• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DENGAN HIPERTENSI (Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DENGAN HIPERTENSI (Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANNA TRESIA BR.S.DEPARI

STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

(GGK) DENGAN HIPERTENSI

(Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dah hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Studi Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK)

dengan Hipertensi” (Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang).

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Keberhasilan dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan doa dari

berbagai pihak, untuk itu peneliti memberikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, SKp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Uswatun Chasanah, Dra., Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

yang telah memberikan semangat kepada Farmasi Angkatan 2008.

3. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membimbing, memberi saran, dan memotivasi peneliti dalam

penyusunan skripsi ini maupun selama menempuh pendidikan di Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang.

4. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS. selaku Dosen Pembimbing II dan

Dosen Wali yang telah membimbing, memberi saran, dan memotivasi

peneliti dalam penyusunan skripsi ini maupun selama menempuh

pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Nailis Syifa, S.Farm., Apt., MSc. dan Ibu Annisa Farida Muti,

S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

(5)

v

6. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., SpFRS selaku dosen yang telah

memberikan nasehat dan motivasi kepada Farmasi Angkatan 2008 sampai

terselesaikannya skripsi ini.

7. Yang tercinta Mama (Rosalia B.) dan Papa (K. Herik Sembiring) yang

tidak terkira jasanya dalam mendidik peneliti dari kecil hingga dewasa

dengan penuh kasih sayang, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk

kesuksesan anak-anaknya sehingga peneliti dapat mencapai pendidikan

Farmasi nya dengan baik.

8. Kakak Nurelya dan adik-adik tercinta (Nicolaus dan Christina) yang telah

memberi dorongan pada peneliti agar lebih semangat dari awal hingga

akhir dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

9. Bapak Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, SpS. SpBS, M.Hum selaku ketua

Komisi Etik Penelitian Kesehatan di RSU Saiful Anwar Malang yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi di

RSU Saiful Anwar Malang.

10. Pegawai-pegawai Dikti dan RMK di RSU Saiful Anwar Malang yang

telah membantu peneliti selama melaksanakan penelitian di RSU Saiful

Anwar Malang.

11. Seluruh Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan

membagi ilmu pengetahuan selama peneliti menempuh pendidikan di

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

12. Seluruh Karyawan Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang dan petugas perpustakaan Universitas

Muhammadiyah Malang kampus 2 yang memberikan pelayanan dan

bantuan selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

13. Seluruh keluarga besar Mama di Bajawa-Flores-NTT dan Malang beserta

keluarga besar Papa di Medan.

(6)

vi

15. Teman-teman SKS (Sistem Kebut Semalam) dan juga penyemangat buat

peneliti, Ismi, Kipli, Nisa, Nia, Nur, Ida, Bayu, dan teman-teman lainnya.

16. Teman-teman Farmasi angkatan 2008 yang telah membantu dan

mendukung selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Semoga Tuhan menyertakan kasih sayangNya, kebahagiaan dan

kesuksesan dalam kehidupan kita semua.

17. Teman-teman yang mengejar deadline skripsi klinik, PD, Tuti, Aya, Reni,

Ita, Joe, Yugo, Eka, Alfian, Silvi, dll.

18. Orang- orang yang meragukan peneliti selama bertahun terakhir, atas

keraguan Anda semua sehingga menjadi salah satu penyemangat bagi

peneliti untuk membuktikan kekeliruan tersebut.

Akhir kata, peneliti menyampaikan terima kasih dan mohon maaf pada

semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu peneliti

berharap adanya masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 19 Juli 2012

Peneliti,

(7)

vii

RINGKASAN

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal yang dapat diketahui dari biopsi ginjal atau dari marker kerusakaannya dengan ditandai penurunan laju GFR <60 ml/menit/1,73 m2 dalam waktu tiga bulan. Penurunan fungsi ginjal menyebabkan kerusakan struktur irreversible nefron yang ada. Data Amerika Serikat menunjukkan prevalensi penyakit GGK pada tahun 1988-1994 meningkat dari 10,0% menjadi 13,1% pada tahun 1999-2004, sedangkan di Indonesia prevalensi GGK dari beberapa pusat nefrologi diperkirakan berkisar 100–150/1 juta penduduk.

Kerusakan ginjal merupakan penyebab heterogen, sehingga kerusakan ginjal diawali oleh suatu penyakit utama yang mempengaruhi ginjal. Penyakit tersebut adalah hipertensi dan diabetes melitus. Paparan salah satu dari faktor inisiasi dapat mengurangi massa nefron. Hipertofri nefron mengkompensasi hilangnya fungsi ginjal dan massa nefron. Hipertrofi dapat mengarah pada pengembangan hipertensi intraglomerular, yang dimediasi oleh angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor dari aferen dan arteriol eferen, namun lebih sering mempengaruhi arteriol eferen yang menyebabkan peningkatan tekanan kapiler glomerulus dan meningkatkan fraksi filtrasi. Pengembangan hipertensi intraglomerular biasanya dengan pengembangan hipertensi arteri sistemik. Angiotensin II juga dapat memediasi perkembangan penyakit ginjal.

Progresifitas penyakit GGK dapat diatasi dengan pemberian terapi yang mengawali penyakit GGK tersebut, salah satunya adalah antihipertensi. Pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas penyakit ginjal itu sendiri. Golongan antihipertensi untuk mengatasi GGK dengan hipertensi , yaitu ACE inhibitors, ARBs, CCBs, diuretik (diuretik loop, diuretik thiazid, dan diuretik hemat kalium), β blockers, α-1 blockers, α-2 agonist, vasodilator langsung, antagonis aldosteron, dan antagonis adrenergik. Tujuan pemberian antihipertensi pada GGK adalah menurunkan tekanan darah <130/80 mm Hg.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Sampel penelitian adalah rekam medik dan kesehatan pasien GGK dengan hipertensi yang mendapatkan terapi antihipertensi periode 1 Januari 2011

– 31 Desember 2011. Studi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini adalah

untuk mengetahui jenis antihipertensi dan kombinasi antihipertensi, profil rute serta dosis antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi yang sesuai dengan pedoman standar pengobatan GGK.

Dari hasil penelitian Diperoleh jumlah pasien GGK dengan hipertensi yang mendapat terapi antihipertensi di RSU Saiful Anwar Malang periode 1

Januari 2011 – 31 Desember 2011 sebanyak 17 sampel (77,27%) dengan

(8)

viii

(52,94%). Komplikasi yang sering terjadi pada penelitian ini selain hipertensi adalah anemia (35,29%), serta anemia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia (11,77%).

Pada terapi antihipertensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

diuretik (82,35%), CCBs (70,59%), ACE inhibitors (52,94%), α-2 agonist

(35,29%), dan β-blockers (5,88%). Untuk terapi antihipertensi tunggal diterima

oleh 8 pasien (47,06%) dengan ACE inhibitors (23,53%) yang terbanyak

diberikan. Terapi kombinasi dua antihipertensi diterima oleh 10 pasien (58,82%) dengan diuretik dan CCBs (29,41%) yang terbanyak diberikan. Terapi kombinasi tiga antihipertensi diterima oleh 7 pasien (41,18%) dengan diuretik, ACE inhibitors, dan CCBs (17,65%) yang terbanyak diberikan. Sedangkan terapi kombinasi empat antihipertensi diterima oleh 2 pasien (11,77%) dengan diuretik, α-2 agonist, CCBs, dan β blockers serta kombinasi diuretik, ACE inhibitors,

CCBs, dan α-2 agonist dengan persentase masing-masing adalah 5,88%.

(9)

ix

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DENGAN HIPERTENSI

(Penelitian di RSU Saiful Anwar Malang)

Anna Tresia Br.S.Depari

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal yang ditandai penurunan laju GFR <60 ml/menit/1,73 m2 dalam waktu tiga bulan. Pada penyakit GGK dengan hipertensi, hipertensi dapat disebabkan oleh akibat dari GGK atau pasien sejak awal mengalami hipertensi dan bertambah buruk dengan adanya GGK. Oleh karena itu, pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas penyakit ginjal itu sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi meliputi jenis dan kombinasi, dosis, serta rute pemberian. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif pada pasien rawat inap RSU Saiful Anwar

Malang periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011.

Hasil penelitian dari 17 sampel menunjukkan antihipertensi yang digunakan adalah diuretik (82,35%), CCBs (70,59%), ACE inhibitors (52,94%), α-2 agonist (35,29%), dan β-blockers (5,88%). Untuk terapi antihipertensi tunggal

diterima oleh 8 pasien (47,06%) dengan pemberian ACE inhibitors (23,53%). Dan

terapi kombinasi dua antihipertensi diterima oleh 10 pasien (58,82%) dengan pemberian diuretik dan CCBs (29,41%). Dosis yang diberikan pada penelitian ini

sudah sesuai dengan dosis pada guideline NKF KDOQI. Sedangkan rute

pemberian terbanyak adalah per oral (po).

(10)

x

ABSTRACT

THE STUDY OF THE USE OF ANTIHYPERTENSION AGENTS IN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PATIENT WITH HYPERTENSION

(A Research at RSU Saiful Anwar Malang)

Anna Tresia Br.S.Depari

Hypertension is the main risk factor for the chronic kidney disease (CKD). CKD is kidney damage that characterized by the decreasing rate of GFR for < 60

ml/minute/1.73 m2 in three months. In the CKD with hypertension, the

hypertension may be caused by CKD or by preliminary hypertension that worsened by CKD. Therefore, blood pressure of CKD patient must be controlled aggressively to prevent from the complication and the progressivity of kidney disease.

The objective of this study was to know the usage pattern of antihypertension agents in the CKD patient with hypertension, which was concerning with the type and combination, dose, and route. The methodology of this study was descriptive study. Retrospective data collection was conducted with the in patient of RSU Saiful Anwar Malang in the period from January 1 of 2011 to December 31 of 2011.

From 17 samples showed the type of antihypertension agents were used such as diuretic (82.35 %), CCBs (70.59 %), ACE Inhibitors (52.94 %), -2 agonist (35.29 %), and -blockers (5.88 %). Monotherapy was received in 8 patients (47.06 %), which the most common antihypertension agent was ACE Inhibitors (23.53 %). Combination of two therapies were given to 10 patients (58.82 %), which the most common antihypertension agents were diuretic and CCBs (29.41 %). The dose given in the treatment was based on the NKF KDOQI guideline. The most common route of treatment was per oral (po).

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Gagal Ginjal Kronik ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Manifestasi Klinik ... 5

2.1.3 Klasifikasi ... 5

2.1.4 Epidemiologi ... 7

2.1.5 Etiologi ... 8

2.1.6 Patofisiologi ... 9

2.1.7 Komplikasi ... 10

2.2 Hipertensi ... 11

2.2.1 Definisi ... 11

2.2.2 Manifestasi Klinik ... 12

2.2.3 Klasifikasi ... 12

2.2.4 Epidemiologi ... 13

2.2.5 Etiologi ... 13

(12)

xii

2.2.7 Komplikasi ... 15

2.3 Penatalaksanaan Terapi pada GGK ... 18

2.3.1 Antihipertensi ... 18

2.3.2 Obat Anemia ... 18

2.3.3 Obat Osteodistrofi Ginjal ... 19

2.3.4 Lipid Lowering Agent ... 19

2.4 Tinjauan Terapi Antihipertensi pada GGK ... 20

2.4.1 ACE Inhibitors ... 20

2.4.2 Angiotensin II Receptor Blockers ... 21

2.4.3 Calcium Channel Blockers ... 21

2.4.4 Diuretik ... 22

2.4.4.1 Diuretik Thiazid ... 22

2.4.4.2 Diuretik Hemat Kalium ... 23

2.4.4.3 Diuretik Loop ... 23

2.4.5 β Blockers ... 24

2.4.6 α-1 Blockers ... 24

2.4.7 α-2 Agonist ... 25

2.4.8 Vasodilator Langsung ... 25

2.4.9 Antagonis Aldosteron ... 26

2.4.10 Antagonis Adrenergik ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 29

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32

4.1 Rancangan Penelitian ... 32

4.2 Bahan Penelitian ... 32

4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 32

4.4 Populasi dan Sampel ... 32

4.4.1 Populasi ... 32

4.4.2 Sampel ... 33

4.5 Instrumen Penelitian ... 33

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4.7 Definisi Operasional Parameter Penelitian ... 33

(13)

xiii

4.8 Analisis Data ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN ... 35

5.1 Data Demografi Pasien ... 35

5.1.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin... 35

5.1.2 Distribusi Berdasarkan Usia ... 35

5.1.3 Distribusi Berdasarkan Status... 36

5.2 Klasifikasi GGK Berdasarkan NKF-KDOQI 2004 ... 36

5.3 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan JNC VII 2004 ... 36

5.4 Komplikasi pada Pasien GGK ... 37

5.5 Persentase Capaian Pengendalian Tekanan Darah pada Pasien GGK dengan Hipertensi saat KRS ... 37

5.6 Distribusi Pola Penggunaan Antihipertensi ... 38

5.6.1 Terapi Berdasarkan Golongan Antihipertensi yang Diberikan ... 38

5.6.2 Terapi Berdasarkan Jumlah Antihipertensi yang Diberikan ... 38

5.6.3 Terapi Berdasarkan Jumlah dan Persentase Antihipertensi Tunggal / Kombinasi pada Pasien GGK dengan Hipertensi ... 39

5.7 Lama Perawatan di Rumah Sakit ... 42

5.8 Keadaan KRS Pasien GGK dengan Hipertensi ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

7.1 Kesimpulan ... 56

7.2 Saran ... 56

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi GGK Berdasarkan Penurunan GFR ... 7

II.2 Etiologi GGK dan Penyebabnya ... 8

II.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ... 12

II.4 Obat-obatan Penyebab Hipertensi ... 14

II.5 Dosis Antihipertensi pada GGK ... 28

V.1 Distribusi jenis kelamin pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 35

V.2 Distribusi usia pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 35

V.3 Distribusi status pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 36

V.4 Klasifikasi GGK berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 .... 36

V.5 Klasifikasi hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 36

V.6 Komplikasi pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 37

V.7 Persentase capaian tekanan darah pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 .... 37

(15)

xv

V.9 Distribusi terapi berdasarkan jumlah antihipertensi yang

diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan

rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan

Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 38

V.10 Distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase

antihipertensi tunggal / kombinasi yang diberikan pada pasien

GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful

Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember

2011 ... 39

V.11 Lama perawatan pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan

rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan

Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 42

V.12 Keadaan KRS pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan

rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rennin-Angiotensin Aldosteron System (RAAS) ... 17

2.2 Algoritma Pengobatan Hipertensi pada Pasien GGK ... 27

3.1 Kerangka Konseptual ... 30

3.2 Kerangka Operasional ... 31

5.1 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase antihipertensi tunggal yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 40

5.2 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase kombinasi dua antihipertensi yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 40

5.3 Diagram batang distribusi terapi berdasarkan jumlah dan persentase kombinasi tiga antihipertensi yang diberikan pada pasien GGK dengan hipertensi berdasarkan rekam medik RSU Saiful Anwar Malang periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 ... 41

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 61

2 Surat Pernyataan ... 62

3 Surat Ijin Penelitian ... 63

4 Surat Ethical Clearance ... 64

5 Lembar Pengumpulan Data ... 65

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

HDL = High Density Lipoprotein

JNC 7 = Joint National Commite 7

LDL = Low Density Lipoprotein

NSAID = Non Steroidal Anti-inflamatory Drugs

NKF-KDOQI = National Kidney Foundation – Kidney Disease Outcomes

Quality Initiative

TD = Tekanan Darah

WHO = World Health Organization

MRS = Masuk Rumah Sakit

KRS = Keluar Rumah Sakit

GDS = Gula Darah Sesaat

Na+ = Natrium

K+ = Kalium

H+ = Hidrogen

Ca = Kalsium

CaCl = Kalsium Klorida

ECF = Extracellular Fluid

HF = Heart Failure

Transfusi PRC = Transfusi Packed Red Cell

Transfusi FFP = Transfusi Fresh Frozen Plasma

JAMKESMAS = Jaminan Kesehatan Masyarakat

JAMPERSAL = Jaminan Pembiayaan Pelayanan Persalinan

(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A.K., Haddad, N., and Hebert, L.A., 2009. Progression of Kidney Disease: Diagnosis and Management. In: Molony D.A. and Craig J.C.

(Eds.), Evidence-based Nephrology, Chichester: John Wiley and sons,

Ltd, p. 310

Ahmed A., Ibrahim F.H., and Nahas M.E., 2009. Management of Hypertension in Chronic Kidney Disease. In: Molony D.A. and Craig J.C. (Eds.),

Evidence-based Nephrology, Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 213, 217

Anonim, 2011. Menelisik Nefropati Diabetik. Majalah Farmacia, Vol. 11 No. 4,

Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia, hal. 30

Antes, L.M. and Gordon, J.A., 2007. Chronic Kidney Disease and Complications. In: Griffith, C.H., Hoellein, A.R., Feddock, C.A., and Harrell, H.E. (Eds.), First Exposure to Internal Hospital Medicine, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 257-260

Aryanti, Y., 2009. Studi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo, Vol 11 No. 2, Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, hal. 72-77

Ashley, C. and Currie, A. (Eds.), 2009. The Renal Drug Handbook, 3rd edition, United Kingdom: Radcliffe Publishing, Ltd, pp. 44, 94, 114, 174, 235, 338, 438, 519, 522, 683

Aziza, L., 2007. Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan Hipertensi.

Journal of the Indonesian Medical Association, Vol. 57 No. 8, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 259-263

Baxter, S. (Eds.), 2010. Stockley’s Drug Interactions 2010, London:

Pharmaceutical Press, p.162

Chatterjee, N.A. and Fifer, M.A., 2012. Heart Failure. In: Lilly,L.S. (Eds.),

Pathophysiology of Heart Disease, 5th edition, Australia: Lippincott Williams and Wilkins Pty, Ltd. p. 174

(20)

xx

Coresh, J., Selvin, E., Stevens, L.A., Manzi, J., Kusek, J.W., Eggers, P., Lente, F.V., Levey, A.S., 2007. Prevalence of Chronic Kidney Disease in the

United States, Journal of the American Medical Association(JAMA),

Vol. 298 No.17

Darnindro, N. dan Muthalib, A., 2008. Tatalaksana Hipertensi pada Pasien dengan Sindrom Nefrotik. Journal of the Indonesian Medical Association, Vol. 58 No.2, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 57-61

Depkes RI, 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2006, Jakarta: Depkes RI

Greene, R.J. and Harris, N.D., 2008. Pathology and Therapeutics for

Pharmacist, 3rd edition, London: Pharmaceutical Press, pp. 213, 911-914

Hilleman, D.E. and Bakris, G.L., 2004. Approaches to Achieve Blood Pressure

Goals. The Kidney and Hypertension, New York: Taylor and Francis

Group, p. 100

Houston M.C., 2009. General Introduction to Hypertension. Handbook of

Hypertension, 1st edition, Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 3

Jones, D.M.L. and Levy, D. 2007. Epidemiology of Hypertension. In: Black, H.R.

and Elliot, W.J., Hypertension: A Companion to Braunwald’s Heart

Disease, Philadelphia: Elsevier, Inc., p. 3

Joy M.S., Kshirsagar A., and Franceschini N., 2008. Chronic Kidney Disease: Progression-Modifying Therapies. In: DiPiro, J.T, Talbert, L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B. and Posey, M.L., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 746-755

Juliana, I.M. dan Loekman, J.S., 2007. Komplikasi Paska Transplantasi Ginjal.

Jurnal Penyakit Dalam, Vol. 8 No. 1, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, hal. 80

Krane, V. and Wanner, C. 2009. Dyslipidemia in Chronic Kidney Disease. In:

Molony D.A. and Craig J.C. (Eds.), Evidence-based Nephrology,

Chichester: John Wiley and sons, Ltd, p. 337

Lee, D. and Bergman, U., 2005. Study of Drug Utilization. In : Strom, B.L. (Eds.),

(21)

xxi

Litbangkes, 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis, Edisi kelima. Surapsari, J., (terj.), Jakarta: Erlangga, hal. 37

NKF, 2002. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and

Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access October, 1 2011]. Available at:

http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm

NKF, 2004. K/DOQI Clinical Practice Guidelines on Hypertension and

Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease. [Access September, 30 2011]. Available at:

http://www.kidney.org/Professionals/kdoqi/guidelines_bp/index.htm

O’Callaghan, C.A., 2009. At a Glance Sistem Ginjal, Edisi kedua. Yasmine, E., (terj.), Jakarta: Erlangga, hal. 54-55, 81, 85

Olson, K.R. (Eds.), 2005. Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Pai, A.A. and Conner, T.A., 2009. Chronic Kidney Disease. In: Kimble K., Anne

M., Young L.Y., Aldredge B.K., Guglielmo B.J., Kradjan W.A., and

Williams B.R. (Eds.), Applied Therapeutics: The Clinical Use of

Drugs, 9th edition, Philadelphia: Williams L. and Wilins, Inc., p. 2110, 2123, 2143

Rahman, Mahboob., Pressel, Sara., Davis, R.B., Nwachuku, C., Wright, T.J., Whelton, K.P., Barzilay, J., Batuman, V., Eckfeldt, H.J., Farber, M., Henriquez, M., Kopyt, N., Louis, T.G., Saklayen, M., Stanford, C., Walworth, C., Ward, H., and Wiegmann, T., 2005. Renal Outcomes in High-Risk Hypertensive Patients Treated With an Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor or a Calcium Channel Blocker vs a

Diuretic. Arch Intern Med Journal Vol. 165

Rahmatullah, D., Widyawati, dan Ikawati, Z., 2011. Evaluasi Terapi Hipertensi Intradialitik Menggunakan Antihipertensi Oral pada Pasien Gagal Ginjal

Tahap Akhir yang Menjalani Hemodialisis. Prosiding Seminar

Nasional “Eight Star Performance Pharmacist”, Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM, hal. 25

Saseen, J.J. 2009. Essential Hypertension. In: Kimble K., Anne M., Young L.Y.,

(22)

xxii

Saseen J.J. and Maclaughlin E.J., 2008. Hypertension. In: DiPiro, J.T., Talbert, L.R., Yee, C.G., Matzke, R.G., Wells, G.B. and Posey, M.L.,

Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th edition, New York: McGraw-Hill Companies, Inc,. pp. 139-167

Schoen, F.J, 2005. Blood Vessels. In: Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N. (Eds.), Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition, Philadelphia: Elsevier, Inc., p. 527

Shargel, L. and Yu, A.B.C, 2005. Penyesuaian Dosis pada Penyakit Ginjal. Sjamsiah, S. (terj.), Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi kedua, Surabaya: Airlangga University Press, hal. 391-393

Sica, D.A., 2004. Dose Adjustment of Drugs in Kidney Disease. The Kidney and

Hypertension, New York: Taylor and Francis Group, p. 137

Sica, D.A. 2007. Angiotensin-Converting Enzym Inhibitors. In: Black, H.R. and

Elliot, W.J., Hypertension: A Companion to Braunwald’s Heart

Disease, Philadelphia: Elsevier, Inc., p.251

Silviani, D., Adityawarman, dan Dwianasari, L., 2011. Hubungan Periode Lama Dialisis dengan Status Albumin Penderita Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwekerto Tahun

2010. Mandala of Health, Vol. 5 No. 2, Jawa Tengah: FKIK Unsoed

Skorecki, K., Green J., and Brenner B.M., 2005. Disorders of the Kidney and Urinary Tract: Chronic Renal Failure. In : Fauci, K.B. and Jameson, H.L., Harisson’s Principles of Internal Medicine, 16th edition, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 1653-1654

Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo, A.W., dkk., (Eds.),

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi keempat, Jakarta: Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI, hal. 570

Tobe, S., 2004. Approaches to Maximize Cardiovascular Risk Reduction in

Kidney Disease. The Kidney and Hypertension, New York: Taylor and

Francis Group, p. 83

Tatro, D. S. (Eds.), 2003. A-Z Drug Facts. San Fransisco: Facts and Comparisons Ward, J.P.T. and Aaronson, P.I., 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular,

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah arteri secara bertahap. Berdasarkan JNC 7 definisi hipertensi pada

orang dewasa adalah apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Penyakit ini memiliki prevalensi yang meningkat dari tahun ke tahun. Data dari WHO tahun

2000 menunjukkan prevalensi hipertensi di dunia adalah 26,4% (Saseen &

Maclaughlin, 2008). Di Indonesia, hipertensi sendiri merupakan penyakit yang

menjadi penyebab utama kematian terbanyak nomor lima pasien di rumah sakit

(Depkes RI, 2008).

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk penyakit

jantung koroner, infark miokard, penyakit serebrovaskular, gagal ginjal kronik,

dan gagal jantung (Houston, 2009). Tekanan darah adalah faktor penting dalam

perkembangan penyakit-penyakit ini, dimana ginjal merupakan organ utama yang

terlibat langsung dalam regulasi sistemik tekanan darah. Organ ini terlibat dalam

patogenesis hipertensi dan merupakan salah satu organ yang rusak berat akibat

meningkatnya tekanan darah dengan terlibat langsung dalam mekanisme aktivasi

sistem renin angiotensin aldosteron (RAA) (Ahmed et al., 2009).

Pada beberapa kasus, disfungsi ginjal yang disebabkan oleh gagal ginjal

kronik (GGK) atau penyakit renovaskular merupakan penyebab hipertensi

sekunder (Saseen & Maclaughlin, 2008). GGK adalah suatu proses patofisiologis

dengan beberapa etiologi yang mengakibatkan penurunan jumlah dan fungsi

nefron dan sering menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir (End Stage Renal

Disease (ESRD)) (Skorecki et al., 2005). GGK dapat menyebabkan rusaknya

fungsi ginjal yang terjadi secara bertahap. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai

kelainan struktur dan fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi

glomerulus (Glomerulus Filtration Rate (GFR)). Marker dari kerusakan ginjal

adalah termasuk proteinuria, sedimen urin, atau komposisi darah atau urin pada

(24)

2

Penyakit GGK merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, dengan

peningkatan insiden dan prevalensi, biaya yang tinggi, dan akibat yang buruk

(NKF-KDOQI, 2004). Data Amerika Serikat menunjukkan prevalensi penyakit

GGK pada tahun 1988-1994 meningkat dari 10,0% menjadi 13,1% pada tahun

1999-2004. Prevalensi ini dilihat berdasarkan albuminuria dan penurunan GFR.

Perkiraan prevalensi pada tahun 1988-1994 dan 1999-2004, masing-masing 1,7%

dan 1,8% untuk tahap 1; 2,7% dan 3,2% untuk tahap 2; 5,4% dan 7,7% untuk

tahap 3; 0,21 dan 0,35% untuk tahap 4 (Coresh et al., 2007). Sedangkan GGK

tahap 5 (ESRD) menurut dokumen Annual Data Report of Renal Data System

(USRDS), insiden ESRD pada tahun 1998 adalah lebih dari 85.000 orang, atau

308 per satu juta orang per tahun (NKF-KDOQI, 2002).

Di Indonesia jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan

diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini belum ada

penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia.

Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan prevalensi

penyakit GGK masing-masing berkisar 100–150/1 juta penduduk (Suwitra, 2006).

Pada penyakit GGK dengan hipertensi, hipertensi dapat disebabkan oleh

akibat dari GGK atau pasien sejak awal mengalami hipertensi dan bertambah

buruk dengan adanya GGK. Lebih dari 50% sampai 75% pasien dengan GGK

memiliki tekanan darah >140/90 mm Hg (NKF-KDOQI, 2004). Oleh karena itu,

pengendalian tekanan darah pada pasien GGK harus cukup agresif untuk

mencegah terjadinya komplikasi, disamping untuk mencegah progesifitas

penyakit ginjal itu sendiri (NKF-KDOQI, 2002). Tujuan pemberian antihipertensi

pada GGK adalah menurunkan tekanan darah <130/80 mm Hg (Joy et al., 2008).

Pemberian antihipertensi dapat dapat dilakukan dengan melihat beberapa

studi yang telah dilakukan, salah satunya African American Study of Kidney

Disease on Hypertension (AASK) tidak merekomendasikan penggunaan Calcium

Channel Blockers (CCBs) kelas dihidropiridin pada penyakit ginjal karena dapat

memperburuk fungsi ginjal. Penelitian tersebut menganjurkan penggunaan ACE

inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB). Pada penelitian lain,

Zuchelli et al membandingkan kaptopril dengan nifedipin pada pasien insufisiensi

(25)

3

dalam memperburuk fungsi ginjal, tetapi tekanan darah menurun secara bermakna

akibat kaptopril dan nifedipin (Aziza, 2007). Sedangkan, laporan studi dari

Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial

(ALLHAT) menyatakan bahwa dari beberapa studi lain menyebutkan ACE

inhibitor atau ARB yang dikombinasi dengan diuretik thiazid efektif dalam

menurunkan tekanan darah dan perkembangan dari penyakit ginjal diabetes dan

nondiabetes (Rahman et al., 2005).

Pemilihan antihipertensi adalah dengan melihat kondisi komorbidnya.

Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat kardioprotektif dan

nefroprotektif yang diberikan oleh penghambatan angiotensin converting enzym

(ACE) dan blokade reseptor angiotensin II (Skorecki et al., 2005; NKF-KDOQI,

2004). Oleh karena itu, antihipertensi yang disarankan oleh JNC 7 adalah obat

golongan ACE Inhibitor (seperti enalapril, kaptopril, lisinopril) dan ARB (seperti

losartan, irbesartan, kandesartan) (Chobanian et al., 2004).

Keberhasilan terapi pada pasien GGK dilihat dari kebutuhan akan terapi

itu sendiri dan pemberian terapi dengan tepat indikasi, dosis obat, karakteristik

pasien (usia, jenis kelamin, kebiasaan/gaya hidup), kontraindikasi obat pada

penyakit tertentu, dan penggunaan obat lain (interaksi obat) (Lee & Bergman,

2005). Terapi yang optimal pada pasien GGK adalah apabila menggunakan

pendekatan multidisiplin dengan praktisi kesehatan untuk mengatasi masalah

farmakoterapi yang kompleks. Perubahan fungsi obat yang terjadi dengan adanya

kerusakan pada ginjal yang selanjutnya harus dipertimbangkan pemilihan dosis

pada pasien dengan GGK (Pai & Conner, 2009).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan sebuah studi untuk

mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi.

Tujuan dilakukan studi ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan

antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi dan menganalisis penggunaan

antihipertensi terkait jenis, kombinasi, dosis, dan rute pemakaian sehingga dapat

menjadi gambaran untuk bahan pertimbangan dalam pemilihan antihipertensi

berikutnya agar penyakit GGK tidak berkembang menjadi GGK tahap 5 (ESRD)

(26)

4

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana pola penggunaan antihipertensi pada pasien gagal ginjal kronik

(GGK) dengan hipertensi di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang?

1.3 Tujuan penelitian

a) Tujuan umum:

- Mengetahui pola penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan

hipertensi di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang.

b) Tujuan khusus:

- Mengetahui jenis obat dan kombinasi obat antihipertensi yang diterima

pada pasien GGK dengan hipertensi di RSSA Malang.

- Mengetahui profil dosis dan rute pemberian antihipertensi yang

diterima pada pasien GGK dengan hipertensi sesuai dengan pedoman

standar pengobatan GGK.

1.4 Manfaat penelitian

- Memperluas pengetahuan penulis akan obat yang digunakan pada pasien

GGK dengan hipertensi, khususnya antihipertensi.

- Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang lebih

rasional.

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pola

penggunaan antihipertensi pada pasien GGK dengan hipertensi dalam

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian recovery ion Hg 2+ dari limbah cair dengan metode presipitasi sulfida dan hidroksida diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya

Diet ibu hamil dan persediaan nutrisi adalah satu-satunya sumber nutrisi untuk pertumbuhan janin dan cenderung mempengaruhi perkembangan saraf anak, yang terjadi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive Royalti-Free Right) atas

Jika kita ingin menggunakan mikrokontroller (arduino) pada CMUcam5 hal yang pertama dilakukan adalah menghubungkan port I/O pada CMUcam5 ke port ICSP Arduino

Pola kemitraan yang dijalankan telah mampu memberikan pengeta- huan teknis peternakan ayam potong kepada peternak yang terutama pengetahuan tentang bibit ayam

Dalam hal ini semua yang berhubungan dengan bagaimana implementasi manajemen kurikulum Madrasah Murottilil Qur’an Al-Rifa’ie 2 dan bagaimana kepemimpinan kepala

Populasi penelitian adalah seluruh orang tua yang mempunyai anak yang berusia 6 bulan dibawah 1 tahun yang diberikan ASI Ekslusif yang tinggal dengan mertua dan

Diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran, Kelompok Kerja 1 Unit Layanan Pengadaan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menetapkan