• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus Karya Raditya Dika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus Karya Raditya Dika"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PELUKISAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA BRONTOSAURUS KARYA RADITYA DIKA

SKRIPSI OLEH :

RIRIN HANDAYANI NIM 110701044

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PELUKISAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

CINTA BRONTOSAURUS

KARYA RADITYA DIKA

SKRIPSI

OLEH

RIRIN HANDAYANI 110701044

Skripsi ini digunakan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Pertampilan Sembiring, M.Si. Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. NIP 19581013 198601 1 002 NIP 19620419 198703 2 001

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernahdiajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak erdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(4)

PELUKISAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA BRONTOSAURUS KARYA RADITYA DIKA

Ririn Handayani Fakultas Ilmu Budaya USU

ABSTRAK

Novel Cinta Brontosaurus merupakan novel teenlit yang populer pada kalangan remaja saat ini. Karakter tokoh utama yang dihadirkan pengarang sangat menarik diteliti, karena tokoh utamanya dilukiskan memiliki karakter yang tidak memerhatikan penampilan. Selain itu, tokoh utama juga memiliki karakter yang usil, tokoh utama suka ambil pusing dengan masalah orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakter tokoh melalui metode karakterisasi telaah fiksi.

Penelitian ini membahas Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus dengan menggunakan metode karakterisasi telaah fiksi. Seperti dikemukakan Minderop, yang mengatakan metode karakterisasi adalah metode melukiskan karakter para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi.

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan rahmat-Nya. Karena dengan izinnya penulis mampu menjalani proses yang panjang untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. M. Husnan Lubis, M.A. sebagai pembantu dekan I, Drs. Syamsul Tarigan sebagai pembantu dekan II, dan Drs. Yuddi Adrian Mulia, M.A. sebagai pembantu dekan IIIdi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. IkhwanuddinNasution, M.Si., sebagai ketua Departemen Sastra Indonesiadan Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., sebagai sekretaris Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Pertampilan S. Brahmana, M.Si., sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan dan arahan dari awal penulis menentukan judul hingga penyelesaian skripsi ini, serta membimbing penulis tanpa batasan waktu sehingga penulis tidak mengalami kendala dalam penulisan skripsi ini. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum., sebagai pembimbing II telah memberikan nasihat dan gagasan untuk menyempurnakan skripsi ini.

(6)

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Sumatera Utara yang banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

6. Kepada kedua orang tua yang selalu di hati, Ayahanda Iyan dan Ibunda Wagniwaty yang selalu mendoakan dan merestui penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga penulis menjadi anak yang mandiri. Begitu juga untuk adik-adikku Wahyu, Gilang, dan Aan yang selalu menantikan wisudaku.

7. Nenek Hj. Nuraini Nawar tersayang, yang telah menganggap penulis sebagai anggota keluarga dan memberikan penghidupan yang layak untuk penulis. Begitu juga keluarga besar Daulay yang banyak memberikan penulis bantuan dalam bentuk materi maupun moril, dan kak Jamila yang menganggap penulis sebagai adik sendiri dan memberikan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini. 8. Ahmad Dermawan Hasibuan yang banyak meluangkan waktu menemani penulis mencari buku dan mebantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, serta memberikan semangat untuk tetap konsisten dan cerdas dalam menghadapi masalah.

(7)

11. Untuk Senior yang selalu membagi pengalaman guna menambah bekal penulis dalam penulisan skripsi dan junior stambuk 2013 yang selalu menyemangati dan menanyakan perkembangan skripsi.

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun untuk membangun hasil penelitian ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, Agustus 2015

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... .

HALAMAN PENGESAHAN... . 1

PERNYATAAN... . 2

ABSTRAK... ... 3

PRAKATA... ... 4

DAFTAR ISI... 7

BAB I PENDAHULUAN... ... 10

1.1 Latar Belakang... ... 10

1.2 Rumusan Permasalahan... ... 13

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... 13

1.3.1 Tujuan Penelitian... ... 13

1.3.2 Manfaat Penelitian... ... 13

1.3.2.1 Manfaat Teoretis... ... 13

1.3.2.2 Manfaat Praktis... ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI... .. 15

2.1 Kajian Pustaka... ... 15

2.2 Konsep... ... 18

2.2.1 Pelukisan Karakter... ... 18

2.2.2 Karakterisasi... 18

2.2.3 Tokoh Utama... 18

2.3 Landasan Teori... 19

(9)

2.3.1.1 Metode Langsung (Telling)... 19

2.3.1.2 Metode Tidak Langsung (Showing)... 20

BAB III METODE PENELITIAN... . 23

3.1 Sumber Data... ... 23

3.2 Teknik Pengumpulan Data... ... 23

3.3 Teknik Analisis Data... 24

BAB IV PEMBAHASAN... 27

4.1 Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus... 26

4.1.1 Pelukisan dengan Metode Langsung (Telling)... 26

4.1.1.1 Karakterisasi Melalui Penampilan Tokoh... ... 26

4.1.2 Pelukisan dengan Metode Tidak Langsung (Thowing)... ... 28

4.1.2.1 Karakterisasi Melalui Dialog... ... 28

4.1.2.1.1 Apa yang Dikatakan Penutur... ... 28

4.1.2.1.2 Jatidiri Penutur... 32

4.1.2.2 Lokasi dan Situasi Percakapan... 34

4.1.2.3 Jatidiri Tokoh yang Dituju oleh Penutur... ... 37

4.1.2.4 Kualitas Mental para Tokoh... ... 39

4.1.2.4.1 Nada Suara, Tekanan, dan Kosa Kata... ... 41

4.1.2.4.2 Nada Suara... ... 41

4.1.2.4.3 Dialek dan Kosa Kata... ... 44

4.1.2.5 Karakterisasi melalui Tindakan para Tokoh... ... 46

4.1.2.5.1 Melalui Tingkah Laku... 46

(10)

4.2 Jenis-Jenis Karakter Tokoh Utama Novel Cinta Brontosaurus Melalui

Metode Karakterisasi Telaah Fiksi... 53

4.2.1 Tidak Memerhatikan Penampilan... 53

4.2.2 Usil... ... 54

4.2.3 Suka Melakukan Introspeksi Melalui Kejadian yang Telah Berlalu... 54

4.2.4 Sok Tahu... 55

4.2.5 Romantis... 56

4.2.6 Ekspresif... 56

4.2.7 Besar Rasa (Ge-er)... 57

4.2.8 Ramah dan Mudah Beradaptasi... 57

4.2.9 Cerdas dan Suka Mengasosiasikan Sesuatu... 58

4.2.10 Percaya Diri... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

5.1 Simpulan... 60

5.2 Saran... 61

(11)

PELUKISAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA BRONTOSAURUS KARYA RADITYA DIKA

Ririn Handayani Fakultas Ilmu Budaya USU

ABSTRAK

Novel Cinta Brontosaurus merupakan novel teenlit yang populer pada kalangan remaja saat ini. Karakter tokoh utama yang dihadirkan pengarang sangat menarik diteliti, karena tokoh utamanya dilukiskan memiliki karakter yang tidak memerhatikan penampilan. Selain itu, tokoh utama juga memiliki karakter yang usil, tokoh utama suka ambil pusing dengan masalah orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakter tokoh melalui metode karakterisasi telaah fiksi.

Penelitian ini membahas Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus dengan menggunakan metode karakterisasi telaah fiksi. Seperti dikemukakan Minderop, yang mengatakan metode karakterisasi adalah metode melukiskan karakter para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan dalam novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam setiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Ide yang mendasari dialog dan gerak atau tindakan seorang tokoh. Biasanya ide pokok disalurkan pengarang melalui tokoh utama (Made, 1987:59).

Masalah penghadiran tokoh di dalam cerita tidak hanya sebagai pelengkap kepaduan sebuah cerita. Tetapi ada sesuatu yang benar-benar harus dipertimbangkan, yaitu bagaimana pelukisan karakter tokoh agar sebuah cerita dapat menggerakkan emosi pembaca. Penghadiran sifat dan karakter tokoh adalah faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh.

Pembaca karya fiksi yang bergumul dengan bidang sastra kerap dirancukan oleh istilah karakter dan karakterisasi. Menurut definisi, karakter atau dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi atau dalam bahasa Inggrisnya characterization, berarti pelukisan watak. Metode karakterisasi dalam karya sastra adalah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi (Minderop, 2005:2).

(13)

oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro, 2013:247).

Cinta Brontosaurus novel karangan Raditya Dika yang menceritakan kehidupan tokoh dari berbagai segi. Tokoh utama yang disajikan secara unik membuat novel ini berbeda dengan novel yang diangkat dari kisah nyata lainnya, novel ini ditulis menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti, karena itu, novel ini tidak tergolong ke dalam novel yang bergenre serius. Tokoh utama novel ini memaknai perjalanan hidupnya dengan cara yang unik dan konyol, cerita yang biasa dialami dalam kehidupan remaja digambarkan oleh tokoh utama secara unik sehingga kekonyolan tokoh utama terdapat tingkah aneh yang dapat mengundang tawa pembaca.

Novel ini merupakan kumpulan pengalaman tokoh utama dari sejak TK sampai menduduki bangku kuliah. Cinta Brontosaurus saat ini banyak dibaca dan diidolakan oleh anak muda masa kini. Novel ini mudah dipahami, karena novel ini menceritakan pengalaman tokoh utama yang disajikan dengan bahasa sehari-hari. http://rahmasiwitiza.blogspot.com/2013/11/resensi-novel-cinta-brontosaurus.html

Radith suka membuat segala sesuatu menjadi berlebihan, contohnya menggunakan feeling yang berakhir penderitaan, nekat-nekatan, dan menganggap keluarganya konyol, Radith sangat ingin terkenal dan terlalu percaya diri, suka mengambil pelajaran-pelajaran kecil yang pada dasarnya baik, mengimajinasikan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa, dan dia sangat antusias terhadap segala sesuatu yang ingin dicapainya, namun ia sering gagal dalam urusan percintaan.

(14)

mengejek fisik mereka. Radith adalah orang yang benar-benar tidak bisa hidup tanpa orang-orang disekelilingnya. Selain itu, banyak hal konyol yang dilakukan oleh Radith terutama dalam urusan percintaan.

Raditya Dika adalah pengarang novel yang bergenre komedi, semua karyanya merupakan bagian dari pengalaman masa hidupnya. Penulis novel Cinta Brontosaurus ini selalu mengambil tema yang berhubungan dengan hewan, contohnya Cinta Brontosaurus. Ia adalah penulis novel yang sangat banyak diidolakan oleh remaja. Dapat dikatakan bahwa novelnya yang sudah terbit keseluruhannya berjenis Teenlit.

Menurut Nurgiyantoro (2013:27-28) teenlit adalah novel populer yang berkisah tentang kehidupan remaja dengan bahasa yang gaul dan khas remaja, karena pada umumnya ditulis oleh remaja. Remaja yang berpenampilan seperti remaja yang menceritakan kehidupan yang sedang dijalaninya. Karakteristik novel ini adalah selalu berkisah tentang remaja, baik yang menyangkut tokoh-tokoh maupun permasalahannya. Tokoh hadir lengkap dengan karakter dan masalahnya, seperti pertemanan, kisah cinta, putus-sambung cinta, impian, khayalan, cita-cita, konflik, dan lain-lain. hanya saja keseluruhan isi cerita benar-benar murni dari kisah nyata hidupnya sendiri.

Meskipun cerita dalam novel ini ringan, ada pelajaran hidup yang dapat diambil dari karakter tokoh utama, karena tokoh utama suka memetik hikmah dari kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

(15)

Penulis ingin meneliri novel bergenre Teenlit dengan wilayah kajian karakter yaitu bagaimana pengarang Karya Raditya Dika. Melukiskan karakter tokoh utama dalam novel ini.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelukiskan karakter tokoh utama novel Cinta Brontosaurus oleh Pengarang?

2. Bagaimanakah jenis-jenis karakter tokoh utama novel Cinta Brontosaurus melalui metode karakterisasi telaah fiksi?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan karakter tokoh utama novel Cinta Brontosaurus. b. Untuk memahami karakter tokoh utama melalui metode karakterisasi

telaah fiksi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1Manfaat Teoretis

a. Manfaat yang dapat diambil dari tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca tentang karakter dan pendeskripsiannya oleh Pengarang.

b. Tulisan ini memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana cara menganalisis karakter tokoh di dalam cerita.

(16)

1.3.2.2Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk memahami novel Cinta brontosaurus.

(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika belum pernah dijadikan objek penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa pendapat pembaca tentang novel Cinta Brontosaurus.

2.1.1 Kajian yang Telah Dilakukan

2.1.1.1 Unsur Intrinsik Novel Cinta Brontosaurus

Sebuah resensi tentang novel Cinta Brontosaurus mengemukakan bahwa novel tersebut adalah novel penghilang stres, diawali dengan mengemukakan identitas novel secara lengkap. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian pendapat yang dibagi atas pendahuluan serta pengungkapan kelebihan dan kekurangan di dalam novel tersebut, diakhiri dengan penutup yaitu kesimpulan dan saran seputar novel Cinta Brontosaurus. Dikatakan bahwa novel karya Raditya Dika ini menceritakan tiga belas pengalaman kehidupan tokoh Radith yang dibuat menjadi sebuah novel. Kelebihan novel ini adalah cara penyampaian bahasa penulis yang menarik, karena menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Resensi ini juga mengemukakan kekurangan dari novel ini, yaitu penggunaan bahasa yang vulgar yang tidak disensor.

(18)

2.1.1.2 Ringkasan Singkat Novel Cinta Brontosaurus (tentang isi novel)

Sebuah blog berpendapat bahwa novel Cinta Brontosaurus sangat menarik dibaca, karena penyampaian cerita menggunakan bahasa yang menarik. Dikemukakan juga bahwa novel ini menceritakan kisah seorang tokoh utama dalam novel yang selalu pesimistis dalam mengejar cintanya. http://isomder.org/novel-cinta-brontosaurus.htm. Diakses Tanggal 15 Maret 2015. 2.1.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Novel Cinta Brontosaurus

Sebuah blog resensi juga mengatakan bahwa novel Cinta Brontosaurus sangat enerjik. Bagi penulis blog ini, novel Cinta Brontosaurus dapat memberikan semangat untuknya. Dilihat dari sampulnya saja sudah memberikan semangat baru. Selain itu, novel cinta brontosaurus juga mengemukakan perbedaan antar cinta anak-anak dan orang dewasa, dalam blog ini mengatakan bahwa kekurangan dari novel ini adalah penggunaan bahasa yang kurang sopan.

http://rahmasiwitiza.blogspot.com/2013/11/resensi-novel-cinta-brontosaurus.html. Diakses Tanggal 15 Maret 2015.

2.1.1.4 Perbedaan Antara Novel Cinta Brontosaurus dan Novel Karya

Raditya Dika Lainnya

Wikipedia mengatakan bahwa novel Cinta Brontusaurus ini adalah novel karya Raditya Dika yang kedua. Disebutkan bahwa dalam novel ini merupakan kisah penulis sendiri, novel ini berbeda dari novel yang terbit sebelumnya. Novel sebelumnya menggunakan teknik penulisan seperti buku harian, tetapi novel cinta brontosaurus ditulis seperti novel pada umumnya.

(19)

2.1.1.5 Metafora

Mahasiswa UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) meneliti tentang Metafora pada Judul- Judul Novel Teenlit oleh Regina Septianie (2012). Dalam tulisan ini diulas sedikit tentang novel Cinta Brontosaurus dengan melihat dari segi metafora bahwa novel Cinta Brontosaurus bukan menceritakan cinta hewan brontosaurus melainkan mengungkapkan bahwa Cinta Brontosaurus dianalogikan pada percintaan tokoh utama dalam cerita tersebut layaknya percintaan hewan.

Demikian beberapa kajian terhadap Novel Cinta Brontosaurus Karya Raditya Dika yang pernah dilakukan. Melalui kajian di atas dapat dilihat bahwa

Secara umum sudut perbedaan sudut pandang penelitian adalah sebagai berikut:

Penulis Judul Bidang Kajian.

Frakangkers Resensi Novel Cinta

Brontosaurus (Raditya Dika)

Unsur Intrinsik Novel Cinta Brontosaurus

Isomder Novel Cinta Brontosaurus Ringkasan Singkat Novel Cinta Brontosaurus (tentang isi Wikipedia Cinta Brontosaurus (Buku) Perbedaan antara novel Cinta

(20)

2.2 Konsep

2.2.1 Pelukisan Karakter

Karakterisasi citra pelukisan atau gambaran karakter tokoh di dalam sebuah novel. Nurgiyantoro (2013:279) Pelukisan tokoh mencakup pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan hal lain yang berhubungan dengan jatidiri tokoh.

Karakter atau dalam bahasa Inggris character berarti watak,peran, huruf. Karakter bisa berarti orang, masyarakat, ras, sikap, mental, moral, reputasi, tanda atau huruf (Minderop, 2005:2).

2.2.2 Karakterisasi

Metode karakterisasi adalah metode melukiskan karakter para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Minderop (2005:2) Karakterisasi dalam telaah sastra adalah berarti pelukisan watak (cara menentukan karakter).

2.2.3. Tokoh Utama

(21)

sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting yang memengaruhi perkembangan plot. Plot utama sebenarnya tidak lain adalah cerita tentang tokoh utama, bahkan kehadiran plot-plot lain atau sub-subplot lazimnya berfungsi memperkuat eksistensi tokoh utama juga.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Metode Karakterisasi Telaah Fiksi

Karakterisasi adalah upaya untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan di dalam suatu cerita.Tujuan dari karakterisasi adalah agar si tokoh terlihat benar-benar hidup, karena ini akan membuat cerita menjadi menarik. Tanpa tokoh cerita yang bagus, cerita tidak akan hidup. Menurut Minderop (2005:3) metode karakterisasi telaah fiksi adalah cara melukiskan, atau lebih tepatnya cara menelaah watak tokoh.

Karakterisasi dalam fiksi dapat dilakukan melalui dua hal yaitu:

2.3.1.1 Metode Langsung (Telling)

Metode langsung atau direct method (telling) adalah teknik pemaparan atau pelukisan tokoh yang dilakukan secara langsung oleh pengarang. Dalam metode ini karakterisasi dapat melalui penggunaaan nama tokoh, penampilan tokoh, dan tuturan pengarang. Penggunaan nama tokoh digunakan untuk memperjelas dan mempertajam perwatakan tokoh serta melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh lain.

(22)

appearance), (c) karakterisasi melalui tuturan pengarang (characterization by the author).

2.3.1.2 Metode Tidak Langsung (Showing)

Metode tidak langsung atau indirect method pelukisan tokoh yang dilakukan dengan cara mengabaikan kehadiran pengarang, sehingga para tokoh dapat menampilkan diri secara langsung melalui prilakunya. Pada metode ini karakterisasi tidak langsung dapat mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Karakterisasi melalui Dialog adalah apa yang dikatakan penutur atau tokoh dengan tokoh yang lain, maksudnya apakah dialog yang dilakukan tokoh menggambarkan karakter seorang tokoh atau sebaliknya.

a. Apa yang dikatakan penutur

Membaca membutuhkan perhatian terhadap substansi suatu dialog, apakah dialog tersebut sesuatu yang terlalu penting sehingga mengembagkan peristiwa-peristiwa dalam suatu alur atau sebaliknya.

b. Jatidiri penutur

Jatidiri penutur disini adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang protagonis atau tokoh utama yang seharusnya lebih penting daripada yang diucapkan oleh tokoh lainnya, walaupun percakapan tokoh lain kerap kali memberikan informasi tersirat mengenai watak tokoh utama.

2. Lokasi dan situasi percakapan

(23)

Bercakap-cakap di ruang duduk keluarga biasanya lebih signifikan daripada berbincang di jalan atau di teater.

3. Jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur

Penutur disini berarti tuturan yang disampaikan tokoh dalam cerita. Maksudnya tuturan yang diucapkan tokoh tertentu tentang tokoh lainnya. 4. Kualitas mental para tokoh

Kualitas mental para tokoh dapat dikenal melalui alunan dan aliran tuturan ketika para tokoh bercakap-cakap.

5. Nada suara, tekanan, dialek, dan kosa kata

a. Nada suara , walaupun diekspresikan secara eksplisit atau implisit dapat memberikan gambaran kepada pembaca watak si tokoh apakah ia seorang yang percaya diri, sadar akan dirinya pemalu. Demikian pula sikap ketika si tokoh bercakap-cakap dengan tokoh lain (Minderop, 2005: 34).

b. Tekanan penekanan suara memberikan gambaran penting tentang tokoh karena memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan merefleksikan pendidikan, profesi dan dari kelas mana si tokoh berasal (Minderop, 2005 : 36).

c. Dialek dan kosa kata memberikan fakta penting tentang seorang tokoh karena karena keduanya memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan dapat mengungkapkan pendidikan, profesi, dan status sosial si tokoh. 6. Melalui tindakan para tokoh

(24)

(2005:36) menyatakan bahwa perbuatan dan tingkah laku secara logis merupakan pengembangan psikologi dan kepribadian.

a. Melalui tingkah laku untuk membangun watak dengan landasan tingkah laku, penting bagi pembaca untuk mengamati secara rinci berbagai peristiwa dalam alur cerita, karena peristiwa tersebut dapat dapat mencerminkan watak para tokoh, kondisi emosi dan psikis.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Sumber Data

Judul Novel : Cinta Brontosaurus Pengarang : Raditya Dika

Tahun Terbit : 2014 (Cetakan Keempat Puluh Satu) Tebal Buku : 152 Halaman

Penerbit : Gagasmedia

Warna Sampul : Merah Bata

Gambar Sampul : Terdapat gambar wajah pengarang dengan badan dinosaurus, beserta miniatur monas dan gambar seorang anak lelaki serta seorang pria tua memakai kacamata seperti profesor dalam bentuk animasi. Kemudia tulisan judul berwarna hitam dengan nama pengarang di atasnya berwarna ungu.

Desain Sampul : Dwi Annisa Anindhika

3.2Teknik Pengumpulan Data

(26)

Nurgiyantoro (2013:47) membaca heuristik merupakan pembacaan karya sastra pada sistem semiotik tingkat pertama. Ia berupa pemahaman makna sebagaimana yang dikonvensikan oleh bahasa yang bersangkutan. Orang sering menyebutnya sebagai makna yang ditunjuk oleh kamus. Kerja pembacaan heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah, makna langsung, makna tersurat atau makna denotatif. Namun, dalam banyak kasus karya sastra, makna yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang justru diungkapkan tidak secara langsung tetapi hanya tersirat. Oleh karena itu, untuk pembacaan karya sastra haruslah sampai pada penafsiran hermeneutik, yaitu pembacaan dan pemahaman pada tataran semiotik tingkat kedua. Artinya berdasarkan makna dari hasil kerja heuristik dicoba untuk ditafsirkan makna tersirat, konotasi, atau signifikasinya. Jika pada tataran kerja heuristik dibutuhkan pengetahuan tentang kode bahasa, pada tataran kerja hermeneutik dibutuhkan tentang kode sastra.

Selanjutnya proses pengumpulan data sekunder dengan melakukan pembacaan terhadap buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan objek penelitian. Data-data yang sesuai dengan objek penelitian atau permasalahan diketikkan di komputer.

3.3Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.

Adapun Prosedur analisis data pada penelitian adalah sebagai berikut : 1. Membaca teks sastra dalam hal ini adalah novel Cinta Brontosaurus Karya

(27)

2. Menentukan data yang mengandung pelukisan karakter tokoh utama secara tersurat maupun tersirat.

3. Mencari dan menentukan serta menganalisis karakter tokoh yang ada dalam novel, berdasarkan metode karakterisasi telaah fiksi.

(28)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pelukisan Karakter Tokoh Utama dalam Novel Cinta Brontosaurus

4.1.1 Pelukisan dengan Metode Langsung (Telling)

4.1.1.1 Karakterisasi Melalui Penampilan Tokoh

Tokoh Utama Dilukiskan Sebagai Orang yang Memiliki Karakter Tidak Memerhatikan Penampilan.

Karakterisasi melalui penampilan tokoh merupakan cara melihat karakter dengan melihat faktor penampilan tokoh, penampilan tokoh dimaksud misalnya, pakaian apa yang dikenakannya atau bagaimana ekspresinya.

Walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita kerap kali terkecoh oleh penampilan seseorang, bahkan kita dapat tertipu oleh penampilannya, demikian pula dalam suatu karya sastra, faktor penampilan para tokoh memegang peranan penting sehubungan dengan telaah karakterisasi (Minderop, 2005:12).

(29)

Berikut kutipan yang melukiskan karakter tokoh melalui penampilan:

Eniwei, gak cukup kegoblokan gue dalam menyetir, tapi bawa mobil malam-malam dengan mata yang minusnya lumayan parah juga cukup membuat deg-degan. Satu hal yang paling gue takutkan adalah pas lagi nyetir di Bintaro gini, tiba-tiba gue nabrak orang lewat dan gue cuma mikir, ‘Ah paling babi hutan lewat. (Raditya:6).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa tokoh utama ‘gue’

merupakan seorang anak laki-laki yang cuek, Serta dikatakan bahwa tokoh utama merupakan penderita rabun. Artinya tokoh tersebut menggunakan kaca mata dalam kesehariannya, dan seseorang yang memakai kaca mata biasanya sering diasosiasikan dengan watak seseorang yang intelektual (gemar membaca).

Tokoh utama dalam novel Cinta Brontosaurus dilukiskan sebagai anak yang tidak perduli terhadap penampilan, namun masalah penampilan disadari oleh tokoh utama saat ia mulai menyukai seorang anak perempuan. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan tokoh utama adalah anak yang tidak perduli terhadap penampilan tetapi ingin berubah karena anak perempuan yang disukainya:

Waktu itu gue sempet beberapa lama nyuri-nyuri pandang ke salah seorang cewek bernama Lia. Ketika itu gue menyadari gue suka ama dia.

Hal pertama yang berubah semenjak gue naksir Lia adalah semua hal yang berhubungan dengan panampilan. Gue yang dulunya bocah ingusan pake celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran sekarang menjadi...bocah ingusan pake celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran yang sedikit rapi. (Raditya:29).

(30)

tidak perduli terhadap penampilan. Sesuatu yang menandakan seseorang perduli terhadap penampilan tentu akan menggunakan kacamata dengan semestinya dan mengatur rambut sedemikian rupa agar terlihat menarik. Namun, hal demikian tidak dilakukan oleh tokoh utama.

Rincian penampilan memerlihatkan kepada pembaca tentang usia, kondisi fisik/kesehatan dan tingkat kesejahteraan si tokoh. Dari pelukisan di atas terlihat apakah tokoh utama adalah orang yang tidak memerhatikan penampilan. oleh karena itu, pada saat tokoh utama menyukai seorang anak perempuan ia menyadari bahwa ia adalah anak yang tidak perduli terhadap apa yang dipakainya.

4.1.2 Pelukisan dengan Metode Tidak Langsung (showing)

4.1.2.1Karakterisasi Melalui Dialog

4.1.2.1.1 Apa yang Dikatakan Penutur

4.1.2.1.1.1 Tokoh Utama adalah Orang yang Usil

Karakter yang dilukiskan oleh pengarang dapat dilihat melalui ucapan tokoh, tergantung pada yang diucapkan tokoh. Jika tokoh utama hanya menceritakan tentang kehidupan pribadinya tanpa memerhatikan orang yang disekelilingnya, berarti tokoh utama adalah orang yang membosankan. Sebaliknya, jika tokoh utama menceritakan kehidupan tokoh lain. Ia terkesan tokoh yang senang bergosip dan suka mencampuri urusan orang lain, atau sebaliknya tokoh tersebut adalah orang yang perhatian.

(31)

Tokoh utama banyak menceritakan keadaan orang-orang yang ada didekatnya, dan hal yang diceritakan oleh tokoh utama adalah tentang keanehan dan kejelekan tokoh lain. Berikut adalah kutipan perkataan tokoh utama mengenai orang-orang yang ada disekelilingnya:

Bokap gue punya fetish sama kolor:

Entah kenapa, bagi dia mengganti kolor setiap hari itu sangatlah penting. Bisa dibilang, kebutuhan primer dia ada empat: sandang, pangan, papan, dan kolor (Raditya:17).

Pelukisan tokoh yang diceritakan oleh pengarang di atas mengungkapkan karakter tokoh utama (Radith) yang usil yaitu suka menceritakan keanehan orang yang ada didekatnya dengan cara yang unik. Dikatakan bahwa mengganti kolor adalah hal yang sangat penting bagi ayahnya, tokoh utama menyebutkan bahwa kebutuhan primer ayahnya adalah sandang, pangan, papan, dan kolor. Sementara kebutuhan primer hanya ada tiga, yaitu sandang, pangan, dan papan. Tanpa dijelaskan, semua orang mengetahui bahwa mengganti pakaian dalam adalah hal yang sangat penting. Tetapi dengan memasukkan pakaian dalam sebagai kebutukan primer yang keempat tokoh utama menunjukkan sikap yang usil. Berikut adalah kutipan lain yang menunjukkan bahwa tokoh utama adalah orang yang usil:

Emang paling males nyetirin Nyokap, soalnya dia itu orangnya bener-bener paranoid dan menganggap disetirin raditya Dika sama saja dengan bunuh diri. Setiap kali Nyokap masuk pintu mobil saat mau disetirin, mulutnya komat-kamit. Agak-agak bingung mendengar suara-suara kecil di samping, gue tanya,

‘Ma, ngomong apa, sih?’

(32)

Radith! Kenapa gak pake seat belt dari tadi? Nanti pas kamu pasang seat belt terus ada motor menghajar mobil kamu gimana? Ato Kenapa baru benerin spion sekarang? Kalo mepet mobil lain kan bahaya! Ato hal

yang paling biasa dia sebutkan, ‘AWASS BUSS!!!

Padahal busnya ada jauh di seberang jalan. Tarik napas dalam-dalam. Embuskan. (Raditya:5).

Selain kutipan di atas berikut adalah perkataan penutur (tokoh utama) yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang suka menceritakan tokoh lain:

‘Hei, kata Ratih saat keluar dari rumah. Ratih seumuran

dengan gue, sedikit lebih pendek, dengan jidat lebar yang sebenarnya cukup disayangkan. Pasalnya, dengan modal jidat kayak gitu ratih bisa dibina dengan baik menjadi atlet sundul profesional. (Raditya:8).

Kutipan di atas menunjukkan perkataan tokoh utama yang menyebutkan kekurangan tokoh lain yaitu Ratih yang memiliki jidad lebar, dan jidad lebar yang dimiliki Ratih dapat dijadikan sebagai bakat untuk menjadi atlet sundul profesional. Dalam dunia olahraga, cabang atletik hanya lari, lompat, dan lempar. Sundul tidak termasuk ke dalam cabang atletis. Dengan demikian terlihat melalui perkataan tokoh utama, bahwa ia adalah orang yang usil dan suka menciptakan hal baru yang terkesan konyol. KBBI (1995:524) konyol adalah tidak sopan, kurang ajar, agak gila, kurang akal, sia-sia.

(33)

adalah orang yang suka memerhatikan orang-orang yang ada disekitarnya, artinya tokoh utama adalah orang yang sangat bergantung pada orang-orang yang ada di sekitarnya.

4.1.2.1.1.2 Tokoh Utama Suka Melakukan Introspeksi Melalui Kejadian yang Telah Berlalu

Introspeksi adalah peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri, mawas diri (KBBI, 1995:385). Seseorang yang mengalami perkembangan dan telah menjalani hidup yang panjang akan merasa banyak perubahan yang telah terjadi dalam hidupnya. Tokoh utama dalam novel Cinta Brontosaurus adalah orang yang suka memaknai setiap kejadian-kejadian yang dialami dalam hidupnya dengan cara yang konyol. Tetapi dibalik kekonyolan tersebut, apa yang dikatakan tokoh utama melalui tuturannya adalah hal yang logis. Berikut adalah tuturan tokoh utama yang menunjukkan hal tersebut:

Tapi, nabrak-nabrakin mobil timor itu bukan tanpa hasil. Perlahan-lahan pun gue belajar dari kesalahan. Bangkit dari keterpurukan. Iya, gue dapet pelajaran berharga dari tiap kesalahan yang gue lakukan. Misalnya, sehabis nabrak mobil yang lagi parkir, gue belajar bahwa kalo keluar dari parkir mobil jangan belok.

Nabrak mobil pas lagi macet, gue lagi belajar bahwa kalo lagi macet jangan maenan hape. Ngelindes tukang sayur, gue belajar kalo tukang sayur itu berbeda dengan polisi tidur. (Raditya:3)

(34)

sebuah karakter suka mengintrospeksi diri atas kesalahan yang telah dilakukannya agar kesalahan tersebut tidak teulang kembali. Tokoh utama mengambil pelajaran dari kesalahannya setelah menabrak mobil yang sedang parkir, bahwa jika ia ingin keluar dari arena parkir ia tidak boleh belok dan saat dijalan agar tidak memainkan handphone. Hal demikian juga dapat dijadikan alat mawas diri bagi pembaca, melalui hal yang kecil akan memberikan dampak yang besar jika dilakukan tanpa pertimbangan akal dan kesadaran.

4.1.2.1.2 Jatidiri penutur

4.1.2.1.2.1 Tokoh Utama Memiliki Karakter Sok Tahu

Sok Tahu adalah sikap seseorang yang berlagak mengerti atau berlagak pandai. Seseorang yang sok tahu akan mengatakan sesuatu tanpa memeriksa secara langsung, dapat dikatakan seseorang yang sok tahu akan mengatakan sesuatu agar terlihat seperti orang yang mengerti. Padahal kenyataannya tidak.

Jatidiri penutur adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang protagonis (tokoh utama) yang seyogyanya dianggap lebih penting daripada apa yang diucapkan oleh tokoh lain. Walaupun percakapan tokoh bawahan kerap kali memberikan informasi krusiel yang tersembunyi mengenai watak tokoh lainnya. (Minderop, 2005: 25).

Berikut adalah jatidiri penutur tokoh utama dalam novel Cinta Brontosaurus:

Ketika mobil Radith (Tokoh Utama) mengeluarkan asap mengepul,

(35)

“air radiator,’ gue ngejawab. “Radiator?” tanya Ratih.

“Iya, air radiatornya abis.” Gue jawab dengan gaya berpengalaman dan rasa penuh sok tau.”Cepat kita beli aqua di Hero.”

“Lo yakin bisa berhasil?”

“ Ini satu-satunya harapan kita!” gue berkata sok keren. Seperti di filmnya Rhoma Irama pas dia lagi nemuin pisau cukur yang aman untuk mencukur bulu dadanya. (Raditya:10).

Melalui kutipan di atas pelukisan karakter tokoh dengan dialog antartokoh di atas antara Radith dan Ratih menunjukkan bahwa tokoh utama memiliki

Tapi gak papa kan?’ Ratih ngeliatin gue dengan muka

melas. Mirip pasien yang baru aja dikasi tau dokternya kalo kedua kakinya mau diamputasi, tapi dia tetep nanya: Tapi gak papa kan? Saya masih bisa jalan kan yah, Dok?

Gue ngeliatin muka dia dengan samntai, ‘Gak pa, sih.

Yah mentok-mentok paling meledak. Sial-sialnya mati

bareng lahhh.’(Raditya:9).

(36)

Dan tokoh utama dengan sok tahu mengatakan bahwa mesin mobil yang mereka naiki pasti sangat panas. Padahal mereka belum memastikannya secara langsung.

4.1.2.2 Karakterisasi Melalui Lokasi dan Situasi Percakapan

4.1.2.2.1 Tokoh Utama Adalah Orang yang Romantis dan Ekspresif

KBBI (1995:254) ekspresif adalah tepat (mampu) memberikan dan mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Sedangkan romantis adalah bersifat seperti di dalam cerita roman (percintaan), bersifat mesra atau mengasyikkkan KBBI (1995:845). percakapan yang berlangsung secara pribadi dalam suatu kesempatan di malam hari biasanya lebih serius dan lebih jelas daripada percakapan yang terjadi di tempat umum pada siang hari. Bercakap-cakap di ruang keluarga biasanya lebih signifikan daripada berbincang di jalan (Minderop, 2005:28).

Melalui lokasi dan situasi dalam sebuah cerita dapat diketahui karakter seorang tokoh, karena lokasi dan situasi pada saat tokoh dalam cerita melakukan sebuah percakapan akan menunjukkan bagaimana karakter seseorang. Berikut adalah kutipan dalam novel:

Beberapa bulan kemudian, gue duduk di atas kursi kayu dengan gagang telepon menempel di kuping. Di

seberang sana, Cyn bilang, “Kayaknya, kita mendingan temenan aja, deh.”

“Kamu mau putus?” Gue bertanya setengah gak

percaya.

“I..iya. Lebih baik kayak gini.”

Setelah pembicaraan panjang lebar selama setengah jam, kita berdua putus.

(37)

dengan seseorang, kita pasti jadi inget semua hal yang kita lakuin bersama. Yang sedih. Yang seneng. Di situ tempat saat gue lagi menjelajahi ingetan gue bersama Cyn dulu (Raditya:99).

Pelukisan setting tempat, waktu, dan suasana di atas memperlihatkan bahwa tokoh utama memiliki karakter romantis, terlihat dari suasana yang penuh haru dialami tokoh utama yang begitu menyayangkan hubungan percintaannya yang putus. Kepasrahan tokoh utama terlihat melalui gambaran latar tempat yaitu di kamar dengan posisi badan yang menunjukkan ketidakberdayaan dengan penuh pasrah sambil mengingat nostalgia hubungannya dengan Cyn menunjukkan bahwa ia sangan menyayangi kekasihnya.

Dibalik karakter romantis, tokoh utama adalah orang yang memiliki karakter konyol. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan keromantisan tokoh utama yang terlihat konyol melalui lokasi dan situasi:

Debby lagi berdiri di pojok kelas.

Gue mendekat perlahan dengan muka cengengesan. Saat itu, buat megang tangan dia doang, gue ngerasa grogi banget. Seolah-olah ini adalah suatu langkah besar untuk seorang pria: memegang tangan cewek. Tanpa peduli apa pun, dengan gerakan mahadahsyat, gue memegang tangan Debby. (Raditya:20).

(38)

Di tengah ujan, kita hanya berlindung pada sehelai jaket biru punya gue, berdua di bawah jaket mencoba untuk menikmati lagu yang ada dan mengingat sebanyak mungkin kenangan yang pernah ada.

Selang beberapa lama kemudian, lagu For What It’s Wor th dari Cardigans di bawain ama klarinet. Lagu itu adalah lagu saat gue lagi suka-sukanya ama dia, dan itu berarti banyaaaaak banget buat kita berdua. Sepertinya malam sudah menstimulasi pikiran kita masing-masing dan kita pun terbius, secara gak sadar ikut menyanyikan lirik lagu itu. (Raditya:49).

Situasi yang digambarkan oleh tokoh utama dalam cerita menunjukkan suasana perasaannya. Antara tokoh utama dan tokoh lain menunjukkan keadaan di tengah hujan hanya berlindung pada sehelai jaket ketika sedang menonton konser musik kesukaan tokoh utama dan tokoh lain yang disukainya, dan kejadian itu terjadi saat malam hari yang menandakan bahwa malam lebih mempengaruhi perasaannya sehingga tokoh utama terbius suasana dan mengikuti lagu yang sedang dinyanyikan oleh Klarinet.

4.1.2.2.2 Tokoh Utama adalah Orang yang Usil

Selain tokoh utama adalah orang yang romantis, melalui lokasi dan situasi juga dapat diketahui tokoh utama juga memiliki karakter yang usil terlihat dari situasi percakapan ibu-ibu yang sedang bergosip. Dan tokoh utama memperagakan cara ibu-ibu yang sedang bergosip dengan caranya sendiri.

Sewaktu gue lagi ngetik tulisan ini di Starbucks Kemang, di sebelah gue ada kumpulan ibu muda sekitar enam orang lagi ngobrol dengan suara lantang. Gue tau banget kalo cewek-cewek (apalagi ibu-ibu) uda ngumpul gini pasti ujung-ujungnya gosip dengan suara bebek.

‘Iya jadi gueketemu sama Mandy kemaren,’kata si ibu

(39)

paling bawel. ‘Trus masa yah, si Mandy pas gue

ketemu lagi, dia gayanya jadi beda!’

‘WAAAH!!!!!!!!!! Ibu-ibu lainnya heboh. Seolah-olah kalo perubahan gayanya si Mandy merupakan salah satu tanda kecil terjadinya kiamat. (Raditya:57).

Cara tokoh utama menceritakan kehebohan ibu-ibu yang sedang menceritakan orang lain menunjukkan tokoh utama adalah orang yang usil, tokoh utama mendengarkan percakapan ibu-ibu yang sedang bergosip. Padahal, tokoh utama tidak perlu mendengarkan ibu-ibu yang sedang bercakap-cakap. Karena jelas itu bukanlah urusannya.

4.1.2.3 Karakterisasi Melalui Jatidiri Tokoh yang Dituju Oleh Penutur

4.1.2.3.1 Tokoh Utama adalah Orang yang Tidak Perduli Terhadap Penampilan

Karakter tokoh dapat dilihat melalui tuturan atau yang diucapkan tokoh tertentu tentang tokoh lainnya. Berikut kutipan yang menunjukkan karakter tokoh melalui jatidiri tokoh yang dituju penutur :

Waktu gue mikir kata-kata indah untuk diungkapkan

(ceileh), vina nyeletuk, ‘trus lo ubah, dong penampilan lo.’

‘ubah gimana?’

‘yah, gaya lo. Penampilan lo. Nih lo bagus, deh, kalo

rambutnya dipanjangin dikit. (Raditya:134).

(40)

4.1.2.3.2 Tokoh Utama Adalah Orang yang Memiliki Besar Rasa

Besar rasa pada umumnya dirasakan oleh seseorang pada saat ia sedang dipuji oleh orang lain atau sedang diperhatikan oleh orang lain. Berikut adalah sikap tokoh utama yang menunjukkan secara tersirat bahwa ia adalah orang yang besar rasa melalui tuturan tokoh lain:

‘Gini, deh. Lo, tuh, kalo diliat-liat lucu juga, kok,’ Vina ngelanjutin.

‘Eh masa?’ gue ge-er.

‘Iya, kalo diliat pake mata kaki.’

Gue ketawa garing. (Raditya:130).

Melalui pernyataan tokoh utama sekaligus bertanya setelah dipuji oleh Vina menunjukkan bahwa tokoh utama memiliki karakter besar rasa. Besar rasa muncul saat tokoh utama dipuji oleh Vina bahwa ia terlihat lucu dalam arti memiliki wajah yang lumayan bagus. Bukti bahwa tokoh utama memiliki besar rasa dapat dilihat dari kutipan melalui tuturan tokoh lain berikut:

Untungnya temen gue di Melbourne, si Putri, bisa

sedikit bersimpatik dengan gue. Dia bilang, ‘Duh, Dit. Kenapa, sih lo bisa masuk rumah sakit gitu?’

‘Gue jawab, ‘Diare..tapi darah semua, Put.’ ‘hah? Jangan-jangan itu distemper.’

Gue mikir, gue baru pertama kali mendengar kata distemper. Jangan-jangan nama penyakit gue emang itu. Si Putri memang hebat sekali, ketika semua dokter di rumah sakit pada gak bisa menemukan penyakit apa yang gue derita ini, si Putri malah mengucapkannya dengan begitu yakin.

‘Gue bilang iya put jangan-jangan emang bener

distemper.’

‘Hahaha,’ Putri ketawa.’ Ih distemper itu kan mencret

berdarah...tapi cuman ada sama anjing! Hahaah.’

(41)

Saat Putri prihatin dengan keadaan tokoh utama yang masuk rumah sakit, terlihat sikap tokoh utama yang merasa diperhatikan. Dengan suara kasihan tokoh utama menjawab bahwa ia terserang penyakit diare yang mengeluarkan darah. Berikut juga sikap tokoh utama yang terlihat besar rasa saat temannya merasa prihatin padanya:

Kemarin malamnya, gue sempet curhat sama temen gue si Michael tentang kekhawatiran gue.

‘Mike, doain gue, ya.’ ‘Kenapa Dik?’

‘Besok gue mo operasi. Gue takut.’

‘Ya ampun, lo gak usah takut.’ Mike dengan nada kebapakan mencoba menenangkan. ‘Lo berdoa aja, dan

lo siapin mental lo. Selama lo yakin dan percaya,

semuanya pasti berjalan dengan mulus kok.’ ‘Makasi eyang Mike.’

‘Sama-sama. Emangnya, lo operasi apa?’

‘Operasi kuku gue yang cantengan itu.’

‘HAHAHAHAHAHHAH GOBLOK LO. (Raditya:75).

Percakapan di atas menunjukkan tuturan tokoh lain yang seolah-olah prihatin dengan penderitaan tokoh utama yang akan operasi, terlihat bahwa tokoh utama senang diperhatikan. Dari dua kutipan di atas menunjukkan sikap besar rasa yang dimiliki oleh tokoh utama karena diperhatikan oleh temannya.

4.1.2.4 Karakterisasi Melalui Kualitas Mental Para Tokoh

4.1.2.4.1 Tokoh Utama adalah Orang Ramah dan Mudah Beradaptasi

(42)

Tokoh Utama adalah Orang yang Ramah dan Suka Beradaptasi dengan Lawan Bicara yang Baru Dikenal.

Salah satu kualitas mental tokoh utama adalah terlihat dari kutipan berikut:

‘So, how is it going?’ Sekali lagi gue coba untuk basa -basi.

‘Me? Fine...’ Dia jawab dengan muka ditekuk dan napas diembuskan.

‘Fine? Hehehe...’Gue ketawa kecil. ‘What?’

No, it’s just...the way you say “fine’. Doesn’t sound

fine enough for me.’

Dia diem sebentar, ‘Well, in our life there’s

always some problem, mate.’ ‘Love problem?’ Gue nanya.

Dia diem, lalu bilang, Well, sort of...’ (Raditya:51).

Kutipan di atas adalah bentuk percakapan antara tokoh utama dan tokoh lain yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang ramah dan suka beradaptasi. Melalui kualitas mental tokoh yang menyapa tokoh lain terlebih dahulu agar dapat saling mengenal menunjukkan tokoh utama adalah orang yang suka beradaptasi dengan orang yang baru dikenalnya. Pada umumnya, seseorang tidak begitu mudah untuk menyapa orang yang tidak dikenal terlebih dahulu, biasanya orang lebih memilih untuk diam.

Selain kutipan di atas berikut adalah percakapan lain yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang ramah:

(43)

I’m sorry?’

‘Yeah, how blububububub? Blubububububub...’ ‘I’am sorry?’ (Raditya:112).

Meskipun percakapan yang mereka lakukan tidak mendapatkan komunikasi yang saling memahami, tetapi terlihat dari percakapan tersebut bahwa yang memulai percakapan terlebih dahulu adalah tokoh utama. Maka terlihatlah tokoh utama adalah orang yang ramah.

4.1.2.5Karakterisasi Melalui Nada Suara, Tekanan, Dialek, dan Kosa Kata

4.1.2.5.1 Nada Suara

Nada suara , tekanan, dialek, dan kosa kata dapat membantu dan memperjelas karakter. Minderop (2005:34) nada suara walaupun diekspresikan secara eksplisit atau implisit dapat memberikan gambaran kepada pembaca watak si tokoh, apakah ia seorang yang percaya diri, sadar akan dirinya atau pemalu, demikian pula sikap ketika si tokoh bercakap-cakap dengan tokoh lain.

4.1.2.5.1.1 Tokoh Utama adalah Orang yang Berpura-Pura Kalem

Percakapan yang menunjukkan nada suara tokoh utama yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang pura-pura teraniaya adalah sebagai berikut:

‘Dik, itu rambut kamu kenapa?’ Guru seni rupa gue

nanya.

Berkata jujur, gue bilang, ‘ini papa saya yang buat, Bu.’ ‘Papa kamu?’ Suaranya pelan dan alus.

Muka guru gue seperti penuh dengan simpati.

(44)

rumah gue bakal dosantronin orang-orang dari Komisi Perlindungan Hak Anak.

‘Iya , Bu.’ Gue mengiyakan. ‘Papa kamu yang motong?’

‘Iyah. Pake gunting rumput kali.’ Gue ngomong kalem.

(Raditya:34).

Dari percakapan antara tokoh utama dengan guru seni yang terjadi dalam kutipan di atas memberikan gambaran melalui nada suara tokoh utama yang kalem. Dalam percakapan tersebut terlihat tokoh utama adalah orang yang berpura-pura teraniaya, tokoh utama mengatakan ayahnya yang membuat rambutnya seperti anak yang telah disiksa. Dan melalui nada suara tokoh utama saat menjawab pertanyaan guru seni membuat gurunya simpati dan kasihan, padahal ayahnya tidak pernah menyiksanya melainkan hanya memangkas rambut tokoh utama secara tidak beraturan. Maka terbentuklah rambut yang pitak.

Bentuk sikap pura-pura kalem tokoh utama juga terlihat dari kutipan berikut:

‘Halo, Dika, ya?’kata wali kelas gue. ‘Iya, Bu.’

‘Kamu kenapa udah tiga hari engga sekolah?’ ‘Ini Bu...’

(45)

tidak ditemukan saat ia berbicara dengan teman dan orang tuanya. Maka dapat diketahu bahwa tokoh utama memiliki sikap yang pura-pura kalem.

4.1.2.5.1.2Tokoh Utama Adalah Orang yang Gugup Saat ingin Menyatakan Perasaannya Kepada Perempuan yang Disukainya

KBBI (1995:327) gugup adalah berbuat atau berkata di keadaan tidak tenang gagap, sangat tergesa-gesa, bingung. Nada suara tokoh utama saat ingin menyatakan perasaanya kepada teman wanitanya yang bernama Katie menunjukkan tokoh utama adalah orang yang gugup:

Sayangnya gue termasuk cowok yang tipe kedua, yaitu tipe kuda laut. Kerjaannya diem aja, gak tau mo ngapain kalo di deket cewek. Jadinya gue mo nembak Katie pun salah tingkah.

‘Halo. ‘ Gue berkata di seberang telepon. ‘Ya, kenapa Dik?’

‘Emm. Ada yang mo gue omongin. Nih.’ ‘Apaan?

‘Uhhh.’ Gue masih bingun bagaimana mengatakannya.’ Gue bilang lewat pager aja, deh.’

Lalu gue menutup telepon.

Gue paling ogah nembak cewek. Lebih baik. (Raditya:60).

Nada gelisah yang ditunjukkan dengan “Uhh” menunjukkan ada

(46)

4.1.2.5.2 Dialek dan kosa kata

Dialek adalah ciri berbahasa yang dimiliki oleh penutur tertentu. Minderop (2005:37). Dialek dan kosa kata memberikan fakta penting tentang seorang tokoh karena keduanya memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan dapat mengungkapkan pendidikan, profesi dan status sosial si tokoh.

4.1.2.5.2.1 Tokoh Utama adalah Anak Muda yang Tinggal di Kota Jakarta dan Kreatif dalam Menggunakan Kosa Kata

Dialek yang selalu digunakan tokoh utama saat bercakap-cakap didominasi dengan dialek orang Jakarta, ciri khas orang Jakarta saat berkomunikasi menggunakan gue untuk menyebutkan saya dan lo untuk menyebutkan kamu. Selain menunjukkan tokoh utama adalah orang yang tinggal di Jakarta, tokoh utama adalah seorang remaja. Remaja saat berbicara biasanya akrab dengan kosa kata yang non baku dan banyak menggunakan kosa asing karena dipengaruhi oleh bahasa dan budaya asing. Oleh karena itu, terdapat kosa kata baru yang belum umum digunakan dalam komunikasi.

Berikut adalah dialek dan kosa kata yang terlihat saat tokoh utama berbicara:

‘Hah, Ngapain ke salon?!

‘Yah, tapi, Pa...,’gue mencoba menjelaskan.

‘Gini aja deh..mendingan...’ Bokap menghentikan

kalimatnya.

(47)

Dialek dan kosa kata yang digunakan tokoh utama terlihat jelas bahwa ia adalah anak Jakarta, penggunaan kata gue dan lo. Selain itu ia juga menggunakan kata Bokap. Bokap adalah sebutan yang digunakan anak Jakarta untuk menyebutkan ayah saat berbicara dengan teman atau sebaya. Biasanya remaja untuk menunjukkan identitasnya sering menggunakan bahasa asing. Selain itu, tokoh utama juga senang menggunakan istilah untuk menyebutkan sesuatu hal.

Dalam kutipan di atas tokoh utama menggunakan istilah krisis paruh baya untuk mengatakan bahwa ayahnya adalah orang yang mengalami masalah kejiwaan saat di usia paruh baya.

4.1.2.5.2.2 Tokoh Utama adalah Orang yang Cerdas dan Suka Mengasosiasikan Sesuatu

Asosiasi adalah membuat dua hal yang berbeda menjadi sama. Tokoh utama suka menyamakan hal yang berbeda menjadi sama untuk mengunkapkan perasaannya. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan tokoh utama suka mengasosiasikan sesuatu yang terjadi dalam hidupnya:

Pacaran itu seperti celana batik, kalo beli di tanah abang bisa dapet murah asalkan jago nawar (iyah, emang gak nyambung).

Yang bener tuh, pacaran itu seperti maen bola voli , harus ada perantaranya dulu kalo mau rapi dan berhasil. Bahasa bulenya: matchmaker. Atau dengan bahasa Indonesianya (yang kedengarannya jauh lebih kampungan): Mak Comblang. (Raditya:129).

(48)

merasa pacaran akan berhasil apabila melalui perantara mak comblang. Tokoh utama juga memiliki wawasan luas, karena untuk mengasosiasikan sesuatu seseorang harus mengetahui padanan untuk menyamakan hal yang ingin diasosiasikan. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan kosa kata yang digunakan tokoh utama untuk mengasosiasikan masalah percintaannya:

Menurut rumus Matematika, hal yang gue alamin selama ini adalah x tidak sama dengan Y, artinya mau segimana gue berusaha (X), gue gak bakal bisa dapet cewek yang gue suka (Y).

Mungkin itu sebabnya gue perlu mak comblang, biar nanti rumusnya jadi X + Mak Comblang = Y. Mungkin ini yang ilang sejak lama.

Muka Vna jadi terlihat bersinar-sinar saat itu. Selain karena ada senter nempel di jidat, juga karena gue rasa dia adalah jawaban yang gue cari atas seretnya perjodohan masa SMP gue. (Raditya:131).

Kutipan di atas menunjukkan tokoh utama menggunakan kosa kata dalam matematika untuk mengasosiasikan hubungan percintaannya. Maka terlihat kemampuan berpikir tokoh utama cukup baik, tokoh utama terlihat memiliki pengetahuan tentang rumus matematika.

4.1.2.6 Karakterisasi Melalui Tindakan Para Tokoh

4.1.2.6.1 Melalui Tingkah Laku

(49)

4.1.2.6.1.1 Tokoh Utama Memiliki Rasa Percaya Diri yang Cukup Tinggi. Namun Ceroboh

Tokoh utama sangat percaya diri saat ingin menunjukkan sesuatu kepada seseorang yang disukainya, namun kepercayaan diri tersebut tidak pernah terkontrol dengan baik. Sehingga saat ia ingin menunjukkan sesuatu kepada seseorang tidak jarang berujung pada kesialan. Maka dari itu terlihat bahwa tokoh utama adalah orang yang ceroboh. Beikut adalah bukti kecerobohan yang dilakukan oleh tokoh utama dengan rasa percaya diri yang tinggi:

Musik pun mulai. Hap! Gue nari dengan semangat. Kaki gue kemana-mana. Pinggul pun bergoyang liar. Keras. Cepat. Cadas sampe keringetan. Seumur-umur gue gak pernah ngerasa begitu excited. Gue mencoba melihat Debby. Siapa tau dia jadi terpesona dengan gerakan macan kumbang mabok gue ini. Lalu malang tak dapat ditolak, Untung sepupunya Donal Bebek, tiba-tiba...

SARUNG GUE MELOROT.

Histeris. Ada yang tereak. (Raditya:25).

Saat tokoh utama bergoyang liar menunjukkan kepercayaan dirinya, saat itu pula kepercayaan diri tersebut menghancurkan rencananya sendiri. Tokoh utama berniat untuk menarik perhatian Debby agar terpesona melihat penampilannya saat menari. Kecerobohan yang dimiliki tokoh utama membuat sarungnya lepas pada saat ia sedang menari. Berikut adalah tindakan ceroboh yang dilakukan tokoh utama:

(50)

goyangan-goyangan sendiri dengan goyang ke kiri dan kanan yang suatu hari akan menginspirasi Ricky Martin. (Raditya:24).

Tingkah tokoh utama dengan membuat goyangan sendiri merupakan suatu tindakan yang menunjukkan bahwa tokoh utama adalah orang yang memiliki rasa percaya diri cukup tinggi, karena menambah goyangan dalam tarian sendiri. Didukung dengan kutipan berikut yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang ceroboh:

Ada satu adegan yang mana gue harus berantem ama orang di depan orang banyak. Gue akting dengan segenap jiwa dan raga. Dengan menyeimbangkan emosi dengan karakter. Dengan masuk ke dalam jiwa sang tokoh. Dengan total. Kayaknya Tom Krus minum Irex. Uoh!

Setelah selesai shooting, gue tanya ke Mister, salah satu temen yang ada di lokasi syuting.

‘Gimana tadi acting gue pas berantem, keren ya?’ gue

nanya dengan pede.

‘kayak babi lepas, ‘dia jawab santai. (Raditya:124).

(51)

4.1.2.6.1.2 Tokoh utama adalah Orang yang Mau Melakukan Banyak Hal Untuk Mendapatkan Perhatian Teman Perempuan yang Disukainya

Ketika seseorang menyukai lawan jenisnya, maka orang tersebut banyak melakukan hal-hal yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenisnya, hal tersebut terjadi pada tokoh utama. Tokoh utama adalah seorang anak laki-laki remaja yang menyukai teman perempuannya, untuk ukuran seorang anak laki-laki yang belum dewasa tentu banyak hal aneh yang dilakukan agar ia berhasil menarik perhatian teman perempuannya. Selain faktor demikian, tokoh utama adalah orang yang bersungguh-sungguh saat ingin mendekati teman perempuannya, berikut adalah bentuk tingkah laku tokoh utama yang menunjukkan hal tersebut:

Pas jam istirahat pelajaran dan engga ada orang yang ngeliat dengan penuh kehati-hatian gue deketin tas Lia dan gue selipin tuh surat ke dalam bahasa Inggris. (Raditya:36).

Tingkah tokoh utama saat ingin mengirim surat untuk teman perempuan yang disukainya terlihat dari tindakan tokoh utama yang berhati-hati saat ingin meletakkan surat cinta yang telah dibuatnya. Berikut adalah tingkah tokoh utama yang lainnya untuk mendapatkan perhatian teman perempuan yang disukainya:

Gue jadi sering latihan di depan kaca sambil memerhatikan gaya rambut belah pinggir dengan kacamata yang lebih gede dari muka gue sendiri. Gue mengangkat alis dan berlatih mengucapkan kata-kata

(52)

Tingkah tokoh utama di atas menunjukkan usahanya untuk mendekati teman perempuan yang disukainya yaitu dengan berlatih di depan kaca. Selain kutipan di atas, terdapat tingkah tokoh utama yang lain yang berhubungan dengan teman perempuannya:

Bahkan sampe ke sampoo pun jadi lebih complicated. Di kamar mandi rumah ada sampoo Deedee gue, ada sampoo Sunsilk nyokap, dan ada sampo Lidah buaya bokap. Dalam semangat meraih cinta (monyet), gue pun mencampurkan ketiga sampo tersebut ke kepala...

Semua makeover besar-besar ini demi seorang bernama Lia. (Raditya:30).

Tokoh utama melakukan perubahan terhadap rambutnya agar lebih harum demi seorang perempuan yang bernama Lia.

Setelah menyogok seorang adek kelas dengan gado-gado gue akhirnya tau nama cewek tersebut dan tau momor teleponnya. Namanya Cyn. Malemnya, di depan telepon, gue ngeliatin tujuh digit nomor telepon Cyn yang ada di hape gue. (Raditya:89).

Tokoh utama menyogok adik kelas dengan gado-gado untuk mendapatkan nama dan nomor telepon perempuan yang disukainya.

4.1.2.6.2 Ekspresi Wajah

(53)

4.1.2.6.2.1 Tokoh Utama Adalah Orang yang Gugup Setiap Ingin Menyatakan Perasaan Kepada Perempuan yang Disukainya

Ekspresi tokoh saat melakukan sesuatu terkadang menggambarkan karakter atau watak si tokoh, tokoh utama adalah orang yang melakukan banyak hal untuk mendapatkan perempuan yang disukainya. Namun saat ingin menyatakan perasaannya tokoh utama selalu gugup. KBBI (1995:327) gugup adalah berbuat atau berkata di keadaan tidak tenang gagap, sangat tergesa-gesa, bingung. Berikut adalah bentuk ekpresi gugup tokoh utama saat ingin melakukan sesuatu:

Telepon. Engga. Telepon. Engga. Gue termasuk orang yang grogian untuk berbicara dengan orang yang gue gebet. Karena itu di sebelah telepon udah ada kertas yang isinya: ‘Topik yang bisa dibahas’. Isinya: Edgar jorokin temen, Rumah kalelawar mo dibakar, dsb. (Raditya:89).

Ekspresi gugup tokoh utama terlihat dengan kebimbangannya yang ingin menelepon perempuan yang disukainya atau tidak. Dan untuk meyakinkannya agar tidak terlihat gugup, maka tokoh utama menyiapkan topik yang akan dibahas saat sedang bertelepon.

Saat ingin menyatakan perasaannya tokoh utama menjadi terlihat aneh karena ekspresinya saat ingin mengatakan bahwa ia menyukai perempuan yang sudah lama ditaksirnya:

Pas ketemu di depan Tata Usaha, Cyn nanya, ‘Mo ngomongin apa nih, Dit?’

Gue Cuman cengar-cengir terus bilang.

(54)

Heran, tiap kali gue akan melakukan penembakan, kata-katanya kayak gak mo keluar. OEEEEK.’ Gak keluar-keluar. Akhirnya dengan satu tarikan napas, gue pun ngeluarin semua kata itu.

‘Jadi...sebenarnya .. yang mau gue bilang adalah...’Gue

menarik napas.

‘Yaa?’ Cyn menunggu.

‘Gue sayang ama lo!’ There, Isaid it.

‘MHAUHAUHAUHAUHAUHAUHA!’ Cyn ngakak.

(Raditya:91).

Ekspresi gugup tokoh utama kembali terlihat saat ingin menyatakan perasaannya kepada Cyn yaitu perempuan yang disukainya. Terlihat dari cara tokoh utama berbicara menunjukkan ekspresi yang gugp sehingga kata -kata yang akan disampaikannya tersangkut.

4.1.2.6.2.2 Tokoh Utama Adalah Orang yang Berlagak Tenang (sok cool)

KBBI (1995:955) sok adalah berlagak (suka pamer dsb), merasa mampu dsb, tapi sebenarnya tidak.. Cool artinya adalah sejuk, kesejukan, dan tenang. Sok cool adalah sikap seseorang yang yang berlagak tenang. Sikap berlagak tenang ini dimiliki oleh tokoh utama, melalui ekspresi dapat terlihat jelas sikap seseorang saat bertindak. Berikut adalah bukti tokoh utama adalah orang yang sok cool:

Untungnya, gue gak jadi digebukin.

Gue akhirnya bersikap sok cool seolah-olah gak pernah baca tuh surat balesan, dan semuanya itu gak pernah terjadi.

Sampe sekarang, Lia gak tau, kalo gue udah baca surat itu. (Raditya:38).

(55)

utama adalah orang yang berlagak tenang. Selain kutipan di atas berikut adalah kutipan yang menunjukkan tokoh utama adalah orang yang berlagak tenang:

Kak Mutuuuuun....Hihihi,’ dia bilang.

‘Yah, ada apa?’ Gue pasang tampang sok cool, padahal

baru mo manggil bajaj.(Raditya:126).

Dia nahan napas bentar, terus bilang, ‘LIAT

FILMNYA KAK MUTUN YANG ADA

TELANJANG-TELANJANGNYA TADI DIKASI

LIAT DI LAB BAHASA SAMA BU ZAITUN.’

‘Ughh. Lo liat? Terus..terus. anak-anak pada bilang apaan? Gue masih bersikap cool.

“IH! Pada nutup mata sambil tereak-tereak GELI dan JIJIK gitu: Aku sendiri juga ketawa.Hihihi! Geli

banget!’ (Raditya:127).

Kutipan di atas menunjukkan sikap tokoh utama yang sok cool, meskipun tokoh utama mengetahui hal yang dilakukannya adalah hal yang memalukan. Terlihat dengan nada gelisah tetapi disembunyikan tokoh utama dengan bersikap

sok tenang ditandai dengan kata “gue masih bersikap cool”.

Demikianlah pelukisan karakter tokoh utama dalam novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika yang dianalisis menggunakan metode karakterisasi telaah fiksi.

4.2 Jenis-Jenis Karakter Tokoh Utama Novel Cinta Brontosaurus Melalui

Metode Karakterisasi Telaah Fiksi

Melalui pelukisan karakter tokoh utama dengan metode karakterisasi telaah fiksi, ditemukan jenis-jenis karakter tokoh utama sebagai berikut:

4.2.1 Tidak Memperhatikan Penampilan

(56)

yang dimiliki seorang tokoh. Tokoh utama dilukiskan sebagai anak ingusan yang memakai celana baggy dan kedodorang serta belahan samping pada rambutnya, penampilan yang dilukiskan jelas menunjukkan tokoh utama bukanlah orang yang berpenampilan baik. Serta kacamata yang digunakan tokoh utama menandakan tokoh utama adalah orang yang rajin membaca, biasanya anak muda yang sudah memakai kacamata diidentikkan dengan orang yang suka membaca.

Waktu itu gue sempet beberapa lama nyuri-nyuri pandang ke salah seorang cewek bernama Lia. Ketika itu gue menyadari gue suka ama dia.

Hal pertama yang berubah semenjak gue naksir Lia adalah semua hal yang berhubungan dengan panampilan. Gue yang dulunya bocah ingusan pake celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran sekarang menjadi...bocah ingusan pake celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran yang sedikit rapi. (Raditya:29).

4.2.2 Usil

Tokoh utama memiliki karakter yang usil melalui apa yang dikatakannya, tokoh utama sering membicarakan kejelekan atau keanehan yang dimiliki orang-orang disekitarnya, melalui keanehan tersebut tokoh utama mengembangkan kata-katanya sehingga menunjukkan dirinya adalah orang yang suka mengolok-olok dengan menggunakan kata-katanya yang konyol. Seperti mengatai temannya akan menjadi atlet sundul profesional dan mengatai ibu-ibu yangs edang bergosip.

Sewaktu gue lagi ngetik tulisan ini di Starbucks Kemang, di sebelah gue ada kumpulan ibu muda sekitar enam orang lagi ngobrol dengan suara lantang. Gue tau banget kalo cewek-cewek (apalagi ibu-ibu) uda ngumpul gini pasti ujung-ujungnya gosip dengan suara bebek.

‘Iya jadi gueketemu sama Mandy kemaren,’kata si ibu

(57)

paling bawel. ‘Trus masa yah, si Mandy pas gue ketemu lagi, dia gayanya jadi beda!’

‘WAAAH!!!!!!!!!! Ibu-ibu lainnya heboh. Seolah-olah kalo perubahan gayanya si Mandy merupakan salah satu tanda kecil terjadinya kiamat. (Raditya:57).

4.2.3 Suka Melakukan Introspeksi Melalui Kejadian yang Telah Berlalu

Tokoh utama suka melakukan introspeksi terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya, banyak hal yang biasa terjadi dalam hidupnya terkadang memberikan pelajaran-pelajaran kecil jika kembali diingat. Dalam novel Cinta Brontosaurus tokoh utama suka melakukan introspeksi kecil dari kejadian yang telah berlalu.

Tapi, nabrak-nabrakin mobil timor itu bukan tanpa hasil. Perlahan-lahan pun gue belajar dari kesalahan. Bangkit dari keterpurukan. Iya, gue dapet pelajaran berharga dari tiap kesalahan yang gue lakukan. Misalnya, sehabis nabrak mobil yang lagi parkir, gue belajar bahwa kalo keluar dari parkir mobil jangan kenyataannya adalah sebaliknya, seseorang yang memiliki karakter sok tahu akan memberikan informasi kepada seseorang agar terlihat cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas.

Waktu itu gue sempet beberapa lama nyuri-nyuri pandang ke salah seorang cewek bernama Lia. Ketika itu gue menyadari gue suka ama dia.

(58)

celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran sekarang menjadi...bocah ingusan pake celana baggy dengan rambut belah pinggir dan kacamata kedodoran yang sedikit rapi. (Raditya:29).

4.2.5 Romantis

Karakter seseorang yang romantis biasanya diidentikkan dengan masalah percintaan. Begitu pula karakter yang dimiliki oleh tokoh utama, dalam novel Cinta Brontosaurus, tokoh utama dilukiskan memiliki karakter yang romantis. Karena pada lokasi dan situasi tertentu, tokoh utama sering menunjukkan keromantisannya dengan cara seperti memegang tangan teman perempuannya, menonton konser berdua atau mengirim surat kepada seorang perempuan.

Di tengah ujan, kita hanya berlindung pada sehelai jaket biru punya gue, berdua di bawah jaket mencoba untuk menikmati lagu yang ada dan mengingat sebanyak mungkin kenangan yang pernah ada.

Selang beberapa lama kemudian, lagu For What

It’s Worth dari Cardigans di bawain ama klarinet. Lagu itu adalah lagu saat gue lagi suka-sukanya ama dia, dan itu berarti banyaaaaak banget buat kita berdua. Sepertinya malam sudah menstimulasi pikiran kita masing-masing dan kita pun terbius, secara gak sadar ikut menyanyikan lirik lagu itu. (Raditya:49).

4.2.6 Ekspresif

(59)

kepada seseorang, tokoh utama terlihat ekpresif yang ditunjukkan melalui lokasi dan situasi percakapan.

Musik pun mulai. Hap! Gue nari dengan semangat. Kaki gue kemana-mana. Pinggul pun bergoyang liar. Keras. Cepat. Cadas sampe keringetan. Seumur-umur gue gak pernah ngerasa begitu excited. Gue mencoba melihat Debby. Siapa tau dia jadi terpesona dengan gerakan macan kumbang mabok gue ini. Lalu malang tak dapat ditolak, Untung sepupunya Donal Bebek, tiba-tiba...

SARUNG GUE MELOROT.

Histeris. Ada yang tereak. (Raditya:25). 4.2.7 Besar Rasa (Ge-er)

Bentuk karakter tokoh utama yang memiliki besar rasa terlihat dari sikap tokoh utama saat dipuji oleh tokoh lain, melalui pujian tokoh lain secara tidak langsung menunjukkan bukti bahwa tokoh utama memiliki besar rasa. Karena di akhir kalimat tujuan tokoh lain bukan untuk memuji justru sebaliknya.

‘Gini, deh. Lo, tuh, kalo diliat-liat lucu juga, kok,’ Vina ngelanjutin.

‘Eh masa?’ gue ge-er.

‘Iya, kalo diliat pake mata kaki.’

Gue ketawa garing. (Raditya:130).

4.2.8. Ramah dan Mudah Beradaptasi

Kualitas mental tokoh utama terlihat dari sikap tokoh utama yang memulai percakapan dengan lawan bicara yang baru dikenalnya.

Referensi

Dokumen terkait

Alur novel Apa Kabar Cinta yaitu alur maju (progresif). Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Ravenska, Sofia, Prastomo, Siti , dr. Latar novel Apa Kabar Cinta adalah

tokoh utama dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia yang. diterbitkan oleh Republika pada

Pada bentuk hasrat anaklitik pasif tokoh utama dalam novel Ikhtiar Cinta di Adonara karya J.S Maulana terdapat hasrat anaklitik pasif yang dialami oleh

Berdasarkan hasil penelitian, novel ini menjelaskan dengan jelas karakter- karakter tokoh yang terdapat di dalam novelnya, dan dapat dilihat bahwa tokoh yang

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul Karakter Tokoh Utama Penderita Skizofrenia dalam Novel Anomali Karya Santopay

Berdasarkan hasil skizofrenia tokoh utama dalam novel Chemistry karya Akhmad Sekhu perspektif psikologi abnormal maka dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa karakter islami yang terdapat dalam novel Cinta Di Tanah Haraam karya Nucke Rahma yaitu berkenaan dengan ibadah,

sehat dan tidak sehat tokoh utama dalam novel Cinta 2 Kodi karya Asma Nadia (3) Tahap klasifikasi, yaitu tahap mengelompokkan data yang sudah