SKRIPSI
ANNA TRESIA BR.S.DEPARI
STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
(GGK) DENGAN HIPERTENSI
(Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dah hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Studi Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK)
dengan Hipertensi” (Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang).
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
dalam memperoleh gelar sarjana farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Keberhasilan dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan doa dari
berbagai pihak, untuk itu peneliti memberikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Tri Lestari Handayani, SKp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Uswatun Chasanah, Dra., Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah memberikan semangat kepada Farmasi Angkatan 2008.
3. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah membimbing, memberi saran, dan memotivasi peneliti dalam
penyusunan skripsi ini maupun selama menempuh pendidikan di Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.
4. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS. selaku Dosen Pembimbing II dan
Dosen Wali yang telah membimbing, memberi saran, dan memotivasi
peneliti dalam penyusunan skripsi ini maupun selama menempuh
pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Ibu Nailis Syifa, S.Farm., Apt., MSc. dan Ibu Annisa Farida Muti,
S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
v
6. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., SpFRS selaku dosen yang telah
memberikan nasehat dan motivasi kepada Farmasi Angkatan 2008 sampai
terselesaikannya skripsi ini.
7. Yang tercinta Mama (Rosalia B.) dan Papa (K. Herik Sembiring) yang
tidak terkira jasanya dalam mendidik peneliti dari kecil hingga dewasa
dengan penuh kasih sayang, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk
kesuksesan anak-anaknya sehingga peneliti dapat mencapai pendidikan
Farmasi nya dengan baik.
8. Kakak Nurelya dan adik-adik tercinta (Nicolaus dan Christina) yang telah
memberi dorongan pada peneliti agar lebih semangat dari awal hingga
akhir dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
9. Bapak Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, SpS. SpBS, M.Hum selaku ketua
Komisi Etik Penelitian Kesehatan di RSU Saiful Anwar Malang yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi di
RSU Saiful Anwar Malang.
10. Pegawai-pegawai Dikti dan RMK di RSU Saiful Anwar Malang yang
telah membantu peneliti selama melaksanakan penelitian di RSU Saiful
Anwar Malang.
11. Seluruh Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan
membagi ilmu pengetahuan selama peneliti menempuh pendidikan di
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
12. Seluruh Karyawan Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang dan petugas perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Malang kampus 2 yang memberikan pelayanan dan
bantuan selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
13. Seluruh keluarga besar Mama di Bajawa-Flores-NTT dan Malang beserta
keluarga besar Papa di Medan.
vi
15. Teman-teman SKS (Sistem Kebut Semalam) dan juga penyemangat buat
peneliti, Ismi, Kipli, Nisa, Nia, Nur, Ida, Bayu, dan teman-teman lainnya.
16. Teman-teman Farmasi angkatan 2008 yang telah membantu dan
mendukung selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Semoga Tuhan menyertakan kasih sayangNya, kebahagiaan dan
kesuksesan dalam kehidupan kita semua.
17. Teman-teman yang mengejar deadline skripsi klinik, PD, Tuti, Aya, Reni,
Ita, Joe, Yugo, Eka, Alfian, Silvi, dll.
18. Orang- orang yang meragukan peneliti selama bertahun terakhir, atas
keraguan Anda semua sehingga menjadi salah satu penyemangat bagi
peneliti untuk membuktikan kekeliruan tersebut.
Akhir kata, peneliti menyampaikan terima kasih dan mohon maaf pada
semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu peneliti
berharap adanya masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Malang, 19 Juli 2012
Peneliti,
vii
RINGKASAN
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal yang dapat diketahui dari biopsi ginjal atau dari marker kerusakaannya dengan ditandai penurunan laju GFR <60 ml/menit/1,73 m2 dalam waktu tiga bulan. Penurunan fungsi ginjal menyebabkan kerusakan struktur irreversible nefron yang ada. Data Amerika Serikat menunjukkan prevalensi penyakit GGK pada tahun 1988-1994 meningkat dari 10,0% menjadi 13,1% pada tahun 1999-2004, sedangkan di Indonesia prevalensi GGK dari beberapa pusat nefrologi diperkirakan berkisar 100–150/1 juta penduduk.
Kerusakan ginjal merupakan penyebab heterogen, sehingga kerusakan ginjal diawali oleh suatu penyakit utama yang mempengaruhi ginjal. Penyakit tersebut adalah hipertensi dan diabetes melitus. Paparan salah satu dari faktor inisiasi dapat mengurangi massa nefron. Hipertofri nefron mengkompensasi hilangnya fungsi ginjal dan massa nefron. Hipertrofi dapat mengarah pada pengembangan hipertensi intraglomerular, yang dimediasi oleh angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor dari aferen dan arteriol eferen, namun lebih sering mempengaruhi arteriol eferen yang menyebabkan peningkatan tekanan kapiler glomerulus dan meningkatkan fraksi filtrasi. Pengembangan hipertensi intraglomerular biasanya dengan pengembangan hipertensi arteri sistemik. Angiotensin II juga dapat memediasi perkembangan penyakit ginjal.
Progresifitas penyakit GGK dapat diatasi dengan pemberian terapi yang mengawali penyakit GGK tersebut, salah satunya adalah antihipertensi. Pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas penyakit ginjal itu sendiri. Golongan antihipertensi untuk mengatasi GGK dengan hipertensi , yaitu ACE inhibitors, ARBs, CCBs, diuretik (diuretik loop, diuretik thiazid, dan diuretik hemat kalium), β blockers, α-1 blockers, α-2 agonist, vasodilator langsung, antagonis aldosteron, dan antagonis adrenergik. Tujuan pemberian antihipertensi pada GGK adalah menurunkan tekanan darah <130/80 mm Hg.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Sampel penelitian adalah rekam medik dan kesehatan pasien GGK dengan hipertensi yang mendapatkan terapi antihipertensi periode 1 Januari 2011
– 31 Desember 2011. Studi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini adalah
untuk mengetahui jenis antihipertensi dan kombinasi antihipertensi, profil rute serta dosis antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi yang sesuai dengan pedoman standar pengobatan GGK.
Dari hasil penelitian Diperoleh jumlah pasien GGK dengan hipertensi yang mendapat terapi antihipertensi di RSU Saiful Anwar Malang periode 1
Januari 2011 – 31 Desember 2011 sebanyak 17 sampel (77,27%) dengan
viii
(52,94%). Komplikasi yang sering terjadi pada penelitian ini selain hipertensi adalah anemia (35,29%), serta anemia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia (11,77%).
Pada terapi antihipertensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diuretik (82,35%), CCBs (70,59%), ACE inhibitors (52,94%), α-2 agonist
(35,29%), dan β-blockers (5,88%). Untuk terapi antihipertensi tunggal diterima
oleh 8 pasien (47,06%) dengan ACE inhibitors (23,53%) yang terbanyak
diberikan. Terapi kombinasi dua antihipertensi diterima oleh 10 pasien (58,82%) dengan diuretik dan CCBs (29,41%) yang terbanyak diberikan. Terapi kombinasi tiga antihipertensi diterima oleh 7 pasien (41,18%) dengan diuretik, ACE inhibitors, dan CCBs (17,65%) yang terbanyak diberikan. Sedangkan terapi kombinasi empat antihipertensi diterima oleh 2 pasien (11,77%) dengan diuretik, α-2 agonist, CCBs, dan β blockers serta kombinasi diuretik, ACE inhibitors,
CCBs, dan α-2 agonist dengan persentase masing-masing adalah 5,88%.
ix
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DENGAN HIPERTENSI
(Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)
Anna Tresia Br.S.Depari
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal yang ditandai penurunan laju GFR <60 ml/menit/1,73 m2 dalam waktu tiga bulan. Pada penyakit GGK dengan hipertensi, hipertensi dapat disebabkan oleh akibat dari GGK atau pasien sejak awal mengalami hipertensi dan bertambah buruk dengan adanya GGK. Oleh karena itu, pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas penyakit ginjal itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi meliputi jenis dan kombinasi, dosis, serta rute pemberian. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif pada pasien rawat inap RSU Saiful Anwar
Malang periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011.
Hasil penelitian dari 17 sampel menunjukkan antihipertensi yang digunakan adalah diuretik (82,35%), CCBs (70,59%), ACE inhibitors (52,94%), α-2 agonist (35,29%), dan β-blockers (5,88%). Untuk terapi antihipertensi tunggal
diterima oleh 8 pasien (47,06%) dengan pemberian ACE inhibitors (23,53%). Dan
terapi kombinasi dua antihipertensi diterima oleh 10 pasien (58,82%) dengan pemberian diuretik dan CCBs (29,41%). Dosis yang diberikan pada penelitian ini
sudah sesuai dengan dosis pada guideline NKF KDOQI. Sedangkan rute
pemberian terbanyak adalah per oral (po).
x
ABSTRACT
THE STUDY OF THE USE OF ANTIHYPERTENSION AGENTS IN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PATIENT WITH HYPERTENSION
(A Research at RSU Saiful Anwar Malang)
Anna Tresia Br.S.Depari
Hypertension is the main risk factor for the chronic kidney disease (CKD). CKD is kidney damage that characterized by the decreasing rate of GFR for < 60
ml/minute/1.73 m2 in three months. In the CKD with hypertension, the
hypertension may be caused by CKD or by preliminary hypertension that worsened by CKD. Therefore, blood pressure of CKD patient must be controlled aggressively to prevent from the complication and the progressivity of kidney disease.
The objective of this study was to know the usage pattern of antihypertension agents in the CKD patient with hypertension, which was concerning with the type and combination, dose, and route. The methodology of this study was descriptive study. Retrospective data collection was conducted with the in patient of RSU Saiful Anwar Malang in the period from January 1 of 2011 to December 31 of 2011.
From 17 samples showed the type of antihypertension agents were used such as diuretic (82.35 %), CCBs (70.59 %), ACE Inhibitors (52.94 %), -2 agonist (35.29 %), and -blockers (5.88 %). Monotherapy was received in 8 patients (47.06 %), which the most common antihypertension agent was ACE Inhibitors (23.53 %). Combination of two therapies were given to 10 patients (58.82 %), which the most common antihypertension agents were diuretic and CCBs (29.41 %). The dose given in the treatment was based on the NKF KDOQI guideline. The most common route of treatment was per oral (po).
xi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Gagal Ginjal Kronik ... 5
2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Manifestasi Klinik ... 5
2.1.3 Klasifikasi ... 5
2.1.4 Epidemiologi ... 7
2.1.5 Etiologi ... 8
2.1.6 Patofisiologi ... 9
2.1.7 Komplikasi ... 10
2.2 Hipertensi ... 11
2.2.1 Definisi ... 11
2.2.2 Manifestasi Klinik ... 12
2.2.3 Klasifikasi ... 12
2.2.4 Epidemiologi ... 13
2.2.5 Etiologi ... 13
xii
2.2.7 Komplikasi ... 15
2.3 Penatalaksanaan Terapi pada GGK ... 18
2.3.1 Antihipertensi ... 18
2.3.2 Obat Anemia ... 18
2.3.3 Obat Osteodistrofi Ginjal ... 19
2.3.4 Lipid Lowering Agent ... 19
2.4 Tinjauan Terapi Antihipertensi pada GGK ... 20
2.4.1 ACE Inhibitors ... 20
2.4.2 Angiotensin II Receptor Blockers ... 21
2.4.3 Calcium Channel Blockers ... 21
2.4.4 Diuretik ... 22
2.4.4.1 Diuretik Thiazid ... 22
2.4.4.2 Diuretik Hemat Kalium ... 23
2.4.4.3 Diuretik Loop ... 23
2.4.5 β Blockers ... 24
2.4.6 α-1 Blockers ... 24
2.4.7 α-2 Agonist ... 25
2.4.8 Vasodilator Langsung ... 25
2.4.9 Antagonis Aldosteron ... 26
2.4.10 Antagonis Adrenergik ... 26
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 29
BAB IV METODE PENELITIAN ... 32
4.1 Rancangan Penelitian ... 32
4.2 Bahan Penelitian ... 32
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 32
4.4 Populasi dan Sampel ... 32
4.4.1 Populasi ... 32
4.4.2 Sampel ... 33
4.5 Instrumen Penelitian ... 33
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4.7 Definisi Operasional Parameter Penelitian ... 33
xiii
4.8 Analisis Data ... 34
BAB V HASIL PENELITIAN ... 35
5.1 Data Demografi Pasien ... 35
5.1.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin... 35
5.1.2 Distribusi Berdasarkan Usia ... 35
5.1.3 Distribusi Berdasarkan Status... 36
5.2 Klasifikasi GGK Berdasarkan NKF-KDOQI 2004 ... 36
5.3 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan JNC VII 2004 ... 36
5.4 Komplikasi pada Pasien GGK ... 37
5.5 Persentase Capaian Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien GGK dengan Hipertensi saat KRS ... 37
5.6 Distribusi Pola Penggunaan Antihipertensi ... 38
5.6.1 Terapi Berdasarkan Golongan Antihipertensi yang Diberikan ... 38
5.6.2 Terapi Berdasarkan Jumlah Antihipertensi yang Diberikan ... 38
5.6.3 Terapi Berdasarkan Jumlah dan Persentase Antihipertensi Tunggal / Kombinasi pada Pasien GGK dengan Hipertensi ... 39
5.7 Lama Perawatan di Rumah Sakit ... 42
5.8 Keadaan KRS Pasien GGK dengan Hipertensi ... 42
BAB VI PEMBAHASAN ... 43
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
7.1 Kesimpulan ... 56
7.2 Saran ... 56
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Klasifikasi GGK Berdasarkan Penurunan GFR ... 7
II.2 Etiologi GGK dan Penyebabnya ... 8
II.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ... 12
II.4 Obat-obatan Penyebab Hipertensi ... 14
II.5 Dosis Antihipertensi pada GGK ... 28
V.1 Distribusi jenis kelamin pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 35
V.2 Distribusi usia pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 35
V.3 Distribusi status pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 36
V.4 Klasifikasi GGK berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 .... 36
V.5 Klasifikasi hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 36
V.6 Komplikasi pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 37
V.7 Persentase capaian tekanan darah pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 .... 37
xv
V.9 Distribusi terapi berdasarkan jumlah antihipertensi yang
diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan
rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan
Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 38
V.10 Distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase
antihipertensi tunggal / kombinasi yang diberikan pada pasien
GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful
Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember
2011 ... 39
V.11 Lama perawatan pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan
rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan
Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 42
V.12 Keadaan KRS pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan
rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Rennin-Angiotensin Aldosteron System (RAAS) ... 17
2.2 Algoritma Pengobatan Hipertensi pada Pasien GGK ... 27
3.1 Kerangka Konseptual ... 30
3.2 Kerangka Operasional ... 31
5.1 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase antihipertensi tunggal yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 40
5.2 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase kombinasi dua antihipertensi yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 40
5.3 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase kombinasi tiga antihipertensi yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ... 61
2 Surat Pernyataan ... 62
3 Surat Ijin Penelitian ... 63
4 Surat Ethical Clearance ... 64
5 Lembar Pengumpulan Data ... 65
xviii
DAFTAR SINGKATAN
HDL = High Density Lipoprotein
JNC 7 = Joint National Commite 7
LDL = Low Density Lipoprotein
NSAID = Non Steroidal Anti-inflamatory Drugs
NKF-KDOQI = National Kidney Foundation – Kidney Disease Outcomes
Quality Initiative
TD = Tekanan Darah
WHO = World Health Organization
MRS = Masuk Rumah Sakit
KRS = Keluar Rumah Sakit
GDS = Gula Darah Sesaat
Na+ = Natrium
K+ = Kalium
H+ = Hidrogen
Ca = Kalsium
CaCl = Kalsium Klorida
ECF = Extracellular Fluid
HF = Heart Failure
Transfusi PRC = Transfusi Packed Red Cell
Transfusi FFP = Transfusi Fresh Frozen Plasma
JAMKESMAS = Jaminan Kesehatan Masyarakat
JAMPERSAL = Jaminan Pembiayaan Pelayanan Persalinan
xix
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, A.K., Haddad, N., and Hebert, L.A., 2009. Progression of Kidney Disease: Diagnosis and Management. In: Molony D.A. and Craig J.C.
(Eds.), Evidence-based Nephrology, Chichester: John Wiley and sons,
Ltd, p. 310
Ahmed A., Ibrahim F.H., and Nahas M.E., 2009. Management of Hypertension in Chronic Kidney Disease. In: Molony D.A. and Craig J.C. (Eds.),
Evidence-based Nephrology, Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 213, 217
Anonim, 2011. Menelisik Nefropati Diabetik. Majalah Farmacia, Vol. 11 No. 4,
Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia, hal. 30
Antes, L.M. and Gordon, J.A., 2007. Chronic Kidney Disease and Complications. In: Griffith, C.H., Hoellein, A.R., Feddock, C.A., and Harrell, H.E. (Eds.), First Exposure to Internal Hospital Medicine, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 257-260
Aryanti, Y., 2009. Studi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo, Vol 11 No. 2, Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, hal. 72-77
Ashley, C. and Currie, A. (Eds.), 2009. The Renal Drug Handbook, 3rd edition, United Kingdom: Radcliffe Publishing, Ltd, pp. 44, 94, 114, 174, 235, 338, 438, 519, 522, 683
Aziza, L., 2007. Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan Hipertensi.
Journal of the Indonesian Medical Association, Vol. 57 No. 8, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 259-263
Baxter, S. (Eds.), 2010. Stockley’s Drug Interactions 2010, London:
Pharmaceutical Press, p.162
Chatterjee, N.A. and Fifer, M.A., 2012. Heart Failure. In: Lilly,L.S. (Eds.),
Pathophysiology of Heart Disease, 5th edition, Australia: Lippincott Williams and Wilkins Pty, Ltd. p. 174
xx
Coresh, J., Selvin, E., Stevens, L.A., Manzi, J., Kusek, J.W., Eggers, P., Lente, F.V., Levey, A.S., 2007. Prevalence of Chronic Kidney Disease in the
United States, Journal of the American Medical Association(JAMA),
Vol. 298 No.17
Darnindro, N. dan Muthalib, A., 2008. Tatalaksana Hipertensi pada Pasien dengan Sindrom Nefrotik. Journal of the Indonesian Medical Association, Vol. 58 No.2, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 57-61
Depkes RI, 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2006, Jakarta: Depkes RI
Greene, R.J. and Harris, N.D., 2008. Pathology and Therapeutics for
Pharmacist, 3rd edition, London: Pharmaceutical Press, pp. 213, 911-914
Hilleman, D.E. and Bakris, G.L., 2004. Approaches to Achieve Blood Pressure
Goals. The Kidney and Hypertension, New York: Taylor and Francis
Group, p. 100
Houston M.C., 2009. General Introduction to Hypertension. Handbook of
Hypertension, 1st edition, Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 3
Jones, D.M.L. and Levy, D. 2007. Epidemiology of Hypertension. In: Black, H.R.
and Elliot, W.J., Hypertension: A Companion to Braunwald’s Heart
Disease, Philadelphia: Elsevier, Inc., p. 3
Joy M.S., Kshirsagar A., and Franceschini N., 2008. Chronic Kidney Disease: Progression-Modifying Therapies. In: DiPiro, J.T, Talbert, L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B. and Posey, M.L., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 746-755
Juliana, I.M. dan Loekman, J.S., 2007. Komplikasi Paska Transplantasi Ginjal.
Jurnal Penyakit Dalam, Vol. 8 No. 1, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 80
Krane, V. and Wanner, C. 2009. Dyslipidemia in Chronic Kidney Disease. In:
Molony D.A. and Craig J.C. (Eds.), Evidence-based Nephrology,
Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 337
Lee, D. and Bergman, U., 2005. Study of Drug Utilization. In : Strom, B.L. (Eds.),
xxi
Litbangkes, 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis, Edisi kelima. Surapsari, J., (terj.), Jakarta: Erlangga, hal. 37
NKF, 2002. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and
Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access October, 1 2011]. Available at:
http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm
NKF, 2004. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and
Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access September, 30 2011]. Available at:
http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm
O’Callaghan, C.A., 2009. At a Glance Sistem Ginjal, Edisi kedua. Yasmine, E., (terj.), Jakarta: Erlangga, hal. 54-55, 81, 85
Olson, K.R. (Eds.), 2005. Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pai, A.A. and Conner, T.A., 2009. Chronic Kidney Disease. In: Kimble K., Anne
M., Young L.Y., Aldredge B.K., Guglielmo B.J., Kradjan W.A., and
Williams B.R. (Eds.), Applied Therapeutics: The Clinical Use of
Drugs, 9th edition, Philadelphia: Williams L. and Wilins, Inc., p. 2110, 2123, 2143
Rahman, Mahboob., Pressel, Sara., Davis, R.B., Nwachuku, C., Wright, T.J., Whelton, K.P., Barzilay, J., Batuman, V., Eckfeldt, H.J., Farber, M., Henriquez, M., Kopyt, N., Louis, T.G., Saklayen, M., Stanford, C., Walworth, C., Ward, H., and Wiegmann, T., 2005. Renal Outcomes in High-Risk Hypertensive Patients Treated With an Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor or a Calcium Channel Blocker vs a
Diuretic. Arch Intern Med Journal Vol. 165
Rahmatullah, D., Widyawati, dan Ikawati, Z., 2011. Evaluasi Terapi Hipertensi Intradialitik Menggunakan Antihipertensi Oral pada Pasien Gagal Ginjal
Tahap Akhir yang Menjalani Hemodialisis. Prosiding Seminar
Nasional “Eight Star Performance Pharmacist”, Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM, hal. 25
Saseen, J.J. 2009. Essential Hypertension. In: Kimble K., Anne M., Young L.Y.,
xxii
Saseen J.J. and Maclaughlin E.J., 2008. Hypertension. In: DiPiro, J.T., Talbert, L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B. and Posey, M.L.,
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 139-167
Schoen, F.J, 2005. Blood Vessels. In: Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N. (Eds.), Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition, Philadelphia: Elsevier, Inc., p. 527
Shargel, L. and Yu, A.B.C, 2005. Penyesuaian Dosis pada Penyakit Ginjal. Sjamsiah, S. (terj.), Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi kedua, Surabaya: Airlangga University Press, hal. 391-393
Sica, D.A., 2004. Dose Adjustment of Drugs in Kidney Disease. The Kidney and
Hypertension, New York: Taylor and Francis Group, p. 137
Sica, D.A. 2007. Angiotensin-Converting Enzym Inhibitors. In: Black, H.R. and
Elliot, W.J., Hypertension: A Companion to Braunwald’s Heart
Disease, Philadelphia: Elsevier, Inc., p.251
Silviani, D., Adityawarman, dan Dwianasari, L., 2011. Hubungan Periode Lama Dialisis dengan Status Albumin Penderita Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwekerto Tahun
2010. Mandala of Health, Vol. 5 No. 2, Jawa Tengah: FKIK Unsoed
Skorecki, K., Green J., and Brenner B.M., 2005. Disorders of the Kidney and Urinary Tract: Chronic Renal Failure. In : Fauci, K.B. and Jameson, H.L., Harisson’s Principles of Internal Medicine, 16th edition, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 1653-1654
Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo, A.W., dkk., (Eds.),
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi keempat, Jakarta: Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI, hal. 570
Tobe, S., 2004. Approaches to Maximize Cardiovascular Risk Reduction in
Kidney Disease. The Kidney and Hypertension, New York: Taylor and
Francis Group, p. 83
Tatro, D. S. (Eds.), 2003. A-Z Drug Facts. San Fransisco: Facts and Comparisons Ward, J.P.T. and Aaronson, P.I., 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular,
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah arteri secara bertahap. Berdasarkan JNC 7 definisi hipertensi pada
orang dewasa adalah apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Penyakit ini memiliki prevalensi yang meningkat dari tahun ke tahun. Data dari WHO tahun
2000 menunjukkan prevalensi hipertensi di dunia adalah 26,4% (Saseen &
Maclaughlin, 2008). Di Indonesia, hipertensi sendiri merupakan penyakit yang
menjadi penyebab utama kematian terbanyak nomor lima pasien di rumah sakit
(Depkes RI, 2008).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk penyakit
jantung koroner, infark miokard, penyakit serebrovaskular, gagal ginjal kronik,
dan gagal jantung (Houston, 2009). Tekanan darah adalah faktor penting dalam
perkembangan penyakit-penyakit ini, dimana ginjal merupakan organ utama yang
terlibat langsung dalam regulasi sistemik tekanan darah. Organ ini terlibat dalam
patogenesis hipertensi dan merupakan salah satu organ yang rusak berat akibat
meningkatnya tekanan darah dengan terlibat langsung dalam mekanisme aktivasi
sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) (Ahmed et al., 2009).
Pada beberapa kasus, disfungsi ginjal yang disebabkan oleh gagal ginjal
kronik (GGK) atau penyakit renovaskular merupakan penyebab hipertensi
sekunder (Saseen & Maclaughlin, 2008). GGK adalah suatu proses patofisiologis
dengan beberapa etiologi yang mengakibatkan penurunan jumlah dan fungsi
nefron dan sering menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir (End Stage Renal
Disease (ESRD)) (Skorecki et al., 2005). GGK dapat menyebabkan rusaknya
fungsi ginjal yang terjadi secara bertahap. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai
kelainan struktur dan fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (Glomerulus Filtration Rate (GFR)). Marker dari kerusakan ginjal
adalah termasuk proteinuria, sedimen urin, atau komposisi darah atau urin pada
2
Penyakit GGK merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, dengan
peningkatan insiden dan prevalensi, biaya yang tinggi, dan akibat yang buruk
(NKF-KDOQI, 2004). Data Amerika Serikat menunjukkan prevalensi penyakit
GGK pada tahun 1988-1994 meningkat dari 10,0% menjadi 13,1% pada tahun
1999-2004. Prevalensi ini dilihat berdasarkan albuminuria dan penurunan GFR.
Perkiraan prevalensi pada tahun 1988-1994 dan 1999-2004, masing-masing 1,7%
dan 1,8% untuk tahap 1; 2,7% dan 3,2% untuk tahap 2; 5,4% dan 7,7% untuk
tahap 3; 0,21 dan 0,35% untuk tahap 4 (Coresh et al., 2007). Sedangkan GGK
tahap 5 (ESRD) menurut dokumen Annual Data Report of Renal Data System
(USRDS), insiden ESRD pada tahun 1998 adalah lebih dari 85.000 orang, atau
308 per satu juta orang per tahun (NKF-KDOQI, 2002).
Di Indonesia jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan
diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini belum ada
penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia.
Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan prevalensi
penyakit GGK masing-masing berkisar 100–150/1 juta penduduk (Suwitra, 2006).
Pada penyakit GGK dengan hipertensi, hipertensi dapat disebabkan oleh
akibat dari GGK atau pasien sejak awal mengalami hipertensi dan bertambah
buruk dengan adanya GGK. Lebih dari 50% sampai 75% pasien dengan GGK
memiliki tekanan darah >140/90 mm Hg (NKF-KDOQI, 2004). Oleh karena itu,
pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk
mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas
penyakit ginjal itu sendiri (NKF-KDOQI, 2002). Tujuan pemberian antihipertensi
pada GGK adalah menurunkan tekanan darah <130/80 mm Hg (Joy et al., 2008).
Pemberian antihipertensi dapat dapat dilakukan dengan melihat beberapa
studi yang telah dilakukan, salah satunya African American Study of Kidney
Disease on Hypertension (AASK) tidak merekomendasikan penggunaan Calcium
Channel Blockers (CCBs) kelas dihidropiridin pada penyakit ginjal karena dapat
memperburuk fungsi ginjal. Penelitian tersebut menganjurkan penggunaan ACE
inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB). Pada penelitian lain,
Zuchelli et al membandingkan kaptopril dengan nifedipin pada pasien insufisiensi
3
dalam memperburuk fungsi ginjal, tetapi tekanan darah menurun secara bermakna
akibat kaptopril dan nifedipin (Aziza, 2007). Sedangkan, laporan studi dari
Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial
(ALLHAT) menyatakan bahwa dari beberapa studi lain menyebutkan ACE
inhibitor atau ARB yang dikombinasi dengan diuretik thiazid efektif dalam
menurunkan tekanan darah dan perkembangan dari penyakit ginjal diabetes dan
nondiabetes (Rahman et al., 2005).
Pemilihan antihipertensi adalah dengan melihat kondisi komorbidnya.
Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat kardioprotektif dan
nefroprotektif yang diberikan oleh penghambatan angiotensin converting enzym
(ACE) dan blokade reseptor angiotensin II (Skorecki et al., 2005; NKF-KDOQI,
2004). Oleh karena itu, antihipertensi yang disarankan oleh JNC 7 adalah obat
golongan ACE Inhibitor (seperti enalapril, kaptopril, lisinopril) dan ARB (seperti
losartan, irbesartan, kandesartan) (Chobanian et al., 2004).
Keberhasilan terapi pada pasien GGK dilihat dari kebutuhan akan terapi
itu sendiri dan pemberian terapi dengan tepat indikasi, dosis obat, karakteristik
pasien (usia, jenis kelamin, kebiasaan/gaya hidup), kontraindikasi obat pada
penyakit tertentu, dan penggunaan obat lain (interaksi obat) (Lee & Bergman,
2005). Terapi yang optimal pada pasien GGK adalah apabila menggunakan
pendekatan multidisiplin dengan praktisi kesehatan untuk mengatasi masalah
farmakoterapi yang kompleks. Perubahan fungsi obat yang terjadi dengan adanya
kerusakan pada ginjal yang selanjutnya harus dipertimbangkan pemilihan dosis
pada pasien dengan GGK (Pai & Conner, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan sebuah studi untuk
mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi.
Tujuan dilakukan studi ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan
antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi dan menganalisis penggunaan
antihipertensi terkait jenis, kombinasi, dosis, dan rute pemakaian sehingga dapat
menjadi gambaran untuk bahan pertimbangan dalam pemilihan antihipertensi
berikutnya agar penyakit GGK tidak berkembang menjadi GGK tahap 5 (ESRD)
4
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pola penggunaan antihipertensi pada pasien gagal ginjal kronik
(GGK) dengan hipertensi di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang?
1.3 Tujuan penelitian
a) Tujuan umum:
- Mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan
hipertensi di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang.
b) Tujuan khusus:
- Mengetahui jenis obat dan kombinasi obat antihipertensi yang diterima
pada pasien GGK dengan hipertensi di RSSA Malang.
- Mengetahui profil dosis dan rute pemberian antihipertensi yang
diterima pada pasien GGK dengan hipertensi sesuai dengan pedoman
standar pengobatan GGK.
1.4 Manfaat penelitian
- Memperluas pengetahuan penulis akan obat yang digunakan pada pasien
GGK dengan hipertensi, khususnya antihipertensi.
- Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang lebih
rasional.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pola
penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi dalam