• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Panen Dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Alur Dumai Estate, Pt Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Panen Dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Alur Dumai Estate, Pt Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

guineensis

Jacq.) DI ALUR DUMAI ESTATE,

PT LAHAN TANI SAKTI, MINAMAS PLANTATION,

RIAU

RIO SAPUTRA SIREGAR

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasiyang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan didalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2015

Rio Saputra Siregar

(4)
(5)

RIO SAPUTRA SIREGAR

.

Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau. Dibimbing oleh HARIYADI.

Magang dilakukan di kebun Alur Dumai, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation yang terletak di Desa Pondok Kresek, Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau dari bulan Februari sampai Juni 2015. Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam manajemen panen kelapa sawit. Variabel yang diamati meliputi sistem panen, taksasi panen, peralatan panen dan alat pelindung diri, angka kerapatan panen, kebutuhan tenaga kerja, pengawasan mutu panen, dan manajemen transportasi. Permasalahan pemanenan yang ditemukan di Kebun Alur Dumai yaitu kekurangan jumlah tenaga kerja pemanen, persentase pemakaian Alat Pelindung Diri yang rendah, kapasitas panen rendah, dan mutu hancak serta mutu buah panen yang belum sesuai standar.

Kata kunci: Kelapa sawit, manajemen panen, mutu panen, sistem pengangkutan buah

ABSTRACT

RIO SAPUTRA SIREGAR. Harvesting Management and Transportation System of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Alur Dumai Estate, PT. Lahan Tani Sakti, Minamas Plantaion, Riau. Supervised by HARIYADI.

The internship program has been conducted at PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation Group, Alur Dumai Estate, located in the village of Pondok Kresek, District of Tanjung Medan, Rokan Hilir, Riau Province from February to June 2015. This program aims was to increase knowledge about the cultivation of oil palm, to gain work experience and skills in the management of oil palm harvesting. Variables that observed were harvest system, harvest prediction, harvest tools and personal protective equipment, labour management, harvest quality control and transportation management. Harvesting problem that found at Alur Dumai Estate were labourless, the use of personal protective equipment that were low, low of harvest capacity and bunch quality and field quality that not according to standard.

(6)

MANAJEMEN PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN

TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

(Elaeis

guineensis

Jacq.) DI ALUR DUMAI ESTATE, PT LAHAN

TANI SAKTI, MINAMAS PLANTATION, RIAU

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

RIO SAPUTRA SIREGAR

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi: Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau Nama : Rio Saputra Siregar

NIM : A24110005

Disetujui oleh

Dr Ir Hariyadi, MS Dosen pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Judul yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan dari bulan Februari hingga bulan Juni 2015 adalah Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq.) di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Hariyadi, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan, masukan, dan saran.

2. Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan saran.

3. Kedua orang tua tercinta Drs Panusunan Siregar dan Erlila atas segala doa dan dukungan yang diberikan.

4. Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti sebagai tempat pelaksanaan magang yang telah menerima penulis dengan sangat baik, membantu dan memberikan masukan.

5. Bapak Jimmy Sahata Sihombing selaku manager kebun Alur Dumai Estate, Bapak Suyatno selaku senior asisten, Bapak Maruli Gultom selaku mandor I, dan seluruh mandor dan karyawan di kebun Alur Dumai Estate khususnya di divisi I yang selalu memberikan bantuan dan arahan selama penulis melaksanakan magang.

6. Teman-teman di Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB angkatan 48 dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Oktober 2015

(11)

DAFTAR TABEL i

Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit 4

METODE MAGANG 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan pengumpulan data 5

Analisis Data dan Informasi 7

KONDISI UMUM 8

Letak Administratif Kebun 8

Keadaan Iklim dan Tanah 8

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 8

Kondisi Tanaman dan Kebun 9

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10

Aspek Teknis 10

Aspek Manajerial 21

PEMBAHASAN 22

Alat pelindung diri pemanen 22

(12)
(13)

1 Persentase penggunaan APD di divisi I PT LTS ADE 16

2 Jenis alat-alat panen di PT LTS ADE 17

3 Hasil taksasi, produksi aktual dan kebutuhan jumlah tenaga kerja 18 4 Rata-rata kapasitas panen 4 kemandoran divisi I PT LTS ADE 18 5 Perbandingan kapasitas panen antar kemandoran divisi I PT LTS ADE 19 6 Hasil Pemeriksaan mutu hancak di divisi I PT LTS ADE 19 7 Hasil pemeriksaan mutu buah di divisi I PT LTS ADE 20 8 Pengamatan pengangkutan TBS di divisi I PT LTS ADE 20

DAFTAR GAMBAR

1 Teknik pengambilan tanaman sampel AKP 6

2 Teknik pengambilan tanaman sampel mutu hancak 7

3 Pengendalian gulma secara kimia 10

4 Alat semprot gawangan dan piringan 10

5 Penyemprot menggunakan APD lengkap 11

6 Pemupuk menggunakan APD lengkap 12

7 Aplikasi pupuk di pinggir piringan 12

8 Sensus burung hantu 13

9 Tanamanbeneficial plant 13

10 Alat-alat aplikasi trunk injection 14

11 Kegiatan pemanenan 14

12 APD pemanen 16

13 Jenis kendaraan angkut 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Alur

Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau 29 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Alur

Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau 30 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai asisten kebun di Alur Dumai

Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau 31

4 Peta Areal Statement PT LTS ADE 33

5 Peta topografi PT LTS ADE 34

6 Peta tekstur tanah PT LTS ADE 35

7 Data curah hujan 10 tahun terakhir PT LTS ADE 36

8 Tabel luas areal dan tata guna lahan 37

9 Data produksi dan produktivitas PT LTS ADE 5 tahun terakhir 38

10 Struktur organisasi kebun PT LTS ADE 39

11 Peta seksi panen divisi I PT LTS ADE 40

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO)

Crude Palm Oil dan Kernel Palm Oil (KPO) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa nonmigas bagi Indonesia. Cerahnya prospek investasi komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia dan kebutuhan dunia akan minyak sawit yang terus meningkat telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Permintaan yang cenderung terus meningkat menyebabkan harga minyak sawit dalam negeri pun terus menunjukkan peningkatan walaupun perlu diperhatikan bahwa harga minyak sawit dalam negeri sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama harga minyak goreng dari bahan lain di dunia.

Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia adalah 5 456 500 ha. Tahun 2013 mencapai 5 592 000 ha. Produksi minyak sawit perkebunan besar di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 16 817 800 ton dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 17 390 500 ton (BPS 2014). Luas areal pertanaman dan produksi minyak kelapa sawit perkebunan besar meningkat tiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa semakin berkembang dan meluas kebun kelapa sawit di Indonesia.

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri atas perusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan negara, dan perkebunan rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta dan perkebunan negara (inti-plasma) (Kiswantoet al.2008).

Menurut Sofiana (2012) pencapaian produktivitas dengan kualitas kelapa sawit yang baik ditentukan dari perbaikan budidaya dan manajemen panen. Perbaikan budidaya dapat dilakukan mulai dari pemilihan bibit, kesesuaian lahan dan iklim, penanaman, dan perawatan tanaman menghasilkan. Manajemen yang baik dapat dilakukan dimulai dari persiapan panen sampai pengangkutan tandan buah segar ke pabrik. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi: perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, penetapan seksi potong buah, penetapan luas hancak kerja pemanen, peralatan panen, dan lingkar pagi.

(16)

2

Tujuan

Kegiatan magang ini secara umum bertujuan memperoleh pengalaman kerja dan meningkatkan kemampuan mahasiswa agar lebih terampil bekerja di perkebunan kelapa sawit. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk memahami teknik dan masalah budidaya kelapa sawit khususnya manajemen panen dan pengangkutan tandan buah segar dan mempelajari efisiensi panen dalam hal manajemen pemanenan di perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan tepatnya di Brasil. SpesiesE. oleiferadanE. odoraberasal dari kawasan Amerika Selatan. Di Brasil, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar di sepanjang tepi sungai sedangkan spesiesE. guineensisberasal dari Afrika (Pahan 2006).

Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar sekunder 2-4 mm, akar tersier 1-2 mm dan akar kuartener 0.1-0.3 mm. Akar yang paling optimal menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener yang berada dikedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon (Lubis dan Widanarko 2011).

(17)

Syarat Tumbuh

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam hari-1. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1 500-4 000 mm, temperatur optimal 24-28oC. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 mdpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km jam-1 untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5.0-5.5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o (Kiswantoet al.2005).

Pemanenan

Produksi adalah jumlah berat Tandan Buah Segar (TBS) ton ha-1 yang dihasilkan, yang selanjutnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) ton ha-1, dan minyak inti sawit (PKO) ton ha-1 dan hasil samping antara lain cangkang, tandan kosong dan limbah cair. Hasil samping ini belum dimasukkan sebagai tolak ukur tingginya produktivitas suatu kebun kelapa sawit. (Mangoensoekarjo dan Tojib 2005).

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulitnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Kandungan minyak pada daging buah telah maksimal pada saat buah masak. Buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya jika buah sudah masak. Buah yang jatuh tersebut disebut memberondol (Mangoensoekarjo dan Tojib 2005).

Kriteria Matang Panen

Kriteria panen merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemanen untuk menentukan waktu layak panen. Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat diketahui dari perubahan warna buah. Buah kelapa sawit yang berwarna hijau akan berubah warna menjadi merah atau oranye yang menandakan bahwa minyak sawit yang terkandung di dalamnya telah maksimal dan buah akan lepas dari tandannya (Sunarko 2007).

(18)

4

Rotasi Panen

Rotasi panen bertujuan untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi panen. Rotasi panen dilakukan 6/7, yang artinya 6 hari waktu kerja dan satu hari waktu istirahat. Rotasi panen erat hubungannya dengan kerapatan panen, kapasitas pemanen, dan menjadi salah satu faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS, kualitas atau mutu buah, mutu transport, pengolahan TBS di pabrik kelapa sawit (PKS), dan biaya eksploitasi (Pahan 2006).

Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera diangkut untuk menghindari terjadinya peningkatan asam lemak bebas dan resiko kehilangan buah di lapangan. Proses pengangkutan dalam panen terbagi menjadi dua, yaitu

recovery dan evacuation. Recovery mencakup kesiapan panen dan pengangkutan panen dari tanaman menuju tempat pengumpulan hasil (TPH), sedangkan

evacuation merupakan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik dengan unit transportasi (Tammara 2012).

Pengangkutan TBS dan berondolan adalah kegiatan pengangkutan dari tempat penampungan hasil ke pabrik kelapa sawit pada setiap hari panen. TBS dan berondolan harus diangkut secepatnya ke pabrik agar mutu minyak yang dihasilkan tetap baik. Mutu kelapa sawit yang dihasilkan diharapkan memiliki rendemen yang tinggi dan kadar asam lemak bebas < 3% (Sunarko 2007).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Magang ini dilaksanakan di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Desa Pondok Kresek, Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Magang ini dilakukan selama empat bulan yang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari sampai tanggal 8 Juni 2015.

Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan adalah melaksanakan seluruh kegiatan yang sudah berjalan di perusahaan, baik metode langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Metode langsung adalah praktik kerja langsung di lapangan untuk mendapatkan data, wawancara dan diskusi. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.

(19)

jurnal harian kebun. Kegiatan yang dilakukan KHL adalah mengikuti pekerjaan langsung yang sudah ditentukan waktunya oleh perkebunan seperti pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pembibitan, hingga penunasan dan pemanenan.

Kegiatan sebagai pendamping mandor berlangsung selama 1 bulan selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana kegiatan harian, apel pagi, mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh karyawan harian lepas (KHL), mengarahkan karyawan, membuat laporan harian mandor, melakukan pemeriksaan mutu buah dan hancak rutin, serta mengisi administrasi pada tingkat mandor. Selama pelaksanaan magang, jabatan yang dilaksanakan adalah menjadi pendamping mandor pupuk, mandor semprot, mandor pengendalian manual, mandor perawatan jalan, mandor panen dan krani cek sawit (KCS) (Lampiran 2).

Kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi dilakukan pada 2 bulan terakhir pelaksanaan magang. Kegiatan yang dilakukan meliputi memimpin karyawan apel pagi, membuat rencana kerja harian, mengarahkan kerja mandor, membuat laporan produksi harian (LPH), mengisi administrasi tingkat divisi, memeriksa mutu buah dan hancak, serta mengikuti rapatStrategic Operating Unit

(SOU) 16 dan rapat-rapat rutin lainnya (Lampiran 3).

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan meliputi pengambilan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari praktik kerja di lapangan, mulai dari kegiatan teknis sampai kegiatan manajemen budidaya kelapa sawit, disamping itu data juga dapat diperoleh dari diskusi langsung dan pencatatan semua informasi dari pegawai, staf dan teknisi yang ada di lapangan.

Data sekunder yang diperlukan untuk melengkapi informasi di lapangan diperoleh melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun. Data tersebut meliputi letak administrasi dan geografi kebun, keadaan iklim dan tanah, luas areal dan tata guna lahan, produksi dan produktivitas serta struktur organisasi kebun dan ketenagakerjaan. Data primer yang diambil selama kegiatan magang adalah sebagai berikut.

Sistem panen. Pengamatan mengenai sistem panen meliputi sistem hancak panen, jumlah dan ratio tenaga kerja pemanen, seksi panen dan Standard Operational Procedure (SOP) pemanen. Hasil pengamatan didapat dengan melakukan wawancara atau diskusi dengan asisten kebun dan juga karyawan pemanen dan dibandingkan dengan arsip yang ada dikebun.

Sarana dan prasarana panen. Pengamatan dilakukan terhadap sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan panen, seperti ketersediaan alat-alat panen dan pemakaian alat perlindungan diri (APD) pemanen. Pengamatan persen pemakaian APD dilakukan terhadap 10 pemanen dari 4 kemandoran panen.

(20)

6

yang ada diblok yang akan dipanen. Pengambilan pohon sampel dilakukan dengan cara acak terstruktur yaitu mengambil 10 tanaman dalam satu pasar pikul dalam satu baris lalu berpindah ke pasar pikul berikutnya secara zigzag sampai didapat keseluruhan tanaman sampel yang diperlukan (Gambar 1) .

Gambar 1 Teknik pengambilan tanaman sampel AKP Kerapatan panen didapat dengan rumus:

Kerapatan panen = 100%

Peramalan produksi harian (taksasi panen harian). Perhitungan produksi harian diperoleh dari data presentase AKP sebelumnya yang diolah dengan rumus:

Taksasi panen = %AKP x Jumlah pohon produktif x Bobot rata-rata tandan

Taksasi harian yang didapat kemudian dibandingkan dengan produksi aktual kebun. Selisih hasil produksi dengan taksasi dibagi produksi aktual menghasikanvariance. Variancedigunakan untuk melihat perbedaan hasil taksasi dengan produksi aktual sehingga diketahui keakuratan taksasi yang dilakukan.

Kebutuhan tenaga panen. Pengamatan kebutuhan tenaga panen harian dilakukan berdasarkan taksasi produksi harian. Kebutuhan tenaga panen harian diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

T = Tenaga kerja pemanen (HK)

A = Luas kavel (ha) atau kebun yang dipanen setiap hari B = Kapasitas panen (kg orang-1hari-1)

C = Kerapatan panen (%)

D = Rata – rata bobot tandan (kg) E = tanaman per ha

(21)

asisten kebun. Perhitungan basis borong dan premi pemanen dijabarkan berdasarkan contoh perhitungan dengan salah satu pemanen.

Kapasitas panen.Pengamatan dilakukan kepada 10 orang pemanen pada 4 kemandoran. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali sesuai dengan jumlah seksi panen. Data kapasitas panen rata-rata tiap pemanen diambil nilai tengahnya sehingga didapat rata kapasitas panen tiap kemandoran. Kemudian data rata-rata tersebut diolah dengan uji t-student untuk melihat perbedaan kapasitas panen antar kemandoran.

Evaluasi panen.Evaluasi panen dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap mutu panen. Pengamatan mutu panen dilakukan terhadap mutu hancak dan mutu buah. Mutu hancak yang diamati meliputi kehilangan hasil akibat berondolan yang tertinggal (loose fruit left), buah masak yang tidak terpanen (unharvest bunch), dan buah tertinggal (bunch left).

Mutu buah hasil panen yang diamati yaitu jumlah buah matang (ripe), buah mentah (unripe), buah kurang matang (under ripe), janjang kosong (empty bunch), gagang panjang (long stalk). Pengamatan mutu hancak dilakukan pada tiap kemandoran dengan mengambil 200 pokok sampel yang diambil dari 4 pemanen tiap kemandorannya. Pohon sampel diambil secara acak terstruktur yaitu mengambil 5 pohon pada baris kiri dan kanan dalam satu pasar pikul lalu berpindah ke pasar pikul berikutnya sehingga pohon diambil secara zigzag

(Gambar 2). Pengamatan mutu buah dilakukan pada 10 tempat pengumpulan hasil (TPH) 4 kemandoran panen sebanyak tiga ulangan.

