PENDAHULUAN
Puskesmas di tuntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memperbaiki citra puskesmas yang di pandang buruk selama ini, salah satu upaya pemerintah dengan menerapkan standar iso 9001 : 2000 pada puskesmas. Prinsip ISO 9001 : 2000 berorientasi pada kualiatas pelayanan dan pasien.
Puskesmas sebagai pusat kesehatan di tuntut meningkatkan kualitas pelayanan guna memuaskan pasien dengan cara menetapkan, mendokumentasi, mengimplementasi dan memelihara sistem manajemen berkualitas dan memperbaiki prosedur sesuai dengan persyaratan standar berkualitas.
Menurut DEPKES ada 6 standar pelayanan antenatal meliputi identifikaasi pasien, pemeriksaan dan pemantauan antenatal,palpasi abdominal, pengelolaan anemia, pengelolaan dini hipertensi, dan persiapan persalinan.
Kualitas pelayanan antenatal dan kepuasan pasien ini tidak terlepas dari peran bidan di puskesmas standar ISO 9001: 2000 maupun puskesmas non ISO.
Berdasarkan survei di salah satu poli KIA puskesmas standar ISO 9001: 2000 mengenai kepuasan pasien, ternyata terdapat sebagian merasa tidak yakin dengan kemampuan bidan dan petugas dalam memeriksa. Hasil survei antenatal melaporkan belum semua standa antenatal di laksanakan secara oftimal, meliputi anamnesis (85%), pemeriksaan fisik (93%), penyuluhan (90%), yang telah di tetapkan oleh Dinas Kesehatan.
Hasil survei menunjukan pasien lebih tanggap dan peduli terhadap diri dan kesehatannya, karena pelayanan bersifat di rasakan (perceived) dan juga di harapkan (expected).
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kualitas pelayanan antenatal oleh bidan degan kepuasan pasien pada puskesmas standar ISO 9001 : 2000 dan non ISO di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional karena sebab dan akibatnya terjadi satu waktu dan di lakukan satu kali pegamatan selama penelitian. Kualitas pelayanan antenatal yang di berikan bidan terhadap pasien berdasarkan 6 dimensi standar pelayanan antenatal yang digunakan secara baku di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sampel puskesmas non ISO ada 6 meliputi Puskesmas Gamping II, Mlati II, Mlati I, tempel I, Kalasan, Moyudan dan Ngemplak II. Besar sampel pasien ibu hamil dihitung dengan rumus yang digunakan dalam penelitian analitik korelatif. Berdasarkan studi pustaka nilai korelasi yang bermakna adalah 0,4 (r=0,4), kemudian ditetapkan kesalahan tipe 15%, hipotesis dua arah, Z=1,96 dan kesalahan tipe II 10%, Zβ=1,28 (Dahlan, 2005). Jumlah sampel minimal yang diperolah adalah 57 orang pada masing – masing puskesmas.
Penelitian menetapkan jumlah sampel pada kedua puskesmas yang diteliti adalah 120 orang. Sampel pasien diambil dengan teknik systematic sampling. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment ( Kaplan & Saccuzzo, 1993 ). Hasil uji validasi dari 30 responden (n=30;rtabel=0,361) memiliki koefisien r>0,361 untuk α=0,05. Uji reliabitas di lakukan dengan menggunakan koefisiensi reliabilitas alpha. Sebelum data di analisis, di lakukan uji normalitas data dengan menggunakan kolmogorov smirnov. Hasilnya p<0.05 menunjukan bahwa data mempunyai sebaran yang tidak normal (Dahlan,2005) sehingga analisis data menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney, Spearman Rank, dan uji Z (Siegel, 1997; Dawson & Robert,2001)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan kualitas pelyanan antenatal oleh bidan dan kepuasan pasien di puskesmas stadar ISO dan non ISO, menggunakan uji Mann Whitney. Hubugan kualitas pelayanan antenatal oleh bidan dengan kepuasan pasien pada puskesmas standar ISO dan non ISO menggunkan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian Smith & Metzher (tahun), Langer et al., (2007), Erci dan Ivanov (2007), Turan et al., (2007) Bahwa pelayanan antenatal yang di berikan bidan harus didukung oleh keterampilan yang memadai, bersikap ramah, bersahabat, mempunyai keinginan untuk membantu pasien, memberikan pelayanan yang tanggap, mempunyai pengetahuan dan kompetensi, mampu berkomunikasi secara efektif, dan mampu menangani keluhan pasien.hasil mengenai keeratan hubungan pada masing-masing variabel tidak disebutkan lebih jauh.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
bidan dengan kepuasan pasien pada puskesmas standar ISO 9001 : 2000 dan puskesmas non ISO. Dimensi pemeriksaan dan pemantauan ANC serta pengelolaan dini hipertensi tidak terdapat hubungan pada puskesmas standar ISO.
SARAN