• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DANUKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DANUKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

EFFECT OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET ( IOS ) AND

ITS SIZE OF EARNING PER SHARE MANUFACTURING

COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

by

DEWI KURNIATI

Important information for investors in making investment decisions reflected in the financial statements. Investors must expect a high rate of return on funds into the company. The purpose of this study to determine the effect

Investment Opportunity Set ( IOS ) and the size of the company to Earning Per Share .

The selection of the sample in this study using purposive judgment sampling method . The importance of the nine companies included in the sample that public manufacturing companies listed on the Stock Exchange.

The results of this study indicate that, Investment Opportunity Set (IOS) and the size of the company significantly affect the Earning Per Share.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER

SHARE PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

DEWI KURNIATI

Informasi penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi tercermin dalam laporan keuangan. Investor tentunya mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi dari dana yang diinvestasikannya ke dalam perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan ukuran perusahaan terhadap Earning Per Share.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive judgement sampling. Maka didapat 9 perusahaan sampel yang masuk

dalam perusahaan manufaktur public yang tercatat di BEI.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Investment Opportunity Set (IOS) dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Earning Per Share.

(3)
(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

DAFTAR ISI

(6)

2.8 Penelitian Terdahulu ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian ... 43

3.2 Spesifikasi Variabel ... 44

3.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 46

3.4 Pengujian Hipotesis ... 47

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Nilai Buku dan Nilai Pasar Saham ... 53

4.2 Perhitungan Rasio ... 56

4.3 Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 57

4.4 Perhitungan Earning Per Share (EPS) ... 58

4.5 Pengujian Asumsi Model Regresi Linier Berganda ... 60

4.5.1 Statistik Deskriptif ... 60

4.5.2 Uji asumsi klasik dan Goodness of Fit Test ... 62

4.5.3 Pengujian Hipotesis ... 68

4.5.4 Analisis Linear Berganda ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(7)
(8)
(9)
(10)

Doa dan usaha. Selebihnya, cukup Allah SWT yang menjadi sebaik-baik pelindung dan penolong.

Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu

beberapa derajat. (S. Al-Mujadalah, 11)

Katakanlah (wahai Muhammad) : samakan orang-orang yang berpengetahuan dan orang-orang yang tidak berpengetahuan?

Sesungguhnya yang mendapat pelajaran Hanyalah orang-orang yang mempunyai akal pikiran.

(11)

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT Atas segala keridhoan-Nya,

Kupersembahkan karyakecil ini untuk Ayah, Ibu, Adik, tercinta,

Seluruh keluarga besarku, Para sahabat,

(12)
(13)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, serta pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Dengan terselesaikannya Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, selaku Pembimbing Akademik, dan selaku penguji utama yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan-masukan demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Yustitya Asmaranti S.E., M.Si., Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. dan Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc, Akt. selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan arahan

(14)

materil, doa, cinta, dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas yang menyertai dalam setiap langkah penulis menggapai cita-cita.

6. Teman-teman seperjuangan Alih Program S1 Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas masukan dan bantuannya.

7. Dosen dan para staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuan selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Almamater tercinta.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis sebagai ibadah dan skripsi ini akan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amien…..

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya persaingan dalam dunia usaha adalah salah satu indikasi peningkatan ekonomi Indonesia. Hal tersebut memacu setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Selain keuntungan yang besar, saat ini perusahaan juga berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaan demi kelangsungan

perusahaan.

Kelangsungan perusahaan dapat dilakukana dengan ekspansi usaha. Hal tersebut membutuhkan dana dan salah satu alternatif untuk kebutuhan pendanaan tersebut adalah pasar modal. Pasar modal menghubungkan pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut perusahaan yang go publik (emiten). Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan dan

(16)

dinyatakan bangkrut atau dilikuidir. Oleh karena itu para investor dituntut untuk terus menerus mengikuti perkembangan dari perusahaan yang sahamnya dimiliki. Esensi pertumbuhan bagi perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan . Menurut (Smith and Walt, 1992 dalam Fitriani, 2004) Pertumbuhan perusahaan dapat diproksikan oleh kombinasi dari berbagai nilai set investasi (Investment Opportunity Set/IOS).

IOS perusahaan menurut (Gaver dan Gaver 1993, dalam Fijrianti dan Hartono M, 2000) merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi, maka IOS memerlukan sebuah proksi (Hartono, 1999 dalam Fijrianti dan Hartono M, 2000). Kallapu dan Trombley (1999, dalam Fijrianti dan Hartono M, 2000) mengevaluasi berbagai proksi untuk IOS berdasarkan hubungannya dengan

pertumbuhan sesungguhnya (realized growth). Dengan menemukan asosiasi dengan realized growth sebagai benchmark, mereka menemukan bahwa book-to-market merupakan proksi yang valid mengenai pertumbuhan. Hal ini didukung Jogiyanto (2000) yang berpendapat bahwa rasio nilai pasar dibagi dengan nilai buku digunakan sebagai proksi IOS yang merupakan pengukur pertumbuhan perusahaan.

