• Tidak ada hasil yang ditemukan

Clustering gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Clustering gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

CLUSTERING

GEMPA BUMI MERUSAK

DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA

Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sub Bidang Informasi Dini Gempa bumi dan Tsunami

Kemayoran– Jakarta Pusat (Juli– Agustus 2009)

Oleh: M A K H B U B NIM : 104016300474

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

CLUSTERING

GEMPA BUMI MERUSAK

DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA

Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sub Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami

Kemayoran– Jakarta Pusat (Juli– Agustus 2009)

Oleh: MAKHBUB NIM: 104016300474

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Rahmat Triyono, ST, M.Sc . Iwan Permana Suwarna, M.Pd. NIP. 197007051998031002 NIP. 197805042009011013

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(3)

ABSTRAK

CLUSTERINGGEMPA BUMI MERUSAK

DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA Oleh: Makhbub, Iwan Permana Suwarna, M.Pd.

Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi dikarenakan terletak di antara 3 (tiga) lempeng tektonik. Ketiga lempeng tersebut yakni, Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak 10 cm per tahun, Lempeng Indo-Australia yang bergerak 7 cm per tahun, dan Lempeng Benua Eurasia yang bergerak 13 cm per tahun. Tulisan ini membahas mengenai masalah periode ulang gempa bumi merusak untuk daerah Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan menggunakan data gempa kuat yang menimbulkan ke rusakan. Perkiraan periode ulang gempa bumi ini dilakukan dengan menggunakan m etodeDistribusi Weibull.

(4)

KATA PENGANTAR

Asssalâmu ‘alaikum wr. wb.

Puji Syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang terus memberikan berbagai nikmatnya yang tak terhitung kepada setiap makhlukNya. Penyelesain pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini pun merupakan berkat salah satu karuniaNya yang amat patut penulis syukuri. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta ahlul bait, sahabat, tabi’in, dan seluruh umatnya tanpa kecuali. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu agenda wajib dan rutin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA termasuk Program Studi Pendidikan Fisika. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa tentang dunia keilmuan yang digelutinya. Bukan hanya sebatas pada dunia akademis tapi juga berusaha untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya melalui kegiatan PKL ini.

Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari pelaksa naan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini, pada akhir kegiatan PKL tersebut mahasiswa yang bersangkutan wajib menyusun sebuah laporan. Dan untuk maksud itulah, penulis merasa bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Tentu saja dalam perjalanan penyusunannya, banyak sekali pihak -pihak yang ikut membantu menyelasaikan penulisan laporan ini. Oleh karenanya, penulis merasa berterimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Ir. Baiq Hana Susanti, M.Sc . selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Sekrearis Jurusan Pendidikan IPA. 2. Ibu Erina Hertanti M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika. 3. Bapak Iwan Permana, M.Pd . selaku Doses Pembimbing II.

(5)

7. Eva Fadlia Zahra yang t erus memberikan semangat pada saat -saat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan

8. M. Nurudin yang telah banyak membantu dalam hal teknis penulisan. 9. Ayudia Krisnaningrum dan Lia Agustina yang merupakan teman PKL

yang telah banyak membantu dalam teknis periz inan di tempat penelitian. 10. Semua pihak yang telah memban tu penulis dalam penyusunan laporan ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat dituliskan di sini.

Penulis telah berusaha berusaha dengan maksimal sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan dan menyajikan yang terbaik selama PKL dan dalam laporan ini, namun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan di masa mendatang. Untuk itu penulis mengucapkanjazâkum Allâh khair al-jazâ’.

Wasssalâmu ‘alaikum wr. wb.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 2

C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian 2

D. Rumusan Masalah 3

E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan 3

F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan 3

BAB II BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI

DAN GEOFISIKA (BMKG) 4

A. Sejarah Singkat 4

B. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta 6 C. Struktur Organisasi Bandan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta 8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Struktur Bumi 9

B. Gempa 11

C. Distribusi Weibull 12

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 16

A. Waktu dan Tempat Praktik 16

(7)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 18

A. Pengolahan dan Analisis Data 18

B. Pembahasan 19

BAB VI PENUTUP 21

A. Kesimpulan 21

B. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 23

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMKG Jakarta 8

Gambar 3.1 Struktur Bumi 9

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat 18 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah 18 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur 18

Tabel 5.4. Hasil perhitungan paramet er 19

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gempa bumi merupakan salah satu masalah tersendiri bagi wilayah Indonesia. Setidaknya telah terjadi 245 kali gempa bumi merusak (Mag. > 5) selama kurun waktu 186 tahun (1821–2007). Banyaknya gempa yang terjadi ini dikarenakan tataan geografi Indonesia yang berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang terus bergerak aktif. Setiap pergerakan lempeng berpotensi menimbulkan gempa bumi. Ada tiga lempeng tektonik utama dunia yang melalui wilayah Indonesia, yakni Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat -baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India -Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun.

Mengingat begitu rawannya wilayah Indonesia terhadap bencana gempa bumi ini, maka dibuatlah cluster-cluster untuk mengelompokkan daerah -daerah mana saja yang berpotensi besar terhadap bencana ini. Tahap selanjutnya adalah menghitung prediktabilitas periode ulang gempa merusak di daerah tersebut berdasarkan parameter -parameter data gempa merusak yang telah terjadi sebelumnya. Prediksi ini menggunakan perhitungan Metode Analisa Distribusi Weibull. Walaupun metode perhitungan ini tidak bisa memastikan kapan peristiwa gempa bumi merusak itu terjadi, namun masih tetap digunakan oleh berbagai ahli di seluruh dunia.

(11)

Memang sampai saat ini belum ada alat canggih yang mampu memprediksi kapan persisnya peristiwa gempa bumi itu terjadi. Namun, dengan mengetahui periode ulang gempa kita dapat menentukan model apa yang tepat untuk konstruksi bangunan dan antisipasi apa saja jika sewaktu -waktu gempa terjadi. Dengan demikian, dapat diambil suatu kebijakan yang tepat, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Berdasarkan pemikiran itulah, maka dalam penelitian ini praktikan mengambil judul “CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA”. Penelitian lebih difokuskan lagi pada tiga wilayah yang tersebar di tiga provinsi di pulau Jawa, yakni Sukabumi (Jawa Barat), Yogyakarta (Jawa Tengan – DI Yogyakarta), dan Surabaya-Malang,-Pasuruan (Jawa Timur).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diident ifikasikan berapa masalah berikut ini, yaitu:

1. Atas dasar apa sajakahclustering gempa bumi merusak itu dibuat? 2. Barapakah periode ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan

sekitarnya?

3. Bagaimanakah rumusan Distribusi Weibull dalam menghitung prdiktabilatas periode ulang gempa bumi merusak?

4. Daerah mana sajakah yang memiliki gempa bumi merusak yang paling tinggi di Pulau Jawa?

5. Apakah terjadinya gempa bumi merusak di Pulau Jawa dapat diprediksi secara pasti?

6. Jenis gempa bumi merusak apakah yang sering terjadi di Pulau Jawa?

C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian

(12)

cara menghitung periode ulang gempa bumi merusak di Pulau Jawa dan sekitarnya dengan menggunakan Metode Distribusi Weibull.

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang ingin diteliti pada kegiatan Praktik ini adalah:

“Bagaimanakah probabilitas periode ulang gempa bumi merusak yang terjadi

di Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan menggunakan Metode Distribusi Weibull?”

E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dari Praktik ini adalah untuk mengetahui probabilitas periode ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya yang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang rawan gempa. Pengetahuan ini penting baik bagi pemerintah maupun masyarakat agar mereka tetap selalu waspada dan antisipasi segala kemungkinannya bila sewaktu -waktu gempa terjadi.

F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat mengh asilkan manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatkan kewaspadaan di daerah Jawa yang memiliki rawan gempa. 2. Masukan bagi para perancang bangunan untuk membuat fondasi yang

tahan terhadap gempa.

(13)

BAB II

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) JAKARTA

A. Sejarah Singkat

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun d emi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika . Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magne tisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa . Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan da ri Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kaus o Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.

(14)

ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum . Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (W orld Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di ba wah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika , kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan , dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pe merintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

(15)

B. Tugas dan Fungsi BMKG Jakarta

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

1. Tugas BMKG

Dalam menjalankan opersionalnya, BMKG mempunyai tugas -tugas sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan nasion al dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, kl imatologi, dan geofisika.

c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisik a. e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.

g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan piha k terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidan g meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

(16)

k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. m. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

o. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.

p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG.

q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.

r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

2. Fungsi BMKG

Sedangkan fungsi keberadaan BMKG sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen adalah sebagai beriku:

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

c. Penetapan sistem informasi di bidangnya.

d. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan dan maritime .

e. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi. f. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi.

(17)

j. Penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

C. Struktur Organisasi BMKG Jakarta

Gambar 2.1. Struktur Organisasi BMKG

(18)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Bumi

Gambar 3.1. Struktur Bumi

Secara keseluruhan, bumi terbagi menjadi empat aspek, yaitu atmosfer (udara), hidrosfer (air), litosfer (batuan) dan biosfer (kehidupan organik). Dalam kajian berikut, praktikan hanya sedikit membahas tentang litosfer karena hal tersebut erat kaitannya den gan masalah gempa. Litosfer adalah akumulasi massa dari batuan -batuan padat yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Litosfer sendiri terdiri dari komponen-komponen primer seperti mineral, batuan, dan fluida. Mineral dalam litosfer banyak mengandung silika (SiO2) atau kalsium karbonat

(CaCO3). Adapun batuan, secara alami terbentuk, materi mineral

terkonsolidasi dan terkompaksi. Batuan bisa terdiri dari hanya satu macam mineral saja seperti batuan salt atau terdiri dari berbagai mineral seperti

sandstone. Sedangkan fluida merupakan komponen yang paling banyak (lebih dari 90% adalah air), sisanya berupa gas dan hidrokarbon . Ketebalan litosfer bervariasi, dari sekitar 65 km sampai 100 km dan mempunyai nilai Specific Gravity (SG) 2.7 sampai 3.

(19)

1. Crust

Crust adalah bagian paling atas dari litosfer dan membentuk lempeng benua dan lempeng samudera. Fluida seperti air, minyak dan gas berada pada lempeng-lempeng ini. Ketebalan crust bervariasi mulai dari 5 km sampai 60 km. Terdiri dari batuan dan mineral berbagai tipe . Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal usul terbentuknya terdiri dari tiga macam batuan, yaitu; Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi dari bekuan magma. Sedimentary (Batuan Sedimen), endapan dari hasil pengikisan batuan permukaan. Metamorphic (Batuan Ubahan), hasil dari alterasi batuan dan mineral lain. Crust, selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung di atas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadinya arus konveksi di bawah lapisan crust ini memaksa magma untuk bergerak keatas. Pada titik -titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling berger ak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.

Gambar 3.2. Pergerakan konveksi magma

(20)

mendekat dan bertubrukan (subduction zone). Karena massa dari lempeng samudra lebih kecil dari massa lempeng benua, pada subduction zone ini lempeng samudra akan menyusup ke bawah dan meleleh (melting). Siklus ini akan terus berulang.

2. Mantle

Mantle terletak di bawah lapisan crust. Lapisan ini dikenal juga sebagai lapisan pirosfer, ketebalannya diperkirakan 2900 km. Terdiri dari besi dan mineral SIMA. NilaiSpecific Gravitynya sekitar 3.5 SG, dan suhu rata-ratanya 20000C. Tekanan dari lapisan di atasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan

mantle paling luar mempunyai sekitar 200 km dan disebut sebagai astenosfer. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Astenosfer inilah yang merupakan sumber dari aktivitas vulkanik dan seismik (gempa).

3. Core

Coreatau inti bumi berdiameter sekitar 7.000 km dan terdiri dari besi dan nikel. Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan suhunya lebih dari 5000 0C. Menurut teori, perputaran bumi pada porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang menyelimuti bumi.

B. Gempa

(21)

Jika dilihat dari penyebabnya, maka gempa bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Gempa bumi tektonik

Gempa bumi tektonik terjadi akibat dari geseran l apisan-lapisan batuan sepanjang bidang sesar di dalam bumi.

2. Gempa vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang terjadi akibat dari gerakan magma yang dekat dengan permukaan bumi atau letusan gunung api.

3. Gempa bumi tumbukan

Gempa bumi tumbukan adalah gem pa yang terjadi akibat dari tumbukan. Di antaranya disebabkan oleh jatuhnya meteor dari angkasa luar.

C. Distribusi Weibull

Distribusi Weibull pertama kali dipakai untuk menganalisa periode ulang gempa bumi oleh Hagiwara (1974). Distribusi Weibull yang digun akan, ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

 

m

Kt t

……… (1)

dimana harga K dan m adalah konstanta, K > 0 danm > -1.

 

t adalah suatu

keadaan dimana tidak terjadi gempa bumi sebelum waktu (t) dengan interval waktunya adalah dari (t) hingga (t +∆t).

Probabilitas kumulatif kejadian gempa selama selang waktu nol dan t, dituliskan sebagai berikut:

 

t R

 

t

(22)

denganR(t) merupakan realibilitas yang dirumuskan sebagai:

dan probabilita density (rapat kemungkinan) dari suatu kejadian gempa bumi dirumuskan sebagai berikut:

Dengan cara metode moment ke (r) dan perubahan acak (t) diperoleh bentuk:

 

 

Selanjutnya dapat diselesaikan secara matematis yang menghasilkan bentuk rumusan rata-rata periode ulang (untuk r =1):

(23)

dimana Γ (m) = fungsi gamma, dengan mencari nilai M1 danM2 dapat dicari simpangan baku (standar deviasi) dari rata -rata periode ulang gempa bumi, yaitu:

Selanjutnya pada persamaan (3) dibuat double anti logaritma dari

 

t pengamatan yang sebenarnya, maka dengan cara metode kwadrat terkecil didapat bentuk rumusan, yaitu:

ln

(24)

3, … n) diperoleh bentuk 

Probabilita kumulatif dapat diperoleh dengan rumusan :

Sedangkan nilai reabilita R(t) dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan

(11) ke persamaan (2). Dengan hasil R(t) yang didapat, maka 

(25)

BAB IV

METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Praktik

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai sejak tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan 8 Agustus 2009. Sedangkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pada bagian Sub Bidang Informasi Dini Gempabumi dan Tsunami yang merupakan salah satu pusat informasi gempa di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta yang beralamat di Jalan Angkasa I No. 2, Kemayoran – Jakarta 10720. Telp. 021 – 4246321 Fax. 021 –

4246703. P.O. Box. 3540 Jkt. Website: http://www.bmkg.go.id

B. Data dan Metode Praktik

Data-data dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini diambil dari data gempa merusak (Magnitudo > 5,0) yang berasal dari Sub Bidang Analisa Geofisika-BMKG beserta data dari Preliminary Determination of Epicentre. Yang dibatasi pada rentang tahun 1889 sampai dengan tahun 2006. Ada 16 data gempa bumi merusak ya ng terjadi di daerah Pulau Jawa yang dibagi ke dalam 3 (tiga) cluster, yaitu meliputi:

1. Daerah Sukabumi dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari tahun 1900–2000.

2. Daerah Yogyakarta dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari tahun 1937–2006.

3. Daerah Surabaya, Malang dan Pasuruan, dengan data gempa merusak dari tahun 1889–1967.

(26)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diawali dengan pengenalan clustering gempa di wilayah Indonesia, metode -metode perhitungan periode ulang gempa untuk mengetahui prediktabilatas gempa, termasuk di dalamnya metode distribusi Weibull, dan dilanjutkan dengan perhitungan parameter-parameter dengan cara manual dan dibuktikan dengan penggunaan program Matlab.

(27)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan metode statistik dan Metode Distribusi Weibull, dan dengan cara menghitung persamaan -persamaan yang telah disebutkan di atas, maka akan diperoleh hasil perhitungan untuk masing -masing daerah sebagai berikut:

Tabel 5. 1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat

No Tanggal Selang

(bulan) Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median

1 14/01/1900 144,23 144,0–188,0 2,0 166,0

2 21/01/1912 330,13 188,0–232,0 1,0 210,0

3 25/07/1939 363,23 232,0–276,0 0,0 254,0

4 02/11/1969 147,27 276,0–320,0 0,0 298,0

5 10/02/1982 221,00 320,0–364,0 2,0 342,0

6 12/07/2000 0,00

Sukabumi dan sekitarnya

Tabel 5. 2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah

No Tanggal Selang

(bulan) Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median

1 27/09/1937 69,87 069,0–146,0 1,0 107,5

2 23/07/1943 453,67 146,0–223,0 0,0 184,5

3 13/05/1981 300,47 223,0–300,0 0,0 261,5

4 27/05/2006 0,00 300,0–377,0 1,0 338,5

6 -

-Yogyakarta dan sekitarnya

377,0–454,0 1,0 415,5

Tabel 5. 3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur

No Tanggal Selang

(bulan) Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median

1 04/11/1889 322,23 099,0–144,0 3,0 121,5

2 11/09/1916 275.00 144,0–189,0 0,0 166,5

3 11/08/1939 130.27 189,0–234,0 0,0 211,5

4 19/06/1950 100.03 234,0–279,0 1,0 256,5

5 20/10/1958 99.97 279,0–324,0 1,0 301,5

6 19/02/1967 0.00

Surabaya, Malang, Pasuruan

(28)

Tabel 5. 4. Hasil Perhitungan Parameter

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur (mK1

 ) 0,0001 0,0014 0,0056

1

m 1,6059 1,0605 0,9605

1 m

1

 0,6227 0,9430 1,0411

1) (m

2) (m

 

1,6227 1,9430 2,0411

1) (m

3) (m

 

2,2454 2,8859 3,0822

Tabel 5. 5. Periode Ulang Gempa

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Rata-rata Periode

Ulang (Tahun) 23 40 19

Standar Deviasi

(SD) 15 38 19

Selang Waktu Periode

(Tahun) 8 < E(t) < 38 2 < E(t) < 78 0 < E(t) < 38

B. Pembahasan

Tabel distribusi frekuensi di atas dibuat berdasarkan data -data gempa bumi merusak yang terjadi masing -masing daerah di pulau Jawa. Perkiraan periode ulang gempa bumi ini dilakukan dengan Metode Distribusi Weibull

dengan menggunakan data sebanyak 16 gempa merusak dari tahun 1889 –

2006, yang merupakan gempa bumi utama (mainshock) pada magnitudo M > 5,0.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, kita dapat dengan mudah untuk menentukan frekuensi gempa dalam interval waktu tertentu. Begitupun dengan periode ulang gempa dapat dicari dengan menggunakan parameter -parameter yang diperlukan (tabel 5.4). Parameter tersebut digunakan untuk mencari periode ulang dengan menggunakan bantuan fungsi gamma dan programMatlab (tabel 5.5.).

(29)

kejadian. Jawa Barat berada pada urutan ke dua dengan interval 166 bulan sebanyak 2 kejadian. Dan yang terkahir di Jawa tengah dengan interval waktu 107,5 bulan sebanyak 1 kejadian.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daerah yang paling aktif menghasilkan gempa menurut perhitungan ini adalah di Jawa Timur, tepatnya di daerah sekitar Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Terbukti dari perhitungan parameter dengan bantuan fungsi gamma bahwa daerah tersebut berada pada 0<E(t)< 38. Artinya, paling cepat terjadi periode ulang gempa merusak setiap 0

tahun dan paling lambat 38 tahun. Disusul wilayah Jawa Barat , dimana rentang waktunya 30 tahun (8<E(t)<38). Dan yang terakhir adalah Jawa

(30)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data -data yang telah dilakukan dengan menggunakan metodeDistribusi Weibull untuk perhitungan periode ulang gempa bumi di daerah–daerah tertentu di pulau Jawa dapat disimpulkan bahwa periode ulang gempa di daerah Sukabumi dan sekitarnya adalah 23 tahun, Yogyakarta dan sekitarnya 40 tahun, dan daerah Surabaya, Malang, Pasuruan dan sekitarnya 19 tahun.

Tentu saja bisa dilihat dengan jelas urutan tingka t seismisitas untuk periode ulang gempa bumi yang resikonya paling tinggi. Yaitu di mulai dari Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan kemudian terakhir Jawa Tengah. Bahkan untuk daerah Jawa Timur diperkirakan paling cepat terjadi gempa adalah setiap tahun dan paling lambat 19 tahun kemudian dari gempa terakhir yang terjadi di daerah tersebut.

B. Saran

Kelemahan dalam penelitian ini adalah minimnya data -data gempa bumi merusak (Magnetudo ≥ 5) yang tercatat. Contohnya: Jawa Timur yang merupakan daerah paling rawan gempa, berdasarkan penelitian ini, hanya menggunakan 6 (enam) data. Itu pun rentang waktunya selama 78 tahun, dimulai dari 1889 sampai dengan 1967. Ini tentu saja akan menjadi berbeda hasilnya jika data gempa terbaru dimasukan dalam perhitungan parameter -parameter.

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar.Struktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009.

2. Bima.Visi dan Misi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009.

3. BMKG.Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 4 Desember 2009.

4. Giancoli, Douglas C. 2001.Physics: Principles with Applications Fifth Edition

(alih bahasa oleh Yuhilza Hanum). Jakarta: Erlangga. 5. Hasan, Yaziz,Sains Fisika.. Jakarta: Poliyama

6. Priyatna.Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009. 7. Rikitake, T.,Earthquake Forecasting and Warning, Center for Academic

Publication, 1981

8. Wikipedia,Cincin Api Pasifik. Jakarta: Tersedia di

http://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik tanggal 24 Agustus 2009.

(33)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. SkalaModified Mercalli Intensity (MMI)

No Skala

MMI Pengaruh dan akibat serta Kerusakan yang terjadi 1 I Tidak terasa

2 II Terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama dibangunan bertingkat atau tempat lebih tinggi.

3 III Terasan di dalam rumah, tetapi banyak yang tidak menyadari terjadinya gempa. Seperti getaran truk lewat.

4 IV

Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat, atau seperti ada barang berat yang membentur dinding. Benda yang

tergantung bergoyang, sendok dalam gelas menimbulkan bunyi, pintu & jendela berayun, dinding dan rangka rumah berbunyi.

5 V

Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun. Cairan dalam wadah bergoyang dan tumpah, pintu berputar buka -tutup, lonceng jam bandul terhenti, atau jalannya tidak cocok.

6 VI

Terasa oleh orang banyak. Banyak orang terkejut dan berlarian. Orang berjalan terganggu. Benda - benda dalam lemari - rak berjatuhan. Lemari roboh, pohon terlihat goyang, plester dinding retak.

7 VII

Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan kendaraanya. Orang berjalan sempoyongan. Lemari tumbang, barang-barang di dalamnya rusak/pecah. Plester dinding rusak & pecah. Terjadi cekungan pada gundukan pasir atau kerikil. Air menjadi keruh. Selokan irigasi rusak.

8 VIII

Mengemudi mobil terganggu. Bangunan kuat mulai ada kerusakan dengan adanya komponen yang jatuh. Menara dan tangki air diatasnya berputar (mengalami torsi), dinding

pasangan tumbang, lereng tanah yang basah dan curam terbelah.

9 IX

Banyak orang panik. Bangunan yang kurang kuat runtuh. Bangunan yang kuat mengalami kerusakan berat. Struktur rangka dan fondasi mengalami kerusakan. Pipa dalam tanah putus, tanah alluvium terbelah, lumpur dan pasir keluar dari tanah.

10 X

Struktur pasangan (tembok) dan rangka rumah rusak. Struktur kayu yang kuat dan jembatan rusak. Bendungan dan tanggul rusak berat. Tanah longsor terjadi. Air sungai atau danau muncrat. Rel kereta api bengkok.

11 XI Rel kereta api banyak bengkok, pipa -pipa dalam tanah rusah berat.

12 XII

(34)

Lampiran2. Data Gempa Bumi Merusak di Pulau Jawa dan Sekitarnya

EVENT E F F E C T MMI SOURCE

1. ORIGIN TIME Central Jawa – Jepara

1821 Dec 25 The earthquake was felt at Jepara and VII NT

reported on VI - VII MMI scale.

2. ORIGIN TIME West Jawa – Jakarta

1833 Jan 28 The shocks caused damaged on buiding VII-VIII NT

and cracked on walls. No killed and injured was reported.

3. ORIGIN TIME West Jawa – Bogor and Cianjur

1834 Oct 10 A violent shock occured, the earthquake VIII-IX NT

caused heavy damaged on building some of them collapsed a cracked on road between Bogor and Cianjur.

No killed and injured were reported.

4. ORIGIN TIME East Jawa – Mojokerto

1836 Mar 22 At Mojokerto about 60 km west from Su - VII-VIII NT

rabaya a shock was occurred and causing damage and loss to properties.

5. ORIGIN TIME Central Jawa – Purworejo

1840 Jan 04 A destructive earthquake occured at VIII-IX NT

Purworejo and caused heavy damage on -buildings,two buildings collapsed. Also felt at Semarang, Demak, S alatiga and Kendal on the north coast of Cen -tral Jawa.

6. ORIGIN TIME West Jawa - Bogor

1843 May 25 A shock was felt at Bogor and caused VII-VIII NT

damaged on buildings and houses.

7. ORIGIN TIME West Jawa - Cianjur

1844 Feb 15 The Earthquake hit Cianjur on west Jawa VII-VIII NT

and caused damage on houses.

8. ORIGIN TIME Central Jawa - Kebumen

1852 Oct 15 A moderate Earthquake was felt at Kebu - VI-VII NT

men.his shock caused cracked on walls at several buildings and houses.

9. ORIGIN TIME West Jawa - Bogor

1852 DEC 20 A strong earthquake caused some build - VIII-IX NT

ings collapse.

10. ORIGIN TIME West Jawa - Cirebon

1853 Nov 30 A moderate earthquake was felt and VII-VIII NT

caused crack on walls.No further infor-mation.

11. ORIGIN TIME Central Jawa - Semarang

1856 Jan 19 An earthquake was felt at Semarang and VII-VIII NT

caused crack on walls.

12. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung

1859 Jul 05 An Earthquake was occurred and some VI NT

(35)

13. ORIGIN TIME West Jawa - Karawang

1862 May 24 A rqather shock was felt at Karawang VI NT

west Jawa, where walls of some houses were fissured.

14. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyumas

1863 Aug 13 The strong earthquake caused heavy da- VI- NT

mage on a sugar factory.

15. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyubiru

1865 Jul 17 Some buildings and houses suffered con - VII NT

siderable damage caused by an earthqua ke.

16. ORIGIN TIME Central Jawa - Ambarawa

1866 Apr 22 Because of an earthquake, walls of some VI NT

houses and barracks were fissured.

17. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta

1867 Jun 10 In Yogyakarta and Surakarta 372 houses VIII-IX NT

were collapsed and partially colla psed, while only 5 persons lost their lives.

18. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyumas

1871 Mar 27 Fissures on the walls of goverments VI NT

buildings and other houses which were caused by an earthquake.

19. ORIGIN TIME Central Jawa - Salatiga

1872 Oct 10 A rather strong shock felt at Salatiga VI NT

and caused in the walls arose fissures.

20. ORIGIN TIME West Jawa - Ciamis

1873 Feb 05 The walls of numerous buildings got VI NT

fissures.

21. ORIGIN TIME West Jawa - Kuningan

1875 Oct 25 The quake felt at Kuningan,Sumedang and VII-VIII NT

Manonjaya. 628 houses damaged and seven people killed.

22. ORIGIN TIME Central Jawa - Kedu

1877 Feb 21 A rather strong shock felt at Kedu and VI NT

Wonosobo in central Jawa an d caused damage on several buildings.

23. ORIGIN TIME East Jawa - Pasuruan

1889 Nov 04 The quake caused crackes on the walls VI NT

24. ORIGIN TIME Central Jawa - Pati

1890 Dec 12 This quake also felt at Juwana and VIII NT

caused many hauses fall. And several people killed and injured.

25. ORIGIN TIME East Jawa - Lumajang

1896 Jul 01 The walls of some houses were split. VI NT

26. ORIGIN TIME East Jawa - Wlingi

1896 Aug 15 At Brangah-Wlingi many public and pri- VII NT

vate buildings/houses damaged.

27. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung

1896 Aug 20 The shock caused severe damage on seve - VII NT

ral chinese houses.

28. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi

1900 Jan 14 Felt over Priangan,Bogor and Banten. VII GN - 2

(36)

29. ORIGIN TIME East Jawa - Sedayu

1902 Aug 31 Groundslumps were observed,walls were VI GN - 2

distrubed. A series of aftershocks felt during the period 26 Sep-9 Oct and

The haviest one on August 31 accompanied by roaring sound.

30. ORIGIN TIME West Jawa - Banten

1903 Feb 27 This quake felt over Banten,small VI GN - 2

cracks developed in walls.

31. ORIGIN TIME West Jawa - Cianjur

1910 Dec 18 Cracks developed in walls at Rajamanda - VII GN - 2

la Cianjur West Jawa

32. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi

1912 Jan 21 Cracks developed in the walls at Ca mpa- VI GN - 2

ka Sukabumi-West Jawa. Movable object were thrown down.

33. ORIGIN TIME East Jawa - Madiun

1915 Dec 01 Nearly all buildings in the sugar Esta- VIII GN - 2

te "Sudono" were cracked. The cemney of the sugar factory toppled down. More or less damage was also done at Maospati and Magetan.

34. ORIGIN TIME Central Jawa - Maos

1916 Sep 09 Most destruction took place in and IX GN - 2

around Maos. About 340 brick stone buildings collapsed completely and many other damage at Maos and Kasugian. Cracks developed in walls, groundslumps in the ground were reported.

A few mud or sand craters were formed where jets of water were spurted through holes or tissures causing the people in panic. Four hundred houses collapsed in Selarang district. Damage to structures and cracks in the ground were also found in various place School buildings were among those most generally and severally damage, d ue in considerable part to unsuitable design to resist shaking. The major destructi on, however, was in a more thickly set tled district, where unfavourable geo -logical conditions and poor structural work in creased the damage.

---35. ORIGIN TIME West Jawa - Banten

1923 May 12 The shock was felt over west Jawa and VII GN - 2

7.3S - 105.8E south Sumatra as far as Krue. Damage was done at several places,at Pelabuhan ratu a water tower was thrown down.

---36. ORIGIN TIME Central Jawa - Maos

1923 May 15 The shock was felt intensively over IX GN - 2

7.7S - 109.2E westren central Jawa. Destructive effects have been particularly pronoun -ced in and around Maos.

---37. ORIGIN TIME Central Jawa

1924 Nov 12 The center was located in a mountainous VIII-IX GN - 2

7.3S - 109.8E region. Damages were generally caused by ground slides.

(37)

damage was also done to stone buildings outside Wonosobo. Approximately 2250 houses collapsed and in some villages most damages were caused by gr ound-slides. All together about 727 people were killed. The quake loss was esti -mated by the local outhorities at about 61.000 guilders.

---39. ORIGIN TIME Central Jawa - Prupuk

1926 Dec 13 Destructive at Prupuk and Magasari; VIII-IX GN - 2

minor damage at Dubuk tengah,Kaligayan Wonosari, Danurejo,Jembayat,Pakulaut and Kalisosok. A few people were injured.

---40. ORIGIN TIME Central Jawa - Bumiayu

1931 Jan 21 In general damage was corfined mostly VIII GN - 2

7.3S - 108.9E to older structures or buildings with poor material and poor cons truction.

---41. ORIGIN TIME East Jawa

1936 Mar 01 Exact origin unknown. Damage was VII GN - 2

generally done in central and east Jawa The shock was also felt over Bali and south East Kalimantan.

---42. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta

1937 Sep 27 Felt as far east as east Lombok. In ge - VIII-IX GN - 2 8.7S - 110.8E neral south central Jawa was bodly dama

ged and slight cracks in walls were found in east Jawa.The most destructive region was found in Yogyakarta Province At Klumpit one house was torn apart,one people reported killed. At Prambanan 326 brick stone houses collapsed. At Klaten 2200 houses sustained damaged at various places underground pipelines were broken.

---43. ORIGIN TIME Central Jawa

1939 Jun 27 Fall of plaster and small cracks in VII GN - 2

6.9S - 108.5E wall in Cirebon residency. More damage was done at Sodomantra,Jepara and Manis kidul.

---44. ORIGIN TIME East Jawa

1939 Aug 11 Rembang and Surabaya were rocked sus - VII GN - 2

6.5S - 112.4E pended object swung. a brick buildings collapsed at Brondong.

---45. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta

1943 Jul 23 The distrubance was most intense along VIII GN - 2

8.6S - 109.9E the southcost of central Jawa,between Garut and Surakarta,a distance of about 250 km . A death of 213 people have been reported and about 2096 persons were heavily injured; approximately 2800 houses were damaged.

---46. ORIGIN TIME East Jawa

1950 Jun 19 Destructive in and around Gresik. VII GN - 2

6.2S - 112.5E felt slightly in south Kalimantan and as far west Jawa

---47. ORIGIN TIME East Jawa - Malang

1958 Oct 20 Seriously damaged to houses in Malang VII-VIII GN - 2

(38)

---48. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung

1960 Oct 10 The quake was strongly felt at Tulung VI-VII GN - 2

8.0S - 112.5E agung ,where people were aweken ed by by creaking of buildings and where plaster cracked and fell. The shock was felt as far west as Baturetno in Surakarta and as far east as Tunggul in Besuki. This earthquake was widely felt in southern east Jawa over an area of about 15.000 square km.

---49. ORIGIN TIME East Jawa - Campur darat

1961 May 07 Damage to brick buildings at Campur VI-VII S.I

8.5S - 112.0E darat and Kebonagung Tulung agung. Reports indicated that the macroseismic area extended as far west as Banyumas Central Jawa and as far as Besuki in east Jawa.Evidences indicated that the tremor had a maximum intensity of VII at the immediate vicinity of the center The shock also felt at Jatisrana -Sura-karta,Klaten,Maos,Malang and Klakah to the north the macroseismic area was limited by a mountain range Kendeng, however some places like Demak and Watu belah to the north of the mountain range felt this tremor as inten sity II. The great macroseismic extent suggested that the quake was deep seated. In the vicinity of the center small damages were caused to old structures lime morter.

---50. ORIGIN TIME East Jawa - Wlingi

1962 Des 21 Cracks on the walls in Southern east VI E.2

00h44m20s UTC Jawa. The shock was felt as far East 9.0S - 112.0E as the Island of Bali. A moderate tre -Depth : 64Km mor was felt in Wlingi and neighbouring

places in Kediri and also felt in most places in Madiun area. A large number people in Madiun and Kediri residence felt the quake and its intensity was high enough to cause some panic in public places, like school and markets. Macroseismic and instrumental data in -dicated that the tremor was of tectonic nature and deep focused.

---51. ORIGIN TIME East Jawa - Ponorogo

1963 Jun 27 The earthquake caused slight damage in IV-V E.I

11h46m58s UTC Ponorogo. The shock was felt in central 8.3S - 112.2E and eastern Jawa. The western most Depth : 180Km place was Jogyakarta and to the east was Besuki which detected the tremor and both places reported intensity II.

---52. ORIGIN TIME West Jawa - Labuan

1963 Dec 16 The earthquake caused slight d amage in V E.I

02h45m35s UTC Labuan where cracks are developed in 6.2S - 105.4E walls. A large number of people felt Mag : 5.0 the quake and its intensity was high Depth 55Km enough to cause some panic among the

people in Jakarta, however no damage was reported by this shock.

(39)

as Kotabumi in South Sumatera as inten -sity II. The shock was also felt in Priangan as intensity II - III.

---53. ORIGIN TIME East Jawa - Malang

1967 Feb 19 The place worst hit was Dampit, VIII-IX E.I

22h14m55s UTC a district just situated to the south 8.5S - 113.5E of Malang,according to questioner Mag : 6.2 reports 1539 buildings were wrecked, Depth : 80Km 14 people were killed, 72 people were injured. Next to Dampit was Gondang according to a report 9 people were killed, 49 people were injured, 119 bu-ildings collapsed completely and other 402 buildings were cracked. 5 mosques were ruined. More attentions should also be paid to Trenggalek where 33 woo den houses were reported cracked and some houses have been moved some what. In Besuki the eastern most district of East Jawa, the intensity was of t he order of III to VI MMI,in Tanggul buil dings sustained small damage only. The shock was felt to the west as far as Banyumas (Cilacap), in to the north a chain of hills in western east Jawa from a sort of barrier to the propaga -tion of the seismic waves.No report was received about a high sea waves.

---54. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi

1969 Nov 02 A relative strong earthquake was felt V E.I

18h53m06.6s in southern west Jawa. In the Bogor 06.5S - 107.1E area suspended objects swung by the Mag. : 5.4 shock, in Campaka where the intensity Depth : 57 Km was highest, the only known structural

damage were cracks produced in the walls of some poor erected buildings. The shock was also slightly felt in Ja -karta. In the south Bogor area an after shock seemed to be felt one hour later. In Sukabumi a poor constructed brick building was reported collapsed for this earthquakes.

---55. ORIGIN TIME Central Jawa - Bantar Kawung

1971 Jun 16 The shock was generally felt in western VII-VIII E.I.+S.I. 14h44m22.5s Central Jawa. The Place worst hit was

07.2S - 109.1E Buaran, about 6 km west of Bumiayu, Mag. : 5.2 further in Bantar Kawung and Jipang, Depth : 35 Km respectively some 12 and 17 km west of

Bumiayu most brick buildings suffer ed considerable.

In the effected area 1377 buildings sus tained damage, wooden houses generally resist shaking but some poorly cons-tructed buildings slanted toward east or west and some collapsed completely. Eventhough only one person was reported killed and 6 injured. The damage might be due to old structures made of brick which are not well cemented without re inforcing iron rods and the unconso -lidated river deposite may large be responsible.

---56. ORIGIN TIME East Jawa

1972 Nov 04 Southern Blitar - Trenggalek area expe- V - VI E.I

(40)

08.4S - 112.2E in the morning. Gandusari reported a Mag. : 6.0 fairly strong shock as intensity V - VI Depth : 126 Km MMI. The tremor caused cracks in the

walls of brick buildings and great num -ber of people were awakened from their sleep. The shock was felt as far as Yogyakarta - Surakarta border and this far extended felt area strengtened the shock to be deeper than normal.

---57. ORIGIN TIME West Jawa - Sumedang

1972 Dec 19 At 21 h 47 m LT of December 19 th,1972 V E.I

14h47m00.0sUTC the Sumedang area experienced a tremor 06.9S - 107.8E of moderate. Strength and was slightly Mag. : 4.5 shallower than normal as indicated by Depth : Very- the small area affected.

Shallow The quake caused slight damage to old brick buildings and panic among the people. In Cibunar, Rancakaleng and Pa -saribu villages the same quake was felt fissures were observed.

--- ---58. ORIGIN TIME West Jawa - Pelabuhan Ratu

1973 Nov 26 In Pelabuhan Ratu the quake was felt as V E.I

08h51m12.8Sutc intensity III - IV MMI.

06.8S - 106.6E At Citarik and Cidadap villages, where Mag. : 4.9 the intensity was highest the only Depth : 62 Km known structural damage were slight

cracks produced in the walls of old brick buildings and fall of plaster. Ground crack and groundslides were ob -served.

---59. ORIGIN TIME West Jawa - Banten

1974 Nov 09 This quake caused people awakened. VI E.I

19h10m55.2sUTC In Leuwiliang - Southern Banten, one 6.5S - 105.3E stone building collapsed and cracks we -Mag. : 6.1 re developed in walls on some houses. Depth : 51 Km The shock was felt as far as Lampung

and Pringsewu in South Sumatera and in Jakarta was felt by some people.

---60. ORIGIN TIME Central Jawa - Purwokerto

1976 Feb 14 Almost all people were awaken from IV E.R

20h31m49s UTC their sleep due to earthquake and sound 7.2S - 109.3E from the building/houses. The shock was Mag. : 5.6 also felt at Ajibarang, Kedungbanteng, Depth : 22 Km Tegal, Brebes, Pekalongan, Magelang and

Semarang. No damage reported.

---61. ORIGIN TIME West Jawa - Tasikmalaya

1979 Nov 02 In Tasikmalaya and surroundings the VII E.R

15 53 03.5 quake caused 163 houses and buildings 7.66S -108.25E collapsed, 1430 houses seriously dama-Mag. : 6.1 ge : one meeting hall, 24 school bu-Depth : 62 km ildings damage, 3 mosques collapsed and

29 seriously damage and 159 newstand severely damage.

(41)

1980 Apr 16 In Singaparna many houses cracked on V-VI E.R 12 18 20.6 walls but in Tasikmalaya itself only

8.08S - 108.8E some houses cracked.

Mag. : 5.8 In Garut and surroundings the poorly Depth : 84 km constructed houses cracked on walls,

also in District of Sukawening, Pasang -grahan, Jamberea, Caringin etc many cracks developed on walls.

In Singajaya District, 10 elememtary school buildings aslanted. The quake also caused cracks on houses in Cila cap Central Jawa. The shocks were felt in Bandung at intensity III.

---63. ORIGIN TIME Central Jawa - Karanganyar

1981 Jan 01 The quake shacked Karanganyar and sur - VI E.I

roundings and caused slightly damage on some houses.

---64. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta

1981 Mar 13 The shock was felt in Yogyakarta and VII E.I

23 22 35.1 caused small cracks on the walls of 8.76S -110.43 Ewalls of Ambarukmo Hotel in Yogyakarta. Mag. : 5.6 No others building and houses damaged. Depth : 51 km

---65. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi

1982 Feb 10 The quake was felt in some places in VII E.

16 17 51.5 Sukabumi and Bogor area. The shock ca -6.86S -106.94E used serious and slight damage on many Mag. : 5.5 houses and building and 4 people in-Depth : 39 km jured. No lost of life.

---66. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka

1990 Juli 06 The quake was strongly felt at Majaleng VIII BMG

6.7 S - 107.8E ka, 1281 houses damaged at Maja, 1198 00h16m21.1Sgmt houses damaged at Bantarujed and 1210 Depth : 34 Km houses damaged at Banjaran. 22 people Mag : 5.8 seriously injured, 99 people slightly

injured. In Jakarta the quake was felt

as intensity II MMI and Bandung as intensity III MMI

---67. ORIGIN TIME Central Jawa - Brebes VIII-IX BMG

1992 Feb 4 Damage in Brebes and Tegal areas , 7.20 S-109.00E 1370 houses slightly and heavily 01h58m19.3 GMT damaged . This quake was felt until Depth : normal more than 70 km epicenter. This quake Mag. : 5 was preceded by several felt fore

-shocks and succeded by several felt after shock.

---68. ORIGIN TIME East Jawa - Banyuwangi III-IV BMG

1994 June 02 The quake caused Tsunami in south beach 18 17 39.6 GMT of east Java and caused seiosly damaged 10.0 S-112.74E at Banyuwangi. More hundred people were

Mag.= 5.9 killed.

Depth : 33 km

---69. ORIGIN TIME West Jawa - Jakarta

1997 March 17 The quake was strongly felt at Jakarta IV - V BMG

08 05 47.0 GMT some building damaged, some houses dama 7.40 S-104.69E ged at Pandegelang, Labuan, Cibaliung, Mag. = 6.0 Cisolok and felt almost in the south of Depth : 33 Km west Jawa as intensity III - IV MMI

---70. ORIGIN TIME: East Java - Blitar V-VI BMG

(42)

8.85 S-112.38E Mag. = 6.3 Depth: 177 Km

---71. ORIGIN TIME: West Jawa - Panaitan Island IV-V BMG

1999 Dec. 21 The quake caused 1 people killed, 14 14 59.0 GMT 17 injured, 160 houses damage, 7.21 S-105.64E This quake was felt at Jakarta IV -V, Mag. = 6.0 Bandung III, Lampung III, Liwa II -III, Depth: 33 Km Bekasi II-III.

---72. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi III-VI BMG

2000 Juli 12 The quake caused damaged in CIDAHU :1peo 01 10 36.0 GMT pleinjured,89 housesheavydamaged,167 ho 6.90S-106.90E uses little damaged, CIBADAK : 413 hous Mag. : 5.1 es heavy damaged, 816 houses little da-Depth: Normal maged, 2 building/office little damaged

1 mosque little damaged, Sekarwangi hos pital little damaged, PARAKANSALAK : 11 houses heavy damaged, 22 houses little damaged, 3 building/office little ged, GEGERBITUNG : 1 house heavy dama-ged, SUKARAJA : 50 houses heavy damaged 844 houses little damaged, 1 building/ office heavy damaged, 4 building/office little damaged, 1 education facilities heavy damaged, 1 education facilities little damaged, 1 mosque heavy damaged 14 mosque little damaged, 1 people inju red, CIKEMBAR : 2 houses heavy damaged, 10 houses little damaged, 1 irigation building little damaged, KADUDAMPIT : 202 houses heavy damaged,889 houses lit tle damaged, 8 building/office heavy da maged, 19 building/office little dama-ged, 19 education facilities heavy dama ged, 49 education facilities little

da-maged, CICURUG : 378 houses heavy dama-ged, 788 houses little damadama-ged, 6 buil-ding/office heavy damaged, 10 building/ office little damaged, 2 mosques heavy damaged, 9 mosques little damaged, 2 pe ople injured, NAGRAK : 470 houses heavy damaged, 2375 houses little damaged, 10 building/office heavy damaged, 18 buil-ding/office little damaged, 7 education facilities heavy damaged, 47 education facilities little damaged, 24 mosques heavy damaged, 74 mosques little dama-ged, SUKABUMI : 29 houses heavy damaged 15 houses little damaged, 2 building/of fice heavy damaged, 2 building/office little damaged, 1 education facilities little damaged, PARUNGKUDA : 18 houses heavy damaged, 47 houses little damaged 1 building/office heavy damaged, 4 buil ding/office little damaged, CISAAT : 4 houses heavy damaged, 141 houses little damaged, 1 building/office heavy damaged, 1 education facilities heavy dama -ged, 1 education facilities little dama ged, 1 mosque heavy damaged, 1 mosque little damaged, WARUNGKIARA : 1 houses heavy damaged, 4 houses little damaged, KALAPANUNGGAL : 8 houses heavy damaged, 1 education facilities heavy damaged ,

(43)

-damaged, 35 houses little -damaged, KABANDUNGAN : 30 houses little damaged.

---73. ORIGIN TIME West Jawa - Pandeglang IV-V BMG

2000 October25 The quake caused damaged in PICUNG : 28 09 32 16.2 GMT houses heavy damaged, 67 houses modera-7.20S-105.00E te damaged, 104 houses light damaged, 1 Mag. : 6.5 SR other house moderate damaged, Finance -Depth: 33 km lost estimated 2,6 million rupiah, 14

-elementary school heavy damaged , 3 mos-lem emos-lementary school moderate damaged, 20 mosque light damaged, 1 little mos-que light damaged, 3 vilagesbalai light damaged. CIGEULIS : 30 houses heavy da-maged, 230 houses moderate dada-maged, 377 houseslight damaged, 1 docter house hea vy damage, 1 school head house light da mage, 1 other house light damage, Fi-nance lost estimated 8,5 million rupiah 1 elementary school heavy damage , 2 mos lem elementary school, 12 mosque heavy-damage, 5 mosque light heavy-damage, 5 small-mosque heavy damage, 3 smallsmall-mosquelight damage, 1 moslem office heavy damage, 1 culture and education building heavy da mage, 1 vilage balai heavy damage,1 pe-santren house heavy damage, 1 pepe-santren house light damage. PANDEGLANG : 7 hou-ses heavy damage, 3 house moderate dama ge, 2 houses light damage, Finance lost estimed 0,3 million rupiah, 1 mosque li ght damage, 1 small mosque moderate da mage, 1 small mosque light damage. PANIMBANG : 81 houses heavy damage, 209 houses moderate damage, 1 docter house-light damage, 1 school head heavy dama-ge, 1 school head light damadama-ge, 2 guard house heavy damage, 1 guard house mode-rate damage, 1 other house modemode-rate da-mage, Finance lost estimed, 46,0 milli-on rupiah, 29 elementary school heavy damage, 6 elementary school moderate da mage, 36 mosque heavy damage, 8 mosque moderate damage, 5 mosque light damage, 32 small mosque heavy damage, 28 small mosque moderate damage, 1 camat office moderate damage, 2 helth center office moderate damage, 1 culture and educati-building light damage, 5 vilages balai heavy damage, 4 vilages balai moderate damage, 2 pesantren houses moderate da -mage, LABUAN : 1 other house light mode

----

---74. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka VI - VII BMG

2001 June 28 The quake caused damaged in Kecamatan -03 46 28.47GMT Talaga - Kabupaten Majalengka : 891 hou 7.19S -108.26E ses very damaged, 587 houses heavy dama Depth : 30 Km ged and 5547 houses light damaged. Mag : 5.3 Public Facility ( mosque, small mosque,

school, office, etc) 127 building very-damaged, 39 building heavy damaged and 112 building light damaged.

---75. ORIGIN TIME West Jawa - Cirebon V-VI BMG

(44)

Mag : 4.8

---76. ORIGIN TIME Central Jawa - Jogyakarta VI - IX BMG

2006 May 27 In Bantul,Prambanan,Klaten and Jogyakar 22 54 00.4 GMT ta 4772 people killed and 17772 people 8.03S-110.32E injured and 204831 houses destroyed. Depth : 12 km In Central Jawa 1010 people killed and Mag. : 5.9 18527 injured and 185246 houses destroyed. Source data : Satkorlak Jogyakarta upda te data 05 Juni 2006,clocks : 09.00 UTC -

--77. ORIGIN TIME West Jawa - Pangandaran IV - V BMG

2006 July 17 In Ciamis 184 people killed; Tasikmala-08 19 22.0 GMT ya 97 people killed,59 people missing, 9.46S-107.19E 31 people very injured,24 people heavy Depth : 33 km injured; Garut 1 people killed;Cilacap Mag. : 6.8 67 people killed;Kebumen 7people killed USGS: 45 people missing,1 people very injured 08 19 30.73GMT 10 people heavy injured; Gunung Kidul 2 9.30S-107.35E people killed;DI Jogyakarta 4 people Depth : 6 km killed.Pangandaran : IV MMI;Tasikmalaya Mag. : Mw=7.2 III-IV MMI;Bandung:III-IV MMI;Jakarta:

III-IV MMI;Cianjur:III MMI;Jogy a:II-III MMI and Sawahan-Karangkates:I-II MMI.

---78. ORIGIN TIME East Jawa - Situbondo VI BMG

2007 Sept. 09 At least 13 people injured and some bu-18 36 35.0 GMT ilding damaged (VI) at Situbondo. 7.88S-114.34E

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Bumi
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BMKG
Gambar 3.1. Struktur Bumi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kepribadian ( dalam hal ini motivasi berprestasi) kurang dipengaruhi oleh urutan kelahiran,

Menurut Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang pasal 1 ayat 1, pengertian perdagangan manusia adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,

Inflasi Kota Bukittinggi terjadi karena adanya peningkatan indeks pada lima kelompok pengeluaran, yaitu : kelompok sandang sebesar 1,35 persen, kelompok transpor,

Lembaga Bahasa XYZ selama ini mengolah datanya dengan menggunakan cara manual ( pencatatan ), penulis membuat Aplikasi Administrasi dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0

Teori sistem mempunyai beberapa manfaat yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah didalam suatu kegiatan lain seperti pembelian barang, penjadwalan mata kuliah,

Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan Inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,1074 persen, kelompok

Perpustakaan merupakan tempat yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi, oleh karena itu perpustakaan dituntut untuk mampu menyimpan, mengolah data serta melayani pemakai

[r]