• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA

SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Oleh

KHARINA OKTAVIANA

Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Korelasional. Dengan populasi adalah seluruh siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung sebanyak 173 siswa, kemudian diambil sampel penelitian berjumlah 35 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui hasil renang gaya dada . Analisis data hasil perhitungan hubugan kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil renang gaya dada 25 meter menggunakan teknik analisiskorelasi product moment.

Dari hasil penelitian di dapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya dada karena nilai = 0,744>0,344 . Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan kecepatan renang gaya dada karena nilai nilai = 0,806>0,344 . Serta bersama-sama ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan power tungkai dengan kecepatan renang gaya dada dengan nilai = 41,013>3,295 . Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil renang gaya dada.

(2)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA

SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Oleh

KHARINA OKTAVIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

i .

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT L.ENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA

SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

(Skripsi)

Oleh

KHARINA OKTAVIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Teknik Gerakan Kaki Renang Gaya Dada ... 16

2. Teknik Gerakan Tangan Renang Gaya Dada ... 17

3. Teknik Gerakan Kombinasi Tangan Kaki, Dan Mengambil Nafas ... 17

4. Otot Lengan ... 19

5. Otot Tungkai ... 21

6. Desain Penelitian ... 30

7. Pull and Push Dynamometer ... 32

8. Standing Broud Jump... 33

(5)

xiii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 7

B. Pendidikan Jasmani ... 8

C. Mekanika Gerak Dalam Ruang ... 9

1. Konsep Mekanika Gerak ... 9

2. Prinsip–Prinsip Mekanika ... 10

3. Ruang ... 11

D. Renang Gaya Dada ... 12

1. Olahraga Renang ... 12

2. Gaya Dada ... 14

E. Kekuatan Otot Lengan ... 18

F. Power Tungkai ... 19

G. Penelitian Yang Relevan ... 21

H. Kerangka Berpikir ... 22

I. Hipotesis ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 27

(6)

xiv

2. Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian ... 28

D. Definisi Oprasional Variabel ... 29

E. Desain Penelitian ... 30

F. Teknik Pengambilan Data ... 30

G. Instrumen Penelitian ... 31

H. Analisis Data ... 34

1. Uji Normalitas ... 34

2. Uji Homogenitas ... 35

3. Uji Hipotesis ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39

2. Analisis Data ... 41

B. Uji Hipotesis ... 44

C. Pembahasan ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(7)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabulasi Hasil Penelitian Kekuatan Otot Lengan Dan Power

Dan Power Tungkai ... 53

2. Perhitungan Data Z- Skor Dan T- Skor Kekuatan Otot Lengan ... 54

3. Perhitungan Data Z–Skor Dan T- Skor Power Tungkai... 55

4. Perhitungan Data Z- Skor Dan T- Skor Renang Gaya Dada ... 56

5. Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Renang Gaya Dada ( Data T- Skor) ... 57

6. Hubungan Power Tungkai Terhadap Hasil Renang Gaya Dada ... 59

7. Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Power Tungkai ... 61

8. Korelasi Ganda Kekuatan Otot Lengan Dan Power Tungkai Terhadap Hasil Renang Gaya Dada ... 63

9. Tabel Harga Kritik Dari rProduct Moment ... 65

10. Nilai Uji- t ... 66

11. Tabel F ... 67

12. Domumentasi Penelitian ... 68

(8)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Populasi Siswa Kelas X Dan XI SMK Guna Dharma Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015 ... ... 27 2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 38 3. Deskripsi Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan, Power Tungkai

Terhadap Hasil Renang Gaya Dada Pada Siswa SMK Guna Dharma

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015 . ... 40 4. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Kekuatan Otot Lengan

Terhadap Hasil Renang Gaya Dada Pada Siswa SMK Guna Dharma

Tahun Pelajaran 2014/ 2015 ... 42 5. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Power Tungkai Terhadap

Renang Gaya Dada Pada Siswa SMK Guna Dharma Tahun Pelajaran

2014/ 2015 ... 43

6. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Power Tungkai Terhadap Renang Gaya Dada Pada Siswa

(9)
(10)
(11)
(12)

viii MOTTO

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(Al-Baqarah: 153)

Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari Tuhan dan aku percaya Dia akan selalu memberikan

yang terbaik untukku pada waktu yang telah ia tetapkan.

Telanlah rasa kecewa dan sakit hatimu.Sesuatu dan

Seseorang yang lebih baik telah disiapkan oleh Tuhan di depan sana.

(13)

ix

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya mungil ini

Untuk pribadi luar biasa yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku

ketahui, namun tenang temaram dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa :

Ibuku (Rosita) Ayahku (Khairul Purnama)

Kepada Uniku (Kharisma Yulita, S.Pd) dan Adikku (M. Vikho Reynando)

terima kasih atas segala support yang telah diberikan selama ini dan

semoga uni dan adikku tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga dikemudian hari dan cita-cita yang kita impikan.

Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan Penjaskes10

Terutama Alm. Ade Sapaldo, Ani, Nia, Nuha, Ega, qnoy, fahmi,) serta rekan-rekan lain yang tak bisa tersebutkan namanya satu

persatu

terima kasih tiada tara ku ucapakan ..

Terakhir, untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan ilahi yang siapapun itu, terimakasih telah menjadi baik

dan bertahan di sana.

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas,

entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima

kasih

(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Kharina Oktaviana, lahir di Bandar Lampung, 17 Oktober 1992, sebagai anak Kedua dari tiga bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Khairul Purnama dan Ibu Rosita.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain :

1. TK Taman Siswa Teluk Betung (1996-1998) 2. SD Negeri 1 Keteguhan (1998-2004)

3. SMP Negeri 15 Bandar Lampung (2004-2007) 4. SMA Taman Siswa Teluk Betung (2007-2010)

5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Pendidikan (IP), Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) anggkatan 2010.

(15)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung. Dengan judul “Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Power

Tungkai Terhadap Hasil Renang Gaya Dada 25 Meter Pada Siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.”

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,

petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

(16)

1. Bapak Drs. Frans Nurseto, M.Psi sebagai Pembimbing utama, atas

kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

2. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembimbing II yang dengan tekun, sabar

dan pengertian serta banyak membantu selama penulis menyusun skripsi ini; 3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Pembahas, atas kritik dan sarannya

yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi; 4. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan

semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;

5. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Dr. Riswani Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

7. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan

pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;

8. Keluarga besarku, ayah/ ibu yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi

dan dukungan;

9. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2010 terima kasih atas kebersamaannya;

10. Siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung, terima kasih atas waktu yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga

(17)

diberikan anugerah yang berlimpah dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, September 2015 Penulis,

Kharina Oktaviana

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani termasuk mata pelajaran di sekolah yang merupakan

bagian tujuan hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras serasi dan seimbang. Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah salah satunya yaitu

cabang olahraga renang.

Renang merupakan salah satu bagian dari kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan pada anak-anak, bahkan bayi umur

beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah dijadikan sebagi salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikan yang

(19)

2

Renang satu dari sedikit aktivitas olahraga yang sangat dinamis tanpa

menyebabkan cidera seperti gerakan high impact. Hasilnya, renang sangat bagus untuk semua umur, terutama orang-orang yang kembali berolahraga

lagi, orang tua, atau orang dengan masalah kesehatan yang tak memungkinkan berolahraga jenis lain. Kelebihan lainnya, karena udara sekitar kolam sangat lembab, berenang seringkali sangat bagus dilakukan penderita asma.

Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika di bandingkan dengan cabang olahraga lain pada umumnya. Renang di lakukan di air, sehingga factor gravitasi bumi di pengaruhi oleh daya tekan air ke atas. Kegunaan

olahraga dewasa ini semakin hari semakin bertambah penting bagi kehidupan setiap manusia, baik olahraga itu dilihat dari segi pendidikan (paedagogis),

segi kejiwaan (psycologis), segi fisik (physiologis) maupun dari segi hubungan sosial. Hal tersebut mengingat peranan olahraga terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia sangat besar. Dengan

melakukan olahraga secara teratur otot akan menjadi kuat dan berkembang serta membuat organ-organ tubuh berfungsi dengan baik.

Pada saat melakukan olahraga renang, terkadang kita menemukan kendala seperti; badan kita agak kaku, lemes, keram perut, tubuh kita terasa berat,

pergerakan lengan kita saat mengayun dan mendorong juga kadang kurang cepat, bahkan ada kepala kita pening. Oleh karena itu sebelum berenang dan

(20)

3

pendinginan setelah selesai berenang agar suhu tubuh dan detak jantung tidak

menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5 menit.

Berdasarkan kenyataan bahwa aspek-aspek yang menopang pencapaian ke-berhasilan perlu ditingkatkan secara optimal. Salah satu aspek yang perlu

ditingkatkan dan dikembangkan adalah aspek kekuatan otot dan gerak dasar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus

balajar secara baik dan teratur dengan memperkuat kekuatan otot lengan dan tungkai yang tepat. Kedua aspek tersebut merupakan cara untuk meningkatkan hasil renang gaya dada.

Menurut Thomas (2003:22) “Gaya dada adalah gaya yang pertama-tama

dipelajari oleh kebanyakan orang pada waktu mereka mulai belajar berenang. Gaya ini sering dikatakan gaya katak, karena gerakan kaki yang menyerupai gerakan kaki katak pada saat berenang. Dalam perkembangannya gaya dada

telah mengalami banyak perubahan teknik baik gerakan tungkai maupun gerakan lengan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan koordinasi gerakan

yang efektif dan pastinya lebih cepat dari yang sebelumnya”.

Dalam olahraga renang gaya dada dimana daya dorong maju pada olahraga tersebut dominan berada pada gerakan tangan dan tungkai maka kondisi fisik

yang berkaitan dengan gerakan tangan dan tungkai perlu diperhatikan yaitu: kekuatan otot lengan dan power tungkai. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian dengan judul: “ Hubungan

(21)

4

Dada 25 Meter Pada Siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/ 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya kekuatan otot lengan dan power tungkai pada siswa. 2. Kurangnya aspek kecepatan dalam renang gaya dada.

3. Kurangnya aspek penguasaan teknik dasar saat berenang gaya dada. 4. Masih kurangnya koordinasi dari penguasaan teknik gerak tangan, kaki

dan teknik pengambilan nafas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan terhadap hasil renang gaya

dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung?

2. Seberapa besar hubungan kekuatan power tungkai terhadap hasil renang

gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung? 3. Seberapa besar kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil

renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar

(22)

5

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kekuatan otot lengan terhadap hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar power tungkai terhadap hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis

Menambah ilmu pengetahuan dalam perkembangan renang pada

penulis khususnya.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah agar dapat mengajarkan ketrampilan renang gaya dada dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani.

3. Bagi Siswa

Dapat memberikan pengetahuan kepada siswa–siswi SMK Guna

(23)

6

4. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk meningkatkan ketrampilan renang gaya dada untuk menunjang prestasi siswa dalam

pembelajaran pendidikan jasmani.

5. Bagi Pembaca

Dapat memberikan wawasan kepada para pembaca pada umumnya

(24)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Dimyanti dan Mujiono (2002:256) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar

aktif, yang menekankan pada sumber”.

Satori 2008 dalam Suharti (2013:8). “pembelajaran ini adalah suatu proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perebuhan prilaku baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor”.

Robert M. Gagne, 1977 dalam Suharti (2013:9) “Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja”. Gagne

berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi. Jadi dapat disimpulkan pengertian

(25)

8

Jadi penulis menyimpulkan pembelajaran ialah “ seperangkat tindakan yang

dirancang secara sistematis oleh guru profesional untuk mempengaruhi dan mendukung proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pendidikan”.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan

peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Mutohir (1992:2) mengartikan bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu

proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan

watak, serta kepribadian yang harmoni dalam rangka membentuk manusia yang berkualitas berdasarkan pancasila”

Menurut Muhajir (2006:1) “Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada

pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata

pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan

(26)

9

Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

Pendidikan Jasmani adalah merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan

untuk meningkatkan individu menyangkut tiga aspek: kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada

ketiga ranah tersebut.

C. Mekanik Gerak Dalam Ruang

1. Konsep Mekanika Gerak

Mekanika gerak sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap

pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan angin, dsb.) pada benda yang bergerak dan tidak bergerak. Pengetahuan tentang mekanika pada awalnya digunakan untuk

merancang benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bangunan, jembatan, kapal, pesawat, dll. Kemudian, ketika kebutuhan akan gerak manusia semakin tinggi, maka mekanika ini pun digunakan

untuk mempelajari pengaruh daya di atas pada manusia, dan sebaliknya, pengaruh daya yang dikerahkan manusia ketika bergerak. Jelas sekali

bahwa daya tarik bumi, gesekan, dan tahanan udara berlaku baik pada kegiatan-kegiatan manusia dalam gerak (olahraga) maupun pada kegiatan non-olahraga. Upaya seorang pelompat tinggi yang melawan daya tarik

(27)

10

Demikian juga, tahanan udara dan gesekan sama-sama melawan lajunya

mobil dan pelari sprint.

2. Prinsip-Prinsip Mekanika

Dalam olahraga, prinsip mekanika tidak lain adalah ketentuan mendasar yang mengatur aksi manusia. Misalnya jika seorang pelatih dan atlet

mengerti ciri-ciri dan cara kerja daya tarik bumi, mereka akan tahu apa yang harus dilakukan untuk melawan pengaruh daya tadi, dan sekaligus

dapat memanfaatkannya. Seorang pelomcat indah yang menyadari bahwa daya tarik bumi beraksi secara tegak lurus pada permukaan tanah akan memiliki pengertian yang lebih baik dalam hal tolakan yang bagaimana

yang memberikan jalur layangan yang optimal untuk lompatan. Demikian juga seorang pegulat akan mengetahui bahwa daya tarik bumi merupakan sahabatnya ketika lawannya sudah kehilangan keseimbangan. Terdapat

banyak sekali daya di bumi ini di samping daya tarik bumi, tahanan udara dan gesekan.

Daya-daya tersebut beraksi dalam cara yang bervariasi. Seorang pelatih

atau guru yang mengerti bagaimana semua daya itu bekerja akan mengetahuilebih baik dalam menganalisis teknik gerak anak asuhnya

untuk kepentingan peningkatan performanya. Demikian juga jika atlet atau siswa mengetahui prinsip-prinsip mekanika, maka mereka akan lebih mudah mempelajari teknik gerakannya serta mengetahui secara sadar

(28)

11

pun digunakan untuk memperbaiki efisiensi peralatan olahraga dan

fasilitas lainnya. Sepatu atletik, skating,dan ski dirancang berdasarkan pengertian daya-daya eksternal yang terdapat di bumi. Pengetahuan

tersebut telah menjadi alat dalam meningkatkan standar performa dalam setiap cabang olahraga.

3. Ruang

Semua gerakan terjadi pada suatu ruang. Ada dua jenis ruang yaitu :

perseorangan (personal) dan umum (general). Ruang perseorangan (personal space) ialah ruang terbesar yang dapat digunakan oleh seseorang pada posisi tetap, seperti ruang yang dapat dicapai oleh seseorang dengan

meregang, membengkok, dan melipat. Sedang ruang umum (general space) adalah daerah dimana seseorang atau beberapa orang dapat bergerak, dan itu mungkin, dalam gedung, kolam renang, atau ruang

terbuka. Besarnya ruang yang dapat digunakan dan jumlah orang dalam ruang tertentu mempengaruhi kemungkinan bergerak. Pengertian tentang

konsep ruang perseorangan dan ruang umum ini sangat penting bagi perkembangan gerak anak dimasa berikutnya, sehingga konsep ini harus selalu ditekankan tidak sekedar sekali atau dua kali saja, sehingga

diharapkan akan tumbuh kesadaran dan keamanan sambil bergerak dalam ruang perseorangan dan ruang umum dengan menekankan tidak terjadi

(29)

12

D. Renang Gaya Dada

1. Olahraga Renang

Menurut Dwijowinoto (1992:1) “Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya Play Group sampai dengan

tingkat mahasiswa. Ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu mulai diajarkan kepada bayi berumur beberapa bulan tetapi banyak pula yang baru belajar

renang setalah berumur tua”.

Dwijowinoto (1992:7) “Renang juga mempunyai sejarah yang selaras dengan sejarah kehidupan manusia. dan sejarah renang ini perlu diketahui

oleh para olahragawan renang pada umumnya. Pada negara-negara kuno renang digunakan untuk melatih dan mempersiapkan para pemudanya dalam rangka pertahanan Negara. Demikian pula setelah lahirnya

sekolah-sekolah pada jaman kuno di negara-negara Mesir, China, Yunani, Roma dan banyak negara lain renang selalu masuk dalam acara pelajaran sekolah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu renang telah dikenal dan terus berkembang

sampai saat ini yaitu dengan adanya kejuaraan-kejuaran renang baik di tingkat nasional, regional maupun internasional”.

Menurut Thomas (2003:1) “Renang pada jaman dahulu dilakukan orang

(30)

13

kedekatan manusia dengan air, misalnya anak-anak selalu ingin bermain

dalam genangan air. Renang memberikan kesenangan, relaksasi, tantangan, persaingan, dan kemampuan untuk menyelamatkan diri dalam keadaan

darurat di dalam air. Menurut Haller (2011:18)“Dalam berlatih renang pada tahap pertama mengikuti hukum-hukum alam pengapungan dan pergerakan tubuh. Renang tidak menentukan suatu pola tangan atau kaki yang harus

dilakukan asal dapat mengapung dan bergerak kemana saja. Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada

menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan

dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di

permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki”.

Pada tahap berikutnya para perenang baru melakukan kombinasi

gerakan-gerakan dan mengelompokkan kombinasi-kombinasi tersebut dalam gaya-gaya renang. Tahap selanjutnya kombinasi gerakan disusun secara

sistematis dan jadilah gaya renang seperti yang sekarang banyak dilihat. Menurut Dwijowinoto (992:14) “Dalam arena perlombaan baik tingkat nasional, regional maupun internasional ada empat gaya yang selalu

(31)

14

Punggung atauThe Back Crawl Stroke, Gaya Dada TheBreast stroke dan Gaya Kupu-kupu atauThe Dolphin Butterfly Stroke”.

2. Gaya Dada

Gaya dada adalah gaya yang paling populer sewaktu orang melakukan renang rekreasi karena dengan gaya ini, kepala perenang dapat berada di atas air dalam waktu yang lama. Orang yang sedang belajar berenang

biasanya memulai dari mempelajari gaya dada terlebih dahulu karena disamping mudah dipelajari, resiko yang ada lebih kecil jika dibandingkan

dengan gaya-gaya berenang yang lain. Sehingga dalam pelajaran berenang, kebanyakan perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas terlebih dahulu. Namun diantara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi

Renang Internasional (FINA), perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan

posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah

tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang

(32)

15

Menurut Thomas (2003:141) “Renang gaya dada adalah gaya renang kuno

yang sudah ada sejak zaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini merupakan satu dari empat gaya renang yang diperlombakan dalam

pertandingan-pertandingan renang internasional. Meskipun didefinisikan lebih rinci, gaya dada adalah gaya yang mudah dan nyaman untuk dilakukan. Jika dilakukan dengan benar, gaya dada memerlukan pernafasan

yang teratur dengan wajah terbenam pada waktu melucur. Namun, gaya ini dapat mengadaptasi keposisi semi vertikal dengan sangat mudah, sehingga

dengan kepala terangkat memungkinkan perenang untuk melihat ke depan dan bercakap-cakap dengan perenang lain. Oleh karena itu, gaya ini sering

disebut sebagai gaya “sosial” atau gaya “percakapan”.

Berikut ini adalah teknik-teknik atau tahapan-tahapan dalam belajar renang gaya dada:

1. Gerakan Kaki

1. Kaki ditekuk (dengkul dibengkokkan/ ditekuk)

2. Kemudian tendangkan/ luruskan kaki dengan posisi krdua kaki terbuka (kaki kiri dan kaki kanan saling berjauhan)

3. Masih dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan, (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ini akan menambah daya

dorong)

Jadi urutan gerakan kaki gaya dada ini : a. Tekuk, tendang, rapatkan

(33)

16

Gambar 1. Teknik gerakan kaki renang gaya dada

2. Gerakan Tangan

1. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan

saling bertemu dan menempel).

2. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan

selebihnya tarik ke bawah).

3. Luruskan tangan kembali.

Jadi urutan gerakan tangan gaya dada ini :

1. Luruskan tangan diatas kepala, gerakkan tangan kesamping kiri dan kanan.

(34)

17

Gambar 2. Teknik gerakan tangan renang gaya dada

3. Gerakan kombinasi tangan, kaki, dan mengambil nafas

1. Gerakan tangan dan kaki dilakukan bergantian

2. Pengambilan nafas dilakukan ketika gerakan tangan kesamping kiri dan kanan,kemudian kepala mendongok ke atas sambil mengambil

nafas.

(35)

18

E. Kekuatan Otot Lengan

Menurut Mahendra (2000: 35) “Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi”. Menurut Hidayat

(1996 : 62) “Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melawan beban (load) atau tahanan (resistance). Semakin otot kita kuat maka semakin ringan juga dalam mengatasi tahanan atau beban yang dihadapi. Pada olahraga

senam khususnya pada gerakan meroda kekuatan otot yang dipakai adalah kekuatan otot tangan pada saat posisi badan terbalik yaitu untuk menahan

beban tubuh, juga berperan untuk mempertahankan lengan tetap lurus saat posisi badan terbalik”.

Kekuatan suatu otot berdasar pada dua faktor utama. Pertama dipengaruhi

oleh unsur-unsur strukturil otot itu, khususnya volume. Kekuatan otot meningkat sesuai meningkatnya volume otot. Kedua kekuatan otot ditentukan oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang

bersangkutan. Faktor ini penting dalam orang berlatih meningkatkan kekuatan otot dan menekankan perlunya belajar menggunakan kekuatan sesuai dengan pelaksanaan nyata. Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa

kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan atau sekelompok otot lengan seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk

(36)

19

1. Otot tendon bisep 7. Otot palmaris longus 2. Otot trisep 8. Otot fleksor karpi radialis 3. Otot bisep brakhii 9. Otot fleksor retinakulum 4. Otot brakhialis 10. Otot fleksor karpi ulnaris 5. Otot brachioradialis 11. Otot fasia palmaris 6. Otot pronator teres

Gambar 4. Otot Lengan

(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132)

F. Power Tungkai

Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (2007 : 200) “Power

terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power telah diakui sebagai

(37)

20

Karena power ditungkai, seorang atlet renang mampu dengan cepat dan

meledak ke luar blok start, pemain basket mampu melompat setinggi-tinggi sebelum melaakukan yang cepat dan kuat agar mampu melakukannya berapa

kali. Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Ini sesuai dengan pendapat Pear and Morgan,1986 dalam Sumantri (2014:17) yang mengemukakan “Power is

something different. Power = strength + speed”.

Begitu pula Rushall dan Pyke, 1990 dalam Sumantri (2014:17) mengatakan “power is usuakky described as function of both the force (strength) and

speed movent”. Maksudnya adalah power biasanya dinyatakan sebagai

gabungan dari dua bentuk gerakan yaiut kekuatan dan kecepatan.Berdasarkan

beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa power adalah perpaduan dari dua unsure komponene fisik yaitu kekuatan dan kecepatan.

Dapat disimpulkan bahwa power otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas berat dengan melibatkan otot tungkai secara

maksimal dengan pengerahan tenaga yang sekuat-kuatnya untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi otot tungkai yang tinggi. Bentuk latihan power otot tungkai yang mendukung gerakan meroda anatara lain : front jump (meloncat ke depan), vertical jump (meloncat ke atas), side jump (meloncat ke samping) dan latihanskipping.

Tungkai menurut Yusuf (2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai atas(thigh / femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus) dan kaki (foot /

(38)

21

sampai ujung kaki. Didalam tungkai juga terdapat otot-otot yang terdapat pada tungkai antara lain :

1. Otot gluteus maximus 6. Otot gastroknemius 2. Otot adduktor 7. Otot peroneus longus 3. Otot paha lateral 8. Otot soleus

4. Otot paha medial 9. Otot extensor digitorum longus 5. Otot tibialis anterior

Gambar 5. Otot Tungkai

(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 135)

G. Penelitian yang Relevan

1. Sapto Wega Subagyo (Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila 2014)

Konstribusi kekuatan otot lengan, power tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata - tangan –kaki terhadap ketrampilan gerak dasar meroda

pada siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung

2. Almas Aqmarina Putri (Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila 2015) Kontribusi kekuatan otot lengan dan tungkai terhadap gerak dasar renang

(39)

22

3. Riyan Jaya Sumantri (2014) Konstribusi kekuatan otot lengan, panjang

lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1

METRO.

H. Kerangka Berpikir

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah Jika

seseorang memiliki kekuatan otot lengan yang baik maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap renang gaya dada, Jika seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang baik maka akan memberikan

sumbangan yang lebih besar terhadap performa saat renang gaya dada. Dan Jika seseorang memiliki kekuatan otot lengan, dan otot tungkai maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap performa saat renang gaya

dada.

I. Hipotesis

Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan

dibuktikan kebenarannya. Menurut Hadi (2000:257) “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

(40)

23

hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipoesis tersebut terdukung

oleh data yang menunjukan kebenarnnya atau tidak”. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian.

Menurut Hadi (2000: 157) “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar

mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya, sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima”.

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

H0: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil renang

gaya dada 25 meter pada siswa Guna Dharma Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/2015.

H1: ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil renang gaya dada

25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/ 2015.

H0: tidak ada hubungan antara power tungkai dengan hasil renang gaya dada

25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

H2: ada hubungan antara power tungkai dengan hasil renang gaya dada 25

(41)

24

H0: tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan power tungkai

terhadap hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

H3: ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap

(42)

25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional”. Menurut Riduwan (2005: 207) “Metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian survei dengan teknik tes. Metode penelitian dalam penelitian ini mencakup prosedur dan instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian”. Oleh karena itu berikut ini akan diuraikan tentang

bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan analisis data.

Menurut Sugiyono (2008: 10) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Sukardi, 2003 dalam Suharti (2013:48) “Metode

(43)

26

peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi

masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri”.

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata yang sedang berlangsung. Tujuan utama dalam

penggunaan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaaan yang sementara berjalan saat penelitian dilakukan, dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Pada prinsipnya penelitian deskriptif adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan dilapangan dengan teori-teori, konsep-konsep dan data hasil

penelitian di lapangan. Penelitian ini dikatakan penelitian deskriptif karena memaparkan hubungan kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap

hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Pelaksanaan penelitian pada dasarnya adalah ingin memperoleh informasi atau data guna memecahkan masalah yang diteliti. Informasi yang diharapkan

hendaklah melalui prosedur yang sistematis serta terarah dan bersifat ilmiah. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan jawaban terhadap masalah

(44)

27

B. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Menurut Arikunto (2002: 108) pengertian “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sugiyono (2008:220) mengatakan “Bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk

diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogeny”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X dan XI di SMK

Guna Dharma Bandar Lampung yang berjumlah 173 siswa.

Tabel 1 . Data Populasi Siswa Kelas X dan XI SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kelas Murid Jumlah total

Laki – laki Perempuan

1. X AK 13 19 32

2. X AP 0 29 29

3. X TKJ 22 10 32

4. XI AK 4 17 21

5. XI AP 0 29 29

6. XI TKJ 14 16 30

Jumlah 53 120 173

(45)

28

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:245) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Menurut Hadi (2000:268) pengertian “Sampel adalah Sebagian individu yang hendak diselidiki”.

Jadi dapat disimpulkan sampel adalah wakil dari anggota populasi yang akan diteliti. Tingkat ketelitian tergantung pada sumber dana, kemampuan

yang cukup baik, waktu dan tenaga.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat ketelitian 20% dari 173 siswa. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 35

siswa yang terdiri dari 6 kelas di SMK Guna Dharma Bandar Lampung. Adapun pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan system random sampling. Seperti pendapat Riduwan (2005:58) bahwa ” random sampling adalah pengambilan sampel dari angota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)”.

C. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2002 : 196) “variabel adalah objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Ada dua variabel yang terlibat

dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Variabel bebasnya ada dua yaitu:

(46)

29

2) Power Tungkai (X2)

b. Variabel terikatnya yaitu:

Hasil renang gaya dada (Y).

D. Definisi Oprasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel

yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan ssecara operasional sebagai berikut :

1. Power tungkai dimaksut adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya memadukan antara kecepatan dan kekuatan. Power seseorang dapat diketahui dengan tes vertical jump dengan satuan

centimeter.

2. Kekuatan otot lengan yang dimaksud adalah Kemampuan lengan dalam melakukan suatu gerakan hentakan ayunan yang menghambat tahanan

didalam air guna membawa tubuh didalam menyikapi teknik-teknik yang ada pada gaya kupu-kupu itu sendiri. Kekuatan otot lengan seseorang

dapat di ketahui melalui satuan ukuran pushup.

3. Ketrampilan renang gaya dada yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk membuat hasil gerakan semaksimum mungkin dan

(47)

30

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Desain penelitian Keterangan :

- X1 : Kekuatan otot lengan

- X2 : Power Tungkai

- Y : Hasil renang gayadada

F. Teknik Pengambilan Data

Menurut Arikunto (2002:265) dijelaskan bahwa “Metode pengumpulan data

merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Lebih lanjut dikatakan oleh Arikunto (2002:265) bahwa

“Untuk memperoleh data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti

sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan

yang ditarik akan salah pula”.

Data yang perlu dikumpulkan ini menggunakan metode survey dengan teknik tes dan teknik korelasi, pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes

dan pengukuran melalui metode survey,yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan.

X

2

Y

(48)

31

G. Instrumen Penelitian

Tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi:

1. Tes dan Pengukuran Kekuatan Otot Lengan dalam Widiastuti (2011:3)

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam menarik dan mendorong.

Alat/fasilitas : Pull and push dynamometer, Pemandu Tes, Pencatat Skor

Tingkat Umur : 10 Tahun sampai perguruan tinggi Validitas : 0,63

Reliabialitas : 0,63

Pelaksanaan : Peserta tes berdiri tegak dengan kaki terbuka

selebar bahu dan pandangan lurus kedepan. Tangan

memegang push and pull dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada

saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar

dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali Penilaian : Skor kekuatan tarik atau kekuatan dorong terbaik

dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam

(49)

32

Gambar 7. Pull and push dynamometer

2. Tes Power Tungkai (Standing Broad Jump) dalam Widiastuti (2011:10) Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai Alat dan fasilitas : pita pengukur, bakpasir/matras, formulir dan alat

tulis.

Tingkat Umur : 15 – 17 tahun

Validitas : 0,92 Reliabilitas : 0,92

Pelaksanaan : - Testee berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk

- Kedua lengan lurus kebelakang, kemudian testee

menolak kedepan dengan kedua kaki sekuat – kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki.

- Masing masing testee diberikan tiga kali pengulangan.

Skor : jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari papan

(50)

33

Gambar 8. Standing Broud Jump

3. Tes Hasil renang gaya dada

Tujuan : Untuk mengukur hasil renang gaya dada sejauh 25 meter.

Alat/fasilitas : Kolam renang Sepanjang 25 meter, Stopwach Formulir tes dan alat tulis.

Tingkat Umur : 15 – 17 tahun

Pelaksanan : - Sampel berdiri dipinggir kolam renang. Dengan posisi siap untuk mendengarkan

aba-aba dari peneliti.

- Kemudian sampel melakukan renangan sejauh 25 meter.

(51)

34

H. Analisis Data

Sehubungan penelitian ini adalah penelitian sampel, maka diperlukan uji persyaratan untuk menentukan teknik analisis statistik yang digunakan. Uji persyaratan yang diperlukan adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji

linearitas sebaran data. Secara lebih jelas pengujian analisis data dari uji prasyarat hingga pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Sudjana (2005:466) “Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data

penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji Liliefors.

Langkah pengujiannya mengikuti prosedur yaitu :

a. Pengamatan X1,X2...,Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan

menggunakan rumus

Zi =

̅

Keterangan :

SD : Simpangan baku

Z : Skor baku x : Row skor ̅ : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

(52)

35

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi

kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka

S(Z

i

) =

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji

Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Kaidah pengujian jika harga L0

Ltabel maka data tersebut berdistribusi normal sedangkan jika L0

Ltabe, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenetis

Uji homogenitis dilakukan untuk memperoleh informasi apakah

kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen atau tidak.

Menurut Sudjana (2005:250) “untuk pengujian homogenitis digunakan rumus sebagai berikut:

F =

Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

(53)

36

Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

Jika : Fhitung ≥ Ftabel berarti tidak homogen

Fhitung ≤ Ftabel berarti homogen

Pengujian homogen ini bila Fhitung lebih kecil (<) dari Ftabel maka data

tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila Fhitung >

Ftabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

3. Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi. Menurut Arikunto (2002:278) “untuk menguji hipotesis antara X

dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

(54)

37

1. Mencari Koefisien Korelasi Kekuatan Otot Lengan (X1) dengan Hasil

Renang Gaya Dada (Y)

 

lengan dengan hasil renang gaya dada

2. Mencari Koefisien Korelasi Power Tungkai (X2) dengan Hasil Renang

Gaya Dada (Y)

Kesimpulan : ada hubungan yang rendah antara power tungkai dengan hasil renang gaya dada.

Menurut Riduwan (2005:98) “harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Kuatnya hubungan antara variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah - 1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila besarnya

antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna”. Interprestasi tersebut adalah

(55)

38

Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Sumber : Sugiyono 2008

3. Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variable babas dengan

variable terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda ( )

   

: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara

bersama-sama dengan variabel Y : Koefisien korelasi terhadap Y

: Koefisien korelasi terhadap Y

: Koefisien korelasi terhadap

Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat cepat

0,60 – 0,79 Cepat

0,40 – 0,59 Cukup cepat

0,20 – 0,39 Rendah

(56)

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai hubungan kekuatan otot lengan dan power tungkai terhadap hasil renang gaya dada 25

meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil renang gaya dada pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung

2. Ada hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK Guna Dharma Bandar Lampung

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan power tungkai dengan hasil renang gaya dada 25 meter pada siswa SMK

(57)

50

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar/ prestasi renang gaya dada maka perlu diperhatikan tin kekuatan otot lengan dan power tungkai seorang siswa/ atlet.

2. Kepada para guru pendidikan jasmani dan pelatih renang agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam melatih cabang

olahraga renang

3. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran

(58)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud RI.

Dwijowinoto, Kasiyo. 1992. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan taktik. Semarang: IKIP Semarang.

Harsono. 2007. Teori dan Metodologi Pelatihan. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indinesia.

Hadi, Sutrisno. 2000.Metodologi Research. Yogyakarta: UGM Yogyakarta. Haller, David. 2011.Belajar Renang.Bandung: PT Pionir Jaya.

Hidayat, Imam. 1996.Senam. Bandung: FPOK IKIP.

Hendromartono, Soejoko. 1992.Olahraga Pilihan Renang. Semarang: Depdikbud.

Sumantri, Jaya Riyan. 2014. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai, Panjang Tungkai, Dan Kelentukan Dengan Keterampilan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Mahendra, Agus. 2000. Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Muhajir. 2006.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas IX.Jakarta: Yudhistira.

(59)

52

Pearce, Evelin C. 2010. Anatomy & Physiologi for Nurses. Terjemahan Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Riduwan. 2005.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana. 2005.Metode Statika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008.Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suharti, Ninuk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berkelompok Dan Berpasangan Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Chest Pass Dalam Bermain Basket Pada Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 7 Bandar Lampung. Bandar Lampung: Universitas lampung.

Thomas, G David. 2003.Renang Tingkat Mahir.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widiastuti. 2011. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Bumi Timur Jaya. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Teknik gerakan kaki renang gaya dada
Gambar 2. Teknik gerakan tangan renang gaya dada
Gambar 4. Otot Lengan(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132)
Gambar 5. Otot Tungkai
+6

Referensi

Dokumen terkait

35 Nurihsan, A. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: RefikaAditama 36 Ibid., hlm. 38 Departemen Pendidikan Nasional, Op.. Denganmemperhatikan

Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh propolis terhadap penurunan kadar kolesterol total serum tikus (Rattus norvegicus) galur wistar

Variabel Fitur layanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan menggunakan kartu ATM+Debet sebagai alat transaksi masyarakat Kabupaten Sleman, dengan t hitung

Objek formal penelitian ini adalah aspek-aspek (hal-hal) yang akan diteliti, berupa politik tubuh, kekerasan simbolik, dan pelanggaran hak asasi anak dalam sembilan novel

Dan ketentuan - ketentuan menjadi saksi pun telah di atur dalam KUHAP, yaitu seperti dalam Pasal 1 ayat (26) yang menerangkan bahwa saksi adalah orang yang

Mengingat adanya keterbatasan data dalam laporan keuangan dan keterbatasan kemampuan penulis, maka dalam penelitian ini hanya fokus pada penilaian tingkat kesehatan bank

Dengan demikian, untuk menghindari kesenjangan yang lebih dalam di tingkat publik, strategi komunikasi publik dalam penanganan COVID-19 harus semakin kuat dan dapat