• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Yang Di Nilai Secara Subjektif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Yang Di Nilai Secara Subjektif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Medan Belawan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan hormat,

Nama saya, Lina Melawati, sedang menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter S1 Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Kebisingan Lalu  Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Yang Dinilai Secara Subjektif Pada Siswa Sekolah  Menengah Atas Di Medan Belawan” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar. 

Bersama ini saya mohon kesediaan kepada siswa-siswi SMA Swasta Hang Tuah Belawan dan SMK Bahari Hang Tuah Belawan untuk ikut serta dalam penelitian ini. jika siswa-siswi bersedia maka saya akan memberikan kuesioner yang akan di jawab selama 20 menit untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar. Lalu setelah mahasiswi menjawab kuesioner tersebut, saya akan memberikan imbalan berupa pulpen unik. Hasil jawaban siswi selama pengisian kuesioner akan tetap dirahasiakan. Partisipasi siswi bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Siswi berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun. Untuk penelitian ini, mahasiswi tidak dikenakan biaya apapun.Siswi juga dapat menghubungi saya (085271068339).

Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan siswi, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 24 September 2014 Peneliti

(2)

30

 

Lampiran 2.

LEMBAR PERSETUJUAN KESEDIAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur : Alamat :

No. Telp/Hp :

Telah mendapatkan keterangan dari peneliti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Yang Dinilai Secara Subjektif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Medan Belawan”. Adapun dalam penelitian ini responden diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan.

Saya menyadari manfaat penelitian ini dan saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, September 2014

Peneliti Responden

(3)

Lampiran 3. Kuesioner

PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR YANG DINILAI SECARA SUBJEKTIF PADA SISWA

SEKOLAH MENENGAH ATAS DI MEDAN BELAWAN

DATA SUBJEK

Tanggal Penelitian : Lokasi Penilitian : Intensitas Kebisingan :  

Indentitas Sample. 

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Kelas :

No absen :

1. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan, diharapkan sikap anda terhadap isi pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara memilih pilihan jawaban yang tersedia

2. Berilah tanda Check List (√) atau tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai atau hampir sesuai dengan kondisi anda.

3. Kriteria jawaban

1 = Tidak Pernah

2 = Kadang-kadang

3 = Pernah

4 = Selalu

(4)

32

   

No Penyataan

Skor

1 2 3 4

1 Ketika kendaraan bermotor melintas menimbulkan suara bising

2 Saya merasa terganggu bila ada kebisingan ketika terdengar

3 Saya sulit memahami pelajaran dikelas bila ada kebisingan

4 Ketika bising terdengar saya kurang fokus dengan pelajaran

5 Suara bising membuat saya sulit berkomunikasi dengan teman saya

6 Saya suka tidak serius karena suara bising sangat menganggu saya

7 Saya sering melamun selama guru menjelaskan materi kurang menarik

8 Saya sulit menerima pelajaran yang di berikan oleh guru 9 Konsentrasi belajar saya menurun karena materi terlalu

sulit dan terlalu banyak 

10 Ruang kelas saya terlalu ramai dengan siswa sehingga saya susah berkosentrasi belajar

11 Penerangan di ruang kelas saya cocok untuk proses belajar mengajar

12 Saya sering merasakan sakit kepala ketika bising terdengar dikelas

13 Saya kurang puas dengan hasil belajar saya

14 Teman saya mengajak ngobrol saya, sehingga saya tidak konsentrasi belajar

(5)

No Penyataan

Skor

1 2 3 4

16 Saya berlatih materi yang akan saya tampilkan di depan kelas dengan suara keras-keras

17 Ketika saya ingin bertanya kepada guru tentang materi yang di berikan namun guru tidak mendengarkan karena terhalang oleh bising

18 Saya sulit berkonsentrasi dengan keadaan udara dikelas terlalu panas ataupun terlalu dingin

19 Saya selalu memperhatikan guru menjelaskan materi yang diberikan ketika bising terdengar

20 Saya suka berteriak-teriak untuk memanggil teman saya ketika bising terdengar

(6)

34

 

Lampiran 4.

CURICULUM VITAE

Nama : Lina Melawati

Tempat/Tanggal Lahir : Suka Makmur/ 01 November 1992

Agama : Islam

Alamat Rumah : Suka Makmur, Kec. Simpang Kanan, Kab. Rokan Hilir RIAU

Alamat : Jalan Abdul Hakim Susuk 8 No.2 “Vinca Kost” Email : linamelawati92@yahoo.co.id 

No Hp : 085271068339

Orang Tua

Ayah : Almarhum Amat Miswan

Ibu : Sri Astuti

Alamat : Suka Makmur, Kec. Simpang Kanan, Kab. Rokan Hilir RIAU

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan TK di TK AR-Ridho, Simpang Kanan, RIAU (1998-1999) 2. Pendidikan SD di SD Negeri 003, Suka Makmur, RIAU (1999-2005) 3. Pendidikan SMP di SMP Negeri 1, Simpang Kanan, RiAU (2005-2008) 4. Pendidikan SMA di SMA Negeri 1, Simpang Kanan, RIAU (2008-2011) 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2011-Hingga Sekarang) Riwayat Organisasi:

(7)

Lampiran 5. Ethical Clearance

 

(8)

36

 

   

   

(9)
(10)

38

Lampiran 7. Data Induk

 

Sekolah SMA Swasta Hang Tuah Medan Belawan

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

EVITA PEREMPUAN 17 XII.IPS3 70 74

SHELLA PEREMPUAN 14 X.IS1 70 58

TTIFFANIH PEREMPUAN 15 X.IS2 70 49

MAUDIRA PEREMPUAN 16 XI.MS2 70 46

ELISABETH PEREMPUAN 16 X.IS3 70 50

IQBAL LAKI-LAKI 15 X.MS3 70 44

SUKMA PEREMPUAN 16 XI.IS2 70 55

RIZKI LAKI-LAKI 15 X.MS1 70 48

ALWI LAKI-LAKI 15 XI.IS2 70 47

MEGA PEREMPUAN 15 X.MS4 70 60

CHANDRA LAKI-LAKI 16 XI.MS2 70 58

REGITA PEREMPUAN 16 XI.MS4 70 58

ERDILA PEREMPUAN 17 XI.IS2 70 63

DENI LAKI-LAKI 18 XI.MS2 70 58

THURSINA PEREMPUAN 15 XI.MS2 70 55

PUTRI PEREMPUAN 15 XI.MS2 70 54

OLGA LAKI-LAKI 15 X.IS3 70 41

HAFIZ LAKI-LAKI 15 X.IS3 70 55

MEYSI PEREMPUAN 16 X.MS4 70 55

DION LAKI-LAKI 15 X.IS3 70 53

AYU PEREMPUAN 15 X.IS2 70 53

ELFIRA PEREMPUAN 14 X.MS2 70 32

ARKAN LAKI-LAKI 16 X.IS2 70 43

TARMIZI LAKI-LAKI 18 XII.IS1 70 64

MERLIN PEREMPUAN 17 XII.MS3 70 45

RATI PEREMPUAN 16 XI.MS1 70 54

GILANG LAKI-LAKI 16 X.MS4 70 62

ISNAINI LAKI-LAKI 187 XII.IS1 70 58

RIZKI LAKI-LAKI 15 X.IS1 70 67

DIAN PEREMPUAN 14 X.MS2 70 51

(11)

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

NANDA PEREMPUAN 15 X.MS2 70 62

EFFLIN PEREMPUAN 15 X.IS1 70 68

ZARRA PEREMPUAN 17 XI.MS1 70 45

KRISTINA LAKI-LAKI 15 X.IS1 70 58

OLIVIA PEREMPUAN 15 X.MS1 70 50

WULAN PEREMPUAN 15 X.IS1 70 61

YOGI LAKI-LAKI 16 XI.MS4 70 52

MAYA PEREMPUAN 15 X.IS1 70 58

WENDI LAKI-LAKI 15 X.MS4 70 61

MILDA PEREMPUAN 14 X.MS2 70 44

WAHYU LAKI-LAKI 18 XII.IS1 70 50

DEVI PEREMPUAN 17 XII.IS1 70 55

AGUNG LAKI-LAKI 15 X.MS4 70 50

FARIQ LAKI-LAKI 15 X.MS4 70 62

SARAH PEREMPUAN 15 X.MS4 70 49

WINDA PEREMPUAN 18 X.IS4 70 48

BAGUS LAKI-LAKI 17 XII.MS3 70 45

LILI PEREMPUAN 14 X.MS2 70 52

RATNA PEREMPUAN 14 X.MS2 70 52

BAGAS LAKI-LAKI 15 XI.MS1 70 67

SELLA PEREMPUAN 15 XI.MS4 70 54

ANNISA PEREMPUAN 15 XD.MS4 70 50

DELIA PEREMPUAN 16 X.IS3 70 50

DIAN PEREMPUAN 15 X.MS1 70 52

CHARANI PEREMPUAN 15 X.MS1 70 45

ALDHANA LAKI-LAKI 15 XI.MS1 70 35

ELFRIDA PEREMPUAN 15 X.MS3 70 53

DESI PEREMPUAN 16 XI.MS3 70 49

SINTIA PEREMPUAN 16 XI.MS1 70 40

RAHMADI LAKI-LAKI 16 XI.IS3 70 38

GRESTIA PEREMPUAN 15 X.MS1 70 49

MERISA PEREMPUAN 16 XII.IS2 70 50

PFIESTA PEREMPUAN 18 XII.IS2 70 48

(12)

40

 

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

ARYA LAKI-LAKI 15 X.MS2 70 40

HENDRA LAKI-LAKI 15 X.MS2 70 71

SULASTRI PEREMPUAN 14 X.MS1 70 51

RIPALDI LAKI-LAKI 15 X.MS2 70 40

FAHRUL LAKI-LAKI 15 X.MS4 70 75

HENDRO LAKI-LAKI 16 XI.MS3 70 42

YUNITA PEREMPUAN 17 XII.IS2 70 41

SANDY LAKI-LAKI 16 XI.IS3 70 46

FIKRI LAKI-LAKI 14 X.MS2 70 47

ANGGIA LAKI-LAKI 17 XII.IS2 70 60

MARTHA PEREMPUAN 17 XII.IS2 70 57

YOSEPH LAKI-LAKI 16 X.MS1 70 58

JEPRI LAKI-LAKI 15 XI.MS1 70 51

FRENGKY LAKI-LAKI 18 XII.MS3 70 55

MARBUN PEREMPUAN 16 XI.IS3 70 74

DIAN PEREMPUAN 16 XI.MS4 70 53

LISA PEREMPUAN 17 XII.MS1 70 55

BINTANG LAKI-LAKI 14 X.MS1 70 52

JULIANTI PEREMPUAN 16 XI.MS2 70 48

LASIMA PEREMPUAN 18 XII.MS1 70 52

ANANDA PEREMPUAN 13 X.MS3 70 50

GUSTI LAKI-LAKI 15 XI.MS2 70 60

KRISS LAKI-LAKI 16 X.MS3 70 57

ERFAIM PEREMPUAN 16 XI.MS3 70 60

YUSUF LAKI-LAKI 17 XI.MS3 70 64

ARTIKA PEREMPUAN 16 XI.MS3 70 49

RIDUAN LAKI-LAKI 15 X.MS3 70 47

KADAFI LAKI-LAKI 15 X.MS3 70 47

WILLI LAKI-LAKI 16 XI.MS2 70 54

ZENNI PEREMPUAN 16 XI.MS2 70 41

MUTHIA PEREMPUAN 16 XII.MS1 70 45

CUT PEREMPUAN 14 X.MS3 70 50

ALFARIZI LAKI-LAKI 15 XI.IS2 70 56

(13)

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

WIDYA PEREMPUAN 17 XII.MS3 70 57

ASEP LAKI-LAKI 17 XII.MS1 70 50

INTAN PEREMPUAN 15 X.IS3 70 61

PUTRI PEREMPUAN 16 XII.MS1 70 51

ADINDA PEREMPUAN 16 XI.MS3 70 54

NUR PEREMPUAN 17 XI.MS2 70 55

ARINA PEREMPUAN 16 XI.IS2 70 41

REZA LAKI-LAKI 15 X.IS3 70 49

YAHYA LAKI-LAKI 17 XII.MS3 70 64

RAZAN LAKI-LAKI 17 XII.MS3 70 60

JIMMY LAKI-LAKI 16 XII.MS3 70 52

YANTY PEREMPUAN 17 XII.MS3 70 41

AJI LAKI-LAKI 15 XII.MS3 70 50

RIDHO LAKI-LAKI 16 XII.IS2 70 50

KUSNANDI LAKI-LAKI 16 XI.MS1 70 56

NURSYAH PEREMPUAN 16 XI.MS1 70 64

NURI PEREMPUAN 17 XI.MS1 70 56

SANTI PEREMPUAN 16 XI.IS3 70 63

RANI PEREMPUAN 14 X.IS2 70 63

RIA PEREMPUAN 16 XI.IS2 70 58

SAUT LAKI-LAKI 18 XII.IS2 70 32

ISMALIA PEREMPUAN 16 X.IS2 70 47

ISMAIL LAKI-LAKI 17 XI.MS2 70 54

DANDI LAKI-LAKI 16 XI.MS4 70 77

DELIA LAKI-LAKI 15 X.MS3 70 60

DWI PEREMPUAN 15 X.IS1 70 46

MARTIN LAKI-LAKI 18 XII.IS1 70 53

RIAMA PEREMPUAN 14 X.ISE 70 50

RIZKY LAKI-LAKI 15 X.MS4 70 56

SUFMA PEREMPUAN 16 XII.IS2 70 53

ANGGRAINI PEREMPUAN 17 XII.MS1 70 56

SURYA LAKI-LAKI 17 XII.MS1 70 43

AYU PEREMPUAN 14 X.IS3 70 50

(14)

42

 

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

TINA PEREMPUAN 15 X.IS3 70 59

WINANDA LAKI-LAKI 16 XI.IS2 70 63

RONI LAKI-LAKI 15 X.MS3 70 63

RAHMI PEREMPUAN 15 X.MS3 70 51

DANA LAKI-LAKI 15 XI.MS4 70 69

WITRA LAKI-LAKI 17 XII.IS2 70 68

(15)

Sekolah SMK Bahari Hang Tuah Medan Belawan

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

AFRIANI PEREMPUAN 17 XI.BM 50 56

DICKY LAKI-LAKI 15 XI.TIPK2 50 36

RIZKY LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 48

DAVID LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 56

SHAFIRA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 66

RATIMA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 46

DIAN PEREMPUAN 17 XII.BM 50 53

RUTH PEREMPUAN 16 XII.BM 50 53

ERAWATI PEREMPUAN 17 XII.BM 50 39

AGUSTU PEREMPUAN 17 XII.BM 50 46

SILVIA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 51

SURYA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 55

ERRICA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 49

FANNI PEREMPUAN 16 XII.BM 50 50

DESI PEREMPUAN 17 XII.BM 50 54

DELFI PEREMPUAN 16 XII.BM 50 50

IQBAL LAKI-LAKI 18 XII.TKN 50 37

JOHAN LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 51

ELISA PEREMPUAN 18 XII.BM 50 44

IRNA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 47

SONIA PEREMPUAN 16 XII.BM 50 52

PUTRI PEREMPUAN 17 XII.BM 50 49

WIDYA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 51

IQBAL LAKI-LAKI 17 XII.TIPK 50 42

NURAINI PEREMPUAN 16 XII.BM 50 51

NATALIA PEREMPUAN 15 X.IPK 50 52

IRA PEREMPUAN 15 X.IPK 50 61

DONNA PEREMPUAN 14 X.IPK 50 58

HARIA LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 47

DAHRUL LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 52

BUKHARI LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 54

(16)

44

 

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

OBET LAKI-LAKI 16 X.TIPK 50 39

YORDAN LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 42

HAIR LAKI-LAKI 20 XI.TIPK2 50 41

ALDI LAKI-LAKI 17 XI.TIPK2 50 44

IRWAN LAKI-LAKI 17 XI.TIPK2 50 39

RAIS LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 44

ALDY LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 46

DIMAS LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 52

RICKY LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 43

FIRZA LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 33

RIZKI LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 50

IRMAN LAKI-LAKI 16 XI.TIPK2 50 43

ALEX LAKI-LAKI 17 XI.TIPK2 50 53

ILHAM LAKI-LAKI 17 XI.TIPK2 50 52

NAZRIN LAKI-LAKI 15 XI.TIPK2 50 57

CHARLES LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 46

MARIS PEREMPUAN 17 XII.BM 50 54

ZUHRI LAKI-LAKI 16 XII.TIPK1 50 41

MUQI LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 36

BELLA LAKI-LAKI 16 XII.TIPK1 50 46

RAHMAD LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 51

BAGAS LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 49

DEDY LAKI-LAKI 16 XII.TIPK1 50 51

ANDO LAKI-LAKI 18 XII.TIPK1 50 56

HERMANTO LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 65

OLFA LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 51

ARDI LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 53

AZIM LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 38

TOMMY LAKI-LAKI 18 XII.TIPK1 50 35

ANISSA PEREMPUAN 17 XII.BM 50 40

RIDAYAH LAKI-LAKI 16 XII.TIPK1 50 50

FIRMAN LAKI-LAKI 17 XII.TIPK1 50 47

MELKY LAKI-LAKI 16 X.TIPK 50 47

(17)

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

FAISAL LAKI-LAKI 14 X.IPK1 50 39

ZAINI LAKI-LAKI 15 X.IPK1 50 49

SIGIT LAKI-LAKI 15 X.IPK1 50 50

BUDI LAKI-LAKI 15 X.IPK1 50 34

ALFANDY LAKI-LAKI 15 X.IPK1 50 46

DION LAKI-LAKI 15 X.IPK1 50 39

MARTHIN LAKI-LAKI 16 X.IPK1 50 60

FAKHROZI LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 44

EKO LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 43

LANDO LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 57

BAL LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 57

SANTOSO LAKI-LAKI 18 XII.TKN 50 34

FATTAH LAKI-LAKI 18 XII.TKN 50 43

ALAM LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 43

FRANS LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 46

AMOS LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 54

FIKRI LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 54

ANJU LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 39

AZHARI LAKI-LAKI 17 XII.TKN 50 32

DAVIDS LAKI-LAKI 18 XII.TKN 50 36

HERMIN PEREMPUAN 17 XII.BM 50 49

RIZKI LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 61

RIDHO LAKI-LAKI 15 X.IPK 50 52

RIFFANDI LAKI-LAKI 15 X.TIPK 50 49

AGUS LAKI-LAKI 15 X.TIPK 50 52

EDWARD LAKI-LAKI 15 X.TIPK 50 51

BREMA LAKI-LAKI 15 X.TIPK 50 54

NISA LAKI-LAKI 16 XII.TIPK1 50 65

RIFANI LAKI-LAKI 16 X.TIPK 50 52

PIKRI LAKI-LAKI 14 X.IPK 50 37

YULIANA PEREMPUAN 16 XI.BM 50 47

MAYANG PEREMPUAN 15 XI.BM 50 47

WULAN PEREMPUAN 16 XI.BM 50 49

(18)

46

 

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

HOTMA PEREMPUAN 17 XI.BM 50 49

RINA PEREMPUAN 16 XI.BM 50 51

BENGET PEREMPUAN 15 XI.BM 50 47

ADINDA PEREMPUAN 16 XI.BM 50 38

AGUNG LAKI-LAKI 17 XI.TIPK1 50 47

DANIEL LAKI-LAKI 16 XI.TIPK1 50 39

RENALDI LAKI-LAKI 17 XI.TIPK1 50 32

DAFFA LAKI-LAKI 16 XI.TIPK1 50 40

ALFARIZ LAKI-LAKI 16 XI.TIPK1 50 69

MANTO LAKI-LAKI 15 XI.TIPK1 50 47

JOSE LAKI-LAKI 17 XI.TIPK 50 50

FIQRI LAKI-LAKI 16 XI.TIPK1 50 37

FENGKY LAKI-LAKI 17 XI.TIPK1 50 61

DODI LAKI-LAKI 16 XI.TIPK1 50 57

ROMI LAKI-LAKI 15 XI.TIPK1 50 39

BAGUS LAKI-LAKI 17 XI.TIPK1 50 32

ARJUN LAKI-LAKI 16 XI.TIPK 50 60

DELIMA PEREMPUAN 17 XI.IPK 50 48

KANIA PEREMPUAN 16 XI.IPK 50 59

LISDA PEREMPUAN 17 XI.IPK 50 36

EVI PEREMPUAN 16 XI.IPK 50 56

MARRISA PEREMPUAN 16 XI.IPK 50 49

ASTRI PEREMPUAN 17 XI.BM 50 48

DEWI PEREMPUAN 17 XI.BM 50 48

ALVIONA PEREMPUAN 16 XI.BM 50 59

RIYA PEREMPUAN 16 XI.BM 50 43

PRATIWI PEREMPUAN 17 XI.BM 50 39

MUTIA PEREMPUAN 17 XI.BM 50 50

ANDRE LAKI-LAKI 18 XII.IPTK2 50 60

ANJU LAKI-LAKI 17 XII.TIPK2 50 58

YONATAN LAKI-LAKI 16 XII.TIPK2 50 38

WENDDY LAKI-LAKI 18 XII.TIPK2 50 35

HARRY LAKI-LAKI 17 XII.TIPK2 50 48

(19)

NAMA JENIS

KELAMIN UMUR KELAS

INTENSITAS KEBISINGAN

KONSENTRASI BELAJAR

FERNANDO LAKI-LAKI 16 XI.TKN 50 58

DANDI LAKI-LAKI 18 XII.IPTK2 50 29

HENDRA LAKI-LAKI 17 XI.TKN 50 38

GALI LAKI-LAKI 16 XI.TKN 50 57

RANDY LAKI-LAKI 17 XII.IPTK2 50 35

TONI LAKI-LAKI 16 XI.TKN 50 32

(20)

48

Lampiran 8. Output Uji Validasi dan Reabilitasi  

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 Total p

1

Pearson Correlation

1 .03

Sig. (2-tailed)

.90

Pearson Correlation

.03

Sig. (2-tailed) .90 0

Pearson

Correlation .58 0**

Sig. (2-tailed) .00 7

Pearson

Correlation .14 4

Sig. (2-tailed) .54 4

Pearson Correlation

(21)

Sig. (2-tailed) .92

Pearson

Correlation .26 6

Sig. (2-tailed) .25 6

Pearson Correlation

.02

Sig. (2-tailed) .93 4

Pearson Correlation

0.0

Sig. (2-tailed) 1.0 00

Pearson

Correlation .24 2

Sig. (2-tailed) .30 5

Pearson

Correlation .20 4

(22)

50

 

p 1 1

Pearson Correlation

.31

Sig. (2-tailed) .18 0

Pearson Correlation

-.39

Sig. (2-tailed) .08 6

Pearson

Correlation .14 1

Sig. (2-tailed) .55 2

Pearson

Correlation .39 7

Sig. (2-tailed) .08 3

Pearson Correlation

.19

Sig. (2-tailed) .41 7

Pearson Correlation

(23)

Sig. (2-tailed) .54

Pearson Correlation

-.15

Sig. (2-tailed) .51 1

Pearson Correlation

.11

Sig. (2-tailed) .63 1

Pearson Correlation

.04

Sig. (2-tailed) .84 2

Pearson

Correlation .30 0

Sig. (2-tailed) .19 8

Pearson

Correlation .64 2**

(24)

52

 

p 2 2

Pearson Correlation

.29

Sig. (2-tailed) .20 1

Pearson Correlation

.10

Sig. (2-tailed) .65 2

Pearson

Correlation .24 9

Sig. (2-tailed) .29 1

Pearson

Correlation .31 4

Sig. (2-tailed) .17 8

Pearson Correlation

-.04

Sig. (2-tailed) .85 2

Pearson Correlation

(25)

Sig. (2-tailed) .13

Pearson

Correlation .02 3

Sig. (2-tailed) .92 3

Pearson Correlation

.03

Sig. (2-tailed) .87 2

Pearson Correlation

.34

Sig. (2-tailed) .14 0

Pearson

Correlation .46 5*

Sig. (2-tailed) .03 9

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(26)

54

Lampiran 9. Output Hasil Penelitian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.870 15

Frequency

Frequency Table

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

LAKI-LAKI 160 57.1 57.1 57.1

PEREMPUAN 120 42.9 42.9 100.0

Total 280 100.0 100.0

Intensitas Kebingan Kelompok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Tidak Bising 140 50.0 50.0 50.0

Bising 140 50.0 50.0 100.0

Total 280 100.0 100.0

Statistics

JENIS KELAMIN

Intensitas Kebingan Kelompok

Konsentrasi Belajar Kelompok

kel_usi a

N Valid 280 280 280 280

(27)

Crosstabs

Konsentrasi Belajar Kelompok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Valid

Tidak Terganggu 42 15.0 15.0 15.0

Terganggu Sedikit 204 72.9 72.9 87.9

Sangat Terganggu 34 12.1 12.1 100.0

Total 280 100.0 100.0

kel_usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1.00 17 6.1 6.1 6.1

2.00 263 93.9 93.9 100.0

Total 280 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent INTENSITASKEBISINGAN *

Konsentrasi Belajar Kelompok

280 100.0 %

(28)

56

   

 

INTENSITASKEBISINGAN * Konsentrasi Belajar Kelompok Crosstabulation Konsentrasi Belajar Kelompok Total Tidak

Terganggu

Terganggu Sedikit

Sangat Terganggu

INTENSITAS KEBISINGAN

50.00

Count 34 98 8 140

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

24.3% 70.0% 5.7% 100.0 %

70.00

Count 8 106 26 140

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

5.7% 75.7% 18.6% 100.0 %

Total

Count 42 204 34 280

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

15.0% 72.9% 12.1% 100.0 %

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 25.938a 2 .000

Likelihood Ratio 27.671 2 .000

Linear-by-Linear Association

25.459 1 .000

N of Valid Cases 280

(29)

Crosstabs (Tidak Terganggu VS Terganggu Sedikit)

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

INTENSITASKEBISINGA N * Konsentrasi Belajar Kelompok

246 100,0% 0 0,0% 246 100,0%

Intensitas Kebingan Kelompok * Konsentrasi Belajar Kelompok

246 100,0% 0 0,0% 246 100,0%

INTENSITASKEBISINGAN * Konsentrasi Belajar Kelompok

Crosstab

Konsentrasi Belajar Kelompok

Total

Tidak Terganggu

Terganggu Sedikit

INTENSITAS KEBISINGAN

50,00

Count 34 98 132

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

25,8% 74,2% 100,0

%

70,00

Count 8 106 114

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

7,0% 93,0% 100,0

%

Total

Count 42 204 246

% within

INTENSITASKEBI SINGAN

17,1% 82,9% 100,0

(30)

58

 

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 15,173a 1 ,000

Continuity Correctionb 13,878 1 ,000

Likelihood Ratio 16,319 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association

15,111 1 ,000

N of Valid Cases 246

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,46.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for INTENSITASKEBISINGAN (50,00 / 70,00)

4,597 2,029 10,413

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Tidak Terganggu

3,670 1,772 7,603

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Terganggu Sedikit

,798 ,714 ,893

(31)

Intensitas Kebingan Kelompok * Konsentrasi Belajar Kelompok Crosstab

Konsentrasi Belajar Kelompok

Total

Tidak Terganggu

Terganggu Sedikit

Intensitas Kebingan Kelompok

Tidak Bising

Count 34 98 132

% within Intensitas Kebingan Kelompok

25,8% 74,2% 100,0%

Bising

Count 8 106 114

% within Intensitas Kebingan Kelompok

7,0% 93,0% 100,0%

Total

Count 42 204 246

% within Intensitas Kebingan Kelompok

17,1% 82,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 15,173a 1 ,000

Continuity Correctionb 13,878 1 ,000

Likelihood Ratio 16,319 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association

15,111 1 ,000

N of Valid Cases 246

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,46.

(32)

60

 

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Intensitas

Kebingan Kelompok (Tidak Bising / Bising)

4,597 2,029 10,413

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Tidak Terganggu

3,670 1,772 7,603

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Terganggu Sedikit

,798 ,714 ,893

N of Valid Cases 246

Crosstabs (Tidak Terganggu vs Sangat Terganggu) Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

INTENSITASKEBISINGAN * Konsentrasi Belajar Kelompok

76 100,0% 0 0,0% 76 100,0%

Intensitas Kebingan Kelompok * Konsentrasi Belajar

Kelompok

(33)

INTENSITASKEBISINGAN * Konsentrasi Belajar Kelompok

Crosstab

Konsentrasi Belajar Kelompok

Total

Tidak Terganggu

Sangat Terganggu

INTENSITAS KEBISINGAN

50,00

Count 34 8 42

% within

INTENSITASKEB ISINGAN

81,0% 19,0% 100,0%

70,00

Count 8 26 34

% within

INTENSITASKEB ISINGAN

23,5% 76,5% 100,0%

Total

Count 42 34 76

% within

INTENSITASKEB ISINGAN

55,3% 44,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 25,060a 1 ,000

Continuity Correctionb 22,791 1 ,000

Likelihood Ratio 26,514 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 24,730 1 ,000

N of Valid Cases 76

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,21.

(34)

62

 

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

INTENSITASKEBISINGAN (50,00 / 70,00)

13,813 4,575 41,704

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Tidak Terganggu

3,440 1,844 6,418

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Sangat Terganggu

,249 ,130 ,477

N of Valid Cases 76

Intensitas Kebingan Kelompok * Konsentrasi Belajar Kelompok

Crosstab

Konsentrasi Belajar Kelompok

Total

Tidak Terganggu

Sangat Terganggu

Intensitas Kebingan Kelompok

Tidak Bising

Count 34 8 42

% within Intensitas Kebingan Kelompok

81,0% 19,0% 100,0%

Bising

Count 8 26 34

% within Intensitas Kebingan Kelompok

23,5% 76,5% 100,0%

Total

Count 42 34 76

% within Intensitas Kebingan Kelompok

(35)

Risk Estimate

Value 95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Intensitas Kebingan Kelompok (Tidak Bising / Bising)

13,813 4,575 41,704

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Tidak Terganggu

3,440 1,844 6,418

For cohort Konsentrasi Belajar Kelompok = Sangat Terganggu

,249 ,130 ,477

N of Valid Cases 76

           

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 25,060a 1 ,000

Continuity Correctionb 22,791 1 ,000

Likelihood Ratio 26,514 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association

24,730 1 ,000

N of Valid Cases 76

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,21.

(36)

27

DAFTAR PUSTAKA

Agustin. 2003. Gangguan Kesehatan Akibat Kebisingan Jalan Raya Pada Pen duduk yangBermukim di Sekitar Jalan Raya di RW 13 Cipinang Muara Jakarta Timur.Laporan M.A.PLPenelitian Epideniiologi Kesehatan Lingkungan Program Pasca Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2012. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Medan

Buluniz, N. 2014. Noise Pollution in Turkish Elementary School : Evolution Noise Pollution Awareces and Sensivity Training. 9 (2) : 215-239

Darmawan, dkk. 2002. Pengaruh Kebisingan Jalan Tol Krapyak – Jatingaleh Terhadap Kampus UNIKA Soegijapranta. Seri Kajian Ilmiah, Vol II, No.4. Departemen Kesehatan RI. 1995. Pelunjuk Pelaksanaan Pengawasan

Kebisingan.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Djamarah, S.B. 2008. Rahasia sukses belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ikron, dkk. 2007. Pengaruh Kebisingan Lalulintas Jalan Terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak SDN Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta 2005. Jakarta : Universitas Indonesia.

Ibrahim, H.J, dkk. 2000. Noise pollution At School Eviroment Located In Residential Area. University Teknologi Malaysia : Faculity of civil Engineering.

Istianah. 2008. Pengaruh Asupan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Josh, S.K, dkk. 2003. Enviromental Noise Induced Hearing Loss In Nepal. 1 (3) : 177-183.

Kautsari, N. 2007. Analisa Pengaruh Faktor Frekuensi Kereta Api Yang Melintas Dan Asupan Energi Terhadap Konsentrasi Belajar. Fakultas Teknologi Industri : Universitas Gunadarma.

(37)

Munib, A. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Mokono, H.J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlanga Ningrum, F. 2009. Perbedaan Prestasi Belajar Antara Anak Yang Tinggal Di

Hunian Sekitar Rel Kereta Api Di Daerah Stasiun Poncol Semarang Dengan Daerah Yang Jauh Dari Rel Kereta Api. Semarang : Perpustakaan Unika.

Nurmaila, E. 2010. Pengaruh Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Malang : Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Obissung, O.E, dkk. 2013. Airfact Noise Nuisance In Nigeria A Social An

Acoustial Survey. 1(3) : 680-690

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2010. Dasar-dasar Metodologi Klinis. Jakarta: SagungSeto.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Shick, A, dkk. 2000. Noise Stress In Classroom. University Of Oldenbrung : Institute For Reseach Inti Man Eviroment Relations and Graduate School Psycohocuystic.

Siregar, E dan Nara, h. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudarmanto, Y.B. 1993. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sumitro, dkk. 2008. Penghantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Shiled M Bridget and Dockrell E Julle. 2003. The Effects Of Noise On Children At Scholl, A.Review. London: Division of building services, Faculty Of Engineering Science and Tecnology, 10 (2), 97-106.

(38)

12 BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka dapat diperoleh kerangka

konsep sebagai berikut :

Keterangan gambar :

Variable penelitian

Variable perancu (tidak diteliti)

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur dan Cara

ukur Kategori

Skala ukur 1 Kebisingan kebisingan

adalah terjadinya bunyi yang tidak

dikehendaki sehingga menganggu dan atau

membahayakan yang terjadi di lingkungan sekolah

Sound Level Meter 1. Nyalakan Sound

Level Meter 2. Pengecekan

kalibrasi alat ini untuk

memastikan akurasi alat 3. Menentukan

satuan yang digunakan pengukuran (dB)

4. Arahkan microphone kearah sumber suara

1. Bising (≥55 dB)

2. Tidak Bising (≤50 dB)

Nominal

Kebisingan

Konsentrasi Belajar

Suasana belajar, Motivasi, ganguan

(39)

No Variabel Definisi operasional

Alat ukur dan Cara

ukur Kategori

Skala ukur 5. Catat hasil

pengukuran 2 Konsentrasi

Belajar

pemusatan fikiran

terhadap suatu mata pelajaran dengan

menyampingk an semua hal lain tidak berhubungan dengan mata pelajaran

Angket

(pertanyaan no.2 dan 4)

Melihat dan menilai hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswi.

Ratio

3 Usia Usia adalah

lama waktu hidup atau ada (sejak

dilahirkan atau diadakan)

Angket 1. <15 tahun

2. 15-20 tahun

Ordinal

4 Jenis Kelamin

Adalah jenis kelamin secara biologis dan bersifat permanen dari responden

Angket 1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

5 Suasana lingkungan belajar

Suasana yang ramai maupun tenang

didalam kelas

Angket

(pertanyaan n7-10)

1. Terlalu panas 2. Terlalu

dingin 3. Terlalu

padat

Ordinal

6 Motivasi Keinginan

untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

Angket

(pertanyaan no 14-15)

Mengisi

kuisoner sesuai keadaan yang dialami

(40)

14

 

No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur dan Cara

ukur Kategori

Skala ukur 7 Gangguan

pemikiran

Hambatan yang datang dari individu

Angket

(pertanyaan no 12-13)

Mengisi

kuisoner sesuai keadaan yang dialami

Ordinal

3.3 Hipotesis

Berdasarkan teori di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai

berikut Ada Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Yang

di Nilai Secara Subjektif Pada Siswa/i Sekolah Menengah Atas Swasta Hang Tuah

Medan Belawan Dengan Siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan Bahari Hang Tuah

(41)

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat analitik yaitu

penelitaian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan

itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau

anatara faktor risiko dengan faktor efek (Notoatmojo,2010). Pendekatan yang

digunakan pada desain penelitian ini adalah case control.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Hang Tuah Medan Belawan di Jl.

Kapten Raden Sulian Belawan No 1 Kec. Medan Belawan (Kasus) dengan SMK

Bahari Hang Tuah di Jl. Serma Hanafiah No. 5 kec. Medan Belawan (Kontrol)

pada bulan September 2014 hingga selesai.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh siswa pada sekolah yang dipilih yaitu :

1. SMA Swasta Hang Tuah Belawan yang berjumlah: 574 siswa.

Kelas X : 245 siswa Kelas XI : 153 siswa Kelas XII : 176 siswa.

2. SMK Bahari Hang Tuah Belawan yang berjumlah : 325 siswa. Kelas X : 153

siswa Kelas XI : 175 siswa.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Menurut Sastroasmoro

dan Ismael (2010), untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi independen adalah

(42)

16

 

dimana dan = besar sampel minimum

P1 = proporsi efek standar (dari daftar pustaka)

P2 = proposi efek yang di teliti (clinical judgment) = tingkat kemaknaan, (ditetapkan)

= = power (ditetapkan)

=1,96 Z =0,842 P1 =0,7

P2=0,1 (angka perbedaan paling minimal)

P =0,037 Q =0,936 Q1 =0,3 Q2 =0,9

Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak

140 orang.

Pembagian sampel dengan mengunakan teknik Probability Propotional To Size dan teknik dengan Simple Random sampling dengan menggunakan tabel random absensi kelas sebagai sampling frame.

Tabel 4.1 Jumlah sampel tiap kelas berdasarkan Probability Propotional to Size

Sekolah Kelas dan

jumlah siswa

Jumlah sampel tiap

kelas yang diambil

Total

sample

SMA Hang Tuah

Medan Belawan

X : 245 siswa X : 60 siswa 140 siswa

XI : 153 siswa XI : 37 siswa

XII : 176 siswa XII : 43 siswa

SMK Bahari

Hang Tuah

Medan Belawan

X : 153 siswa X : 66 siswa 140 siswa

(43)

Adapun kriteria inklusi yang digunakan adalah :

1. Siswa/i SMA Hang Tuah Medan Belawan yang bersedia untuk berpartisipasi

dan menanda tangani informed consent.

2. Sisw/i SMK Bahari Hang Tuah yang juga bersedia untuk berpartisipasi dan

menanda tangani informed consent.

Kriteria eksklusi sampel adalah :

1. Siswa/i yang sudah pernah dijadikan sample dalam penelitaian sebelumnya.

2. Semua siswa/i yang termasuk dalam kriteria inklusi tetapi tidak mengisi

kuesioner dengan lengkap.

3. Memiliki penyakit gangguan pendengaran yang terdiangnosa berdasarkan

anamnesis

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berupa

angket dan diisi oleh responden (siswa) secara langsung.

Dengan total skor bila :

a. Konsentrasi belajar terganggu : 60

b. Konsentrasi terganggu sedikit : 40

c. Konsentrasi tidak terganggu : 20

4.5. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas untuk kuisoner yang digunakan sebagai instrument

pengumpulan data. Sampel terdiri dari 20 orang yang mempunyai karakteristik

sama dengan responden. Tujuan dari uji validasi ini adalah untuk mengetahui

kesesuaian dan ketetapan bahasa khususnya perkataan dan struktur kata dalam

kuisoner agar dapat di pahami oleh responden. Jumlah pertanyaan yang di uji

adalah 30 pertanyaan dan yang di nyatakan valid adalah 15 pertanyaan (p<0,05).

Uji reliabilitas telah digunakan untuk melihat indeks yang menunjukan

sejauh mana semua alat ukur dapat dipercayai atau dapat diandalkan. Kuisoner

yang digunakan seharusnya memeliki kemampuan untuk memberikan hasil

(44)

18

 

seluruh butir pertanyaan yang di nyatakan telah valid. Nilai alpha cronbach yang di dapat adalah 0,87 yang artinya seluruh butir pertanyaan adalah reliable.

4.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama

editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu

mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS.

Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak (Natoatmojo, 2010).

Data akan di analisa secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi

karakteristik dari sampel. Untuk mengetahuai pengaruh kebisingan terhadap

(45)

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Menegah Atas yang terletak di

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan yakni sekolah SMA Swasta Hang Tuah

Medan Belawan dan SMK Bahari Hanh Tuah Medan Belawan. Dimana lokasi

SMA Swasta Hang Tuah terletak diantara kota, hunian masyarakat dan tepat disisi

kiri terdapat rel Kereta Api dan tepat pada bagian pojok belakang terdapat

PT.PERTAMINA yang terletak di Jl. Raden Sulian Belawan No. 1 Kecamatan

Medan Belawan. Sedangkan lokasi SMK Bahari Hang Tuah terletak di hunian

masyarakat, pada bagian kanan, belakang, dan samping kiri sekolah terdapat

kantor Angkatan Laut yang terletak di Jl. Serma Hanafiah No.5 Kec. Medan

Belawan.

5.1.2. KarakteristikResponden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa siswi

SMA Swasta Hang Tuah dan SMK Bahari Hang Tuah Medan Belawan. Penelitian

ini menggunakan cara Probability Propotional To Size kemudian diikuti dengan teknik Simple Random Sampling yang dilakukan pada bulan September 2014 hingga selesai di dua Sekolah Menengah Atas di Kota Medan. Sebanyak 140

responden di tiap sekolah yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi yang di

jadikan sampel penelitian.Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat

(46)

20

 

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar Berdasarkan

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden n %

Usia

  14 tahun

 15-20 tahun

17

263

6,1%

93,9%

Jenis Kelamin

 Laki-laki

 perempuan

160

120

57,1%

42,9%

Intensitas Kebisingan

 Tidak Bising

 Bising

140

140

50%

50%

Konsentrasi Belajar

 Tidak Terganggu

 Terganggu Sedikit

 Sangat Terganggu

42

204

34

15,0%

72,9%

12,1%

Dari tabel diatas sejumlah respon yang berdasarkan usia  14 tahun

persentase 6,1% dan umur 15-20 lebih banyak dari  14 tahun dengan persentase

93,9%. Rentang jenis kelamin responden pada laki-laki lebih banyak daripada

perempuan persentase yakni 57,1% sedangkan persentase perempuan yakni

42,9%. Intensitas kebisingan memeliki persentase yang bising dengan yang tidak

bising sama nilai persentase yang sama yakni 50% dengan konsentrasi belajar

yang tidak terganggu memiliki persentase 15,0% dan persentase terganggu sedikit

lebih banyak daripada yang sangat terganggu yakni 72,9% sedangkan sangat

(47)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar Berdasarkan Tingkat

Kebisingan

Intensitas Kebisingan

Konsentrasi Belajar Nilai p

Tidak Terganggu

Sedikit Terganggu

Sangat Terganggu n % n % n %

0,001* Tidak Bising

 50 dB

30 24,3 98 70,0 8 57

Bising  55 dB 8 5,7 106 75,7 26 18,6

Total 42 15 204 72,9 34 12,1

Keterangan : (*) signifikan

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan hasil analisis untuk melihat adanya

hubungan variable dependen dengan variable independen pada penelitian ini. Ini

menunjukkan bahwa sekolah yang intensitas kebisingan dikategorikan tidak

bising  50 dB dengan jumlah siswa sebanyak 30 responden dengan persentase

24,3% konsentrasi belajarnya terganggu sedikit, sebanyak 98 responden memiliki

persentase 70,0% yang konsentrasi belajar responden terganggu sedikit, dan hanya

sebanyak 8 responden memiliki persentase 57% yang mengalami konsentrasi

belajar responden yang sangat terganggu. Untuk sekolah yang intesitas

kebisingannya sangat bising memiliki 8 responden dengan persentase 5,7%

konsentrasi belajar responden terganggu sedikit, responden yang konsentrasi

belajarnya terganggu sedikit sebanyak 106 responden dengan persentase 72,9%,

sedangkan pada siswa yang konsentrasi belajarnya sangat terganggu karena

kebisingan sebanyak 26 responden dengan persentase 18,6%. Dan total dari

seluruh responden yang terganggu sedikit sebanyak 42 responden dengan

persentase 15%, terganggu sedikit 204 responden dengan persentase 72,9%

sedangkan yang konsentrasinya sangat terganggu memiliki 34 responden dengan

persentase 12,1%. Analisis Pearson Chi-Square memberikan nilai 0,001, itu menunjukkan bahwasanya ada hubungan yang signifikan antara hubungan

intensitas kebisingan dengan konsentrasi belajar pada Sekolah Menengah Atas di

(48)

22

 

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kebisingan Berdasarkan Faktor-Faktor

Resiko di SMA dan SMK di Medan Belawan

Level suara (dB)

Tipe

sekolah

≥ 55 dB ≤ 50 dB PR p IK95%

n % n % Min Maks

Tidak

terpapar

bising

Konsentrasi belajar

 Tidak

Terganggu

8 7,0 34 25,8 4,59 0,001 2,03 10, 41

 Sedikit

Terganggu

106 93,0 98 74,2

Terpapar

bising

Konsentrasi belajar

8 23,5 34 81,0 13,81 0,001 4,58 41,70

 Tidak

Terganggu

 Sangat

Terganggu

26 76,5 8 19,0

Dari Tabel 5.3 menunjukkan hasil analis untuk melihat distribusi frekuensi

variable konsentrasi belajar berdasarkan paparan bising. Konsentrasi belajar tidak

terganggu adalah sebesar 7,0% pada sekolah yang bising sedangkan pada sekolah

yang tidak bising 25,8%. Untuk variable konsentrasi belajar sedikit terganggu

adalah sebesar 93,0% sedangkan pada sekolah yang tidak bising 74,2%. Analisis

Pearson Chi-Square memberikan nilai p-value 0,001 yang memiliki makna adanya hubungan yang signifikan antara pengaruh kebisingan dengan konsentrasi

belajar siswa-siswi secara subjektif disekolah Medan Belawan.

Konsentrasi belajar tidak terganggu adalah sebesar 23,5% pada sekolah

yang bising sedangkan untuk sekolah yang tidak bising adalah 81,0%. Konsetrasi

belajar yang sangat terganggu untuk sekolah yang bising persentasenya adalah

76,5% dan untuk sekolah yang tidak bising persentasenya adalah 19,0%. Analisi

Pearson Chi-Square memberikan nilai p-value 0,001 yang memiliki makna adanya hubungan yang sangat signifikan antara pengaruh kebisingan terhadap

konsentrasi belajar pada siswa-siswi secara subjektif disekolah Medan Belawan.

(49)

5.2. Pembahasan

Kebisingan atau noise pollution sering disebut sebagai suara atau bunyi

yang tidak di kehendaki, yang dapat menimbulkan gangguan psikologis maupun

kurang rasa nyaman serta kurang konsentrasi. Sumber kebisingan yang di

timbulkan berasal dari kendaraan bermotor, keret aapi, kawasan industri. Sekolah

sebagai salah satu elemen dalam pembangunan dikota besar yang tidak luput dari

ancaman kebisingan yang terjadi akibat aktivitas lalu lintas kendaraan bermotor,

dan konsentrasi belajar siswa di pengaruhi oleh lingkungannya (Ibnu, Chandra,

2008). Menurut WHO tingkat kebisingan maksimal di sekolah. Intensitas

kebisingan didalam ruang kelas 35 dB dengan waktu terpapar 0,6s dan intensitas

kebisingan dilapangan, tempat bermain 55 dB.

Pada penelitian ini membuktikan adanya pengaruh kebisingan lalulintas

dengan konsentrasi belajar menunjuk kannilai yang signifikan (p-value 0,001) dan termasuk dalam kategori sedikt terganggu pada Sekolah Menengah Atas di Medan

Belawan. Dari penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa adanya hubungan

antara efek dari kebisingan juga dapat mempengaruhi emosi anak dalam belajar,

rasa kesal anak tinggi pada sekolah dengan intensitas kebisingan lebih tinggi atau

melebihi batas normal dibandingankan anak yang sekolahnya tidak terpapar

dengan kebisingan (bridget, 2003).

Penelitian lain juga menyebutkan terdapat pengaruh yang signifikan antara

kebisingan lalu lintas dan konsetrasi belajar terhadap perolehan hasil belajar

siswa. Hal ini terlihat pada skor konsentrasi dan hasil belajar siswa berdasarkan

letak tempat duduk siswa dalam kelas (Ibnu Chandra, 2008), penelitian yang

dilakukan (Nermin, blunuz 2014) mengatakan bahwa intensitas kebisingan di ruang makan yakni 60 dB dan intensitas kebisingan pada ruang kelas, ruang

belajar mengajar 70 dB. Ini menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pada sekolah

turki melebihi batas maksimum.

Berdasarkan data penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

pengaruh yang signifikan antara frekuensi kereta api yang melintas terhadap

(50)

24

 

juga menjukkan nilai yang signifikan yaitu (p-value 0,001) penelitian yang lainnya juga menyebutkan bahwa tidak hanya kebisingan yang mempengaruhi

konsentrasi belajar, sarapan juga dapat berpengaruh terhadap konsentrasi belajar

(51)

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

mengenai pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar yang dinilai secara

subjekti pada siswa Sekolah Menengah Atas di Medan Belawan tahun 2014

sebagai berikut :

1. Dari hasil pengukuran kebisingan di dua sekolah di dapatkan sekolah pertama

SMA Swasta Hang Tuah Medan Belawan intensitas kebisinganya 70 dB dan

sekolah kedua SMK Bahari Hang Tuah intensitas kebisingannya 50 dB.

2. Responden yang terganggu belajarnya karena kebisingan yakni yang Tidak

Terganggu 42 (15%), Sedikit Terganggu 204 (72,9%) dan yang Sangat

Terganggu 24 (12,1%).

3. Kebisingan mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan konsentrasi

belajar (p= 0,001).

3.2Saran

1. Bagi siswa

Bagi siswa yang sekolah terletak dekat dengan jalan raya, rel kereta

api dan pemukiman warga di harapkan siswa harus terbiasa dengan suara

kebisingin yang melebihi batas maksimum yang timbul dari luar

lingkungan sekolah. Dan berusaha menanggulagi sendiri ketika suara

bising timbul.

Beberapa saran yakni :menutup jendela, berhenti belajar sejenak

ketika bising berlangsung.

2. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah khususnya kepala yayasan maupun kepala

sekolah harus melakukan penanggulangan kebisingan karena kondisi

(52)

26

 

cara seperti menanam pohon disekeliling lingkungan sekolah, dan

membuat bahan-bahan yang mampu menyerap suara pada tiap kelas.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Demi kesempurnaan penelitian ini di harapkan peneliti selanjutnya

dapat melakukan pemeriksaan fisik pada setiap responden seperti:

pemeriksaan weber dan mengukur tingkat kebisingan secara berkala pada

tiap kelas dengan instrument yang lebih lengkap agar hasil pengukuran

agar dapat lebih efektif.

(53)

2.1 Lingkungan Belajar 

Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai komponen pembelajaran merupakan faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor yang berperan penting dalam belajar seorang siswa. Agar tujuan belajar dapat tercapai dengan prestasi belajar yang maksimal, maka dibutuhkan konsentrasi dalam belajar. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar antara lain: suara, pencahayaan, dan suhu.

2.1.1 Definisi Konsentrasi Belajar

Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemutusan fungsi jiwa terhadap suatu objek. Misalnya konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya. Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat dalam suatu pelajaran. Menurut Slameto (2003) bahwa dalam belajar , berkonsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

2.1.2 Aspek-aspek konsentrasi belajar

Menurut Nugroho (2007), aspek-aspek konsentrasi belajar sebagai berikut: a. Pemusatan pemikiran

Suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan, kenyamanan, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi.

b. Motivasi

(54)

5

 

c. Rasa khawatir

Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak optimal dalam melakukan pekerjaan.

d. Perasaan tertekan

Perasaan seseorang yang bukan dari individu melaikan dorongan/tuntunan dari orang lain maupun lingkungan.

e. Gangguan pemikiran

Hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu maupun orang sekitar sendiri misalnya: masalah ekonomi, keluarga, ataupun masalah individu. f. Gangguan kepanikan

Hambatan dalam berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was akan menunggu hasil yang akan dilakukan maupun yang dilakukan oleh seseorang tersebut. g. Kesiapan belajar

Kesiapan seseorang yang sudah siap menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi

Keberhasilan dalam pemusatan pikiran sebagian besar tergantung pada individu itu sendiri. Ditempat yang paling tepat sekalipun untuk belajar, orang masih berkonsentrasi karena pikiranya melayang-layang ke hal-hal lain diluar bahan yang dihadapinya.

Beberapa gangguan yang dapat menyebabkan kehilangan konsentrasi menurut Nugroho (2007) antara lain :

1. Tidak memiliki motivasi diri

Motivasi kuat yang timbul dari dalam diri seseorang siswa akan dapat mendorongnya belajar.

2. Kondisi kesehatan siswa

Kondisi kesehatannya yang sedang terganggu. 3. Siswa merasa jenuh.

(55)

4. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif

Suasana yang ramai, bising, tentu saja sangat menganggu siswa yang ingin belajar dalam suasana tenang

5. Tempat dan letak sekolah

Pembangunan gedung sekolah yang tidak jauh dari hiruk pikuklalu lintas, pabrik-pabrik, pasar dapat menimbulkan kebisingan dan kegaduhan di dalam kelas. Keramaian sayup-sayup terdengar dari dalam kelas sehingga anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.Seseorang yang hilir mudik atau bercakap-akap disekitar anak walau hanya sebentar saja dapat menyebabkan anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, apalagi bila berbagai gangguan di luar sekolah seperti kebisingan dan hiruk pikuk yang ditimbulkan oleh pabrik, lalu lintas, maupun pasar dirasakan oleh anak didik setiap harinya. Suara bising dari knalpot kendaraan bermotor juga tidak jarang mengejutkan peserta didik yang sedang berkonsentrasi menerima materi pelajaran dari guru. Sekolah yang dibangun dekat dengan tempat pembuangan akhir sampah juga dapat mengganggu kegiatan Belajar siswa. Bebagai hal tersebut tentu dapat berdampak buruk bagi prosesbelajar peserta didik. Oleh karena itu, akan sangat bijaksana apabila penbangunan gedung sekolah diletakkan pada tempat-tempat yang jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar, maupun tempat-tempat keramaian lainnya dan juga tempat-tempat yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap seperti tempat pembuangan akhir. Mengingat banyak pengaruh yang kurang menguntungkan bila gedung sekolah dibangun dekat dengan tempat-tempat tersebut(Nurmalia, 2010).

2.2.Kondisi Belajar

2.2.1. Defenisi

Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang terjadi pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Gagne

(56)

7

 

learning is inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Terjadinya belajar pada manusia dapat disimpulkan bila terdapat penampilan atau kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan dalam situasi belajar. Dengan kata lain, ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ditempatkan pada situasi tersebut atau dua kategori, yaitu sebagai berikut :

a. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi.

b. Kondisi eksternal (external condition) adalah situasi perangsangan diluar diri si pelajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi internal berbeda pula.

2.2.2 Masalah Belajar Internal dan Eksternal

Secara umum, kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi belajar yang pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajar akan mengalami gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada disekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaimana seorang siswa belajar. Dalam hal pembelajaran, maka problematika (masalah-masalah) pembelajaran dikategorikan ke dalam dua hal berdasarkan sifatnya, yaitu internal dan eksternal. Masalah belajar internal adalah masalah-masalah yang timbuh didalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang menimbulkan kekurang beresan siswa dalam belajar.

(57)

a. Kesehatan. b. Keamanan.

c. Faktor kemampuan intelektual.

d. Faktor efektif seperti perasaaan dan percaya diri. e. Motivasi.

f. Kematangan untuk belajar. g. Latar belakang sosial. h. Kebiasaan belajar. i. Kemampuan mengingat. j. Usia.

k. Jenis kelamin.

l. Kemampuan mengindera seperti melihat, mendengar, atau merasakan.

Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luas diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kekurang beresan dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti berikut :

a. Kebersihan rumah. b. Udara yang panas.

c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat. d. Alat-alat pelajaran yang tidak memenuhi syarat. e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah. f. Kualitas proses belajar mengajar.

2.3 Kebisingan

2.3.1 Definisi Kebisingan

Kebisingan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh karena itu dapat menimbulkan gangguan psikologis maupun kurangnya rasa nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur dan emosi sehingga dapat menyebabkan kelelahan kerja akibat terpapar bising (Hartono, 2007).

(58)

9

 

tempat yang salah. Berdasarkan Permenkes No.718/Men.Kes/Per/XI/1987, yang disebut dengan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga menganggu dan atau membahayakan kesehatan. Sumber kebisingan dapat berasal dari pabrik atau kawasan industri, pesawat terbang, kendaraan bermotor, kereta api, tempat-tempat umum dan tempat niaga.

Dalam menentukan kebisingan akan memberikan efek pada kesehatan manusia sesuai dengan lokasi kebisingan. Permenkes tersebut menyebutkan ada 4 zona, yaitu :

a. Zona A adalah zona bagi tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan, kesehatan atau social dan sejenisnya.

b. Zona B adalah zona bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan sejenisnya.

c. Zona C adalah zona perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar dan sejenisnya.

d. Zona D adalah zona bagi industi, pabrik, stasium kereta api, terminal bus dan sejenisnya.Syarat kebisingan

Untuk ke 4 zona tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tabel 2.1 Lokasi dan Tingkat Kebisingan

No Zona

Tingkat Kebisingan dB(A) Maksimum yang

dianjurkan Maksimum yang diperoleh

1 Zona A 35 45

2 Zona B 45 55

3 Zona C 50 60

4 Zona D 60 70

(59)

mulai dapat didengar, 10-30 dB sangat tenang, 30-50 dB tenang, 50-75 dB agak keras, 75-100 dB sangat keras, 100 dB keatas sangat menyakitkan. Pajanan terhadap suara atau bunyi melampui batas aman dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketulian sementara atau permanen.(Chandra, 2005)

Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pengaruhnya berupa peningkatan sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskular dalam bentuk peningkatan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi. Apabila kondisi tersebut tetap berlangsung dalam waktu lama, akan muncul reaksi psikologis berupa penurunan konsentrasi dan kelelahan.

2.3.2 Jenis-jenis Kebisingan

Secara umum kebisingan dapat dikelompokkan berdasarkan kontiniuitas, intesitas, dan spectrum frekuensi suara yang ada, seperti berikut:

1. Steady state and narrow band noise

Kebisingan yang terus-menerus dengan spektrum suara yang sempit seperti suara mesin dan kipas angin.

2. Nonsteady state and narrow band noise

Kebisingan yang tidak terus-menerus dengan spectrum suara yang sempit seperti suara mesin gergaji dan katup udara.

3. Kebisingan intermiten

Kebisingan semacam ini terjadi sewaktu-waktu dan terputus, misalnya, suara pesawat terbang, kereta api, dan kendaraan bermotor.

4. Kebisingan impulsive

Kebisingan yang implusif atau memekakan telinga, misalnya bunyi meriam atau ledakan bom.

2.3.3 Efek Kebisingan

(60)

11

 

1. Efek pendengaran, terdiri dari :

a. Pengerseran nilai ambang batas sementara (Temporary Threshold Shift) Bersifat sementara dan non patologis.

b. Pengeseran nilai ambang batas menetap (Permanent Thereshold Shift)

Bersifat patologis dan menetap.

Terjadi ditempat kerja karena trauma akustik dan kebisingan dan Terjadi bukan tempat kerja

2. Efek terhadap bukan pendegaran, gangguannya berupa : a. Penyakit akibat stress

b. Kelelahan

c. Perubahan penampilan d. Gangguan komunikasi

(61)

1.1Latar Belakang

Kebisingan sudah menjadi masalah di beberapa kota besar di Indonesia

termasuk kota Medan, sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia. Seiring

meningkatnya populasi penduduk maka semakin besar tingkat kebutuhan

kendaraan seperti mobil, sepeda motor, kereta api, serta kendaraan lainnya yang

berdampak terhadap kebisingan lalu lintas. Peningkatan jumlah kendaraan yang

cepat, sedangkan jaringan jalan yang kurang berkembang menyebabkan kualitas

lingkungan di daerah perkotaan secara bertahap menurun akibat peningkatan

polusi udara serta peningkatan polusi suara (kebisingan).

Medan memiliki 21 kecamatan dan Belawan merupakan kecamatan yang

menjadi fokus dalam penelitian ini. Kecamatan Medan Belawan adalah daerah

pesisir Kota Medan dan merupakan wilayah bahari dan maritim yang berbatasan

langsung pada Selat Malaka dengan penduduknya berjumlah 95.506 Jiwa,

kendaraan bermotor berjumlah 4.292.933 dan perusahaan berjumlah 1012

(BPS.Sumut, 2012). Belawan merupakan daerah dengan Zona C dan Zona D

dimana lokasi tersebut terdapat pasar dan juga pertokoan, terdapat juga pelabuhan

sehingga kendaraan bermotor keluar masuk melewati daerah tersebut. Tingkat

kebisingan yang di timbulkan kendaraan bermotor yang melintas di Medan

Belawan 60-80 dB (Ikron dkk, 2005) sedangkan batas maksimumnya adalah 70

dB. Dan kebisingan yang menyebabkan gangguan kesehatan akibat jalan raya

sebesar 3,67% (Agustin, 2003). Intensitas kebisangan yang dianjurkan disekitar

pemukiman penduduk dan sekolah adalah 45 dB sedangkan batas maksimum 55

dB (Permenkes No.718/Men.Kes/Per/XI/1978), ini membuktikan tingkat

kebisingan yang melewati batas normal.

Menurut Mansyur (2003), pengaruh khusus akibat kebisingan berupa

gangguan pendengaran, gangguan kehamilan, pertumbuhan bayi, gangguan

komunikasi, gangguan istirahat, gangguan tidur, psikofisiologis, gangguan mental,

(62)

2

 

gangguan berbagai aktivitas sehari-hari. Dampak dari kebisingan di lingkungan

perumahan terhadap kesehatan masyarakat antara lain gangguan komunikasi,

gangguan psikologis, keluhan dan tindakan demonstrasi, sedangkan keluhan

somatik, tuli sementara dan tuli permanen merupakan dampak yang

dipertimbangkan dari kebisingan dilingkungan kerja/industri. Sedangkan

gangguan kesehatan psikologis berupa gangguan belajar, gangguan istirahat,

gangguan sholat, gangguan tidur dan gangguan lainnya (Depkes,1995). Aspek

kognitif yang terpengaruh oleh kebisingan meliputi timbulnya gangguan

konsentrasi, berpikir dan terganggunya memori seseorang yang dapat terlihat dari

menurunnya kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumya

menunjukkan bahwa intensitas diatas 70 dB mempengaruhi memori jangka

pendek dimana hal ini berhubungan dengan konsentrasi anak dalam menerima

pelajaran (Nigrum, 2009).

Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikian yang digunakan sebagai

tempat kegiatan belajar mengajar. Konsentrasi siswa dalam menerima materi

pembelajaran juga turut dipengaruhi oleh lingkunganya. Lingkungan pendidikan

yang terbangun dalam sebuah bangunan sekolah dapat berperan langsung dalam

peningkatan mutu pembelajaran. Sehingga dalam perencanaanya, sebuah

pembangunan perlu memperhatikan beberapa faktor, yakni faktor keselamatan,

kesehatan, kenyamanan yang tentunya dirasakan oleh siswa. Tempat nyaman

untuk belajar dapat mempermudah untuk berkonsentrasi (Sudarmanto, 1993) yang

pertama adalah faktor ketidaknyamanan yang sering terjadi salah satunya adalah

kebisingan yang terjadi pada jam pelajaran berlangsung.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar

yang dinilai secara subjektik pada siswa Sekolah Menengah Atas di daerah

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah sampel tiap kelas berdasarkan Probability Propotional to Size
Tabel 5.1
Tabel 5.3.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan atraktan yang berbeda dalam pakan buatan pasta memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p&lt;0,05) terhadap laju

Penelitian yang berjudul “Analisis Daya Saing Komoditi Tanaman Hias dan Aliran Perdagangan Anggrek Indonesia di Pasar Internasional” bertujuan untuk menganalisis daya

Definisi 2.2 Jika suatu ruang sampel mengandung titik yang berhingga banyaknya atau sederetan anggota yang banyaknya sebanyak bilangan bulat, maka

Selain pasangan suami isteri mengajukan permohonan isbat nikahnya ke Pengadilan Agama, mereka juga harus mencantumkan dalam permohonan tersebut mengenai anak- anak

untuk mengajukan sanggahan secara Online melalui portal LPSE (http://lpse.jatengprov.go.id) kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kelet - Jepara,

kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara Online melalui portal LPSE (http://lpse.jatengprov.go.id) kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kelet - Jepara,

Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sidoarjo (Lembaran Daerah Nomor 3

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat serta ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul