• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMUDA dan LINGKUNGAN STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMUDA dan LINGKUNGAN STRATEGIS"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PEMUDA dan

LINGKUNGAN STRATEGIS

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN

II. DEFINISI DAN KONSEP LINGKUNGAN STRATEGIS II.1. Lingkungan Strategis Global

II.2. Lingkungan Strategis Regional II.3. Lingkungan Strategis Nasional

III. STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN LINGKUNGAN STRATEGIS

IV. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP WAWASAN LINGKUNGAN STRATEGIS

IV.1. Lingkungan Strategis Global IV.2. Lingkungan Strategis Regional IV.3. Lingkungan Strategis Nasional

V. PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN WAWASAN LINGKUNGAN STRATEGIS

(3)

I. PENDAHULUAN

Posisi dan peran penting pemuda sebagai pelaku pembangunan tidak diragukan lagi. Pemuda memiliki idealisme yang tinggi, energi tak terbatas, pemikiran yang dinamis serta keteguhan jiwa yang tak tergoyahkan. Pemuda merupakan pewaris masa depan bangsa, pemegang tongkat estafe pembangunan, Secara global, saat ini pemuda menduduki ranking pertama jumlah generasi yang mendominasi penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, populasi pemuda mencapai sekitar 61,83 juta jiwa atau 24,53 persen dari jumlah penduduk Indonesia1. Bahkan pada Pemilihan Umum tahun 2014 pemuda menguasai kurang lebih 40 persen suara2.Pada 2015 jumlah pemuda mencapai 62,4 juta orang sehingga jumlah kaum muda di Indonesia mencapai 25 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Jumlah pemuda yang besar tersebut sudah sepatutnya memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan nasional. Pemuda harus menjadi bagian yang dipertimbangkan serta tak terpisahkan dalam proses-proses pembangunan. Dewasa ini terlihat kecenderungan bangkitnya pemuda mewarnai berbagai sektor pembangunan seperti industri kreatif, politik, pendidikan, teknologi, kewirausahaan, maupun kesukarelawanan. Namun di sisi lain pemuda masih menghadapi permasalahan pokok seperti rendahnya tingkat pendidikan, tingginya

1 Badan Pusat Statistik, Statistik Pemuda Indonesia 2014 h. 24

(4)

angka pengangguran, penyalahgunaan narkoba, tawuran dan kriminalitas maupun pornografi.

Menurut data BPS per Agustus 2015, penduduk Indonesia yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27%. Adapun penduduk bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas masih kecil sekali, hanya 8,33%. Angkatan kerja pada Agustus 2015 berjumlah sebanyak 122,4 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa angkatan kerja dibanding Agustus 2014 bertambah sebanyak 510.000 orang. Namun penambahan angkatan kerja tersebut belum bisa terserap oleh dunia kerja. Akibatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami peningkatan. Angka TPT pada Agustus 2014 tercatat sebesar 5,94%, angka tersebut naik menjadi sebesar 6,18% pada Agustus 2015. Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.

(5)

berusia 10- 59 tahun masih atau pernah pakai narkoba di tahun 20143. Sekitar 60 persennya berada dalam usia 17-27 tahun.Angka tersebut terus meningkat dengan merujuk hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitkes UI yang memperkirakan jumlah pengguna narkoba mencapai 5,8 juta jiwa pada tahun 2015. Sekitar 50 orang meninggal setiap hari karena narkoba dan kerugian ekonomi maupun sosial mencapai Rp 63 triliun per tahun. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba diperkirakan mencapai 104.000 orang yang berumur 15 tahun.

Adapun pada skala yang lebih luas, pemuda Indonesia menghadapi tantangan yang jauh lebih besar. Daya saing Indonesia yang diukur melalui Global Competitiveness Index (GCI) 2015-2016 merosot ke posisi 37 setelah sebelumnya berada di posisi 34 pada tahun 2014-2015. GCI merupakan ukuran daya saing setiap negara dengan mengunakan 126 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar yaitu kelembagaan, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi. Sementara di kawasan ASEAN, Indonesia telah bergabung dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau sering disebut sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),dimana negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersepakat untuk menciptakan suatu situasi perdagangan bebas, tidak ada hambatan bea

(6)

cukai bagi negara pengimpor. Pembentukan AEC ini tentunya didasari oleh keinginan masing-masing negara anggota ASEAN untuk mampu bersaing ditingkat dunia. Kekuatan ekonomi sebuah negara dan khususnya di sebuah kawasan akan meningkatkan daya tawar dari negara tersebut. ASEAN ingin menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru di dunia, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak, mengatasi kesenjangan sosial, dan mampu melakukan penetrasi pasar dengan kualitas yang baik dan harga yang murah.

Di sisi lain, terdapat beberapa kesimpulan tentang apa sebenarnya harapan dan keinginan pemuda di seluruh dunia, Kesimpulan ini diambill dari pertemuan dan konsultasi pemuda (Youth Summits) seluruh dunia yang dirangkum oleh International Youth Foundation (IYF) dan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Secara umum anak muda menginginkan hal yang sama yaitu kesempatan untuk memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran, rasa aman dan berpartisipasi aktif dalam membentuk masyarakat dan dunia4.Anak muda mulai menyadari bahwa pekerjaan di sektor formal dan pemerintahan semakin sulit untuk diperoleh karena sebagian besar kegiatan komersial berada di sektor informal. Dua hal yang diinginkan agar mereka dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu: (1) Akses terhadap pelatihan dan modal

untuk memulai bisnis dan menciptakan lapangan kerja; (2) Pelatihan yang

relevan untuk meningkatkan keterampilan agar mampu bersaing di

lapangan pekerjaan yang tersedia.

(7)

Pemuda juga sangat memahami bahwa adanyakonflik baik domestik

maupun regional, tata kelola pemerintahan yang buruk serta korupsi

sangat berpengaruh terhadap prospek ekonomi dan kehidupan mereka.

Sehingga menurut mereka para pemimpin sebaiknya memprioritaskan

untuk menciptakan stabilisasi dan perdamaian Mereka juga sangat siap

untuk terlibat dan berkontribusi dalam mencari solusi bagi masalah

tersebut. Lebih dari itu, pemuda sangat berhasrat untuk menjadi bagian

integral dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi

kehidupan dan masa depan mereka.

Negara kita tentunya memerlukan peran aktif pemuda untuk mempersiapkan diri dan lingkungannya agar mampu keluar dari berbagai masalah, bersaing dan memiliki posisi tawar yang tinggi. Jika melihat kondisi di atas, pemuda memiliki tantangan pada berbagai situasi yang mau tak mau harus dihadapi. Situasi tersebut terkait dengan apa yang disebut sebagai lingkungan strategis, Perkembangan lingkungan strategis dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh suatu negara untuk mengatasi berbagai permasalahan.

(8)

Secara teori, lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis (Trigatra) maupun dinamis (Pancagatra) yang memberikan pengaruh pada pencapaikan tujuan nasional. Aspek Trigatra, merupakan aspek alamiah yaitu posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk. Sementara aspek Pancagatramerupakan aspek sosial kemasyarakatan/ Ipoleksosbudhankam, yaitu Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan Keamanan.

Suatu negara atau bangsa tidak dapat terlepas atau menolak keberadaan lingkungan strategisnya. Lingkungan strategis akan secara otomatis ada dan berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Perubahan lingkungan strategis ini dapat disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi, adanya kesepakatan-kesepakatan antar wilayah/negara, adanya invasi ataupun intervensi terhadap suatu wilayah, bencana alam, ekplorasi dan eksploitasi sumber daya, pergeseran ideologi, dan masih banyak lagi.

(9)

negara5.Kecenderungan lingkungan strategis semakin sulit diperkirakan karena ketidakteraturan dan ketidakstabilan semakin menjadi corak dominan.

Pergerakan politik dan keamanan internasional dewasa ini semakin cepat karena berada dibawah pengaruh fenomena globalisasi dan berbagai implikasinya.Banyak negara di dunia dituntut untuk saling bekerjasama, namun pada sisi lain persaingan antarnegara dalam melindungi kepentingan nasional juga semakin meningkat. Interdependensi antarnegara semakin menguat, tetapi pada saat yang bersamaan kesenjangan kekuatanekonomi dan militer semakin melebar karena agenda dan isu internasional masih dominan dipengaruhi oleh agenda dan kebijakan negara-negara maju. Akibatnya negara-negara berkembang yang memiliki sumberdaya terbatas, harus lebih hati-hati mengatasi permasalahan yang dihadapi, lebih aktif memperkuat ketahanan nasional di berbagai bidang, dan lebih baik dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam melindungi kepentingan-kepentingan nasionalnya. Untuk itu, melakukan telaahan dan prediksi kecenderungan (analisa) lingkungan strategis global dan regional, bersifat fundamental bagi proses perumusan kebijakan nasional dalam berbagai bidang.

Kondisi lingkungan strategis lobal, regional dan nasional yang sedang terjadi saat ini dapat dirangkum seperti di bawah:

(10)

II.1. Lingkungan Strategis Global

Dalam buku Menyongsong 2014-2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Berubah yang disusun oleh Badan Intelejen Negara (2014), disebutkan bahwa Amerika Serikat masih merupakan kekuatan utama dunia karena keunggulannya dalam berbagai hal sekaligus, yakni politik, pertahanan, ekonomi, dan teknologi serta inovasi. Namun demikian Amerika Serikat juga telah terpukul akibat krisis ekonomi 2008 yang telah menghancurkan sendi-sendi perekomian serta memberikan dampak sosial yang tidak sedikit. Selain itu tragedi 11 September 2001 juga telah secara signifikan memberikan sudut pandang yang berbeda terhadap kebijakan politik yang diambil serta merubah tatanan sosial budaya masyarakat Amerika6.

Masih di dalam buku tersebut, untuk bidang ekonomi, masyarakat dunia mulai menjagokan China, atau sekarang disebut dengan Tiongkok, untuk segera merebut posisi nomor satu dari Amerika Serikat.Tiongkok adalah kekuatan baru yang semakin diperhitungkan. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia selama beberapa tahun, hingga penambahan kekuatan militernya secara nyata, Tiongkok mulai dipandang sebagai satu-satunya negara yang paling berpeluang menggusur Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia di masa mendatang. Tak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Tiongkok terhadap masyarakat internasional memang menguat dari waktu ke waktu. Dalam sejarah peradaban modern, posisi Tiongkokdalam kancah internasional 6Menyongsong 2014-2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang

(11)

belum pernah sekuat pada beberapa tahun belakangan ini dan masih akan menguat lagi dalam masa lima tahun mendatang.

Dinamika politik global semakin panas dengan adanya isu Israel dan Palestina, yang walaupun saat ini bendera Palestina telah berhasil berkibar di Perserikatan Bangsa-Bangsa namun masih menghadapi banyak hambatan untuk menjadi negara yang sepenuhnya merdeka dan berdaulat. Adanya ketegangan yang berkelanjutan antara negara-negara Barat dan Iran sehubungan dengan isu nuklir, berdirinya kelompok-kelompok militan internasional yang kegiatannya mendunia seperti ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), isu pengungsi Suriah, Rohingya, dan masih banyak lagi.

(12)

Dari sisi ekonomi, adanya pergeseran kekuatan ekonomi menuju kawasan Asia Pasifik salah satunya ditunjukkan dengan dibentuknya Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Selain Tiongkok yang sudah lebih dulu menunjukkan taring dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi secara global, Korea Selatan pun mulai menapaki sebagai kekuatan ekonomi baru dunia dari kawasan Asia Pasifik. Di sisi lain, kawasan Eropa yang mengalami krisis ekonomi pada 2010-2011 mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran usia muda di Eropa, yaitu terdapat kenaikan sekitar 30 persen sejak tahun 2007 dan diprediksi akan terus meningkat.

Sumber daya alam yang menjadi penopang bagi lingkungan strategis tidak dapat lepas dari pengaruh perubahan yang terjadi di skala global. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia maka konsumsi energi dipastikan semakin meningkat. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagian besar atau sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil7. Permasalahan energi dihadapi oleh hampir seluruh Negara di dunia ini. Tentunya hal ini memerlukan pemikiran bersama bagaimanamengatasi kebutuhan energi dunia yang terus meningkat.Aspek sumber daya alam yang menjadi masalah bukan semata terkait energi, melainkan juga lahan-lahan pertanian dengan pendekatan akuisisi atau sewa jangka panjang. Sebuah praktik yang dicurigai sebagai land grab atau kolonialisme gaya

(13)

baru. Studi oleh Borras Jr et.al (2012) mengungkapkan bahwa pangan hanyalah sebagian saja dari motif mengapa negara-negara yang sebenarnya kaya secara ekonomi memilih untuk beramai-ramai melakukan akuisisi dan sewa lahan di negara-negara lain. Ada alasan lain yang mendasarinya tidak diubah seperti investasi biofuel, bagian dari strategi mengantisipasi perubahan iklim, dan untuk mencari sumber baru dalam memperkuat jalur arus modal di dunia yang semakin mengglobal8.

Dalam bidang pertahanan,perkembangan lingkungan strategis baik global, regional maupun nasional senantiasa membawa perubahan terhadap kompleksitas ancaman dan tantangan terhadap pertahanan negara. Menurut Sekjen Kementerian Pertahanan Leejen. TNI Ediwan Prabowo, S.IP.,sifat ancaman dan tantangan tidak lagi didominasi oleh ancaman militer, tetapi juga ancaman non militer maupun perpaduan antara

keduanya yang disebut sebagai ancaman hibrida (hybrid war)9.Isu-isu

ancaman semakin berkembang meliputi terorisme, ancaman keamanan

lintas Negara dan perbatasan, isu keamanan maritim, spionase, isu Hak

Azasi Manusia (HAM) internasional, senjata pemusnah massal dan

sebagainya. Dinamika politik dan keamanan internasional, masih bergantung pada keseriusan negara-negara besar dalam memelihara perdamaian dan stabilitas internasional, dan mengurangi adventurisme politik luar negeri yang mendorong instabilitas dan gejolak di berbagai kawasan. Pergeseran peta kekuatan dunia yang selalu mengalami

8Menyongsong 2014-2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang

Berubah, Muhammad A.S. Hikam (editor), Badan Intelejen Negara 2014, h. 27

(14)
(15)

II.2. Lingkungan Strategis Regional

Asia Tenggara yang dimotori oleh ASEAN juga tumbuh secara ekonomi. Kawasan ini menempati posisi strategis secara ekonomi dan militer karena menghubungkan Pasifik dan Samudera Hindia. Dalam dua dasawarsa terakhir, negara-negara ASEAN juga mengembangkan kekuatan militer dengan penekanan pada kekuatan laut dan udara. Asia Tenggara, seperti halnya dengan Asia Timur, masih menghadapi sengketa dan konflik teritorial di kawasan baik yang bersifat multilateral seperti konflik Laut China Selatan maupun yang bersifat bilateral sesama negara ASEAN.

Selain itu, ASEAN sebagai organisasi regional seharusnya berupaya menciptakan mekanisme yang menciptakan lingkungan yang nyaman bagi aktor-aktor regional. Jika hal ini tidak dilakukan, pengembangan persenjataan yang dilakukan oleh masing-masing negara dapat memicu konflik. Oleh karena itu, perlu digarisbawahi bahwa ASEAN dibentuk tidak untuk menjadi organisasi regional yang tertutup, tapi sebagai organisasi regional yang mengakui adanya kepentingan negara-negara besar pada wilayah tersebut10.

Negara-negara di Asia memiliki gaya politik yang berbeda pula satu dengan lainnya. Tiongkok dan Korea masih menyimpan kepedihan atas penjajahan Jepang. Korea sendiri masih terbelah menjadi dua komunitas politik yang berseberangan. Taiwan masih belum memiliki masa depan 10Menyongsong 2014-2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang

(16)

yang jelas sehubungan dengan bentuk negaranya, apakah akan bersatu dengan Tiongkok atau akan membentuk Republik sendiri. Indonesia dan Filipina masih berjuang untuk menjadi negara penganut demokrasi penuh. Singapura yang menganut demokrasi terpimpin dan Malaysia dengan demokrasi parlementer sudah duluan melesat menjadi negara maju dibandingkan tetangganya di Asia Tenggara. Thailand sampai sekarang masih mengalami gunjang-ganjing politik, Vietnam bertahan dengan ideology komunis serta Myanmar masih dengan pemerintahan militer dan terus bergejolak.

Masing-masing negara tersebut memiliki konflik yang berimbas pada rasa kesatuan dan persatuan di kawasan ini. Tiongkok masih bermasalah dengan pelanggaran HAM, Myanmar dengan pengungsi Rohingya, Indonesia masih terus berupaya dalam hal perlindungan tenaga kerjanya di Singapura, Malaysia, Hongkong dan Taiwan. Kejahatan narkoba juga semakin meraja lela di kawasan ini. Namun dari sisi budaya negara-negara ini saling mempengaruhi, seperti booming K-Pop yang bahkan melanda seluruh dunia, seni komik Jepang, batik, maupun budaya kuliner yang semakin menyebar antar negara.

(17)

Taiwan telah berhasil menjadi negara industri yang mapan, dan sekarang mulai diikuti oleh Tiongkok.

Dengan dinamikanya yang tinggi, kawasan regional Asia Pasifik barat juga melahirkan tingkat kesejahteraan tinggi di beberapa negara. Negara-negara di selatan dan utara Indonesia mencatat peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang baik. Australia, misalnya, di peringkat 2 dunia. Singapura dan Hongkong mengungguli Jepang (peringkat 20) danKorea Selatan (peringkat 17) yakni di peringkat 11 dan 12. Keseluruhan negara tersebut masuk pada kategori Very High Human Development11. Sementara Malaysia dan Thailand berada di kategori

High Human Development (urutan 62 dan 93), Indonesia masih tergolong pada kategori Medium Human Development (urutan 110) bersama dengan Filipina (115), Viet Nam (118) dan India (130).

Kawasan Asia Pasifik juga diwarnai dengan berbagai hubungan kerjasama perdagangan bebas. Ada Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area – AFTA) yang bertekad menjadikan Negara-negara ASEAN sebagai suatu kawasan bebas perdagangan dengan tujuan meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dan produk yang berorientasi pasar dunia dengan jalan mengeliminasi tarif/bea maupun menghilangkan hambatan tarif. Ada pula Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation-APEC), yakni forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Anggota APEC disebut “Ekonomi”

(18)

disebabkan interaksi para anggota adalah sebagai entitas ekonomi, bukan Negara. Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas ekonomi anggota. Hal ini dapat dicapai melalui perdagangan dan investasi yang lebih terbuka, fasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerjasama ekonomi dan teknik12.

(19)

II.3. Lingkungan Strategis Nasional

Perkembangan lingkungan strategis nasional diawali dengan munculnya kecenderungan degradasi pengamalan ideologi Panciasla. Pancasila sebagai ideologi negara yang menjadi acuan dan orientasi bangsa mengalami degradasi dalam implementasinya. Pemahaman terhadap Pancasila serta terjadinya pengeroposan nilai-nilai Pancasila juga diakibatkan oleh aktivitas kelompok-kelompok radikal, baik secara terbuka maupun tertutup yang menggejala di dalam masyarakat. Berbagai peristiwa kekerasan, kerusuhan dan konflik berlatar belakang suku, agama, ras dan antar golongan menandakan bahwa sebagian masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, kemanusiaan, kemajemukan, musyawarah untuk mufakat, serta keadilan yang terkandung di dalam Pancasila13. Beberapa peristiwa kelam yang menandai hal tersebut antara lain konflik Sambas, Ambon, Poso, Lampung, dan lainnya. Hal ini tak lepas dari rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum dan aparat.

Pada tataran politik, yang masih menjadi sorotan adalah pemiihan umum, yaitu pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah serta anggota legislatif beserta dinamika di dalam partai politik itu sendiri, Perubahan besar terjadi ketka pada 2004 masyarakat memiliki hak untuk memilih langsung pemimpinnya. Pemilu 2004 sekaligus membuktikan upaya serius mewujudkan sistem pemerintahan Presidensil yang dianut oleh

(20)

pemerintah Indonesia. Isu-isu yang terkait seputar Pemilu adalah black campaign, politik uang, yang kemudian merambat kepada isu kredibilitas partai politik. Etika dan moral politik di kalangan elit politik juga menjadi sorotan sehingga sebagian besar masyarakat memilih untuk tidak bersimpati dan apatis terhadap mereka. Korupsi, kolusi dan nepotisme masih ditemukan dan menghantui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Hal lain terkait dinamika pemerintahan adalah menyangkut pelaksanaan otonomi daerah dan hubungannya dengan koordinasi antara pemerintah pusat daerah. Sehubungan dengan koordinasi, hal yang sama terjadi antar sesama lembaga pemerintahan sehingga isu sinergitas lintas sektor sepertinya selalu menjadi primadona yang tak kunjung menemukan jalan keluar yang diharapkan.

Teknologi dan informasi sekali lagi menduduki posisi penting dalam konteks sosial budaya. Komunikasi antar masyarakat tidak berbatas ruang dan waktu, informasi mengalir deras tak terbendung, dan termasuk yang harus dihadapi adalah berbagai dampak negatifnya seperti penyebarluasan ideologi baru yang menyimpang, kejahatan berbasis teknologi, pornografi serta degradasi moral dan norma sosial kemasyarakatan.

(21)

yang menyimpang dan hal ini cukup meresahkan. Masyarakat dituntut jeli dan mampu memilah berbagai informasi agar tidak gampang terbujuk, terprovokasi dan terpecah belah.

Dari sisi kependudukan, lingkungan strategis nasional saat ini sedang menyongsongBonus Demografi, yaitu suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Indonesia menikmati keuntungan tersebut yang dimulai sejak tahun 2010 dan bergerak menuju terbukanya ‘jendela kesempatan’ (windows of opportunity) di 2028-2031 disebabkan tingkat ketergantungan yang berada pada level yang rendah yaitu 46,9 per 100 orang usia produktif14. Hal ini beimplikasi pada keuntungan ekonomis dimana terdapat suplai tenaga kerja yang besar yang dapat meningkatkan pendapatan per kapita apabila mendapat kesempatan kerja yang produktif, masuknya perempuan ke pasar kerja membantu peningkatan pendapatan, adanya tabungan masyarakat yang diinvestasikan secara produktif serta pemanfaatan modal manusia yang besar untuk kegiatan produktif.

Dari sisi ekonomi, perubahan lingkungan strategis berjalan amat cepat dan terkadang sulit untuk diprediksi. Menurut Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, kondisi ekonomi global saat ini rentan terhadap krisis karena mudah berubah-ubah. Oleh karena itu

(22)

fundamental ekonomi nasional harus selalu terjaga, baik makro, moneter, maupun fiskal15. Pemerintahmaupun praktisi keuangan merasa optimis perekonomian Indonesia dapat melaju di atas 5 persen. Apalagi jika belanja pemerintah (belanja modal) dapat dilakukan secara lebih efisien. Adapun pemerintah telah berjanji untuk menggenjot belanja infrastruktur yang akan memunculkan efek berantai yang positif seperti penyerapan tenaga kerja dan menarik investasi ke Indonesia. Mulai stabilnya nilai tukar rupiah mendorong kembali orang untuk melakukan konsumsi sehingga perekonomian beranjak pulih. Pemerintah juga berkomitmen agar APBN tahun ini dapat berjalan dengan lebih baik dari sisi penerimaan, sisi belanja, maupun sisi pembiayaan agar berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Pengembangan sektor ekonomi mau tak mau harus saling berkaitan dengan sekor lingkungan hidup dan energi. Hal inilah yang kemudian memunculkan komitmen untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu yang menjadi kesalahan dari pengelolaan sumber daya alam di negara-negara berkembang adalah mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya dengan mengorbankan kelestarian sumber daya alam. Harusnya, dengan modal sumber daya alam yang besar akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kecendurangan yang terjadi adalah munculnya problematika seputar kelestarian alam, konflik sumber daya alam, akses masyarakat terhadap sumber daya alam dan

(23)
(24)

PEMERINT

AH DAN

MASYARA

KAT

POSISI DAN LOKASI GEOGRAFI NEGARA

KEADAAN DAN KEKAYAAN ALAM

KEADAAN DAN KEMAMPUAN PENDUDUK

IDEOLOGI

POLITIK

SOSIAL BUDAYA

PERTAHANAN KEAMANAN

EKONOMI

LINGKUNGAN STRATEGIS

(25)
(26)

III.

STRATEGI PENINGKATAN

WAWASAN LINGKUNGAN

STRATEGIS

Melihat dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian pesat, pemuda sebagai kekuatan moral dan kontrol sosial harus memiliki wawasan yang luas dan strategi yang tepat, agar segala bentuk dampak negatif dari perubahan lingkungan strategis dapat diantisipasi. Selain itu, pemuda sebagai agent of change dan pelaku pembangunan juga harus mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang yang terbuka sehingga keuntungan dari perubahan lingkungan strategis tersebut dapat digunakan semaksimal mungkin bagi peningkatan kapasitas dan kesejahteraan mereka.

(27)

meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, serta memiliki kemudahan akses informasi. Sebagai agen perubahan, pemuda harus selalu mengembangkan pendidikan politik dan demokrasi, memajukan ekonomi dan kewirausahaan, peduli terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, mengembangkan iptek, olahraga, budaya dan seni, serta mewujudkan kepemimpinan dan kepeloporan. Secara ringkas strategi peningkatan wawasan lingkungan strategis bagi pemuda dapat dilihat pada Gambar 1.

Untuk mewujudkan hal di atas perlu campur tangan Pemerintah dalam menyusun langkah-langkah, melakukan pembimbingan, menciptakan kondisi serta menyediakan fasilitas agar pemuda dapat menjalankan perannya dengan maksimal. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pemerintah meliputi Penyadaran, Pemberdayaan dan Pengembangan Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan16.

(28)

Gambar 2. Strategi Peningkatan Wawasan Lingkungan Strategis

(29)

Untuk mewujudkan hal di atas perlu campur tangan Pemerintah dalam menyusun langkah-langkah, melakukan pembimbingan, menciptakan kondisi serta menyediakan fasilitas agar pemuda dapat menjalankan perannya dengan maksimal. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pemerintah meliputi Penyadaran, Pemberdayaan serta Pengembangan Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan17.

Dalam UU 40 Tahun 2009 disebutkan bahwa Pemerintah bersama dengan

Pemerintah Daerah, masyarakat dan organisasi kepemudaan

memfasiitasi penyadaran kepemudaan berupa gerakan pemuda dalam

aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan

keamanan dalam memahami dan menyikapi perubahan lingkungan

strategis, baik domestik maupun global serta mencegah dan menangani

resiko. Selanjutnya, strategi pemberdayaan pemuda dilaksanakan secara

terencana, sistematis, dan berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dan

kualitas jasmani, mental spiritual, pengetahuan, serta keterampilan diri

dan organisasi menuju kemandirian pemuda. Adapun strategi

kepemimpinan pemuda dilaksanakan melalui pengaderan, pembimbingan

dan forum-forum kepemimpinan pemuda. Untuk strategi pengembangan

kewirausahaan dilaksanakan sesuai dengan minat, bakat, potensi

pemuda, potensi daerah, dan arah pembangunan nasional. Ssedangkan

17 UU Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, Republik Indonesia.

(30)

strategi pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan untuk

mendorong kreativitas, inovasi, keberanian melakukan terobosan, dan

kecepatan mengambil keputusan sesuai dengan arah pembangunan

nasional.

Secara singkat, strategi peningkatan wawasan lingkungan strategis bagi

pemuda meliputi: (1) Peningkatan pemberdayan ekonomi pemuda; (2)

Mendorong keterlibatan dan partisipasi pemuda dalam proses politik dan

pengambilan keputusan; (3) Memperkuat keterlibatan pemuda dalam

ketahanan nasional.

(31)

IV. KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERHADAP WAWASAN

LINGKUNGAN STRATEGIS

IV.1. Lingkungan Strategis Global

Pada tataran dunia internasional, Indonesia dipandang semakin memiliki posisi dan peranan yang penting. Di tingkat global, prakarsa dan peran Indonesia menjadi bukti pengaruh yang dimainkan, yang menjadi modal dalam penyelenggaraan diplomasi pada forum internasional. Modal ini merupakan hasil kerja keras menjawab tantangan ke depan, yakni menempatkan posisi Indonesia secara tepat atas isu-isu global dengan memanfaatkan posisi strategis Indonesia secara maksimal bagi kepentingan nasional. Peran Indonesia juga diarahkan untuk menjadi part of the solution bagi penyelesaian masalah global. Dalam konteks tersebut, politik luar negeri RI telah terbukti memberikan peluang dalam membangun hubungan baik dengan negara-negara di dunia dan meningkatkan peranan Indonesia dalam berbagai organisasi regional dan internasional.

Dari segi pertahanan, Indonesia harus memperhatikan pembangunan pertahanan negara yang konsisten terhadap komitmen pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945 dan NKRI serta Bhineka Tunggal Ika dengan mengikuti kebijakan politik negara yang menganut

(32)

prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Mengingat potensi empat jenis konflik pada masa lima tahun mendatang, yakni perang proxy antarnegara besar, konflik pencarian aturan main dalam fora internasional, konflik di wilayah perbatasan, dan konflik penggunaan sumber daya alam, Indonesia sangat rentan terseret dalam ketidakpastian relasi antarnegara. Demi kokohnya peran Indonesia yang sebenarnya punya komitmen sangat mendalam untuk menjadi bagian dari solusi problem-problem dunia, para diplomat Indonesia, di kementerian atau instansi manapun, perlu fokus pada pencapaian kepentingan nasional yang akan menciptakan soliditas pondasi ekonomi Indonesia, menciptakan daya gentar sekaligus daya tarik terhadap Indonesia, mempromosikan dan mengembangkan inisiatif dan karya anak bangsa, mengembangkan kegiatan yang memperkuat penggunaan soft-power, meyakinkan dunia bahwa pemerintah Indonesia mampu, punya kredibilitas dan reputasi positif di mata masyarakatnya, bahwa pemerintah Indonesia punya strategi dan komitmen dengan tahapan-tahapan prioritas yang jelas, dan bahwa Indonesia punya desain realistis untuk pengembangan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peka terhadap perkembangan zaman, termasuk juga terhadap perkembangan status Indonesia sebagai negara yang pamornya meningkat di mata dunia.

(33)

IV.2. Lingkungan Strategis Regional

Dalam rangka menunjang kepentingan nasional di berbagai bidang dan dalam upaya untuk menciptakan perdamaian dan keamanan dunia, Indonesia juga telah berperan aktif dalam berbagai bidang kerja sama di fora regional, seperti ASEAN, APEC, dsb. Pemerintah Indonesia menempatkan ASEAN sebagai soko guru atau pilar utama politik luar negeri Indonesia dengan berupaya terus berpartisipasi aktif dalam kerja sama ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomi, sosial budaya dan pembangunan. Sebagai sokoguru politik luar negeri Indonesia, ASEAN menjadi prioritas utama bagi kebijakan luar negeri Indonesia yang didasarkan atas visi ”Melalui penguatan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama ASEAN, ikut mendorong proses integrasi Komunitas ASEAN 2015 yang memberikan manfaat bagi Indonesia yang mandiri, maju, bersatu, demokratis, aman, adil, makmur dan sejahtera.”

Indonesia perlu turut menentukan arah ASEAN ke depan. Di satu sisi, ASEAN harus memberikan manfaat bagi Indonesia, dan di sisi lain Indonesia harus memiliki kepemimpinan di ASEAN. Untuk itu, dalam lima tahun mendatang Indonesia perlu memastikan kesiapan domestik sekaligus mempersiapkan konsep dan langkah kepemimpinan Indonesia di ASEAN melalui dukungan regulasi, kelembagaan, program/kegiatan dan anggaran. Di samping itu, kepemimpinan dan peran Indonesia di ASEAN perlu didukung oleh kapasitas sumber daya manusia (intellectual resources) yang memadai.

(34)

IV.3. Lingkungan Strategis Nasional

Sebagai negara yang memiliki beragam suku dan budaya, bibit-bibit perpecahan dapat berkembang kapanpun. Oleh karenanya, menjadi keharusan bagi pemerintah untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan untuk mencegah munculnya kesempatan bagi kelompok-kelompok tertentu untuk mengeksploitasi keadaannya.

Ikatan sosial yang cenderung memudar beberapa tahun terakhir hendaknya dapat diperkuat melalui promosi dan pengondisian kesadaran kebangsaan. Nilai-nilai geohistoris perlu digali, dibangkitkan, dan disosialisasikan kembali melalui berbagai media. Bangsa-bangsa maju adalah bangsa yang memiliki karakter dan budaya global dengan berakar kokoh pada nilai-nilai budaya sendiri. Nilai-nilai kebangsaan berupa kesadaran kebhinekaan dan nilai karakter Pancasila, serta keragaman kearifan lokal yang dimiliki Indonesia, merupakan modal sosial yang sangat berharga untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa global yang teguh dengan karakter budayanya sendiri seperti yang ditunjukkan oleh China dan India.

Dari sisi ekonomi, pemerintah harus terus meningkatkan kemampuan dunia usaha lokal untuk berkompetisi dan mengambil peran lebih besar untuk memanfaatkan pasar domestik. Gerakan kewirausahaan dan stimulus terhadap pengusaha daerah dan pengusaha muda yang tengah dilakukan perlu lebih diintensifkan. Mengingat derasnya aliran investasi asing di pasar keuangan dan pasar modal maka Kecepatan dalam

(35)

pengambilan kebijakan, kehati-hatian kebijakan fiskal, koordinasi otoritas fiskal-moneter dan tetap menjaga serta meningkatkan fundamental ekonomi merupakan prinsip dasar yang perlu terus dilakukan. Keseimbangan pembangunan berkelanjutan antara tujuan dan motif ekonomi-sosial-lingkungan hidup juga perlu dirumuskan. Tentu hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga segenap pemangku kepentingan, termasuk pengusaha, swasta, LSM dan masyarakat untuk terus menyeimbangkan antara keuntungan ekonomis dan lingkungan serta terjaganya stabilitas sosial-bermasyarakat. Begitu pula dengan ketahanan energi yang perlu menjadi prioritas pembangunan ekonomi mengingat energi merupakan faktor kunci bisa tidaknya Indonesia melangkah menjadi negara maju.

Pengembangan sumber daya manusia harus menjadi perhatian pokok, baik dari segi pendidikan, kesehatan, maupun keterampilan. Pengembangan sumber daya manusia diperlukan karena pembangunan ekonomi secara masif tentu memerlukan dukungan sumber daya manusia yang cakap dan andal.

(36)

V. PROGRAM DAN KEGIATAN

PENINGKATAN WAWASAN

LINGKUNGAN STRATEGIS

Beberapa program dan kegiatan dapat diturunkan dari strategi dan kebijakan peningkatan wawasan lingkungan strategis, yaitu sebagai berikut: bersama stakeholder kepemudaan seperti swasta, perguruan tinggi, organisasi kepemudaan, serta lintas sektor lain.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Pemuda Indonesia. Jakarta.

2. Badan Narkotika Nasional. 2014. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta.

3. Sharma, Ritu & Eric Simms. What Youth Want, A Pocket Guide for Policymakers. Center for Strategic & International Studies and International Youth Foundation.

4. Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Direktorat Analisa Lingkungan Strategis. Januari 2008. Perkembangan Lingkungan Strategis dan Prediksi Ancaman Tahun 2008. Jakarta

1. A.S. Hikam, Muhammad (editor). 2014. Menyongsong 2014-2019: Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang Berubah. Badan Intelejen Negara. Jakarta.

2. UNDP. 2015. Human Development Report 2015.

Gambar

Gambar 2.  Strategi Peningkatan Wawasan Lingkungan Strategis

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan

Untuk mendapatkan hal tersebut, dibangun suatu sistem yang dapat melakukan monitoring kondisi jantung pasien secara real time dan hasilnya dapat disimpan ke dalam database

Menurut Husaini (1996) hasil survey di negara-negara maju maupun berkembang IMT ternyata merupakan indeks yang responsife, sensitif terhadap perubahan keadaan gizi. Berat

Hasil penelitian menunjukkan soal ujian nasional dengan stimulus paling banyak adalah dalam bentuk gambar yang berkategori sedang (52,5%) terdapat pada 21 butir

Dengan media pengumpulan data wawancara penulis dapat menggunakan hasil jawaban dari responden sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kriteria apa saja yang akan digunakan

Karena faktor resiko dan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi jangka panjang, operasi untuk mengurangi berat badan jarang sekali dilakukan pada remaja. Efek

Penelitian mengenai Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) telah dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya antara lain Ramana (2003)

Intikeramik Alamasri Industry Tbk Stone, Clay, Glass and Concrete Products 59 PT.. Mulia Industrindo Tbk Stone, Clay, Glass and Concrete Products