• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Tematik Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan Tematik Terpadu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBELAJARAN PAI TEMATIK TERPADU

M. ANUGRAH ARIFIN 1 5 4 1 4 1 0 0 9

DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH INOVASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU DR. Fathurrahman, M.Pd.I

PASCASARJANA

Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Mataram

A. Konteks Masalah

(2)

kemajuan. Kehidupan global dalam era ini terbuka dengan perdagangan bebas serta kerja sama regional yang memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang mampu bersaing dengan baik. Kemampuan berkompetisi dapat terwujud jika manusia mengenyam pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas adala h pendidika n yang mampu mengembangkan sikap inovatif dan kreatif pada peserta didik. Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab(UU RI, 2006:10).1

Menurut Dr. Zakiah Darajat bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi: tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Apabila penyelenggaran pendidikan Islam mampu mencapai tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insane kamil dengan pola takwa.2

Tujuan akhir dari pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran Islam)” (Q.S. Ali Imran 102)

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi siswa. pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, hal ini dilihat dari tahap perkembangan siswa yang, masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

1Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Internet available from http://www.geocities,com/frans_98/uu/uu_20_03.htm. Accesed on April 10th 2008

(3)

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan, Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, maka pemakalah berkeinginan untuk mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tematik terpadu.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik.3 Tema adalah pokok pikiran atau gagasan

pokok yang menjadi inti perbincangan.4 Pembelajaran terpadu merupakan aplikasi salah satu

strategi pembelajaran dasarkan pendekatan kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang meniadakan batas-batas mata pelajaran yang terpisah-pisah.5 Adapun

pembelajaran terpadu merupakan metode pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan beberapa bidang mata pelajaran. Pembelajaran terpadu telah dikenal sekitar empat puluh tahun yang lalu. Pertama kali pembelajaran terpadu mulai diterapkan pada pembelajaran IPA. Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, dan otentik.

Dengan demikian pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dan berorientasi kapada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

2. Landasan Pembelajaran Terpadu.

Beberapa landasan yang mendasari dikembangkannya pembelajaran terpadu antara lain yaitu: landasan Filosofis yang dipengaruhi oleh aliran Progresvisisme, Developmentally Appropriate Practice dan Kontruktivisme, landasan praktis, landasan Psikologis, landasan yuridis.

a. Landasan Filosofis

3Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung:Rosda Karya,2006). 245

4 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta;PN Balai Pustaka, 1983).1040

(4)

Aliran Progresivisme berkembang pada permulaan adad ke-20 terutama di Amerika Serikat. Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia pendidikan, yang pada saat itu progresivisme menentang kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan yang bersifat

konvesional yang merupakan warisan dari tradisi abad ke-19. Menurut progresivisme tugas pendidikan adalah meneliti sejelas-jelasnya kesanggupan-kesanggupan manusia yang meliputi kesanggupan mengendalikan hubungan dengan alam, kesanggupan meresapi rahasia- rahasia alam, dan kesanggupan menguasai alam dan menguji kesanggupan-kesanggupan itu dalam pekerjaan praktis.

Proses pembelajaran menurut aliran progresivisme seharusnya dilakukan secara alami, dengan mengaitkan dunia nyata peserta didik yang bertujuan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Aliran progres ivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan secara terpisah, melainkan mata pelajaran harus diberikan secara terintegrasi dalam unit. Fleksibilitas dalam pelaksanaan pembelajaran sangat diperlukan demi terwujudnya pembelajaran yang bermakna.6

kontruktivisme yang merupakan landasan filosofis kedua dikembangkannya pembelajaran terpadu. Pelopor aliran ini diawali oleh seorang epistimologi Italia yaitu Giambatista Vico. Ia berpendapat bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan, dan manusia adalah tuan dari ciptaan-Nya. Aliran ini kemudian dikembangkan oleh Jean Piaget dengan teorinya perkembangan kognitif. Menurut Piaget, pengetahuan merupakan hasil dari interaksi yang secara kontinyu antara satu individu dengan lingkungan yang ada. Perkembangan kognitif menurutnya dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru, dan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali secara kontinyu antara asimilasi dan akomodasi. 7

Peran guru dalam proses pembelajaran menurut aliran kontruktivisme sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berlangsung sesuai dengan tujuan. Adapun fungsi mediator dan fasilitator seorang guru adalah menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian, sehingga metode cerama bukanlah salah satu metode yang harus selalu diterapkan dalam proses pembelajaran. Selain itu fungsi mediator dan fasilitator dari seorang guru dalam

6 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi. 164

(5)

proses pembelajaran yaitu menyediakan atau memberikan kegiatan kegiatan yang merangsang peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Developmentally Appropriate Practice, berpendapat bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat peserta didik. Jadi pada dasarnya pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

perkembangan kognitif peserta didik. Tokoh dari teori perkembangan kognitif ini adalah Jean Piaget.

b. Landasan Praktis

Landasan praktis mengharapkan pembelajaran dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal.8

c. Landasan Psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembanganan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal proses penyampaian materi kepada peserta didika.9

d. Landasan Yuridis

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai peraturan kebajikan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar yaitu UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat.10

3. Prinsip Dan Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

8Wardaya, Cep Unang, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pendekatan Kontekstual http: // www. Dunia guru . com/ Pengembangan % 20 profesi / PAI- melalui CTL-html

9 Departemen Agama RI. 2004. Keterpaduan Materi PAI Dengan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam).45

(6)

Menurut Ujang Sukandi prinsip pembelajaran terpadu adalah memiliki tema yang aktual, berkaitan dengan dunia nyata siswa dan dialami dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa prinsip, yaitu: Prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi.11 Prinsip penggalian tema artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Sedangkan prinsip pengelolaan pembelajaran artinya guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

Adapun karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalash sebagai berikut: 1. Berpusat pada anak.

2. Memberikan pengalaman langsung pada anak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses.

5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan anak.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan meyenangkan12

4. Model-model Pembelajaran Terpadu13

Sementara itu, Pendekatan model pembelajaran tematik terpadu menekankan pada keterkaitan (linkages) dan keterhubungan (relationship) antar berbagai disiplin. Model Pembelajaran Tematik Terpadu itu sendiri setidaknya ada sepuluh macam model, yaitu:

1. Model Terhubung (The Connected Model),

11 Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung:Remajarosdakarya.2004).67 12 Ibid. 166

(7)

2. Model Jaring Laba-Laba (The Webbed Model),

3. Model Tematik Terpadu (The Integrated Model),

4. Model Sarang (The Nested Model),

5. Model Penggalan (The Fragmented Model),

6. Model Terurut (The Sequenced Model),

7. Model Irisan (The Shared Model),

8. Model Galur (The Threaded Model),

9. Model Celupan (The Immersed Model). Dan

10. Model Jaringan Kerja (The Networked model).

Dalam Model Tematik Terpadu, hanya ada tiga model yang dikembangkan atau dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1) model keterhubungan (connected), (2) model jaring laba-laba (webbed) dan (3) model kerpaduan (integrated).

Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu

A) Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba ( Webbed Model) Pembelajaran model Webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi. Model ini memiliki Kelebihan dan Kekurangan diantaranya;

Kelebihan dari model jaring laba-laba (Webbed) meliputi:

1) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar 2) lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman

3) Memudahkan perencanaan

4) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa dan,

5) memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

(8)

2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal dan,

3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.

Contoh Model Jaring Laba-laba/Model Terjala (Webbed model)

Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Tahap perencanaan

Langkah perancangan pembelajaran tematik adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam perancangan pembelajaran yang berorientasi dalam pembelajaran tematik. Langkah persiapan pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema, menentukan tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi waktu, perumusan tujuan pembelajaran, penentuan alat dan media pembelajaran, dan perencanaan evaluasi. Berikut ini adalah contoh merencanakan pembelajaran tematik model jaring laba-laba yang dimulai dari penjabaran kompetensi dasar beberapa mata pelajaran di kelas I ke dalam indikator:

• IPA

- Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya

- Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh menceritakan kegunaan bagian bagian tubuh

- Menyebutkan anggota gerak tubuh. • Bahasa Indonesia

- Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh. - Menceritakan kegunaan bagian bagian tubuh. - Menyebutkan anggota gerak tubuh.

• Matematika

- Membilang banyak benda.

(9)

- Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak.

• IPS

- Mengiden-tifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat. - Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan. - Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan wali. - Menyebutkan alamat tempat tinggal.

- Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. • Kewarganegaraan

- Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa - Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga. • Pendidikan Agama Islam

- Membiasakan perilaku terpuji. - Membiasakan perilaku jujur.

- Membiasakan perilaku bertanggung jawab.

Setelah menjabarkan KD ke dalam indikator guru menentukan tema sentral dan memetakan keterhubungan antar mata pelajaran dengan tema sentral.

B) Pembelajaran Terpadu Tipe Keterkaitan (Connected)

Connected Model (keterkaitan) adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan satu hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran. Model pembelajaran terpadu tipe connected atau keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik,

ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini

keterkaitan materi hanya

terbatas pada satu bidang studi saja. Model ini menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan, dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu.

Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : 1. Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang

(10)

2. Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.

3. Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya.

Kelebihan dan Kekurangan :

 Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan; dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.

 Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

 Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;

 Siswa memperoleh gambaran secara siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;

 Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

Kekurangan

 Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;

 Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).

 Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,

(11)

 Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;

 Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

C) Pembelajaran Terpadu Model Integrated (Terpadu)

Poerwadarminta mengungkapkan bahwa integrasi secara etimologis dapat dipahami sebagai perpaduan, penyatuan, dan penggabungan dua objek atau lebih.14 Pengertian

semakna juga disampaikan oleh Triantono15 yakni integrasi adalah penyatuan supaya

menjadi suatu kebulatan atau menjadi utuh. Integrasi-Interkoneksi Agama dan Ilmu adalah terpadunya kebenaran teks agama/wahyu (burhan ilahi) dalam bentuk pembidangan mata kuliah yang terkait dengan nash, (hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti yang di alam semesta ini (burhan kauni) dalam bentuk pembidangan mata kuliah empiris kemasyarakatan dan kealaman (hadlarah al-I'lm) dan pembidangan matakuliah yang terkait dengan falsafah dan etika(hadlarah al-falsafah). Dalam kaitannya dengan pembelajaran, model pembelajaran integrasi terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Sehigga diharapkan Pembelajaran Agama Islam bias terpaut, menyatu dan melebur dengan bidang studi yang lain baik pada tataran filosofis, isi/materi, metode, strategi, maupun evaluasi pembelajaran.

5. Implementasi Pembelajaran Terpadu Dalam Pembelajaran AIK di Universitas Muhammadiyah Mataram.

Dalam Implementasinya, pembelajaran tematik terpadu bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, karena guru/dosen dituntut untuk memiliki kompetensi inter dan antar disipliner yang memungkinkan guru/dosen mengeksplorasi, mengaitkan dan menghubungkan tema-tema

14 Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1985, h. 384.

(12)

dalam satu disiplin ilmu (interdisipliner) maupun materi-materi antara dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda-beda (antar disipliner). Konsep yang diajukan penulis dalam upaya untuk mewujudkan pembelajaran tematik terpadu di Universitas Muhammadiyah Mataram yang merupakan tempat penulis mengajar dan mengabdikan ilmu, digambarkan dalam bentuk upaya memadukan mata kuliah Keislaman yang di kenal dengan istilah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Mata kuliah AIK merupakan mata kuliah berjumlah 8 SKS yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UM.Mataram baik yang muslim maupun non muslim. Mata kuliah AIK terdiri dari Aqidah, Ibadah, Akhlak dan Kemuhammadiyahan yang masing-masin berjumlah 2 SKS dan merupakan satu rumpun keilmuan Agama Islam.

Dalam upaya inovasi pembelajaran AIK dengan konsep tematik terpadu, penulis memiliki konsep untuk memadukan ke-empat mata kuliah tersebut dengan menggunakan konsep pembelajaran tematik terpadu model Keterubungan (Connected) dimana penulis berupaya untuk menghubungkan tema-tema dan konsep-konsep pada mata kuliah AIK sehingga dapat menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan dapat lebih medukung keefektifan dank e efisiensian mata kuliah AIK yang saat ini harus ditempuh dalam jumlah 8 SKS (empat semester). Contoh inovasi yang penulis maksud dapat digambarkan dalam table berikut.

MATA KULIAH TEMA CONNECTED/KETERHUBUNGA

N

Aqidah Pembagian tauhid Tauhid merupakan dasar agama Islam yang akan berimplikasi dalam ibadah dan Akhlak seorang muslim.

Ibadah Uregensi Niat Implikasi Tauhid dalam ibadah diwujudkan dalam bentuk memurnikan kesalehan baik kesalehan individual maupun social kemasyarakatan.

Kemuhammadiyahan Kiprah gerakan muhammadiyah

(13)

dalam

memberantas tahayyul, bid’ah dan churafat

dalam bidang Aqidah yang meliputi usaha-usaha pemberantasan paham Tahayyul, Bid’ah dan Churafat guna menancapkan tauhid yang murni dalam keyakinan Umat Islam.

KESIMPULAN

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah M. Amin . Agama, Ilmu Dan Budaya Paradigma Integrasi-Interkoneksi Keilmuan. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2005.)

ash-Shabuny, Muhammad Aly. Pengantar Studi Al-Qur'an (at-Tibyan)

(terjemahan: Moch. Chudlori Umar dan Moh. Matsna HS). Bandung. al-Ma’arif. 1996

Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

Azra Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.)

Holmes Rolston, III, Science and Religion: A Critical Survey (New York: Random House, Inc.,1987),

Ian G. Barbour, issues in science and religion (Newyork:Harper Torchbook.1966) Imam Suprayogo, Paradigma Pengembangan Keilmuan Islam Perspektif UIN

Malang, (Malang:UIN-Malang Press, 2006),

James L. Cox, A Guide to the Phenomenology of Religion: Key Figures, Formative Influences and Subsequent Debates (London: The Continuum International Publishing Group, 2006)

Muliawan, Jasa Ungguh, 2004, Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005.

M. Mukhlis Fahruddin. 2009. Pusat Peradaban Islam Abad Pertengahan: Kasus Bayt al Hikmah. El-Harakah, Vol. 11, No. 3.

(15)

Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Rosdakaryaa, 2004)

Muliawan, Jasa Ungguh, 2004, Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1985,

Sa ad Riyadh, ‟ Mengajarkan Al-Qur’an Pada Anak, (Surakarta: Ziyad, 2007), Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung:

ALFABETA. 2008.

Tim Penyusun, KBBI, Jakarta:Pusat Bahasa, 2008.

Triantono, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007,

Tim, Kerangka dasar keilmuan UIN Sunan Kalijaga, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006),

Triantono, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007

Darajat. Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara.1996). Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung:Rosda

Karya,2006).

Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta;PN Balai Pustaka, 1983).

Nasution. Asas-asas Kurikulum (Jakarta: Bumi Aksara. 1995). Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi.

Sutrino. Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan

TeknikPendidikan Berbasis Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz. 2005). Departemen Agama RI. 2004. Keterpaduan Materi PAI Dengan Ilmu

Pengetahuan Dan Teknologi (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam).

Mulyasa. Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung:Remajarosdakarya.2004). M, Amin Abdullah, Agama, Ilmu dan Budaya Paradigma

Integrasi-Interkoneksi eilmuan, Pdf

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Internet available from http://www.geocities,com/frans_98/uu/uu_20_03.htm. Accesed on April 10th 2008

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga

Pembelajaran Tematik mampu membantu siswa dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) dari beberapa mata pelajaran yang memiliki tema yang sama serta dapat.. mengaitkan materi

66 mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa (Subroto, 2000 : 09). Dari beberapa penjelasan

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengaitkan beberapa matapelajaran menjadi satu tema tertentu dengan proses pembelajaran bermakna sesuai

• Strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.. • Pembelajaran yang bersifat terpadu, baik dari

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu ( integrated learning ) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu

Istilah pembelajaran tematik pada dasaranya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan