• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SD NEGERI 064997 KECAMATAN MEDAN LABUHAN T.A 2014/2015 MELALUI PENDEKATAN REALISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SD NEGERI 064997 KECAMATAN MEDAN LABUHAN T.A 2014/2015 MELALUI PENDEKATAN REALISTIK."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V

SD NEGERI 064997 KECAMATAN MEDAN LABUHAN T.A 2014/2015 MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

IKA OKTA KIRANA

NIM:8126182015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

IKA OKTA KIRANA. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan T.A 2014/2015 Melalui Pendekatan Realistik. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Maret 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, (2) Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, dan (3) Mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran matematika realistik terhadap pembelajaran matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri 064997 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, dan angket respon siswa. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika. Untuk klasikal kelas pada siklus I sebesar 65,20%, pada siklus II menjadi 70,40%, dan pada siklus III menjadi 80,45%, (2) pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, untuk klasikal kelas meningkat dari 68,71% pada siklus I menjadi 72,96% pada siklus II serta 80,99% pada siklus III, (3) penerapan pembelajaran matematika realistik terhadap proses pembelajaran matematika efektif, ditandai dengan tercapainya (i) ketuntasan klasikal sebesar 88,89% diatas kriteria yang ditetapkan yaitu 85%, (ii) ketuntasan tujuan pembelajaran pada siklus III mencapai 88,88% siswa yang mencapai ketuntasan tujuan pembelajaran 75% untuk setiap individu, (iii) persentase aktivitas siswa kategori baik sebesar 77,78% pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebesar 83,33% pada siklus III, untuk kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 82,05% diatas kriteria yang ditetapkan yaitu 80%, (iv) waktu yang efisien, dimana penerapan pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan waktu pada RPP (v) respon siswa terhadap pembelajaran matematika realistik adalah sangat baik, untuk skor angket respon siswa sebesar 81,25% pada siklus III. Rekomendasi atas hasil penelitian ini adalah para guru agar melaksanakan pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu alternatif upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(6)

ABSTRACT

IKA OKTA KIRANA. Effort to Increase Student’s Ability of Problem Solving and

Student’s Ability of Mathematical Communication in the Class V SD Negeri 064997

Kecamatan Medan Labuhan on Realistic Mathematic Education. Thesis. Postgraduate School of the state University of Medan, 2015.

The aims of this study were to: (1) increase the student’s ability of problem solving,

(2) increase the student’s ability of mathematical communication, (3) discover the effectiveness of realistic mathematics education in student’s learning mathematics,. this study was a classroom action research which was conducted in the class V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan by the number of student’s 19 people. The instuments used to collect data, which were consisted of test, observation of

student’s and teacher activity sheets, and student respond questionnaire. The results

of this study are: (1) realistic mathematic education can increase student’s ability of problem solving, for the classical completeness increased in the first cycle was 65,20%, in the second cycle to 70,40%, and in the third cycle to 80,45%, (2) realistic mathematic education can increase student’s ability of mathematical communication, for the classical completeness increased in the first cycle was 68,71% , in the second cycle to 72,96%, and in the third cycle to 80,99%, (3) implementation of realistic mathematics education in the student learning process is effective because (i) classical completeness was 88,89% exceed up to criteria 85%, (ii) mastery learning objectives in the third cycle was 88,88% who achieve mastery of learning objectives by 75% for each individual, (iii) percentage of students activities observe with

“moderate” category was 77,78% at the first meeting and at the second meeting was

86,8% in the third cycle, for ability of teacher to manage learning was 83,33% exceed up to criteria 80%, (iv) time efficiency, implementation of learning has been implemented in accordance with the time on the lesson plan (v) student’s response to realistic mathematics education is very good, student’s respond questionnaire score is 81,25 at third cycle. The recommendation for the teacher to teach realistic mathematic education as one of alternative effort to increase students ability of problem solving and mathematical communication.

Keywords: problem solving, mathematical communication, realistic mathematics education.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis ucapkan syukur atas kehadirat Allah

SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD

Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan T.A 2014/2015 Melalui Pendekatan

Matematika Realistik”.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D, selaku dosen

pembimbing I dan Bapak. Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen

pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

penulis.

2. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dasar, Ibu Dr.Anita Yus. M.Pd, selaku Sekretaris Program studi

Pendidikan Dasar yang telah memberikan motivasi, serta membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

3. Bapak Prof. Dr. Mun’in Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah

memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang menagajar di Prodi Pendidikan Dasar PPs

Unimed yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sehingga

(8)

5. Kepala Sekolah, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian,

serta Ibu guru SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan yang

memberikan waktu dan pemikiran sebagai pengamat.

6. Khususnya kepada suami saya tercinta Rahmat Fadli, S.H, orang tua saya

Sukiran dan Nur Adilah, S.Pd, anak saya tersayang Hafiz Alvaro,

adik-adik saya dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan

kepada saya baik secara moril maupun materil.

7. Sahabat saya Dina Purnama Sari, M.Pd, yang telah banyak memberikan

bantuan, dorongan dan motivasi kepada saya dalam penyelesaian tesis ini.

8. Hizrah Syahputra sebagai Pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Unimed

yang telah membantu segala urusan yang berkaitan dengan administrasi

dalam perkuliahan dan penyusunan tesis ini.

9. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan kelemahan tesis ini. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan

pemikiran maupun kritik yang konstruktif demi kesempurnaanya. Akhirnya

penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan.

Amin.

Medan, 2015

Penulis

Ika Okta Kirana

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Batasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 12

1.7 Defenisi Operasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah ... 16

2.2 Kemampuan Komunikasi ... 21

2.3 Efektivitas Pembelajaran Matematika ... 28

2.4 Pendekatan Matematika Realistik ... 34

2.5 Teori Pendukung Pendekatan Matematika Realistik ... 48

2.6 Penelitian yang Relevan ... 52

2.7 Kerangka Konseptual ... 54

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.7 Teknik Analisis Data ... 72

3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 75

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 77

4.3.3 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 114

4.3.4 Hasil Observasi Guru Siklus III ... 115

4.3.5 Hasil Refleksi Siklus III ... 117

(11)

4.4.1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika

Realistik ... 120

4.4.2 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Melalui Pembelajaran Matematika Realistik ... 122

4.4.3 Efektivitas Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik

terhadap Pembelajaran Matematika ... 124

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 129

4.6 Temuan ... 130

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan ... 132

5.2 Rekomendasi ... 133

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Matematika Siswa

Kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan

Labuhan ... 6

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Matematika Realistik ... 43

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Kelas ... 61

Tabel 3.2 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 67

Tabel 3.3 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 67

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 68

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis ... 69

Tabel 3.6 Indikator Aktivitas Siswa ... 70

Tabel 3.7 Indikator Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran ... 71

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Siswa ... 72

Tabel 4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I ... 82

Tabel 4.2 Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I ... 83

Tabela 4.3 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Rata-rata, dan Persentase Ketuntasan Pada Tes Siklus I ... 84

Tabel 4.4 Hasil Angket Respon Siswa Pada Siklus I ... 85

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 86

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 88

Tabel 4.7 Rangkuman Refleksi Siklus I ... 93

Tabel 4.8 Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II ... 97

(13)

Tabel 4.10 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Rata-rata, dan

Persentase Ketuntasan Pada Tes Siklus II ... 98

Tabel 4.11 Hasil Angket Respon Siswa Pada Siklus II ... 99

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 100

Tabel 4.13 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 102

Tabel 4.14 Rangkuman Refleksi Siklus II ... 106

Tabel 4.15 Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus III ... 110

Tabel 4.16 Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus III ... 110

Tabel 4.17 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Rata-rata, dan Persentase Ketuntasan Pada Tes Siklus III ... 112

Tabel 4.18 Hasil Angket Respon Siswa Pada Siklus III ... 113

Tabel 4.19 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus III ... 114

Tabel 4.20 Hasil Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus III ... 115

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Penyelesaian masalah sebuah soal cerita yang

dilakukan oleh siswa ... 7

Gambar 2.1 Konsep Matematisai De Lange ... 40

Gambar 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik ... 45

Gambar 2.3 Bagan Pembelajaran Matematika Realistik ... 46

Gambar 3.1 Siklus PTK Pembelajaran Matematika Realistik model spiral Kemmis dan Mc Taggart ... 60

Gambar 4.1 Lembar jawaban siswa pada tes siklus I ... 83

Gambar 4.2 Lembar jawaban siswa pada tes siklus I ... 84

Gambar 4.3 Lembar jawaban siswa pada tes siklus II ... 98

Gambar 4.4 Lembar jawaban siswa pada tes siklus III ... 111

Gambar 4.5 Grafik perolehan skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa per siklus ... 121

Gambar 4.6 Grafik perolehan skor kemampuan komunikasi matematis siswa per siklus ... 123

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) ... 140

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) ... 145

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 3) ... 150

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 4) ... 155

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 5) ... 160

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 6) ... 165

Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa (LAS-1) ... 170

Lampiran 7 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 231

Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 237

Hasil Validasi Tes Siklus ... 243

Hasil Validasi Observasi Aktivitas Guru ... 246

Hasil Validasi Observasi Aktivitas Siswa ... 247

Hasil Validasi Angket Respon Siswa ... 248

Lampiran 8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 249

Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 261

Lampiran 9 Hasil Latihan Siswa Pada Lembar Aktivitas Siswa ... 273

(16)

Lampiran 12 Daftar Nama Subjek Penelitian ... 285

Daftar Nama Validator dan Observer ... 286

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ... 287

Lampiran 14 SK Direktur PPs Unimed No. 631/UN33.27.10/KEP/PG/2013 tentang Pengangkatan Komisi Pembimbing Program Pascasarjana (S2) Unimed Lampiran 15 Surat Undangan Seminar Proposal Tesis... 292

Lampiran 16 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari PPs Unimed ... 293

Lampiran 17 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari SD Negeri 064997 Medan Labuhan ... 294

Lampiran 18 Surat Undangan Ujian Tesis ... 295

Lampiran 19 Daftar Revisi Ujian Tesis ... 296

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu pembentukan jiwa manusia yang

memungkinkan manusia tumbuh dan berkembang dengan potensi dan

kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, pendidikan juga merupakan suatu upaya

untuk meningkatkan kualitas setiap individu dalam semua ranah, baik ranah

afektif, kognitif dan psikomotorik, yang dipersiapkan agar mampu mengikuti laju

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam rangka

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, terampil dan siap

kerja.

Hal ini sangat berhubungan dengan sistem pendidikan nasional yang

terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yaitu “pendidikan nasional

berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”. Sehubungan dengan hal ini maka diperlukan pengembangan

sumber daya manusia Indonesia dalam mengahadapi tantangan era global, dan

salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

Karena dengan pendidikan yang baik dan berkualitas, dapat menciptakan sumber

daya manusia yang berdaya saing pula.

Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia

yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin

(18)

yang juga banyak diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran

masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru banyak

menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subyek didik. Pendidikan

kita kurang memberikan kesempatan pada siswa dalam berbagai mata pelajaran

untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif,

objektif, dan logis.

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika

berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan

struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan. Dengan mengenal

konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak

akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa

materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih dipahami dan

diingat anak.

Sejalan dengan teori Bruner (Slamet H.W. dan Nining Setyaningsih, 2010

: 126), pembelajaran matematika yang optimal seharusnya dapat membuat siswa

menjadi pandai menyelesaikan permasalahan dimana tujuan ini dapat tercapai bila

prinsip pembelajaran matematika diterapkan secara dua arah sehingga siswa dapat

benar-benar menguasai konsep-konsep matematika dengan baik. Selain itu, siswa

diharapkan pandai dalam berhitung dan mampu melakukan perhitungan dengan

benar dan tepat sesuai kreativitas diri siswa masing-masing. Pada dasarnya belajar

matematika haruslah dimulai dari mengerjakan masalah yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Melalui mengerjakan masalah yang dikenal dan

berlangsung dalam kehidupan nyata, peserta didik dapat membangun konsep dan

(19)

Menurut Gagne (dalam Ruseffendi, 1988:335) menyatakan bahwa,

Pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan

kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya. Kemampuan pemecahan

masalah adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang

menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah,

yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan

masalah. Kaur (2004) mengungkapkan bahwa siswa di Singapura dilatih

kemampuannya dalam memecahkan masalah pada setiap jenjang sekolah.

Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut, konsep silabus matematika

dikembangkan dengan mengintegrasikan lima komponen yang terdiri dari

konsep (concept), keterampilan (skill), proses (process), sikap (attitude), dan

metakognisi (metacognition). Selain itu Yamada (1977:1) juga mengungkapkan

bahwa di Jepang, soal-soal pemecahan masalah berupa soal-soal yang bersifat

open-ended. Gerakan penggunaan soal open-ended ditujukan untuk menggantikan

penggunaan soal tertutup yang hanya mempunyai satu jawaban.

Walaupun secara formal Indonesia telah menempatkan kemampuan

pemecahan masalah matematik sebagai salah satu tujuan utama pembelajaran

matematika, namun dalam pembelajaran pengetahuan siswa masih didominasi

oleh belajar secara verbal. Misalnya, ketika siswa diberikan permasalahan tentang

perkalian 8 x 4 mereka dapat menjawab 32, tetapi ketika dipresentasikan 8 x 5 =

, mereka tidak mampu menyelesaikannya. Hal ini terjadi karena mereka tidak

mampu berpikir bahwa penjumlahan berturutan delapan buah angka empat

sehingga menghasilkan tiga puluh dua merupakan bagian pemecahan masalah

(20)

