• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII2 SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROPINSI SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII2 SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROPINSI SUMATERA SELATAN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA

KELAS VII2 SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROPINSI

SUMATERA SELATAN

Oleh

FENI DINI RISKIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together pada Standar Kompetensi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di kelas VII2 yang berjumlah 30 siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklus. Pengumpulan data dengan cara observasi, catatan lapangan dan tes pada setiap akhir siklus.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 54,99 %. Pada siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi kelompok dan presentasi dengan penomoran. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 23,34 % sehingga menjadi 78,33 %. Kegitan pembelajaran pada siklus ini diberikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa. selain itu siswa diberikan desempatan untuk debate antar kelompok agar semua siswa ikut serta pada saat kegiatan presentasi berlangsung. Sedangkan rata-rata prestasi relajar siswa pada siklus I sebesar 59,33, pada siklus II meningkat menjadi 73,33. Rata-rata ketuntasan belajar siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 pada siklus I sebesar 57 %, pada siklus II meningkat sebesar 29,66 % sehingga menjadi 86,66 %. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dapat diterapkan sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelah VII2 SMP Negeri 1 Mesuji.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi lagi. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang perlu dilakukan adalah perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan dirinya. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru harus memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. Pengalaman belajar ini dapat terwujud melalui penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada bulan Oktober tahun 2011 dengan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Mesuji, diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMP tersebut yaitu ≥ 65. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 58. Berdasarkan hasil belajar tersebut siswa yang mendapat nilai ≥ 65 hanya mencapai 20% dari 30 siswa. Dapat diketahui bahwa hasil belajar ini dapat

(3)

telah di tetapkan oleh sekolah. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 1. Data Tuntas dan Tidak Tuntas Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII2 SMP Negeri 1 Mesuji Tahun Pelajaran 2011-2012

No Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1 ≥ 65 (tuntas) 6 20%

2 < 65(tidak tuntas) 24 80%

Jumlah 30 100%

Sumber: Dokumentasi Guru mata Pelajaran IPS Terpadu

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti yang dilakukan pada bulan Oktober Tahun 2011 dengan guru mata pelajaran beserta peserta didik di kelas VII2 SMP Negeri 1 Mesuji diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari Table 3 berikut :

Tabel 2. Aktivitas Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII2 SMP Negeri 1 Mesuji Tahun Pelajaran 2011-2012

No Kriteria Aktivitas Frekuensi Presentase (%)

1 Aktif 11 36,67%

2 Tidak Aktif 19 63,33%

Jumlah 30 100%

Sumber: Observasi Pendahuluan pada peserta didik Kelas VII2 SMP Negeri 1 Mesuji.

(4)

memperhatikan dan cenderung melakukan aktivitas diluar konteks pembelajaran (off task) seperti bermain handphone, mengobrol, mengganggu teman dan keluar masuk kelas.

Rendahnya aktivitas (on task) siswa tersebut diduga disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal demi mengejar ketuntasan mata pelajaran. Informasi lainnya yang diperoleh yaitu kurangnya penggunaan LKS dalam melaksanakan latihan-latihan soal, melainkan hanya menggunakan latihan yang ada pada buku mata pelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton sehingga tidak jarang siswa merasa bosan, jenuh dan kurang termotivasi untuk belajar IPS

Untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa yang satu dengan yang lainnya. Dengan melakukan suatu demonstrasi, membuat beberapa kelompok yang heterogen sehingga memungkinkan siswa aktif berdiskusi dan siswa tidak hanya cenderung menghafal materi yang telah disajikan oleh guru mata pelajaran. Selain itu alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa , sesama siswa atau teman sebaya juga bias saling bertukar pikiran. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai motifator dan fasilitator, agar siswa dapat aktif berdiskusi dan berfikir untuk menemukan konsep secara bersama-sama maka dibentuklah kelompok –kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari

(5)

satu sama lain. Pembelajaran dengan model kooperatif menciptakan kondisi lingkungan kelas yang saling mendukung dalam kelompok kecil.

(6)

dalam kelompok.dengan demikian siswa diharapkan dapat bekerjasama dan aktif dalam pembelajran.

Tipe pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berdiskusi dalam struktur tugas yang mencakup dalam suatu pelajaran dan memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT diharapkan siswa dapat (1) meningkatkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, menanggapi pendapat temannya dan mempertahankan pendapatnya dalam berdiskusi kelompok, (2) terpacu untuk menunjukan kemampuannya selama proses pembelajaran, dan (3) memotivasi aktivitas individu masing-masing siswa untuk meningkatkan prestasinya dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan menerapkan tipe NHT ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar memahami materi, tidak hanya menerima mendengar dan mengingat saja tetapi dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi bersama teman-temanya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti bersama deengan guru mitra akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads

Together Untuk meningkatkan Aktivitas Belajar IPS Di SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(7)

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa SMP Negeri 1 Mesuji

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Guru

a. Memberi masukan kepada guru mitra dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran ”NHT” sebagai alternatif bentuk

pembelajaran IPS.

b. Memberikan kesempatan guru untuk lebih menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPS

2. Bagi Siswa

a. Prestasi dan aktivitas siswa akan meningkat

b. Membantu mengembangkan kerja sama antar siswa dalam kelompok serta membangun pembelajaran yang aktif .

(8)

Memberikan informasi dan pemikiran tentang alternatif pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji tahun pelajaran 2011-2012

2. Ruang lingkup objek penelitian adalah Pembelajaran kooperatif tipe NHT

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2012.

(9)

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar Dan Pembelajaran

Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat di ukur (Asri, 2004:51). Selain itu belajar terjadi lebih ditentikan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur (Bruner dalam Asri, 2004:51). Selain itu menurut Hamalik (2004:28) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melaui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Dimyati (2010:8) Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa merupakan penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi di peroleh dari sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

Menurut Skinner dalam Dimyati (2010:9) belajar adalah suatu prilaku. Pada saat belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut :

1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pelajaran. 2. Respon si pebelajar.

(10)

Belajaryang di hayati oleh seorang pebelajar siswa ada hubungannya dalam pembelajaran (guru). Belajar yang dialami oleh pembelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang, begitu juga yang berupa perkembangan mental tersebut.juga di dorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran (Dimyati, 2010:38). Namun belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks tindak interaksi antara belajar dan pembelajaran yang bertujuan.

Dalam suatu proses belajar dan pembelajaran terjadi keaktifan siswa yang dinampakkan. Keaktifan siswa peristiwa pembelajaran mengambil beraneka kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah di amati sampai kegiatanpsikis yang sulit diamati.

Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif sangat penting. Materi pelajaran yang di ajarkan disusun dengan menggunkan pola tertentu, dari yang sederhana hingga kompleks. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan ketrampilan siswa.

2. Pembelajaran IPS / Geografi

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari apa yang di dunia pendidikan dasar dan lanjutan Amerika Serikat yang dinamakan social studies. Menurut Daldjoeni (1981:6) IPS didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi , antropologi dan sebagainya.

(11)

permasalahan yang dihadapi sehingga menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat (Kosasih dalam Etin, 2009:14).

Menurut Iif dan Sofan (2011:8) perkembangan hidup manusia hakekatnya dimulai sejak lahir sampai dewasa. Hal ini tidak terlepas dari masyarakat. Karena itulah IPS dapat dikatakan tidak asing untuk setiap orang. Dalam memahami IPS akan membimbing siswa dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang terjadi lebih bijaksana.

Menurut Etin (2011:34) Studi sosial merupakan kajian sistematis dan terkoordinasi yang bersumber pada disipli ilmu-ilmu sosial , antara lain Geografi, Sejarah, Ekonomi, antropologi, Politik, Hukum serta Sosiologi.

Menurut Iif dan Sofan (2011:8) dalam ilmu sosial ada beberapa kajian yang dipelajari, yaitu sebagai berikut :

1. Sosiologi mempelajari segala hal yang berhubungan dengan aspek hubungan sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan dan lain-lain. 2. Ilmu ekonomi mempelajari proses, perkembangan dan permasalahan yang

berhubungan dengan ekonomi.

3. Segala aspek psikologi yang berhubungan dengan sosial dipelajari dalam ilmu psikologi sosial.

4. Aspek budaya perkembangan dan permasalahannya dipelajari dalam antropologi 5. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita yang dipelajari

dalam sejarah.

6. aspek geografi yang memberikan efek ruang terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam geografi.

7. Aspek politik yang menjadi landasan keutuhan dan kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

(12)

geo yang berati bumi, graphika yang berarti lukisan atau tulisan. Jadi geographika dalam bahasa Yunani berarti lukisan tentang bumi. Atau tulisan tentang bumi.

Menurut Daldjoeni (1981:81) geografi di definisikan sebagai ilmu yang menelaah relasi diantara manusia dan lingkungan buminya. Dalm geografi menerangkan bagaimana tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi, manusia menggunakan cara-cara yang berbeda pula untuk memenuhi kebutuhannya, baik jenis yang materi maupun yang budaya. Geografi menjelaskan bagaimana lingkungan alam berpengaruh atas lingkungan manusia termasuk ilmu sosial. Pengetahuan lain seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, dan antropologi memperhatikan lingkungan alam. Maka dari itu geografi sangat di perlukan dalam ilmu sosial.

Dengan IPS para siswa diajarkan mengerti kenyataan hidup masyarakat dengan berbagai masalahnya. Dalam pelaksanaannya kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya, dari sudut ilmu sosial ekonomi, politik, budaya pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, pada lingkungan yang dekat dan yang jauh (Daldjoeni,1981:8)

3. Pembelajaran Kooperatif

(13)

satu strategi dalam pembelajaran adalah pembelajarann kooperatif. Dengan strategi pembelajaran seperti ini siswa terdorong untuk menemukan dan memahami konsep yang sulit dan dapat mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebayanya.

Ada beberapa ahli mengemukakan secara lugas pengertian pembelajaran kooperatif. Menurut Anita Lie (2002:12), pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang tersetruktur, dimana dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya menurut Slavin dalam Rusman (2011:201) pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Mengenai pembelajaran kooperatif, Sanjaya dalam Rusman (2011:203) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Slavin (2010:8) dalam metode pembelajaran kooperatif ini para siswa akan duduk bersama-sama dalam kelompok yang beranggotakan empat oranguntuk menguasai materi dari guru.

(14)

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2002:31-34) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal unsur-unsur yang harus diterapkan sebagai berikut :

a. Saling ketergantungan positif

Ketergantungan positif merupakan suatu persepsi bahwa dalam suatu kegiatan kelompok apa yang dilakukan dan dicapai seorang anggota kelompok berhubungan dan saling berkaitan dengan apa yang dilakukan dan dicapai oleh anggota kelompok lain.

b. Tanggung jawab perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif agar menjadi efektif, guru membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawab nya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Tatap muka

Tatap muka akan membuat siswa dapat berdiskusi. Interaksi ini sangat sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Hasil pemikiran yang berasal dari beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Setiap anggota kelompok memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga mereka akan belajar saling menghargai, memanfaatkan kelebihan, dan kekurangan masing-masing, sehingga mereka akan belajar saling menghargai, memanfaatkan kelebihan, dan saling mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Ketrampilan berkomunikasi antar anggota sangat diperlukan dalam memperkaya pengalaman belajar, pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa baik siswa telah mencapai tujuan dan efektifitas kerjasama yang telah mereka lakukan agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

(15)

dengan interaksi tatap muka yang dilakuakan untuk mengkomunikasikan ide-ide untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Rusman (2011:211) terdapat enam langkah dalam pembelajaran kooperatif seperti yang terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 3. Enam Fase Dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Guru menggali pengetahuan awal siswa

Fase 3

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya atau hasil belajar individu dan kelompok.

4. Number Heads Together (NHT)

(16)

tepat (Lie, 2002:58). Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Hasil belajar akademik struktural

Hasil belajar akademik struktural ini bertujuan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik

2. Pengakuan adanya keragaman

Pengakuan adanya keragaman ini bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Pengembangan keterampilan sosial bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam dalam kelompok.

Secara umum, prinsip pembelajaran NHT dan STAD sama yaitu adanya penjelasan materi, diskusi kelompok, presentasi, evaluasi, dan penghargaan kelompok. Namun, dalam menerapkan NHT ada langkah khusus yaitu penomoran yang tidak terdapat dalam STAD. Oleh karena itu, metode NHT sering disebut dengan model kooperatif tambahan yang digunakan untuk memodifikasi model kooperatif pokok seperti STAD. Pemberian nomor pada pada metode NHT membuat aktivitas siswa lebih terstruktur baik dalam diskusi maupun saat mengungkapkan hasil diskusi. Dalam NHT setiap siswa dalam kelompok mempunyai sebuah nomor , sehingga untuk mewakili siswa untuk maju presentasi di depan kelas guru hanya memanggil nomor siswa aja. Salah satu nomor yang dipanggil untuk mewakili kelompoknya memberikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian.

Menurut Miftahul (2011:130) Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelemahan beserta kelebihan yaitu :

 Kelemahan :

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu :

1. Kemungkinan nomor yang di panggil, akan di panggil lagi oleh guru 2. Tidak semua kelompok akan dipanggil oleh guru

(17)

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: 1. Setiap siswa menjadi siap

2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3. siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. 4. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran NHT, perlu adanya langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakannya. Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut :

1. Penomoran (Numbering)

Guru membagi siswa menjadi kelompok secara heterogen yang beranggotakan 3 sampai 5 orang dan memberikan memberikan mereka nomor sehingga setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda.hal ini untuk memberikan rasa tanggung jawab terhadap siswa terhadap pertanyaan yang akan diajukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Pengajuan Pertanyaan (Questioning)

Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa dan masing-masing siswa mengerjakannya. Pertanyaan yang di ajukan pada setiap kelompok dengan kelompok lain sama.

3. Berpikir Bersama (Heads Together)

(18)

4. Pemberian Jawaban (Answering)

Guru memanggil salah satu nomor dan para siswa yang memiliki nomor pada setiap kelompok yang dipanggil mengangkat tangan dan maju ke depan untuk menyampaikan hasil dari kerja sama mereka dan teman yang lainnya menaggapinya. Kemudian bersama-sama dengan guru menyimpulkan apa yang telah disampaikan (Anita Lie, 2002:59).

5.Aktivitas Belajar

Aktivitas merupkan prinsip yang sangat penting dalam di dalam interaksi belajar mengajar, karena siswa dapat dikatakan belajar apabila ada aktivitas yang dilakukan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2008:97) yang menyatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.

Menurut Hamalik (2004:171) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Jika dalam pengajaran tradisional asas aktivitas juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu.

(19)

Pendapat Reusseau dalam Sardiman (2008:97) menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, baik secara rohani maupun secara teknis. Hal ini menunjukan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri.

Piaget dalam Sardiman (2008:100) menerangkan bahwa seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa adanya perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberikan kesempatan untuk berbuat sendiri. Cara belajar siswa aktif menuntut keaktifan siswa dalam kadar yang besar, kalau mungkin sampai 100% siswa aktif belajar (Sriyono, 1992:1)

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan dari berbagai ahli di atas tersebut diatas bahwa yang banyak melakukan aktivitas dalam pembelajaran itu adalah anak didik, sedangkan guru hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Prinsip siswa belajar aktif memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Cara belajar mengajar demikian akan mendorong siswa untuk bertanya bila ia mengalami kesulitan, mencari buku-buku atau sumber-sumber lain untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi anak didik. Selain itu hal ini juga dapat mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan manual kreativitas dan logika berpikir (Suryosubroto, 2002:104).

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah. Aktifitas siswa tidak hanya cukup dengan mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2008:101) membuat suatu daftar kegiatan siswa antara lain digolongkan sebagai berikut :

a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain.

(20)

c. Listening activities, meliputi mendengarkan : percakapan, diskusi, musik maupun pidato.

d. Wraiting activities, meliputi menulis cerita, karangan, laporan, angket, serta menyalin.

e. Drawing activities, meliputi menggambar, membuat grafik, peta, maupun diagram.

f. Motor activities, meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi serta bermain.

g. Mental activities, meliputi menaggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, serta mengambil keputusan.

h. Emotional actifities, meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, tenag serta gugup.

Aktivitas belajar yang merupakan rangkaian kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran perlu dimunculkan oleh guru baik dalam berpikir maupun dalam bertindak. Dengan aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan karena siswa mencari pengalaman sendiri pelajaran dan langsung mengalami sendiri. Dengan mengalami sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi secara integral. Apabila jika siswa menjadi partisipan yang aktif, siswa akan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan baik.

6. Hasil Belajar IPS

Menurut Johnson dan Smith dalam Lie (2002:5-6), belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain membangun pengertian dan membangun pengetahuan bersama. Proses belajar yang dilakukan oleh siswa dapat terlihat dari hasil belajar siswa, dengan demikian hasil belajar merupakan hal yang paling baik bagi guru maupun siswa, karena hasil belajar mencerminkan keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan suatu interaksi.

(21)

membantu siswa dalam menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Jika hal tersebut diperkaya dengan kegiatan melihat, merasakan dan mengalami sendri maka pemahaman dan hasil yang di peroleh siswa akan lebih baik (Etin, 2009:25).

Menurut Dimyati (2010:3) hasil belajar merupakan suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindakan belajar di akhiri dengan evaluasi pembelajaran. Dan bagi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Menurut Syaiful Bahri (2002:19) Suatu Proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memnuhi tujuan instruksional dari bahan pembelajaran tersebut.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan ketrampilan. Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2004:27).

Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Dimyati (2010:200)

(22)

unsur motoris. Unsur subyektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.

Adapun aspek-aspek tersebut adalah : 1) Pengetahuan

2) Pengertian 3) Kebiasaan 4) Keterampilan 5) Apresiasi 6) Emosional 7) Hubungan social 8) Jasmani

9) Etis atau budi pekerti 10) Sikap

Jika seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka akan terlihat terjadinya salah satu atau beberapa aspek tingkah laku diatas.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil yang di peroleh siswa setelah melakukan berbagai aktivitas selama proses pembelajaran. Hasil belajar yang berupa pengetahuan siswa diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes setiap akhir siklus. Hasil belajar dalam penelitian ini penting karena menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan.

(23)

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu ”prestatie” yang kemudian di serap

oleh bahasa Indonesia menjadi prestasi. Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau sudah diusahakan.

Sedangkan istilah prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengetahuan atau keterampilan yang dikemabngkan oleh mata pelajaranyang biasanya ditunjuk dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Menurut Dimyati (2010:202), bentuk suatu hasil belajar siswa meliputi tiga aspek yaitu :

b. Aspek kognitif, berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap belajar.

c. Aspek afektif, berupa sikap yaitu respon yang terdiri dari keinginan melakukan tugas tertentu.

d. Aspek psikomotor, berupa keterampilan mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Faktor intern

Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. b. Faktor ekstern

Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. (Slameto, 2010: 20)

Dari pendapat diatas jelas bahwa yang mempengaruhi belajar siswa bermacam-macam dimulai dari faktor yang berasal dari dalam diri sampai pada faktor yang berasal dari luar dirinya.

(24)

Prestasi belajar dicapai oleh siswa merupakan penilaian penguasaan, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor sehingga merupakan pencerminan adanya perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar yang telah diikutinya melalui program pembelajaran di sekolah.

Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa berupa tambahan pengetahuan baru, pengalaman, dan latihan yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya pada jangka waktu tertentu.

8. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) dilakukan dan menunjukan pengaruh positif pada hasil belajar siswa maupun aktivitas belajar siswa. Penelitian tersebut adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Watini (2008) hasilnya adalah sebagai berikut : a. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif

tipe NHT mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 66% meningkat pada siklus II sebesar 67% dan meningkat pada siklus III 76%.

b. Belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 6,0% meningkat pada siklus II menjadi 6,6% dan meningkat menjadi 7,1 % pada siklus III.

2. Penelitian oleh Zulfa Apriani (2009) hasilnya adalah sebagai berikut :

(25)

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata persentase hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I sebesar 62,58% dan pada siklus II sebesar 70,79%.

B. Kerangka Pikir

Belajar merupakan suatu proses yang aktif, karena di dalam belajar seseorng berusaha membangun pengetahuannya. Dalam membangun pengetahuannya akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang telah dialaminya bukan hanya sekedar mengtahui dan menghafal saja.

Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika siswa terlibat secara aktif dan guru tidak mendominasi pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru akan menimbulkan kejenuhan dan siswa cenderung pasif. Alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru guru bukan lagi sebagai aktor atau pemeran utama, melainkan hanya sebagai fasilitator saja. Guru merencanakan segala aktifitas siswa, sehingga siswa tidak lagi hanya duduk dian mendengarkan penjelasan dari guru saja, melainkan siswa berperan aktif melalui diskusi dan bekerja sama dalam kelompok belajar.

(26)

depan kelas. Dengan demikian tidak ada siswa yang mendominasi kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam pembelajaran ini, siswa yang pandai dituntut dapat memberikan bantuan kepada temannya dalam memahami konsep yang dipelajari. Dengan demikian, siswa yang berkemampuan rendah mendapatkan banyak keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai. Namun siswa yang pandai juga tidak dirugikan, karena dengan menjelaskan secara verbal kepada siswa yang lain akan menambah pemahaman mereka terhadap materi yang sedang dipelajari.

Dengan berbagai aktifitas membangun pengetahuan dengan diskusi dan bekerjasama dalam kelompoknya, siswa mendapat banyak pengalaman.belajar. pengalaman belajar yang dimiliki siswa memungkinkan konsep belajar IPS terpadu yang dipelajari akan lebih mudah dipahami sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT

Aktivitas Belajar

(27)
(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Menurut Saminanto (2010:2) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman dan memperbaiki pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif.

Tindakan dilakukan di dalam kelas oleh observer (peneliti) bersama guru mata pelajaran IPS atau guru mitra, dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan pendekatan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran. Dalam penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS dan guru mitra yang ikut juga mengamati peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif.

B. Tempat, Subyek dan Obyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.

(29)

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Oktober tahun 2011 subyek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII2 SMP Negeri 1 Mesuji yang berjumlah 30 orang. Hal ini disebabkan karena dilihat dari hasil belajar yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran masih rendah, serta kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Tabel 4. Jumlah Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji

No Jenis Kelamin Kelas

VII1 VII2 VII3 VII4

1 Perempuan 16 13 13 11

2 Laki-laki 13 17 17 19

Jumlah 29 30 30 30

Sumber : Dokumentasi SMP N 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir.

C. Definisi Operasional Tindakan

Operasional tindakan merupakan tindakan yang diambil peneliti untuk menitiktekankan pada masalah apa yang akan diambil oleh peneliti agar masalah yang dikaji dapat efektif dan efisien.

(30)

Penggunaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan model belajar dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan mewakili tujuan untuk meningkatkan semangat kerja sama dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide dan mendiskusikan jawaban yang paling tepat. Selain dapat bekerja sama dan berdiskusi secara kelompok, peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dapat memberikan bantuan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan rendah.dengan adanya interaksi belajar tersebut maka diharapkan keaktifan belajar peserta didik akan meningkat.

Dalam akhir pembelajaran dengan tipe NHT akan diadakan presentasi oleh masing – masing kelompok. Kegiatan ini yaitu menjelaskan hasil dari diskusi berdasarkan pertanyaan yang diwakili oleh tiap kelompok.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena siswa dapat dikatakan aktif apabila ada aktivitas yang dilakukannya. Pada pembelajaran aktivitas yang dapat di amati oleh guru hanya aktivitas fisiknya saja.

Aktivitas belajar di ukur melalui observasi. Setiap peserta didik diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda ”√” pada lembar observasi apabila

aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator aktivitas belajar peserta didik adalah sebagai berikut :

(31)

2. Diskusi antar siswa dalam kelompok 3. Mengerjakan latihan / tugas kelompok 4. Menanggapi pertanyaan

5. Bertanya sesuai dengan topik yang dibahas.

Peserta didik dikatagorikan aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 70% atau lebih. Sedangkan untuk keaktifan aktivitas belajar dikelas yaitu tergolong aktif apabila sudah mencapai 70% atau lebih.

Aktivitas guru diukur dengan menggunakan Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) yang digunakan untuk menilai kemampuan guru merencanakan pembelajaran dan kemampuan guru dalam pembelajaran.

3. Prestasi Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran tipe NHT diambil dari ketuntasan belajar peserta didik setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah rata-rata persentase prestasi belajar siswa yang mendapat nilai ≥ 70 adalah 70 %.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Teknik Observasi

(32)

berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan lembar kinerja guru yang dibantu oleh dua orang observer dan guru mitra.

b. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Terpadu yang dilakukan pada setiap akhir siklus, jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terkam dalam lembar observasi mengenai hal-hal yang terjadi selama pemberian tindakan. Catatan lapangan berupa catatan prilaku khusus siswa, permasalahan ataupun masukan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya atau sebagai masukan bagi kebrhasilan yang telah dicapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar aktivitas on task siswa dalam pembelajaran diisi oleh peneliti dan dibantu dengan observer.

2. Lembar tes tertulis yang berisi soal pilihan ganda maupun pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada akhir siklus.

F. Prosedur Penelitian

(33)

peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus (Didik komaidi, 2011 :57). Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan setiap siklus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi

4. Refleksi

Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan rencana pembelajaran

2. Guru merencanakan pembelajaran dengan membuat kelompok belajar yang terdiri dari 6 kelompok secara heterogen yang dibagi pada setiap kelompok terdapat 5-6 orang siswa sesuai dengan model pembelajaran NHT.

3. Guru menyiapkan materi tentang Penggunaan lahan sebagai kegiatan ekonomi penduduk.

4. Guru menyusun lembar observasi untuk mengukur aktivitas on task siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

(34)

2. Pelaksanaan

Setelah dilakukannya perencanaan guru memulai pada tahap pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap penerapan dari kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan Sebelum dilakukannya tindakan berupa model pembelajaran yang telah direncanakan, guru menyampaikan materi mengenai penggunaan lahan sebagai kegiatan ekonomi penduduk. Fase-fase dalam pembelajaran tersebut sebagai berikut : a. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan Standar

Kompetensi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Kompetensi Dasar yaitu Mendiskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

b. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar

Guru mebagi siswa dalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang secara heterogen dan memberikan masing-masing anggota kelompok nomor yang berbeda.

c. Membimbing kelompok belajar

1. Guru menyajikan tugas kelompok untuk dikerjakan bersama-sama., dimana masing-masing anggota kelompoknya bertanggung jawab terhadap anggotanya, dan meyakinkan bahwa setiap anggotanya mengetahui jawaban tugas kelompoknya dengan batas waktu yang telah ditentukan.

2. Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa pada tiap-tiap kelompok yang memiliki nomor yang sesuai dengan yang disebutkan mengangkat tangan dan secara bergantian menyampaikan pendapat atau tanggapan dari kelompoknya masing-masing.

(35)

e. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari, dengan cara memberikan tes pada akhir siklus untuk mengetahui ketercapai kompetensi.

f. Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya paling baik sehingga memperoleh nilai tertinggi, berupa pujian maupun hadiah.

3. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah disiapkan.

4. Refleksi

(36)

Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan rencana pembelajaran

2. Guru merencanakan pembelajaran dengan membuat kelompok belajar yang terdiri dari 6 kelompok secara heterogen yang dibagi pada setiap kelompok terdapat 5- 6 orang siswa sesuai dengan model pembelajaran NHT.

3. Guru menyiapkan materi tentang pola pemukiman penduduk serta persebarannya.

4. Guru menyusun lembar observasi untuk mengukur aktivitas on task siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

5. Guru menyusun LKS ( lembar kerja siswa ).

2. Pelaksanaan

Setelah dilakukannya perencanaan guru memulai pada tahap pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap penerapan dari kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan Sebelum dilakukannya tindakan berupa model pembelajaran yang telah direncanakan, guru menyampaikan materi mengenai pola pemukiman penduduk serta persebarannya. Fase-fase dalam pembelajaran tersebut sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan Standar Kompetensi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Kompetensi Dasar yaitu Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

(37)

Guru mebagi siswa dalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang secara heterogen dan memberikan masing-masing anggota kelompok nomor yang berbeda.

c. Membimbing kelompok belajar

1. Guru menyajikan tugas kelompok untuk masing-masing siswa yang memiliki nomor mengerjakan soal sesuai dengan nomor masing-masing, dapat berdiskusi bersama-sama, dimana masing-masing anggota kelompoknya bertanggung jawab terhadap soal yang mereka pegang masing-masing, dan meyakinkan bahwa setiap anggotanya mengetahui jawaban tugas kelompoknya dengan batas waktu yang telah ditentukan.

2. Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa pada tiap-tiap kelompok yang memiliki nomor yang sesuai dengan yang disebutkan mengangkat tangan dan secara bergantian menyampaikan pendapat atau tanggapan dari kelompoknya masing-masing.

d. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

e. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari, dengan cara memberikan tes pada akhir siklus untuk mengetahui ketercapaian kompetensi.

f. Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya paling baik sehingga memperoleh nilai tertinggi, berupa pujian maupun hadiah.

(38)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada observasi penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas on task siswa pada saat siswa sedang melakukan aktivitas belajar yang dibantu oleh dua orang observer dan pada saat yang bersamaan dilakukan observasi kinerja guru oleh guru mitra. Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah disiapkan.

4. Refleksi

Setelah pembelajaran selesai pada setiap siklus refleksi yang bertujuan untuk mengetahui apakah indikator keberhasilan telah tercapai atau belum dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung.dengan menggunakan lembar observasi aktivitas on task siswa dan lembar kinerja guru. Jika pembelajaran kooperatif tipe NHT telah mencapai tujuan yang diinginkan maka akan berhenti pada siklus kedua.

Adapun bagan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: Siklus I

Siklus II

(39)

G. Teknik Analisa Data

1. Data aktivitas belajar siswa

Data tentang aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh melalui lembar observasi. Setiap siswa dalam kelompok diamati aktivitasnya dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

a.) Persentase setiap jenis aktivitas on task pada setiap siklus. rumus :

b) Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task pada setiap siklus.

(40)

c.) Rata-rata aktivitas pada siklus n

%As(n)= Rata-rata persentase aktivitas pada siklus Ke-n

%An= Jumlah rata-rata persentase setiap jenis aktivitas

N = Jumlah aktivitas yang diamati

2. Data Prestasil Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diambil dari peresentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai 70 atau lebih. Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya digunakan rumus berikut :

At = Persentase siswa yang tuntas belajar ∑At = Banyaknya siswa yang tuntas belajar

N = Banyaknya siswa yang hadir

Untuk menghitung nilai rata-rata siswa menggunakan rumus :

N Xn

(41)

Keterangan :

Xn = nilai rata-rata siswa pada siklus ke-n

Xn = Jumlah nilai siswa pada siklus ke-n

N = Jumlah siswa yang mengikuti tes

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah :

1. Apabila persentase aktifitas siswa telah mencapai ≥70% dari 30 siswa yang hadir menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan LKS, menanggapi pertanyaan siswa lain atau guru, dan bertanya kepada siswa yang presentasi.

(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil pembahasan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together untuk meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII2 di SMP Negeri 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII2 di SMP Negeri 1 Mesuji. Peningkatan aktivitas belajar siswa terlihat dari peningkatan aktivitas belajar dari 54,99 % menjadi 78,33 %.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas VII2 di SMP Negeri 1 Mesuji. Peningkatan ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dari 59,33 menjadi 73,33 dan presentase prestasi belajar siswa meningkat dari 57% menjadi 86,66%. Hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII2 di SMP Negeri 1 Mesuji dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together karena indikator keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini telah tercapai.

(43)

Berdasarkan hasil refleksi tiap siklus, model pembelajaran koperatif tipe Number Heads Together pada Standar Kompetensi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di SMP Negeri 1 Mesuji, disarankan :

1. Kepada kepala sekolah agar dapat memotivasi dan memberikan saran kepada guru untuk menerapkan teknik pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajran agar dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

2. Kepada guru agar dapat menerapkan teknik pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together karena dapat meningkakan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

(44)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII2 SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN

KOMERING ILIR PROPINSI SUMATERA SELATAN

Oleh

FENI DINI RISKIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII2 SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN

KOMERING ILIR PROPINSI SUMATERA SELATAN

(Skripsi)

Oleh

FENI DINI RISKIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(46)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Pedamaran pada tanggal 23 Januari 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, Putri dari Bapak Apedi dan Ibu Leni Marlina.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK PGRI Surya Adi pada tahun 1996, Sekolah Dasar Negeri 19 Surya Adi pada Tahun 2002, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama pada Tahun 2002. Pada Tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 3 Unggulan Kayu Agung dan selesai pada tahun 2008.

Pada Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) di Kecamatan Kalianda dan Kuliah Kerja Lapangan II (KKL II) di Pangandaran-Bandung. Kemudian pada tahun 2011 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Parda Suka Kabupaten Pringsewu dan Praktek Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Parda Suka.

(47)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pikir ... 29

2. Bagan penelitian tindakan kelas ... 42

3. Peta Lokasi Penelitian ... 47

4. Proses diskusi pada kelompok ... 51

5. Pelaksanaan tes pada akhir siklus ... 52

6. Diagram persentase setiap jenis aktivitas ... 67

7. Diagram rata-rata presentase aktivitas siswa setiap siklus ... 70

8. Diagram rata-rata nilai siswa ... 72

(48)
(49)

2. Siklus II ... 58

C. Hasil Penelitian ... 66

1. Aktivitas Siswa ... 66

2. Prestasi Belajar Siswa... 72

D. Pembahasan ... 73

1. Aktivitas Belajar ... 74

2. Prestasi Belajar ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(50)

1

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. ... 2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka

Cipta. Jakarta.

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Daldjoeni. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Alumni. Bandung. Dimyati. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S.2005.Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Rineka Cipta. Jakarta

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Huda, Mitahul. 2011. Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan). Pustaka Belajar.Yogyakarta.

Iif Amri, sofan. Dkk.2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. PT. Prestasi Pustakarya. Jakarta.

Komaidi, Didik. Wijayanti, Wahyu. 2011. Panduan Lengkap PTK. Sabda Media. Yogyakarta.

Lie, Anita. 2002. Cooperativef Learning (Mempraktikkan Kooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas). Gramedia, Jakarta.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran . Raja Grafindo Persada, Jakarta. Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindak Kelas). Rasail. Semarang.. Slavin, Robert.E. 2010. Cooperative Learning; Teory, Research, and Practise.

(51)

2

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Supriyadi. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Cakrawala Ilmu. Yogyakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learling (Analisis Model Pembelajaran IPS). Bumi Aksara. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.

(52)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data tuntas dan tidak tuntas mata pelajaran IPS Terpadu ... 2

2. Aktivitas belajar Peserta didik mata pelajaran IPS Terpadu ... 2

3. Enam fase dalam model pembelajaran kooperatif ... 16

4. Jumlah Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji ... 31

5. Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik ... 48

6. Jadwal Penelitian ... 49

7. Data aktivitas yang aktif dalam pembelajaran siklus I ... 53

8. Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas ... 54

9. Data hasil belajar siswa ... 55

10.Data aktivitas yang aktif dalam pembelajaran siklus II ... 62

11.Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas ... 63

12.Data hasil belajar siswa ... 64

13.Data aktivitas siswa ... 67

14.Data rata-rata persentase aktivitas setiap siklus ... 69

(53)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai

(dari sesuatu urusan) kerjakanlah sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al - Insyirah : 6-8)

“Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim.

Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan dihari esok”

( Hassan Albanna )

“Nothing is easy but nothing is impossible

(54)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Sumadi. M.S. ...

Sekretaris :Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Zulkarnain, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1 003

(55)
(56)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Feni Dini Riskia

NPM : 0813034006

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/KIP

Alamat : Jln. Lintas Timur Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

(57)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadiran Alloh SWT, atas berkat dan hidayahNyalah skripsi ini dapat

diselesaikan. Salawat dan salam kepada Rasullulah Nabi Muhammad SAW, Kupersembahkan karya

kecilku kepada :

Ayahanda dan Ibundaku tersayang

Yang senantiasa menyayangiku dengan penuh kasih sayang

Nasehat dan Do’a kalian adalah penerang dalam hidupku

Kakek dan Nenekku tercinta

yang selalu memberi do’a, Semangat dan motivasi demi keberhasilanku

Berkat kalian aku bisa berhasil seperi ini

Adikku dan seseorang yang tersayang

Yang selalu memberikan do’a, keceriaan, motivasi dan menantikan keberhasilanku. Keluarga besarku yang selalu memberikan do’a

Dan semangat demi keberhasilanku

Sahabat – sahabat ku tersayang

Yang telah mewarnai hari-hari indahku

Keluarga besar Pendidikan Geografi UNILA

(58)

Judul Skripsi : MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBER HEADS TOGETHER UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR IPS SISWA KELAS VII2 SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 1 MESUJI KABUPATEN OGAN

KOMERING ILIR PROPINSI SUMATERA SELATAN

Nama : Feni Dini Riskia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034006

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Dr. Sumadi, M.S. Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd. NIP. 19530717 198003 1 005 NIP. 19750517 200501 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,

(59)

SANWACANA

Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII2 di SMP N 1 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan. Solawat teriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan yang baik sepanjang zaman.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(60)

bertiga, kecuali do’a yang tulus dan ikhlas semoga ilmu dan amal yang telah diberikan

selama proses bimbingan menjadi amal ibadah.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan membantu memperlancar penyelesaian studi.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S. ( pembantu dekan I ), bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. ( pembantu dekan II ) dan bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H. (Pembantu Dekan III) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin penelitian dan memperlanjar penyelesaian studi bagi penulis.

3. Bapak Drs.Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih telah memberikan arahan dan memperlancar penyelesaian studi yang bermanfaat bagi penulis. 4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terima kasih atas kritik dan saran yang sangat membantu selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Geografi terima kasih atas bantuan, bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama penulis mengikuti pendidikan diprogram studi pendidikan geografi.

6. Ibu Endang Tintin Silowati, M.Pd. selaku kepala SMP N 1 Mesuji, Ibu Yosi Ariska, S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPS, serta ibu/bapak guru SMP N 1 Mesuji yang telah memberikan izin penulis dan banyak membantu dalam penelitian ini.

(61)

8. Keluarga besar Program Studi Pendidikan geografi, khususnya teman-teman seperjuangan angkatan 2008 terimakasih atas kebersamaan, do’a dan dukungannya

selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun penulis berterimakasih atas semuanya yang telah membantu hingga skripsi ini terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

Gambar

Tabel 1. Data Tuntas dan Tidak Tuntas Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas          VII2 SMP Negeri 1 Mesuji Tahun Pelajaran 2011-2012
Tabel 3. Enam Fase Dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 4. Jumlah Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mesuji
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melihat latar belakang dan permasalahan yang mendasari pemikiran dalam penulisan studi ini mempunyai tujuan dalam hal ini tersusunnya suatu strategi untuk

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pws PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29

Saat ini sistem penjualan dan pembelian pada Toko Bangunan Barokah Sumber Jaya masih belum optimal karena pengolahan data penjualan dan pembelian yang berjalan

Rendaman beras ketan hitam memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik) pada tikus betina yang dibebani glukosa.... Jenis dan

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

Hasil survei yang didapat menunjukan bahwa potensi lokal yang terdapat di wilayah Kulon Progo berupa daerah pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan mangrove dan