya MR = MC.
D. Angsuran Pinjaman Sebagai Tingkat Pendapatan KSM
Sesuai dengan SKIM Dana Bergulir yang dibuat maka KSM yang telah
meminjam dana bergulir wajib melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya.
Bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin
keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasilchanelling,
sedangkan KSM yang kinerja pengembaliannya tidak baik maka tidak akan
mendapatkan tambahan pinjaman dan dapat terkena saksi wilayah.
Kemampuan jangka pendek KSM untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo
dan memenuhi kebutuhan kasnya yang tidak terduga menunjukkan KSM tersebut
telah dapat meningkatkan pendapatannya dimana KSM telah dapat mengurangi
hutang dan menambah kekayaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skousen,
28
assets of an entity or settlements of its liabilities(or a combination of both)from
delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities
that constitute the entity’s ongoing major or centraloperations”. Kalimat tersebut
dapat diartikan bahwa pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban
(atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan
jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas
centralyang sedang berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
peningkatanassetatau penguranganliabilitieskarena aktivitas bisnis perusahaan
yang menyebabkan terjadinya perubahan ekuitas.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian Sri Widayati 20013 Pemberdayaan Ekonomi Melalui Dana Bergulir
PNPM Mandiri Bagi Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Di Desa Sraten
Kabupaten Semarang.Responden penelitian sebanyak 22 orang yang mewakili
beberapa bidang usaha dari 11 kelompok. Pengambilan data melalui wawancara
dan angket. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa simpan pinjam pada PNPM yang dikelola oleh Unit Pelasana
Kegiatan (UPK) dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) tidak jauh berbeda dengan
lembaga simpan pinjam yang telah ada baik prosedur maupun tingkat suku bunga
(1,5% ) dengan sistem flate rate yang diangsur selama 12 bulan. Plafon pinjaman
sebesar Rp 1.500.000,00 sampai Rp 2.000.000,00. Ternyata, tambahan modal
29
Penelitian Devi Nafiana 2011, Pengaruh Pinjaman Bergulir Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Terhadap Konsumsi
Rumah Tangga Di Kota Tasikmalaya Metode penarikan sampel dilakukan secara
Proporsional Random Sampling yaitu dengan mengambil sampel rumah tangga
penerima bantuan secara acak yang tersebar di Kota Tasikmalaya. Data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Cross Section. berupa data primer
dengan 110 sampel rumah tangga penerima bantuan pinjaman bergulir pada tahun
2011 yang tersebar di 69 kelurahan di Kota Tasikmalaya. Survey dilakukan pada
tahun 2012, hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pinjaman modal
PNPM-MP dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan konsumsi per kapita
rumah tangga sebesar 0,27%. (2) Pengaruh karakteristik rumah tangga memiliki
variasi arah dan tingkat signifikansi, diantaranya usia kepala rumah tangga
berpengaruh positif tidak secara signifikan, Jenis kelamin kepala rumah tangga
juga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, jumlah anggota rumah tangga
yang berusia di bawah 15 tahun sesuai dengan hipotesis penelitian berpengaruh
secara negatif dan signifikan sebesar 0,18%.
Penelitian Purwati Lestarini 2013 Pengaruh Kredit SPP (Simpan-Pinjam
Kelompok Perempuan) PNPM-MP Terhadap Pendapatan Masyarakat. Populasi
dalam penelitian ini adalah warga desa Lanji Kec Patebon Kab Kendal, yang
menerima manfaat dari kredit SPP PNPM-MP sejumlah 23 orang. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil semua anggota populasi tersebut sebagai
responden penelitian, sejumlah 23 warga. Metode pengumpulan data yang
30
wawancara, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif
antara Kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP dengan
penghasilan masyarakat Desa Lanji Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.
