• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN

COOPERATIVE INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC)

PADA SISWA KELAS VIII D SMP

NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:

MURTIANIS

NIM K1207025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN

COOPERATIVE INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC)

PADA SISWA KELAS VIII D SMP

NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:

MURTIANIS

NIM K1207025

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Murtianis. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA

KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses menulis teks berita dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran

menulis teks berita melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Bentuk

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Research (CAR), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi dan interpretasi; (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII D dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Objek penelitian adalah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa.

Sumber data dalam penelitian meliputi: (1) peristiwa pembelajaran; (2) informan; dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi; (2) wawancara; (3) angket; dan (4) tes. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas (baik proses maupun hasil) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Peningkatan kualitas proses ditandai dari: (1) meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 45%, 61%, dan 84%; (2) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 42%, 67%, dan 81%; dan (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, sebesar 48%, 73%, dan 91%.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative

(6)

commit to user

vi

MOTTO

God always answer your request, maybe not always with “YES”

but always with “THE BEST” (Budi Hartono)

Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting

berapa kali aku bangkit dari kegagalan (Abraham Lincoln)

Yakinlah bahwa apa yang telah kamu lakukan

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

Untuk:

1. Bapakku (Pamujo) dan Ibuku (Juariah),

yang senantiasa memberikan doa,

kepercayaaan, dan dukungan

2. Kedua kakakku Dewi Winarsih dan

Yantiana yang selalu memberikan

nasihat dan semangat

3. Mas Arief Yuri Wahyu Nugraha yang

selalu memberikan motivasi dan

bimbingan

4. Teman-teman Bastind 2007

5. Teman-teman Kos Three Ana 2 (Mery,

Dini, Rini, Rima, Yuni, Nia, dan Nur)

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah

Subhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita semua.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita Nabi

Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam.

Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini.

Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan

penelitian ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan

selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah

mengizinkan penelitian ini.

2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.

3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu

mendewasakan peneliti.

4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan motivasi.

5. Bapak Drs. Purwadi selaku Pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan motivasi.

6. Bapak/Ibu Dosen di almamaterku

7. Bapak Drs. Soebiyanto, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Plaosan,

Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah almamaternya.

8. Ibu Eko Hetik, S. Pd yang telah mengizinkan kelasnya untuk dijadikan

subjek penelitian.

(9)

commit to user

ix

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, walaupun begitu penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan bagi pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia.

Surakarta, Juni 2011

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran ... 10

2. Hakikat Menulis... 16

3. Hakikat Berita ... 28

4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 34

5. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ... 43

(11)

commit to user

xi

C. Kerangka Berpikir ... 50

D. Hipotesis Tindakan ... 52

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 54

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 55

D. Sumber Data Penelitian ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Uji Validitas Data ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 60

H. Indikator Keberhasilan ... 60

I. Prosedur Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi awal ... 66

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ... 74

1. Deskripsi Siklus I ... 74

a. Perencanaan Tindakan ... 74

b. Pelaksanaan Tindakan ... 76

c. Observasi dan Interpretasi ... 78

d. Analisis dan Refleksi ... 82

2. Deskrisi Siklus II ... 84

a. Perencanaan Tindakan ... 84

b. Pelaksanaan Tindakan ... 86

c. Observasi dan Interpretasi ... 89

d. Analisis dan Refleksi ... 93

3. Deskripsi Siklus III ... 95

a. Perencanaan Tindakan ... 95

b. Pelaksanaan Tindakan ... 97

c. Observasi dan Interpretasi ... 100

d. Analisis dan Refleksi ... 104

(12)

commit to user

xii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 118

B. Implikasi ... 119

C. Saran ... 122

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita ... 24

2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita ... 26

3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ... 39

4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC... 46

5. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ... 54

6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses ... 61

7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil... 62

8. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III ... 112

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ... 51

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 65

3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses

Pembelajaran Menulis Teks Berita ... 113

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Pratindakan

Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan ... 130

Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ... 131

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Kepada guru ... 134

Lampiran 4 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru ... 135

Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 139

Lampiran 6 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ... 140

Lampiran 7 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa (Pratindakan)... 149

Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 150

Lampiran 9 : Angket Pratindakan ... 155

Lampiran 10 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pratindakan... 158

Lampiran 11 : Hasil Pengisian Angket Pratindakan ... 173

Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Pratindakan) ... 175

Siklus I Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 178

Lampiran 14 : Silabus ... 179

Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 180

Lampiran 16 : Contoh Teks Berita ... 191

Lampiran 17 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ... 192

Lampiran 18 : Lembar Pengamatan Guru ... 196

Lampiran 19 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 198

Lampiran 20 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 203

Lampiran 21 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus I ... 215

Lampiran 22 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus I ... 216

Lampiran 23 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 217

(16)

commit to user

xvi Siklus II

Lampiran 25 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 225

Lampiran 26 : Silabus ... 226

Lampiran 27 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 227

Lampiran 28 : Contoh Teks Berita ... 237

Lampiran 29 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ... 238

Lampiran 30 : Lembar Pengamatan Guru ... 242

Lampiran 31 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 244

Lampiran 32 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .... 249

Lampiran 33 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus II ... 260

Lampiran 34 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus II ... 261

Lampiran 35 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 262

Lampiran 36 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 267

Siklus III Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ... 270

Lampiran 38 : Silabus ... 271

Lampiran 39 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 272

Lampiran 40 : Contoh Teks Berita ... 282

Lampiran 41 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ... 283

Lampiran 42 : Lembar Pengamatan Guru ... 287

Lampiran 43 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 289

Lampiran 44 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 294

Lampiran 45 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus III ... 304

Lampiran 46 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus III ... 305

Lampiran 47 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 306

Lampiran 48 : Angket Pascatindakan ... 311

Lampiran 49 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ... 312

Lampiran 50 : Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ... 317

(17)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat terlepas

dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat

komunikasi yang paling efektif, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan.

Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah

melaui pembelajaran bahasa Indonesia.

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi para siswa

adalah untuk menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek

keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)

keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading

skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan

berbahasa tersebut tidak dapat dimiliki secara otomatis, tetapi memerlukan proses

untuk belajar dan berlatih. Masing-masing aspek mempunyai keterkaitan satu

sama lain. Aspek menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa

yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan aspek berbicara dan menulis

keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menggunakan.

Melalui pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki, (1)

keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis; (2) pengetahuan yang memadai tentang

kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis; (3) sikap positif terhadap

bahasa Indonesia; dan (4) dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai luhur melalui

pengajaran apresiasi sastra (Swandono, 2007).

Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis dengan bahasa

Indonesia secara baik dan benar sehingga pada akhirnya siswa dapat

(18)

commit to user

Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi

oleh siswa untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa di atas,

terutama keterampilan menulis.

Penelitian Rankin dan Anderson (dalam Rasty, 2010) tentang kegiatan

berbahasa memperlihatkan bahwa (i) menyimak: 45%, (ii) berbicara: 30%, (iii)

membaca: (16%), (iv) menulis: 9%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis

tidak begitu diminati oleh banyak orang.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan

menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui

latihan dan praktik secara terus-menerus. Melalui latihan secara intensif maka

dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti

mengarang, membuat surat dengan tulisan.

Sabarti Akhadiah (1996: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti

mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara

tersurat. Menulis berarti menuangkan ide pikiran, gagasan, pengetahuan, dan

wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa dipahami oleh orang lain.

Tujuan pengajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mempunyai

kemampuan menulis sehingga siswa tidak beranggapan bahwa keterampilan

menulis itu merupakan kegiatan yang rumit. Di samping itu, tujuan yang

diharapakan dalam pembelajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mampu

memahami dan dapat mengungkapkan apa yang mereka tangkap, gagasan,

pendapat, pesan, dan perasaan mereka dalam bentuk tertulis.

Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar

siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan atau pendapat secara tertulis

atau pun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman

hidup, ide, imaji, aspirasi, dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 1999: 70).

Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) adalah keterampilan menulis teks berita. Pada kelas

VIII, standar kompetensi yang dikembangkan antara lain: menulis rangkuman dari

(19)

commit to user

surat resmi, menulis ulasan buku biografi, menyunting tulisan sendiri atau orang

lain, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer,

menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan,

menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Kurikulum 2004 SMP: 23-25).

Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi

berbahasa yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

menulis teks berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu

merangkai data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.

Selama ini kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII

D SMP Negeri 1 Plaosan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni

faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa. Berdasarkan hasil

observasi pembelajaran menulis teks berita pada siswa siswa kelas VIII D SMP

Negeri 1 Plaosan diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif

dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 2 halaman 131).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1

Plaosan menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi

antara guru dan siswa sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti

pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, guru belum menggunakan media

dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru hanya menggunakan buku paket

atau pun LKS dalam mengajar.

Pengelolaan kelas secara individu juga menjadi kendala dalam

pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Guru

jarang menerapkan metode kerja kelompok dalam mengajar. Sementara itu, faktor

yang berasal dari siswa meliputi kurangnya minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Dalam proses pembelajaran menulis

teks berita, siswa belum dapat menulis teks berita secara detail, siswa merasa

kebingungan harus menulis apa, siswa belum dapat menyusun kalimat dengan

struktur kalimat yang baik dan benar. Siswa juga belum memperhatikan ejaan dan

(20)

commit to user

Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau

63% kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita. Siswa kurang aktif

selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa jarang membaca berita. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan

bahwa pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat

kabar atau pun menonton berita. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang

menunjukkan bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca

berita dalam surat kabar, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita (lihat

lampiran 11 halaman 173).

Berdasarkan hasil observasi di kelas mengenai pembelajaran menulis teks

berita, peneliti menemukan bahwa kegiatan menulis teks berita yang diajarkan

oleh guru masih bersifat konvensional, yakni: (1) guru melakukan apersepsi; (2)

guru menjelaskan mengenai materi tentang pembelajaran menulis teks berita; (3)

guru memberikan contoh teks berita dan mengidentifikasi unsur 5W+1H bersama

siswa; (4) guru menyuruh siswa menulis teks berita; (5) guru meminta siswa

untuk mengumpulkan tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, faktor yang diduga sebagai penyebab

rendahnya kualitas pembelajaran menulis teks berita di atas berhubungan erat

dengan metode pembelajaran yang belum inovatif dan tidak adanya kebiasaan

membaca teks berita yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis teks

berita siswa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan rendahnya kualitas hasil

pembelajaran menulis teks berita.

Berdasarkan data nilai menulis yang diperoleh dari guru mata pelajaran,

hanya 6 siswa (22%) dari 27 siswa yang nilai menulisnya sudah mencapai standar

ketuntasan minimal (lihat lampiran 7 halaman 149). Tidak adanya media dalam

pembelajaran, metode mengajar yang didominasi dengan metode ceramah, dan

pengelolaan kelas yang bersifat individual membuat para siswa kurang antusias

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa siswa yang

duduk di belakang berbicara sendiri ketika guru memberi penjelasan, salah satu

siswa meletakkan kepalanya di bangku, dan terdapat siswa yang bermain sendiri

(21)

commit to user

kegiatan menulis yang meliputi prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan

sehingga pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan

menulis.

Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias siswa

dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa dalam menulis teks berita, metode

pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sebaiknya guru mencari suatu

pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks

berita siswa sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional,

yakni guru hanya ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru

kemudian mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru.

Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita

membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu

menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang

dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif

dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP

Negeri 1 Plaosan disepakati masalah pembelajaran tersebut diperbaiki dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini dipilih karena memiliki

beberapa kelebihan. Trianto (2007: 44) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama

dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk

menghargai satu sama lain.

Sejalan dengan pendapat Trianto di atas, Isjoni (2009: 15) mengungkapkan

bahwa model kooperatif diterapkan untuk memotivasi siswa berani

mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling

(22)

commit to user

Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru menyepakati bahwa metode

kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita adalah metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Menurut Rini Susanti Wulandari (2010) Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas

reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk

melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga

elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam

memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Muhammad Nur dan Prima

Retno Wikandari (2000: 28). Menurut mereka, CIRC adalah sebuah program

komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis

untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar

kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam

pembelajaran menulis bertujuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa

yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC,

para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan

kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka (Slavin, 2010: 204).