Gambar 2 Teknik pengambilan pohon sampel mutu hancak

(22)

8

Analisis Data dan Informasi

Hasil kegiatan dan pengamatan seluruh data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif dengan membandingkan terhadap norma baku yang berlaku dan standar yang ditetapkan perusahaan, sebagian data nantinya akan dianalisis mengunakan Uji

t-studentmenggunakan minitab. Menjelaskan seluruh kegiatan yang dilakukan saat magang baik yang sudah ditetapkan oleh kebun, aspek teknis di lapangan produksi, maupun aspek manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari KHL sampai dengan asisten divisi.

KONDISI UMUM

Letak Administratif Kebun

Alur Dumai Estate (ADE), PT Lahan Tani Sakti (LTS) berlokasi di Desa Pondok Kresek, Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Rokan hilir, Provinsi Riau. Secara geografis ADE masuk ke dalam Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan Letak Geografis berada pada koordinat 128’38” - 136’31” LU dan 10028’29” - 10034’39” BT (Lampiran 4).

Secara administratif Alur Dumai Estate mempunyai perbatasan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kebun milik PT Indofood Sukses Makmur Sebelah Timur : PTPN V Tanjung Medan

Sebelah Selatan : Desa Tanjung Medan Sebelah Barat : Desa Bakhti Makmur

Keadaan Iklim dan Tanah

Kondisi topografi di kebun ADE adalah datar seluas 1 225.63 ha, bergelombang/landai seluas 1 854.04 ha, agak curam seluas 613.05 ha, curam seluas 57.16 ha, dan sangat curam 9.14 ha. Peta topografi ADE dapat dilihat pada Lampiran 5. Tekstur tanah yang terdapat di kebun ADE didominasi tanah dengan tekstur lempung liat berpasir kemudian lempung berliat dan terakhir yang paling sedikit dengan tekstur lempung berpasir (Lampiran 6).

Rata-rata curah hujan di Alur Dumai Estate tahun 2005-2014 adalah 1 900 mm tahun-1dan hari hujan 130 hari-1tahun. Rata-rata bulan basah per tahun adalah 7.2 bulan dan rata-rata bulan kering per tahun adalah 1.2 bulan. Data rata-rata curah hujan di ADE, menurut Schmidt Ferguson tipe iklim di kebun ADE adalah tipe iklim B (Basah). Syarat tumbuh curah hujan untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 500-3 500 mm tahun-1, dengan demikian curah hujan di ADE sudah sesuai dengan syarat tumbuh. Data curah hujan di sajikan pada Lampiran 7.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

(23)

areal 3 759.01 ha dengan luas areal yang ditanami 3 400 ha, pembibitan 8.40 ha, areal pabrik 12.33 ha, areal emplasemen/perumahan 39.08 ha, areal jalan dan jembatan/parit 84.18 ha, Areal High Conservation Value (HCV) 23.12 ha dan areal okupasi 193.90 ha. ADE dibagi menjadi 4 divisi yang memiliki areal TM dan TBM, dimana Areal TM seluas 2 454.47 ha dengan tahun tanam 1992, 1993, 1995, 1997, 1999, 2000, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, dan 2010, sedangkan Areal TBM seluas 945.53 dengan tahun tanam 2013, 2014, dan 2015. Adapun luas areal yang ditanami per Divisi yaitu Divisi I memiliki luas 1 200.83 ha , Divisi II memiliki luas 983.26 ha, Divisi III memiliki luas 561.94 ha, dan Divisi IV memiliki Luas 653.97 ha (Lampiran 8).

Kondisi Tanaman dan Kebun

Areal kebun yang diusahakan di Alur Dumai Estate (ADE) seluas 3 759.01 ha. Areal kebun merupakan areal TM dengan Varietas DXP Marihat seluas 905.42 ha, DXP Socfin seluas 262.26 ha, DXP Guthrie seluas 665.46 ha, DXP HRU seluas 848.19 ha, dan Golden Hope seluas 46.83 ha. Areal TM varietas DXP Mariahat seluas 397.45 ha dan DXP Socfin seluas 60.53 ha. Populasi rata-rata tanaman kelapa sawit di ADE adalah 136 pokok ha-1, dengan jarak tanam 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan pola tanam segitiga sama sisi. Rata-rata produksi lima tahun (2010-2014) adalah 42 725 ton tahun-1 dan rata-rata produktivitas setiap tahunnya yaitu 17.47 ton ha-1(Lampiran 9).

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

(24)

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma di PT LTS ADE dilakukan secara kimia dan manual. Pengendalian gulma dilaksanakan oleh karyawan perawatan di tiap divisi. Best Development Practices (BDP) minamas pada Block Spraying System (BMS) mengatur terkait pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dibagi atas pengendalian gulma di gawangan dan pengendalian di piringan dan pasar pikul (Gambar 3).

(a) (b)

Gambar 3 Pengendalian gulma secara kimia: (a) Gawangan; (b) Piringan Pengendalian gulma di gawangan menggunakan knapsack sprayer dengan merek dagang SA 15 kapasitas 15 liter sedangkan pengendalian gulma di piringan, pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil (TPH) menggunakan Controlled Droplet Application (CDA) sprayer kapasitas 10 liter (Gambar 4). Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim perawatan, jumlah tim semprot bergantung pada sisa jumlah tim perawatan yang ada dan juga tergantung target luas lahan yang harus disemprot pada periode semprot saat itu. Jumlah total karyawan perawatan di divisi I PT LTS ADE adalah 31 orang yang dibagi untuk kegiatan pemupukan, pengendalian gawangan dan piringan, perawatan jalan dan berbagai kegiatan insidental lainnya.

(a) (b)

(25)

aphrone, sarung tangan karet, masker, pelindung kepala, kacamata, dan sepatu bot (Gambar 5). Herbisida yang digunakan di PT LTS ADE berbahan aktif metil metsulfuron 20%, triclopir butoksi etil ester 480 gram liter-1 dan Isoprofil amina glifosat 480 gram liter-1. Basis kerja untuk pengendalian gulma gawangan yaitu 105 liter hk-1sedangkan basis kerja pengendalian piringan dan pasar pikul yaitu 4 ha hk-1.

Gambar 5 Penyemprot menggunakan APD lengkap

Pengendalian gulma manual. Pengendalian gulma secara manual dilakukan hanya untuk kondisi lahan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengendalian secara kimia, seperti pada lahan yang gulmanya sudah terlalu tinggi, kondisi gulma sudah terlalu rapat sehingga sulit dilewati saat akan disemprot, dan jika bahan untuk pengendalian sudah habis. Tenaga pengendalian manual biasanya diambil dari tim perawatan yang sudah tidak bisa bersentuhan dengan bahan-bahan kimia dan juga diambil tenaga borongan dari luar karyawan. Alat yang digunakan pada pengendalian secara manual adalah parang babat, parang, arit, pedang panjang dan cangkul untuk mendongkel. Gulma dominan yang ada di divisi I PT LTS ADE adalah Clidemia hirta, Melastoma malabatrichum, Chromolaena odoratadanMikania micranta.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan di PT LTS ADE memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang diatur dalam BDP Minamas tepatnya pada Block Manuring System (BMS). SOP pemupukan pada BMS mewajibkan setiap kebun

(estate) memiliki satu tim pemupuk atau yang disebut Gang Estate, selain itu setiap kebun juga harus memiliki rumah BMS. PT LTS ADE tidak menggunakan

(26)

12

Gambar 6 Pemupuk menggunakan APD lengkap

Rekomendasi jenis dan dosis pupuk diberikan oleh tim Management Research Center (MRC) Minamas setelah dilakukan pengambilan sampel daun. Kegiatan pemupukan yang dilakukan di divisi 1 PT LTS ADE selama pelaksanaan magang yaitu pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP) dengan dosis 1.6 kg pokok-1, Compound 44 dengan dosis 2.5 kg pokok-1, ZA dengan dosis 2 kg pokok-1 dan Muriate of Potash (MOP) dengan dosis 2 kg pokok-1. Pupuk diaplikasikan dengan jarak 2 meter dari batang pohon atau dekat dengan posisi pelepah U-shape (Gambar 7). Basis kerja untuk kegiatan pemupukan yaitu 400 kg hk-1pada hari biasa dan 300 kg hk-1pada hari jum’at.

Gambar 7 Aplikasi pupuk di pinggir piringan

Pengendalian Hama dan Penyakit

BDP Minamas pada sistem Integrated Pest Management (IPM) mengatur SOP untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit. Pengendalian hama dan penyakit di PT LTS ADE mengutamakan pengendalian secara biologis dan pengendalian secara kimiawi menjadi langkah terakhir. Pengendalian secara biologis yang dilakukan yaitu pengembangan atau pelestarian burung hantu (Tyto alba) dan penanamanbeneficial plant.

(27)

menggunakan alat cermin yang dipasang pada gagang yang panjang (Gambar 8).

(a) (b)

Gambar 8 Sensus burung hantu: (a) Alat sensus; (b) Kegiatan sensus

Beneficial plant. Beneficial plant adalah tanaman yang berguna atau bermanfaat di perkebunan kelapa sawit. Penanaman beneficial plant dilakukan sebagai tanaman inang untuk predator ulat api dan ulat kantong. Jenis beneficial plant yang ditanam di PT LTS ADE yaituTurnera subulata,Antigonon leptopus, danCasia cobanensis(Gambar 9).Perbandingan jumlah populasi yang dianjurkan berdasarkan IPM untuk Casia cobanensis, Turnera subulata dan Antigonon Leptopusyaitu 60:20:20 sedangkan di divisi I perbandinganbeneficial plant yaitu 31:51:18. Perbandingan jumlah beneficial plant yang tidak sama dengan standar yang diberikan perusahaan dikarenakan banyak Casia cobanensis yang ditanam mati di lapangan dan juga hanya stek turnera saja yang ada di kebun divisi I sehingga penyulaman yang dilakukan hanya untuk turnera saja.

(a) (b) (c)

Gambar 9 Tanamanbeneficial plant: (a)Casia cobanensis; (b)Turnera subulata; (c)Antigonon leptopus

(28)

14

(a) (b)

Gambar 10 Alat-alat aplikasitrunk injection: (a) Bor (b) Penyuntik bahan

Bahan insektisida yang dipakai yaitu dengan merek dagang Lancer berbahan aktif astefat 75%. Aplikasi dilakukan dengan cara pengeboran pada batang kelapa sawit pada tinggi 1 meter dari atas tanah sehingga terbentuk dua lubang. Bahan astefat yang sudah dilarutkan dengan konsentrasi 60% diinjeksikan kedalam lubang yang telah dibuat dengan dosis 20 ml pokok-1. Basis kerja pengendalian denganTrunk Injection adalah 100 pokok hk-1.

Pemanenan

Panen adalah kegiatan pengambilan buah yang telah memenuhi kriteria matang panen dan pengutipan berondolan. Pemanenan merupakan kegiatan yang paling utama dalam operasional perkebunan kelapa sawit. Menurut Lubis dan Widanarko (2011) panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait dengan teknis budidaya, khususnya pemeliharaan. Panen juga merupakan salah satu kegiatan yang menentukan kuantitas dan kualitas produksi (Sunarko 2007). Hasil panen berupa Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan juga berondolan. Hasil yang didapat dari pengolahan TBS dapat berupa Crude Palm Oil (CPO) dan

Kernel Palm Oil(KPO) yang merupakan bahan industri dan kegunaannya sangat luas. Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) (b) (c)

Gambar 11 Kegiatan pemanenan: (a) Potong buah; (b) Evakuasi buah ke TPH; (c) Kutip berondolan

(29)

Harvesting System (BHS). Manajemen panen terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi panen.

Sistem panen. Sistem panen berdasarkan Blok Harvesting System (BHS) Minamas memiliki konsep yaitu rotasi panen dibawah 9 hari, jumlah pemanen cukup, satu seksi harian perhari, jumlah tenaga kerja antar seksi harus sama sehingga adanya kelompok kecil pemanen (KKP), batas hancak antar pemanen harus jelas, panen dimulai dan diakhiri pada arah yang sama, penyelesaian hancak panenblock by block(menyambung), hancak panen dan mandor bersifat tetap dan administrasi yang baik. Divisi I PT LTS ADE memiliki sistem panen yang terkonsentrasi pada 1 hancak panen perharinya dengan total 6 hancak panen yang disebut juga seksi panen. Seksi panen di divisi I PT LTS ADE yaitu seksi A, B, C, D, E, dan F (Lampiran 11). Hal ini dilakukan untuk mencapai pemanenan yang merata setiap rotasi sehingga sehingga tidak ada areal panen yang tidak terpanen.

Sistem hancak panen yang diterapkan di PT LTS ADE adalah sistem hancak tetap, artinya setiap pemanen memiliki hancak panen masing-masing tiap seksinya. Sistem hancak tetap ini dapat berubah pada situasi tertentu menjadi sitem hancak giring tetap seperti pada saat buah dalam kondisi trek, sehingga tenaga kerja pemanen perlu dikurangi dan hancak panen masing-masing panen akan melebar sesuai dengan arahan dari mandor panen. Sistem tenaga kerja pemanen di divisi I PT LTS ADE menggunakan sistem non-DOL (Division of Labour), artinya pemanen melakukan potong buah (cutting), mengutip berondolan (picking) dan membawa sekaligus menyusun buah di TPH (carrier) sendirian tanpa dibantu karyawan lain. Divisi I dibagi menjadi 4 kemandoran panen yang masing-masing kemandoran memiki 15-18 karyawan pemanen. Jumlah pemanen di divisi I adalah 69 orang dengan SKU berjumlah 61 orang dan calon karyawan berjumlah 8 orang. Indeks tenaga kerja pemanen divisi I yaitu 0.05 yang artinya divisi I masih kekurangan tenaga kerja panen karena indeks normal adalah 0.06.

Standard Operating Procedure (SOP) panen adalah standar operasional atau langkah kerja yang wajib dilakukan oleh pemanen tiap hari. SOP panen di divisi I PT LTS ADE di mulai dengan mengikuti apel pagi yang dipimpin oleh mandor panen dan krani cek sawit (KCS). Pemanen kemudian berangkat ke hancak panen dengan. Pemanen memasang nomor hancak dan menanam

Nephrolepis sp. pada 5 menit pertama sebelum melakukan panen. Buah matang panen yang ada di hancak harus diturunkan dan pelepah yang dipotong disusun

(30)

16

Kriteria panen. Kriteria umum untuk buah yang dapat dipanen adalah berdasarkan jumlah berondolan yang terlepas dari tandan dan jatuh ke piringan secara alami. Jumlah berondolan yang ditetapkan oleh PT LTS ADE sebagai kriteria panen sebanyak 10 butir tandan-1. Kriteria ini ditetapkan dalam rapat SOU-16 (Strategic

Operating Unit16) yang diputuskan berdasarkan diskusi antara pihak kebun dan PKS. Buah dengan berondolan di piringan kurang dari 10 butir dianggap mentah dan tidak boleh dipanen.

Sarana dan prasarana panen.Sarana dan prasarana panen adalah semua persiapan yang harus dilakukan oleh pemanen sebelum dan saat melakukan pemanen. Sarana dan prasarana panen yang akan dijelaskan meliputi alat pelindung diri (APD) pemanen dan alat-alat panen. APD pemanen di PT LTS ADE terdiri atas helm, sepatu bot, kacamata dan sarung tangan (Gambar 11).

Gambar 12 Pemanen menggunakan APD lengkap

APD adalah alat yang wajib digunakan oleh pemanen untuk menghindari dan mengurangi dampak dari kecelakaan kerja. Pemanen divisi I PT LTS ADE masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi dan dampaknya jika tidak memakai APD, terbukti dari pemanen yang tidak pernah memakai APD lengkap selama pengamatan dilakukan (Tabel 1).

Tabel 1 Persentase penggunaan APD di divisi I PT LTS ADE

No Nama Mandor Helm-Sepatu Bot Pemakaian APD

(%) Sepatu boot saja(%) Helm saja(%)

1 Armando 40 60 0

2 S. Manurung 60 30 10

3 Armansyah 40 50 10

4 Sudi Hartono 50 50 0

Total Divisi I ADE 47.5 47.5 5

(31)

masing seperti yang dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis alat-alat panen di PT LTS ADE

Nama alat Spesifikasi Penggunaan

Dodos kecil Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm

Pemotongan buah tanaman umur 3–4 tahun

Dodos besar Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm

Pemotongan buah tanaman umur 5–8 tahun

Pisau egrek Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung di sumbu 135°

Pemotongan buah tanaman yang berumur lebih dari 9 tahun

Gagang egrek Alumunium ukuran 6 m dan 12 m Galah pisau egrek Clame egrek Besi berbentuk cincin yang dapat

diatur diameternya Menjepit egrek dengangagang egrek Gancu Besi beton, panjang sesuai

kebiasaan setempat Memuat tandan ke angkongdan memeriksa mutu buah

Kampak - Pemotong tangkai buah

Angkong - Alat transportasi buah ke

tempat pengumpulan hasil Sumber: Arsip kantor besar PT LTS ADE

Basis borong dan premi pemanen. Basis borong merupakan suatu ketetapan minimal jumlah janjang atau berat TBS yang harus dipanen oleh pemanen dalam satu hari. Penentuan basis disetiap blok berbeda-beda sesuai dengan bobot janjang rata-rata (BJR) pada tiap tahun tanam kelapa sawit di blok tersebut. Pemanen diharapkan mampu mencapai basis yang ditentukan. Pemanen yang mendapatkan hasil panen melebihi basis panen akan mendapatkan premi panen. Premi panen diberikan dengan tujuan untuk memberikan penghargaan kepada pemanen saat mendapatkan hasil melebihi basis, memotivasi pekerja untuk berupaya mencapai basis dan mendorong kenaikan output (kg HK-1).

Penentuan basis borong di PT LTS ADE yaitu menggunakan sistem

(32)

18

Angka kerapatan panen, taksasi produksi dan tenaga kerja. Taksasi produksi merupakan perhitungan estimasi produksi atau peramalan hasil produksi untuk esok hari. Taksasi produksi didapat setelah diketahui persen angka kerapatan panen (AKP) dengan menghitung jumlah buah buah matang pada setiap pokok sampelnya. Persentase kematangan buah tersebut akan dikali dengan BJR sehingga diperoleh estimasi tonase produksi. Taksasi produksi akan dibandingkan dengan produksi aktual, dimana standar varian adalah ±5%. Taksasi produksi dilakukan agar supervisi dapat memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja pemanen yang akan dipakai esok hari sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan tenaga kerja yang dapat menyebabkan pemanen tidak mencapai basis kerja atau hancak panen tidak selesai. Taksasi juga berguna unutk mengetahui kebutuhan kendaraan angkut hasil panen yang akan dipakai.

Tabel 3 Hasil taksasi, produksi aktual dan kebutuhan tenaga kerja

Nama

Mandor Blok/TT AKP(%) Taksasi(kg)

Jumlah

TK Aktual Varian

(Orang) Produksi (kg)

Armando F008/95 24 19 040 13 19 730 3.5

G009/09 20 12 320 10 13 590 9.3

S.Manurung F010/06 20 14 040 10 14 670 4.3

F014/04 18 16 539 13 18 190 9.1

Armansyah G008/07 33 13 680 12 14 170 3.5

H010/09 31 11 348 9 11 780 3.7

S. Hartono G010/07 34 23 299 17 21 550 8.1

F009/00 18 12 481 10 13 490 7.5

Rata-rata 15 343 15 896 6.1

Kapasitas panen. Kapasitas panen adalah jumlah tonase buah yang dapat dipanen oleh pemanen dalam seharinya. Pemanen yang memiliki kapasitas panen yang tinggi akan mendapatkan penghasilan yang besar. Kapasitas panen yang tinggi akan menguntungkan bagi perusahaan karena total produksi yang didapat mejadi besar. Pemanen yang memiliki kapasitas panen tinggi sangat dibutuhkan perusahaan terutama pada saat panen raya atau banjir buah. Pemanen divisi I PT LTS ADE memiliki kapasitas panen yang berbeda pada tiap kemandoran seperti yang disajikan pada Tabel 4. Rata-rata kapasitas pemanen pada tiap kemandoran dibandingkan untuk melihat bagaimana perbedaan kapasitas panen antar kemadoran (Tabel 5).

Tabel 4 Rata-rata kapasitas panen 4 kemandoran divisi I PT LTS ADE Nama

(33)

Nama Mandor Nama Mandor p-value

Mandor A Mandor B 0.026*k

Mandor A Mandor C 0.008**

Mandor A Mandor D 0.698tnk

Mandor C Mandor B 0.508tnk

Mandor B Mandor D 0.000**

Mandor C Mandor D 0.001**

Keterangan: * : berbeda nyata pada uji t-student taraf 5%

**: berbeda sangat nyata pada uji t-student taraf 5% tn : tidak berbeda nyata pada uji t-student taraf 5%

Evaluasi panen. Evaluasi panen adalah kegiatan pemeriksaan terhadap mutu panen dari pemanen baik itu mutu hancak pemanen maupun mutu buah hasil panen. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai bagaimana hasil kerja yang telah dilakukan oleh pemanen pada hari itu atau hari sebelumnya. Pemanen yang memiliki mutu hancak dan buah yang rendah dapat merugikan perusahaan. Mutu hancak dan mutu buah rendah dapat membuat hancak panen menjadi kotor dan menimbulkan anak sawit (kentosan) serta dapat mempengaruhi

Oil Extraction Rendemen (OER) sehingga membuat kualitas CPO yang akan dihasilkan menjadi turun.

(a) Mutu hancak

Pemanen di divisi I PT LTS ADE memiliki hancak panen tetap sehingga tiap pemanen memiliki tanggung jawab untuk memelihara hancak masing-masing. Supervisi dan juga asisten divisi akan menjadi lebih mudah untuk mengetahui pemanen mana yang bertanggung jawab jika ada hancak yang bermasalah. Mutu hancak di divisi I termasuk baik meskipun masih didapatkan berondolan yang tertinggal dihancak namun untuk TBS tertinggal (bunch left) dan juga buah matang yang tidak dipanen (Unvarvest bunch) tidak ditemukan selama beberapa ulangan pengamatan seperti pada Tabel 5.

Tabel 6 Hasil Pemeriksaan mutu hancak di divisi I PT LTS ADE

(34)

20

(b) Mutu buah

PT LTS ADE sangat memperhatikan mutu buah dari tiap divisi karena standar OER yang harus dicapai sangat besar yaitu diatas 24. Pemeriksaan mutu buah yang kontinyu menjadi hal yang wajib dilakukan. Pemanen sebelum memotong buah harus benar-benar memperhatikan kriteria matang panen yaitu terdapat 10 berondolan dipiringan. KCS akan memeriksa buah yang sudah disusun di TPH sebelum diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS). Timgrading di PKS juga akan melakukan pemeriksaan mutu buah dari tiap kendaraan angkut pada saat TBS sudah diturunkan di loading ramp. Pemanen yang ditemukan memotong buah mentah (unripe), kurang matang (under ripe), tandan kosong (empty bunch), dan gagang panjang (long stalk) yang sudah disusun di TPH akan dikenakan denda.

Tabel 7 Hasil pemeriksaan mutu buah di divisi I PT LTS ADE

Nama

Mandor A 0.00 0.35 98.82 1.06 0.37

Mandor B 0.00 0.34 98.99 1.08 0.00

Mandor C 0.00 1.09 97.86 1.05 0.27

Mandor D 0.00 1.34 97.84 0.82 0.69

Rata-rata 0.00 0.74 98.41 1.01 0.31

Toleransi 0.00 <5.00 >95.00 0.00 0.00

Sistem pengangkutan. Manajemen tranportasi merupakan salah satu faktor penting untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil panen menuju pabrik dengan kerusakan sekecil mungkin. Transportasi hasil panen dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pengangkutan dari pohon menuju ke TPH (recovery) dan pengangkutan dari TPH ke pabrik (evacuation). Pengangkutan dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin karena semakin lama buah kelapa sawit tidak diolah maka FFA akan semakin tinggi. Pengamatan terhadap lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut seluruh hasil panen ke pabrik juga dilakukan untuk melihat kapasitas kerja pemuat, sehingga dapat diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menghindari buah restan atau pengangkutan malam. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 8. Kendala yang sering terjadi dalam pengangkutan buah dari TPH ke pabrik adalah jalan kebun yang rusak, kondisi kendaraan angkut yang kurang baik dan kekurangan unit tranportasi.

Tabel 8 Pengamatan pengangkutan TBS di divisi I PT LTS ADE

Jenis Kendaraan rata-rata (menit)Waktu muat sampai PKS (menit)Waktu rata-rata Muatan rata-rata (kg) Mitsubishi Colt Diesel

Ps 125 Canter 57.53 13.83 5130

Dump Truck Hino FG

(35)

kendaraannya yaitu 2 unit Dump TruckHino FG 210 P kapasitas 6 ton dan 2 unit Mitsubishi Colt Diesel Ps 125 Canter kapasitas 4.5 ton (Gambar 13). Setiap unit kendaraan angkut terdapat 4 orang karyawan yaitu satu orang supir, tiga orang pemuat dan satu orang KCS yang bertugas untuk memeriksa kualitas dan menghitung kuantitas TBS dan berondolan. Total pemuat divisi I yaitu 12 orang dan 4 KCS.

Tim pemuat memiliki kewajiban memakai APD yaitu helm dan sepatu bot karena pemuat rentan tertimpa TBS pada saat memindahkan buah dari TPH ke kendaraan angkut. Alat yang digunakan untuk mengangkut buah dan berondolan adalah tojok dan karung lempar.

(a) (b)

Gambar 13 Jenis kendaraan angkut: (a) Mitsubishi Colt Diesel Ps 125 Canter; (b) Dump Truck Hino FG 210 P

Aspek Manajerial

PT LTS ADE membagi karyawan di divisi menjadi dua golongan yaitu tim supervisi dan karyawan harian (pekerja). Tim supervisi termasuk ke dalam golongan serikat kerja unit bulanan (SKU-B) sedangkan karyawan harian termasuk ke dalam serikat kerja unit harian (SKU-H). Tim supervisi terdiri atas mandor 1, mandor panen, mandor perawatan, kerani divisi serta kerani yang lainnya. Kegiatan manajerial yang dilakukan selama magang yaitu pendamping mandor dan pendamping asisten divisi dengan rincian sebagai berikut.

Pendamping Mandor

Mandor satu. Setiap divisi memiliki seorang mandor 1 yang membantu asisten di lapangan. Tugas seorang mandor 1 adalah mengawasi dan mengelola setiap mandor, menyusun program kerja bersama asisten serta mengawasi transportasi hasil panen. Seluruh tanggung jawab asisten dipegang oleh mandor 1 ketika asisten tidak dapat hadir di Divisi. Kegiatan yang dilaksanakan ketika menjadi pendamping mandor 1 adalah memeriksa seluruh kegiatan budidaya di lapangan serta berdiskusi mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan.

(36)

22

Mandor perawatan. Mandor perawatan terdiri atas mandor pemupukan, mandor penyemprotan dan aplikasi janjang kosong, mandor bongkar tumbuhan pengganggu serta mandor perawatan jalan. Koordinasi antara mandor perawatan sangat penting agar alokasi tenaga kerja dapat dilakukan dengan tepat. Tugas dari mandor perawatan yaitu mengawasi kegiatan perawatan berdasarkan bidang masing-masing dan mengelola tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan tersebut.

Kerani cek sawit. Kerani cek sawit (KCS) bertugas memeriksa dan mencatat buah yang ada di TPH dan memastikan seluruh buah telah dikirim ke PKS. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh KCS meliputi jumlah janjang serta mutu buah di TPH. KCS berhak memberikan denda kepada pemanen yang menurunkan buah yang tidak matang. Khusus buah mentah, KCS akan meminta pemanen untuk membelah buah agar buah tidak menjadi contoh grading di PKS. Kegiatan yang dilaksanakan ketika mengikuti KCS adalah mencatat jumlah tandan dan memeriksa buah yang diturunkan pemanen serta membantu membuat laporan potong buah (LPB).

Pendamping Asisten

Asisten divisi bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala dan estate manager. Seorang asisten divisi dibantu oleh mandor 1, mandor panen, mandor perawatan dan kerani dalam mengelola seluruh kegiatan di divisi. Tugas asisten divisi adalah mengelola seluruh kegiatan operasional divisi dan bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial masyarakat pada divisi yang dipimpin. Asisten divisi harus siap kapan pun bila dibutuhkan.

Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi pendamping asisten adalah mengawasi kegiatan pada setiap kemandoran, field check dengan asisten

Plantation Sustainable Quality Management (PSQM), mengawasi seluruh pekerjaan Divisi I, mengikuti serangkaian kegiatan dalam Strategic Operating Unit16 (SOU-16), membuat Rencana Kerja Harian (RKH) menilai kualitas kerja karyawan, mengisi laporan harian asisten, dan membuat laporan produksi tiap harinya.

PEMBAHASAN

Alat pelindung diri pemanen

(37)

wawancara menunjukkan alasan utama pemanen tidak memakai APD yaitu tidak nyaman dan panas jika memakai helm atau sepatu bot. Sarung tangan tidak dipakai karena dapat mengganggu saat proses pengutipan berondolan karena berondolan sering tersangkut disarung tangan kain yang dipakai pemanen. Kacamata dapat menghalangi pandangan pemanen karena terbuat dari plastik sehingga gampang tergores dan menyebabkan pandangan jadi kabur saat memakai kacamata tersebut.

Taksasi produksi harian

Taksasi rata-rata untuk divisi I yang dilakukan tergolong belum akurat. Tabel 3 yang menunjukkan bahwa hasil varian rata-rata melebihi standar yaitu sebesar 6.1%. Varian yang cukup besar dapat disebabkan pengambilan tanaman sampel yang terlalu sedikit untuk blok yang memiliki tanaman kelapa sawit dengan tahun tanam yang bervariasi. Penggabungan hasil produksi dengan blok lain yang tidak diamati dan pemanen yang memotong buah mentah atau kurang matang juga dapat menyebabkan penambahan tonase produksi sehingga varian menjadi semakin besar. Kesalahan taksasi dapat merugikan kebun dan karyawan. Taksasi yang jauh dari hasil produksi aktual menyebabkan penggunaan tenaga kerja tidak efisien karena jumlah tenaga kerja yang dipakai tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat menyebabkan pemanen tidak mendapatkan basis borong karena buah matang sedikit atau tidak selesainya hancak panen karena buah matang terlalu banyak. Buah matang yang sedikit menyebabkan pemanen memotong buah mentah untuk mendapatkan basis borongnya.

Kapasitas pemanen

(38)

24

Evaluasi panen

Mutu hancak. PT LTS ADE Minamas memiliki standar tertentu yang diperbolehkan terkait dengan pemeriksaan mutu hancak pemanen. TBS tertinggal dan TBS matang tidak dipanen tidak boleh ada di hancak pemanen saat dilakukan pemeriksaan mutu hancak, dengan kata lain jumlah TBS tertinggal dan TBS matang tidak dipanen di hancak harus nol. Hasil perbandingan antara berondolan tertinggal (loose fruit) dan TBS panen (harvest bunch) pada pokok yang diamati memiliki standar ≤ 0.5. Berdasarkan tabel 6 didapat data jumlah TBS tertinggal dan TBS matang tidak dipanen disemua kemandoran adalah nol sedangkan untuk berondolan/janjang melewati standar yang diperbolehkan karena mencapai 0.85. Pemanen yang menyebabkan kehilangan hasil seperti berondolan dan TBS tertinggal dapat dikenakan sanksi. Sanksi yang biasa diberikan ke pemanen dapat berupa teguran, memeriksa kembali hancak panen, dan denda.

Mutu buah. Mutu buah rata-rata dari empat mandor panen divisi I berdasarkan Tabel 7 menunjukkan mutu buah yang cukup baik. Buah matang, mentah dan kurang matang masih sesuai standar yaitu >95%, 0% dan <5%, namun buah empty bunch dan gagang panjang melewati standar yang diperbolehkan yaitu 0%. Buah mentah dan kurang matang yang dipanen akan sangat mempengaruhi kualitas CPO yang akan dihasilkan karena OER sangat rendah. Long stalk atau gagang panjang juga hanya akan menambah tonase saat penimbangan tapi tidak menghasilkan minyak sehingga dapat mengurangi OER. Buah empty bunch adalah hasil dari buah matang yang tidak dipanen pada pusingan sebelumnya sehingga buah menjadi lewat matang, hampir semua buah memberondol dan tandan membusuk. Empty bunch memiliki kadar Free Fatty Acid(FFA) yang tinggi sehinga menurunkan kualiatas CPO.

Sistem pengangkutan TBS

(39)

Kesimpulan

Seluruh kegiatan kerja di PT LTS ADE sudah berjalan cukup baik tetapi SOP yang diterapkan oleh perusahaan belum dilaksanakan seluruhnya. Pemakaian APD terutama helm dan sepatu hanya sebesar 47.5%. Kapasitas panen pada bebeberapa kemandoran masih rendah. Mutu buah dan mutu hancak diatas standar yaitu sebesar 0.85 berondolan/janjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pemanenan dan pengangkutan adalah ketajaman alat panen, kapasitas kerja masing-masing pemanen, kondisi hancak, kondisi jalan dan kendaraan angkut serta keahlian pemuat.

Saran

Perlu diadakan sosialisai rutin dan cek rutin ketersediaan APD serta pemberian sanksi terkait dengan pemakaian APD, karena jika terjadi kecelakaan kerja dapat merugikan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Pemberian sanksi yang berkelanjutan kepada pemanen dan pemuat yang masih menyebabkan losses

seperti berondolan tinggal dipiringan dan TPH, TBS matang tidak dipanen, TBS tertinggal, serta tidak menjaga kualitas buah seperti menurunkan buah mentah, kurang matang,empty bunchdan gagang panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Andoko A, Widodoro. 2013. Berkebun Kelapa Sawit “Si Emas Cair”. Jakarta (ID): Agro Media Pustaka.

Badan Pusat Statistik. 2014. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman. [internet]. [diunduh 2014 Des 31]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54 Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Perkebunan menurut Jenis tanaman,

Indonesia.[internet]. [diunduh 2014 Des 31]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=54.

Kiswanto, Purwanta JH, Wijayanto B. 2008.Teknologi Budi Daya Kelapa Sawit.

Bandar Lampung (ID): Agro Inovasi.

Lubis RE, Widanarko A. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agomedia Pustaka.

Mangoensoekarjo S dan Tojib AT. 2005. Manajemen Budidaya Kelapa Sawit. Dalam S. Mangoensoekarjo dan H. Semangun (Eds). Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID) : Gajah Mada University Press. Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir). Jakarta (ID): Penebar Swadaya (PS).

(40)

26

Sofiana Y. 2012. Manajemen panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tambusai PT Panca Surya Agrindo, First Resources, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suryantoro WB. 2014. Manajemen pemanenan kelapa sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat [skripsi]. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

(41)
(42)
(43)

Riau

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi Keterangan

Penulis Karyawan Standar

09/02/2015 Penyerahan berkas magang - - - Kantor Besar

10/02/2015 Orientasi lapang - - - Kebun divisi I PT LTS ADE

11/02/2015 Pemupukan 150 kg 550 kg 400 kg BLOK G012, G013

12/02/2015 Pemupukan 400 kg 550 kg 400 kg BLOK G013 kg = kilogram

13/02/2015 Pemupukan 300 kg 450 kg 300 kg BLOK G013, H010

14/02/2015 Pemupukan 400 kg 550 kg 400 kg BLOK H010

15/02/2015 Libur - - - MESS

16/02/2015 Gawangan Chemist 75 Liter 150 Liter 105 Liter BLOK G011

17/02/2015 Gawangan Chemist 150 Liter 135 Liter 105 Liter BLOK G011, F011

18/02/2015 Gawangan Chemist 90 Liter 120 Liter 105 Liter BLOK F011

19/02/2015 Libur - - - MESS

20/02/2015 Gawangan Chemist 75 Liter 105 Liter 75 Liter BLOK F011

21/02/2015 Gawangan Chemist 75 Liter 135 Liter 105 Liter BLOK F011

22/05/2015 Libur - - - MESS

23/02/2015 Gawangan Manual 0.1 ha 0.3 ha 0.33 ha BLOK G013 ha= hektar

24/02/2015 Simulasi DAMKAR - - - Lapangan Emplasmen ADE

25/02/2015 Chek Hancak dengan PSQM - - - BLOK G008, F008

26/02/2015 Pemanenan 15 jjg 138 jjg 122 jjg BLOK G012 jjg= janjang

27/02/2015 Tunas 4 Jam 5 Jam 5 Jam BLOK F010

28/02/2015 Pemanenan 20 jjg 133 jjg 130 jjg BLOK E013

01/03/2015 Libur - - - MESS

02/03/2015 Pengisian Polibag 50 Polybag 150 polybag - Pembibitan ADE

03/03/2015 Bongkar Bibit 50 Bibit 100 Bibit - Pembibitan ADE

04/03/2015 susuanMucuna bracteata 65 Polibag 75 Polibag 75 Polibag BLOK C003

05/03/2015 Meeting SOU 16 - - - Kantor Besar ADE

06/03/2015 susuanMucuna bracteata 75 Polibag 75 Polibag 75 Polibag BLOK C003

(44)

30

Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor atau mandor besar di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti,

Minamas Plantation, Riau

Tanggal Kegiatan Jumlah KH Yang Prestasi Kerja Penulis Lokasi

Diawasi (Orang) Luas Areal YangDiawasi (ha) Lama Kegiatan(Jam)

09/03/2015 Gawangan Chemist 16 8 7 BLOK G010

10/03/2015 Gawangan Chemist 18 9 7 BLOK G010

11/03/2015 Gawangan Chemist 17 9 7 BLOK G010

12/03/2015 Gawangan Chemist 18 10.2 7 BLOK G012

13/03/2015 Gawangan Manual 18 7.7 5 BLOK F011

14/03/2015 Gawangan Manual 19 7.8 7 BLOK F011

16/03/2015 Gawangan Manual 18 5.6 7 BLOK F011

17/03/2015 Cek Hancak dengan PSQM - - 7 BLOK F008, F010

18/03/2015 Gawangan Manual 20 6.06 7 BLOK D013

19/03/2015 Gawangan Manual 15 4.07 7 BLOK D013

20/03/2015 Gawangan Manual 20 7.6 5 BLOK D013

21/03/2015 Libur - - - MESS

22/03/2015 Minggu Kontanan (Mandor I) 52 115.9 5 BLOK H009, G008, F009, F008

23/03/2015 Panen & cek hancak dengan PSQM 13 25 7 BLOK G008 & H009

24/03/2015 Panen 12 34.5 7 HOO9

25/03/2015 Panen 14 50.2 7 BLOK F010

26/03/2015 Panen 17 51.8 7 BLOK G013, F011, H010

27/03/2015 Panen 17 50.7 5 BLOK D013 & E014

28/03/2015 Panen 16 42.4 7 BLOK E013, F014

29/03/2015 Minggu Kontanan (Panen) 11 43.7 5 BLOK F008, F009, E014

30/03/2015 Panen 15 38.4 7 BLOK F008, G009

31/03/2015 Krani Cek Sawit (KCS) 3 34 7 BLOK H009, F010

01/04/2015 Krani Cek Sawit (KCS) 3 41 7 BLOK G010 & G011

02/04/2015 Krani Cek Sawit (KCS) 3 35 7 BLOK H010 & G013

03/04/2015 Libur - - - MESS

04/04/2015 Raking 18 83.5 7 BLOK G012

(45)

Tanggal Kegiatan Jumlah Mandor yangPrestasi Kerja Penulis Lokasi diawasi (orang) Luas Areal yangdiawasi (ha) Lama Kegiatan(jam)

06/04/2015 Trunk Injection 1 2.6 5 BLOK G011

07/04/2015 Trunk Injectiondan panen 3 103.5 7 BLOK G011, F011, E013

08/04/2015 Trunk Injectiondan panen 3 101.6 7 BLOK G011, F013, F014

09/04/2015 Panen dan Piringan chemist 4 157.09 6 BLOK F010, G011, F008, G008

10/04/2015 Panen dan Piringan chemist 3 98 5 BLOK F008, G011, G010, G009

11/04/2015 Panen dan Gawangan chemist 4 159.9 7 BLOK H009, F010, H010, G010

13/04/2015 Trunk Injection& Gawanganchemist 2 11.9 7 BLOK F010 & G011

14/04/2015 Panen 2 104.4 7 BLOK D013, E013, H010

15/04/2015 Trunk Injection 1 2.7 7 BLOK G011

16/04/2015 Panen 3 135.2 7 BLOK F008, G009, H009, G008

17/04/2015 Panen dan raking 2 50 5 BLOK F011 & F010

18/04/2015 Trunk Injection& piringanchemist 2 29 7 BLOK F011 & GO11

20/04/2015 Panen dan Gawangan chemist 3 125.7 6 BLOK G012, F011, F010, E014

21/04/2015 Panen 4 229.83 7 BLOK F014, F011, F013, E013, E015

22/04/2015 Piringan chemist 1 33 7 BLOK F013

23/04/2015 Sensus ulat kantong dan panen 2 130.1 7 BLOK G008, G012, H009

24/04/2015 Trunk Injectiondan panen 2 45.8 5 BLOK G009, G010, G011

25/04/2015 GawanganChemist 1 13 7 BLOK F011

27/04/2015 Sensus ulat kantong dan Gawangan chemist 2 113.2 7 BLOK F011, F013, F009, F010

28/04/2015 Panen 4 217.3 7 BLOK F013, E014, F014, E013, E015

29/04/2015 Panen 4 179.9 7 BLOK E014. G008, F008, F009

30/04/2015 Panen 4 181.2 7 BLOK F008, G008, H009, G009

01/05/2015 Libur - - - MESS

02/05/2015 Panen 4 181.2 7 BLOK F008, G009, F010, G011, G010

04/05/2015 Raking dan Gawangan chemist 2 17 7 BLOK F009 & F011

05/05/2015 Piringan dan Gawangan chemist 2 40 7 BLOK F009 & D013

06/05/2015 Panen 3 165.1 7 BLOK F011, F013, F014, E014, E015

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Asisten kebun di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas

(46)

32

Jumlah Mandor yang

diawasi (orang) Luas Areal yangdiawasi (ha) Lama Kegiatan(jam)

07/05/2015 Panen 4 180.69 7 BLOK E014. G008, F013, E014, F008

08/05/2015 Piringan dan Gawangan chemist 2 61.8 5 BLOK E014 & G009

09/05/2015 Panen dan Gawangan chemist 2 41.5 7 BLOK G009 & F008

11/05/2015 Panen 4 194.77 7 BLOK G009 , G010, G011, H010, F010

12/05/2015 Panen 4 241.81 7 BLOK G012, F011, E013, H010, D013

13/05/2015 Panen 2 109.03 7 BLOK F014. E014, E015

14/05/2015 Libur - - - MESS

15/05/2015 Panen 2 110.4 5 BLOK E014, F008, F009

16/05/2015 Libur - - - MESS

18/05/2015 Panen 2 89.8 7 BLOK F008 & G008

19/05/2015 Pemupukan 1 20.2 7 BLOK G008

20/05/2015 Panen 4 173.47 7 BLOK G009, G010, G011, H010, F010

21/05/2015 Panen 2 114.3 7 BLOK E013, F014, G013

22/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 1 75.23 5 BLOK E014 & E015

23/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 3 141.9 7 BLOK E014, G008, F014, F013

25/05/2015 Pemupukan 1 54.1 7 BLOK G009 & F009

26/05/2015 Pemupukan 1 56.4 7 BLOK F010 & F009

27/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 4 180.1 7 BLOK G009, G010, G011, H010, F011

28/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 2 188.3 7 BLOK H010, G013, E013

29/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 1 55 5 BLOK F011 & F013

30/05/2015 Cek hancak PMMP & Panen 4 182.5 7 BLOK F013, E014, F014, E013, E015

01/06/2015 Pemupukan & gawanganchemist 3 82.2 7 BLOK G010 & G011

02/06/2015 Libur - - - MESS

03/06/2015 Pengangkutan TBS 1 37 7 BLOK F009 & G010

04/06/2015 Pengangkutan TBS 1 62.2 7 BLOK F010 & G011

05/06/2015 Panen 4 197.5 7 BLOK G011, G012, H010. F010, G013

06/06/2015 Pemupukan 2 48.2 5 BLOK D013

(47)
(48)

34

(49)
(50)

36

Lampiran 7 Data curah hujan 10 tahun terakhir PT LTS ADE

Bulan

CURAH HUJAN

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Januari 11 61 10 104 12 222 11 102 11 98 15 198 10 104 7 74 13 193 8 56 10.8 102.8 Pebruari 5 85 11 241 9 60 7 36 8 45 13 189 8 135 14 298 12 167 2 28 9.1 108.3 Maret 8 33 3 44 6 105 21 316 20 281 14 130 16 183 8 85 8 72 4 81 10.8 114.2 April 8 100 10 240 14 269 12 198 12 178 16 235 13 170 12 187 11 174 8 209 10.2 165.3 Mei 13 150 13 208 15 151 11 117 4 56 8 78 8 105 7 92 7 176 11 217 9.8 113.2 Juni 6 39 14 86 9 137 10 125 10 198 13 257 5 47 7 106 2 17 4 61 8.8 91.1

Juli 8 107 5 134 16 128 7 125 6 90 9 143 7 86 9 71 6 87 6 84 8.9 88.9

Agustus 7 91 6 45 15 127 7 98 11 184 8 115 10 204 8 143 4 121 13 256 8.3 117.2 September 10 178 9 99 15 247 16 261 10 287 13 195 12 140 14 261 8 87 12 295 10.9 172.5

Oktober 15 205 9 47 15 152 13 214 10 177 10 175 14 295 19 309 22 316 11 248 13.0 179.8 November 12 167 13 190 11 141 11 87 13 191 19 280 13 216 19 223 16 312 16 314 13.4 178.9 Desember 16 112 14 175 8 101 20 228 19 231 8 120 11 207 16 188 12 350 13 332 13.6 173.5 Total 119 1328 117 1613 145 1840 146 1907 134 2014 146 2115 127 1892 140 2037 121 2072 108 2181 110.9 1605.6 Rata-Rata 10 111 10 134 12 153 12 159 11 168 12 176 11 158 12 170 10 173 9 182 28.6 133.8

BB 6 7 11 9 8 11 10 8 8 7 7.2

BK 2 3 0 1 2 0 1 0 1 2 1.2

Sumber : Kantor ADE

Keterangan : BB = Bulan Basah ( >100 mm ). BK = Bulan Kering ( <60 mm )

A : Q = < 14.3%

B : Q= 14.3-33.3%

(51)

60-Tipe Iklim (Q) = (rata-rata bulan kering / rata-rata bulan basah) X 100% = (1.2/7.2) X 100% = 16.1%

(52)

38

(53)

Tahun Tanam Jenis bibit Luas (ha) Pencapaian Produksi 5 tahun Terakhir (ton)

2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 1992 DXP Mariahat 561.94 13 475.30 13 513.70 13 670.00 13 132.80 10 338.10

1993 DXP Mariahat 50.31 1 182.10 1.211.60 1 314.00 1 359.40 1 103.00

1994 DXP Mariahat 82.19 1 417,20 1 402.80 1 302.40 1 410.10 815.60

1995 DXP Mariahat 95.92 1 488.60 1 645.70 1 774.50 2 071.10 1 893.90

1997 DXP Socfin danDXP Mariahat 147.21 3.303.20 2.807.70 2 697.40 2 783.60 2 380.00

1999 DXP Mariahat 40.49 347.00 334.00 367.70 667.10 722.20

2000 DXP Guthrie 124.37 1.288.40 2 189.50 2 331.20 2 611.20 2 347.70

2003 DXP Guthrie 215.21 1.656.40 3 096.90 3 608.70 4 161.00 3 946.10

2004 DXP Guthrie 152.03 1.044.40 2.297.50 2 500.00 3 032.60 2 780.90

2005 DXP Guthrie 99.48 285.00 1 237.70 1 578.90 1 833.70 1 690.00

2006 DXP Socfin 189.66 2.275.20 1 739.00 2 363.80 3 186.20 3 085.50

2007 HRU 335.67 4 970.00 6 404.40 7 441.30 7 086.70

2009 DXP Guthrie dan DXP HRU 509.11 4 835.60 8 495.60 8 670.20

2010 DXP GHPdan DXP HRU 224.61 2 521.20 3 100.70

Total 2 828.20 27 762.80 36 446.10 44 748.60 54 706.90 49 960.60

(54)

40

(55)
(56)

42

(57)
(58)

Gambar

Gambar 1 Teknik pengambilan tanaman sampel AKP
Gambar 2 Teknik pengambilan pohon sampel mutu hancak
Gambar 3 Pengendalian gulma secara kimia: (a) Gawangan; (b) Piringan
Gambar 5 Penyemprot menggunakan APD lengkap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN Bersama 2019 Desa Purba Horison, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah merah 2%, 4% dan 6% b/v memiliki efek penurunan kadar SGPT hewan uji (hepatoterapi) dan

Outputnya adalah transfer knowledge, dengan pendekatan Delphi, Pada proses produksi, terjadi perubahan mindset mitra terhadap kualitas keripik dilihat dari rasa

Universitas Sriwijaya kecepatan jatuh partikel dan menghitung nilai kecepatan jatuh menggunakan persamaan Stokes dengan memperhatikan parameter-parameter seperti temperatur

Penelitian TWABK memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam yang layak untuk dikembangkan sehingga peneliti mampu mengacu penelitian tersebut guna menyusun

siswa , Apersepsi : “ Siapa yang pernah mengikuti upacara bendera 17.. Agustus? Pernahkan tidak kalian mendengarkan teks proklamasi yang dibacakan oleh pembina

[r]

Bentuk hukum badan hukum BUMD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD dapat berupa Perusahaan Daerah atau PD dan Perseroan Terbatas