ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA ALAM AIR TERJUN TEROH-TEROH
DESA RUMAH GALUH KECAMATAN SEI BINGAI,
KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Uli Irawati Panjaitan 111201162
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA ALAM AIR TERJUN TEROH-TEROH
DESA RUMAH GALUH KECAMATAN SEI BINGAI,
KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh :
Uli Irawati Panjaitan
111201162/MANAJEMEN HUTAN
Skripsisebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh Gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ULI IRAWATI PANJAITAN: Analysis of Potency and Strategy of Developmentof
Natural Tourism Object of Waterfall of Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera.
Under supervised by AGUS PURWOKO and KANSIH SRI HARTINI
Indonesia is one of archipelago with good and famous natural resources either in land or in water. One of advantages of development of natural resources specially the forest resources is intangible advantages such as fresh air and beautiful natural view for natural tourism activity.
This research aims to (1) to analyze the potency of waterfall tourism object of teroh-Teroh in Desa Rumah Galuh, sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera, (2) to analyze the strategy of development of of water fall tourism object of Teroh-teroh in Desa Rumah Galuh, sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera. The sample was took by purposive sampling for visitor as respondent and random sampling for the society. The object and the interest thing are analyzed based on scoring criteria on the Guidance of Analysis of Object operation Area and Interest of natural tourism of Dirgen PHKA in 2003 based on the determined score for each criteria.
The potency of waterfall tourism object of Teroh-Teroh is flora and fauna, beautiful natural view, waterfall, river, water spring, and forest. In addition the location of the tourism object is a place of research such as flora and fauna for the student. Waterfall of teroh-teroh has natural tourism potency that can be developed based on the feasibility percentage 67.15%. In the SWOT analysis, on quadran I indicates that the area of this tourism object is situated on the advantages position.
ABSTRAK
ULI IRAWATI PANJAITAN: Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Dibimbing oleh AGUS PURWOKO dan KANSIH SRI HARTINI.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam baik di daratan maupun di perairan yang sangat melimpah. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan potensi sumber daya alam khususnya sumber daya hutan melalui manfaat intangible seperti udara yang segar dan pemandangan alam yang indah untuk kegiatan wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk menganalisis potensi obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. (2) untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cara purposive sampling untuk responden pengunjung dan cara random sampling untuk masyarakat. Objek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria.
Potensi yang ditawarkan oleh obyek wisata air terjun Teroh-teroh adalah adanya flora dan fauna, panorama alam yang indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat. Selain itu lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian berupa flora dan fauna bagi pelajar. Air Terjun Teroh-teroh memiliki potensi wisata alam yang layak dikembangkan dengan persentasi kelayakan 67,15%. Pada analisis SWOT, berada pada kuadran I yang menunjukkan bahwa kawasan wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-teroh Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara” .
Penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memotivasi dalam penulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima kepada Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. dan Dr. Kansih Sri Hartini, S. Hut., M.P. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikdan saran yang membangun. Semoga Skripsi ini dapat menjadi informasi dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, September 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 2
Tujuan Penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Ekowisata ... 4
Konsep Ekowisata (Wisata Alam) ... 5
Potensi Ekowisata ... 7
Konsep Strategi Pengembangan Objek Wisata ... 8
Obyek dan Daya Tarik Wisata ... 11
Analisis SWOT ... 13
Penelitian terdahulu ... 13
Kondisi Lokasi Umum Penelitian ... 15
Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat ... 15
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 17
Alat dan Bahan ... 17
Teknik pengumpulan data... 17
Objek kegiatan ... 17
Metode pengambilan data ... 18
Pengambilan sampel ... 18
Jumlah sampel masyarakat ... 18
Teknik dan tahapan pengambilan data ... 19
Teknik Analisis Data ... 20
Analisis potensi obyek ... 20
Analisis strategi pengembangan dengan matriks SWOT... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Tarik ... 27
Aksesibilitas ... 34
Akomodasi ... 36
Sarana dan prasarana penunjang ... 37
Hasil penilaian obyek dan daya tarik wisata... 38
Strategi pengembangan obyek wisata ... 41
Analisis faktor internal dan eksternal ... 41
Pendekatan kuantitatif analisis SWOT ... 42
Pendekatan kualitatif matriks analisis SWOT ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 53
Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kriteria penilaian daya tarik ... 21
2. Kriteria penilaian aksesibilitas ... 22
3. Kriteria penilaian akomodasi ... 22
4. Kriteria penilaian sarana dan prasarana ... 22
5. Skoring dan pembobotan faktor internal ... 24
6. Skoring dan pembobotan faktor eksternal ... 24
7. Format matriks SWOT ... 26
8. Hasil penilaian obyek dan daya tarik ... 28
9. Hasil penilaian terhadap komponen aksebilitas ... 35
10. Hasil penilaian terhadap komponen akomodasi... 37
11. Hasil penilaianSarana dan Prasarana penunjang ... 38
12. Hasil penilaian obyek dan daya tarik ... 39
13a. Hasil penilaian obyek dan daya tarik ... 40
13b. Hasil penilaian ODTWA Taman eden 100 ... 40
14. Faktor internal dan eksternal ... 42
15. Bobot dan rating faktor internal ... 43
16. Bobot dan rating faktor eksternal ... 44
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Bagan analisis SWOT ... 25
2. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) ... 30
3. Pengunjung menikmati Air Terjun Teroh-teroh ... 31
4. Kebersihan lokasi obyek wisata ... 32
5. Keamanan kawasan obyek wisata alam ... 33
6. Kenyaman kawasan obyek wisata alam ... 34
7. Kondisi jalan objek wisata alam ... 35
8. Angkutan umum ... 84
9. Pintu masuk kawasan obyek wisata ... 84
10.Wawancara dengan Masyarakat Desa Rumah Galuh ... 84
11.Wawancara dengan Pengunjung Air Terjun Teroh-teroh ... 84
12.Obyek wisata alam air terjun teroh-teroh ... 85
13.Kondisi jalan obyek wisata alam ... 85
14.Fasilitas Toilet ... 85
15.Pengunjung menikmati kolam abadi ... 86
16.Kondisi jalan menuju menuju air terjun ... 86
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuisioner ... 58
2. Rekapitulasi hasil kuisioner untuk faktor kekuatan ... 60
3. Rekapitulasi hasil kuisioner untuk faktor kelemahan ... 67
4. Analisis SWOT untuk faktor eksternal berupa peluang ... 72
5. Analisis SWOT untuk faktor eksternal berupa ancaman ... 77
6. Dokumentasi penelitian ... 84
ABSTRACT
ULI IRAWATI PANJAITAN: Analysis of Potency and Strategy of Developmentof
Natural Tourism Object of Waterfall of Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera.
Under supervised by AGUS PURWOKO and KANSIH SRI HARTINI
Indonesia is one of archipelago with good and famous natural resources either in land or in water. One of advantages of development of natural resources specially the forest resources is intangible advantages such as fresh air and beautiful natural view for natural tourism activity.
This research aims to (1) to analyze the potency of waterfall tourism object of teroh-Teroh in Desa Rumah Galuh, sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera, (2) to analyze the strategy of development of of water fall tourism object of Teroh-teroh in Desa Rumah Galuh, sub-district of Sei Bingai, Regency of Langkat, North Sumatera. The sample was took by purposive sampling for visitor as respondent and random sampling for the society. The object and the interest thing are analyzed based on scoring criteria on the Guidance of Analysis of Object operation Area and Interest of natural tourism of Dirgen PHKA in 2003 based on the determined score for each criteria.
The potency of waterfall tourism object of Teroh-Teroh is flora and fauna, beautiful natural view, waterfall, river, water spring, and forest. In addition the location of the tourism object is a place of research such as flora and fauna for the student. Waterfall of teroh-teroh has natural tourism potency that can be developed based on the feasibility percentage 67.15%. In the SWOT analysis, on quadran I indicates that the area of this tourism object is situated on the advantages position.
ABSTRAK
ULI IRAWATI PANJAITAN: Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Dibimbing oleh AGUS PURWOKO dan KANSIH SRI HARTINI.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam baik di daratan maupun di perairan yang sangat melimpah. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan potensi sumber daya alam khususnya sumber daya hutan melalui manfaat intangible seperti udara yang segar dan pemandangan alam yang indah untuk kegiatan wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk menganalisis potensi obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. (2) untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cara purposive sampling untuk responden pengunjung dan cara random sampling untuk masyarakat. Objek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria.
Potensi yang ditawarkan oleh obyek wisata air terjun Teroh-teroh adalah adanya flora dan fauna, panorama alam yang indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat. Selain itu lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian berupa flora dan fauna bagi pelajar. Air Terjun Teroh-teroh memiliki potensi wisata alam yang layak dikembangkan dengan persentasi kelayakan 67,15%. Pada analisis SWOT, berada pada kuadran I yang menunjukkan bahwa kawasan wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki
kekayaan sumber daya alam baik di daratan (khususnya sumber daya hutan)
maupun di perairan (laut) yang sangat melimpah. Oleh karena itu, Indonesia
dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia
setelah Brazil (negara megabiodiversity) (Syahadat, 2006).
Beberapa bentuk sumber daya alam yang dapat ditemui di Indonesia
diantaranya adalah pemandangan alam pegunungan, bentangan lembah, sungai,
goa, air terjun, hamparan persawahan dan perkebunan dengan udara segar,
matahari, gelombang air laut maupun keanekaragaman flora dan fauna. Salah satu
manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan potensi sumber daya alam
khususnya sumber daya hutan melalui manfaat intangible seperti udara yang segar
dan pemandangan alam yang indah untuk kegiatan wisata alam (Fandeli, 1995).
Sumatera Utara merupakan daerah tujuan wisata yang menawarkan
banyak pilihan obyek wisata dengan berbagai karakteristiknya. Salah satu
diantaranya adalah Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-teroh yang terletak di
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kawasan hutan yang
memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, sumber kayu, dan juga merupakan
salah satu sumber daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan ketersediaan air dan kesuburan tanah, memiliki potensi wisata yang
cukup besar dan patut dikembangkan.
Daya tarik yang dimiliki oleh obyek wisata alam air terjun Teroh-teroh ini
dan lain-lain. Air terjun Teroh-teroh merupakan kawasan hutan rakyat yang
didominasi oleh beraneka ragam jenis pohon juga sebagai kawasan pelestarian
alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.
Objek wisata alam air terjun teroh-teroh dalam pengelolaannya masih
tergolong baruyang berpotensi sebagai sarana ekonomi bagi pengelolah dan
masayarakat sekitar dalam mengembangkan dan mengelolah objek wisata.
Pengembangan objek wisata perlu dipertimbangkan berdasarkan potensi yang
dimiliki sehingga dapat memberikan keuntungan secara berkelanjutan untuk
generasi saat ini dan masa yang akan datang.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Potensi wisata apa saja yang dapat dikembangkan di lingkungan obyek wisata
air terjun Teroh-teroh?
2. Strategi apa saja yang digunakan masyarakat Desa Rumah Galuh untuk
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis potensi obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa
Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata air terjun
Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat menimbulkan partisipasi yang aktif dari masyarakat dalam
pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh,
Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten langkat, Sumatera Utara.
2. Sebagai dasar kajian penerapan kebijakan dan peran institusi dalam
pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh
yang diharapkan mendapat kebijakan dan peran aktif dari pemerintah.
3. Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut
pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh
TINJAUAN PUSTAKA
Ekowisata
Pada saat ini, ekowisata telah berkembang. Wisata ini tidak hanya sekedar
untuk melakukan pengamatan burung, menunggang kuda, penelusuran jejak
dihutan belantara, tetapi telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan
penduduk lokal. Ekowisata merupakan suatu perpaduan dan berbagai minat yang
tumbuh dari ke prihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata
tidak dapat di pisahkan dengan konservasi. Oleh karenanya, ekowisata disebut
sebagai bentuk perjalanan wisata yang bertanggungjawab (Marpaung, 2002).
Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip
konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan
strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdaya guna
dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih
alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya
(Fandeli dan Mukhlison, 2000).
Untuk mengusahakan ekowisata disuatu tempaat, yang perlu dikenali
adalah keadaan alam (keindahan dan daya tarik) yang spesifik atau unik dari
obyek-obyek wisata yang bersangkutan, prasarana yang tersedia (lancer/ tidak
lancer, nyaman/tidak nyaman, sudah lengkap, masih harus diadakan, atau
dilengkapkan), tersedianya sumberdaya manusia (yang terlatih maupun yang
Konsep Ekowisata (Wisata Alam)
Menurut Suwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan yang
memanfaatkanpotensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sedangkan obyek
wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdayatarik bagi
wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam baik dalam kegiatan alam
maupun setelah pembudidayaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa wisata alam
merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang ditata dengan baik sehingga
dapat menimbulkan rasa senang, rasa indah, nyaman dan bersih dengan
menggunakan konservasi sumber daya alam sertalingkungan sebagai daya
tariknya.Pendapat diatas lebih dirincikan oleh Robby (2001), yang menyatakan
bahwa wisata alam adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilaksanakan pada
tempat- tempat yang berhubungan dengan alam seperti : gunung, rimba/hutan,
gua, lembah, sungai, pesisir, laut, air terjun, danau, lembah sempit (canyon) dan
lain sebagainya.
Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah
ekowisata. Ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan
terjemahan yang seharusnya dari ekoturisme. Menurut Fandeli dan Mukhlison
(2000), pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Namun pada hakikatnya ekowisata dapat diartikan sebagai bentuk wisata
yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area),
memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi
masyarakat.
Ekowisata dapat dipahami sebagai perjalanan yang di sengaja ke
menjaga agar keutuhan kawasan tidak berubah dan menghasilkan peluang untuk
pendapatan masyarakat sekitarnya sehingga mereka merasakan manfaat dari
upaya pelestarian sumber daya alam (Astriani, 2008).
Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam
yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial- budaya.
Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau
ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam
kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi
akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman
alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal (Hakim, 2004).
Sejalan dengan beberapa pendapat diatas Wiratno, et al (2004), juga
memberikan pengertian kepada ekowisata sebagai kegiatan perjalanan ke
daerah-daerah yang masih alami dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para peminat-peminat
khusus terhadap kawasan pelestarian alam dan bersifat tidak massal. Kegiatan ini
bisa dilakukan di tempat-tempat terbuka yang relatif belum terjamah atau
tercemar dengan tujuan khusus untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati
pemandangan dengan tumbuhan-tumbuhan satwa liarnya (termasuk potensi
kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan
jenistumbuhan dan satwa liar) juga semua manifestasi kebudayaan yang ada
(termasuk tatanan lingkungan sosial budaya) baik dari masa lampau maupun masa
kini di tempat-tempat tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan
Potensi Ekowisata
Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan
oleh baik-buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik, tidak mungkin
pariwisata berkembang dengan baik karena dalam industri pariwisata, lingkungan
itulah yang sebenarnya dijual sehingga mutu lingkungan harus diperhatikan.
Didalam pengembangan pariwisata, asas pengelolaan lingkungan untuk
melestarikan dan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang
terlanjutkan bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit
dan sering mempunyai efek jangka pendek (Astriani, 2008).
Pariwisata sedang dikembangkan dengan giat di Indonesia. Pariwisata di
banyak tempat menunjukkan peningkatan yang tajam, terutama pariwisata domestik.
Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat peka terhadap
kerusakan lingkungan. Pariwisata tidak akan berkembang tanpa lingkungan yang
baik. Pengembangan ekowisata harus memperhatikan terjaga mutu lingkungan, sebab
dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual (Ahmad, 1999).
Potensi kawasan ekowisata di Indonesia sangat besar. Objek tersebut tersebar
di darat (dalam kawasan hutan konservasi) maupun di laut (dalam bentuk taman
nasional laut). Kajian atas sembilan kawasan konservasi di Indonesia, dilakukan oleh
Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan bekerjasama
dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan RAKATA pada tahun
2000 memperlihatkan tidak saja keunikan tetapi juga keragaman objek merupakan
potensi besar pengembangan ekowisata. Hampir semua objek dan daya tarik wisata
(ODTW) tersebut sudah beroperasi dan banyak menarik wisatawan
Konsep Strategi Pengembangan Objek Wisata
Menurut Yoeti (2008) pengembangan adalah usaha atau cara untuk
memajukan serta mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan
pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan
keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Pengembangan
pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang matang sehingga bermanfaat
baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial dan juga budaya.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2003)
menyatakan bahwa secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu
konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung
upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat ekonomi
kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Berdasarkan segi pengelolaannya
ekowisata dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang
bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat
berdasarkan kaidah alam yang secara ekonomi berkelanjutan dan mendukung
upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat.
Fandeli (2001)menyebutkan ada delapan prinsip pengembangan ekowisata
yaitu:
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan terhadap alam
dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan
2. Pendidikan konservasi lingkungan. Mendidik wisatawan dan masyarakat
setempat akan pentingnya arti konservasi. Proses ini dapat dilakukan langsung
di alam.
3. Pendapatan langsung untuk kawasan. Mengatur agar kawasan yang digunakan
untuk ekowisata dan manajemen pengelolaan kawasan pelestarian dapat
menerima langsung penghasilan atau pendapatan Retribusi dapat digunakan
secara langsung untuk membina, melestarikan dan meningkatkan kualitas
kawasan pelestarian alam
4. Prinsip masyarakat dalam perencanaan. Masyarakat diajak dalam
merencanakan pengembangan ekowisata. Demikian pula di dalam
pengawasan, peran masyarakat diharapkan ikut secara aktif.
5. Penghasilan masyarakat. Keuntungan secara nyata terhadap ekonomi
masyarakat dari kegiatan ekowisata mendorong masyarakat menjaga
kelestarian kawasan alam.
6. Menjaga keharmonisan dengan alam. Semua upaya pengembangan termasuk
pengembangan fasilitas atau utilitas harus tetap menjaga keharmonisan dengan
alam.
7. Daya dukung Lingkungan. Pada umumnya lingkungan alam mempunyai daya
dukung yang lebih rendah dengan daya dukung kawasan buatan. Meskipun
mungkin permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang
membatasinya.
8. Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap Negara. Apabila suatu
wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh Negara atau Pemerintah
daerah setempat.
Strategi yang dipilih untuk menyusun rencana proyek ekowisata
seharusnya mampu menghasilkan model partisipasi masyarakat sejelas mungkin.
Partisipasi masyarakat setempat sejak awal perencanaan, penyusun rencana itu
sendiri, pelaksanaan proyek, pengelolaan dan pembagian hasilnya merupakan hal
yang mutlak sehingga harus ditegaskan dalam draft rencana. Partisipasi untuk
memberdayakan masyarakat untuk menjadi salah satu penentu tahapan-tahapan
(Suhandi, 2001).
Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari bagian pembangunan kehutanan
karena selain elemen pemerintah, masyarakat dikawasan ekowisata juga memiliki
peranan besar, karena dengan mengikutsertakan masyarakat dalam ekowisata akan
memberikan dampak positif. Dari segi lingkungan dan ekonomi, jika masyarakat
lokal tidak dilibatkan, sumberdaya dipastikan akan rusak dan nilai jual kawasan
beserta investasinya akan hilang. Selain itu munculnya partisipasi masyarakat
tradisional dalam mempelajari, mendiskusikan dan membuat strategi untuk
mengontrol atau memperoleh kontrol dalam proses pembuatan keputusan dalam
pembangunan, dianggap sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan pariwisata
yang selama ini terjadi, namun sebelum benar-benar memberdayakan masyarakat
lokal dalam ekowisata, penting untuk dilakukan sosialisasi tentang konsep
ekowisata yang sesuai, sekaligus pendampingan terhadap masyarakat dalam
merancang ekowisata di wilayahnya (Fandeli, 2001).
Selain itu, strategi melibatkan peran serta masyarakat setempat juga
1. Menginformasikan kepada penduduk setempat tentang apa yang akan terjadi
dan menjaga dialog dengan mereka
2. Menghargai pendapat dan melibatkan masyarakat setempat dalam
pengambilan keputusan
3. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan tabiat pariwisata dan industry
pariwisata serta dampaknya terhadap daerah setempat
4. Mendorong hubungan antara wisatawan dan penduduk setempat
5. Melindungi masyarakat setempat dari dampak negative kegiatan pariwisata
(Gunawan, 1995).
Obyek dan Daya tarik Wisata
Menurut Marpaung (2002), obyek dan daya tarik wisata adalah suatu
bentukan dan/atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan serta dapat menarik
minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu.
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata - mata hanya merupakan
sumberdaya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata sampai
adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Sedangkan Hamid (1996)
mendefenisikan obyek wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan telah
dikunjungi wisatawan sedangkan daya tarik adalah segala sesuatu yang menarik
namun belum tentu dikunjungi. Daya tarik tersebut masih memerlukan
pengelolaan dan pengembangan sehingga menjadi obyek wisata yang mampu
Menurut UU No.9 Tahun 1990 disebutkan bahwa obyek dan daya tarik
wisata terdiri dari :
a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam, serta flora dan fauna seperti : pemandangan alam, panorama
indah, hutan rimba.
b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, taman
rekreasi dan tempat hiburan.
c. Obyek dan daya tarik wisata minat khusus seperti : berburu, mendaki gunung,
gua, industri, kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat ibadah,
tempat ziarah dan lain – lain.
Selanjutnya dijelaskan bahwa pembangunan objek dan daya tarik wisata
dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola, dan membuat objek-objek baru
sebagai objek dan daya tarik wisata. Suwantoro (2002) menyatakan bahwa objek
wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi
wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam
maupun setelah pembudidayaan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa daya tarik
wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi
Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006), menyatakan bahwa Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian,
perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity)
dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness).
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan mengenai potensi dan strategi
pengembangan wisata alamyang berhubungan dengan penelitian ini antara lain
oleh Widiyanto (2008) yang berjudul Pengembangan Pariwisata Perdesaan (Suatu
Usulan Strategi Bagi Desa Wisata Ketingan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kondisi desa-desa wisata daerah penelitian berdasarkan
identifikasi potensi sehingga didapatkan strategi pengembangan yang akan
dilakukan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat
analisis yang dipakai adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengembangan pariwisata pedesaan di desa wisata Ketingan masih mengandalkan
dikembangkan adalah dengan meningkatkan pemasaran, kualitas SDM, kualitas
pelayanan, dan memelihara mutu apa yang menarik yang ditawarkan oleh objek
wisata tersebut, dukungan masyarakat sekitar lebih dioptimalkan, peranan
organisasi dan modal usaha.
Menurut Prayogo (2012) yang melakukan penelitian di objek wisata
pemandian Manigom di Desa Tiga Dolok, kecamatan Dolok Panribuan,
mengatakan bahwa potensi objek wisata yang dimiliki oleh kawasan pemandian
Manigom adalah berupa flora pegunungan Sumatera Utara, panorama alam yang
sangat indah, jalur tracking, areal camping ground, dan air terjun. Pemandian
Manigom memiliki potensi wisata alam yang layak dikembangkan dengan
persentasi 91,83%. Kawasan Pemandian Manigom memiliki daya tarik,
aksesibilitas, akomodasi serta sarana dan prasarana penunjang yang mendukung
sehingga layak untuk dikembangkan.
Penelitian selanjutnya dilakukan ole Muttaqin (2011) yang berjudul Kajian
potensi dan strategi pengembangan ekowisata dicagar alam pulau sempu
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menilai kondisi Pulau Sempu, menilai potensi pariwisata dan menilai strategi
yang tepat untuk pengembangan ekowisata di kawasan Pulau Sempu. Penelitian
ini dilakukan dengan metode sirvei, metode pengumpulan data meliputi data
primer dan sekunder. Analisis data untuk menentukan strategi pengembangan
ekowisata di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu digunakan Analisis SWOT dan
untuk menentukan keputusan terbaik dalam kriteria seleksi terhadap aspek
(Ekonomi, lingkungan dan sosial) untuk mendekati proses hirarki analisis (AHP),
dampak negatif pariwisata berdasarkan stakeholder persepsi. Hasil analisis SWOT
dan AHP arahan yang dihasilkan Strategi pengembangan pariwisata adalah:untuk
mengevaluasi fungsi dan status kawasan.
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Obyek wisata alam Air Terjun Teroh-teroh ini terletak di Desa Rumah
Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara
dengan ketinggian ± 435 mdpl. Desa Rumah Galuh berjarak 35 km dari
Kabupaten langkat, 18 km dari Kecamatan Sei Bingai. Dengan luas wilayah 1316
Ha.
Secara geografis kawasan wisata alam ini terletak diantara 03019’10”
sampai 03034’10” LU dan 98021’14” sampai 98031’30” BT. Keadaan iklim
bertemperatur sedang, suhu udara rata-rata 20-24°C. Kelembapan udara rata-rata
75 %dan curah hujan rata-rata 70 % mm/Tahun.
Secara administrasi Desa Rumah Galuh mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Simpang Kuta Buluh, Kecamatan Sei Bingai
Sebelah Selatan : Desa Garunggang, Kecamatan Kuala
Sebelah Barat : Desa Rumah Kota-Paritbindu, Kecamatan Kuala
Sebelah Timur : Desa Belinteng, Kecamatan Sei Bingai
(Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2014).
Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat
Desa Rumah Galuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 2114 jiwa. Desa
Galuh 2, Dusun Rumah Galuh 3, Dusun Guru Benu, Dusun Deleng Pucuk, Dusun
Kuta Perira, Dusun Sampecita, Dusun Penusunan, Dusun Bangun jahe Desa
Rumah Galuh. Mata pencaharian masyarakat di Desa Rumah Galuh adalah
sebagai Pertanian (11,57%), Industri/Kerajinan (0,89%), PNS/ABRI (0,18%),
Perdagangan (1,17 %), Angkutan (0,24%), dan Buruh (0,65%) (Kecamatan Sei
Bingai, 2014).
Masyarakat di Desa Rumah Galuh ini didominasi menganut Agama Islam
dengan persentase (44,17%), agama Kristen Protestan (49,19%), agama Kristen
Katolik (3,82%), agama Hindu (0,05%), dan agama Budha (1,78%). Dan
Masyarakat Desa Rumah Galuh didominasi Suku Melayu (0,26%), Karo
(85,45%), Simalungun+Tapanuli (1,20%), Madina (0,16%), Jawa (8,79%). Desa
ini juga memiliki 9 rumah tempat ibadah yang terdiri dari 2 buah masjid, 6 buah
gereja Kristen Protestan, 1 buah mushola. Desa ini juga memiliki 2 prasarana dan
sarana pendidikan yang terdiri dari 1 gedung SD, 2 gedung SMP, desa/ kelurahan
(Kecamatan Sei Bingai, 2014).
