• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LANGKAH PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat memenuhi acuan atau standar tertentu. Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.

Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL yang diharapkan, perlu didukung oleh berbagai standar lainnya, antara lain standar proses dan standar pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk membantu peserta didik mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar juga merupakan bagian sangat penting dalam mendukung keseluruhan komponen dari materi ajar tersebut.

Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran secara umum

(2)

dengan mengembangkan SK-KD menjadi indikator, materi ajar, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Sebagai bagian dari langkah pengembangan silabus, pengembangan indikator merupakan langkah strategis yang berpengaruh pada kualitas pembelajaran di kelas. Kemampuan guru dan sekolah dalam mengembangkan indikator berpengaruh pada kualitas kompetensi peserta didik di sekolah tersebut.

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi ajar, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan materi ajar sebagai salah satu sumber belajar dan acuan pembelajaran.

Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan materi ajar.

(3)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang dipelajari dalam penyusunan materi ajar adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana identifikasi Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar? 2. Bagaimana identifikasi jenis-jenis materi ajar?

3. Bagaimana merumuskan indikator pembelajaran? 4. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran? 5. Bagaimana contoh penyusunan materi pembelajaran?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2. Mengetahui identifikasi jenis-jenis materi ajar.

(4)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Identifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Sebelum menentukan materi ajar terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena sebagai pendukung pencapaian Kompetensi Inti, KD dikelompokkan menjadi 4 (empat) sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya yaitu:

1. Kelompok KD sikap spritual (mendukung KI-1) 2. Kelompok KD sikap sosial (mendukung KI-2) 3. Kelompok KD pengetahuan (mendukung KI-3) 4. Kelompok KD keterampilan (mendukung KI-4)

Berdasarkan pengelompokan sebelumnya, diketahui bahwa KI-1 dan KI-2 merupakan ranah afektif, KI-3 merupakan ranah kognitif dan KI-4 merupakan ranah psikomotorik.

Uraian KD yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pada pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui KI tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang. Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan dan tidak diujikan, tetapi sebagai pengangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan- pesan spritual dan sosial sangat penting yang terkandung dalam materinya. Dengan kata lain, KD yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan

(5)

individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara inderect teaching (tidak langsung) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Hal ini diuraikan dalam lampiran 4 Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan dan berakhir pada pembentukan sikap.

B. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran

Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi ajar dengan tingkatan aktivitas atau ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif secara terperinci yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).

1. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.

2. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.

3. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.

4. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.

Materi ajar yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.

(6)

dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya.

Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi ajar memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi ajar yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi ajar.

1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi ajar yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama organ tubuh manusia. 2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa

kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.

(7)

a. Seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan dalam mewujudkan persamaan Hak Asasi Manusia. b. Seorang guru Fisika menjelaskan tentang bagaimana membuat magnet

buatan. Seorang guru Kimia mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.

1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi ajar yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh:

a. Seorang guru Matematika menjelaskan cara menghitung luas segitiga menggunakan aturan Trigonometri. Rumus luas segitiga adalah setengah dari perkalian dua sisi berdekatan kali sinus sudut yang diapit.

b. Seorang guru Ekonomi menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik.

5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya mentaati peraturan lalu lintas.

6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, peserta didik diharapkan mampu melompati mistar setinggi 125 centimeter. Materi ajar yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.

(8)
(9)

Materi Ajar Fakta Contoh:

Jenis-jenis binatang memamah biak, tanaman berbiji tunggal, nama-nama bulan dalam setahun. Kata kunci: Nama, jenis. jumlah, tempat, lambang.

Materi Ajar Konsep. Contoh :

Bujur sangkar adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang Kata kunci

Definisi, klasifikasi, identifikasi, ciri-ciri, aksioma.

Materi Ajar Prosedur. Contoh:

Cara mengukur suhu badan menggunakan termometer.

Kata kunci: Langkah-langkah mengerjakan tugas secara urut/ prosedural

Materi Ajar Aspek Afektif/ Sikap Contoh:

Sikap jujur, motivasi tinggi, minat belajar besar, menjauhi perbuatan tercela, dsb.

Kata kunci: Sikap atau nilai

Apakah peserta didik diminta melakukan kegiatan menggunakan anggota

badan?

Materi Ajar Aspek Psikomotorik Contoh:

Lompat tinggi,lompat galah, lari 100 meter, berenang, tinju, pencak silat, dsb.

Kata kunci: Kegiatan fisik Apakah kompetensi dasar berupa mengingat fakta?

Apakah kompetensi

dasar berupa mengemukakan definisi, menjelaskan, mengklasifikasikan ?

Apakah

kompetensi dasar berupa menjelaskan hubungan antara berbagai konsep, sebab-akibat?

Apakah

Peserta didik diminta untuk memilih sikap tertentu terhadap suatu obyek kejadian?

Apakah

kompetensi dasar berupa menjelaskan langkah-langkah mengerjakan sesuatu prosedur tertentu? Materi Ajar Prinsip.

Contoh :

Jika permintaan naik, sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Kata kunci

Dalil, rumus, postulat

Hubungan, sebab-akibat, jika... maka…. Pilih kompetensi dasar yang akan diajarkan

Diagram 1. Proses Pemilihan Materi Ajar

(10)

C. Merumuskan Indikator Pembelajaran

Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Panduan Pengembangan Indikator (Kemendiknas, 2010) menguraikan lebih lanjut pengertian Indikator yang merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD

2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah

3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi untuk 3 ranah dapat dilihat secara rinci di Taksonomi Bloom. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

(11)

kata kerja yang digunakan dalam KD.

2. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.

3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi 4. Rumusan indikator sekurang- kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat

kompetensi dan materi pembelajaran

5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai

6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Dewi, 2015).

D. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Ada dua tingkat tujuan belajar yaitu umum/luas dan khusus/spesifik atau TBU dan TBK. Sangat lazim bahwa tujuan belajar disebut juga tujuan instruksional/pengajaran atau TIU dan TIK.

1. Tujuan Belajar Umum (TBU).

Tujuan ini bersifat umum dan luas, sehingga pencapaiannya tidak dapat diukur secara' langsung karena tidak operasional/spesifik. TBU biasanya dirumuskan dalam kata yang tidak operasional misalnya mahasiswa dapat memahami, menguasai, merencanakan, membangun, menerapkan, mengevaluasi, menganalisa, mempercayai, meyakini, mencintai. TBU berfungsi sebagai perantara untuk mencapai tujuan mata kuliah. TBU disebut juga tujun terminal (goal) dan dirumuskan dengan berorientasi pada kemampuan internal yang harus dimiliki mahasiswa pada akhir kegiatan belajar untuk pokok bahasan tertentu 2. Tujuan Belajar Khusus (TBK).

(12)

menjelaskan, memilih, membongkar, merakit, menjahit, menghormati, menghemat, menepati, menerima, merawat. Kriteria TBK yang baik antara lain seperti berikut:

a. Menggunakan kata kerja operasional khusus,

b. Berbentuk tingkah laku yang dapat ditampilkan dan diamati, c. Tiap TBK hanya mengandung satu tingkah laku,

d. Penampilan hasil belajar harus dapat diukur

Menurut Mager (1975) TBK harus memuat/ mempunyai komponen-komponen A, B, C dan D.

a. Audience, yaitu subyek belajar (siapa yang harus mencapai TBK itu? Misalnya: mahasiswa, siswa, peserta latihan/penataran.

b. Behavior , merupakan tingkah laku khusus (berbentuk kata kerja aktif, operasional dan spesifik).

c. Condition, yaitu kondisi yang dituntut pada saat subyek belajar menampilkan/melakukan sesuatu sebagai hasil belajar. Misalnya harus bekerja mandiri, tidak boleh membuka buku, boleh membuka buku, tidak boleh menggunakan kalkulator, dengan alat-alat mesin, dengan alat-alat tangan, diberikan bahan dan alat.

d. Degree, artinya derajat/ tingkat hasil belajar baik kuantitas maupun kualitas. Misalnya persentase penguasaan paling rendah 80%, 85%, 90%, 95%, 100% ) sesuai dengan jenis pendidikan bidang profesi yang bersangkutan, kecepatan, konsumsi waktu, memenuhi standar pendidikan, tingkat ketelitian (Siswanto, 2008).

Contoh: Siswa kelas XII (A) dapat menjelaskan struktur tumbuhan berbiji terbuka (B) melalui diskusi kelas (C) dengan benar (D).

E. Contoh Penyusunan Materi Pembelajaran A. KOMPETENSI INTI

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia..

(13)

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitasciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.

1.1.1. Mengagumi ciptaan tuhan melalui kompleksitas yang dimiliki makhluk hidup dengan mengucap hamdalah dan tasbih bagi yang muslim.

2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatifdan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

2.1.1. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, teliti, dan menghargai orang lain.

3.3. Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri ,replikasi dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.

3.3.1 Menganalisis ciri-ciri virus berkaitan dengan fenomena penyakit yang di akibatkan oleh virus.

4.3. Menyajikan data tentang ,replikasi dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/ charta

4.3.1. Menyajikan data tentang ciri-ciri dalam bentuk charta.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

(14)

Tuhan YME dengan mencucap hamdalah dan kalimat tasbih bagi yang muslim.

2.1.1.1 Siswa menunjukkan perilaku rasa ingintahu, teliti dalam mengamati ciri-ciri virus, dan menghargai orang lain ketika berdiskusi ciri-ciri virus berkaitan dengan fenomena penyakit yang di akibatkan oleh virus.

3.3.1.1 Siswa mampu menganalisi ciri-ciri virus berkaitan dengan fenomena penyakit yang di akibatkan oleh virus, dengan melakukan pembelajaran dengan model problem base learning.

4.3.1.1. Siswa dapat menyajikan data dalam bentuk charta secara tepat dari hasil analisis ciri-ciri virus berkaitan dengan fenomena penyakit yang di akibatkan oleh virus.

D. MATERI PEMBELAJARAN Ciri dan Struktur Virus

Apakah virus dikelompokkan sebagai makhluk hidup atau benda mati? Jika berada di luar sel hidup, virus tidak dapat bergerak, tumbuh atau bereproduksi sehingga di luar sel hidup virus dikelompokkan sebagai makhluk tak hidup. Sebaliknya, jika virus ada di dalam sel makhluk hidup lain, seperti tumbuhan, hewan, atau manusia, virus dapat tumbuh dan bereproduksi sehingga dikatakan bahwa virus adalah makhluk hidup. Oleh karena itu, virus dikategorikan sebagai peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Berikut adalah ciri-ciri umum yang dimiliki oleh virus.

a. Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,05Nm–0,2Nm (1Nm = 1/1000mm). Oleh karena itu, virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

b. Tubuh virus terdiri atas selubung dan bahan inti. Bahan inti berupa RNA (Ribonucleic acid) atau DNA (Deoxiribonucleic acid).

c. Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting bagi kehidupan.

d. Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringanhidup.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka simpulan yang diperoleh antara lain:

1. Identifikasi kompetensi isi dan kompetensi dasar sangat penting karena aspek keutuhan kompetensi harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena sebagai pendukung pencapaian Kompetensi Inti, KD dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya yaitu kelompok KD sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Identifikasi jenis materi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi ajar dengan tingkatan aktivitas atau ranah pembelajarannya yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

3. Rumusan indikator dilakukan dengan sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

4. Tujuan pembelajaran didasarkan dari indikator yang akan dicapai dan terdiri atas dua macam yaitu tujuan belajar umum (TBU) dan tujuan belajar khusus (TBK).

B. Saran

Berdasarkan penyusunan makalah ini, bagi pembaca disarankan untuk dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai penyusunan bahan ajar di dalam kehidupan sehari-hari.

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Dewi, Nur. 2015. Merancang Pencapaian Kompetensi Dasar Melalui Perumusan Indikator. Sulawesi Selatan: E-Buletin ed. Maret

Siswanto, Budi T. 2008. Perumusan Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Pelatihan Peningkatan Kemampuan Tenaga Perencana Akademik bagi Dosen STTA Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Bahan atau materi pembelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka

Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester

 Dalam proses pembelajaran, guru bertanggung jawab bahwa semua siswa mempelajari materi pelajaran dalam kurikulum yang harus dikuasai siswa.  Kompetensi & bahan ajar

Tujuan program keahlian merupakan kristalisasi dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk dapat bekerja sesuai dengan Standar Kompetensi

Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.Berikut

Peserta didik setuju jika materi kalam bahasa arab ditambah atau dikembangkan dari sumber buku selain buku ajar yang biasa dipakai 7.. Peserta didik setuju materi ajar yang

langkah untuk mengatasi permasalahan Kenakalan Remaja .0 4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau

Kesesuaian materi ajar aspek fakta dengan standar isi K.13 pada mata pelajaran akidah akhlak kelas VII berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan ruang lingkup materi yang