• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendidikan, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Banten Tahun 2009-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendidikan, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Banten Tahun 2009-2012"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENDIDIKAN, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI

BANTEN TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh : Dio Syahrullah NIM : 1110084000070

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI

PROVINSI BANTEN TAHUN 2009-2012

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh : Dio Syahrullah NIM : 1110084000070

Di Bawah Bimbingan :

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 10 Maret 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Dio Syahrullah

2. NIM : 1110084000070

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Senin 10 Maret 2014 1. Arif Fitrijanto, M.si.

NIP. 197111182005011003

2. Zaenal Muttaqin, MPP.

NIP. 197905032011011006

3. Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc

(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat, 18 Juli 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Dio Syahrullah

2. NIM : 1110084000070

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, dan Pengagguran terhadap Kemiskinan di

Provinsi Banten tahun 2009-2012.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Juli 2014

1. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS

NIP : 19570617 198503 1 002

2. Zuhairan Y Yunan, M.Sc.

NIP : 198004162009121002

3. Arief Fitrijanto, M.Si

NIP : 19711118 20001 1 003

4. Lukman, Dr, M.Si.

NIP : 196406072003021002

5. Zaenal Muttaqin, MPP.

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Dio Syahrullah

NIM : 1110084000070

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(6)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dio Syahrullah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1992

3. Alamat : Jl.Bhayangkara, komp. Griya Serang Asri Blok V1 No.16 Cipocok Jaya, Serang-Banten

4. Telepon : 08998663702

5. E-mail : dio.syahrullah@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 2 Serang Tahun 1998-2004

2. SMP Negeri 2 Kota Serang Tahun 2004-2007

3. SMA Negeri 5 Kota Serang Tahun 2007-2010

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. H.Irwansyah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 July 1959

3. Ibu : Elipianti

(7)

ii

6. Alamat : Jl.Bhayangkara, komp. Griya Serang Asri, Blok V1 No.16 Cipocok Jaya, Serang-Banten

7. Telepon : 08998663702

(8)

iii

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of Gross Domestic Product ( GDP ) , Education and Unemployment on Poverty in Banten Province 2009-2012

Panel Data with Random Effects Model is used as an analytical technique in this study . The results showed that poverty in the province of Banten able to be explained by GDP , Education , and the unemployment rate to 53.61 % ( R2 ) . Furthermore, the partial regression coefficient indicates ( 1 ) a significant effect on GDP 5% significance level with a probability value of 0.0102 and negatively related to the value obtained for the coefficient of -0.552266 , ( 2 ) education variable is not significant to the poverty in the province of Banten marked with a probability value of 0.9924 , and ( 3 ) a significant effect of unemployment on the real level of 5% with a probability value of 0.0006 and positively related to the value of the coefficients obtained by 2.947913 . Then poverty in Banten province significantly influenced by GDP , education , and unemployment simultaneously at 10.78 % ( F - statistic ) .

(9)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten tahun 2009-2012

Panel Data denganRandom Effect Model digunakan sebagai teknik analisis pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemiskinan di Provinsi Banten mampu di jelaskan oleh PDRB,Pendidikan, dan pengangguran sebesar 53,61% (R2). Selanjutnya secara parsial koefisien regresi menunjukan (1) PDRB berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0102 dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar -0,552266, (2) Variabel pendidikan tidak signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ditandai dengan nilai probabilitas 0,9924, dan (3) pengangguran berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0006 dan berhubungan positif dengan nilai koefisien yang di peroleh sebesar 2,947913. Lalu kemiskinan di Provinsi Banten di pengaruhi signifikan oleh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran secara simultan sebesar 10,78% (F-statistik).

(10)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia, rezeki, dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolonganNya tidak mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat yang Engkau berikan, ya Rabb.

(11)

masukan-vi

masukan agar anaknya tidak salah arah dalam pengambilan keputusan,terima kasih pa. Abangku satu-satunya yowansyah yang selalu jadi panutan ku,yang selalu membimbing ku,dan yang selalu melindungi serta menghibur di saat suka maupun duka,terima kasih bang. Tanpa didikan, dukungan dan pengorbanan kalian semua adek tidak akan menjadi pribadi seperti sekarang,sekali lagi terima kasih mama,papa, abang.

3. Sepupu terbaik dan tersayang yang seaya miliki, Day Dayang Asih dan Ipan Rasyid yang selalu memberikan batuan dan dorongan moril,serta informasi-informasi baru yang sebelumnya tidak pernah saya tau, terima kasih mba Dayang dan bang Ipan 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Lukman selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak. 6. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti kepada saya. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang bapak berikan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.

(12)

vii

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB UIN Jakarta. Jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu saya selama perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki, Dika Nurhadi, Arien Hardianti, Senja Nuraida Faradilla, Jo Narusalam,dan Mursyid Setiawan yang telah menghabiskan banyak waktu bersama saya dalam suka dan duka, membantu saya dalam penyelesaian skripsi maupun perkuliahan, mengingatkan saya ketika saya melakukan kesalahan, menemani saya disaat saya membutuhkan mereka. Terima kasih atas apa yang kalian lakukan selama ini. Semoga Allah selalu melindungi kalian dan membalas kebaikan-kebaikan kalian. terima kasih waktunya sahabat. “kita selalu bersama”.

(13)

viii

kesepian, selalu menetertawakan hal yang tidak seharusnya di tertawakan. Terima kasih atas semuanya itu dan hal gila lainnya. Semoga Allah selalu melindungi kalian dan membalas kebaikan-kebaikan kalian. “We are family of Kosan SIM C” 11. Teman-teman terbaik yang saya miliki, Muhammad Adi Rahman, Muhammad Reza

Hermanto, Sigit Aji Pambudi, Ravindra Bramastyo, dan Agus setiawan atas semua ilmu yang telah dibagikan ke saya dan juga teman perjalanan terbaik ketika di negara orang. Terima kasih atas waktu yang telah dihabiskan bersama saya selama ini.

12. Kelompok KKN Akamsi Desa Ciasmara ,yang telah menghabiskan waktu hidup satu bulan bersama dengan canda dan tawa serta pelajaran hidup yang sangat berguna bagi saya.

13. Teman-teman IESP angkatan 2010 yang saya cintai dan tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas empat tahun kebersamaan dengan kalian yang penuh warna. Kita pasti bertemu lagi teman-teman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.

Tangerang Selatan, Mei 2014

(14)

ix DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup... i

Abstract... iii

Abstrak... iv

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xiii

Daftar Gambar... xv

Daftar Lampiran... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

(15)

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ... 11

1. Produk Domestik regional Bruto (PDRB) ... 11

2. Pendidikan... 21

3. Pengangguran ... 25

4. Kemiskinan ... 30

5. Pengaruh PDRB Terhadap Kemiskinan ... 39

6. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemiskinan ... 40

7. Pengaruh Pengagguran Terhadap Kemiskinan ... 42

B. Penelitian Terdahulu ... 44

C. Kerangka Pemikiran ... 54

D. Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 58

B. Metode Pemilihan Sampel ... 59

C. Metode Pengumpulan Data ... 59

D. Metode Analisis Data ... 60

1. Estimasi Regresi Dengan Data Pnael ... 62

a. Pooled Least Square (PLS) ... 62

b. Fixed Effect Model (FEM) ... 63

c. Random Effect Model (REM) ... 63

2. Pemilihan Metode Data Pnel ... 64

(16)

xi

b. Uji Hausman Test ... 66

3. Uji Asumsi Klasik ……… 67

a. Uji Normalitas ... 67

b. Uji Multikoliniearitas ... 67

c. Uji Heterokedastisitas ... 68

d. Uji Autokorelasi ... 68

4. Pengujian Statistik Analisis Regresi .……… 69

a. Koefisien Determinan (Adjusted R2) ... 69

b. Pengujian Best Of Fit Model ... 70

1) Uji Simultan (Uji F) ...………... 70

2) Uji Parsial (Uji t) ... 71

E. Definisi Operasional ... 72

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 75

1. Kondisi Geografis ... 75

2. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten ... 76

3. Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Banten ... 77

4. Tingkat Pendidikan ... 78

5. Tingkat Pengagguran Terbuka di Provinsi Banten ... 79

B. Analisis dan Pembahasan ... 80

1. Uji Asumsi Klasik ... 80

a. Uji Normalitas ... 80

(17)

xii

c. Uji Heterokedastisitas ... 82

d. Uji Autokorelasi ... 82

2. Hasil Estimasi Model Data Panel ... 83

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) ... 83

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM) ... 84

c. Pendekatan Random Effect Model (REM) ... 84

3. Memilih Metode Data Panel ... 84

a. Uji Chow ... 84

b. Hausman Test ... 85

4. PengujianHipotesis ….……… 86

a. Uji Signifikansi Individual (Uji t) ... 86

b. Uji Signifikan Serentak (Uji F) ... 87

c. Uji Adj R2(Adjusted R Square) ...………... 88

d. Interpretasi Hasil Analisis………..……….. 89

e. Analisis Ekonomi ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA... 97

(18)

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009–2012 3

1.2 PDRB Atas Harga Konstan Provinsi Banten Tahun 2009–

2012 4

1.3 Peersentase Penduduk yang menamatkan SMP Provinsi

Banten Tahun 2009–2012 5

1.4 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Banten Tahun 2009–2012 6

2.1 Penelitian Terdahulu 48

4.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Bante tahnun 2009-2012 76

4.2 PDRB provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku tahun

2009-2012 78

4.3 Persentase penduduk yang menamatkan SMP Provinsi

Banten tahun 2009-2012 79

4.4 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka provinsi Banten

2009-2012 80

4.5 Corelation Matrix 82

4.6 Sum Squared resid 82

4.7 Durbin Watson 83

4.8 Regresi Data Panel Pooled Least Square 83

4.9 Regresi Data Panel Fixed Effect 84

4.10 Regresi Data Panel Random Effect 84

(19)

xiv

4.12 Hasil Uji Hausman 85

4.13 Nilai t-Statistik 86

4.14 Nilai Adjusted R2 88

(20)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

(21)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Observasi 100

2 Output Pooled Least Square (PLS) 101

3 Output Fixed Effect Model (FEM) 102

4 Output Random Effect Model (REM) 103

5 Uji Chow test 104

6 Uji Hausman test 105

7 Uji Normalitas 106

8 Uji Heterokedastisitas 107

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya, perubahan yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai disamping sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan. Sedangkan pembangunan sendiri dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah.

(23)

2

indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau instrumen pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah penduduk miskin. (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003).

Kemiskinan sendiri merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta buruknya lingkungan hidup (Word Bank, 2004). Menurut Bank Dunia salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable).

(24)

3

[image:24.595.114.515.221.592.2]

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan di Provinsi Banten tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang terdapat di pemerintahan pusat, yaitu tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Namun pemerintah daerah provinsi Banten telah memfokuskan kegiatan ekonominya pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tabel 1.1

Presentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012

kab.Pandegelang 12,01 11,4 9,8 9,27

kab.lebak 10,63 10,38 9,2 8,62

kab.tanggerang 6,55 7,18 6,42 5,71

kab.serang 5,8 6,34 5,63 5,28

kota tanggerang 6,42 6,88 6,14 5,55

kota cilegon 4,14 4,46 3,98 3,81

kota serang 6,19 7,03 6,25 5,69

kota tanggerang seelatan 2,35 1,67 1,5 1,33

Sumber : BPS Banten

(25)
[image:25.595.111.517.206.587.2]

4

Tabel 1.2

PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012

kab.Pandegelang 4032.4 4321.1 4547.85 4803.37

kab.lebak 3895.5 4152.2 4387.62 4607.59

kab.tanggerang 17382.1 18549.1 19725.85 20951.89

kab.serang 6850.9 7135.1 7536.1 7920.12

kota tanggerang 27562.5 29402.9 31414.1 33428.91

kota cilegon 16246.8 17111.2 18228.29 19470.57

kota serang 2678.3 2884.2 3110.51 3330.16

kota tanggerang seelatan 4947.9 5378.3 5823.83 6303.48

Sumber : BPS Banten

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi Banten digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, sehingga arah perekonomian daerah akan lebih jelas. PDRB juga indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan yang salah satunya untuk mengurangi jumlah kemiskinan

(26)

5

[image:26.595.109.514.245.563.2]

berkualitas,selain itu juga agar dapat mengurangi kemiskinan dan yang ada dengan banyaknya orang-orang yang dapat mengenyam pendidikan untuk merubah taraf kehidupannya.

Tabel 1.3

Persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah pertama (SMP) Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012

kab.Pandegelang 13,65 15,11 16,81 17,62

kab.lebak 12,2 11,99 13,01 13,03

kab.tanggerang 19,84 22,77 21,62 23,67

kab.serang 19,35 17,48 22,00 19,86

kota tanggerang 20,04 21,69 23,38 21,01

kota cilegon 21,21 21,26 20,45 23,30

kota serang 17,75 17,34 16,36 17,79

kota tanggerang seelatan 16,77 17,68 18,75 19,48

Sumber : BPS Banten

(27)
[image:27.595.117.517.197.571.2]

6

Tabel 1.4

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten Tahun 2009-2012

Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012

kab.Pandegelang 10,98 11,34 11,32 9,3

kab.lebak 13,42 13,35 12,1 9,07

kab.tanggerang 15,86 14,01 14,42 11,46

kab.serang 14,45 16,19 13,29 12,96

kota tanggerang 15,57 14,09 12,89 8,31

kota cilegon 18,26 19,84 13,14 11,31

kota serang 17,55 17,11 13,84 10,8

kota tanggerang seelatan 8,17 8,22 11,98 8,07

Sumber : BPS Banten

Meskipun tingkat PDRB meningkat dan tingkat kemiskinan menurun, namun tingkat pengangguran terbuka tidak sepenuhnya menurun juga hal ini dapat di lihat pada kota tanggerang selatan tahun 2010 yang tadinya sebesar 8,22 menjadi 11,98 pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena adanya peertumbuhan penduduk yang masuk dalam usia kerja namun belum mendapatkan pekerjaan karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang tersedia.

(28)

7

mempengaruhi kemiskinan di kabupaten/kota di Provinsi Banten tersebut, untuk nantinya bisa diambil kebijakan-kebijakan yang tepat agar perbedaan angka kemiskinan antara kabupaten/kota di Provinsi Banten bisa dikurangi. Sebab, jika tidak disikapi dengan kebijakan yang tepat, perbedaan angka kemiskinan yang cukup tajam ini bisa jadi akan memicu kecemburuan sosial dan konflik di daerah sehingga nantinya dapat membuat peningkatan jumlah kemiskinan yang semamkin besar di setiap daerahnya di Provinsi Banten.

Pada hakekatnya pembangunan daerah dianjurkan tidak hanya memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi saja namun juga mempertimbangkan bagaimana kemiskinan yang dihasilkan dari suatu proses pembangunan daerah tersebut. Menurut Esmara dalam ilmu ekonomi dikemukakan berbagai teori yang membahas tentang bagaimana pembangunan ekonomi harus ditangani untuk mengejar keterbelakangan (Deni tisna.2008). Sampai akhir tahun 1960, para ahli ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk mengejar keterbelakangan ekonomi adalah dengan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya, sehingga dapat melampaui tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan cara tersebut angka pendapatan per kapita akan meningkat sehingga secara otomatis terjadi pula peningkatan kemakmuran masyarakat.

(29)

8

PDRB, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012.

B. Perumusan Masalah

(30)

9

regional bruto (PDRB), pendidikan, dan pengangguran dapat terus meminimalisir kemiskinan yang terjadi di provinsi Banten.

Berdasarkan masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya maka dapat di tarik rumusan masalah untuk menganalisis, “Pengaruh PDRB, Pendidikan dan Pengangguran terhadap kemiskinan di provinsi Banten” sebagai berikut:

1. Seberapa besar PDRB berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ?

2. Seberapa besar pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ?

3. Seberapa besar tingkat pengangguran terbuka berpengaruh terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten ?

4. Seberapa besar PDRB, pendidikan, dan tingkat pengangguran terbuka berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kemiskinan di Provinsi Banten

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar PDRB berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ?

2. Untuk mengetahui seberapa besar Pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten ?

(31)

10

4. Untuk mengetahui seberapa besar PDRB, pendidikan, dan tingkat pengangguran terbuka berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kemiskinan di Provinsi Banten

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini antara lain :

1. Bagi Penulis

Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha menganalisis suatu pengaruh PDRB dan Pengangguran terhadap Kemiskinan, sehingga penulis dapat mempraktekan teori yang didapat selama perkuliahan dengan menganalisa dan memecahkan masalah.

2. Bagi Pihak lain

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode (Hadi Sasana, 2006). PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut. Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi tersebut menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Di dalam perekonomian suatu negara, masing-masing sektor tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan jasa-jasa.

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu langsung dan tidak langsung (alokasi).

a. Metode Langsung.

Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

Rincian penjelasannya sebagai berikut : 1) Menurut Pendekatan Produksi

(33)

dalam jangka waktu tertentu (satu tahun) (BPS, 2012:26). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu; (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan; (4) listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan (9) jasa-jasa.

2) Menurut Pendekatan Pengeluaran

Produk Domestik Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. Komponen-komponen tersebut meliputi:

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.

2) Konsumsi pemerintah.

3) Pembentukan modal tetap domestik bruto. 4) Perubahan stok.

5) Ekspornetto. (BPS, 2012:27) 3) Menurut Pendekatan Pendapatan

Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu :

a) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

(34)

dihitung menurut harga tetap. Dengan cara mendefinisikan berdasarkan harga-harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya melalui Produk Domestik Regional Bruto riilnya. (BPS, 2012:27)

b) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah yang dimaksud merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. (BPS, 2012:27)

b. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi

Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan menghitung PDRB wilayah tersebut melalui alokasi PDRB wilayah yang lebih luas.Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan beberapa alokator antara lain: Nilai produksi bruto atau netto setiap sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik; tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah setiap sektor dan subsektor.

Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :

(35)

PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.(BPS, 2012:28)

2) PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. (BPS, 2012:28)

PDRB merupakan merupakan indikator pertumbuhan ekonomi yaitu suatu proses kenaikkan output nasional suatu periode tertentu terhadap periode sebelumnya. Dalam perkembangannya terdapat banyak teori mengenai pertumbuhan ekonomi, antara lain: teori pertumbuhan klasik, teori pertumbuhan neoklasik dan teori pertumbuhan Kuznet.

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dan awal abad 19-an, yaitu di masa revolusi Industri, dima na suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikembangkan oleh penganut aliran klasik yaitu Adam Smith dan David Ricardo.

1) Adam Smith

(36)

terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada tiga, yaitu:

a) Sumber daya alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah) b) Sumber daya insani (atau jumlah penduduk)

c) Stok barang modal yang ada

Menurut Adam Smith untuk berlangsungnya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi.Dinyatakan bahwa sebelum adanya pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dimana skumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan. Di

samping itu Smith juga menitik beratkan pada ”luas pasar”. Pasar harus seluas

mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional menarik perhatiannya karena hubungan perdagangan internasional ini menambah luasnya pasar, sehingga pasar akan terdiri dari pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.

(37)

6

yang semakin luas dan dorongan untuk membuat alat-alat baru makin bertambah. Di lain pihak, naiknya produktivitas akan mengakibatkan tingkat upah naik dan ada akumulasi kapital. Tetapi karena sumber daya alam terbatas adanya, maka keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang. Pada tingkat inilah perkembangan mengalami kemacetan atau berhenti.

2) David Ricardo

Jika Adam Smith dianggap sebagai pakar utama dan pelopor pemikiran ekonomi mahzab klasik, maka Ricardo menjadi pemikir yang paling menonjol diantara para pakar mahzab tersebut. Teori Ricardo dikemukakan pertama kali dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang diterbitkan pada tahun 1917.

Perangkat teori yang dikembangkan Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan, yaitu :

a) Teori tentang nilai dan harga barang

b) Teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan dalam bentuk teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba.

c) Teori tentang perdagangan internasional

d) Teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi

(38)

17

bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat.

Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo yaitu:

a) Jumlah tanah terbatas

b) Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada apakah tingkat upah berada di atas atau di bawah tingkat upah minimal (tingkat upah alamiah)

c) Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi.

d) Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu e) Sektor pertanian dominan

(39)

18

diminishing return. Peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya dapat memperlambat bekerjanyathe law of diminishing return yang pada gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal.

b. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori Pertumbuhan ekonomi Neoklasik berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan klasik. Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pilar yang sangat mewarnai teori pertumbuhan neoklasik sehingga Robert Solow dianugerahi hadiah nobel bidang ekonomi pada tahun 1987. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada penambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan kemajuan tingkat tekonologi. Berdasarkan penelitiannya, Solow mengatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi adalah sangat tinggi.

(40)

19

oleh berbagai macam faktor. Model pertumbuhan neoklasik Solow ini menggunakan fungsi produksi agregat standar, yakni:

Y = A.F (K,L)

(41)

20

c. Teori Pertumbuhan Kuznet

Simon Kuznet menghitung dan menganalisis sejarah pertumbuhan ekonomi pada negara maju dalam jangka panjang. Pertumbuhan kapasitas produksi didasarkan pada perkembangan teknologi, pembangunan institusi/kelembagaan, sikap dan ideologi.

Terdapat enam karakteristik yang ditemui pada hampir semua negara maju, yaitu: (1) Pertumbuhan output per kapita yang tinggi; (2) kenaikan tingkat produktivitas faktor produksi yang tinggi; (3) transformasi struktur ekonomi yang cepat; (4) tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi; (5) terdapat kecenderungan negara maju untuk memperluas pasar dan sumber bahan baku pada negara lain (penetrasi ekonomi); (6) penyebaran pertumbuhan ekonomi yang terbatas, hanya mencapai sekitar 1/3 penduduk dunia.

Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara sebagai “peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya; pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideology yang dibutuhkannya.” Ketiga komponen pokok dari definisi ini sangat penting artinya:

1) Kenaikan output nasional secara teerus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.

(42)

21

3) Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideology harus dilakukan. Inovasi teknologi tanpa disertai inovasi social ibarat bola lampu tanpa aliran listrik.

2. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

Menurut Langeveld “pendidikan diartikan sebagai pemberian bimbingan dan pertolongan rohani dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukannnya. Pendidikan berlangsung dalam suatu pergaulan antara pendidikan dananak didik”.

Menurut Crow & Crow “pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan (insigh)dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang”. Dan ada pula menurut Cryns “pendidikan ialah pertolongan yang diberikan oleh siapa yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat dewasa. Kemudian menurut John Dewey “pendidikan adalah suatu proses pengalaman, setiap manusia menempuh kehidupan baik fisik maupunrohani”.

Menurut Ki Hajar Dewantoro “pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan

dunianya (Wasti Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar & Teori Pendidikan Dunia: Tantangan bagi Para Pemimipin Pendidikan(Surabaya: Usaha Nasional, :9-11))

(43)

22

antara lain: (I) pendidikan formal yaitupendidikan yang dilembagakan seperti pendidikan dari SD hingga Perguruan Tinggi; dan (2) pendidikan non formal yaitu kegiatan terorganisasi dan sistematis yang penyelenggaraannya di luar kerangka sistempendidikan formal

Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.

Teori Pendidikan oleh T.W.Schultz Berpendapat bahwa perkembangan suatu masyarakat itu pada hakekatnya berlandaskan investasi manusiawi,dan Pendidikan mempunyai peranan penting untuk peningkatan kualitas manusia, baik dalam arti perkembangan intelektual maupun keterampilan professional.

b. Faktor-Faktor dalam Pendidikan

Di dalam pendidikan terdapat beberapa faktor yang bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan. Beberapa ahli telah mencoba mengemukakan faktor-faktor pendidikan secara berbeda-beda. (Ibid, :126-127)

1) Menurut Cryns

Ada tiga faktor utama yang mendukung terlaksananya pendidikan yaitu:

a) Faktor pendidikan b) Faktor anak didik

(44)

23

Dalam pendidikan harus ada ketiga faktor di atas. Pendidikan harus ada pendidikan, yaitu orang yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak, baik itu orang tua, guru, atau pun pemimpin masyarakat. Dalam pendidikan harus ada pula anak-anak yang dididik, yaitu mereka yang perlu ditolong agar pertumbuhan mereka mencapai tingkat dewasa. Dengan adanya dua faktor ini, pendidikan belum bisa berlangsung. Pendidikan masih memerlukan satu faktor lagi, yaitu pergaulan mendidik dalam arti pergaulan yang membawa anak didik ke tingkat dewasa.

2) Menurut Langeveld

Keseluruhan pendidikan, dapat ditinjau dari bagian-bagiannya yaitu:

a) Mendidik, yakni tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan

b) Pergaulan c) Alam sekitar

Dengan mempelajari pengertian pendidikan dan bagian-bagiannya seperti dikemukakan oleh Langeveld di atas maka faktor-faktor pendidikan meliputi:

a) Orang dewasa

b) Anak yang belum dewasa c) Pergaulan

(45)

24

c. Tingkat atau Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang ditetapkan berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarktan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. (Drs. H. Fuad Ihsan : 2005:22). Jenjang pendidikan formal seperti yang tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, BAB VI Pasal 14 yang menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi.

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan di dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus disediakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar. Pendidikan ini dapat berupa pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, yang dapat merupakan pendidikan biasa ataupun luar biasa.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

(46)

25

menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum diselenggarakan selain untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan profesian pada tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan menengah dapat merupakan pendidikan biasa atau pendidikan luar biasa.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademis dan atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan untuk menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Kepmendikbud No. 0186/P/1984).

3. Pengangguran

Sesuai dengan berlakunya Undang-Undang No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pada 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih. Perlu diketahui bahwa Indonesia tidak menentukan batas usia maksimum tenaga kerja, hal ini dikarenakan Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : (Rukmana, 2012)

1) Angkatan kerja yang terdiri dari masyarakat yang bekerja dan masyarakat yang menganggur dan mencari pekerjaan.

(47)

26

P. Todaro (2000), menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jumlah angkatan kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestiknya. Dengan kata lain, semakin banyak angkatan kerja yang digunakan dalam proses produksi makaoutput hasil produksi akan mengalami peningkatan sampai batas tertentu.

Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Oleh sebab itu, menurut Sadono Sukirno (2000) pengangguran dibedakan atas 3 jenis berdasarkan keadaan yang menyebabkannya, antara lain:

1) Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau sesuai dengan keinginannya.

2) Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur dalam perekonomian.

(48)

27

Pengangguran terjadi sebagai akibat dari tidak sempurnanya pasar tenaga kerja, atau tidak mampunya pasar tenaga kerja dalam menyerap tenaga kerja yang ada. Akibatnya timbul sejumlah pekerja yang tidak diberdayakan dalam kegiatan perekonomian. Ini merupakan akibat tidak langsung dari supply (penawaran) tenaga kerja di pasar tenaga kerja melebihi demand (permintaan) tenaga kerja untuk mengisi kesempatan kerja yang tercipta.

Menurut Edwards, 1974 dalam Lincolin (1997), bentuk-bentuk pengangguran adalah:

1) Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah para tenaga kerja yang mampu dan ingin untuk bekerja, tetapi tidak tersedia pekerjaan yang sesuai.

2) Setengah pengangguran (under unemployment), adalah para tenaga kerja yang secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah, sehingga pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi secara keseluruhan.

3) Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah para tenaga kerja yang bekerja penuh, tetapi intensitasnya lemah dikarenakan kekurangan gizi atau bernyakit.

4) Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah para tenaga keja yang mampu bekerja secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.

(49)

28

1) Jika rumah tangga memiliki batasan likuiditas, yang berarti bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka pengangguran akan secara langsung mempengaru hi income poverty rate denganconsumption poverty rate.

2) Jika rumah tangga tidak menghadapi batasan likuiditas, yang berarti bahwa konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka peningkatan pengangguran akan menyebabkan peningkatan kemiskinan dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam jangka pendek.

(50)

29

kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara sedang berkembang adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin (Arsyad, 1997).

Oleh sebab itu, pemerintah dapat menjalankan berbagai rencana unt uk memenuhi hak masyarakat miskin atas pekerjaan dan pengembangan usaha yang layak guna mengurangi tingkat pengangguran. Rencana tersebut antara lain:

1) Meningkatkan efektifitas dan kemampuan kelembagaan pemerintah dalam menegakkan hubungan industrial yang manusiawi.

2) Meningkatkan kemitraan global dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan perlindungan kerja.

3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat miskin dalam rangka mengembangkan kemampuan kerja dan berusaha.

4) Meningkatkan perlindungan terhadap buruh migran di dalam dan luar negeri.

Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tingkat pengangguran terbuka umumnya didefinisikan secara konvensional sebagai proporsi angkatan kerja yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan. Ukuran ini dapat digunakan untuk mengindikasikan seberapa besar penawaran kerja yang tidak dapat terserap dalam pasar kerja di sebuah negara atau wilayah.

(51)

30

disebabkan karena penduduk khususnya yang beasarl dari rumahtangga miskin akan melakukan pekerjaan apa saja untuk memperoleh pendapatan guna mempertahankan hidup yang disebabkan tiadanya jaminan atau kompensasi bagi penganggur. Untuk itu penduduk terpaksa bekerja dalam kegiatan apapun baik dengan jam kerja yang lebih rendah dari yang diinginkan, kurang dari jam kerja normal atau bekerja purna waktu (full time). Oleh karena itu, tingkat setengah pengangguran tampaknya merupakan indikator yang lebih baik bagi pasar kerja dibandingkan tingkat pengangguran dan merupakan indikator pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization) yang lebih realistis di negara berkembang seperti Indonesia

4. Kemiskinan

Ada banyak definisi dan konsep tentang kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar standar atas setiap aspek kehidupan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: (1) terpenuhinya kebutuhan pangan; (2) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan; (3) rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan; (4) hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.

(52)

31

Rudolf S. Sinaga dan Benyamin dalam Cahyono dalam Akhmad Daerobi, dkk (2007:5) memberikan pengertian kemisikinan melalui pembedaan kemiskinan menjadi dua jenis yaitu: kemiskinan alamiah dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alamiah didefinisikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh sumber daya yang terbatas atau karena tingkat perkembangan teknologi yang rendah. Dengan kata lain ketidakmampuan seseorang atau komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan teknologi menjadi penyebabnya. Sementara itu kemiskinan buatan didefinisikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh kelembagaan yang ada dalam masyarakat membuat masyarakat sendiri tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Dalam beberapa definisi lainnya, kemiskinan buatan juga disebut lebih populer dengan sebutan kemiskinan struktural.

a. Penyebab Kemiskinan

(53)

32

Kemiskinan memang merupakan masalah multidimensi yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Kondisi kemiskinan setidaknya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: Pertama, rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan berdampak pada keterbatasan dalam pengembangan diri dan mobilitas. Hal ini berpengaruh terhadap daya kompetisi dalam merebut atau memasuki dunia kerja. Kedua, rendahnya derajat kesehatan dan gizi berdampak pada rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan selanjutnya akan mengurangi inisiatif. Ketiga, terbatasnya lapangan pekerjaan semakin memperburuk kemiskinan. Dengan bekerja setidaknya membuka kesempatan untuk mengubah nasibnya. Keempat, kondisi terisolasi (terpencil) mengakibatkan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain tidak dapat menjangkaunya. Kelima, ketidak stabilan politik berdampak pada ketidak berhasilan kebijakan pro-poor. Berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan akan mengalami kesulitan dalam implementasi jika tidak didukung oleh kondisi politik yang stabil.

(54)

33

b. Teori Kemiskinan

Teori-teori yang digunakan antara lain adalah :

Emil Salim (1982, dalam Togar Saragih, 2006:5-6) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang miskin adalah :

1) Umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah, modal dan keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki kecil sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan terbatas.

2) Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan yang diperoleh tidak cukup memperoleh tanah garapan ataupun modal usaha, disamping itu tidak terpenuhnya syarat untuk mendapat kredit perbankan, menyebabkan mereka berpaling ke renternir.

3) Tidak memiliki tanah, jika adapun relative kecil. Mereka umumnya jadi buruh tani, atau pekerja kasar di luar pertanian. Pekerjaan pertanian bersifat musiman menyebabkan kesinambungan kerja kurang terjamin. Mereka umumnya sebagai pekerja bebas, akibatnya dalam situasi penawaran tenaga kerja yang besar tingkat upah menjadi rendah dan mendukung atau mempertahankan mereka untuk selalu hidup dalam kemiskinan.

(55)

34

dilakukan oleh SMERU Research Institute memperlihatkan bahwa pertumbuhan belum tentu dapat menanggulangi kemiskinan, namun perlu pertumbuhan yang keberlanjutan dan distribusi yang lebih merata serta kemudahan akses bagi rakyat miskin.

Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama pembangunan ekonomi. Pembentukan modal di Negara-negara sedang berkembang merupakan “vicious cycle”(lingkaran yang tidak berujung pangkal). Produktivitas yang sangat rendah mengakibatkan rendahnya pendapatan riil. Pendapatan yang rendah mengakibatkan tabungan rendah, dan mengakibatkan rendahnya pembentukan modal.

Menurut Nurkse dalam Togar Saragih (2006:7) ada dua lingkaran perangkap kemiskinan yaitu :

1) Dari segi penawaran (supply): tingkat pendapatan masyarakat yang rendah diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan kemampuan menabung masyarakat rendah. Kemampuan untuk menabung yang rendah menyebabkan tingkat pembentukan modal (investasi), yang kemudian akan menyebabkan kekurangan modal dan demikian tingkat produktifitasnya rendah.

(56)

35

dimasa lalu, disebabkan kekurangan perangsang untuk menanam modal dan seterusnya.

c. Ukuran Kemiskinan

Menurut William A (2001:377) kemiskinan adalah konsep yang relatif, bagaimana cara kita mengukurnya secara obyektif dan bagaimana cara kita memastikan bahwa ukuran kita dapat diterapkan dengan tingkat relevasi yang sama dari waktu ke waktu.

Untuk mengukur kemiskinan ada tiga indikator yang diperkenalkan dalam Foster dkk (dalam Tambunan 2003:96) yang sering digunakan di dalam banyak studi empiris. Pertam, the incidence of poverty: persentase dari populasi yang hidup di dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan. Kedua, the depth of poverty yang menggambarkan dalamnya kemiskinan di suatu wilayah yang diukur dengan indeks jarak kemiskinan (IJK), atau dikenal dengan sebutan poverty gap index. Ketiga, the severity of poverty yang diukur dengan indeks keparahan kemiskinan (IKK).

Secara umum ada dua macam ukuran kemiskinan yang biasa digunakan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

1) Kemiskinan Absolut

(57)

36

memperoleh kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin atau sering disebut sebagai garis batas kemiskinan (Todaro,1997 dalam Lincolin Arsyad 2004:238). Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.

2) Kemiskinan Relatif

Miller dalam Lincolin Arsyad (2004:239) berpendapat bahwa walaupun pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat disekitarnya, maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjada karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya daripada lingkungan orang yang bersangkutan. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan

(58)

37

Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusi pendapatan/pengeluaran penduduk.

Ukuran kemiskinan juga bisa dihitung melalui pendekatan pendapatan. Pendekatan pendapatan untuk mengukur kemiskinan ini mengasumsikan bahwa seseorang dan rumah tangga dikatakan miskin jika pendapatan atau konsumsi minimumnya berada di bawah garis kemiskinan. Ukuran-ukuran kemiskinan ini dihitung melalui 4 cara metode (Coudouel, et.al, 2001 dalam Akhmad Daerobi dkk 2007:8-9) adalah:

1) Head Count Index

Head Count Index ini menghitung presentase orang yang ada di bawah garis kemiskinan dalam kelompok masyarakat tertentu.

2) Sen Poverty Index

Sen Poverty Index memasukkan dua faktor yaitu koefisien Gini dan rasio H. Koefisien Gini mengukur ketimpangan antara orang miskin. Apabila salah satu faktor-faktor tersebut naik, tingkat kemiskinan bertambah besar diukur dengan S.

3) Poverty Gap Index

(59)

38

lebih cepat bila orang-orang yang dientaskan adalah rumah tangga yang paling miskin, dibandingkan bila pengentasan kemiskinan terjadi pada rumah tangga miskin yang paling tidak miskin.

4) Foster-Greer-Torbecke Index

Seperti Indeks-indeks di atas, indeks FGT ini sensitif trhadap distribusi jika a>1. Bagian (Z-Yi/Z) adalah perbedaan antara garis kemiskinan (Z) dan tingkat pendapatan dari kelompok ke-i keluarga miskin (Yi) dalam bentuk suatu presentase dari garis kemiskinan.

d. Kriteria Kemiskinan

Ada berbagai macam kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan, salah satunya kreteria miskin menurut Sayogyo. Komponen yang digunakan sebagai dasar untuk ukuran garis kemiskinan Sayogyo adalah pendapatan keluarga yang disertakan dengan nilai harga beras yang berlaku pada saat itu dan rata anggota tiap rumah (lima orang). Berdasarkan kreteria tersebut, sayogyo membedakan masyarakat ke dalam beberapa kelompok (Sumodiningrat, 1999:8) yaitu :

1) Sangat Miskin

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya dibawah setara 250 kg beras ekuivalen setiap orang dalam setahun penduduk yang tinggal diperkotaan.

2) Miskin

(60)

39

3) Hampir Cukup

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya setara dengan 320 kg beras sampai 480 kg beras dalam setahun untuk penduduk yang tinggal dipedesaan, dan 720 kg beras pertahun untuk yang tinggal diperkotaan.

4) Cukup

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang pendapatannya setara dengan lebih dari 480 kg beras setiap orang dalam setahun untuk penduduk yang tinggal dipedesaan, dan di atas 720 kg beras setiap orang pertahun untuk yang tinggal diperkotaan.

Sedangkan kreteria penduduk miskin BPS, rumah tangga dikatakan miskin (BPS, 2009:17), apabila:

1) Luas lantai hunian kurang dari 8 m² per anggota rumah tangga. 2) Jenis lantai hunian sebagian besar tanah atau lainnya.

3) Fasilitas air bersih tidak ada.

4) Fasilitas jamban atau WC tidak ada. 5) Kepemilikan aset tidak tersedia.

6) Konsumsi lauk-auk dalam seminggu tidak bervariasi.

7) Kemampuan membeli pakaian minimal 1 stel dalam setahun tidak ada. 8) Pendapatan (total pendapatan per bulan) kurang dari atau sama dengan Rp

350.000,-5. Pengaruh PDRB Terhadap Kemiskinan

(61)

40

peningkatan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan (cateris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2003:40-41). Menurut Kuncoro pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai sebagai pembangunan yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Selanjutnya pembangunan ekonomi tidak semata-mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh mana distribusi pendapatan telah menyebar ke lapisan masyarakat serta siapa yang telah menikmati hasil-hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada kualitas dan pada konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan penduduk sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya ke barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Menurut Kuznet (Tulus Tambunan, 2003:89), pertumbuhan dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang.

Selanjutnya menurut penelitian Hermanto Siregar dan Dwi W (2008:34) dari hasil penelitian tersebut menunjukan hasil yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah penduduk miskin, artinya bahwa PDRB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kemiskinan.

6. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemiskinan

(62)

-41

negara sedang berkembang, menitik beratkan pada keterkaitan antara pendidikan, produktifitas tenaga kerja, dan tingkat output. Hal ini tidak mengherankan karena, sasaran utama pembangunan di tahun 1950-an dan 1960-an adalah mamaksimumkan tingkat pertumbuhan output total. Akibatnya, dampak pendidikan atas distribusi pendapatan dan usaha menghilangkan kemiskinan absolut sebagian besar telah dilupakan. Selanjutnya Todaro (2000) menyatakan bahwa pendidikan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Yang mana pendidikan mamainkan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara dalam menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.

Gaiha (1993) menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting dalam kesejahteraan seseorang dengan berbagai cara yang berbeda. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan penduduk untuk memperoleh dan menggunakan informasi, memperdalam pemahaman akan perekonomian, memperluas produktifitas, dan memberi pilihan kepada penduduk apakan berperan sebagai konsumen, produsen atau warganegara. Selain itu pendidikan dan distribusi pendapatan adalah mempunyai korelasi yang positif dengan penghasilannya selama hidup seseorang. Korelasi ini dapat dilihat terutama pada seseorang yang dapat menyelasaikan sekolah tingkat lanjutan dan universitas, akan mempunyai perbedaan pendapatan 300 persen sampai dengan 800 persen, dengan tenaga kerja yang hanya menyelesaikan sebagian ataupun seluruh pendidikan tingkat sekolah dasar. Karena tingkat penghasilan sangat dipengaruhi oleh lamanya tahun memperoleh pendidikan, jelas ketimpangan pendapatan yang besar tersebut akan semakin besar.

(63)

42

dengan seorang miskin yang mengharapkan pekerjaaan baik serta penghasilan yang tinggi maka harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Tetapi pendidikan tinggi hanya mampu dicapai oleh orang kaya. Sedangkan orang miskin tidak mempunyai cukup uang untuk membiayai pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi seperti sekolah lanjutan dan universitas. Sehingga tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Dalam penelitian Hermanto dan Dwi (2006) dihasilkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kemiskinan dibandingkan variabel pembangunan lain seperti jumlah penduduk, PDRB, dan tingkat inflasi.

7. Pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan

(64)

43

pendapatan yang sedikit. Banyak pekerja yang mandiri disektor informal yang bekerja secara penuh tetapi mereka sering masih tetap miskin.

(65)

44

B. Penelitan Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang berjudul “Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah” yang di lakukan oleh

Van Indra Wiguna (2013). Dalam penelitian ini Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda (Ordinary Least Squares Regression Analysis) dengan menggunakan panel data melalui pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model) dan hasil penelitian ini menunjukan (1) Variabel PDRB mempunyai pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan PDRB yang terjadi di Jawa Tengah diikuti oleh penurunan kemiskinan di Jawa Tengah. (2) Variabel Pendidikan (melek huruf) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan angka melek huruf di Jawa Tengah diikuti penurunan kemiskinan. (3) Variabel Pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kemiskinan. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan pengangguran di Jawa Tengah diikuti peningkatan kemiskinan.

(66)

45

mempunyai tanda negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. (3) Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai tanda negatif dansignifikan terhadap tingkat kemiskinan. (4) Variabel pengangguran mempunyai tanda negatif dan tidak signifikan terhadaptingkat kemiskinan.

3. Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2008) dengan judul “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Metode analisis deskriptif dan ekonomertika menggunakan data panel. Hasil penelitian menunjukkan kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi dicerminkan oleh angka kemiskinan yang relatif persiten di atas 20 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Jumlah penduduk miskin akibat krisis ekonomi belum berhasil dikurangi bahkan cenderung meningkat. Penyebaran penduduk miskin terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera, terutama di pedesaan dengan pertanian sebagai sumber utama pendapatan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin walaupun dengan magnitude yang relatif kecil, seperti inflasi, populasi penduduk, share sektor pertanian, dan sektor industri. Namun variabel yang signifikan dan relatif besar pengaruhnya terhadap penurunan jumlah penduduk miskin adalah sektor pendidikan.

(67)

46

mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia Timur. Sedangkan dua variabel lainnya, yaitu pendidikan dan inflasi berpengaruh signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% dari tingkat kemiskinan. Berdasarkan uji statistik F, menunjukkan semua variabel independen (pendidikan, pengangguran dan inflasi) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Timur pada tingkat kepercayaan 95%.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Deny Tisna Amijaya (2008) dengan judul “Pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2003-2004”. Tujuan tulisan ini meneliti tentang pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Indonesia, dalam hal ini untuk seluruh Provinsi di Indonesia dari tahun 2003 – 2004. Analisis yang dilakukan adalah analisis Deskriptif dan ekonometrika dengan menggunakan metode Panel Data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ketidakmerataan distribusi pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan variabel pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan.

(68)

47

selama periode pertumbuhan tinggi (1998-2003) juga memiliki pengaruh terhadap pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang negatf dengan kemiskinan, sedangkan ketimpangan memiliki hubungan yang positif dengan kemiskinan. Ketika kemiskinan di Kazakhstan menurun sejalan dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita yang meningkat, hal ini juga diikuti dengan penurunan ketimpangan.

(69)

48

[image:69.595.65.524.151.766.2]

Dari beberapa penelitian terdahulu jurnal dapat disajikan secara sistematis dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Tahun Judul

Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Van Indra Wiguna 2013 Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2010 (Ordinary Least Squares Regression Analysis) OLS

dan Panel data

(1) Variabel PDRB

mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan

mempengaruhi

kemiskinan (2)

Variabel Pendidikan

(melek huruf)

mempunyai pengaruh

negatif dan signifikan

mempengaruhi

kemiskinan. (3)

Variabel

Gambar

Tabel 1.1Presentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2009-2012
Tabel 1.2
Tabel 1.3Persentase penduduk yang menamatkan pendidikan menegah pertama
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika melihat probabilitas F-Statistik hasil regresi persamaan produk domestik regional bruto pada tabel 4.8 diatas dimana nilai probabilitas F-Statistiknya sebesar

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa semua dimensi dari kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness,

Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan, Upah Minimum Dan Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Terhadap Jumlah Pengangguran Di Kabupaten Dan Kotaprovinsi

Dari ratusan BUMN di Indonesia, hanya Pertamina dan PLN yang terdaftar di ranking Fortune 500. Ini tidak mencerminkan posisi Indonesia sebagai

Berdasarkan pengalaman yang dibagikan para informan tentang bagaimana awal masuk ke dalam kelompok, disebutkan bahwa umumnya mereka tidak berani berada di depan banyak

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

Berdasarkan hasil uji menggunakan chi square didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara iklim kerja dengan tingkat

Hubungan koefisien alat dan kapasitas produksi kapasitas produksi Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat Koefisien alat adalah waktu