SKRIPSI
PENGARUH MOTIF BERBELANJA (SHOPPING MOTIVES) DAN ALAT PERLENGKAPAN (ATRIBUTE TOOLS) TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI USU DI CARREFOUR PLAZA MEDAN FAIR
OLEH
RENI DAMAYANTI 090502013
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Reni Damayanti
NIM : 090502013
Program Studi : S-1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul :“Pengaruh Motif Berbelanja (shopping Motives) dan Alat Perlengkapan (Attribute Tools) Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair”
Tanggal……….2013
Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Reni Damayanti
NIM : 090502013
Program Studi : S-1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul :“Pengaruh Motif Berbelanja (shopping Motives) dan Alat Perlengkapan (Attribute Tools) Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair”
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Dra. Marhayanie, M.Si Prof. Dr. Rismayani, M.Si NIP. 19580427 198503 1 002 NIP. 19520512 198303 2 002
Ketua Program Studi S1 Manajemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Reni Damayanti
NIM : 090502066
Program Studi : S-1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul :“Pengaruh Motif Berbelanja (shopping Motives) dan Alat Perlengkapan (Attribute Tools) Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair”
Tanggal………. Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 19620513 199203 2 001
Tanggal……… Ketua Departemen Manajemen
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul :“Pengaruh Motif Berbelanja (shopping
Motives) dan Alat Perlengkapan (Attribute Tools) Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2013
ABSTRAK
PENGARUH MOTIF BERBELANJA (SHOPPING MOTIVES) DAN ALAT PERLENGKAPAN (ATRIBUTE TOOLS) TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI USU DI CARREFOUR PLAZA MEDAN FAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang melakukan keputusan pembelian di Carrefour Plaza Medan Fair. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampel yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 17.00 for windows, yaitu model uji t, uji F dan identifikasi determinan (R2).
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel motif berbelanja (shopping motives) merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Nilai Adjusted R Square = 0,234, berarti 23,4% faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) sedangkan sisanya 76,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE SHOPPING MOTIVES AND ATTRIBURE TOOLS DECISIONS TO PURCHASE USU STUDENTS FACULTY OF
ECONOMICS AT CARREFOUR PLAZA MEDAN FAIR
This study aims to determine the influence of shopping motives and attribute tools on purchasing decisions USU Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. The population in this study is the Faculty of Economics USU Students who purchase decisions at Carrefour Plaza Medan Fair. Sampling technique using accidental sampling method is a technique of sampling by chance. The analytical method used is descriptive method of analysis and multiple regression analysis. This research is quantitative descriptive research, and data used are primary data and secondary data obtained through the study of documentation, interviews and questionnaires using a Likert scale measurement and statistically processed using SPSS for windows 17.00, which models the t test, F test and identification of determinant (R2).
The results of this study indicate that simultaneous shopping motives, The results of this study indicate that simultaneous shopping motives and attribute tools have a significant influence on purchasing decisions USU students of the Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. Partially shopping motives can be seen that the variable is the most dominant variable influencing purchasing decisions USU students of the Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. Value Adjusted R Square = 0.234, mean 23,4% purchase decision factors can be explained by the independent variable (shopping motives and attribute tools) while the remaining 76,6% is explained by other factors not examined in this study.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Motif Berbelanja (Shopping
Motives) dan Alat Perlengkapan (attribute tools) Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Sumatera Utara.
Selama studi dan pengerjaan penelitian ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan berupa masukan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai
pihak khususnya pihak keluarga. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Selo dan Ibunda Alm.
Sumarliah atas semua kasih sayang, do’a, dan dukungan yang selalu Ayahanda dan Ibunda berikan selama ini pada penulis. Sampai kapan pun cinta dan kasih
sayang Ayahanda dan Ibunda tidak akan pernah dapat penulis lupakan. Kemudian
pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec,. Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen.
3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku sekretaris Departemen Manajemen dan
waktu, tenaga, saran dan pemikirannya untuk membantu penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MSi., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
menyediakan waktu dan tenaga dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara atas jasa yang telah diberikan.
7. Kepada adikku Lisa Aprilia dan keluarga besar penulis, terima kasih banyak
atas do’a dan dukungan yang kalian berikan.
