Lampiran 1 Daftar Perusahaan Real Estate dan Property
No Kode Nama Perusahaan
Kriteria
Sampel 1 2 3
40 NIRO Nirvana Development Tbk × √ ×
41 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 13
42 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ ×
43 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √ √ ×
44 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk × √ ×
45 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ ×
46 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ 14
47 BKSL Sentul City Tbk √ √ ×
48 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 15
49 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ ×
50 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ ×
Sumber
Lampiran 2
Data Variabel Penelitian Sebelum Transformasi
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Setelah Transformasi
Lampiran 4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Volume Penjualan
Saham
60 13.62 -3.00 10.62 6.7123 3.03731 9.225
ROE 60 2.69 5.52 8.22 7.2789 .61240 .375
Arus Kas dari
Aktivitas Operasi
60 10.17 .69 10.87 6.4992 1.59898 2.557
Harga Saham 60 4.37 4.79 9.16 6.6557 1.04413 1.090
Valid N (listwise) 60
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
Histogram Sebelum Transformasi
Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 9.77042209E3
Most Extreme Differences Absolute .249
Positive .249
Negative -.166
Kolmogorov-Smirnov Z 1.931
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Grafik PP Plots Setelah Transformasi
Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.68566865
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .083
Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z 1.176
Asymp. Sig. (2-tailed) .126
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ROE .814 1.228
Arus Kas dari
Aktivitas Operasi
.941 1.062
Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .467a .218 .176 2.75667 2.363
b. Predictors: (Constant), Return On Equity, Arus Kas Dari
Aktivitas Operasi,Harga Saham
Lampiran 9 Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 15.703 4.350 3.610 .001
ROE .157 .650 .032 .242 .809
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi
-.283 .231 -.149 -1.221 .227
Harga Saham -1.247 .379 -.429 -3.289 .002
Hasil uji F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 118.734 3 39.578 5.208 .003a
Residual 425.556 56 7.599
Total 544.290 59
a. Predictors: (Constant), Harga Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi, ROA
Lampiran 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .467a .218 .176 2.75667
b. Predictors: (Constant), Return On Equity, Arus Kas Dari Aktivitas
Operasi, Harga Saham
DAFTAR PUSTAKA
Bhanykhaled, Mari’eHasanHamed, 2011. “The Effect Of Financial Ratios, Firm Size And Cash FlowsFrom Operating Activities On Earnings Per Share: (AnApplied Study: On Jordanian Industrial Sector)“, International Journal Of Social Sciences And Humanity Studies, Vol 3, No 1.
Brigham, Eugene F, dkk, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sepuluh. Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Euge ne F, 2001. Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta
Erlina, 2008.Metode Penelitian dan Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Fakhruddin, Hadianto, 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.
Horne, Van James C. dan John M Wachomicz, Jr, 2005.Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta, BPFE.
Kasmir, 2008.Analisia Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Prihatini, Elin, 2010. "Analisi Pengaruh Arus Kas Terhadap Volume Penjualan Saham (Studi Kasus Pada Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Purnawati, Heri, 2006. "Pengaruh Harga Saham dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Volume Penjualan Saham Perbankan yang di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Putri, Anggitias Sekar Kinasih, 2007. "Pengaruh Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS) dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Manajemen. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sapriko, Hendra, 2011. “Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara Medan.
Sjarial, Dermawan, 2007. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, dkk, 2008. Analisis Data Penalitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.
Sugiyono, 2005.MetodePenelitianBisnis, Alfabeta, Bandung.
Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan 1 (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian keuangan), Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Widioatmodjo, Swawidji, 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Wijaya, Tony, 2011. Cepat Menguasai SPSS 19: Untuk Olah & Interprestasi, Cahaya Atma, Yogyakarta.
www.google.com
www.sahamok.com
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif
kausal, yakni desain yang digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan
sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti.
Menurut Erlina (2008:34, “penelitian asosiatif kausal adalah hubungan antara dua
variabel atau lebih”.
3.2. Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi. Adapun yang menjadi batasan operasional yaitu:
1. Penelitian dilakukan hanya pada perusahaan Real Estate dan Property yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2010-2013.
3. Untuk pengukuran rasio profitabilitas dan di luar profitabilitas oleh yaitu,
Return On Equity (ROA), Arus Kas dari Aktivitas Operasi dan Harga Saham.
3.3. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian 3.3.1. Defenisi Orasional
Berdasarkan pada permasalahan penelitian dan pengembangan
hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
3.3.2. Variabel Penelitian
Menurut Kerlinger dalam Idrus, (2009:77) mengartikan “variabel
sebagai suatu konsep atau segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian dan sering sekali variabel penelitian itu dinyatakan
sebagai gejala yang akan diteliti”. Sementara Erlina (2011:36)
mendefenisikan “variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau
mengubah nilai. Dimana nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk
obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda pada waktu yang sama
untuk obyek atau orang yang berbeda”.
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala
Volume Penjualan
Saham (Y)
Volume Penjualan Saham seberapa besar penjualan saham-masuk dan keluar dari suatu usaha badan
3.3.2.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat atau
variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan
menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat
atau variabel tidak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas
(Erlina, 2011:36). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Volume Penjualan Saham.
3.3.2.2. Variabel Independen (X) 3.3.2.2.1. Raturn On Equity (X1)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Dalam
penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return
on equity (ROE).Return on equity (ROE) dapat di ukur dengan
menggunakan rumus:
ROE = ��������� ℎ������ ℎ�����
����������������� ℎ��
�
100
3.3.2.2.2. Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X2)
Arus kas adalah suatu proses, yaitu cara suatu
perusahaan di dalam membangkitkan dan menggunakan dana
tunai, PSAK No 2, paragraf 5 (IAI ,2009) memberikan
defenisi bahwa arus kas adalah arus masuk dan arus kluar atau
Arus kas dari aktivitas operasi (Cash flow from operating
activities) sebagai perwakilan dari Arus kas. Arus kas dari
aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Banykhaled (2011:32) menyatakan bahwa Arus
Kas dari Aktivitas Operasi berpengaruh signifikan terhadap
Volume penjualan saham. Arus kas dari aktivitas operasi
(Cash flow from operating activities) diukur dengan rumus :
AKO = ����� ���� ����������
����� ����
3.3.2.2.3. Harga Saham (X1)
Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal (bursa).
Pengukuran dari variabel Harga Saham yaitu harga penutupan
saham (closing Price) tiap perusahaan yang diperoleh dari
harga saham pada periode akhir tahun.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:72).
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2010 hingga
2013, yaitu sebanyak 50 perusahaan.
Menurut Erlina (2008 : 75) “populasi adalah sekelompok orang,
kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi di dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate dan Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.Dimana perusahaan
tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan di
3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi” (Erlina, 2008 : 75). Adapun perusahaan yang menjadi
sampel adalah perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010-2013.Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan beberapa pertimbangan. Teknik
pengambilan sampel selama pengamatan, yakni tahun 2010 sampai dengan
2013 terdiri dari 50 perusahaan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan. Adapun
yang menjadi kriteria penulis dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan tidak keluar (delisting) pada tahun 2010-2013.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan lengkap dan audited
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
3. Perusahaan Real Estate dan Property yang tidak mengalami rugi namun
mengalami peningkatan laba pada tahun 2010-2013.
Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh 15
perusahaan Real Estate dan Property yang memenuhi kriteria penelitian.
Perusahaan-Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Sumber :
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2014
3.5 Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder. Menurut (Umar,
2003:60), “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Waktu pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah time series dan data cross section. “Data
time series (data deret waktu), adalah sekumpulan data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dalam beberapa waktu, misalnya mingguan, bulanan, dan
tahunan” (Umar, 2003:61). Data cross section atau data satu waktu adalah
sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu
(Umar, 2003:70)
Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan untuk
mengukur rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return On Equity (ROE),dan di
luar profitabilitas yaitu Arus Kas dan Harga Saham. Data sekunder di dalam
penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yait
dan
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder untuk penelitian ini adalah data
laporan keuangan (Income Statement) seluruh perusahaan Real Estate dan
Property yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010 sampai dengan 2013.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
data sekunder berupa laporan keuangan dan daftar harga saham serta daftar
BEI sesuai dengan periode pengamatan, dengan cara mengunduh data melalui
situs
3.7. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan metode analisis statisik
yakni menggunakan software statistik SPSS. Metode dan teknik analisis dilakukan
sebagai berikut:
3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
klasik atau tidak. Penggunaan model analisis regresi dalam statistik harus
bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas,
heteroskedatisitas, dan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov. Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua
arah ( two-tailed test) yaitu membandingkan nilai p yang diperoleh
dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Pedoman pengambilan
keputusan tentang data yang mendekati distribusi normal adalah sebagai
1. Nilai sig. atau signifikan probabilitas ditentukan sebesar 0,05,
apabila p > 0,05 maka distribusi data normal.
2. Nilai sig. atau signifikansi probabilitas ditentukan sebesar 0,05,
apabila p < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
2. Uji Multikolineritas
Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen, untuk mengetahui apakah ada gejala
multikolineritas atas model regresi yakni dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Ghozali (2006:92)
mengemukakan bahwa “nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nalai Tolerance <0,1 atau
sama dengan nilai VIF >10”.
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot. Grafik
Scatter-Plot menggunakan dasar analisis sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperi titik menyebar di atas dan di
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi mucul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Cara yang dapat dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji
Durbin Watson dan uji The Run Test, uji Durbin Watson dapat dilihat
dengan melihat kriteria sebagai berikut:
3.7.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriftif digunakan untuk “menginformasikan nilai
minimum, maksimum, mean, standard deviasi, dan menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak” (Wijaya, 2001 : 14).
3.7.3 Pengujian Hipotesa
Hipotesis ini dapat diuji dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dengan
bentuk persamaan sebagai berikut:
Durbin Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,08 Ada Autokorelasi
1,08-2,34 Tanpa Kesimpulan
1,66-2,34 Tidak ada autokeralis
2,34-2,92 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi
Sumber: Algifari (2000:89)
Tabel 3.2
1. Analisis Linier Berganda
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel dependen (Volume penjualan Saham)
�
= KonstantaX1 = Variabel Independen 1 (Return On Equity)
X2 = Variabel Independen 2 (Arus Kas dari Aktivitas Operasi)
X3 = Variabel Independen 4 (Harga Saham)
b1,2,3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
e = Ditribution Error
2. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F )
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistic F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel indevenden yang dimaksud dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel devenden”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan sinifikansi
F hitung dengan F tabel.
Hipotesis:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya Return On Equity (X1),Arus Kas dari
Aktivitas Operasi (X2) dan harga saham (X3), secara simultan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan saham (Y) pada
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Ha : b1, b2, b3 # 0, artinya Return On Equity (X1), Arus Kas dari
Aktivitas Operasi (X2) dan harga saham (X3), secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan saham (Y) pada
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada ( α = 5% )
Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel Pada ( α = 5% )
3. Uji Signifikan Parsial ( Uji-t )
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel devenden, uji ini
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel.
Hipotesis:
H0 : b1 = 0, artinya Return On Equity (X1), Arus Kas dari
Aktivitas Operasi (X2) dan harga saham (X3) secara parsial tidak
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Ha : b1 # 0, artinya Return On Equity (X1), Arus Kas dari
Aktivitas Operasi (X2) dan harga saham (X3) secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap volume penjualan saham (Y) pada perusahaan
Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI.
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0 diteima apabila thitung < ttabel pada ( α = 5% )
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet
melalui situs
keuangan perusahaan real estate dan property yang dipublikasikan setelah diaudit
oleh auditor independen pada tahun 2010-2013. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang
menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi
berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Dalam
menentukan sampel peneliti menggunakan metode purposive sampling,
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 15 sampel perusahaan real
estate dan property yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode
tahun 2010-2013 dan sampel datanya sebanyak 60 (15 dikali 4).
4.2Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), median, variance, serta standar deviasi
data yang digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik
deskriptif dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi
2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka
terkecil ke angka tertinggi,
3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu
kumpulan data,
4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya,
maka data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata,
5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan
kemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari
std.deviation.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang
digunakan dalam penelitian ini :
1. N merupakan data yang valid yakni sebanyak 60 (15 dikali 4).
2. Variabel Return On Equity (ROA), memiliki nilai minimum yaitu 5,52 dan
nilai maksimum senilai 8,22, dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 7,2789. Hal
nilai return on equity yang memiliki nilai negatif selama periode pengamatan.
Standard deviation variabel ini adalah 0,61240 dan variance 0,375. Rentang
nilai (range) senilai 2,69 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai
maksimum dan nilai minimum.
3. Variabel arus kas dari aktivitas operasi , memiliki nilai minimum yaitu 0,69
dan nilai maksimum senilai 10,87, dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 6,4992.
Standard deviation variabel ini adalah 1,59898 dan variance 2,557. Rentang
nilai (range) senilai 10,17 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai
maksimum dan nilai minimum.
4. Variabe harga saham , memiliki nilai minimum yaitu 4,79 dan nilai
maksimum senilai 9,16, dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 6,6557. Standard
deviation variabel ini adalah 1,04413 dan variance 1,090. Rentang nilai
(range) senilai 979,0 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai
maksimum dan nilai minimum.
5. Variabel volume penjualan saham, memiliki nilai minimum yaitu -3,00 dan
nilai maksimum senilai 10,62, dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 6,7123.
Standard deviation variabel ini adalah 3,03731 dan variance 9,225. Rentang
nilai (range) senilai 13,62 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai
4.3Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu
dapat dilihat pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan
berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap
ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini:
Gambar 4.1
Uji Normaliotas (1): Histogram Sebelum Transformasi
Gambar 4.2
Uji Normalitas (2) : Grafik Normal PP Plot Sebelum Transformasi
Sumber : Diolah dengan SPSS,2014
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 9.77042209E3
Most Extreme Differences Absolute .249
Positive .249
Negative -.166
Kolmogorov-Smirnov Z 1.931
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Test distribution is Normal.
Dengan meilhat tampilan histogram pada gambar 4.1 dan grafik normal
PP plot pada gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
pola distribusi yang melenceng ke kiri dan tidak normal. Pada grafik normal
PP plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran
jauh dari garis diagonal.Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model
regresi menyalahi model asumsi normalitas.Hasil uji Kolmogorov Sminov
pada tabel 4.2 menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 yang lebih
kecil dari signifikansi alpha yang telah ditetapkan (0,05). Dengan demikian
data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal.
Karena data tidak terdistribusi normal, maka peneliti melakukan
perbaikan agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian
ini peneliti melakukan transformasi data terhadap variabel yang tidak
terdistribusi normal.Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi
normalitas. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak
Gambar 4.3
Uji Normalitas (1) : Histogram Setelah Transformasi
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Gambar 4.4
Tabel 4.3
Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.68566865
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .083
Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z 1.176
Asymp. Sig. (2-tailed) .126
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Diolah dengan SPSS,2014
Dari grafik histogram pada gambar 4.3 dan grafik PP Plot pada gambar
4.4 diatas terlihat setelah dilakukan transformasi data, grafik histogram
memperlihatkan pola distribusi yang normal, hal ini dapat dilihat dari grafik
histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang
tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan dan garafik normal
PP Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar atau mengikut i arah
garis diagonal yang menunjukkan pola terdistribusi normal. Hasil uji
Kolmogorov Sminov pada tabel 4.3 menunjukkan Asymp. Sig.
(2-tailed)sebesar 0.126 yang lebih besar dari signifikansi alpha yang telah
ditetapkan (0,05). Dengan demikian, data pada penelitian ini terdistribusi
normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-F karena 0,126 >
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat
besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas
yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance > 0,1 dan VIF (Variance
Inflation Factor) < 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance
dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Volume Penjualan Saham Sumber : Diolah dengan SPSS,2014
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala
multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance
dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk Riturn
On Equity (ROE) memiliki nilai tolerance 0,814; arus kas dari aktivitas
operasi memiliki nilai tolerance 0,941; harga saham tolerance 0,822. Jika
dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu
memiliki VIF 1,062; harga saham memiliki VIF 1,217. Kesimpulan yang
diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel
independennya.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan dasar analitis sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola
tertentu yang teratur,maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.3
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013.
Dari grafik scatterplot pada gambar 4.5 diatas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y
tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yang menyebar
menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa adanya data
observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat di
simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini
sehingga model ini layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh rasio
return on equity (ROE), arus kas dari aktivitas operasi dan harga saham
terhadap perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan Uji Durbin-Watson,
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan
autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Arus Kas Dari
Aktivitas Operasi,Harga Saham
b. Dependent Variable: Volume Penjualan Saham
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji autokorelasi dengan
diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya
autokorelasi dalam penelitian ini.
4.4Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik
dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial (t-test) dan uji simultan
(F-test).
4.4.1 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Tabel 4.6
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi
-.283 .231 -.149 -1.221 .227
Harga Saham -1.247 .379 -.429 -3.289 .002
a. Dependent Variable: Volume Penjualan Saham Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis
secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai
H1 :Return on equity ( ��) berpengaruh terhadap volume penjualan saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel return on equity (ROE) diperoleh sebesar
3,610 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai t hitung lebih kecil dari
nilai t table yang telah ditetapkan atau 3,610>1,65978 dan nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H1
diterima dengan pengertian bahwa return on equity (ROE) berpengaruh
terhadap volume penjualan saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sapriko (2011) dan Banykhaled (2011)
menyatakan bahwa return on equity (ROE) berpengaruh signifikan
terhadap volume penjualan saham.
H2 : Arus kas dari aktivitas operasi ( ��) berpengaruh terhadap volume penjualan saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh
sebesar -1,221 dan nilai signifikansi sebesar 0,227. Nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t table yang telah ditetapkan atau -1,221< 1,65978 dan nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,227 lebih besar dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H2
ditolak dengan pengertian bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak
bertantangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihatini (2010) dan
Banykhaled (2011) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham.
H3 : Harga Saham ( ��) berpengaruh terhadap volume penjualan saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh
sebesar -3,289 dan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t table yang telah ditetapkan atau -3,289< 1,65978 dan nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,002 lebih kecil dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H3
ditolak dengan pengertian bahwa harga saham tidak berpengaruh terhadap
volume penjualan saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri (2009) akan tetapi bertantangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purnawati (2006) dan Sapriko (2011)
menyatakan bahwa harga saham berpengaruh signifikan terhadap volume
penjualan saham.
Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Y = 15,703 +0,157X1 + (-0,283X2 )+(-1,247X3 )+ e
Dimana:
Y :Volume penjualan saham
X1: Return on equity (ROE)
X2 :Arus kas dari aktivitas operasi
a : Konstanta
e : Error (tingkat kesalahan)
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut
masing-masing variabel menjelaskan bahwa :
1. Konstanta sebesar 15,703 menyatakan bahwa apabila tidak ada
variabel bebas maka nilai volume penjualan saham adalah sebesar
15,703.
2. Return on equity (ROE) memiliki arah hubungan Positif sejauh
0,157. Dengan asumsi setiap kenaikan Return on equity (ROE)
sebesar 1% akan menyebabkan penaikan pada volume penjualan
saham sebesar 0,157%, dan sebaliknya penurunan return on equity
(ROE) sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada volume
penjualan saham sebesar 0,157%.
3. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki arah hubungan yang Negatif
sejauh -0,283. Dengan asumsi setiap kenaikan arus kas dari aktivitas
operasisebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume
penjualan saham sebesar -0,283%, dan sebaliknya penurunan arus
kas dari aktivitas operasi sebesar 1% akan menyebabkan pula
penurunan pada volume penjualan saham sebesar -0,283%.
4. Harga saham memiliki arah hubungan yang Positif sejauh -1,247.
Dengan asumsi setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan pada return saham sebesar -1,247%, dan
menyebabkan pula penurunan pada volume penjualan saham sebesar
-1,247%.
4.4.2 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki
pengaruh secara bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat,
apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05.
Tabel 4.7 Hasil uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 118.734 3 39.578 5.208 .003a
Residual 425.556 56 7.599
Total 544.290 59
a. Predictors: (Constant), Harga Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi, ROA
b. Dependent Variable: Volume Penjualan Saham
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
H4 :Return on equity( �� ), arus kas dari aktivitas operasi ( �� ) dan harga saham ( ��) berpengaruh secara bersama-sama terhadap volume penjualan saham ( Y ) pada perusahaa real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji F pada tabel anova diperoleh nilai F sebesar 5.208 dan nilai signifikan
sebesar 0,003 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
return on equity(ROE), arus kas dari aktivitas operasi dan harga saham
perusahan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
maka H4 diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi
penelitian.
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (��)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk menunjukkan seberapa
besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini
terletak diantara nol dan satu.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .467a .218 .176 2.75667
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Arus Kas Dari Aktivitas
Operasi, Harga Saham
b. Dependent Variable: Volume Penjualan Saham
Sumber: diolah dengan SPSS, 2014
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terjadi korelasi atau hubungan yang
tidak signifikan antara return on equity(ROE), arus kas dari aktivitas operasi
dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan volume penjualan
saham sebagai variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,467
atau 46,70% yang lebih kecil dari 50%. Nilai Adjusted R Square diperoleh
sebesar 0,176 yang berarti 17,60 % variasi atau perubahan dalam volume
penjualan saham dapat dijelaskan oleh return on equity(ROE), arus kas dari
variabel lain seperti return on asset (ROA) net profit margin (NPM), Earning
Per Share (EPS), dan debt to equity ratio (DER), yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel return on
equity (ROE) berpengaruh secara seknifikan terhadap volume penjualan saham.
Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi dan harga saham tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap volume penjualan saham pada perusahaan real estate
dan property yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada tabel 4.6,
dimana nilai t hitung variabel return on equity (ROE) diperoleh sebesar 0,242 dan
nilai signifikansinya sebesar 0,809;variabel arus kas dari aktivitas operasi
diperoleh nilai t hitungnya -1,221 dengan nilai signifikansinya yaitu 0,227; dan
variabel harga saham diperoleh nilai t hitungnya -3,289 dengan nilai
signifikansinya 0,002.
Berdasarkan Uji F dapat dilihat pada tabel 4.7 diperoleh nilai F sebsar 5,208
dan nilai signifikansi sebesar 0,003 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen seperti return on equity(ROE),
arus kas dari aktivitas operasi dan harga saham berpengaruh signifikan secara
bersama-sama atau simultan terhadap volume penjualan saham pada perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dilihat dari tabel 4.8 diperoleh nilai R sebesar 0,467 atau 46,70% yang
berarti dalam penelitian ini variabel return on equity (ROE), arus kas dari
aktivitas operasi dan harga saham dapat menjelaskan faktor-faktor yang tidak
mempengaruhi volume penjualan saham pada perusahaan real estate dan property
hanya sebesar 17,60% sedangkan sisanya 82,40% dijelaskan oleh faktor-faktor
lain seperti return on asset (ROA) net profit margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), dan debt to equity ratio (DER), yang tidak dimasukkan dalam penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah return on equity(ROE)
berpengaruh terhadap volume penjualan saham sedangkan arus kas dari aktivitas
operasi dan harga saham tidak berpengaruh terhadap volume penjualan saham
pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
baik secara parsial. Sedangkan secara simultan return on equity(ROE), arus kas
dari aktivitas operasi dan harga saham berpengaruh terhadap volume penjualan
saham. Sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan real estate dan property yang
terdaftar di BEI periode 2010-2013, dimana sampel dipilih dengan metode
purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat
disimpulkan antara lain :
1. Return on equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap volume
penjualan saham. Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimana nilai t hitung
variabel return on equity (ROE) diperoleh sebesar 3,610 dan nilai
signifikansinya sebesar 0,001 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi
alpha yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sapriko (2011) dan Banykhaled (2011) menyatakan
bahwa return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap volume
2. Arus kas dari aktivitas opersi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
volume penjualan saham. Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimananilai t
hitung variabel arus kas dari aktivitas operasi diperoleh nilai t hitungnya
-1,221 dengan nilai signifikansinya yaitu 0,227 yang lebih besar dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini
bertantangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihatini (2010) dan
Banykhaled (2011) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham.
3. Harga saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
penjualan saham. Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimana nilai t hitung
variabel harga saham diperoleh nilai t hitungnya -0,429 dengan nilai
signifikansinya 0,002 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang
telah ditetapkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2009) akan tetapi bertantangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purnawati (2006) dan Sapriko (2011)
menyatakan bahwa harga saham berpengaruh signifikan terhadap volume
penjualan saham.
4. Return on equity(ROE), arus kas dari aktivitas operasi dan harga saham
berpengaruh secara bersama-sama terhadap volume penjualan saham
pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hal ini dapat dilihat nilai F sebesar 5,208 dan nilai signifikan
sebesar 0,003 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
saham berpengaruh secara bersama-sama terhadap volume penjualan
saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
5.2Keterbatasan Penelitian
Adapunbeberapaketerbatasan yang dihadapiolehpenulisyaitu:
1. Penelitian yang diamati hanya menggunakan 4 tahun yaitu periode 2010-2013
untuk melihat pengaruh return on equity(ROE),arus kas dari aktivitas operasi
dan ukuran perusahaan terhadap volume penjualan saham pada perusahaan
real estate dan property.
2. Sampel yang digunakan dalam peneliti ini hanya perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan sehingga sampel berjumlah 15 perusahaan.
3. Variabel yang digunakan hanya variabel return on equity(ROE),arus kas dari
aktivitas operasi dan harga saham. Sementara masih banyak variabel lain
seperti return on asset (ROA) net profit margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), dan debt to equity ratio (DER), yang dapat digunakan untuk melihat
pengaruhnya terhadap volume penjualan saham perusahaan.
5.3Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dan para investor.
1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak jumlah
net profit margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan debt to equity ratio
(DER), agar penelitian dapa terlebih digeneralisasi.
2. Penulis juga menyarankan agar periode penelitian dan Sampel agar lebih
diperbesar untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.
3. Dalam penelitian ini volume penjualan saham di ukur dengan EPS, pada
dasarnya volume penjualan saham dapat diperoleh melalui capital gain
maupun dividen (EPS). Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya
dalam mengukur volumr penjualan saham dengan menggunakan capital gain
atau mengkombinasikan capital gain dan dividen dengan cara
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas
2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan
menggambarkan posisi laba perusahaan. Para investor di pasar modal
sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
dan meningkatkan laba, hal ini merupakan daya tarik bagi investor
dalam melakukan jual beli saham, oleh karena itu manajemen harus
mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Dengan perolehan
keuntungan atau laba yang maksimum perusahaan tentu dapat
melakukan banyak hal seperti, meningkatkan kualitas mutu produk
atau pelayanan, mensejahterakan karyawan perusahaan, serta dapat
melakukan suatu investasi baru. Hal tersebut bisa terjadi apabila
manajemen disuatu perusahaan benar-benar melakukan pekerjaannya
dengan baik, dan membidik apa yang ingin dicapai oleh perusahaan
dimasa yang akan datang. Manajemen dituntut bukan hanya untuk
memperoleh laba saja, tapi berharap laba yang dicapai tersebut
Menurut Kasmir (2008:196), “ Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
Menurut Fakhruddin, (2001:64), “ Rasio Profitabilitas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri”. Dalam rasio ini juga menunjukkan ukuran
tingkat efektifitas manajemen dalam suatu perusahaan.Hal tersebut
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Selain itu rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun
para pemegang saham karena berkaitan dengan harga saham serta
dividen yang akan diterima. Pada dasarnya rasio profitabilitas ini
penggunaanya adalah untuk menunjukkan tingkat efisiensi suatu
perusahaan.
Menurut Kasmir (2008:196), “ Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
2.1.1.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Ada beberapa jenis analisis yang digunakan untuk menilai
tingkat rasio profitabilitas, adapun beberapa rasio yang digunakan
untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA)
2. Return On Equity (ROE)
3. Net Profit Margin (NPM)
4. Earning Per Share (EPS)
Namun dari keempat rasio tersebut diatas, dalam penelitian ini
untuk mengukur tingkat profitabilitas yang menunjukkan kaitannya
dengan investasi. Menurut (Horne,2005:222) “Rasio profitabilitas
(profitability ratio) terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Kedua rasio tersebut
adalah Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE).
Namun menurut (Fakhruddin,2001:65) “Net Profit Margin (NPM)
adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas”. Untuk itu dalam mengukur tingkat profitabilitas
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), dan Earning Per Share (EPS).
1. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan penilaian
profitabilitas atas total asset, dengan cara membandingkan laba
setelah pajak dengan rata-rata total aktiva. Return On Assets
(ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola
aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman,
investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam
mengelola asset. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA)
maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham,
artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA) akan
mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi
sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham
perusahaan begitu pula sebaliknya.
Secara matematis Return On Assets (ROA) dapat
dirumuskan sebagai berikut (Horne,2005:224):
ROA=
��������� ℎ������ ℎ�����
����� ℎ������
�
100
2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah salah satu rasio yang
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan
laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang
saham.Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya posisi
pemilik perusahaan semakin besar dan kuat, demikian pula
sebaliknya.Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
dengan manajeman biaya yang efektif. Hal ini akan
mempengaruhi minat para investor untuk melakukan transaksi
jual beli saham, sehingga akan meningkatkan volume penjualan
saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain Return On Equity
(ROE) yang baik akan memberikan pengaruh terhadap volume
penjualan saham pada suatu perusahaan.
Formula yang digunakan dalam menghitung Retun On
Equity (ROE) yakni: (Horne, 2005:225)
ROE = ��������� ℎ������ ℎ�����
����������������� ℎ��
�
100
3. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini
akan menggambarkan penghasilan bersih perusahaan
berdasarkan total penjualan. Pengukuran rasio dapat dilakukan
penjualan bersih, yakni dengan formula sebagai berikut
(Fakhruddin, 2001:65):
NPM = ��������� ℎ������ ℎ�����
���������
�
100
4. Earning Per Share (EPS).
Earning Per Share (EPS) adalah kemampuan perusahaan
untuk mendistribusikan yang diperoleh kepada pemegang saham.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan
pendapatan kepada pemegang saham, memcermikan semakin
besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.
Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai
berikut (Brigham,2001:45):
EPS = ��������� ℎ������ ℎ�����
∑ ������ ��ℎ������ �������
2.1.1.3. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas
Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik
usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan,
terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
Menurut Kasmir (2008:197), beliau menerangkan bahwa
tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi
pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk megukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
7. dan tujuan lainnya.
Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang di peroleh perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Manfaat lainnya.
2.1.2. Arus Kas
Arus kas merupakan dana tunai masuk dan keluar dari suatu usaha
badan usaha. Hal tersebut berkaitan dengan penjadwalan waktu transaksi
tunai sesuai penggunaan dana tunai sebagai asset. Arus kas adalah suatu
menggunakan dana tunai, PSAK No 2, paragraf 5 (IAI ,2009) memberikan
defenisi bahwa arus kas adalah arus masuk dan arus kluar atau setara kas.
Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan
dan arus kas merupakan arus kas yang diterima oleh perusahaan emitem
(Jogiyanto,200:45).
PSAK No 2, menerangkan tujuan informasi arus kas adalah memberi
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang menklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktifitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode akuntansi. Menurut prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum bahwa satu set laporan tahunan harus terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan serta laporan arus kas.
Dari neraca akan diketahui asset, kewajiban, investasi dari pemilik
serta laba yang ditahan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Tujuan
laporan laba rugi adalah membandingkan antara biaya dan pendapatan
serta keuntungan dan kerugian pada periode tertentu suatu perusahaan.
Laporan laba ditahan mengemukakan saldo awal laba yang ditahan, laba
atau rugi periode tertentu, pembagian deviden serta saldo-saldo akhir laba
ditahan.
Ada 2 jenis arus kas di dalam suatu perusahaan, yaitu :
a. Arus kas masuk, yang berasal dari sumber eksternal (dari pemilik,
penanaman modal, penjualan penyertaan dan pinjaman dari bank),
sedangkan dari sumber internal (adanya pemanfaatan aktiva tetap,
penjualan aktiva tetap, persediaan, dan lain-lain).
dan penggunaan internal (kas untuk memperoleh aktiva tetap,
persediaan investasi untuk ekspansi usaha).
PSAK No. 2 paragraf 3 (IAI, 2009) jika digunakan dalam kaitannya
dengan laporan keuangan lain. Laporan arus kas dapat memberikan
informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi
perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuidtas dan solvabilitas), dan kemampuan memmpengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan parapengguna mengembangkanmodel untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Arus kas menampilkan laporan arus kas yang berisi cash inflow dan cash
outflow perusahaan untuk periode tertentu yang kemudian diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flow from operations)
Arus kas ini untuk mengukur jumlah kas yang digunakan oleh
perusahaan sebagai hasil dari kegiatan produksi dan penjualan barang dan
b. Arus kas dari aktivitas investasi (investing cash flow)
Arus kas investasi memberikan laporan tentang jumlah kas yang
digunakan untuk mendapatkan aset seperti gedung, mesin, kendaraan, serta
perlengkapan sebagai investasi dan kebutuhan bisnis.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan (Financing cash flow)
Arus kas ini meliputi aliran kas masuk dari tambahan hutang dan
pengeluaran saham, dan aliran kas keluar untuk membayar kembali
hutang, membayar dividen, dan pembelian kembali saham.
2.1.3. Saham
2.1.3.1. Pengertian Saham
Saham merupakan surat berharga yang dapat dibeli atau
dijual oleh perorangan atau lembaga di Bursa Efek Indonesia tempat
surat tersebut diperjualbelikan.
Menurut Putra, (2003:19) “Saham adalah bukti kepemilikan
atau tanda penyertaan seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu.
Jadi pemilik suatu saham mempunyai hak dalam kepemilikan
perusahaan tersebut sebesar persentase kepemilikan sahamnya”.Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan suatu saham
tersebut.
Menurut Fakhruddin (2001:8) Saham mempunyai beberapa
1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
3. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
Fakhruddin (2001:7), mengatakan bahwa ada dua keuntungan
yang akan diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham,
keuntungan atau manfaat tersebut berupa:
1. Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.
2.1.4.2. Jenis-Jenis Saham
Ditinjau dari segi kemampuan dan manfaatnya, saham dapat
digolongkan kedalam saham biasa (Common Stock), dan Saham
Preferen (Preferred Stock) (Fakhruddin, 2001:12).
1. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa (Common Stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.Saham biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
Saham Preferen (Preferred Stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham bisasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2.1.4. Harga Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atau tanda penyertaan
seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu (Putra,2003:19). Saham
merupakan surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat diperjual
belikan di dalam Bursa Efek Indonesia.
Harga Saham merupakan nilai yang harus dibayar oleh investor untuk
setiap lembar saham dalam rangka melakukan penyertaan modal.
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini yakni harga saham
akhir transaksi (Closing Price) yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga
tahunan dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Rata−Rata Harga Saham Tahunan =∑Harga Saham Transaksi satu tahun
∑Hari Transaksi satu tahun
2.1.5. Volume Penjualan Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Menurut Putri (2009:28) Volume penjualan saham adalah seberapa
besar penjualan saham-saham tersebut pada suatu periode. Volume penjulan
saham yang meningkat akan menunjukkan pertumbuhan dari perusahaan
tersebut. Semakin besar tingkat penjualan saham, maka semakin besar pula
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau mengalami pertumbuhan
laba prusahaan yang nantinya meningkatkan return yang akan diterima oleh
perusahaan tersebut.
Volume penjualan saham merupakan penjumlahan dari setiap
transaksi yang terjadi di bursa pada waktu tertentu untuk mengetahui
likuiditas saham dan akan berpengaruh terhadap pergerakan saham.
Tingkat volume penjualan saham yang cenderung fluktuatif
menunjukkan perdagangan yang cepat hal ini dipengaruhi oleh informasi
yang masuk ke bursa dan minat investor yang tinggi terhadap saham tersebut,
minat investor untuk melakukan transaksi jual beli saham akan mudah
terpengaruh oleh tinggi atau rendahnya tingkat profitabilitas serta harga
saham maupun faktor lain yang mempengaruhi minat investor dalam
melakukan investasi.
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
Purnawati (2006) dalam penelitiannya menguji pengaruh harga saham dan
tingkat bunga deposito terhadap volume penjualan saham perbankan di Bursa