PENGARUH MENYUSUN BANGUN GEOMETRI DATAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL/SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK SANDHY PUTRA T.A 2014/2015
Skripsi
Telah Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
PRATIWI ABRIANI 1103113040
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
PRATIWI ABRIANI. 1103113040. Pengaruh Bermain Bangun Geometri Datar Terhadap Kecerdasan Visual/Spasial Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Sandhy Putra Medan T. A 2014/2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.
Masalah dalam penelitian ini adalah: Imajinasi anak kurang berkembang dalam menyusun bangun geometri datar pada kelompok B TK Sandhy Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
Terbatasnya kreativitas guru dalam menggunakan media untuk menunjang kecerdasan visual/spasial anak pada kelompok B TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
Hanya sekitar 5 dari 20 anak yang mampu menyusun bangun geometri datar, selebihnya anak masih belum mampu menyusun potongan-potongan bangun geometri datar sesuai dengan yang di ajarkan oleh guru pada kelompok B di TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
Terdapat anak yang kurang teliti dalam kegiatan menyusun bangun geometri datar. Ini terjadi karena guru dan anak kurang konsentrasi dan tergesa-gesa sehingga anak kurang memahami dalam kegiatan menyusun bangun geometri pada kelompok B TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah True Eksperimental Design, dengan bentuk Postest-Only Control Design dalam model ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random. Hasil penelitian dan pengolahan data pada sub bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: hasil observasi kemampuan kecerdasan visual/spasial anak kelas eksperimen memiliki rata-rata 6,05 lebih besar dibandingkan dengan hasil observasi kemampuan kecerdasan visual/spasial anak di kelas kontrol yang memiliki rata-rata 3,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap kemampuan kecerdasan visual/spasial anak. Hasil uji hipotesis terbukti bahwa thitung (4,0263) > ttabel (1,68725). Hal
tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
dinyatakan ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode eksperimen terhadap kemampuan kecerdasan visual/spasial anak.
DAFTAR ISI
2.1.2 Kecerdasan Visual/Spasial ... 8
2.1.3 Ciri-ciri Kecerdasan Visual/Spasial ... 9
2.1.4 Perkembangan Kecerdsan Visual/Spasial ... 10
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Visual/Spasial ... 11
2.1.6 Usaha Pengembangan Kecerdasan Visual/Spasial ... 12
2.2 Media Geometri ... 13
2.2.1 Langkah-langkah Menyusun Bangun Geometri ... 14
2.3 Kerangka Berpikir ... 15
2.4 Hipotesis. ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Populasi dan Sampel ... 18
3.2.1 Populasi ... 19
3.2.2 Sampel ... 19
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 20
2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Kecerdasan Visual/Spasial AUD ... 11
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 21
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 24
Tabel 3.3 Jadwal Rencana Penelitian ... 28
Tabel 4.1 Data Nilai Observasi Kelas Eksperimen ... 30
Tabel 4.2 Data Nilai Observasi Kelas Kontrol ... 30
Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas ... 32
Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas ... 32
Tabel 4.5 Ringkasan Uji-t ... 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modern saat ini. Salah satu upaya untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Pendidikan perlu diberikan pada anak sejak usia dini. Anak sebagai investasi bagi persiapan Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta penerus cita – cita perjuangan. Tanggung jawab tersebut dapat direalisasikan bila anak mendapat pendidikan sejak dini.
Masa anak usia dini disebut juga sebagai masa awal kanak – kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri – ciri. Usia lima tahun pertama adalah masa emas ( golden age ) untuk perkembangan anak, karena pada usia ini anak mengalami masa peka dan kritis. Masa peka (sensitive periods), merupakan periode dimana anak telah mencapai kesiapan untuk belajar. Walaupun banyaknya rangsangan yang diterima anak, mereka tidak dapat belajar sampai perkembangan mereka siap untuk belajar. Hal itu berarti bahwa belajar dapat dilaksanakan bila kematangan anak telah tiba. Memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini merupakan langkah yang tepat untuk menyiapkan generasi unggul dan berkualitas.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini yang ditujukan untuk merangsang setiap pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai persiapan dalam memasuki pendidikan ke jenjang
yang lebih lanjut. Seperti yang tertulis dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 14, dinyatakan bahwa :
“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Pengalaman masa kanak – kanak dapat mempengaruhi perkembangan otak. Jika sejak dini anak mendapat rangsangan yang tepat, maka baik perkembangan intelegensi, emosi, maupun spiritual dapat berkembang secara optimal, namun jika anak kurang mendapat rangsangan, maka masa ini akan menjadi awal ketidak berhasilan proses pendidikan.
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek – aspek yang harus ditanamkan dan dikembangkan dalam diri anak adalah aspek nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial serta emosional. Salah satu dari aspek yang dikembangkan di PAUD yaitu kognitif. Kognitif berarti berhubungan langsung terhadap perkembangan IQ anak. Menurut Gadner dalam (Armstrong, 2003:19) kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya. Akhirnya ia menyusun delapan kecerdasan dasar atau Multiple Intelligence yang bisa mencakup berbagai jenis kecerdasan yang ada dalam diri anak. Adapun kecerdasan tersebut adalah Kecerdasan Bahasa (Verbal Linguistik Intellegence) merupakan kecakapan berpikir melalui kata-kata, Kecerdasan Matematis (Logical Mathematical
Intellegence) merupakan kecakapan untuk menghitung, Kecerdasan Ruang
(Visual Spatial Intellegence) merupakan kemampuan menangkap bayangan ruang
3
Intellegence) merupakan kecakapan untuk melakukan gerakan dan keterampilan,
Kecerdasan Musik (Musical Intellegence) merupakan kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, Kecerdasan Hubungan Sosial
(Interpersonal Itellegence) merupakan kecakapan memahami dan merespon serta
berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, Kecerdasan Kerohanian
(Intrapersonal Intellegence) merupakan kecakapan untuk memahami kehidupan
emosional, serta Kecerdasan Naturalis merupakan kemampuan untuk mengenali tanaman, hewan, dan bagian lain dari alam semesta.
Dari delapan kecerdasan tersebut diatas salah satu kecerdasan dasar dalam diri anak yang harus dikembangkan adalah kecerdasan visual/ spasial. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar didalam imajinasi seseorang atau menciptakan dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
Dalam penelitian ini, peneliti melihat dalam suatu pembelajaran terdapat anak yang kurang teliti dalam kegiatan menyusun bangun geometri datar di TK Sandi Putra-Telkom. Ini terjadi karena guru dan anak kurang konsentrasi dan tergesa-gesa sehingga anak kurang memahami dalam kegiatan menyusun bangun geometri.
Pelaksanaan permainan menyusun bangun geometri datar diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar, melatih daya pikir anak, melatih daya tangkap anak agar dapat lebih teliti dalam suatu permainan, namun bukan hanya dalam permainan menyusun bangun geometri saja melainkan juga permainan yang lainnya di TK Sandi Putra-Telkom.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan fenomena yang terjadi berkaitan dengan kecerdasan visual/spasial diharapkan kegiatan yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap kecerdasan visual/spasial yang dimiliki anak. Peneliti ingin melakukan penelitian eksperimen dengan fokus kajian pada judul “Pengaruh Menyusun Bangun Geometri Datar Terhadap Kecerdasan Visual/Spasial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Sandi Putra-Telkom Medan T.A 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :
5
b. Terbatasnya kreativitas guru dalam menggunakan media untuk menunjang kecerdasan visual/spasial anak pada kelompok B TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
c. Hanya sekitar 5 dari 20 anak yang mampu menyusun bangun geometri datar, selebihnya anak masih belum mampu menyusun potongan-potongan bangun geometri datar sesuai dengan yang di ajarkan oleh guru pada kelompok B di TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
d. Terdapat anak yang kurang teliti dalam kegiatan menyusun bangun geometri datar. Ini terjadi karena guru dan anak kurang konsentrasi dan tergesa-gesa sehingga anak kurang memahami dalam kegiatan menyusun bangun geometri pada kelompok B TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015..
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Menyusun Bangun Geometri Datar Terhadap Kecerdasan Visual/Spasial anak usia 5-6 tahun di TK Sandi Putra-Telkom Medan Tahun Ajaran 2014/2015.”.
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menyusun bangun geometri datar terhadap kecerdasan visual/spasial anak usia 5-6 tahun di TK Sandi Putra Telkom Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran dengan bermain menyusun bangun geometri datar untuk meningkatkan kecerdasan visual/spasial anak.
b. Manfaat praktis Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta mengembangkan kemampuan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran khususnya bermain menyusun bangun geometri datar untuk perkembangan kecerdasan visual/spasial anak, dan dapat mengembangkan penelitian ini ataupun menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
Bagi Guru
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pada sub bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. Hasil observasi kemampuan kecerdasan visual/spasial anak kelas eksperimen memiliki rata-rata 6,05 lebih besar dibandingkan dengan hasil observasi kemampuan kecerdasan visual/spasial anak di kelas kontrol yang memiliki rata-rata 3,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap kemampuan kecerdasan visual/spasial anak. .
2. Hasil uji hipotesis terbukti bahwa thitung (4,0263) > ttabel (1,68725). Hal
tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode eksperimen terhadap kemampuan kecerdasan visual/spasial anak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu :
1. Bagi para pendidik hendaknya mulai menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode eksperimen dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan visual/spasial anak usia dini, terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kecerdasan visual/spasial yang rendah.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan metode metode yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran khususnya dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan visual/spasial anak. 3. Bagi penulis hendaknya dapat lebih mengembangkan ilmu
40
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2003. Setiap Anak Cerdas. Jakarta : Gramedia
Fadlillah,Muhammad.2012.Desain Pembelajaran PAUD.Jogjakarta:Ar-Ru22 Media.
Gunarti, Winda.Lilis Suryani.Azizah Muis.2010.Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.Jakarta:Universitas Terbuka. Jamaris, Marini. 2005. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak – Kanak. Jakarta : Grasindo
Lwin, May dkk.2008. Cara Mengembangkan Berbagai Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks
Musfiroh, Takdkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Gramedia Mutia, Diana.2010.Psikologi Bermain Anak Usia Dini:Jakarta.
Montolalu, B.E.F. 2011. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Riyadi, dan Sukarmin.2009.Asuhan Keperawatan Pada Anak.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Samsudin.2008.Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Litera Prenada Media Group.
Sudjana,1992.Metode Statistika.Bandung:Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Sujiono.2010.Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.Jakarta:PT Indeks. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Yamin,M. Dan Jamilah,S.S.2010.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:Gaung Persada Pers.
Yaumi, Mohammad.2012.Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK.Jakarta:Dian Rakyat.
Cusumha.blogspot.com/2013/10/maklah-pengenalan-goemetri-pada-aud.html?m=1
Nurlela Azizah. Jenis – jenis Bangun Geometri. dalam
RIWAYAT HIDUP
I.
Latar Belakanga. Nama : Pratiwi Abriani b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Tempat / Tanggal Lahir : Padang Cermin, 05 Oktober 1992 d. Agama : Islam
e. Alamat : Jl. Binjai-Kuala Padang Cermin Kec.Selesai
f. Nama Orang Tua
Ayah : H. Musimin Ibu : Hj. Sukarmiatun g. Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Pensiunan PNS Ibu : Pensiunan PNS
h. Alamat Orang Tua : Jl. Binjai-Kuala Padang Cermin Kec.Selesai i. Email : wiwie0510@gmail.com
II. Riwayat Pendidikan