Metode ini dipilih karena sesuai dengan materi menulis dan juga sesuai

dengan jenjang pendidikan siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin

(2010: 200) yang menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) merupakan sebuah program yang komprehensif untuk

mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih

tinggi di sekolah dasar. Lebih lanjut Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan

bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, di antaranya: membuat siswa

lebih percaya diri, kelas menjadi lebih hidup, dan terbangunnya kerja sama

(23)

commit to user

Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

memungkinkan siswa untuk memberikan tanggapan secara bebas mengenai

unsur-unsur pokok berita dan siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain.

Di samping itu, metode CIRC memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dengan temannya dan menumbuhkan rasa senang yang dapat merangsang

siswa untuk aktif dalam kelompok.

Melalui metode CIRC siswa dapat bekerja secara kelompok, mengidentifikasi

pokok-pokok isi berita terlebih dahulu, mengembangkan unsur-unsur pokok tersebut

menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas, kemudian menyunting teks berita

yang telah mereka susun. Dengan metode CIRC siswa dapat melaksanakan kegiatan

menulis sesuai dengan prosedur atau tahapan-tahapan dalam penulisan, yakni tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti

mengenai ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) Pada Siawa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan

Tahun Ajaran 2010/2011”. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat

meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pembelajaran menulis sehingga

kualitas pembelajaran menulis akan meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

Magetan tahun ajaran 2010/2011?

2. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran

menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan

(24)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka

dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa

kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa

kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.

E. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis teks

berita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.

2) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita.

b. Bagi guru

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru bahasa dan

sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis

teks berita.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita.

c. Bagi sekolah

1) Memberikan motivasi bagi para guru untuk melakukan inovasi

dalam pembelajaran dengan metode yang bervariasi.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita baik proses

(25)

commit to user

d. Bagi peneliti

Penelitian ini meningkatkan kemampuan peneliti dalam pengembangan

inovasi pembelajaran menulis teks berita.

e. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis

(26)

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran merupakan suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik (2003:58) juga mengemukakan

bahwa ada lima pengertian pengajaran berdasarkan teori belajar, yaitu:

1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta

didik/siswa di sekolah.

2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui

lembaga pendidikan sekolah.

3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan

kondisi belajar bagi peserta didik.

4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

warga masyarakat yang baik.

5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah pembelajaran sama dengan

‘instruction” atau pengajaran yang berarti; cara/perbuatan atau mengajarkan.

Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru).

Selanjutnya, pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk

memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti

yang diinginkan atau bisa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan

(27)

commit to user

Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal

adalah situasi yang memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berinteraksi

dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur

dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi tersebut dapat dioptimalkan dengan

menggunakan metode dan atau media yang tepat agar dapat diketahui

keefektifan kegiatan belajar-mengajar maka setiap proses dan hasilnya harus

dapat dievaluasi (Gino, 2000:30).

Sementara itu, konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful

Sagala, 2007: 61) adalah suatu proses yang melibatkan lingkungan seseorang

yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah

laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap

situasi tertentu.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu pertama dalam proses

pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas

siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana

dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk

memperbaiki dan menigkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya

kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan

yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2007:63).

Agus Suprijono (2010: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara

pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning

dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses perbuatan,

cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai

kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini

merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai ‘panglima’, guru dianggap

paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.

Lebih lanjut, Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang

pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan

(28)

commit to user

Pada pengajaran guru mengajar dan peserta didik belajar, sedangkan pada

pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi

lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif

pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya

untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik

dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk

mendapatkan respon yang tepat yang melibatkan media dan metode untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara

lain sebagai berikut:

1) Guru

Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

2) Siswa

Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

3) Tujuan

Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi

perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.

4) Isi pelajaran

Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,

(29)

commit to user

5) Metode

Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru

yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

6) Media

Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan

informasi kepada siswa.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan

hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar

mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berhasil tidaknya

pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 36-39) faktor yang memengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:

1) Motivasi belajar

Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang

secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai

tujuan tertentu.

2) Bahan belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang

digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar

dapat diminati olehnya.

3) Alat bantu belajar

Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber

belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat

yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,

(30)

commit to user

4) Suasana belajar

Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan

tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung

kegiatan pembelajaran yang baik antara lain: susana kekeluargaan, suasana

sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak

terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.

5) Kondisi siswa

Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan

juga keadaaan psikis siswa.

6) Kemampuan guru

Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan

materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin

terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan

kemampuan guru adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan,

namun tidak terkesan menggurui.

b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar

dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.

c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan

memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di

kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.

d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran juga

diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 41) yang

menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung

sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar

mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari

(31)

commit to user

1) Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu

kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena

hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke

arah mana kegiatan itu akan dibawa.

2) Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan

berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan

menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala

sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua

komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh

mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

4) Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir.

5) Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran.

6) Sumber Pelajaran

Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan

yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.

7) Evaluasi

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu

(32)

commit to user

2.Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis

Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut apabila orang tersebut dapat memahami bahasa

dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan dapat menyampaikan

makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.

Menulis diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,

pengalaman hidup, ide-imaji, dan lain-lain dengan bahasa tulis yang baik, benar,

dan menarik. Ia mensyaratkan suatu keaktifan dan kreativitas yang lebih jauh

daripada membaca karena kalau membaca itu lebih bersifat memahami ide-ide

orang lain dalam naskah, maka penulis justru mengungkapkannya dalam bentuk

naskah kepada orang lain agar dipahami (Yant Mujiyanto, dkk., 1999:70).

Proses menulis merupakan rangkaian kegiatan mulai dari menemukan

gagasan sampai menghasilkan tulisan (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).

Suyitno dan Purwadi (1998:1) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik

itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi

tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu

representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada dasarnya, kegiatan

menulis tidak sekadar melahirkan perasaan atau pikiran, akan tetapi juga

mengungkapkan atau menuangkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman

hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis tersebut harus

dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh

penulis. Oleh karena itu, menulis merupakan suatu proses yang harus dipelajari

(33)

commit to user

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah proses atau rangkaian kegiatan menuangkan, mengungkapkan

atau mengekspresikan ilmu pengetahuan, ide atau gagasan, pengalaman hidup,

dan sebagainya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang

baik, benar, dan menarik, sehingga tulisan tersebut bisa dipahami oleh orang

lain.

b. Tahap-tahap Penulisan

Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari

penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft

akhir). Proses tersebut sebenarnya mencakup beberapa tahap, yaitu tahap

persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap

prapenulisan langkah yang biasa dilakukan adalah dengan memikirkan dan

mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dapat

dimulai.

Pada tahap penulisan seseorang berusaha mengembangkan gagasannya,

memecahkan topik ke dalam sub topik, memberikan uraian, contoh, dan

sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkain kalimat, dan rangkaian

paragraf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).

S. Efendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 1999:71) menyatakan bahwa

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif, menulis

merupakan suatu proses. Ada beberapa tahap dalam proses menulis. Tahap-tahap

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mencatat pokok tulisan atau tema.

2) Mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan.

3) Memilih bahan yang paling berkaitan dan menata pilihan tersebut dalam

kerangka tulisan atau outline.

4) Menguraikan apa yang terumus dalam outline ke dalam sebuah karangan.

5) Menyunting karangan yang sudah ada sebelum menerbitkannya.

Menurut Atar Semi (1990:11) menulis merupakan suatu proses kreatif.

Sebagai suatu proses kreatif, seseorang harus mengalami suatu proses yang

(34)

commit to user

sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Secara garis besar, terdapat tujuh

langkah yang harus dilaksanakan di dalam proses menulis, yakni:

1) Pemilihan dan penetapan topik

Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang

penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di

dalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan

kesungguhan.

Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan

di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui

empat sumber, yakni a) pengalaman; b) pengamatan, c) imajinasi; dan d)

pendapat dan keyakinan.

2) Pengumpulan informasi

Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi

dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih.

Pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan

yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan

adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan

sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data informasi dapat berupa gambar,

statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain.

3) Penetapan tujuan

Menetapkan tujuan tulisan merupakan kegiatan yang penting sebelum

mulai menulis karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk,

panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan.

4) Perancangan tulisan

Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai

kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan

pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih

besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap

paling baik. Hasil merancang tulisan antara lain berupa kerangka tulisan

(35)

commit to user

5) Penulisan

Setelah langkah-langkah sebelumnya dipenuhi atau dilalui, langkah

selanjutnya adalah melakukan kegiatan penulisan. Kerangka tulisan yang

telah disiapkan mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu.

6) Penyuntingan atau revisi

Setelah draf pertama selesai dan gagasan pokok tertuang ke atas

kertas maka seseorang perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu

penyuntingan atau perevisian. Penyuntingan berfungsi agar tulisan menjadi

lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

7) Penulisan naskah jadi

Setelah penyuntingan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis

kembali. Tujuannya agar tulisan yang selesai menjadi rapi dan bersih. Pada

saat seseorang melakukan pengetikan terakhir perlu diperhatikan kembali

masalah ejaan dan tanda baca.

Senada dengan pendapat Atar Semi, Sabarti Akhadiah, dkk., (1996: 3-5)

juga mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi:

1) Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis,

di dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan

meliputi:

a) Menentukan topik

Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam

tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,

pengetahuan, dan pengamatan.

b) Membatasi topik

Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk

mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau

cara visualisasi lainnya.

c) Menentukan tujuan penulisan

Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan

(36)

commit to user

d) Menetukan bahan penulisan

Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk

mencapai data penulisan.

e) Membuat kerangka karangan

Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap

persiapan penulisan.

2) Tahap Penulisan

Pada tahap penulisan ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada

dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu

kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang

akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang

tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan cepat. Kata-kata

tersebut harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat

tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan

yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat.

3) Tahap Revisi

Pada tahap revisi sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti

secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,

kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang

memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

hakikatnya kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prapenulisan,

penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut harus dilalui dalam proses menulis

agar tulisan yang dihasilkan baik.

c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Menulis

Suyitno dan Purwadi (1998:2) berpendapat bahwa pada prinsipnya fungsi

utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis

sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir juga

dapat menolong berpikir secara kritis. Tulisan dapat memudahkan manusia

(37)

commit to user

persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan

pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran.

Pada hakikatnya terdapat hubungan antara kegiatan menulis dengan

kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap

kesalahan-kesalahan, baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini

disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur

sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya (Sujanto,

1998: 58).

Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) mengungkapkan

bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu tulisan,

akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Tujuan keterampilan

menulis tidak lain agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman menulis

serta memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan. Selanjutnya

Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) merangkum beberapa tujuan

penulisan sebagai berikut:

1) Assigment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis

menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri (misalnya para

siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan

membuat laporan, notulen rapat)

2) Altruistio purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaaan

para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan

dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya tersebut. Seseorang tidak akan dapat menulis

secara tepat guna jika orang tersebut percaya, baik secara sadar maupun secara

tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau

“musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang

(38)

commit to user

4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para

pembaca.

5) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada para pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian

7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara

cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima

oleh para pembaca.

Tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi,

mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataannya,

adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti mempunyai tujuan ganda.

Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang

informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan

dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca (Sujanto, 1988: 68).

d. Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Di dalam setiap pembelajaran pasti diadakan kegiatan evaluasi. Secara umum

dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/ penaksiran terhadap pertumbuhan

dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum

(Harjanto, 2006: 277).

Evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu

kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Aunurrahman, 2010:

209). Dalam kegiatan evaluasi terdapat dua aspek yang saling berkaitan, yakni

mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,

pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu, menilai adalah mengambil suatu

keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif

(39)

commit to user

Pengukuran adalah proses pemerian angka atau usaha memperoleh deskripsi

numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai

karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai

cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang

sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta

didik (Aunurrahman, 2010: 207).

Bentuk tes dibedakan menjadi dua, yakni tes objektif dan tes subjektif.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks berita

menggunakan alat ukur yang berupa tes. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini berupa tes subjektif (uraian). Sebelum menyususn sebuah tes uraian,

terlebih dahulu harus dipersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses penilaian. Berikut ini

merupakan pedoman penilaian untuk keterampilan menulis teks berita.

1) Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang

diinginkan..

Nana Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh

siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan

kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini

berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang

dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80 – 81) mengungkapkan

bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti

pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi,

respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerja sama,

konsentrasi, dsb). Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang

(40)
[image:40.612.135.508.110.690.2]

commit to user

Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita

No. Nama Siswa

Keaktifan Siswa selama Apersepsi

Keaktifan dan perhatian siswa pada

saat guru menyampaikan

materi

Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor Nilai Ket.

(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130)

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesaui dengan kriteria

berikut.

1 = sangat kurang 4 = baik

2 = kurang 5 = amat baik

3 = cukup

b) Menghitung nilai

Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....

Skor maksimal (15)

c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik

(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5) Nilai = 90 – 100 sangat baik

(3) Nilai = 50 – 69 cukup

d) Keaktifan siswa dalam apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi

(merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 4 : Jika siswa selama apersepsi (cukup merespons stimulus yang

diberikan guru saat apersepsi).

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons

stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 2 : Jika siswa kurang efektif pada saat apersepsi (tidak serius dan

sama sekali tidak mau merespons stimulus yang diberikan guru

(41)

commit to user

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau

merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi)

e) Keaktifan siswa dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan mengerjakan

setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan

sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan,

dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan

materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,

menjawab, serta memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat

menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti

berbiacara atau membuat gaduh).

f) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajawan

Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sunguh dan menunjukkan

adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam

menhgikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara

sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).

Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta

tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).

Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun

kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang

(42)

commit to user

Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dan

terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,

meletakkan kepala di atas meja).

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,

tertidur).

[image:42.612.145.509.209.705.2]

2) Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita

Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita

No Aspek yang

dinilai

Skor Kriteria

1 Isi 27-30

22-26

17-21

13-16

Sangat baik-Sempurna: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup-Baik: informasi cukup substansif cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap.

Sedang-Cukup; informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, dan permasalahan tidak cukup.

Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan.

2 Organisasi 18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik-Sempurna: gagasan

diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif. Cukup-Baik:kurang lancar, kurang terorganisis tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap.

Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis.

(43)

commit to user

3 Kosakata 18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata.

Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.

Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.

Sangat-Kurang: : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai.

4 Peng Bahasa

22-25

18-21

11-17

5-10

Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.

Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.

Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.

Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.

5 mekanik 5

4

3

2

Sangat baik-Sempurna: menguasai

aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan.

Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.

Jumlah Skor

(44)

commit to user

3.Hakikat Berita a. Pengertian Berita

Berita adalah pernyataan antarmanusia sebagai pemberitahuan tentang

peristiwa atau keadaan atau gagasan yang disampaikan secara tertulis atau lisan,

atau dengan isyarat jika pernyataan atau pemberitahuan tersebut disalurkan

melalui media pers, orang menyebutnya berita pers (Suriamiharja, 1997: 64).

Syarifudin (dalam Totok Djuroto 2003 :6) menyatakan bahwa berita

adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik

perhatian publik massa media. Pendapat yang senada diutarakan oleh Wahyudi

(dalam Totok Djuroto 2003:6), bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa

atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian

khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa

periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan melalui media massa

periodik.

Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik

perhatian pembaca. Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau

kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta

menyangkut kepentingan mereka. Berita menekankan pada aspek “keanehan”

atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu

atau curiosy (Depdiknas, 2005: 28)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang bersifat unik, menarik

atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan

kepada masyarakat luas melalui media massa.

b. Persyaratan Berita

Untuk bisa menulis berita seseorang harus mengetahui persyaratan berita.

Persyaratan dalam menulis berita yaitu 5W+ H (What, Who, Where, Why, When

dan How). Untuk negara Indonesia rumusan tersebut ditambah satu lagi, yaitu S

(Security) atau keamanan (Totok Djuroto 2003 : 10-11).

What (apa) : artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian

(45)

commit to user

Who (siapa) : artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu.

Where (di mana) : artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung.

When (kapan) : artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.

Why (mengapa) : artinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.

How (bagaimana) : artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.

Security (aman) : Keamanan (aman bagi keseluruhan).

Totok Djuroto (2003:12) meny

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita
Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diolah dalam bentuk laporan lapangan, (2) Hasil analisis data berupa rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep dan sebagainya, (3) Hasil sintesis data seperti

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadira t Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (1), ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana membangun suatu sistem menggunakan metode Analytical Hierarchy

Penyerapan jumlah tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh usaha kecil.. menengah di Kota Bandung dapat dilihat pada

[r]

4.10 Uji Signifikan Perbedaan Rata-rata Posttest Reinforcement Positif dan Reinforcement Negatif

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan atau