commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
TEKNIK MEMORI (BRAIN BASED TECHNIQUE QUANTUM LEARNING)
BAGI SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Disusun Oleh :
LISTYA PUTRI DAMAYANTI
K7407019
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Dosen Pembimbing I,
Prof. Dr. Siswandari, M Stats
NIP. 19590201 198503 2 002
Dosen Pembimbing II,
commit to user
iv
LEMBAR REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai saran dan anjuran Tim penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
pada:
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
1.
Sekretaris
: Drs. Sukirman, MM
2.
Anggota I
: Prof. Dr. Siswandari, M Stats
3.
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
4.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada:
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Sukirman, MM
Anggota I
: Prof. Dr. Siswandari, M Stats
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user
vi
ABSTRAK
Listya Putri Damayanti K7407019. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KUANTUM TEKNIK MEMORI (BRAIN BASED TECHNIQUE QUANTUM
LEARNING) BAGI SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan keaktifan siswa; (2)
meningkatkan minat belajar siswa; dan (3) meningkatkan prestasi belajar
akuntansi bagi siswa kelas XI IPS 5 SMA N 4 Surakarta dengan menggunakan
model pembelajaran kuantum teknik memori (Brain Based Technique Quantum
Learning).
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2010/2011, mulai bulan
Desember sampai dengan bulan Maret 2011. Pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan 3E meliputi Examining, Experiencing, Enquiring. Analisis data
menggunakan analisis kualitatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yang dilakukan secara kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk
investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi. Sumber data penelitian ini adalah catatan lapangan, hasil
wawancara, dokumentasi, daftar hadir siswa, daftar nilai siswa, perangkat
pembelajaran, dan angket. Hasil yang diperoleh dianalisis secara kualitatif
berdasarkan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Proses penelitian
meliputi dua siklus dengan masing-masing dua pertemuan dengan empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi.
commit to user
vii
ABSTRACT
Listya Putri Damayanti K7407019. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KUANTUM TEKNIK MEMORI (BRAIN BASED TECHNIQUE QUANTUM
LEARNING) BAGI SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
The purpose of this study was to: (1) increase the activity of students, (2)
enhance students' learning interest, and (3) improve student learning achievement
accounting for class XI IPS 5 Surakarta SMA N 4 by using the Brain Based
Technique Quantum Learning.
The research was conducted in 2010/2011 academic year, from December
until March 2011. Data collection in this study uses 3E include Examining,
experiencing, and Enquiring. Analysis of data using qualitative analysis.
This research approach Classroom Action Research (CAR), which was
conducted collaboratively. Classroom Action Research is a form of investigation
that is reflective, participatory, collaborative, and spiral, which has the aim to
improve the system, work methods, processes, content, competence, and the
situation. Sources of research data are field notes, interviews, documentation,
student attendance list, a list of student, learning tools, and questionnaires. The
results were analyzed qualitatively based on the achievement indicators that have
been determined. The research process involves two cycles with two meetings
each with four stages: planning, execution, observation, analysis, and reflection.
commit to user
viii
MOTTO
Not only teacher but master. (Penulis)
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan untuk :
1.
Untuk Ibu & Bapak atas semua keringat, air mata, doa, dan pengorbanan
yang senantiasa kau persembahkan untuk anakmu.
2.
Kakak dan adik tersayang, Arifin Sinung N, Andi Wahyu P, Ricky Dwi R,
Hendrian Dimas.
3.
Mbah Kakung dan Mbah Putri, terimakasih senyumnya.
4.
Sahabat terbaikku Mas Nawang Mustaqim.
5.
Kos Wisma Melati (Handayani, Dindha, Salamah, Irma, Amin, Mufti,
Fira, Retno, Dian, Novi, Sri, Tyas, Dek Vita, Dek Tika, Dek Putri, Dek
Maria) yang menjadi keluarga keduaku.
6.
Keluarga LPM MOTIVASI (Mbak Tutut, Mbak Dhika, Mbak Rika, Mbak
Listya, Mbak Rika, Tisna, Djoko, Mufti, Zulaikha, Fitri, Desi, Anjar, dan
seluruh keluarga besar motivasi) yang telah memberiku hari-hari indah.
7.
Teman Ekonomi 2007 (Annisa, Laila, Sartika, Niken, Elin, Restina, Leni,
Yuni, Dian, Septi, Yuni T, Budi, Furqon, Agus, Antar, Boni, Andre,
Bernard, Erna dan seluruh mahasiswa Ekonomi 2007) yang telah
mewarnai hidupku.
8.
Sahabat kecilku (Sarwini, Isnita, Putri, Afifah, Puri, Citra, Triyatmi,
Dhanis, Ferizal, Dek Lia) yang tak henti mengiringi hidupku.
9.
Segenap Keluarga Besar SMA N 4 Surakarta.
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Segala
nikmat dan kemudahan selama proses perencanaan, penelitian, dan penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu atas segala bantuan
dan dorongan penulis ucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. H. M. Furqun Hidayatulloh, M.Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. Saiful Bachri, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3.
Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi.
4.
Prof. Dr. Siswandari, M Stats selaku Pembimbing I.
5.
Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si selaku Pembimbing II.
6.
Drs. Ngadiman, M.Pd selaku Pembimbing Akademik.
7.
Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ekonomi dan Bidang Keahlian
Khusus Akuntansi.
8.
Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 4 Surakarta.
9.
Dra. Sri Hastuti selaku Guru Mata Pelajaran Akuntansi.
10.
Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2007 dan Pendidikan Akuntansi 2007.
11.
Siswa kelas XI IPS 5 SMA N 4 Surakarta.
Terima kasih atas segala kebaikan kalian semoga ALLAH SWT membalas
kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, April 2011
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ...
i
PENGAJUAN ...
ii
PERSETUJUAN ...
iii
PENGESAHAN ...
iv
LEMBAR REVISI ...
v
ABSTRAK ...
vi
ABSTRACT ...
vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ...
x
DAFTAS ISI ...
xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...
1
B.
Identifikasi Masalah ...
4
C.
Pembatasan Masalah ...
5
D.
Rumusan Masalah ...
5
E.
Tujuan Penelitian ...
6
F.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II. LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka ...
7
1.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...
7
2.
Model Pembelajaran Kuantum Teknik Memori ...
13
3.
Prestasi Belajar Akuntansi ...
18
commit to user
xii
C.
Kerangka Pemikiran ...
21
D.
Hipotesis Tindakan ...
22
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ...
23
B.
Metode Penelitian ...
24
C.
Teknik Pengumpulan Data ...
25
D.
Proses Penelitian ...
26
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A.
Profil Sekolah ...
31
B.
Kondisi Awal ...
34
C.
Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ...
37
D.
Pembahasan Hasil Penelitian ...
50
E.
Keterbatasan Penelitian ...
52
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Simpulan ...
53
B.
Implikasi ...
54
C.
Saran ...
55
DAFTAR PUSTAKA ...
56
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Rincian Waktu Dan Jenis Kegiatan... 24
2.
Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ... 29
3.
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Siklus I... 42
4.
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 47
5.
Keaktifan Siswa ... 48
6.
Minat Siswa ... 50
7.
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 51
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir. ... 22
Gambar 2. Grafik Keaktifan Siswa ... 49
Gambar 3. Grafik Minat Belajar Siswa ... 50
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Lampiran 1. Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ... 58
2.
Lampiran 2. Hasil Wawancara Dengan Guru Pratindakan ... 60
3.
Lampiran 3. Hasil Wawancara Dengan Siswa I... 62
4.
Lampiran 4. Hasil Wawancara Dengan Siswa II ... 64
5.
Lampiran 5. Daftar Nilai Akuntansi Pratindakan ... 65
6.
Lampiran 6. Catatan Lapangan Siklus I ... 66
7.
Lampiran 7. Catatan Lapangan Siklus I ... 69
8.
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 71
9.
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I ... 74
10.
Lampiran 10. Kunci Jawab Evaluasi Siklus I ... 76
11.
Lampiran 11. Hasil Test Siklus I... 77
12.
Lampiran 12. Daftar Nilai Akuntansi Siklus I ... 78
13.
Lampiran 13. Catatan Lapangan Siklus II ... 79
14.
Lampiran 14. Catatan Lapangan Siklus II ... 82
15.
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 84
16.
Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus II ... 87
17.
Lampiran 17. Kunci Jawab Evaluasi Siklus II ... 89
18.
Lampiran 18. Hasil Test Siklus I... 91
19.
Lampiran 19. Daftar Nilai Akuntansi Siklus II ... 93
20.
Lampiran 20. Hasil Wawancara Dengan Guru Pascatindakan ... 94
21.
Lampiran 21. Hasil Wawancara Dengan Siswa I... 96
22.
Lampiran 22. Hasil Wawancara Dengan Siswa II ... 98
23.
Lampiran 23. Daftar Nilai Akuntansi Pascatindakan ... 101
24.
Lampiran 24. Dokumentasi ... 102
25.
Lampiran 25. Angket minat siswa ... 104
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Instansi pendidikan merupakan rahim yang kelak akan melahirkan
tunas-tunas penerus bangsa yang mampu membawa negara Indonesia ke gerbang
pembaharuan. Tidak dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia dari waktu ke
waktu semakin menampakan perbaikan diberbagai sektor. Perbaikan tersebut
diantaranya adalah peningkatan kualitas tenaga pengajar dengan adanya program
sertifikasi guru, peningkatan mutu pendidikan dengan pembaharuan kurikulum,
serta peningkatan standar kelulusan yang dari tahun ke tahun mencapai angka
yang semakin membanggakan.
Pendidikan Indonesia memiliki tujuan mulia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan
tujuan nasional yang terkandung pada Pembukuaan UUD 1945 alinea 4.
Pemerintah Indonesia telah merumuskan tujuan pendidikan Indonesia yang
terangkum dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3 berbunyi bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.
Rumusan tujuan pendidikan Indonesia yang sempurna untuk sebuah
cita-cita yang luhur dunia pendidikan. Pendidikan dituntut tidak hanya melahirkan
manusia yang cerdas tetapi lebih dari itu peserta didik harus menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggungjawab. Namun, pada kenyataan dilapangan pemerintah justru terlalu
terfokus pada hasil akhir saja tanpa memperhatikan proses mencapai tujuan
commit to user
Keberhasilan pendidikan tergantung pada kualitas pembelajaran. Kualitas
pembelajaran itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses
belajar mengajar, kualitas pengajarnya, kurikulum, fasilitas pendidikan, dan
menejemen organisasi pendidikannya. Dewasa ini proses belajar mengajar tidak
lagi berupa teacher centered melainkan student centered. Oleh sebab itu
diperlukan model pembelajaran yang tepat dalam menjembatani terjadinya
interaksi antara guru dan peserta didik yang tidak lagi berpusat pada guru
sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat akan mendukung tercapainya proses belajar mengajar
yang menggairahkan bagi siswa dan guru sendiri. Pada akhirnya tujuan
pendidikan akan tercapai dengan proses belajar mengajar yang baik dan
menyenangkan.
Beberapa model pembelajaran yang lazim digunakan dalam proses belajar
mengajar diantaranya adalah pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning), pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning, CTL), pembelajaran berbasis
projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum
learning).
Tingkat keberhasilan pengajaran dan pembelajaran dewasa ini kurang
memuaskan, hal itu di sebabkan oleh tiga hal. Pertama, perkembangan kebutuhan
dan aktivitas berbagai bidang kehidupan selalu meninggalkan proses kerja
lembaga pendidikan, sehingga hasil pengajaran dan pembelajaran tidak cocok
dengan kenyataan kehidupan yang dijalani. Kedua, Pandangan-pandangan dan
temuan-temuan yang sudah ada dari berbagai bidang pendidikan tentang
pengajaran dan pembelajaran sudah tidak cocok atau sesuai dengan keadaan
sekarang. Ketiga, berbagai masalah dan kenyataan negatif tentang hasil
pembelajaran menuntut untuk diciptakanya inovasi dan pembaharuan di bidang
pendidikan yang sesuai dan relevan dengan keadaan sekarang.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu
commit to user
3
terdiri dari tiga tingkatan rombongan belajar, yaitu kelas X, XI, dan XII. Kelas XI
dan XII dibagi menjadi dua jurusan, meliputi jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ekonomi yang didalamnya meliputi
pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran wajib di jurusan IPS.
Mata pelajaran Akuntansi membutuhkan ketelitian, keterampilan, pemahaman,
dan ketertiban dalam pembelajaranya. Oleh sebab itu tidak jarang siswa kurang
menguasai mata pelajaran akuntansi yang notabene adalah pelajaran wajib. Guru
dituntut mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan tetapi tetap
berkualitas. Sehingga dicapai hasil yang memuaskan dari proses belajar dan
mengajar di sekolah.
Mata pelajaran akuntansi berpusat pada penyelesaian hasil akhir yaitu
sebuah laporan keuangan yang mampu memberikan manfaat bagi masing-masing
pemakai informasi akuntansi. Kelas XI IPS diharuskan mampu menyelesaikan
laporan keuangan pada perusahaan jasa. Siklus akuntansi dari transaksi hingga
menghasilkan laporan keuangan merupakan proses yang tidak bisa dilewatkan
oleh siswa.Oleh sebab itu pemahan konsep yang matang pada masing-masing
siswa merupakan keharusan. Pemahaman yang maksimal dapat dicapai bila proses
pengajaran dan pembelajaran dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan hasil survei awal pada kelas XI IPS 5 di SMA Negeri 4
Surakarta terdapat 19 dari 33 siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 75. Hasil tersebut diperoleh dari akumulasi dua nilai ulangan harian,
satu nilai ujian tengah semester, dan satu nilai ujian akhir semester. Beberapa
faktor yang menyebabkan 57,57 % siswa di kelas XI IPS 5 tidak mencapai
ketuntasan adalah tehnik yang digunakan guru dalam pengajaran dan
pembelajaran kurang menarik dan menyenangkan yaitu ceramah. Pembelajaran
berpusat pada guru (teacher learning) sehingga siswa kurang mampu menyerap
pemahaman dengan baik. Pada akhirnya siswa tidak mampu menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan jasa dengan baik dan benar.
Model pembelajaran kuantum (Quantum Learning) merupakan model
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
commit to user
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) merupakan
kerangka pembelajaran yang mampu melibatkan peran aktif kedua belah pihak
sehingga akan menimbulkan multi interaksi. Teknik pembelajaran kuantum yang
sesuai digunakan pada mata pelajaran akuntansi adalah teknik memori. Teknik
memori adalah teknik memasukan informasi ke dalam otak sesuai dengan cara
kerja otak. Karena metode yang digunakan sejalan dengan cara otak beroperasi
dan berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan cara kerja otak dalam menyerap
dan menyimpan informasi secara efektif dan efisien. Pemahaman konsep yang
matang sangat diperlukan dalam pelajaran akuntansi. Namun, akuntansi bukan
hanya sekedar memahami konsep melainkan harus mampu menerapkan dan
mempraktekan siklus akuntansi secara utuh. Oleh sebab itu model pembelajaran
kuantum teknik memori ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Berangkat dari berbagai masalah pengajaran dan pembelajaran, serta
penemuan-penemuan baru dibidang pendidikan penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Teknik Memori (Brain Based
Technique Quantum Learning) Bagi Siswa Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 4
Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, terdapat
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Berikut
identifikasi masalah pada penelitian ini:
1.
Model pembelajaran yang diterapkan tidak relevan dengan meteri pelajaran
akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta pada kelas XI IPS 5 sebab masih
berpusat pada guru.
2.
Proses belajar mengajar kurang menarik bagi siswa dan kurang
menyenangkan.
commit to user
5
4.
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 5 kurang
memuaskan dan 57,57 % tidak mencapai KKM.
C.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang akan diteliti berdasar identifikasi masalah diatas
adalah Upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan model
pembelajaran kuantum teknik memori (brain based technique quantum learning)
bagi siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.”
1.
Prestasi belajar akuntansi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yg dikembangkan melalui mata pelajaran akuntansi, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
2.
Model Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mengupayakan
belajar yang meriah dan menyenangkan dengan segala nuansanya, dengan
menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar.
3.
Teknik memori adalah teknik memasukan informasi ke dalam otak yang
sesuai dengan cara kerja otak (brain based technique).
D.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Maka seorang peneliti
harus menghindari kesalahpahaman penafsiran untuk memperoleh gambaran yang
jelas mengenai penelitian yang diadakan. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ”Apakah upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi dapat menggunakan
model pembelajaran kuantum teknik memori (brain based technique quantum
learning) bagi siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011?”
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang hendak dicapai agar
memiliki arah yang jelas. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah
commit to user
pembelajaran kuantum teknik memori (brain based technique quantum learning)
bagi siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011”.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang penerapan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi serta relevan
dengan kondisi siswa.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi guru
Pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dengan mata
pelajaran akuntansi dan relevansi dengan kondisi siswa.
b.
Bagi siswa
Meningkatkan motivasi belajar siswa. Mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi serta dalam mempraktekan.
c.
Bagi penulis
Sebagai calon guru penelitian ini mampu digunakan sebagai sarana
pembelajaran yang baik sebelum menekuni profesi sebagai seorang tenaga
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Belajar dan Pembelajaran
a.
Definisi Belajar
Beberapa ahli dalam dan luar negeri dibidang pendidikan telah
merumuskan pengertian belajar baik secara luas maupun sempit. Slameto (2003:
2) mendefinisikan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Mulyono Abdurrahman (2003: 28) menyatakan bahwa “Belajar
merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan
belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap”. Sedangkan Gagne (2010: 2) mendefinisikan
bahwa “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.”
Pengertian belajar secara sempit dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2003:
154) bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman”. Travers memaparkan pengertian belajar dalam Agus
Suprijono (2010: 2) “Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah
laku”. Arthur T. Jersild dalam Syaiful Sagala (2005: 2) mengungkapkan bahwa
“Belajar modification of behavior though experience and training”. Muhhibbin
Syah (2008: 89) juga menjelaskan pengertian belajar yaitu “Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.
Biggs dalam Muhibbin Syah (2008: 91) merumuskan belajar dalam tiga
macam pengertian yaitu:
1)
Secara kuantitatif (ditinjau dari segi jumlah), belajar berarti kegiatan
sebanyak-commit to user
banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa meteri
yang dikuasai siswa.
2)
Secara Institusional (tinjauan kelembagaan), belajar adalah dipandang sebagai
proses ‘validasi’ atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional dapat diketahui sesuai dengan
proses mengajar. Dimana, semakin banyak mutu guru mengajar akan semakin
baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk
skor.
3)
Secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling
siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya piker
dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini
dalam nanti dihadapi siswa.
Pengertian belajar dari para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar tidak
hanya kegiatan menghafal arti-arti dan fakta, melainkan sebuah proses yang
dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh pemahaman yang mantap dan
terjadinya perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara individu dan
lingkungan.
b.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Agus Suprijono (2010: 5) “Tujuan belajar yang
eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional sering disebut
instructional effects. Sementara tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional lazim disebut nurturant effect”. Sardiman A. M. (2001: 26)
menyebutkan tiga jenis tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Hasibuan dan
Moedjiono (2000: 5) memaparkan tujuan belajar yang diungkapkan oleh Robert
M. Gagne. Terdapat delapan macam kemampuan manusia yang kemudian
disederhanakan menjadi lima macam kemampuan sebagai hasil dari belajar yaitu:
1)
Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan skolastik)
2)
Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3)
Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini
umumnya dikenal dan tidak jarang.
4)
Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah, antara lain keterampilan
commit to user
9
5)
Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang
dimiliki seorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya
bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Muhhibin Syah (2008: 132-139) memaparkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi belajar siswa dalam tiga hal, yaitu:
1)
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek
psikologis (bersifat rohaniah).
a.
Aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh atau
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siwa dalam
mengikuti pelajaran.
b.
Aspek psikologis menyebutkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis
dapat berupa intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.
2)
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar
siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar,
digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non-sosial.
a.
Faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial keluarga,
lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial siswa.
b.
Faktor lingkungan non-sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3)
Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Pendekatan
pembelajaran dipahami sebgai cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tersebut. Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan,
yaitu pendekatan tinggi, pendekatan sedang, dan pendekatan rendah.
d.
Prinsip-prinsip Belajar
Agus Suprijono (2010: 3) membagi prinsip belajar dalam tiga hal,
meliputi:
1)
Prinsip belajar adalah perubahan perilaku, perubahan perilaku memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sebagai hasil tindakan yang rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari.
b.
Kontinyu atau berkesinambungan dengan perilaku yang lain.
commit to user
d.
Positif atau berakumulasi.
e.
Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f.
Permanen atau tetap.
g.
Bertujuan atau terarah.
h.
Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2)
Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sitemik yang dinamis,
konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
3)
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Hamzah B. Uno (2006: 184) menjelaskan tentang lima prinsip belajar,
meliputi:
1)
Mengenali betul apa menarik untuk kita, tentu akan lebih mudah mencapai
ragam informasi yang penting yangakan kita pelajari. Tidak ada
seorangpun yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik
untuk kita pelajari kecuali diri kita sendiri.
2)
Kenali kepribadian diri sendiri, maka memepelajari sesuatu yang sesuai
dengan keinginan dan kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan.
Oleh sebab itu, apa pun yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali
menjadi sia-sia jika ternyata tidak sesuai dengan kepribadian kita.
3)
Rekam semua informasi dalam kata. Langkah yang orang mudah untuk
memahami, mengingat, dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata.
4)
Belajar bersama orang lain yaitu belajar sesungguhnya dengan
melakukannya secara bersama-sama.
5)
Hargai diri sendiri melalui belajar memahami dan menyerap informasi
akan menjadi lebih terasa bermanfaat apabila kita menghargainya.
e.
Pengertian Pembelajaran
Driscoll dalam Robert E. Slavin (2008: 179) memaparkan bahwa
“Pembelajaran adalah sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan
oleh pengalaman”. Kelvin Seifert (2010: 89) dalam bukunya memaparkan
“Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya
pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses
pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus menerus
(dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia”.
commit to user
11
Sedangkan pada pembelajaran adalah guru mengorganisir lingkungan terjadinya
proses belajar.
Dari pemaparan mengenai pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
pengertian pembelajaran adalah merupakan perubahan yang terjadi akibat dari
proses belajar dan menejemen siswa dengan lingkungannya untuk menciptakan
proses belajar yang efektif dan efisien.
f.
Komponen Pembelajaran
Gino (1998: 30) menjelaskan bahwa sebuah kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan komponen-komponen meliputi siswa,
guru, isi, tujuan, isi pelajaran, media, metode, tujuan, dan evaluasi.
Komponen-komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1)
Siswa adalah seseorang yang bertindak sebgai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan;
2)
Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan efisien;
3)
Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku
tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif;
4)
Isi pelajaran, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan;
5)
Metode, yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka untuk
mencapai tujuan;
6)
Media, yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat
mencapai tujuan;
7)
Evaluasi, yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses
dan nilainya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan
belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan
bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem.
2.
Model Pembelajaran Kuantum (Quantum learning)
a.
Definisi Model Pembelajaran
commit to user
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional kelas.
Menurut Arends (2010: 46) “Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Sedangkan Winataputra (2001: 3) menjelaskan “Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
pengajar dalam merencanakan aktifitas pembelajaran”.
Pengertian dari model pembelajaran adalah kerangka pemikiran yang
menggambarkan proses pembelajaran secara sistematis sehingga pembelajaran
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien.
b.
Model Pembelajaran Kuantum (Quantum learning)
commit to user
13
Model pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip menurut Bobby De
Porter dalam buku Sugiyanto (2009: 80). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1)
Segalanya berbicara
Dalam pembelajaran kuantum segalanya mengkomunikasikan makna dari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda. Dari kertas yang anda
bagikan hingga rancangan pelajaran anda. Semuanya mengirim pesan
tentang belajar.
2)
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan.
3)
Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya
menggerakkan rasa ingin tahu.
4)
Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Pada saat siswa mengambil langkah ini,
mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri
mereka.
5)
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan
asosiasi emosi positif dengan belajar.
Disamping memiliki lima prinsip, untuk mempermudah pengjaran
pembelajaran kuantum juga memiliki kerangka pembelajaran TANDUR Bobby
De Porter dalam Sugiyanto (2009: 84).
1)
Tumbuhkan
Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka.
Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan kita
ajarkan.
2)
Alami
Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan untuk
mengetahui.
3)
Namai
Berikan data yang tepat ketika minat memuncak mengenalkan
konsep-konsep mengenai materi pembelajaran.
4)
Demonstrasikan
commit to user
5)
Ulangi
Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat melalui pertanyaan atau
penugasan.
6)
Rayakan
Ingat, segalanya yang patut dipelajari maka layak dirayakan. Perayaan bisa
menambah asosiasi positif.
c.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum
Learning)
1)
Kelebihan
Seorang guru dituntut mampu menghadirkan sebuah pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran kuantum layak dipilih sebagai salah satu landasan praktek
pembelajaran dikelas. Beberapa kelebihan model pembelajaran kuantun
dibanding model pembelajaran yang lain menurut Miftahul A’la (2010:
25) adalah sebagai berikut:
a.
Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang bagaimana
menciptakan lingkungan yang jauh lebih baik serta yang
menjajikan bagi pelajar dan mendukung mereka dalam proses
pembelajaran agar tidak terjadi ketidakseimbangan.
b.
Dengan model pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan
memfungsikan kedua belah otak kiri dan kanan pada fungsinya
masing-masing.
c.
Model pembelajaran kuantum pemahaman siswa menjadi lebih
luas. Sehingga siswa dapat membawa pemahaman kedalam dunia
mereka dan menerapkannya.
2)
Kelemahan
a.
Masih banyak guru yang memahami model pembelajaran kuantum
secara utuh, hanya sebatas pada konstruksi utamanya.
b.
Dalam model pembelajaran kuantum guru dituntut mampu menjadi
seorang komponis dalam pertunjukan orkhestra di kelas, dan bukan
hal yang mudah untuk melakukan hal tersebut.
d.
Teknik Memori
commit to user
15
khusus yang digunakan seorang guru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sugiyanto (2010: 110) memaparkan bahwa “Teknik memori adalah teknik
memasukan informasi ke dalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak (brain
based technique)”. Karena model yang digunakan sejalan dengan cara kerja otak
beroperasi dan berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi
otak dalam menyerap dan menyimpan informasi. Menurut Gunawan dalam
Sugiyanto (2010: 110) otak suka tentang hal-hal yang bersifat sebagai berikut:
1)
Ekstrim berlebihan/tidak masuk akal
2)
Penuh warna
3)
Multi sensori
4)
Lucu
5)
Melibatkan emosi
6)
Melibatkan musik atau irama
7)
Tindakan aktif
8)
Gambar tiga dimensi atau hidup
9)
Menggunakan asosiasi
10)
Imajinasi
11)
Humor
12)
Simbol
13)
Nomor dan urutan
Beberapa teknik memori yang dapat digunakan dalam model pembelajaran
kuantum menurut Sugiyanto (2010: 112) adalah sebagai berikut:
1)
Melatih imajinasi
2)
Rantaian kata
3)
Plesetan kata
4)
Pasak lokasi
5)
Akrostik (Jembatan keledai)
e.
Kelebihan dan Kelemahan Teknik Memori
1)
Kelebihan
Taknik memori sangat efektif karena otak kita lebih mudah
menyimpan gambar dan makna, bukan kata-kata.
2)
Kelemahan
commit to user
3.
Prestasi Belajar Akuntansi
a.
Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Zainal Arifin (1991:
2) menjelaskan kata prestasi beinduk dari kata prestatie dalam bahasa Belanda.
Dalam bahasa Indonesia prestasi merupakan hasil usaha. Sedangkan diawal telah
dijelaskan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan secara terus
menerus. Sehingga prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil usaha dari apa
yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran.
Oemar Hamalik (2003: 159) menjelaskan bahwa “Hasil merujuk pada
prestasi belajar”. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari proses
pembelajaran atas segala usaha yang telah dilakukan. Prestasi belajar dapat
dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes evaluasi beberapa kemampuan.
Menurut Bloom (2010: 6) “Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1)
Faktor Internal, meliputi faktor intelegensi, faktor minat, serta faktor
keadaan fisik dan psikis.
2)
Faktor Eksternal, meliputi faktor pengajar, faktor lingkungan keluarga,
dan faktor sumber belajar.
b.
Definisi Akuntansi
Akuntansi sering disebut sebagai bahasa dunia usaha (business language).
American Institute Of Certified Accountant (AICPA) dalam Himayati (2008: 15)
mengemukakan bahwa “akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, dan
pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang. Segala
transaksi dan kejadian yang dapat dinilai dengan uang kemudian ditafsirkan
hasilnya”. Seni ditasirkan dari segi fisik dan kebijaksanaan. Akuntansi menurut
American Accounting Assosiation (AAA) Himayati (2008: 15) menjelaskan bahwa
“Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan
commit to user
17
informasi”. American Accounting Assosiation (AAA) merumuskan akuntansi
menjadi 2 yaitu kegiatan (Activity) dan kegunaan (Function).
Pembelajaran akuntansi merupakan proses perpaduan yang berpusat pada
kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa dengan lingkungan belajar
dalam proses pengajaran mata pelajaran akuntansi.
c.
Prestasi Belajar Akuntansi
Pestasi belajar akuntansi berasal dari tiga kata yaitu prestasi, belajar, dan
akuntansi. Nana Sudjana (2008: 22-23) memaparkan bahwa “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya”. Suharsimi Arikunto (1995: 112) mengemukakan bahwa “ Hasil
belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik”. Sependapat dengan Suharsimi Arikunto, Bloom dalam
Agus Suprijono (2010: 6) bahwa “Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik”. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan
“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran akuntansi, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru”. Prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1991: 2) “Prestasi
belajar merupakan hasil yang dicapai dari proses pembelajaran atas segala usaha
yang telah dilakukan dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes evaluasi
beberapa kemampuan”.
commit to user
B.
Penelitian Yang Relevan
Soekarno: 2009. Efektifitas Pembelajaran Koorperatif Tipe STAD dan
Quantum Learning Mind Mapping Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau
Dari Kesiapan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Di Kabupaten Magetan
Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis : Progam Studi Pendidikan Matematika Progam
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis tersebut terbukti terdapat
peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA. Persamaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penggunaan model
pembelajaran kuantum untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Perbedaannya
terletak pada teknik yang digunakan yaitu teknik peta konsep (Mind Mapping),
sedangkan pada penelitian ini menggunakan teknik memori (Brain Based
Techniqe).
Skripsi Gracy Okrani Maya S P, 2008. Gambaran Penerapan Quantum
Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumetera Utara. Skripsi tersebut
bertujuan untuk mengetahui penerapan Quantum Learning pada mahasiswa.
Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang adalah pada penggunaan model
kuantum dalam meningkatkan kemampuan. Perbedaan terletak pada subyek
penelitiannya yaitu mahasiswa. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagian
besar mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan dengan baik.
Skripsi Rina Nengsih, 2008. Pengoptimalan Kondisi Sosio Emosional Di
Kelas Melalui Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V Tentang Gaya Gesek Di SDN Tegalsari I Kecamatan Maja
Kabupaten Majalengka. Skripsi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi
sosio emosional dan meningkatkan hasil belajar. Persamaan dengan penelitian
sekarang adalah penggunaan model pembelajaran kuantum dalam meningkatkan
hasil belajar. Perbedaan pada penelitian terdahulu adalah pada subyek penelitian
yaitu siswa SD.
Tesis karya Soekarno subyek penelitian adalah siswa SMA jurusan IPA.
Subyek skripsi dari Rina Nengsih adalah siswa kelas V SD. Skripsi karya Gracy
memiliki subyek penelitian mahasiswa. Penelitian ini menggunakan subyek siswa
commit to user
19
dapat diterapkan untuk berbagai tingkatan belajar dan jurusan dengan tujuan
peningkatan hasil belajar dan prestasi belajar. Penelitian ini mengacu dari
beberapa penelitian terdahulu yang relevan.
C.
Kerangka Pemikiran
Pembelajaran akuntansi di XI IPS 5 selama ini berlangsung pasif dan
kurang menyenangkan. Guru dan siswa tidak memiliki kedekatan secara
emosional. Sehingga siswa kurang antusias dengan mata pelajaran akuntansi.
Model pembelajaran konvensional bahwa guru menyampaikan materi dan
siswa harus menerima materi tidak sesuai dengan kondisi siswa usia remaja.
Akibatnya sedikit siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru.
Prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 5 juga tidak memuaskan, 57,57%
siswa tidak memenuhi batas tuntas.
Model pembelajaran dan teknik mengajar di kelas XI IPS 5 perlu adanya
inovasi. Model pembelajaran kuantum teknik memori menawarkan pembelajaran
yang menyenangkan dan efektif sehingga dapat meningkatkan antusias belajar
commit to user
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
Kondisi
awal
Tindakan
Menggunakan model pemebelajaran kuantum teknik
memori.
1.Terdapat kedekatan emosional antara siswa dan guru
2.Pembelajaran menjadi menyenangkan dan efektif
3.Siswa menjadi antusias
Prestasi belajar kelas XI IPS 5 meningkat
Pembelajaran kurang efektif dan menyenangkan.
Permasalahan:
1.Guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional teacher centered learning.
2.Kurang ada kedekatan secara emosional antara siswa dan
guru.
3.Siswa kurang antusias dengan pembelajaran.
commit to user
21
D.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian yang masih harus diuji kebenaranya sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Berawal dari kajian teori, kerangka pemikiran dari penelitian tindakan
kelas, serta hasil penelitian dari dua penelitian terdahulu yang relevan, maka
rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa ”Terdapat Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum
Teknik Memori (Brain Based Technique Quantum Learning) Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta yang beralamat
di Jalan LU Adi Sucipto No 01 Surakarta. SMA Negeri 4 Surakarta dipimpin oleh
Unggul Sudarmo sebagai kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 33 kelas yang
terdiri dari:
a.
Kelas X sebelas kelas
b.
Kelas XI IPA enam kelas XI IPS lima kelas
c.
Kelas XII IPA lima kelas XI IPS enam kelas
Subyek dari penelitian yang penulis lakukan adalah siswa kelas XI IPS 5
dengan jumlah siswa 33 siswa. Pertimbangan dalam memilih kelas XI IPS 5
sebagai subyek penelitian, sebagai berikut:
a.
Penulis melakukan observasi dari lima kelas jurusan IPS, jumlah siswa
yang memiliki nilai dibawah KKM yaitu 75 paling banyak berada di
kelas XI IPS 5.
b.
Lebih dari 50% siswa tidak memenuhi KKM, yaitu sejumlah 57,57 %.
c.
SMA Negeri 4 Surakarta belum pernah digunakan untuk penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang oleh penulis.
commit to user
24
2.
Waktu Penelitian
[image:37.595.111.518.215.501.2]Penulis hendak melakukan penelitian dimulai dari bulan Januari hingga
April 2011 dengan rincian dari penyusunan proposal hingga penyusunan laporan
sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian waktu dan jenis kegiatan
B.
Metode Penelitian
Penelitian kali ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan secara kolaboratif. Kolaboratif dalam artian peneliti bekerjasama
dengan guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 5. Kurt Lewin dalam
Herawati Susilo dkk (2008: 2) mendefinisikan “Penelitian tindakan sebagai suatu
proses pengembangan daya pikir efektif, diskusi, dan pengambilan keputusan
sekaligus tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang biasa yang
berpartisispasi dalam penelitian bersama mengenai ‘kesulitan pribadi‘ yang
sama-sama mereka alami (Adelman, 1993: 8).
No
Keterangan
Des
2010
Jan
2011
Feb
2011
Mar
2011
April
2011
1 Persiapan Penelitian
a.
Pengajuan judul
b.Penyusunan proposal
c.
Perijinan
2 Perencanaan Tindakan
3
Implementasi tindakan
Siklus I
Siklus II
4
Review
commit to user
Pengertian penelitian tindakan kelas sendiri dijelaskan oleh Supardi dalam
Suharsimi Arikunto dkk (2007: 104) bahwa “Penelitian tindakan kelas sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral,
yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses,
isi, kompetensi, dan situasi”.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik menurut Depdikbud
(1999: 8) sebagai berikut:
1.
Penelitian tindakan kelas bersifat situasional
2.
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara
guru/calon guru dengan siswa.
3.
Penelitian tindakan kelas bersifat self-evaluatif
C.
Teknik Pengumpulan Data
Penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini membutuhkan data
yang relevan untuk mendukung dalam pemecahan masalah yang terjadi. Oleh
sebab ituu dibutuhkan teknik pengumpulan data yang valid sehingga dapat
dipercaya keabsahanya. Menurut Mills (2003: 71) dari segi teknik pengumpulan
data kualitatifnya ada teknik pengumpulan data yang dapat dipilih oleh peneliti
dalam mengumpulkan data yang disebut 3 E (experiencing, enquiring,
examining). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Experiencing
Experiencing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman sendiri,
terlibat, dan berpartisipasi dalam kegiatan, atau membuat catatan lapangan.
Teknik pengumpulan data dapat berupa observasi. Observasi merupakan alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara sistematik
gejala-gejala yang muncul dalam kegiatan penelitian. Pengamatan terdiri dari
jenis yaitu observasi aktif, observasi khusus, dan observasi pasif. Observasi
yang dilakukan adalah observasi aktif yaitu peneliti turut serta dalam kegiatan
penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi berupa catatan lapangan
commit to user
26
2.
Enquiring
Enquiring merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh
peneliti. Hal itu dapat berupa a) wawancara informal, b) wawancara formal
terstruktur, c) kuesioner, dan d) tes baku. Wawancara digunakan untuk
memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran Akuntansi
di kelas XI IPS 5. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara tentang
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman
siswa. Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru, dan informan lain.
Wawancara yang dilakukan mencoba mencari pangkal permasalahan yang
dihadapi oleh siswa dan guru dalam mengikuti proses belajar-mengajar di
kelas, baik permasalahan yang ditimbulkan dari faktor guru, siswa, ataupun
faktor lainnya. Kuisioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana minat dan
ketertarikan siswa mengenai pembelajaran Akuntansi dengan model
pembelajaran kuantum. Tes baku bertujuan untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar Akuntansi.
3.
Examining
Examining merupakan teknik pengumpulan data melalui perbuatan
dan pemanfaatan catatan yang dapat berupa a) data arsip, b) jurnal, dan c)
dokumentasi. Hasil dari pengumpulan data dengan examining berupa daftar
hadir siswa kelas XI IPS 5, daftar nilai mata pelajaran akuntansi, dan foto
proses penelitian.
D.
Proses Penelitian
Proses penelitian pada upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi bagi
siswa kelas XI IPS 5 di SMA Negeri 4 Surakarta dengan menggunakan model
pembelajaran kuantum teknik memori (Brain Based Technique Quantum
Learning. Terdapat empat tahap penelitian, yaitu: Perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, Observasi, dan Refleksi. Direncanakan tiga siklus dalam
penelitian ini yaitu:
1.
Persiapan
Pada tahap persiapan, penelitian dimulai dengan mengurus ijin
commit to user
ijin kemudian mendapatkan guru pamong selaku guru pengampu mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS 5.
2.
Studi/Survei awal
Survei awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal
siswa serta proses pembelajaran akuntansi. Tahap survey dilakukan
dengan observasi dan inkuiri untuk mengumpulkan data-data awal.
Data yang diperoleh digunakan untuk menyusun rencana pelaksanaan
tindakan.
3.
Pelaksanaan siklus
Siklus pada penelitian direncanakan tiga siklus dengan empat tahapan
pelaksanaan. Pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
a.
Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah sebagai berikut:
1)
Menyusun skenario pembelajaran:
Tumbuhkan
:
(a)
Guru melakukan apersepsi dengan mengucap salam,
berdoa, dan dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Serta
mengondisikan siswa agar suasana kondusif.
(b)
Guru memulai pelajaran dengan menyiapkan sumber
belajar buku Akuntansi SMA kelas XI materi jurnal
penutup serta lembar kerja.
Alami
:
Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mempelajari
materi. Siswa secara individual mencoba menerapkan materi
dengan yang pernah dialami sehari-hari. Jurnal penutup
diibaratkan pada akhir tahun pelajaran siswa kelas X akan
dijuruskan pada masing-masing jurusan sesuai kemampuan dan
keinginan. Jurusan IPS diibaratkan sebagai Ikhtisar Laba Rugi
sedangkan IPA sebagai Modal. Siswa yang memiliki
commit to user
28
sedangkan yang memiliki kemampuan disiplin ilmu sosial
masuk IPS.
Namai
:
Guru melanjutkan dengan memberikan nama khusus pada
konsep jurnal penutup. Akun yang perlu ditutup pada Ikhtisar
Laba rugi (IPS) meliputi pendapatan dan beban. Akun yang
ditutup pada Modal (IPA) meliputi prive dan sisa laba atau
rugi.
Demonstrasikan :
Guru memberikan contoh soal untuk mendemonstrasikan
pemahaman yang sudah mereka dapat tentang juranl penutup.
Guru mengerjakan jurnal penutup dari kertas kerja
bersama-sama dengan siswa dipapan tulis.
Ulangi
:
Guru mengulangi dengan cara memberikan pertanyaan singkat
tentang materi jurnal penutup. Akun apa yang ditutup pada
ikhtisar laba rugi? Pendapatan terletak disisi debit atau kredit
pada saat penutupan? Kemudian guru memberikan latihan soal
jurnal penutup.
Rayakan :
Guru memberikan reward dan merayakan usaha yang telah
dilakukan
siswa
dengan
mengoreksi
bersama-sama.
Memberikan pujian pada semua siswa yang telah mengerjakan
soal latihan.
commit to user
[image:42.595.170.515.142.497.2]3)
Menetapkan indikator ketercapaian, sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa :
Aspek yang diukur
Prosentase
Target ketercapaian
Cara Mengukur
Keaktifan siswa
dalam
pembelajaran
80 %
Diamati saat proses
pembelajaran yaitu
keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
pada soal latihan.
Minat siswa dalam
pembelajaran
70 %
Diperoleh dari hasil
kuisioner yang
dibagikan dan diisi oleh
siswa.
Ketuntasan belajar
siswa
95 %
Dihitung dari hasil test
tertulis siswa yang
mencapai KKM 75.
b.
Pelaksanaan
Perencanaan yang telah disusun kemudian dilaksanakan dan
diimplementasikan oleh guru dan berkolaborasi dengan peneliti
dalam menerapkan model pembelajaran kuantum teknik memori
pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal penutup.
c.
Observasi dan Interpretasi
Peneliti sebagai pengamat mengobservasi jalannya pembelajaran
dan menginterprestasikan hasil pembelajaran dari data yang telah
diperoleh.
d.
Analisis dan refleksi
commit to user
30
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi yang sesuai dengan silabus. Termasuk juga pada tahapan selanjutnya juga
sama dan mengacu pada siklus I. Apabila hasil refleksi pada siklus I dan II belum
mencapai hasil yang ingin dicapai maka dilanjutkan pada siklus III, IV, bahkan V.
Namun, apabila ternyata setelah dilaksankan siklus II telah memenuhi target maka
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Profil Sekolah
SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara
langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang
bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada
tahun 1946 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
7371/13/1950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA
Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu
wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono.