• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ORANG TUA DALAM MERAWAT

BALITA DENGAN ISPA

Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015

STUDI KASUS

Oleh :

RAHAYU MARISA (NIM:201210300511065)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

PERAN ORANG TUA DALAM MERAWAT

BALITA DENGAN ISPA

Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015

STUDI KASUS

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah

Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

RAHAYU MARISA (NIM:201210300511065)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Saya menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah

in, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu,

saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prsetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp. Kep., An, selaku Ketua Program Studi

Diploma III Keperawatan serta pembimbing satu saya yang telah

membimbing saya dengan sabar dan banyak membantu dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Tutu April Ariani M.Kes., S.Kp selaku dosen pembimbing dua

yang bersedia membimbing saya dan banyak membantu dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Cici Indah Setiawati, S. Kep, Ns, selaku pembimbing Puskesmas

Ciptomulyo Malang yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, mendukung saya,

selalu memberikan motivasi dan membantu saya selama ini.

6. Orang yang saya sayangi yang telah mendo’akan, memberikan

semangat dan motivasi serta memberikan banyak saran dan bantuan

selama saya berkuliah.

7. Teman-teman dan sahabat saya yang telah memberikan motivasi dan

memberikan banyak saran selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat mejadi sesuatu yang berguna

(7)

vii

ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 06 Agustus 2015

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN SAMPUL ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...v

KATA PENGANTAR ...vi

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...3

1.3Tujuan Penelitian ...3

1.4Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1 Konsep Balita ...4

2.1.1 Definisi Balita ...4

2.2 Konsep ISPA ...4

2.2.1 Definisi ISPA ...4

2.2.2 Faktor Resiko Terjadinya ISPA ...5

2.2.3 Patofisiologi ...7

2.2.4 Tanda dan Gejala ...8

2.2.5 Penatalaksanaan ...8

2.2.6 Pencegahan ...9

2.3 Konsep Orang Tua ...10

2.3.1 Definisi Orang Tua ...10

2.3.2 Peran Orang Tua...11

BAB III METODE STUDI KASUS ...19

3.1 Desain Penelitian ...19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...19

3.3 Setting Penelitian ...19

3.4 Subjek Penelitian ...20

3.5 Metode Pengumpulan Data ...21

3.6 Metode Uji Keabsahan Data ...21

3.7 Metode Analisis Data ...22

3.8 Etika Penelitian ...22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...24

4.1 Hasil Penelitian ...24

4.1.1 Informasi Umum Partisipan ...24

(9)

ix

4.2 Pembahasan ...28

BAB V PENUTUP ...33

5.1 Kesimpulan ...33

5.2 Saran ...33

5.2.1 Bagi Puskesmas Ciptomulyo ...33

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan ...33

5.2.3 Bagi Peneliti ...34

(10)

x

DAFTAR TABEL

(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Arikunto, S. (2006). Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta

Dharmage. (2009). Risk Factor of Age Acute Lower Tract Infection in Children Under Five Years of Age. Medical Public Health

Depkes RI. (2008). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta

Departemen Kesehatan RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Ditjen PP-PL

Fitria, R. A. (2009). Analisis Faktor Resiko Kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan) pada Balita di daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pulau Jawa tahun 2007. Jakarta: Universitas Islam Indonesia

Friedman, M.M., Bowden, V.R., Jones, E. G. (2003). Family nursing: Research, theory and pratice, 5th edition. New Jersey: Person Education, Inc

Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, T. N. (2007). Tingkat Pengetahuan tentang ISPA pada Balita dan Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Jogonalan I Kabupaten Klaten. Jurnal Keperawatan, 1(1), 68-72

Kemenkes RI. (2010). Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktoral Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Indonesia

Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Lubis, I. N. (2011). Penanganan Demam pada Anak. Sari Pediatri, 6(12), 409-418

Maramis, P. A. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ISPA dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita dengan ISPA pada Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp),

1(1), 1-8

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit edisi 2. Jakarta: EGC

Nelson. (2003). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

(12)

xii

Nurhidayah, I. (2008). Upaya Keluarga dalam Pencegahan dan Perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Rumah Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: Universitas Padjajaran

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Polit, D.F. & Beck C.T. (2006). Essentials of Nursing Research: methods, Apprasial and Utilization Sixth Edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins

Rahajoe, N. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Rasak, M.S., Natsir, S., Ibnu, I.F. (2013). Perilaku Pencarian Pengobatan di Kalangan Ibu Rumah Tangga dalam Menanggulangi Penyakit ISPA pada

Balita di Kelurahan Binanga Kabupaten Mamuju. Makassar: UNHAS

Silviana, I. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Penyakit ISPA dengan Perilaku Pencegahan ISPA pada Balita di PHPT Muara Angke Jakarta Utara tahun 2014. Forum Ilmiah, 3(11), 402-411

Smeltzer, S. & Bare, G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keparawatan Transkular. Jakarta: EGC

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhandayani, I. (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati tahun 2006. Skripsi IKMFIKUNNES. Semarang

Supriyatno, B. (2010). Batuk Kronik pada Anak. Maj Kedokt Indon, 6(60), 285-288

WHO. (2007). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan pandemic di fasilitas Pelayanan Kesehatan. Janewa: World Health Organization

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit batuk, pilek dan demam merupakan bentuk dari ISPA yang

paling sering menyerang pada balita. ISPA adalah proses inflamasi yang

disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma) atau substansi asing yang

melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan (Wong, 2003). Penyakit

ini masih dianggap remeh oleh beberapa keluarga dan tidak berbahaya, sehingga

dapat mengenai anak berulang kali. Kebanyakan orang tua tidak mengerti bahwa

penyakit ini dapat menimbulkan penyakit yang lebih berat jika tidak segera

diobati terutama saat daya tahan tubuh menurun.

Kejadian ISPA di Indonesia berdasarkan prevalensi nasional yaitu

sebanyak 25% (16 Provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas)

pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3%. Angka kematian (mortalitas) pada bayi

23,8% dan balita 15,5% (DepKes, 2008). Survei awal yang dilakukan pada

tanggal 9 Juni 2015 di Puskesmas Ciptomulyo menunjukkan angka kejadian ISPA

pada tahun 2015 sampai bulan Mei 2015 bahwa penderita ISPA pada anak usia

0-4 tahun sebanyak 0-429 kasus. Hasil Penelitian Nurhidayah (2008) menunjukkan

bahwa peran keluarga dalam melakukan perawatan ISPA pada balita yang

cenderung baik sebanyak 36% dan upaya yang cenderung buruk sebanyak 12%.

Penelitian ini menunjukkan bahwa peran orang tua dalam pemberian nutrisi pada

balita dengan ISPA cenderung buruk. Ketika anaknya sakit dan tidak nafsu

makan, kebanyakan orang tua membiarkanya dan memberikan makanan sesuai

keinginan anak saja. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati dalam upaya

perawatan yang dilakukan keluarga dalam mencari pengobatan didapatkan 65

orang tua yang mengerti tentang perawatan langsung di fasilitas kesehatan dan

sebagian orang tua hanya melakukan perawatan di rumah selanjutnya dibawa ke

fasilitas kesehatan jika kondisi anak mulai terlihat parah (Hidayati, 2007).

Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting, karna

penyakit ISPA merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam kehidupan

(14)

2

menganggap ISPA pada balita merupakan penyakit biasa yang sering timbul dan

tidak berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi pada tanggal 10 Juni 2015 di Puskesmas Ciptomulyo

dengan salah satu ibu yang mempunyai anak usia 3,5 tahun, bahwa anak sering

menderita ISPA terutama saat pergantian musim. Ibu selalu membawa anaknya ke

puskesmas setelah anak tiga hari tidak sembuh dan sudah dirawat dirumah.

Menurut ibu, penyakit anaknya ini sudah biasa dan akan sembuh dengan

sendirinya. Peran ayah dalam merawat anaknya kurang dikarenakan ayah yang

sibuk bekerja dan jarang dirumah. Fenomena ini menunjukkan peran orang tua

yang kurang dalam merawat balita dengan ISPA. Hasil wawancara pada tanggal

10 Juni 2015 dengan petugas Puskesmas Ciptomulyo bahwa An. S mengalami

ISPA berulang dan selalu dibawa ke Puskesmas setelah tiga hari sakit, sehingga

petugas mengenali pasien tersebut.

Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam pencegahan

suatu penyakit dikarenakan orang tua harus mengetahui dan mengerti mengenai

perawatan balita ISPA yang baik agar anak tidak bertambah parah dan cepat

tertangani. Setiap orang tua mempunyai perannya masing-masing. Bapak sebagai

pencari nafkah, pemimpin keluarga, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman

kepada anggota keluarga. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pendidik

anak-anak, pengasuh, pelindung keluarga dan sebagai pencari nafkah tambahan (Ali,

2010). Jika salah satu anggota keluarga tidak dapat memenuhi suatu peran, maka

anggota keluarga lainnya mengambil ahli kekosongan ini dengan memerankan

perannya agar tetap berfungsi dengan baik (Friedman, 2003). Orang tua memiliki

peran yang buruk dalam menjaga kesehatan keluarga dapat mempengaruhi angka

kesehatan anggota keluarga terutama anggota keluarga yang masih balita

(Notoadmojo, 2003).

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA yaitu pengetahuan,

status gizi, lingkungan iklim atau cuaca, sikap dan peran keluarga. Peran orang tua

yang belum tepat dalam merawat balita dengan ISPA, seperti terlambat membawa

ke fasilitas kesehatan dan penanganan yang kurang tepat dalam mengatasi tanda

da gejala. Hal ini bisa dikarenakan orang tua belum mengerti bahwa penyakit

(15)

3

infeksi yang lebih luas, sehingga akhirnya infeksi menyerang saluran nafas bagian

bawah dan selanjutnya akan menyebabkan radang paru-paru atau pneumonia yang

sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Akibat penyakit ISPA yang parah

ini, maka diperlukan peran orang tua yang aktif dan tepat dalam menangani balita

dengan ISPA dirumah serta peran orang tua yang tanggap dalam memberikan

pengobatan. Penelitian mengenai peran orang tua dalam merawat balita dengan

ISPA hanya sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini

untuk mengetahui dan membahas peran orang tua dalam merawat balita dengan

ISPA dirumah.

1.1Rumusan Masalah

Bagaimanakah peran orang tua dalam merawat balita dengan penyakit

ISPA di rumah wilayah kerja Puskesmas Ciptomulyo ?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah ingin membahas atau mengkaji tentang peran orang

tua dalam merawat balita dengan ISPA di rumah wilayah kerja di Puskesmas

Ciptomulyo.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Puskesmas Ciptomulyo

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk melaksanakan

program pemberantasan penyakit ISPA khususnya bagi balita dan orang tua yang

datang berobat ke Puskesmas Ciptomulyo dan dapat meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dimasa mendatang.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

penelitian dan pengembangan pendidikan dimasa depan mengenai penyakit ISPA

pada balita terutama dalam perawatan penyakit ISPA.

(16)

4

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang peran orang

tua dalam merawat balita dengan penyakit ISPA dan dapat menerapkan teori yang

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota dapat memberikan kontribusi mereka umtuk pembayaran kompensasi, baik yang disebabkan karena kecilnya ukuran satuan pendidikan,

Bunun yanın sıra lise ve dengi okul mezunu, ilköğretim mezunu ve okur-yazar olmayan annelerin çocuklarının ise kardeşlerinin kitaplarına ilgi göstererek bir

Gambar 10 merupakan bobot yang sesuai dengan proses di Penerbit Andi, Gambar 11 memprioritaskan bobot tertinggi pada nilai terendah dan Gambar 12 memprioritaskan

Penerapan konsep healing environment pada lingkungan rumah sakit akan tampak pada kondisi akhir kesehatan pasien yaitu pengurangan waktu rawat, pengurangan

Merupakan salah satu strategi perusahaan kami yaitu penjualan dengan harga yang terjangkau, harga yang mampu diraih oleh semua kalangan. Jika biasanya anak sekolah hanya

Peran sebagai Mu’addib menjadi tanggung jawab yang besar, karena apa yang harus dilakukan guru tidak hanya sebatas memahamkan mengenai pendidikan akhlak, namun

Sinar Sosro Palembang dokumen standar yang dibutuhkan yaitu, bagian pertama berisi dokumen kebijakan keamanan, ruang lingkup, penilaian resiko, statement of

Bapak, Ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus, tadi kita sudah mendengarkan bersama-sama jawaban dari pertanyaan di atas. Bapak, Ibu memang semakan disadarkan