commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN
COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC)
PADA SISWA KELAS VIII D SMP
NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
MURTIANIS
NIM K1207025
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN
COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC)
PADA SISWA KELAS VIII D SMP
NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
MURTIANIS
NIM K1207025
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
v ABSTRAK
Murtianis. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA
KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses menulis teks berita dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
menulis teks berita melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Bentuk
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi dan interpretasi; (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII D dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Objek penelitian adalah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa.
Sumber data dalam penelitian meliputi: (1) peristiwa pembelajaran; (2) informan; dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi; (2) wawancara; (3) angket; dan (4) tes. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas (baik proses maupun hasil) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Peningkatan kualitas proses ditandai dari: (1) meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 45%, 61%, dan 84%; (2) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 42%, 67%, dan 81%; dan (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, sebesar 48%, 73%, dan 91%.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative
commit to user
vi
MOTTO
God always answer your request, maybe not always with “YES”
but always with “THE BEST” (Budi Hartono)
Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting
berapa kali aku bangkit dari kegagalan (Abraham Lincoln)
Yakinlah bahwa apa yang telah kamu lakukan
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan
Untuk:
1. Bapakku (Pamujo) dan Ibuku (Juariah),
yang senantiasa memberikan doa,
kepercayaaan, dan dukungan
2. Kedua kakakku Dewi Winarsih dan
Yantiana yang selalu memberikan
nasihat dan semangat
3. Mas Arief Yuri Wahyu Nugraha yang
selalu memberikan motivasi dan
bimbingan
4. Teman-teman Bastind 2007
5. Teman-teman Kos Three Ana 2 (Mery,
Dini, Rini, Rima, Yuni, Nia, dan Nur)
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita semua.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita Nabi
Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam.
Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini.
Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan
penelitian ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan
selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
mengizinkan penelitian ini.
2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.
3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu
mendewasakan peneliti.
4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan motivasi.
5. Bapak Drs. Purwadi selaku Pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan motivasi.
6. Bapak/Ibu Dosen di almamaterku
7. Bapak Drs. Soebiyanto, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Plaosan,
Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah almamaternya.
8. Ibu Eko Hetik, S. Pd yang telah mengizinkan kelasnya untuk dijadikan
subjek penelitian.
commit to user
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, walaupun begitu penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan bagi pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PENGAJUAN... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penelitian ... 8
D.Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran ... 10
2. Hakikat Menulis... 16
3. Hakikat Berita ... 28
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 34
5. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ... 43
commit to user
xi
C. Kerangka Berpikir ... 50
D. Hipotesis Tindakan ... 52
BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 54
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 55
D. Sumber Data Penelitian ... 56
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
F. Teknik Uji Validitas Data ... 59
G. Teknik Analisis Data ... 60
H. Indikator Keberhasilan ... 60
I. Prosedur Penelitian ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi awal ... 66
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ... 74
1. Deskripsi Siklus I ... 74
a. Perencanaan Tindakan ... 74
b. Pelaksanaan Tindakan ... 76
c. Observasi dan Interpretasi ... 78
d. Analisis dan Refleksi ... 82
2. Deskrisi Siklus II ... 84
a. Perencanaan Tindakan ... 84
b. Pelaksanaan Tindakan ... 86
c. Observasi dan Interpretasi ... 89
d. Analisis dan Refleksi ... 93
3. Deskripsi Siklus III ... 95
a. Perencanaan Tindakan ... 95
b. Pelaksanaan Tindakan ... 97
c. Observasi dan Interpretasi ... 100
d. Analisis dan Refleksi ... 104
commit to user
xii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ... 118
B. Implikasi ... 119
C. Saran ... 122
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita ... 24
2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita ... 26
3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ... 39
4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC... 46
5. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ... 54
6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses ... 61
7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil... 62
8. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III ... 112
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ... 51
2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 65
3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran Menulis Teks Berita ... 113
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Pratindakan
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan ... 130
Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ... 131
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Kepada guru ... 134
