• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium Dengan Lemak Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Usia 18-22 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium Dengan Lemak Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Usia 18-22 Tahun"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DAN SUMBER KALSIUM DENGAN LEMAK TUBUH DAN TEKANAN DARAH PADA WANITA USIA 18-22

TAHUN

OLEH:

SITI NAJIHAH RASIDE NIM: 100100406

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium Dengan Lemak Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Usia 18-22 Tahun

Nama: Siti Najihah Raside

NIM: 100100406

Pembimbing

(dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi., Sp. GK)

NIP: 197312212003122001

Penguji I

(Nenni Dwi Aprianti Lubis,S.P.,M.Si.)

NIP: 197604102003122002

Penguji II

(dr. Zaimah Z. Tala, M.S.,Sp. GK)

NIP: 196705051992032001

Mengetahui:

Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran

Dekan

Prof Dr Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD, KGEH

(3)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas merupakan kelebihan lemak dalam jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu dan sumber kalsium dapat mengurangkan berat badan dan lemak tubuh serta meregulasi tekanan darah.

Tujuan: Penelitian ini diadakan untuk mengetahui hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan darah pada wanita usia 18-22 tahun.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional study. Subyek penelitian dipilih menggunakan tehnik consecutive sampling. Jumlah subyek penelitian adalah sebanyak 100 orang. Data diambil dengan menggunakan kuesioner, pengukuran komposisi tubuh dan tekanan darah.

Hasil: Konsumsi susu dan sumber kalsium tidak memberi efek secara bermakna pada lemak tubuh (p=0.548). Tidak ditemukan asosiasi bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah sistolik dan disatolik (p=0.838).

Kesimpulan: Penelitian yang lebih lanjut dan terperinci harus dilakukan untuk mengetahui peran susu dan sumber kalsium sebagai obesitas dan anti-hipertensi sebagai langkah pencegahan obesitas dan anti-hipertensi. Penelitian dengan jumlah subyek yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama berkemungkinan akan menghasilkan efek yang diharapkan.

(4)

ABSTRACT

Introductions: Obesity is an excessive fat in the adipose tissue which can harm our health. Previous studies shown that dairy and calcium intake may reduce weight and fat gain and also regulate the blood pressure.

Aim: To determine whether the dairy and calcium intake have association with body fat and blood pressure in women aged 18-22 years old.

Methods: This is an analytic observational research with a cross sectional design. The subjects are chosen by consecutive sampling method. The total number of subjects in this study is 100 students. Data was collected by using questionnaire, body composition and blood pressure measurement.

Results: Dairy and calcium intake did not significantly affect the body fat (p=0.548). There were no significant interactions between dairy and calcium intake with systolic and diastolic blood pressure (p=0.838).

Conclusions: Further investigation is warranted in order to clarify the roles of dairy products and calcium as anti-obesity and anti-hypertension as preventive measures of obesity and hypertension. Investigations over a longer period of time with larger subjects a reliable effect might be observed.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadrat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peniliti dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul “Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Lemak Tubuh dan Tekanan Darah pada Wanita Usia 18-22 Tahun” disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, Medan, peniliti berharap semoga Karya Tulis Ilmiah

ini bermanfaat bagi pembaca.

Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini, peneliti mendapatkan bantuan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dr. Dina Keumala

Sari, M.Gizi., Sp.GK, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membeantu

dalam pengarahan sehingga penulis mendapat gambaran yang lebih luas dalam

menuangkan ide dalam penelitian ini.

Ucapan terima kasih yang tidak terhingga juga kepada Nenni Dwi Aprianti

Lubis,S.P.,M.Si, selaku dosen penguji 1 dan dr. Zaimah Z. Tala, M.S.,Sp. GK,

selaku dosen penguji 2 yang penuh kesabaran,kearifan, dan perhatian telah

mengarahkan dan memberi saran-saran sekaligus koreksis yang sangat berarti

kepada peneliti dalam menyelesaikan karta tulis ilmiah ini.

Peneliti juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada ibunda,

ayahanda tercinta dan seluruh keluarga, yang telah bersusah payah untuk

memberikan dukungan moral maupun materil sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini. Selain itu, kepada teman-teman mahasiswa angkatan

2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah sama-sama

berjuang dan saling memberikan dukungan dalam proses menyelesaikan karya

(6)

Akhirnya, peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

memberikan manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, 6 Januari 2014

Peneliti,

SITI NAJIHAH RASIDE

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN………..………... i

ABSTRAK……….……… ii

ABSTRACT………..………. iii

KATA PENGANTAR………..………. iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL……….………. viii

DAFTAR GAMBAR……….……… ix

DAFTAR LAMPIRAN………..………... x

BAB 1 PENDAHULUAN………….……… 1

1.1. Latar Belakang..……… 1

1.2. Rumusan Masalah………..………... 3

1.3. Tujuan Penelitian..……… 3

1.4. Manfaat Penelitian………..……….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Susu……….………... 5

2.2. Jenis-Jenis Susu……..………... 5

2.3. Kandungan Susu…………..……….. 6

2.4. Lemak Tubuh………..………...…… 7

2.4.1 Defenisi Lemak Tubuh……….……… 7

2.4.2 Teknik Pengukuran Komposisi Tubuh……..……... 8

2.5. Tekanan Darah………..………. 9

2.5.1 Defenisi Tekanan Darah………..………. 9

2.5.2 Klasifikasi Tekanan Darah…..………. 9

2.5.3 Teknik Pengukuran Tekanan Darah……..………... 10

2.6. Hubungan Konsumsi Susu dengan Lemak Tubuh…....… 11

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL… 14

3.1. Kerangka Konsep………. 14

3.2. Defenisi Operasional……… 15

3.3. Hipotesa Penilitian……….….. 16

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 17

4.1. Jenis Penelitian……… 17

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian………. 17

4.3. Populasi dan Sampel………... 17

4.3.1 Populasi……….. 17

4.3.2 Sampel……… 17

4.3.3 Besar Sampel………. 18

4.4. Metode Pengumpulan Data………. 20

4.5. Pengolahan dan Analisa Data………. 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian………... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..………… 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subyek Penelitian….…….. 23

5.1.3. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Indeks Massa Tubuh…….……….. 27

5.1.4. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Lemak Tubuh……….……….. 27

5.1.5. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik………... 28

5.2. Perbahasan 5.2.1. Deskripsi Subyek Penelitian………..………… 31

5.2.2. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Indeks Massa Tubuh………..……….. 32

5.1.4. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Lemak Tubuh……….. 32

(9)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan……… 37

6.2. Saran……….. 37

DAFTAR PUSAKA………...……...………. 39

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut Laporan Ketujuh

Komite Bersama Nasional Pencegahan, Deteksi,

Evaluasi,dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi (JNC 7,

2003)……… 10

2.2 Teknik Pengukuran Tekanan Darah……… 11

5.1 Jumlah Subyek Penelitian Mengikut Angkatan………….. 22

5.2 Deskriptif Rerata± Standard Deviasi Variabel……… 23

5.3 Distribusi Data Subyek Penelitian………... 24

5.4 Tingkat Konsumsi Susu Dan Sumber Kalsium………... 25

5.5 Distribusi Subyek Penelitian.Berdasarkan Konsumsi

Sumber Kalsium……….. 26

5.6 Tabulasi Silang Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium

dengan Indeks Massa Tubuh... 27

5.7 Tabulasi Silang Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium

dengan Lemak Tubuh... 28

5.8 Tabulasi Silang Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium

dengan Tekanan Darah Sistolik... 29

5.9 Tabulasi Silang Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka konsep hubungan konsumsi susu dan sumber

(12)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas merupakan kelebihan lemak dalam jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu dan sumber kalsium dapat mengurangkan berat badan dan lemak tubuh serta meregulasi tekanan darah.

Tujuan: Penelitian ini diadakan untuk mengetahui hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan darah pada wanita usia 18-22 tahun.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional study. Subyek penelitian dipilih menggunakan tehnik consecutive sampling. Jumlah subyek penelitian adalah sebanyak 100 orang. Data diambil dengan menggunakan kuesioner, pengukuran komposisi tubuh dan tekanan darah.

Hasil: Konsumsi susu dan sumber kalsium tidak memberi efek secara bermakna pada lemak tubuh (p=0.548). Tidak ditemukan asosiasi bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah sistolik dan disatolik (p=0.838).

Kesimpulan: Penelitian yang lebih lanjut dan terperinci harus dilakukan untuk mengetahui peran susu dan sumber kalsium sebagai obesitas dan anti-hipertensi sebagai langkah pencegahan obesitas dan anti-hipertensi. Penelitian dengan jumlah subyek yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama berkemungkinan akan menghasilkan efek yang diharapkan.

(13)

ABSTRACT

Introductions: Obesity is an excessive fat in the adipose tissue which can harm our health. Previous studies shown that dairy and calcium intake may reduce weight and fat gain and also regulate the blood pressure.

Aim: To determine whether the dairy and calcium intake have association with body fat and blood pressure in women aged 18-22 years old.

Methods: This is an analytic observational research with a cross sectional design. The subjects are chosen by consecutive sampling method. The total number of subjects in this study is 100 students. Data was collected by using questionnaire, body composition and blood pressure measurement.

Results: Dairy and calcium intake did not significantly affect the body fat (p=0.548). There were no significant interactions between dairy and calcium intake with systolic and diastolic blood pressure (p=0.838).

Conclusions: Further investigation is warranted in order to clarify the roles of dairy products and calcium as anti-obesity and anti-hypertension as preventive measures of obesity and hypertension. Investigations over a longer period of time with larger subjects a reliable effect might be observed.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam jaringan adiposa yang dapat

mengganggu kesehatan. Menurut WHO, secara global lebih dari 1,4 milyar

dewasa berumur 20 tahun ke atas mengalami masalah berat badan berlebihan.

Daripada jumlah orang dewasa dengan berat badan berlebihan ini, 200 juta

laki-laki dan hampir 300 juta wanita dikategorikan sebagai obese. Secara

keseluruhannya, 10% dari populasi dewasa dunia menderita obesitas (WHO,

2013).

Indeks massa tubuh (IMT) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan

penanda sederhana untuk mencerminkan jumlah lemak tubuh. Namun, IMT hanya

menunjukkan indeks kelebihan berat badan, dan bukannya komposisi lemak

tubuh. Telah dilaporkan bahwa hubungan antara IMT, persentase lemak tubuh,

dan distribusi lemak tubuh berbeda antara populasi. IMT secara luas digunakan

sebagai ukuran kelebihan berat badan dan obesitas, namun meremehkan

prevalensi dari kedua kondisi ini, yang mana didefinisikan sebagai kelebihan

lemak tubuh (Habib, 2013).

Prevalensi obesitas di Indonesia (penilaian IMT ≥25 kg/m2), pada

kelompok umur lebih dari 15 tahun ditemukan 19,1%; sedangkan untuk kawasan

Pulau Sumatera, Daerah Sumatera Utara termasuk urutan kedua terbanyak

ditemukan kasus obesitas (11,9%) dibandingkan dengan daerah lain (prevalensi

tertinggi adalah Kepulauan Riau 13,2%). Prevalensi perempuan ditemukan lebih

tinggi dibandingkan dengan laki-laki (23,8% vs 13,9%) (Riskesdas, 2010).

Angka obesitas pada perempuan terus meningkat pada kelompok

perempuan pada kelompok usia 35-54 tahun. Ditemukan lebih banyak di

perkotaan dibandingkan pedesaan (12,4% vs 10,3%), dan angka tertinggi dijumpai

pada perempuan yang bekerja sebagai pegawai dibandingkan dengan yang tidak

bekerja (13,5% vs 11,7) (Riskesdas, 2010).

Epidemik obesitas yang semakin parah di Amerika Serikat malahan di

(15)

modifikasi pada obesitas dan penyakit yang terkait dengan obesitas. Konsumsi

susu dan sumber kalsium telah diusulkan sebagai salah satu faktor potensial.

Beberapa penelitian telah menyarankan efek perlindungan dari asupan susu

melawan obesitas dan sindroma metabolik (misalnya, obesitas sentral, hipertensi,

dan resistensi insulin/ intoleransi glukosa), namun hasil di seluruh penelitian

adalah tidak konsisten. Selain itu, mekanisme bagaimana susu berpotensi sebagai

efek pelindung terhadap obesitas masih menjadi persoalan (Huang, McCrory,

2005).

Hipertensi sangat lazim dan merupakan faktor risiko utama untuk

pengembangan stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stadium akhir

penyakit ginjal di Amerika Serikat dan seluruh dunia (Egan, Zhao, Axon, 2010;

Lawes, Vander, Rodgers, 2008). The American Heart Association (AHA)

melaporkan bahwa 33,6% dari Amerika 20 tahun dan lebih tua memiliki

hipertensi dan prevalensi hipertensi sama antara laki-laki dan perempuan (34,4%

dan 32,6%, masing-masing).

Prevalensi tekanan darah tinggi di Asia Tenggara adalah sebanyak antara

15% hingga 28% pada populasi dewasa (WHO, 2011). Manakala di Indonesia,

sebanyak 44% laki-laki dan 38% wanita didapati mempunyai tekanan darah tinggi

(Purworejo, 2011). Ditemukan adanya hubungan berbanding terbalik antara

konsumsi produk susu rendah lemak dan risiko hipertensi berdasarkan penurunan

baik tekanan darah sistolik dan / atau tekanan darah diastolik (Alvarez-León,

Román-Viñas, Serra-Majem , 2006).

Uraian di atas memperlihat bagaimana konsumsi susu dan sumber kalsium

mempengaruhi lemak tubuh dan tekanan darah. Data mengenai hubungan susu

dengan lemak tubuh dan tekanan di darah di Indonesia masih kurang, untuk itu

penelitian pada kali ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan

konsumsi susu dan sumber kalsium terhadap lemak tubuh dan tekanan darah pada

(16)

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

a) Apakah terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

lemak tubuh pada wanita usia 18-22 tahun?

b) Apakah terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

tekanan darah pada wanita usia 18-22 tahun?

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

lemak tubuh dan tekanan darah pada wanita muda berusia 18-22 tahun.

1.3.2. Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui jumlah konsumsi susu dan sumber kalsium pada wanita

muda berusia 18 hingga 22 tahun.

b)Untuk mengetahui IMT pada wanita muda berusia 18 hingga 22 tahun.

c) Untuk mengetahui lemak tubuh pada wanita muda berusia 18 hingga 22 tahun.

d)Untuk mengetahui tekanan darah pada wanita muda berusia 18 hingga 22

tahun.

e) Untuk mengetahui hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak

tubuh pada wanita muda usia 18 hingga 22 tahun.

f) Untuk mengetahui hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

(17)

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

pada umumnya, khususnya di bidang ilmu gizi. Hasil penelitian ini diharapkan

juga dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai

konsumsi susu dan sumber kalsium pada kelompok selanjutnya dapat digunakan

sebagai dasar penatalaksanaan gizi penderita obesitas.

Manfaat bagi Pendidikan:

Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis

dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan

metode yang baik dan benar.

Manfaat bagi Pelayanan Masyarakat:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang

benar bagi masyarakat terutama wanita muda tentang konsumsi susu dan sumber

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi susu

Susu merupakan cairan nutrien yang diproduksi dari kelenjar mamae

hewani untuk tumbuh besar anak-anaknya Susu berarti sekresi lakteal, praktis

bebas dari kolostrum, yang diperoleh dengan pemerahan lengkap dari satu atau

lebih sapi yang sehat, yang dapat diklarifikasi dan dapat disesuaikan dengan

memisahkan lemak hingga menghasilkan susu murni, susu reconstitud atau susu

bubuk (Dorland’s Medical Dictionary 2007; Vaclavik dan Christian,2008).

2.2. Jenis-jenis susu

Terdapat berbagai jenis susu,dan produk susu antara lain adalah susu sapi,

susu kambing, susu bubuk full cream, susu bubuk skim, susu kultur, susu kental

bergula (condensed milk). Selain itu, terdapat juga susu kental tak bergula

(evaporated milk), keju, kepala susu (cream) dan yoghurt (Hutagalung, Damanik,

Manik, Karim, Ganie, 2007).

Susu sapi mengandungi 62 kalori energi dan 88,3 g air. Kandungan lemak

dan karbohidrat dalam susu sapi masing-masing 3,5 g dan 4,3 g. Susu sapi

mengandung sebanyak 143 mg kalsium dan 0,03 mg tiamin. Susu kambing

mengandungi 64 kalori dan kandungan air yang lebih rendah jika dibandingkan

dengan susu sapi yaitu 85,9 g. Kandungan lemak dan karbohidrat dalam susu

kambing masing-masing 6,6 g dan 0,9 g. Selain itu, kandungan kalsium susu

kambing adalah lebih rendah dari susu sapi yaitu sebanyak 98 mg (Hutagalung,

Damanik, Manik, Karim, Ganie, 2007).

Susu bubuk full cream mengandungi 513 kalori dan 3,5 g air. Lemak yang

terdapat dalam susu bubuk full cream ialah 30 g. Kandungan kalsium susu ini

ialah 895 mg. Susu bubuk skim memiliki 359 kalori dan kandungan air sebanyak

35 g. Susu ini mengandungi 0,1 g lemak dan 52 g karbohidrat. Kandungan

kalsium susu bubuk skim adalah yang tertinggi yaitu 1300 mg (Hutagalung,

(19)

Susu kental bergula (condensed milk) mengandungi 343 kalori dan 23,7 g

air. Kandungan lemak dalam susu ini ialah 7,9 g manakala kandungan kalsiumnya

ialah 243 mg. Susu kental tak bergula (evaporated milk) mengandungi 139 kalori

dan 23,7 g air. Terdapat 7,9 g lemak dan 9,9 g karbohidrat dalam susu ini.

Kandungan kalsium dalam susu ini ialah 243 mg (Hutagalung, Damanik, Manik,

Karim, Ganie, 2007).

Susu kultur mengandungi energi sebanyak 35 kalori dan 90,5 g air.

Kandungan lemak dalam susu ini adalah amat rendah yaitu 0,1 g dan

karbohidratnya ialah 5,1 g. Kalsium yang terkandung dalam susu ini sebanyak 123

mg. Keju merupakan produk susu yang mengandungi 326 g kalori dan 38,5 g air.

Keju terdiri daripada 20,3 g lemak dan 777 mg kalsium (Hutagalung, Damanik,

Manik, Karim, Ganie, 2007).

Kepala susu (cream) mengandungi 206 kalori dan 72,5 g air. Kandungan

lemak dalam kepala susu ialah 20 g manakala kalsiumnya ialah 97 mg. Yoghurt

terdiri daripada 52 kalori 88 g air. Kandungan lemak dan kalsium masing-masing

dalam susu ini ialah 2,5 g dan 120 mg (Hutagalung, Damanik, Manik, Karim,

Ganie,2007).

2.3. Kandungan susu

Jumlah air dalam susu mencerminkan keseimbangannya. Jumlah air dalam

susu diatur oleh jumlah laktosa yang disintesis oleh sel sekresi dari kelenjar susu.

Air yang masuk ke dalam susu dikirim ke kelenjar susu oleh darah. Produksi susu

sangat cepat dipengaruhi oleh kekurangan air dan tetesan susu akan berkurang

apabila air minum terbatas atau tidak tersedia. Ini adalah salah satu alasan

mengapa sapi harus sentiasa memiliki akses ke pasokan minum air setiap saat

(Wattiaux, 2005).

Karbohidrat utama dalam susu adalah laktosa. Meskipun laktosa termasuk

dalam golongan gula, laktosa tidak terasa manis secukupnya. Konsentrasi laktosa

dalam susu adalah relatif konstan dan rata-rata sekitar 5% (4,8-5,2%). Kekurangan

enzim laktase dalam hasil saluran pencernaan menyebabkan ketidakmampuan

(20)

menyumbang kepada gejala intoleransi terhadap dosis besar laktosa (Wattiaux,

2005).

Sebagian besar nitrogen dalam susu ditemukan dalam bentuk protein.

Konsentrasi protein dalam susu bervariasi 3,0-4,0% (30-40 gram per liter).

Persentase tersebut bervariasi antara jenis sapi dan secara proporsional dengan

jumlah lemak di susu. Ada hubungan yang erat antara jumlah lemak dan jumlah

protein dalam susu yaitu semakin tinggi lemak, semakin tinggi protein (Wattiaux,

2005).

Kebiasaannya 3,5 hingga 6,0% kandungan susu terdiri daripada lemak,

bervariasi antara hewan ternak dan dengan praktik pemberian makan. Lemak

dalam susu berbentuk tetesan kecil yang tersuspensi dalam air. Sebagian besar

lemak susu dalam bentuk trigliserida terhasil dengan interaksi antara trigliserida

dan asam lemak. Lemak susu kebanyakannya merupakan asam lemak rantai

pendek (rantai karbon kurang dari delapan atom) dibangun dari unit asam asetat

yang berasal dari fermentasi dalam rumen (Wattiaux, 2005).

2.4. Lemak tubuh

Lemak sangat penting bagi sel, itu membuat tubuh hangat, dan juga

bantalan tubuh serta memberikan kenyamanan. Namun, terlalu banyak lemak

dapat menjadi faktor risiko untuk obesitas. Komposisi tubuh ideal untuk individu

yang sehat adalah jumlah massa lemak dan massa tubuh tanpa lemak atau otot.

2.4.1. Definisi lemak tubuh

Lemak tubuh adalah persentase lemak dibanding otot, tulang dan tisu

badan( Norhidayah,2011).Lemak tubuh disebut sebagai massa lemak dan akan

bervariasi antara individu. Massa lemak terdiri daripada air sebanyak 20% dan

80% jaringan adipose. Pada orang obesitas, massa lemak menjadi komponen

(21)

2.4.2. Teknik pengukuran lemak tubuh

Pengukuran lemak tubuh dapat dilakukan dengan pelbagai metode yaitu:

a) Pengukuran ketebalan lipatan kulit

Digunakan untuk peringkat individu dalam tahapan relatif “kegemukan”

atau untuk menilai ukuran spesifik lemak subkutan. Pengukuran

ketebalan lipatan kulit adalah teknik yang cepat dan sederhana untuk

alam semua kelompok usia termasuk bayi muda

2006).

b) Indeks massa tubuh(IMT)

Indeks massa tubuh dihitung sebagai berat badan/tinggi2 juga banyak

digunakan sebagai indeks bobot relatif. IMT adalah indeks global status

gizi digunakan, misalnya, untuk mengkategorikan baik kelebihan berat

badan / obesitas, dan gangguan makan dalam kombinasi dengan faktor

psikologis tapi hubungannya dengan komposisi tubuh per se adalah

kontroversial

c) Ukur lilit pinggang/ waist circumference

Teknik pengukuran ini merupakan teknik yang mudah untuk mengukur

kegemukan sentral, dimana prediksinya lebih akurat daripapada adverse

outcomes seperti profil lemak atau resistensi insulin dibandingkan dengan

total lemak.

d) Bioelectric impedance analysis (BIA)

Mengukur empedansi tubuh badan terhadap aliran arus listrik yang kecil.

Menurut model teori generik, tubuh badah sebagai silinder, dengan

pengukuran dilakukan dengan meletakkan elektroda secara manual pada

pergelangan tangan dan kaki. Adjustifikasi data biolistrik untuk ketinggian

membolehkan estimasi total air badan/total body water(TBW). Model

paling sederhana, melibatkan tangan-kaki atau pengukuran kaki-kaki

dibuat pada 50 KHz, mengandalkan paling berat pada asumsi ini, dan oleh

karena itu memberikan nilai paling kasar untuk komposisi tubuh.

(22)

e) Densitometri

Metode ini mengasumsikan bahwa tubuh terdiri dari dua komponen yang

berbeda (lemak dan bebas lemak) dan bahwa adalah mungkin untuk

menentukan masing-masing komponen dengan pengukuran kepadatan

seluruh tubuh. Namun, kesalahan densitometri lebih kecil pada individu

yang lebih besar. Dengan demikian, densitometri mungkin berguna untuk

memantau perubahan dari waktu ke waktu pada individu kelebihan berat

badan atau obesitas (Lukasky, 1987).

2.5. Tekanan darah

Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya

strok, penyakit gagal jantung, jantung koroner, dan penyakit ginjal stadium akhir

(McGrane et al., 2011).

2.5.1. Definisi tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan terhadap dinding dari setiap pembuluh

darah. Istilah ini biasanya mengacu pada tekanan darah dalam arteri (tekanan

darah arteri), yang merupakan hasil dari faktor-faktor seperti tindakan pemompaan

jantung, resistensi terhadap aliran darah di arteriol, elastisitas dinding arteri,

volume darah, volume cairan ekstraseluler, dan viskositas darah (Dorland’s

Medical Dictionary, 2007).

2.5.2. Klasifikasi tekanan darah

Menurut Laporan Ketujuh Komite Bersama Nasional Pencegahan,

Deteksi, Evaluasi, dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi (JNC 7), tekanan darah

(23)

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut Laporan Ketujuh Komite Bersama Nasional Pencegahan, Deteksi, Evaluasi, dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi (JNC 7, 2003)

Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120–139 80–89

Hipertensi: tahap 1 140–159 90–99

Hipertensi: tahap 2 ≥160 ≥120

2.5.2. Teknik pengukuran tekanan darah

Menurut Laporan Ketujuh Komite Bersama Nasional Pencegahan,

Deteksi, Evaluasi, dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi (JNC 7), terdapat tiga

teknik pengukuran tekanan darah. Pengukuran tekanan darah haruslah

menggunakan teknik yang benar supaya hasil bacaannya tepat dan tidak terjadi

(24)

Tabel 2.2. Teknik pengukuran tekanan darah

Metode Keterangan

Di kantor Dua bacaan, 5 menit terpisah, pasien

duduk di kursi. Konformasi apabila

peningkatan bacaan tekanan darah pada

lengan kontralateral.

Pemantau tekanan darah ambulatory Diindikasikan untuk evaluasi "white

coat hyper-tension" Tidak adanya

10-20 persen penurunan tekanan darah

selama tidur dapat mengindikasikan

peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular.

Patient self-check Memberikan informasi tentang respon

terhadap terapi. Dapat membantu

meningkatkan kepatuhan terhadap terapi

dan berguna untuk mengevaluasi "white

coat hypertension”

2.6. Hubungan susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh

Diet kalsium memainkan peran penting dalam regulasi metabolism energi,

sehingga peningkatan diet kalsium mengurangi aktivitas 1,25-dihydroxyvitamin D

dan masuknya kalsium intraseluler, mengakibatkan penurunan transkripsi asam

lemak sintase dalam sel lemak dan penurunan sekresi insulin oleh pankreas.

Akibatnya, lipogenesis dan sekresi insulin keduanya berkurang dan lipolisis

ditingkatkan, menyebabkan hilangnya lemak bersih (Zemel, Shi, Greer, DiRienzo,

2000).

Sereal sarapan yang diperkaya kalsium digunakan sebagai sumber kalsium

untuk meningkatkan diet kalsium dari 0,4% menjadi 1,2%. Efek dari kalsium

sereal yang tinggi mirip dengan yang kalsium karbonat, menghasilkan penurunan

signifikan obesitas disebabkan diet dan mempercepat kehilangan berat badan dan

(25)

lemak, cukup untuk meningkatkan kalsium dari 1,2% menjadi 1,3% (dengan

macronutrients diet tetap konstan) menyebabkan dua kali lipat pengurangan lemak

(Zemel, Sun, Geng, 2001).

Demikian pula, memanfaatkan yoghurt sebagai sumber kalsium untuk

meningkatkan kalsium dari 0,4% menjadi 1,2% (dengan kompensasi penyesuaian

komponen diet lainnya untuk memastikan setara komposisi makronutrisi diet)

menghasilkan penurunan berat badan dan kehilangan lemak yang bermakna

dibandingkan dengan yang ditemukan dengan kalsium karbonat. Jadi,

memanfaatkan sumber kalsium susu sangat penting untuk memaksimalkan efek

"anti-obesitas" kalsium (Zemel, Geng, 2001).

Hewan dengan diet rendah kalsium yang tidak mampu meningkatkan

lipolisis adiposit atau menekan lipogenesis meskipun pada rejimen energi terbatas.

Sebaliknya, diet tinggi kalsium menyebabkan pengurangan ditandai dalam

ekspresi dan aktivitas asam lemak sintase, dua sampai tiga kali lipat peningkatan

lipolisis dan peningkatan suhu inti. Hal ini menunjukkan bahwa diet tinggi

kalsium menekan Ca2+ intraseluler adipositi dengan menekan 1,25 - (OH2)-D.

Khususnya, kalsium susu (susu bebas lemak) secara signifikan lebih kuat dalam

mendorong pergeseran ini, mengerahkan sekitar dua kali efek dari suplemen

(26)

2.7. Hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah

Vitamin D kritis terkait dengan status kalsium, sebagai 1,25 [OH]2D

memiliki tiga efek besar pada homeostasis kalsium yaitu penyerapan kalsium dari

usus kecil, kalsium dari tulang resorpsi oleh osteoklas, dan kalsium resorpsi dari

distal tubulus ginjal. Selain itu, vitamin D yang rendah akan mengaktifkan sistem

renin-angiotensin-aldosteron, menyebabkan peningkatan renin dan stimulasi

produksi angiotensin II dan aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah secara

langsung oleh vasokonstriksi dan tidak langsung dengan retensi natrium dan air

( Pilz , Tomaschitz , Ritz, et al., 2006).

Susu menyediakan sekitar 350 mg kalium per cangkir. Diet tinggi asupan

kalium dikaitkan dengan tekanan darah lebih rendah dan menjaga ketetapan

asupan kalium direkomendasikan untuk pencegahan primer hipertensi oleh JNC 7

(Chobanian, Bakris, Black, et al., 2003). Peningkatan asupan kalium

meningkatkan kadar kalium plasma dan ini dikaitkan dengan vasodilatasi

endotelium-dependen melalui stimulasi dari pompa natrium (Na-K ATPase) dan

pembukaan saluran kalium dari Na-K ATPase (Lawes, Vander, Rodgers, 2001).

Susu merupakan sumber yang baik yang memiliki nilai biologis protein

tinggi, sangat kaya dengan asam amino essensial dan asam amino rantai cabang.

Metabolit protein, seperti peptida kecil, telah terbukti memiliki sifat bioaktif yang

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, hubungan kerangka konsep tentang konsumsi susu dan sumber

kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan darah ini akan diuraikan berdasarkan

hasil variable yaitu konsumsi susu dan sumber kalsium sebagai variabel

independen dan lemak tubuh serta tekanan darah sebagai variabel dependen.

Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan darah.

Konsumsi susu dan

sumber kalsium

Lemak tubuh

Tekanan darah

Variabel dependen Variable independen

(28)

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Konsumsi susu dan sumber kalsium

a) Definisi: Hal-hal yang diteliti dalam konsumsi susu dan sumber kalsium

adalah frekuensi konsumsi susu dan sumber kalsium oleh subyek

penelitian yaitu tidak sama sekali, 3 hingga 5 kali seminggu, 2 hingga 3

kali seminggu dan setiap hari. Skor diberikan kepada setiap jawaban dan

total skor diperkirakan sebagai frekuensi susu dan sumber kalsium sebyek

penelitian (rendah: 10-26; baik: 27-43; tinggi: 44-60). Untuk selanjutnya

dalam menganalisa data chi-square, hasil dibagi kepada dua yaitu rendah

(10-26) dan baik (27-60).

b) Alat ukur: Kuesioner.

c) Cara ukur: Wawancara.

d) Skala ukur: Ordinal.

3.2.2. Lemak tubuh

a) Definisi: Lemak tubuh adalah persentase massa lemak tubuh terhadap berat tubuh (rendah: 5,0-19,9%; normal: 20,0-29,9%; tinggi: 30,0-34,9%;

sangat tinggi: 35,0-50,0%). Untuk selanjutnya dalam menganalisa data

chi-square, hasil dibagi kepada dua yaitu normal (≤29,9%) dan tinggi

(≥30%).

b) Alat ukur: Body composition monitor with scale bekerja dengan metode

Bioelectrical Impedance (Merk: OMRON.)

c) Cara ukur:

• Alat diletakkan di permukaan lantai yang rata dan keras, tanpa alas.

• Sebelum pengukuran dilakukan, skala menunjukkan angka 0,0.

• Subyek berdiri di tengah-tengah pijakan kaki kiri dan kanan

(electrode heels), dengan berdiri tegak tanpa menggunakan alas

kaki atau kaus kaki, tidak menggunakan gelang/arloji/telepon

seluler yang dapat mengganggu hantaran listrik, dan menggunakan

pakaian seminimal mungkin.

(29)

• Lengan lurus memegang unit display, membentuk sudut 90o

dengan tubuh.

• Pengukuran dilakukan dua kali, hasil dibaca, diambil rata-rata dan dicatat di formulir (Gibson, 2005).

d) Skala: Ordinal.

3.2.3. Tekanan darah

a. Definisi: Tekanan darah adalah tekanan darah terhadap dinding dari setiap

pembuluh darah mengikut klasifikasi tekanan darah JNC7. Untuk

selanjutnya dalam menganalisa data, hasil tekanan darah sistolik dibagikan

kepada dua yaitu normal (≤139) dan tinggi (≥140) manakala tekanan darah

diastolik turut dibagikan kepada dua yaitu normal (≤139) dan tinggi

(≥140).

b. Alat ukur: Automatic blood pressures monitor (Merk: OMRON).

c. Cara ukur: Menggunakan pengukur tekanan darah automatik. Subyek

dalam keadaan istirahat.

d. Skala: Ordinal.

3.3. Hipotesa Penelitian:

a) Terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

lemak tubuh pada wanita usia 18-22 tahun.

b) Terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yang akan mencari

hubungan konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan

darah wanita usia 18-22 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross

sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan

pengukuran lemak tubuh dan tekanan darah pada wanita usia 18-22 tahun.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian adalah dari bulan Maret hingga Disember 2013. Waktu

pengambilan data adalah antara bulan September 2013.

Penelitian ini dilakukan bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara (FK USU).

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa wanita berusia 18 hingga 22 tahun.

4.3.2. Sampel

Untuk mengambil sampel pada penelitian ini digunakan teknik consecutive

sampling dengan terlebih dahulu melakukan informed consent terhadap

(31)

4.3.3. Besar sampel

Rumus besar sampel penelitian untuk penelitian hubungan konsumsi susu dan

sumber kalsium dengan lemak tubuh adalah seperti berikut:

Sampel penelitian memakai rumus:

n1=n2= 5,422= 29,37 (dibulatkan menjadi 30 orang)

Keterangan:

n1 = n2 = Besar sampel minimal untuk masing–masing kelompok

Zα dengan α 5% = Deviasi relatif yang menggambarkan derajat kepercayaan

dalam pengambilan kesimpulan statistik = 1,96

Zβ dengan β 10% = Deviasi relatif yang menggambarkan tingkat kekuatan tes

statistik dalam menetapkan kemaknaan = 1,28

P1 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya=

0,60 (Upritchard, 1996)

P2 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan

judgement peneliti= 0,2

Q1 = 1- P1= 1-0,6=0,40

Q2 = 1- P2= 1-0,20=0,80

P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna=0,4

P = Proporsi total= (P1+P2)/2=0,4

Q = 1- P= 1-0,40=0,60

Z

α

2PQ+

P1Q1+ P2Q2

n1=n2=

2

n1=n2= 1,96√2x0,4x0,6+1,28√0,6x0,4+0,2x0,8

0,6-0,2

P1-P2

(32)

Rumus besar sampel penelitian untuk penelitian hubungan konsumsi susu dan

sumber kalsium dengan tekanan darah adalah seperti berikut:

Sampel penelitian memakai rumus:

n1=n2= 6,002= 36 orang

Keterangan:

n1 = n2 = Besar sampel minimal untuk masing–masing kelompok

Zα dengan α 5% = Deviasi relatif yang menggambarkan derajat kepercayaan

dalam pengambilan kesimpulan statistik = 1,96

Zβ dengan β 10% = Deviasi relatif yang menggambarkan tingkat kekuatan tes

statistik dalam menetapkan kemaknaan = 1,28

P1 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya=

0,56 (McCarron, 1997)

P2 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan

judgement peneliti= 0,2

Q1 = 1- P1= 1-0,56=0,44

Q2 = 1- P2= 1-0,2=0,8

P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna=0,36

P = Proporsi total= (P1+P2)/2=0,38

Q = 1- P= 1-0,38=0,62

Z

α

2PQ+

P1Q1+ P2Q2

n1=n2=

2

n1=n2= 1,96√2x0,38x0,62+1,28√0,56x0,44+0,2x0,8

0,56-0,22

P

1

-P

2

(33)

Sampel penelitian memakai rumus:

n= zα2PQ

d2

dimana:

n= Besar sampel

d= Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan(10%)

z= Standar deviasi normal pada 1,96 sesuai dengan tingkat kepercayaan 95%

p= Proporsi kesediaan yang dicari, bila proporsi sebelumnya tidak diketahui, maka

subyek yang nilai p=0.50

q= 1.0-p

n= (1.96)2 x 0.5 x 0.5

(0.1)2

n= 97 orang Besar sampel penelitian

Kriteria inklusi:

a) Wanita berusia 18 hingga 22 tahun yang tidak mengalami masalah saluran

cerna.

Kriteria ekslusi:

a) Subyek penelitian tidak mampu memberikan pengukuran komposisi badan

yang lengkap (cacat anggota badan)

b) Subyek penelitian yang menjalani terapi insulin, hamil atau sedang

menyusui.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

data yang didapat langsung dari penelitian, meliputi pengukuran lemak tubuh dan

tekanan darah.

Pengumpulan data konsumsi susu dan sumber kalsium dan produk susu

dilakukan dengan kuesioner secara langsung pada sampel penelitian. Kemudian,

(34)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari setiap pengukuran akan diperiksa silang (cross-checked). Setiap

informasi yang tidak konsisten dan tidak lengkap akan diperbaiki sebelum

meninggalkan lokasi penelitian. Data yang lengkap akan dimasukkan ke dalam

komputer. Pada proses pemasukan data akan dilakukan analisis konsumsi susu

dan sumber kalsium dengan komposisi badan dan tekanan darah dengan

komputerisasi. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-Square.

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner dan data diambil dari hasil jawaban

pada lembar kuesioner. Selain itu pengukuran lemak tubuh dan tekanan darah

masing-masing menggunakan bioelectric impendance analysis dan blood pressure

monitor. Pengambilan data telah dilaksanakan selama 3 minggu yaitu pada

tanggal 12 September hingga 29 September 2013. Kuesioner yang telah diisi

lengkap beserta hasil pengukuran antropometri tubuh dikumpulkan, selanjutnya

dilakukan analisis data untuk menilai hubungan antara konsumsi susu dan sumber

kalsium dengan lemak tubuh dan tekanan darah pada wanita usia 18-22 tahun.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara (FK USU), Medan. Pengambilan subyek penelitian adalah menggunakan

metode consecutive sampling. Dari hasil penelitian didapatkan subyek penelitian

terbanyak berasal dari angkatan 2010, sejumlah 47 orang, diikuti angkatan 2011

sebanyak 21 orang, angkatan 2012 sebanyak 18 orang, dan angkatan 2013

sebanyak 14 orang (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Jumlah subyek penelitian mengikut angkatan

Angkatan Jumlah (orang)

2010 2011 2012 2013

47 21 18 14

(36)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subyek Penelitisn

Subyek untuk penelitian ini terdiri daripada mahasiswa wanita berusia 18

hingga 22 tahun yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Subyek yang tidak mampu memberikan pengukuran komposisi tubuh yang

lengkap (cacat anggota badan) dan tidak mengisi kuesioner dengan lengkap tidak

termasuk dalam subyek penelitian. Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil IMT

(rerata± standard deviasi) subyek penelitian adalah 22,60±3,98 dan lemak tubuh

adalah 28,83±4,58%. Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah subyek

penelitian diperoleh hasil tekanan darah sistolik adalah 110,69±11,29 mmHg dan

tekanan darah diastolik adalah 68,52±11,29 mmHg (Tabel 5.2).

Tabel 5.2. Data deskriptif rerata± standard deviasi variabel

Variabel Rerata ±SD

IMT (kg/m²) 22,60±3,98

Lemak Tubuh (%) 28,83±4,58

Tekanan Darah Sistolik (mmHg) 110,69±11,29

Tekanan Darah Diastolik (mmHg) 68,52±11,29

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa untuk variabel indeks

massa tubuh sejumlah 11 orang (11%) dalam kategori underweight dan 43 orang

(43%) dalam kategori normal. Sebanyak 25 orang (25%) dalam kategori

overweight dan 25 orang (25%) dikategorikan sebagai obese. Sebanyak 64 orang

(64%) dari subyek penelitian dalam kategori lemak tubuh normal sedangkan

seramai 36 orang (36%) dalam kategori lemak tubuh tinggi. Didapatkan bahwa

sebanyak 98 orang (98%) mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik yang

(37)

Tabel 5.3. Distribusi data subyek penelitian

Berdasarkan tingkat konsumsi susu dan sumber kalsium, didapatkan

bahwa tingkat konsumsi bagi subyek penelitian adalah sangat rendah yaitu

sebanyak 98 orang (98%) sedangkan subyek dengan konsumsi tinggi adalah

sebanyak 2 orang (2%) (Tabel 5.4).

Variabel n %

1. Lemak tubuh normal 2. Lemak tubuh tinggi

64 36

64 36

Tekanan Darah Sistolik 1. Tekanan darah normal 2. Tekanan darah tinggi

98 2

98 2

Tekanan Darah Diastolik 1. Tekanan darah normal 2. Tekanan darah tinggi

98 2

(38)

Tabel 5.4. Tingkat konsumsi susu dan sumber kalsium Tingkat konsumsi susu

dan sumber kalsium

n %

Tinggi

Rendah

2

98

2

98

Total 100 100

Berdasarkan hasil penelitian konsumsi sumber kalsium tertinggi subyek

adalah daripada ikan teri yaitu sebanyak 70 orang (70%) dan sumber terendah

adalah makaroni dan keju yaitu sejumlah 28 orang (28%). Konsumsi sumber

kalsium kedua terendah adalah teh susu yaitu sejumlah 36 orang (36%). Jumlah

konsumsi susu dan keju adalah sama yaitu sejumlah 52 orang (52%), sedangkan

perbandingan untuk konsumsi milkshakes, hamburger/hotdog dan keju serta

yoghurt adalah hampir sama. Konsumsi sardin dan susu adalah hampir sama

(39)

Tabel 5.5 Distribusi subyek berdasarkan konsumsi sumber kalsium g) Makaroni dan keju

Ada h) Hamburger/hotdog dan keju

Ada j) Ikan sardine

(40)

5.1.3. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Indeks Massa Tubuh Wanita Usia 18-22 Tahun

Dalam penelitian ini, telah dikaji hubungan antara konsumsi susu dan

sumber kalsium dengan indeks massa tubuh (berdasarkan klasifikasi WHO). Hasil

penelitian menemukan bahwa bahwa subyek penelitian yang mengkonsumsi susu

dan sumber kalsium yang rendah, sebanyak 77 orang (77%) mempunya IMT yang

normal sedangkan sebanyak 21 orang (21%) dalam kategori obese. Subyek

dengan konsumsi susu yang tinggi didapatkan bahwa sebanyak 2 orang (2%)

dalam kategori IMT normal. Dari hasil pengujian chi-square didapatkan nilai p

sebesar 0,461. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan indeks massa tubuh

pada wanita usia 18 hingga 22 tahun. (Tabel 5.6)

Tabel 5.6. Tabulasi silang konsumsi susu dan sumber kalsium dengan indeks massa tubuh

Konsumsi susu dan sumber kalsium

Indeks Massa Tubuh Nilai p

Normal Obese

5.1.4. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Lemak Tubuh Wanita Usia 18-22 Tahun

Tingkat konsumsi susu dan sumber kalsium didapat berdasarkan skor yang

dicapai subyek dalam kuesioner yang telah diberi dan dijawab selama proses

penelitian. Hasil pengukuran lemak tubuh adalah berdasarkan daripada BIA.

Pada tabel dibawah setelah dilakukan analisis, didapatkan bahwa subyek

yang mengkomsumsi susu dan sumber kalsium yang rendah mempunyai lemak

(41)

tubuh yang tinggi adalah sebanyak 36 orang (36%). Sedangkan, bagi subyek

dengan frekuensi komsumsi susu dan sumber kalsium yang tinggi, didapatkan

bahwa hanya 2 orang (2%) sahaja yang mempunyai lemak tubuh yang normal dan

tidak ditemukan subyek yang mempunyai lemak tubuh tinggi. Dari hasil

pengujian chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,284. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi susu dan

sumber kalsium dengan lemak tubuh pada wanita usia 18 hingga 22 tahun. (Tabel

5.7)

Tabel 5.7. Tabulasi silang konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh

Konsumsi susu dan sumber kalsium

Lemak tubuh Nilai p

Normal Tinggi

5.1.5. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Tekanan darah diukur dengan menggunakan pengukur tekanan darah

elektronik dengan mengikuti klasifikasi JNC7. Dalam penelitian ini, subyek

penelitian dengan tekanan darah normal dan pre-hipertensi menurut klasifikasi

JNC 7 dikategorikan sebagai tekanan darah normal sedangkan subyek penelitian

dengan tekanan darah selanjutnya dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi.

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan bahwa subyek penelitian

yang rendah konsumsi susu dan sumber kalsium, sebanyak 96 orang (96%)

mempunyai tekanan darah sistolik yang normal sedangkan hanya 2 orang (2%)

yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi. Pada subyek yang mengkomsumsi

susu dan sumber kalsium yang tinggi, didapatkan bahwa 2 orang (2%) subyek

penelitian mempunyai tekanan darah sistolik normal. Dari hasil pengujian

(42)

hubungan bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan

darah sistolik pada wanita usia 18 hingga 22 tahun. (Tabel 5.8)

Tabel 5.8 . Tabulasi silang konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah sistolik

Konsumsi susu dan sumber kalsium

Tekanan darah sistolik Nilai p

Normal Tinggi

n % n %

Rendah Tinggi

96 2

96 2

2 0

2 0

0,838

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan bahwa subyek penelitian

yang rendah konsumsi susu dan sumber kalsium, sebanyak 96 orang (96%)

mempunyai tekanan darah sistolik yang normal sedangkan hanya 2 orang (2%)

yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi. Pada subyek penelitian yang

mengkomsumsi susu dan sumber kalsium yang tinggi, didapatkan bahwa 2 orang

(2%) subyek penelitian mempunyai tekanan darah diastolik normal. Dari hasil

pengujian chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,838, yang menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium

(43)

Tabel 5.9. Tabulasi silang konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah diastolik

Konsumsi susu dan sumber kalsium

Tekanan darah diastolik Nilai p

Normal Tinggi

5.2. Perbahasan

Penelitian telah dijalankan selama bulan September 2013 dengan subyek

penelitian wanita usia 18 hingga 22 tahun. Subyek penelitian ini terdiri dari

mahasiswi Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2010 hingga 2013.

5.2.1. Deskripsi Subyek Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa rata-rata IMT subyek

penelitian berusia 18 hingga 22 tahun dikategorikan sebagai normal. Hasil

penelitian persentase lemak tubuh, tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik juga sebagian besar berada dalam kategori normal. Hasil penelitian ini

sesuai dengan data dari WHO, dimana populasi Asia mempunyai IMT dan

persentase lemak tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi Eropa

(WHO, 2004).

Tekanan darah sistolik dan diastolik subyek penelitian sebagian besar

termasuk kategori normal. Hal ini berbeda dengan penelitian kohor selama tujuh

tahun terhadap dewasa muda berusia 18 hingga 30 tahun yang dilakukan oleh

Steffen et al., 2005 yaitu sejumlah 591 subyek penelitian (13.7%) mengalami

hipertensi. Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan

desain penelitian, dimana penelitian tersebut mengamati subyek penelitian yang

dipengaruhi oleh gaya hidup, sedangkan penelitian ini hanya bersifat

(44)

penelitian tidak dapat dilakukan untuk menggali faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi tekanan darah tersebut.

5.2.2. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Indeks Massa Tubuh

Setelah dilakukan analisis pengujian data didapatkan bahwa tidak ada

hubungan bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan indeks

massa tubuh (nilai p=0,461). Hasil ini tidak konsisten seperti yang ditemukan oleh

Davies et al., 2000 yaitu terdapat hubungan bermakna antara asupan kalsium dan

berat tubuh pada wanita usia muda, pertengahan dan tua. Namun, dalam satu

penelitian terhadap 9000 orang dewasa ditemukan bahwa asupan kalsium hanya

mempunyai efek positif pada laki-laki dan bukan wanita (Kamycheva,

Joankimseyn, Jorde, 2003). Hal ini bermungkinan adalah karena kadar oksidasi

lemak yang tinggi pada usia muda dan perbedaan kadar metabolisme antara jenis

kelamin.

5.2.3. Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Lemak Tubuh

Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak ditemukan hubungan bermakna

antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh pada wanita usia

18 hingga 22 tahun (nilai p=0.284). Hasil ini sama seperti yang ditemukan oleh

Dougkas et al., 2011 dimana tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara

berat badan dan lemak tubuh dengan konsumsi susu dan sumber kalsium serta

suplemen kalsium. Hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan

lemak tubuh juga telah dijalankan oleh peneliti lain dengan randomized controlled

trial (RCT) dimana pada 48 anak-anak perempuan yang sudah pubertas, tidak

ditemukan hubungan yang bermakna setelah 12 bulan follow-up (Chan et al.,

1995). Dalam penelitian selama 18 bulan, tidak ditemukan hubungan yang

bermakna antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh dan

berat badan (Cadogan, 1997).

Terdapat beberapa penelitian yang turut meneliti hubungan antara

konsumsi susu dan sumber kalsium dengan lemak tubuh. Zemel et al., 2003

(45)

menghasilkan penurunan lemak tubuh dengan nilai purata 4.9 kg pada laki-laki

obese Afrika-Amerika. Penelitian case-control pada anak-anak di Puerto Rico

menunjukkan anak-anak perempuan yang obese kurang mengkonsumsi susu dan

sumber kalsium walaupun hubungannya adalah borderline mengikut asosiasi

statistik (nilai p=0.054). Hal ini berkemungkinan disebabkan oleh faktor umur dan

tingkat estrogen dan jenis kelamin yang memainkan peran dalam penurunan

lemak tubuh.

Terdapat beberapa perbedaan penting antara penelitian ini dengan

penilitian yang lain. Subyek penelitian Zemel et al., 2003, adalah laki-laki

Afrika-Amerika sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah wanita Asia. Dalam

penelitian Zemel et al., 2003 sumber kalsium yang diberikan kepada setiap subyek

penelitian adalah dua gelas yogurt setiap hari sedangkan dalam penelitian ini

konsumsi susu dan sumber kalsium dinilai melalui kuesioner yang dijawab oleh

subyek penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengatur asupan kalori kepada subyek

penelitian sedangkan dalam beberapa penelitian yang lain telah menunjukkan

bahwa dengan mengatur asupan kalori dapat memberikan efek yang bermakna

dalam penurunan lemak tubuh (Faghih et al.,2010; Van Loan et al.,2010). Subyek

penelitian dengan masukan energi yang tinggi tidak akan memberi efek pada

penurunan lemak tubuh dan berat badan (Lin et al.,2000). Terdapat kemungkinan

bahawa penurunan lemak tubuh hasil dari konsumsi susu dan sumber kalsium

mempunyai hubungannya dengan pengaturan asupan kalori pada penelitian

tersebut.

Berdasarkan daripada mekanisme aksi dari adiposit dan metabolisme

lemak yang dianjurkan dalam penelitian-penelitian lain, penelitian yang

menggunakan perubahan berat badan dan bukannya lemak tubuh sebagai hasil

pengukuran mungkin menyebabkan terhasilnya pelbagai variasi dari data-data

(Shapses et al.,2004).

Efek anti-obesitas kalsium yang dilaporkan dalam penelitian lain telah

menganjurkan peneliti untuk membuat hipotesis bahawa konsumsi susu dan

(46)

18-22 tahun. Walaupun peneliti tidak mendapatkan hubungan statistik yang bermakna

dalam penelitian ini, namun jika dilakukan dalam periode yang lebih panjang

dengan jumlah subyek yamg lebih banyak berkemungkinan besar hasil yang

bermakna dapat terlihat. Disebabkan hasil daripada kebanyakan penelitian tidak

konsisten dengan teori yang dianjurkan, penelitian yang lebih lanjut haruslah

dilakukan untuk mengklarifikasi hubungan antara konsumsi susu dan sumber

kalsium dengan adiposit.

5.2.4 Hubungan Konsumsi Susu dan Sumber Kalsium dengan Tekanan Darah

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna

antara konsumsi susu dan sumber kalsium dengan tekanan darah pada wanita usia

18 hingga 22 tahun (nilai p= 0,838). Hipertensi merupakan antara penyakit yang

mempunyai prevalensi yang tinggi di Indonesia dimana penyakit ini memberikan

efek yang negatif kepada ekonomi. Selanjutnya, usaha yang berkelanjutan terus

dijalankan untuk mendesain strategi preventif dalam menurunkan tekanan darah.

The Dietary Approaches to Stop Hypertension Trial telah menunjukkan diet yang

tinggi dengan buah-buahan, sayuran, gandum dan susu rendah lemak dapat

menurunkan tekanan darah (Sacks et al., 2001).

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa 54% pengurangan hipertensi

pada subyek yang mengkonsumsi produk susu rendah lemak (Alonso et al., 2005).

Efek konsumsi susu dan sumber kalsium kepada tekanan darah turut ditemukan

dalam penelitian Coronary Artery Risk Development In young Adults (CARDIA)

(Pereira et al., 2002).

Dalam satu RCT ke atas 13 sukarela didapatkan bahwa tidak ada efek dari

konsumsi susu dengan tekanan darah selepas 4 minggu periode intervensi.

(Kynast-Gales, Massey, 1992). Kebanyakan penelitian meneliti tentang diet

pattern dan kelompok makanan yang bertanggungjawab memberi efek pada

tekanan darah. Disebabkan susu dan sumber kalsium mengandung kalsium yang

tinggi dan juga mineral lain seperti potasium dan magnesium, beberapa peneliti

(47)

sedia ada menunjukkan kalsium hanya menunjukkan efek yang minimal dalam

menurunkan tekanan darah ( Djoussé et al., 2006).

Terdapat beberapa limitasi dalam penelitian ini dimana subyek penelitian

adalah wanita muda berusia 18 hingga 22 tahun dengan 98% daripada subyek

dalam kategori normotensi(mengikut klasifikasi JNC 7). Disebabkan oleh

penelitian ini dilaksanakan dengan desain cross-sectional, peneliti tidak dapat

melihat efek jangka panjang terhadap tekanan darah subyek. Menurut Margolis et

al., 2008, selama tujuh tahun follow-up, 9416 wanita normotensi menjadi

prehipertensi dan hipertensi dan pengobatan dengan kalsium tidak menurunkan

risiko terjadinya hipertensi. Selain itu, penelitian lain menggunakan subyek

dengan kategori umur yang lebih tua dan sudah mempunyai hipertensi atau faktor

resiko dimana menunjukkan efek penurunan tekanan darah yang bermakna

selepas mengkomsumsi produk susu rendah lemak (Alonso et al.,2005).

Kuesioner yang digunakan hanya menilai derajat konsumsi susu dan sumber

kalsium tanpa membedakan kandungan lemak dari susu dan sumber kalsium. Oleh

itu berkemungkinan hasil yang tidak bermakna didapatkan oleh kerana tidak ada

hubungan antara susu dan sumber kalsium yang tinggi lemak dengan penurunan

tekanan darah (Toledo et al., 2009).

Efek anti hipertensi yang telah dilaporkan dalam penelitian-penelitian lain

telah menganjurkan peneliti untuk membuat hipotesis bahwa konsumsi susu dan

sumber kalsium yang baik dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

Walaupun terdapat pelbagai teori yang dianjurkan mengenai efek konsumsi susu

dan sumber kalsium dengan penurunan tekanan darah namun berdasarkan

penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik, namun

penelitan yang lebih lanjut haruslah diteruskan untuk mengklarifikasikan

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a) Sebanyak 98% daripada wanita usia 18 hingga 22 tahun kurang

mengkomsumsi susu dan sumber kalsium.

b) Telah ditemukan bahwa 11% daripada wanita usia 18 hingga 22 dalam

kategori indeks massa tubuh underweight, 43% normal, 25% overweight

dan 21% obese.

c) Telah ditemukan bahwa 36% daripada wanita usia 18 hingga 22 tahun

yang mempunyai lemak tubuh yang tinggi dan 64% dengan lemak tubuh

normal.

d) Telah ditemukan bahwa 98% daripada wanita usia 18 hingga 22 tahun

yang mempunyai tekanan darah yang normal sedangkan hanya 2% dengan

tekanan darah tinggi.

e) Tidak terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium

dengan lemak tubuh pada wanita usia 18 hingga 22 tahun dengan nilai p

sebesar 0,284.

f) Tidak terdapat hubungan antara konsumsi susu dan sumber kalsium

dengan tekanan darah pada wanita usia 18 hingga 22 tahun dengan tekanan

darah dengan nilai psebesar 0,838.

6.2. Saran

Dianjurkan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan desain

Randomized Controlled Trial supaya pelbagai faktor seperti peringkat umur dan

jenis kelamin dapat diuji. Selain itu, periode penelitian yang lebih lama supaya

efek yang signifikan dapat terhasil.Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut

dan terperinci untuk mengetahui peran susu dan sumber kalsium sebagai

anti-obesitas dan anti-hipertensi sebagai langkah pencegahan terjadinya anti-obesitas dan

(49)

DAFTAR PUSAKA

Alvarez-León, E.E., Román-Viñas, B., Serra-Majem, L,. 2006. Dairy products and health: a review of the epidemiological evidence. Br J Nutr 96 (1):94-99.

Chan GM., Hoffman K., McMurry M., 1995. Effects of dairy products on bone and body composition in pubertal girls. J Pediatr 126:551–556.e

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R, et al. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA

289:2560-2572.

Cadogan J., Eastell R., Jones N., Barker M.E., 1997. Milk intake and bone mineral acquisition in adolescent girls: randomised, controlled

intervention

trial. BMJ.;315:1255-1260.

Davies K.M., Heaney R.P., Recker RR., Lappe J.M., Barger-Lux M.J., Rafferty K., Hinders S., 2000. Calcium intake and body weight. J Clin Endocrinol Metab 85:4635-4638

Dorland’s Medical Dictionary, 2007. USA: Saunders Elsevier.

Dougkas A., Reynolds C.K., Givens I.D., Elwood P.C., Minihane A.M., 2011. Associations between dairy consumption and body weight: a review of the evidence and underlying mechanisms. Nutr Res Rev; 15: 1--24.

Egan, B.M., Zhao, Y., Axon, R.N., 2010. US trends in prevalence, awareness, treatment, and control of hypertension, 1988–2008. JAMA.

303(20):2043–2050.

Faghih S., Abadi A.R., Hedayati M., Kimiagar S.M., 2010. Comparison of the effects of cows’ milk, fortified soy milk, and calcium supplement on weight and fat loss in premenopausal overweight and obese women. Nutr Metab Cardiovasc Dis; 21: 499 - 503.

Gibson R. (2005) Principles of Nutritional Assesment, edisi ke 2, hal. 273-293. Oxford University Press Inc.,New York.

(50)

Hasan B.N., 2011. Tinjauan Perkaitan di antara Komposisi Tubuh Badan dan paras Glukosa dalam Darah dengan Kekerapan Senaman mengikut Kategori Umur dan Jantina, Pusat Sumber Fakulti Pendidikan, Universiti Teknologi.Malaysia. Available from:

[Accessed 19

April 2013]

Huang, T.T., McCrory, M.A., 2005. Dairy Intake, Obesity, and Metabolic Health in Children and Adolescents: Knowledge and Gaps. Nutrition Reviews 63 (3):71-80.

Hutagalung, H, Damanik H.A.R., Manik, M., Karim, M., Ganie, R.A. Ilmu Gizi Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kamycheva E., Joankimsen RM., Jorde R., 2003. Intakes of calcium and vitamin D predict bdy mass index in the population of Northern Norway. J Nutr 133:102-106

Kynast-Gales SA, Massey LK. 2002. Effects of dietary calcium from dairy products on ambulatory blood pressure in hypertensive men. J Am DietAssoc.;92:1497–1501.

Lawes, C.M., Vander, H.S., Rodgers, A., 2008. International Society of Hypertension. Global burden of blood-pressure-related disease. Lancet.371(9623):1513–1518.

Lin Y.C., Lyle R.M., McCabe L.D., McCabe G.P., 2000. Weaver CM, Teegarden D. Dairy calcium is related to changes in body composition during a two-year exercise intervention in young women. J Am Coll Nutr.;19:754-760.

Lloyd-Jones, D., Adams, R.J., Brown, T.M, et al.2010. American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and stroke statistics–2010 update: a report from the American Heart Association. Circulation 121(7):46–215.

Laporan Riset Kesehatan Dasar;Riskesdas 2010,Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan,Kementerian Kesehatan Ri Tahun 2010. Available from: www.litbang.depkes.go.id. [Accessed 19 april 2013]

(51)

Luc Djousse´, James S. Pankow, Steven C. Hunt, Gerardo Heiss, Michael A. Province, Edmond K. Kabagambe, R. Curtis Ellison, 2006. Influence of Saturated Fat and Linolenic Acid on the Association Between Intake of Dairy and Blood Pressure. Hypertension.;48:335-341.

Margolis K.L., Ray L.M., Van Horn L., Manson J.E., Allison M.A., Torner T., Torner J.C., Black H.R., Shirley A.A., Beresford, Connelly S., J. Curb d., Grimm R.H., Kotchen J.A., Kuller L.H., Wassertheil-Smoller S., Cynthia A. . 2008. Effect of Calcium and Vitamin D Supplementation on Blood Pressure Hypertension.;52:847-855

McCarron, D.A., 1997. Role of Adequate Dietary Calcium Intake in The Prevention and Management of Salt-Sensitive. Am J Cli,, Nuir 65(suppl):712S-6S.

McGrane, M.M. et al, 2011. Dairy consumption, blood pressure, and risk of hypertension: an evidence-based review of recent literature. Curr Cardiovasc Risk Rep, 5(4): 287–298

Moore, L.L., Bradlee, M.L., Gao, D., Singer, M.R.. 2006. Low dairy intake in early childhood predicts excess body fat gain. Obesity (SilverSpring) 14: 1010–1018.

Pereira M.A., Jacobs D.R. Jr., Van Horn L., Slattery M.L., Kartashov A.I., Ludwig D.S. 2002. Dairy consumption, obesity, and the insulin resistance syndrome in young adults: the CARDIA Study. JAMA.;287:2081–2089.

Pilz, S., Tomaschitz, A., Ritz, E., et al. 2009. Vitamin D status and arterial hypertension: a systematic review. Medscape Nat Rev Cardiol. 6(10):621–630.

Ricci, I., Artacho, R., Olalla, M., 2010. Milk protein peptides with angiotensin I-converting enzyme inhibitory (ACEI) activity. Crit Rev Food Sci Nutr.; 50(5):390–402.

Sacks FM, Svetkey LP, Vollmer WM, Appel LJ, Bray GA, Harsha D,

Obarzanek E, Conlin PR, Miller ER III, Simons-Morton DG, Karanja N, Lin PH. 2001 Effects on blood pressure of reduced dietary sodium and the Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet. DASH-Sodium Collaborative Research Group. N Engl J Med.;344:3–10

Shapses SA., Heshka S., Heymsfield SB. 2004. Effect of Calcium

(52)

Shi, H., DiRienzo, D., Zemel, M.B., 2001. Effects of dietary calcium on adipocyte lipid metabolism and body weight regulation in energy restricted aP2-agouti transgenic mice. FASEB J 15:291–293.

Tanasescu, M., Ferris AM., Himmelgreen, D., Rodriguez, N. and Pe´rez-Escamilla, R., 2000. Biobehavioral Factors Are Associated with Obesity in Puerto Rican Children1,2 . The Journal Of Nutrition 130 (7):1734-1742.

Toledo E, Delgado-Rodríguez M, Estruch R, et al. 2009. Low-fat dairy products and blood pressure:Follow-up of 2290 older persons at high cardiovascular risk participating in the PREDIMED study. Br J Nutr. 101(1):59–67.

Available from: www.rowett.ac.uk/edu_web/sec_pup/body_comp.pdf . [Accessed 7 May 2013].

Upritchard, J.E., Ball, M.J., 1996. Fat and Calcium Intake in Women Dieters Am J C/in Nutr. ;63:67-7.

Vaclavik, V.A., Christian, E.W., 2008. Essentials In Food Science. 3rd ed. USA: Springer.

Wattiaux M.A., 2005. Milk Composition and Nutritional Value, Babcock Institute for International Dairy Research and Development, University of Wisconsin-Madison. Available from:

babcock.wisc.edu/sites/default/files/de/en/de_19.en.pdf . [Accessed 27 April 2013]

Wells J.C.K, daArch Dis

Child. 91(7):612–617.

WHO, Report of a WHO expert consultation, 2004. Appropriate body-mass index for Asian populations and its implications for policy and intervention strategies. Lancet 363: 157–63.

WHO (World Health Organization),2013. Available from:

[

Accessed 1 May 2013].

Zemel, M.B., Shi, H., Greer, B., DiRienzo, D., Zemel, P.C., 2000. Regulation of adiposity by dietary calcium. FASEB J 4:1132–1138.

(53)

Zemel, M.B., Sun, X., Geng, X., 2001. Effects of calcium-fortified breakfast cereal on adiposity in a transgenic mouse model of obesity. FASEB J 15: A598[Abstract 480.7].

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.2. Teknik pengukuran tekanan darah
Gambar 3.1.
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Luas cakupan area terbang yang dipotret saat penerbangan adalah 16 hektar.Jumlah foto yang dihasilkan dalam 3 kali penerbangan lebih dari 768 foto dan yang

Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru agama akan berhubungan erat dengan intensitas belajar mereka pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, maka dari

Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap, dan dalam turbin uap, energi ( enthalpy ) dari uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator. Turbin pada PLTU besar,

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai ( Glycine max (L.) Merill) Pada Berbagai Tingkat Pemupukan N dan Pupuk

Sebelum kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu menempuh kegiatan yaitu pra PPL melalui pembelajaran mikro dan kegiatan

Sedangkan dilihat dari lingkungan eksternal, Pelaksanaan penanganan anak jalanan oleh Disospora Kota Semarang telah dilakukan baik melalui pelayanan maupun

In the intrinsic elements of the short story reveal the reflection of love in theme, plot, and characters. Theme of “The Parish Clerk” is about love is blind. Love in the world is

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ten- tang Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada sub kompetensi