Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D III Keperawatan
Oleh
NG. ARNITA NOVITA SARI
112500096
Program Studi D III
Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Roxana Devi T, S.Kep, Ns, MNurs selaku Penguji yang telah sabar menguji dan memberikan masukan atas karya tulis yang saya buat.
5. Ibu Wardiyah Daulay. S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah sabar membimbing dan banyak memberi masukan pada saya.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan seluruh teman - teman Program Studi DIII Kerawatan Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya.Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Juni 2014
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
Bab II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Konsep Dasar personal hygiene ... 4
1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 14
3. Rumusan Masalah ... 16
4. Perencanaan ... 17
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 19
1. Pengkajian ... 19
2. Analisa Data ... 26
3. Rumusan Masalah ... 27
4. Perencanaan ... 28
5. Implementasi dan Evaluasi ... 30
Bab III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut UU No.23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup dan ekonomi. Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang legkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No.23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Abraham Maslow mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi. Setiap pemenuhan kebutuhan tersebut akan diikuti pemenuhan kebutuhan lainnya, kebutuhan itu diantaranya yaitu: pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dan aktualisasi diri, apabila salah satu dari kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat berakibat tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien yaitu personal hygiene pada pasien dengan gangguan persepsi sensori (halusinasi), sebab kebutuhan dasar tersebut sering di abaikan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 3 juni 2014 terdapat 45 pasien yang dirawat di ruangan Bukit Barisan, 45% diantaranya dengan mayoritas diagnosa utama keperawatan Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene. Sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasinya agar tercapainya upaya kemampuan klien memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut. Sebab kebanyakan kebutuhan tersebut tidak diperhatikan saat memberikan asuhan kepada klien.
Keterbatasan serta ketidakmampuan karena gangguan fisik maupun mental klien di rumah sakit menyebabkan klien tidak dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene-nya, sehingga perawatlah yang harus ikut andil dalam pemberian asuhan keperawatan akan kebutuhan personal hygiene. Akan tetapi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien terutama masalah personal hygiene klien skizofrenia masih rendah yaitu sebanyak 65%, sehingga masih banyak kasus-kasus personal hygiene klien skizofrenia di rumah sakit jiwa sering terabaikan. Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah yaitu : “ Bagaimanakah gambaran kinerja perawat dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene klien skizofrenia (Stuart, 2002).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene. 2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene.
b. Perawat mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar Personal Hygiene.
c. Perawat mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar Personal Hygiene.
e. Perawat mampu mengevaluasi pasien ddengan gangguan kebutuhan dasar Personal hygiene.
C. Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien khususnya pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa
Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene.
3. Bagi Praktek Keperawatan
Menjadi bahan bagi perawat untuk pemenuhan kebutuhan perawat terhadap klien. 4. Bagi Pendidikan Keperawatan
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam Pratiwi, 2008). Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Menurut Potter & Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Perawat harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien.
c. Status sosial ekonomi
Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).
d. Pengetahuan
e. Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).
f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang
Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal higiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal higiene total.
3. Macam-Macam Personal Hygiene dan Manfaatnya
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter & Perry (2005) macam-macam personal hygiene adalah:
a. Perawatan kulit
tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.
b. Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien ditempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.
Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
c. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
d. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
e. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat di identifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
f. Perawatan kaki dan kuku
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
g. Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
4. Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
a. Perawatan dini hari
Perawatan dini hari merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, .
b. Perawatan pagi hari
pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
c. Perawatan siang hari
Perawatan siang hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
d. Perawatan menjelang tidur
Perawatan menjelang tidur merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
6. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene a. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah:
a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.
d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
i) Kuku tangan dan kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.
b. Analisa data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhdap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter&Perry, 2005).
Tujuan pengumpulan data
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. 2. Untuk menetukan masalah keperawatan dan kesehatan klien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah berikutnya.
Tipe data:
1. Data Subjektif
- Klien mengatakan malas mandi karena jika ia mandi maka kekuatannya akan hilang
- Klien mengatakan untuk apa berdandan, karena tidak mau kemana-mana. Klien mau berdandan jika orang tuanya nanti menjemputnya.
2. Data objektif
- Klien tampak kotor, rambut panjang gersang, gigi kotor, kulit berdaki dan bau. - Rambut acak-acakan, pakaian kotor, tidak rapi dan tidak sesuai, tidak bercukur,
c. Rumusan Masalah
1. Gangguan kebutuhan dasar personal hygiene
Definisi: kondisi dimana klien tidak mampu melekukan atau memenuhi aktivitas mandi dan terhambatnya kemampuan untuk memenuhi aktivitas berpakaian lengkap dan berhias diri.
d. Perencanaan
1. Membantu klien mengenali halusinasi yang membuat klien merasa tidak mau memperhatikan kebersihan dirinya, untuk membantu klien mengenali halusinasi, perawat dapat melakukan dengan cara berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu, frekuensi, situasi yang memicu dan perasaan klien saat halusinasi muncul sehingga hal tersebut membuat klien tidak memeperhatikan kebersihan dirinya.
Strategi Pertemuan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri (Mandi dan berdandan)
No. Kemampuan Klien
Strategi Pertemuan 1
1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3 Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi Pertemuan 4
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2 Menjelaskan cara berdandan
3 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Sipirok
Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2014
No. Register : 02.35.35
Ruang/Kamar : Bukit Barisan
Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2014
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
Klien suka jalan-jalan, sulit tidur, sering bicara sendiri, mulut komat-kamit, tidak mau mandi dengan alasan mendengar suara yang melarang ia mandi karena mandi dapat menghilangkan kekeuatannya, suara-suara tersebut sering muncul jika klien sedang sendiri dan saat klien akan melakukan sesuatu.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative /palliative
1. Apa penyebabnya
Klien suka jalan-jalan, sulit tidur, sering bicara sendiri,mulut komat-kamit, tidak mau mandi dengan alasan suara yang ia dengar melarang ia mandi dan suara tersebut sangat mengganggunya saat klien beraktivitas.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan dirinya tidak sakit hanya sering menangis semenjak ibunya meninggal dan tidak perlu dirawat di rumah sakit
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung C. Severity
Klien merasa terganggu dengan kondisinya sekarang
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut
A. Penyakit yang pernah dialami
Hal ini sudah dialami klien sejak satu tahun yang lalu. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Sebelum klien dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit jiwa medan, klien pernah berobat ke psikiater, sembuh, tetapi kambuh lagi.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien pernah dirawat di klinik psikiater. D. Lama dirawat
Klien dirawat sekitar 3 bulan E. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien B. Saudara kandung
Klien tidak mempunyai saudara yang mengalami gangguan seperti klien. C. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada.
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien merasa terganggu dengan keadaanya sekarang B. Konsep diri
− Gambaran diri
Klien tidak merasakan ada yang kurang dari dirinya − Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang kerumahnya − Harga diri
Klien mengatakan ingin pulang kerumah dan tidak senang tinggal di rumah sakit jiwa
− Peran diri
Klien sebagai anak laki-laki yang belum menikah − Identitas
Klien merupakan anak kedua dari 3 orang bersaudara dengan 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan
C. Keadaan emosional
Keadaan emosional klien tampak labil dilihat dari saat bercerita klien terkadang tertawa tiba-tiba, namun klien kooperatif
D. Hubungan sosial − Orang yang berarti
Menurut klien orang yang paling berarti adalah orang tuanya terutama ibunya − Hubungan dengan keluarga
Menurut klien hubungan dengan keluarganya baik dan harmonis − Hubungan dengan orang lain
Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosial dengan orang lain kurang baik karena klien lebih banyak menyendiri
− Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
E. Spiritual
− Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam − Kegiatan ibadah
Klien rajin beribadah dan cukup mau ikut kegiatan keagamaan yang diadakan di rumah sakit.
VII. STATUS MENTAL A. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (compos mentis), tidak mengalami disorientasi B. Penampilan
Klien tidak berpakaian dengan rapi, kuku tampak panjang dan kotor C. Pembicaraan
Selama wawancara klien mudah diajak berbicara D. Alam perasaan
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat E. Afek
Afek klien labil, klien saat wawancara terkadang senang dan tiba-tiba bisa menangis F. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu
G. Persepsi
Klien mengatakan suara-suara datang tidak tentu, terkadang saat klien akan melakukan kegiatan suara datang melarangnya, isi dari suara itu pun tidak jelas tetapi paling sering melarang klien melakukan kegiatan. Halusinasi datang kurang lebih 7 kali dalam sehari terdengar oleh klien.
H. Proses pikir
Klien mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan perawat I. Isi pikir
J. Waham
Klien mengalami waham agama. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Ustadz.
K. Memori
Klien memiliki daya ingat yang masih bagus
VIII.PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umun
Compos Mentis (CM)
B. Tanda-tanda vital
− Suhu tubuh : 36,8o C
− Tekanan darah : 110 / 79 mmHg
− Nadi : 86 x/i
− Pernafasan : 20 x/i C. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut
Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala kotor. Terdapat ketombe dan kutu rambut
2. Wajah
Struktur wajah klien oval dan tidak ada kelainan, dengan warna kulit tampak pucat 3. Mata
Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris, mata klien tampak sayu, merah dan anemis karena tidak bisa tidur
4. Hidung
Posisi hidung klien simetris dengan dua lubang hidung dan cuping hidung normal 5. Telinga
6. Mulut dan Faring
Keaadan bibir klien simetris dan tidak ada kelainan, klien mampu membedakan rasa asin dan manis
7. Leher
Posisi trachea klien simetris dan normal, suara klien normal dan tidak ada pembengkakan padakelenjar limfa
8. Integument
Kulit klien terlihat kotor dan terdapat kudis pada tangan dan badan klien. Akral hangat dan turgor normal
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum
− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
− Makan memisahkan diri : klien tampak makan memisahkan diri − Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore
− Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk
− Masalah makan dan minum : tidak ada masalah makan dan minum B. Perawatan diri/personal hygiene
− Kebersihan tubuh : terdapat kudis pada badan, kulit kotor dan bau.
− Kebersihan gigi dan mulut : gigi klien kotor, terlihat banyak bekas makanan, mulut klien kotor, terlihat putih-putih di pinggiran bibir klien.
C. Pola kegiatan/Aktivitas
− Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total :
Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan terlebih dahulu bahkan lebih sering klien menolak disuruh mandi.
− Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :
Akhir-akhir ini klien sering mengikuti kegiatan ibadah setiap hari Selasa di RSJ D. Pola eliminasi
1. BAB
− Pola BAB : 1 x sehari
− Karakter feses : terkadang keras dan terkadang lunak − Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
− BAB terakhir : pagi hari
− Diare : tidak mengalami diare
− Penggunaan laktasif : tidak ada penggunaan laktasif 2. BAK
− Pola BAK : 3-5 x sehari − Karakter urin : kuning jernih
− Kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK − Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik
E. Mekanisme koping
ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan malas mandi karena jika ia mandi maka kekuatannya akan hilang.
Klien mengatakan untuk apa berdandan, karena tidak mau kemana-mana. Klien mau berdandan jika orang tuanya nanti menjemputnya.
DO: Klien tampak kotor, rambut panjang gersang, gigi kotor, kulit berdaki dan bau. Rambut acak-acakan, pakaian kotor, tidak rapi dan tidak sesuai, tidak bercukur, setelah mandi tidak mau memekai handuk.
Pengabaian diri
2 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur malam karena selalu ada suara-suara yang mengganggunya
DO: - mata tampak cekung dan anemis - klien tampak lemah
Masalah Keperawatan
1. Pengabaian diri
2. Resiko pelemahan martabat manusia
Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Pengabaian diri berhubungan dengan ganguan persepsi sensori dan waham ditandai dengan klien menolak mandi dan menjaga kebersihan diri karena takut ilmunya hilang.
KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/Tanggal No. Dx Perencaan Keperawatan
Selasa, 03 Juni 2014
Pengabaian Diri Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan : klien dapat mengontrol dan mengendalikan perilaku dan perasaan yang dialaminya saat halusinasi muncul sehingga klien mampu mandi dan berdandan secara mandiri dan baik.
Kriteria hasil : - klien merasa tidak terganggu dengan suara-suara yang datang.
- Klien mampu mandi dan berdandan.
-Klien mampu menghardik halusinasinya dengan baik.
Rencana Tindakan Rasional
1. Strategi Pertemuan 1
- Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
- Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Strategi Pertemuan 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara berdandan
- Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Memantau kemajuan serta efektivitas kegiatan yang telah dilakukan dan dilatih kembali.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan
Evaluasi
1. - Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara berdandan
- Membantu pasien
mempraktekkan cara berdandan
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
S : klien mengatakan sudah mengeti
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
O : klien tidak mau sisiran setelah mandi, dan tidak mau merapikan kumisnya
A : Masalah teratasi sebagian
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kesehatan atau bagiaan integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No.23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Abraham Maslow mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi. Setiap pemenuhan kebutuhan tersebut akan diikuti pemenuhan kebutuhan lainnya, kebutuhan itu diantaranya yaitu: pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dan aktualisasi diri, apabila salah satu dari kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat berakibat tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien yaitu personal hygiene (mandi dan berdandan) pada pasien dengan ganguan persepsi sensori (halusinasi), sebab kebutuhan dasar tersebut sering di abaikan.
a. Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene (mandi dan berdandan), klien terlihat sangat kotor dan selalu menolak jika disuruh mandi dengan alasan akibat pengaruh bisikan-bisikan yang di dengarnya, karena jika ia mandi maka kekuatannya akan hilang.
b. Diagnosis yang ditemui setelah pengkajian adalah gangguan kebutuhan personal hygiene (mandi dan berdandan).
c. Rencana asuhan keperawatan dengan
e. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar gangguan personal hygiene (mandi dan berdandan), Tn.A terlihat rapi dan mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
B.
Saran
Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi didalam perawatan pasien dengan prioritas masalah kebutuhan rasa aman dan nyaman, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Diharapkan kepada RS Jiwa Daerah Provsu hendaknya menyediakan danmemfasilitasi apa yangdibutuhkan klien untuk penyembuhan, rumah sakit menyediakan perawat-perawat yang professional guna membantu penyembuhan klien.
2. Pihak Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk selalu memberikan motivasi dan sarana yang memadaibagi mahasiswa guna penyelesaian tugas karya tulis ilmiah.
3. Pihak Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2005).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC.
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Potter, Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
4. Jakarta: EGC.
Purba dkk. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
Catatan perkembangan
No Dx
Hari/tanggal Waktu Tindakan Keperawatan
1
Rabu/1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan