Nama : Rossy Yatus Solihah
Tempat Tangal Lahir : Bandung,13 September 1991 Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Asal : Jl. Terusan Holis Pemukiman Kopti Cibolerang No. 05 RT/RW 02/10 kel.Babakan Ciparay Bandung , 40224
E-mail : Rossyyatus@yahoo.com Telephone : 085794166012/08818235257 Kewarganegaraan : Indonesia
Hobi : Nonton, dan jalan-jalan
PENDIDIKAN
1996 - 2002 : SDN Holis 1 Bandung 2002 - 2005 : SMP Negeri 39 Bandung 2005 - 2008 : MAN Negeri 1 Bandung
2009– sekarang : Mahasiswa tingkat akhir Universitas Komputer Indonesia
Hormat Saya,
To the Consumer buying Decision On Gallery ELINA Keramic
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi ManajemenFakultasEkonomi
UniversitasKomputer Indonesia
Oleh :
ROSSY YATUS SOLIHAH
21209730
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUHDIFERENSIASI PRODUKDAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GALERI ELINA KERAMIK DI BANDUNG”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih untuk kedua orangtua tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa dan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya yang begitu besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Dedi Sulistiyono, S., MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Rizki Zulfikar,SE.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Dra. Rahma Wahdiniwaty,M.Si selaku penguji 2, yang selalu memberi motivasi, perhatian, masukan sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar. 6. Windi Novianti, SE.MM, selaku koordinator siding skripsi.
7. Linna Ismawati, SE.,M.Si. selaku ketua panitia pelaksanaan tugas akhir. 8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan sertai lmu yang sangat berharga.
9. Teh Maya yang selalu memberikan dukungan, dengan segala kebaikannya. 10. Teh Hana yang juga selalu baik dan memberikan dukungan.
11. Ibu Elina selaku pemilik Galeri yang telah memberikan konsiderasinya bagi saya untuk melakukan penelitian..
12. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk almarhumah ibuku tercinta Ai Romal, terimakasih sudah memberi arti yang sangat dalam di hidupku ini.
13. Ayah ku tersayang bapa Suhendar yang sudang banyak berjasa buat saya selama ini.
14. Omaku tersayang Hj.khoeriyah terimakasih untuk segala pengorbanan dan petuah-petuah yang tentunya diberikan dan akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam hidup saya selamanya.
viii
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Bandung, 20 Agustus 2013
ix
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1Maksud Penelitian ... 9
1.3.2Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
x
2.1.1.1 Tahapan-tahapan Membangun Diferensiasi ... 15
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk ...16
2.1.1.3 Macam-macam Diferensiasi Produk...17
2.1.1.4 Manfaat Diferensiasi Produk ...22
2.1.1.5 Tujuan Diferensiasi Produk...24
2.1.2 Desain Produk ... 24
2.1.2.1 7 paramenter Desain Produk...25
2.1.3 Keputusan pembelian ... 30
2.1.3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian ... 32
2.1.4 PenelitianTerdahulu ... 35
2.2 Kerangka Pemikiran ... 38
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel... 39
2.2.1.1 Hubungan Diferensiasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 39
2.2.1.2 Hubungan Desain Produk Terhadap keputusan Pembelian...39
xi
3.2.1 Desain Penelitian ... 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 49
3.2.3.1 Sumber Data ... 49
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 50
3.2.3.2.1 Populasi ... 51
3.2.3.2.2 Sampel ... 51
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.2.4.1 Uji Validitas ... 54
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 57
3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 61
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 61
3.2.5.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif ... 62
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 64
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 71
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 71
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 73
xii
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status...78
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan perekjaan...79
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan...80
4.3 Analisis Deskriptif...81
4.3.1 Analisis Deskriptif Differensiasi Produk...81
4.3.2 Analisis Deskriptif Desain Produk...93
4.3.3Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian...98
4.4 Analisis Verifikatif ... 106
4.4.1 Hasil Estimasi Model Regressi ... 106
4.4.2 Analisis Korelasi...112
4.4.2.1 Analisis Korelasi antara Diferensiasi Prodak terhadap Keputusan pembelian...113
4.4.2.1 Analisi Korelasi antara Desain produk terhadap Keputusan pembelian...115
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 119
5.2 Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121 KUESIONER
Negeri Sriwijaya. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, Vol 6 No.2. November 2011: 2085-1375
Hermana Dody, 2006, Pengaruh diferensiasi produk terhadap pengambilan
keputusan pembelian konsumen Rokok Djarum Super di Kabupaten Garut.
Manajerial Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi, Vol. 5, No. 9, Juli :
1412-6613
Herminingtyas Rudika, 2013, Analisi fungsi kemasan produk melalui model view dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen
pada produk Rokok keretek merek Dji Sam Soe di Kota Semarang.
Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No. 2, Juni : 2252-7826.
Ibrahim Nasir M, 2007, Analisi pengaruh media iklan terhadap pengambilan
keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada
masyarakat Kota Palembang, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya,
Vol 5, No.9, Juni : 2232-6543.
Putra Hafrizal, 2012, Pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan
pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 3, No.1, Januari : 2086-5031.
Sahetapy Joefar, 2013, Diferensiasi produk, strategi merek,pengaruhnya terhadap keputusan pembelian meubel UD Sinar Sakti Manado, Jurnal EMBA,
Vol.1, No. 3, September : 2303-1174.
Soewito Yudhi, 2013, Kualitas produk, merek, dan desain pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sepeda Motor Yamaha Mio, Jurnal EMBA, Vol 1, No. 3, Juni : 2303-1174.
Sukotjo Hendri dan A. Radix Sumanto, 2010, Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Prosess, dan Physicial Evidence)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah,
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian
pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Adapun kajian pustaka pada penelitian ini meliputi
konsep mengenai deferensiasi produk ,desain produk dan keputusan pembelian
terhadap Galeri Elina keramik di Bandung.
2.1.1 Pengertian Deferensiasi produk
Menurut Kotler (2000) dalam Yudhiarina (2009:2292), “Diferensiasi
adalah kegiatan merancang serangkaian keunikan yang berarti untuk membedakan
apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing”.
Menurut Walker (2006) dalam Yudhiarti (2009:2292) :
”Acompany can
outperform its rivals only if it can establish a difference that it can preserve. It
must deliver greater vallue to customers or create comparable value at alower
cost or both
”.
Menurut Winardi (1989) dalam Hermana (2006:3) mendefinisikan
diferensiasi produk yaitu : “tindakan perusahaan untuk menetapkan sekumpulan
perbedaan-perbedaan yang berarti pada produknya untuk membedakan penawaran
perusahaan dan penawaran pesaingnya, sehingga dapat dipandang (dipersepsikan)
konsumen sasaran memiliki kelebihan nilai yang berarti.
Dapat disimpulkan diferensiasi produk adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan
memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan
perbedaan-perbedaan yang berarti pada produk yang ditawarkan untuk membedakan produk
perusahaan dengan produk pesaingnya,sehingga dapat dipandang atau
dipersepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang
diharapkan oleh konsumen.
Perusahaan mendiferensiasikan diri dengan para pesaingnya jika
perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan dalam sesuatu uang dinilai penting
oleh para pembeli. Seberapa jauh para pesaing dalam sebuah industri dapat
melakukan diferensiasi antara satu sama lainnya juga merupakan salah satu unsur
penting dalam struktur industri. Meskipun diferensiasi mempunyai arti penting,
sumber-sumber yang memungkinkan dilakukannya diferensiasi seringkali tidak
dipahami dengan baik. Perusahaan seringkali memandang sumber yang potensial
bagi diferensiasi dari segi produk fisik atau praktek pemasaran, bukannya sebagai
hal yang bisa diciptakan dimana saja dalam rantai nilai yang ada. Perusahaan
seringkali tidak sama tetapi sifatnya tidaklah berbeda, karena mereka seringkali
mengusahakan keunikan yang sebenarnya tidak bernilai bagi pembeli. Perusahaan
menaruh perhatian cukup besar pada biaya diferensiasi atau pada daya tahan
diferensiasi yang telah dicapainya.Jadi, diferensiasi dapat dimaksudkan sebagai
suatu usaha perusahaan dalam strategi pemasaran untuk membuat pembedaan
produk dengan perusahaan pesaing, sehingga produktersebut memiliki ciri khas
tersendiri.
2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi
Menurut Hermawan Kartajaya (2010:30), diferensiasi tidak hanya
dibangun dari sisi produk saja, tapi juga melibatkan aspek strategi pemasaran
seperti segmentasi, targeting dan positioning. Berikut adalah tahapan yang
dilakukan untuk membangun diferensiasi yang solid antara lain :
1. Melakukan segmentasi dan targeting yang kemudian diikuti perumusan
positioning produk, merek dari perusahaan.
2. Menganalis sumber – sumber deferensiasi yang memungkinkan, baik yang telah
ada saat ini maupun memiliki potensi untuk menjadi basis diferensiasi dimasa
yang akan datang.
3. Menguji diferensiasi perusahaan, apakah sustainable atau tidak. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menilai sejauh mana
sustainable
diferensiasi,
yaitu tidak mudah ditiru dan memiliki keunikan. Apabila produk dan merek
perusahaan memiliki keunikan maka akan bertahan karena tidak mudah untuk
4. Mengkomunikasikan diferensiasi yang dimiliki. Produk yang baik tidak berarti
akan menjadi pemenang, yang paling penting adalah persepsi yang lebih baik.
Untuk itu perusahaan harus mampu mengkomunikasikan diferensiasinya
dengan baik. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk mengkomunikasikan
diferensiasi :
a) Simple, komunikasikanlah diferensiasi yang perusahaan tawarkan dalam
bahasa yang sederhana serta kata – kata yang singkat.
b) Meaningful, pilihlah kata – kata yang singkat tapi bermakna.
c) Focus, komunikasi yang disampaikan harus benar – benar menuju pada suatu
titik, dimana perusahaan tampil beda dan meninggalkan pesaing.
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk
Membangun diferensiasi dari sisi konten, konteks, dan infrastruktur agar
menjadi kokoh menjadi penting bagi perusahaan. Namun kebutuhannya tidak
cukup hanya sampai membangun diferensiasi yang kokoh saja, tapi yang
terpenting adalah bagaimana mepertahankan diferensiasi tersebut. Menurut
Hermawan Kartajaya (2010:32) berikut adalah teknik-teknik yang dapat dilakukan
1. Fokus pada core differentiation
Perusahaan boleh melakukan cara-cara untuk „menancapkan
‟
eksistensi merek
untuk mengeksploitasi pasar tapi harus tetap bersumber pada diferensiasi utama
yang dimiliki.
2. Be Consistent
Konsistensi di sini maksudnya adalah konsisten dalam hal pesan yang
disampaikan ke pasar serta konsisten juga dalam hal operasional perusahaan
sehari-hari.
3. Evolve your differentiation
Perkuat diferensiasi yang sudah dimiliki dari waktu ke waktu sehingga tetap
unggul di pasar.
2.1.1.3 Macam-macam Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk merupakan cara perusahaan untuk memenangkan
persaingan dengan perusahaan pesaing melalui daya pembeda atau keunikan
produk sehingga dipersepsikan sebagai produk yang memiliki nilai lebih oleh
konsumen.
Diferensiasi produk merupakan titik tolak penciptaan diferensiasi karena
produk merupakan factor utama yang menjadi focus perhatian konsumen. Produk
perusahaan berperan sebagai penarik minat konsumen.
Menurut Kotler (2007) dalam Yudhiarina (2009:2292), diferensiasi produk dapat
1. Bentuk
Bentuk produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik sebuah produk.
2. Keistimewaan
(feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni
karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi
yang
pertama
dalam
memperkenalkan
keistimewaan
baru
yang
berhargamerupakan salah satudari cara yang paling efektif untuk bersaing.
3. Mutu Kinerja
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja:
rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu pada level di mana
karekteristik dasar produk itu beroperasi.
4. Mutu Kesesuaian
Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian
(conformance
quality)
yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat di mana semua unit
yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang
dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah
5. Daya Tahan
(durability)
Daya tahan
(durability),
suatu ukuran usia operasi yang diharapkan dalam
kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk
produk-produk tertentu.
6. Keandalan
(reliability)
adalah ukuran probabilitas atau keandalan.
7. Mudah diperbaiki
Mudah dioerbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu
produk yang rusah atau gagal.
8. Gaya
(style)
Gaya
(style)
menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh
produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya bersedia membayar harga tambahan
untuk produk –produk yang diberi gaya menarik.
Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar untuk
ditiru. Di sisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang
tinggi.
9. Rancangan
(design)
Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara
yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan
jasa perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Bagi
diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan
baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka,
dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang.
Sedangkan menurut Djaslim Saladindan Herry Achmad Buchory
(2010:106-108), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi :
1. Keistimewaan (
feature)
adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar atau
kegunaan utama suatu produk.
2
.
Kualitas Kinerja
(Performance quality)
merupakan tingkatan atau level di
mana karakteristik-karakteristik primer produk bekerja. Jadi, pembeli bersedia
membayar lebih mahal untuk kinerja lebih baik, asalkan harga tidak melampaui
nilai tambah kinerja tersebut. Ada tiga strategi relevan untuk melakukan
performance yaitu :
1) Manufaktur terus-menerus dengan cara meningkatkan mutu produk, sering
memperoleh pengembalian, dan pangsa pasar yang tinggi.
2) Memepertahankan kualitas produk.
3) Menurunkan strategi tersebut di atas, harus dipertimbangkan secara mantap,
karena terkait dengan profit yang akan dicapai dan kelangsungan hidup
3. Kualitas Kesesuaian (
conformance quality)
adalah parameter yang
menunjukkan sejauh mana desain dan karakteristik operatif produk mendekati
kadar sasaran
(standars target).
4. Daya tahan
(durability)
adalah ukuran umur pakai harapan
(expected operating
life)
suatu produk. Bisa umur teknis, bisa juga umur ekonomis tetapi biasanya
umur teknis.
5. Keandalan
(reliability)
adalah ukuran probabilitas atau keandalan.
6. Mudah diperbaiki
(repairability)
adalah tingkat kemudahan memperbaiki
suatu produk.
7. Gaya
(style)
adalah ukuran keelokan dan kenyamanan produk di mata pembeli.
Sebuah perusahaan mempunyai reputasi yang hebat karena gaya
(style)
daripada produknya.
8. Desain
(design)
adalah daya integratif yang dapat mengagumkan pandangan
pembeli.
Setelah membandingkan antara pendapat Kotler dan Djaslim Saladin, pada
penelitian ini penulis menggunakan referensi dari Kotler yang digunakan sebagai
indikator dikarenakan lebih banyak sumber, lebih lengkap, terperinci serta mudah
2.1.1.4 Manfaat Diferensiasi Produk
1. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup produk
Suatu produk pasti akan mengalami siklus
decline
atau penurunan. Jadi,
pada prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk atau
jasa kita, perlu dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam pemasaran kita
meningkat kembali.
2. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh
konsumen
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di benak
konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa
kita, akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa
yang kita pasarkan karena adanya
point of interest
yang kita miliki,yaitu
keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk
maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin
tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik
untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya,
pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk
3. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik
dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain
Dengan adanya keunikan yang kita miliki, maka produk kita akan terlihat
lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah nilai
tambah dari produk atau jasa yang kita pasarkan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang relatif
sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di mata
konsumen, karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh dengan
penawaran produk atau jasa yang keunggulannya relatif sama dengan yang lain.
Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk atau
jasa kita, maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa
produk atau jasa yang kita hasilkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Dengan persepsi tersebut, maka pada konsumen juga akan lebih tertarik
untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
kita dibandingkan produk atau jasa yang lain.
4. Diferensiasi akan membuat nilaijual dari produk atau jasa yang kita
pasarkan menjadi lebih tinggi
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang
berharga bagi kita. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut, kita dapat
menjual produk atau jasa kita dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa
kita dapat menjual produk kita dengan harga yang lebih tinggi karena dengan
konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh kita tidak dimiliki oleh produk atau
jasa yang lain.
2.1.1.5 Tujuan Diferensiasi Produk
Tujuan dilakukannya diferensiasi produk adalah untuk meningkatkan
keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru agar mendapatkan laba
yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian dari produk yang terdahulu
yang mengalami penurunan.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu
mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik
produk,strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari
diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
2.1.2 Pengertian Desain Produk
Menurut Kotler dan keller (2009) dalam Soewito (2003:221)
mendefinisikan desain produk yaitu : “totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan
rasa dan fungsi produk berdasarkan keebutuhan pelanggan”.
Anggipora (2002)dalam Ilmaya (2011:27). Pengertian desain menurut
terminologinya dari bahasa latin (
desionare
) atau bahasa inggris (
design
). Echols
(1975) dalam Ilmaya (2011:27) mengatakan:“desain sebagai potongan, pola,
Menurut Stanton (1995) dalam Ilmaya (2011:27) Desain produk
merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Perusahaan juga makin
menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain
penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan
kualitas produk.
Dapat disimpulkan Desain produk adalah totalitas keistemewaan yang
mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan
pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, desain akan menjadi salah satu
cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan
jasa perusahaan. Semua hal-hal yang telah disebutkan merupakan
parameter-parameter desain. Semuanya menegaskan betapa sukarnya tugas mendesain
produk dengan segala keterbatasannya. Seorang desainer harus memahami berapa
yang harus diinvestasikan dalam pengembangan ciri, kinerja, konformansi, daya
tahan. Kemudahan perbaikan, model dan sebagainya.
2.1.2.2 7 Parameter Desain Produk
Menurut Kotler (2005) dalam Asshiddieqi (20:33) terdapat 7 parameter
desain produk yaitu :
1. Ciri-ciri
Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.Sebagian
besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri.Ciri-ciri produk
Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke
produknya. Satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan jepang adalah
karena mereka secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk
seperti arloji,mobil,kalkulator,dll. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai merupakan
satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan.
2. Kinerja
Kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat
beroperasi.Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja
(kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda.Para pembeli biasanya
rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga
tidak melebihi nilai yang dirasakan.
3. Mutu Kesesuaian
Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat dimana desain produk dan
karekteristik operasinya mendekati standar sasaran.Mutu kesesuaian adalah
tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap
spesifikasi sasaran yang dijanjikan.Hal ini disebut konformansi karena
spesifikasinya.
4. Tahan Lama (Durability)
Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang diharapkan dari suatu
produk tertentu.Sebagai contoh, Volvo mengiklankan mobilnya sebagai mobil
lebih tinggi.Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih tahan
lama.
5. Tahan Uji (Reliabilitas)
Reliabilitas adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan
berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela
membayar lebih untuk produk-produk dengan reputasi reliabilatas yang lebih
tinggi.Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk
reparasi.
6. Kemudahan Perbaikan (Repairability)
Kemudahan perbaikan adalah suatu ukuran kemudahan perbaikan suatu produk
yang mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan–kerusakan. Kemudahan
perbaikan ideal akan ada jika pemakai dapat memperbaiki produk tersebut
dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama.
7. Model (Style)
Model menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak dan berkenan bagi
konsumen.Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang sulit untuk
ditiru.Sebagai contoh, banyak pembeli mobil yang membayar lebih untuk mobil
jaguar karena penampilannya yang luar biasa walaupun jaguar sendiri tidak
Menurut Kotler dan Keller (2009) dalam Soewito (2013:221) indikator dari
desain produk adalah :
1. Warna Produk
2. Striping produk
3. Bentuk Produk
Menurut Enrico (2009) dalam Ilmaya (2011:60 ) mengemukakan indikator
untuk mengukur desain produk adalah:
1. model terbaru
Dengan mengeluarkan produk yang mengikuti zaman tentu akan lebih
mudah dalam merangsang konsumen melakukan pembelian.
2. Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seseorang tertarik.
3. Variasi desain
Agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang itu-itu saja makan
perusahan perlu melakukan variasi desain.
Setelah membandingkan antara Kotler dan Keller serta ilmaya dan Enrico,
pada penelitian ini penulis menggunakan referensi dari Enrico yang digunakan
sebagai indikator dikarenakan lebih mudah untuk dipahami.
