PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Tahun Ajaran 2013/2014)
(Skripsi)
Oleh
Fiska Aulia Rahmah
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAANMETODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
FISKA AULIA RAHMAH
Hasil observasi di kelas VII MTs Muhammadiyah 1Natar diketahui bahwa keterampilan proses sains belum terasah dan penguasaan konsep siswa masih rendah.Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa.
Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desain kelas kontrol tak
ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII B yang dipilih
secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berupa keterampilan proses sains siswa, diperoleh dari
Fiska Aulia Rahmah
iii
tarif kepercayaan 5% dan data penguasaan konsep oleh siswa diperoleh dari
rata-rata nilai N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Data kualitatif berupa angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode inkuiri terbimbing
yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses
sains siswa. Dengan rata-rata N-gain yaitu 56,12. Terjadipeningkatan pada setiap indikator KPS, yaitu indikator menginferensi 67,44 % (sedang),
mengintrepretasi 67,24 % (sedang), mengklasifikasi 49,93% (sedang),
mengkomunikasi 42,65 % (sedang), mengidentifikasi 37,21 % (sedang),
mengobservasi 34,39 % (sedang). Penggunaan metode pembelajaran Inkuiri
Terbimbing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
penguasaan konsep siswa yaitu dengan nilai rata-rata N-gain yaitu 60,41.Terjadi peningkatan pada setiap indikator penguasaan konsep yaitu indikator C1 74,72%
(tinggi), indikator C2 51,68% (sedang). Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan metode inkuiri terbimbing tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa, namun berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep oleh siswa pada
materi pokok ciri-ciri makhluuk hidup. Siswa 100% memberikan tanggapan
positif terhadap metode inkuiri terbimbing.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Natar 05 April 1992, yang
merupakan anak keempat dari lima bersaudara
pasangan Bapak Kholid Bsd, S.Ag dan Ibu
Muslimah S.Pd.I. Tempat tinggal penulis di
Dusun Banjar Sari 1 Natar Lampung Selatan.
Penulis mengawali Pendidikan nonformal di
TK Aisyah Bustanul Athfal pada tahun (1996-1998), kemudian melanjutkan ke
pendidikan formal di MI Muhammadiyah Tangkit Batu (1998-2004), MTs
Muhammadiyah 1 Natar (2004-2007), SMA N 1 Purbolinggo (2007-2010). Pada
tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila
melalui jalur SNMPTN.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP 4 Pesisisr Selatan di Kabupaten Pesisir Barat tepatnya di
Desa Marang (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di MTs Muhammadiyah 1
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmad dan karunia-Nya
sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat beriring salam selalu dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang terang benderang
bagi kemaslahatan umat manusia di bumi.
Teriring doa ,rasa syukur dan segala kerendahan hati
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Yang tercinta ibu dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung
segala langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Saudaraku Mas Kurniawan Sidik, Mba Rizda Nirmala Sari, Mas Anas Anshori, serta Adikku Amalia Ramadhaniyang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan,
memotivasiku dan menyayangiku.
MOTO
Dan sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesudah
kesulitan ada kemudahan.
(QS; Al-Insyirah. 5-6)
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan
shalat…”
(Q.S. Al-Baqarah : 45)
Penyesalan terhadap kegagalan masa lalu dan menangisi apa
yang telah terjadi, baik berupa rasa sakit atau kehancuran
merupakan sebagian ciri kekufuran kepada Allah dan
kebencian atas takdir-Nya.
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk
Hidup Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
xi
7. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
8. Drs. Sujarwo, M.Pd.I., selaku Kepala MTs Muhammadiyah 1 Natar dan bapak
Dalhar selaku guru kelas, yang telah memberikan izin dan bantuan selama
penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII B MTs
Muhammadiyah 1 Natar atas kerjasama yang baik selama penelitian
berlangsung;
10.Semua teman-teman seperjuangan saya, Annisa Shinta Devi, Endang
Lastriana, Silfi Auliyanti, desi Sutantri, Nurmala, dan Wasilatul Hikmah yang
selalu member motivasi kepada penulis;
11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50
B. Saran ... 51
xiii LAMPIRAN
1. Silabus ... 56
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 62
3. Lembar Kerja Siswa ... 70
4. Soal Pretes-Postes ... 87
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri ... 11
2. Keterampilan Proses Sains ... 19
3. Kriteria % Peningkatan KPS dan Penguasaan Konsep. ... 33
4. Pernyataan angket tanggapan siswa ... 34
5. Penskoran angket tanggapan siswa ... 35
6. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 36
7. Tafsiran kriteria jawaban angket ... 36
8. Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain keterampilan proses sains siswa ... ...37
9. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan proses sains siswa ... 38
10.Hasil peningkatan indikator keterampilan proses sains siswa pada ... 39
11.Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain penguasaan konsep siswa ... 40
12.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8
2. Desain penelitian pretes-postes ... 24
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan inkuiri terbimbing. ... 43
4. Siswa mengerjakan soal pretes-postes (kelas eksperimen) ... 101
5. Guru membimbing siswa mengerjakan LKS (kelas eksperimen) ... 101
6. Siswa mengerjakan soal pretes-postes (kelas kontrol) ... 102
7. Guru membimbing siswa mengerjakan LKS (kelas kontrol) ... 102
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan,
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan luar
sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari
dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Mudyaharjo, 2001:11).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah maju dengan pesatnya.
Hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang
dengan pesat (Muslich, 2007:227). Perkembangan IPA yang begitu pesat,
menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan
pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat
2
Dalam proses pembelajaran terutama dalam pelajaran IPA tidak hanya
sekedar penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip dan
hukum tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu
siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman yang dimilikinya dalam proses pembelajaran (Listriani,
Mahadewi, dan Parmiti, 2013:2).
Pengembangan keterampilan sains dan pemahaman suatu konsep bisa
ditingkatkan dengan penggunaan metode inkuiri terbimbing, karena
metode ini mampu mengubah fokus pendidikan sains dari penghafalan
konsep-konsep dan fakta-fakta tradisional dalam mata pelajaran khusus
secara terpisah ke belajar berdasar inkuiri, siswa mencoba menjawab
untuk memahami dan/atau memecahkan suatu masalah (NRC dalam Effendi, 2011:147). Penguasaan konsep dan keterampilan proses sains itu
saling berkaitan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Delismar, Ashyar,
dan Hariyadi (2013:26) dengan menguasai konsep dan prinsip yang baik,
siswa memiliki kemampuan keterampilan proses sains yang baik pula.
Begitu halnya dengan yang dikatakan oleh Sirait dan Sahyar (2013:2) yaitu
jika siswa menguasai keterampilan proses, mereka akan dapat memahami
dan mengolah fakta dan konsep Ilmu Pengetahuan tersebut sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan kontekstual yang dihadapi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA MTs
Muhammadiyah 1 Natar, siswa mengalami kesulitan belajar yaitu dalam
3
ditunjukkan dengan masih adanya nilai ulangan harian siswa yang berkisar
pada batas tuntas mata pelajaran IPA yaitu 47. Sebanyak 14 orang belum
dapat melampaui nilai batas tuntas belajar tersebut untuk materi ciri-ciri
makhluk hidup, dengan metode ceramah dan diskusi yang digunakan oleh
guru, maka keterampilan proses sains yang merupakan bagian dari IPA
kurang terasah.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka diperlukan upaya guru secara
terus-menerus dan sistematis untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya pada materi ciri-ciri makhluk
hidup di MTs Muhammadiyah 1 Natar. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Karena
pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
dalam pembelajaran. Apabila metode pembelajaran yang digunakan
melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran maka akan
mampu meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
pada siswa. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri.
Berdasarkan hasil penelitian Wijayanti (dalam Agung, 2010:4) pada siswa
kelas X semester genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan
diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran inkuiri menghasilkan
penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
4
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu mengadakan
penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep
oleh Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs
Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri-Ciri
Makhluk Hidup Tahun Ajaran 2013/2014)“. Dengan dilakukannya
penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran yang telah ada
guna meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
pada materi ciri-ciri makhluk hidup oleh siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, secara umum
permasalahan yang akan dicari solusinya adalah:
1. Apakah penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan
proses sains siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada
materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup tahun ajaran
2013/2014?
2. Apakah penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan
konsep oleh siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing secara
signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas
VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada materi pokok ciri-ciri makhluk
hidup tahun ajaran 2013/2014.
2. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing secara
signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep oleh siswa kelas
VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada materi pokok ciri-ciri makhluk
hidup tahun ajaran 2013/2014.
D. Hipotesis
1. H0 : Tidak ada peningkatan keterampilan proses sains secara
signifikan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar
pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup tahun
ajaran 2013/2014.
H1 : Ada peningkatan keterampilan proses sains secara signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa
kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada materi pokok
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup tahun ajaran 2013/2014.
2. H0 : Tidak ada peningkatan penguasaan konsep secara signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa
kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada materi pokok
6
H1 : Ada peningkatan penguasaan konsep secara signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa
kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada materi pokok
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup tahun ajaran 2013/2014.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran yang jelas guna
menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat
bagi berbagai pihak yaitu :
1. Bagi guru :
Dapat dijadikan metode pembelajaran alternatif dalam upaya mencapai
peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa.
2. Bagi peneliti :
Dapat melatih peneliti dalam menerapkan metode inkuiri terbimbing
pada pembelajaran di sekolah.
3. Bagi siswa :
Mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan berbeda dari
pembelajaran sebelumnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Langkah-langkah inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 1). guru yang merumuskan masalah, 2). siswa yang
membuat hipotesis,3). merencanakan dan melaksanakan kegiatan, 4).
7
2. Penguasaan konsep yang diamati berupa aspek kognitif yaitu C1
(pengetahuan) dan C2 (pemahaman).
3. Keterampilan proses sains yang diukur yaitu 1). aspek pengamatan, 2).
membuat hipotesis, 3). pengelompokan, 4). identifikasi, 5). intrepetasi,
6). Mengkomunikasikan, 7). menyimpulkan.
4. Kompetensi Dasar 6.1 yaitu mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.
5. Materi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada materi ciri-ciri
makhluk hidup.
6. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap MTs
Muhammadiyah 1 Natar tahun ajaran 2013/2014.
G. Kerangka Pikir
Metode pembelajaran inkuiri terbimbing tidak hanya menjadikan guru
sebagai orang yang mendominasi kegiatan pembelajaran, melainkan
siswalah yang aktif bekerja. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai
pembimbing atau pengarah. Keterlibatan siswa secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran akan membuat materi yang diterima menjadi lebih
lama tersimpan dalam benak siswa, karena siswa sendiri yang melakukan
dan bekerja sendiri sehingga terjadi proses berpikir dan pengelolaan
terhadap materi baru yang diterima.
Metode inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengasah keterampilan proses sains oleh siswa berupa
keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengidentifikasi,
8
pengusaan konsep siswa . Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan
penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru.
Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan
membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan
inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan
untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan. Langkah
pembelajaran dalam metode inkuiri terbimbing adalah mengajukan
pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data, analisis data dan membuat kesimpulan, sehingga dengan
penggunaan metode ini keterampilan proses sains siswa dan penguasaan
konsep siswa akan meningkat.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
terikat. Variabel bebas ditunjukan dengan penggunaan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikat ditunjukan
dengan keterampilan proses dan penguasaan konsep oleh siswa.
Hubungan antara variabel bebas dan terikat ditunjukan pada gambar di
bawah ini.
Keterangan :
X : variabel bebas (pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing) Y : variabel terikat (keterampilan proses sains, penguasaan konsep)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
II. LANDASAN TEORI
1. Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan
bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian
perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan masalah.
Dalam pembelajaran Inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan
kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai
kemampuan berpikir rendah tetap mampu mengikuti kegiatan- kegiatan
yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai intelegensi tinggi tidak
memonopoli kegiatan. (Herdian, 2010:1).
Menurut Suparno (dalam Ristanto, 2010:32) “ inkuiri terbimbing adalah
inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan
memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.” Dalam bentuk inkuiri ini,
guru sudah memiliki jawaban sebelumnya. Sehingga siswa tidak begitu
10
guru dan siswa memcahkannya sesuai dengan prosedur tertentu yang
diarahkan oleh guru. Mengenai pembelajaran sains dengan menggunakan
metode inkuiri, Bell, dkk (2010: 350) mengemukakan bahwa “the call for inquiry learning is based on the conviction that science learning is more than the memorisation of scientific facts and information, but rather is about understanding and applying scientific concepts and methods”,
sehingga penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran didasarkan pada
keyakinan bahwa mempelajari sains lebih dari sekedar menghafal
fakta-fakta dan informasi ilmiah saja, tapi lebih kepada memahami
konsep-konsep dan mengaplikasikan metode-metode ilmiah yang nantinya akan
diperoleh siswa sebagai suatu produk keterampilan, berupa keterampilan
proses sains (methodological knowledge).
Sasaran utama dari kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3)
mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 166).
Tahapan pembelajaran inkuiri yang digunakan pada penelitian ini
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh
11
Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri
No Tahapan Perilaku Guru
1 Menyajikan pertanyaan atau masalah.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2 Membuat hipotesis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3 Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6 Membuat kesimpulan.
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Menurut Sanjaya (2009: 208) keunggulan penggunaan inkuiri dalam
pembelajaran antara lain adalah:
a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
12
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
c. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan penggunaan inkuiri( Sanjaya, 2009: 209) , di antaranya:
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan belajar siswa.
c. Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
2. Keterampilan Proses Sains
Menurut Indrawati (dalam Mumtazah, 2012:15-16) keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi). Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses
keterampilan-13
keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar meliputi mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, manganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan
eksperimen (Funk dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:140).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144) kegiatan keterampilan
proses sains dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk berikut :
1. Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai
objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu
pengetahuan. Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif
dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindera untuk memperoleh
informasi. Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanannya
selain menggunakan pancaindera, juga menggunakan peralatan lain yang
memberikan informasi khusus dan tepat.
2. Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah
berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga
didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang
dimaksud. Dengan keterampilan mengklasifikasikan siswa dapat
14
hubungan serta pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan
berbagai tujuan.
3. Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan
memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk
suara, visual, atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan
mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat
laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.
4. Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau
membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu
mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep,
dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
6. Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta,
konsep, dan prinsip yang diketahui. Keterampilan ini juga disebut sebagai
keterampilan menginferensi (Carin dalam Subiantoro, 2010: 4-5), selain
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip, kesimpulan juga dapat diambil
dari suatu penalaran yang logis untuk menjelaskan pengamatan.
Enam keterampilan di atas, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 144)
merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang
menjadi landasan untuk keterampilan proses integrasi yang lebih kompleks.
15
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut adalah:
1. Mengenali Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau
segala sesuatu yang dapat berubah atau berganti dalam satu situasi, secara
umum dibedakan menjadi variabel termanipulasi dan variabel terikat.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan
mengenal variabel di antaranya adalah menentukan variabel yang ada
dalam suatu pernyataan, membedakan suatu pernyataan sebagai variabel
bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel.
2. Membuat Tabel Data
Setelah data dikumpulkan, seorang siswa harus dibelajarkan untuk
membuat tabel data karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data
yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan membuat tabel data di antaranya adalah
membuat tabel frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.
3. Membuat Grafik
Untuk mempermudah dan lebih meningkatkan daya tarik penyajian data,
seringkali data divisualisasikan dalam bentuk grafik. Karena adanya aturan
tertentu dalam pembuatan grafik, maka keterampilan membuat grafik
perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan membuat grafik adalah
keterampilan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis
atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar
16
dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik di
antaranya adalah membaca data dalam tabel, membuat grafik garis,
membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
4. Menggambarkan Hubungan antar Variabel
Keterampilan mendeskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan
menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai
kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel termanipulasi
dengan variabel hasil/hubungan antara variabel-variabel yang sama.
Hubungan antar-variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti
penelitian ilmiah (Singarimbun dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 147).
5. Mengumpulkan dan Mengolah Data
Lebih lanjut setelah memiliki kemampuan di atas, siswa perlu memiliki
keterampilan mengumpulkan dan mengolah data sebelum belajar
keterampilan yang lain agar mampu menjadi peneliti. Keterampilan
mengumpulkan dan mengolah data diperlukan untuk pengukuran dan
pengujian hipotesis (Surakhmad dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:
148). Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan
memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan
cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara
kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau
penyimpulan. Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan
mengolah data dapat melalui kegiatan yang di antaranya adalah membuat
17
kuadrat, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan, dan kegiatan
lain yang sejenis.
6. Menganalisis Penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah
laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap
unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah
mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang
sejenis.
7. Menyusun Hipotesis
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menyatukan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu
faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu
yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis
menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan
menyusun hipotesis di antaranya adalah menyusun hipotesis kerja,
menyusun hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau
kegiatan sejenis lainnya.
8. Mendefinisikan Variabel
Keterampilan mendefinisikan variabel secara operasional dapat diartikan
sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta segala atribut
sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kegiatan-kegiatan yang
18
variabel di antaranya adalah mengenal atribut variabel bebas,
mendefinisikan variabel bebas, membatasi lingkup variabel terikat, dan
kegiatan lain yang sejenis.
9. Merancang Penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons dalam
penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel
hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam
keterampilan merancang penelitian adalah mengenali, menentukan, dan
merumuskan masalah yang akan diteliti, merumuskan satu atau lebih
dugaan yang dianggap benar dalam rangka menjawab masalah.
Merumuskan dugaan yang dianggap benar disebut juga menyusun
hipotesis yang dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada
pengalaman sebelumnya atau observasi atau intuisi. Selain itu merancang
penelitian juga termasuk memilih alat/instrumen yang tepat untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan.
10.Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip
ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau
menolak ide-ide itu. Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan
19
zat memuai bila terkena panas, menanam tanaman yang terkena sinar
matahari langsung dan yang tidak langsung terkena sinar matahari, dll.
Tabel 2. Keterampilan Proses Sains (Hermansyah, 2010:1)
Keterampilan Proses
Sains Indikator
Mengamati (observasi)
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan
Mengelompokan (Klasifikasi)
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah. b. Mencari perbedaan dan persamaan
c. Mengontraskan ciri-ciri.. d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan f. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menafsirkan (Interpretasi)
a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan c. Menyimpulkan
Meramalkan (Prediksi)
a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
Mengajukan pertanyaan
a. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa b. Bertanya untuk meminta penjelasan
c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
Berhipotesis
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
Merencanakan Percobaan/
penelitian
a. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan b. Menentukan variabel atau faktor penentu.
c. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja Menggunakan
alat/bahan
a. Memakai alat dan bahan
b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan
Menerapkan konsep
Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
20
3. Penguasaan konsep
Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu
bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat
mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni
melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat
dinamis (Arikunto, 2011:115).
Hasil belajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai
hirarki/bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah :
1. Informasi non verbal
2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal
3. Konsep dan prinsip
4. Pemecahan masalah dan kreativitas (Slameto, 1990:131).
Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan
dengan konsep lain. Semua konsep tersebut bersama-sama membentuk
semacam jaringan pengetahuan dalam pengetahuan manusia. Oleh karena
itu, pembelajaran seharusnya memperhatikan konsepsi awal siswa,
sehingga siswa mendapat pengalaman mengkonstruksi pengetahuan awal
Berkomunikasi
Memerikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d. Membaca grafik atau tabel diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
21
dengan benar, berdasarkan mekanisme interaksi yang terencana terhadap
benda di lingkungan sekitar (Oktariya, 2008:16).
Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu konsep, menurut
Hamalik (2002:166) ada empat hal yang harus diperbuat siswa, yaitu:
1. Siswa dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia
melihatnya
2. Siswa dapat menyatukan ciri-ciri (properties) konsep tersebut 3. Siswa dapat memilih serta membedakan antar contoh-contoh dari
yang bukan contoh
4. Siswa mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep
tersebut.
Menurut Nasution (2003:61) bila seseorang dapat menghadapi benda atau
peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia
telah belajar konsep. Jadi, siswa memperoleh suatu konsep itu melalui
pengamatan, dan konsep yang diperoleh melalui pengamatan dinamakan
dengan konsep yang konkrit. Sedangkan, konsep pada taraf yang lebih
tinggi diperoleh konsep yang abstrak, yaitu konsep yang diperoleh melalui
definisi, seperti konsep nutrisi, sel, dan lain-lain.
Manfaat konsep ialah membebaskan individu dari pengaruh stimulus yang
spesifik dan dapat menggunakannya dalam segala macam situasi dan
stimulus yang mengandung konsep itu. Konsep sangat penting bagi
22
berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain (Nasution, 2008:164).
Penguasaan konsep itu sangat penting untuk membentuk suatu
prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam memecahkan suatu masalah.
Penguasaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes
formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai
bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat dipandang sebagai
tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat
penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru berikan.
Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat
mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar pada bulan April
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi dari dua kelas VII. Kelas dipilih dengan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak dengan tujuan tertentu. Kelas VII A
sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 30 siswa dan kelas VII B sebagai
kelas kontrol dengan jumlah 33 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental
semu. Peneliti telah menggunakan secara utuh kelompok subyek yang telah
ditentukan dan kelompok tersebut telah diorganisasikan dalam kelompok
24
eksperimen dan kelas kontrol, pada kelas eksperimen yaitu dengan
penggunaan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan metode dikusi
terhadap kelas kontrol.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, C = Perlakuan metode diskusi. Sumber:
dimodifikasidari Sukardi, 2007: 186)
Gambar 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen
D. Prosedur penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang telah
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas
25
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok. Kemudian
membentuk kelompok diskusi pada masing-masing kelas eksperimen
yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa atau nilai
kognitifnya. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas.
e. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes sebanyak 10
butir soal pilihan jamak untuk mengukur penguasaan konsep dan 6
butir soal pilihan jamak beralasan untuk mengukur keterampilan
proses sains siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan diskusi
pada kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama membahas ciri bernapas, bergerak,
iritabilitas, ekskresi. Pertemuan kedua membahas ciri membutuhkan
makan, tumbuh dan berkembang, reproduksi, adaptasi.
26
Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Terbimbing)
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes sebagai penilaian penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains melalui tes berupa soal pilihan
jamak dan pilihan jamak
Pertemuan I : Guru bertanya perbedaan antara manusia dan
meja, guru meminta siswa melakukan demonstrasi dengan
menyentuh pena dan belalang hidup, menanyakan reaksi pena
dan belalang tersebut. Sehingga siswa dapat membedakan
antara makhluk hidup dan tidak hidup.
Pertemuan II : Guru menanyakan kepada siswa “ apakah
ukuran tubuh kalian sama pada saat kalian SD dengan SMP?,
mengapa?”
2. Guru memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi
ciri-ciri makhluk hidup.
b. Kegiatan inti
1. Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang
keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup dengan mengacu pada
LKS.
2. Mengorganisasikan siswa dalam 6 kelompok yang sudah
ditentukan sebelumnya, satu kelompok terdiri dari 5-6 orang
dan membagikan LKS per siswa dalam kelompok tersebut.
3. Membimbing siswa merumuskan hipotesis atas rumusan
27
Pertemuan I : ciri bergerak, iritabilitas, bernapas, ekskresi.
Pertemuan II : ciri tumbuh dan berkembang, memerlukan
makanan, reproduksi, adaptasi (Merumuskan Hipotesis). 4. Membimbing kelompok melakukan observasi sesuai dengan
gambar yang ada di LKS.
5. Membimbing kelompok dalam mengisi tabel pada LKS.
(Mengumpulkan Data).
6. Membimbing kelompok melakukan analisis dengan mengacu
pada tabel. (Analisis Data).
7. Melakukan evaluasi dengan cara meminta satu-dua kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.Guru
memerintahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan LKS
yang telah dikerjakan.
c. Penutupan
1. Membimbing kelompok menarik kesimpulan dengan mengacu
pada LKS (Menarik Kesimpulan).
2. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar
siswa mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya yaitu
ciri memerlukan makan, reproduksi, tumbuh dan berkembang,
dan adaptasi pada makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru memberikan postes kepada siswa sebagai
penilaian penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
melalui tes berupa soal pilihan jamak dan pilihan jamak
28
Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode Diskusi) a. Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes sebagai penilaian penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains melalui tes berupa soal pilihan
jamak dan pilihan jamak beralasan.
Pertemuan I : Guru bertanya perbedaan antara manusia dan
meja, guru meminta siswa melakukan demonstrasi dengan
menyentuh pena dan belalang hidup, menanyakan reaksi pena
dan belalang tersebut. Sehingga siswa dapat membedakan
antara makhluk hidup dan tidak hidup.
Pertemuan II : Guru menanyakan kepada siswa “ apakah
ukuran tubuh kalian sama pada saat kalian SD dengan SMP?,
mengapa?”.
2. Guru memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi
ciri-ciri makhluk hidup.
b. Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa duduk sesuai kelompoknya
masing-masing (setiap kelompok berjumlah lima orang dan pembagian
kelompok telah dilakukan sehari sebelum pembelajaran
dimulai).
2. Pertemuan I : Guru menjelaskan materi mengenai
keanekaragaman cara bergerak, iritabilitas, bernapas, dan
29
Pertemuan II : Guru menjelaskan materi mengenai
keanekaragaman memerlukan makan, tumbuh dan
berkembang, adaptasi, dan reproduksi pada makhluk hidup.
3. Guru membagikan LKS yang berisi permasalahan yang akan
diselidiki oleh masing-masing kelompok.
Pertemuan I : ciri bergerak, iritabilitas, bernapas, ekskresi.
Pertemuan II : ciri tumbuh dan berkembang, memerlukan
makanan, reproduksi, adaptasi.
4. Guru memerintahkan siswa untuk mendiskusikan
permasalahan yang ada di LKS.
5. Guru memerintahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan
LKS yang telah dikerjakan.
6. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian.
7. Guru dan siswa mengadakan refleksi dengan melakukan
tanya-jawab tentang hasil diskusi yang belum dipahami oleh siswa .
8. Guru membahas masalah-masalah yang ada dalam LKS yang
belum diselesaikan oleh siswa.
c. Penutupan
1. Membimbing kelompok menarik kesimpulan dengan mengacu
pada LKS.
2. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar
30
ciri memerlukan makan, reproduksi, tumbuh dan berkembang,
dan adaptasi pada makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru memberikan postes kepada siswa sebagai
penilaian penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
melalui tes berupa soal pilihan jamak dan pilihan jamak
beralasan.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data penguasaan
konsep dan keterampilan proses sains berupa data kuantitatif yang
diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara
nilai pretes dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor
gain, lalu dianalisis secara statistik. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Proses Sains
Data kuantitatif berupa nilai pretes dan postes diambil pada awal dan
akhir pertemuan. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran baik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan nilai postes diambil
31
b. Penguasaan Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes
dilakukan pada awal pertemuan I, dan postes dilakukan diakhir
pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelas eksperimen dan
kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama dengan jumlah 10
soal pilihan jamak. Pretes yang diberikan pada awal pertemuan I
mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postes yang
diberikan di akhir pertemuan II.
F. Teknik Analisis Data
a. Data kuantitatif
Data yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis dengan uji t menggunakan program
SPSS versi 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 17. Untuk mendapatkan N-gain yakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N-gain = –
Keterangan : X = Nilai pretes
Y= Nilai postes (Loranz, 2008:3)
a. Rumusan hipotesis
32
b. Kriteria pengujian
Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).
2. Uji kesamaan dua varians
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan
menggunakan progam SPSS versi 17
a. Rumusan hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda
b. Kriteria uji
-Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima
-Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan
uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS
versi 17.
a. Uji kesamaan dua rata-rata
1. Hipotesis
33
2. Kriteria uji
- Jika > thitung< ttabel > maka H0 diterima
- Jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).
b. Uji hipotesis dengan uji U
H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1≠ µ2 1. Hipotesis
H0 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama
H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama tidak sama
2. Kriteria uji :
H0 ditolak jika sig<0,05
Dalam hal lainnya H0 diterima.
Tabel 3. Kriteria % Peningkatan KPS dan Penguasaan Konsep
% Peningkatan Kriteria
%g > 70 70 > %g > 30
%g < 30
Tinggi Sedang Rendah
34
b. Data Kualitatif
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran
angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5
pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan data angket
dilakukan sebagai berikut:
a) Membuat pernyataan angket tanggapan siswa pada pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.
Tabel 4 . Pernyataan angket tanggapan siswa
No Pernyataan Pilihan
S TS 1 Saya senang mempelajari materi ciri-ciri makhluk hidup melalui metode
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).
2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui metode inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang diberikan oleh guru.
3 Saya bingung dalam menemukan masalah melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
5 Saya merasa bosan dalam proses belajar mengajar melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
6 Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri selama metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
7 Metode pembelajaran yang diberikan kepada saya memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan proses sains. 8 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
10 Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
35
b)Membuat tabel penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.
Tabel 5. Penskoran angket tanggapan siswa
Sumber: dimodifikasi dari Mumtazah (2012: 39)
c) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
d) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. No
responden (siswa)
36
Tabel 6. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
No. pertanyaan
Sumber: dimodifikasi dari Mumtazah (2012: 40)
e) Menafsirkan kriteria atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing.
Tabel 7. Tafsiran kriteria jawaban angket
Persentase (%) Kriteria
100 Semuanya
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penggunaan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Dengan rata-rata N-gain yaitu 56,12 (kelas eksperimen) dan 48,65 (kelas kontrol).
2. Penggunaan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa yaitu dengan
nilai rata-rata N-gain yaitu 60,41 (kelas eksperimen) dan 51,28 (kelas kontrol).
3. Semua siswa (100%) memberikan tanggapan positif terhadap
52
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian yang berikutnya, maka penulis menyarankan
sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga
dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran Inkuiri
Terbimbing yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya
rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan sehingga siswa
mempunyai pengalaman belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri
Terbimbing.
2. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap
kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, M. T. 2010. Pengaruh metode pembelajaran Inkuiri terbimbing terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (skripsi). Universitas lampung.
Bandarlampung.
Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Bell, T., D. Urhahne, S. Schanze, dan R. Ploetzner. 2010. CollaborativeInquiry Learning: Models, Tools, and Challenges. International Journal of Science Education Edisi 32:3 Hal 349 – 377.
http://tandfonline.com/doi/abs/10.1080/ 09500690802582241. Diunduh tanggal 8 Februari 2014 pukul 10.00 WIB.
Delismar, R. Ashyar, dan B. Hariyadi. 2013. Peningkatan Kreativitas dan Keterampilan Proses Sains Siswa melalui Penerapan Model Group Investigation. Edu-Sains Volume 1 No.2. Hal. 26.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Efendi, R. 2011. Kajian Penguasaan Konsep dan Kemampuan Inkuiri Siswa pada
Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle dengan Tiga Teknik Hands-On. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Fauzi, F. W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa.(Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hamalik, O., 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
54
Hermansyah, T. 2010. Keterampilan Proses Sains (KPS).
Http://biopointtenten.blogspot.com/2010/08/keterampilan-proses-sains -kps.html. (diakses tanggal 7 November 2013, pukul 13.30 WIB).
Listriani, M., P. Mahadewi, dan Parmiti. 2013. Penerapan Metode Inkuiri
Terbimbing Berbasis Lingkungan Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD No 1 Bontihing. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.
http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/ar chives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf. (diakses tanggal 7 November 2013, pukul 13.30 WIB).
Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta. Rajawali Press. Mumtazah, F. D. 2012. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup. (skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung.
Muslich, M. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konstektual. Bumi Aksara. Malang
Nasution, M. A. 2003. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Nasution, S. 2008. Berbagai pendekatan dalam proses Belajar dan Mengajar.
Bumi Aksara. Jakarta.
Oktariya, R. 2008. Pengaruh Media Audio Visual dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Penguasaan Konsep Ekosistem oleh Siswa. (skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Ristanto, R. H. 2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dariMotivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Surakarta.Tesis Universitas Sebelas Maret.
Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
Sirait, R. dan Sahyar. 2013. Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil Belajar Fisika pada Pembelajaran Menggunakan Model Inqury Training pada Materi listrik Dinamis. Jurnal Online Pendidikan Fisika. Vol.2. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi
55
Subiantoro, A. W. 2010. Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran IPA. Makalah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.
Sukardi. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktikum. Bumi Aksara. Jakarta.