• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SUKOREJO 02 GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SUKOREJO 02 GUNUNGPATI KOTA SEMARANG"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR

SEKOLAH DASAR NEGERI SUKOREJO 02 GUNUNGPATI

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Sonia Tiarafany NIM : 1401412486

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : Sonia Tiarafany

NIM : 1401412486

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau materi yang pernah diterbitkan orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya jadikan sebagai acuan dengan mengikuti tata aturan penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Semarang, Juli 2016 Penulis,

(3)

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Minat Baca terhadap Hasil Belajar

Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang” telah disetujui

oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :

hari : Kamis

tanggal : 25 Agustus 2016

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Susilo Tri Widodo, S. Pd, M.H. Dra. Florentina Widihastrini, M. Pd. NIP 198507212014041001 NIP 195607041982032002

Ketua Jurusan

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Minat Baca terhadap Hasil Belajar Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang” yang disusun oleh Sonia Tiarafany ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada :

hari : Kamis

tanggal : 25 Agustus 2016

Panitia Ujian Skripsi,

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Isa Ansori, M.Pd.

NIP. 195604271986031001 NIP. 196008201987031003

Penguji Utama,

Dra. Nuraeni Abbas, M.Pd. NIP. 195906191987032001

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan dari Tuhanmulah apa yang datang, Yang mengajarkan dengan petunjuk, Yang mengajarkan Manusia apa-apa yang tidak

diketahuinya

( Q.S. Al „Alaq : 1-5)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat

(Q.S. Al Mujadalah : 11)

Persembahan

Karya tulis ini dengan segenap cinta, doa, dan hati yang tulus, saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Suntoyo dan Ibu Tri Wahyuning Wati yang senantiasa mendoakan dan mencurahkan seluruh kasih sayangnya dalam setiap langkahku;

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat, berkat, nikmat, dan inayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Minat Baca terhadap Hasil Belajar Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota

Semarang”.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, khususnya dibawah ini.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi;

2. Prof. Dr. Fakhrudin, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin melaksanakan penelitian;

3. Isa Ansori, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGSD UNNES yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian; 4. Susilo Tri Widodo, S. Pd, M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan motivasi dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi;

5. Dra. Florentina Widihastrini, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi;

6. Dra. Nuraeni Abbas, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah menguji dan memberikan masukan untuk skripsi ini;

7. Mintarsih, M.Pd. selaku Kepala SD Negeri Sukorejo 02 Kota Semarang yang telah memberikan ijin melakukan penelitian;

8. Khusnul Chotimah M.Pd, selaku Kepala SD Negeri Sukorejo 01 yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian;

(7)

vii

Semoga segala amal dan kebaikan yang diberikan semua pihak kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang lebih indah dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

(8)

viii

ABSTRAK

Tiarafany, Sonia. 2016. Hubungan Minat Baca terhadap Hasil Belajar Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.

Minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tinggi kepada suatu sumber bacaan tertentu. Meningkatnya minat baca seseorang maka ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki akan semakin bertambah. Berdasarkan data pra penelitian permasalahan dalam penelitian ini adalah sedikitnya jumlah siswa yang mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Hasil belajar yang difokuskan pada penelitian ini adalah hasil belajar dari lima mata pelajaran, yaitu IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Matematika. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif antara minat baca terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat baca terhadap hasil belajar siswa SD Negeri Sukorejo 02, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Variabel pada penelitian ini, yaitu minat baca dan hasil belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Tinggi SD Negeri Sukorejo 02 yang berjumlah 113 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik teknik propotionate stratified random sampling, sehingga dari 113 siswa diambil 89 siswa untuk dijadikan sampel. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengumpulkan data minat baca. Uji persyaratan analisis digunakan uji normalitas. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi Product Moment.

Hasil penelitian uji statistik deskriptif pada minat baca menunjukkan bahwa jumlah terbanyak dengan persentase 61,8% dalam kategori sedang. Pengujian hipotesis menunjukkan harga koefisien korelasi (r hitung) > r tabel (0,713 > 0,175) dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan. Harga koefisien korelasi tersebut menunjukan adanya hubungan yang positif antara minat baca dengan hasil belajar siswa SD Negeri Sukorejo 02, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Hal ini memiliki arti bahwa setiap kenaikan variabel minat baca akan mempengaruhi kenaikan variabel hasil belajar. Korelasi dalam penelitian ini tergolong kuat.

Simpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara minat baca dengan hasil belajar. Saran untuk guru, yaitu guru meningkatkan minat baca, dengan memberikan tugas yang berkaitan dengan membaca.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II ... 11

KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kajian Teori ... 11

2.1.1 Minat Baca ... 11

2.1.1.1 Pengertian Minat Baca ... 11

2.1.1.2 Faktor Internal yang Mempengaruhi Minat ... 12

2.1.1.3 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Minat ... 14

2.1.1.4 Cara Meningkatkan Minat Baca... 15

2.1.2 Hasil Belajar ... 20

2.1.2.1 Hakikat Belajar... 20

2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Belajar ... 21

(10)

x

2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

2.1.2.5 Domain Hasil Belajar ... 29

2.1.2.6 Teori-Teori Belajar ... 33

2.1.3 Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar ... 35

2.2 Kajian Empiris ... 37

2.3 Kerangka Berpikir ... 40

2.4 Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III ... 43

METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Desain Penelitian ... 43

3.3 Prosedur Penelitian... 44

3.4 Subyek Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

3.4.1 Subyek Penelitian ... 46

3.4.2 Lokasi ... 46

3.4.3 Waktu ... 46

3.5 Populasi dan Sampel ... 47

3.5.1 Populasi ... 47

3.5.2 Sampel ... 47

3.6 Variabel Penelitian ... 48

3.6.1 Variabel Bebas ... 49

3.6.2 Variabel Terikat ... 49

3.6.3 Definisi Operasional... 49

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.7.1 Angket ... 51

3.7.2 Dokumentasi ... 52

3.8 Uji Coba Instrumen ... 52

3.8.1 Validitas ... 53

3.8.2 Reliabilitas ... 54

3.9 Analisis data ... 56

(11)

xi

3.9.2 Analisis Data Awal ... 60

3.9.2.1 Uji Normalitas ... 60

3.9.3 Analisis Data Akhir ... 61

3.9.3.1 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV ... 63

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Hasil Penelitian ... 63

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 63

4.2 Pembahasan ... 70

4.2.1 Pemaknaan Temuan ... 70

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ... 76

4.2.2.1 Implikasi Teori ... 76

4.2.2.2 Implikasi Praktis ... 76

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ... 77

BAB V ... 78

PENUTUP ... 78

5.1 Simpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ... 46

Tabel 3. 2 Populasi Kelas Tinggi SD Negeri Sukorejo 02 ... 47

Tabel 3. 3 Sampel Penelitian ... 48

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel ... 50

Tabel 3. 5 Skor untuk Setiap Butir Soal pada Skala Likert ... 52

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas ... 54

Tabel 3. 7 Hasil Reliabilitas Instrumen ... 55

Tabel 3. 8 Kriteria Interpretasi Skor ... 56

Tabel 3. 9 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62

Tabel 4. 1 Persentase Minat Baca Siswa Kelas Tinggi ... 65

Tabel 4. 2 Data Statistik Hasil Belajar ... 66

Tabel 4. 3 Kategorisasi Hasil Belajar ... 66

Tabel 4. 4 Hasil Uji Coba Normalitas ... 68

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian ... 41

Gambar 3. 1 Desain Penelitian ... 43

Gambar 4. 1 Diagram Minat Baca ... 65

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-KisiInstrumen Penelitian... 84

Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Minat Baca (Uji Coba) ... 88

Lampiran 3 Angket Minat Baca (Uji Coba) ... 89

Lampiran 4 Validasi Angket ... 93

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket Minat Baca ... 96

Lampiran 6 Angket Minat Baca ... 97

Lampiran 7 Contoh Angket Hasil Penelitian ... 100

Lampiran 8 Daftar Nama Siswa Uji Coba Instrumen ... 101

Lampiran 9 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 103

Lampiran 10 Rekapitulasi Uji Validitas Uji Coba Angket... 106

Lampiran 11 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket ... 108

Lampiran 12 Rekapitulasi Soal Angket Minat Baca yang Digunakan ... 110

Lampiran 13 Skor Butir Angket Minat Baca ... 111

Lampiran 14 Skor Angket Minat Baca ... 115

Lampiran 15 Indikator Hasil Belajar ... 118

Lampiran 16 Nilai Hasil Belajar ... 124

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 127

Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Analisis Korelasi ... 129

Lampiran 19 Dokumentasi Foto Penelitian ... 130

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sumber daya manusia yang berkualitas akan terbentuk melalui pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan menggunakan suatu perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang memuat rancangan pelajaran yang diberikan pada peserta pelajaran atau disebut dengan kurikulum. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah Kurikulum Tingkat Satuan

(16)

2

Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Satuan pendidikan terdiri atas Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Kurikulum SD/MI itu sendiri memuat delapan mata pelajaran , yaitu PKn, matematika, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, penjaskes, seni budaya, dan Bahasa Inggris. Kedelapan mata pelajaran tersebut akan menghasilkan hasil belajar. Setelah melalui pembelajaran diharapkan peserta didik memiliki hasil belajar yang tinggi.

Slameto (2010:2), menyatakan belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Interaksi dapat terjadi antara individu dengan lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan sekolah. Hamdani (2011:20), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Setelah melakukan interaksi dengan lingkungannya, individu akan mendapatpengalaman baru dan dari pengalamannya itulah seorang individu memperoleh sebuah

pengetahuan baru. Rifa‟i (2009: 82), menyatakan bahwa belajar merupakan proses

(17)

3

merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Setelah melalui proses belajar, seseorang akan memperoleh perubahan tingkah lakunya yang disebut dengan hasil belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi seseorang harus melakukan kegiatan membaca, karena dengan membaca segala informasi dapat diperoleh. Orang yang menyukai kegiatan membaca berati orang tersebut memiliki minat baca yang tinggi.

(18)

4

perhatiannya dan dengan demikian motivasi siswa akan timbul untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati, 2009:42). Orang yang mempunyai minat baca yang tinggi pasti akan berusaha mencari sumber bacaan sebanyak-banyaknya untuk dibaca. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh seiring manusia tumbuh dan berkembang. Siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan ditandai dengan ketersediaanya mencari sumber-sumber bacaan untuk dibaca dengan kesadarannya sendiri tanpa ada yang menyuruh. Siswa akan merasa senang saat melakukan kegiatan membaca sehingga akan terus mengulang kegiatan tersebut.

Meningkatnya minat baca seseorang maka ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tentu akan semakin bertambah. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan juga akan mempengaruhi hasil belajar seseorang.

Rifa‟i (2009: 85), menyatakan hasil belajar merupakan segala perubahan tingkah

(19)

5

Hasil survey yang dilakukan oleh PIRLS pada seluruh siswa kelas IV sekolah dasar terhadap prestasi literasi membaca menunjukan Indonesia berada di peringkat 42 dari 49 negara pada tahun 2011. Sedangkan hasil survey yang dilakukan oleh PISA terhadap pencapaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains menunjukan Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara pada tahun 2012. Selain survey yang dilakukan PIRLS dan PISA, The Global Competitiveness Report tahun 2015-2016 dari World Economic Forum, yang menilai tingkat persaingan global dari indikator kualitas pendidikan dasar, menempatkan Indonesia pada peringkat 57 dari 140 negara dalam hal pencapaian Competitiveness Index (CI). Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dasar Indonesia berada dibawah peringkat internasional. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan PISA, PIRLS, dan The Global Competitiveness Report tersebut menunjukan masih rendahnya minat baca dan pencapaian hasil belajar siswa di Indonesia. Permasalahan rendahnya hasil belajar tersebut juga ditemukan di sekolah dasar.

(20)

6

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV pada tanggal 5 Februari

2016, menurut Ibu Yohana, “siswa masih bergantung pada buku paket atau LKS

milik sekolah saja”. Banyak siswa yang tidak mempunyai buku referensi lain

sebagai sumber bacaan. Saat di rumah siswa tidak ada bahan bacaan untuk belajar, sehingga siswa hanya belajar pada saat ada tugas dari guru saja.

Ibu Yohana juga mengatakan, bahwa saat siswa diberi buku bacaan, siswa lebih menyukai melihat gambar-gambar yang ada di buku dibandingkan membaca tulisannya. Hal lain yang menunjukan masih rendahnya minat baca siswa, yaitu masih banyak siswa yang kurang tepat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan.

Berdasarkan dokumen nilai hasil belajar siswa , dilihat dari rata-ratanya hasil belajar siswa masih rendah. Seperti. Rata-rata tersebut diperoleh dari nilai lima mata pelajaran semester I, yaitu IPA, IPS, PKn, Bahasa Indonesia, dan matematika pada kelas IV memiliki rata-rata 55,89 dengan jumlah siswa 40 siswa, kelas V memiliki rata-rata 60,79 dengan jumlah siswa 34 siswa, dan kelas VI memiliki rata-rata 53,44 dengan jumlah siswa 39 siswa. Lima mata pelajaran tersebut memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal tersendiri, yaitu PKn dengan KKM 60, Bahasa Indonesia dengan KKM 65, IPA dengan KKM 63, matematika dengan KKM 50, dan IPS dengan KKM 58.

(21)

7

yang pergi ke perpustakaan untuk membaca. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik ingin melihat hubungan antara minat baca terhadap hasil belajar siswa SD Negeri sukorejo 02.

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Irwandi tahun 2014 dengan judul Kontribusi Minat, Kecerdasan Intelektual dan Kemampuan Motorik dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Murid SD Negeri 32 Banda Aceh. Hasil penelitian tersebut, yaitu derajat Minat, Kecerdasan Intelektual dan Kemampuan Motorik terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,86, dengan f hitung = 78,86 > dari f tabel = 3,18, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dari penelitian ini diketahui bahwa Minat, Kecerdasan Intelektual dan Kemampuan Motorik memberikan kontribusi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Murid SD Negeri 32 Banda Aceh.

(22)

8

Berdasarkan ulasan latar belakang tersebut,mengenai rendahnya minat baca dan hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang. Peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara minat baca terhadap hasil belajar. Dengan judul penelitian “Hubungan Minat Baca terhadap Hasil Belajar Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota

Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan atas permasalahan yang diuraikan tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana minat baca siswa kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang?

3. Apakah ada hubungan positif antara minat baca terhadap hasil belajar siswa kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui minat baca siswa kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang

(23)

9

3. Untuk mengetahui hubungan antara minat baca terhadap terhadap hasil belajar siswa kelas tinggi Sekolah Dasar Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Kota Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa konsep sebagai bahan referensi dan untuk menambah kajian tentang hasil teori sebelumnya. Selain itu dapat memperluas wawasan khalayak, sebagai sumber referensi terkait hubungan antara minat baca dengan hasil belajar. Sebagi bahan informasi agar khalayak tahu manfaat minat baca.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah agar dapat menentukan strategi yang tepat dan efektif untuk meningkatkan minat baca siswa. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk sekolah agar lebih mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

2. Bagi Guru

(24)

10

Selain itu dapat memberi masukan guru untuk menentukan strategi yang tepat agar minat baca siswa meningkat.

3. Bagi Siswa

(25)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat Baca

2.1.1.1 Pengertian Minat Baca

Banyak orang yang mengartikan minat sama dengan kesenangan. Padahal keduanya mengandung perbedaan dalam hal ketetapan. Minat merupakan sebuah motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk dapat melakukan apa yang mereka inginkan dan mereka bebas memilih apa saja untuk dilakukan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang sifatnya hanya sementara saja. Menurut Slameto, (2010:180) minat adalah suatu rasa pada individu terhadapsuatu hal atau aktivitas tanpa ada orang lain yang menyuruh. Djaali (2014:121), mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, yang akan dilakukan individu dengan keinginannya sendiri. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh seiring manusia tumbuh dan berkembang. Djamarah (2011:167), menyatakan minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat memberikan pengaruh terhadap belajar selanjutnya serta berpengaruh juga terhadap penerimaan minat-minat baru.

Objek minat bisa apa saja, seperti makhluk hidup, aktivitas, pekerjaan, benda mati, dan lain sebagainya. Priansa (2014:282), mendefinisikan minat sebagai suatu aspek kepribadian yang menggambarkan adanya kemauan serta dorongan yang timbul yang berasal dari dalam diri individu untuk memilih objek

(26)

12

lain yang sejenis. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian motivasi dari dalam diri siswa akan timbul untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati, 2009:42). Apabila dalam diri siswa sudah timbul motivasi, maka siswa akan bersemangat dalam mempelajari suatu bidang studi. Menurut Sutarno (2006:27), minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi seseorangterhadap suatu sumber bacaan tertentu. Selanjutnya Rahim (2008:28), menyatakan minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan bersedia memilih bahan bacaan sendiri dan kemudian membacanya dengan kesadarannya sendiri. Dalman (2014:142), menyatakan bahwa minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan ketekunan yang bertujuan untuk membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam diri pembaca. Semakin tinggi minat baca yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi juga keinginannya untuk membaca.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah rasa ketertarikan yang dimiliki seseorang tanpa paksaan pada aktivitas atau kegiatan membaca dilakukan dengan sadar dan penuh rasa senang serta diwujudkan dengan mencari berbagai sumber bacaan untuk dibaca. 2.1.1.2 Faktor Internal yang Mempengaruhi Minat

(27)

13

berbagai faktor, baik faktor dari dalam atau faktor dari luar diri seseorang. Rahim (2008:28), menyatakan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan minat, yaitu konsepsi tentang diri dan tingkat keterlibatan tekanan.

a. Konsepsi tentang diri

Anak akan menerima apa yang dirasa berguna dan bermanfaat bagi dirinya, sebaliknya anak akan menolak segala hal yang dirasa akan merugikan atau mengancamnya.

b. Tingkat keterlibatan tekanan

Anak yang tidak mempunyai tekanan dan diberi kebebasan dalam memilih, mungkin akan mempunyai minat baca yang lebih tinggi.

Selain pendapat tersebut, Sutarno (2006:27), menyatakan faktor yang mendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca, dan pendorong kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca.

Dalman (2014:149), menyatakan minat pada anak karena hal berikut ini. 1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan mental, minat akan mengalami perubahan. Bahan bacaan yang dibaca siswapun akan ikut berubah sesuai dengan level perkembangan dan kematangan pribadi.

2. Minat bergantung pada kesiapan belajar

(28)

14

3. Minat dipengaruhi oleh bobot emosi

Setelah seorang siswa mendapat reaksi positif dari kegiatan membaca, maka ia akan merasa ingin mengulanginya lagi. Hal tersebut akan menimbulkan kesenangan emosi yang mendalam pada aktivitas membaca yang akan menguatkan minat baca.

4. Minat adalah sifat egosentrik di keseluruhan masa kanak-kanak

Apabila seorang siswa yakin terhadap membaca akan membuatnya memiliki pengetahuan luas dan kecerdasan dalam menyikapi hidup, maka ia akan melakukan aktivitas membaca sampai tua.

2.1.1.3 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Minat

Kegemaran membaca sangat penting dalam kehidupan modern. Oleh karena itu, peranan buku tidak dapat digeserkan. Selain faktor internal yang telah disebutkan, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi minat. Dalman (2014:149), menyatakan minat membaca dipengaruhi oleh faktor minat diperoleh dari pengaruh budaya. Budaya yang bersifat permanen sangat memungkinkan adanya budaya membaca yang akan membuat minat baca siswa menjadi tinggi baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Rahim (2008:28), menyatakan faktor eksternal yang mempengaruhi minat, yaitu (1) nilai-nilai, (2) mata pelajaran yang bermakna, (3) pengalaman sebelumnya, dan (4) Kekompleksitasan materi pelajaran.

1. Nilai-nilai

(29)

15

2. Mata pelajaran yang bermakna

Apabila pelajaran disampaikan dengan baik sehingga informasi yang diterima anak dapat dipahami dengan mudah, maka hal tersebut akan menarik minat mereka.

3. Pengalaman sebelumnya

Anak dapat mengembangkan minatnya terhadap suatu hal apabila dia telah mengalami suatu hal.

4. Kekompleksitasan materi pelajaran

Apabila intelektual dan fleksibel secara psikologis anak lebih tinggi, maka akan lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat berasal dari dalam diri anak dan juga dari luar diri anak. Faktor dari dalam misalnya konsepsi diri dan bobot emosi, sedangkan faktor dari luar misalnya nilai-nilai dan pengaruh budaya. Selain itu keluarga dan guru juga berpengaruh besar dalam perkembangan minat anak. Keluarga dan guru dapat memberikan motivasi pada anak agar anak mempunyai minat yang lebih tinggi terhadap suatu hal.

2.1.1.4 Cara Meningkatkan Minat Baca

(30)

16

1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik. Hal tersebut akan menjadikan anak didik belajar tanpa adanya paksaan.

2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik. Dengan begitu nantinya anak didik tidak akan kesusahan menerima pelajaran.

3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. Lingkungan sekolah yang tenang dan bersih akan membuat siswa lebih nyaman dalam belajar.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik. Guru perlu memilih strategi atau model yang tepat dalam mengajar sehinggak segala perbedaan individual anak didik dapat teratasi dengan baik.

Minat baca dapat dikembangkan sejak usia dini secara teratur. Jika itu dilakukan maka akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Sutarno (2006:29), menyatakan bahwa apabila sumber bacaan yang menarik dan sesuai selera tersedia, maka akan dapat mewujudkan kebiasaan membaca. Menurut Rosidi (1983:76), membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan, harus dipupuk, harus dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas pada penguasaan teknik membaca saja, melainkan juga kepada pemilihan bahan bacaan.

(31)

17

keluarga, sehingga perpustakaan bisa dijadikan tempat untuk berkumpul keluarga yang menyenangkan, sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah, guru, dosen maupun para pustakawan sekolah harus mengubah mekanisme proses pembelajaran menuju membaca sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Selain itu pemerintah juga dapat menyediakan program perpustakaan keliling baik di sekolah-sekolah atau desa-desa untuk memperbesar peluang masyarakat untuk membaca.

Tentunya untuk meningkatkan minat baca dapat dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Minat baca dapat ditanamkan sejak kita kecil dengan membiasakan membaca buku setiap harinya. Pembentukan kebiasaan membaca dapat dimulai kira-kira dari umur 2 tahun, sesudah anak menggunakan bahasa lisan, sedangkan untuk orang dewasa dapat dimulai dengan membaca bacaan yang mudah dan menarik setengah jam setiap harinya(Tampubolon, 2015:228). Usaha yang dapat dilakukan pada anak usia 2 tahun, yaitu memperkenalkan anak pada buku. Orang tua dapat membelikan anak buku bergambar sehingga anak tertarik untuk melihat apa yang ada di dalam buku tersebut. Menurut Rahim (2008:128), cara yang bisa dilakukan guru ialah menyediakan waktu khusus bagi siswa untuk membaca dengan senang hati tanpa harus dipaksa, karena dengan menyediakan waktu tertentu sepanjang hari-hari sekolah untuk membaca dengan senang hati, berarti guru telah meningkatkan minat baca siswa.

(32)

18

a. Peningkatan minat baca orang tua dan guru-guru.

Orang tua dan guru perlu meningkatkan minat baca mereka. Tidak hanya membaca majalah dan koran saja. Sehingga mereka dapat menjadi teladan untuk anak-anak dalam meningkatkan minat bacanya.

b. Penambahan jumlah waktu yang kita sediakan untuk membaca di samping menambah jumlah bahan bacaan.

Penambahan jumlah waktu perlu dilakukan untuk membaca. Setiap harinya kita perlu menyediakan waktu khusus untuk membaca disela-sela aktivitas kita sehari-hari. Jumlah bacaan juga harus ditambah agar wawasan kita semakin berkembang.

c. Penyediaan bahan-bahan bacaan.

Penyediaan bahan bacaan dilakukan dengan tujuan agar informasi yang kita dapatkan dari membaca semakin banyak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat perpustakaan kecil di rumah.

d. Pengajaran teknik membaca.

Selain mengajarkan membaca di sekolah, guru dapat memberikan siswa tugas yang berkaitan dengan membaca untuk dikerjakan di rumah. Sehingga saat di rumah siswa akan melakukan kegiatan membaca. Apabila siswa secara rutin melakukan kegiatan membaca maka minat baca siswa akan meningkat.

(33)

19

mengajarkan teknik membaca yang tepat bagi siswa, sedangkan di rumah orang tua dapat menyediakan bahan bacaan yang menarik untuk anak. Pemerintah juga ikut andil dalam upaya peningkatan minat baca. Dengan adanya program perpustakaan keliling memudahkan masyarakat untuk membaca dimana saja tanpa harus datang ke perpustakaan langsung.

Berdasarkan paparan dan pendapat para ahli mengenai minat baca, maka peneliti mengembangkan indikator untuk dijadikan instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Rasa senang terhadap kegiatan membaca

Kesenangan terhadap membaca siswa dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang melakukan berulang kali kegiatan membaca merasa bosan. Siswa yang senang membaca akan berusaha meluangkan waktunya untuk dapat membaca.

2. Usaha untuk membaca tanpa disuruh

Usaha untuk membaca tanpa disuruh dapat dilihat melalui usaha siswa untuk melakukan membaca. Meskipun tidak ada orang yang menyuruhnya membaca, maka siswa akan dengan sendirinya melakukan kegiatan membaca. Siswa akan membaca karena keinginannya sendiri bukan karena mengikuti orang lain.

3. Pemusatan perhatian pada membaca

(34)

20

juga akan mersa senang dan bersemangat apabila ditunjuk oleh guru untuk membaca teks di depan kelas.

4. Motivasi membaca

Indikator motivasi membaca dapat dilihat melalui besarnya motivasi yang dimiliki siswa dalam melakukan kegiatan membaca. Siswa yang memiliki motivasi besar akan lebih mementingkan membaca daripada melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat lainnya, seperti bermain playstation.

2.1.2 Hasil Belajar 2.1.2.1 Hakikat Belajar

Setiap hari orang akan melakukan kegiatan belajar baik disadari atau tidak

disadari oleh dirinya. Rifa‟i (2009:82), menyatakan bahwa belajar merupakan

proses yang sangat penting untuk perubahan tingkah laku individu yang mencakup apa saja yang dilakukan serta dipikirkan seseorang.

Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh setiap orang. Menurut Budiningsih (2012:20), belajar merupakan suatu bentuk perubahan kemampuan yang dialami siswa untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah sesuatu yang dapat merangsang terjadinya belajar, seperti perasaan dan pikiran serta hal-hal lain yang ditangkap indera kita.

