BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika belum pernah dijadikan
objek penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis memberikan beberapa
pendapat pembaca tentang novel Cinta Brontosaurus.
2.1.1 Kajian yang Telah Dilakukan
2.1.1.1 Unsur Intrinsik Novel Cinta Brontosaurus
Sebuah resensi tentang novel Cinta Brontosaurus mengemukakan bahwa
novel tersebut adalah novel penghilang stres, diawali dengan mengemukakan
identitas novel secara lengkap. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian pendapat
yang dibagi atas pendahuluan serta pengungkapan kelebihan dan kekurangan di
dalam novel tersebut, diakhiri dengan penutup yaitu kesimpulan dan saran seputar
novel Cinta Brontosaurus. Dikatakan bahwa novel karya Raditya Dika ini
menceritakan tiga belas pengalaman kehidupan tokoh Radith yang dibuat menjadi
sebuah novel. Kelebihan novel ini adalah cara penyampaian bahasa penulis yang
menarik, karena menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti.
Resensi ini juga mengemukakan kekurangan dari novel ini, yaitu penggunaan
bahasa yang vulgar yang tidak disensor.
http://frakangkers.blogspot.com/2014/02/resensi-novel-cinta-brontosaurus.html.
2.1.1.2 Ringkasan Singkat Novel Cinta Brontosaurus (tentang isi novel) Sebuah blog berpendapat bahwa novel Cinta Brontosaurus sangat menarik
dibaca, karena penyampaian cerita menggunakan bahasa yang menarik.
Dikemukakan juga bahwa novel ini menceritakan kisah seorang tokoh utama
dalam novel yang selalu pesimistis dalam mengejar cintanya.
http://isomder.org/novel-cinta-brontosaurus.htm. Diakses Tanggal 15 Maret 2015.
2.1.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Novel Cinta Brontosaurus
Sebuah blog resensi juga mengatakan bahwa novel Cinta Brontosaurus
sangat enerjik. Bagi penulis blog ini, novel Cinta Brontosaurus dapat memberikan
semangat untuknya. Dilihat dari sampulnya saja sudah memberikan semangat
baru. Selain itu, novel cinta brontosaurus juga mengemukakan perbedaan antar
cinta anak-anak dan orang dewasa, dalam blog ini mengatakan bahwa kekurangan
dari novel ini adalah penggunaan bahasa yang kurang sopan.
http://rahmasiwitiza.blogspot.com/2013/11/resensi-novel-cinta-brontosaurus.html.
Diakses Tanggal 15 Maret 2015.
2.1.1.4 Perbedaan Antara Novel Cinta Brontosaurus dan Novel Karya Raditya Dika Lainnya
Wikipedia mengatakan bahwa novel Cinta Brontusaurus ini adalah novel
karya Raditya Dika yang kedua. Disebutkan bahwa dalam novel ini merupakan
kisah penulis sendiri, novel ini berbeda dari novel yang terbit sebelumnya. Novel
sebelumnya menggunakan teknik penulisan seperti buku harian, tetapi novel cinta
brontosaurus ditulis seperti novel pada umumnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_Brontosaurus_(buku). Diakses Tanggal 15
2.1.1.5 Metafora
Mahasiswa UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) meneliti tentang
Metafora pada Judul- Judul Novel Teenlit oleh Regina Septianie (2012). Dalam
tulisan ini diulas sedikit tentang novel Cinta Brontosaurus dengan melihat dari
segi metafora bahwa novel Cinta Brontosaurus bukan menceritakan cinta hewan
brontosaurus melainkan mengungkapkan bahwa Cinta Brontosaurus dianalogikan
pada percintaan tokoh utama dalam cerita tersebut layaknya percintaan hewan.
Demikian beberapa kajian terhadap Novel Cinta Brontosaurus Karya
Raditya Dika yang pernah dilakukan. Melalui kajian di atas dapat dilihat bahwa
belum ada penelitian secara khusus yang berkenaan dengan novel Cinta
Brontosaurus, karena itu dalam penelitian ini, penulis akan meneliti pelukisan
karakter tokoh utama Novel Cinta Brontosaurus Karya Radtya Dika yang
dilakukan oleh Radtya Dika.
2.1.2 Perbedaan Kajian
Secara umum sudut perbedaan sudut pandang penelitian adalah sebagai berikut:
Penulis Judul Bidang Kajian.
Frakangkers Resensi Novel Cinta
Brontosaurus (Raditya Dika)
Unsur Intrinsik Novel Cinta Brontosaurus
Isomder Novel Cinta Brontosaurus Ringkasan Singkat Novel Cinta Brontosaurus (tentang isi novel)
Rahmasiwit iza
Resensi Novel Cinta Brontosaurus
Kelebihan dan kekurangan novel Cinta Brontosaurus Wikipedia Cinta Brontosaurus (Buku) Perbedaan antara novel Cinta
Brontosaurus dan novel karya Raditya Dika lainnya
Regina Septianie
Metafora pada Judul-Judul Novel Teenlit
Metafora
Ririn Handayani
Pelukisan karakter tokoh utama Raditya Dika dalam novel cinta brontosaurus karya raditya dika
2.2 Konsep
2.2.1 Pelukisan Karakter
Karakterisasi citra pelukisan atau gambaran karakter tokoh di dalam
sebuah novel. Nurgiyantoro (2013:279) Pelukisan tokoh mencakup pelukisan
sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan hal lain yang berhubungan dengan jatidiri
tokoh.
Karakter atau dalam bahasa Inggris character berarti watak,peran, huruf.
Karakter bisa berarti orang, masyarakat, ras, sikap, mental, moral, reputasi, tanda
atau huruf (Minderop, 2005:2).
2.2.2 Karakterisasi
Metode karakterisasi adalah metode melukiskan karakter para tokoh
yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Minderop (2005:2) Karakterisasi dalam
telaah sastra adalah berarti pelukisan watak (cara menentukan karakter).
2.2.3. Tokoh Utama
KBBI (1995:1065) tokoh utama adalah peran utama di cerita rekaan.
Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
peceritaannya dalam novel yng bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling
banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Bahkan, pada novel tertentu tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian
dan dapat ditenui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Tokoh
utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain,
sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting yang
memengaruhi perkembangan plot. Plot utama sebenarnya tidak lain adalah cerita
tentang tokoh utama, bahkan kehadiran plot-plot lain atau sub-subplot lazimnya
berfungsi memperkuat eksistensi tokoh utama juga.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Metode Karakterisasi Telaah Fiksi
Karakterisasi adalah upaya untuk menampilkan karakter atau watak dari
tokoh yang diperankan di dalam suatu cerita.Tujuan dari karakterisasi adalah agar
si tokoh terlihat benar-benar hidup, karena ini akan membuat cerita menjadi
menarik. Tanpa tokoh cerita yang bagus, cerita tidak akan hidup. Menurut
Minderop (2005:3) metode karakterisasi telaah fiksi adalah cara melukiskan, atau
lebih tepatnya cara menelaah watak tokoh.
Karakterisasi dalam fiksi dapat dilakukan melalui dua hal yaitu:
2.3.1.1 Metode Langsung (Telling)
Metode langsung atau direct method (telling) adalah teknik pemaparan
atau pelukisan tokoh yang dilakukan secara langsung oleh pengarang. Dalam
metode ini karakterisasi dapat melalui penggunaaan nama tokoh, penampilan
tokoh, dan tuturan pengarang. Penggunaan nama tokoh digunakan untuk
memperjelas dan mempertajam perwatakan tokoh serta melukiskan kualitas
karakteristik yang membedakannya dengan tokoh lain.
Minderop membagi metode karakterisasi ini mencakup: (a) Karakterisasi
melalui penggunaan nama tokoh (characterization through the use of names),
appearance), (c) karakterisasi melalui tuturan pengarang (characterization by
the author).
2.3.1.2 Metode Tidak Langsung (Showing)
Metode tidak langsung atau indirect method pelukisan tokoh yang
dilakukan dengan cara mengabaikan kehadiran pengarang, sehingga para tokoh
dapat menampilkan diri secara langsung melalui prilakunya. Pada metode ini
karakterisasi tidak langsung dapat mencakup beberapa hal, yaitu :
1. Karakterisasi melalui Dialog adalah apa yang dikatakan penutur atau tokoh
dengan tokoh yang lain, maksudnya apakah dialog yang dilakukan tokoh
menggambarkan karakter seorang tokoh atau sebaliknya.
a. Apa yang dikatakan penutur
Membaca membutuhkan perhatian terhadap substansi suatu dialog, apakah
dialog tersebut sesuatu yang terlalu penting sehingga mengembagkan
peristiwa-peristiwa dalam suatu alur atau sebaliknya.
b. Jatidiri penutur
Jatidiri penutur disini adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang
protagonis atau tokoh utama yang seharusnya lebih penting daripada yang
diucapkan oleh tokoh lainnya, walaupun percakapan tokoh lain kerap kali
memberikan informasi tersirat mengenai watak tokoh utama.
2. Lokasi dan situasi percakapan
Dalam kehidupan nyata, percakapan yang berlangsung secara pribadi
dalam suatu kesempatan di malam hari biasanya lebih serius dan lebih jelas
Bercakap-cakap di ruang duduk keluarga biasanya lebih signifikan daripada berbincang
di jalan atau di teater.
3. Jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur
Penutur disini berarti tuturan yang disampaikan tokoh dalam cerita.
Maksudnya tuturan yang diucapkan tokoh tertentu tentang tokoh lainnya.
4. Kualitas mental para tokoh
Kualitas mental para tokoh dapat dikenal melalui alunan dan aliran
tuturan ketika para tokoh bercakap-cakap.
5. Nada suara, tekanan, dialek, dan kosa kata
a. Nada suara , walaupun diekspresikan secara eksplisit atau implisit dapat
memberikan gambaran kepada pembaca watak si tokoh apakah ia seorang
yang percaya diri, sadar akan dirinya pemalu. Demikian pula sikap ketika
si tokoh bercakap-cakap dengan tokoh lain (Minderop, 2005: 34).
b. Tekanan penekanan suara memberikan gambaran penting tentang tokoh
karena memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan merefleksikan
pendidikan, profesi dan dari kelas mana si tokoh berasal (Minderop, 2005 :
36).
c. Dialek dan kosa kata memberikan fakta penting tentang seorang tokoh
karena karena keduanya memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan
dapat mengungkapkan pendidikan, profesi, dan status sosial si tokoh.
6. Melalui tindakan para tokoh
Selain melalui tuturan, watak tokoh dapat diamati melalui tingkah laku.
(2005:36) menyatakan bahwa perbuatan dan tingkah laku secara logis
merupakan pengembangan psikologi dan kepribadian.
a. Melalui tingkah laku untuk membangun watak dengan landasan tingkah
laku, penting bagi pembaca untuk mengamati secara rinci berbagai
peristiwa dalam alur cerita, karena peristiwa tersebut dapat dapat
mencerminkan watak para tokoh, kondisi emosi dan psikis.
b. Ekspresi wajah bahasa tubuh atau gesture biasanya tidak terlalu signifikan