Dari sudut pandang perusahaan, sebuah produk yang didesain dengan baik
akan mudah dibuat dan didistribusikan. Sedangkan dari sudut pandang
konsumen, adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka,
akhirnya dibuang. Desain harus mempertimbangkan hal-hal tersebut dan
mengikuti pepatah, “bentuk mengikuti fungsi”.Desainer harus menyesuaikan
diri dengan beberapa ciri yang diinginkan. Kebanyakan tergantung kepada
pemahaman cara pasar sasaran menerima produk dan mempertimbangkan segi
manfaat dan biaya yang berbeda. Beberapa perusahaan kini menyadari
pentingnya desain produk.Menurut Kotler (1993) Desain produk yang baik
dapat menarik pehatian untuk melakukan pembelian, meningkatkan kinerja,
mengurangi biaya, dan menyesuaikan nilai terhadap pasar sasaran yang
diinginkan.Aspek Desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu
pembentuk daya tarik terhadap suatu produk.Desain dapat membentuk atau
memberikan atribut pada suatu produk, sehingga dapat menjadi ciri khas pada
merek suatu produk. Ciri khas dari suatu produk tersebut pada akhirnya
akandapat membedakannya dengan produk-produk sejenis merek lain dari
pesaing Kotler (2001) dalam Asshiddqi (2012:34). Desain produk dapat berupa
peningkatan maupun penyederhanaan.Peningkatan pada desain produk berupa
penambahan
fungsi
dan
kegunaan
dari
suatu
produk.Sedangkan
penyederhanaan desain produk bertujuan agar pemakaian suatu produk menjadi
semakin mudah.Dalam menetapkan desain produk, perusahaan harus terlebih
dahulu menetapkan strategi desain produk.Menurut Tjiptono(2001) dalam
Asshidieqi (2012:35) terdapat tiga strategi desain produk.Strategi ini berkaitan
dengan tingkat standarisasi produk.Perusahaan memiliki tiga pilihan strategi,
kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu), dan produk standar dengan
modifikasi. Tujuan dari setiap strategi tersebut adalah, ( Tjiptono,2001):
1. Produk Standar
Untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produksi massa.
2.
Customized Product
Untuk bersaing dengan produsen produksi massa ( produk standar) melalui
fleksibilitas desain produk.
3. Produk Standar dengan Modifikasi
Untuk mengkombinasi manfaat dari dua strategi di atas.Hasil yang diharapkan
perusahaan dari strategi-strategi ini adalah peningkatan dalam pertumbuhan,
pangsa pasar, dan laba.
2.1.3 Keputusan Pembelian
Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari
perilakukonsumen.Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap demi tahap
yang digunakan konsumen ketika membeli barang dan jasa.
Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan
keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui
konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang
Perilaku waktu memakai, dan Perasaan setelah membeli.Sedangkan
menurut Engle (1994) dalam Yudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa
:”Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahuli dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut”.
Laidon (1993) dalam Tudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa :
“Perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan yang
menyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh,menggunakan,
dan mengatur barang dan jasa.
Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah: “Perilaku
konsumen dapat diartikan sebagai suatukegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan
jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penerapan kegiatan. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas beberapa tahap. Seluruh proses
tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya. Pada umunya
konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau
2.1.3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005) dalam Ilmaya (2009:63) Tahap-tahap dalam proses
keputusan pembelian tersebut dapat digambarkan dalam sebuah model seperti di
bawah ini :
Gambar 2.1
Proses Pembelian Model 5 Tahap
Sumber :
Kotler dan Keller (2006:181)
1.
Pengenalan masalah (
Problem recognition
)
Proses membeli dimulai dari tahap ini. Pembeli menyadari suatu perbedaan
antara kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli
atau dari luar pembeli.berdasarkan pengalamannya seseorang telah belajar
bagaimana mengatasi dorongan ini dan didorong kearah suatu jenis objek yang
diketahui dapat memuaskan kebutuhannya.
Untuk kebanyakan produk, pembelian hanyalah kegiatan rutin artinya
kebutuhan yang terangsang cukup dipuaskan melalui pembelian ulang merek
yang sama ini berarti bahwa pengalaman masa lalu langsung mempengaruhi
seseorang untuk membeli, jadi terhadap kedua dan ketiga langsung dilewati.
Namun apabila terjadi perubahan (harga, produknya, pelayanannya, dan
sebagainya), pembeli mungkin akan mengulang kembali proses keputusan
membeli secara utuh.
Pencarian Informasi PengenalanMasalah
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
2.
Pencarian informasi (
Information search
)
Apabila kebutuhan yang dirasakan semakin kuat, maka konsumen akan
memperbesar perhatiannya tehadap alat pemuas kebutuhannya, konsumen akan
tanggap terhadap informasi yang berkaitan dengan objek pemuasnya.
Dengan kebutuhan yang semakin kuat, seseorang akan melangkah kedalam
pencarian informasi secara lebih aktif. Oleh karena itu pemasar perlu
mengidentifikasikan sumber-sumber informasi itu dan menilai pentingnya
sumber-sumber informasi, sehingga dapat diambil kebijakan yang sesuai.
3.
Evaluasi alternatif (
Evaluation of alternative
)
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif
pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan
konsumen terdapat (lima) konsep dasar yang digunakan, yaitu :
Sifat-sifat produk (
Produk attributes
)
Nilai kepentingan (
Importance weight
)
Kepercayaan terhadap merek (
Brand belief
)
Fungsi kegunaan (
Utility function
)
Tingkat kesukaan (
Preference attitudes
)
Dalam mencari berbagai alternative akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
antara lain seperti:
Berapa banyak uang dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
Berapa banyak informasi dari masa lalu dan dari sumber-sumber lain yang
sudah dimiliki konsumen.
Jumlah resiko yang akan dipikul jadi seleksi alternatif salah.
Jika alternatif yang wajar telah teridentifikasi, konsumen harus
mengevaluasinya satu persatu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian.
Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup masa lalu dan sikap
terhadap aneka merek. Konsumen juga memakai pendapat para anggota
keluarga dan kelompok acuan lainnya untuk dipakai sebagai tuntunan dalam
melakukan evaluasi.
4.
Keputusan pembelian (
Purchase decision
)
Setelah mencari dan mengevalusi berbagai alternatif konsumen akan
memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika keputusan yang diambil
adalah membeli, konsumen harus dapat membuat rangkaian keputusan yang
menyangkut merek, harga, toko, warna dan lain-lain. Banyak sekali orang yang
sulit dalam membuat keputusan, karena itu apa saja yang dapat diusahakan
oleh para pemasar untuk menyederhanakan pembuatan keputusan pembelian
akan menarik konsumen.
Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli,
yaitu :
a.
Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
c.
Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh
konsumen.
5. Perilaku pasca pembelian (
Post purchase decision
)
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami suatu kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Kepuasan akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Seorang konsumen yang merasa puas akan kecenderungan yang lebih tinggi
untuk membeli kembali pada kesempatan berikutnya, dan akan menceritakan
kepada teman-temannya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen
mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tabel Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti
No Judul Penelitian/Judul
Referensi
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1
Pengaruh
Strategi
Diferensiasi
Produk,
merek, dan promosi
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
pada perusahaan rokok
PT.HM.Sampoerna”
(Bobby
Yudhiarini,
Hasil saat penelitian
menunjukan bahwa
adanya
pengaruh
posirif
antara
Deferensiasi produk
terhadap keputusan
pembelian.
Variabel
X
1(Deferensiasi
produk
dan
Variabel
Y
(Keputusan
pembelian).
Tidak
memiliki
2009)
2.
Pengaruh Diferensiasi
Produk
terhadap
Pengambilan
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Rokok
Djarum
Super
di
Kbupaten Garut
(Dody Hermana, 2006)
Terpadat
pengaruh
antara
diferensiasi
produk
terhadap
pengambilan
keputusan pembelian
konsumen
rokok
Djarum Super.
Variabel
X1
(Diferensiasi
Produk),
Variabel
Y
(Keputusan
Pembelian).
Tidak
memiliki
Variabel X2
3.
Kualitas produk, merek
dan desain pengaruhnya
terhadap
keputusan
pembelian pada sepeda
motor Yamaha Mio.
desain berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian
sepeda
motor Yamaha Mio
pada
konsumen
pengguna
sepeda
motor
Yamaha
Mio
di
Kecamatan
Singkil
Manado.
Variabel
X
2(Desain Produk)
Variabel
Y
(Keputusan
pembelian).
Tidak
memiliki
Variabel X
14.
Analisis marketing
mix-7p
(produk,price,promotio
n,place,partisipant,
proses,
dan
physial
evidence)
terhadap
keputusan
pembelian
produk
klinik
kecantikan
teta
di
Surabaya
(Hendr
Sukotjo
dan
Sumanto
Radix
A,
2010)
Variabel
produk,
harga, promosi, dan
lokasi secara parsial
berpengaruh
terhadap Keputusan
pembelian
pada
klinik
kecantikan
Teta.
Variabel Y
(Keputusan
pembelian).
Tidak
memiliki
Variabel X
1dan X
25.
Pengaruh kualitas
produk, promosi dan
desain terhadap
keputusan pembelian
kendaraan bermotor
Yamaha Mio.
Desain produk
memiliki pengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian.
Variabel X
2(Atribut produk)
dan Variabel Y (
keputusan
pembelian )
Tidak
memiliki
variable X
2(
Yudhi Soewito,
(Asih Purwanto,
Surakarta)
6.
Analisis
pengaruh
media iklan terhadap
pengambilan keputusan
membeli
air
minum
dalam kemasan merek
Aqua pada masyarakat
Kota Palembang.
(M. Nasir Ibrahim,
2007)
Media iklan melalui
iklan Televisi, iklan
Surat Kabar, iklan
Majalah,
iklan Radio, Papan
Reklame
dan
Spanduk
secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan konsumen
dalam membeli air
minum
kemasan
merek
Aqua.
Variabel Y (
Keputusan
Pembelian )
Tidak
memiliki
variable X
1dan X
27
Analisis
pengaruh
psikologis, produk dan
harga
terhaddap
keputusan
pembelian
Laptop di lingkungan
mahasiswa
Politeknik
Negeri Sriwijaya
(Desi Apriyanty,2011)
Terbukti
bahwa
Variabel psikologis
secara
parsial
berpengaruh
keputusan Pembelian
Laptop
di
Lingkungan
Mahasiswa
Politeknik
Negeri
Sriwijaya
Variabel Y (
Keputusan
Pembelian )
Tidak
memiliki
variable X
1dan X
28.
Diferensiasi
produk,
strategi
merek,
pengaruhnya terhadap
keputusan
pembelian
Meubel UD Sinar Sakti
Manado.
(Joefer
Pratama
Sahetapy, 2013)
diperoleh
Diferensiasi Produk
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen di UD
Sinar Sakti Manado,
dengan
demikian
hipotesis
dapat
diterima.
Variabel X
I(Deferensiasi
Produk) dan Y
(Keputusan
pembelian)
Tidak
Memiliki
VariabelX
29.
Pengaruh
bauran
pemasaran
jasa
terhadap
keputusan
pembelian
kartu
Distribusi, karyawan
dan
proses
berpengaruh
signifikan terhadap
Variabel Y
(Keputusan
pembelian)
Tidak
Memiliki
Variabel X
1perdana prabayar XL di
Kota Padang.
(Hafrizal Okta Ade
Putra, 2012)
keputusan pembelian
kartu
perdana
prabayar XL di Kota
Padang.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Kotler (2000) dalam Yudhiarina (2009:2292) Deferensiasi Produk
adalah : “Kegiatan merancang serangkaian keunikan yang berarti untuk
membedakan apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan
oleh pesaing”.
Jadi diferensiasi produk dapat di maksudkan sebagai suatu usaha
perusahaan dalam strategi pemasaran untuk untuk membuat pembedaan produk
dengan perusahaan pesaing, sehingga produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri
sehingga mampu persaing dipasaran,oleh karena itu strategi deferensiasi produk
sangatlah penting bagi perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) dalam soewito (2003:221)
mendifinisikan desain produk adalah : “totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Jadi desain produk dapat dimaksudkan sebagai hal yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan, perusahaan harus melihat dan mengerti apa yang diinginkan
pelanggan sehingga pelanggan tertarik dan terangsang dengan produk yang di
Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan
keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui
konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang
dirasakan, Kegiatan sebelum membeli.
Jadi keputusan dapat maksudkan sebagai dorongan emosi sehingga dapat
menentukan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian dapat terlihat bahwa
Deferensiasi produk dan Desain produk memiliki dampak yang sangat erat dengan
keputusan pembelian.
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1 Hubungan Deferensiasi Produk terhadap Keputusan Pembelian
Mengenai pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian
dikatakan antara lain oleh Hermana (2006:142) Terdapat pengaruh antara
diferensiasi produk terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen rokok
Djarum Super, sebab dengan menonjolkan perbedaan antara produk yang
ditawarkan oleh perusahaan dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing maka
akan menimbukan peningkatan pada keputusan pembelian.
2.2.1.2 Hubungan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian
Mengenai pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio pada
konsumen pengguna sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Singkil Manado.
Karena dengan desan yang dirancang dengan baik makan akan meningkatkan
keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat
paradigma penelitian sebagai berikut:
2.3 Hipotesis
Deferensiasi Produk
1. Bentuk 2. Keistimewaan 3. mutu kinerja 4. mutu kesesuaian 5. Daya Tahan 6. Keandalan 7. mudah diperbaiki 8. Gaya
9. Rancangan
Kotler (2007) dalam Yudhiarina (2009:2292)
Desain Produk
1. Model Terbaru 2. Variasi Desain 3. Warna
Enrico (2009) (dalam ilmaya,2011:27)
Keputusan Pembelian
1. Pengenalan masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli 5. Perilaku pasca membeli
Kotler (2005) dalam
Ilmaya (2009:63)
Soewito (2013:228)
Hermana (2006:142)
[image:43.612.103.564.303.645.2]Menurut
Sugiyono, (2007:84)
dikatakan bahwa :
“Hipotesis adalah alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti
bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.”
Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara
yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis
yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Diferensiasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Galeri
Elina keramik di Bandung.
2. Desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Galeri Elina
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik
penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan.
Husein Umar (2003:303) mengatakan bahwa :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek dalam penelitian ini adalah Diferensiasi Produk sebagai variabel
X1, Desain Produk sebagai X2 dan Keputusan pembelian keramik Galeri Elina
sebagai variabel Y.
3.2
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode
verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian
keramik Galeri Elina. Data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara
sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.Sedangkan
metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (2005:21):
“ Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”.
Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu
hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian
poin keempat, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh diferensiasi produk dan
desain produk terhadap keputusan pembelian keramik Galeri Elina di Bandung.
Dengan metode ini dapat diketahui berapa besar pengaruh variabel
independent
terhadap variabel
dependent
, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif,
maka metode penelitian yang digunakan adalah
Explanatory Survey.
Explanatory survey adalah suatu survai yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan kasual antara dua variabel melalui pengujian hipotesis,
survai dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan
bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti
dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam
melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih
luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1.
Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar
penelitian.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan
melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan
penemuan yang relevan.
3.
Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah
dan berfikir.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan
untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau
pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji
terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4.
Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang
dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh
Diferensiasi Produk
dan
Desain
Produk
terhadap Keputusan Pembelian.
5.
Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,
pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada
penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
6.
Menyusun instrument penelitian
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian.Instrumen ini digunakan
sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya
hubungan dari
Diferensiasi Produk
(Variabel Independen“X
1”) dan Desain
Produk (Variabel Independen“X
2”) terhadap Keputusan Pembelian (Variabel
dependen“Y”) digunakan korelasi
Analisis Regresi Berganda
, dan untuk
menguji pengaruh dari
Diferensiasi Produk
(Variabel Independen“X
1”) dan
Desain Produk (Variabel Independen“X
2”) terhadap Keputusan Pembelian
(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
penelitian
Metode yang
digunakan
Unit Analisis
Time
Horizon
T-1
Descriptive
Descriptive
dan
survey
Konsumen yang
melakukan
pembelian Galeri
Elina keramik
Bandung
Cross
sectional
T-2
Descriptive
Descriptive
dan
survey
Konsumen yang
melakukan
pembelian Galeri
Elina keramik
Bandung
Cross
sectional
T-3
Descriptive
Descriptive
dan
survey
Konsumen yang
melakukan
pembelian Galeri
Elina keramik
Bandung
Cross
sectional
T-4
Descriptive
&
Verifikatif
Descriptive
dan
Explanatory
Survey
Konsumen yang
melakukan
pembelian Galeri
Elina keramik
Bandung
Cross
sectional
3.2.2 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian mengenai pengaruh
diferensiasi produk
dan
desain
produk
terhadap keputusan pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam
1.
Variabel diferensiasi produk sebagai variabel independen pertama (X
1).
2.
Variabel desain produk sebagai variabel independent kedua (X
2).
3.
Variabel keputusan pembelian sebagai variabel dependent (Y).
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan
dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
Sumber Data
Deferensiasi Produk (X1) Desain Produk (X2) Winardi (1989) dalam Hermana (2006:3) diferensiasi p roduk adalah : “Tindakan perusahaan untuk menetapkan sekumpulan
perbedaan-perbedaan yang berarti pada produknya untuk membedakan penawaran pesaingnya, sehingga dapat dipandang konsumen sasaran memiliki kelebihan nilai yang berarti.
Kotler dan keller (2009) dalam Soewito (2013:221) Desain Produk
Galeri Elina Keramik di Bandung •Model terbaru Terbaru Ordina
l
Tabel 3.2
Operational Variabel Penelitian
- Tingkat bervariasi
Ordina
l
•Bentuk•Keistimewa
- Tingkat Karakteristik
•Mutu Kinerja -Tingkat Level Karakteristik •Tingkat Kesesuaian •Daya Tahan •Keandalan •Mudah diperbaiku •Gaya •Rancangan
- Tingkat kualitas produk
- Tingkat Keawetan
- Tingkat kelebihan
-Tingkat Perbaikan
- Tingkat penampilan -Tingkat bentuk
kemasan
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik penetuan data,
berikut ini adalah penjelasannya.
3.2.3.1 Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena
data yang diambil langsung dari objek penelitian dan sudah teruji kebenarannya.
KeputusanPembelian (Y)
adalah : “Totalitas fitur yang
mempengaruhi tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan
pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli. •Variasi Desain •Warna •Pengenalan masalah •Pencarian Informasi Galeri Elina Keramik di Bandung Galeri Elina Keramik di Bandung -Tingkat keinginan tahuan -Tingakt informasi •Evaluasi alternatif
- Tingkat pilihan
Ordinal -Tingkat keragaman produk -Tingkat Pewarnaan •Keputusan Pembelian -Tingkat rangsangan •Perilaku Pasca Pembelian
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau literature
yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian .
Menurut
Sugiyono (2012:137) mengungkapkan bahwa :
“Sumber sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Menurut Narimawati (2008:11) data primer sebagai berikut:
“Data Primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara sumber yang
biasanya melalui tulisan atau lisan”
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa data primer
merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai alat untuk
membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, untuk mengetahui
kondisi-kondisi yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan data primer diperoleh
dengan mengadakan peneltian dan kuesioner, tidak jarang juga dapat dijadikan
solusi dalam penanganan permasalahan yang diteliti.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai
3.2.3.2.1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang
pengertian populasi yaitu:
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Elina
keramik Bandung pada 5 tahun terakhir.Berdasarkan informasi dari pihak Elina
Keramik diketahui konsumen Elina keramik diambil rata-rata adalah sebanyak
1383 orang yang bisa dijadikan ukuran populasi.
3.2.3.2.2 Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek
dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Menurut Adi Supangat (2007:4) menyatakan bahwa:
“sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadkan sebagai
bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi
Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam
penelitian dilakukan dengan teknik
accidental random sampling
.
Rumus yang digunakan adalah pendapat Slovin yang dikutip dari
Drs.Husein Umar ( 2003:146 )yaitu:
dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran
Dari jumlah populasi ( N ) yang terdiri dari 1383 orang, maka jumlah
sampel penelitian (n) atau responden yang harus diambil berdasarkan dengan
tingkat persentase kelonggaran sebesar 10% adalah sebagai berikut :
=
1 + 1383 0,1 = 96 = 100 responden
1383
Jadi untuk menghindari kebiasan dalam penyebaran angket, maka dipilih
100 orang untuk menjadi responden.
3.2.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah:
2
1
N
n
Ne
1. Penelitian Lapangan (
Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara:
a.
Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan
pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang
diperlukan.
b.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang di bahas.
c.
Angket
(Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan