• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Laju Kalsifikasi Karang Dengan Menggunakan Radiolsotop *'CaCl2 Sebagai Tracer (Penanda) Pada Kerang Jenls Euphyllia cristata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Laju Kalsifikasi Karang Dengan Menggunakan Radiolsotop *'CaCl2 Sebagai Tracer (Penanda) Pada Kerang Jenls Euphyllia cristata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu,"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

w

-

03'

PENDUGAAN LAJU KALSIFIKASI KARANG DENGAN MENGGUNAKAN

RADlOlSOTOP 4 5 ~ a ~ 1 2

SEBAGAI TRACER (PENANDA) PADA KARANG

JENlS Euphyllia crisiata, Dl PULAU PAR1 KEPULAUAN SERIBU

Oleh : I D R I S

C06499008

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENDUGAAN LAJU KALSIFIKASI KARANG DENGAN MENGGUNAKAN

RADIOISOTOP 4 5 ~ a ~ 1 2

SEBAGAI TRACER (PENANDA) PADA KARANG

JENIS

Euphyllia cristata,

Dl PULAU PAR1 KEPULAUAN SERIBU

Oleh :

I D R I S C06499008

SKRlPSl

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(3)
(4)

IDRIS.CO6498008. Pendugaan L J u Kalsltikari Karang Dengan Menggunakan Radiolsotop *'Ca~lz Sabagel Tracer (Penanda) Pada Kerang Jenls Euphyllia cristata dl Pulau Parl,

Kepulauan Serlbu, Dibawah bfmblngan Dadl Soedherma dan Trl Prartono.

Luasan terumbu karang di Indonesia yaitu i51020 km dan perkirakan *82% dalam kondisi terancam keberadaannya. Pemanfaatan ekosistem terumbu karang yang tidak ramah lingkungan menjadi faktor penyebab kerusakan ekosistem terumbu karana di Indonesia. Berbaaai uoava rehabilitasi dilakukan untuk menjaga keberadaan ekosistem t&umbu karang, sepertrarfi~ci~l reef, transplantasi karang dan stimulasi listrik. Semua upaya rehabilitasi tersebut membutuhkan data pertumbuhan karang. Salah satu cara yang dikembangkan untuk mengukur pertumbuhan karang adalah dengan menggunakan bahan radioisotop 45CaC12. Pemanfaatan metode ini dapat

menentukan laju pengendapan CaC03 dan jumlah CaC03 yang terendapkan.

Penelitian laju kalsifikasi ini dilakukan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, selama 6 bulan mulai dari bulan September 2003-Februari 2004. Karang yang diukur laju kalsifikasinya adalah karang dari Jenis Euphyllia cristata dari Famili Euphyllidae dan Ordo Scleractinia (karang batu). Fragmen karang ini dipotong dan diinkubasi dalam radioisotop 45~a~12selama 8 jam. Setelah itu diinkubasi di lapangan pada kedalaman 5 m dan 10 m, kemudian fragmen diambil setiap jam. Selanjutnya penukuran kadar radioaktif dilakukan di laboratorium. Disamping itu dilakukan pengukuran parameter fisika-kimia perairan.

Data laju kalsifikasi didapatkan dalam satuan CPM (cacahan per menit) yang kemudian di konversi kedalam pgCaC0Jgr berat keringljam. Data laju kalsifikasi dihubungkan dengan waktu inkubasi untuk mendapatkan suatu persamaan yang akan digunakan untuk menduga laju

kalsifikasi dari karang berdasarkan waktu dan luasan penutupan.

Parameter fisika di lokasi penelitian memiliki kisaran suhu 23,O-28,O OC, salinitas 30,O-31,O %o, kecerahan loo%, kecepatan arus 0,20-0,34 mldt. lntensitas cahaya pada kedalaman 5 m memiliki kisaran 600-27000 lux, pada kedalaman 10 m berkisar 500-27000 lux. Parameter kimia yang terukur memiliki kisaran TSS 35,60-40,67 mgll, pH 8,04-8,lO; fosfat 0,002 mgll, nitrat 0,032-0,052 mgll, dan nitrit <0,001-0,001 mgll. Secara umum untuk parameter fisika-kimia perairan

menunjukkan nilai yang baik untuk pertumbuhan karang.

Laju kalsifikasi karang berbeda-beda tergantung pada faktor dari dalam karang seperti umur, jumlah zooxanthellae, tingkat stress. Selain itu juga pengaruh dari luar (lingkungan) seperti suhu, salinitas, dan cahaya mempengaruhi laju kalsifikasi.

Laju kalsifikasi karang pada kedalaman 5 m menujukkan nilai yang berfluktuatif. Dari hasil pengamatan terdapat fragmen yang memiliki nilai terbesar yaitu sebesar 0,041 pgCaCOJgr berat kering pada pengambilan ke-5, sebaliknya terdapat nilai yang sangat kecil yaitu sebesar 0,002 pgCaCOJgr berat kering pada pengambilan ke-7. Pada kedalaman 10 m laju klasifikasi juga menunjukkan nilai yang beffluktuatif seperti pada kedalaman 5 m, tetapi fluktuasi nilai yang terjadi pada kedalaman 10 m tidak terlalu besar dibandingkan dengan kedalaman 5 m. Hasil

pengamatan didapatkan nilai terbesar pada pengambilan ke-5 sebesar 0,046 pgCaC03/gr berat kering dan nilai terkecil pada pengambilan ke -7 sebesar 0,028 pgCaCOJgr berat kering. Tingkat stress dan morfologi dari fragmen karang pada waktu penelitian berperan penting terhadap proses laju kalsifikasi.

Hubunaan antara waktu inkubasi denaan laiu kalsifikasi didaoatkan suatu oersamaan (formula) yang dapGdigunakan untuk pendugaan k j u klasifikasi karang berdasarkan w k t u dan lua'san oenutuoan. Dalam oenelitian ini didaoatkan formula Y=0,0077 In (x) + 0.0210 oada kedalaman 5 m , sedangkan pada kedalaman 10 m didapatkan formula ~ = 0 , 0 0 3 i In (x) + 0,0283. Berdasarkan pada perhitungan formula tersebut didapatkan laju klasifikasi rata-rata pada kedalaman 5m

(5)

sebesar 0,0077 vgCaC0Jgr berat keringljam dan pada kedalaman 10 m sebesar 0,0031 pgCaC0Jgr berat keringljam. Dengan menggunakan beberapa asumsi dan perhitungan dari formula yang didapatkan maka dapat diduga CaC03 yang akan mengendap pada kedalaman 5 m sebesar 16,6075 kgCaC0Jkg berat kering/tahun/km2 dan pada kedalaman 10 m sebesar 13,9430 kgCaC0Jkg berat keringltahunlkm2.

(6)

KATA PENGANTAR Bisrnillaahirrahmaanirrahiim

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S W atas rahrnat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penelitian serta menyusun skripsi yang berjudul PENDUGAAN LAJU KALSlFlKASl PADA KARANG DENGAN MENGGUNAKAN RADIOISOTOP '%aC12 SEBAGAI TRACER (PENANDA) PADA KARANG JENIS

Euphyllia cristata, Dl PULAU PAR1 KEPULAUAN SERIBU.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Jurusan llmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terirna kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA;

Bapak Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc; dan lbu lr. Elsje L. Sisworo, M.Sc selaku dosen pembirnbing yang telah banyak mernberikan birnbingan,masukan, dan saran kepada penulis, sehingga dapat rnenyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pengurus Asosiasi Koral Kerang lkan Hias Indonesia (AKKII) dan semua pihak yang telah membantu dalarn rnenyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini, narnun penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi ilrnu pengetahuan khususnya bidang kelautan dan perikanan serta pembaca yang lain dan semoga menjadi suatu amal ibadah bagi penulis,

Bogor, Juni 2004

(7)

Judul : PENDUGAAN LAJU KALSlFlKASl KARANG DENGAN MENGGUNAKAN RADlOlSOTOP "c~cI~SEBAGAI TRACER (PENANDA) PADA KARANG JENlS Euphyllia cristata, Dl PULAU PAR1 KEPULAUAN SERIBU

Nama Mahasiswa : IDRlS

Nomor pokok : C06499008 Program studi : llmu Kelautan

Menyetujui :

I. Komisi Pembimbing

Dr. ir. Trl Prsrtono, M l Angaota

II. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan

(8)

DAFTAR IS1

Halarnan DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

1

.

PENDAHULUAN

...

1

.

1 Latar Belakang

...

1.2 Tujuan

...

...

2

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

2.1 Deskripsi, rnanfaat, dan Perusakan Ekosistem Terumbu Karang

2.1

.

1 Deskripsi Ekosistem Terumbu Karang

...

2.1.2 Manfaat Ekosistem Terumbu Karang

...

2.1.3 Perusakan Ekosistem Terumbu Karang

...

. .

2.2 Klasifikasi dan CI~I

...

2.3 Biologi Karang

...

2.4 Kalsifikasi

...

...

2.4.1 Proses Kalsifikasi dan Produksi Kapur Terumbu Karang

. .

...

2.4.2 Mekanisme Kals~f~kasi

2.4.3 Hasil-hasil Penelitian Laju Perturnbuhan Beberapa Spesies

Karang

...

...

2.5 Faktor-faktor Pembatas Kalsifikasi

2.5.1 Suhu

...

...

2.5.2 Salinitas

...

2.5.3 Cahaya

...

2.5.4 Kedalaman

...

2.5.5 Sedimentasi

...

2.5.6 pH (Derajat Keasaman)

2.6 Radioisotop 4 5 ~ a ~ 1 2

...

2.7 Keadaan Umurn Lokasi Penelitian

...

...

3

.

METODE PENELITIAN

...

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2 Alat dan Bahan

...

... 3.3:1, Benentuan stasiun

3.d.2 Penentuan Spesies Karand

...

...

3.4.3'~enanaman Fragmen Karang

. .

...

3.3.4 Prosedur Penel~t~an

...

1 . Persiapan dan Perawatan Karang

45

...

.

2 lnkubasi dalam Ca

(9)

...

3 . Pengambilan Contoh

. .

...

4

.

Prosedur Anal~s~s

...

3.3.5 Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan

3.4 Analisis Data

...

...

4

.

HASlL DAN PEMBAHASAN

...

4.1. Parameter Fisika-Kirnia di Perairan Pulau Pari

4.1

.

1 Suhu

...

4.1.2 Salinitas

...

...

4.1.3 Kecerahan dan Intensitas Cahaya

...

4.1.4 Padatan Tersuspensi (TSS)

4.1.5 Derajat Keasarnan (pH) dan Nutrien

...

...

4.1.6 Kecepatan dan Arah Arus

4.2. Kalsifikasi CaC03

...

4.2.1 Jumlah CaC03yang diendapkan karang Jenis

Euphyllia cristata pada kedalaman 5m

...

4.2.2 Jurnlah CaC03 yang diendapkan karang Jenis

Euphyllia cristata pada kedalaman 5m

...

4.2.3 Keterkaitan Proses Kalsifikasi dengan Sistem

Karbonat di Laut ...

5

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halarnan

1. Laju Kalsifikasi Apical Polyps Beberapa Spesies

Karang Bercabang (data laboratorium dengan rnenggunakan 45Ca)

(Surnber : Goreau dan Goreau,1959 dan Goreau, 1959)

...

10

2. Laju Kalsifikasi (pgCalrngN1jarn) Potongan Karang yang diinkubasi Pada Kondisi Cahaya Matahari Berbeda

(~umber : Goreau dan Goreau, 1959 dan Goreau,1959)

...

10 3. Laju Perturnbuhan Beberapa Spesies Karang

(Surnber : Setelah Buddemeier and Kinzie 111, 1976

in Supriharyono, 2000)

...

11 4. Beberapa Penelitian Transplantasi yang telah dilakukan di

Pulau Pari Kepulauan Seribu.

...

12

5. Parameter Fisika-Kirnia yang Diukur, Satuan, dan Alat yang

Digunakan

...

21

6. Hasil Pengukuran Rata-Rata dan Standar Deviasi Nilai Parameter

Fisika-Kirnia di Stasiun Pengamatan Tanggal 14-16 Januari 2004

...

23

7. Jumlah Endapan CaC03 di Dua Kedalarnan dan Dalarn

Waktu lnkubasi yang Berbeda

...

34
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuannya agar peserta pelatihan memahami dan mampu menjelaskan teori-teori yang terkait dengan perkembangan intelektual yang meliputi: penyerapan, penalaran,

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament bervisi SETS pada kelas eksperimen memperoleh hasil belajar dan karakter yang lebih baik,

Deskripsi dampak negatif maupun positif akan diidentifikasi sesuai temuan empiris di lapangan yang meliputi dampak sosial yaitu hubungan yang terjadi antara

Krem Cembung Tidak rata Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua bakteri yang berhasil diisolasi merupakan bakteri Gram positif dengan 3 bakteri berbentuk batang

project-based learning, problem-based learning, dan discovery learning telah direkomendasikan oleh kurikulum 2013 sebagai strategi efektif dalam pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan bermain disentra balok dapat meningkatkan kemampuan visual spasial anak

Antara faktor-faktor yang dikaji adalah faktor individu yang merupakan ciri-ciri pelatih dan persekitaran pelajar yang mengikuti program kejuruteraan elektrik Pemilihan

1 Pada anak yang menderita demam ≥6 hari dengan gejala ke arah demam tifoid, untuk pengobatan pasien segera dapat digunakan pemeriksaan serologis antibodi terhadap antibody