Diketahui bahwa nilai thitung adalah 20,710, hasil tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan
db = 22 sehingga diperoleh t (0,05:22) =1,717 dan t(0,1:22) = 2,508. Karena
thitung ≥ ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha yang berbunyi ada
pengaruh kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP terhadap
pendapatan masyarakat diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Surya (2012) tentang “Analisis Kinerja Dana
Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung KotaPadang” pada tahun
2011. Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang merupakan salah satu tempat
yang menerima program PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kinerja keuangan dan sosial ekonomi
usaha mikro dan kecil anggota KSM sebelum dan sesudah mendapat dana bantuan
Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotan. Penelitiannya menggunakan pendekatan
deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah kinerja
keuangan dan indikator sosial ekonomi usaha mikro kecil dan keluarganya pada
waktu tertentu atau cross section. Dari hasil analisisnya mengungkapkan bahwa
rasio likuiditas pada usaha mikro dan kecil anggota KSM yang mendapat bantuan
Dana Bergulir PNPM MP sebagian besar tidak memperlihatkan perubahan yang
31
KSM yang mendapat Dana Bergulir PNPM MP sebagian besar memperlihatkan
perubahan yang nyata.
Penelitian yang dilakukan oleh Waskitho (2009) tentang “Program Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program Penanggulangan Kemiskinan DiPerkotaan (P2KP)”
pada tahun 2009. Tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja dari program P2KP
yang dilaksanakan di kota dianggap kurang berhasil. Penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif. Dari hasil analisisnya bahwa dalam proyek P2KP,
fungsi pembinaan ini masih sangat minim. Pembinaan yang dilakukan oleh
Fasilitator Kelurahan (Faskel) hanya menitikberatkan dalam pembuatan proposal
sebagai syarat pengajuan pinjaman. Para Pengurus BKM juga tidak mendapatkan
pelatihan yang memadai sehingga memungkinkan mereka bisa mengelola BKM
dengan lebih baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Mubarak (2010) tentang “Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat Ditinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas pada Kegiatan PNPM
Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan” pada tahun 2009.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi proses pemberdayaan masyarakat pada
kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan ditinjau dari aspek pengembangan kapasitas
masyarakat, dengan sasaran penelitian yaitu mengkaji implementasi
pengembangan kapasitas masyarakat, mengkaji sikap dan cara pandang
masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat serta mengkaji derajat keberdayaan
masyarakat di Desa Sastrodirjan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya
32
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan
pengembangan kapasitas masyarakat di Desa Sastrodirjan telah dilaksanakan
sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan telah berhasil mengubah tingkat
kesadaran masyarakat serta meningkatkan pemahamannya untuk berperan dalam
pembangunan komunitasnya.
Penelitian Hesti 2009 tentang pengaruh variabel modal usaha, jumlah tenaga
kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan
pengrajin logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa
Tengah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan
langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 60 pengrajin logam dengan teknik
simple random sampling.
Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program E-views
3.0. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi secara
parsial (uji t) dengan a = 5% menunjukan dua variabel tenaga kerja dan
tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengr ajin
logam sedangkan variabel modal usaha dan pengalaman usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hasil Uji F dengan a = 5%
menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel modal usaha, jumlah
tenaga kerja, pengalaman usaha, tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, adalah data yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan penelitian, dalam hal ini
data berupa jawaban pada kuesioner penelitian yang diberikan kepada Anggota
KSM yang ada di Bandar Lampung berupa jumlah dana bergulir dan tingkat
pendapatan anggota KSM.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan:
1. Kuesioner
Pengumpulan data penelitian dari variabel bebas dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala likert, kuesioner
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan alternatif
jawaban yang disesuaikan dengan tujuan dari pertanyaan atau pernyataan
tersebut. Untuk menyaring dan mengetahui data yang akan diambil dari
34
2. Dokumentasi
Data dokumentasi berupa data-data penunjang seperti gambaran umum
KSM serta data penunjang lainnya.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi penelitian adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain (Sugiyono, 2005:116). Untuk mengetahui pengaruh
dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan dan produksi terhadap tingkat
pendapatan kelompok swadaya masyarakat (KSM), maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan
KSM sebanyak 30 KSM sebanyak 148 orang, Karena populasi terbatas,
dijelaskan maka seluruh anggota KSM yang ada akan dijadikan sebagai subjek
penelitian, sehingga penelitian ini,merupakan penelitian populasi. Menurut
Arikunto (2006:104), penelitian populasi adalah “Penelitian yang hanya dapat
dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalubanyak”
2. Sampel
MenurutSugiyono (2005;73) mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini
pengambilan sampel tidak diperlukan karena seluruh jumlah populasi dijadikan
se-bagai subjek penelitian populasi atau sensus, sehingga sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh anggota KSM yang ada di Bandar Lampung dengan KSM
35
D. Definisi Operasional Variabel 1. Dana Bergulir
Data dana bergulir yang diperoleh dalam penelitian ini diolah melalui dana
yang digulirkan kepada anggota KSM yang ada di Bandar Lampung yang
digulirkan pada tahun 2013, yang diperoleh dari UPK Kota Bandar
Lampung, data tersebut memiliki satuan dalam jutaan rupiah
2. Tingkat Pendapatan Anggota KSM
Data tingkat pendapatan anggota KSM dalam penelitian ini diperoleh
melui kuesioner, data tersebut memiliki satuan dalam ratusan juta rupiah.
E. Metode Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik regresi. Analisis
data dilakukan denga bantuan program komputer. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel-variabel yang
dihitung dengan rumus:
Keterangan:
Y = Tingkat Pendapatan a = Nilai Konstanta b = Koefesien Regresi X = Jumlah Dana Bergulir
36
F. Pengujian Hipotesis 1. Uji R-square (R2)
Koefisiensi determinasi (R2) menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi. Angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi
yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Artinya, nilai tersebut mencerminkan
seberapa besar variasi dari varibael terikat Y dapat diterangkan oleh variabel
bebas X. Semakin besar R2,maka semakin baik dari model regresi yang diperoleh.
Baik atau tidaknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang
mempunyai nilai antara nol sampai satu (Malhotra 2005; 210)
Ketentuannya adalah bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0)
artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sedangkan bila
R2-1artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan
kata lain, bila R2=1, maka semua titik-titik pengamatan berada tepat pada garis
regresi.
2. Uji Parsial Uji-t
Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t statistik
pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dengan derajat kebebasan df = n-k-1
H0:β1= 0 : tidak berpengaruh
Ha:β1≠ 0 : berpengaruh
H0:β2= 0 : tidak berpengaruh
37
Apabila :
t-statistik≤ t tabel: H0diterima dan Ha ditolak
t-statistik≥ t tabel : H0ditolak dan Ha diterima
Jika H0ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Ada pengaruh positif dan signifikan dana begulir (X) terhadap terhadap
tingkat pendapatan anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) Kota
Bandar Lampung.
2. Diketahui nilai R square sebesar 0,849 menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh antara dana begulir (X), terhadap tingkat pendapatan anggota
kelompok swadaya masyarakat (KSM) adalah sebesar 84,9%.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Pihak pengelola agar mengusahakan penambahan jumlah dana yang
digulirkan sehingga masyarakat lebih banyak memiliki modal untuk
menjalankan usahanya.
2. Kepada masyarakat pengguna modal agar dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin agar dapat menghasilkan output produksi yang lebih banyak.
3. Hendaknya masyarakat bisa bekerjasama dengan anggota masyarakat lain
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Agnes Sawir dan Umar. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
BPS Lampung. 2013
Djarwanto, Ps. 2001, Pokok–pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.
Hesti . 2009. Pengaruh Variabel Modal Usaha, Jumlah Tenaga Kerja Pengalaman Usaha, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Pengrajin Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. UNDIP. Semarang
Leo Agustino. 2009.PILKADA dan Dinamika Politik Lokal. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munawir, Slamet. 2004.Analisis laporan keuangan, Liberty Yogyakarta.
Malhotra. 2005.Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka
Mubarak. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Proses
Pengembangan Kapasitas pada Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan. Skripsi. USU.
Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010
Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarata: 2009.
Pedoman Pelaksanaan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarata: 2009.
Ramelan Surbakti. 1992.Memahami Kebijakan Publik.Gramedia Jakarta
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung; CV. Alfabeta.
Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta; CV Gama Media.
Waskitho.2009. Program Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP). Skripsi. UNDIP. Semarang
Winarno, Budi. 2008.Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku Kita