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah diungkapkan pada salah satu

tujuan pembelajaran matematika menurut PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006

yaitu mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh”. Pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu

alternatif pembelajaran yang dipandang dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran matematika SD. Pemecahan masalah sangat penting dalam

pembelajaran matematika karena siswa akan memperoleh pengalaman

menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa untuk

diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Menurut Bell (dalam Widjayanti :2009) hasil-hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi-strategi pemecahan masalah yang umumnya

dipelajari dalam pelajaran matematika, dalam hal-hal tertentu, dapat ditransfer

dan diaplikasikan dalam situasi pemecahan masalah yang lain. Penyelesaian

masalah secara matematis dapat membantu para siswa meningkatkan daya

analitis mereka dan dapat menolong mereka dalam menerapkan daya tersebut

pada bermacam-macam situasi. Dengan perkataan lain, bila peserta didik dilatih

menyelesaikan masalah, maka peserta didik itu akan mampu mengambil

keputusan, sebab peserta didik itu telah menjadi trampil tentang bagaimana

mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari

betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya.

Selain kemampuan pemecahan masalah matematika yang masih rendah,

(21)

komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam

menyampaikan sesuatu yang diketahuinya. Sedikitnya ada dua alasan penting

mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu

ditumbuh-kembangkan di sekolah dasar. Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat

bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau

mengambil keputusan tetapi matematika juga sebagai alat untuk

mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas, tepat dan ringkas. Kedua,

pembelajaran matematika di sekolah sebagai aktivitas sosial, matematika juga

sebagai wahana interaksi antarsiswa dan juga sebagai sarana komunikasi guru dan

siswa.

Greenes dan Schulman (1996: 168) mengatakan bahwa komunikasi

matematik merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep

dan strategi matematik, (2) modal keberhasilan bagisiswa terhadap pendekatan

dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik, (3) wadah bagi

siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi,

membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide

untuk meyakinkan orang lain.

Kemampuan komunikasi matematis (mathematical communication) dalam

pembelajaran matematika sangat perlu untuk dikembangkan. Hal ini karena

melalui komunikasi matematis siswa dapat mengorganisasikan berpikir

matematisnya baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, siswa juga dapat

memberikan respon yangtepat antar siswa dan media dalam proses pembelajaran.

Bahkan dalam pergaulan bermasyarakat, seseorang yang mempunyai kemampuan

(22)

dimana dia berada dalam suatu komunitas, yang pada gilirannya akan menjadi

seorang yang berhasil dalam hidupnya. Komunikasi matematik perlu menjadi

fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi,

siswa dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi berpikir matematisnya (NCTM,

2000a), dan siswa dapat meng‟explore‟ ide-ide matematika (NCTM, 2000b).

Beberapa masalah belajar diatas dapat terlihat ketika guru memberikan

ulangan harian kebanyakan siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan

Labuhan salah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Akibatnya dari 19 siswa

sebanyak 14 siswa atau 73,68% belum tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan

harian kurang dari batas ketuntasan belajar minimal yaitu 65, serta siswa tidak

paham dalam memecahkan masalah yang terdapat pada soal. Hal ini dapat

diketahui dari hasil rata–rata nilai ulangan harian dan dokumentasi ulangan siswa

kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan sebagaimana

diperlihatkan berikut ini:

Tabel 1.1 Nilai rata-rata Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan

Nilai rata-rata Ulangan Harian (UH)

UH 1 UH 2

51.94 57.54

Berikut ini salah satu dokumentasi mengenai cara siswa menyelesaikan

masalah dari sebuah soal cerita

Soal:

(23)

300.000, dan menjualnya kembali seharga Rp350.000. Apakah pedagang tersebut untung atau rugi? Tentukan keuntungan atau kerugiannya!

Siswa I Siswa II

Siswa III

Gambar 1.1 Penyelesaian masalah sebuah soal cerita yang

dilakukan oleh siswa (siswa tidak memahami masalah)

Dari data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

dan kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Faktor yang

menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

komunikasi matematisdi SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan

dikarenakan siswa tidak mampu menunjukkan pemahaman masalah, tidak dapat

mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan, serta siswa juga

lemah dalam menafsirkan model atau pola matematika dari suatu masalah. Di

samping itu dalam pembelajaran siswa tidak dapat mengkomunikasikan ide dalam

pemikirannya, sehingga tidak dapat menganalisa dan mengevaluasi pemikiran

(24)

yang dapat menimbulkan tidak munculnya keterampilan siswa dalam belajar

matematika dan berakibat nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah.

Dalam proses pembelajaran respon siswa terhadap pembelajaran juga

menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan

karena pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan

siswa di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber

belajar sebagai bahan kajian. Interaksi antara guru dan siswa akan efektif

jika berlangsung dua arah. Guru diharapkan menciptakan proses pembelajaran

yang dapat memunculkan respons siswa. Respons siswa dapat dilihat dari

partisipasi siswa selama proses pembelajaran.

Menurut hasil observasi terhadap proses pembelajaran siswa kelas V SD

Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan pada semester ganjil menunjukkan

bahwa respons siswa masih kurang. Hal tersebut tampak pada perilaku siswa

pada saat pembelajaran berlangsung antara lain 3 orang siswa atau 15,79% kurang

memperhatikan pelajaran, 6 orang siswa atau 31,58% bermain dan mengganggu

teman yang lainserta selebihnya yaitu 10 orang siswa atau 52,63% mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Peran serta atau keterlibatan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar masih kurang, hal ini karena kegiatan siswa dalam

proses belajar mengajar lebih banyak mendengarkan dan menulis apa yang

disampaikan oleh guru.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan belajar diatas, telah

direncanakan dengan menyusun pembelajaran matematika realistik yang akan

diterapkan pada semester genap tahun pelajaran 2014 – 2015. Pembelajaran

(25)

mengkomunikasikan ide, gagasan serta konsep dengan tepat. Pembelajaran

matematika realistik mungkin dapat memotivasi siswa untuk aktif sehingga dapat

mengurangi kebosanan dan bahkan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan mengkaji masalah ini

melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pembelajaran matematika

realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang pada akhirnya akan memperbaiki hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan.

Adapun judul penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD Negeri

064997 Kecamatan Medan Labuhan T.A 2014/2015 Melalui Pendekatan

Matematika Realistik.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat

diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut :

1. Kondisi pembelajaran yang masih bersifat verbalistik, sehingga siswa

belajar dengan konsep ingatan dan hafalan (teacher centered)

2. Dalam proses pembelajaran guru kurang memberi kesempatan kepada

siswa untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan

matematika mereka, sehingga kemampuan pemecahan masalah yang

(26)

3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika

karena pemahaman materi yang bersifat menghafal sehingga keterampilan

siswa menyelesaikan soal masih kurang.

4. Pendekatan belajar yang digunakan guru di dalam menyampaikan materi

ajar kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan dalam menerima

pelajaran.

5. Pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas masih bersifat abstrak

sehingga siswa kurang memahami konsep matematika dari materi yang

diajarkan

6. Komunikasi siswa dalam belajar masih sangat terbatas sehingga siswa

hanya mampu menjawab pada jawaban verbal yang pendek atas berbagai

pertanyaan yang diajukan oleh guru

7. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

kurang merespon pembelajaran yang pada akhirnya dapat mengakibatkan

rendahnya hasil belajar siswa.

1.3Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka masalah

Penelitian ini dibatasi pada :

1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa kelas V

SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan.

2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas V SD

(27)

3. Efektivitas penerapan pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas V

SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas,

diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada

siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan tahun pelajaran

2014/2015 setelah menggunakan pendekatan matematika realistik dilihat per

siklus?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas

V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan tahun pelajaran 2014/2015

setelah menggunakan pendekatan matematika realistik dilihat per siklus?

3. Bagaimana efektivitas penerapan Pembelajaran Matematika Realistik terhadap

pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan

Labuhan tahun pelajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V

SD Negeri 064997 kecamatan Medan Labuhan tahun pelajaran 2014/2015

(28)

2. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas V SD

Negeri 064997 kecamatan Medan Labuhan tahun pelajaran 2014/2015

melalui pendekatan matematika realistik.

3. Mengetahui efektivitas penerapan Pembelajaran Matematika Realistik

terhadap pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 064997

Kecamatan Medan Labuhan tahun pelajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagi siswa penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa sebagai upaya untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya dalam proses

pembelajaran matematika.

2. Bagi guru penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sebagai dasar pemikiran

dalam memilih strategi pembelajaran di kelas yang tepat dalam proses belajar

mengajar matematika.

3. Bagi sekolah penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam rangka

perbaikan pembelajaran matematika, peningkatan mutu sekolah dan

mengembangkan profesionalisme guru.

1.7Definisi Operasional

Dalam pembahasan penelitian ini agar lebih terfokus pada permasalahan yang

akan dibahas, sekaligus menghindari terjadinya persepsi lain mengenai

istilah-istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai defenisi istilah-istilah dan

(29)

Adapun defenisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.7.1 Kemampuan pemecahan masalah

Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah matematika dengan memperhatikan proses menemukan

jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah yaitu: (1) memahami

masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) melaksanakan penyelesaian, dan (3)

memeriksa kembali kebenaran jawaban. Kemampuan pemecahan masalah juga

merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk mengasah penalaran yang cermat,

logis, kritis, analitis, dan kreatif.

1.7.2 Kemampuan komunikasi matematis

Kemampuan komunikasi matematis adalah kekuatan/kemampuan siswa dalam

memberikan respon yang tepat terhadap media dalam proses pembelajaran

matematika. Kemampuan komunikasi matematis juga merupakan kemampuan

siswa dalam menyampaikan suatu informasi matematis yang diketahuinya.

Indikator kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini yaitu: (1)

menyatakan masalah kehidupan sehari-hari kedalam symbol atau bahasa

matematis, (2) menginterpretasikan gambar ke dalam model matematika, (3)

menuliskan informasi dari pernyataan ke dalam bahasa matematika.

1.7.3 Efektivitas Pembelajaran matematika

Efektivitas Pembelajaran matematika merupakan suatu usaha atau strategi

yang melibatkan seluruh komponen pendidikan dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tepat terutama pada

(30)

Efektivitas pembelajaran pada penelitian ini mengacu pada lima hal yaitu:

1) Ketuntasan belajar secara klasikal, dimana pembelajaran dapat dikatakan tuntas

apabila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 70

dalam peningkatan hasil belajar matematika, 2) Ketuntasan tujuan pembelajaran,

dimana siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru

dalam proses pembelajaran. Secara individu, ketuntasan tujuan pembelajaran

siswa harus mencapai 75%. 3) Aktivitas siswa dan guru dikatakan berhasil atau

efektif jika sudah mencapai minimal kategori baik, yaitu dengan perolehan

persentase minimal 66% atau 80% dari seluruh siswa menunjukkan aktivitas

baik dan rata-rata persentase aktivitas guru secara keseluruhan minimal 75%, 4)

Waktu, dalam hal ini waktu yang dianggap efisien dalam proses pembelajaran jika

pada proses pelaksanaan pembelajaran pemanfaatan waktu yang digunakan guru

sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya, dan 5) Respon siswa,

pembelajaran dikatakan efektif jika dalam pelaksanaan pembelajaran mampu

meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa menjadi lebih baik. Dalam penelitian

ini, pembelajaran dikatakan efektif jika persentase rata-rata skor respon siswa

mencapai 80%, sehingga dapat dikategorikan respon siswa terhadap pembelajaran

“Baik”.

1.7.4 Pendekatan Matematika Realistik

Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan

pembelajaran matematika yang menggunakan konteks „dunia nyata‟. Dalam hal

ini dunia nyata diartikan sebagai segala sesuatu yang ada diluar matematika

seperti kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar ataupun mata pelajaran yang

(31)

menggunakan konteks „dunia nyata‟, model-model (matematisasi), produksi dan

konstruksi siswa, interaktif dan keterkaitan (intertwinment).

Implementasi pembelajaran matematika realistik di kelas meliputi tiga

fase, yaitu: (1) fase pengenalan, pada fase ini memperkenalkan masalah realistik

kepada seluruh siswa serta membantu untuk memberi pemahaman masalah, (2)

fase eksplorasi, pada saat sedang bekerja mereka mencoba membuat model situasi

masalah, berbagi pengalaman/ide, serta membuat dugaan, (3) fase meringkas,

peranan siswa pada fase ini adalah mengajukan dugaan, mengajukan pertanyaan

kepada siswa yang lain, bernegosiasi, mengajukan alternatif-alternatif pemecahan

masalah, memberikan alasan, memperbaiki strategi dan dugaan mereka, dan

(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dikemukakan beberapa

kesimpulan berikut:

1. Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan

Pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan

Medan Labuhan pada materi Pecahan. Peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5,2%, dimana

persentase pada siklus I sebesar 65,20% dan pada siklus II sebesar 70,40%.

Selanjutnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

dari siklus II ke siklus III sebesar 10,5%, dimana persentase pada siklus II

sebesar 70,40% dan pada siklus III sebesar 80,45%.

2. Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan

Labuhan pada materi Pecahan. Kemampuan komunikasi matematis siswa

mengalami peningkatan sebesar 4,25% dari siklus I ke siklus II, dimana

kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I sebesar 68,71% dan

pada siklus II meningkat menjadi 72,96%. Sedangkan kemampuan

komunikasi matematis siswa dari siklus II ke siklus III mengalami

peningkatan sebesar 8,03%, dimana kemampuan komunikasi matematis siswa

pada siklus II adalah 72,96% dan meningkat menjadi 80,99% pada siklus III.