Lampiran 4 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru ... 135
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 139
Lampiran 6 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ... 140
Lampiran 7 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa (Pratindakan)... 149
Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 150
Lampiran 9 : Angket Pratindakan ... 155
Lampiran 10 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pratindakan... 158
Lampiran 11 : Hasil Pengisian Angket Pratindakan ... 173
Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Pratindakan) ... 175
Siklus I Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 178
Lampiran 14 : Silabus ... 179
Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 180
Lampiran 16 : Contoh Teks Berita ... 191
Lampiran 17 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ... 192
Lampiran 18 : Lembar Pengamatan Guru ... 196
Lampiran 19 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 198
Lampiran 20 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 203
Lampiran 21 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus I ... 215
Lampiran 22 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus I ... 216
Lampiran 23 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 217
commit to user
xvi Siklus II
Lampiran 25 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 225
Lampiran 26 : Silabus ... 226
Lampiran 27 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 227
Lampiran 28 : Contoh Teks Berita ... 237
Lampiran 29 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ... 238
Lampiran 30 : Lembar Pengamatan Guru ... 242
Lampiran 31 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 244
Lampiran 32 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .... 249
Lampiran 33 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus II ... 260
Lampiran 34 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus II ... 261
Lampiran 35 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 262
Lampiran 36 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 267
Siklus III Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ... 270
Lampiran 38 : Silabus ... 271
Lampiran 39 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 272
Lampiran 40 : Contoh Teks Berita ... 282
Lampiran 41 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ... 283
Lampiran 42 : Lembar Pengamatan Guru ... 287
Lampiran 43 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ... 289
Lampiran 44 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 294
Lampiran 45 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus III ... 304
Lampiran 46 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus III ... 305
Lampiran 47 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ... 306
Lampiran 48 : Angket Pascatindakan ... 311
Lampiran 49 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ... 312
Lampiran 50 : Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ... 317
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat terlepas
dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling efektif, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan.
Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah
melaui pembelajaran bahasa Indonesia.
Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi para siswa
adalah untuk menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek
keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)
keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading
skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan
berbahasa tersebut tidak dapat dimiliki secara otomatis, tetapi memerlukan proses
untuk belajar dan berlatih. Masing-masing aspek mempunyai keterkaitan satu
sama lain. Aspek menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan aspek berbicara dan menulis
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menggunakan.
Melalui pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki, (1)
keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis; (2) pengetahuan yang memadai tentang
kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis; (3) sikap positif terhadap
bahasa Indonesia; dan (4) dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai luhur melalui
pengajaran apresiasi sastra (Swandono, 2007).
Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis dengan bahasa
Indonesia secara baik dan benar sehingga pada akhirnya siswa dapat
commit to user
Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi
oleh siswa untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa di atas,
terutama keterampilan menulis.
Penelitian Rankin dan Anderson (dalam Rasty, 2010) tentang kegiatan
berbahasa memperlihatkan bahwa (i) menyimak: 45%, (ii) berbicara: 30%, (iii)
membaca: (16%), (iv) menulis: 9%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis
tidak begitu diminati oleh banyak orang.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan
menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui
latihan dan praktik secara terus-menerus. Melalui latihan secara intensif maka
dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang, membuat surat dengan tulisan.
Sabarti Akhadiah (1996: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara
tersurat. Menulis berarti menuangkan ide pikiran, gagasan, pengetahuan, dan
wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa dipahami oleh orang lain.
Tujuan pengajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mempunyai
kemampuan menulis sehingga siswa tidak beranggapan bahwa keterampilan
menulis itu merupakan kegiatan yang rumit. Di samping itu, tujuan yang
diharapakan dalam pembelajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mampu
memahami dan dapat mengungkapkan apa yang mereka tangkap, gagasan,
pendapat, pesan, dan perasaan mereka dalam bentuk tertulis.
Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar
siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan atau pendapat secara tertulis
atau pun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman
hidup, ide, imaji, aspirasi, dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 1999: 70).
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah keterampilan menulis teks berita. Pada kelas
VIII, standar kompetensi yang dikembangkan antara lain: menulis rangkuman dari
commit to user
surat resmi, menulis ulasan buku biografi, menyunting tulisan sendiri atau orang
lain, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer,
menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan,
menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Kurikulum 2004 SMP: 23-25).
Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi
berbahasa yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis teks berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu
merangkai data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.
Selama ini kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII
D SMP Negeri 1 Plaosan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni
faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa. Berdasarkan hasil
observasi pembelajaran menulis teks berita pada siswa siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Plaosan diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif
dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 2 halaman 131).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1
Plaosan menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi
antara guru dan siswa sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, guru belum menggunakan media
dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru hanya menggunakan buku paket
atau pun LKS dalam mengajar.
Pengelolaan kelas secara individu juga menjadi kendala dalam
pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Guru
jarang menerapkan metode kerja kelompok dalam mengajar. Sementara itu, faktor
yang berasal dari siswa meliputi kurangnya minat dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Dalam proses pembelajaran menulis
teks berita, siswa belum dapat menulis teks berita secara detail, siswa merasa
kebingungan harus menulis apa, siswa belum dapat menyusun kalimat dengan
struktur kalimat yang baik dan benar. Siswa juga belum memperhatikan ejaan dan
commit to user
Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau
63% kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita. Siswa kurang aktif
selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa jarang membaca berita. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan
bahwa pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat
kabar atau pun menonton berita. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang
menunjukkan bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca
berita dalam surat kabar, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita (lihat
lampiran 11 halaman 173).
Berdasarkan hasil observasi di kelas mengenai pembelajaran menulis teks
berita, peneliti menemukan bahwa kegiatan menulis teks berita yang diajarkan
oleh guru masih bersifat konvensional, yakni: (1) guru melakukan apersepsi; (2)
guru menjelaskan mengenai materi tentang pembelajaran menulis teks berita; (3)
guru memberikan contoh teks berita dan mengidentifikasi unsur 5W+1H bersama
siswa; (4) guru menyuruh siswa menulis teks berita; (5) guru meminta siswa
untuk mengumpulkan tugasnya.
Berdasarkan uraian di atas, faktor yang diduga sebagai penyebab
rendahnya kualitas pembelajaran menulis teks berita di atas berhubungan erat
dengan metode pembelajaran yang belum inovatif dan tidak adanya kebiasaan
membaca teks berita yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis teks
berita siswa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan rendahnya kualitas hasil
pembelajaran menulis teks berita.
Berdasarkan data nilai menulis yang diperoleh dari guru mata pelajaran,
hanya 6 siswa (22%) dari 27 siswa yang nilai menulisnya sudah mencapai standar
ketuntasan minimal (lihat lampiran 7 halaman 149). Tidak adanya media dalam
pembelajaran, metode mengajar yang didominasi dengan metode ceramah, dan
pengelolaan kelas yang bersifat individual membuat para siswa kurang antusias
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa siswa yang
duduk di belakang berbicara sendiri ketika guru memberi penjelasan, salah satu
siswa meletakkan kepalanya di bangku, dan terdapat siswa yang bermain sendiri
commit to user
kegiatan menulis yang meliputi prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan
sehingga pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan
menulis.
Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa dalam menulis teks berita, metode
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sebaiknya guru mencari suatu
pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks
berita siswa sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional,
yakni guru hanya ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru
kemudian mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru.
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita
membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu
menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif
dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP
Negeri 1 Plaosan disepakati masalah pembelajaran tersebut diperbaiki dengan
penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan. Trianto (2007: 44) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama
dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
Sejalan dengan pendapat Trianto di atas, Isjoni (2009: 15) mengungkapkan
bahwa model kooperatif diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
commit to user
Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru menyepakati bahwa metode
kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita adalah metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Menurut Rini Susanti Wulandari (2010) Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas
reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk
melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga
elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam
memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Muhammad Nur dan Prima
Retno Wikandari (2000: 28). Menurut mereka, CIRC adalah sebuah program
komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis
untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar
kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.
Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran menulis bertujuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa
yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC,
para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan
kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka (Slavin, 2010: 204).
Metode ini dipilih karena sesuai dengan materi menulis dan juga sesuai
dengan jenjang pendidikan siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin
(2010: 200) yang menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih
tinggi di sekolah dasar. Lebih lanjut Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan
bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, di antaranya: membuat siswa
lebih percaya diri, kelas menjadi lebih hidup, dan terbangunnya kerja sama
commit to user
Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
memungkinkan siswa untuk memberikan tanggapan secara bebas mengenai
unsur-unsur pokok berita dan siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain.
Di samping itu, metode CIRC memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan temannya dan menumbuhkan rasa senang yang dapat merangsang
siswa untuk aktif dalam kelompok.
Melalui metode CIRC siswa dapat bekerja secara kelompok, mengidentifikasi
pokok-pokok isi berita terlebih dahulu, mengembangkan unsur-unsur pokok tersebut
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas, kemudian menyunting teks berita
yang telah mereka susun. Dengan metode CIRC siswa dapat melaksanakan kegiatan
menulis sesuai dengan prosedur atau tahapan-tahapan dalam penulisan, yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
mengenai ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Pada Siawa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan
Tahun Ajaran 2010/2011”. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pembelajaran menulis sehingga
kualitas pembelajaran menulis akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
Magetan tahun ajaran 2010/2011?
2. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka
dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis teks
berita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.
2) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita.
b. Bagi guru
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru bahasa dan
sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis
teks berita.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita.
c. Bagi sekolah
1) Memberikan motivasi bagi para guru untuk melakukan inovasi
dalam pembelajaran dengan metode yang bervariasi.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita baik proses
commit to user
d. Bagi peneliti
Penelitian ini meningkatkan kemampuan peneliti dalam pengembangan
inovasi pembelajaran menulis teks berita.
e. Bagi peneliti lain
Sebagai referensi penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik (2003:58) juga mengemukakan
bahwa ada lima pengertian pengajaran berdasarkan teori belajar, yaitu:
1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik/siswa di sekolah.
2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah pembelajaran sama dengan
‘instruction” atau pengajaran yang berarti; cara/perbuatan atau mengajarkan.
Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru).
Selanjutnya, pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk
memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti
yang diinginkan atau bisa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
commit to user
Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal
adalah situasi yang memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berinteraksi
dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur
dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi tersebut dapat dioptimalkan dengan
menggunakan metode dan atau media yang tepat agar dapat diketahui
keefektifan kegiatan belajar-mengajar maka setiap proses dan hasilnya harus
dapat dievaluasi (Gino, 2000:30).
Sementara itu, konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful
Sagala, 2007: 61) adalah suatu proses yang melibatkan lingkungan seseorang
yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu pertama dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk
memperbaiki dan menigkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya
kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan
yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2007:63).
Agus Suprijono (2010: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara
pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning
dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses perbuatan,
cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai
kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada
peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini
merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai ‘panglima’, guru dianggap
paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.
Lebih lanjut, Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang
pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan
commit to user
Pada pengajaran guru mengajar dan peserta didik belajar, sedangkan pada
pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi
lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif
pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya
untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik
dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk
mendapatkan respon yang tepat yang melibatkan media dan metode untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara
lain sebagai berikut:
1) Guru
Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
2) Siswa
Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3) Tujuan
Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi
perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.
4) Isi pelajaran
Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,
commit to user
5) Metode
Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
6) Media
Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar
mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berhasil tidaknya
pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 36-39) faktor yang memengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:
1) Motivasi belajar
Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang
digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar
dapat diminati olehnya.
3) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber
belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat
yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,
commit to user
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan
tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung
kegiatan pembelajaran yang baik antara lain: susana kekeluargaan, suasana
sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak
terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.
5) Kondisi siswa
Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan
juga keadaaan psikis siswa.
6) Kemampuan guru
Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan
materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan
kemampuan guru adalah sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan,
namun tidak terkesan menggurui.
b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar
dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.
c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan
memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di
kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.
d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran juga
diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 41) yang
menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari
commit to user
1) Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena
hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke
arah mana kegiatan itu akan dibawa.
2) Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.
3) Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua
komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
4) Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir.
5) Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran.
6) Sumber Pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan
yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
7) Evaluasi
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu
commit to user
2.Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis
Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut apabila orang tersebut dapat memahami bahasa
dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan dapat menyampaikan
makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Menulis diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,
pengalaman hidup, ide-imaji, dan lain-lain dengan bahasa tulis yang baik, benar,
dan menarik. Ia mensyaratkan suatu keaktifan dan kreativitas yang lebih jauh
daripada membaca karena kalau membaca itu lebih bersifat memahami ide-ide
orang lain dalam naskah, maka penulis justru mengungkapkannya dalam bentuk
naskah kepada orang lain agar dipahami (Yant Mujiyanto, dkk., 1999:70).
Proses menulis merupakan rangkaian kegiatan mulai dari menemukan
gagasan sampai menghasilkan tulisan (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).
Suyitno dan Purwadi (1998:1) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi
tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada dasarnya, kegiatan
menulis tidak sekadar melahirkan perasaan atau pikiran, akan tetapi juga
mengungkapkan atau menuangkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis tersebut harus
dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh
penulis. Oleh karena itu, menulis merupakan suatu proses yang harus dipelajari
commit to user
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses atau rangkaian kegiatan menuangkan, mengungkapkan
atau mengekspresikan ilmu pengetahuan, ide atau gagasan, pengalaman hidup,
dan sebagainya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang
baik, benar, dan menarik, sehingga tulisan tersebut bisa dipahami oleh orang
lain.
b. Tahap-tahap Penulisan
Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari
penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft
akhir). Proses tersebut sebenarnya mencakup beberapa tahap, yaitu tahap
persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap
prapenulisan langkah yang biasa dilakukan adalah dengan memikirkan dan
mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dapat
dimulai.
Pada tahap penulisan seseorang berusaha mengembangkan gagasannya,
memecahkan topik ke dalam sub topik, memberikan uraian, contoh, dan
sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkain kalimat, dan rangkaian
paragraf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).
S. Efendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 1999:71) menyatakan bahwa
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif, menulis
merupakan suatu proses. Ada beberapa tahap dalam proses menulis. Tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mencatat pokok tulisan atau tema.
2) Mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan.
3) Memilih bahan yang paling berkaitan dan menata pilihan tersebut dalam
kerangka tulisan atau outline.
4) Menguraikan apa yang terumus dalam outline ke dalam sebuah karangan.
5) Menyunting karangan yang sudah ada sebelum menerbitkannya.
Menurut Atar Semi (1990:11) menulis merupakan suatu proses kreatif.
Sebagai suatu proses kreatif, seseorang harus mengalami suatu proses yang
commit to user
sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Secara garis besar, terdapat tujuh
langkah yang harus dilaksanakan di dalam proses menulis, yakni:
1) Pemilihan dan penetapan topik
Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang
penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di
dalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan
kesungguhan.
Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan
di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui
empat sumber, yakni a) pengalaman; b) pengamatan, c) imajinasi; dan d)
pendapat dan keyakinan.
2) Pengumpulan informasi
Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi
dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih.
Pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan
yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan
adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan
sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data informasi dapat berupa gambar,
statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain.
3) Penetapan tujuan
Menetapkan tujuan tulisan merupakan kegiatan yang penting sebelum
mulai menulis karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk,
panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan.
4) Perancangan tulisan
Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai
kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan
pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih
besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap
paling baik. Hasil merancang tulisan antara lain berupa kerangka tulisan
commit to user
5) Penulisan
Setelah langkah-langkah sebelumnya dipenuhi atau dilalui, langkah
selanjutnya adalah melakukan kegiatan penulisan. Kerangka tulisan yang
telah disiapkan mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu.
6) Penyuntingan atau revisi
Setelah draf pertama selesai dan gagasan pokok tertuang ke atas
kertas maka seseorang perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu
penyuntingan atau perevisian. Penyuntingan berfungsi agar tulisan menjadi
lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
7) Penulisan naskah jadi
Setelah penyuntingan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis
kembali. Tujuannya agar tulisan yang selesai menjadi rapi dan bersih. Pada
saat seseorang melakukan pengetikan terakhir perlu diperhatikan kembali
masalah ejaan dan tanda baca.
Senada dengan pendapat Atar Semi, Sabarti Akhadiah, dkk., (1996: 3-5)
juga mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi:
1) Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis,
di dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan
meliputi:
a) Menentukan topik
Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam
tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,
pengetahuan, dan pengamatan.
b) Membatasi topik
Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk
mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau
cara visualisasi lainnya.
c) Menentukan tujuan penulisan
Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan
commit to user
d) Menetukan bahan penulisan
Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk
mencapai data penulisan.
e) Membuat kerangka karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap
persiapan penulisan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap penulisan ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada
dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu
kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang
akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang
tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan cepat. Kata-kata
tersebut harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat
tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan
yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat.
3) Tahap Revisi
Pada tahap revisi sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti
secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang
memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prapenulisan,
penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut harus dilalui dalam proses menulis
agar tulisan yang dihasilkan baik.
c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Menulis
Suyitno dan Purwadi (1998:2) berpendapat bahwa pada prinsipnya fungsi
utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir juga
dapat menolong berpikir secara kritis. Tulisan dapat memudahkan manusia
commit to user
persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan
pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran.
Pada hakikatnya terdapat hubungan antara kegiatan menulis dengan
kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap
kesalahan-kesalahan, baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini
disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur
sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya (Sujanto,
1998: 58).
Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) mengungkapkan
bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu tulisan,
akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Tujuan keterampilan
menulis tidak lain agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman menulis
serta memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan. Selanjutnya
Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) merangkum beberapa tujuan
penulisan sebagai berikut:
1) Assigment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri (misalnya para
siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan
membuat laporan, notulen rapat)
2) Altruistio purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaaan
para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan
dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya tersebut. Seseorang tidak akan dapat menulis
secara tepat guna jika orang tersebut percaya, baik secara sadar maupun secara
tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau
“musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
commit to user
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca.
5) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian
7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.
Tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi,
mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataannya,
adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti mempunyai tujuan ganda.
Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang
informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan
dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca (Sujanto, 1988: 68).
d. Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Di dalam setiap pembelajaran pasti diadakan kegiatan evaluasi. Secara umum
dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/ penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum
(Harjanto, 2006: 277).
Evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu
kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Aunurrahman, 2010:
209). Dalam kegiatan evaluasi terdapat dua aspek yang saling berkaitan, yakni
mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,
pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu, menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif
commit to user
Pengukuran adalah proses pemerian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai
cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta
didik (Aunurrahman, 2010: 207).
Bentuk tes dibedakan menjadi dua, yakni tes objektif dan tes subjektif.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks berita
menggunakan alat ukur yang berupa tes. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini berupa tes subjektif (uraian). Sebelum menyususn sebuah tes uraian,
terlebih dahulu harus dipersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses penilaian. Berikut ini
merupakan pedoman penilaian untuk keterampilan menulis teks berita.
1) Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita
Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga
merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang
diinginkan..
Nana Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh
siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan
kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini
berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang
dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80 – 81) mengungkapkan
bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti
pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi,
respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerja sama,
konsentrasi, dsb). Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang
commit to user
Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita
No. Nama Siswa
Keaktifan Siswa selama Apersepsi
Keaktifan dan perhatian siswa pada
saat guru menyampaikan
materi
Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran
Skor Nilai Ket.
(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130)
a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesaui dengan kriteria
berikut.
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
b) Menghitung nilai
Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....
Skor maksimal (15)
c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik
(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5) Nilai = 90 – 100 sangat baik
(3) Nilai = 50 – 69 cukup
d) Keaktifan siswa dalam apersepsi
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi
(merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 4 : Jika siswa selama apersepsi (cukup merespons stimulus yang
diberikan guru saat apersepsi).
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons
stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 2 : Jika siswa kurang efektif pada saat apersepsi (tidak serius dan
sama sekali tidak mau merespons stimulus yang diberikan guru
commit to user
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau
merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi)
e) Keaktifan siswa dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, serta
memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan mengerjakan
setiap tugas.
Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan
sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan,
dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan
materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta
memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru
menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,
menjawab, serta memberikan tanggapan.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat
menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti
berbiacara atau membuat gaduh).
f) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajawan
Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sunguh dan menunjukkan
adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang
diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam
menhgikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara
sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).
Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta
tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).
Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun
kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang
commit to user
Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dan
terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,
meletakkan kepala di atas meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,
tertidur).
[image:42.612.145.509.209.705.2]2) Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita
Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek yang
dinilai
Skor Kriteria
1 Isi 27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik-Sempurna: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup-Baik: informasi cukup substansif cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap.
Sedang-Cukup; informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, dan permasalahan tidak cukup.
Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan.
2 Organisasi 18-20
14-17
10-13
7-9
Sangat baik-Sempurna: gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif. Cukup-Baik:kurang lancar, kurang terorganisis tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap.
Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis.
commit to user
3 Kosakata 18-20
14-17
10-13
7-9
Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata.
Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.
Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
Sangat-Kurang: : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai.
4 Peng Bahasa
22-25
18-21
11-17
5-10
Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.
Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.
5 mekanik 5
4
3
2
Sangat baik-Sempurna: menguasai
aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan.
Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.
Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
Jumlah Skor
commit to user
3.Hakikat Berita a. Pengertian Berita
Berita adalah pernyataan antarmanusia sebagai pemberitahuan tentang
peristiwa atau keadaan atau gagasan yang disampaikan secara tertulis atau lisan,
atau dengan isyarat jika pernyataan atau pemberitahuan tersebut disalurkan
melalui media pers, orang menyebutnya berita pers (Suriamiharja, 1997: 64).
Syarifudin (dalam Totok Djuroto 2003 :6) menyatakan bahwa berita
adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik
perhatian publik massa media. Pendapat yang senada diutarakan oleh Wahyudi
(dalam Totok Djuroto 2003:6), bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa
atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan melalui media massa
periodik.
Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik
perhatian pembaca. Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau
kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta
menyangkut kepentingan mereka. Berita menekankan pada aspek “keanehan”
atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu
atau curiosy (Depdiknas, 2005: 28)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang bersifat unik, menarik
atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan
kepada masyarakat luas melalui media massa.
b. Persyaratan Berita
Untuk bisa menulis berita seseorang harus mengetahui persyaratan berita.
Persyaratan dalam menulis berita yaitu 5W+ H (What, Who, Where, Why, When
dan How). Untuk negara Indonesia rumusan tersebut ditambah satu lagi, yaitu S
(Security) atau keamanan (Totok Djuroto 2003 : 10-11).
What (apa) : artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian
commit to user
Who (siapa) : artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu.
Where (di mana) : artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
When (kapan) : artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
Why (mengapa) : artinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.
How (bagaimana) : artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.
Security (aman) : Keamanan (aman bagi keseluruhan).
Totok Djuroto (2003:12) meny