• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS IPA UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS IPA UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

DEVELOPMENT OF STUDENT’S WORKSHEET OF SCIENCE OF NINTH CLASS OF JUNIOR HIGH SCHOOL

ON THE DISCUSSION REPRODUCTIVE SISTEM IN HUMANS by

SUBUR SETIYO WIDODO

The purpose of this research are to: 1) develop instructional media of science Assisted Student’s Worksheet with audio-visual media for the student’s of ninth class of Junior High School, 2) analyze the characteristics development product, 3) analyze the effectiveness of the learning process by using this media, and 4) analyze the attractiveness of the media that is developed.

Development research was conducted by development step of ASSURE The study population was all students in junior classes IX public and private schools in the district that there Sukoharjo which consists of 4 schools . Samples were taken one class at each school that represent karakterisrtik of population The data were conducted by angket and writing test, were analyzed use proporsional test statistic non parametric.

The conclusion of this research is : 1) the development of instructional media of science of Student’s Worksheet for students of ninth class of Junior High School was validated by master media. 2) the characteristics of the media that was developed is a CD of interactive learning, audio features and video animation, 3) Student’s Worksheet in audio-visual media improve the student’s achievement the average score for post test is higher then the average score for pre test, that is equal to 1.67 % , and 4) Student’s Worksheet that has developed have attractive unsure with good criterion.

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

Oleh

SUBUR SETIYO WIDODO

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengembangkan media pembelajaran LKS IPA Berbantuan audio visual untuk siswa kelas IX SMP, 2) menganalisis karakteristik produk pengembangan, 3) menganalisis efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan media tersebut, dan 4) menganalisis kemenarikan media yang dikembangkan.

Penelitian pengembangan ini dilakukan berdasarkan langkah pengembangan ASSURE. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas IX sekolah negeri dan swasta yang ada di kecamatan Sukoharjo yang berjumlah 4 sekolah. Sampel penelitian diambil satu kelas pada setiap sekolah yang mewakili karakterisrtik dari populasi Data diperoleh melalui angket dan tes tertulis, data dianalisis dengan menggunakan uji proporsi statistik non parametrik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) pengembangan media pembelajaran LKS IPA untuk siswa kelas IX SMP divalidasi oleh ahli media 2) karakteristik media yang dikembangkan adalah CD pembelajaran interaktif, dilengkapi audio, dan video/animasi, 3) LKS berbantuan audio visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata post test lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pre test, yaitu sebesar 1,67% dan 4) LKS yang dikembangkan memiliki unsur kemenarikan dengan kriteria baik.

(3)

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

OLEH

SUBUR SETIYO WIDODO

(TESIS)

Sebagai sarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Pendidikan

Pada

Program Studi Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

PENGEMBANGAN LKS IPA

UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(TESIS)

OLEH

SUBUR SETIYO WIDODO

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Moto

Orang Pesimis melihat kesempatan sebagai suatu bencana,

tetapi

(10)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan teruntuk:

Isteriku tercinta Nurhayati, dan anak-anakku tersayang (Anissa, Rahma dan

Rora), yang dengan penuh kesabaran telah memberikan support dalam

menyelesaikan tesis ini.

Ibu dan Bapaku tercinta, orang terkasih serta seluruh saudaraku yang juga

memberi motivasi.

(11)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian pengembangan ini dengan baik. Tesis ini berjudul “PENGEMBANGAN LKS IPA UNTUK KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK

BAHASAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA” , dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, tesis ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selalu Ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Pem,bahas II dan Konsultan serta evaluator ahli Media,

2. Dr. Herpratiwi, M.Pd selaku Sekretaris Program Pasca Sarjana dan pembimbing II.

3. Dr. Budi Kustoro, M.Pd. Selaku Pembahas I 3. Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku pembimbing I

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku konsultan dan evaluator ahli materi Biologi. 5. Kepala SMPN 1 Sukoharjo, SMPN 2 Sukoharjo, SMP PGRI 2 Sukoharjo, dan

(12)

9. Rekan-rekan dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis telah berusaha menyusun tesis ini dengan sebaik mungkin, namun jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan, penulis memohon maaf dan bersedia menerima kritik/saran yang konstruktif untuk bahan perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap kiranya tesis ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Bandar Lampung , 23 Juli 2014 Penyusun,

(13)

Halaman

2.10. Konsep LKS IPA Berbantuan Media Video Pembelajaran …………. 36

2.11. Penelitian Sejenis yang Relevan ... 37

2.12. Kerangka Berfikir ... 38

2.13. Hipotesis Penelitian ... 40

2.14. Produk Yang Dihasilkan ... 40

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan ... 41

3.2. Tempat dan Waktu Uji Coba Produk Pengembangan ... 48

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

3.4. Langkah Pengembangan LKS IPA ... 49

3.5. Metode Penelitian Tahap I ... 52

(14)

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 62

4.2. Karakteristik LKS IPA berbantuan audio visual ... 74

4.3. Pembahasan Produk Pengembangan ………... 75

4.4. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ………... ... 77

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1Simpulan ... 79

5.2Implikasi ... 80

(15)

1.1 Prestasi Belajar siswa Kelas IX Sekecamatan Sukloharjo Semester Ganjil Tahun Pembelajaran 2010/2011... 4 2.2 Kekurangan dan Kelebihan sarana pembelajaran berbantuan audio

visual ………... 29

4.1 Hasil Validasi Desain Produk Pengembangan oleh ahli media

pembelajaran ... 52 4.2 Hasil Validasi Desain Produk Pengembangan oleh ahli materi

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

Lampiran A.1 Studi Dokumentasi skor Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil

Tahun Pembelajaran 2009-2010 ... 86

Lampiran A.2 Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Belajar Yang Ada ………... 93

Lampiran A.3 Analisis Kebutuhan LKS Pengembangan Berbantuan Audio Visual Kelas IX SMP... 103

Lampiran A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 119

Lampiran A.5 Pengembangan LKS Berbantuan Audio Visual ………... 125

Lampiran A.6 Analisis Hasil Pretest Kelompok Kecil... 135

Lampiran A.7 Analisis Hasil Pretest Kelompok Terbatas... 139

Lampiran A.8 Analisis Hasil Pretest Masing-masing Sekolah... 144

Lampiran A.9 Analisis Hasil Post test Kelompok Kecil ... 159

Lampiran A.10 Analisis Hasil Post test Kelompok Terbatas ... 164

Lampiran A.11 Analisis Hasil Post Test Masing-masing Sekolah ... 169

Lampiran A.12 Analisis Uji Normalitas Sampel Penelitian... 187

Lampiran A.13 Analisis Uji Homogenitas Sampel Penelitian... 189

Lampiran A.14 Analisis Uji Proporsi Sampel Penelitian... 191

Lampiran A.15 Hasil Analisis Angket Uji Kelompok Kecil... 193

Lampiran A.16 Hasil Analisis Angket Uji Kelompok Terbatas... 195

(18)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa salah satu alat ukurnya adalah kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan adalah dengan adanya sarana penunjang pembelajaran yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi memiliki karakteristik khusus, yang berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal

objek, persoalan, dan metodenya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran

Biologi diharapkan dapat didukung dengan kegiatan ilmiah yang disebut metode

ilmiah Depdiknas dalam (Yuningsih, 2003 : 1).

Hal penting yang harus disadari ketika seorang guru mengembangkan pembelajaran Biologi adalah bahwa biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata Saptono dalam (Yuningsih, 2006 : 2).

(19)

menangkap makna secara fleksibel. Sebagai contoh, siswa dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta, namun tidak mampu menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah dihafal tersebut.

Sebagai konsekuensinya, pembelajaran biologi di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi (Saptono dalam Yuningsih, 2006 : 2).

Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang mungkin memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena, tidak menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang mungkin keliru. Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi (Saptono dalam Yuningsih, 2006 : 3).

(20)

3 membantu siswa dalam menemukan konsep pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan, dan kenyataan di lapangan bahwa LKS yang digunakan guru merupakan LKS yang dibuat oleh percetakan dan belum menggambarkan inovasi dari guru-guru tersebut untuk mengembangkan sarana pembelajaran bagi siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa siswa di beberapa SMP Negeri di Kecamatan Sukoharjo, diketahui bahwa hampir semua siswa di kelasnya memiliki LKS, tetapi LKS yang ada belum berbantuan media Audio Visual sebagai sarana membantu siswa dalam memahami konsep dari suatu obyek yang tidak dapat diamati secara langsung atau dipraktekan secara langsung. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep yang justru pada akhirnya akan membuat siswa jenuh dalam proses pembelajaran Biologi. Kondisi LKS yang ada belum sesuai dengan yang diinginkan dikarenakan LKS yang ada masih menggunakan gambar-gambar bisa yang memiliki keterbatasan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep biologi yang rumit.

(21)

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu materi IPA Biologi yang selama ini dianggap sulit bagi siswa untuk pokok bahasan Sistem Reproduksi Pada Manusia adalah memahami proses spermatogenesis dan oogenesis serta terjadinya pembuahan pada manusia.

Dari hasil studi awal penelitian diketahui bahwa siswa membutuhkan adanya suatu inovasi LKS untuk membantu pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar mereka serta meningkatkan pemahaman pada materi Sistem Reproduksi pada Manusia, hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis kebutuhan sarana pembelajaran khususnya LKS berbantuan Audio Visual. Sarana pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan LKS yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep reproduksi pada manusia. Dalam LKS pengembangan ini peneliti bermaksud merancang LKS yang berbantuan media audio visual berupa animasi maupun video pembelajaran tentang proses spermatogenesis, oogenesis, dan pembuahan atau peristiwa bertemunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina pada manusia yang dalam hal ini sulit untuk diceritakan dan tidak mungkin untuk dipraktekan.

(22)

5

IPA Biologi yang mampu memfasilitasi belajar siswa secara optimal. Karena disisi lain pada proses pembelajaran di dalam kelas guru cenderung menggunakan media pembelajaran seadanya, dimana sarana pembelajaran IPA Biologi berbantuan media audio visual belum dimiliki setiap sekolah di Kabupaten Pringsewu umumnya dan Kecamatan Sukoharjo pada khususnya, sehingga dikalangan siswa media ini merupakan sesuatu yang baru.

(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi, masalah yang timbul adalah :

1. Salah satu kendala yang dihadapi siswa Kelas IX SMP adalah sulitnya memahami materi pembelajaran Sistem Reproduksi pada manusia yang sifatnya abstrak dan proses-proses yang tidak dapat dilihat secara nyata di lingkungan.

2. Guru mengalami kesulitan untuk melakukan proses pembelajaran pada materi Sistem Reproduksi pada manusia yang sifatnya abstrak.

3. Media Pembelajaran LKS Berbantuan Audio Visual belum banyak dikembangkan oleh kalangan guru dalam rangka peningkatan efektifitas dan efesiensi pembelajaran.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengembangkan LKS IPA Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 2. Bagaimana karakteristik LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

(24)

7 4. Bagaimana kemenarikan LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara mengembangkan bahan pembelajaran LKS IPA yang

berbantuan media audio visual untuk siswa kelas IX SMP.

2. Menganalisis karakteristik LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia. 3. Menganalisis efektifitas LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas

IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

4. Menganalisis kemenarikan LKS Berbantuan Audio Visual untuk siswa kelas IX SMP Pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada Manusia.

1.5 Manfaatan Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis:

(25)

Produk pengembangan ini masuk pada kawasan pemanfaatan dan diharapkan siswa dan guru dapat memanfaatkannya secara maksimal. Sehingga bagi sekolah diharapkan LKS Berbantuan audio visual ini dapat mengatasi masalah pembelajaran untuk materi yang bersifat abstrak, dan dapat dijadikan koleksi untuk melengkapi sumber belajar di sekolah.

Bagi guru dan siswa media ini akan memberikan informasi yang nyata tentang proses spermatogenesis, oogenesis, fertlisasi dan perkembangan embrio yang ada di materi sistem reproduksi pada manusia sekaligus meningkatkan kemampuan dalam bidang Teknologi informasi dan Komputer.

b. Secara Praktis

Hasil dari penelitian adalah LKS berbantuan Audio visual ini diharapka dapat bermanfaat bagi:

Bagi sekolah diharapkan menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA disekolah.

(26)

9

(27)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pembelajaran Sains

Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan sains secara nasional. Kurikulum sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Pemahaman ini bermanfaat bagi siswa agar dapat menanggapi: i) isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika: ii) menilai secara kritis perkembangan dalam bidang sains dan teknologi serta dampaknya: iii) memberi sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi: dan memilih karir yang tepat. Oleh karena itu kurikulum sains lebih menekankan agar siswa menjadi pembelajar sejati, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran sains untuk SMP/MTs yang tercantum dalam Standar Isi Pembelajaran sains.

Tujuan pembelajaran sains di SMP/ MTS yang ada di dalam Standar Isi secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya b. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan

konsep sains serta membentuk sikap ilmiah.

c. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

(28)

11 Ruang lingkup bahan kajian Sains untuk SMP dan MTS mengutamakan bekerja ilmiah yaitu agar siswa dapat berlatih menguasai proses sains, kerja ilmiah perlu dikenalkan pada siswa. Kerja ilmiah meliputi aspek:

a. penyelidikan/penelitian b. berkomunikasi ilmiah

c. pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah d. sikap dan nilai ilmiah.

Berdasarkan Standar Isi Tujuan pembelajaran Sains tersebut maka sangat perlu adanya sarana pembelajaran salah satunya adalah LKS yang dapat membantu dan mendukung siswa untuk mencapai apa yang diharapkan oleh Standar Isi tersebut. Oleh karena itu peneliti mencoba mengembangkan LKS IPA Biologi yang penggunaannya berbantuan media audio visual berupa animasi dan video pembelajaran.

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

Hakekat belajar dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa teori yang berhubungan dengan penggunaan media serta hubungannya antara pesertan didik dengan media yang digunakan

Belajar Menurut Skinner

(29)

Sehingga dengan belajar terjadi perubahan respon. Skinner memandang anak belajar karena mengejar hadian atau pujian (operant conditioning) atau penguatan (reinforcement) yang dapat berupa nilai yang baik atau hadiah berupa barang atau lainnya.

Dengan demikian dalam belajar dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1. kesempatan terjadinya peristiwa yang memungkinkan terjadinya respon belajar

2. Respon orang yang belajar

3. Akibat yang bersifat menggunakan respon tersebut baik berupa hadiah maupun teguran atau hukuman.

Dengan demikan jika digunakan teori Skinner maka pendidik ataupun media yang digunakan harus memperhatikan dua hal penting berikut:

1. Pemilihan stimulus yang diskriminatif 2. Penggunaan penguatan

Langkah-langkah pembelajaran menurut teori conditioning operant Skinner adalah

1. Mempelajari keadaan kelas yang berkaitan dengan perilaku peserta didik 2. Membuat daftar penguat positif

3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.

(30)

13 Teori Behaviorisme

Menurut Behavioristik belajar merupakan perubahan tingkah laku, khususnya kapasitas peserta didik untuk perilaku yang baru sebagai hasil belajar. Selain itu dijelaskan bahwa perubahan tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan berbagai pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulan yang dapat mempengaruhi atau merubah kapasitas untuk merespon. Sehingga secara tidak langsung dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi antara stimulus-respon yaitu proses manusia untuk memberikan respon tertentu berdasarkan stimulus yang datang dari luar.

Proses belajar terdiri dan beberapa unsur yaitu dorongan (drive), stimulus, respon dan penguatan (reir forcement). Unsur dorongan tampak jika seseorang merasakan kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selanjutnya dorongan tersebut berinteraksi dengan lingkungan yang dalam lingkungan tersebut terdapat berbagai macam stimulus yang dapat menyebabkan berbagai macam respon dari orang tersebut. Sedangkan unsur penguatan akan memberikan tanda kepada seseorang tentang kualitas respon yang diberikan dan mendorong orang tersebut memberikan respon lagi.

Menurut Hilgrad dan Bower belajar memiliki arti : 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of experience or study. 2) to fix in the mind or

(31)

pemahaman pengalaman belajar. 2) Untuk memadukan pikiran atau ingatan siswa. 3) Untuk memperoleh pengalaman belajar. Pada dasarnya belajar adalah sebuah proses perubahan akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya.

Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan individu yang meliputi : pemahaman, ingatan, tingkah laku, dan pengolahan emosional diri. Seperti yang diungkapkan (Nurwahyuni, 2008:13) bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu, disini usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunya sebelumnya sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, mengerti, memahami dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

(32)

15 Sanjaya (2006:30) mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip belajar, khususnya prinsip berikut :

Apapun yang dipelajari siswa, maka siswa yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswa yang harus bertindak aktif.

a. Setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

b. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila memperoleh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi.

c. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti, dan

(33)

2.3 Teori Desain Pembelajaran

Reigeluth (1999: 5) mengatakan, “An instructional-design theory is a theory that

offers explisit guidance on how to better help people learn and develop”. Sebuah teori desain pembelajaran adalah sebuah teori yang menawarkan tuntunan yang tegas bagaimana membantu orang-orang belajar dan berkembang menjadi lebih baik.

Desain penelitian pengembangan ini menggunakan model ASSURE. ASSURE memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Model ASSURE merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik (Smaldino, dkk.,2008:87). Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino adalah sebagai berikut:

(34)

17 pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :

a. General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.

a. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar).

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. c. Learning Style (Gaya Belajar

(35)

pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

2. State Standards And Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan) Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.

a. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini:

1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.

2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa

(36)

19 4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.

b. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:

1. A = audience

Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.

2. B = behavior

Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.

3. C = conditions

(37)

4. D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran. 3. Select Strategies, Technology, Media, And Materials (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.

a. Memilih Strategi Pembelajaran

(38)

21 b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai. Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino yaitu:

1) Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi 2) Memilih Materi yang tersedia

3) Melibatkan Spesialis Teknologi/Media

4) Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media 5) Mengubah Materi yang ada

(39)

4. Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:

a. Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak) b. Mempersiapkan bahan

c. Mempersiapkan lingkungan belajar d. Mempersiapkan pembelajar

e. Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar) f. Preview materi, pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya. g. Siapkan bahan, pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.

h. Siapkan lingkungan, pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.

(40)

23 j. Memberikan pengalaman belajar, mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.

5. Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik) Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.

6. Evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)

Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:

a. Penilaian Hasil Belajar Siswa,

1) Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik, 2) Penilaian Hasil Belajar Portofolio

(41)

4) Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media 5) Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.

Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain:

a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.

b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.

c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.

d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.

e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai

f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua, guru, pengembang kurikulum, pengambil kebijakan.

Berkaitan dengan hal tersebut penelitian pengembangan LKS ini merupakan kegiatan mengumpulkan informasi, menganalisis data, mengembangkan produk dan melakukan uji coba.

2.4 Media Pembelajaran

(42)

25

ini setidaknya mampu untuk memotivasi belajar siswa dan mampu mengkonstruksi pengetahuan baru melalui indra penglihatan dan pendengaran. Selain hal tersebut beberapa fungsi sarana pembelajaran seperti dikemukakan Levie dan Lenzt dalam Arsyad ( 2002:16) terdapat empat (4) fungsi pembelajaran khususnya media visual yaitu : a) fungsi atensi, b) fungsi afektif, c) fungsi kognitif, d) fungsi kompentasori. Dari keempat fungsi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Fungsi Atensi

Fungsi atensi merupakan sebuah fungsi inti dimana fungsi ini akan menarik perhatian siswa terhadap materi belajar yang disajikan. Pada umumnya di awal pembelajaran siswa kurang tertarik dengan materi pelajaran hal ini diakibatkan oleh kurangnya perhatian siswa dengan apa yang di sampaikan oleh guru (Arsyad, 2002:17). Melalui fungsi atensi ini siswa diarahkan atau dibimbing untuk memperhatikan penjelasan-penjelasan materi pelajaran yang diproyeksikan melalui LCD proyektor, VCD player atau DVD player. Sehingga akan merangsang keingintahuan siswa tentang materi yang disajikan.

Fungsi Afektif

(43)

proyektor, DVD player. Kenikmatan siswa dalam menonton televisi baik itu film maupun drama komedi lebih dari kenikmatan mereka ketika mereka membaca buku pelajaran, dengan demikian melalui fungsi afektif ini kenikmatan mereka dalam dalam menonton televisi akan sama dengan ketika mereka menonton video pembelajaran yang disajikan sedemikian rupa sehingga memiliki ketertarikan yang sama (Arsyad, 2002:18).

Fungsi Kognitif

Pada umumnya siswa akan lebih lama mengingat apa yang mereka lihat secara langsung dan apa yang mereka dengarkan (Arsyad, 2002:18), fungsi inilah yang berperan di dalam media audio visual pembelajaran, selain mereka melihat mereka juga mendengarkan secara langsung tentang materi yang disajikan, maka dengan sendirinya mereka telah mengkonstrusikan materi pelajaran di dalam pemikiran siswa.

Fungsi Kompensori

(44)

27

untuk memudahkan mereka mempelajari materi Sistem Reproduksi pada manusia.

2.5 Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

• Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran.

• Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran.

•Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Bahan ajar jenisnya ada bermacam-macam di antaranya adalah :

(45)

 Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar yang penggunaanya menggunakan indra pendengaran, yaitu ditangkap dalam bentuk suara. Contohnya seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio

 Bahan ajar audio visual, yaitu bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran dan indra penglihatan. Contohnya seperti video compact disk, film.

 Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia

pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

2.6 Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu bahan ajar yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu (Dhari, 2003 : 32). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar (Darmojo dan Kaligis, 2001 : 26).

(46)

30 dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa; (2) mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan; (3) mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Sedangkan prinsipnya menurut Dhari (2003 : 47) meliputi: (1) tidak dinilai sebagai dasar perhitungan raport, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan; (2) mengandung permasalahan; (3) sebagai alat pembelajaran; (4) mengecek tingkat pemahaman, pengembangan dan penerapannya; (5) Semua permasalahan sudah terjawab dengan benar setelah selesai pembelajaran.

LKS terdiri dari beberapa komponen dalam susunan isinya yaitu : (1) ringkasan materi yang merupakan penjabaran dari pokok bahasan, isinya singkat dan padat sehingga materi pada pokok bahasan tersebut dapat tercakup semua; (2) lembar kegiatan siswa yang berisi contoh-contoh soal dan penyelesaiannya, latihan soal, eksperimen/demonstrasi dan soal-soal evaluasi (Yuningsih, 2006 : 6).

(47)

Ada beberapa langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:

1. Menganalisis kebutuhan instruksional yang menghasilkan perilaku- perilaku umum yang dibuat dalam bentuk Standar Kompetensi (SK).

2. Menganalisis tujuan instruksional dengan menjabarkan perilaku-perilaku umum dari SK menjadi perilaku-perilaku khusus yang menghasilkan perilaku-perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa.

3. Menganalisis karakteristik siswa dan lingkungan menghasilkan perilaku- perilaku khusus yang sudah dimiliki oleh siswa.

4. Merumuskan Kompetensi Dasar (KD) yang diperoleh dariperilakuperilaku khusus yang diharapkan dan perilaku-perilaku khusus yang sudah dimiliki siswa. Dalam merumuskan KD harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat yang baik dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

b. Dalam merumuskan KD harus mencakup format ABCD dan TIK harus ditulis dengan jelas dan detail.

5. Membuat alat evaluasi dengan menggunakan Tes Acua Patokan berupa butir tes, di mana1 KD minimal diuji dengan 1 butir tes.

(48)

32

7. Membuat bahan ajar

a. Pengumpulan materi. Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dan pastikan pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan/materi dan buat rincian tugas yang harus dilaksanakan siswa. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan materi yang sudah tersedia (menyusun).

b. Cek dan penyempurnaan. Ada empat variabel yang harus dilihat sebelum LKS dapat dibagikan kepada siswa, yaitu:

1. Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional.

2. Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional.

3. Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Kejelasan penyampaian, meliputi keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan ruang untuk mengejakan tugas.Untuk langkah penyempurnaan, mintalah komentar siswa, kemudian lakukan evaluasi dan perbaikan seperlunya

(49)

siswa, dengan melihat aturan penulisan atau pembuatan LKS yang selanjutnya diberi inovasi agar lebih menarik dan menambah semangat belajar siswa.

2.7 LKS Berbantuan media Audio Visual

Tujuan dari proses pembelajaran adalah dapat merubah sikap dan perilaku dari seseorang. Untuk mencapai itu maka proses pembelajaran harus diupayakan dengan berbagai metode dan sarana pembelajaran yang mendukung. Pada konteks penelitian ini sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual adalah suatu sarana pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menambah pengetahuan mereka atau memudahkan mereka dalam memahami konsep-konsep materi pembelajaran yang termuat di dalam bahan tersebut melalui indra penglihatan dan pendengaran. Bentuk dari media pembelajaran sangat bervariatif, mulai dari bentuk modul, audio, audio visual, modul yang dilengkapi audio visual, dan masih banyak bentuk-bentuk lain dari media pembelajaran ini. Pada penelitian ini akan lebih banyak dibahas mengenai penggunaan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual yaitu berupa animasi dan video pembelajaran.

(50)

34 dapat digunakan dengan baik. Adapun media yang diperlukan dalam sarana pembelajaran ini dapat berupa “ LKS yang dikolaborasikan dengan kepingan CD (Compact Disc) yang di dalamnya memuat animasi dan video pembelajaran yang ditampilkan melalui laptop dan LCD.

2.8 Karakteristik LKS Yang Berbantuan media Audio Visual

Sebagai sebuah sarana pembelajaran, LKS yang berbantuan media audio visual mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Secara umum media ini mempunyai karakteristik yaitu :

a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan. b. Mampu menampilkan gambaran benda/obyek yang sangat tidak

mungkin dilihat secara langsung maupun dipraktekan secara langsung karena beberapa alasan.

c. Mampu mempersingkat proses. d. Memungkinkan adanya rekayasa.

(51)

Tabel 1. Kekurangan dan kelebihan sarana pembelajaran berbantuan media audio visual

Sarana pembelajaran LKS IPA Yang Berbantuan media Audio visual

Kelebihan Kekurangan

a. Dapat menstimulir efek gerak. b. Dapat diberi suara maupun warna. c. Tidak memerlukan ruang gelap

dalam penyajiannya.

d. Dapat diputar ulang, diberhenti kan sebentar.

a. Memerlukan peralatan TIK dalam penyajiannya.

b. Memerlukan tenaga listrik.

c. Memerlukan keterampilan khusus dalam penyajiannya.

d. Sulit dibuat interaktif.

Sumber: Arsyad (2009: 49)

2.9 Desain Pengembangan LKS IPA dengan Berbantuan media Audio visual.

Pengembangan LKS yang berbantuan media Audio visual digunakan untuk menghasilkan suatu LKS yang inovatif yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa, produk pengembangan LKS yang dihasilkan akan diuji cobakan untuk mengetahui keefektifan dari produk tersebut dalam meningkatkan prestasi

belajar. Pada pengembangan LKS ini, langkahnya mengacu pada teori Gall and Borg , (2003:573) dengan langkah sebagai berikut:

1. Membaca literatur penelitian yang relevan. 2. Merencanakan tujuan

(52)

36 7. Penyempurnaan Produk Utama

Langkah – langkah tersebut merupakan garis besar pengembangan produk, secara rinci langkah pengembangan tersebut akan di jabarkan di BAB III.

2.10 Konsep LKS IPA Yang Berbantuan media Audio Visual untuk pembelajaran

Standar Kompetisi

Pada pengembangan sarana pembelajaran berbantuan media audio visual ini Standar Kompetensi yang akan diambil adalah “Memahami Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia”.

Kompetensi Dasar

Sedangkan Kompetensi Dasar yang diambil adalah “Mendeskripsikan Sistem Reproduksi dan Penyakit yang berhubungan dengan Sistem Reproduksi Pada Manusia”.

Indikator

Indikator yang digunakan mengukur keberhasilan atau ketercapaian suatu proses pembelajaran pada pengembangan sarana pembelajaran LKS yang berbantuan media audio visual ini dirumuskan sebagai berikut :

(53)

b. Mendeskripsikan fungsi sistem reproduksi pada manusia.

c. Mendiskripsikan peristiwa pembuahan (fertilisasi) pada manusia. d. Mendeskripsikan pentingnya menjaga kesehatan organ sistem

reproduksi pada manusia. Tujuan Pembelajaran

Dari perumusan kompetensi dasar dan indikator maka tujuan dari pembelajaran ini adalah siswa dapat :

a. Mengidentifikasi organ reproduksi pada manusia.

b. Mendeskripsikan fungsi organ reproduksi pada manusia. c. Menjelaskan tahap-tahap reproduksi pada manusia. d. Menjelaskan proses pembuahan (fertilisasi) pada manusia

e. Mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem Reproduksi Manusia.

2.11 Penelitian Sejenis Yang Relevan

(54)

38

Kemudian penelitian yang di lakukan oleh Tri Wahyu Handoyo (2011 : 107) dengan judul Pengembangan Media Interaktif Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas Kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Menyimpulkan bahwa “ untuk membelajarkan materi tentang sistem pencernaan, sistem ekskresi dan sistem

reproduksi pada manusia,dengan menggunakan media interaktif lebih efektif untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan rata-rata nilai tes formatif 78,12

dibandingkan dengan menggunakan media lain yang rata-rata nilai tes formatifnya

72,80, juga dibuktikan dengan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak, dimana t hitung =

1,915 > t table = 1,664, dan media interaktif yang dikembangkanjuga memiliki unsur

kemenarikan yang baik.

2.12 Kerangka Pikir

(55)

siswa akan memperoleh lebih banyak pengalaman belajarnya dan akan tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Prinsip penyampaian pembelajaran adalah bahwa seorang guru dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki pemahaman pengetahuan dan ketrampilan dalam menyajikan materi pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep pembelajaran yang disampaikan. Pemilihan sarana pembelajaran ini berdasarkan pada karakteristik media pembelajaran, yang memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah :

a. Mampu menstimulir efek gerak

b. Mampu menampilkan benda nyata dalam bentuk tiga dimensi c. Tidak memerlukan ruang khusus dalam penggunannya d. Dapat diputar ulang atau diberhentikan sejenak

e. Dapat memunculkan suara layaknya guru di dalam ruang kelas.

(56)

40 Dari kajian pustaka tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa sarana pembelajaran berbantuan media audio visual ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi IPA.

2.13 Hipotesis Penelitian

2.13.1 LKS Berbantuan audio visual yang dikembangkan lebih efektif untuk membelajarkan materi-materi yang sifatnya abstrak dan sulit dicari contoh nyata di sekitar siswa, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media lain

2.13.2 LKS Berbantuan audio visual yang dikembangkan lebih menarik, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media lain.

2.14 Produk yang Dihasilkan

Produk akhir yang dihasilkan dari pengembangan LKS ini adalah sarana pembelajaran LKS IPA yang berbantuan media audio visual dan untuk

(57)

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian Pengembangan

Pada penelitian pengembangan media pembelajara LKS IPA ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu produk bahan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dan memvalidasinya. Produk yang dihasilkan berupa LKS pengembangan akan diujicobakan untuk mengetahui keefektifan dari produk tersebut dalam meningkatkan prestasi belajar.

Desain Penelitian pengembangan ini menggunakan Desain Model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

- Analyze Learners

– States Objectives

– Select Methods, Media, and Material

– Utilize Media and materials

– Require Learner Participation

– Evaluate and Revise

Adapun langkah-langkah penerapan model ASSURE dalam materi adalah : 1. Analyze Learners (Analisis Pelajar)

(58)

42 ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain

(59)

logis dan kritis serta mampu menanggapi permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar amat diperlukan dalam pengembangan pembelajaran.

1. States Objectives (Menyatakan Tujuan)

Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD.

Standar Kompetensi : 4. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

• Mengidentifikasi dan memahami fungsi bagian-bagian reproduksi pada manusia

• Menjelaskan tahap-tahap reproduksi pada manusia

• Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

• Mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi pada manusia.

3. Select Methods, Media, and Materials (Pemilihan Metode, Media dan Bahan Ajar).

(60)

44 Proses pemilihannya melibatkan dua langkah.

a. Memilih Metode

Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa.

Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk materi yang membutuhkan pemahaman siswa

(61)

untuk mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas IX adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu penanaman nilai karakter yang harus di miliki oleh siswa.

Metode simulasi dilakukan dalam bentuk peserta didik mensimulasikan ataupun mendemonstrasikan contoh-contoh yang terdapat dalam materi. Metode simulasi ini sangat baik untuk memudahkan para siswa menggunakan memori jangka panjangnya (LTM) dalam memahami suatu konsep ataupun contoh-contoh

kongkret sebuah materi sehingga dari simulasi tersebut para siswa bisa mengambil sebuah kesimpulan dari materi yang ada

b. Memilih Format Media dan bahan ajar

Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media dan bahan ajar yang di guna kan berupa:

LKS pengembangan berbantuan audio visual, yaitu dengan menyusun LKS yang kemudian di padukan dengan video animasi yang disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran. Video animasi yang digunakan berupa animasi

(62)

46 LKS yang disusun tersebut kemudian di uji cobakan pada siswa obyek penelitian yaitu kelompok kecil kelompok terbatas. Hasil dari uji ciba tersebut kemudian dilakukan revisi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. 2. Utilize Media and Materials (Penggunaan Media dan bahan)

Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari belajar yang berpusat pada guru ke siswa meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan bahan ajar sendiri. Sebelum dimulainya pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu pemakaian LKS berbantuan audio visual dengan menggunakan media LCD. LCD proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan membagikan printout LKS yang telah disusun sesuai dengan materi pembelajaran yang akan di pelajari. Bahan ajar yang disiapkan sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

3. Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar di dalam kelas)

(63)
(64)

48 nyata selain itu guru memiliki tujuan agar siswa bisa menumbuhkan nilai karakter antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 4. Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)

Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi. Kegiatan ini berfungsi untuk mengukur prestasi siswa Penilaian terhadap siswa dilakukan oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

3.2.Tempat Dan Waktu Uji Coba Produk Awal Pengembangan

Uji coba produk awal pengembangan dilaksanakan pada bulan Februari 2012, di empat Sekolah Menengah Pertama yang menjadi sampel penelitian di Kecamatan Sukoharjo

3.3.Populasi Dan Sampel Penelitian

(65)

3.4. Langkah Pengembangan LKS

Gambar 1. Bagan desain pengembangan LKS Tahap Pertama : Studi Pendahuluan

Analisis Kebutuhan

Tahap Kedua : Perencanaan

Merumuskan Kompetensi Dasar Merumuskan indikator Pembljrn

Tahap Ketiga : Mengembangkan Produk Awal

Menyusun LKS (LKS)

Memilih Audio Video Pembelajaran yang akan digunakan

Memadukan LKS dan Audio-Video Pembelajaran yang telah dpilih

Editing

Finishing

Tahap Ke empat : Validasi Produk Awal

Validasi Ahli Materi Validasi Ahli Media

Tahap Kelima : Ujicoba Produk

Ujicoba Kelompok Kecil Ujicoba Kelompok Terbatas Uji Lapangan Terbatas

Revisi Revisi Revisi

Tahap Ke – enam

(66)

50

Dari bagan tersebut pada tahap pertama pengembang melakukan studi awal penelitian. Studi awal penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan bahan belajar siswa. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan studi dokumentasi serta angket kebutuhan bahan belajar siswa. Pada tahap kedua, dari hasil analisis studi dokumentasi hasil ulangan semester genap di kelas IX, peneliti menganalisis kompetansi dasar sampai pada indikator materi pembelajaran yang kurang dikuasai oleh siswa, dari hasil analisis tersebut peneliti merumuskan keberhasilan penelitian.

Setelah tahap pertama hingga tahap kedua diselesaikan selanjutnya adalah tahap ketiga yaitu proses pembuatan produk, di mulai dari menyusun LKS, memilih audio video yang akan dipakai hingga pada finishing produk pengembangan. Setelah bahan belajar LKS IPA berbantuan media audio visual sudah dalam bentuk kepingan disk, produk awal pengembangan sebelum di validasi oleh ahli media pembelajaran, selanjutnya adalah tahap keempat pengembangan yaitu memvalidasi produk kepada orang yang ahli dibidangnya dalam hal ini adalah ahi materi pembelajaran dan ahli media pembelajaran, setelah mendapatkan saran dari para ahli dan produk hasil pengembangan tersebut telah direvisi maka produk tersebut disebut dengan produk awal pengembangan.

(67)

a. Uji Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan pada beberapa siswa yang sudah ditentukan untuk mengetahui kemenarikan dari desain Media pembelajaran berbantuan audio visual.

b. Uji Kelompok Terbatas

Uji kelompok terbatas dilakukan setelah ada revisi dari uji kelompok kecil sehinngga media pembelajaran yang diujikan adalah hasil revisi dari media pembelajaran sebelumnya.

c. Uji Lapangan Terbatas.

(68)

52 3.5 Metode Penelitian Tahap I

Studi Awal Penelitian

Studi awal penelitian dilakukan dengan melakukan studi dokumentasi dan angket tanggapan siswa terhadap bahan belajar IPA yang sudah ada di sekolah masing - masing.

Sampel Studi Awal Penelitian

Pada studi awal penelitian, sampel yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan belajar yang sudah ada adalah 1) Siswa di kelas IX SMP Negeri 1 Sukoharjo, 2)Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sukoharjo 3)Siswa kelas IX di SMP PGRI Sukoharjo 4)Siswa kelas IX di SMP Islam Al Munir Sukoharjo dari masing – masing sekolah tersebut di ambil sebanyak 10 siswa sebagai responden

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian tahap I ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan belajar yang ada pada setiap sekolah yang menjadi sampel penelitian.

3.5.1 Perencanaan Desain Pengembangan

(69)

menyesuaikan dengan isi materi yang dimuat, sehingga pembelajaran menggunakan media belajar LKS IPA berbantuan media audio visual akan tepat guna. Sehingga proses pembelajaran dengan sarana belajar LKS IPA berbantuan media audio visual akan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3.5.2 Validasi Desain Pengembangan

Validasi desain merupakan proses penilaian terhadap desain pengembangan yang telah dirancang, apakah desain yang telah dirancang tersebut dapat menjawab tujuan pengembangan media pembelajaran LKS IPA berbantuan media audio visual atau sebaliknya.Validasi yang dilakukan oleh ahli masih bersifat rasional dan berdasarkan pengalaman para ahli media dan ahli materi pada pembelajaran IPA untuk siswa kelas IX sekolah menengah pertama. Validasi desain media pembelajaran dilakukan oleh seorang yang telah bergelar master pendidikan pada teknologi pendidikan dan validasi materi pembelajaran dilakukan oleh dosen pembimbing selaku dosen fakultas pendidikan pada jurusan IPA

(70)

54 kepada validator merupakan produk awal pengembangan, setelah produk awal direvisi maka produk hasil revisi disebut dengan produk utama pengembangan.

3.6 Metode Penelitian Tahap II

Model Rancangan Eksperimen

Untuk mengetahui apakah produk utama pengembangan efektif digunakan sebagai bahan belajar mandiri maka rancangan penelitian yang dilakukan ditunjukkan bagan berikut :

Gambar 2. Model Rancangan Eksperimen

3.6.2 Populasi Dan Sampel Uji Lapangan Terbatas

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IX sekolah menengah pertama di Kecamatan Sukoharjo. Dari populasi yang ada di Kecamatan Sukoharjo, penarikan sampel penelitian dengan menggunakan cluster random sampling, dengan cara mengelompokkan masing – masing satu

(71)

untuk setiap sekolah, hal tersebut dilakukan karena jumlah kelas yang tersebar di tiap sekolah tidak sama dan tidak merata jumlah siswanya.

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang berkaitan dengan produk pengembangan dan tes tertulis yang dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa sesudah menggunakan produk pengembangan.

Uji Kelompok Kecil

Pada uji kelompok kecil sampel yang akan diambil sebanyak enam siswa dengan kriteria tiga siswa memiliki nilai di bawah rata – rata kelas dan tiga siswa memiliki nilai di atas rata – rata nilai kelas, pada setiap sekolah yang menjadi sampel penelitan. Kelompok tersebut diberikan angket serta proses pembelajaran menggunakan produk pengembangan, dimana angket bertujuan untuk mengetahui hasil peningkatan prestasi belajar siswa melalui LKS IPA dengan berbantuan media audio visual.

Uji Kelompok Terbatas

Pada uji kelompok terbatas sampel yang diambil sebanyak dua belas siswa, dengan kriteria pengambilan sampel sama dengan uji kelompok kecil, dengan membagi menjadi dua kategori yaitu siswa dengan nilai di bawah rata – rata kelas dan siswa dengan nilai di atas rata – rata kelas pada setiap

(72)

56 sekolah yang menjadi sampel penelitan. Pada pelaksanaan uji kelompok kecil juga bertujuan untuk mengetahui hasil peningkatan prestasi belajar siswa melalui LKS IPA dengan mengkolaborasikan audio visual.

Uji Lapangan Terbatas.

Pada uji lapangan terbatas, hampir sama dengan uji pada kelompok kecil maupun kelompok terbatas, namun yang membedakan pada uji lapangan terbatas adalah subjek penelitian tidak dibagi kelompok berdasarkan nilai rata – rata kelas, akan tetapi satu kelas siswa di kelas IX pada sekolah yang menjadi sampel penelitian, dengan diberikan angket tanggapan terhadap produk pengembangan dan diberikan tes akhir pembelajaran. Pada uji lapangan terbatas hasil angket dan hasil tes akhir pembelajaran digunakan untuk mengetahui persentase efektifitas penigkatan prestasi belajar IPA siswa di kelas IX, sehingga produk pengembangan dapat digunakan lebih luas.

3.6.4 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

(73)

Untuk hal ini angket yang diberikan pada responden (siswa) memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan.

Sedangkan butir soal pre-tes dan pos-tes bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi antara produk yang dikembangkan dengan peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Reproduksi pada Manusia pada bidang studi IPA

Kriteria pengembangan instrumen angket mengacu pada dua faktor utama yaitu : 1) aspek manfaat 2) aspek tampilan atau sajian. Sedangkan untuk butir tes mengacu pada beberapa indikator keberhasilan pembelajaran IPA. Sebelum angket dan soal tes diberikan untuk menguji produk pengembangan, terlebih dahulu dilakukan validasi instrument, hal ini dilakukan untuk mendapatkan angket dan butir tes yang baik sehingga hasil dari penelitian yang akan dilakukan dapat dikatakan baik.

(74)

58 3.6.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data hal tersebut dilakukan karena terdapat dua alat untuk pengambilan data yaitu angket tanggapan siswa terhadap bahan belajar LKS IPA berbantuan media audio visual dan tes akhir pembelajaran. Untuk analisis data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa dianalisis dengan menggunakan skala rating numerik, sedangkan data yang diperoleh dari hasil tes akhir pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik uji proporsi satu kelompok.

Skala Rating Numerik

Data – data yang didapat melalui hasil angket selanjutnya dianalisis menggunakan skala rating numerik, menurut ( Sukardi 2009:170) skala ini menggunakan kriteria penskoran sebagai berikut:

a. Skor 1 untuk kategori sangat tidak setuju/sangat tidak sesuai b. Skor 2 untuk kategori tidak setuju/tidak sesuai

c. Skor 3 untuk kategori setuju/sesuai.

d. Skor 4 untuk kategori sangat setuju/ sangat sesuai.

Dari kriteria tersebut data yang diperoleh selanjutnya dikategorikan kedalam beberapa kategoti berikut

(Sukardi 2009:170),

(75)

b. Produk layak untuk digunakan

c. Produk kurang layak untuk digunakan d. Produk tidak layak untuk digunakan.

Untuk menentukan apakah hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat dikategorikan dengan kategori tersebut, maka persepsi responden

dianalisis dengan menggunakan rumus (Sugiyono,2009:143)

� = � � � �

� × %

Jumlah persepsi responden yang diperoleh selanjutnya dibagi dengan kategori yang ada untuk menyatakan tanggapan responden tersebut.

Uji Normalitas

Sebelum melakukan analisis data yang diperoleh melalui hasil

pos-tes, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan distribusi sampel penelitian. Uji normalitas sampel penelitian ini dilakukan dengan statistik non parametrik dengan menggunakan program SPSS versi 17, dan menggunakan metode sampel Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis pada uji normalitas adalah

(76)

60 Pengambilan keputusan pada uji normalitas ini berdasarkan pada besaran probabilitas atau asymp. Sig (2-tiled ), karena uji asymp, sig

( 2-tileddilakukan pada dua sisi ) maka nilai α = 5% dibagi dua sehingga

nilai α yang digunakan adalah α = 0,025, dengan demikian kriteria uji

hipotesis adalah:

H0 diterima jika nilai signifikansi, atau nilai probabilitas < 0,025. H0 ditolak jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,025. Jika semua sampel memiliki nilai variabel lebih besar dari nilai α (0,025) maka dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian yang diambil berdistribusi normal.

Uji Homogenitas

Untuk mengetahui sampel yang di ambil memiliki kesamaan, sehingga produk yang dihasilkan dapat di generalisasikan untuk siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama. Uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Dari tabel analisis yang diperoleh diketahui jumlah kuadrat,derajat kebebasan, rata – rata kuadrat serta nilai F hitung dan nilai sig.

Untuk hipotesis pengujian bahwa :

Gambar

Tabel 1. Kekurangan dan kelebihan  sarana pembelajaran berbantuan media audio visual
Gambar 1.     Bagan desain pengembangan LKS
Gambar 2.  Model Rancangan Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

In stretta relazione con i predescritti investitori e finanziatori operano due figure che hanno acquisito importanza cruciale all’interno del settore immobiliare: l’

HUBUNGAN KOLEKSI TERCETAK PERPUSTAKAAN DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI SMA NEGERI 4 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

a) Setelah player menyelesaikan permainan, kemudian dilanjutkan dengan memainkan permainan pada level selanjutnya atau player mengirim pesan untuk melakukan play next level

Berbagi pengetahuan yang dilakukan pustakawan Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka membuat organisasi ini akan terus belajar untuk tetap hadir dan

Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara data SPL Modis dengan SPL observasi dimana data SPL observasi memberikan nilai suhu lebih tinggi daripada SPL

Nilai paparan konsentrasi NMHC untuk wilayah padat lalu lintas tertinggi selama 3 tahun terakhir di Jawa Tengah untuk area padat lalu lintas adalah Kota Salatiga dengan

keterlibatan aparat yang bertindak selaku pihak keamanan dari perusahaan berhadapan dengan masyarakat dan warga sekitar lokasi tambang.Tidak dapat dipungkiri bahwa