(35)

21

Hamdani (2011:20), mendefinisikan belajar sebagai usaha seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang menyeluruh sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Setelah melalui proses belajar itulah individu akan mendapat pengalaman-pengalaman baru yang dapat dijadikan pembelajaran agar lebih baik untuk kedepannya. Hamdani (2011:20), menyatakan belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Taufiq (2011:5.4), menyatakan belajar adalah aktivitas atau pengalaman seseorang yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang sifatnya permanen.

Berdasarkan paparan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya selama periode waktu tertentu.

2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar sangat bervariasi tergantung pada sudut pandang teori. Menurut Rifa‟i (2009:95), ada tiga prinsip belajar, yaitu prinsip informasi faktual, kemahiran intelektual, dan strategi. Ketiga prinsip tersebut penting untuk dimiliki pembelajar agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan optimal .

a. Informasi faktual

(36)

22

dan melacak memori pembelajar dimana informasi tersebut tersimpan di dalam memori berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.

b. Kemahiran intelektual

Siswa perlu memiliki berbagai cara untuk menguasai simbol-simbol bahasa dan lain-lainya untuk mendapatkan hal-hal yang baru. Kemahiran intelektual ini harus sudah dipelajari sebelumnya, sehingga saat diperlukan pembelajar sudah menguasainya.

c. Strategi

Siswa perlu mengaktifkan strategi belajar di dalam aktivitas belajar. Strategi dibutuhkan untuk mengaktifkan stimulus yang kompleks, memecahkan masalah, dan melacak kembali informasi yang dahulu pernah dipelajari oleh siswa.

Prinsip-prinsip belajar dapat dijadikan dasar di dalam pembelajaran. Baik bagi guru untuk meningkatkan mengajarnya ataupun siswa untuk meningkatkan belajarnya. Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip belajar dikemukakan oleh Dimyati (2009:42), prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

a. Perhatian dan motivasi

(37)

23

dapat datang dari diri sendiri, dapat juga datang dari orang lain, seperti guru dan orang tua.

b. Keaktifan

Keaktifan diperlukan anak dalam setiap kegiatan pembelajaran. Belajar hanya mungkin terjadi apabila ada anak yang aktif. Keaktifan memiliki berbagai macam bentuk. Dari yang mudah diamati, berupa kegiataan fisik seperti membaca dan menulis, hingga yang susah diamati seperti kegiatan psikis, seperti memecahkan masalah yang dihadapi.

c. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Guru hanya sekedar pembimbing dan pengarah. Belajar yang paling baik apabila belajar melalui pengalaman lansung. Melalui pengalaman langsunglah siswa akan terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggungjawab pada hasilnya.

d. Pengulangan

Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada diri kita, seperti mengkhayal dan berpikir. Daya-daya tersebut akan berkembang apabila kita mengadakan pengulangan. Pengulangan belajar sangat penting dilakukan agar daya-daya tersebut menjadi sempurna, seperti diibaratkan pisau yang diasah terus menurus maka akan menjadi semakin tajam.

e. Tantangan

(38)

24

dalam menghadapi setiap hambatan belajar, dibutuhkan bahan belajar yang menantang. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar siswa semakin tertantang selama pembelajaran.

f. Balikan dan penguatan

Apabila siswa mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik, maka mereka akan lebih bersemangat dalam belajarnya. Siswa akan belajar dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik. Siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi saat mereka mendapatkan nilai yang baik. Hal tersebut disebut penguatan positif.

g. Perbedaan individual

Setiap siswa mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Mereka merupakan individual unik, artinya tidak ada dua orang yang sama persis. Guru perlu memperhatikan perbedaan yang dimiliki individu di dalam pembelajaran, karena perbedaan tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Akan tetapi di sekolah-sekolah diterapkan pembelajaran klasikal yang memandang siswa memiliki kemampuan rata-rata. Pembelajaran klasikal tersebut dapat diperbaiki dengan cara guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang dapat melayani setiap perbedaan yang dimiliki siswa.

(39)

25

2.1.2.3 Pengertian Hasil Belajar

Setelah melalui proses belajar, seseorang tentu akan memperoleh hasil

belajar. Rifa‟i (2009:85), menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami kegiatan belajar. Perubahan tersebut meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing aspek tersebut harus berkembang secara seimbang dan maksimal agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Menurut Dimyati (2009:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Setelah melalui kegiatan belajar siswa akan memperoleh hasil belajar.

(40)

26

tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar di dalamnya mencakup nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan yang dimiliki siswa.

Setelah belajar siswa yang pada awalnya tidak tahu akan menjadi tahu. Untuk menghasilkan hasil belajar yang baik, maka diperlukan bimbingan dari guru dan orang tua serta lingkungan yang baik selama siswa dalam proses belajar. Apabila siswa belajar suatu hal yang buruk maka hasil belajarnya juga akan berupa perbuatan yang buruk. Peran guru dan orang tua sangat diperlukan dalam membimbing siswa. Teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa.

Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang, setelah melalui belajar. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, perubaham perilaku dan perubahan perbaikan kepribadiannya. Semakin banyak seseorang belajar, maka akan semakin banyak hasil yang akan diperolehnya. Agar hasil belajar siswa baik dibutuhkan peran guru dan orang tua untuk membimbing siswa selama proses belajarnya. 2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(41)

27

yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa salah satunya, yaitu kemampuan.

Kemampuan yang dimiliki siswa akan sangat menentukan hasil belajar siswa tersebut. Faktor lingkungan juga memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa, meskipun pengaruhnya tidak sebesar kemampuan yang dimiliki siswa. Lingkungan belajar yang kondusif baik di sekolah ataupun di rumah akan membuat siswa nyaman dalam belajar, sehingga siswa akan lebih fokus dalam belajarnya dan nantinya akan memperoleh hasil belajar yang tinggi.

Ada faktor lain yang berpengaruh pada hasil belajar siswa selain faktor dari dalam dan luar dari siswa, seperti faktor motivasi, minat dan perhatian, ekonomi sosial, faktor psikis, dan kualitas pengajaran. Selain dua faktor yang disebutkan oleh Taufiq (2011:5.20), mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor tujuan, pribadi siswa, bahan pelajaran, perlakuan guru, dan fasilitas.

1. Faktor tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang harus dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan harus sudah ditetapkan sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru dapat memotivasi siswa untuk mencapainya dan dapat mengukur serta menilai tingkat keberhasilan belajar anak.

2. Faktor Pribadi Siswa

(42)

28

dalam berbagai aspek, seperti aspek fisik, sosial, intelektual, moral, spiritual, dan emosional. Selain itu, anak juga memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda, mencakup umur, kondisi dan kesehatan fisik, kemampuan, minat, bakat, dan motivasi. Karakteristik perkembangan tersebutlah yang akan berpengaruh pada kegiatan dan hasil belajar siswa.

3. Bahan Pelajaran

Guru perlu mengemas bahan pelajaran dengan baik dan disampaikan dengan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga nantinya anak akan lebih giat dalam belajar. Tingkat kesukaran materi bahan pelajaran juga harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, sehingga nantinya anak akan mudah memahaminya.

4. Perlakuan Guru

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai kunci utama dari keseluruhan program pendidikan. Guru harus bisa menjalankan tugasnya, seperti menetapkan tujuan pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, memotivasi siswa, mengevaluasi hasil belajar dan lain sebagainya

5. Fasilitas

(43)

29

Pendapat dari para pakartersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa datang dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Baik faktor dari luar ataupun dari dalam diri siswa tidak dapat dilihat satu persatu dan perlu diperhatikan dengan baik, karena semua unsur dari kedua faktor tersebut akan terintegrasi dalam interaksi pembelajaran.

2.1.2.5 Domain Hasil Belajar

Belajar merupakan sebuah proses. Belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang ingin dicapai seorang individu. Purwanto (2014:48), medefinisikan domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Menurut Bloom (1956:6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik.

1. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan proses hasil belajar yang melibatkan otak yang menyebabkan perubahan perilaku berupa kemampuan tertentu untuk menyelesaikan masalah. Kawasan kognitif menurut Anderson dan Krathwohl (2011: 214), mencakup dua kategori, yaitu proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif dibagi enam jenjang, yaitu sebagai berikut : a. Mengingat: meningkatkan ingatan terhadap materi yang telah disajikan

dalam bentuk yang sama.

(44)

30

c. Memakai: menggunakan prosedur pada saat memecahkan masalah maupun latihan.

d. Menganalisis: menentukan bagaimana suatu bagian-bagian dapat saling terhubung satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur serta memecahkan suatu bahan-bahan ke dalam bagian unsur-unsur pokoknya. e. Menilai: membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria yang

ditetapkan.

f. Mencipta: membuat produk baru dengan mengatur kembali bagian-bagiannya membentuk struktur yang belum pernah ada sebelumnya.

Pada dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut :

a. Fakta: unsur-unsur dasar yang perlu siswa ketahui apabila suatu mata pelajaran tertentu akan diperkenalkan pada mereka dan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu.

b. Konsep: berisi teori atau model mental, skema dalam berbagai model psikologi kognitif.

c. Prosedur: pengetahuan untuk melakukan sesuatu yang berupa urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti.

(45)

31

2. Kemampuan Afektif

Domain afektif berkaitan dengan minat, sikap dan nilai. Hasil belajar afektif menurut Bloom (1956:07), dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu sebagai berikut :

a. Penerimaan: kesadaran terhadap suatu sistem nilai, keinginan untuk menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut.

b. Penilaian: meliputi penerimaan suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai serta berkomitmen menggunakan sistem nilai tersebut. c. Pengorganisasian: memilih serta menghimpun mana saja sistem nilai

yang nantinya akan digunakan.

d. Karakterisasi: meliputi karakteristik perilaku yang dilakukan secara terus menerus berdasarkan sistem nilai yang telah diorganisasikannya.

3. Kemampuan Psikomotorik

Domain psikomotorik berkaitan dengan aktivitas fisik, seperti ketrampilan motorik dan syaraf, koordinasi syaraf, dan manipulasi objek. Menurut Dave (dalam Siregar, 2014:11), hasil belajar psikomotorik diklasifikasikan menjadi lima, yaitu meniru, menerapkan, memantapkan, merangkai, dan naturalisasi.

a. Meniru: kemampuan dalam mengamati suatu gerakan agar nantinya dapat memberikan respons.

(46)

32

c. Memantapkan: kemampuan dalam merespons yang terkoreksi maupun merespons kesalahan-kesalahan minimal.

d. Merangkai: mengkoordinasikan gerak dengan cara membuat aturan yang sesuai.

e. Naturalisasi: meliputi gerakan-gerakan yang dilakukan rutin dan teratur menggunakan fisik dan psikis yang minimal.

Thobroni (2011:23), menegaskan hasil belajar mencakup hal-hal berikut : 1. Informasi Verbal

Informasi verbal merupakan pengungkapan pengetahuan baik berbentuk lisan ataupun tertulis dalam bentuk bahasa. Kemampuan merespons terhadap rangsangan spesifik.

2. Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mempresentasikan lambang dan konsep. Keterampilan intelektual ini merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. 3. Strategi Kognitif

Strategi kognitif memiliki arti, yaitu suatu kecakapan dalam mengarahkan serta menyalurkan aktivitas kognitif. Strategi kognitif mencakup penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan Motorik

(47)

33

5. Sikap

Sikap adalah kemampuan dalam menolak ataupun menerima objek berdasarkan penilaian objek tersebut. Sikap memiliki kemampuan yang dapat menjadikan nili-nilai menjadi standar perilaku.

Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa domain hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ketiga kemampuan tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri, dimana ketiganya berhubungan erat dan dapat saling mempengaruhi satu sama lain.

Berdasarkan paparan tersebut penelitian ini menggunakan indikator hasil belajar yang diambil berdasarkan materi hasil belajar kelas tinggi semester 1 (dapat dilihat pada lampiran 14).

2.1.2.6 Teori-Teori Belajar 2.1.2.6.1 Teori Behavioristik

(48)

34

2.1.2.6.2 Teori Belajar Kognitivistik

Teori belajar kognitivistik lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar. Belajar tidak hanya melibatkan antara stimulus dan respon saja seperti pada teori behavioristik, tetapi pada teori kognitivistik ini belajar melibatkan proses belajar yang sangat kompleks. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sebelumnya akan menentukan keberhasilan dalam mempelajari pengetahuan yang baru. Menurut Rifa‟i (2009:106), perilaku manusia ditentukan oleh faktor dari dalam diri manusia, bukan dari stimulus yang berasal dari luar dirinya.

2.1.2.6.3 Teori Belajar Humanistik

Belajar menurut teori humanistik harus berhulu dan bermuara pada manusia. Ilmuwan dalam kubu humanistik ini salah satunya, yaitu Bloom dan Krathwohl. Bloom (1956:6) menunjukan apa yang mungkin dipelajari siswa tercakup pada tiga ranah, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Teori humanistik ini akan membantu kita dalam menentukan strategi belajar yang tepat. 2.1.2.6.4 Teori Konstruktivistik

Teori konstruktivistik mengartikan belajar sebagai suatu proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar sendiri. Belajar lebih dari sekedar

mengingat saja. Rifa‟i (2009:114), menyatakan pendidik bukan orang yang

(49)

35

Berdasarkan empat teori belajar tersebut, dalam penelitian ini untuk variabel minat baca mendukung teori belajar konstruktivistik yang menyatakan bahwa siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Minat baca ini akan membantu siswa dalam membangun pengetahuan dalam ingatannya, karena pengetahuan salah satunya dapat diperoleh dari membaca. Siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan mempunyai pengetahuan yang luas.

2.1.3 Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar

Dalman (2014:142), menyatakan bahwa minat baca aktivitas yang dilakukan dengan ketekunan yang bertujuan untuk membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam diri pembaca.

Rifa‟i (2009:85), menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami kegiatan belajar. Perubahan tersebut dapat mengarah ke perbuatan yang positif dapat juga mengarah ke perbuatan yang negatif. Disini peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk membimbing anak selama proses belajarnya.

(50)

36

akan membaca, dan dengan membaca tersebut wawasan siswa akan semakin luas. Semakin luas wawasan yang dimiliki akan semakin mudah bagi siswa untuk mengerjakan segala soal yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya juga akan tinggi. Djamarah (2011:167), menyatakan minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar.

Menurut Muhibin (2010:134), minat yang selama ini dipahami oleh orang-orang selama ini dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat pada pembelajaran PKn akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dibandingkan siswa lainnya. Belajar dapat diwujudkan dengan membaca. Dengan membaca, orang akan mendapat informasi baru yang dapat merubah tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Purwanto (2014:45), menyatakan hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan afektif, kognitif, atau psikomotorik. Semakin sering membaca, maka akan semakin banyak informasi yang di dapat. Dengan banyaknya informasi yang dimiliki, maka individu dapat semakin mengembangkan kemampuan afektif, kognitif, atau psikomotoriknya.

(51)

37

lebih luas dibandingkan siswa yang membaca buku Pendidikan Kewarganegaraan hanyadari satu pengarang saja, sehingga saat guru memberikan soal siswa yang mempunyai pengetahuan luas dan informasi yang lebih banyak akan lebih mudah dalam mengerjakannya.

Berdasarkan uraian tersebut siswa yang memiliki minat baca tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan memiliki hasil belajar yang tinggi pula. Oleh sebab itu, diduga ada hubungan yang positif antara minat baca terhadap hasil belajar.

2.2 Kajian Empiris

Penelitian yang dilakukan oleh Amiliya, dkk tahun 2012 tentang “Pengaruh

Strategi Know Want To Learn (KWL) dan Minat Membaca terhadap Kemampuan

Membaca Intensif Siswa SMP Negeri di Temanggung”, hasil penelitian

menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca siswa dan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII SMP Negeri di Temanggung. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis kedua menggunakan anava dua jalan menunjukkan harga signifikansi sebesar 0,005 sehingga H0 (minat baca tidak berpengaruh terhadap kemampuan membaca intensif) ditolak, berarti minat baca berpengaruh terhadap kemampuan membaca intensif.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdulwahab tahun 2012 tentang “Reading

Interests and Habits of the Federal Polytechnic, OFFA, Students”, hasil penelitian

(52)

38

dan 39,5% responden membaca buku pelajaran dosen. Kegiatan membaca ini dilakukan dengan terpaksa dengan tujuan demi kesuksesan dalam ujian dan wawancara. Kesadaran responden untuk mengunjungi perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca cukup rendah. Mayoritas dari mereka yang datang dengan tujuan membaca buku pelajaran hanya sebesar 44,3%, sedangkan sisanya membaca jurnal (7,7%), majalah (20,4%), dan melakukan konsultasi bahan pustaka (27,6%).

Penelitian yang dilakukan oleh Roida tahun 2012 tentang “Pengaruh Minat

dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika”, hasil

penelitian menunjukan dari perhitungan didapat r hitung = 0,10977. Artinya dari hasil penelitian berasumsi bahwa prestasi belajar matematika siswa mempengaruhi minat siswa. Dari hasil perhitungan, didapat t hitung= 5,489 sedangkan t tabel = 2,048 pada taraf nyata 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara prestasi belajar terhadap minat siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Zurina tahun 2013 tentang “A Study of

Students Reading Interest in School Language”. Hasil penelitian ini, yaitu mean

(53)

39

Penelitian yang dilakukan oleh Indah tahun 2013 tentang “Pengaruh Waktu

Belajar dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika”. Hasil penelitian

ini, yaitu dari pengujian dengan spss 16 didapat sig untuk minat belajar adalah 0,00 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan artinya terdapat pengaruh minat belajar yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hal ini menunjukan siswa yang memiliki minat tinggi memiliki hasil belajar matematika yang lebih baik. Minat belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika karena jika siswa senang dengan pelajaran matematika maka siswa tersebut akan memotivasi dirinya sendiri untuk belajar dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan.

Penelitian yang dilakukan oleh Imam tahun 2014 tentang “Using the

Branching Story Approach to Motivate StudentsInterest in Reading”. Hasil penelitian ini, tujuh belas siswa berpartisipasi dalam survei. Data menunjukkan bahwa 90 % dari siswa ( 15 dari 17 ) mereka sangat menyukai pendekatan branching story. Mereka juga menyatakan keinginan mereka untuk membaca lebih banyak cerita. Lima belas siswa lebih suka membaca di komputer. Pendekatan branching story membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk membaca. Mereka lebih bersemangat untuk membaca sehingga hal tersebut meningkatkan minat baca yang telah dimiliki para siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Purni tahun 2015 tentang “Peran Konsep Diri,

(54)

40

Fisika peserta didik yang ditandai dengan perolehan koefesien korelasi ganda (ry123) sebesar 0,948 lebih dari r tabel sebesar 0, 195 mempunyai makna bahwa pengaruh antara konsep diri peserta didik, minat belajar peserta didik dan kebiasaan belajar peserta didik terhadap prestasi belajar Fisika peserta didik sangat kuat. Hasil pengolahan memberikan hasil signifikan, yang artinya ada pengaruh positif yang berarti antara minat terhadap prestasi belajar fisika.

Penelitian yang dilakukan oleh Ria tahun 2015 tentang Hubungan Minat Baca dan Motivasi Belajar Dengan Keterampilan Menulis Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang. Hasil penelitian tersebut, yaitu koefisien korelasi minat baca dengan keterampilan menulis berita tergolong cukup ialah sebesar 0,448. Selanjutnya, terdapat hubungan yang signifikan antara minat baca dengan keterampilan menulis berita sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis berita siswa dipengaruhi oleh minat baca mereka.

2.3 Kerangka Berpikir

(55)

41

perubahan penguasaan perilaku yang ditentukan (kognitif, afektif dan psikomotor) dapat dengan melakukan kegiatan bermain atau dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Membaca merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa. Membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan atau informasi dari apa yang dibacanya. Membaca sebagai suatu metode yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan memahami makna yang tersirat pada lambang-lambang yang tertulis.

[image:55.595.163.487.641.713.2]

Orang yang mempunyai minat baca tinggi akan sering mengisi waktu luangnya dengan membaca. Sedangkan orang yang mempunyai minat baca rendah akan lebih memilih kegiatan lainnya selain membaca untuk mengisi waktu luangnya. Menurut Muhibin (2010:134), minat yang selama ini dipahami oleh orang-orang selama ini dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Hal tersebut berarti bahwa minat mempunyai hubungan erat dengan hasil belajar. Diduga minat baca yang rendah menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Orang yang memiliki minat baca tinggi biasanya juga memiliki hasil belajar yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Orang yang minat bacanya rendah memiliki hasil belajar yang rendah. Adapun hubungan antara dua variabel digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1

Alur Kerangka Berpikir Penelitian

Minat Baca

(X)

(56)

42

Keterangan : X : minat baca Y : hasil belajar

: hubungan

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2013:71). Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan penulis tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan positif antar minat baca terhadap hasil belajar siswa kelas tinggi SD Negeri Sukorejo 02 Gunungpati Semarang.

(57)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian kuantitatif yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel-variabel lainnya (Sugiyono, 2015: 25). Hubungan antar variabel dengan variabel lainnya dalam penelitian korelasi ini ditunjukan dengan besarnya koefisien korelasi secara statistik. Menurut Sukardi (2008 : 165), penelitian korelasi adalah penelitian dimana peneliti ingin mengetahui kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah minat baca dan variabel terikatnya adalah hasil belajar.

3.2 Desain Penelitian

[image:57.595.143.506.651.720.2]

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada dan tidaknya hubungan antara minat baca dan hasil belajar siswa SD Negeri Sukorejo 02 tanpa memberi perlakuan. Peneliti mencari seberapa besar hubungan minat baca dengan hasil belajar dengan menyebar angket. Rancangan penelitiannya didesain sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

X

Y

(58)

44

Keterangan : X : minat baca Y : hasil belajar

: hubungan

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian korelasi adalah penelitian yang termasuk dalam penelitian kuantitif. Sugiyono (2015: 25), menyatakan prosedur dalam penelitian kuantitatif , yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan,dalam penelitian ini masalah yang diteliti yaitu mengenai hubungan antara minat baca terhadap hasil belajar.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan diteliti secara jelas. Permasalahan dirumuskan secara spesifik dan pada umumnya berbentuk kalimat tanya. Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu mengenai minat baca, hasil belajar, dan hubungan kedua variabel tersebut.

(59)

45

4. Menentukan kerangka pikir dan hipotesis dari penelitian.

Kerangka berpikir berupa bagan variabel minat baca dan variabel hasil belajar. Kemudian peneliti membuat hipotesis, yaitu jawaban sementara dari penelitian.

5. Mendesain metode penelitian yang akan digunakan dalam hal ini, yaitu menentukan jenis dan desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling. Populasi dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas Tinggi SD Negeri Sukorejo 02, kemudian peneliti menggunakan teknik sampling propotionate stratified random sampling untuk menentukan sampel penelitian.

6. Menyusun instrumen penelitian.

Instrumen penelitian yang disusun nantinya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya berbentuk angket. Angket berisi pernyataan dengan empat alternatif jawaban.

7. Menentukan analisis data yang akan digunakan.

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis data awal, dan analisis data akhir.

8. Mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat. Peneliti membagikan angket pada siswa yang telah dipilih sebagai sampel. 9. Mengorganisasi dan menganalisis data dengan menggunakan teknik

(60)

46

10.Membuat laporan penelitian.

Setelah semua analisis data selesai, peneliti menyusun laporan hasil penelitian.

3.4 Subyek Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi SD Negeri 02 Sukorejo Gunungpati Kota Semarang yang berjumlah 113 siswa. Siswa kelas IV berjumlah 40 siswa, kelas V berjumlah 34 siswa, dan kelas VI berjumlah 39 siswa.

3.4.2 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sukorejo 02, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang

3.4.3 Waktu

[image:60.595.113.513.480.755.2]

Waktu penelitian dilakukan antara bulan Januari sampai Juni, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Waktu

Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Persiapan

1. 2. 3. 4. Observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen Pengajuan identifikasi masalah Penyusunan proposal Kisi-kisi, dan instrumen

x

x x

(61)

47

B. Pelaksanaan

4. 5.

Uji validitas, reliabilitas Pengambilan data

x

x

C. Penyelesaian

6. 7.

Analisis data Pelaporan

x X x x

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

[image:61.595.112.516.112.228.2]

Sugiyono (2015:61), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang di dalamnya terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan setelah itu ditarik kesimpulannya. Pendapat dari pakar lain, yaitu Sukmadinata (2013: 250), menyatakan populasi merupakan suatu kelompok besar atau wilayah yang akan menjadi lingkup dalam penelitian kita. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tinggi SD Negeri Sukorejo 02 yang berjumlah 113 siswa.

Tabel 3.2

Populasi Kelas Tinggi SD Negeri Sukorejo 02

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

IV 19 21 40

V 17 17 34

VI 19 20 39

Jumlah 113

3.5.2 Sampel

(62)

48

penelitian ini adalah teknik propotionate stratified random sampling. “Teknik propotionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional” (Sugiyono, 2015:120). Dalam hal ini peneliti memilihsiswa kelas IV, V, dan VI, dengan jumlah totalnya sebanyak 113 siswa.

[image:62.595.139.460.528.670.2]

Menurut Sugiyono (2010: 69), banyaknya jumlah sampel yang paling tepat tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Semakin besar tingkat kesalahan, maka akan semakin kecil jumlah sampel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, yaitu menggunakan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel untuk taraf kesalahan 5% dengan populasi 113 siswa, maka jumlah sampelnya 89 siswa (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9). Sampel pada masing-masing tingkatan kelas harus proporsional dari jumlah populasi, maka didap

Gambar

Gambar 2. 1  Alur Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi informasi yang sudah dimiliki oleh UKM di Kabupaten Rembang dan telah digunakan untuk mendukung usaha dapat meningkatkan penggunaan sistem akuntansi manajemen (SAM)

Adanya pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja juga mengindikasikan bahwa kualitas kehidupan kerja yang diciptakan oleh pihak manajemen, dalam hal

٢٠١٥.. ب ﺢﻳﺮﺼﺘﻟا ﺔﻴﻟﺎﺘﻟا ﺔﻌﻗﻮﳌا : ﻻا ﻢﺳ : ﻮﻳﺎﻫار ﺎﻳﺮﻄﻓ رﻮﻧ ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا ﻢﻗر : ١٠٣٢١١٠٦٠ ﻢﺴﻘﻟا : ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ ﺗ ﺑ ﻲﻤﻠﻌﻟا ﺚﺤﺒﻟا نأ حﺮﺼ ناﻮﻨﻌﻟﺎ &#34;

Menyatakan (bersedia/tidak bersedia) untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Mahasiswa

Hasil dari simulasi memperlihatkan kinerja dari sistem MIMO-OFDM OSTBC 8x8 dengan menggunakan blok reduktor coded PTS lebih baik dari menggunakan blok reduktor

Berdasarkan hal tersebut, maka kemungkinan batuan induk dari kandungan mineral yang terdapat di pantai dan lepas pantai adalah batuan andesit dari batuan breksi vulkanik dan