• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (uks) Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (uks) Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Nama saya Sasta Wijayanti Purba. Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Anak-anak diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran anak-anak jika anak-anak bersedia, maka saya akan memberikan lembar kuesioner untuk diisi. Partisipasi anak-anak dalam penelitian ini bersifat sukarela, peneliti akan menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang anak-anak berikan. Anak-anak bebas menanyakan tentang penelitian ini.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan anak-anak sekalian dalam penelitian ini.

Medan, Agustus 2013

Peneliti Responden

(2)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Kode :

Tanggal :

Petunjuk umum pengisian:

1. Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada 2. Berilah tanda (√ ) pada kolom kotak yang telah disediakan yang menurut

anda benar.

3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti

A. Data Demografi

Nama sekolah :

Jenis kelamin : Laki- laki Perempuan

Suku : Batak Jawa Dll.

Agama : Islam Katolik Budha

(3)

B.Kuisioner pendidikan kesehatan di sekolah

Apakah hal- hal berikut diberikan sebagai materi pendidikan kesehatan sekolah:

Kebersihan diri

Kebersihan gigi dan mulut

Kebiasaan makan dan nutrisi yang seimbang Aktivitas fisik dan olahraga

Pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam mata pelajaran olahraga, IPA, atau yang lainya

Bahaya merokok

Pencegahan kecelakaan dan cedera

Pertolongan pertama pada keadaan darurat Imunisasi

Vaksinasi

Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah Buang Air Besar (BAB).

Pencegahan tindak kekerasan seperti berkelahi

Bahaya penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang

14 15

Apakah topik diet dan nutrisi berikut diajarkan dalam sistem pendidikan kesehatan di sekolah

(4)

16 17

18 19

20

Keseimbangan antara nutrisi dan aktivitas fisik

Pemilihan bahan makanan yang berguna bagi kesehatan Manfaat sarapan pagi bagi kesehatan

Pengaruh keluarga dan sosial budaya terhadap kebiasaan makan

Cara memperoleh informasi atau pelayanan yang tepat tentang kebiasaan makan dan nutrisi

C. Kuisoner pelayanan kesehatan di sekolah

No Pertanyaan Ya Tidak

21

22

23

24

Apakah pertolongan kesehatan dilakukan oleh:

Dokter

Perawat

Guru

Kader kesehatan dari siswa

25 26 27

Berdasarkan pelaksanaan program UKS selama ini, apakah hal-hal berikut selalu tersedia dalam pelayanan kesehatan bagi siswa:

Ruang kesehatan khusus

Meja pemeriksaan dan tempat tidur

(5)

28 29

Alat pengukur berat badan dan tinggi badan Alat penguji ketajaman pengelihatan

30 31 32

Bila terjadi kecelakaan serius/ siswa yang mengalami kekambuhan penyakit di lingkungan sekolah, yang biasa dilakukan oleh sekolah yaitu:

Memberitahu orang tua/ wali siswa Memberitahu wali kelas siswa

Membawa siswa ke lembaga kesehatan terdekat dengan persetujuan orang tua/ wali siswa

33 34 35 36 37

Apakah ada pelaksanaan penyaringan / pemeriksaan kesehatan umum yang diadakan oleh sekolah bagi siswa- siswa untuk memeriksa:

Berat badan dan tinggi badan Masalah pengelihatan

Masalah kesehatan gigi dan mulut Masalah pencernaan seperti cacingan

Masalah kesehatan yang sering mewabah seperti demam berdarah, cacar air

38

39 40

Pernakah tenaga petugas kesehatan datang kesekolah untuk : Melakukan screening (penyaringan) seperti pemeriksaan Hb, pemeriksaan gigi dan mulut,memeriksa tinja

(6)

D. Kuesioner pembinaan lingkungan sekolah sehat.

No Pertanyaan Ya Tidak

41 Apakah sekolah menetapkan kebijakan sebagai area yang tertutup, dalam arti siswa tidak diizinkan meninggalkan area sekolah selama waktu sekolah, termasuk saat istirahat/ keluar main?

42

43

44

Selama hari sekolah apakah ada staff yang mengawasi:

Lorong sekolah selama jam belajar

Kamar mandi/ WC

Berhubungan dengan sanitasi dan kebersihan pribadi, apakah sekolah memiliki fasilitas:

Toilet terpisah antara murid pria dan perempuan Sumber air bersih untuk berbagai keperluan Pembuangan air/ sanitasi yang memadai Tempat sampah di setiap ruangan kelas

(7)

50 Apakah disekolah rutin dilakukan razia pakaian, tas maupun laci siswa?

51 52 53 54 55

Ketika terjadi perkelahian antar siswa, tindakan yang sering diambil yaitu:

Diserahkan kepada konselor sekolah/ BP3 Diserahkan kepada administrasi sekolah/ guru Dihukum tidak boleh masuk sekolah

Dikeluarkan dari sekolah

Diberitahu kepada orang tua/ wali

56 57 58

Dalam 6 bulan apakah sekolah pernah melakupkan inspeksi memeriksa kelayakan diri:

Fasilitas dan peralatan olahraga seperti : lapangan olahraga, matras, dll

Fasilitas seperti kantin , aula, kelas,

(8)
(9)

Lampiran 3 (Lanjutan)

Dengan keterangan : r11 = realibilitas instrumen

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Sasta Wijayanti Purba

Tempat Tanggal Lahir : Lintong Nihuta, 23 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Karya Doloksanggul

No Telepon/Hp : 085761659027

Orangtua (Ayah) : Drs. Sahata Purba

Orangtua (Ibu) : Lamria simanjuntak, S.Pd

Riwayat Pendidikan :

(24)
(25)
(26)

