• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN

GEDONGTATAAN

KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

Oleh

SUSILAWATI

Berdasarkan observasi awal di SDN 3 Negeri sakti dalam pembelajaran PPKn diketahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV masih rendah dan masih banyak yang di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes dengan teknik data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PPKn. Hal ini ditunjukan data di mana pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan nilai 52 kategori kurang aktif dan pada siklus II menjadi 83 kategori sangat aktif. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I 45% mrningkat 45% menjadi 90% pada siklus II.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Susilawati, anak pertama dari 4 bersaudara, lahir di Negerisakti,

1 Januari 1976 dari pasangan Ayahanda bernama Haiyun (alm) dan Ibunda

Emdalati. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri 1 Bernung pada tahun 1984,

penulis melanjutkan ke SMPN 1 Gedongtataan lulus pada tahun 1992. Pada tahun

1995 penulis menyelesaikan SMEA Negeri 1 Tanjungkarang. Penulis menikah

pada tahun 1997 dengan Hasan Hidayat dan dikaruniai 5 orang putera. Kemudian

pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 PGSD SKGJ dalam

(7)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Dengan segenap cinta aku persembahkan karya sederhana ini untuk:

suamiku tercinta yang selalu mendampingi dan memberi motivasi demi keberhasilanku.

Anak-anaku tersayang yang selalu menjadi motivasiku terima kasih mama sayang kalian semua

Teman-teman sejawat yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.

Almamaterku, Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

(8)

Moto

Jangan Pernah mengeluh karena keadaan

Tetapi

(9)

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar PPKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Siswa Kelas IV SDN 3 Negerisakti Kecamatan Gedongtataan Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014” dapat diselesaikan.

Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama

kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi kelancaran

administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD

Universitas Lampung yang telah memberi persetujuan kepada penulis

(10)

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah

membimbing dengan sabar dan penuh kasih sayang sampai skripsi ini

terselesaikan.

5. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah

memberikan saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung yang telah

memberi ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Ibu Evi Sri Mardiati, S.Pd., selaku Kepala SDN 3 Negerisakti yang telah

memberi ijin penelitian.

8. Semua Dewan Guru SDN 3 Negerisakti Kabupaten Pesawaran, atas

kerjasama dan bantuannya.

Pesawaran, Mei 2014

(11)

DAFTAR ISI

BAB III METODE PENELITIAN A.Setting Penelitian………. 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I ………... 26

B. Hasil Penelitian Siklus II………...………. 31

(12)

Halaman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 40

B. Saran………. 40

DAFTAR PUSTAKA ……….. 42

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Hasil Ulangan PPKn Semester Ganjil Kelas IV ……….. 2

3.1Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa ……….. 20

3.2Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa ………. 21

3.3Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru……… 22

3.4 Rubrik Penilaian Kinerja Guru…...……….. 22

3.5 Hasil Belajar Siswa……… 23

3.6Kreteria Aktivitas Siswa………. 24

4.1Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I……… 28

4.2Kinerja Guru Siklus I ……….. 29 4.3Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I……….………. 30

4.4 Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….………... 33

4.5Kinerja Guru Siklus II……….………. 34

4.6Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II……….. 35

4.7 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa………. 36

4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa……….. 37

(14)
(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian……….. 15

2. Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa ……….. 37

3. Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ……… 38

4. Grafik Rekapitulasi Kinerja Guru……….. 38

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan lembaga sosial yang sangat penting. Menurut Mulyati (2005: 1)

mengatakan pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia.

Sebagai suatu proses pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu saat saja akan tetapi

berlangsung secara berkelanjutan tanpa dibatasi adanya usia yang biasanya disebut

dengan istilah pendidikan seumur hidup (long life education). Pendidikan menjadi suatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu

bersaing dengan sesamanya. Selanjutnya menurut Trianto (2009: 1) Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, proses pembelajaran di sekolah,

khususnya di Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk

mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, cakap,

mandiri serta kreativitas seperti kemampuan berpikir, bereksplorasi dan bereksperimen

(17)

2

Depdiknas (2005 :17) Pasal 19 tahun 2005 menyebutkan: proses pembelajaran pada

satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, melihat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berdasarkan refleksi dari pembelajaran yang berlangsung selama ini guru cenderung

menggunakan metode ceramah. Guru lebih banyak memberikan materi pelajaran

melalui metode ceramah, sedangkan siswa hanya pasif dan mendengarkan, sehingga

pembelajaran terkesan membosankan dan membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam

mengikuti proses pembelajaran. Kurang bervariasinya guru dalam menggunakan

metode, model, dan media pembelajaran membuat siswa tidak memiliki minat dalam

mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan penelusuran dokumen hasil belajar PPKn siswa kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 3 Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, diketahui

pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014, dari 20 orang siswa hanya 6 orang

siswa yang mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal. . Data selengkapnya

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 1 Hasil Ulangan PPKn Semester Ganjil Siswa Kelas IV

No Rentang Nilai Banyaknya Siswa Persentase (%) kreteria

1 ≥65 6 30% Tuntas

2 <65 14 70% Belum Tuntas Jumlah 20 orang 100,00

Sumber: Nilai PPKn Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan tabel diketahui dari 20 orang siswa, hanya 6 orang siswa (30%) yang tuntas

(18)

3

tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran di

Sekolah Dasar Negeri 3 Negerisakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran,

tidak sesuai dengan harapan.

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar salah satunya dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan,

jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Siswa dapat saling membantu

dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dihadapi, aktif membantu dan

memotivasi semangat untuk berhasil bersama. Sebagai mana dinyatakan Murni (2012:

35) melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD aktivitas dan hasil belajar siswa

dapat ditingkatkan.

Trianto (2010: 68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana, dimana Siswa ditempatkan dalam tim belajar yang

beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerjanya,

jenis kelamin dan suku.

Faridli (2011: 59) unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah (1) siswa bekerja

sama dalam kelompok, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya, (3) siswa harus melihat bahwa semua memiliki tujan yang sama, (4)

siswa berbagi tugas dan bertanggung jawab dengan kelompoknya, (5) siswa akan

dikenakan evaluasi atau diberi penghargaan yang juga dikenakan untuk semua anggota

kelompok, (6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

(19)

4

mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok

kooperatif.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan memperbaiki pembelajaran melalui

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “peningkatan aktivitas dan hasil belajar

PPKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV SDN 3

Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran TP 2013/2014”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan

sebagai berikut.

1. Siswa pasif pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Kurang tepatnya guru menggunakan model pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran tidak menarik perhatian siswa.

3. Rendahnya hasil belajar PPKn siswa dikarenakan siswa kurangnya konsentrasi

dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya

dibatasi pada: Aktivitas dan hasil belajar PPKn kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri

Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, pada semester ganjil Tahun

Pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

(20)

5

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar PPKn melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3

Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar PPKn melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3

Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar PPKn melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti,

Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran?

2. Meningkatkan hasil belajar PPKn melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti,

Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 3 Negeri Sakti, Kecamatan Gedongtataan,

Kabupaten Pesawaran adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peserta didik

1. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena dapat berkomunikasi

(21)

6

2. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan

dalam kerangka tema yang jelas.

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan sehingga

hasil belajar dapat meningkat.

4. Siswa dapat meraih nilai yang baik setelah berakhirnya pembelajaran.

b. Bagi Guru dan Sekolah

1. Menambah pengetahuan guru tentang model kooperatif tipe STAD.

2. Memberi masukan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan,

dan melakukan penilaian dalam pembelajaran.

3. Memberi keterampilan kepada guru dalam merefleksi pembelajaran.

4. Memberi kesempatan kepada sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dalam

mengatur dan melaksanakan pendidikan secara utuh dan mandiri,

5. Memberikan kebebasan yang lebih bagus kepada pelaksana pendidikan di

lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan

(22)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru melakukan

aktivitas mengajar. Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama

proses pembelajaran, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan

yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. Aktivitas belajar dalam penelitian

ini meliputi aktif dalam kelompok, memperhatikan penjelasan guru, mempersentasikan

hasil diskusi, bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar.

Menurut Hamalik (2001: 28) aktivitas belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman

(2003: 22) aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan guru dan siswa

dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud disini penekanannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

tercipta suatu pembelajaran aktif.

Trinandita dalam Mulyati (2005: 9) menyatakan bahwa, hal yang paling mendasar yang

dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa.

(23)

8

menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Dari uraian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam aktivitas belajar terjadi dua proses

yaitu perubahan tingkah laku pada pada diri seseorang yang sedang belajar dan interaksi

dengan lingkungannya baik berupa pribadi, fakta dan sebagainya, yang menggunakan

strategi kognitif dalam proses pembelajaran.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar akan tampak pada setiap

perubahan pada aspek-aspek, sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan

perilaku kerja yang lebih baik khususnya dalam mata pelajaran PPKn siswa tidak lagi

memperoleh nilai di bawah KKM 65.

Menurut Djamarah (2000: 45) hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan

menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada

aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,

hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Sedangkan menurut Menurut

Slameto (2003: 3) belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif

positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan

proses kognitif dan melalui beberapa tahap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil atau pencapaian yang diperoleh seorang anak setelah melewati proses

(24)

9

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar yang tinggi atau

rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam

proses pembelajaran tersebut.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sistem pengajaran yang memberi

kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran kelompok

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa

dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

Menurut Taniredja (2011: 55) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajarn dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil dimana tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama teman dalam tugas-tugas yang berstruktur. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Sedangkan menurut Trianto (2010: 56-57) setiap siswa yang ada dalam kelompok

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda.

(25)

10

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, yang tiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang, dengan tujuan yang sama untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar baik individu maupun kelompok.

2. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran dalam bentuk kerja

sama antara siswa yang dibentuk dalam kelompok-kelompok, saling ketergantungan

dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

Menurut Trianto (2009: 68) pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal.

Menurut Ibrahim (2000: 10) model pembelajaran kooperatif tipe STAD, merupakan

model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dibagi dalam

kelompok kecil yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Stah dalam Taniredja

(2011: 59) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: (1) belajar

bersama dengan teman, (2) terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan

pendapat antar anggota, (4) belajar dari teman sendiri dan kelompok, (5) belajar dalam

kelompok kecil, (6) saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan diambil bersama,

(26)

11

Berdasarkan pengertian di atas model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang bekerja

sama saling membantu.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Trianto (2009: 69) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai beikut:

a. Perangkat pembelajaran

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran

antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, beserta lembar

jawabannya.

b. Membentuk Kelompok Kooperatif

Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok

dengan kelompok lain relatif homogen.

c. Pengaturan Tempat Duduk

Mengaturan tempat duduk dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran

kooperatif.

d. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD terlebih

dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal

individu dalam kelompok.

Menurut Taniredja (2013: 64) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD

(27)

12

a. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar jawaban.

b. Membentuk kelompok kooperatif tipe STAD, disini siswa dibentuk kelompok secara heterogen, yang bila memungkinkan ada perbedaan ras, suku, jenis kelamin, tingkat kemampuan dan daya pikir yang berbeda. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar dan akademik.

c. Menentukan skor awal, skor awal adalah nilai tes ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada tes kedua.

d. Mengatur tempat duduk, tempat duduk diatur perkelompok yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

e. Kerja kelompok, Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ada baiknya diadakan terlebih latihan kerja sama dalam kelompok yang bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok.

Menurut Ibrahim (2000: 145) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah:

1. Peserta didik diberi tes awal dan diperoleh skor awal.

2. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen. 3. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.

4. Guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekarja dalam tim. 5. Guru membimbing kelompok peserta didik.

6. Peserta didik diberi tes materi yang telah diajarkan. 7. Memberi penghargaan kelompok.

Peneliti akan menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD

menurut pendapat Ibrahim.

D. Pendidikkan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan sosial yang bertujuan

untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu,

mau dan mampu berbuat baik. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berfungsi

sebagai pegangan bagi siswa untuk berinteraksi dan berbuat sebagai warga negara yang

baik sekaligus paham akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan yang

(28)

13

Menurut Zamroni (2012: 34) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah

pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir

kritis dan bertindak demokratis.

Panjaitan (2012: 22) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan

demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warganegara yang

demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.

Menurut Soedijarto (2012: 45) Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warganegara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis. Tim ICCE UIN Jakarta (2012) Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional.

E. Hipotesi Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah:

“Jika model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan dengan langkah-langkah

(29)

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti, Kecamatan

Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan pada semester genap

Tahun Pelajaran 2013/2014 pada bulan Maret-Juni 2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Negeri Sakti,

Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, dengan jumlah 20 orang siswa, terdiri

dari 9 orang siswa putera dan 11 orang siswa puteri, dengan tingkat kemampuan yang

berbeda.

B. Prosedur Penelitian

Penerapan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Adapun siklus tindakan pada penelitian

(30)

15

dan seterusnya

Gambar Siklus Penelitian (Arikunto. 2010: 56)

1. Langkah-langkah penelitian siklus 1 a. Perencanaan 1

- Membuat Pemetaan Kompetensi Dasar

- Membuat RPP

- Membuat lembar observasi siswa

- Membuat lembar IPKG

- Membuat lembar kegiatan siswa dan lembar evaluasi

- Membuat alat peraga Refleksi

Refleksi

Pengamatan Siklus II

Perencanaan Pengamatan Siklus I

(31)

16

- Dokumentasi

b. Pelaksanaan 1

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.

Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran

yang meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan

apersepsi

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan dikelas yaitu

sistem pemerintahan tingkat desa dan kecamatan.

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2. Kegiatan inti

a. Memberikan tes awal

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif tipe STAD,tiap kelompok terdiri dari

4-5 orang siswa.

c. Membagikan lembar kerja kelompok.

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk persentasi ke

depan kelas.

f. Meminta kelompok lain menanggapi demikian seterusnya.

g. Setelah semua kelompok selesai persentasi, siswa diminta kembali ke tempat

duduk masing-masing.

h. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif baik individu maupun

(32)

17

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru bersama siswa memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan

memberikan tugas rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Pengamatan 1

Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar aktivitas guru.

Tes formatif menggunakan soal isian.

d. Refleksi 1

Menganalisis semua kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran

berlangsung, mengenai temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, kinerja guru

dan hasil tes siswa, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus

berikutnya.

2. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan 2

Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2 yang

meliputi:

- Membuat Pemetaan Kompetensi Dasar

- Membuat RPP

- Membuat lembar aktivitas siswa

- Membuat lembar IPKG

(33)

18

- Membuat alat peraga

Pelaksanaan 2

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.

Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang

meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan

apersepsi

b. Guru menjelaskan sistem pemerintahan kabupaten dan provinsi

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan materi.

b. Membentuk kelompok belajar kooperatif tipe STAD, tiap kelompok terdiri dari

4-5 orang siswa.

c. Membagikan lembar kerja kelompok.

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.

e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk

mempersentasikan hasil diskusinya.

f. Kelompok yang lain diminta menanggapi

g. Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta kembali

ke tempat duduk masing-masing.

h. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif baik individu maupun

kelompok.

(34)

19

a. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.

b. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas

rumah (PR).

c. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

c. Pengamatan 2

Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas siswa yang diamati meliputi (a) aktif dalam kelompok, (b) memperhatikan

penjelasan guru, (c) mempersentasikan hasil diskusi, dan (d) menjawab pertanyaan

dengan benar.

d. Refleksi 2

Membuat refleksi setelah proses pembelajaran berlangsung, mengenai temuan di

lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa, dan membuat

rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui tes dan non tes.

1. Non Tes

Nontes adalah semua data yang diperoleh melalui pengamatan selama proses

pembelajaran baik aktivitas siswa maupun kinerja guru selama penelitian dengan

memberi tanda cheklis (√)

(35)

20

2. Tes

Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis, maupun

unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes

diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk soal tes formatif.

D. Instrumen Penelitian

Aspek-aspek yang diamati meliputi:

1. Bekerja sama

2. Mengemukakan pendapat

3. Menjawab pertanyaan dengan benar

4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

Adapun tabel aktivitas siswa sebagai berikut.

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa

(36)

21

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa

Aspek Baik Sekali Baik Cukup

4 3 2

(37)

22

Tabel 3.3 Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru

No Aspek Kinerja Guru Skor Nilai Kreteria

1 Membuka pelajaran

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 3 Memberikan apersepsi

4 Menjelaskan prosedur pembelajaran 5 Membentuk kelompok diskusi 6 Mengelola kelas

7 Membina kerjasama antar peserta didik 8 Memberi motivasi

9 Membimbing dan memfasilitasi 10 Memberi contoh

11 Mendorong peserta didik untuk bertanya 12 Mendorong peserta didik mengemukakan

pendapat

13 Menutup pelajaran Jumlah

Nilai

Berilah tanda cheklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keterangan pada tabel

di bawah ini.

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Kinerja Guru

No Skor Keterangan Indikator

1 4 A Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa .

2 3 B Aspek yang diamati dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan dan melibatkan sebagian besar siswa .

3 2 C Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa .

(38)

23

3. Tes

Tes diberikan pada akhir siklus I dan siklus II, untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan siswa terhadap konsep yang telah diberikan.

Tabel 3.5 Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai Keterangan

Arikunto (2010: 20) secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu

metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data

kualitatif digunakan untuk mendiskripsikan makna aktivitas siswa dan kinerja guru

selama penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru

dinyatakan dengan rumus:

Jumlah skor Perolehan

AS= X 100

Skor Maksimal

(39)

24

Tabel 3.6 Kriteria Aktivitas Siswa

Nomor Nilai Kategori 1 91 – 100 Sangat Aktif 2 76 – 90 Aktif 3 61 – 75 Cukup Aktif 4 ≤ 60 Kurang Aktif

Jumlah skor Perolehan

KG= X 100

Skor Maksimal

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Kinerja Guru No Penilaian Kriteria

1 90 – 100 Sangat Baik 2 75 – 89 Baik 3 61 – 74 Cukup 4 ≤ 60 Kurang

2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang

kemudian akan diolah menggunakan rumus. Menurut Suryanto (2008: 5.4) tes yang

diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:

Jumlah Jawaban Benar

NS= X 100

(40)

25

A. Indikator

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika terpenuhi sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya

(41)

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, terjadi peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.

2. Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun

kelompok.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di

kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Pada setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, untuk meningkatkan aktivitas dan

(42)

41

3. Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai

media pembelajaran agar lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode

pembelajaran saja.

4. Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan model

(43)

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman. 2006. Pengertian Aktivitas Belajar. Bandung Alfabeta 2013.

Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.

Djamarah S.B. Zain Aswan.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Efi, Miftah, Faridli. 2011. Model Pembelajaran Inovatif . Bandung Alfabeta Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham

Heighr, Massachussets: All and Bacon.

Faridli Macam-macam Teori Belajar.

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar.

Gultom, Syahwal. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Menpandikbud Hamalik, Oemar. 2011 Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.

Haris. Pendidikan Kewarganegaraan SD.

http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2012/03/definisi-pendidikan-kewarganegaraan.html

Ibrahim. 2000. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta. Rineka Cipta. Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta. ANDI

Mohdofil. 1999. Aktivitas Belajar Siswa.

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/pendidikan-kewarganegaraan-sebagai.html

Murni. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD. Universitas Lampung.

Rumiati. 2008. Pendidikan PKn. Universitas Lampung

Sardiman. AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Grafindo.

Sekar, Wahyuni. 1999. Aktivitas Belajar Siswa.

(44)

43

Tukiran, Taniredja. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung. Alfabeta

Triyanto. 2009. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya.

Wahyono, Hadi. 2010. Pengembangan Penilaian Hasil Belajar. Surabaya

Zaenal, Aqib. 2014. Model Media dan strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung. Yrama Widya.

Zamroni. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Gambar

Tabel
Tabel 1 Hasil Ulangan PPKn Semester Ganjil Siswa Kelas IV
Gambar Siklus Penelitian (Arikunto. 2010: 56)
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

itu, indikator juga digunakan untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen atau pH larutan encer, sejumlah besar indikator yang berisi ion hidrogen, berisi juga gugus asam dan

Penelitian yang dilakukan oleh Olviani (2015) tentang mobilisasi progressif level I terhadap nilai monitoring hemodinamik non invasif pada pasien cerebral injury di

Siamang ( Hylobathes syndactylus ) Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa pohon sarang yang digunakan oleh Orangutan Sumatera ( Pongo abelii ) adalah pohon yang memiliki banyak

Toisaalta, tulosten perusteella voidaan esittää, että pelaajan ja pelihahmon välinen suhde on myös merkityksellisessä osassa pelaamista sekä pelaajan ja pelihahmon

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,

bahwa dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 7 Tahun 2001

Berdasarkan uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan implementasi model pembelajaran Problem Posing dengan metode Brainstorming diharapkan dapat

Bidang kegiatan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalahmengenai sebagian dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan darat, perikanan