• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara

termasuk Indonesia. Dari data

world populations data sheet jumlah penduduk pada

pertengahan 2008 adalah 239,9 juta jiwa. Dengan laju penduduk 1,4% pertahun yang

artinya setiap tahun bertambah 3,3-3,4 juta jiwa. Bila tanpa pengendalian pada tahun

2015 akan menjadi 252 juta jiwa (Yulizawati, 2012). Laju tingkat penduduk yang

tinggi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas penduduk sehingga

mempengaruhi

kehidupan

dan

kesejahteraan

penduduk.

Dalam

rangka

menanggulangi hal itu, pemerintah telah mencanangkan program kependudukan dan

keluarga berencana (KB) sebagai program nasional (Handayani, 2010).

(2)

dan pelestarian lingkungan serta permintaan untuk barang publik dan pelayanan

(Pendit, 2006; Timothy, Wawire, Mburu. 2011;

Creatsas. 2004). Kontrasepsi adalah

upaya mencegah kehamilan, metode ini bersifat sementara dan permanen.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas

(Mansjoer, 2000). Pendit (2006) memaparkan lebih lanjut tentang beberapa metode

kontrasepsi yang biasa digunakan di seluruh dunia, dintaranya adalah strerilisari

wanita, alat kontasepsi dalam rahim (AKDR), kontrasepsi oral, strerilisari pria

sukarela, kondom, koitus interuptus, metode keluarga berencana alami, metode

sawar vagina, dan metode lain.

(3)

3

paling rendah dibandingkan dengan yang lain. Data nasional dari BKKBN pada

bulan agustus 2010 penggunaan KB sebanyak 688.951 peserta. Dilihat dari per mix

kontrasepsi hanya terdapat : IUD 4.32%, MOW 1.12%, MOP 0.20%, kondom

13.75%, implan 10.54%, suntik 43.35%, dan pil 26.76% (Bkkbn, 2010). Untuk jumlah

pasangan usia subur (PUS) di Tulungagung yaitu 202.186 dari 512.871 wanita yang

ada (Dinkes Tulungagung, 2014).

Perangkat intra-uterine/dalam rahim (IUD) adalah alat kontrasepsi yang aman,

efektif dan reversibel, penggunaan kontrasepsi secara luas digunakan di Cina, tetapi

penggunaan dihentikan oleh beberapa wanita karena efek samping yang tidak dapat

diterima, seperti berlebihan perdarahan menstruasi, memperpanjang menstruasi dan

bercak vagina selama haid sehingga pengggunaan IUD juga rendah (Qian, Wang,

Yang. 2010). Berbanding lurus dengan data nasional penggunaan IUD di desa

Sumberingin kulon masih juga rendah, hal ini dipertegas dengan hasil studi

pendahuluan dengan melakukan wawancara bidan desa Siwi Indriati, dikatakan

bahwa penggunaan KB sudah cukuip tinggi yaitu 245 orang dari 472 PUS di desa

Sumberingin kulon. Sangat rendahnya penggunaan IUD ini karena beberapa faktor

diantaranya faktor pendidikan, ekonomi dan dukungan dari suami. Tingkat

pendidikan ibu-ibu di desa Sumberingin Kulon yang berada pada usia subur rata-rata

sekolah menengah sedangkan status ekoniminya berada pada tingkat menengah

sementara, mereka beranggapan penggunaan IUD menggunakan biaya yang tinggi

dan menggunakan prosedur yang susah. Selain itu, faktor yang paling mempengaruhi

adalah dukungan dari suami, banyak suami yang melarang pasanganya menggunakan

IUD karena merasa dapat menggangu saat berhubungan.

(4)

mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama

dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Tingkat

pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan alat kontrasepsi tetapi

juga pemilihan suatu metode. Penelitian Rogers (1974), dalam Notoatmodjo (2003)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu:

Awareness, Interest, Evaluation, Trial

dan

Adaption. Pendidikan yang rendah membuat responden kurang bisa menerima dan

memahami konseling keluarga berencana yang diberikan oleh petugas KB, sehingga

menghambat proses penyebaran informasi dan pelayanan KB serta menghambat

proses perubahan dari tidak menggunakan AKDR memilih untuk menggunakan

AKDR yang diharapkan dalam program KB (Widiyawati, 2012 ).

(5)

5

kontrasepsi, dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya memakai alat

kontrasepsi tersebut (Ovita, 2008).

Dalam penggunaan alat kontrasepsi pelayanan kesehatan juga dapat

dipengaruhi oleh status ekonomi dimasyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang,

pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga

sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit menjangkau

pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini

sangat mempengaruhi dalam keterjangkauan pemilihan alat kontrasepsi . Status

ekonomi, tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi akan mempengaruhi

perkembangan dan kemajuan program KB. Kemajuan tersebut berkaitan erat dengan

kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi (Hidayat, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, masalah ini perlu mendapat perhatian serius dari

tenaga kesehatan terutama perawat untuk melaksanakan peran perawat yaitu sebagai

konselor, pendidik dan advokator seingga pertumbuhan penduduk dapat terkendali.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan dukungan

sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada wanita usia subur.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ bagaimana hubungan dukungan

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat

kontrasepsi IUD pada pasangan subur.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.

Mengidentifikasi gambaran dukungan sosial suami.

2.

Mengidentifikasi gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD.

3.

Mengidentifikasi hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat

kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden Dan Masyarakat

Responden dan keluarga serta masyarakat mendapat informasi tentang

macam-macam kontrasepsi sehingga bisa menggunaan alat kontrasepsi yang paling efektif.

1.4.2 Bagi Perawat

Dapat menambah wawasan perawat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penggunaan alat kontrasepsi IUD serta menjadi literatur untuk melakukan sosialisasi,

konselor dan advokasi kepada masyarakat.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

(7)

7

1.5

Keaslian Penelitian

1.

Siti Widiyawati dkk. Meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemakaian AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) di wilayah kerja puskesmas

Bahtuah Kutai Kartanegara, Pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan

penelitian

Diskriptif Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional,

tehnik pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner, untuk mengetahui

hubungan antara variabel dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan

rumus

Chi Square. Hasil tiap variabel pendidikan P value 0,001. Pemakaian

AKDR terhadap dukungan suami dengan P value 0,006. Sedangkan pada

pemakaian AKDR terhadap pengetahuan didapat hasil P value 0,007,

menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna pemakaian AKDR dengan

pendidikan, dukungan suami dan pengetahuan. Perbedaan dengan penelitian

yang di lakukan oleh peneliti adalah subjek penelitian berada pada wilayah

berbeda yang memungkinkan perbedaan budaya dan pendidikan karena

perbedaan wilayah.

2.

Ali Rifa’i, meneliti tentang faktor

-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur di wilayah puskesmas

Buhu kabupaten Gorontalo, tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian

Diskriptif Analitik dengan menggunakan pendekatan

Cross Sectional. Teknik

(8)

1.6 Batasan Penelitian

1.

IUD adalah alat kontrasepsi dalam rahim.

2.

Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang berada dalam masa

produktif.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah remaja,

sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja

dan kaum muda berkembang sangat cepat. Tahun 2000, kelompok umur 15-24 tahun

jumlahnya 43 juta jiwa atau 21% dari total jumlah populasi penduduk Indonesia

(Kusmiran, 2011). Menurut pusat penelitian dan pengembangan

kependudukan-BKKBN jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, 26,7%

adalah remaja (Wahyuni & Rahmadewi, 2011). Remaja merupakan suatu masa

kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas

diri. Pada masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja, individu mulai

mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja

mempunyai sifat yang unik, yaitu salah satunya sifat ingin meniru suatu hal yang

dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan sekitarnya (Kusmiran, 2011).

Keinginan untuk mandiri akan timbul dalam diri remaja. Salah satu bentuk

kemandirian ini adalah mulai melepaskan diri dari pengaruh orang tua dan

ketergantungan secara emosional kepada orang tua. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

(seperti menjadi egosentesis, kebingungan peran, dan lain-lain). Pada usia remaja

seseorang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibadingkan

dengan orang tuanya sehingga wajar saja tingkah laku dan norma atau aturan-aturan

(10)

   

Kebiasaan remaja yang sulit dihindari ialah merokok, kebiasaan merokok pada

remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain karena masa perkembangan

anak yang mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal baru yang ada

dilingkungannya. Walaupun remaja ingin melepaskan diri dari pengaruh orang tua

akan tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok pada

remaja dimulai karena mengikuti kebiasaan orang tua yang merokok, perananan

media informasi dalam mengiklankan rokok dan juga film-film yang secara tidak

langsung mempromosikan perilaku merokok yang dilakukan oleh pemeran utama

sebagai sosok yang banyak dikagumi oleh penenontonnya (Husaini, 2007)

Faktor lain yang mempengaruhi kebiasan merokok adalah kurang perhatian

dari orang tua karena kesibukan dan sosial ekonomi yang tinggi, sehingga remaja

mudah untuk mendapatkan rokok. Berapa hasil penelitian juga menemukan bahwa

remaja, terutama wanita merokok karena ingin lansing. Pada orang yang berhenti

merokok, mereka mengatakan bahwa bila berhenti merokok akan susah

berkonsentrasi, gelisah, bahkan bisa gemuk, sedangkan bila merokok akan merasa

lebih dewasa dan bisa timbul ide atau inspirasi. Faktor-faktor psikologis dan fisiologis

inilah yang banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat (Tandra, 2003).