Judul : Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

Nama Mahasiswa : Sasta Wijayanti Purba

Nim : 121121030

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Belum semua sekolah melaksanakan program dengan baik, kendala dan tantangan dalam pelaksanaan UKS sering terbentur akibat berbagai kendala yang berasal dari pengelola program, fasilitas, serta kurangnya peran peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VI dari 6 Sekolah Dasar yang terpilih di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul dengan jumlah populasi sebanyak 320 orang dan jumlah sampel sebanyak 64 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik

Proportional random sampling. Berdasarkan hasil pelaksanaan program usaha

kesehatan sekolah pada sekolah dasar negeri Kecamatan Doloksanggul berada pada kategori baik (87,5%) dan sebanyak (12,5 %) berada pada kategori cukup. Pelaksanaan UKS sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan program yang telah direncanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah. Oleh karena itu disarankan agar pelaksananaan program UKS dipertahankan dan ditingkatkan oleh seluruh pihak yang berperan didalamnya dari petugas kesehatan, dan seluruh pihak sekolah dalam melakukan upaya-upaya koordiansi yang lebih efektif melalui pemantauan dan evaluasi program UKS antara sekolah dengan pusat kesehatan.

(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2007. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik edisi revisi VI. Jakarta: PT.Rineka cipta

CDC. Health Education Classroom Questionaire. diambil dari website

CDC. Health Service School Questionaire. diambil dari website

CDC. Health Policy and Environtment Questionaire. diambil dari website

Depkes.2007. Majalah informasi & referensi promosi kesehatan I No.3/ Tahun IX Penerbit Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta.

Depkes. 2007. Majalah informasi & referensi promosi kesehatan I No.6/ Tahun IX Penerbit Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta.

Depkes .2008. Pedoman Pelatihan Kader di Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan 2013. Laporan tahunan puskesmas kecamatan matiti kecamatan Dolok Sanggul.

Efendy & Makfuali 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Jakarta: Salemba Medika

James. F. Mekenzie. Cs. 2007. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar, Edisi 4. Jakarta: EGC

Jonias, kwarbola, arifin dan indar. Gambaran pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada sekolah-sekolah wilayah kerja puskesmas dobo kabupaten kepulauan aru kota mutiara indah cendrawasih lestari tahun

2012. Diambil dari website eE.pdf Gambaran pelaksanaan Usaha Kesehatan

(29)

Laraswaty (2004). Persepsi komunitassekolah terhadap penyelenggaraan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMA Dharma Pancasila

Medan. Skripsi USU

McKenzie, Pinger, dan Kotecki. 2006. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Masita, siti (2010). Pelaksanaan program Usaha kesehatan sekolah dan

kebiasaan hidup sehat di SD Ra.Kartini kota tebing tinggi. Skripsi USU

Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 1 Pengantar dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah. 2006. Buku Ajar: Ilmu Keperawatan

Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Sagung Seto.

Nadia. 2012. Hubungan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SDN 13 seberang padang utara

diambil dari website

dibuka pada tanggal 21 maret 2013

Nonci. 2012. Kebijakan kementrian dalam negeri dalam mendukung pelaksanaan

program UKS di daerah, diambil dari website

Kementerian Dalam Negeri dalam Mendukung Pelaksanaan Program UKS di Daerah Dalam Koridor UU No 32 Th 2004.pdf dibuka pada tanggal 18 maret 2013

Notoadmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT. Rineka cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

(30)

Suhartini 2009. Panduan Usaha Kesehan Sekolah, diambil dari website http://www.pnpm perdesaan.or.id/admin/uploads/files/Juknis Usaha Kesehatan Sekolah.pdf dibuka pada tanggal 18 maret 2013.

Tim Pembina Uks. Panduan pelaksanaan UKS sd2,diambil dari website

(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konsep

Penelitian ini menggambarkan tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah pada sekolah-sekolah dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas kecamatan Doloksanggul.

Sekolah Dasar (SD) adalah sasaran utama dalam penelitian ini karena merupakan kelompok terbesar dari usia anak yang menerapkan wajib belajar yang sangat efektif untuk membantu perilaku dan kebiasaan hidup sehat dan merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah, dikembangkan usaha pembinaan kesehatan melalui program usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari tiga kegiatan utama (TRIAS UKS) meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan kesehatan lingkungan sekolah (Muninjaya, 2004). Keefekifan pelaksanaan UKS dinilai melalui ada tidaknya kegiatan-kegiatan UKS yang dilaksanakan dengan baik, cukup dan kurang.

2. Defenisi operasional

Skema 1. Kerangka Konseptual Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Pelaksanaan program UKS SD

(32)

2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur yang dilaksanakan oleh guru atau petugas kesehatan dengan metode penyampaian materi mengenai pola hidup sehat seperti menjaga kebersihan pribadi, makanan dan minuman sehat, dan pengetahuan tentang UKS

2. Pelayanan kesehatan: Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada siswa meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif seperti

pemeriksaan gigi dan mulut, mata, telinga dan tenggorokan, pemberian imunisasi ulang,

(33)

Tabel 1. (Lanjutan)

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur

Skala

Pelaksanaan Program UKS

pemberian obat cacing, dan pengobatan sederhana

3.Pembinaan lingkungan sekolah sehat : Kegiatan siswa dalam upaya menjaga kesehatan lingkungan meliputi lingkungan fisik dan psikis meliputi pengawasan terhadap kebersihan sekolah, pengawasan pembuangan sampah dan pengawasan terhadap kebersihan WC/toilet yang dilakukan dengan tujuan

meningkatkan derajat kesehatan pada anak usia

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah (UKS) pada SD Negeri di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2013.

2. Populasi dan sampel 2.1 Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak enam SD yang dipilih dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti yang terdiri dari : SD No. 173425 sebanyak 60 siswa, SD No. 173395 sebanyak 95 siswa, SD No. 173398 sebanyak 40 siswa, SD No. 173393 sebanyak 35 siswa, SD No. 174531 sebanyak 40 siswa, SD No. 173403 sebanyak 50 siswa, secara keseluruhan jumlah siswa kelas VI sebanyak 320 siswa.

2.2 Sampel Penelitian

(35)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportional random sampling yaitu mengacak secara proporsional dari setiap

kelas.

Tabel 2. Distribusi jumlah sampel siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul.

NO Nama Sekolah Jumlah siswa kelas VI Proporsi

1

(36)

3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di sekolah-sekolah SD Negeri di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah melaksanakan program UKS, di samping itu lokasi penelitian dikenal dengan baik serta mudah dijangkau peneliti. Penelitian dilakukan pada bulan juli-agustus 2013.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yaitu

Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Secara administrasi diawali dari

izin atau persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU, dan telah dikaji dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, diteruskan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Doloksanggul. Penelitian selanjutnya merekrut calon responden yang memenuhi kriteria penelitian. Responden yang telah terpilih akan diberi penjelasan tentang maksud, tujuan, prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden yang telah dipilih. Kemudian peneliti menanyakan kepada responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

(37)

dapat menyampaikan persetujuannya secara lisan. Tetapi apabila responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti ini tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden. Peneliti memberi kuesioner kepada responden. Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama (Anonimity), tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Peneliti menjamin kerahasiaan (Confidentiality) responden dan data-data responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data-data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen penelitian dan pengukuran validasi- realibitas. 5.1 Kuisioner penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat berdasarkan modifikasi “school health policies and program study”yang merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengkaji kebijakan program kesehatan sekolah yang dikeluarkan oleh center for disease control and

prevention. Selanjutnya disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya di

(38)

Penilaian menggunakan skala guttman dan pilihan jawaban ya (skor 1) dan pilihan jawaban tidak ( skor 0). Dengan nilai tertinggi 58 dan terendah 0.

Pelaksanaan program UKS dibuat berdasarkan rumus statistik: p = rentang

banyak kelas . Maka nilai P = 58−0

3 = 19

Dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 58 dan 3 banyak kelas untuk pengkajian pelaksanaan program UKS (Baik, Cukup, Kurang) didapatkan panjang kelas sebesar 19. Untuk pelaksanaan program UKS, dimana skor tertinggi 58 dan skor terendah 0, dibagi menjadi 3 kriteria berdasarkan rentan skor yaitu:

1) Baik : skor 40-59

2) Cukup : skor 20-39

3) Kurang : skor 0-19

Tingkatan ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan ordinal karena memungkinkan peneliti mengurutkan respondenya berdasarkan urutan yang paling rendah ketingkat paling tinggi menurut atribut tertentu.

5.2 Validitas dan realibilitas instrumen.

Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggunakan data variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen penelitian ini dibuat berdasarkan modifikasi “school health policies and program study” yang merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengkaji kebijakan program kesehatan

(39)

disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya di Indonesia sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan validitas logis (Arikunto, 2007) dimana instrumen penelitian dianalisis oleh dosen yang ahli dan berkompeten dibidang Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan seorang perawat puskesmas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan UKS di puskesmas Kecamatan Doloksanggul. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang akan mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas item pertanyaan dengan menggunakan rumus KR-21 yang dilakukan pada 10 responden yang bukan merupakan subjek penelitian dan memenuhi kriteria sampel, dan didapatkan hasilnya yaitu 0,86 dimana berdasarkan tabelr product moment dengan level of

significance 5 %, bila nilai r lebih dari 0,632 maka instrumen dinyatakan reliabel.

(40)

6. Pengumpulan data.

Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan dan ke Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul. Setelah mendapat izin dari Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas, kemudian mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SD Negeri Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, setelah mendapat izin dari kepala sekolah, angket disebar dengan bantuan kesiswaan dan guru, responden menjawab kuisioner dalam angket dalam waktu kurang lebih 30 menit, pengumpulan angket dan analisa data dari angket

7. Analisa data

(41)
(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi lokasi penelitian

(43)

2. Hasil penelitian

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah (UKS) pada SD Negeri di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah (UKS) pada SD Negeri di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2013 yang dilakukan dari bulan Juli sampai Agustus 2013. Dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Hasil penelitian ini akan menguraikan tentang karakteristik responden dan pelaksanaan UKS pada sekolah dasar negeri di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul.

2.1 Karakteristik responden

(44)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Siswa Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul (n=64)

Karakteristik responden Frekuensi Presentase (%) Jenis Kelamin

2.2 Pelaksanaan UKS pada Sekolah Dasar Negeri di Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul

(45)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Program UKS pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul. (n=64)

Pelaksanaan program UKS Frekuensi Persentase (%) Terlaksana Baik

2.2.1 Kegiatan Pendidikan Kesehatan di Sekolah

Berdasarkan hasil pelaksanaan program UKS terhadap kegiatan pelayanan pendidikan kesehatan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul menunjukkan bahwa materi pendidikan kesehatan sekolah telah dilaksanakan dengan baik yaitu mayoritas pernyataaan telah diisi oleh responden dengan hasil lebih dari 95% adalah baik, dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Sekolah Dasar negeri wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program UKS Dalam Kegiatan Pendidikan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul (n=64)

PENDIDIKAN KESEHATAN YA (%) TIDAK(%)

Hal- hal yang diberikan sebagai materi pendidikan kesehatan sekolah:

- Kebersihan diri

- Kebersihan gigi dan mulut

- Kebiasaan makan dan nutrisi yang seimbang - Aktivitas fisik dan olahraga

- Pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam mata pelajaran olahraga, IPA, atau yang lainya

(46)

Tabel 5. ( Lanjutan)

PENDIDIKAN KESEHATAN YA (%) TIDAK(%)

- Bahaya merokok 62 (97) 2 (3) makan dan setelah Buang Air Besar (BAB).

- Pencegahan tindak kekerasan seperti berkelahi 62 (97) 2 (3) - Bahaya penggunaan alkohol dan obat-obatan 64 (100) 0 (0)

terlarang

Topik diet dan nutrisi berikut diajarkan dalam sistem pendidikan kesehatan di sekolah

- Keuntungan dari pola makan yang sehat 64 (100) 0 (0) Yang tepat tentang kebiasaan makan dan nutrisi

Yang sehat

(47)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Program UKS dalam Kegiatan Pendidikan Kesehatan pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul. (n=64)

Program pendidikan kesehatan

Frekuensi Persentase (%)

Terlaksana Baik Terlaksana Cukup

63 1

98.4 1,6

2.2.2 Kegiatan Pelayanan kesehatan di sekolah

(48)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program UKS dalam Kegiatan Pelayanan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul (n=64)

PELAYANAN KESEHATAN YA (%) TIDAK (%)

Pertolongan kesehatan yang dilakukan oleh:

- Dokter 5

- Perawat 6

- Guru 6

Kader kesehatan dari siswaBerdasarkan pelaksanaan program UKS selama ini,

hal-hal berikut selalu tersedia dalam pelayanan kesehatan bagi siswa:

− Ruang kesehatan khusus 0

− Meja pemeriksaan dan tempat tidur 3

− Obat- obatan yang telah khusus tersedia dalam 5 Lemari obat

− Alat pengukur berat badan dan tinggi badan 6

− Alat penguji ketajaman pengelihatan 0 Bila terjadi kecelakaan serius/ siswa yang mengalami kekambuhan penyakit di lingkungan sekolah,

yang biasa dilakukan oleh sekolah yaitu:

− Memberitahu orang tua/ wali siswa 6

− Memberitahu wali kelas siswa 6

− Membawa siswa ke lembaga kesehatan terdekat 5 dengan persetujuan orang tua/ wali siswa

Pelaksanaan penyaringan / pemeriksaan kesehatan umum yang diadakan bagi siswa- siswa untuk memeriksa:

− Berat badan dan tinggi badan 6

− Masalah pengelihatan 5

− Masalah kesehatan gigi dan mulut 6

− Masalah pencernaan seperti cacingan 6

− Masalah kesehatan yang sering mewabah 3 seperti demam berdarah, cacar air

Tenaga petugas kesehatan datang kesekolah untuk :

(49)

Hasil secara keseluruhan dalam Kegiatan Pelayanan Kesehatan pada pelaksanaan program UKS bahwa mayoritas responden di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam kategori terlaksana dengan baik sebanyak 3 orang (4,6%), dan dalam kategori terlaksana cukup sebanyak 61 orang (95,4%).

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Program UKS dalam Kegiatan Pelayanan Kesehatan pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul. (n=64)

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

Frekuensi Persentase (%)

Terlaksana Baik

2.2.3 Kegiatan Pembinaan lingkungan sekolah sehat

(50)

sebanyak 98 %, sebanyak 98% sekolah melakukan razia tas maupun laci siswa, ketika terjadi perkelahian antar siswa tindakan yang sering diambil sebelum diberitahu kepada orang tua/ wali, sebanyak 98 % siswa diserahkan kepada pihak administrasi sekolah atau guru, dan dalam 6 bulan terkhir mayoritas sekolah melakukan inspeksi/ pemeriksaan terhadap fasilitas kelas, aula dan kantin sekolah sebanyak 100%

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program UKS Dalam Kegiatan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat di Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul (n=64)

PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT YA (%) TIDAK(%) Sekolah menetapkan kebijakan sebagai area yang 64 (100) 0 (0) tertutup, dalam arti siswa tidak diizinkan meninggalkan

area sekolah selama waktu sekolah, termasuk saat istirahat/ keluar main

Selama hari sekolah staff yang mengawasi:

- Lorong sekolah selama jam belajar 15 (23) 49 (77)

- Kamar mandi/ WC 23 (36) 41 (64)

- Halaman sekolah/tempat bermain siswa 33 (52) 30 (47) Berhubungan dengan sanitasi dan kebersihan pribadi,

sekolah memiliki fasilitas:

- Toilet terpisah antara murid pria dan perempuan 41 (64) 23 (36) - Sumber air bersih untuk berbagai keperluan 62 (97) 1 (2) - Pembuangan air/ sanitasi yang memadai 53 (83) 11 (17) - Tempat sampah di setiap ruangan kelas 63 (98) 1 (2) - Peralatan untuk membersihkan ruangan kelas 62 (97) 2 (1)

dan pekarangan sekolah

Disekolah rutin dilakukan razia pakaian, 63 (98) 1 (2) tas maupun laci siswa.

Ketika terjadi perkelahian antar siswa, tindakan yang sering diambil yaitu:

- Diserahkan kepada konselor sekolah/ BP3 1 (2) 63 (98) - Diserahkan kepada administrasi sekolah/ guru 63 (98) 1 (2) - Dihukum tidak boleh masuk sekolah 12 (19) 52 (81)

- Dikeluarkan dari sekolah 10 (16) 54 (84)

(51)

Tabel 9. (Lanjutan)

PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT YA (%) TIDAK (%) Dalam 6 bulan terakhir sekolah pernah melakukan

Inspeksi terhadap:

- Fasilitas dan peralatan olahraga 51 (80) 13 (20) - Fasilitas seperti kelas , aula, kantin, 64 (100) 0 (0) - Penerangan di dalam/ diluar gedung sekolah 63 (98) 1 (2)

Hasil secara keseluruhan dalam Kegiatan Pembinaan lingkungan sekolah sehat pada pelaksanaan program UKS bahwa mayoritas responden di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam kategori terlaksana dengan baik sebanyak 25 orang (39%), dan dalam kategori terlaksana cukup sebanyak 39 orang (61%).

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Pelaksanaan Program UKS dalam Kegiatan Pembinaan lingkungan sekolah sehat pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul. (n=64)

Pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat

Frekuensi Persentase (%)

(52)

3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian untuk mengidentifikasi Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul diperoleh hasil.

Pelaksanaan Kegiatan Program UKS pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Dolok Sanggul

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SKII/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas, program kegiatan puskesmas dibagi dalam dua kelompok, yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib adalah program yang harus dikerjakan oleh setiap puskesmas, sedangkan upaya kesehatan pengembangan pelaksanaan diserahkan kepada Dinas Kesehatan masing-masing untuk menentukan upaya apa yang akan dilaksanakan oleh suatu puskesmas berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerjanya.

(53)

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Secara keseluruhan pelaksanaan program UKS sudah terlaksana dengan baik (87,5%) sedangkan yang menyatakan pelaksanaan program UKS terlaksana dengan kategori cukup (12,5%). Pelaksanaan program ini sangat ditentukan oleh adanya kemitraan antara instansi terkait. Dengan melakukan upaya-upaya koordiansi yang lebih efektif melalui pemantauan dan evaluasi program UKS, dimana sebelumnya ditemukan tingginya masalah kesehatan pada anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul seperti kurangnya kesadaran akan kebersihan diri, tingginya angka anak usia sekolah yang mengalami karies gigi dan kurangnya peralatan yang mendukung pelaksanaan UKS (Data Puskesmas Doloksanggul 2012), dan setelah adanya upaya-upaya koordiansi yang lebih efektif melalui pemantauan dan evaluasi program UKS pelaksanaan program UKS mengalami peningkatan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Umi Muzakkiroh (2004) tentang kemitraan antara puskesmas dengan sekolah dasar dalam kegiatan UKS di wilayah kerja puskesmas Jabon yang menyatakan bahwa kesuksesan program UKS sangat ditentukan oleh kemitraan antara puskesmas dengan pihak sekolah.

(54)

kesehatan yang diberikan melalui kegiatan intrakurikuler di sekolah yaitu dengan adanya mata pelajaran yang mendukung seperti mata pelajaran pendidikan jasmani, IPA, dan mata pelajaran lainya yang diajarkan oleh guru di sekolah. Selain itu, pendidikan kesehatan juga diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, dimana guru dan petugas kesehatan yang dari puskesmas berperan aktif didalamnya yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang gizi, imunisasi, narkoba dan yang lainya yang dilaksanakan diluar jam sekolah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Tim Pembina UKS (2008), yang menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran pendidikan jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik.

(55)

oleh tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan. Namun hal ini tidak sejalan dengan pendapat Stanhope dan Lancaster (2000) pelayanan kesehatan di sekolah setidaknya dilakukan oleh tenaga perawat, dokter, tenaga terlatih, tenaga kesehatan mental, terapis, ataupun tenaga kesehatan lainya.

Tim Pembina UKS (2008) menyatakan bahwa beberapa hal yang mendukung pelaksanaan TRIAS UKS adalah dengan pelaksanaan dokter kecil (kader kesehatan siswa), pengadaan ruang/ sudut UKS, dan pengadaan alat peraga UKS. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pelaksanaan kader kesehatan siswa belum pernah dilaksanakan sama sekali (0%), dan pengadaan ruang kesehatan khusus tidak ada (0%), karena penyelenggaraan pelatihan dokter kecil dan pengadaan ruang kesehatan khusus pada sekolah dasar negeri di wilayah puskesmas Kecamatan Doloksanggul masih dalam tahap perencanaan yang akan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program dan lintas sektoral antara pihak sekolah dan pihak puskesmas seperti mengadakan pertemuan petugas kesehatan dan tim pembina UKS tingkat kecamatan, mempersiapkan sarana dan biaya yang diperlukan, persiapan pelatihan dokter kecil dan persiapan administrasi.

(56)

program dan lintas sektoral pihak sekolah dengan petugas kesehatan yang ada di puskesmas kecamatan Doloksanggul diwujudkan dengan adanya kunjungan rutin penjaringan kesehatan pada anak baru kelas I setiap awal tahun ajaran baru, melakukan penyuluhan, pembagian obat cacing dua kali setahun yaitu pada bulan Mei dan November, melakukan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang biasa dilakukan pada bulan Oktober atau November, pencabutan gigi susu sekali setahun. (Data Puskesmas Kecamatan Doloksanggul, 2012)

Hasil ini sejalan juga dengan pendapat Nursalam (2004) yang mengatakan penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik yang pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah koordinasi pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.

(57)

dalam arti siswa tidak diizinkan meninggalkan area sekolah selama waktu sekolah, termasuk saat istirahat dan rutin dilakukan razia pakaian, tas maupun laci siswa yang dilakukan oleh beberapa sekolah yang menjadi sampel penelitian ini.

Namun, pemeliharan lingkungan sekolah secara mental (psikologis) atau non fisik adalah kurang dimana kurangnya peran aktif dari seluruh masyarakat di sekolah dalam pemeliharaan lingkungan sekolah seperti tidak adanya staff yang bertugas untuk mengawasi lingkungan sekolah, tidak adanya pengadaan dokter kecil, tidak adanya konselor sekolah atau guru BP3 yang bertugas untuk mengatasi permasalahan siswa . Hal tersebut disebabkan karena kurangnya dana yang mendukung pelaksanaan tersebut seperti pendanaan untuk menggaji penjaga sekolah, melakukan pelatihan dokter kecil, serta masih sedikitnya guru yang khusu menangani siswa yang bermasalah seperti guru BP3. (Data Dinkes Kabupaten Humbang Hasundutan, 2012)

(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan mengenai pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah ditingkat SD negeri Kecamatan Doloksanggul menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program UKS secara keseluruhan adalah mayoritas baik (87,5%). Hal ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya kemitraan antara instansi terkait dengan melakukan upaya-upaya koordiansi yang lebih efektif melalui pemantauan dan evaluasi program UKS. Pelaksanaan program UKS yang dapat dilihat dari pelaksanaan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Pada pelaksanaan pendidikan kesehatan sekolah meliputi berbagai materi kesehatan, pencegahan merokok, pencegahan kecelakaan, pencegahan tindak kekerasan, bahaya narkoba, nutrisi dan diet sudah terselenggara baik dengan persentase 98,4%

(59)

lembaga kesehatan terdekat dengan persetujuan orang tua/ wali siswa, dan petugas kesehatan biasanya datang kesekolah untuk memberikan imunisasi kepada siswa.

Pada kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat terdapat 60.9 % pelaksanaanya dalam kategori cukup, yaitu kurangnya pengawasan terhadap lingkungan sekolah selama jam belajar, tidak adanya konselor sekolah/ BP3 yang khusus menangani siswa yang menggalami masalah selama dilingkungan sekolah seperti ketika terjadi perkelahian antar siswa

6.2 Saran

6.2.1 Untuk institusi sekolah.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk peningkatan program usaha kesehatan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan pada setiap sekolah dasar negeri di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul dan lebih mengintensifkan kebijakan-kebijkan tentang kesehatan yang telah ada

6.2.2 Untuk praktek keperawatan

(60)

6.2.3 Untuk puskesmas Kecamatan Doloksanggul.

Dengan keberhasilan kegiatan program UKS pada sekolah dasar negeri di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul merupakan informasi penting bagi puskesmas untuk membantu mengembangkan kegiatan program UKS disetiap sekolah dasar dalam wilayah kerjanya.

6.2.4 Untuk penelitian selanjutnya

(61)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia mempunyai produktivitas kerja yang optimal diperlukan derajat kesehatan yang tinggi. Manusia tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar, akhirnya menjadi beban dalam masyarakat. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak kanak bahkan sejak dalam kandungan.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah) yang merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas fisik penduduk (Depkes, 2010).

(62)

Sebagaimana diketahui saat ini jumlah anak sekolah diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang, dengan jumlah sebesar ini, maka masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah tentu sangat kompleks dan bervariasi (Depkes, 2010).

Pada usia anak sekolah dasar penyakit yang sering dihadapi biasanya

berkaitan dengan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah

sembarangan (Depkes, 2007). Berdasarkan data departemen kesehatan tahun 2010 diperoleh bahwa masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak sekolah dasar adalah kurang gizi sebesar 13%, penyakit karies dan periodontal anak usia 5-14 tahun sebesar 21%, kemudian diare yang menurut hasil survey subdit pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi antara 2,2 % - 96,3%, dan anemia pada anak 5-14 tahun sebesar 9,4% (Depkes RI, 2008)

(63)

Keberhasilan pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan UKS pada akhirnya akan terlihat dan tercermin pada perilaku hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik. Dengan telah diberlakukannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas programnya.

Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS 2010, ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Belum semua sekolah melaksanakan program dengan baik, kendala dan tantangan dalam pelaksanaan UKS yang sering terbentur pada tenaga guru yang belum dilatih untuk melaksanakan UKS (Depkes, 2007).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hilderia (2006) di SD Negeri wilayah kerja puskesmas Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dalam pelaksanaan UKS didapat hasil sebagai berikut sekitar 68,5% pelaksanaan pendidikan kesehatan tergolong cukup, sebanyak 53,9% pelaksanaan pelayanan kesehatan tergolong cukup, dan sebanyak 62,9% pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah tergolong cukup.

(64)

harus memenuhi persyaratan kesehatan tahun 2009. Selanjutnya sebanyak 21 responden (34,4%) tingkat keterlibatanya terhadap kesehatan lingkungan tergolong rendah dan hanya 17 (27,9%) responden keterlibatanya tergolong tinggi terhadap kesehatan lingkungan sekolah.

Oleh karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program-program UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Atas dasar tersebut pelaksanaan program UKS perlu dilaksanakan secara optimal di sekolah, yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Depkes, 2007).

(65)

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak sekolah di wilayah kerja puskesmas kecamatan Doloksanggul ini adalah kurangnya kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada sekolah-sekolah yang letaknya jauh dari pusat kabupaten Humbang hasundutan, ditemukan sekitar 75 % anak mengalami penyakit karies gigi. Selain itu sarana dan prasarana yang kurang dimana penyediaan peralatan UKS seperti kotak P3K, alat penjaringan, dan alat pengukur tinggi badan disetiap sekolah ditemukan banyak mengalami kerusakan.

(66)

2. Pertanyaan penelitian

Bagaimana pelaksanaan program UKS di sekolah- sekolah dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Tujuan penelitian

Mengidentifikasi pelaksanaan program UKS di sekolah- sekolah dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4. Manfaat penelitian 4.1Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan dan mengembangkan program UKS di masa yang akan datang.

4.2 Bagi pelayanan kesehatan/ praktik keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan praktek keperawatan komunitas khususnya pada peserta didik ditingkat sekolah dasar.

4.3 Bagi sekolah

(67)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Usaha Kesehatan Sekolah 1.1 Pengertian UKS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah. (Mubarak, 2009)

UKS adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA (Tim Pembina UKS, 2010)

Menurut Departemen kesehatan UKS adalah suatu usaha kesehatan masyarakat di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai objek sasaran utama. Usaha Kesehatan Sekolah juga merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, yang pada giliranya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.

(68)

Dalam Undang-Undang No.23 pasal 45 tentang UKS ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmoni dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.” (Menkes, 2006).

1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah 1. Tujuan umum.

Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

2. Tujuan khusus.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup: a. Upaya menurunkan angka kesakitan anak sekolah.

b. Meningkatkan kesehatan peserta didik, baik fisik, mental maupun sosial. c. Memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat

d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.

(69)

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dijalankan usaha-usaha yaitu: mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak- anak sekolah dan lingkunganya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Dengan demikian setiap anak mempunyai kesempatan tumbuh dan belajar secara harmonis, efisien, dan optimal.

1.3Sasaran usaha kesehatan sekolah

Sasaran pelayanan UKS menurut Effendi dan Makfuali (2009) adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus (sekolah luar biasa).

Untuk sekolah dasar Usaha Kesehatan Sekolah diprioritaskan pada kelas I,III, dan kelas VI. Alasanya adalah:

a. Kelas I

(70)

b. Kelas III

Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan di dalam program pembinaan UKS.

c. Kelas VI

Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

Sasaran pembinaan dilakukanya UKS adalah peserta didik, pembina UKS, sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan sekolah.

(71)

dapat meneruskan serta mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang. Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang. (Soenaryo, 2002)

2. Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.

Menurut Adik Wibowo (2002) struktur organisasi UKS mengikuti struktur organisasi Departemen Kesehatan RI yaitu:

2.1 Tingkat Pusat

Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.

2.2 Tingkat Provinsi

(72)

kegiatan dari tingkat kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.

2.3 Tingkat Kota/Kabupaten

Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah, melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.

2.4 Tingkat Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu usaha kesatuan unit organisasi kesehatan yang langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan.

2.5 Tingkat Sekolah

(73)

Sekolah Sehat sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Pembinaan UKS. 2). Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS. 3). Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan. 4). Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksana UKS Sekolah; Dari tingkat pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat (pemerintah), diperlukan adanya organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan, serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan pembinaan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah atau badan. Dengan demikian kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang berkepentingan mutlak diperlukan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya, karena tidak sedikit sekolah atau guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja, ataupun sebaliknya petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata.

3. Program pokok Usaha Kesehatan di Sekolah

(74)

3.1 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan yang diperlukan bagi perananya saat ini maupun dimasa yang akan datang.

(75)

tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal,dalam pelaksanaanya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik, diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta didik, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi, memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional, mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(76)

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan dimasukkan kedalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku hidup sehat peserta didik.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain pendekatan individual dan kelompok. Pendekatan kelompok terbagi lagi menjadi pendekatan kelompok kelas, bebas, dan lingkungan keluarga. Sedangkan metode yang dapat digunakan oleh guru dan pembina, dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah belajar kelompok, kerja kelompok (penugasan), diskusi, belajar perorangan, pemeriksaan langsung, karya wisata, bermain peran, ceramah, demonstrasi, tanya jawab, simulasi, dramatisasi, dan bimbingan (konseling).

3.2 Pelayanan Kesehatan.

Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik yang pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah koordinasi pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat (Nursalam, 2004).

(77)

kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit ssedini mungkin, serta selanjutnya adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Namun demikian, upaya pelayanan kesehatan di sekolah, pemeriksaan berkala seluruh siswa, penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

3.2.1 Tujuan pelayanan kesehatan

Tujuan umum pelayanan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat sekolah secara optimal. Dan tujuan khususnya adalah: a). Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. b). Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat. c). Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit atau kelainan, pengembalian fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. d). Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan.

3.2.2 Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan.

(78)

3.2.3 Pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan (kuratif dan rehabiltatif). Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, melalui kegiatan pokok dari puskesmas maupun bersama dengan peran serta para tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua mereka.

3.2.4 Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar.

(79)

cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi. Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk mengurangi derita sakit, kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.

3.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaaan lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsur -unsur penunjang.

3.3.1 Program pembinaan lingkungan sekolah.

Menurut Tim Pembina UKS (2008) yang menyatakan pembinaan lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan baik pemeliharaan secara fisik dan secara non fisik (mental)

a. Lingkungan fisik sekolah

(80)

(termasuk penghijauan sekolah), pengadaan dan pemeliharaan warung sekolah, pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

b. Lingkungan mental dan sikap.

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

3.3.2 Pembinaan lingkungan keluarga

Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk: meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal- hal yang berhubungan dengan kesehatan, meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat.

Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain dengan: kunjungan rumah yang dilakukan pelaksana UKS, ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah bekerjasama dengan dewan sekolah atau dipadukan dengan kegiatan di masyarakat dengan koordinasi LKMD.

3.3.3 Pembinaan masyarakat sekitar

(81)

Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk itu masyarakat bisa diundang kesekolah, pembicara dapat dimintakan dari puskesmas, pemerintah daerah setempat, dan narasumber lainya seperti lembaga swadaya masyarakat.

Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audiovisiual. Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah dan pondok pesantren.

3.3.4 Program pembinaan unsur penunjang.

Program pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan ketenagaan dan pembinaan sarana serta prasarana yang mendukung usaha kesehatan di sekolah.

4. Perkembangan anak sekolah dasar

Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. Permulaan masa pertengahan dan akhir ini ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan psikososial anak.

4.1 Perkembangan fisik

(82)

ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.

4.2 Perkembangan motorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak terus melakukan berbagai aktifitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan, disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktifitas permainan olahraga yang bersifat formal seperti senam, berenang.

4.3 Perkembangan kognitif

Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat, karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.

(83)

Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Hanya saja, apa yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkret, suatu realitas secara fisik, benda yang benar-benar nyata. Sebaliknya, benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas, masih sulit dipikirkan oleh anak.

4.4 Perkembangan psikososial

Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikososial anak menjadi kompleks. Anak lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada karakteristik eksternal dan dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, maupun memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.

(84)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia mempunyai produktivitas kerja yang optimal diperlukan derajat kesehatan yang tinggi. Manusia tidak sehat bisa kehilangan kesempatan dalam belajar, akhirnya menjadi beban dalam masyarakat. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan harus dimulai sejak dini, yaitu sejak masa kanak kanak bahkan sejak dalam kandungan.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah) yang merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas fisik penduduk (Depkes, 2010).

(85)

Sebagaimana diketahui saat ini jumlah anak sekolah diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang, dengan jumlah sebesar ini, maka masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah tentu sangat kompleks dan bervariasi (Depkes, 2010).

Pada usia anak sekolah dasar penyakit yang sering dihadapi biasanya

berkaitan dengan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah

sembarangan (Depkes, 2007). Berdasarkan data departemen kesehatan tahun 2010 diperoleh bahwa masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak sekolah dasar adalah kurang gizi sebesar 13%, penyakit karies dan periodontal anak usia 5-14 tahun sebesar 21%, kemudian diare yang menurut hasil survey subdit pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi antara 2,2 % - 96,3%, dan anemia pada anak 5-14 tahun sebesar 9,4% (Depkes RI, 2008)

(86)

Keberhasilan pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan UKS pada akhirnya akan terlihat dan tercermin pada perilaku hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik. Dengan telah diberlakukannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas programnya.

Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS 2010, ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Belum semua sekolah melaksanakan program dengan baik, kendala dan tantangan dalam pelaksanaan UKS yang sering terbentur pada tenaga guru yang belum dilatih untuk melaksanakan UKS (Depkes, 2007).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hilderia (2006) di SD Negeri wilayah kerja puskesmas Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dalam pelaksanaan UKS didapat hasil sebagai berikut sekitar 68,5% pelaksanaan pendidikan kesehatan tergolong cukup, sebanyak 53,9% pelaksanaan pelayanan kesehatan tergolong cukup, dan sebanyak 62,9% pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah tergolong cukup.

(87)

harus memenuhi persyaratan kesehatan tahun 2009. Selanjutnya sebanyak 21 responden (34,4%) tingkat keterlibatanya terhadap kesehatan lingkungan tergolong rendah dan hanya 17 (27,9%) responden keterlibatanya tergolong tinggi terhadap kesehatan lingkungan sekolah.

Oleh karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program-program UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Atas dasar tersebut pelaksanaan program UKS perlu dilaksanakan secara optimal di sekolah, yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Depkes, 2007).

(88)

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak sekolah di wilayah kerja puskesmas kecamatan Doloksanggul ini adalah kurangnya kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada sekolah-sekolah yang letaknya jauh dari pusat kabupaten Humbang hasundutan, ditemukan sekitar 75 % anak mengalami penyakit karies gigi. Selain itu sarana dan prasarana yang kurang dimana penyediaan peralatan UKS seperti kotak P3K, alat penjaringan, dan alat pengukur tinggi badan disetiap sekolah ditemukan banyak mengalami kerusakan.

(89)

2. Pertanyaan penelitian

Bagaimana pelaksanaan program UKS di sekolah- sekolah dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Tujuan penelitian

Mengidentifikasi pelaksanaan program UKS di sekolah- sekolah dasar negeri yang ada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4. Manfaat penelitian 4.1Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan dan mengembangkan program UKS di masa yang akan datang.

4.2 Bagi pelayanan kesehatan/ praktik keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan praktek keperawatan komunitas khususnya pada peserta didik ditingkat sekolah dasar.

4.3 Bagi sekolah

(90)

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Oleh

Sasta Wijayanti Purba 121121030

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(91)
(92)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sasta Wijayanti Purba NIM : 121121030

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang menyatakan,

(93)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp.,MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S.Kp.,MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen penguji I yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp.,MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Lufthiani, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

(94)

7. Ismayadi S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

8. dr. Lusianna Silaban selaku Kepala Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

9. Seluruh Kepala Sekolah SD Negeri di Kecamatan Doloksanggul tempat penulis meneliti yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini

10.Teristimewa kepada orang tua penulis, Drs.Sahata Purba, dan Lamria Simanjuntak S.Pd yang selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.

11.Abang Saur Marlundu Purba, adik-adikku Samuel Oktavianus Purba, Sanbastian Christianus Purba, Sanfransiskus Dionesyus Purba yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.

12.Teman-teman angkatan 2012 yang saling memberikan dukungan dan berjuang bersama dalam pengerjaan skripsi, dan

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak- piahk yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Gambar

Tabel 1. (Lanjutan)
Tabel 2. Distribusi jumlah sampel siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Doloksanggul
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden
Tabel 5.   ( Lanjutan)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SD Negeri se-Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen berjalan baik dengan rata-rata presentase 78%.

Variabel dalam penelitian ini yaitu Pelaksanaan Program Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Tahun

Variabel dalam penelitian ini yaitu Pelaksanaan Program Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Tahun 2014

Usaha kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yang dikenal sebagai TRIAS UKS, yang terdiri dari: (1) pendidikan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan di sekolah, (3)

Pelaksanaan UKS dapat membantu dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatan kesejahteraan kesehatan di Indonesia. Tujuan UKS sendiri yaitu dapat meningkatkan

Dari hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai variable Sumber Daya manusia didapatkan informasi bahwa yang terlibat dalam program UKS ini terdiri dari

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah program yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik melalui program pendidikan kesehatam, pelayana kesehatan, dan

Faktor pendukung pelaksanaan UKS di SD se-Kecamatan Telanaipura Kota Jambi meliputi penanaman pengetahuan tentang pola hidup sehat terhadap peserta didik secara rutin