3. Penerapan pembelajaran matematika realistik efektif terhadap pembelajaran

(33)

pada materi Pecahan. Pembelajaran matematika realistik ini dikatakan efektif

karena ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 85%, ketuntasan tujuan

pembelajaran mencapai 75% tiap individu, 80% siswa memperoleh aktivitas

dengan kategori baik dan rata-rata skor kemampuan guru mengelola

pembelajaran mencapai 80%. Dalam hal ini, pada siklus I terdapat 41,18%

siswa memperoleh kategori aktivitas baik. Perolehan skor ini meningkat pada

siklus II menjadi 61,11% siswa memperoleh kategori aktivitas baik, begitu

pula pada siklus III meningkat menjadi 83,33%. Sedangkan kemampuan guru

mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 71,13% dan pada siklus II

menjadi 78,31% lalu pada siklus III meningkat menjadi 83,38%. Waktu yang

digunakan oleh guru sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya

pada RPP. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika realistik

menunjukkan respon yang positif. Dimana terjadi peningkatan persantase

respon siswa, pada siklus I diperoleh persentase sebesar 57,08% dengan

kategori respon siswa adalah cukup. Perolehan tersebut meningkat pada

siklus II yaitu 62,95% dengan kategori respon siswa adalah cukup lalu pada

siklus III meningkat menjadi 81,25% dengan kategori respon siswa adalah

baik.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, dikemukakan beberapa

rekomendasi berikut.

1. Pembelajaran matematika realistik merupakan pembelajaran yang dirancang

untuk merangsang kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

(34)

yang kontekstual. Oleh karena itu, guru yang mengajarkan dapat menerapkan

pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa sebagai

salah satu alternatif pembelajaran yang inovatif.

2. Salah satu kekuatan pembelajaran matematika realistik pada permasalahan

yang disajikan yaitu keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari –

hari dan kegunaan matematika pada umumnya. Oleh karena itu, jika guru

akan menerapkan pembelajaran matematika realistik harus mampu

merancang permasalahan yang kontekstual dan menantang bagi siswa.

3. Pembelajaran matematika realistik akan berhasil jika siswa mampu

menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri sehingga cara

penyelesaian masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara satu

siswa dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, guru harus mampu

membimbing berpikir kritis dan kreatif serta memiliki rasa tanggung jawab

yang tinggi terhadap tugas yang diberikan guru termasuk keberanian untuk

mengemukakan pendapat maupun mengajukan dan menjawab pertanyaan

yang diberikan.

4. Bagi guru yang akan menerapkan pembelajaran matematika realistik di kelas,

haruslah melakukan persiapan yang matang agar pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik diantaranya merancang rencana pembelajaran

dengan pengelolaan waktu yang efektif pada setiap pertemuan dan

mempersiapkan segala kebutuhan baik itu media pembelajaran maupun

(35)

5. Bagi siswa, agar menunjukkan partisipasi aktif dan respon yang positif

terhadap pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran matematika realistik.

Dengan tujuan agar siswa mampu melakukan proses dalam menyelesaikan

permasalahan.

6. Bagi kepala sekolah atau lembaga agar memfasilitasi dan mendorong para

guru dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif salah satunya yaitu

pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan prestasi sekolah

secara keseluruhan dan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alfeld, Peter. (1996). Understanding Mathemathics.[online]. Tersedia: http://www.math. utah.edu/~pa/math/polya.html. [ 20 November 2014].

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaKarya.

Baroody.A.J. 1993.Problem Solving, Reasoning, and Communicating. New York: Macmillan Publishing.

Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning Mathematics. USA: Wm.C. Brown Company Publishers.

Cai, Jinfa. 1996. Assesing Students’ Mathematical Communication. Official Journal of the Science and Mathematics Volume 96 No 5 Mei 1996. Hal: 238-246.

Dalyono,M. 2010. Psikologi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

De Lange, J. (1995). Assessment: No change without problems. In T.A. Romberg

(Ed.),Reform in school mathematics and authentic assessment (pp. 87–173). Albany, NY: State Universityof New York.

Dominowski, R.L. (2002). Teaching Undergraduates. New Jersey: Lawrence Erlbaum

Assosiates Publishers.

Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI.

Fauzi, K.M.S. 2002.Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Tesis. Universitas Negeri Surabaya.

Freudenthal, H. (1973). Mathematics as an educational task. Dordrecht: Reidel Publishing Company

Gravemeijer, K.P.E. (1994). Developing realistic mathematics education. Culenborg, Technipress.

Greenes, C. & Schulman, L. (1996)."Communication Processes in Mathematical Explorations and Investigations".In P. C. Elliott and M. J. Kenney (Eds.).1996 Yearbook.Communication in Mathematics.K-12 and Be.vond. USA: NCTM.

Gusni Satriawati. 2006. Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk Meningkakan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Jakarta (Studi eksperimen di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan). Tesis Pascasarjana Pendidikan Matematika UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

(37)

Hirscfeld, Kimberly. 2008. Mathematical communication, Conceptual Understanding, and

Students’ Attitudes Toward mathematics. Math in the Middle Institute Partnership

Action Research Project Report.University of Nebraska-Lincoln.

Hudoyo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kaur, B. (2004). Teaching of Mathematics in Singapore Schools. [Online]. Paper Presented at ICME – 10 Copenhagen, Denmark. 2004. Tersedia: home.sandiego.edu. [4 Desember 2014].

Kirkley, Jamie. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. Plato Learning, Inc.

Krulik, S. danReys, R.E. 1980.Problem Solving in School Mathematics. Reston,Virginia: NCTM

Lasati, Dwi. 2005. Efektivitas Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Pada Pembelajaran Persamaan Garis Lurus Siswa SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006: 20-23.

Mulyani, Sri. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis :Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama USU Press, Medan.

NCTM (2000).Principles and Standards for School Mathematics, Reston, Virginia.

Nurgana. 1985. Efektivitas Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/18/efektifitaspembelajaran/.Diakses: 25 Agustus 2014 pukul 15.17 WIB.

Osterholm, Magnus. 2006. Metakognition and reading-criteria for comprehension of mathematics texts. In Novotna, J., Moraova, H., Kratka, M. & Stehlikova, N. (Eds.). Proceedings 30th Conference of the Internatinal Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 4, pp. 289-296. Prague: PME.

Pamekas, Yugara. 2011. Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Priyan Kecamatan Bantul. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Polya, George. 1988. How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second ed.). Princeton , N.J.: Princeton Science Library Printing.

Rahmawati, Fitriana. 2013. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Lampung: Universitas Lampung.

Ruseffendi E. T. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Tarsito, Bandung.

Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo.

Setyaningsih, Nining dan Slamet HW. 2010. “Pengembangan Materi dan Model

(38)

dalam Menunjang KTSP”. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.11, No. 2, Agustus, 2010 :125-142.

Sinambela. 2008. Faktor-faktor Penentu Keefektifan Pembelajaran Dalam Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction). Jurnal Generasi Kampus, 1(2): 74-85. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12087485.pdf. Diakses: 29 Mei 2014.

Slavin, Robert. 1995. Cooperatif Learning Theory Reserch and Practice. Singapura: Allyin dan Bacon.

---. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice (6th ed.). Johns Hopkins University: Allyn& Bacon

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Sudharta, IGP. 2004. Realistic Mathematics: Apa dan Bagaimana?

http://www.depdiknas.co.id/editorial/jurnalpendidikanindonesia. (diakses: 30 Mei 2014)

Sudjana, Nana. 1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sumarmo, Utari. 2012. Pendidikan Karakter serta Pengembengan Berpikir dan Disposisi Matematika Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di NTT tanggal 25 Februari 2012.

Supardi, U.S. 2012. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Jakarta: FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

Turmudi.2008. Pemecahan Masalah Matematika pdf diakses pada tanggal 4 April2014, dari: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_MATEMATIKA/19 6101121987031-TURMUDI/

UU RI No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta

Van den Heuvel-Panhuisen, Marja. 1996. Assessment and Realistic MathematicsEducation. Utrecht: CD-Press.

Widjajanti, Djamilah. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa

Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Prosiding disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Matematika FMIPA UNY di Yogyakarta tanggal 5 Desember 2009.

Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(39)

Zainab.2011.http://mgmpmatoi.blogspot.com/2011/12/komunikasi-matematis-dalam-pembelajaranhtml.

Gambar

Tabel 4.10 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Rata-rata, dan
Tabel 1.1 Nilai rata-rata Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 064997 Kecamatan Medan Labuhan
Gambar 1.1 Penyelesaian masalah sebuah soal cerita yang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sampel dalam penelitian ini adalah adalah ibu nifas hari pertama yang melahirkan pada bulan mei sampai dengan nopember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi: Ibu

Untuk mendapatkan koin dari suatu peti, pemain harus menggunakan tipe peralatan yang tepat untuk membuka peti karena peti akan meledak jika tidak terbuka dalam

16 FAKTOR  PENDUKUNG : 1.Akses masyarakat ke  fasyankes sudah  membaik 2.REGULASI ( UU NO  23,  SPM Kesehatan,  ) 3.Alokasi anggaran 

tersedia di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumenstasi Kabupaten Nias Utara memadai dan kurang dengan kebutuhan pengguna serta jumlah buku yang dapat dipinjam juga

2.6 Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended melalui Keteram- pilan Membaca Matematika ... METODE

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Depok. Disetujui dan

Karya tulis atau bentuk lainnya yang diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah mengikuti pedoman