Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Arlene Priya a/p Andrew
Tempat/ Tanggal Lahir : Kedah, Malaysia / 24 April 1993
Agama : Kristen
Alamat : No 8,Jalan Cempedak, Taman Lian Seng,86000 Kluang Johor, Malaysia.
RiwayatPendidikan : 1. Sekolah Tunku Mahmood 1 : 1999-2005 2. Sekolah Tinggi Kluang : 2006-2010 3. Masterskills University College : 2011-2012 4. Fakultas Kedokteran USU : 2012-sekarang Riwayat Pelatihan : 1. Latihan praktikal di Hospital Batu Pahat tahun 2014 Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia
Lampiran 4
Karakteristik Penderita Kanker Paru Di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2014
No. RM Usia JK Merokok Gejala Pekerjaan Diagnosa Brinkman
587723 >40 Tahun Laki-laki Ya Nyeri dada Dll Adenokarsinoma Berat ( > 600) 610625 >40 Tahun Laki-laki Ya Sesak nafas Petani Adenokarsinoma Berat ( > 600)
617725 >40 Tahun Laki-laki Ya Batuk Dll Adenokarsinoma Sedang(200-600)
Lampiran 5
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < =40 Tahun 7 4.9 4.9 4.9
>40 Tahun 135 95.1 95.1 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 117 82.4 82.4 82.4
Perempuan 25 17.6 17.6 100.0
Riwayat merokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 115 81.0 81.0 81.0
Tidak 27 19.0 19.0 100.0
Gejala klinis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Batuk berdarah 4 2.8 2.8 2.8
Batuk 29 20.4 20.4 23.2
Sesak nafas 77 54.2 54.2 77.5
Nyeri dada 32 22.5 22.5 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Wiraswasta 42 29.6 29.6 29.6
Petani 43 30.3 30.3 59.9
Supir 1 .7 .7 60.6
Pegawai negeri 14 9.9 9.9 70.4
Ibu rumah tangga 12 8.5 8.5 78.9
Nelayan 6 4.2 4.2 83.1
Dll 24 16.9 16.9 100.0
Diagnosis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Adenokarsinoma 70 49.3 49.3 49.3
Sel skuamus karsinoma 41 28.9 28.9 78.2
Ca paru tidak spesifik 31 21.8 21.8 100.0
Indeks Brinkman
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ringan( 0-200) 32 22.5 22.5 22.5
Sedang(200-600) 26 18.3 18.3 40.8
Berat ( > 600) 84 59.2 59.2 100.0
DAFTAR PUSTAKA
Alfred P. Fishman,et al, 2008. Neoplasms of The Lugs. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. Published by the Mcgraw Hill Companies, Inc, 1808.
American Joint Committee Lung Cancer Staging (2009) Available online at https://cancerstaging.org/referencestools/quickreferences/Documents/LungM edium.pdf (Diakses 18 Mei 2015)
Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati. Kanker Paru 360. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .Internal publishing, 2255.
Aziza Icksan, et al, 2008. Kriteria Diagnosis Kanker Paru Primer Berdasarkan Gambaran Morfologi pada CT Scan Toraks Dibandingkan Dengan Sitologi. Indonesian journal of cancer, 2008, 1, 3-8.
Canadian Cancer Society: Anatomy and Physiology of Lungs (2015). Available online at http://www.cancer.ca/en/cancer-information/cancer-type/lung/anatomyandphysi ology/?region=on (Diakses pada 27 Mei 2015) .
Charles S. Dela Cruz, Lynn T.Tannoue, Richard A. Matthay 2011. Lung cancer ; Epidemiology, Etiology and Prevention. Clin Chest Med.2011 Dec; 32(4)
Eddy Surjanto, Suradi, Sugeng Purwoko, Juli Purnomo. The Comparison Of Examination Between Saline Inhalation Sputum and Alcohol Fixation Bronchial Washing with Saccomano Fixation for Lung Cancer Diagnosis. Jurnal Respirologi Indo Vol.30, No.4, oktober 2010.
Global adult tobacco survey: Indonesia report 2011: World HealthOrganization.Available
onlinehttp://www.who.int/tobacco/surveillance/survey/gats/indonesia_report. pdf.
Helvie C.O., et al, 2011. Definition and types of lung cancer. You Can Beat Lung Cancer. Published by Ayni Books, 9.
Hiromi Tomioka, Reina Sekiya, Chihiro Nishio and Gakuji Ishimoto. Impact of smoking cessation therapy on health-related quality of life. BMJ Open Respir Res.2014;1(1):e000047
Hood Alsagaff, H.Abdul Mukty 2005. Tumor paru. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.Published by Airlangga University Press, 181.
Kim Barrett, Heddwen Brooks, Scott Boitano, Susan Barman 2010. Respiratory Physiology. Ganong’s Review of Medical Physiology. Published by the Mc Graw- Hill Companies, Inc, 589.
Konstantinos Zarougolidis, et al, 2013. Treatment of non-small cell lung cancer (NSCLC). J Thorac Dis 2013;5(S4):S389-S396
Dirawat di RSUP Dr.M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas , 2014 ;3(2).
Moore, KL, Dalley,AF, Agur,Am 2010. Thorax lungs. Clinically Orientated Anatomy. Published by Lippincott Williams, Wilkins 6th edition, pg 111-121.
National cancer Institute 2014. Cellular Classification of NSCLC. Available at online at http://www.cancer.gov/types/lung/hp/non-small cell-lung-treatment-pdq
Noni Novisari Soeroso, Luhur Soeroso, Tamsil Syafiuddin. Kadar Carcinoembroyogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil Di RSUP Adam Malik. J Respir Indo.2014;34:17-25
P A Mahesh, et al, 2012.Factors affecting 30-month survival in lung cancer patients. Indian J Med Res 136, October 2012, pp 614-621
Roy S. Herbst, M.D., Ph.D., John V.Heymach, M.D.,Ph.D., and Scott M.Lippman, M.D 2008.Molecular Origins of Lung Cancer. N Eng J Med ;359:1367-1380
Shinta Kartika Nur Aisah, Haryianti, Mohammad Bakhrianshah. Profil Penderita Kanker Paru Primer Di RSUD Ulin Banjarmasin. Berkala Kedokteran vol.9 No.2 Sep 2013: 169-180
Stephen G.Spiro and Gerard A. Silvestri . One Hundred Years of Lung Cancer. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, Vol. 172,
W D. Travis, MD 2011. Pathology of Lung Cancer. Clin Chest Med 32(2011) 669-692.
W.H. Ibrahim, K.I. Rasul, A. Khinji, M.S. Ahmed, A.Bener. Clinical and Epidemiological of Characteristics of Lung Cancer Cases in Qatar. Eastern Medical Health Journal, vol 16, No.22010.
William D.Travis, et al, 2011. International Multidisciplinary Classification of Lung Adenocarcinoma. Journal of thoracic oncology,vol 6, number 2, February 2011.
World Health Organization 2014. Cancer Country Profiles. Available online at http://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf?ua=1 (Diakses 22 Mei 2015)
World Health Organization 2015. Cancer Key Facts .Available online at http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/ (Diakses 14 Mei 2015)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Kanker Paru
Definisi : Kanker adalah salah satu jenis penyakit dimana sel dalam tubuh bertumbuh tanpa kontrol. Apabila kanker bermula di paru, kanker ini disebut sebagai kanker paru (CDC, 2014).
Alat Ukur : Rekam Medis
Cara Ukur : Observasi rekam medis
Hasil Ukur : Pada penelitian Indian Journal Of Cancer, kanker paru dikategorikan menjadi:
1. Adenokarsinoma 2. Sel skuamus karsinoma 3. Sel besar karsinoma Penderita kanker paru
Karakteristik Penderita Umur
Jenis kelamin Pekerjaan
4. Sel kecil karsinoma 5. Ca paru tidak spesifik Skala Ukur : Nominal
3.2.2. Usia
Definisi : Usia pasien adalah umur pasien ketika terdiagnosa kanker paru. Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi rekam medis
Hasil Ukur :Menurut penelitian Jurnal Kesehatan Andalas, usia pasien dikategorikan menjadi:
1. ≤ 40 tahun
2. > 40 tahun Skala Ukur : Nominal
3.2.3. Jenis Kelamin
Definisi : Jenis kelamin adalah perbedaan biologis dan fisiologis yang dapat
membedakan laki-laki dan perempuan. Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil Ukur : Data di Indian journal of medical membahagikan jenis kelamin menjadi:
1. Laki-laki 2. Perempuan Skala ukur : Nominal
3.2.4. Riwayat Merokok
Definisi : Riwayat merokok adalah ada tidaknya pasien merokok. Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : Berdasarkan data Indonesian journal of cancer, riwayat merokok dikategorikan menjadi:
1. Merokok 2. Tidak merokok Skala Ukur : Nominal
3.2.5. Indeks Brinkman
Definisi : Berdasarkan defenisi British Medical Jouranl, Indeks Brinkman
adalah jumlah rata-rata rokok yang dihisap sehari (batang) × lama merokok (tahun)
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil Ukur : Berdasarkan data Jurnal Kesehatan Andalas, Indeks Brinkman dikategorikan menjadi:
1. Ringan (0-200) 2. Sedang (200-600) 3. Berat (> 600) Skala ukur : Ordinal
3.2.6. Gejala klinis
Definisi : Gejala –gejala yang muncul apabila seseorang itu menderita sesuatu penyakit.
Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil ukur : Penelitian pada Jurnal Respirologi Indonesia, membahagikan gejala klinis menjadi :
1. Batuk berdarah 2. Batuk
4. Nyeri dada Skala ukur : Nominal
3.2.7. Pekerjaan
Definisi : Pekerjaan adalah mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari Alat ukur : Rekam medis
Cara ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil ukur : Penelitan pada Jurnal Respirologi Indonesia membahagikan pekerjaan menjadi:
1. Petani
2. Pegawai Negeri 3. Wiraswasta
4. Ibu Rumah Tangga 5. Nelayan
6. Supir
BAB 4
RANCANGAN PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cohort retrospective untuk melihat karakteristik pasien kanker paru pada tahun 2014.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit rujukan milik pemerintah yang berakreditasi A, sehingga populasi di rumah sakit ini diharapkan dapat merepresentatifkan populasi penderita kanker paru di kota Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret hingga Desember 2014.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker paru yang tercatat dalam rekam medis RSUP Haji Adam Malik mulai tanggal 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014.
4.3.2. Sampel Penelitian
4.4. Kriteria Inkulsi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang menderita kanker paru yang tercatat dalam rekam medis.
Kriteria Eksklusi : Pasien yang mempunyai data rekam medis yang tidak lengkap
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien yang terdiagnosa kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data tersebut kemudian dicatat dan dikelompokkan sesuai variabel yang digunakan.
4.6. Pengolahan dan Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan ini berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah yang masuk dalam kategori Rumah Sakit Kelas A. Berdasarkan SK MenKes RI No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUP H. Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit di bagian Regional Barat yang merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional. Selain itu RSUP H. Adam Malik Medan ini juga merupakan jenis Rumah Sakit Pendidikan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di bidang kesehatan di rumah sakit ini.
5.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari 2014 sampai Desember 2014.
Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti adalah 142 data rekam medis pada tahun 2014.
Tabel 5.2.1. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Usia
Kelompok Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
≤ 40 tahun 7 4,9
> 40 tahun 135 95,1
Total 142 100%
Gambar 5.2.1. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia
Tabel 5.2.2. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 117 82,4
Perempuan 25 17,6
Total 142 100%
Gambar 5.2.2. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2.3. Karakteristik Pasien Kanker Paru Berdasarkan Riwayat Merokok
Riwayat merokok Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 115 81,0
Tidak 27 19,0
[image:30.612.108.532.136.217.2]Total 142 100%
Gambar 5.2.3. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Riwayat Merokok
Tabel 5.2.4. Karakteristik Pasien Kanker Paru Berdasarkan Indeks Brinkman
Indeks Brinkman Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan (0-200) 32 22,5
Sedang (200-600) 26 18,3
Berat (>600) 84 59,2
[image:31.612.112.532.135.241.2]Total 142 100%
Gambar 5.2.4. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Indeks Brinkman
(59,2%) sedangkan perokok sedang hanya 26 orang (18,3%) dan perokok ringan sebanyak 32 orang (22,5%).
Tabel 5.2.5. Karakteristik Pasien Kanker Paru Berdasarkan Gejala Klinis
Gejala Klinis Frekuensi (n) Persentase (%)
Batuk berdarah 4 2,8
Batuk 29 20,4
Sesak napas 77 54,2
Nyeri dada 32 22,5
Total 142 100%
Gambar 5.2.5. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Gejala Klinis
[image:32.612.111.528.205.594.2]orang (54,2%), diikuti dengan nyeri dada sebanyak 32 orang (22,5%), batuk sebanyak 29 orang (20,4%), dan batuk berdarah sebanyak 4 orang (2,8%).
Tabel 5.2.6. Karakteristik Pasien Kanker Paru Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Wiraswasta 42 29,6
Petani 43 30,3
Supir 1 7,0
Pegawai Negeri 14 9,9
Ibu Rumah Tangga 12 8,5
Nelayan 6 4,2
Dan lain-lain 24 16,9
Total 142 100%
[image:33.612.115.526.198.645.2]Distribusi pasien kanker paru berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah petani yaitu sebanyak 43 orang (30,3%), diikuti dengan wiraswasta sebanyak 42 orang (29,6%), pegawai negeri sebanyak 14 orang (9,9%), ibu rumah tangga sebanyak 12 orang (8,5%), nelayan sebanyak 6 orang (4,2%), supir sebanyak 1 orang (7%), dan pekerjaan lainnya sebanyak 24 orang (16,9%) pada tahun 2014.
Tabel 5.2.7. Karakteristik Pasien Kanker Paru Berdasarkan Jenis Kanker Paru
Jenis Kanker Frekuensi (n) Persentase (%)
Adenokarsinoma 70 49,3
Sel skuamus kasrsinoma 41 28,9
Ca paru tidak spesifik 31 21,8
Total 142 100%
Distribusi data pasien berdasarkan jenis kanker paru dapat dilihat pada tabel di atas yaitu dengan jenis sel kanker yang terbanyak yaitu adenokarsinoma sebanyak 70 orang (49,3%), sel skuamus karsinoma sebanyak 41 orang (28,9%), Ca paru tidak spesifik sebanyak 31 orang (21,8%) pada tahun 2014.
5.3. Pembahasan
terendah pada kelompok umur kurang dari 11-20 tahun sebanyak 2 orang (Soeroso, 2014).
Tabel 5.2.2 menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih cenderung terdiagnosa dengan kanker paru yaitu sebanyak 117 orang (82,4%) dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 orang (17,6%). Ada sebanyak 128 laki-laki terdiagnosa dengan kanker paru dibandingkan dengan perempuan yaitu sebanyak 42 orang (Mahesh, 2012). Pada penelitian Surjanto (2010), jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita kanker paru dibandingkan dengan perempuan yaitu pada laki-laki sebanyak 40 orang (70%) dan 17 orang perempuan (30%). Menurut Icksan (2008), pasien laki-laki sebanyak 18 orang (64,3%) dan 10 pasien perempuan (35,7%). Kebanyakan pasien kanker paru adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 76,12% dan rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Menurut teori, perbandingan ini cukup signifikan antara laki-laki dan perempuan karena laki –laki mempunyai kebiasaan merokok (Aisah, 2013). Menurut penelitian Hulma (2014), penderita karsinoma paru sebagian besar adalah laki-laki (71.1%). Berdasarkan penelitian Soeroso (2014), penderita kanker paru paling banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 83,43% dan dalam kalangan orang bukan perokok terutama perempuan, asap tembakau lingkungan bertanggungjawab terhadap sekitar 3.000 kematian kanker paru di Amerika Serikat setiap tahun.
kanker paru dibandingkan dengan orang yang bukan perokok dan lebih dari 63 jenis bahan yang dikandung asap rokok itu bersifat karsinogen.
Berdasarkan tabel 5.2.4, Indeks Brinkman menunjukkan sebanyak 84 orang (59,2%) tergolong dalam kelompok perokok berat sedangkan sekitar 26 orang (18,3%) tergolong dalam perokok sedang dan perokok ringan sekitar 32 orang (22,5%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Hulma (2014) yang menunjukkan sekitar 63 penderita kanker paru yaitu sekitar (49,2%) mempunyai derajat merokok yang berat diikuti dengan sebanyak 22 orang yaitu sekitar 17,2% mempunyai derajat merokok yang sedang dan sebanyak 43 orang penderita kanker yaitu sekitar 33,6% mempunyai derajat merokok yang ringan.
Berdasarkan tabel 5.2.5,gejala klinis yang paling utama adalah sesak napas sebanyak yaitu sebanyak 77 orang (54,2%), diikuti dengan nyeri dada sebanyak 32 orang (22,5%), batuk sebanyak 29 orang (20,4%) dan batuk berdarah sebanyak 4 orang (2,8%). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa penderita sesak napas sebanyak 73 orang (43,71%), nyeri dada sekitar 53 orang (31,73%) diikuti oleh batuk darah dan batuk. Menurut Aisah (2013), keluhan yang paling utama adalah sesak napas sebesar 53,73%. Penyebab utama terjadi sesak napas adalah disebabkan oleh tumor yang menggangu sistem pernapasan atau komplikasi yang timbul akibat kanker (pneumonia obstruktif dan efusi pleura) pasca kemoterapi atau infeksi. Kemudian kecemasan atau takut mati juga sering menyebabkan sesak napas (Soeroso, 2014).
penderita karsinoma paru berasal dari pekerjaan yang terpapar karsinogen. Karsinogen berasal dari polusi udara akibat pembakaran batu bata dan biomassa, agen di lingkungan pekerjaan seperti asbestos dan radon, logam berat seperti arsen dan pestisida pertanian.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada pasien kanker paru mulai Januari 2014 – Desember 2014 didapati sebanyak 142 orang pasien yang terdiagnosa dengan kanker paru dan dapat diambil kesimpulan seperti berikut:
1. Pasien kanker paru menurut kelompok usia tertinggi terdapat pada usia >40 tahun sebanyak 135 orang (95,1%) sedangkan pasien di bawah ≤ 40 tahun sebanyak 7 orang (4,9%) pada tahun 2014.
2. Pasien kanker paru paling banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 117 orang (82,4%) dan pada perempuan sebanyak 25 orang (17,6%). 3. Pasien kanker paru mempunyai resiko riwayat merokok tertinggi dapat
dijumpai pada 115 orang (81,0%) sedangkan terdapat 27 orang (19,0%) yang tidak merokok.
4. Pasien kanker paru mempunyai golongan perokok berat tertinggi yaitu sebanyak 84 orang (59,2%), sedangkan golongan perokok sedang sebanyak 26 orang (18,3%) dan golongan perokok ringan sekitar 32 orang (22,5%).
5. Pasien kanker paru mempunyai gejala klinis yang paling banyak adalah sesak nafas yaitu sebanyak 77 orang (54,2%), diikuti dengan nyeri dada sebanyak 32 orang (22,5%), batuk sebanyak 29 orang (20,4%) dan batuk berdarah sebanyak 4 orang (2,8%).
7. Pasien kanker paru berdasarkan jenis sel terbanyak adalah jenis adenokarsinoma sebanyak 70 orang (49,3%), sel skuamus karsinoma sebanyak 41 orang (28,9%), dan Ca paru tidak spesifik sebanyak 31 orang (21,8%).
6.2 Saran
6.2.1. Saran kepada peneliti
Penelitian yang benar serta lebih mendalam tentang kanker paru harus dilakukan supaya diagnosis terhadap pemyakit ini lebih cepat sehingga pasien mempunyai prognosa yang lebih baik. Penelitian ini juga harus menggunakan populasi yang lebih luas seperti menggunakan data dari beberapa rumah sakit, yang bertujuan untuk memperkaya data sehingga karakteristik penderita kanker paru dapat diteliti dengan lebih baik lagi.
6.2.2. Saran Kepada Rumah Sakit
Data rekam medis RSUP HAM perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi yang ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah, lebih sistematik dan sempurna.
6.2.3. Saran Kepada Masyarakat
BAB 2
TINJAUAN PUSAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Paru 2.1.1. Anatomi Paru
[image:41.612.126.533.326.486.2]Paru-paru dikelilingi oleh dinding dada. Dinding dada terdiri daripada iga dan otot-otot antara iga. Paru-paru dipisahkan oleh mediastinum, dimana terletaknya jantung dan organ-organ lain. Di bawah paru-paru, terletaknya diafragma, iaitu lapisan otot tipis yang memisahkan rongga dada dari perut (Canadian Cancer Society, 2015).
Gambar 2.1. Anatomi Paru (Moore, Dalley dan Agur, 2010)
2.1.1.1. Pleura
2.1.1.2. Paru
Paru-paru dibagi menjadi 2 yaitu paru kanan dan paru kiri. Di paru kanan terdiri dari 2 fissura: fissure horizontal dan fissura oblique yang membahagi paru kepada 3 lobus yaitu: lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Paru kanan lebih luas dan pendek karena dome diafragma kanan lebih tinggi dibanding dome diafragma kiri. Paru kiri terdiri dari 1 fissura yaitu fissura oblique dan 2 lobus. Fissura oblique terletak di antara lobus superior dan lobus inferior paru kiri. Di batas anterior paru kiri terdapat deep cardiac notch karena deviasi apeks jantung ke arah kiri (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
2.1.1.3. Bronkus
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Di setiap bronkus akan terbentuk lobar bronkus sekunder, dua di kiri dan tiga di kanan. Setiap lobar bronkus sekunder akan bercabang menjadi tertiary segmental bronchi yang kemudian akan membentuk bronkiolus. Di akhir brokiolus, terdapat jutaan kantung kecil udara yang disebut alveoli. Alveoli diselaputi oleh kapiler dan memiliki dinding yang tipis. Fungsi alveoli adalah untuk mentransportasi udara dan memastikan terjadinya pertukaran gas (Moore, Dalley dan Agur, 2010).
2.1.2. Perdarahan
2.1.3. Aliran Getah Bening
Terdapat beberapa kumpulan nodus limfa yang merupakan bagian dari sistem limfatik, drainase cairan yang diproduksi oleh paru (Canadian Cancer Society, 2015)
i. Nodus bronkial : kelenjar getah bening di sekitar bronkus utama
ii. Nodus hilus : kelenjar getah bening di daerah di mana trakea terbagi menjadi bronkus utama
iii. Nodus mediastinal (Superior) : kelenjar getah bening di bagian atas mediastinum
iv. Nodus mediastinal subkarinal : kelenjar getah bening di bawah trakea dimana trakea terbagi menjadi bronkus utama.
v. Nodus mediastinal (Inferior) : kelenjar getah bening di bagian bawah mediastinum.
2.1.4. Fisiologi Paru
Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas. Udara masuk ke mulut atau hidung ke trakea, bronki dan bronkiolus dan akhirnya alveoli. Di alveoli terjadi pertukaran gas antara alveoli dan darah di kapilari pulmonari dan sebaliknya. Oksigen akan berdifusi dari alveoli ke aliran darah sedangkan karbon dioksida akan berdifusi ke alveoli dari aliran darah. Saat inspirasi, terjadi pertukaran gas untuk menggantikan oksigen yang telah masuk ke dalam aliran darah dan karbon dioksida yang ada di alveolus (Ganong, 2010).
fluid dapat dijumpai lapisan mukus yang fungsinya untuk memerangkap dan mengeluarkan benda asing dengan bantuan silia (Ganong, 2010).
2.2. Kanker Paru 2.2.1. Definisi dan Jenis
Apabila sel dalam satu bagian tubuh tumbuh tanpa terkontrol, seseorang itu dikatakan mengidap kanker. Kanker adalah kumpulan penyakit dimana terdapat pertumbuhan yang abnormal dan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan sel-sel itu menyebar ke dalam jaringan yang sehat.
Terdapat dua jenis kanker paru, yaitu Karsinoma Paru Bukan Sel Kecil (KPBSK) dan Karsinoma Paru Sel Kecil (KPSK). Sekitar 80% kanker paru adalah KPBSK dan dapat dibagikan dalam tiga subkategori tergantung pada ukuran, bentuk dan komposisi sel kimia. Subkategori ini termasuk sel skuamus karsinoma, adenokarsinoma, dan sel besar karsinoma yang tidak berdiferensiasi. Sel skuamus karsinoma sebanyak 25% hingga 30 %. Adenokarsinoma sekitar 32-40% dari semua kanker paru. Sel besar karsinoma yang tidak berdiferensiasi sekitar 8% hingga 16% dari semua jenis kanker paru ( Zarogoulidis, 2013).
Sekitar 10% hingga 15 % dari semua tipe kanker paru adalah kanker paru sel kecil yang dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh . Kanker tipe ini biasanya bermula di bronkus yang berdekatan dengan dada dan dapat berdiferensiasi dengan cepat membentuk tumor-tumor yang besar dan menyebar ke nodus limfa dan organ seperti tulang, otak, dan hati (Helvie et al., 2011).
2.2.2. Epidemiologi
paling dominan dengan meliputi sekitar 43,9% berbanding dengan tipe kanker paru yang lain. Kebanyakan kasus pada saat diagnosa merupakan kanker paru pada stadium akhir yaitu sekitar 64,2% pada stadium IV ( Ibrahim, 2010).
2.2.3. Etiologi 2.2.3.1. Merokok
Rokok menyebabkan sekitar 82% hingga 90% kanker paru pada pria dan 79% kanker pada perempuan. Efek daripada merokok merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kanker paru dibandingkan faktor-faktor lain. Hasil studi menunjukkan perokok mempunyai resiko 22 kali lebih tinggi untuk didiagnosis dengan kanker paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan mortalitas kanker paru. Resiko kanker paru tergantung pada jumlah rokok yang dihisap yang disebut sebagai pack years yaitu (jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari × jumlah tahun yang dirokok). Jumlah tahun yang dirokok lebih tinggi resikonya dibandingkan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari. Efek rokok terhadap kanker paru tergantung pada jenis rokok yang dihisap yang meliputi kriteria seperti kandungan tar serta adanya filtrasi atau tidak. Seseorang yang menghisap rokok yang tidak difiltrasi mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang menghisap jumlah batang rokok yang sama tetapi rokoknya telah difiltrasi. Pipa dan cerutu mempunyai resiko yang lebih rendah dibandingkan rokok karena perokok pipa dan cerutu kurang menghisap rokok dan kurang menarik nafas dalam ketika merokok, namun mempunyai resiko tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Rokok mengandungi sekitar 4000 jumlah bahan kimia, di mana minimal 43 daripada bahan tersebut adalah karsinogen (Churg, 2005).
2.2.3.2. Perokok pasif
tidak merokok dan menghirup asap tersebut yaitu sebanyak 0,3 hingga 1,0. Sekitar 25 % dari kanker paru pada orang yang tidak merokok disebabkan oleh perokok pasif (Churg, 2005).
2.2.3.3. Polusi udara dan pekerjaan yang terpapar karsinogen
Insidensi dan mortalitas kanker paru lebih tinggi di kawasan perindustrian yang memicu terjadinya kanker paru disebabkan oleh polusi udara. Kanker paru terjadi pada pekerja yang terpapar dengan bahan-bahan karsinogen seperti asbestos. Polusi udara menyebabkan 10% daripada kanker paru di negara berkembang (Churg, 2005). Beberapa substansi di tempat kerja telah dibuktikan bersifat karsinogenik pada paru. IARC telah mengidentifikasikan arsen, asbestos, berilium, kadmium, klorometil ester, kromium, nikel, radon, silika dan vinyl chloride sebagai karsinogen. Pada tahun 2000, diketahui terdapat sekitar 10% kematian kanker paru antara pria yaitu sekitar 88.000 kematian dan sekitar 5% kematian pada perempuan dengan sekitar 14.300 kematian di seluruh dunia disebabkan terpapar dengan 8 jenis bahan yang bersifat karsinogenik pada paru yaitu asbestos, arsen, berilium, kadmium, kromium, nikel, silika dan diesel. Steeland dan colleagues memperkirakan sekitar 6.800 hingga 17.000 kanker paru disebabkan oleh paparan bahan kimia di tempat kerja (Cruz et al., 2011).
2.2.3.4. Gas radon
Gas radon menyebabkan kanker paru pada pekerja yang bekerja di kawasan pertimahan. Environmental Agency’s risk memprediksi 20.000 daripada kematian kanker paru setiap tahun disebabkan oleh gas radon dan harus diambil langkah keselamatan awal menguranginya sebanyak 25% (Churg,2005).
2.2.3.5. Parut dan fibrosis
menyebabkan kerutan pada lapisan pleura. Parut yang terjadi disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti bronchiectacis, tuberkulosis atau trauma. Studi menunjukkan 3 hingga 7% karsinoma paru disebabkan oleh jaringan parut dan sekitar tiga perempat daripada karsinoma paru ini adalah adenokarsinoma (Churg, 2005). Dari 1.186 karsinoma parut tersebut 23,2% berasal dari riwayat tuberkulosis. Harus dicatat bahwa data ini berasal dari Amerika Serikat dimana insiden tuberkulosis paru hanya 0,015 % atau ± 1/20 insiden tuberkulosis di Indonesia (Alsagaff.H et al., 2005). Berdasarkan hasil penelitian Journal of Cardiothoracic Surgery, didapati penyakit tuberkulosis paling umum terdapat pada karsinoma sel skuamus yaitu sekitar 51.6% dan pada adenokarsinoma sekitar 43.8% ( Zhou,2013).
[image:47.612.212.429.381.464.2]2.2.4. Klasifikasi histopatologi
Gambar 2.2. Karsinoma sel skuamus (Travis, 2011)
2.2.4.1. Karsinoma sel skuamus
Berciri khas proses keratinisasi, pembentukan bridge intersellular dan pembentukan mutiara.
Gambar 2.3. Karsinoma sel kecil (Travis, 2011) 2.2.4.2. Karsinoma sel kecil
Pembentukan sarang, trabekula, dan menbentuk rosette. Disebut juga oat cell carcinoma karena bentuknya mirip biji gandum. Sel-sel bermitosis dengan banyak sekali. Tidak mempunyai nukleoli dan terdapat gambaran nekrosis.
a) Combined small cell carcinoma
Gambar 2.4. Adenokarsinoma (Travis, 2011)
2.2.4.3. Adenokarsinoma
Sel tumor memasuki ruang alveoli. Tidak mempunyai sel kohesif. Khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan ke arah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya membentuk musin, dan sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar).
a) Adenocarcinoma, mixed subtype b) Acinar adenocarcinoma
[image:48.612.220.421.336.449.2]d) Bronchioalveolar carcinoma: nonmucinous, mucinous, mixed nonmucinous and mucinous or indeterminate
e) Solid adenocarcinoma with mucin production : fetal adenocarcinoma, mucinous carcinoma, mucinous cystadenocarcinoma, signet ring
[image:49.612.222.420.234.357.2]adenocarcinoma, clear cell adenocarcinoma
Gambar 2.5. Karsinoma sel besar (Travis, 2011)
2.2.4.4. Karsinoma sel besar
Ini suatu subtipe yang gambaran histologisnya dibuat secara ekslusi. Sel ini kurang berdiferensiasi dan mempunyai sitoplasma dan nukleoli. Sel ini tidak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular (Travis, 2011).
a) Large cell neuroendocrine carcinoma
- Combined large cell neuroendocrine carcinoma
b) Basaloid carcinoma
c) Lymphoepithelioma–like carcinoma d) Clear cell carcinoma
2.2.5. Patogenesis
Gambar 2.6. : Patogenesis (Fisheman et al., 2008) 2.2.6. Gejala Klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila telah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. Menurut Journal of Chest, gejala-gejala yang paling sering ditemukan adalah batuk dengan sekitar 8-75%, kehilangan berat badan 0-68%, dipsnea 3-60%, nyeri dada 20-49%, hemoptisis 6-35%, nyeri tulang 6-25%, demam 0-20% dan mengi sekitar 0-2% (Spiro, 2007).
2.2.7. Prosedur Diagnostik dan Diagnosis 2.2.7.1. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil yang positif karena ia tergantung dari letak tumor terhadap bronkus, jenis tumor, teknik pengeluaran sputum,
SEVERE DYSPLASIA MILD
DYSPLASIA METAPLASIA
NORMAL EPITHLEIUM
dan jumlah sputum yang diperiksa. Dianjurkan pemeriksaan 3-5 hari berturut-turut dan pada waktu pemeriksaan,sputum harus segar.
Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamus. Pemeriksaan sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru, dan saat ini sedang dikembangkan diagnosis dini pemeriksaan sputum memakai immune staining dengan MAb dengan antibodi 624H untuk antigen KPSK (Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil) dan antibodi 703 D untuk antigen KPKBSK (Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil). Laporan dari National Cancer Institute USA teknik ini memberikan hasil sensitivitas 91% dan spesifitas 88%.
Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan, dan sikatan bronkus pada bronkoskopi (Sudoyo, 2009).
2.2.7.2. Pemeriksaan histopatologi
Menurut Sudoyo (2009), pemeriksaan histopatologi adalah standar emas diagnosis kanker paru untuk mendapatkan spesimennya dapat dengan cara biopsi melalui bronkoskopi:
Modifikasi dari bronkoskopi serat optik dapat berupa:
a. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) dengan tuntutan fluroskopi, atau ultrasonografi
c. Ultrasound bronchoscopy, juga dikembangkan pada saat ini untuk mendeteksi tumor perifer, tumor endobronkial, kelenjar getah bening mediastinum dan lesi daerah hilus.
d. Hasil positif dengan bronkoskopi ini dapat mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk tumor yang letaknya perifer.
e. Trans–bronchial Needle-Aspiration (TBNA). Dikerjakan pada nodul getah bening di hilus atau mediastinum. Hasilnya akan lebih baik bila dituntun dengan CT scan.
2.2.7.3. Diagnosis Kanker Paru
Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intratorakal tersebut sebagai tumor jinak atau ganas. Bila fasilitas ada dengan teknik Positron Emission Tomography (PET) dapat dibedakan antara tumor jinak dan ganas serta untuk menentukan staging penyakit. Kemudian ditentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pengambilan jaringan tumor. Untuk lesi yang letaknya perifer, kombinasi bronkoskopi dengan biopsi, sikatan, bilasan, transtorakal biopsi / aspirasi dan tuntunan USG atau CT Scan akan memberikan hasil yang lebih baik. Sedangkan untuk lesi sentral, langkah pertama sebaiknya dengan pemeriksaan sitologi sputum diikuti bronkoskopi fleksibel. Secara radiologis dapat ditentukan ukuran tumor (T), kelenjar getah bening torakal (N) dan metastasis ke organ lain (M) ( Sudoyo, 2009).
2.2.8. Stadium Kanker Paru
Tabel 3.1 : Stadium Kanker Paru (TNM Staging, 2009) Tumor primer
T0 Tidak ada bukti ada tumor primer Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor < 3cm T1a Tumor < 2 cm
T1b Tumor antara 2 – 3 cm T2 Tumor antara 3-7 cm T2a Tumor antara 3 – 5 cm T2b Tumor antara 5 – 7 cm T3 Tumor lebih dari ≥7cm
[image:53.612.112.527.113.350.2]T4 Tumor menyebar ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, pleura, efusi pleura maligna.
Tabel 3.2. : Stadium Kanker Paru (TNM Staging, 2009) Metastasis jauh (M)
M0 Tak ditemukan metastasis jauh M1 Ditemukan metastasis jauh M1a Metastase di daerah intratoraks M1b Metastase di daerah extratorakal
Tabel 3.3. : Stadium Kanker Paru (TNM Staging, 2009) Kelenjar getah bening regional (N)
NX Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai N0 Tidak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening
N1 Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung
N2 Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral atau KGB subkarina
[image:53.612.114.528.541.706.2]Tabel 3.4. : Anatomic Stage TNM (American Joint Committee on Cancer) ANATOMIC STAGE / PROGNOSTIC GROUPS
Occult Carcinoma TX N0 M0
Stage 0 Tis N0 M0
Stage IA T1a N0 M0
T1b N0 M0
Stage IB T2a N0 M0
Stage IIA T2b N0 M0
T1a N1 M0
T1b N1 M0
T2a N1 M0
Stage IIB T2b N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T1a N2 M0
T1b N2 M0
T2a N2 M0
T2b N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
T4 N1 M0
Stage IIIB T1a N3 M0
T1b N3 M0
T2a N3 M0
T2b N3 M0
T3 N3 M0
T4 N2 M0
Stage IV Any T Any N M1a
Any T Any N M1b
2.2.9. Penatalaksanaan a) Radioterapi
b) Radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant /paliatif pada tumor. Pengobatan ini mempunyai nilai kuratif sekitar 20% pada karsinoma sel skuamus dan kesembuhan pasien diprediksi selama 5 tahun. Terapi paliatif dilaksanakan pada sel besar karsinoma. Nilai kuratifnya rendah pada sel adenokarsinoma. Radioterapi mengurangi ukuran tumor pada karsinoma sel kecil.
c) Kemoterapi
d) Pengobatan ini mempunyai respon yang terbatas pada karsinoma sel skuamus dan karsinoma sel besar. Kemoterapi mempunyai respon yang kurang baik pada adenokarsinomanamun mempunyai respon yang baik pada karsinoma sel kecil.
e) Pembedahan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, dengan sekitar 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kematian pada tahun 2012. Jumlah kasus baru diprediksi akan meningkat sekitar 70% selama 2 dekade mendatang. Sekitar sepertiga dari kematian akibat kanker disebabkan oleh 5 faktor utama, antara lain: indeks massa tubuh tinggi, konsumsi buah-buahan dan sayuran yang rendah, kurangnya aktifitas fisik, penggunaan tembakau dan penggunaan alkohol. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan kanker dengan insidensi sekitar 20% kematian akibat kanker secara global dan sekitar 70% dari kematian di dunia akibat kanker paru. Lebih dari 60% dari total kasus baru per tahun di dunia terjadi di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Daerah ini mencapai 70% dari kematian di dunia akibat kanker. Diprediksikan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 hingga 2022 dalam 2 dekade mendatang (WHO, 2012).
Menurut WHO, di Indonesia sekitar 1.551.000 orang dari 247.000.000 orang meninggal dunia karena kanker paru. Angka kematian kanker paru pada pria adalah 21.8% dan pada wanita 9.1%. Jumlah kasus kanker paru pada pria sekitar 25.322 orang dan pada wanita 9.374 orang (WHO, 2014).
Kanker paru adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dua bentuk utama dari kanker paru adalah kanker paru bukan karsinoma sel kecil yaitu sekitar 85% dari semua kanker paru dan kanker paru karsinoma sel kecil meliputi sekitar 15% dari kanker paru ( Herbst, 2008).
mempunyai prevalensi sekitar 10% dari kanker paru. Sekitar 15 % dari karsinoma bronkogenik terdiri daripada kanker paru karsinoma sel kecil (NCI, 2014).
Merokok merupakan penyebab utama kanker paru di Indonesia. Survei mengenai konsumsi rokok sekarang adalah Global Adult Tobacco Survey (GATS) yang dapat menggambarkan secara lebih jelas besarnya masalah merokok pada orang dewasa (15 tahun keatas). Survei-survei besar tersebut menggambarkan besarnya masalah rokok dan dampaknya bagi kesehatan di Indonesia. Dari hasil penelitian National Socioeconomic Survey, Baseline Health Research dan Global Adult Tobacco Survey, terdapat peningkatan terhadap perokok pria yang aktif di Indonesia, yaitu dari 53,9% pada tahun 1995 hingga 67,0% pada tahun 2011. Menurut GATS, sekitar 59,8 juta orang dewasa (34,8-67,0% pada laki-laki dan 2,7% pada perempuan) saat ini merokok tembakau dan 2,9% juta orang dewasa (1,7%) saat ini menggunakan produk tembakau tanpa asap. Rokok kretek (31,5%) adalah produk tembakau yang paling populer digunakan di Indonesia. Rata-rata sekitar 12,8% batang rokok yang dihisap per hari, rerata usia mulai merokok setiap hari adalah 17,6 tahun, namun sekitar 12,3% mulai merokok sebelum usia 15 tahun. Dari mereka yang pernah merokok setiap hari, 9,5% telah berhenti merokok. Di antara perokok harian, 38,3% mulai menghisap rokok dalam waktu 5-30 menit setelah bangun. Sedangkan pada perokok pasif, sekitar 51.3% terpapar asap rokok di lingkungan kerja, 78.4% terpapar asap rokok di rumah dan 85.4% terpapar asap rokok di tempat umum (GATS, 2011).
Berdasarkan penelitian Jurnal Kesehatan Andalas, penderita karsinoma terbanyak adalah laki-laki yaitu sekitar 71,1%, berusia > 40 tahun sebanyak 85,2%, memiliki jenis pekerjaan yang terpapar karsinogen sekitar 53,9% dan riwayat merokok sebagai perokok aktif sekitar 66,4% (Hulma, 2014). Gejala klinis yang paling sering dikeluhkan adalah sesak nafas dengan sekitar 53,73% ( Aisah, 2013).
Dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui distribusi proposi penderita kanker paru berdasarkan umur di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui jenis kelamin penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
3. Untuk mengetahui riwayat merokok pada penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
5. Untuk mengetahui gejala klinis pada penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
6. Untuk mengetahui jenis pekerjaan penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
7. Untuk mengetahui diagnosis pada penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberi masukan untuk masyarakat, sebagai upaya tindakan preventif pencegahan mortilitas kanker paru.
2. Dapat membantu dalam diagnosis kanker paru dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker paru.
ABSTRAK
Kanker paru mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia.Di Indonesia sekitar 1.551.000 orang dari 247.000.000 orang meninggal dunia karena kanker paru. Dua bentuk utama dari kanker paru adalah kanker paru bukan karsinoma sel kecil dan kanker paru karsinoma sel. Tujuan penelitian adalah untuk melihat karakteristik pasien kanker paru di RSUP.Haji Adam Malik pada tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cohort retrospective dengan metode total sampling dan dilakukan di RSUP.Haji Adam Malik. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 142 orang. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien yang terdiagnosa kanker paru di RSUP H.Adam Malik Medan. Hasil penelitian dijumpai pasien terbanyak pada kelompok usia > 40 tahun yaitu sebesar 95,1% dan paling banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki sebesar 82,4%. Riwayat merokok dijumpai pada sekitar 81,0% dengan sekitar 59,2% termasuk dalam golongan perokok berat. Pasien kanker paru mempunyai gejala klinis yang paling tinggi adalah sesak nafas yaitu sekitar 54,2%, dengan jenis pekerjaan yang paling utama meningkatkan resiko kanker paru adalah petani yaitu sekitar 30,3%. Jenis kanker paru yang paling banyak dijumpai pada pasien kanker paru adalah sel adenokarsinoma yaitu sebesar 49,3%. Kanker paru merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan pada pasien dengan riwayat merokok.
ABSTRACT
Lung cancer has a high rate of morbidity and mortality in the whole world. In Indonesia, around 1.551.000 from 247.000.000 people die due to lung cancer. Two major forms of lung cancer are non-small cell lung cancer and small-cell lung cancer. The purpose of this research is to observe the characteristics of lung cancer patients at the Haji Adam Malik Hospital in the year 2014. This research is a descriptive type of research with a cohort retrospective technique and using a total sampling method which is done at the Haji Adam Malik Hospital. The total sample for this research is 142 patients. Data of patients who are diagnosed with lung cancer is a secondary source which is collected through patients medical records in Haji Adam Malik Hospital. The results of this research concluded that around 95,1% lung camcer patients has an age group >40 years old and about 82,4% are found in males. History of smoking is found in 81,0% patients where around 59,2% of the patients is classified as heavy smokers. A total of 54,2% patients is diagnosed mainly with difficulty in breathing and high risked carcinogenic occupation are farmers with a percentage of 30,3%. The type of lung cancer that is most commonly found among lung cancer patients is adenocarcinoma with a percentage of 49,3%. Lung cancer is a disease that is most commonly found among patients with a history of smoking.
Oleh:
ARLENE PRIYA A/P ANDREW
120 100 520
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh:
ARLENE PRIYA A/P ANDREW NIM: 120 100 520
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Kanker paru mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia.Di Indonesia sekitar 1.551.000 orang dari 247.000.000 orang meninggal dunia karena kanker paru. Dua bentuk utama dari kanker paru adalah kanker paru bukan karsinoma sel kecil dan kanker paru karsinoma sel. Tujuan penelitian adalah untuk melihat karakteristik pasien kanker paru di RSUP.Haji Adam Malik pada tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cohort retrospective dengan metode total sampling dan dilakukan di RSUP.Haji Adam Malik. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 142 orang. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien yang terdiagnosa kanker paru di RSUP H.Adam Malik Medan. Hasil penelitian dijumpai pasien terbanyak pada kelompok usia > 40 tahun yaitu sebesar 95,1% dan paling banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki sebesar 82,4%. Riwayat merokok dijumpai pada sekitar 81,0% dengan sekitar 59,2% termasuk dalam golongan perokok berat. Pasien kanker paru mempunyai gejala klinis yang paling tinggi adalah sesak nafas yaitu sekitar 54,2%, dengan jenis pekerjaan yang paling utama meningkatkan resiko kanker paru adalah petani yaitu sekitar 30,3%. Jenis kanker paru yang paling banyak dijumpai pada pasien kanker paru adalah sel adenokarsinoma yaitu sebesar 49,3%. Kanker paru merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan pada pasien dengan riwayat merokok.
ABSTRACT
Lung cancer has a high rate of morbidity and mortality in the whole world. In Indonesia, around 1.551.000 from 247.000.000 people die due to lung cancer. Two major forms of lung cancer are non-small cell lung cancer and small-cell lung cancer. The purpose of this research is to observe the characteristics of lung cancer patients at the Haji Adam Malik Hospital in the year 2014. This research is a descriptive type of research with a cohort retrospective technique and using a total sampling method which is done at the Haji Adam Malik Hospital. The total sample for this research is 142 patients. Data of patients who are diagnosed with lung cancer is a secondary source which is collected through patients medical records in Haji Adam Malik Hospital. The results of this research concluded that around 95,1% lung camcer patients has an age group >40 years old and about 82,4% are found in males. History of smoking is found in 81,0% patients where around 59,2% of the patients is classified as heavy smokers. A total of 54,2% patients is diagnosed mainly with difficulty in breathing and high risked carcinogenic occupation are farmers with a percentage of 30,3%. The type of lung cancer that is most commonly found among lung cancer patients is adenocarcinoma with a percentage of 49,3%. Lung cancer is a disease that is most commonly found among patients with a history of smoking.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis pamjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya dan merupakan syarat unutk memperolleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikam Dokter Fakultas Kedoktreran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yaitu Andrew dan Lallitha yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan pendidikan di Fakultas Keoktera USU.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Karakteristik Penderita Kanker Paru Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2014”. Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, Msc (CTM), Sp. A (K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku dekan FK USU.
3. dr. Setia Putra Tarigan, Sp.P (K), selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya ptulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. dr. Feby Yanti Harahap, M.ked (PA), Sp.PA dan dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP&E, MPH, Sp Park sebagai Dosen Penguji yang telah memberi banyak kritikan untuk menyempurnakan penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Pihak RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini terutamanya bagian instalasi litbang dan Rekam Medis.
7. Sahabat-sahabat penulis, Joyce Teo, Shi Hui, Charlene Lily dan Abigail yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penelitan ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, 14 November 2015 Penulis
Arlene Priya
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN………..……… i
ABSTRAK... . ii
ABSTRACT……… iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN………. xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJUAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Anatomi dan Fisiologi ... 5
2.1.1. Anatomi ... 5
2.1.2. Fisiologi ... 7
2.2. Kanker Paru ... 8
2.2.1. Definisi dan Jenis ... 8
2.2.2. Epidemiologi ... 8
2.2.3. Etiologi ... 9
2.2.4. Klasifikasi histopatologi ... 11
2.2.5. Patogenesis ... 14
2.2.6. Gejala Klinis ... 14
2.2.7. Prosedur diagnostik dan diagnosis ... 14
2.2.8. Stadium Kanker Paru ... 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 20
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
3.2. Definisi Operasional... 20
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24
4.1. Rancangan Penelitian ... 24
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 25
4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 25
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 26
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden………... 26
5.3. Pembahasan………... 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan……… 38
6.2. Saran……….. 39
6.2.1. Saran Kepada Peneliti………. 39
6.2.2. Saran Kepada Rumah Sakit………. 39
6.2.3. Saran Kepada Masyarakat……… 39
DAFTAR PUSTAKA... 40
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1. Stadium Kanker Paru (TNM staging) ... 16
Tabel 3.2. Stadium Kanker Paru (TNM staging) ... 17
Tabel 3.3. Stadium Kanker Paru (TNM staging) ... 17
Tabel 3.4. Stadium Kanker Paru (Anatomic Staging) ... 18
Tabel 5.2.1. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Usia ... 27
Tabel 5.2.2. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Jenis Kelamin . 28 Tabel 5.2.3. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Riwayat Merokok 29 Tabel 5.2.4. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Indeks Brinkman 30 Tabel 5.2.5 Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Gejala Klinis .. 31
Tabel 5.2.6. Karakteristik Penderita Kanker Paru Berdasarkan Pekerjaan ... 32
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Gambar anatomi paru………. 5
Gambar 2.2 Karsinoma Sel Skuamus ... 11
Gambar 2.3 Karsinoma Sel Kecil ... 12
Gambar 2.4 Adenokarsinoma... 12
Gambar 2.5 Karsinoma Sel besar ... 13
Gambar 2.6 Patogenesis ... 14
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20
Gambar 5.2.1. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia .. 27
Gambar 5.2.2. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28
Gambar 5.2.3. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Riwayat Merokok ... 29
Gambar 5.2.4. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Indeks Brinkman ... 30
Gambar 5.2.5. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Gejala Klinis... 31
[image:72.612.109.513.134.606.2]Gambar 5.2.6. Diagram Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan ... 32
DAFTAR SINGKATAN
CDC : Centre of Disease Control and Prevention GATS : Global Adult Tobacco Survey
IASLC : International Association for the study of Lung Cancer KPBSK : Karsinoma Paru Bukan Sel Kecil.
KPSK : Karsinoma Paru Sel Kecil NCI : National Cancer Institute
NEJM : New England Journal of Medicine SPSS : Statistical Product for Social Solution TBLB : Transbronchial Lung Biopsy
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 3 Surat Persetujuan Komisi Etik LAMPIRAN 4 Data Induk