PADA PASIEN RSGMP FKG USU
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NAMA : FARAH SAUFIKA
NIM : 080600032
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini telah
selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Nazruddin, drg.,Sp.Ort.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Sumatera Utara Medan.
2. Sayuti Hasibuan, drg.,Sp.PM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran
dalam penulisan skripsi ini.
3. M.Zulkarnain, drg.,M.Kes selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
telah begitu banyak membantu, membimbing, dan memberi nasihat yang berharga
selama penulis menjalani masa studi di perkuliahan.
4. Ayahanda dr.H. Salmin Oemar B.,Sp.A dan Ibunda Hj.Dian Meutia Ningsih
Atirah atas kasih sayang, doa restu serta dukungan moral maupun materil yang
diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi
ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan
karya yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan
masyarakat.
Medan,2 Mei 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI
KATA PENGANTA ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 RumusanMasalah ... 2
1.3 TujuanPenelitian ... 3
1.4 Manfaatpenelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Lidah ... 4
2.1.1 AnatomiLidah Normal ... 4
2.1.2 FungsiLidah ... 6
2.1.3 KelaianandanLesiLidah ... 6
2.2 Geographic Tongue ... 7
2.2.1 DefenisidanEpidemiologi ... 8
2.2.2 EtiologidanPredisposisi ... 9
2.2.2.1 Genetik ... 9
2.2.2.2 DefisiensiNutrisi ... 9
2.2.2.3 Psikosomatik ... 9
2.2.2.4 Hormonal ... 10
2.2.2.5 Atopy ... 10
2.2.2.6 Psoriasis danPenyakit Reiter’s ... 10
2.2.2.7 InfeksiJamurdanBakteri ... 11
2.2.2.8 Fissure Tongue ... 11
2.2.2.9 IbuHamildanMenyusui ... 11
2.2.2.10 Alergi ... 12
2.2.4 Diagnosa ... 14
2.2.5 DifferensialDiagnosa ... 15
2.2.6 Perawatan ... 17
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 21
3.1 JenisPenelitian ... 21
3.2 LokasidanWaktuPenelitian ... 21
3.3 PopulasidanSampel ... 22
3.3.1 Populasi ... 22
3.3.2 Sampel ... 22
3.3.3 KriteriaInklusidanEksklusi ... 23
3.4 IdentifikasiVariabelPenelitian ... 23
3.4.1 VariabelBebas ... 23
3.4.2 VariabelTerikat ... 23
3.4.3 VariabelTakTerkendali ... 23
3.5 DefenisiOperasional ... 24
3.6 AlatdanBahanPenelitian ... 24
3.6.1 Alat ... 24
3.6.2Bahan ... 24
3.7 MetodePengambilan Data ... 25
3.8 AlurPengolahan Data ... 25
3.9 Pengolahan Data danAnalisa Data ... 28
3.9.1 Pengolahan Data ... 28
3.9.2 Analisa Data ... 28
3.10 EtikaPenelitian ... 28
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 30
BAB 5 PEMBAHASAN ... 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
6.1 Kesimpulan ... 38
6.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Karakteristik pasien pengunjung RSGM FKG USU ... 30
2. Distribusi dan frekuensi adatidaknyaGeographic Tongue ... 31
3. Distribusi dan Frekuensi pasien yang menderitaGeographic
Tongueberdasarkanjeniskelamin ... 31
4. Distribusi dan Frekuensi pasien yang menderitaGeographic
Tongueberdasarkankelompokumur ... 32
5. Distribusi dan Frekuensi pasien yang menderitaGeographic
Tongueberdasarkanlokasi ... 33
6. Distribusi dan Frekuensi pasien yang menderitaGeographic
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagian-bagianLidah ... 5
2. Geographic Tongue ... 8
3. Geographic Tonguepadalidah orang dewasa ... 13
4. Geographic Tonguepadaanak-anak ... 13
5. Acute atrophic candidiasis ... 16
6. Lichen planustipeatrophic ... 16
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan,...
Pembimbing : Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal ...
TIM PENGUJI
KETUA : 1. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM
ANGGOTA : 1. Aida Fadhilla Darwis, drg.
FakultasKedokteran Gigi USU
Departemen Penyakit Mulut
Tahun 2015
Farah Saufika
Prevalensi dan Distribusi Geographic tongue pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
xi + 46 halaman
Geographic tongue adalah suatu kondisi inflamasi akut rekuren yang berhubungan
dengan bentuk tidak teratur, warna kemerahan yang terjadi pada daerah lidah yang
mengalami hilangnya papila dan penipisan epitel, biasanya dikelilingi oleh suatu zona papila
dangkal, beregenerasi warnanya lebih putih dari permukaan lidah disekitarnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan distribusi Geographic tongue pada pasien
RSGMP FKG USU dan untuk mengetahui gejala apakah yang dirasakan pasien.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan
cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 pasien yang mengunjungi
RSGM FKG USU, dan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non-probability
sampling: purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan
ekslusi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100 subjek penelitian diperoleh 11 pasien yang
menderita Geographic tongue. Berdasarkan jenis kelamin, penyakit Geographic tongue lebih
banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan dari pada jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan kelompok umur Geographic tongue lebih banyak dijumpai pada usia 16-26
adalah pada bagian dorsal lidah. Sedangkan berdasarkan ada atau tidaknya keluhan, sebagian
besar subjek penelitian mengaku tidak ada keluhan.
Dari hasil penelitian ini didapatkan prevalensi Geographic tongue adalah 11% yang
secara relatif konsisten dengan penelitian sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan
sampel serta karakteristik populasi penelitian di RSGM FKG USU tidak jauh berbeda dengan
penelitian pada populasi barat, dan negara Asia lainnya.
FakultasKedokteran Gigi USU
Departemen Penyakit Mulut
Tahun 2015
Farah Saufika
Prevalensi dan Distribusi Geographic tongue pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
xi + 46 halaman
Geographic tongue adalah suatu kondisi inflamasi akut rekuren yang berhubungan
dengan bentuk tidak teratur, warna kemerahan yang terjadi pada daerah lidah yang
mengalami hilangnya papila dan penipisan epitel, biasanya dikelilingi oleh suatu zona papila
dangkal, beregenerasi warnanya lebih putih dari permukaan lidah disekitarnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan distribusi Geographic tongue pada pasien
RSGMP FKG USU dan untuk mengetahui gejala apakah yang dirasakan pasien.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan
cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 pasien yang mengunjungi
RSGM FKG USU, dan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non-probability
sampling: purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan
ekslusi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100 subjek penelitian diperoleh 11 pasien yang
menderita Geographic tongue. Berdasarkan jenis kelamin, penyakit Geographic tongue lebih
banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan dari pada jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan kelompok umur Geographic tongue lebih banyak dijumpai pada usia 16-26
adalah pada bagian dorsal lidah. Sedangkan berdasarkan ada atau tidaknya keluhan, sebagian
besar subjek penelitian mengaku tidak ada keluhan.
Dari hasil penelitian ini didapatkan prevalensi Geographic tongue adalah 11% yang
secara relatif konsisten dengan penelitian sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan
sampel serta karakteristik populasi penelitian di RSGM FKG USU tidak jauh berbeda dengan
penelitian pada populasi barat, dan negara Asia lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran dengan struktur yang bervariasi
sesuai daerahnya. Gambaran anatomi lidah normal terdiri dari beberapa bagian antara lain korpus
lingua, radiks lingua, sulkus terminalis, foramen sekum, dorsal lingua, permukaan sublingual lingua,
dan mukosa dorsal lidah. Mukosa dorsal lidah ini terbagi menjadi 3 bagian yakni 2/3 depan, 1/3
belakang, dan indra perasa. Pada bagian 2/3 depan tersebut terdapat 4 jenis papila tersebut yaitu,
papila filiformis, papila fungiformis, papila foliata dan papila sirkumvalata.1
Pergerakan lidah tidak saja penting untuk memandu makanan di dalam mulut sewaktu kita
mengunyah dan menelan, tetapi juga berperan penting untuk berbicara. Lidah juga dapat
mencerminkan kondisi kesehatan individu sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
kesehatan oral maupun kesehatan umumnya. Hal ini bisa dilihat dari perubahan warna lidah
individu. Normalnya lidah berwarna merah muda, namun ada beberapa perubahan warna pada lidah
yang dapat mengindikasikan adanya suatu gangguan tertentu pada kesehatan seseorang.1,2
Lidah dapat mengalami kelainan-kelainan yang bersifat kongenital maupun yang didapat,
salah satu kelainan tersebut adalah Geographic tongue, yaitu suatu kondisi inflamasi akut rekuren
yang berhubungan dengan bentuk tidak teratur, warna kemerahan yang terjadi pada daerah lidah
yang mengalami hilangnya papila dan penipisan epitel, biasanya dikelilingi oleh suatu zona papila
yang dangkal, beregenerasi warnanya lebih putih daripada permukaan lidah sekelilingnya.3
Geographic tongueumumnya menimbulkan keluhan pada individu berupa sensasi terbakar
ringan pada lidah, perih dan sakit ketika memakan makanan pedas atau ketika meminum minuman
berkarbonasi, alkohol, dan merokok. 3
Beberapa penelitian menemukan hasil yang bervariasi mengenai prevalensi Geographic
2005adalah sebesar 1,0%-2,5%,5Bird JAdkk pada tahun 2003 adalahh sebesar 1-14%,6Darwazehdkk
pada tahun 2011 adalah sebesar 4,8%,7 dan F. Mojarradpada tahun 2008adalah sebesar 27%7.8
Penelitian tentang Geographic tonguetelah banyak dilakukan diberbagai negara namun
untuk diwilayah kota Medan pengetahuan orang tentang penyakit ini masih rendah. Oleh karena itu
peneliti merasa perlu untuk dilakukan penelitiantentang prevalensi dan distribusiGeographic
tonguepada pasien yang berkunjung keRSGM FKG USU, sehingga kedepannya dapat dijadikan
referensiuntuk menangani pasien Geographic tonguebagi dokter gigi di kota Medan khususnya dan
di provinsi Sumatera Utara umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapakah prevalensi Geographic tongue pada pasien RSGM FKG USU?
2.
Bagaimana distribusi Geographic tongue pada pasien RSGM FKG USU?
3.
Apakah gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien RSGM FKG USU yang mengalami
Geographic tongue?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa prevalensi Geographic tongue pada pasien RSGM
FKG USU
2. Untuk mengetahui distribusi Geographic tongue pada pasien RSGM FKG USU
3. Untuk mengetahui gejala apakah yang dirasakan pasien Geographic tonguedi
RSGM FKG USU
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui prevalensi Geographic tongue pada pasien RSGM FKG USU, maka
diharapkan :
1. Dokter gigi dan calon dokter gigi dapat memberikan perawatan terhadap kesehatan
2. Sebagai data awal bagi peneliti-peneliti untuk menelaah lebih lanjut mengenai Geographic tongue pada pasien RSGM FKG USU.
3.Dokter gigi dan calon dokter gigi dapat memberikan edukasi kepada pasien agar lebih
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lidah
Lidah adalah kantung mukosa yang berisi otot yang memiliki dasar atau radiks yang cekat dan
korpusyang bergerak serta ujung yang dapat memiliki bentuk dan posisi yang bermacam-macam.
Korpus lidah yang mengandung otot intrinsik dan ekstrinsik merupakan otot terkuat di dalam tubuh.
Lidah dipersarafi oleh nervus hipoglossus( nervus XII ).1,2,6
2.1.1 Anatomi Lidah Normal
Lidah terletak di dasar mulut dan melekat pada tulang hyoid. Dorsal lidah mempunyai
permukaan konveks dengan suatu sulkus median. Pada bagian posterior sulkus tersebut terdapat
foramen sekum, yang menandai daerah asal kelenjar tiroid. Dibelakang foramen sekum ditemukan
kelenjar-kelenjar penghasil mukus dan sekelompok jaringan limfe yang disebut tonsil lingual. Lidah
mempunyai tekstur kasar yang disebabkan oleh adanya papilla. Papilla yang terbesar adalah papilla
sirkumvalata. Terdapat kira-kira sepuluh papilla yang berbentuk bundar ini, yang terletak tepat
didepan foramen sekum dan membagi lidah menjadi dua pertiga anterior dan sepertiga posterior.
Papilla filiformis merupakan papilla yang paling banyak, dan ditemukan pada permukaan bagian
anterior lidah. Papilla fungiformisterletak pada bagian ujung dan sisi lidah. Papilla ini dapat dikenali
Gambar 1. Bagian-bagian lidah
Taste bud terletak pada sisi-sisi papilla sirkumvalata dan fungiformis. Taste bud merupakan
tempat terletaknya sel reseptor pengecap. Pengecapan diterima dari dua pertiga anterior lidah oleh
nervus korda timpani, cabang nervus fasial. Nervus glosofaringeus, atau saraf kranial ke sembilan,
mengindra sensasi pengecapan dari sepertiga posterior lidah. Ada empat sensasi dasar pengecapan:
manis, asin, asam dan pahit. Rasa manis dideteksi pada ujung lidah. Rasa asin dirasakan pada tepi
lateral lidah. Rasa asam dan pahit dirasakan pada aspek posterior lidah dan dihantarkan melalui
nervus glosofaringeus. Apabila lidah diangkat ke atas, suatu perlekatan mukosa, frenulum, dapat
2.1.2 Fungsi Lidah
Lidah merupakan organ yang dapat bergerak dan berperan penting dalam proses
pengunyahan, menelan, mengisap dan berbicara. Dalam proses pengunyahan lidah dibantu oleh
otot-otot labium oris dan pipi yang mana akan membawa makanan diantara permukaan oklusal gigi
geligi dan mempertahankan makanan pada posisi tersebut selama pengunyahan. Selain itu lidah juga
berfungsi untuk membuang objek seperti biji-biji, benda asing, fragmen tulang serta substansi yang
tidak enak rasanya. Lidah juga berperan dalam mempertahankan kebersihan mulut yaitu untuk
menghilangkan debris makanan dari gingival, vestibulum dan dasar mulut.1,2,6,7
Didalam rongga mulut, lidah dianggap sebagai salah satu petunjuk atau cermin kesehatan
umum seseorang. Hal ini disebabkan karena lidah merupakan organ tubuh yang paling peka
terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh.1,2,6,7
2.1.3 Kelainan dan Lesi Lidah
Ada banyak kondisi yang dijumpai pada lidah yang termasuk kedalam istilah anomali lidah.
Beberapa diantaranya tidak menunjukkan gambaran klinis yang signifikan meskipun cukup sering
terjadi. Akibatnya sering dianggap sebagai suatu variasi yang normal. Beberapa kelainan yang lain
menunjukkan kondisi klinis yang jelas pada lidah, dan pada beberapa kasus dapat membantu untuk
menentukan sejumlah kelainan akibat faktor genetik. Anomali lidah yang dijumpai juga bisa
membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.1,2,6,7
Lidah bukan hanya tempat bagi lesi lokal, tetapi juga merupakan cerminan dari keberadaan
beberapa penyakit sistemik. Lesi lokal dapat dikelompokkan sebagai congenital atau
developmental (fissured tongue, lingual thyroid, lymphangioma, hemangioma, dll), traumatik
(traumatic ulser, neuroma dll), infeksi (herpes simplex infections, apthous ulcers, candidiasis, dll),
neoplastik (papilloma, lipoma, squamous cell carcinoma, dll) atau idiopatik (hairy tongue, geographic
tongue, dll). Sedangkan lesi mulut yang berasal dari kondisi sistemik dapat dikelompokkan menjadi
(anemia,leukemia), penyakit metabolik (diabetes mellitus, defisiensi vitamin B, dll) dan gangguan
immunologi (pemphigus, erythema multiform, lichen planus, dll).1,2,6,7
2.2 Geographic tongue
Geographic tonguemerupakan kondisi yang menunjuk pada beberapa istilah seperti
exfoliation areata linguae, glossitis exfoliativa marginata, lingua geographica, benign migratory
glossitis, erythema migrans, annulus migrans, wandering rash of the tongue, migratory glossitis.8
Lidah dengan lesi Geographic tongue kurang disadari keberadaannya oleh penderita, kecuali
lesi ini menimbulkan rasa gatal atau terbakar pada daerah yang terlibat. Kondisi ini biasanya dimulai
[image:20.595.152.446.353.554.2]pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan selama hidup atau menghilang di usia pertengahan.9
Gambar 2. Geographic tongue
2.2.1 Defenisi dan Epidemiologi
Geographic tongueadalah permukaan lidah yang eritematous, atropi, papilla filiformis yang
dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang bervariasi.
Geographic tonguemerupakan suatu kondisi abnormal dari permukaan lidah yang bisa terjadi pada
Dari hasil penelitian diberbagai negara ditemukan hasil bervariasi dari prevalensi Geographic
tongue, diantaranya penelitian oleh Honarmand dkkyang mengemukakan prevalensi Geographic
tonguepada tahun 2013 adalah sebesar 7,8%,4Shulman JDdkk pada tahun 2005adalah sebesar
1,0%-2,5%,5Bird JAdkk pada tahun 2003 adalahh sebesar 1-14%,6 dan Darwazehdkk pada tahun 2011
adalah sebesar 4,8%,7 dan F. Mojarradpada tahun 2008adalah sebesar 27% populasi.
2.2.2 Etiologi dan Predisposisi
Geographic tongue merupakan perubahan spesifik pada mukosa lingua. Lesi ini jarang
mengenai mukosa labial, bukal atau palatal.11Pada dasarnya etiologi dari Geographic tongue belum
diketahui secara pasti. Berbagai faktor telah diajukan oleh para peneliti untuk menjelaskan faktor
penyebab dari kondisi ini walaupun dapat dikatakan bahwa hal ini belum jelas kepastiannya.11
Faktor-faktor tersebut antara lain
2.2.2.1 Genetik
Menurut Prinz dan Baum (1939), separuh dari kasus Geographic tongue yang terjadi dapat
dikaitkan dengan faktor keturunan atau herediter yang mempunyai latar belakang Geographic
tongue, yang kemudian akan diturunkan pada generasi-generasi berikutnya dengan faktor pencetus
adanya kondisi sistemik tertentu.11
2.2.2.2 Defisiensi Nutrisi
Faktor defisiensi nutrisi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab dari kondisi ini.
Defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B12 dapat mengakibatkan depapilasi lingua dan kondisi
2.2.2.3 Psikosomatik
Banyak peneliti yang mencoba menghubungkan Geographic tongue dengan keadaan
psikosomatik penderita, dimana lesi ini sering ditemukan pada penderita yang dalam keadaan stress,
gugup dan temperamen emosional. Keadaan psikis yang seperti ini dapat menimbulkan perubahan
pada tubuh dan organ-organ visceral sehingga fungsi normal sel-sel tubuh mudah terganggu sebagai
akibat dari kecemasan ataupun stress emosional yang berlangsung lama.11
Salah satu literatur menyatakan bahwa pelajar yang menderita Geographic tongue memiliki
kecenderungan untuk mengalami lesi yang lebih parah apabila mereka sedang dalam kondisi stress
emosional daripada bila mereka dalam keadaan tenang. Diantara penderita psikiatri terdapat
prevalensi Geographic tongue 6 kali lebih tinggi pada mereka yang menderita gangguan jiwa
daripada diantara pelajar.11,12
2.2.2.4 Hormonal
Lesi ini dapat muncul pada awal menstruasi atau lebih jelas pada masa menstruasi. Hal ini
dikaitkan dengan adanya perubahan hormonal.11,12
2.2.2.5 Atopy
Geographic tongue merupakan suatu kondisi inflamasi rekuren yangdikarakteristikkan
cenderung mudah teriritasi oleh kontak dengan iritan dari lingkungan luar seperti panas, makanan,
asam dan lain-lain. Asma dan rhinitis terbagi kedalam dua bentuk yaitu ekstrinsik dan intrinsik dan
cenderung bahwa asma ekstrinsik dan rhinitis ekstrinsik terjadi pada orang yang atopy sedangkan
asma intrinsic dan rhinitis intrinsic terjadi pada orang yang non atopy. Burkett telah menyatakan
bahwa individu dengan latar belakang atopy tampaknya lebih sering menunjukkan manifestasi
kondisi ini. Meskipun demikian, Geographic tongue merupakan suatu tanda umum dalam rongga
2.2.2.6 Psoriasis dan Penyakit Reiter’s
Lesi Geographic tongue digambarkan berhubungan dengan penyakit kulit tertentu seperti
psoriasis dan penyakit Reiter’s. dimana dinyatakan bahwa Geographic tongue merupakan salah satu
manifestasi di rongga mulut yang terjadi pada penderita dengan psoriasis kulit dan penyakit Reiter’s,
karena ditemukannya gambaran histopatologis yang sama. Beberapa penulis mengelompokkan
psoriasis, penyakit Reiter’s, Geographic tongue dan geographic stomatitis kedalam suatu kelompok
yang disebut lesi oral psoriasis.11,12
2.2.2.7 Infeksi Jamur dan Bakteri
Beberapa literatur mengaitkan kemungkinan adanya kaitan infeksi jamur dan bakteri dengan
terjadinya Geographic tongue.11,12
2.2.2.8Fissure Tongue
Geographic tongue sering muncul bersamaan dengan Fissure tongue yang dinyatakan
mempunyai hubungan klinis yang positif. Menurut perkiraan, 50% dari penderita Geographic
tongue juga memiliki Fissure tongue. Bentuk lidah ini terlihat merupakan suatu kelainan herediter
dan genetic yang saling berhubungan satu sama lain. Menurut Kulla-Mikkonen (1986), Geographic
tongue dapat merupakan pengaruh dari Fissure tongue. Hal ini mungkin terjadi akibat iritasi dari
mikroorganisme yang tersembunyi di dalam Fissure.11,12
2.2.2.9Ibu Hamil dan Menyusui
Sebuah hasil studi di skotlandia menemukan bahwa pada ibu hamil maupun ibu yang sedang
menyusui akan meningkatkan resiko terjadinya Geographic tongue. Hal ini diyakini berkaitan dengan
kebutuhan nutrisi dan zat besi yang ekstra pada ibu hamil maupun menyusui. Saat ibu hamil
kebutuhan nutrisi akan menjadi 2 kali lipat lebih banyak, dan sama halnya pada ibu yang
2.2.2.10 Alergi
Kata alergi dapat digunakan untuk mendefinisikan reaksi imun spesifik terhadap satu atau
lebih zat atau bahan penyebab alergi. Alergi tipe IV menurut Gawkroder pada tahun 2005
merupakan jenis alergi yang paling sering mucul diwilayah orofasial.11,12,13
Geographic tonguediyakini juga bisa muncul sebagai efek alergi terhadap bahan mercuri dan
emas. Seperti yang kita ketahui kedua jenis bahan ini lazim dijumpai di dunia kedokteran gigi pada
masa lampau maupun sekarang.11,12,13
2.2.3 Gambaran Klinis Geographic tongue
Lesi pada Geographic tongue pada awalnya sering dijumpai pada dorsal, ujung atau tepi
lateral lidah dan biasanya bermigrasi kearah depan. Kondisi ini dapat dimulai dengan pembentukan
satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat ukurannya. Bintik-bintik merah ini
selanjutnya secara perlahan-lahan akan meluas dan menyebar pada daerah yang berdekatan dimana
kadang-kadang dua lingkaran akan bertemu dan saling memotong.14
Lesi ini biasanya terdiri dari beberapa daerah yang mengalami deskuamasi papilla filiformis
dan berbentuk lingkaran tak beraturan. Bagian tengah lesi tersebut kadang-kadang terlihat
mengalami inflamasi dan dibatasi oleh suatu garis tipis berwarna putih kekuning-kuningan. Papilla
fungiformis tetap berada dalam daerah deskuamasi merupakan daerah kecil yang mengalami
titik-titik meninggi berwarna merah. Daerah yang mengalami inflamasi menjadi merah dan sedikit
Gambar 3.Geographic tongue pada lidah orang dewasa
Gambar 4. Geographic tonguepada anak-anak
Sifat khas Geographic tongue bermanifestasi secara klinis sebagai area terlokalisasi,
melingkar dengan batas yang tidak teratur, berupa bercak merah yang dikelilingi oleh batas putih
yang sedikit menonjol. Bercak merah menunjukkan atrofi papilla filiformis dan batas putih terdiri
tongue dikarakterisasi oleh periode remisi dan eksaserbasi. Lesi ini biasanya menetap pada satu area
untuk satu atau beberapa minggu maupun bulan dan kemudian menghilang dan muncul kembali di
tempat lain pada lidah. Pada beberapa pasien, perpindahan area dapat terjadi selama periode
menstruasi, sedangkan pada pasien lainnya, hal ini terjadi selama periode anxietas dan tegang.14
Lesi ini biasanya asimptomatik, meskipun sering menimbulkan sensasi terbakar dan
ketidaknyamanan saat makan makanan pedas atau asam atau minum minuman berkarbonat atau
alkohol. Beberapa pasien dengan lesi ini mengalami Cancer phobic dan memerlukan penjelasan.114
2.2.4 Diagnosa dan Diagnosa Banding
2.2.4.1 Diagnosa
Diagnosa Geographic tonguedapat diperoleh dari anamnese dan pemeriksaan klinis. Dari
anamnese diperoleh data-data seperti awal kemunculan lesi, waktu kambuh, simptomatis atau
asimptomatis, riwayat penyakit, riwayat alergi, dan faktor genetik atau keturunan. Sedangkan dari
pemeriksaan klinis dapat diperoleh gambaran seperti peta (Geographic) pada permukaan lidah dan
memiliki ciri yang paling umum yaitu dimana lesi pada awalnya sering dijumpai pada dorsal, ujung
atau tepi lateral lidah dan biasanya bermigrasi kearah depan. Kondisi ini dapat dimulai dengan
pembentukan satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat ukurannya dan umumnya
sembuh pada suatu area lidah dan kemudian bermigrasi ke area yang lainnya. Lesi bersifat
asimptomatis sehingga sering kurang disadari oleh para penderita, sedangkan etiologinya belum
diketahui secara pasti. Pemeriksaan laboratorium pada Geographic tonguebertujuan hanya untuk
menyingkirkan penyakit lainnya yang mungkin menyertai gejala dari Geographic tongue.15
2.2.4.2 Diagnosa Banding
Setiap anomali lidah mempunyai ciri, gambaran klinis dan etiologi masing-masing yang
membedakan satu dengan lainnya. Beberapa kondisi berikut ini sering dijadikan sebagai diagnosa
banding dari Geographic tongue, yaitu acute candidiasis atrophic, lichen planus tipe atropik,
Kandidiasis atropik akut memiliki gambaran klinis yang sering dikaitkan dengan Geographic
tongue. Acute atrophic candidiasis umumnya terjadi pada bagian dorsal lidah. Pada lichen planus
tipe atopic lesi terlihat sebagai bercak asimptomatik putih yang jelas, fokal, dan berwarna translusen
hingga opaque dengan tepi yang berbatas tegas. Permukaan lesi mungkin terlihat tidak teratur dan
terasa kasar pada lidah. Eritroplakia berupa bercak merah seperti beludru, menetap dan biasanya
berbatas jelas. Sedangkan lesi yang timbul sehubungan dengan erupsi obat terlihat mirip dengan
Geographic tongue, akan tetapi dalam proses pembentukan lesi ini biasanya jauh lebih sakit dan
mempunyai sifat khas berupa terjadinya perdarahan. Erupsi obat dapat dibedakan dari Geographic
[image:27.595.188.408.312.471.2]tongue dalam mendiagnosa kasus dengan mengetahui riwayat pemakaian obat.18
Gambar 5. Acute atrophic candidiasis
[image:27.595.193.404.558.703.2]Gambar 7. Eritroplakia
2.2.5 Perawatan
Sebelum dilakukan perawatan, hal yang paling penting adalah untuk mengedukasi pasien
bahwa walaupun kondisi geographic tongue nya kronis atau merupakan kondisi yang terus-menerus
berulang terjadi, geographic tonguebukanlah suatu penyakit kelainan sel, infeksi, atau penyakit yang
menular.19
Ketika geographic tongue yang timbul tanpa disertai gejala, maka tidak dibutuhkan perawatan
yang lebih lanjut. Tetapi ketika ditemukan adanya geographic tongue disertai rasa tidak nyaman dan
timbulnya sensasi perih di lidah, maka perlu dihindari faktor-faktor iritannya seperti mengonsumsi
makanan pedas, minuman berkarbonasi, alkohol, dan rokok. Untuk pengobatan awal dapat
diberikan vitamin, obat kumur, anti-anxietas, dan anti-inflamasi. Dan jika diperlukan maka
pemberian obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) dan topikal kotikosteroid atau kortikosteroid
sistemik bisa menjadi pilihan. Pada beberapa kasus obat analgesik mungkin perlu diberikan.19,20
Kombinasi obat seperti nystatin-triamcinolone acetonide, clotrimazole-betamethasone
dipropionate, dan bethamethasone valerate 0,1%, diberikan setiap selesai makan dan sebelum tidur
di daerah yang terdapat Geographic tongue. Penting bagi seorang dokter gigi untuk menentukan
pemilihan terapi sesuai dengan gejala dan keluhan yang dirasakan pasien sebelum memberikan jenis
KERANGKA TEORI
LIDAH
Anatomi Lidah Normal
Kelainan dan Lesi Lidah
Geographic tongue Fungsi Lidah
Defenisi dan Epidemiologi
[image:29.595.66.493.153.623.2]Etiologi dan Predisposisi
Gambaran
Klinis
Defferensial
KERANGKA KONSEP
PASIEN RSGM FKG USU GEOGRAPHIC TONGUE
- Jenis Kelamin
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Dalam
penelitian cross-sectional, peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat
tertentu, yaitu subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada
saat pemeriksaan tersebut. Jadi peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang
dilakukan. Survei deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dilakukan untuk mendapatkan
gambaranpenyebaran dan distribusiGeographic tonguepada pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (RSGM FKG USU).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSGM FKG USU yang beralamat di Jalan Alumni No. 2 Kampus USU
Medan – Medan. Pemilihan RSGM FKG USU sebagai lokasi penelitian dikarenakan RSGM FKG USU
merupakan rumah sakit gigi terbesar dan terlengkap di kota Medan dan juga memiliki sarana dan
rekam medis yang lengkap sehingga sangat membantu peneliti menemukan subjek penelitian.
Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret – April 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien yang mengunjungi RSGM FKG USU.
3.3.2 Sampel
Sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah pasien yang mengunjungi RSGM FKG USU
non-probability sampling. Non-probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel, atau dengan kata lain
pengambilan sampel dilakukan secara random atau acak. Maka dengan metode ini peneliti hanya
mensurvey kelompok responden yang bersedia di survey. Dengan demikian anggota populasi
dianggap homogen.Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini,
penulis menggunakan persentase prevalensi Geographic tongue berdasarkan penelitian
Honarmanddkk pada tahun 2013 di Iran adalah sebesar 7,8%.4Diperoleh besar sampel dengan
rumus:
N=Zα2.p.q
d2
Dimana :
Zα = confidence level 95%(1,96)
p = prevalensi Geographic tonguepada penelitian sebelumnya
q = 1- p
d = 0.05
N =1,962 . 0,078 . 0,938
0,052
= 100
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Non-probability sampling: purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi
dan eksklusi dalam seleksi sampel adalah sebagai berikut :
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi kelompok sampel pasien :
- Pasien yang berobat di RSGM FKG USU
- Pasien yang bersedia diperiksa rongga mulutnya Kriteria eksklusi kelompok sampel pasien :
- Pasien yang tidak dapat membuka rongga mulutnya dengan baik
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel bebas
- Pasien RSGM FKG USU
3.4.2 Variabel terikat - Geographic tongue
3.4.4 Variabel tak terkendali - Usia
- Jenis kelamin
3.5 Defenisi Operasional
1. Pasien RSGM FKG USU adalah semua pasien yang mendaftar di resepsionis RSGM FKG
2. Geographic tongueadalah permukaan lidah yang eritematous, atropi, papilla filiformis
yang dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang
bervariasi.11,12,14,15,18
3. Usia adalah perhitungan ulang tahun subjek penelitian dihitung sejak tahun lahir sampai
ulang tahun terakhir saat dilakukan penelitian yang dapat dilihat dari rekam medik.21
4. Jenis kelamin adalah keadaan kodrati responden sesuai anatomis, yaitu laki-laki atau
perempuan yang dapat dilihat dari rekam medik.21
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat
1. Tiga serangkai (kaca mulut, sonde, pinset)
2. Nurbacken
3. Informed consent dan lembar pemeriksaan
4. Kamera
3.6.2 Bahan
1. Sarung tangan dan masker
2. Larutan sterilisasi
3. Rekam medik
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ditujukan kepada pasien yang mengunjungi RSGM FKG USU yang dilakukan
mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB dan pasien diberi informasi tentang tujuan penelitian ini. Pasien di
edukasi dan di motivasi, setelah pasien setuju menjadi subjek penelitian, pasien diminta
(nama, umur, dan jenis kelamin). Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan lidah geographic
tongue sesuai yang tertulis di rekam medik.
3.8 Alur Penelitian Data Tahap pengambilan data :
1. Sebelum pemeriksaan dilakukan, terlebih dahulu dipersiapkan di dental unit alat dan
bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan pasien.
2. Pasien dipilih secara acak dengan melihat kriteria umur.
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan, peneliti memberitahukan dan meminta izin kepada
pasien bahwa data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan tersebut akan digunakan sebagai data
penelitian ini.
4. Data-data pribadi yang diperlukan dalam penelitian ini dicatat.
5. Pasien diminta untuk duduk di kursi dental di dalam ruang pemeriksaan untuk dilakukan
pemeriksaan.
6. Pemeriksaan dilakukan meliputi keluhan utama pasien, status dental dan kondisi mukosa
mulut pasien.
7.Dilakukan pencatatan mengenai rongga mulut, riwayat penyakit dan kondisi mukosa mulut
Gambar 8. Bagan Alur Pengumpulan Data PASIEN DATANG KE RSGM FKG USU
PASIEN DI MOTIVASI DAN DI EDUKASI TENTANG KESEHATAN RONGGA MULUT DI LOBI RSGM FKG USU
PASIEN MENGISI DAN MENANDATANGANI INFORMED CONSENT
PEMERIKSAAN RONGGA MULUT PASIEN
PENGISIAN KARTU STATUS PENELITIAN
DATA
GEOGRAPHIC TONGUE BIODATA PASIEN
3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan. Data yang dikumpulkan
dari lembar hasil pemeriksaan pasien kemudian diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi
dan dikonversikan ke tabel.
3.9.1 Analisis Data Data Univariat
Analisis univariat (analisis deskriptif) bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Data univariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi:
1. Distribusi dan frekuensi karakteristik responden pengunjung RSGMP FKG-USU Medan
2. Distribusi dan frekuensi ada tidaknya Geographic tongue
3. Distribusi dan frekuensi Geographic tongueberdasarkan lokasi
4. Distribusi dan frekuensi Geographic tongueberdasarkan keluhan
3.10 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut :
1.Ethical clearance
Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada komisi etik penelitian
kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.
2.Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Peneliti meminta secara sukarela subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan. Bagi subjek yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, karena itu
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Subjek penelitian berjumlah 100 orang pasien yang mengunjungi RSGM FKG USU Maret-April
2014 yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Usia rata-rata pasien pengunjung
adalah 33.34 tahun dengan usia terendah 6 tahun dan usia tertinggi 67 tahun.Jumlah pasien
pengunjung RSGM yang menderita Geographic tongue dari 100 pasien yang mengunjungi RSGM FKG
[image:39.595.68.530.393.656.2]USU Maret-April 2014 adalah 11 orang (11%).
Tabel 1. Karakteristiksubjek penelitian
Karakteristik subjek penelitian Frekuensi %
Jenis Kelamin Laki-laki 32 32
Perempuan 68 68
Umur
5-15 12 12
16-26 34 34
27-37 15 15
38-48 11 11
49-59 18 18
60-70 10 10
Penyakit Sistemik 0 0 0
Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, umur dan
penyakit sistemik yang diderita, dimana didapat pasien diantara subjek berusia 16-26 tahun
mengunjungi RSGM adalah diantara umur 60-70 tahun sebanyak 10 orang (10%). Kelompok umur
5-15 tahun adalah sebanyak 12 orang (12%), kelompok umur 38-48 tahun adalah sebanyak 11 orang
(11%),kelompok umur 27-37 tahun adalah sebanyak 15orang (15%), kelompok umur 49-59 tahun
adalah sebanyak 18 orang (18%) (Tabel 1).Sebagian besar subjek penelitian adalah pasien yang
berjenis kelamin perempuan yaitu 68 orang (68%), sedangkan subjek yang berjenis kelamin laki-laki
yaitu 32 orang (32%). Pada penelitian ini tidak didapati subjek penelitian yang mengalami penyakit
[image:40.595.64.521.327.433.2]sistemik.
Tabel 2. Distribusi dan frekuensi ada tidaknya Geographic tongue.
Karakteristik Subjek Penelitian Frekuensi %
Ada 11 11
Tidak ada 89 89
Total 100 100
Tabel 2 menunjukkan distribusi dan frekuensi pasien berdasarkan ada tidaknya Geographic
tongue. Sebagian besar subjek penelitian yang diperiksa tidak didapati adanya Geographic tongue
yaitu 89 orang (89%), sedangkan subjek penelitian yang diperiksa dan didapati adanyaGeographic
tongueadalah 11 orang (11%).
Tabel 3. Distribusi dan frekuensi pasien yang menderita Geographic tongueberdasarkan jenis
kelamin.
Jenis kelamin Frekuensi %
Laki-laki 4 63,6
Perempuan 7 36,4
[image:40.595.67.493.661.768.2]Tabel 3 menunjukkan distribusi pasien yang menderita Geographic tongueberdasarkan jenis
kelamin. Sebagian besar subjek yang menderita Geographic tongueadalah pasien yang berjenis
kelamin perempuan yaitu 7 orang (63,6%), sedangkan subjek yang berjenis kelamin laki-lakiyaitu 4
orang (36,4%).
Tabel 4. Distribusi dan frekuensi pasien yang menderita Geographic tongue berdasarkan kelompok
umur.
Umur Frekuensi %
5-15 2 0,18
16-26 5 45,5
27-37 2 0,18
38-48 1 0,09
49-59 1 0,09
60-70 0 0
Total 11 100
Tabel 4 menunjukkan kelompok umur dengan frekuensi jumlah pasien tertinggi yang
menderita Geographic tongue adalah diantara subjek berusia 16-26 tahun sebanyak 5 orang (45,5%)
sedangkan kelompok umur dengan frekuensi jumlah pasien terendah yang menderita Geographic
tongue adalah diantara umur 60-70 tahun tidak ada (0%). Kelompok umur 5-15 tahun adalah
sebanyak dua orang (0,18%), kelompok umur 38-48 tahun adalah sebanyak satu orang
(0,09%),kelompok umur 27-37 tahun adalah sebanyak dua orang (0,18%), kelompok umur 49-59
[image:41.595.68.491.320.531.2]Tabel 5. Distribusi dan frekuensi Geographic tongueberdasarkan lokasi
Lokasi Frekuensi %
Dorsal Lidah 6 54
Lateral Lidah 4 37
Anterior Lidah 1 9
Jumlah 11 100
Tabel 5 menunjukkan distribusi pasien yang menderita Geographic tongueberdasarkan
lokasi. Sebagian besar subjek yang diperiksa mengalami Geographic tonguepada bagian dorsal lidah
yaitu 6 orang (54%), sedangkan pada lokasi lateral yaitu 4 orang (37%) dan bagian anterior yaitu 1
[image:42.595.67.492.450.556.2]orang (9%).
Tabel 6. Distribusi dan frekuensi Geographic tongueberdasarkan keluhan
Keluhan Frekuensi %
Ada 2 18,2
Tidak ada 9 81,8
Total 11 100
Tabel 6 menunjukkan distribusi pasien yang menderita Geographic tongueberdasarkan ada
atau tidak adanya keluhan. Sebagian besar subjek penderitaGeographic tongue yang mengaku tidak
ada keluhan sebanyak9 orang (81,8%), sedangkan yang mengaku ada keluhan sebanyak 2 orang
BAB 5
PEMBAHASAN
Geographic tonguemerupakankelainan yang bersifat jinak, melibatkanpermukaan dorsa
llidahdanditandaidengandaerahdepapilasidengantepi yang
jelasdanmeninggiberwarnaputihkekuninganataukeabu-abuannamunkadang-kadangdapatmemilikibatastidakjelas. Selain di lidah kelainan ini juga dapat terjadi
padavestibulumbukal danmukosa labialyangdikenal dengan istilah Geographic stomatitisnamun hal
tersebut jarang terjadi.Kelainan ini dapat menghilang pada suatu daerah lidah dan dapat muncul
kembali di daerah lain dengan sangat cepat, oleh karena itu kelainan ini juga disebut Benign
migratory glossitis.2
Etiologipasti dariGeographic tonguemasih belum diketahui1,3,5 diduga adahubungan
antaraGeographic tonguedengan beberapa faktor sepertipsoriasis1,6, diabetes mellitus7,
Reitersindrom8, Downsindrom,kehamilan,faktor psikologis1,8,riwayat keluarga1 dankonsumsi
beberapaobat-obatan sepertipil kontrasepsi8 danlithiumkarbonat9 .Alergitelah diduga
sebagaifaktoretiologiutamaGeographic tongue. Hubunganantara Geographic tonguedengan asma,
eksim, demam, peningkatan serumimunoglobulin E (IgE) dan pasien-pasien atopik1,5,10 juga pernah
dilaporkan.
Dalam penelitian ini, Geographic tongue lebih banyak ditemukan pada pasienpada kelompok
umur 16-26tahun. Hasil penelitian ini samadengan penelitian sebelumnya14,16 di mana Geographic
tongue telah dilaporkan lebih banyak pada orang di bawah usia 30 tahun, Ella M meneliti pada tahun
2012 dalam penelitiannya menyatakan bahwa distribusi usia subyek Geographic tongue pada 114
wanita dan 74 laki-laki, rasio 1,5:1. Usia berkisar dari 9-79 tahun. Usia sebagian besar subjek berkisar
disebabkan oleh pengaruh hormon pertumbuhan, nutrisi, pola hidup, lingkungan, sosial ekonomi,
dan iklim pada masing-masing kelompok pasien yang mungkin terdapat perbedaan.14
Dalam penelitian ini, prevalensi Geographic tonguetidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yarom N dan Mumcu G pada tahun 2004 dimana didapat
nilai prevalensi masing-masing11%, 12,8%dan 12,4% tetapiberbeda dari penelitian yang lain
dilaporkan oleh Ghodsi SZ pada tahun 2005sebanyak 6,2%, Rabiei M pada tahun 2007 sebanyak
7,9%, Delavarian Z pada tahun 2004 sebanyak 6,5%, Miloglu O pada tahun 2009 sebanyak 1,5%dan
Shulman JD pada tahun 2006 sebanyak 1,8%, dimana didapat hasil yang lebih kecil dibandingkan
dengan hasil penelitian ini. Perlu dicatat bahwa perbedaan antara hasil seperti ini mungkin
disebabkan oleh perbedaan besar sampel dan populasi yang diteliti, penelitian ini dilakukan di
daerah asia tenggara, sementara pada penelitian lain dilakukan di negara bagian barat, sehingga
mungkin perbedaan ras dan pola hidup dari masing-masing sampel membuat karakteristik penyakit
berbeda pula.14
Dalam penelitian ini, Geographic tongue lebih banyak pada perempuan.Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mirza D. pada tahun 2013, hal ini mungkin
terjadi disebabkan oleh faktor hormonal, psikosomatik, defisiensi nutrisi. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Miloglu O pada tahun 2009, dimanaGeographic
tongueterlihat lebih banyak pada perempuan.Dalam penelitian yang dilakukan Mumcu 14 dan
Jainkittivong 15, kondisi ini lebih umum pada perempuan dibandingkan laki-laki yang
dapatdihubungkan dengan keterlibatan hormon perempuan yang dapat memicu kondisi ini untuk
berkembang atau meningkat4.
Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek yang diperiksa mengalami Geographic
tonguepada bagian dorsal lidah yaitu 6 orang (54%), sedangkan pada lokasi lain masing-masing,
lateral 4 orang (37%) dan anterior 1 orang (9,0%). Hal ini berbeda dengan penenelitian
distribusi area yang terkena adalah lateral lidah (68,6%), anterior lidah (58,5%), dan dorsum lidah
(42,0%), hal ini terjadi karena dilaporkan sebelumnya bahwa lokasi berkembangnya Geographic
tongue sangat bervariasi pada tiap-tiap individunya. Honarmand Mmelakukan penelitian yang sama
pada tahun 2013di Iran menyatakan bahwa pada umumnya Geographic tongue terjadi pada
anterior, lateral, dan dorsal lidah, namun kelainan kadang meluas ke bagian ventral juga.22
Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek penderita Geographic tongue yang mengaku
tidak ada keluhan sebanyak 9 orang (81,8%), sedangkan yang mengaku ada keluhan yaitu sebanyak
2 orang (18,2%).Hal ini samadengan penelitian yang dilakukan Ella M pada tahun 2012di Thailand,
dimana mayoritas subjek penelitiannya (75,5%) adalah asimtomatis temuan ini juga dilaporkan oleh
Aboyan dkk., tapi, beberapa pasien penelitian tersebut mengaku jus asam atau makanan pedas
memicu kekambuhan kelainan dan sensasi terbakar.23 Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kedua
penelitian tersebut memiliki ras yang hampir sama pada subjek penelitiannya. Honarmand M
menyatakan bahwa penderita Geographic tongue umumnya tidak mengalami keluhan terhadap
kelainan lidah yang dialaminya, namun pada sebagian kasus pasien kadang merasakan sensasi
seperti terbakar ketika mengonsumsi alkohol dan makanan pedas. Hal ini mungkin berkaitan dengan
sensitivitas lidah tiap-tiap orang yang bervariasi sesuai dengan morfologi yang terbentuk selama
masa tumbuh kembangnya.25
Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah bias pada riwayat medis pasien berdasarkan
pernyataan mereka dan jumlah subjek penderita Geographic tongue yang didapati hanya sedikit.
Dianjurkan untuk merancang penelitian lebih lanjut yang difokuskan pada penyakit sistemik tertentu
dan hubungannya dengan Geographic tongue dan melakukan semua pemeriksaan klinis, tes
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan yang dilaporkan pada populasi barat. Dalam
penelitian ini, prevalensi Geographic tongueadalah 11% yang secara relatif konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan sampel serta
karakteristik populasi penelitian di RSGM FKG USU tidak jauh berbeda dengan penelitian pada
populasi barat,dan asia lainnya.
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengelompokkan subjekberdasarkan
hubungan Geographic tonguedengan penyakit sistemik,sampel yang lebih besar, dan pada tiap-tiap
DAFTAR PUSTAKA
1. Mark H. Swartz, Buku Ajar Diagnostik Fisik. EGC, 2010: 140-145.
2. Karen MH, Jeffrey BP, Tongue Movements in Feeding and Speech. Department of
Bioengineering and Neuroscience, Syracuse University, Syracuse, 2005: 14(6):413-429.
3. Norton NS. Netter’s head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia: Saunders, 2007: 400,
417.
4. Honarmand M, Farhad Mollashahi L, Shirzaiy M, Sehhatpour M, Geographic tongue and
Associated Risk Factors among Iranian Dental Patients. Iranian J Publ Healt, Vol. 42, No.2,
Feb 2013, pp. 215-219.
5. Goswami M, Verma A, Verma M, Benign Migratory Glossitis with Fissured Tongue. Journal of
Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry, Iran. Apr 2012 | Issue 2 | Vol 30.
173-175.
6. Brian VR, Richard D, Christopher WB, Common Tongue Conditions in Primary Care, Uniform
Services University of the Health Sciences, Bethesda, Maryland 2010; 627-634.
7. Darwazeh AM, Almelaih AA. Tongue Lesions in a Jordanian population. Prevalence,
symptoms, subject’s knowledge and treatment provided. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2011
Sep 1;16(6): e745-9
8. Mojarrad F, Vaziri PB. Prevalence of tongue anomalies in Hamadan, Iran. Iranian J Publ
Health 2008; 37: 101.
9. Khozeimeh F, Rasti G. The prevalence of tongue abnormalities among the school children in
Borazjan, Iran. Dental Research Journal 2006; 3: 1-2.
10. Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS, eds. Burket’s oral medicine diagnosis and treatment
9Thed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1994: 246-7, 250, 254,
11. Avcu N, Kanli A. The prevalence of tongue Lesions in 5150 turkish dental outpatients. Oral
12. Motallebnejad M, Babaee N, Sakhdari S, Tavasoli M. An epidemiologic study of tongue
Lesions in 1901 iranian dental outpatients. The Journal of Contemporary Dental Practice
2008; 9: 73-5.
13. Khozeimeh F, Rasti G. The prevalence of tongue abnormalities among the school children in
Borazjan, Iran. Dental Research Journal 2006; 3: 1-2.
14. Yarom N, Cantony U, Gorsky M. Prevalence of fissured tongue, geograpic tongue and median
rhomboid glossitis among israeli adults of different ethnic origins. Dermatology 2004; 209:
88-90.
15. Robert PL, Craig SM, Color Atlas of Common Oral Diseases. 2nd ed. Lippincott Williams &
Wilkins, 1998: 48-52.
16. Darwazeh AMG, Pillai K. Prevalence of tongue lesions in 1013 jordanian dental outpatients.
Community Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 323.
17. Langlais RP, Miller CS. lesi rongga mulut yang lazim. Alih Bahasa. Budi Susetyo. Jakarta:
Hipokrates, 1992: 42, 44, 46,48.
18. Joseph AR, James JS, Richard CKJ, Oral Pathology : Clinical Pathologic Correlations. 5th ed. St.
Louis, Missouri, 2008: 88-90.
19. Setiani T, Sufiawati I. Laporan penelitian: efektifitas heksetidin sebagai obat kumur terhadap
obat kumur terhadap frekuensi kehadiran jamur candida albicans pada penderita kelainan
lidah. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, 2005: 3-4, 7.
20. Silverstein SR. Primary, systemic amyloidosis and the dermatologist: Where classic skin
lesions may provide the clue for early diagnosis. 2005. <
http://dermatology.cdlib.org/111/reviews/amyloidosis/silverstein.html>(30 September
2009).
22.
Honarmand M, Mollashahi LF, Shirzaiy M, Sehhatpour M.Geographic tongue and
Associated Risk Factors among Iranian Dental Patients. 2013.Iranian J Publ Health;
42 (2)215-219.
23. Ella M, Robert R.Geographic tongue and Associated Risk Factors among Thailand Dental
Lampiran 1. Lembar Penjelasan
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat Pagi
Bapak/Ibu/Saudara
Perkenalkan saya Farah Saufika, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian untuk skripsi
saya yang berjudul. Prevalensi dan Distribusi Geographic tongue pada Pasien yang Berkunjung ke
RSGM FKG USU.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin,
kebiasaan, dan penyakit sistemik terhadap prevalensi Geographic tongue pada pasien yang
berkunjung ke RSGM FKG USU. Prosedur penelitian ini adalah dengan wawancara dengan partisipan
dan mencatat pada rekam medis penelitian dan pemeriksaan lidah oleh peneliti. Partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/Ibu/Saudara mengetahui dan memahami tujuan
serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan dan didapatkan sebagai hasil
penelitian ini. Dengan demikian, saya berharap Bapak/Ibu/Saudara bersedia ikut dalam penelitian
sebagai subjek penelitian, dan saya percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi
Bapak/Ibu/Saudara.
Jika Bapak/Ibu/Saudara bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian
terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut
tidak mengikat dan Bapak/Ibu/Saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja
selama penelitian ini berlangsung. Jika ada keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian saya ini maka Bapak/Saudara dapat menghubungi
Saya sebagai peneliti: Farah Saufika
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Telp : 08116151165
Terima kasih untuk Bapak/Ibu/Saudara telah menyediakan waktunya yang telah dipakai untuk
mengikuti penelitian ini dan terima kasih telah membantu saya dengan menjadi subjek dari
penelitian saya ini.
Peneliti,
Lampiran 2. Lembar Persetujuan
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar atau tanpa paksaan dan paham
akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul :
“Prevalensi dan Distribusi Geographic tongue pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara”
Maka dengan surat ini, saya menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Medan,
Yang menyetujui,
Subjek penelitian
Lampiran 3. Data Pasien
Tanggal : / / 2014
DATA PASIEN
A. Data Demografi
Nama : ………
Usia / tanggal lahir : …………, .…./..…/………
Jenis Kelamin : ………
Alamat : ………
………....
Pekerjaan : ………
B. Data Klinis
Lidah : Geographic tongue
Ada Tidak
Gambaran Klinis : Hanya permukaan yang atrofi saja
Permukaan atrofi dengan batas yang membentuk pola
Lokasi : Lateral
Anterior
Dorsal
Gejala : Ada Tidak
Gejala yang dialami :
Sensasi terbakar
Perih saat makan makanan panas
Perih saat makan makanan pedas
Penyakit sistemik : ………
Konsumsi obat : ………