• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Tn.A Dengan Gangguan Kebutuhan Mobilisasi Di Kecamatan Medan Amplas Desa Harjosari Ii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan Tn.A Dengan Gangguan Kebutuhan Mobilisasi Di Kecamatan Medan Amplas Desa Harjosari Ii"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

AsuhanKeperawatanpadaTn.Adengan

PerioritasMasalahGangguanKebutuhanDasarMobilisasi

diKec. Medan AmplasDesaHarjoSari II

KaryaTulisIlmiah (KTI)

DisusundalamRangkaMenyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Debi ArdillahSebayang

122500059

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program DIII Keperawatan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul laporan kasus ini adalah : ASUHAN KEPERAWATAN Tn.A DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN MOBILISASI di KECAMATAN MEDAN AMPLAS DESA HARJOSARI II.Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan.

2. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.

3. Mula Tarigan S.Kp, Ns, M.Kep selaku sekretaris DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.

4. Iwan Rusdi selaku pembimbing akademi saya

5. Ns. Cholina Trisa Siregar, S.kep, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini.

6. Ns. Asrizal,M.kep.,RN.,WOC (ET)N,CHE.N selaku dosen penguji karya tulis ilmiah saya .

Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya beserta ucapan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang tua saya

sendiri Alm.Drs.Abdul Alik Sebayang beserta ibunda yang saya sayangi Trimurti Br.Sembiring, yang mana dengan do’a dan mereka yang tidak pernah putus dan upaya mereka menghadirkan suasana yang hebat dalam keluarga membuat saya termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan ayahanda dan ibunda. Semoga ALLAH SWT selalu memudahkan rezeki, dan selalu melindungi ayah bundaku, Amiiin.

(5)

yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan KTI ini, dan bagi saudara-saudaraku yang telah membantu dengan do’a dan semangatnya, terima kasih. 3. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII keperawatan Fakultas

Keperawatan USU, khususnya stambuk 2012 yang begitu padu.

4. Terima kasih buat sahabat yang sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiriyang selalu memberikan support dan semangat selama ini yaitu Rina Iswahyuni (lemot), Tria suci hasanah (indun), Indah dwi kurniati(mami kecil ), Miftahulzannah (biduan), Halimah daulay, Kurnia sugesti (mindur), Mei diana, Prasti yolita (pesek), Dodi hardian ( Mas), Suhadi utomo (sukoi ), dan Febrian ramadhan (kurus).

5. Terima kasih juga buat sahabat-sahabatku Fauzyahtul husna, Hikmah hayani, Putri handayani, Aditia efrata, Bram, idriss siddiq, dan Muh.Rizki Ramadhan yang selalu memberikan support kepada saya.

6. Terima kasih juga buat Nana, Riko, Meliana, Immanuel tanpa kerja sama kalian kita tidak akan bisa menyelesaikan KTI ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin

Medan, 09 July 2015

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan DasarMobilisasi ... 4

1. Pengkajian ... 7

2. Analisa Data ... 12

3. Rumusan Masalah ... 17

4. Perencanaan ... 18

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 20

1. Pengkajian ... 20

2. Analisa Data ... . 32

3. Rumusan Masalah ... 33

4. Perencanaan ... 34

5. Implementasi ... 37

6. Evaluasi ... 37

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……….………..…… .... . 44

A. Kesimpulan……… ... 44

B. Saran……….. ... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur - unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang

bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Hirarki kebutuhan

manusia yang diajukan oleh Abraham Maslow dalam teori Hirarki Kebutuhan

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan

fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Hidayat,

2009).

Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara

bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan aktivitas dalam

memepertahankan ataupun meningkatkan tingkat kesehatan.

Imobilisasi atau gangguan mobilitas definisi dari NANDA, merupakan suatu keadaan

ketika seseorang mengalami resiko keterbatasan gerak fisik. (Riyadi, 2015)

Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan

menggerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup

sehari-hari, dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilitas fisik secara optimal maka

system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi.(Potter dan Perry, 2005)

Perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan intruksi pembatasan

gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak selama penggunaan alat bantu

eksternal,pembatasan gerakan volunteer, atau kehilangan fungsi motorik.

Diperkirakan penyakit stroke dari 5000 orang Amerika terkena serangan stroke setiap

(8)

semenjak terkena serangan sehingga menempatkan stroke sebagai penyebab kematian ketiga

terbesar di amerika serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Setengah jumlah dari

penderita stroke masih mampu bertahan hidup pada tahun pertama setelah terkena serangan

tersebut dan 90% penderita stroke permanen. Mulai dari yang tergolong ringan seperti

menderita sedikit pincang atau agak lemah sampai dengan yang mengalami kelumpuhan

total. Ada beberapa macam stroke terdiri dari stroke hemoragic dan non hemoragic. Banyak

masyarakat luas hanya memahami stroke non hemoragi dari pada hemoragi. Stroke

hemoragic umunya terjadi pada penderita darah tinggi karena menyebabkan perdarahan otak

pecah. Untuk mencegah komplikasi dan masalah lain maka di perlukan adanya pelayanan

kesehatan yang memadai kepada masyarakat, asuhan keperawatan, serta peran keluarga untuk

memotivasi agar klien semangat dalam melawan penyakit yang di deritanya.

Penulis mengambil kasus dari latar belakang tersebut sebagai penyusunan laporan dan

pengambilan judul “ Asuhan keperawatan pada Tn.A dengan kebutuhan dasar gangguan

mobilisasi”.

B. Tujuan

1. TujuanUmum

Untuk merawat pasien dengan masalah mobilisasi pada Tn.A di DesaHarjosari II

Lingkingan 7 Kecamatan Medan Amplas

2. TujuanKhusus

1. Mendeskripsikan konsep gangguan Imobilisasi

2. Menyusun asuhan keperawatan dengan diagnosa gangguan mobilisasi

3. Manfaat

1. Responden

(9)

2. Peneliti

Dapat menambahkan pengetahuan tentang intervensi terhadapgangguan

mobilisasi serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis.

3. Tenaga Kesehatan

Masukan agar tenaga kesehatan lebih bertanggung jawab dalam memberikan

kontribusi penangan mobilisasi pada klien.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk

meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa D3

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Pengasuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Mobilitas

Kebutuhan aktifitas merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan aktifitas

bergerak.Kebutuhan ini diatur oleh beberapa system atau organ tubuh diantarnya,

tulangotot, tendon, ligament, system saraf, dan sandi.Mobilisasi atau mobilitas

merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur

dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan aktivitas dalam memepertahankan

ataupun meningkatkan tingkat kesehatan.

Imobilisasi atau gangguan mobilitas definisi dari NANDA, merupakan suatu

keadaan ketika seseorang mengalami resiko keterbatasan gerak fisik.(Riyadi, 2015).

Jenis – jenis mobilitas dan imobilitas sebagai berikut (Riyadi, 2015)

1. Jenis-jenis mobilitas

a. Mobilitas penuh

Mobilitas penuh adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan

secara penuh dan bebas sehingga mereka dapat melakukan aktivitas

fisiknya,berinteraksi secara sosial, dan dapat menjalankan perannya

sehari-hari. Untuk mengontrol seluruh area tubuh seseorang dalam melakukan

mobilitas penuh ini dapat terjadi atas peran saraf motorik volunteer dan

sensorik

(11)

Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang dalam bergerak dengan

batasan jelas dan tida4k mampu bergerak bebas, karena terjadi gangguan pada

saraf motorik atau sensorik pada tubuhnya. Kondisi tersebut dapat di jumpai

pada seseorang yang mengalami cedera atau patah tulang dengan pemasangan

traksi. Pada pasien dengan paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada

ekstrimitas bawahnya karena kehilangan control motorik dan sensorik.

Mobilitas sebagian ini ada dua jenis, yaitu

1. Mobilitas sebagai temporer adalah kemampuan seseorang dalam bergerak

dengan batasnya yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan

karena adanya trauma reversible pada system musculoskeletal, misalnya

terjadinya dislokasi sendi dan tulang.

2. Mobilitas sebagai permanen adalah kemampuan seseorang dalam bergerak

dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal ini disebabkan karena

rusaknya system saraf yang reversibel, misalnya terjadi hemiplegia karena

stroke, paraplagi karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena

terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

2. Jenis-jenis imobilitas

a. Imobilitas fisik

Adalah pembatasan untuk bergerak secara fisik untuk mencegah terjadi

gangguan komplikasi pergerakan.

b. Imobilitas intelektual

Adalah keadaan pada saat seseorang mengalami keterbatasan daya piker.

c. Imobilitas emosional

Adalah keadaan pada saat seseorang mengalami pembatasan secara emosional

(12)

d. Imobilisasi sosial

Adalah keadaan dimana seseorang yang sedang mengalami hambatan dalam

melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat

mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilitas adalah

1. Gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang,karena

gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

2. Proses penyakit sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam

mobilisasi karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.

3. Kebudayan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.

4. Tingkat energi merupakan sumber seseorang untuk melakukan aktivitas. Agar

seseorang dapat melakukan aktivitas dengan baik dan maksimal, maka

dibutuhkan energi cukup.

5. Usia dan status perkembangan terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada

masing-masing tingkat usia. Hal tersebut di karenakan kemampuan atau

kematangan fungsi gerak sejalan dengan perkembangan usia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan imobilisasi adalah

gangguan musculoskeletal yang meliputi, pengaruhi otot, atrofi, penurunan stabilitas,

pengaruhi ke skelet, kontraktur sendi (Riyadi,2015)

1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari sebagian sumber data untuk

(13)

merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang akurat,lengkap,sesuai dengan

kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnose

keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon

individu,sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari

ANA (American Nursing Assocation) (Nursalam, 2009)

Menurut Hidayat 2012, pengkajian pada kebutuhan mobilisasi dan imobilisasi

meliputi riwayat sekarang, penyakit terdahulu, kemampuan fungsi motorik,

kemampuan mobilitas, kemampuan rentang gerak, perubahan intoleransi aktifitas,

kekuatan otot, gangguan koordinasi, dan perubahan psikologi. Penjelasan tentang

bagian dari pengkajian adalah sebagai berikut.

a. Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi

keluhan/gangguan dalam mobiltas dan imobilitas seperti adanya nyeri saat

melakukan pergerakan, kelemahan otot,kelelahan,tingkat mobilitas dan

imobilitas,daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya

gangguan mobilitasi.

b. Riwayat pengkajian penyakit terdahulu

Pengkajian riwayat pengkajian yang berhunbungan degan pemenuhan kebutuhan

mobilitas,misalnya adanya riwayat system neurologi (cerebroveskule,trauma

kepala,peningkatan tekanan intracranial,cedera madula spinalis,dan lain-lain).

(14)

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai

kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindahan secara

mandiri.

d. Kemampuan Mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai

kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa

bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Tingkat Aktivitas/ Mobilitas

Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawas orang lain.

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawas orang lain, dan peralatan.

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.

e. Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan, latihan,

dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan jumlah

maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga

potongan tubuh: sagittal, frontal, dan transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak

(range of motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti: kepala (leher spinal servikal),

bahu, siku, lengan, jari-tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki(lutut,

(15)

f. Perubahan Intoleransi Aktivitas

Pengkajian intoleransi yang berhubungan dengan perubahan pada sistem

pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thoraks, Gerak Sendi Derajat Rentang

Normal

Bahu

Abduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas.

180

Siku

Fleksi: Angkat lengan bawah kearah depan dan ke arah atas menuju bahu.

150

Pergelangan tangan

Fleksi: Tekuk jari-jari tangan kearah bagian dalam lengan bawah.

Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin. Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.

Adduksi: Tekuk pergelangan tangan kearah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas.

80-90

Fleksi: Buat kepala tangan. Ekstensi: Luruskan jari.

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.

Abduksi: Kembangkan jari tangan. Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi.

90 90 30

(16)

adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat repirasi dan sistem

kardiovaskuler seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya

trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan

posisi.

g. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Dalam pengkajian kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau

tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan:

Skala Persentase Kekuatan Normal

Karakteristik

0 1

2

3

4

5

0 10

25

50

75

100

Paralisis sempurna.

Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat. Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan. Gerakan yang normal melawan gravitasi.

Gerakan penuh yang normal

melawan gravitasi dengan melawan tahanan minimal.

Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh.

h. Perubahan Psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan

mobilitas dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,

(17)

2. ANALISA DATA

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil

konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang

perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya

serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter &

Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan

tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan

data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien.Selanjutnya data dasar

tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.

Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment),

selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),serta pengkajian

ulang untuk menambah atau melengkapi data (re-assessment) (Potter & Perry, 2005).

Tujuan Pengumpulan Data :

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.

3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.

Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah

(18)

Tipe Data :

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan

kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,

perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.Misalnya tentang nyeri, perasaan

lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu (Nursalam, 2009).

2. Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera

(lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.Misalnya frekuensi nadi,

pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Nursalam, 2009).

Dan terdiri dari tiga karakteristik data sebagai berikut:

a. Lengkap

Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien

yang adekuat.Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus

mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan

hal-hal sebagai berikut: Apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau

disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang

patologis?Bagaimana respon pasien mengapa tidak mau makan (Nursalam,

2009).

b. Akurat dan Nyata

Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar

tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada

tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila

perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah

(19)

mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup

mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien

berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan

perawat.Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi

berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan bukan data

yang aktual.Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi

pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian

(Nursalam, 2009).

c. Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data

yang harus dikumpulkan.Kondisi seperti ini bisa diantisipasi Dengan membuat

data komprehensif tetapi singkat dan jelas (Nursalam, 2009). Dengan mencatat

data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap

masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri

dari:

i. Sumber data primer

Pasien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali

informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien (Nursalam,

2009).

ii. Sumber data sekunder

Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti,

orangtua, suami dan istri, anak, dan dan teman pasien.Jika pasien mengalami

gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun,

misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar (Nursalam, 2009).

(20)

a. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.

Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi

yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan (Nursalam, 2009).

b. Riwayat penyakit

Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat

penyakit yang diperoleh dari terapis.Informasi yang diperoleh adalah

hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk

menentukan rencana tindakan keperawatan (Nursalam, 2009).

d. Konsultasi

Terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,

khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan

melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu

menegakkan diagnosa. (Nursalam, 2009)

e. Hasil pemeriksaan diagnostik

Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan

perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan

pasien.hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi

keberhasilan dari tindakan keperawatan (Nursalam, 2009).

f. Perawat lain

Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus

meminta informasi kepada perawat yang telah merawat pasien sebelumnya

(Nursalam, 2009).

g. Kepustakaan

Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literature yang

(21)

3. RUMUSAN MASALAH

Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi fisik harus aktual dan potensial

berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi

keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran

tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (Potter & Perry, 2006).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi (NANDA

dalam Potter & Perry, 2006) yaitu:

1. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kesejajaran tubuh yang buruk dan

penurunan mobilisasi.

2. Risiko cedera yang berhubungan dengan ketidaktepatan mekanika tubuh, ketidaktepatan

posisi dan ketidaktepatan pemindahan yang buruk.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan statis sekresi paru dan

ketidaktepatan posisi tubuh.

4. Ketidakefektifas pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pengembangan paru,

dengan penumpukan sekresi paru ketidakpatenan posisi tubuh.

5. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan pola nafas tidak simetris, penurunan

pengembangan paru dan penumpukan sekresi paru.

6. Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan

keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan kulit, dan gaya gesek.

7. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, risiko

infeksi dan retensi urin.

8. Risiko infeksi yang berhubungan dengan statisnya sekresi paru, kerusakan integritas

kulit, dan statisnya urine.

9. Inkontinensia total yang berhubungan dengan perubahan pola eliminasi dan keterbatasan

(22)

10. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pengurangan tingkat

aktivitas dan isolasi sosial.

11. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan pengurangan tingkat

aktivitas dan isolasi sosial.

12. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi dan

ketidaknyamanan.

4. PERENCANAAN

Perencanan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalah yang diindentifikasi pada diagnosa keperawatan.Tahap ini dimulai

setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Perawat

menggunakan proses pemecahan masalah untuk memprioritaskan masalah klien dan

mendapatkan intervensi keperawatan dan pengaturan permasalahan tiap-tiap klien dan

pelaksaan keperawatan untuk mengobati keadaan klien (Nursalam, 2009).

Pasien berisiko bahaya dikaitkan ketidaktepatan kesejajaran tubuh dan gangguan

mobilisasi,membutuhkan cara keperawatan langsung melalui pemberian posisi secara actual

atau potensial serta kebutuhan mobilisasi(Potter and perry, 2006). Rencana asuhan

keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan sebagai berikut :

1. Menunjukan tingkat mobilisasi di tandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik

individu yaitu mampu merawat diri sendiri secara penuh,memerlukan penggunaan alat,

memerlukan bantuan atau pengawasaan orang lain,dan peralatan,sangat tergantung dan

tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam keperawatan.

2. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi.

3. Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat.

(23)

5. Mengurangi cedera pada system kulit dan musculoskeletal dan ketidaktepatan mekanika

atau kesejajaran.

6. Mencapai ROM penuh atau optimal

7. Mencegah kontraktur

8. Mempertahankan kepatenan jalan napas

9. Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal

10. Memobilsasikan sekresi jalan napas

11. Mempertahankan fungsi kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, sistem perkemihan.

12. Meningkatkan toleransi aktivitas

13. Mencapai pola eliminasi normal

14. Mempertahankan pola tidur normal

15. Mencapai stimulasi fisik dan mental

16. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri

(24)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI LINGKUNGAN

1. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.A

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 63 tahun

Status Perkawinan : Nikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln.Bajak VI barat no.24B Medan

Tanggal Masuk RS : -

No. Registier : -

Ruangan/kamar : -

Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18-5-2015

Tanggal Operasi :

Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoregik

2. KELUHAN UTAMA

(25)

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya : -

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : -

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan : -

2. Bagaimana dilihat : -

C. Region

1. Dimana lokasinya : -

2. Apakah menyebar : -

D. Severity : -

E. Time : -

4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah di alami

Tidak ada penyakit masa lalu

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Tidak ada melakukan pengobatan apapun

C. Pernah dirawat/dioperasi

Tidak ada di rawat/di operasi

D. Lama dirawat

Tidak ada

E. Alergi

Tidak ada alergi

F. Imunisasi

(26)

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Ibu memiliki riwayat penyakit DM selama 2tahun

B. Saudara kandung

Tidak ada riwayat penyakit

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada

E. Anggota keluarga yang meninggalnya

Tidak ada

F. Penyebab meninggal

6. RIWAYAT OBSTETRIK

Klien anak ke 5 , klien lahir dengan cara normal

7. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan pasrah terhadap penyakitnya

B. Konsep diri

- Gambaran diri : Pasien merupakan anak ke 5

- Ideal diri : Pasien tidak ada niat untuk sembuh

- Harga diri : Pasien merasa di perhatikan oleh keluarganya

- Peran diri : Di keluarganya pasien berperan sebagai ayah dan

kakek

- Identitas : Selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu

(27)

C. Keadaan emosi

Pasien sangat emosional pada saat di ajak terapi di rumah

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti : Orang tua

- Hubungan dengan keluarga : Baik

- Hubungan dengan orang lain : Baik

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : Kurang baik

- Kegiatan ibadah : Klien tidak pernah beribadah di karenakan

sakit yang di deritanya.

8. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Supor

- Penampilan : Rapi

- Pembicaraan : Keras

- Alam perasaan : Putus asa

- Afek : Tidak sesuai

- Intraksi selama wawancara : Kontak mata bagus

- Proses pikir : Cepat

- Isi pikir : Normal

(28)

9. Pemeriksaan fisik head to toe

A. Keadaan umum

Klien hanya bisa duduk di kursi roda dan tidak bisa beraktivitas

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37 C

- Tekanan darah : 130/80 mmHg

- Nadi : 85 x/menit

- Pernafasan : 20 x/menit

- Skala nyeri : tidak diukur

- TB : 175 cm

- BB : 65 kg

C. Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : simetris dan oval

- Ubun-ubun : teraba

- Kulit kepala : bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan keadaannya bersih

- Bau : tidak ada bau khas

- Warna kulit : putih

Wajah

- Warna kulit : putih

- Struktur wajah : oval, simetris

Mata

(29)

- Palpebra : Tidak Ptosis

- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva (tidak Anemis)

dan Sklera (tidak Icterus)

- Pupil : Ishokor reflek terhadap cahaya

- Cornea dan Iris : Tidak ada katarak dan

Peradangan

Hidung

- Tulang Hidung dan posisi septum nasi : Normal dan Simetris

- Lubang Hidung : Normal, Simetris

- Cuping Hidung : Terkadang tampak

menggunakan

cuping dalam

bernafas

Telinga

- Bentuk telinga : Normal, Simetris

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang telinga : Normal

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa kering dan pucat

- Keadaan Gusi dan Gigi : Gigi sudah mulai tidak ada

- Keadaan Lidah : baik

Leher

(30)

- Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

- Suara : Normal

- Kelenjar Limfae : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

- Vena Jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.

- Denyut nadi karotis : Normal

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : bersih

- Warna : putih

- Turgor : normal

- Kelembabn : Kering

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Normal, Simetris

- Warna payudara dan areola : Kecoklatan

- Kondisis payudara dan putting : Normal, baik

- Produksi ASI : Tidak ada

- Aksilla dan clavicula : Tidak ada

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : normal

- Pernafasan : 20 x/menit

- Tanda kesulitan bernafas : tidak ada

Pemeriksaan Paru

- Palpasi getaran suara : Merata

- Perkusi : Resonan

(31)

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : Tidak ada pembengkakan

- Palpasi : Tidak ada kelainan

- Perkusi : Dullness

- Auskultasi : tidak dilakukan

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi : Simetris, tidak terdapat benjolan

- Auskultasi : tidak dilakukan

- Palpasi : normal

Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya

- Genitelia (rambut pubis,lubang uretra) : Normal

- Anus dan perineum : Normal

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas

- Kesimetrisan otot : otot simetris

- Edema : tidak terdapat edema

Pemeriksaan Neurologi

- Nervus olfaktorius/N I :

pasien mampu membedakan aroma parfrum dan kopi.

- Nervus optikus/NII :

Ada masalah pada ketajaman pengelihatan

- Nervus okulomotarius/NIII,Trochlearis/N IV,abdusen/ N VI :

Ptosis (-), pupil isokor, gerakan mata kesegalah arah.

- Nervus trigeminus/N V

Klien mampu merasakan sentuhan dan ketajaman tumpul, panas – dingin

(32)

Klien mampu membedakan rasa manis dan asam

- Nervus vestibulocochlearis / N VIII

Tidak ada masalah dengan ketajaman pendengaran pasien

- Nervus gloossoparingeus / N IX, vagus / N X

Tidak ada gangguan menelan, suara pengucapan huruf tidak jelas.

- Nervus asesorius / N XI

Tn.A tidak bisa menggerakan bahu sebelah kanan dan tekanan

- Nervus Hipoglossus / N XIII

Tidak ada masalah pada otot lidah pasien

10. POLA KEBERSIHAN SEHARI-HARI

I.Pola Makan dan Minum

- Frekuensi makan/hari : 3 x/hari

- Nafsu dan selera makan : baik dan normal

- Nyeri ulu hati : -

- Alergi : tidak ada alergi

- Mual dan Muntah : tidak ada mual dan muntah

- Waktu pemberian Makan : tidak menentu

- Jumlah dan jenis makanan : Banyak dan memilih makanan

- Waktu pemberian caira/minum : sesuai dengan kebutuhan pasien

- Masalah makanan dan minum : reflex menghisap baik

II. Perawatan diri / Personal hygine

-Kebersihan tubuh : tubuh pasien terlihat bersih

-Kebersihan gigi dan mulut : kurang baik dan gigi tidak lengkap

(33)

III. Pola kegiatan/Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

IV. Pola Eliminasi

1.BAB

- Pola BAB : 1-2 x/hari

- Karakter feses : Kuning keras dan tidak ada bau khas

- Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan

- BAB terakhir : Siang hari

- Diare : Tidak ada diare

- penggunaan Laktasif : Tidak ada menggunakan laktasif

2.BAK

- Pola BAK : tidak tentu

- Karangkter urin : kuning berbau khas

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: tidak ada

- Penggunaan diuretik : Tidak menggunkan uretik

(34)

ANALISA DATA sulit untuk menggerakkan kaki kiri dan tangan kiri DO:

- pasien tidak dapat berjalan - sebagian besar

aktivitas pasien dibantu oleh keluarga TD: 130/80 mmHg.

HR: 85x/menit. RR: 20x/menit.

DS: -

DO: - Klien mengalami kelemahan pada ektrimitas sebelah kanan.

- Klien tidak mampu melakukan perawatan diri seperti mandi,eliminasi,makan, minum,personal hygine

Stroke

Gangguan musculoskeletal

Hilangnya fungsi dan bagian yang lemah

Keterbatasan pergerakan

Keterbatasan gangguan imobilisasi

Ketidakmampuan melakukan

perawatan diri mandi,

eliminasi,makan, minum,personal hygine

Hambatan mobilitas fisik

(35)

MASALAH KEPERAWATAN

1. Hambatan imobilitas fisik

2. Defisit perawatan diri mandi,eliminasi,makan, minum,personal hygine

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan ekstremitas atas dan bawah

ditandai dengan pasien tidak dapat berjalan, hanya bisa duduk di kursi roda, dan

secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh keluarga, TD: 130/80

mmHg, HR: 85x/menit, RR: 20x/menit.

2. Defisit perawatan diri mandi,eliminasi,makan, minum,personal hygine b/d gangguan

mobilisasi d/d pasien tidak mampu melakukan kebersihan diri secara

(36)

PERENCANAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mampu melakukan mobilitas fisik, baik ditempat tidur, dengan kemampuannya secara mandiri setiap hari.

Kriteria Hasil:

1. Pasien dapat melakukan latihan rentang gerak pada sendi/ ektremitas yang lemah secara mandiri.

2. Bergerak sendiri di tempat tidur atau memerlukan bantuan minimal pada tingkat yang realistis.

3. Menunjukkan peningkatan mobilitas fisik. Rencana Tindakan Rasional

Selasa 19 Mei 2015

Dx 1 1. Monitor tanda-tanda vital.

2. Ubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Dukung latihan ROM aktif.

4. Instruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan

kemampuannya.

5. Susun rencana spesifik, seperti menempatkan pasien di tempat tidur atau kursi, cara-cara memindahkan/ mengubah posisi pasien, jumlah personil yang dibutuhkan untuk memobilisasi pasien dan peralatan eliminasi yang diperlukan (misal, pispot).

1. Kelumpuhan otot mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas.

2. Menurunkan resiko terjadinya

trauma/iskemia jaringan.

3. Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur dan meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi.

4. Meningkatkan kemampuan aktivitas mandiri pasien, harga diri, dan peran diri pasien sehari-hari. 5. Mencegah terjadinya

(37)

Hari / Tanggal

No.DX Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien mampu melakukan mobilisasi fisik, baik di tempat tidur,dengan kemampuannya secara mandiri setiap hari.

Kriteria Hasil:

1.Pasien akan mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene mulut, eliminasi,makan, minum.

2.Pasien mampu membersihkan dan mengeringkan tubuh. 3.Pasien mampu melakukan perawatan mulut.

Intervensi Rasional Selasa 19

Mei 2015

Dx 2 1. Kaji kemampuan untuk menggunakan alat bantu.

2. Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari. 3. Kaji kondisi kulit saat

mandi.

4. Pantau adanya

perubahan kemampuan fungsi.

5. Pantau kebersihan kuku, berdasarkan

kemampuan perawatan diri pasien.

6. Ajarkan pasien/keluarga penggunaan metode alternatif untuk mandi dan hygiene mulut. 7. Anjurkan klien untuk

makan dan minum sesuai kebutuhan klien. 8. Dukung kemandirian

dalam melakukan mandi dan hygiene mulut, bantu jika diperlukan.

9. Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

1. Untuk mempersiapkan alat bantu.

2. Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.

3. Mengetahui adanya luka.

4. Memandirikan pasien. 5. Agar kuku pasien

bersih.

6. Meningkatkan pengetahuan pasien. 7. Memberikan asupan

gizi sesuai kebutuhan. 8. Memandirikan pasien. 9. Menambah

(38)

PELAKSANAN KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi

Selasa 19 Mei 2015

Dx 1 1. Memonitor tanda-tanda vital TD: 130/80 mmHg.

HR: 85x/menit. RR: 20x/menit.

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

5. Menyusun rencana spesifik, yaitu

menempatkan pasien di tempat tidur atau kursi, cara-cara

memindahkan/ mengubah posisi pasien, jumlah personil yang dibutuhkan untuk memobilisasi pasien dan peralatan eliminasi yang diperlukan (misal, pispot).

S: pasien mengatakan sulit untuk

menggerakkan tangan dan kaki kirinya. O:

- Pasien tidak dapat berjalan.

- Duduk di kursi roda - TD: 130/80 mmHg.

HR: 80x/menit. RR: 20x/menit. .

A: Masalah beelum teratasi seperti hambatan mobilitas.

P: Intervensi

dilanjutkan.seperti mengajari klien latihan ROM aktif

Dx 2

1. Mengakaji pola kebutuhan personal hygiene (mandi dan kebersihan mulut) pasien.

2. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan pasien.

3. Menganjurkan untuk menggunakan sampo untuk membersihkan

rambut.

4. Menganjurkan untuk menggosok gigi dengan benar.

S: Pasien mengatakan tidak mampu mandi sendiri.

O:

- Rambut pasien bersih.

- Gigi pasien bersih. - Badan segar. - Kulit bersih dan

(39)

5. Membantu pasien mengganti pakaian.

6. Menganjurkan klien untuk makan dan minum sesuai kebutuhan dan bergizi

7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

A: Masalah belum teratasi sebagian seperti mandi, eliminasi,makan, minum,personal hygine yang masih di bantu keluarga.

P: Intervensi dilanjutkan seperti

menganjarkan pasien untuk melakukan

Dx 1 1. Monitor Tanda-tanda Vital:

TD: 130/80 mmHg. HR: 85x/menit. RR: 20x/menit.

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

5. Menggunakan ahli terapi fisik (fisioterapi) sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien.

S: pasien mengatakan sudah mulai bisa menggerakkan kaki kanannya setelah dibawa ke fisioterapi. O:

- Pasien belum dapat berjalan. - TD: 130/80

mmHg.

HR: 80x/menit. RR: 20x/menit. T: 36,8ºC. A: Masalah belum

teratasi sebagian seperti

menggerakan kaki secara normal P: Intervensi

dilanjutkan seperti melatih ROM

Rabu 20 Mei 2015

Dx 2 1. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara

memandikan pasien.

S: Pasien mengatakan badannya wangi dan segar.

(40)

2. Menganjurkan pasien untuk menggunkan sampo pada rambut.

3. Menganjurkan pasien untuk menggosok gigi dengan benar.

4. Membantu pasien mengganti pakaian.

5. Memberikan

pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

6. Menganjurkan klien untuk makan dan minum sesuai

kebutuhan dan bergizi

- Rambut pasien bersih.

- Gigi pasien bersih. - Badan segar. - Kulit bersih dan

tidak lengket. - Pasien mau

diajari cara menggosok gigi yang benar. A: Masalah belum

teratasi sebagian karena masih di bantu keluarga.

P: Intervensi dilanjutkan mengajarkan klien untuk mandiri.

Kamis 22 Mei 2015

Dx 1 1. Monitor Tanda-tanda Vital:

TD: 130/80 mmHg HR: 80x/menit RR: 20x/menit.

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

5. Menggunakan ahli terapi fisik (fisioterapi) sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien

S: pasien mengatakan sudah mulai bisa mengangkat tangan dan kaki kananya

perlahan –lahan O:

- pasien belum dapat berjalan - terbaring lemah

di tempat tidur - duduk di kursi

roda

- TD: 130/80 mmHg

HR: 80x/menit RR: 20x/menit A: Masalah belum teratasi seperti mengangkat dan menggerakan secara normal.

(41)

melatih ROM Kamis, 22

Mei 2015

Dx 2 1. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara

memandikan pasien.

2. Menganjurkan pasien untuk menggunkan sampo pada rambut.

3. Menganjurkan pasien untuk menggosok gigi dengan benar.

4. Membantu pasien mengganti pakaian.

5. Memberikan

pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

6. Menganjurkan klien untuk makan dan minum sesuai

kebutuhan dan bergizi

S: Pasien belum dapat mandi sendiri dan pasien

- Rambut pasien bersih.

A: Masalah belum teratasi sebagian belum bisa membersihkan tubuhnya dan makan secara sendiri. P: Intervensi

dilanjutkan melatih klien untuk

melakukan kebersihan tubuh secara normal. Jumat 23

Mei 2015

Dx 1 1. Monitor Tanda-tanda Vital:

TD: 140/80 mmHg HR: 80x/menit RR: 22x/menit

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas

S: - O:

- pasien masih belum dapat berjalan

- terbaring lemah di tempat tidur - hanya duduk di

kursi roda - TD: 140/80

mmHg

HR: 80x/menit RR: 22x/menit A: Masalah belum

(42)

sesuai dengan kemampuannya.

5. Menggunakan ahli terapi fisik (fisioterapi) sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien.

sebagianberjalan dan

menggerakan tangn dan kaki secara normal.

P: Intervensi dilanjutkan seperti melatih ROM

Jumat 23 Mei 2015

Dx 2 1. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara

memandikan pasien.

2. Menganjurkan pasien untuk menggunkan sampo pada rambut.

3. Menganjurkan pasien untuk menggosok gigi dengan benar.

4. Membantu pasien mengganti pakaian.

5. Memberikan

pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

S: Pasien mengatakan belum dapat mandi sendiri. O:

- Rambut pasien bersih.

A: Masalah belum teratasi sebagian melakukan kebersihan tubuh dan makan secara mandiri. P: Intervensi

(43)

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Tn.A, ada dua prioritas masalah

keperawatan yang ditemukan yaitu Hambatan mobilitas fisik dan defisit perawatan

diri mandi. Diagnosa keperawatan prioritas adalaha hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kelemahan ekstremitas atas dan bawah ditandai dengan pasien

tidak dapat berjalan, hanya bisa duduk di atas kursi roda, dan secara umum aktivitas

pasien sebagian besar dibantu oleh keluarga mobilisasi 3, TD: 130/80 mmHg, HR:

85x/menit, RR: 20x/menit. Kemudian dilakukan implementasi berdasarkan intervensi

yang direncanakan selama lima hari dan hasil evaluasi diperoleh pasien masih belum

dapat berjalan, duduk di atas kursi roda,sebagian besar aktivitas pasien dibantu oleh

keluarga dengan TD: 130/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit

B. Saran

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat lebih optimal dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan

dasar mobilisasi sehingga dapat mencegah masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang

lebih buruk. Diperlukan dokumentasi intervensi dan implementasi agar ada sinkron

antara perawat di masing-masing.

(44)

Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan, penerapan, dan

pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan

dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah

referensi tentang pemahaman kebutuhan mobilisasi, serta pada mahasiswa dapat

memahami kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A. A. (2009). Pengantar kebutuhan dasar manusia 2. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.

Potter & Perry (2005).Fundamental keperawatan.Edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Riyadi,S (2015). Kebutuhan dasar manusia aktivitas istirahat diagnose NANDA. Jakarta: Gosyen

Publishing

Nursalam(2001). Proses dan dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

(46)

LAMPIRAN I

CATATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ Tanggal

No. Dx

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Salasa 19

1. Memonitor tanda-tanda vital TD: 130/80 mmHg.

HR: 85x/menit. RR: 20x/menit.

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

5. Menyusun rencana spesifik, yaitu

menempatkan pasien di tempat tidur atau kursi, cara-cara memindahkan/ mengubah posisi pasien, jumlah personil yang dibutuhkan untuk memobilisasi pasien dan peralatan eliminasi yang diperlukan (misal, pispot).

S: pasien mengatakan sulit untuk

menggerakkan tangan dan kaki kirinya.

O:

- Pasien tidak dapat berjalan. - Duduk di kursi

roda

- TD: 130/80 mmHg.

HR: 80x/menit. RR: 20x/menit. .

A: Masalah beelum teratasi seperti hambatan mobilitas.

P: Intervensi

dilanjutkan.sepert i mengajari klien latihan ROM aktif

1. Mengakaji pola kebutuhan personal hygiene (mandi dan kebersihan mulut) pasien.

2. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan pasien.

3. Menganjurkan untuk menggunakan sampo untuk membersihkan rambut.

4. Menganjurkan untuk menggosok

S: Pasien mengatakan tidak mampu mandi sendiri.

O:

- Rambut pasien bersih.

- Gigi pasien bersih. - Badan segar. - Kulit bersih dan

(47)

10.00 WIB

11.00 WIB

gigi dengan benar.

5. Membantu pasien mengganti pakaian.

6. Menganjurkan klien untuk makan dan minum sesuai kebutuhan dan bergizi

7. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

A: Masalah belum teratasi sebagian seperti mandi, eliminasi,makan, minum,personal hygine yang masih di bantu keluarga.

P: Intervensi dilanjutkan seperti

menganjarkan pasien untuk melakukan kebersihan

tubuhnya sendiri.

Rabu 20

1. Monitor Tanda-tanda Vital:

TD: 130/80 mmHg. HR: 85x/menit. RR: 20x/menit.

2. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam.

3. Mendukung latihan ROM aktif pada tangan dan kaki kanan pasien.

4. Menginstruksikan pasien pada aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

5. Menggunakan ahli terapi fisik (fisioterapi)

sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien.

(48)

P: Intervensi dilanjutkan

seperti

1. Membantu pasien dalam menjaga kebersihan badannya dengan cara memandikan pasien.

2. Menganjurkan pasien untuk menggunkan sampo pada rambut.

3. Menganjurkan pasien untuk menggosok gigi dengan benar.

4. Membantu pasien mengganti pakaian.

5. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.

6. Menganjurkan klien untuk makan dan minum sesuai kebutuhan dan bergizi

S: Pasien

diajari cara menggosok

Referensi

Dokumen terkait

Figure 4 and 5 show the result of path finding within the Doha WTC building in Qatar. There is a hazard event, e.g. fire, located on the ground floor. A mesh generated in the

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas

The estimation of the reflectance from the images is a complex inverse problem in the general case (non-Lambertian materials, any geometry), because the total irra- diance at a point

 Infeksi : hasil interaksi antara mikroorganisme dengan inang rentan yang terjadi melalui suatu transmisi baik melalui darah, udara atau kontak langsung..  Penyakit menular :

In most reconstruction/texture mapping work relying on mobile imagery, the problem of visibility computation is raised but of- ten not explicitly tackled, so we guess that the

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam, dam

The disposal of the solid wastes in landfill sites should be properly monitored by analyzing samples from soil, water, and landfill gases within the landfill