8. Para sahabat-sahabat terkasih yanti, imah, dila, astri, indri, windi, andre,
jubah, iman, eky, saidina, adena dan kepada teman-teman manajemen lainnya
yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas seluruh
bantuan, dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan
oleh kelalaian dan keterbatasan waktu, tenaga juga kemampuan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Oktober 2013 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1 Motif Berbelanja (shopping motives) ... 8
2.1.2 Alat Perlengkapan (attribute tools) ... 11
2.1.3 Perilaku konsumen ... 15
2.1.4 Keputusan Pembelian ... 16
2.1.5 Usaha Eceran ... 21
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 31
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.5 Skala Pengukuran ... 33
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.8.1 Kuesioner (daftar pernyataan) ... 36
3.8.3 Studi Dokumentasi ... 37
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 37
3.9.1 Uji Validitas ... 37
3.9.2 Uji Reabilitas ... 39
3.10 Teknik Analisis Data ... 39
3.10.1 Analisis Deskriptif Statistik ... 39
3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 40
3.10.3 Analisis Regresi Berganda ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.1.1 Perusahaan Carrefour International ... 44
4.1.1 Perusahaan Carrefour Indonesia ... 47
4.1.3 Visi Perusahaan Carrefpur Indonesia ... 49
4.1.4 Perusahaan Carrefour Plaza Medan Fair ... 50
4.2 Hasil Penelitian ... 53
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 53
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 63
4.3.1 Uji Normalitas ... 63
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 66
4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 68
4.4 Analisis Regresi Berganda ... 69
4.4.1 Koefisien Determinasi (R²) ... 70
4.4.2 Uji Simultan (Uji-F) ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Omset Peritel Hypermarket ... 5
2.1 Daftar Beberapa Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 27
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 32
3.2 Skala Likert... 34
3.3 Uji Validitas ... 38
3.4 Uji Reliabilitas ... 39
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 55
4.4 Pembagian Responden Berdasarkan Stambuk ... 55
4.5 Pembagian Responden Berdasarkan Kuantitas Kunjungan ... 56
4.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Motif Berbelanja (Shopping Motives) (X1) ... 58
4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Alat Perlengkapan (Attribute Tools) (X2) ... 60
4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 61
4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 65
4.10 Uji Glejser... 67
4.11 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 68
4.12 Analisis Regresi Berganda... 69
4.13 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 70
4.14 Model Summary ... 71
4.15 Uji F ... 73
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Manfaat yang Diharapkan ... 10
2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 17
2.3 Kerangka Konseptual ... 22
2.4 Hipotesis ... 29
4.1 Histogram Uji Normalitas ... 64
4.2 Plot Uji Normalitas ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 83 2 Tabulasi Data Penelitian ... 87 3 Hasil Analisis Data ... 91
ABSTRAK
PENGARUH MOTIF BERBELANJA (SHOPPING MOTIVES) DAN ALAT PERLENGKAPAN (ATRIBUTE TOOLS) TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI USU DI CARREFOUR PLAZA MEDAN FAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU yang melakukan keputusan pembelian di Carrefour Plaza Medan Fair. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampel yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 17.00 for windows, yaitu model uji t, uji F dan identifikasi determinan (R2).
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel motif berbelanja (shopping motives) merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair. Nilai Adjusted R Square = 0,234, berarti 23,4% faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas motif berbelanja (shopping motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) sedangkan sisanya 76,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE SHOPPING MOTIVES AND ATTRIBURE TOOLS DECISIONS TO PURCHASE USU STUDENTS FACULTY OF
ECONOMICS AT CARREFOUR PLAZA MEDAN FAIR
This study aims to determine the influence of shopping motives and attribute tools on purchasing decisions USU Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. The population in this study is the Faculty of Economics USU Students who purchase decisions at Carrefour Plaza Medan Fair. Sampling technique using accidental sampling method is a technique of sampling by chance. The analytical method used is descriptive method of analysis and multiple regression analysis. This research is quantitative descriptive research, and data used are primary data and secondary data obtained through the study of documentation, interviews and questionnaires using a Likert scale measurement and statistically processed using SPSS for windows 17.00, which models the t test, F test and identification of determinant (R2).
The results of this study indicate that simultaneous shopping motives, The results of this study indicate that simultaneous shopping motives and attribute tools have a significant influence on purchasing decisions USU students of the Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. Partially shopping motives can be seen that the variable is the most dominant variable influencing purchasing decisions USU students of the Faculty of Economics at Carrefour Plaza Medan Fair. Value Adjusted R Square = 0.234, mean 23,4% purchase decision factors can be explained by the independent variable (shopping motives and attribute tools) while the remaining 76,6% is explained by other factors not examined in this study.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan timbulnya
berbagai macam usaha bisnis yang bermunculan, salah satu usaha bisnis yang
semakin berkembang pesat saat ini adalah usaha bisnis ritel dengan berbagai
macam tipe bisnis. Salah satunya adalah usaha bisnis ritel modern, hal ini dapat
kita lihat dengan semakin banyaknya hypermarket, supermarket dan minimarket
yang berdiri di berbagai kota yang ada di Indonesia yang dapat dengan mudah kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena munculnya berbagai bisnis ritel
modern juga berlaku di kota Medan Sumatra Utara, kota medan berupaya untuk
semakin menguatkan citranya bukan hanya sebagai tujuan pariwisata saja, tetapi
juga sebagai tujuan wisata belanja. Hal tersebut menyebabkan munculnya
persaingan antar pengembang pusat perbelanjaan modern yang saling berlomba
untuk merebut hati dan loyalitas pengunjung.
Warga kota Medan adalah salah satu warga yang memiliki perilaku konsumtif,
dimana belanja menjadi alat pemuas keinginan mereka akan barang-barang yang
sebenarnya tidak mereka butuhkan, akan tetapi karena pengaruh trend atau mode
yang tengah berlaku, maka mereka merasa akan suatu keharusan untuk membeli
barang-barang tersebut. Oleh karena itu, pemasar harus dapat memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat menciptakan dan mengembangkan
strategi pemasarannya untuk memenangkan persaingan di pasar. Setiap strategi
konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung telibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului tindakan ini (Setiadi, 2003:3).
Perilaku konsumen dapat dipahami melalui rangsangan pemasaran dan
lingkungan yang masuk kesadaran pembeli serta karakteristik pembeli dan proses
pengambilan keputusannya yang kemudian menghasilkan keputusan pembelian
tertentu. Dalam proses pengambilan keputusan barang dan jasa mana yang akan
dikonsumsi oleh konsumen, perilaku konsumen merupakan hal penting yang
sangat menentukan, apalagi untuk perusahaan dan para pemasar mengetahui
proses yang dilalui konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli
adalah salah satu kunci sukses barang yang akan dipasarkan. Ini bisa diartikan
bagaimana para pemasar berusaha untuk memasuki setiap fase dalam
pengambilan keputusan membeli konsumen sehingga konsumen tertarik terhadap
produk yang ditawarkan perusahaan.
Bisnis ritel modern dalam toko serba ada (toserba) seperti Hypermarket,
supermarket, dan mini market telah menjadi pilihan utama sebagai tempat
berbelanja bagi konsumen di Indonesia. Konsumen lebih memilih toserba karena
adanya beberapa pertimbangan dan faktor seperti keragaman barang yang
tersedia, harga rendah, kemudahan dengan konsep berbelanja disatu tempat (one
stop shopping), hingga kenyamanan, pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi alasan berkembangnya ritel saat ini. Keputusan pembelian adalah suatu
proses yang dilakukan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler
karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat
mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi mereka harus
memperhitungkannya. Keputusan pembelian mempunyai dasar pertimbangan
yang masuk akal yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya motif
berbelanja (Shopping motives) dan atribute tools.
Motif berbelanja (Shopping Motives) merupakan salah satu faktor yang
mendorong konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk. Motivasi
berbelanja didasari oleh kebutuhan serta sasaran yang telah terbentuk dengan
sendirinya oleh konsumen. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan dasar yang
mencakup kebutuhan primer dan kebutuhan yang diperoleh setelah melewati
proses tahap pembelajaran seperti kebutuhan sekunder. Sedangkan sasaran yang
diinginkan tergantung dari sasaran yang dipilih, karena setiap individu memiliki
kebutuhan tertentu serta sasaran yang berbeda. Motif konsumen tentu sangat
berperan penting dalam menentukan langkah dan tindakan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian. Jika konsumen memiliki keinginan kuat serta
desakan kebutuhan akan produk tertentu, bisa menjadi dorongan untuk melakukan
keputusan pembelian.
Keputusan konsumen dalam membeli produk sering kali dilakukan di toko
atau supermarket, karena informasi yang diperoleh di toko atau komunikasi yang
dilakukan saat berbelanja sangat mempengaruhi keputusan pembelian, berbagai
perusahaan sering membuat atribut- atribut yang menarik (Sumarwan,2002:276).
supermarket seperti atmosfir toko, display produk, fasilitas, serta
peralatan-peralatan yang terdiri dari rak, keranjang belanja dan trolly. Keragaman barang
yang tersedia pada toko menjadi hal utama dalam toserba lingkungan didalam
toko seperti lay out, music, cahaya, maupun keleluasaan dalam berbelanja
merupakan rangsangan yang berpengaruh pada lokasi perbelanjaan. Oleh karena
keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang
ada disekitarnya, pemilik toserba harus dapat menciptakan rangsangan yang
menjadikan konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
Carrefour adalah retailer kedua terbesar (omset) di dunia dengan konsep
hypermarket. Saat ini Carreour sudah beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28
kota/kabupaten di Indonesia, perkembangan Carrefour yang pesat mempunyai
pengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Menyediakan lapangan
pekerjaan, menumbuhkan usaha-usaha kecil menegah yang merupakan pemasok
bagi Carrefour dan menambah income untuk negara serta meramaikan roda
perekonomian Indonesia. Fokus konsumen, Carrefour terjemahkan 3 pilar utama
yang diyakini akan membuat Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para
konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalah harga bersaing, pilihan
yang lengkap, serta pelayanan yang memuaskan.
Carrefour merupakan salah satu toserba (hypermarket) yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Medan. Menurut pra
survei yang dilakukan oleh peneliti terhadap sepuluh orang konsumen, adapun
faktor-faktor yang mampu mempengaruhi motif berbelanja konsumen dalam
letaknya yang strategis memungkinkan masyarakat datang ke Carrefour untuk
berbelanja. Toserba ini menyediakan kebutuhan konsumen dengan lengkap mulai
dari barang-barang kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronika. Dengan
tempat yang luas, bersih dan nyaman serta sering melakukan diskon pembelian
pada barang-barang tertentu membuat Carrefour menjadi pilihan masyarakat
Medan dalam berbelanja.
Carrefour juga mengeluarkan kartu kredit yang membuat masyarakat mudah
dalam membeli barang-barang. Selain itu Carrefour terletak di dalam Plaza Medan
Fair yang membuat masyarakat dapat berjalan-jalan sebelum atau sesudah
berbelanja. Sedangkan dilihat dari bagaimana produk-produk dipajang (display
product), tata letak (layout), fasilitas, layanan pramuniaga dan lingkungan di dalam toko seperti musik, cahaya, warna maupun keleluasaan berbelanja
merupakan bagian dari atribut tools yang dirancang dengan baik pada Carrefour
Plaza Medan Fair yang akhirnya sangat mempengaruhi bagaimana seorang
konsumen melakukan keputusan pembelian.
Tabel 1.1
Omset Peritel Hypermarket (Rp Triliun) Tahun 2010-2012 Nomor Hypermarket Omset (Rp Milyar) Market Share(%)
1 Carrefour 11.250 48,70%
Dari Tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa Carrefour menduduki peringkat
bahwa Carrefour merupakan pilihan masyarakat Indonesia sebagai tempat
berbelanja.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh variabel motif berbelanja (Shopping Motives) dan alat
perlengkapan (Attribute Tools) terhadap keputusan pembelian mahasiswa
Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui dan menganalisis pengaruh motif berbelanja (shopping motives)
dan alat perlengkapan (atribute tools) terhadap keputusan pembelian
Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU di Carrefour Plaza Medan Fair.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Carrefour, hasil penelitian ini berguna sebagai informasi yang dapat
dijadikan referensi didalam strategi untuk mempengaruhi keputusan
pembelian dan juga meningkatkan daya saing perusahaan.
b. Bagi Departemen Manajemen, Untuk memberikan masukan serta
menyampaikan saran yang mungkin bermanfaat bagi Fakultas Ekomoni
USU khususnya pada Departemen Manajemen, teutama dalam hal untuk
membantu mahasiswa melayani segala kebutuhan yang menyangkut di
c. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan disamping
memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran berdasarkan
teori yang didapat selama masa perkuliahan.
d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan bagi penulis lain yang melakukan penelitian yang berkaitan
dengan motif berbelanja (shopping motives), atribute tools, dan keputusan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang
2.1.1 Motif Berbelanja (shopping motives)
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakan, Seorang
konsumen tergerak untuk membeli suatu produk karena ada sesuatu yang
menggerakan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk
membeli sesuatu produk itulah yang disebut motivasi. Sedangkan yang
memotivasi untuk membeli namanya motif. Motivasi adalah kecenderungan
dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Selain itu
motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang (konsumen) untuk
berperilaku tertentu, dan upayanya untuk mencapai kepuasan, baik secara rasional
maupun emosional.
Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Motivasi dapat pula diartikan
sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi suatu kebutuhan individual. Berdasarkan defenisi tersebut maka
terdapat unsur-unsur kunci, yaitu upaya, tujuan dan kebutuhan. Motif berbelanja
(shopping motives) terdiri dari dua yaitu utilitarian shopping motives dan hedonic
shopping motives. Utilitarian shopping motives dan hedonic shopping motives umumnya berfungsi secara serentak di dalam keputusan pembelian
1. Utilitarian Shopping Motives
Utilitarian shopping motives yaitu motif yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik objektif
dari produk tersebut dan disebut juga motif rasional (Setiadi,2003:96).
Untuk menarik konsumen yang motif berbelanjanya adalah Utilitarian
shopping motives perusahaan dapat menyediakan ragam kebutuhan sehari – hari berdasarkan manfaat produk tersebut secara lebih variatif,
baik dari segi harga maupun pilihan ataupun kelengkapan produknya.
2. Hedonic Shopping Motives
Hedonic shopping motives yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya.
Kebutuhan ini seringkali muncul untuk memenuhi tuntutan sosial dan
estetika dan disebut juga motif emosional (Setiadi,2003:96). Untuk
mendapatkan konsumen yang motif berbelanjanya Hedonic shopping
motives, perusahaan lebih memfokuskan lagi pada produk-produk apa yang biasanya motif pembeliannya berdasarkan motif ini. Suasana toko
yang bersih, nyaman, pelayanan yang baik, serta pengadakan diskon
penjualan merupakan hal yang termasuk dalam motif ini.
Ekspresi motif dalam pembelian dan pemakaian produk, dapat dilihat
Sumber: Setiadi (2003: 97)
Gambar 2.1 Manfaat yang Diharapkan
Adapun tujuan motivasi konsumen adalah meningkatkan kepuasan,
mempertahankan loyalitas, efisiensi, efektivitas, menciptakan hubungan yang
harmonis antara produsen dengan konsumen. Sedangkan asas-asas motivasi
antara lain :
1. Asas Mengikutsertakan
Asas ini berusaha untuk memberikan kesempatan kepada konsumen
untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan pembelian.
2. Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang
yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi.
3. Asas Pengakuan
Asas pengakuan memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat
serta wajar kepada konsumen atas prestasi yang dicapainya. Hedonik/ Pengalaman
(subjek/emosional) Utilitarian (sifat produk yang
objektif)
Kebutuha n
4. Asas wewenang yang didelegasikan
Maksudnya memberikan kebebasan kepada konsumen untuk mengambil
keputusan dan beraktivitas sebebas-bebasnya tapi masih ada aturan yang
membatasi.
5. Asas perhatian timbal balik
Adalah memotivasi para konsumen dengan mengemukakan keinginan
dan harapan perusahaan di samping berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan konsumen dan produsen. Jadi
kesimpulannya bahwa asas motivasi yang diterapkan harus dapat
meningkatkan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan
kepada konsumen (Setiadi, 2003:101).
2.1.2 Alat Perlengkapan (Atribute Tools)
Menurut Bloemer dan Schroeder (2002:12) Alat Perlengkapan (Atribute
Tools) adalah stimuli (dorongan) yang meliputi rasa kenyamanan, rancangan fisik serta sosial yang dipandang sebagai bagian keseluruhan citra supermarket.
Atribute tools juga merupakan perlengkapan atau peralatan yang ada dalam
toserba (supermarket). Perlengkapan tersebut terdiri dari: display produk,
atmosfer toko serta tata letak (layout) sementara peralatan yang ada dalam
supermarket seperti rak untuk penempatan produk-produk, keranjang belanja serta
trolly.
a. Display Produk
Menurut Utami (2006:236) terdapat beberapa metode bagi ritel untuk
yang terbaik untuk situasi khusus, para perencana toko harus
memerhatikan empat masalah:
− Pertama, dan mungkin yang paling penting, barang harus dipamerkan
dengan cara sedemikian rupa sesuai dengan kesan toko.
− Kedua, para perencana toko harus memerhatikan sifat produk.
− Ketiga, kemasan sering kali menentukan bagaimana produk dipamerkan.
− Keempat, kemungkinan keuntungan produk mempengaruhi keputusan
untuk memamerkan barang.
Penyajian merchandise (merchandise presentation) berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam gerai untuk menciptakan situasi dan
suasana tertentu. Teknik dan metode penyajian merchandise berkenaan
dengan keragaman produk, koordinasi kategori produk, display, contoh:
pencahayaan, tata warna, dan window display (Ma’ruf,2005:213). Untuk
menciptakan display produk yang berhasil diperlukan beberapa
persyaratan, antara lain:
a. Pajangkan bagian depan pembungkus, bukan sisinya atau ujungnya.
b. Pajangan yang baik harus terletak pada arus lalu lintas (traffic flow)
agar mudah terlihat oleh konsumen
c. Pajangan sebaiknya berada pada ketinggian pandangan mata (eye
level) dan bukan dibawah dekat lantai atau diatas dekat atap atau plafon.
d. Pajangan sebaiknya ditempatkan yang terbuka dan tidak tertutup oleh
e. Pemajangan dengan cahaya yang baik/cukup akan memberikan
dampak positif.
b. Atmosfer Toko
Suasana atau atmosfer dalam gerai berperan penting memikat pembeli,
membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan
mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk
keperluan pribadi maupun utnuk keperluan rumah tangga. Suasana yang
dimaksud adalah dalam arti atmosfer dan ambience yang tercipta dari
gabungan unsur-unsur desain toko/gerai, perencanaan toko, komunikasi
visual, dan merchandising. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan
lebih mengundang pembeli dibandingkan gerai yang diatur biasa saja.
Sementara, gerai-gerai yang diatur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari
pada gerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor
(Ma’ruf,2005:201).
Atmosfer toko merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko,
seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemacangan, warna, temperatur,
music, serta aroma yang secara menyeluruh akan menciptkan citra dalam
benak konsumen. Melalui atmosfer toko yang sengaja diciptakan, ritel
berupaya untuk mengkomunikasikan infromasi yang terkait dengan
layanan, harga maupun, ketersediaan barang dagangan yang bersifat
c. Tata Letak (Layout)
Menurut Royan (2003:66), tata letak mempengaruhi berapa lama
konsumen tinggal di toko, berapa banyak produk yang dilihat lewat kontak
mata visual dan rute yang mesti dijalani konsumen. Faktor-faktor itu
mempengaruhi produk apa saja dan berapa banyak yang di beli. Satu
prinsip mendasar dalam layout toko ialah pengelompokan kelas-kelas
produk pelengkap. Ada dua tipe dasar layout yaitu grid layout (layout lalu
lintas) dan free flow layout (layout alur-bebas).
a. Grid Layout
Grid Layout, tata letak toko dibuat secara berlajur-lajur. Lajurnya terdiri atas lorong-lorong, di mana setiap lorong diletakkan barang
khusus. Cara ini sudah umum digunakan di supermarket dan toko-toko
makanan lainnya. Dengan konsep tata letak grid ini, diharapkan
barang yang bisa dipajang cukup banyak, tetapi cukup memberikan
keleluasaan bagi pelanggan untuk “hilir mudik”. Yang harus
dipertimbangkan dalam metode ini adalah barang-barang mana yang
harus kita tampilkan di lorong utama. Tentu saja, kurang bijak bila
barang yang kita letakkan di lorong utama adalah barang-barang yang
laku dan paling jarang dicari orang.
b. Free-flow Layout
Pada sistem ini, barang-barang dagangan diletakkan secara
mengelompok dengan pola yang memudahkan pelanggan untuk hilir
kelompok-kelompok barang. Diharapkan, dengan tata letak seperti ini,
para pelanggan akan melakukan pembelian spontan (impulsive
buying). Dibandingkan dengan sistem grid, metode free flow ini menuntut biaya yang lebih tinggi, karena konsekuensinya adalah
penyediaan ruangan yang lebih luas.
2.1.3 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Setiadi, 2003:3).
Sementara Schiffman dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2004:25) mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan
proses petukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang
dan jasa, pengalaman, serta ide-ide (Mowen dan Minor, 2002:6). Perilaku
pembelian konsumen (consumer buyer behavior) menurut Kotler dan Amstrong
(2008:158) mengacu pada pembelian konsumen akhir, perorangan, dan rumah
tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadiSemua konsumen
akhir ini bergabung membentuk pasar konsumen (consumer market). Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut adalah faktor
sosial, budaya, pribadi dan kekuatan psikologis, dimana faktor budaya dikatakan
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan atau keputusan
konsumen sebagai individu atau kelompok untuk menentukan pilihannya atas
penggunaan atau pembelian. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok maupun organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam memilih, membeli dan memakai barang dan jasa-jasa,
semata-mata untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen tersebut adalah faktor sosial, budaya, pribadi dan kekuatan
psikologis, dimana faktor budaya dikatakan mempunyai pengaruh yang paling
luas dan dalam.
Dari definisi diatas, kita mengetahui bahwa ada dua komponen kunci yang
harus dilakukan perusahaan untuk memahami perilaku konsumen :
a. Perusahaan harus berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen
b. Perusahaan mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak yang
saling mentransfer sesuatu yang bernilai bagi orang lain.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Setiadi (2003:416), keputusan
pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan
keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya. Menurut
Kotler dan Keller (2009:188) dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen
kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu
kredit).
a. Proses Pengambilan keputusan pembelian
Proses pembelian secara spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah
memahami pe rilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang
bekerja pada tahap-tahap itu. (Setiadi, 2003: 16).
Secara umum proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
Sumber: Setiadi (2003: 16)
Gambar 2.2
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
tersebut pada setiap melakukan pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih
rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang
wanita yang membeli pasta gigi dari merek yang sudah biasa dipergunakanya
akan mengenali kebutuhannya sehingga dia langsung pada keputusan pembelian.
Model tersebut menunjukkan bahwa semua pertimbangan akan muncul ketika
konsumen menghadapi situasi pembelian yang kompleks dan baru.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat
disebabkan oleh ransangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan
normal seseorang atau ransangan eksternal seseorang.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya untuk melakukan
pembelian akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang dipertimbangkan konsumen dan pengaruh relatif dari
masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi
dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b. Sumber Komersil: iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran.
c. Sumber Umum: media massa, organisasi konsumen.
d. Sumber Pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk.
3. Evaluasi Alternatif
Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari
proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang
konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan
4. Keputusan Membeli
Ada 2 faktor yang mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli.
Faktor yang pertama adalah sikap atau pendirian orang lain, sejauh mana sikap
orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada
dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif
pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain
tersebut.
Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak bisa diantisipasi. Konsumen
membentuk suatu maksud pembelian atas dasar faktor-faktor seperti
pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat
produk yang diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang
tidak diantisipasi mungkin terjadi dan mengubah maksud pembelian tersebut.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian terhadap suatu produk dilakukan, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut
juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sebuah pembelian dan penggunaan
produk yang akan menarik perhatian pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan
berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga
periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa
dekat harapan pembeli atas produk dengan manfaat yang dirasakan dari produk
tersebut. Jika manfaat produk tersebut dibawah harapan pelanggan, pelanggan
pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan maka
pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.
b. Jenis-jenis perilaku keputusan pembelian
Tingkah laku membeli berbeda untuk setiap produk, semakin kompleks
kebutuhan yang harus dibeli biasanya semakin banyak peserta pembelian
dan semakin banyak pertimbangan untuk membeli. Jenis-jenis tingkah
laku membeli konsumen berdasarkan derajat keterlibatan dan tingkat
perbedaan antara merek (Kotler dan Amstrong, 2008:177) yaitu:
1. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin
sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan
sangat memperlihatkan ekspresi diri.
2. Perilaku pembelian pengurangan disonasi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing
buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya
melihat sedikit perbedaan antar merek. Contoh, konsumen yang
membeli karpet mungkin menghadapi keputusan dengan keterlibatan
tinggi karena karpet adalah barang yang mahal dan memperlihatkan
ekspresi diri. Tetapi pembeli mungkin menganggap sebagian besar
ini, karena anggapan perbedaan mereka tidak besar, pembeli mungkin
berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia, tetapi membeli
dalam waktu relative singkat.
3. Perilaku pembelian kebiasan
Perilaku pembelian (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.
Contohnya, garam. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan
dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil
satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini
merupakan lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat
terhadap sebuah merek. Konsumen tampaknya memiliki keterlibatan
rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
4. Perilaku pembelian keragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety
seeking buying behavior) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang
signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak
pertukaran merek.
2.1.5 Usaha Eceran
1. Pengertian usaha eceran
Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung
bisnis. Ritel juga merupakan perangkat sari aktivitas-aktivitas bisnis yang
melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan
penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi
perorangan maupun keluarga (Utami,2006:4). Kegiatan yang dilakukan
dalam usaha eceran adalah menjual berbagai produk, jasa dan keduanya
kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama.
Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari
kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya dengan harga, tempat
dan waktu yang diinginkan pelanggan. Karena itu usaha eceran memiliki
peranan penting dalam proses pemenuhan konsumen, karena merupakan
tahap akhir dari saluran distribusi yang menyampaikan produk langsung
kepada konsumen akhir. Jalur distribusi adalah sekumpulan atau beberapa
perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai
konsumen akhir. Produsen menjual produknya kepada peritel besar
(wholesaler). Hal ini akan membentuk suatu jalur distribusi, antara
produsen ke konsumen akhir seperti yang ditunjuk Gambar 2.3 berikut:
Sumber: Utami (2006:5)
Gambar 2.3
Jalur distribusi barang dan dagangan pada usaha eceran 2. Jenis-Jenis Pengecer
Usaha eceran memiliki jenis yang berbeda didasarkan pada
karakteristiknya. Terdapat tiga karakteristik dasar ritel, yaitu: Pertama,
Pengelompokan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan ritel untuk Pedagang besar
memuaskan kebutuhan konsumen. Kedua, pengelompokan berdasarkan
sarana atau media yang digunakan. Ketiga, pengelompokan berdasarkan
kepemilikan (Utami, 2006:10). Pada umumya jenis pengecer
dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu pengecer toko dan pengecer
tanpa toko (Utami, 2006:11-13). Masing-masing pengecer diuraikan
sebagai berikut:
a. Pengecer Toko (Store Retailing)
Pengecer toko adalah usaha eceran yang menggunakan toko
sebagai saran untuk memasarkan produk yang dijual. Pada umumnya
usaha eceran menggunakan toko yang disebut toko eceran. Toko eceran
memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Seiring perkembangan
zaman semakin banyak toko eceran yang muncul dengan berbagai bentuk.
Secara umum jenis-jenis toko pengecer dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Toko Khusus (Specialty Store)
Toko khusus berkonsentrasi pada sejumlah kategori produk yang
terbatas dengan level layanan yang tinggi. Jenis toko ini dapat lebih
khusus lagi sesuai dengan barang dagangan yang dijual.
2) Department Store
Merupakan jenis eceran yang menjual variasi produk yang luas dan
berbagai jenis produk dengan menggunakan staff seperti layanan
pelanggan dan tenaga sales counter. Pembelian biasanya dilakukan
3) Toko Konviniens (Convenience Store)
Toko pengecer ini memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas
dengan ukuran relatif kecil dan biasanya didefenisikan sebagai pasar
swalayan mini yang menjual hanya lini terbatas dan perputaran produk
yang relatif tinggi. Toko ini ditujukan kepada konsumen yang
membutuhkan pembelian cepat.
4) Toko Super (Super Store)
Merupakan toko pengecer dengan ukuran toko hampir dua kali luas
supermarket biasa dan menjual rangkaian produk yang luas yang
terdiri dari produk-produk makanan dan non makanan yang secara
rutin dibeli oleh konsumen. Toko Kombinasi (Combination Store)
Merupakan toko yang aktivitasnya menjual kombinasi produk
makanan dan obat-obatan.
5) Toko Kombinasi (Combination Store)
Merupakan toko yang aktivitasnya menjual kombinasi produk
makanan dan obat-obatan.
6) Pasar Hiper (Hypermarket)
Merupakan toko yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter
persegi lebih luas dari toko kombinasi. Hypermarket mengkombinasikan berbagai bentuk toko pengecer seperti:
supermarket, toko diskon dan ware house. Toko ini menjual lebih
banyak produk yang rutin dibeli oleh konsumen seperti perlengkapan
7) Toko Diskon (Discount Store)
Toko dislon merupakan jenis ritel yang menjual sebagian besar variasi
produk dengan menggunakan layanan yang terbatas dan harga murah.
Toko diskon menjual produk dengan label atau merek itu sendiri.
8) Pengecer Potongan Harga (Off-prices Retailers)
Ritel off-price dapat menjual merek dan label produk dengan harga yang ebih murah dari grosir. Cenderung menjual barang dagangan
yang berubah-ubah sering merupakan sisa, tidak laku dan cacat yang
diperoleh dengan harga yang lebih murah dari produsen lainnya.
9) Ruang Pamer Katalog (Catalog showroom)
Jenis toko seperti ini menjual serangkaian luas produk dengan mark-up
yang tinggi merek ternama pada harga diskon. Ruang pamer katalog
memperoleh uang dengan memotong biaya marjin untuk menyediakan
harga yang rendah yang akan menarik penjualan bervolume tinggi.
b. Pengecer Tanpa Toko (Nonstore Retailing)
Selain jenis pengecer yang menggunakan toko sebagai sarana memasarkan
produk, dalam pemasaran juga dikenal jenis pengecer yang tidak
menggunakan toko. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1) Ritel Elektronik (Electronic Retailing)
Merupakan format bisnis ritel atau ritel yang menggunakan
komunikasi dengan pelanggan mengenai produk, layanan dan
penjualan melalui internet guna mencapai cakupan konsumen yang
2) Katalog dan Pemasaran Surat Langsung
Pemasaran melalui katalog terjadi ketika perusahaan mengirimkan satu
atau lebih katalog produk kepada penerima yang terpilih. Perusahaan
mengirimkan katalog produk yang terpilih. Perusahaan mengirimkan
katalog yang menginformasikan barang dagangan secara lengkap yaitu
keseluruhan lini barang dagangan atau dengan memilih barang
dagangan yang akan menginformasikan secara terbatas dalam bentuk
katalog konsumen khusus dan katalog bisnis. Biasanya berbentuk
cetakan,cd, video, atau secara online.
3) Penjualan Langsung
Merupakan sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau
lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi yang
dapat diukur pada suatu lokasi penjualan tertentu.
4) Television Home Shopping
Merupakan format ritel melalui televisi. Pelanggan akan melihat
program TV yang menayangkan demonstrasi produk dagangan dan
kemudian menyampaikan pesanan melalui telepon.
5 ) Vending Machine Retailing
Merupakan format non store yang menyimpan barang dan jasa pada
suatu mesin dan menyerahkan barang ke pelanggan dimana pelanggan
2.2Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
ini berkaitan dengan motif berbelanja (shopping motives) dan alat
perlengkapan (attribute tools). Tabel 2.1 menunjukkan beberapa penelitian
terdahulu yang dipakai sebagai panduan dalam penelitian ini.
Tabel. 2.1
Daftar Beberapa Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penulis Judul Tujuan Metode Hasil
Mahasiswa FE USU didapatkan hasil bahwa
Kerangka konseptual merupakan sitensa tentang hubungan dari beberapa variabel
yang diteliti, disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan (Sugiono,2005:49).
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) proses pengambilan keputusan konsumen
dimulai sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama
setelah pembelian. Keputusan pembelian adalah keputusan tentang merek mana yang
dibeli (Kotler dan Amstong, 2008:181).
Keputusan pembelian dipengaruhi salah satunya oleh motif konsumen dalam
berbelanja, motif berbelanja (Shopping Motives) adalah segala sesuatu yang
mendorong seorang konsumen untuk berperilaku tertentu dan upayanya untuk
mencapai kepuasan, baik secara rasional maupun emosional (Setiadi 2003:94).
stimuli (dorongan) yang meliputi rasa kenyamanan, rancangan fisik serta sosial yang
dipandang sebagai bagian keseluruhan citra supermarket. alat perlengkapan (attribute
tools) juga merupakan perlengkapan atau peralatan yang ada dalam toserba (supermarket). Kesan terhadap alat perlengkapan (attribute tools) dapat dibentuk
pada saat konsumen memasuki atau baru saja memasuki area fasilitas toko. Sebuah
toko yang memiliki atribute tools yang baik akan mendorong konsumen untuk
tinggal lebih lama di dalam toko dan terdapat pada toko tersebut hingga akhirnya
melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan teori pendukung diatas, maka
kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual penelitian
Gambar 2.4 menunjukkan bahwa motif berbelanja (shopping motives) dan alat
perlengkapan (attribute tools) merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen. Kedua variabel ini
diharapkan dapat mempengaruhi dan menarik konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian pada Supermarket Carrefour. Motif Berbelanja (Shopping
Motives) (X1)
Alat Perlengkapan(Attribute Tools) (X2)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan
masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis
(Sugiyono,2005:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh variabel motif berbelanja (Shopping Motives) dan alat
perlengkapan (Attribute Tools) terhadap keputusan pembelian mahasiswa Fakultas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang, untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
fluktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang di selidiki (Nazir, 2011:54). Berdasarkan metode, penelitian
ini memakai metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (sugiyono, 2009:14).
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan direncanakan di Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera
Utara, Jln. Prof. T.M. Hanafiah, Kampus USU – Padang Bulan Medan.
Penelitian ini akan direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober
2013.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:
1. Variabel Independent (X) terdiri atas motif berbelanja (shopping motives) (X1) dan alat perlengkapan (attribute tools) (X2).
2. Variabel Dependen (Y) adalah keputusan pembelian
3.4Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana
variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Defenisi variabel-variabel
memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu
variabel.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi
Operasional
6. torlly) 4. Faktor keunggulan 5. Tindakan memilih 6. Faktor kepuasan 7. Faktor situasional
Skala Likert
3.5Skala Pengukuran
Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala Likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan
menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan
kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam
melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap
jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel
Tabel 3.2 Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi USU yang melakukan pembelian di Carrefour Plaza
Medan Fair.
3.6.2 Sampel
Menurut Kuncoro (2003: 103) sampel adalah himpunan bagian
(subset) dari unit populasi yang dijadikan sebagai sumber data dalam
melakukan penelitian. Karena mahasiswa Fakultas ekonomi USU yang
melakukan pembelian di Carrefour tidak diketahui, maka penentuan
jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus (Supramono,
Dimana:
n = Jumlah Sampel
Zα = Nilai standart normal yang basarnya tergantung α
Bila α = 0,01 Zα = 1,67
Bila α = 0,05 Zα = 1,96
p = estimasi proporsi populasi
q = 1 - p
d = Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (10%)
Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan terhadap konsumen yang
melakukan pembelian di Carrefour plaza Medan Fair terdapat 30 orang, 16
orang yang melakukan pembelian di Carrefour Plaza Medan Fair. Hal ini
berarti estimasi proporsi populasi (p) dalam penelitian ini adalah sebesar
53% dan q adalah sebesar 47% maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Accidental Sampel
yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan. Siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2005:77). Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah
adalah pengunjung yang pernah dan melakukan pembelian minimal telah 2 kali
berbelanja dalam sebulan dan telah berusia 17 tahun.
3.7Jenis Data dan Sumber 3.7.1 Data Primer
Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data diperoleh
langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan
wawancara.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat
menjadi referensi dalam mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.8.1 Kuesioner (daftar pernyataan)
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan
kepada responden untuk dijawab.
3.8.2 Wawancara
Yaitu wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak
yang berhak dan berwenang dari Carrefour Plaza Medan Fair, untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
3.8.3 Studi Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari literatur, buku,
akses internet, yang berhubungan dengan penelitian.
3.9Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah
didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat
ukur yang digunakan (kuesioner). Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
3. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total
correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 responden diluar sampel penelitian, tetapi memiliki karakeristik yang
sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = 30 dan
Tabel 3.3
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang,
2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji
validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan
reliabel.
2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan
reliabel.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.890 20
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 ( 2013)
Pada 20 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0.890, ini berarti 0.890 > 0.60
dan 0.890 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah
reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
3.10 Teknis Analisis
3.10.1 Analisis Deskripstif Statistik
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan dalam
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Ginting dan
Situmorang, 2008:187).
3.10.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)
diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang dan Muslich, 2012:100).
b. Uji Heterokedatisitas
Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup
tersebut. Jika varians sama maka dikatakan ada homoskedastisitas.
Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. (Situmorang dan Muslich, 2012:108).
c. Uji Multikolinearitas
Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF
biasa dipakai adalah nilai Tolerance>1, atau nilai VIF<5, maka tidak
terjadi multikolinieritas (Situmorang dan Muslich, 2012:133).
3.10.3 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
berapa besar pengaruh variabel bebas [motif berbelanja (shopping motives)
dan alat perlengkapan (attribute tools)] terhadap variabel terikat
(keputusan pembelian). Untuk memperoleh hasil analisis data peneliti
menggunakan program SPSS 17.0. Adapun bentuk umum persamaan
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005:211):
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
X1= Motif berbelanja (shopping motives)
X2= Alat perlengkapan (atribute tools)
b1,2= Koefisien regresi
e = Standart error
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin
besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas (X1, X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2
semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini
berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
2. Uji simultan ( UJi-F )
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas (X1, X2,) yaitu berupa variabel motif berbelanja (shopping
motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian yaitu variabel terikat (Y).
Ha : b1≠ b2≠ 0
Artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel motif berbelanja (shopping
motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian yaitu variabel terikat (Y).
Kriteria keputusan pembelian :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
Ha, ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %
Uji - t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat.
Ho: b1 = b2 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas (X1, X2) yaitu, berupa variabel motif berbelanja (shopping
motives) dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian yaitu variabel terikat (Y).
Ha : b1,≠ b2 ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel motif berbelanja (shopping motives)
dan alat perlengkapan (attribute tools) terhadap keputusan pembelian
yaitu variabel terikat (Y).
Kriteria keputusan pembelian :
H0 diterima jika thitung < ttabel, pada α = 5 %