Desa Rumah Galuh memiliki Obyek Wisata Alam yaitu Air Terjun
Teroh-teroh dengan ketinggian sekitar 5 meter. Lokasi wisata ini berada di areal hutan
Rakyatseluas sekitar ± 50 ha. Masyarakat di Desa Rumah Galuh memanfaatkan
Hutan sebagai tempat perkebunan seperti Kelapa, cengkeh, coklat, pinang, karet
dan kemiri.Lokasi ini dapat diakses dengan menggunakan angkutan umum
ataupun dengan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 1-3 jam dari kota
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2015. Pada bulan April
pengumpulan data dilapangan dan pada bulan Juni pengolahan data
dilaboratorium Manajemen Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara. Lokasi kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa
Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera
Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kemera digital.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran kuesioner, peta
wilayah administrasi lokasi penelitian, laporan-laporan dan tesis
penelitianterdahulu dan berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder
untuk membantu melengkapi pengamatan langsung di lapangan.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Objek Kegiatan
Kegiatan ini melibatkan pihak yang terkait dengan pengelolaan objek
wisata serta kalangan lain yang ada di wilayah studi dengan objek penelitian :
a. Pengelola, pengunjung, dan aparat desa yang berada disekitar objek
wisata.
2. Data Penelitian
Data yang penelitian yang diambil adalah data sekunder dan data primer.
Data primer yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung
dilapangan. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari instansi pemerintah
desa atau kecamatan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Metode Pengambilan Data
1.1.Pengambilan Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap
mengetahui dengan baik tentang proses pengembangan ekowisata tersebut. Pihak
yang dimaksud tersebut adalah pengelola Objek Wisata Alam Air Terjun
Teroh-teroh, aparat desa, masyarakat, dan pengunjung. Dalam hal ini, pemilihan
responden dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria sampel
pengunjung yang berusia minimal 18 tahun keatas. Menurut Arikunto (2006)
apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlahnya lebih besar dari 100
orang maka diambil antara 10-15% atau 20-25%. Sementara pemilihan
masyarakat dilakukan dengan cara random sampling.
Jumlah Sampel Masyarakat
Data jumlah masyarakat di Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai,
Kabupaten Langkat Sumatera Utara diperoleh jumlah masyarakat sebesar 2114
�= N 1 + N(�)2
= 2114
1 + 2114(0,1)2
= 2114
1 + 21,14
= 2114
22,14
= 95 orang
Keterangan: n = jumlah sampel yang dibutuhkan
N = ukuran populasinya
e = margin error yang diperkenalkan 0,1
1.2. Teknik dan Tahapan Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan sebagai berikut:
a. Identifikasi jenis objek wisata.
b. Melakukan observasi dan analisis pengelolaan objek wisata.
c. Wawancara dan diskusi dengan menggunakan kuesioner terhadap para
pelaku wisata yang mewakili dan para pihak pemangku kepentingan dalam
pengelolaan objek wisata.
d. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya diedit dan
ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan
analisis data. Teknik untuk memperoleh informasi dan data dari responden
Teknik Analisis Data
1. Analisis Potensi Objek
Objek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai
dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan
Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA Tahun 2003 sesuai dengan nilai yang
telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria
S = N x B
Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = bobot nilai
Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama
alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena
merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan
wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya
bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut
kemudian diuraikan secara deskriptif. Kriteria penilaian obyek dan daya tarik
wisata alam (modifikasi Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik
Wisata, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun
Tabel 1. Kriteria Penilaian Daya Tarik (bobot 6)
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Keunikan sumber daya alam:
a. Air Terjun b. Flora c. Fauna
d. Adat istiadat/kebudayaan e. Sungai
2. Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol:
a. Batuan
3. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan:
a. Menikmati keindahan alam b. Melihat flora dan fauna c. Trekking
d. Penelitian/pendidikan e. Berkemah
f. Kegiatan olahraga
≥5 Ada
4. Kebersihan lokasi obyek wisata, tidak ada pengaruh dari:
a. Industri b. Jalan ramai
c. Pemukiman penduduk d. Sampah
e. Vandalisme (coret-coret) f. Pencemar lainnya
Ada
5. Keamanan kawasan:
a. Tidak ada arus berbahaya
b. Tidak ada perambahan dan penebangan liar c. Tidak ada pencurian
d. Tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria e. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu f. Tidak ada tanah longsor
≥5 Ada
a. Udara yang bersih dan sejuk b. Bebas dari bau yang mengganggu c. Bebas dari kebisingan
d. Tidak ada lalu lintas yang mengganggu e. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik f. Tersedianya sarana dan prasarana
≥5 Ada
Tabel 2. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (bobot 5)
Ket :Skor total maksimum = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600
Tabel 3. Kriteria Penilaian Akomodasi (bobot 3)
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Jumlah akomodasi ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
30 25 20 15 10
2. Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 Tidak ada
30 25 20 15 10
Ket :Skor total maksimum = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180
Tabel 4. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang (radius 15 km dari obyek, bobot 3)
No Unsur/Sub Unsur Jumlah
≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
1. Prasarana
a. Kantor pos b. Jaringan telepon c. Puskesmas d. Jaringan listrik e. Jaringan air minum
50 40 30 20 10
2. Sarana penunjang
a. Rumah makan
b. Pusat perbelanjaan/pasar c. Bank
d. Toko cinderamata e. Transportasi
50 40 30 20 10
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu
kriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Hasil
penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
Nilai indekskelayakan suatu obyek wisata = Skor kriteria Skor Total kriteria
X 100%
Karsudi dkk (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka
akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan
ekowisata adalah sebagai berikut:
- Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan
- Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak dikembangkan
- Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan
Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT
Teknik penarikan sampel terhadap pengelola tempat wisata, aparat desa,
dan pengunjung dilakukan dengan metode purposive sampling (sampel
bertujuan). Sampel purposive adalah sampel yang didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Jumlah responden untuk pengunjung ditetapkan sebesar 20 responden
baik wisatawan keluarga (domestik) dan wisatawan mancanegara sedangkan
dalam penentuan jumlah responden untuk masyarakat setempat dilakukan dengan
random(acak) menggunakan rumus Slovin (Kusmadi dan Sugiarto, 2000) yaitu
n = N 1+ N (e)2
Keterangan: n = jumlah sampel yang dibutuhkan
N = ukuran populasinya
e = margin error yang diperkenalkan 0,1
Hasil kuisioner kemudian dianalisis dengan memberikan bobot dan rating
sampai dengan 0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis ini harus
berjumlah 1. Kemudian untuk menghitung rating, untuk masing-masing faktor
(peluang dan kekuatan) diberi skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (tidak
baik), dan 1 (sangat baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
organisasi. Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi nilai -4 sampai
dengan -1. Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal
(Rangkuti, 2006).
Tabel 5. Skoring dan Pembobotan Faktor Internal
No Kekuatan (strength) Bobot Rating Skor
1 2 Dst
Total kekuatan (strength)
No Kelemahan (weakness) Bobot Rating Skor
1 2 Dst
Total kelemahan (weakness) Total kekuatan-total kelemahan = S-W
Tabel 6. Skoring dan Pembobotan Faktor Eksternal
No Peluang (Oppurtunity) Bobot Rating Skor
1 2 Dst
Total Peluang (Oppurtunity)
No Ancaman (threat) Bobot Rating Skor
1 2 Dst
Penskoring dan pembobotan ini dilakukan untuk mendapatkan posisi
Pemandian Alam Karang Anyar dalam diagram analisis SWOT. Diagram SWOT
dapat dilihat pada bagan yang ada pada Gambar 1.
III I
IV II
Gambar 1. Bagan analisis SWOT
Keterangan gambar :
1. Kuadran I : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
2. Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi usaha.
3. Kuadran III : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, akan
tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Strategi
yang harus diterapkan adalah meminimalkan masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.
Peluangeksternal
KelemahanInternal KekuatanInternal
4. Kuadran IV : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Penentuan empat macam strategi pengembangan berdasarkan factor
internal dan factor eksternal dengan model sebagai berikut:
1. Strategi S – O, dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.
2. Strategi S – T, dibuat dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk
mengatasi segala ancaman yang ada.
3. Strategi W – O, dibuat dengan memanfaatkan peluang dan meminimalkan
kelemahan yang ada.
4. Strategi W – T, dibuat untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari
Ancaman (Rangkuti, 2006).
Tabel 7. Format Matriks SWOT Internal
Eksternal
Strenghts Sususnan daftar kekuatan
Weakness Susunan daftar kelemahan
Oppurtunities Susunan daftar peluang
Strategi SO Strategi WO
Menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang
Mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats
Susunan daftar ancaman
Strategi ST Strategi WT
Menggunakan Kekuatan untuk menghindari ancaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya Tarik
Adapun Daya tarik suatu lokasi obyek wisata ini merupakan alasan yang
utama para pengunjung untuk mengunjungi ke lokasi wisata dalam rangka
melakukan kegiatan wisata. Daya tarik yang dimiliki Obyek wisata Air Terjun
Teroh-teroh cukup besar untuk manarik minat pengunjung. Daya tarik tersebut
dapat berupa sumber daya alam yang menonjol misalnya flora ataupun fauna,
gejala alam seperti batuan, dan kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi wisata
misalnya kegiatan berkemah, daya tarik berupa kebersihan, dan kenyamanan
lokasi wisata.
Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk
mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik
tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan
sumberdaya yang tersedia.Setiap daya tarik tersebut memiliki nilai masing-masing dan
Tabel 8. Hasil Penilaian terhadap komponen daya tarik di Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-teroh
Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai Skor Total
(ST)
Keunikan sumber daya Alam
Flora yang terdapat pada lokasi obyek wisaya yaitu bunga Bangkai (Amorphophallus titanum).
Adat/istiadat, air terjun,dan sungai.
6 25 150
Banyaknya sumber daya alam yang menonjol
Flora yang terdapat pada lokasi obyek wisaya yaitu bunga Bangkai (Amorphophallus titanum).
Fauna yang dapat ditemui pada lokasi obyek wisata ini adalahular sanca kembang (Malayopython reticulatus), tringgiling (Manis javanica), kucing hutan/macan akar (Felis bengalensis), ayam hutan (Gallus gallusbanleiva), batuan dan air.
6 25 150
Kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati
Menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna, trekking, penelitian/pendidikan, berkemah
6 30 180
Kebersihan lokasi objek wisata
Tidak adanya Industri, jalan ramai, pemukiman penduduk, sampah sampah, vandalisme (coret-coret) dan pencemar lainnya
6 30 180
Keamanan kawasan Tidak ada arus sungai yang
berbahaya, Tidak ada perambahan dan penebangan liar, tidak ada pencurian, tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria, tidak ada kepercayaan yang mengganggu, dan tidak ada tanah longsor
6 30 180
Kenyamanan Udara yang bersih dan sejuk, bebas
dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalu lintas yang mengganggu, dan pelayanan terhadap pengunjung yang baik
6 30 180
Skor Total Daya Tarik 170 1020
(ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai.
Setiap obyek wisata memiliki keunikan sumber daya alam yang
merupakan ciri khas obyek wisata tersebut, keunikan sumber daya alam inilah
yang akan menjadi daya tarik tersendiri yang dapat memikat wisatawan untuk
mengunjungi objek wisata tersebut. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa banyaknya
sumber daya alam yang menonjol, memiliki skor total terendah yaitu 150.
sedangkan untukunsur/sub unsur seperti keunikan sumber daya alam, kegiatan
wisata alam yang dinikmati, kebersihan lokasi wisata, keamanan kawasan dan
Pengembangan daya tarik dengan cara menjaga keaslian dan kelestarian
wisata, menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan
obyek dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan obyek wisata sehingga
obyek wisata alam yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara. Berikut
adalah penjelasan terhadap unsur dan sub unsur untuk kriteria daya tarik yang
ditawarkan Air Terjun Teroh-teroh.
1. Keunikan dan Banyaknya Sumber Daya Alam yang Menonjol
Keunikan dan sumber daya alam yang menonjol adalah merupakan salah
satu komponen daya tarik yang tidak bisa dilepaskan dari berminat atau tidak
berminatnya wisatawan untuk mengunjungi lokasi. Semakin banyak sumber daya
alam yang menonjol dari suatu lokasi wisata dapat dipastikan akan semakin
banyak pengunjung yang datang mengunjungi lokasi wisata tersebut. Suwantoro
(1997) menyatakan bahwa objek wisata alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan
cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan.
Selanjutnya juga dijelaskan bahwa daya tarik wisata yang juga disebut objek
wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu
daerah tujuan wisata.
Air Terjun Teroh-teroh kaya akan sumberdaya alam baik flora maupun
fauna. Di sepanjang jalur tracking pengunjung dapat menemui berbagai macam
flora dari berbagai ukuran mulai dari tumbuhan bawah, tumbuhan merambat, hasil
hutan bukan kayu dan tumbuhan berkayu. Tumbuhan yang ada di Air Terjun
namun tidak sedikit yang merupakan tanaman asli Air Terjun Teroh-teroh itu
sendiri.
Menurut Barus (2015) yang merupakan salah satu pengelola obyek wisata
yang Air Terjun Teroh-Teroh, bunga Bangkai merupakan salah satu flora yang
paling menonjol dari Air Terjun Teroh-teroh. Flora ini tumbuh dan ditemukan
satu tunas bunga bangkai setinggi sekitar dua meter dan pada jalur tracking lain
ditemukan beberapa tunas dengan ukuran yang lebih kecil. Bunga bangkai yang
terdapat di obyek wisata ini merupakan jenis Amorphophallus titanum. Obyek
wisata alam air terjun teroh-teroh juga menyimpan kekayaan berupa satwa liar
yang hidup di dalamnya. Satwa yang ditemukan di wisata ini pada saat melakukan
pengamatan adalah dari jenis primata dan juga beberapa jenis burung. Berikut
adalah gambar dari bunga Bangkai yang terdapat pada obyek wisata alam Air
Terjun Teroh- teroh.
Gambar 2. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) 2. Kegiatan Wisata Alam yang Dapat Dilakukan
Jenis kegiatan wisata alam merupakan kegiatan-kegiatan yang biasa
dilakukan oleh pengunjung saat berada di kawasan wisata. Kondisi dan situasi di
merupakan faktor penting dalam melakukan kegiatan di obyek wisata. Untuk jenis
kegiatan wisata yang dapat dilakukan yaitu menikmati keindahan alam, melihat
flora dan fauna, tracking, pendidikan atau penelitian.Kebanyakan pengunjung
menjawab jenis kegiatan yang dilakukan di Air Terjun Teroh-teroh adalah melihat
pemandangan alam, tetapi ada juga yang sekedar ingin melihat flora dan fauna.
Pengunjung tidak hanya dapat melihat keindahan pemandangan alam tapi juga
dapat merasakan dan menikmatinya, Di sekitar air terjun ini juga dapat
menemukan pohon-pohon besar yang rimbun sehingga menghadirkan landscape
yang sangat menarik. Berikut adalah salah satu contoh gambar kegiatan yang
dapat dilakukan di obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh.
Gambar 3. Pengunjung menikmati Air Terjun Teroh-teroh 3. Kebersihan Lokasi Objek Wisata
Obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh bebas dari pengaruh industri karena
tidak ada industri besar yang terdapat di sekitar kawasan wisata alam Air Terjun
teroh. Adanya tempat sampah tidak menjamin lokasi Air Terjun
sampah berserakan yang tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan.
Misalnya sampah bungkus makanan ringan, sampah bungkus shampo, dan ada
juga sampah kaleng bekas minuman. Hal ini tentunya akan mengurangi nilai
kebersihan lokasi wisata Air Terjun Teroh-teroh sebagai salah satu obyek tujuan
wisata. Menurut para pengunjung, kebersihan lokasi sudah bisa dikategorikan
dalam keadaan lumayan bersih dikarenakan mereka masih menganggap sampah
yang berserakan tidak terlalau mengganggu pemandangan. Berikut adalah gambar
dari kebersihan obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh.
Gambar 4. Kebersihan lokasi obyek wisata 4. Keamanan Kawasan
Ketika mengunjungi suatu lokasi wisata, tentunya pengunjung
mengharapkan keamanan selama berada di kawasan. Ketika pengunjung merasa
lokasi wisata aman, maka pengunjung akan betah di lokasi dan akan ada
kemungkinan untuk kembali lagi mengunjungi lokasi. Suatu kawasan wisata
dikatakan aman ketika tidak ada perambahan ataupun penebangan liar dan
pencurian di dalam kawasan, tidak adanya longsor.
Setelah dilakukan penilaian, kawasan obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh
penyakit berbahaya dan juga kepercayaan-kepercayaan yang mengganggu.
Mayoritas masyarakat sekitar kawasan juga sudah menyadari arti penting suatu
kawasan hutan bagi kehidupan mereka sehingga di kawasan wisata alam Air
Terjun Teroh-teroh sangat jarang ditemukan perambahan dan penebangan liar
serta pencurian. Berikut adalah gambar keamanan dari obyek wisata alam Air
Terjun Teroh-teroh.
Gambar 5. Keamanan kawasan obyek wisata alam Air Terjun Teroh-teroh 5. Kenyamanan
Rasa nyaman di lokasi wisata akan menambah minat pengunjung untuk
mengunjungi kembali ke lokasi wisata tersebut. Kawasan wisata alam Air Terjun
Teroh-teroh merupakan lokasi wisata yang cukup nyaman dengan udaranya yang
bersih dan sejuk, bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, serta
tidak adanya lalu lintas yang mengganggu. Pengunjung menganggap lokasi Air
Terjun Teroh-teroh berada dalam kondisi nyaman untuk dikunjungi sebagai salah
satu objek wisata karena udaranya yang sejuk. Berikut adalah gambar
Gambar 6. Kenyaman kawasan obyek wisata alam Air Terjun Teroh-teroh Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk
bepergian dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi obyek wisata yang akan
dikunjunginya. Faktor tersebut sangat penting dalam mendorong potensi pasar
suatu obyek. Aksesibilitas membahas tentang jarak, kondisi jalan, dan waktu
tempuh dari pusat kota.
MacKinnon et al. (1990) menyatakan bahwa dua diantara beberapa faktor
yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung adalah letaknya yang
dekat, cukup dekat atau jauh dengan bandar udara internasional atau pusat wisata
utama atau pusat kota dan juga perjalanan ke kawasan tersebut apakah mudah dan
nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau berbahaya. Berikut adalah gambar
Gambar 7. Kondisi jalan objek wisata Air Terjun Teroh-teroh
Jarak antara Kota Medan dengan obyek wisata alam Air Terjun
Teroh-teroh yaitu sekitar ±150 km. Akses menuju lokasi Obyek Wisata Alam Air Terjun
Teroh-teroh adalah Medan–Binjai–Namu ukur pekan-Desa Rumah Galuh. Melalui
jalur darat Medan–Binjai dapat ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan
kendaraan umum atau kendaraan pribadi, kemudian Namu ukur pekan–Desa
Rumah Galuh ditempuh melalui jalur darat yang dapat ditempuh selama ± 2 jam
dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Penilaian untuk
aksesibilitas menuju obyek wisata alam air Terjun Teroh-teroh dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Penilaian terhadap komponen aksesibilitas di Air Terjun Teroh-teroh
Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai *Skor Total (ST)
Kondisi jalan Cukup 5 25 125
Jarak dari kota >15 km 5 10 50
Tipe jalan Jalan batu
Makadam
5 20 100
Waktu tempuh dari kota 1-3 jam 5 30 150
Skor Total Aksesibilitas 85 425
*ST = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Berdasarkan Tabel 9. Hasil Penilaian terhadap komponen aksesibilitas di
Air Terjun Teroh-teroh dapat diketahui aksesibilitas menuju ke obyek wisata air
adalah kondisi jalan yang tergolong cukup dan waktu tempuh dari Desa Rumah
Galuh kurang dari 35 km, dengan tipe jalan aspal yang lebarnya lebih dari 3
meter. Kondisi jalan yang cukup itu menghambat aksesibilitas wisatawan yang
akan melakukan kegiatan wisata karena tipe jalan yang lebar aspalnya lebih dari 3
meter. Jarak tempuh yang jauh dari kota membuat perjalanan menjadi lama dan
panjang dan tidak adanya transportasi berupa angkutan umum yang langsung
menuju lokasi obyek wisata Air Terjun.
Pengembangan aksesibilitas seharusnya berupa penyediaan sarana
transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal bus,dan lain-lain)
sampai di tempat tujuan (daerah tujuan wisata), perbaikan jalan menuju daerah
tujuan wisata alam, dan pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan
pengunjung mencapai lokasi.
Akomodasi
MacKinnon et al. (1990) menyatakan bahwa akomodasi merupakan salah
satu faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk melakukan suatu kunjungan
wisata. Ketersediaan akomodasi dalam lokasi wisata sangat membantu
pengunjung ketika pengunjung ingin menginap di lokasi yang dikunjunginya.
Namun apabila tidak terdapat akomodasi dalam lokasi wisata, pengunjung dapat
mencari akomodasi yang ada tidak jauh dari lokasi wisata.
Namun, obyek wisata ini tidak menyediakan akomodasi berupa tempat
penginapan.Akan tetapi bagi sebagian wisatawan yang ingin menginap di lokasi
objek wisata, biasanya membawa perlengkapannya sendiri seperti tenda untuk
Penilaian untuk akomodasi di sekitar kawasan obyek wisata Air Terjun
Teroh-teroh dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil penilaian terhadap komponen akomodasi di Air Terjun Teroh-Teroh
No Unsur/sub unsure Bobot Nilai Skor total*
1 Jumlah akomodasi 3 10 30
2 Jumlah kamar 3 10 30
Skor total 20 60
*Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sarana dan Prasarana Penunjang
Selain sarana dan prasarana yang ada di dalam kawasan, sarana dan
prasarana penunjang yang ada di sekitar kawasan juga dapat berpengaruh terhadap
perkembangan suatu objek wisata. Dari pengamatan yang dilakukan, prasarana
penunjang yang ada di sekitar obyek wisata alam ini adalah klinik, tempat ibadah,
jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan air minum. Sedangkan untuk sarana
yang terdapat di obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh masih minim karena hanya
terdapat warung/rumah makan dan transportasi yang melintasi kawasan objek
wisata ini yaitu sepeda motor, bus, mobil pribadi, dan truk. Hal ini terlihat dari
beberapa sarana penunjang yang belum ada di Desa Rumah Galuh yaitu seperti
bank, toko cendramata, dan pusat perbelanjaan/pasar hanya ada di Kecamatan.
Berikut adalah gambar dari sarana penunjang obyek wisata alam Air Terjun
Gambar 8. Angkutan umum yang digunakan di desa Rumah Galuh
Penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang kawasan obyek wisata
Air Terjun Teroh-teroh dapat dilihat padaTabel11.
Tabel 11. Hasil penilaian terhadap komponen sarana dan prasarana penunjang di Obyek Wisata Air Terjun Teroh-teroh
Unsur/ SubUnsur Bobot Nilai Skor Total (ST)
Prasarana penunjang - Jaringan telepon - Puskesmas - Jaringan listrik - Jaringan air minum
3 40 120
Sarana Penunjang - Rumah makan - Transportasi
3 30 90
Skor Total Aksesibilitas 70 210
Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai.
Penilaian Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Air Terjun Teroh-teroh
Komponen yang dinilai dari obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh adalah
daya tarik lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi,
akomodasi yang ada di sekitar lokasi wisata, dan juga sarana dan prasarana
penunjang yang mendukung perkembangan lokasi wisata. Penilaian terhadap
komponen-komponen obyek wisata Air Terjun Teroh-teroh dapat dilihat pada
Tabel 12. Hasil penilaian obyek dan daya tarik Air Terjun Teroh-Teroh
***Skor tertinggi untuk setiap kriteria
****Indeks kelayakan: perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %
Hasil perhitungan pada Tabel 12 diketahui bahwa kawasan Obyek Wisata
Alam Air Terjun Teroh-teroh layak dikembangkan sebagai salah suatu obyek
daerah tujuan wisata dengan persentasi sebesar 67,15%. Untuk kriteria daya tarik
kawasan ini sudah memiliki daya tarik yang bernilai tinggi sebesar 94,44%. Hal
ini menunjukkan bahwa daya tarik obyek wisata alam tersebut sangat berpotensi
dan layak untuk dikembangkan. Demikian halnya dengan kriteria aksesibilitas
yang memiliki nilai sebesar 70,83%. Untuk kriteria akomodasi obyek wisata alam
Air Terjun Teroh-teroh hanya mencapai nilai 33,33% yang berarti dari kriteria
akomodasi obyek wisata air terjun teroh-teroh ini belum layak untuk dikembang
karena kebanyakan wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan yang tidak jauh
dari objek wisata tersebut. Mereka tidak membutuhkan penginapan karena mereka
tidak menginap di objek wisata dan dapat pulang pada hari itu juga. Untuk sarana
dan prasarana penunjang yang ada di sekitar kawasan obyek wisata juga
menjadikan lokasi ini layak dijadikan objek wisata alam dengan tingkat kelayakan
sebesar 70%. Prasarana yang terdapat di sekitar obyek wisata alam air terjun
teroh-teroh adalah jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik dan jaringan air
minum yang berada di Desa Rumah Galuh. Untuk sarana penunjang yang ada
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kawasan obyek wisata ini berpeluang untuk dijadikan sebagai sasaran tujuan
wisata alam dan memiliki indeks kelayakan yang lebih rendah dibandingkan
pengembangan obyek wisata Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir karena
memiliki indeks persentase 76,36% dimana hasil penilaian aksesibilitas obyek dan
daya tarik kawasan Taman Eden 100 lebih tinggi di bandingkan dengan obyek
wisata alam air terjun teroh-teroh dan hasil penilaian kriteria akomodasi masih
belum layak dikembangkan maka dari itu pihak pengelola maupun
pemerintahdapat membuat tempat penginapan atau berupa guest house yang bisa
dijadikan sebagai pilihan dan juga terdapat camping ground yang berada dekat
dengan guest houseyang dapat memudahkan pengunjung, dengan perbedaan hasil
penilaian obyek dan daya tarik air terjun teroh-teroh, diantara kedua obyek wisata
yang dapat dilihat pada Tabel 13a dan Tabel 13b .
Tabel 13a. Hasil penilaian obyek dan daya tarik Air Terjun Teroh-Teroh
No Kriteria Bobot Nilai* Skor** Skor
Tabel 13b. Hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan Taman Eden 100
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Teroh-teroh
Strategi pengembangan lokasi wisata air terjun ini diperoleh dengan
menggunakan Analisis SWOT. Dimana pengembangan adalah upaya memperluas
atau mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat
pada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, lebih baik, dan memajukan
sesuatu yang lebih awal kepada yang lebih akhir atau dari yang sederhana kepada
yang lebih kompleks. Dari segi kualitatif, pengembangan berfungsi sebagai upaya
peningkatan yang meliputi penyempurnaan program ke arah yang lebih baik,
dimana hal-hal yang dikembangkan meliputi aktivitas manajemen yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi (Ramly, 2007).
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, pihak pengelola wisata,
dan juga kepala Desa Rumah Galuh dan juga berdasarkan pengamatan di lapangan
maka didapat faktor internal dan juga eksternal yang mempengaruhi
perkembangan lokasi objek wisata Air Terjun Teroh-teroh. Faktor internal dan
eksternal Objek Wisata Alam Air Terjun Teroh-teroh ini dapat dilihat pada Tabel