(17)

Earning Per Share atau laba per saham adalah rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan membandingkan pendapatan per lembar saham perusahaan dengan perusahaan lain. Gill dan Chatton (2003:66) menyatakan bahwa perusahaan yang mapan umumnya mempunyai rasio EPS yang tinggi sedangkan perusahaan yang usianya muda mempunyai EPS yang rendah. Menurut Mueller (1986, dalam Fijrianti dan Hartono M, 2000), perusahaan bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan yang kecil yang sedang akif melakukan penelitian dan pengembangan. Perusahaan kecil sering menghadapi keterbatasan pilihan dalam menentukan dan menjalankan proyek baru atau ketika hendak merestrukturisasi asset yang ada. Sebaliknya perusahaan besar cenderung mendominasi posisi perusahaan dalam industrinya sehingga seringkali perusahaan besar memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasi kesempatan investasi yang muncul. Menurut Elton dan Gruber (1995) pembedaan ukuran perusahaan perlu dilakukan karena risiko antara perusahaan besar dengan perusahaan yang kecil

berbeda secara signifikan. Perusahaan kecil umumnya dipandang mengandung risiko yang lebih besar daripada perusahaan yang besar, dan oleh karenanya return yang diharapkan juga semakin besar.

(18)

baik. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menggunkan aktiva untuk menghasilkan arus kas. Sedangkan sebagai ukuran perusahaan digunakan total asset perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini juga dilakukan untuk melihat apakah ukuran perusahaan, yaitu perusahaan besar atau perusahaan kecil yang diukur dengan total asset perusahaan, mencerminkan kinerja perusahaan yang diukur dengan earning per share perusahaan pada periode yang sama. Oleh karena itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat apakah total asset sebagai ukuran perusahaan berkolerasi dengan earning per share sebagai ukuran kinerja perusahaan, apakah perusahaan besar memiliki kenerja yang baik sedangkan perusahaan kecil memiliki kinerja yang kurang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Investment Opprtunity Set (IOS) dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Earning Per Share Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

(19)

1.3 Batasan Masalah

Untuk mendapatkan alur pembahasan yang baik dan terarah sehingga tujuan penilitian tercapai, maka ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut :

1. Sampel penelitian salah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 2007-2011.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BEI sebelum tahun 2007. 3. Perusahaan tidak memiliki ekuitas negatif pada tahun 2007 s/d 2011.

4. Proksi IOS yang digunakan terbatas pada nilai pasar dibagi dengan nilai buku. 5. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahun 2007-2011 secara

konsisten.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kesempatan investasi dan ukuran perusahaan terhadap Earning Per Share perusahaan manufaktur.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

(20)

2. Bagi investor

Membantu memberikan gambaran yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Penelitian yang akan datang

(21)

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankna kepadanya oleh para pemilik perusahaan disamping sebagai laporan kepada pihak-pihak di liar perusahaan. Agar pembaca laporan keuangan tadi memperoleh gambaran yang jelas maka laoran keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim dan berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum. Di Indonesia telah disusun pedoman mengenai ketentuan pembuat laporan keuangan yang tercantum dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009), yang menyatakan :

(22)

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Baridwan (2004) dalam buku Intermediate Accounting menjelaskan bahwa :

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.

Menurut Harahap (2008) laporan keuangan adalah :

Laporan keuangan merupakan output dari hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau

accountability dan menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan

mencapai tujuannya.

Menurut PSAK No.1 dalam Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca

(23)

tertentu. Dalam neraca aktiva lancar disajikan terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industry tertentu yang diatur dalam PSAK khusus. Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang meng-show up berbagai unsure posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan ini merupakan ringkasan aktivitas transaksi suatu perusahaan yang menghasilkan pengaruh berbeda terhadap stabilitas, risiko dan prediksi untuk periode yang menghasilkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang meng-show up berbagai unsure kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

d. Laporan Arus Kas

(24)

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan- pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode yang biasa digunakan adalah tahunan yaitu mulai 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Periode seperti ini disebut periode tahun kalender atau tahun buku. Laporan keuangan mencerminkan posisi keuangan perusahaan serta menunjukkan performance suatu perusahaan dalam periode tertentu. Melalui laporan keuangan

akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi kepada aktivanya, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2 Susunan Laporan Keuangan a.Neraca

(25)

dimana passive itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut hutang dan kewajiban kepada pemilik perusahaan yang disebut modal. Sehingga bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan nampak bahwa :

Aktiva = hutang + modal

Aktiva adalah manfaat ekonomis dimasa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha dari transaksi di masa lalu. Aktiva terdiri dari : 1. Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang diharapkan akan direlisir menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumir selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun. Di dalam neraca, aktiva lancar akan disusun dalam urutan-urutan likuiditas, dalam arti yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos yang kurang likuid

dibandingkan dengan pos-pos di atasnya.

Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar : a. Kas dan elemen-elemen yang disamakan dengan kas. b. Persediaan barang dagang.

c. Piutang.

d. Investasi sementara.

e. Biaya-biaya yang dibayar dimuka.

2. Investasi jangka panjang

(26)

a. Investasi jangka panjang dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan wesel jangka panjang.

b. Investasi dalam anak perusahaan.

c. Penyisihan dana untuk tujuan jangka pangjang seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana pensiun dan lain-lain.

d. Cash surrender value dari polis asuransi jiwa. 3. Aktiva tetap berwujud

Termasuk di dalamnya adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari periode seperti tanah, gedung, mesin dan alat, kendaraan, dan lain-lain. Cara mencantumkan di dalam neraca dimulai dari yang paling tetap (paling panjang umurnya) untuk aktiva tetap yang didepresiasi, maka di neraca harus ditunjukkan harga perolehan dan akumulasi depresiasinya.

4. Aktiva tetap tak berwujud

Termasuk di dalamnya adalah hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan seperti goodwill, hak paten, merk dagang, hak cipta dan lain-lain.

5. Aktiva lain-lain

(27)

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang di saat sekarang dari suatu badan usaha lain di masa datang sebagai akibat transaksi-transaksi di masa lalu. Hutang terdiri dari :

1. Hutang lancar

Hutang lancar adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar. Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan hutang lancar adalah :

a. Hutang dagang. b. Hutang wesel.

c. Taksiran hutang pajak. d. Hutang biaya

2. Pendapatan yang diterima dimuka

Melaporkan penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan.

3. Hutang jangka panjang

(28)

4. Hutang lain-lain

Melaporkan hutang yang tidak dapat dilaporkan dengan judul hutang-hutang lain, misalnya hutang-hutang yang belum pasti (contingent liability) seperti piutang wesel yang didiskontokan dan garansi yang diberikan.

Modal sendiri adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu badan usaha yang sesudah dikurangi hutang. Dalam suatu badan usaha modal sendiri adalah hak dari pemilik.

Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, modal terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :

1. Modal disetor

Modal disetor adalah jumlah utang yang disetorkan pemegang saham. Biasa dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

a. Modal saham, yaitu nominal saham yang beredar.

b. Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih diatas nominal sedangkan disagio adalah selisih di bawah nominal.

2. Laba tidak dibagi

Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen.

3. Modal penilaian kembali

Merupakan selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru. 4. Modal sumbangan

(29)

b.Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menujukkan penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Pentingnya laporan laba rugi adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga untuk mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam satu periode.

1) Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan kotor aktiva atau penurunan kotor hutang yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang berasal dari kegiatan perusahaan berorientasi laba yang dapat mengubah ekuitas pemilik. 2) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

(30)

pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan seperti disebutkan dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (IAI)

Dalam pernyataannya, “The Study Group on The Objectivities of Financial

Statement” mengatakan bahwa tujuan dari financial statement adalah untuk

memberikan informasi yang berguna dalam memanfaatkan sumber-sumber perusahaan secara efektif untuk mencapai tujuan utama perusahaan dan proses earning yang terdiri dari usaha dan performance yang diarahkan pada pencapaian

tujuan utama perusahaan yaitu memberikan jumlah kas yang maksimal kepada para pemilik selaman masa hidup perusahaan (Kusnadi, 2001:304).

Tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 dalam Baridwan (2004) dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan :

(31)

b. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.

c. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sunber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klain terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain untuk pemilik modal), pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut.

d. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha suatu perusahaan selama satu periode.

e. Pelaporan keuangan menyediakan infoemasi tentang bagaiman perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik serta factor-faktor lainnya yang memperngaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.

f. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manejemn perusahaan mempertanggungjwabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakai sumber ekonomi yang akan dipercayakan kepadanya. g. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaar bagi manajer dan

direktur sesuai kepentingan pemilik.

(32)

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggugjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) dalam Harahap (2007) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah :

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiabn serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalm aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas

pembiayaan dari investasi.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti

informasi mengenai kebijakan akuntasni yang dianut perusahaan.

APD Statement Nomor 4 (AICPA) dalam Harahap (2007) menggambarkan tujuan

(33)

a. Tujuan khusus

Tujuan jhusus laporan keuangan yaitu memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubaha kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan, yang berguna bagi pemakai lapora keuangan.

b. Tujuan umum

Tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut :

1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud :

a. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. b. Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.

c. Untuk menilai kemampuannya menyelesaikan hutang-hutangnya. d. Memajukan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan

perusahaan.

2) Memberikan yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan dalam mencari laba dengan maksud :

a. Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham.

b. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban para kreditur, pemasok, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk

perusahaan.

(34)

d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba jangka panjang.

3) Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibuthkan para pemakai lainnya.

Sedangkan Standar Keuangan (2009) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :

1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambilan keputusan ekonomi.

2) Memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

3) Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya.

(35)

2.1.4 Karakteristik laporan Keuangan

Laporan kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laoran keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik poko dalam laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) dalam Baridwan (2004), yaitu : 1) Dapat dipahami

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan dan wajar.

Walaupun demikian, kesulitan pemakai untuk memahami informasi tertentu tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk tidak memasukkan informasi itu ke dalam laporan keuangan.

2) Relevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi bermanfaat dalam perusahaan (predictive) dan penegasan (confimatory), yang keduanya berkaitan satu sama lain. Prediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan serta hal lainnya seringkali didasrkan pada informasi posisi keuangan dan keinerja masa lalu.

3) Keandalan

(36)

dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat disajikan. Keandalan ini penting dan dapat mempengaruhi relevansi karena jika hakikat dan penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensia dapat menyesatkan.

4) Dapat dibandingkan

Pemakai harus membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative. Oleh karenanya, pengukuran dan penyajian transaksi yang sama harus dilakukan secara konsisten. Daya banding tidak berarti keseragaman, sehingga menghalangi penggunaan satandar akuntasni yang lebih baik.

2.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sifat dan keterbatasan laoran keuangan adalah sebagi berikut :

a. Laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laoran atas kejadian yang sudah lewat. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan.

(37)

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagi pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula bila prinsip akuntasni terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak

dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.

e. Laporan keuangan hanya bersifat konservatif dalam menghadapi

ketidakpastian baik terhadap bebrapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang

menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya

g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

(38)

2.1.6 Penggunaan Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan informasi yang berbeda. Para pengguna laoran keuangan meliputi :

1. Pemilik Perusahaan

Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk : a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.

c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.

e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang.

2. Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk : a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.

b. Mengukur tingkat biaya dari biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu.

c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu.

d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.

(39)

f. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, Anggaran Dasar (AD), Pasar Modal dan lembaga regulator lainnya.

3. Investor

Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.

c. Menilai kemungkinan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan. d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. 4. Kreditor atau Banker

Bagi kreditor, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

b. Menilai jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. c. Melihat dan memprediksikan prospek keuntungan yang mungkin diperoleh

dari hasil perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.

d. Menilai kemampuan, likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

5. Pemerintahan dan Regulator

(40)

c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang diterapkan.

e. Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.

2.1.7 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam dan lebih tajam dengan teknik tertentu. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut : (Harahap, 2005)

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari apa yang terdapat pada laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit) 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laoran keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan

suatu laporan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

(41)

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, antara lain :

a. Dapat menilai prestasi dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. b. Dapat meproyeksikan keuangan perusahaan.

c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu.

d. Menilai komposisi struktur keuangan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut krieria tertentu yang sudah dikenal dalam dunai bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.

10. Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Teknik yang bisa digunakan dalam analisis laporan keungan yaitu :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

2. Analisis sumber dan penggunaan modal keja.

3. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis). 4. Analisis rasio.

5. Analisis perubahan laba kotor.

(42)

2.2 Analisis Rasio

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Analisis keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara perbandingan, yaitu :

a. Menbandingkan rasio satu tahun dengan rasio tahun-tahun sebelumnya (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk tahun-tahun yang akan datang dari perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan) dengan rasio-rasio yang sama dari rata-rat industri.

Analisis rasio memiliki keunggulan dan keterbatasan, antara lain : a. Keunggulan analisis rasio :

1) Rasio merupakan angka-angka ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang mana sangat rinci dan rumit.

3) Mengetahui posisi perusahaan diantara industri lain dan menstadarisir size perusahaan.

4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

(43)

6) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

b. Keterbatasan analisis rasio

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2) Keterbatasan yang akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini :

a. Bahan perhitungan rasio atau laoran keuangan banyak mengandung taksiran atau judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan dapat berdampak pada angka rasio. d. Metoe pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia atau tidak sinkron, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

4) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang digunakan tidak sama sehingga dapat menimbulkan kesalahan saat

(44)

2.3. Saham

2.3.1 Pengertian Saham

Perseroan terbatas merupak satu kesatuan usaha yang dari segi hokum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang disetornya. Selain itu bentuk perseroan memungkinkan untuk memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang dimana masing-masing orang menjadi pemilik perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan diserahkan kepada pihak-pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik dan sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetor modal (Baridwan:1992). Jadi yang dimaksud dengan saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atau suatu perusahaan.

(45)

Jenis-jenis saham (Jogiyanto : 2000) : a. Saham preferen

Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bwah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut :

1. Preferen terhadap dividen

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi

(46)

b. Saham biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak. Beberapa hak yang dimilik pemegang saham biasa adalah : 1. Hak kontrol, merupakan hak pemegang saham untuk memilih dewan direksi. 2. Hak menerima pembagian keuntungan.

3. Hal preemptive, merupakan hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.

2.3.2 Pencatatan Saham

(47)

2.3.3 Nilai Saham

Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu : 1. Nilai buku (book value)

Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva besih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuits pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibag dengan jumlah saham beredar.

(Jogiyanto : 2000).

Nilai buku per lembar saham =

Beberapa nilai yang berhubungan dengan perhitungan nilai buku saham adalah : a. Nilai nominal (pas value)

Merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Menurut Kieso dan Weygandit (1996; dalam Jogiyanto : 2000), nilai nominal merupakan modal per lembar yang secara hukum harus ditahan perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tida dapat diambil oleh pemegang saham. b. Agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)

Merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominalnya.

c. Nilai modal disetor (paid in capital)

(48)

modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham.

d. Laba ditahan (retained earnings)

Merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal.

2. Nilai pasar (market value)

Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

3. Nilai intrinsik (intrinsic value)

Nilai intrinsik atau nilai fundamental merupakan nilai yang sebenarnya dari saham.

2.4. Tingkat Profitabilitas

Profitabilitas rasio adalah yang menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba atau keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap, 2005 ; 304). Rasio profitabilitas terbagi menjadi : Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, Earning Per

Share, Basic Earning Power, Operating Ratio dan Economic Valu Added (Harahap,

(49)

1. Pengertian dan Kegunaan Laba

Menurut Kamus Besar Akuntansi (2007:495) pengertian laba yaitu suatu kenaikan atau tambahan dalam aktiva dari suatu perusahaan karena operasi-operasi yang berhasil dalam suatu periode tertenru. Dengan kata lain, laba adalah kelebihan pendapatan (revenue) atas beban dan kerugian yang terkait dalam operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba merupakan pengembalian (return) yang melebihi investasi. Daya tarik utama bagi pemegang saham dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditetapkan.

Menurut akuntansi, laba adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Laba bersih mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan menjawab pertanyaan bagaimana keberhasilan perusahaan mengelola usahanya (Harahap, 2005:273).

Laba member informasi penting dalam laporan keuangan yang berguna untuk : a. Perhitungan pajak. Laba berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan

diterima negara.

b. Untuk menghitung diiden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan diperusahaan.

(50)

d. Sebagai dasar dalam peramalan laba meupun kejadian ekonomi perusahaan di masa yang akan datang.

e. Sebagai dasar dala perhitungan dan penelitian efisiensi.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 kegunaan alab adalah :

a. Membantu investor dan kreditor dalam menilai keinerja manajemen. b. Membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative. c. Menaksir laba di masa yang akan datang.

d. Menaksir resiko dan investasi/pemberian pinjaman (kredit) pada perusahaan.

2. Jenis Laba

Jenis-jenis laba antara lain :

a. Laba komprehensif adalah perubahan dalam kekayaan (aktiva neto) suatu entitas selama satu periode yang berasal dari tansaksi atau peristiwa san kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik. Laba komprehensif juga mencakup semua perubahan dalam ekuitas selama satu periode di luar perusahaan yang berasal dari investasi oleh pemilik dan distribusi pada pemilik.

b. Laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak dan sebelum extra ordinary item dan discounted operation untuk menghilangkan elemen yang mungkin

menyebabkan pertumbuhan laba yang meningkat dalam suatu periode yang tidak akan timbul dalam periode berikutnya.

(51)

d. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dengan harga pokok penjualan. e. Laba bersih adalah penambahan bersih pada modal kegiatan menacari laba. f. Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan oleh perusahaan.

g. Laba per saham adalah jumlah pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama masa pelaporan.

3. Keputusan Keuangan

Pengambilan keputusan memegang peranan yang penting dalam teori akuntansi karena tujuan akuntansi yaitu menghasilkan informasi yang berguna bagi

pengambilan keputusan. Manajer yang bertindak sebagai pengambil keputusan demi kepentingan perusahaan akan menghasilkan keputusan terbaik berdasarkan informasi yang tersedia bagi mereka. Financial Accounting Srandard Board (FASB)

menegaskan bahwa peran laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi (Hendriksen dan Breda, 2000:221). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer terdiri dari keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen (Weston dan Copeland, 2005:2). Keputusan keuangan ini merupakan keputusan mengenai perolehan dana, penggunaan dana dan pembagian hasil operasi usaha.

Keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab pihak manajemen tersebut, yaitu : a. Keputusan Investasi (Investment Decision)

(52)

alternative invesatsi yang dinili paling menguntungkan. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan investasi yang tepat akan menghasilkan laba bagi perusahaan di masa yang akan datang dan sebaliknya. Hal ini disebabkan invesatsi

mengandung risiko dan ketidakpastian.

b. Kebijakan Hutang atau Keputusan Pendanaan (Financial Decision) Keputusan pendanaan atau kebijakan hutang merupakan keputusan yang menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi atau memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.

2.5 Investment Opportunity Set

Munculnya istilah IOS (Investment Opportunity Set) dikemukakan oleh Myers (1977) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagi suatu kombinasi antara aktiva riil dan opsi investasi masa depan. Menurut Gaver dan Gaver (1993) opsi invesatsi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juda dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya (dalam Subekti : 2000).

IOS perusahaan terdiri dari proyek-proyek yang memberikan pertumbuhan bagi perusahaan, maka IOS dapat menjadi pemikiran sebagai prospek pertumbuhan

(53)

dapat diobservasi. Karena itu diperlukan proksi agar dapat menjelaskan keterkaitan (korelasinya) dengan variabel-variabel lainnya.

Proksi-proksi tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis (kallapur dan Trombley : 1999 ; dalam Subekti :2000), yaitu :

1) Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar.

Perusahaan yang bertumbuh akan mempunyai nilai pasar yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya.

2) Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada nilai IOS sutau perusahaan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi pada masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. 3) Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi

akan menjadi ebih berniali jika menggunakan variabilitas untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh.

Kallapu dan Trombley (1999) telah mengevaluasi berbagai proksi untuk IOS berdasarkan hubungannya dengan pertumbuhan sesungguhnya (realized growth). Dengan menggunakan asosiasi dengan realized growth sebagai bench mark, mereka menemukan bahwa raio book to market merupakan proksi yang valis mengenai pertumbuhan.

(54)

nilai pasar mengindikasikan adanya potensi kesempatan perusahaan untuk tumbuh dan berinvestasi masa depan. Smith dan Watts (1992) menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang tumbuh memiliki rasio nilai pasar terhadap milai bukunya yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai bukunya (Jogiyanto : 2000).

2.6 Earning Per Share

Laba bersih mendapatkan perhatian lebih banyak daripada bagian lain dalam laoran keuangan. Laba bersih mengukur kemampuan usaha untuk menghasilkan laba. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Bagian terakhir dari laporan keuangan perseroan menyajikan laba per saham perseroan. Laba per saham perseroan merupakan kunci keberhailan perseroan. (Horngren, Horrisan, Robinson, dan Seckokusumo : 1998).

Laba per saham =

(55)

beredar. Informasi mengenai pendapatan per lembar saham dapat digunakan oleh pimpianan perusahaan untuk menentukan diiden yang akan dibagikan. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan pada setiap lembar saham dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham dalam periode yang sama, maka akan diperoleh prosentase

pembayaran (pay out percentage).

2.7 Hubungan Investment Opportunity Set (IOS), Ukuran Perusahaan dan Earning Per Share

Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara asset milik perusahaan dengan pilihan investasi di masa datang. Pilihan-pilihan investasi di masa datang ini kemudian dikenal dengan istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). Menurut Gaver dan Gaver (1993 ; dalam Fijrianti dan

Hartono M. : 2000) IOS perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat tidak dapat diobservasi, maka IOS memerlukan sebuah proksi. Menurut Smith dan Watts (1992) juga Gaver dan Gaver (1993) dalam Jogiyanto (2000), rasio nilai pasar dibagi nilai buku (book to market) digunakan sebagai proksi dari IOS (Investment

(56)

2.8 Penelitian Terdahulu

(57)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Data Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdapat di BEI tahun 2007-2011. Pemilihan sampel tersebut dipilih dengan menggunakan metode purposive judgment sampling yaitu sampel yang dipilij dari populasi dengan kriteria tertentu :

Sampel yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BEI sebelum tahun 2007, perusahaan tidak memiliki total ekuitas negative pada tahun 2007-2011,

perusahaan mempublikasikan laporan keruangan tahun 2007 s/d 2011. Tabel 1 : Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian

No. Kode saham Nama Emiten

1 ASGR PT Astra Graphia, Tbk

2 DYNA PT Dynaplast, Tbk

3 INTA PT Intraco Pentam, Tbk

4 JPRS PT Jaya Pari Steel, Tbk

5 KARW PT Karwel Indonesia, Tbk

6 KLBF PT Kalbe Farma, Tbk

7 KBLM PT Kabelindo Murni, Tbk

8 LMSH PT Lionmesh Prima, Tbk

9 LION PT Lion Metal Works, Tbk

(58)

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data harga penutupan harga saham (closing price) perusahaan-perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2. Data total ekiutas perusahaan-perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.

3. Data jumlah saham yang beredar.

4. Data total asset perusahaan-perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 5. Data laba atau rugi bersih tahun 2007-2011.

3.2 Spesifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel terikat (dependent variable dan variable bebas (independent variable).

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan di dalam penelitin ini dinyatakan dengan notasi Y, yaitu menunjukkan earning per share perusahaan. Earning per share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.

Rumus earning per share

Earning per share =

(59)

2. Variabel Independent

a. Investment Opportunity Set (IOS) sebagai variable X1 dengan proksi rasio nilai pasar dibagi nilai buku.

Rasio perbandingan =

Nilai buku per lembar =

IOS > 1 Perusahaan bertumbuh

Yang dimaksud nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Sedangkan nilai buku menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Dalam (Jogiyanto, 2001), rasio nilai pasar dibagi dengan nilai buku

merupakan proksi dari IOS (Investment Opportunity Set) yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar daripada satu.

b. Ukuran perusahaan sebagai variable X2

Menurut Machfoedz (1994, dalam Manao dan Nur, 2001), penentuan ukuran

(60)

3.3 Rancangan Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesis, pemilihan alat analisis, pengujian asumsi model regresi linear berganda, dan pengujian signifikansi.

3.3.1 Penetapan hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian berkaitan dengan pengaruh dari variable-variabel independen terhadap dependen. Pertumbuhan perusahaan (growth)

menunjukkan Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa yang akan dating. Smith dan Watts (1992) juga Graver dan Graver (1993) dala Jogiyanto (2000), menggunakan rasio nilai pasar dibagi dengan nilai buku sebagai proksi dari IOS yang merupakan pengukur pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebtu lebih besar dari nilai bukunya.

Menurut Baridwan (1994), alat yang digunakan sebagai perhitungan dalam mengukur kemampuan perusahaan ada dua, yaitu nilai buku per lembar saham dan pendapatan per lembar saham (earning per share/EPS). Pendapatan per lembar saham (earning per share/EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk

(61)

pembayaran (pay out percentage). Informasi ini berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan.

Berdasarkan hal di atas, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut :

Ha1: Investment Oppurtunity Set (IOS) berpengaruh secara signifikan terhadap EPS.

Perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk menghasilkan arus kas (PSAK : 2009). Sedangkan sebagai ukuran perusahaan digunakan total asset perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini juga dilakukan untuk melihat apakah ukuran

perusahaan, yaitu perusaan besar atau perusahaan kecil yang diukur dengan total asset perusahaan, mencerminkan kinerja perusahaan yang diukur dengan earning per share perusahaan pada periode yang sama.

Berdasarkan hal di atas, maka disusunlah hipotesis sebagai berikut :

Ha2 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap EPS.

3.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Regresi Linear Berganda

(62)

Sehingga model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Earning per share a = Konstanta

X1 = Investment Opportunity set (IOS) X2 = Ukuran perusahaan

b1-b2 = Koefisien variabel X1-X2 e = Error / kesalahan pengganggu

Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Excel, sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan SPSS versi 16.0 pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5%.

Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika Sig < 0.05 maka : Ha diterima. Jika Sig > 0.05 maka : Ha ditolak.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian regresi linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi: a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel, pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui

(63)

bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsiini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu :

1. Analisis grafik. Dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

2. Uji Statistik. Uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skweness dari residual dan Uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas residual digunakan uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan tingkat signifikansi 5%.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika Sig < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Jika Sig > 0.05 maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi memiliki hubungan yang kuat. Adanya multikolinearitas yang kuat akan mengakibatkan ketidaktepatan estimasi.

Pengujian gejala multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen berhubungan secara linier. Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi liniear. Jelas bahwa

(64)

saja multikolinearitas tidak mungkin terjadi apabila variabel bebas (X) yang

diikutseratakan hanya satu. Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita mengalami multikolinearitas adalah :

1. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien moel regresi (misal, nilainya menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model regresi.

2. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak signifikan pad uji parsial.

3. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan yang

disebutkan dalam teori atau logika. Misal, pada teori atau logika seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru bertanda (-).

4. Nilai standar error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari yang sebenarnya (overestimated).

Untuk mendeteksi apakah model regresi kita mengalami multikolinearitas, dapat diperiksa menggunakan VIF. VIF merupakan singkatan dari Variance Inflation Factor. Nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinearitas yang serius di dalam

model regresi kita. Besarnya VIF dirumuskan :

VIF =

c. Uji Autokorelasi

(65)

berdasarkan urutan waktu (pada data time series) atau urutan ruang (pada data cross-sectional). Dalam penelitian ini yang digunakan untuk menguji ada tidaknya

autokorelasi yaitu dengan uji statistic Durbin-Watson. Tabel 1 Klasifikasi nilai d

Nilai d Keterangan

0 < d < dL Ada Autokolerasi

dL < d < dU Tanpa Kesimpulan

4 - dL < d < 4 Tidak ada Autokolerasi 4 – dL < d < 4 - dU Ada Autokolerasi dU < d < 4 - dU Tanpa Kesimpulan

d. Uji Heterokedasitas

Heterokedasitas berarti terjadi varian yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Hal ini dapat dideteksi dengan mengamati sebara titik-titik pasa scatterplot antara nilai taksiranY dengan nilai residual (selisih antara variabel actual

(66)

3. Uji Signifikansi

a. Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji-t)

Uji siginifikansi dilakukan dengan menggunakan uji-t an uji-F pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5% yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing maupun semua variabel independen secara bersamaan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan adalah :

(67)

V. SIMPULAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis apakah IOS dan ukuran suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap Earning Per Share yang dimiliki perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share. Ukuran perusahaan juga berpengaruh secara signifikan terhadap earning

per share.

5.2 Keterbatasan Penelitian

(68)

5.3 Saran

Mengacu pada kesimpulan diatas maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan melakukan perluasan tahun pengamatan dan penambahan variabel-variabel penelitian lainnya dan unsur-unsur lainnya agar dalam penelitian diperoleh hasil yang lebih akurat lagi.

(69)

Al Husin, Syahri. 2001. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 16.0 PT Elexmedia Komputindo. Jakarta.

Buku Format Penulisan Karya Ilmiah Unila, edisi revisi. Unila.2008. Bandar Lampung. 60 Halaman

Fijirianti, Tettet dan Hartono Jogiyanto. 2000 .”Analisis Korelasi Pokok IOS dengan Realisasi Pertumbuhan Kebijkan Pendanaan dan Deviden”, Simposium

Nasional Akuntansi III; IAI.

Fitriani. 2004.”Pengaruh Perbandingan Nilai Pasar dengan Nilai Buku dan Total Asset terhadap Earning Per Share”. Skripsi. Universitas Lampung.

Harahap, Sofyan Safri. 2008. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2005. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio Efek dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.

Subekti, Adi. 2000. Asosiasi Antara IOS dengan Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Deviden, Kebijakan Kompensasi, Beta dan Perbedaan Reaksi Pasar : Bukti Empiris dari BEJ. Simposium Nasional Akuntasi III : IAI.

Gambar

Tabel 1 : Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian
Tabel 1 Klasifikasi nilai d

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis pertama menggunakan Uji Paired t-test, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock

If you’ve been playing along at home, dutifully coding up what we did in the last chapter when we created the checkout system, you’re probably completely sick of entering dummy

Namun pada era milenial saat ini hijrah justru lebih diartikan dengan perubahan seseorang dari yang sebelumnya buruk menjadi ke arah yang lebih baik atau

Berdasarkan hasil kuesioner dalam diagram diatas diketahui bahwa 154 orang yang menggunakan jasa penyeberangan di Pelabuhan Ameth Nusalaut, Sebanyak 45% menyatakan

Hasil penelitian ini menguatkan pendapat Sarason, Sarason dan Gurung (1997) bahwa dukungan sosial yang dipersepsikan positif atau yang dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan

Bahan-bahan yang digunakan yaitu Biakan murni bakteri Escherichia coli , Aquades steril, Aquades, Media Nutrient Agar (NA), Media Nutrient Broth (NB), Jeruk lemon

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya

pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau. kutipan dengan mengikuti tata penulisan ilmiyah