• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam, Studi Kasus: School of Universe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam, Studi Kasus: School of Universe"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

dalam Kurikulum Sekolah Alam

Study Kasus: School Of Universe

Oleh

Nur Kholis Makki

NIM. 1110011000031

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Study Kasus: School of Universe, Parung

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah alam, dan serta mencari tahu bagaimana pola pengintegrasian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada sekolah alam. Penelitian ini dilaksanakan di School of Universe, salah satu sekolah alam yang terletak di Parung, Bogor.

Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode kualitatif. Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang kejadian yang nyata terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan metode dan pendekatan ini adalah, untuk menggambarkan suatu keadaan yang terjadi pada saat penelitian dilakukan.

Berbagai macam lembaga pendidikan formal telah menyebar. Sekolah alam yang merupakan salah satu pendidikan informal yang akhir-akhir ini banyak digemari oleh kalangan orang tua, merupakan salah satu alternatif para orang tua untuk menitipkan anak mereka di sana, karena menurut beberapa orang tua kurikulum di sekolah formal terlalu berat bagi anak-anak mereka. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menitipkan anak-anak mereka di sekolah alam.

Selaih itu di sekolah alam juga merupakan tempat untuk pembentukan karakter peserta didik, tentu saja salah satunya dengan menanam nilai-nilai agama terhadap peserta didik, yang metode pengajarannya jelas berbeda dengan pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana model pengajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah alam, serta mendeskripsikan dan menganalisis fenomena yang ada, khususnya tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis alam pada School of Universe, yang berada di Parung, Bogor.

Hasil yang penuilis dapat dalam penelitian ini adalah, pada dasarnya sistem pembelajaran diatas terlaksana karena pihak School of Universe lebih menekankan pendidikan akhlak. Sebagaimana empat pilar kurikulum dari akhlak, logika, kepemimpinan dan bisnis. Dari keempat pilar tersebut akhlak lah yang paling ditonjolkan oleh pihak School of Universe, porsinya sebanyak 80% sedangkan sisanya adalah ketiga pilar tersebut. Selain itu Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di School of Universe tidak dilakukan dengan bentuk mata pelajaran, akan tetapi nilai-nilai agama Islam diberikan oleh guru kelas dengan mengintegrasikannya terhadap mata pelajaran lain. Jadi setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru, akan selalu dikaitkan dengan ayat-ayat Qur’an dan Hadits Nabi. Selain itu pengajaran agama Islam tidak hanya diajarkan di dalam kelas, melainkan juga dengan kegiatan-kegiatan luar kelas. Sehingga peserta didik memahami dan mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan.

(6)

i

Alhamdulillahi Robbil „Alamiin.Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia yang berlimpah kepada penulis. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya., sehingga penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam. (Study

kasus: School of Universe)” dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan, semangat dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis, H. Zikrullah HR dan Hj. Sukmayati yang selalu sabar memenunggu kelulusan penulis, serta senantiasa memberikan do‟a semangat dan kasih sayang kepada penulis.

2. Komunitas Juventini UIN Jakarta, yang selalu memberikan semangat di setiap hari rabu sore di Kafe Cangkir.

3. Seluruh teman-teman PAI kelas A angkatan 2010, terutama Drifal, Abdul Rahman, Teguh Nugroho, Muhammad Suhail, dan Zaki Azzahiri.

4. Keluarga besar teater El-Na‟ma, tempat penulis belajar menghargai pentingnya sebuah proses.

5. Kawan-kawan MC, tempat penulis me-recharge semangat, tempat canda dan tawa, dan pelipur duka lara.

6. Dan kepada semua pihakyang telah membantu dan mensupport hingga selesainya skripsi ini.

(7)

ii ABSTRAK

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... ii

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah……….. 4

C. Pembatasan Masalah………. 4

D. Perumusan masalah………... 4

E. Tujuan Penelitian ………. 4

F. Manfaat Penelitian ……… 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ………... 6

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ………... 7

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………...……… 8

4. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama Islam ………….. 9

B. Integrasi Kurikulum 1. Pengertian Integrasi Kurikulum……….……. 12

2. Komponen Kurikulum ………....…………... 14

C. Sekolah Alam 1. Latar Belakang Sekolah Alam ………... 17

2. Pengertian Sekolah Alam ………...……… 19

3. Bentuk Pengajaran di Sekolah Alam……….. 20

4. Metode Pengajaran ……… 23

5. Macam-Macam Metode Mengajar ……… 25

(8)

iii

E. Penelitian yang Relevan ……… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 31

B. Metode Penelitian …………..………. 31

C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 31

D. Teknik Analisis Data ……… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya School of Universe……… 35

2. Profil Lembaga School of Universe……….. 36

B. Deskripsi Data 1. Keunikan Sekolah ………. 45

2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ………... 45

3. Interaksi Individu ………. 46

4. Kegiatan Keagamaan ……… 47

5. Sistem Pengajaran di School of Universe ……….. 47

6. Kurikulum ………. 48

C. Interpretasi Data 1. Keunikan Sekolah ………. 49

2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ………... 50

3. Interaksi Individu ………. 53

4. Kegiatan Keagamaan ……… 54

5. Sistem Pengajaran di School of Universe ……….. 56

6. Kurikulum ………. 57

D. Analisis Data 1. Keunikan Sekolah ………. 63

2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ………... 64

(9)

iv

6. Kurikulum ………. 69

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ……….. 70

B. Saran ……… 71

DAFTAR PUSTAKA ……….. 73

(10)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam di Indonesia adalah suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia, hal dikarenakan Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan nila-nilai agama, melainkan juga membangun karakter bangsa. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, Pendidikan Agama Islam hanya mengajarkan teori-teori tentang bagaimana tata cara untuk beribadah, sejarah-sejarah Islam serta menjelaskan tentang mana akhlak baik dan mana akhlak yang buruk, tanpa adanya praktik dan penerapan kepada peserta didik. Sehingga, peserta diibaratkan seperti wadah kosong yang setiap hari terus menerus diisi air, tanpa mampu menggunakan air tersebut.

Ketika konsep pendidikan agama Islam diterapkan seperti itu, maka akan

muncul istilah, konsep pendidikan agama Islam “gaya bank”. Dalam konsep

pendidikan tersebut, pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh para guru yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada para siswa yang dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa1. Padahal Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan Agama Islam sebagai suatu sistem pendidikan nasional bertugas untuk menggali, mengembangkan dan mengamalkan ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits.2

Konkritnya lagi Pendidikan Agama Islam di Sekolah/Madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.3

1

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2004), hal.4 2

Zakiyah Darajat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (PT. Bumi Aksara, 1992), hal 38.

3

(11)

Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Termasuk pendidikan dengan model pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi potensi sesuai dengan daya cipta anak untuk pertumbuhan dan perkembangan melalui bermain, sehingga suasana belajar terasa lebih menyenangkan dantidak merasa dipenjara.4 Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai yang berkembang diIndonesia adalah pendidikan sekolah alam. Oleh karenanya dalam konsep skripsi ini lingkungan alam semesta menjadi core (inti) yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis alam.

Berbagai macam alasan mengapa orang tua lebih memilih sekolah alam bagi anak-anak mereka membuat nama sekolah alam yang sudah ada mulai dikenal oleh kalangan pendidik serta masyarakat luas, terutama oleh masyarakat menengah ke atas. Bagi beberapa orang tua, sekolah alam adalah tempat yang tepat untuk menitipkan anak-anak mereka, karena bagi mereka di sekolah alam, siswa tidak hanya diajarkan teori semata, yang kebanyakan digunakan oleh sekolah-sekolah formal. Karena, di sekolah alam ini siswa diberikan kebebasan untuk mempraktikan segala macam ilmu yang sudah diberikan oleh tenaga pengajar.

Sebenarnya, sekolah alam sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan jauh sebelum ada yang namanya sekolah formal atau era pendidikan masal yang bersifat formal dimulai. Lihatlah orang-orang zaman dahulu, yang belajar dari alam, atau lihatlah Nabi Muhammad kecil yang dididik oleh alam, yang di mana beliau mengembala kambing untuk meningkatkan karakter leadership serta tanggung jawab, atau ketika Nabi diajak pamannya untuk berdagang, dari proses berdagang itu Nabi mengembangkan jiwa enteurpreneur.

Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif. Sekolah alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Secara ideal, dasar konsep tersebut berangkat dari nilai-nilai Qur‟an dan sunnah, yang

4

(12)

menyatakan bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin, khalifah dibumi. Dengan begitu, para penggagas Sekolah Alam yakin bahwa hakikat tujuan pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia yang berkarakter. Menjadi manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang tersedia di alam, tetapi juga mampu mencintai dan memelihara alam sekitar lingkungannya.5

Terletak di Parung, Bogor, 18 Km sebelah selatan kota Jakarta, School of Universe membuka kelas untuk siswa Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. School of Universe menawarkan lingkungan belajar yang positif, aktif (active learning) untuk anak-anak di dalam tahun-tahun penting perkembangan mereka. Pendekatan yang digunakan dititik beratkan pada pembelajaran keterampilan hidup (life skill) praktis yang luas, yaitu : bisnis; teknologi informasi dan komunikasi; apresiasi pada konservasi lingkungan; konsisten pada nilai-nilai demokrasi dan toleransi beragama; hubungan yang harmonis dengan orang lain; serta pengembangan kreativitas dan logika.6

Penilaian tersebut mempengaruhi penulis sehingga tertarik untuk menyajikan kajian tentang pendidikan berbasis pada nilai-nilai lingkungan hidup kepada anak didik yang diharapkan tertanam kesadaran berperilaku sesuai dengan kaidah moral, etika dan akhlak sesuai ajaran agama Islam yang mendekatkan diri pada Alam. Setidaknya dari apa yang telah ada menjadi sesuatu yang perlu dikaji konsep dan latar belakangnya, kenapa dan bagaimana penerapan dalam proses pembelajarannya dengan model sekolah alam, serta kurikulum sekolah alam sebagai pendidikan alternatif pendidikan untuk mewujudkan investasi masa depan genersi bangsa yang lebih unggul dan cakap.

Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam dan menuangkannya dalam judul skripsi “Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam.”

5

Komunitas Sekolah Alam, Menemukan Sekolah Yang Membebaskan: Perjalanan Menggapai Sekolah yang Mendidik anak Menjadi manusia Berkarakter, (Kawan Pustaka:Tangerang, 2005), hal. x

6

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengidentifikasinya menjadi :

1. Pendidikan formal dewasa ini tidak lagi dapat memberikan kepuasan terhadap para orang tua.

2. Penerapan Pendidikan Agama Islam di sekolah - sekolah sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.

3. Alasan orang tua memilih sekolah alam sebagai alternative bagi anak-anaknya.

4. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Agama Islam 5. Kurikulum yang digunakan di sekolah alam.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, akan membatasi masalah yang ingin diteliti, antara lain:

1. Pendidikan Agama Islam di sekolah formal sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.

2. Metode dan Kurikulum yang digunakan di sekolah alam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan beberapa masalah untuk diteliti, yaitu:

1. Bagaimana pola integrasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum sekolah alam?

2. Bagaimana sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah Alam?

E. Tujuan Penelitian

(14)

F. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian atau pembahasan masalah tersebut di atas mempunyai manfaat:

1. Sebagai data awal bagi penulis dan penulis selanjutnya yang berkeinginan untuk meneliti sekolah alam.

2. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai apa dan bagaimana sekolah alam.

3. Dapat menambah wawasan keilmuan para pembaca untuk kehidupan anak-anaknya kelak.

(15)

6 A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan ialah “usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu, membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan.”1

Pendidikan dalam istilah arab disebut juga dengan ta‟lim. Kata ta‟lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir, sehingga mencapai suatu kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik. Abdul Fatah juga mendasarkan pandangan tersebut pada argumentasi bahwa Rasulallah diutus sebagai pendidik.2

Hal ini tersirat dalam Surat Al-Baqarah ayat 151, yaitu:























“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)

Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa

yang belum kamu ketahui.”

Secara sederhana, agama bisa diartikan sebagai ajaran – ajaran yang mengandung tuntunan dan Islam adalah ketentuan – ketentuan Allah berupa takdir dan sunnah-Nya untuk semua makhluk yang berakal agar terpelihara dan senantiasa terpelihara dalam keadaan selamat sentosa.

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Republik Indonesia (Sekarang menjadi Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama), merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

1

M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 10

2

(16)

bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.3

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama Islam seluruhnya serta menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam tentu saja didasarkan kepada falsafah hidup umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah suatu negara, sebab sistem pendidikan Islam tersebut dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu4

Dasar Pendidikan Agama Islam dapat dibagi kepada dua kategori, yaitu: dasar religius dan dasar yuridis.

a. Dasar Religius

Dasar pendidikan pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang bersumber dari Al-Qur‟an, Sunnah dan Ijtihad (ra’yu). Dasar inilah yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, dan tanpa dasar ini tidak akan ada pendidikan Islam.

b. Dasar Yuridis/ Hukum

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:

1) Landasan idiil Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus

3

Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10

4

(17)

percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan ajaran agamanya sangat diperlukan pendidikan agama karena pendidikan agama mempunyai tujuan membentuk manusia bertakwa kepada Allah SWT.

2) Landasan struktural/konsitusional yakni Undang-Undang Dasar 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi:

Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.5

3) Landasan operasional, yaitu terdapat dalamTap MPR No IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1993, diperkuat oleh Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah Dasar hingga perguruan Tinggi.6

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama ialah mendidik anak – anak, pemuda – pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal salih dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia.7

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam

5

Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet.2,

6

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 132-133.

7

(18)

dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.8

Ibnu Khaldun merumuskan tujuan pendidikan agama Islam sesuai dengan firman Allah Surat Al-Qashash ayat 77:9





















Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dari ayat diatas Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam terbagi atas dua macam, yaitu:

a. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu mendorong seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah.

b. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain

4. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama

Secara global, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu:10

8

Zakiah Daradjad. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hal. 172

9

Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan Kerangka Dasar Operasionalusasi. (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161.

10

(19)

1) Aspek fisiologis (jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ – organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

2) Aspek psikologis

Aspek psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Aspek ini dibagi pula atas:11

a) Inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ – organ tubuh lainnya.

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,

barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif berupa antusias dan semangat merupakan pertanda awal yang baik dalam proses belajar siswa. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap diri sendiri dan mata pelajaran yang akan diajarkannya.

11

(20)

c) Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing. Bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu. Dalam hal ini, orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anak pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu.

d) Minat siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang – bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara membangun sikap positif pada siswa.

e) Motivasi siswa

(21)

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.12

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman – teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman sepermainannya. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat yang muncul dari orang tua dan keluarga akan memberi dampak pada anak itu sendiri.

2) Lingkungan Non-Sosial

Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan guru dan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.13

B. Integrasi Kurikulum

1. Pengertian Integrasi Kurikulum

Secara terminologi, Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan istilah kurikulum berasal dari

12

Ibid., hal. 137-138

13

(22)

bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh

seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.14

Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi

populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah

“rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya

dengan rencana pelajaran.15

Dengan kata lain, Integrasi kurikulum adalah pembauran atau penyatuan yang terjadi antara kurikulum yang ada terhadap mata pelajaran yang terdapat di sekolah. Dalam hal ini adalah Pendidikan Agama yang terdapat di Sekolah Alam. Selain mengintegrasikan antara kurikulum dengan Pendidikan Agama, Sekolah Alam juga hendaknya mempunyai interkasi pendidikan antara orang tua dengan anaknya, karena dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat.16 Jadi Integrasi dan interaksi harus selaras, antara Sekolah Alam, Pendidikan Agama dan orang tua.

14

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 16.

15

S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2.

16

(23)

2. Komponen Kurikulum

Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain.17

Cara pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum ada 4 yaitu: a. Komponen Tujuan

Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi:

1) Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual peserta didik.

2) Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para peserta didik.

3) Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik.18

Sekilas jika diperhatikan dari tujuan diatas merupakan tujuan pendidikan islam, karena antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan islam cenderung mempunyai kesamaan yang kuat yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengentahuan intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata pelajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.19

b. Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi.

17

Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 9

18

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakata: PT Rhineka Cipta, 2004, hlm.23

19

(24)

Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.20

c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana

Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta didik. d. Komponen Strategi Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.

Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik

e. Komponen Proses Belajar Mengajar

Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku

20

(25)

peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.

Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.21

f. Komponen Evaluasi atau Penilaian

Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat keberhasilan dari semua komponen.

Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.

Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum.

Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah

21

(26)

evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan bermakna.

Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan.22

C. Sekolah Alam

1. Latar Belakang Sekolah Alam

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.23 Pada bidang pendidikan konsepsi sekolah merupakan salah satu unsur penting keberlangsungan sistem pendidikan nasional. Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternative yang sekarang diminati adalah sekolah alam.

Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini,dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam.24 Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia mampu menghasilkan karya-karya fenomenal lantaran memanfaatkan alam. Diantaranya, Isaac Newton yang berhasil menemukan ide tentang

22

Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.131-132

23

Khaeruddin,dkk.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Yogjakarta:NuansaAksara,2007), Cet.I,hlm.3

24

(27)

teori gravitasi hanya karena duduk dibawah pohon apel yang buahnya terjatuh di dekatnya.

Sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stress yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Itulah yang terjadi dikelas-kelas sekolah saat ini.25

Berdirinya sekolah alam ini terutama dilatarbelakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistem belajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengan kualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar. Bahkan buku berjudul Gadis Kecil di Depan

Jendela karya Toto Chan, menjadi inspirasi kelahiran dan pengembangan

sekolah alternatif berbasis alam. Karena di sekolah yang digambarkan di buku tersebut menerima berbagai keunikan anak dan fasilitas yang ada di sekolah tersebut menyatu dengan alam.26 Selain itu sekolah alam adalh sekolah yang menggunakan kurikulum yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis, serta menggunakan alam sebagai media belajar (Kauniyah) dan bertujuan ,emaksimalkan potensi fitrah manusia sebagaimana terdapat dalam surat Al-Isra‟84 dan At-Tin „3

Di harapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan.

25

Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta:Departeman Pendidikan Nasioanal, 2002), hlm. 1

26

(28)

2. Pengertian Sekolah Alam

Sekolah alam27 berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh makhluk di alam semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai dengan kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju kualitas manusia yang paripurna.

Sekolah alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Sekolah alam menjadi sebuah impian yangj adi kenyataan bagi mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan.

Diharapkan dari adanya alternatif sekolah alam tidak sekedar perubahan sistem, metode dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri.Target strategisnya adalah anak didik dapat menjadi investasi sumberdaya manusia untuk masa depan yang menghargai dan bersahabat dengan alam.

Sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang positif. Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan berlebih yangdimilikinya.28

Sebagai sekolah alam, lanskap sekolah adalah jantung sekolah. Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni dengan alam.29 Hakikat dari konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis konsep pendidikan yang

27

Penggagas sekolah alam di Indonesia, Lendo Novo,merintis berdirinya sekolah alam sejak 20 tahun silam. Puncak dari pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan konsep sekolah di alam terbuka terjadi pada tahun1997, saat ia dan rekan-rekannya mendirikan Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan. Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan, melalui sekolah alam dia berharap akan terlahir generasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan. "Kalau dari kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan di tanamkan semangat mencintai lingkungan,maka begitu besar ia tidak akan melakukan penebangan pohon".

28

Satmoko Budi Santoso,op. cit., hlm.13

29

(29)

memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.

3. Bentuk Pembelajaran di Sekolah Alam

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.30

Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah“interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu”.31

Pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah berbasis alam. Sekolah alam dalam pembelajarannya menekankan proses keterpaduan manusia bersama alam yang ada pada lingkungan sekitar

(insitudevelopment).

Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media pendidikan, observasi dan riset.32 Sesuai dengan ajaran Islam manusia disilahkan untuk memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan vital manusia dan akan dipertanggungjawabkan perbuatan di atas bumi.33 diantara cara terbaik yakni mengintegrasikan sains dengan al Qur‟an, atau dikenal dengan istilah integrasi ilmiah ilahiah. Dengan cara mengamati dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa

30

Oemar Hamalik ,op. cit., hal. 7

31

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep ,Karakteristik dan Implementasi),

(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.100

32

Septriana,op.cit.,hlm.81

33

(30)

mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-khafi ayat109:

دفنت أ لبق رحبل دفنل يبر ت لكل ًد دم رحبل ك ول لق

ًددم هلث ب ن ج ولو يبر ت لك

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".34

Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran dengan konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda.35 Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan namanya, suasana yang disuguhkanpun membuat siswa dekat dengan alam.

Siswa sekolah alam merupakan anak usia sekolah yang disesuaikan dengan jenjangnya, sehingga tidak membeda-bedakan. Dalam praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran (learning experience).

Dengan menggunakan metode belajar aktif di mana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal

(student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran

tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar).36

34

Departemen Agama RI, Al-Qur¶an dan Tarjamahnya, (CV.Diponegoro, 2004) hlm.243

35

Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at, 12Februari 2010, hlm.18

36

(31)

Guru atau tenaga pengajar sekolah alam yang baik tentu merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan kemandirian yang bagus dan memadai. Sehingga diharapkan mampu mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran model sekolah alam. Guru sekaligus sebagai fasilitator dan patner yang baik bagi anak didiknya.

Dalam pembelajarannya konsep sekolah alam yang dipakai adalah dengan cara belajar sambil bermain dengan harapan orientasi fokusnya mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak dengan meto depencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak dalam bentuk permainan tertentu. Metodologi pembelajaran yang dipakai cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir inovatif yang baik dalam bentuk action learning (praktik nyata).37

Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain. Yang sangat penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa semua makhluk berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun bagaimana memahami seberapa jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.

Dengan kata lain pada Sekolah Alam, antara kurikulum, toleransi sosial, dan pemanfaatan kehidupan keseharian dapat ditarik benang merah transformasi ilmu secara teknis, moral, kemanusiaan dan sebagainya.

4. Metode Pengajaran a. Pengertian Metode

2010, hlm.04

37

(32)

Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly berasal dari kata meta yang berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.38

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.

Adapun syarat – syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode pengajaran adalah :

1) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

2) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya

3) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

4) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi (pembangunan).

5) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha pribadi.

6) Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang nyatra dan bertujan.

38

(33)

7) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.39

b. Kedudukan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Itulah sebabnya, para ahli pendidikan sepakat bahwa seorang pendidik yang ditugaskan mengajar di sekolah haruslah pendidik yang mempunyai kompetensi profesional. Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).40

Salah satu kemampuan pendidik yang berhubungan dengan kompetensi profesional adalah pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subject matter yang diajarkan serta kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Maka dari itu seorang pendidik harus memiliki penguasaan yang prima terhadap metode pembelajaran karena suatu materi pelajaran dapat disampaikan secara efisien, efektif dan terukur dengan baik, serta dapat dilakukan perencanaan dan perkiraan dengan tepat melalui metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan.

Mahmud Yunus sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa metode itu lebih baik dari materi (al-tariqah

ahammu min al-madah).41 Hal senada juga diungkapkan oleh Ali

Syari’ati bahwa “seseorang boleh kehilangan sesuatu, namun tidak

39

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.(Jakarta : Quantum teaching, 2005), hal. 52-53

40

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Pendidik

(Jakarta: Rajagrafindo, 2011), 23.

41

(34)

boleh kehilangan metode mencari sesuatu itu.”42

Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa betapa pentingnya suatu metode, karena dalam dunia pendidikan metode sebagai salah satu komponen sistem proses pembelajaran memiliki fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi dan metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, setiap pendidik perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dalam proses pembelajaran.

5. Macam – Macam Metode Mengajar a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.43

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi yaitu suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama dengan lebih jelass dan teliti tentang sesuatu, atau menyelesaikan keputusan bersama. Guru memberi kesempatan pada

42Ali Syari’ati,

Sosiologi Islam (Bandung: Mizan, 1988),hal 34.

43

(35)

siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.44

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik.45

e. Metode Diskusi

Metode Diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.

f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi dan eksperimen adalah metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.

g. Metode Sosio Drama (role-playing)

Metode sosiodrama (role-playing) pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dan hubungannya dengan masalah social.

h. Metode Team Teaching

Metode sistem regu (team teaching), merupakan metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara

44

J.J. Hasibuan, Moedjiono. Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet-2, hal 20.

45

(36)

formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.

i. Metode Resitasi (Penugasan)

Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya. Metode resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.46

j. Metode Discovery (Penemuan)

Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini:

2) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, 3) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa,

4) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, 5) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai

salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, 6) Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan

mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

6. Metode Pengajaran di Sekolah Alam

Meski kurikulum tetap mengacu kepada Depdiknas, sekolah

46

(37)

alam mengembangkan konsep sekolah berbasiskan alam. Metode belajar mengajarnya lebih banyak menggunakan action learning atau belajar aktif. Sekolah alam merupakan sebuah model pendidikan yang berusaha mengadaptasi apa yang telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW pada masanya di masa kini, dan masa di mana generasi Rabbani kelak menjadi pemimpin di muka bumi.

Selain itu, metode pengajaran di sekolah alam bersifat

thematic integrated¸ jadi sesering mungkin guru mengintegrasikan

tema alam dengan mata pelajaran. 47

Pada dasarnya metode pengajaran di Sekolah Alam terbagi menjadi, yaitu:

1) Media pendidikan, Observasi dan Riset. Dengan cara mengamati dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah.

2) Modal Produksi (Magang dan Dagang). Dengan mengolah hasil dari praktik di alam,diharapkan mampu membiayai diri sehingga secara langsung belajar hidup mandiri.

3) Sarana pengembangan manusia. Manusia yang tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksinya dengan alam akan menghasilkan manusia yang berakhlak mulia terhadap sang Khaliq (Ibadah), sesama manusia dan mahluk lainnya (Mua’malah) serta adil dan cinta damai (Khalifah).48

D. Kerangka Berfikir

Pendidikan Agama Islam pada sekolah formal mengikuti kurikulum yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan. Namun pada Sekolah Alam, pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki kurikulum tersendiri yang dirancang untuk memenuhi pembelajaran pada tingkat pendidikan setara

47

Wawancara dengan , Donny Prayudi, M.BA (head master high school SoU) Kamis, 13 Agustus 2015 di SoU

48

(38)

dengannya. Inilah yang membuat sekolah alam berbeda dengan sekolah formal pada umumnya.

Kurikulum pada Sekolah Alam lebih mengedepankan pembelajaran aktif dan berbasis alam. Alam yang digunakan sebagai basis pembelajaran memberi warna baru dalam pembelajaran dan tentu menarik banyak minat dan antusias peserta didik dalam setiap pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau mentornya. Oleh karena itu, metode yang mereka terapkan tentu sangatlah berbeda dibandingkan pada sekolah formal pada umumnya. Metode yang tepat dalam penerapannya akan mengintegrasi setiap pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

E. Penelitian Yang Relevan

Secara umum, penelitian tentang sekolah alamtelah mulai dilakukan para peneliti diberbagai tempat. Adapun diantaranya adalah:

1. Agus Thohir. Implementasi Model Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri, 2010.

Kesamaan penelitian diatas dengan yang akan penulis lakukan adalah sama – sama membahas sekolah alam sebagai pendidikan alternatif. Perbedaannya adalah penelitian diatas mengambil objek penelitian pada pendidikan anak usia dini atau setara dengan tingkat sekolah dasar, sedangkan yang akan penulis teliti mengambil objek tingkat menengah dan menjabarkan integrasi Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum sekolah alam

2. Muri Yusnar. Pendidikan Agama Islam Berbasis Alam Pada Sekolah Alam Bogor, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota

Bogor, Jawa Barat. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009.

(39)

Sekolah Alam, sedangkan yang akan penulis teliti adalah bagaimana integrasi atau hubungan kurikulum yang dibuat sekolah alam terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. M. R. Fikri Salam. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Alam. Bandung: Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.

(40)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di School Of Universe, Parung Bogor, Jawa Barat. Adapun waktu yang direncanakan selama melakukan penelitian adalah bulan Agustus 2015.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh bersifat empiris dengan kriterianya yaitu, valid, reliabel dan obyektif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.1

Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata yang terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan metode dan pendekatan ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, banyak variasi teknik pengumpulan data untuk mendukung dan menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah:

1

(41)

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi khusus yang diadakan.2

Pada saat melakukan observasi, penulis terlibat langsung dalam kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Keberadaan penulis sebagai peneliti telah diketahui oleh subjek yang diteliti dan telah dianggap sebagai bagian dari mereka sehingga keberadaan penulis tidak mengganggu atau mempengaruhi sifat naturalistiknya. Cara ini dilakukan untuk memudahkan akses mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Wawancara

Untuk teknik pengumpulan data selanjutnya peneliti menggunakan wawancara dan dialog secara mendalam (indeph interview) kepada pihak yang bersangkutan. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.3

Dalam hal ini digunakan wawancara terstruktur guna memperoleh informasi yang utuh dan terfokus pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Beberapa pertanyaan wawancara dirumuskan sebelum melaksanakan wawancara kepada pihak homeschooling dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Tujuan wawancara pada penelitian ini adalah untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti. Wawancara akan dilakukan terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kamyabi Homeschooling. Secara mendalam wawancara akan dilakukan meliputi proses pembelajaran yang terdiri dari rencana,

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993), cet ke-9, hal. 102

3

(42)

tujuan, kegiatan, materi, media dan penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam.

3. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain – lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film, dan lain – lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.4

Dalam penelitian ini, penulis melakukan dokumentasi seperti mengambil gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta beberapa gambar pada fasilitas yang ada di School of Universe.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.5

Adapun proses analisis data yang penulis rancang adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokukan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

4

Ibid., hal. 326

5

(43)

membuang membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang cukup jelas.

2. Kategorisasi / pengkodingan

Koding dimaksudkan utuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian pada gilirannya peneliti akan menemukan makna dari data yang dikumpulkannya.6

Peneliti melakukan teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, data pendukung dan data utama ditranskipkan. Kemudian, transkip yang diperoleh dari hasil wawancara diseleksi dan diserahkan menggunakan kategorisasi dan pengkodingan agar mempermudah proses pengklasifikasian. Selanjutnya hasil kategorisasi tadi dideskripsikan dan dianalisa dan memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian.

6

(44)

35 A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya School of Universe

Setiap ciptaan pasti mempunyai latar belakang, hal ini karena latar belakang berisi tujuan dan harapan suatu penciptaan, termasuk dalam mendirikan suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini School of Universe yang merupakan salah satu lembaga pendidikan juga mempunyai latar belakang, yang berisi tujuan dan alasan dari berdirinya lembaga pendidikan tersebut.

Our Common Future” atau Hari Depan Kita Bersama adalah sebuah pesan

yang mengajak setiap umat manusia untuk merancang sebuah aksi global yang bertema: “Dari Satu Bumi Ke Satu Dunia”. Terkait dengan fakta bahwa hanya ada satu b

Gambar

Tenaga Pengajar dan Tata Usaha Tabel 1 School of Universe
Tabel 2
Tabel 3 Keunikan Sekolah
Tabel 4 Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah
+4

Referensi

Dokumen terkait

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Portal komunitas atau community portal merupakan salah satu jenis portal yang sedang digemari saat ini. Contohnya adalah friendster, portal komunitas ini mampu menjaring

Aktifitas proses bisnis (lihat Gambar 2)dimulai dengan login oleh asisten dimana asisten bertanggung jawab atas manajemen data diantaranya mengupload modul, tugas serta

Negara Republik Indonesia mempunyai wilayah yang luas dengan karakteristik daerah yang berbagai macam. Letak seko lah dasar tersebar di seluruh pelosok tanah air dari daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koloni yang tumbuh pada media Brain Heart Infusion (BHI) dari 10 sampel 6 sampel positif yang terlihat dari warna keruh, Pewarnaan Gram

Sehingga dalam tugas akhir ini akan dimodelkan batang kantilever dengan pemasangan material cerdas berupa material piezoelektrik sebagai sensor dan aktuator untuk

Biaya variabel yaitu tenaga kerja biaya tenaga kerja yang dihitung hanya biaya pemeliharaan rambutan sebesar Rp 160.963.33 didapat dari jumlah orang kerja dikali hari

Gambar 2.8 merupakan proses pembakaran dimana oksigen dan fuel berubah menjadi produk yang baru, Dalam proses pembakaran disuplai oleh pompa bahan bakar ( fuel ), di