• Tidak ada hasil yang ditemukan

The construction of a rule to combine sentence graphs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The construction of a rule to combine sentence graphs"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN GRAF

KALIMAT

AYU AMANAH

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Konstruksi Aturan Penggabungan Graf Kalimat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

AYU AMANAH. Konstruksi aturan penggabungan graf kalimat. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FAHREN BUKHARI.

Sekarang ini, orang lebih memilih untuk membaca artikel atau teks dalam media elektronik dan membutuhkan waktu yang singkat untuk memahami isi atau inti teks tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kegiatan lain yang lebih utama dibandingkan membaca. Namun, membaca tetap merupakan hal penting yang harus dilakukan. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan membuat ringkasan dari teks. Ringkasan teks dilakukan dengan menggunakan metode Knowledge Graph dan dilakukan melalui dua tahap, yaitu representasi dan simplifikasi atau penyederhanaan hasil representasi. Representasi dari suatu teks dilakukan secara bertahap karena teks memiliki beberapa unsur, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Representasi dari unsur teks yang sudah dilakukan adalah kata, frasa, dan klausa. Representasi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan representasi dari kalimat. Representasi dari kalimat dibutuhkan suatu aturan sehingga setiap orang menghasilkan representasi yang sama. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang representasi terhadap makna kalimat.

Penelitian ini bertujuan membuat aturan pembentukan graf kalimat dan membuat aturan penggabungan dua graf kalimat. Manfaat penelitian ini adalah memberikan aturan pembentukan graf kalimat sehingga menghilangkan ambiguitas dari kalimat.

Metode Knowledge Graph merupakan cara untuk menggambarkan atau representasi bahasa manusia yang lebih berpusat pada aspek semantik dari pada aspek sintatik. Knowledge Graph memiliki dua komponen, yaitu concept dan relationships. Concept terdiri atas tiga unsur, yaitu token, type, dan name. Token adalah concept yang dipahami seseorang menurut cara pandang masing-masing sehingga bersifat subjektif. Type adalah concept yang sudah disepakati bersama dan merupakan informasi umum sehingga bersifat objektif. Name adalah concept yang bersifat individual dan unik. Relationships terdiri atas beberapa jenis relasi, yaitu ALI, CAU, SUB, DIS, ORD, PAR, EQU, dan SKO. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dan type. Relasi CAU menyatakan hubungan sebab-akibat antara dua concept. Relasi SUB menyatakan suatu concept merupakan bagian dari concept lain. Relasi DIS menunjukkan dua concept yang tidak sama. Relasi ORD menyatakan urutan waktu atau tempat dari dua concept. Relasi PAR menyatakan suatu concept merupakan atribut sifat dari concept lain. Relasi EQU menyatakan hubungan sederajat atau sama di antara dua concept. Relasi SKO menyatakan hubungan ketergantungan antara dua concept.

Penelitian ini menggunakan kalimat yang memiliki jenis kalimat berdasarkan struktur dasar kalimat, yaitu kalimat berstruktur subjek-predikat, kalimat berstruktur objek, kalimat berstruktur subjek-predikat-keterangan, kalimat berstruktur subjek-predikat-pelengkap, kalimat berstruktur keterangan, dan kalimat berstruktur subjek-predikat-objek-pelengkap.

(5)

metode Knowledge Graph, penelitian penerapan metode Knowledge Graph, dan tata baku bahasa Indonesia. (2) membuat atau konstruksi aturan pembentukan graf kalimat, dengan langkah sebagai berikut, (2a) pembentukan graf kalimat, (2b) pengujian aturan pembentukan graf kalimat, (2c) perbaikan aturan pembentukan graf kalimat. (3) membuat atau konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat, dengan langkah sebagai berikut, (3a) penggabungan dua graf kalimat, (3b) pengujian aturan penggabungan dua graf kalimat, (3c) perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat. (4) penggabungan tiga graf kalimat.

Pembentukan graf kalimat terdiri atas tiga langkah, yaitu (1) pemisahan kalimat berdasarkan struktur kalimat, (2) pembentukan graf dari masing-masing struktur kalimat, (3) penggabungan graf dari graf struktur kalimat. Pengabungan dua graf kalimat terdiri atas empat langkah, yaitu (1) pembentukan graf kalimat. (2) pemeriksaan setiap struktur kalimat, dengan hasil pemeriksaan, yaitu (2a) antara dua kalimat ada komponen yang sama, (2b) antara dua kalimat ada komponen yang sama tetapi dalam maknanya, (2c) antara dua kalimat tidak ada komponen yang sama. (3) komponen yang tidak sama menggunakan relasi yang sama pada masing-masing graf kalimat ketika dilakukan penggabungan. (4) penggabungan dua graf kalimat dengan menggunakan komponen yang sama. Penggabungkan tiga graf kalimat memiliki langkah-langkah yang hampir sama dengan langkah-langkah penggabungan dua graf kalimat.

(6)

SUMMARY

AYU AMANAH. The construction of a rule to combine sentence graphs. Supervised by SRI NURDIATI and FAHREN BUKHARI.

Nowadays, people prefer to read an electronic article or text and it requires a short time to understand the content or substance of the text. This is due to time constraints and other activities are more important than reading. However, reading remains an important thing to do. This can be solved by making a summary of the text. Summary text is done by using the Knowledge Graph and carried through two stages, namely representation and simplification or simplification results representation. Representation of a text is carried out in stages because the text has several elements, ie words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs. Representation of text elements that have been researched are words, phrases, and clauses. The representation can be used to generate a representation of the sentence. Representation of sentences requires a rule so that everyone produces the same representation. Therefore, the authors conducts a study on a language that is more centered on the semantic aspects of the syntactic aspect. The Knowledge Graph consists of two components, namely concept and relationship. Concept consists of three elements, namely token, type, and name. Token is a concept that is understood by a person according to their perspectives; this affects token to be subjective. Type is a concept that has been agreed and it is considered as general information so that affect type to be objective. Name is an individualized concept and unique. Relationship consists of several types of relations, namely ALI, CAU, SUB, DIS, ORD, PAR, EQU, and SKO. ALI relation is used to connecting the token with the type. CAU relation is used to connecting the two concepts that have a causal relationship. SUB relation expresses a concept as a part of another concept. DIS relation is used to presenting two concepts are not the same. ORD relation is stated that two things have a certain order to each other. PAR relation is stated that a thing is an attributes (properties) of the other things. EQU relation is used to connecting the two equal or similar concept. SKO relation expresses dependency relationship between two concepts.

This study uses a sentence that has a type based on the basic structure of the sentence, which is the structure of subject-predicate sentence, the structure of subject-predicate-object sentence, the structure of subject-predicate-adverb sentence, the structure of subject-predicate-complement sentence, the structure of object-adverb sentence, and the structure of subject-predicate-object-complement sentence.

(7)

language. (2) creating rules to construct a sentence graph, with the following steps, (2a) construct a sentence graph, (2b) test rules to construct a sentence graph, (2c) improve rules to construct sentence graph. (3) making or construct a rule to combine two sentence graphs, with the following steps, (3a) combine two sentence graphs, (3b) test rules to combine two sentence graphs, (3c) improve rules to construct two sentence graphs.

Construction of a sentence graph consists of three steps, namely (1) the separation of sentences based on sentence structure, (2) the establishment of a graph of each sentence structure, (3) the combination of sentence structure graph. Combine two sentence graphs consists of four steps, namely (1) construct the sentence graphs. (2) examine the structure of each sentence, with the result of the examination, ie (2a) between the two sentences has same component, (2b) between the two sentences there are the same components in its meaning, (2c) between the two sentences has not same component. (3) combine two sentence graphs using the same relation to each sentence graph. (4) combine two sentence graphs using the same components.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Matematika Terapan

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN GRAF

KALIMAT

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(10)
(11)

Judul Tesis : Konstruksi Aturan Penggabungan Graf Kalimat Nama : Ayu Amanah

NIM : G551110041

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Sri Nurdiati, MSc Ketua

Dr Ir Fahren Bukhari, MSc Anggota

Diketahui oleh

Tanggal Ujian: 7 Maret 2014

Tanggal Lulus: Ketua Program Studi

Matematika Terapan

Dr Jaharuddin, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “Konstruksi Aturan Penggabungan Graf Kalimat” dapat diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Sri Nurdiati dan Bapak Dr Ir Fahren Bukhari selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Bib Paruhum Silalahi selaku penguji luar komisi yang telah memberi masukan maupun saran demi kesempurnaan tesis ini. Ungkapan banyak terima kasih penulis sampaikan kepada abah, umi, serta seluruh keluarga, atas segala doa, kasih sayang dan dengan tulus telah memberikan dukungan moril maupun materil. Terima kasih juga untuk Program Mayor Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulisan dalam penyusunan tesis ini, serta rekan mahasiswa MAT 2011 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas kerjasama, bantuan dan masukan. Demikian tesis ini disusun, semoga dapat bermanfaat dalam pengembangan Knowledge Graph di Indonesia.

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Formulasi Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

2 TINJAUAN PUSTAKA 2

Kalimat 2

Knowledge Graph 5

3 METODE 8

Studi Pustaka 8

Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat 8

Konstruksi Penggabungan Dua Graf Kalimat 11

Penggabungan Tiga Graf Kalimat 12

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat 13

Konstruksi Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat 18

Penggabungan Tiga Graf Kalimat 32

5 SIMPULAN DAN SARAN 34

Simpulan 34

Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 34

LAMPIRAN 36

(14)

DAFTAR TABEL

1 Verifikasi aturan pembentukan graf kalimat 14 2 Pengujian aturan penggabungan dua graf kalimat 26

DAFTAR GAMBAR

1 Contoh Relasi ALI 6

2 Relasi CAU 6

3 Relasi EQU 6

4 Relasi SUB 6

5 Relasi DIS 7

6 Relasi ORD 7

7 Relasi PAR 7

8 Relasi SKO 7

9 Frame bahasa logika and 7

10 Frame bahasa logika or 8

11 Frame bahasa logika if … then 8

12 Konstruksi pembentukan graf kalimat 10

13 Konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat 12

14 Frasa Tanah negeri ini 13

15 Graf kalimat (1.1) 13

16 Graf Kalimat (1.2) 18

17 Graf frasa negeri pertanian 19

18 Graf frasa sumber kehidupan 19

19 Graf Kalimat (1.3) 19

20 Graf Kalimat (1.3) ke-2 19

21 Penggabungan Graf Kalimat (1.2) dan Graf Kalimat (1.3) 20

22 Graf kalimat (1.4) 21

23 Graf kalimat (1.5) 21

24 Penggabungan graf kalimat (1.4) dan graf kalimat (1.5) 21

25 Graf kalimat (1.6) 24

26 Graf kalimat (1.7) 24

27 Graf frasa sebagai guru 24

28 Penggabungan graf kalimat (1.6) dan graf kalimat (1.7) 25

29 Graf kalimat (1.8) 33

30 Graf kalimat (1.9) 33

31 Graf kalimat (1.10) 33

32 Penggabungan tiga graf kalimat 34

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pembentukan graf kalimat 36

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Representasi teks bermanfaat untuk menghilangkan ambiguitas dan kemudahan dalam memperoleh informasi dari tulisan tersebut. Representasi dapat dilakukan dengan menggunakan Knowledge Graph dan menghasilkan graf dari teks. Graf dari teks tersebut merupakan makna teks sehingga dapat diperoleh informasi dari teks yang membuat cara pandang setiap orang terhadap teks sama.

Teks berbahasa Indonesia memiliki beberapa unsur, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Tahapan penelitian representasi makna teks dimulai dengan menerapkan metode Knowledge Graph pada unsur yang paling dasar dari teks yaitu kata. Hasilnya adalah graf kata yang merupakan makna dari kata. Tahapan dilanjutkan sampai menghasilkan graf teks.

Pada tahun 1982, Hoede dan Stokman mepelopori penelitian tentang Knowledge Graph, yaitu melakukan pencarian pengetahuan dari teks bidang medis dan sosiologi (Ardian 2011). Selanjutnya pada tahun 2002, Zhang meneliti tentang metode Knowledge Graph. Menurut Zhang, Knowledge Graph merupakan hal baru yang berguna untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih berpusat pada aspek semantik dari pada aspek sintaksis. Zhang sudah melakukan penelitian tentang penerapan Knowledge Graph pada teks berbahasa Inggris dan Cina. Knowledge Graph juga dapat diterapkan pada bahasa lain. Aturan yang digunakan antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berbeda sehingga hasil penerapan Knowledge Graph pada kedua bahasa tersebut juga berbeda.

Penelitian Knowledge Graph untuk teks berbahasa Indonesia sudah dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Rusiyamti (2008) menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf. Saleh (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata benda. Muslik (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata kerja. Rahmat (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata sifat. Angraeni (2009) merancang aturan dan menyusun word graph preposisi. Samba (2010) menganalisis pembentukan word graph kata keterangan dengan menggunakan metode Knowledge Graph. Mahmuda (2010) merancang aturan dan menyusun graf frasa berbahasa Indonesia. Ardian (2011) melakukan konstruksi pola graf klausa berbahasa Indonesia menggunakan metode Knowledge Graph. Oleh karena itu, penulis akan melakukan konstruksi aturan pembentukan graf kalimat dan konstruksi aturan penggabungan graf kalimat. Hasil konstruksi aturan pembentukan graf kalimat selanjutnya digunakan untuk konstruksi penggabungan dua graf kalimat.

Formulasi Masalah

(16)

2

1. Bagaimana langkah-langkah dalam membentuk graf kalimat atau disebut dengan aturan pembentukan graf kalimat?

2. Bagaimana langkah-langkah dalam menggabungkan dua graf kalimat atau disebut dengan aturan penggabungan dua graf kalimat?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Konstruksi aturan pembentukan graf kalimat. 2. Konstruksi aturan penggabungan graf kalimat.

2

TINJAUAN PUSTAKA

Kalimat

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya (Lukman 2012).

Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Pada umumnya kalimat berupa kelompok kata. Contoh kalimat: Ia tinggal sendirian di rumahnya (Sunarti 2002).

Struktur Kalimat

Struktur kalimat diisi oleh unsur-unsur yang bersifat relatif tetap. Unsur-unsur tersebut ada yang disebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan (Sunarti 2002).

1. Subjek (S)

Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu kalimat. Fungsi ini umumnya diisi oleh kata atau frase benda, baik itu yang konkret ataupun yang abstrak.

2. Predikat (P)

Predikat adalah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Predikat memiliki fungsi yang sangat penting. Ketidakhadiran predikat, dapat menyebabkan tidak jelasnya makna suatu kalimat.

3. Objek (O)

Objek adalah fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang predikat dan berupa kata benda yang dapat diganti dengan imbuhan-nya. Kehadiran objek, dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.

4. Pelengkap (Pel)

(17)

3 5. Keterangan (Ket)

Keterangan adalah unsur kalimat yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam kalimat. Unsur kalimat ini terdiri atas enam jenis, yaitu keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan cara, keterangan penyerta, dan keterangan alat.

Menurut Moeliono (1998), kalimat-kalimat berdasarkan struktur dasar kalimat adalah seperti berikut.

Kalimat memiliki beberapa jenis. Di bawah ini akan dijelaskan jenis-jenis kalimat berdasarkan pengucapan, jumlah frasa, isi atau fungsi, unsur kalimat, susunan S-P, dan subjek (Lukman 2012).

1. Berdasarkan pengucapan

Berdasarkan pengucapannya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: a. Kalimat langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.

b. Kalimat tak langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah diubah menjadi kalimat berita.

2. Berdasarkan jumlah frasa (Struktur gramatikal)

Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Berdasarkan jumlah frasa kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.

b. Kalimat majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat terdiri atas 3 jenis yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

3. Berdasarkan isi atau fungsinya

Berdasarkan fungsinya kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: a. Kalimat perintah

(18)

4

dengan tanda seru (!) dalam penulisannya, sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

b. Kalimat berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

c. Kalimat tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

d. Kalimat seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang kuat atau mendadak. Kalimat seruan ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

4. Berdasarkan unsur kalimat

Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: a. Kalimat lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu buah subjek dan satu buah predikat.

Contoh :

Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas S P K

Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam S P O

b. Kalimat tidak lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subjek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. 5. Berdasarkan susunan S-P

Berdasarkan susunan subjek dan predikat kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat versi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:

(19)

5 b. Kalimat inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan struktur kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:

Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu S P O K

Aku dan dia bertemu di cafe ini S P K 6. Berdasarkan subjeknya

Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: a. Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan atau tindakan. Kalimat ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dan lain-lain. (kecuali makan dan minum).

b. Kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat ini memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- serta diikuti oleh kata depan oleh.

Knowledge Graph

Knowledge Graph merupakan hal baru yang berguna untuk menggambarkan bahasa manusia yang lebih berpusat pada aspek semantik dari pada aspek sintaksis. Dibandingkan dengan metode lain Knowledge Graph memiliki manfaat yang lebih kuat dalam mengekspresikan dan mengambarkan aspek semantik secara mendalam dengan menggunakan relasi yang sedikit serta dapat meniru pengamatan manusia. Knowledge Graph memberikan jalan untuk penelitian terhadap komputer agar dapat memahami bahasa manusia (Zhang 2002). Knowledge Graph terdiri atas dua komposisi yaitu konsep (concept) dan relasi

Token adalah konsep yang dipahami seseorang menurut cara pandang masing-masing, hal tersebut mengakibatkan token bersifat subjektif. Token dinyatakan dengan simbol ” ” (Zhang 2002).

2. Type

Type adalah konsep yang sudah disepakati bersama dan merupakan informasi umum sehingga menurut setiap orang sama atau bersifat objektif (Zhang 2002).

3. Name

(20)

6

Relasi (Relationship)

Dalam teori graf relationship merupakan edge yang menghubungkan konsep dengan konsep yang lain. Gambaran dari hubungan konsep dengan menggunakan jenis relasi tertentu disebut dengan ontologi. Ada beberapa jenis penghubung atau relasi antara konsep, yaitu (Zhang 2002):

1. Relasi ALI (ALIKENESS)

Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type yang bertujuan untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu. Contoh : “padi” adalah type.

ALI

padi

Gambar 1 Contoh Relasi ALI 2. Relasi CAU (CASUALITY)

Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang memiliki hubungan sebab-akibat.

CAU

Gambar 2 Relasi CAU 3. Relasi EQU (EQUALITY)

Relasi yang digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang sederajat atau sama dan untuk memberi nama pada suatu konsep.

EQU EQU

Gambar 3 Relasi EQU 4. Relasi SUB (SUBSET)

Jika terdapat dua token yang berturut-turut menyatakan dua buah himpunan, dan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain, maka terdapat relasi SUB di antara dua token tersebut.

Jika a SUB b, maka terdapat dua penafsiran yang berbeda.

a. Konsep a adalah bagian dari konsep b. Contohnya, bulu SUB kelinci. Ini menyatakan bahwa bulu kelinci dapat dianggap sebagai bagian dari kelinci karena molekul dari bulu membentuk suatu himpunan bagian dari molekul dari kelinci.

b. Konsep a lebih umum dari pada konsep b. Oleh karena itu, konsep b berisi sedikitnya semua karakteristik dari konsep a. Contohnya, mamalia SUB kelinci. Hal tersebut menyatakan bahwa kelinci adalah jenis mamalia. SUB

(21)

7 5. Relasi DIS (DISPARATENESS)

Relasi DIS digunakan untuk menunjukkan bahwa dua konsep tidak sama. DIS

Gambar 5 Relasi DIS 6. Relasi ORD (ORDERING)

Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu sama lain. Relasi ini selain digunakan untuk menunjukkan urutan waktu dan tempat, juga dapat digunakan untuk menyatakan relasi “<” pada matematika. Ketika menggunakan relasi ORD, tanda panah ORD biasanya mengarah dari token yang memiliki nilai konsep rendah menuju token dengan nilai konsep tinggi.

ORD

Gambar 6 Relasi ORD 7. Relasi PAR (ATTRIBUTE)

Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu hal merupakan atribut (sifat) dari hal lainnya.

PAR

Gambar 7 Relasi PAR 8. Relasi SKO (SKOLEM)

Sebuah token pada Knowledge Graph menerima relasi SKO dari token lainnya jika token tersebut informasinya bergantung pada token lainnya. Misalnya y bergantung pada x maka digambarkan sebagai berikut.

SKO

x y

Gambar 8 Relasi SKO Logic Word

Menurut Zhang (2002), representasi bahasa logika (and, or, if … then) ke dalam bentuk frame adalah seperti berikut.

(22)

8

Gambar 10 Frame bahasa logika or

Gambar 11 Frame bahasa logika if … then

3

METODE

Metode penelitian merupakan pembahasan tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada penelitian. Tahapan pada penelitian ini terdiri atas studi pustaka, konstruksi aturan pembentukan graf kalimat, pengujian aturan pembentukan graf kalimat, konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat, dan aturan penggabungan dua graf kalimat, dan penggabungan tiga graf kalimat.

Studi Pustaka

Pada tahapan studi pustaka yang akan dilakukan adalah mencari informasi atau bahan pustaka yang sesuai dengan bahasan penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian. Pada tahapan ini juga akan ditentukan batasan mengenai jenis kalimat yang akan digunakan pada penelitian. Bahan pustaka yang digunakan adalah:

1. Bahan pustaka tentang jenis-jenis kalimat.

2. Bahan pustaka teori graf yang merupakan dasar dari metode Knowledge Graph.

3. Bahan pustaka tentang metode Knowledge Graph.

4. Bahan pustaka tentang penelitian penerapan metode Knowledge Graph.

Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat

Konstruksi aturan pembentukan graf kalimat terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pembentukan graf kalimat dan tahap perbaikan aturan pembentukan graf kalimat.

NEG

NEG NEG

NEG

(23)

9

Pembentukan Graf Kalimat

Pembentukan graf kalimat dilakukan menggunakan kumpulan kalimat yang disebut dengan data latih dan data latih merupakan data yang digunakan untuk menghasilkan aturan. Kumpulan kalimat tersebut memiliki struktur dasar kalimat seperti di bawah ini (Moeliono 1998):

Data latih yang digunakan pada tahapan ini adalah kalimat-kalimat seperti berikut :

Pembentukan graf kalimat yang dilakukan secara berulang-ulang akan menghasilkan langkah-langkah dalam membentuk graf kalimat. Langkah-langkah tersebut merupakan aturan pembentukan graf kalimat.

Perbaikan Aturan Pembentukan Graf Kalimat

Hasil dari tahap pembentukan graf kalimat adalah aturan pembentukan graf kalimat. Aturan tersebut akan diverifikasi menggunakan kumpulan kalimat yang sesuai enam jenis kalimat berdasarkan struktur kalimat dan kumpulan kalimat tersebut disebut dengan data uji. Data uji merupakan data yang digunakan untuk menguji aturan yang telah dihasilkan. Satu per satu kalimat diverifikasi dan verifikasi berhenti ketika ada aturan yang tidak berlaku atau tidak sesuai dengan pembentukan suatu kalimat tertentu. Jika aturan tersebut tidak berlaku, aturan diperbaiki. Setelah diperbaiki, aturan akan diverifikasi kembali dengan kalimat lain. Proses verifikasi dan perbaikan aturan dilakukan sampai aturan berlaku untuk semua kalimat pada data uji. Proses konstruksi pembentukan graf kalimat dapat dilihat pada Gambar 12.

(24)

10

Ya

Tidak

Gambar 12 Konstruksi pembentukan graf kalimat Aturan

pembentukan graf kalimat

Pembentukan graf kalimat Data latih

Verifikasi Data uji Mulai

Apakah sudah berlaku?

Stop

Perbaikan aturan

Aturan pembentukan graf

(25)

11

Konstruksi Penggabungan Dua Graf Kalimat

Konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat terdiri atas dua tahap, yaitu tahap penggabungan dua graf kalimat dan tahap perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat.

Penggabungan Dua Graf Kalimat

Penggabungan dua graf kalimat dilakukan pada dua kalimat yang memiliki struktur kalimat sesuai dengan enam jenis struktur kalimat di atas. Penggabungan dapat dilakukan pada dua kalimat yang memiliki jenis sama atau berbeda. Salah satu penggabungan dua kalimat yang memiliki jenis sama adalah penggabungan dua kalimat berstruktur S-P. Penggabungan dua kalimat yang memiliki jenis berbeda adalah kombinasi pasangan enam jenis kalimat berdasarkan strukturnya. Salah satu kombinasi pasangan enam jenis kalimat adalah penggabungan kalimat berstruktur S-P dan kalimat berstruktur S-P-O. Hasil kombinasi enam jenis kalimat berdasarkan strukturnya adalah dua puluh satu pasangan kalimat. Kumpulan pasangan kalimat yang digunakan untuk menggabungkan dua graf kalimat disebut dengan data latih. Pembuatan graf untuk setiap kalimat dilakukan terlebih dahulu sesuai dengan aturan pembentukan graf kalimat sebelum proses penggabungan. Penggabungan dilakukan dengan melihat komponen-komponen yang ada di antara dua graf kalimat. Jika terdapat komponen yang sama di antara dua graf kalimat, maka penggabungan dapat dilakukan dengan menggunakan komponen yang sama. Oleh karena itu, mengetahui konsep-konsep yang ada di kalimat 1 dan kalimat 2 harus dilakukan. Penggabungan yang dilakukan berulang-ulang akan memperlihatkan langkah-langkah yang sama dan langkah-langkah tersebut adalah aturan penggabungan dua graf kalimat. Proses tahap ini dapat dilihat pada Gambar 13.

Perbaikan Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat

(26)

12

Ya

Tidak

Gambar 13 Konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat

Penggabungan Tiga Graf Kalimat

Tahapan sebelumnya telah menghasilkan aturan untuk menggabungkan graf kalimat dan aturan tersebut hanya untuk dua graf kalimat saja namun dalam kehidupan nyata paragraf yang sering muncul adalah paragraf yang terdiri lebih dari dua kalimat dan lebih kompleks. Oleh karena itu, diperlukan aturan untuk menggabungkan tiga atau lebih graf kalimat sehingga tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah membentuk aturan penggabungan tiga graf kalimat. Pembentukan aturan dilakukan dengan melihat langkah-langkah aturan penggabungan dua graf kalimat karena aturan tersebut tidak akan berbeda jauh dengan aturan penggabungan dua graf kalimat. Aturan penggabungan tiga graf kalimat yang telah dihasilkan akan diuji dengan mengaplikasikan aturan pada beberapa paragraf dan paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat yang sesuai dengan enam jenis kalimat berdasarkan struktur kalimat.

Aturan penggabungan dua graf kalimat

Penggabungan dua graf kalimat Data latih

Apakah sudah berlaku?

Stop Verifikasi

Perbaikan aturan

Aturan penggabungan dua

(27)

13

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konstruksi Aturan Pembentukan Graf Kalimat

Konstruksi pembentukan graf kalimat terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pembentukan graf kalimat dan tahap perbaikan aturan pembentukan graf kalimat. Hasil dua tahap tersebut adalah seperti berikut.

Pembentukan Graf Kalimat

Hasil tahap pembentukan graf kalimat enam pembentukan graf kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan jarang ditemui pada teks-teks bahasa Indonesia karena pada umumnya kalimat yang sering digunakan adalah kalimat yang lebih kompleks dari enam jenis kalimat berdasarkan struktur kalimat. Oleh sebab itu, penulis membuat kalimat yang sebagian kalimatnya memiliki tema pertanian dan didapat dengan membaca artikel-artikel tentang pertanian Indonesia. Hasil pembentukan graf kalimat adalah seperti berikut.

Kalimat yang akan dibentuk grafnya adalah kalimat yang memiliki struktur S-P. Kalimatnya adalah seperti berikut.

(1.1) Tanah negeri ini luas

Kalimat (1.1) terdiri atas frasa Tanah negeri ini sebagai subjek dan kata luas sebagai predikat. Frasa Tanah negeri ini merupakan type yang dihubungkan pada token dengan menggunakan relasi ALI dan menurut Mahmuda (2010) frasa tersebut memiliki graf seperti pada Gambar 14. Kata luas merupakan type yang dihubungkan pada token dengan menggunakan relasi ALI. Kata luas merupakan sifat dari Tanah negeri ini sehingga token yang menunjukkan subjek akan dihubungkan oleh relasi PAR dengan token yang menunjukkan predikat dengan arah arc dari predikat menuju subjek. Graf dari kalimat (1.1) adalah seperti berikut.

PAR

ALI ALI Tanah negeri ini

Gambar 14 Frasa Tanah negeri ini PAR

ALI ALI Tanah negeri ini luas

Gambar 15 Graf kalimat (1.1)

(28)

14

Struktur kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, dan klausa. Aturan pembentukan graf kalimat adalah seperti berikut.

1. pemisahan kalimat berdasarkan struktur kalimat.

2. pembentukan graf untuk setiap struktur kalimat sehingga diperoleh graf kata, graf frasa, dan graf klausa. Pembuatan graf ini dapat terjadi pada kasus satu token untuk beberapa kata dengan relasi yang berbeda.

3. penggabungan masing-masing graf dari struktur kalimat dengan menggunakan relationship yang ada di Knowledge Graph.

Pengujian Aturan Pembentukan Graf Kalimat

(29)

15 Graf frasa :

CAU CAU

ALI

guna

ALI

digunakan

CAU CAU

ALI

kendali

ALI mengendalikan Graf klausa :

CAU

ALI ALI

mengendalikan hama

ALI untuk 4 Herbisida berfungsi

sebagai pembasmi gulma

CAU PAR

ALI ALI ALI

S P Pel S : Herbisida

P : berfungsi

Pel : sebagai pembasmi gulma Graf frasa :

PAR

ALI

fungsi

ALI berfungsi

(30)

16

Graf klausa :

PAR CAU

ALI ALI

pembasmi hama

ALI Sebagai 5 Manusia menggunakan

pestisida untuk melindungi tanaman

Ket

ALI

PAR CAU CAU

ALI ALI ALI

S P O S : Manusia

P : menggunakan O : pestisida

Ket : untuk melindungi tanaman Graf frasa :

CAU CAU

ALI

guna

ALI menggunakan

CAU CAU

ALI

lindung

ALI melindungi

CAU

ALI

tanam

ALI tanaman

(31)

17 Graf klausa :

CAU

ALI ALI

melindungi tanaman

ALI untuk 6 Manusia menggunakan

tanaman beracun sebagai pestisida

Pel

ALI

PAR CAU CAU

ALI ALI ALI

S P O S : Manusia

P : menggunakan O : tanaman beracun Pel : sebagai pestisida Graf frasa :

CAU CAU

ALI

guna

ALI menggunakan

CAU

ALI

tanam

ALI tanaman

PAR

ALI ALI

tanaman beracun

(32)

18

Graf frasa :

PAR

ALI

pestisida

ALI sebagai

Konstruksi Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat

Konstruksi penggabungan dua graf kalimat terdiri atas dua tahap, yaitu tahap penggabungan dua graf kalimat dan tahap perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat. Hasil dua tahap tersebut adalah seperti berikut.

Penggabungan Dua Graf Kalimat

Hasil tahap penggabungan dua graf kalimat adalah dua puluh satu penggabungan. Dua puluh satu penggabungan diperoleh dari kombinasi pasangan enam jenis kalimat berdasarkan struktur kalimat. Salah satu hasil penggabungan dua graf kalimat akan diperlihatkan pada bahasan ini, sedangkan dua puluh hasil penggabungan dapat dilihat di Lampiran 2. Kalimat-kalimat yang digunakan jarang ditemui pada teks-teks bahasa Indonesia karena pada umumnya kalimat yang sering digunakan adalah kalimat yang lebih kompleks dari enam jenis kalimat berdasarkan struktur kalimat. Oleh sebab itu, penulis membuat kalimat dengan tema pertanian dan didapat dengan membaca artikel-artikel tentang pertanian Indonesia. Salah satu hasil penggabungan dua graf kalimat adalah seperti berikut.

Kalimat yang akan digabung adalah dua kalimat yang memiliki struktur S-P-O. Kalimat-kalimatnya adalah seperti berikut.

(1.2) Indonesia adalah negeri pertanian

(1.3) Tanah negeri ini merupakan sumber kehidupan a. Pembentukan graf kalimat

Pembentukan graf kalimat dilakukan berdasarkan aturan pembentukan graf kalimat. Hasil pembentukan graf kalimat adalah seperti berikut.

EQU

EQU ALI

(33)

19 Menurut Mahmuda (2010) graf dari frasa negeri pertanian adalah seperti berikut :

PAR SKO

ALI ALI negeri tani

ALI pertanian

Gambar 17 Graf frasa negeri pertanian PAR SKO

ALI ALI sumber hidup

ALI kehidupan

Gambar 18 Graf frasa sumber kehidupan PAR

ALI ALI

Tanah negeri ini sumber kehidupan Gambar 19 Graf Kalimat (1.3) b. Penggabungan dua graf kalimat

Dua kalimat di atas secara sekilas tidak terlihat ada komponen yang sama tetapi secara makna ada komponen yang sama. Subjek dari kalimat (1.3) yaitu Tanah negeri ini memiliki makna Tanah Indonesia sehingga komponen yang sama adalah Indonesia. Graf kalimat (1.3) dibentuk kembali dan graf kalimatnya adalah seperti pada Gambar 20.

PAR PAR

EQU ALI ALI Indonesia tanah sumber kehidupan

(34)

20

Hasil penggabungan graf kalimat (1.2) dan graf kalimat (1.3) adalah sebagai berikut.

Gambar 21 Penggabungan Graf Kalimat (1.2) dan Graf Kalimat (1.3)

Perbaikan Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat

Penggabungan dua graf kalimat telah dilakukan pada beberapa jenis kalimat yang memiliki struktur kalimat yang berbeda-beda maupun sama. Proses tersebut mengakibatkan munculnya aturan penggabungan dua graf kalimat. Hal tersebut disebabkan dalam proses didapatkan beberapa langkah yang sama untuk menggabungkan dua graf kalimat. Proses pembuatan aturan tersebut memerlukan beberapa proses perbaikan sampai diperoleh aturan yang benar dan berlaku untuk setiap kalimat yang digunakan. Oleh karena itu, dilakukan beberapa pengulangan dalam pembuatan aturan tersebut. Proses perbaikan aturannya adalah seperti berikut.

Satu paragraf memiliki kalimat-kalimat yang membahas tentang hal yang sama sehingga setidaknya terdapat satu kata yang sama atau memiliki arti yang sama. Oleh karena itu, setidaknya ada satu konsep yang sama atau ada satu konsep yang memiliki makna yang sama, 5. menggunakan dua graf kalimat dengan menjadikan konsep yang sama

sebagai dasar dari penggabungan. 4.2 Proses verifikasi 1

Verifikasi dilakukan pada aturan yang telah dihasilkan dari proses penggabungan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang telah digunakan pada tahapan penggabungan dua graf kalimat. Prosesnya adalah seperti berikut.

Verifikasi ke-1 :

1. membuat graf kalimat

(35)

21

Gambar 24 Penggabungan graf kalimat (1.4) dan graf kalimat (1.5)

Verifikasi di atas menunjukkan kekurangsempurnaan dalam aturan. Kekurangsempurnaan tersebut adalah

Oleh karena itu, dilakukan perbaikan dan dibuatlah aturan yang baru. 4.3 Hasil perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat baru

1. membuat graf kalimat untuk kalimat 1 dan kalimat 2,

2. memeriksa setiap fungsi kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2. Fungsi kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, dan klausa. Apakah terdapat fungsi kalimat yang sama?

(36)

22

4. fungsi kalimat yang sama tersebut memiliki token yang sama sehingga dalam penggabungan graf kalimat akan direpresentasikan 1 saja. Fungsi-fungsi kalimat yang lain dihubungkan sesuai dengan relasi yang sudah dihasilkan pada aturan 1,

5. jika tidak, maka memeriksa kembali setiap kata, frasa, dan klausa yang ada di kalimat 1 dan kalimat 2. Setidaknya terdapat satu kata yang memiliki makna yang sama di antara kalimat 1 dan kalimat 2. Misalkan pada kalimat 1 fungsi subjeknya berupa Penduduknya dan kalimat 2 fungsi predikatnya berupa Indonesia. Kata Penduduknya memiliki makna Penduduk Indonesia sehingga diperoleh kata sama yaitu Indonesia,

6. membuat kembali graf untuk kata yang sama tersebut,

7. menggabungkan dua graf kalimat dengan menjadikan fungsi kalimat yang sama sebagai penggabung graf kalimat 1 dan graf kalimat 2. 4.4 Proses verifikasi 2

Verifikasi dilakukan pada aturan yang telah dihasilkan dari proses perbaikan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang telah digunakan pada tahapan penggabungan. Prosesnya adalah seperti berikut.

Verifikasi 2 :

1. membuat graf kalimat untuk kalimat 1 dan kalimat 2. Pembuatan graf kalimat berdasarkan fungsi kalimat (subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan).

Kalimat 1 : Indonesia adalah negeri pertanian

Graf kalimat 1 : seperti pada Gambar 16 Graf kalimat (1.2) EQU

EQU ALI Indonesia negeri pertanian

Kalimat 2 : Tanah negeri ini merupakan sumber kehidupan Graf kalimat 2 : seperti pada Gambar 19 Graf kalimat (1.3) PAR

ALI ALI

Tanah negeri ini sumber kehidupan

memeriksa setiap fungsi kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2. Kalimat 1: Indonesia adalah negeri pertanian

S P O

Kalimat 2: Tanah negeri ini merupakan sumber kehidupan S P O

2. fungsi kalimat yang sama tidak ada tetapi ada komponen yang sama yaitu pada fungsi subjek masing-masing kalimat. Indonesia dan Tanah negeri ini merupakan komponen yang sama karena jika dilihat dari maknanya Tanah negeri ini memiliki makna atau sama dengan Tanah Indonesia sehingga komponen yang sama adalah Indonesia.

(37)

23 Graf kalimat 2 : seperti pada Gambar 20 Graf kalimat (1.3) ke-2 PAR PAR

EQU ALI ALI Indonesia tanah sumber kehidupan

4. menggabungkan dua graf kalimat : seperti pada Gambar 21 Penggabungan graf kalimat (1.2) dan graf kalimat (1.3)

sumber kehidupan ALI

PAR EQU PAR

ALI EQU ALI negeri Indonesia tanah pertanian

Verifikasi di atas menunjukkan kekurangsempurnaan dalam aturan. Kekurangsempurnaan tersebut adalah

1. penggunaan istilah fungsi kalimat kurang tepat sehingga diganti menjadi struktur kalimat.

2. kata-kata dalam aturan kurang tepat.

3. kata-kata pada butir ke-5 kurang jelas dan rinci.

4. kasus yang terjadi setelah butir ke-2 seharusnya ada tiga kasus yaitu kasus ketika dua kalimat sama sekali tidak terdapat komponen yang sama.

Oleh karena itu, dilakukan perbaikan dan dibuat aturan yang baru. 4.5 Hasil perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat

1. membuat graf kalimat untuk kalimat 1 dan kalimat 2.

2. memeriksa setiap struktur kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2, untuk mengetahui apakah ada komponen-komponen yang sama di antara dua graf kalimat.

3. jika ada komponen yang sama, maka komponen yang sama tersebut dapat disatukan dalam satu konsep yang menghubungkan struktur graf kalimat. Komponen yang sama dapat berjumlah lebih dari satu. 4. jika ada komponen yang sama tetapi terlihat dari maknanya, maka:

1) memeriksa kembali komponen atau struktur kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2. Setidaknya terdapat satu struktur kalimat yang memiliki makna yang sama di antara kalimat 1 dan kalimat 2. 2) membuat kembali graf dari struktur kalimat tersebut sehingga

terlihat ada komponen yang sama antara dua graf kalimat.

(38)

24

sama yaitu Indonesia. Selanjutnya membuat kembali graf dari kata Penduduknya yang diubah menjadi Penduduk Indonesia.

5. jika tidak ada komponen yang sama, maka dua graf kalimat tersebut tidak dapat digabungkan. Hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen atau makna dari kalimat tidak ada yang sama. Dua kalimat tersebut seharusnya dapat digabungkan dengan menggunakan kalimat lain tetapi kalimat tersebut tidak muncul dalam kasus penggabungan ini.

6. menggabungkan dua graf kalimat dengan menjadikan komponen yang sama sebagai penggabung graf kalimat 1 dan graf kalimat 2.

4.6 Proses verifikasi 3

Verifikasi dilakukan pada aturan yang telah dihasilkan dari proses perbaikan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang telah digunakan pada tahapan penggabungan. Prosesnya adalah seperti berikut.

Verifikasi 3:

1. membuat graf kalimat Kalimat 1: Ayah pergi (1.6) Graf kalimat 1 :

CAU

ALI ALI Ayah pergi Gambar 25 Graf kalimat (1.6) Kalimat 2: Ayah bekerja sebagai guru (1.7) CAU PAR

ALI ALI ALI

Ayah bekerja sebagai guru Gambar 26 Graf kalimat (1.7) Graf frasa :

PAR

ALI guru

ALI sebagai

Gambar 27 Graf frasa sebagai guru 2. memeriksa struktur kalimat

Kalimat 1 : Ayah pergi S P

(39)

25 Komponen yang sama di antara dua kalimat, yaitu : Ayah.

3. kasus untuk dua kalimat ini memiliki solusi pada langkah 3 sehingga

Gambar 28 Penggabungan graf kalimat (1.6) dan graf kalimat (1.7)

Verifikasi di atas diperoleh kekurangsempurnaan dalam aturan, yaitu penomoran pada butir tiga sampai lima dan penjelasan mengenai komponen lain yang tidak sama diantara dua graf kalimat. Dalam aturan tidak dijelaskan secara teknis komponen yang tidak sama tersebut. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan dan dibuat aturan yang baru.

4.7 Hasil perbaikan aturan penggabungan dua graf kalimat baru

Aturan penggabungan dua graf kalimat yang telah dihasilkan dari penelitian ini adalah seperti berikut.

1. pembentukan graf kalimat untuk kalimat 1 dan kalimat 2.

2. pemeriksaan setiap struktur kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2, untuk mengetahui apakah ada komponen-komponen yang sama di antara dua graf kalimat. Hasil pemeriksaan tersebut terdiri atas tiga kasus, yaitu:

a. jika ada komponen yang sama, maka komponen yang sama tersebut dapat disatukan dalam satu konsep yang menghubungkan struktur graf kalimat. Komponen yang sama dapat berjumlah lebih dari satu.

b. jika ada komponen yang sama dalam maknanya, maka perlu dilakukan langkah-langkah seperti berikut:

1) pemeriksaan kembali struktur kalimat pada kalimat 1 dan kalimat 2. Setidaknya terdapat satu struktur kalimat yang memiliki makna yang sama di antara kalimat 1 dan kalimat 2.

2) pembentukan kembali graf dari struktur kalimat tersebut sehingga terlihat ada komponen yang sama antara dua graf kalimat.

(40)

26

c. jika tidak ada komponen yang sama, maka dua graf kalimat tersebut tidak dapat digabungkan.

3. komponen-komponen yang tidak sama diantara dua graf kalimat dalam proses penggabungan akan dihubungkan dengan komponen yang sama dan menggunakan relasi sebelumnya, yaitu relasi yang ada pada graf kalimat yang telah dibuat.

4. penggabungan dua graf kalimat dengan menjadikan komponen yang sama sebagai penghubung graf kalimat 1 dan graf kalimat 2.

Pengujian Aturan Penggabungan Dua Graf Kalimat

Aturan penggabungan dua graf kalimat memerlukan proses pengujian agar diperoleh aturan yang benar dan berlaku umum. Proses pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan kalimat yang berbeda dari kalimat-kalimat pada contoh analisis penggabungan dua graf kalimat-kalimat. Setiap aturan yang dibuat akan dilakukan pengujian. Proses pengujian aturan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Pengujian aturan penggabungan dua graf kalimat

(41)
(42)

28

ORD

ALI ALI

rumah sekolah / kantor 4 Kalimat 1 : Ibu bekerja sebagai guru

CAU PAR

ALI ALI ALI

Ibu bekerja sebagai guru Kalimat 2 : Ayah bekerja sebagai dosen

CAU PAR

ALI ALI ALI Ayah bekerja sebagai dosen

Hasil penggabungan :

ALI SKO ALI S1 Pel1 CAU PAR

CAU ALI PAR

ALI bekerja ALI S2 Pel2 SKO

S1 : Subjek pada kalimat 1 Pel1 : Pelengkap pada kalimat 1 S2 : Subjek pada kalimat 2 Pel2 : Pelengkap pada kalimat 2 Graf frasa :

PAR

ALI guru

ALI

sebagai

PAR

ALI dosen

ALI

Sebagai

sesuai dengan aturan

(43)

29 makanan

ALI

PAR

CAU CAU

ALI ALI ALI

Ibu memberi kami Kalimat 2 : Ibu memberi kami uang

uang ALI

PAR CAU CAU

ALI ALI ALI Ibu memberi kami Hasil penggabungan :

PAR CAU CAU

ALI ALI ALI

Ibu memberi kami Graf Kata :

CAU

ALI

makan

ALI makanan

aturan

(44)

30

CAU CAU

ALI

beri

ALI memberi

6 Kalimat 1 : Ani melempar boneka ke lantai CAU CAU PAR

EQU ALI ALI ALI Ani melempar boneka ke lantai Kalimat 2 :Ani melempar mainan ke lantai

CAU CAU PAR

EQU ALI ALI ALI Ani melempar mainan ke lantai Hasil penggabungan :

CAU CAU PAR

EQU ALI ALI

Ani melempar ke lantai Graf kata :

CAU CAU

ALI

lempar

ALI melempar ORD

ALI ALI

tangan lantai

sesuai dengan aturan

7 Kalimat 1 : Ibu memasak

CAU

ALI ALI Ibu memasak

Kalimat 2 : Ayah bekerja sebagai guru

sesuai dengan aturan ALI ALI

(45)

31 CAU PAR

ALI ALI ALI Ayah bekerja sebagai guru Hasil penggabungan :

Dua graf kalimat tersebut tidak dapat digabung Graf kata :

CAU CAU

ALI

masak

ALI memasak

8 Kalimat 1 : Ibu memasak

CAU

ALI ALI Ibu memasak Kalimat 2 : Ibu memberi kami makanan

makanan ALI

PAR

CAU CAU

ALI ALI ALI

Ibu memberi kami Hasil penggabungan :

makanan

ALI

PAR

CAU CAU CAU

ALI ALI ALI ALI

memasak Ibu memberi kami

(46)

32

Penggabungan Tiga Graf Kalimat

Aturan penggabungan dua graf kalimat telah diperoleh pada tahapan sebelumnya. Tahapan atau penelitian selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menggabungkan lebih dari dua graf kalimat karena kasus yang sering dijumpai adalah paragraf yang terdiri lebih dari dua kalimat. Langkah-langkah dalam menggabungkan tiga graf kalimat adalah seperti di bawah ini.

1. pembentukan graf kalimat untuk masing-masing kalimat sesuai dengan aturan pembuatan graf kalimat.

2. pemeriksaan setiap struktur kalimat pada setiap kalimat yang akan digabungkan, untuk mengetahui apakah ada komponen-komponen yang sama.

a. jika ada komponen yang sama, maka komponen yang sama tersebut dapat disatukan dalam satu konsep yang menghubungkan struktur graf kalimat. komponen yang sama dapat berjumlah lebih dari satu.

b. jika ada komponen yang sama tetapi terlihat dari maknanya, maka: 1) pemeriksaan kembali komponen atau struktur kalimat pada setiap.

Setidaknya terdapat satu struktur kalimat yang memiliki makna yang sama.

2) pembentukan kembali graf dari struktur kalimat tersebut sehingga terlihat ada komponen yang sama.

3) misalkan pada kalimat 1 subjeknya berupa Penduduknya, kalimat 2 predikatnya berupa Indonesia, dan kalimat 3 subjeknya berupa Tanah negeri ini. Kata Penduduknya memiliki makna Penduduk Indonesia dan Tanah negeri ini memiliki makna Tanah Indonesia sehingga diperoleh kata yang sama yaitu Indonesia. Oleh karena itu, selanjutnya membuat kembali graf dari kata Penduduknya yang diubah menjadi Penduduk Indonesia dan graf dari Tanah negeri ini yang diubah menjadi Tanah Indonesia.

c. jika tidak ada komponen yang sama, maka graf kalimat tersebut tidak dapat digabungkan. Hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen atau makna dari kalimat tidak ada yang sama. Kalimat-kalimat tersebut seharusnya dapat digabungkan dengan menggunakan kalimat lain tetapi kalimat tersebut tidak muncul dalam kasus penggabungan ini.

3. komponen-komponen yang tidak sama di antara graf kalimat dalam proses penggabungan akan dihubungkan dengan komponen yang sama menggunakan relasi sebelumnya, yaitu relasi yang ada pada graf kalimat yang telah dibuat.

(47)

33

Contoh Penggunaan Aturan Penggabungan Tiga Graf Kalimat

Contoh penggabungan tiga graf kalimat dilakukan dengan menggunakan tiga kalimat, yaitu Ayah membeli sepatu (1.8), Ayah membeli baju (1.9) dan Ayah bekerja sebagai dosen (1.10). Penggabungan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah aturan penggabungan dua graf kalimat dan langkah-langkah-langkah-langkah penggunaan aturan seperti berikut.

1. pembentukan graf kalimat untuk masing-masing kalimat sesuai dengan aturan pembuatan graf kalimat.

Kalimat (1.8), kalimat (1.9), dan kalimat (1.10) masing-masing dibentuk graf sesuai dengan aturan pembentukan graf kalimat sehingga menghasilkan graf seperti di bawah ini.

CAU CAU

ALI ALI ALI

Ayah membeli sepatu Gambar 29 Graf kalimat (1.8) CAU CAU

ALI ALI ALI Ayah membeli baju

Gambar 30 Graf kalimat (1.9) CAU PAR

ALI ALI ALI Ayah bekerja sebagai guru

Gambar 31 Graf kalimat (1.10) 2. pemeriksaan setiap struktur kalimat pada setiap kalimat.

Kalimat (1.8) memiliki struktur subjek, yaitu Ayah, struktur predikat, yaitumembeli, struktur objek, yaitu sepatu. Kalimat (1.9) memiliki struktur subjek, yaitu Ayah, struktur predikat, yaitu membeli, struktur objek, yaitu baju. Kalimat (1.10) memiliki struktur subjek, yaitu Ayah, struktur predikat, yaitu bekerja, struktur pelengkap, yaitu sebagai guru. Kasus tiga kalimat ini memiliki solusi pada langkah 2a sehingga langkah 2b dan 2c tidak digunakan. Komponen yang sama di antara kalimat (1.8) dan kalimat (1.9), yaitu : Ayah dan membeli. Komponen yang sama di antara tiga kalimat, yaitu : Ayah.

3. komponen yang tidak sama di antara dua kalimat adalah luas dan ramah. Relasi antara komponen yang tidak sama tetap sama seperti pada graf kalimat.

4. penggabungan dua graf kalimat

(48)

34

ALI sebagai dosen

PAR ALI bekerja baju

CAU CAU CAU CAU

ALI ALI ALI Ayah membeli sepatu

Gambar 32 Penggabungan tiga graf kalimat

5

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menghasilkan aturan pembentukan graf kalimat dan aturan penggabungan dua graf kalimat. Aturan pembentukan graf kalimat memiliki tiga langkah dan pembentukan graf kalimat dilakukan berdasarkan struktur kalimat. Aturan penggabungan dua graf kalimat secara umum terdiri atas tiga kasus, yaitu antara dua graf yang tidak memiliki komponen yang sama, antara dua graf yang memiliki komponen yang sama, dan antara dua graf ada komponen yang sama tetapi tidak terlihat. Tiga kasus tersebut memiliki aturan penggabungan yang berbeda.

Saran

Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan dengan membuat aturan penggabungan tiga graf kalimat atau lebih untuk jenis kalimat yang lebih bervariasi sehingga dapat diperoleh graf dari paragraf. Graf dari paragraf tersebut dapat diteliti lebih lanjut dengan melakukan simplifikasi graf tersebut namun tidak menghilangkan arti dari paragraf.

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin A. 2011. Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

(49)

35 Foulds LR. 1992. Graph Theory Applications. Springer-Verlag (US): University

of California.

Lukman I Wayan. 2012. Jenis-Jenis Kalimat [internet]. [diacu 2013 Februari 7]. Tersedia dari: http://iwayanlukman.blogspot.com/2012/12/10/jenis-jenis-kalimat.html

Mahmuda. 2010. Kontruksi Pola Word Graph Frasa Kata Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Moeliono A. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ed ke-3. Jakarta (ID): Balai Pustaka.

Muslik A. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Kerja Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rahmat U. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Sifat Menggunakan Metode Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rusiyamti. 2008. Analisis Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Saleh H. 2009. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Benda Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Samba R. 2010. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Teori Knowledge Graph [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sunarti dan Maryani Y. 2002.Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Bandung (ID): Pustaka Setia.

Van den Berg H. 1993. Knowledge Graph and Logic: One ofTwo Kinds [disertasi]. Enschede (NL): University of Twente. ISBN 90-9006360-9.

(50)

36

Lampiran 1 Hasil pembentukan graf kalimat 1 Kalimat berstruktur S-P

Tanah negeri ini luas

PAR

ALI ALI Tanah negeri ini luas

2 Kalimat berstruktur S-P-O Ayah menjenguk kakak

CAU CAU

ALI ALI ALI

ayah menjenguk kakak 3 Kalimat berstruktur S-P-Ket

Ayah pergi ke SMA N 3 Bogor

CAU PAR

ALI AL ALI

ayah pergi ke SMA N 3 Bogor 4 Kalimat berstruktur S-P-Pel

Ayah bekerja sebagai guru

CAU PAR

ALI ALI ALI

ayah bekerja sebagai guru

5 Kalimat berstruktur S-P-O-Ket

Ayah mengajari murid-murid di kelas CAU CAU PAR ALI ALI ALI ALI S P O Ket S = ayah

P = mengajari O = murid-murid Ket = di kelas

6 Kalimat berstruktur S-P-O-Pel

Ayah mengirimi kami uang uang ALI

CAU

CAU CAU

(51)
(52)

38

Hasil

Penggabungan

PAR

CAU CAU

ALI ALI ALI

mereka membunuh binatang itu

Ket1 = kemarin malam Ket2 = di hutan

3. Penggabungan dua graf berstruktur S-P-O-Pel Kalimat 1

Ayah mengirimi kami uang

uang

ALI

CAU

CAU CAU

ALI ALI ALI ayah mengirimi kami

Kalimat 2 Ibu mengirimi kami makanan

makanan

ALI

CAU

CAU CAU

ALI ALI ALI ibu mengirimi kami ALI ALI

(53)

39

Hasil

penggabungan

ALI ALI ayah uang

CAU CAU CAU ALI kami CAU CAU

ALI ALI ALI

ibu mengirimi makanan

4. Penggabungan graf kalimat berstruktur S-P dan graf kalimat berstruktur S-P-Pel

Kalimat 1 Ayah pergi

CAU

ALI ALI

ayah pergi

Kalimat 2 Ayah bekerja sebagai guru

CAU PAR

ALI ALI ALI

ayah bekerja sebagai guru

Hasil

Penggabungan

sebagai guru ALI

PAR CAU CAU

ALI ALI ALI

pergi ayah bekerja 5. Penggabungan graf kalimat berstruktur S-P dan graf kalimat

berstruktur S-P-O-Pel Kalimat 1

Ayah pergi

CAU

ALI ALI

(54)

40

Kalimat 2 Ayah mengirimi kami uang

uang

ALI

CAU CAU CAU

ALI ALI ALI ayah mengirimi kami

Hasil

Penggabungan

uang

ALI

CAU

CAU CAU ALI

mengirimi

ALI ALI CAU pergi ayah

ALI kami

6. Penggabungan graf kalimat berstruktur S-P-O dan graf kalimat berstruktur S-P-Pel

Kalimat 1 Dia membeli sepatu

CAU CAU

ALI ALI ALI

dia membeli sepatu

Kalimat 2 Dia berbelanja baju

CAU CAU

ALI ALI ALI

Gambar

Gambar 5 Relasi DIS
Gambar 11 Frame bahasa logika if … then
Gambar 12 Konstruksi pembentukan graf kalimat
Gambar 13 Konstruksi aturan penggabungan dua graf kalimat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun sasaran strategis telah ditetapkan dengan dilengkapi dengan target kinerja yang jelas setiap tahunnya, namun demikian unit kerja akan mengalami kesulitan

Oleh itu, penting untuk melaksanakan program dalam pemaham- an dan persepsi apa yang didengar daripada Akidah Islamiah secara khu- sus dan ilmu-ilmu syariat yang lain, yang

: KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN PANITIA KHUSUS PEMBAHASAN MEKANISME DAN PROSES

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

1) Pelaksanaan pemeriksaan pajak berdasarkan penyelesaian SP2 dapat dikatakan efektif jika petugas pemeriksa pajak dapat menyelesaikan SP2 yang telah diterbitkan

2. Perbaikan aturan pembentukan graf kalimat Hasil dari tahap pembentukan graf kalimat adalah aturan pembentukan graf kalimat. Aturan tersebut akan diverifikasi

Setelah didapatkan massa katalis NaOH yang optimum, selanjutnya mencari pengaruh power microwave terhadap rendemen senyawa

Metode tersebut merupakan metode pengukuran dengan menggunakan TLS yang efektif dan efisien, karena sudah terikat langsung dengan koordinat tanah yang dihasilkan dari