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang dinilai sangat merugikan,

baik bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Meskipun semua orang

mengetahui tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas merokok, hal ini tidak

pernah surut dan merupakan perilaku yang masih bisa ditolerir oleh masyarakat.

Fenomena tersebut bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan

rumah, kantor, angkutan umum, dan jalanan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan

(11)

3   

   

dikalangan remaja, kebiasaan ini terus berlanjut sampai ia memasuki masa dewasa ,

bahkan hingga usia lanjut (Aula, 2010).

Kondisi ini tentu saja memprihatinkan karena remaja merupakan kelompok

yang rentan dan berpotensi menjadi perokok jangka panjang (Soerojo, dalam Astuti

2010) perilaku merokok yang dimulai dari usia remaja juga seringkali disertai dengan

perilaku kekerasan dan penggunaan narkoba. Perilaku merokok pun membuat

seseorang cenderung untuk mencoba obat-obatan terlarang di masa depan (Astuti,

2010).

Diperkirakan bahwa 900 juta (84%) perokok sedunia hidup di Negara- Negara

berkembang termasuk Indonesia. The tobacco atlas mencatat adanya lebih dari 10 juta

batang rokok di hisap setiap menit, tiap hari, diseluruh dunia oleh 1 miliar laki-laki

dan 250 juta perempuan. Sebanyak 50% total konsumsi rokok dunia dimiliki oleh

Cina, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Indonesia. Bila kondisi ini terus berlanjut,

jumlah total rokok yang diisap tiap tahun adalah 9000 triliun rokok pada tahun 2025.

Di Asia, badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia menepatkan

urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa (Aula,

2010). Sedangkan menurut Setyowadi (2011, dalam Chodijah 2013) Indonesia

menempati urutan pertama jumlah perokok remaja terbanyak di dunia. Sekitar 80%

perokok di Indonesia memulai kebiasaanya tersebut sebelum berumur 19 tahun.

Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) perilaku merokok penduduk Indonesia

berumur 15 tahun keatas belum terjadi penurunan dari tahun 2007 hingga tahun 2013

bahkan cenderung meningkat dari 34, 2% pada tahun 2007 menjadi 36, 3% tahun

(12)

   

Menurut data World Health Organization (WHO) rokok berada pada peringkat

utama pada kematian yang dapat dicegah di dunia (Depkes, 2009 dalam Aula, 2010).

Merokok menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan

mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006. Ini berarti bahwa rata –rata ada 1

kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah

kematian saat ini, jika kebiasaan konsumsi rokok sekarang terus berlanjut (Aula,

2010).

Upaya dalam mengurangi angka perokok didunia diberlakukan berbagai

kebijakan diantaranya dengan mencantumkan pesan bahaya merokok seperti pada

gambar 1.1 dimulai dari Amerika Serikat dengan menggunakan 4 pesan bahaya

merokok didesain pada samping bungkus rokok dimulai tahun 1984, Inggris

menggunakan 6 pesan bahaya merokok didesain 6% berada didepan dan 6% berada

dibelakang bungkus rokok dimulai tahun 1992, Australia memiliki 6 pesan peringatan

bahaya merokok didesain 25% berada didepan dan 33% berada dibelakang bungkus

rokok dan dimulai dari tahun 1995, sedangkan di Kanada menggunakan 16 gambar

atau pesan peringatan bahaya merokok didesain 50% berada didepan dan 50% berada

[image:12.612.130.505.537.655.2]

dibelakang bungkus rokok (Hammond, et al. 2009)

(13)

5   

   

Dalam perkembangannya, semua desain produk rokok mulai menggunakan

gambar yang dinilai efektif dalam mengurangi minat perokok yang dimulai dari

kanada tahun 2000, diikuti oleh Brazil tahun 2002, Singapura dan venezuela tahun

2004, Thailand tahun 2005, Australia, Uruguay dan bangsa Eropa tahun 2006

[image:13.612.140.500.194.345.2]

(Hammond, et al. 2009)

Gambar 1.2 Peringatan Dengan Gambar Bahaya Merokok (Hammond, et al.

2009)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 4 negara berbeda diantaranya

Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris yang membandingkan hasil penelitian

tersebut bahwa Australia memiliki motivasi yang tinggi untuk berhenti merokok

dengan lama penelitian selama 6 bulan, kemudian disusul oleh Kanada dengan lama

penelitian selama 2,5 tahun, selanjutnya Inggris dengan lama penelitian 3,5 tahun,

sedangkan dalam satu dekade Amerika Serikat tidak menunjukkan hasil yang

signifikan untuk memotivasi perokok untuk berhenti merokok (Borland, et al. 2009).

Sementara itu di Indonesia, sesuai peraturan pemerintah nomor 109 tahun

2012 dan peraturan menteri kesehatan nomor 28 tahun 2013 yang berlaku pada 24

juni 2014, semua produk rokok baik yang luar ataupun dalam negeri wajib

(14)

   

Gambarnya antara lain merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan

bronchitis kronis, merokok dapat menyebabkan kanker mulut, merokok dapat

menyebabkan kanker tenggorokan, merokok membunuhmu, dan merokok didekat

bayi berbahaya bagi mereka. Dengan pencantuman gambar-gambar bahaya merokok

dengan jelas, remaja dan perokok pemula dapat menghentikan kebiasaan

merokoknya. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah perokok dan

mencegah keinginan individu untuk merokok (Anna, 2014)

Ada dua kemungkinan sikap yang akan muncul pada konsumen rokok, yaitu

konsumen rokok akan bersikap positif terhadap peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok sehingga sadar dan dapat memotivasi diri bahwa rokok yang

dihisapnya akan membahayakan bagi dirinya atau bersikap negatif terhadap

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan mengabaikan pengaruh

buruk dari rokok yang dihisapnya (Kurniadi & Kumolohadi, 2005).

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang diasumsikan peneliti sebagai mahasiswa

yang mengerti akan bahaya merokok dan sebagai agent of change bagi masalah

kesehatan ironisnya justru banyak memiliki kebiasaan merokok. Berdasarkan hasil

wawancara pada bulan September 2014 yang dilakukan oleh peneliti terhadap

mahasiswa perokok yang ada di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dapat disimpulkan bahwa para

perokok memiliki rasa takut akan desain persuasif berupa gambar menyeramkan

tentang bahaya merokok yang ada pada bungkus rokok tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

(15)

7   

   

rokok terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah

bagaimanakah pengaruh persepsi tentang penggunaan desain persuasif pada bungkus

rokok terhadap motivasi untuk berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang penggunaan desain persuasif

pada bungkus rokok terhadap motivasi untuk berhenti merokok pada mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan persepsi responden tentang desain persuasif pada

bungkus rokok.

2. Mendeskripsikan motivasi untuk berhenti merokok

3. Menganalis pengaruh persepsi tentang desain persuasif pada bungkus

rokok terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

(16)

   

1.4 Manfaat Penelitaian

Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian yang

hendak dicapai, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap khasanah

keilmuan, khususnya bidang ilmu keperawatan yang terkait dengan masalah merokok

dan dampaknya

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui dampak desain pada bungkus

rokok terhadap motivasi berhenti merokok, serta untuk mengaplikasikan hasil

penelitian ini pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai wahana

melatih melatih menulis dan berfikir ilmiah sehingga dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam memecahkan masalah secara ilmiah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan

untuk bisa dijadikan suatu referensi dan menambah wawasan serta pengetahuan

tentang dampak desain pada bungkus rokok terhadap motivasi berhenti merokok

pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnaya

Sebagai bahan kajian atau rujukan untuk melakukan rujukan lebih lanjut yang

(17)

9   

   

1.5 Keaslian Penelitian

1. Menurut penelitian Zainul Asngadah fatmawati tahun 2014 yang berjudul

“pengaruh terpaan pesan pada iklan rokok terhadap sikap untuk berhenti

merokok pada remaja”. Berdasarkan analisis data menggunakan uji mann

whitney U test, diperoleh nilai statistic mann whitney u adalah sebesar 162.00,

sedangkan nilai Z dihitung sebesar -5.241 dengan nilai signifikansi (p) 0,000

untuk 2 sisi, artina p < α, dengan nilai < 0,05 yang menunujukkan adanaya

perbedaan kelompok berhenti merokok pada treatment dan kelompok control.

Nilai mean pada kelompok control menunjukkan bahwa terpaan peringatan

pesan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan yang ada pada iklan rokok

berpengaruh terhadap sikap untuk berhenti merokok pada remaja. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian diatas adalah variabel dan tempat penelitian,

pada penelitian ini meneliti iklan rokok dengan gambar sedangkan penelitian

diatas meneliti desain gambar bahaya merokok pada bungkus rokok. Pada

penelitian ini subyek yang digunakan adalah 65 respondn terdiri dari 30

responden sebagai kelompok treatmen dan 35 responden sebagai kelompok

control. Sedangkan penelitian diatas adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Menurut Penelitian SA. Paradita tahun 2014 yang berjudul “pengaruh

kesehatan bergambar pada bungkus rokok terhadap motivasi perokok untuk

berhenti merokok”. Berdasarkan analisis data menggunakan uji statistic sign

test (Uji Tanda) yang menggunakan tipe penelitian eksperimen dengan desain

one group pretest posttest dan teknik pengambilan data dengan menggunakan

non random dengan total sampel sebanyak 30 responden. Hasil dari penelitian

(18)

   

kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap motivasi untuk berhenti

merokok hal ini ditunjukkan pada angka signifikansi hasil pengujian hipotesis

sebesar 0,028. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian adalah penelitian ini

menggunakan metode eksperimen sedangkan penelitian diatas menggunakan

metode penelitian analitik observasional. Pada penelitian ini menggunakan 1

jenis gambar peringatan bahaya merokok, sedangkan pada penelitian diatas

menggunakan semua jenis gambar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah agar

dapat mengetahui persepsi responden terhadap masing-masing gambar.

Tempat penelitian ini dilakuakan di Semarang dengan memilih 30 orang

perokok sebagai responden yang diberi perlakuan sedangkan dalam penelitian

diatas menggunakan Semua mahasiswa perokok Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Menurut penelitian Baskoro Kurniadi, RA. Retro komolohadi, S.psi tahun 2005

yang berjudul “hubungan antara sikap dan terhadap label bahaya merokok pada

kemasan rokok dengan intensi berhenti merokok”. Berdasarkan analisis data

menggunakan uji korelasi product moment dari pearson menunjukkan korelasi

sebesar r = 0,757 dengan p < 0,01 yang artinya ada hubungan positif antara

label peringatan bahaya merokok dengan intensi berhenti merokok. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian diatas adalah variabel dan tempat penelitian,

pada penelitian ini meneliti label peringatan bahaya merokok sedangkan

penelitian diatas meneliti desain gambar bahaya merokok pada bungkus rokok.

Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah laki-laki perokok antara usia

17 – 60 tahun di Yogyakarta sedangkan penelitian diatas adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

(19)

11   

   

1.6 Batasan penelitian

Untuk mempermudah dan mempertegas lingkup penelitian, maka penelitian ini

diberi batasan penelitian sebagai berikut :

1. Responden penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2011 sampai dengan

angkatan 2014 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Perilaku merokok merupakan suatu aktivitas atau kegiatan dengan membakar

rokok kemudian menghisap dan menghembuskan asapnya sehingga asapnya

bisa dihirup oleh dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Pada penelitian

ini, peniliti mengambil data pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan pernah

Gambar

Gambar 1.1 Peringatan Dengan Label Bahaya Merokok (Hammond, et al. 2009)
Gambar 1.2 Peringatan Dengan Gambar Bahaya Merokok (Hammond, et al.

Referensi

Dokumen terkait

Kerjasama ini berupa pelatihan keterampilan pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik dan pemasarannya dapat meningkatkan keterampilan kelompok pemuda pengangguran

mukhabarah kerjasama dalam lahan pertanian yang dilakukan di Dusun Wonogaten Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sesuai dengan hukum Islam dikarenakan akad

Analisis reservoar pada penelitian ini dilakukan setelah dilihat dan analisis dari semua hasil tahapan bahwa proses analisis dengan menggunakan metode AVO mampu

Perkawinan Gadis Pantai adalah perkawinan yang disertai dengan derita karena ia tidak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang ibu dari bayi yang ia lahirkan.. Ia telah diputus

“ ANALISIS PERBANDINGAN KESEHATAN KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL ” dan diajukan untuk diuji pada tanggal 10 Maret 2017 adalah hasil karya saya.. Dengan ini saya

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan ”, maka terdapat beberapa variabel

Oleh sebab itu, penulis mengucapkan puji dan syukur pertama kali kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi