ABSTRAK
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian pada Organisasi nirlaba Ikatan Warga Margaasih Sentosa (IWAMAS), Kabupaten Bandung. Fenomena yang terjadi pada IWAMAS adalah penurunan arus kas bersih pada periode tahun 2013. Tujuan dari penelitian yang dilakukan di IWAMAS adalah untuk mengetahui penyajian arus kas dan pengelolaan arus kas pada Organisasi IWAMAS. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penulis tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek, hanya melihat lalu memaparkannya dalam bentuk laporan penelitian.
Analisi pengelolaan arus kas pada Organisasi IWAMAS telah sesuai dengan yang dinyatakan oleh IAI namun ada sedikit perbedaan dan pada penyajian arus kas terdapat banyak pengeluaran. Agar arus kas selalu terjaga dan kebutuhan utama bisa terpenuhi dengan baik. Penambahan pengeluaran dilakukan jika ada pemasukan tambahan. Sehingga pengeluaran kas dan pendapatan seimbang.
cash flow management on Organization IWAMAS. The methods used by the author in this research is descriptive methods, descriptive methods i.e. authors do not change. Descriptive methods i.e. authors do not alter, add to or held against the manipulation of objects, just looking and then expose it in the form of research reports.
Analysis on cash flow management Organization has been IWAMAS as stated by IAI, however there is little difference in presentation of cash flow and there are a lot of expenses. Cash flow to always be maintained and can be met with both main needs .Additional expenditure carried out if there is extra income . So that the spending of cash and income balanced.
Password: of the analyses, management, cash flow
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Organisasi nirlaba atau organisasi
non-profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Karakter dan tujuan dari organisasi non-profit menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi profit. Organisasi non-profit
berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atau komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya jelas-jelas bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi
non-profit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia. (Komang, 2010 : 31)
Pada dasarnya arus kas dalam perusahaan dapat ditelusuri dari aktivitas-aktivitas dalam perusahaan, sebab seluruh aktivitas perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan kas. Dalam melaksanakan aktivitas perusahaan pengeluaran kas untuk beban dan lainnya tidak dapat
dihindarkan (Golrida Karyawati P : 2015).
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian mengenai bagaimana Organisasi IWAMAS memperoleh sumber dana dan penggunaan dana yang diperolehnya dan hasilnya akan dituangkan dalam laporan Tugas Akhir dengan Judul
“ANALISIS PEGELOLAAN ARUS KAS PADA ORGANISASI IKATAN WARGA MARGAASIH SENTOSA (IWAMAS) KABUPATEN BANDUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat dan benar, maka arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Berdasakan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis menitikberatkan pada masalah yang terjadi pada Organisasi IWAMAS yaitu penurunan arus kas secara drastis.
1.3 Rumusan Masalah
arus kas pada Organisasi IWAMAS.
1.4 Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, informasi dan meninjau data tersebut sampai ditarik menjadi suatu kesimpulan mengenai sumber dan penggunaan modal kerja pada Organisasi IWAMAS yang dapat menunjang dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Adapun tujuan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui pelaporan
arus kas pada Organisasi IWAMAS.
2. Untuk mengetahui analisis pengelolaan arus kas pada Organisasi IWAMAS.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Organisasi Nirlaba
2.1.1 Pengertian Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No.45 bahwa “organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut”. (IAI, 2010: 45.1)
Definisi lain Lilis Setiawati, (2011 : 175) menyebutkan bahwa : “Organisasi nirlaba merupakan satu organisasi sosial yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Fokus dari visi dan misi organisasi nirlaba adalah pelayanan kepada masyarakat, seperti yayasan pendidikan, LSM, organisasi keagaaman, panti asuhan, panti wredha dan sebagainya”.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Organisasi Nirlaba itu adalah organisasi sosial yang didirikan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk kepentingan
Organisasi nonprofit mempunyai misi melayani publik dan konsumenya lebih terbatas sedangkan organisasi profit mempunyai motif untuk mencari untung, yaitu hanya melayani konsumen yang dapat memberikan keuntungan. Apabila dari suatu kelompok konsumen tidak akan diperoleh keuntungan maka organisasi bisnis umumnya tidak bersedia melayani (Salusu, 2010:47).
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang dan/ atau
jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. 3. Tidak ada kepemilikan seperti
lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.
2.1.3 Pajak Bagi Organisasi Nirlaba
Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang mana mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.
2.2 Arus Kas 2.2.1 Pengertian Kas
Menurut Harahap (2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut : yang disebabkan perubahan tingkat harga.”
2.2.2 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (2011:695),
menjelaskan bahwa: “Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan”. Arus kas (cash flow) merupakan jumlah uang yang mengalir masuk dan keluar dalam perusahaan. Pengertian laporan arus kas menurut Dwi Martani (2012:145) mengemukakan bahwa : “ Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan - laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
ditelusuri sesuai dengan masalah yang bersangkutan dengan objek akan diteliti. Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.
Menurut Sugiyono (2013:20) objek penelitian adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara memecahan masalah. Pada suatu penelitian diperlukan suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data dengan hati - hati yang berhubungan dengan pokok - pokok permasalahan sehingga akan mendapatkan suatu kebenaran data - data yang akan diperoleh, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.
Menurut Yvonne Agustine (2013:5) metode penelitian adalah:
“Sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian melalui penelitian”.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
diketahui arus kas yang tersedia untuk digunakan digunakan aktivitas operasi adalah Rp 1.768.862.075,39 dan berdasarkan perbandingan arus kas periode 2012 dan 2013 dapat diketahui penurunan arus kas bersih secara drastis di sebabkan adanya pengeluaran kas untuk pengeboran sumur sebesar Rp 192.123.575,00 dan setor ke Bank Mandiri sebesar Rp 329.500.000,00.
Masih ada sedikit kekurangan pada perencanaan arus kas. Terdapat perencaan yang kurang tepat sehingga menyebabkan nominal pada pencatatan arus kas keluar lebih besar atau lebih banyak dibandingkan dari tahun yang lalu.
Menurut
(www.ciputraentrepreneurship.com : 2015) “Orang yang pintar mengatur arus kas ia selalu berhitung kapan uang harus keluar dan untuk apa pengeluaran dilakukan. Jika kebutuhan bisa ditunda, maka ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan itu saat ini. Dengan begitu, arus kas selalu terjaga dan kebutuhan utama bisa terpenuhi. Penambahan pengeluaran hanya dilakukan jika ada penambahan pendapatan, sehingga antara pengeluaran dan pendapatan selalu terjaga dalam kondisi yang stabil atau sehat. Jika kondisi arus kas tidak dikelola dengan baik, perusahaan seperti ini tinggal menghitung hari”.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap analisis pelaporan arus kas pada Organisasi IWAMAS maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penurunan arus kas organisasi IWAMAS disebabkan masih ada sedikit kekurangan pada perencanaan arus kas. Terdapat perencaan yang kurang tepat sehingga menyebabkan nominal pada pencatatan arus kas
pada Organisasi IWAMAS sudah sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Namun pada analisis laporan arus kas Organisasi IWAMAS terdapat perbedaan dalam IWAMAS tidak memisahkan 3
menggabungka menjadi 1 laporan yang dimasukkan ke arus kas aktivitas operasi.
5.2 Saran
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Organsasi IWAMAS penulis akan mengajukan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi atau pihak-pihak lain yang bersangkutan, saran tersebut yaitu :
1. Sebaiknya perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dilaksanakan dengan tepat. Menunda kebutuhan yang sangat besar yang tidak ada pada perencanaan dan melaksanakan penundaan tersebut pada periode berikutnya dengan persiapan yang matang. Agar arus kas selalu terjaga dan kebutuhan utama bisa terpenuhi dengan baik. Penambahan pengeluaran dilakukan jika ada pemasukan
tambahan. Sehingga
pengeluaran kas dan pendapatan seimbang. Meskipun organisasi nirlaba tidak berprioritas pada pendapatan tetapi pengendalian arus kas juga penting untuk
kelangsungan hidup
oraganisasi.
komponen maka akan terlihat kas yang tersedia pada komponen-komponen tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan tidak terjadi penurunan arus kas secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Diana, Lilis Setiawati 2011.
Sistem Informasi Akuntansi, Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian Suatu Husein Umar. Desain Penelitian
MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan 2010, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2010.
Standar Akuntansi
Iwan Satibi.(2011). Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi
.Akuntansi Keuangan Versi IFRS +. Graha ilmu: Yogyakarta.
Salusu, J. 2010. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Cetakan Kedelapan, Jakarta: Gramedia.Raja Adri Satriawan Surya. 2012.Akuntansi Keuangan
Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima, Jakarta: Salemba Empat
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Penelitian Bisnis dan
2.1 Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba
meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik,rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi
jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan
beberapa para petugas pemerintah.
2.1.1 Pengertian Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No.45 bahwa “organisasi nirlaba memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut”. (IAI, 2010: 45.1)
Sedangkan berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Yayasan, yayasan adalah :
“Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yangdipisahkan dan
diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
Definisi lain Lilis Setiawati, (2011 : 175) menyebutkan bahwa :
“Organisasi nirlaba merupakan satu organisasi sosial yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Fokus dari visi dan misi organisasi nirlaba adalah pelayanan kepada masyarakat, seperti yayasan pendidikan, LSM, organisasi keagaaman, panti asuhan, panti wredha dan sebagainya”.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Organisasi Nirlaba itu adalah
organisasi sosial yang didirikan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk
kepentingan umum atau bersama tanpa bertujuan untuk memperoleh laba.
2.1.2 Ciri Organisasi Nirlaba
Organisasi nonprofit mempunyai misi melayani publik dan konsumenya lebih
terbatas sedangkan organisasi profit mempunyai motif untuk mencari untung,
yaitu hanya melayani konsumen yang dapat memberikan keuntungan. Apabila
dari suatu kelompok konsumen tidak akan diperoleh keuntungan maka organisasi
bisnis umumnya tidak bersedia melayani (Salusu, 2010:47).
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan
kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan,
atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan
proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau
pembubaran entitas.
2.1.3 Pajak Bagi Organisasi Nirlaba
Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang mana mereka tidak
mengambil keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau
lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh
kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak
semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak
untuk mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan
yang obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi
nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian
mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.
2.2 Arus Kas
2.2.1 Pengertian Kas
Menurut Harahap (2010:258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
2. tanggal jatuh temponya sangat dekat
3. kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.”
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk
menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas.
Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga
(efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham
biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas
karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar
bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas
dasar pembedaan harga jual dan harga beli.
Sedangkan menurut PSAK No.2 (IAI:2010:22)
”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”.
Definisi lain Soemarso S.R (2010 : 296), kas didefinisikan sebagai berikut : “Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan
kewajiban pada nilai nominalnya”.
Definisi kas menurut Dwi Martani, dkk (2012:80) mengemukakan :
“Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan”.
Dan Pengertian kas menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:66) adalah :
“Kas (cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar
akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya.”
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa kas adalah uang atau aset yang
dapat digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan perusahaan dan memiliki
sebuah nominal yang dapat digunakan sebagai pelunasan kewajiban perusahaan.
2.2.2 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (2011:695), menjelaskan bahwa:
“Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta
saldo kas pada tanggal pelaporan”.
Arus kas (cash flow) merupakan jumlah uang yang mengalir masuk dan keluar dalam perusahaan. Pengertian laporan arus kas menurut Dwi Martani (2012:145) mengemukakan bahwa :
“ Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu. Melalui laporan - laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
Sedangkan Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa :
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi”.
Definisi lain Menurut Brigham dan Houston (2010:53) arus kas bersih
(net cash flow) adalah :
“actual net cash yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan selama periode tertentu. Nilai dari suatu aktiva (perusahaan secara keseluruhan) ditentukan oleh arus kas yang dihasilkannya. Laba bersih perusahaan memang penting, tetapi arus kas bahkan lebih penting lagi karena deviden harus dibayarkan secara tunai dan karena kas diperlukan untuk membeli aktiva yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasi”.
Sedangkan menurut Temy Setiawan (2010:81) mengemukakan bahwa :
“Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas
masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama satu periode tertentu dan dilaporkan menurut aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.”
Dapat di simpulkan pengertian laporan arus kas adalah laporan kas masuk
dan kas keluar atau laporan penerimaan kas dan penggunaan kas pada suatu
perusahaan pada satu periode tertentu pengguna laporan keuangan dapat
mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara
kas.
2.2.3 Kegunaan dan Tujuan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2011), Laporan arus kas disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena
dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010:257), yaitu dapat
mengetahui :
1. “Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan,
mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan;
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang;
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu”.
Tujuan Laporan Arus Kas menurut Kieso dkk (2010:237) disebutkan bahwa:
“The primary purpose ofstatement ofcash is to provide relevant
information the cash receipts and cash payments ofan enterprise during
“Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah
perusahaan selama satu periode.”
2.2.4 Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas
dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh IAI (2010:2.10) sebagai berikut:
“Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktivitas tersebut”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga
komponen utama yang terdiri dari:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
2.2.4.1Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas
yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi
karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai.
Transaksitransaksi yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi
-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan
kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan arus kas masuk utama
bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya berasal dari bunga, dividen, dan
hal hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang utama adalah pembayaran
untuk pembelian persediaan dan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa dan
lainnya. Jumlah bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas operasi
adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Seperti halnya laba
bersih yang digunakan untuk meringkas semua yang ada dalam laporan arus kas,
arus kas dari aktivitas operasi adalah “bottom line” atau jumlah akhir dari laporan
arus kas. Prinsip dasarnya adalah aktivitas operasi harus berisikan pengaruh arus
kas dari pendapatan dan beban yang ada di laporan laba rugi. Beberapa contoh
arus kas dari aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:2.4)
adalah:
a. ”Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; pembayaran kas
kepada karyawan;
d. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya;
e. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
2.2.4.2Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi mencakup transaksi- transaksi atau kejadian-kejadian
pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan
aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian
serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas
investasi. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan
menagih pinjaman. Aktivitas investasi terjadi secara rutin dan menyebabkan
penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak dikelompokkan sebagai aktivitas
operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan aktivitas operasi
bisnis yang berjalan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2010:2.5) adalah:
a. “Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan”.
Pada waktu-waktu yang normal, kebanyakan perusahaan menggunakan
kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya, sehingga kas
positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih
cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.
2.2.4.3Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian yang
diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan
kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran
atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk
saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.
Transaksi-transaksi yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi
dan kejadian saat kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik
(pendanaan dengan modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang).
Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Contoh lainnya adalah pembayaran
untuk saham yang diperoleh kembali atau untuk melunasi obligasi dan
pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Sifat
aktivitas pendanaan adalah sama, apa pun jenis industrinya, tetapi aktivitas
operasi dan aktivitas investasi berbeda untuk masing masing jenis industri.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (2010:2.5) adalah:
a. “Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya; b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan;
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)”.
Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif (surplus)
ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang
positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar
daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki arus kas
negatif jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas
keluarnya.
2.2.5 Pelaporan Arus Kas Perusahaan
Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap
laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2.
Menurut IAI (2010:2.17), perusahaan harus melaporkan arus kas operasi dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut:
a. “Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba rugi atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan , dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan”.
Namun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam pernyataan No.2 paragraf 18
menganjurkan agar perusahaan melaporkan arus kas operasi ini dengan
menggunakan metode langsung . Sedangkan menurut IAI (2010:2.20) untuk
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sebuah unsur yang dapat diteliti dan dapat
ditelusuri sesuai dengan masalah yang bersangkutan dengan objek akan diteliti.
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek
penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung
masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.
Menurut Sugiyono (2013:20)objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Husein Umar (2010:29) mengemukakan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Sedangkan menurut Iwan Satibi (2011:74) adalah sebagai berikut :
“ Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan
merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa,
kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas
dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Laporan Arus Kas pada
Organisasi Ikatan Warga Margaasih Sentosa (IWAMAS).
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara memecahan masalah. Pada
suatu penelitian diperlukan suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan dan mencatat data dengan hati - hati yang berhubungan dengan
pokok - pokok permasalahan sehingga akan mendapatkan suatu kebenaran data -
data yang akan diperoleh, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya
langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.
Menurut Yvonne Agustine(2013:5)metode penelitian adalah:
“Sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi dalam memahami fenomena
yang menjadi perhatian melalui penelitian”.
Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Sedangkan Pengertian metode penelitian menurut Supriati (2012:5) adalah
sebagai berikut:
“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian
adalah mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis untuk dapat
mengemukakan Analisis Pengelolaan Arus Kas pada Organisasi Ikatan Warga
Margaasih Sentosa (IWAMAS).
Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif yaitu metode yang mengungkapkan, membahas masalah dengan
memaparkan, menafsirkan dan menggambarkan keadaan serta peristiwa yang
terjadi pada saat penelitiaan berlangsung untuk di analisa dan dibuat kesimpulan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) metode deskriptif adalah sebagai berikut:
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya
dipaparkan dalam laporan penelitian”.
Menurut Hamid Darmandi (2013:186) metode deskriptif adalah :
“Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.”
Sedangkan menurut Husein Umar (2013:22) metode deskriptif adalah sebagai
berikut:
“Metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif yaitu
metode penelitian yang mengungkapkan, membahas masalah dengan
fenomena yang diteliti sesuai fakta yang berhubungan dengan mengumpulkan,
menyajikan serta menganalisa data kemudian menarik suatu kesimpulan dari
keadaan suatu masalah yang di teliti. Dengan menggunakan metode deskriptif
inilah penulis menggambarkan Analisis Laporan Arus Kas pada Organisasi Ikatan
Warga Margaasih Sentosa (IWAMAS).
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang
bertujuan menggambarkan dan memaparkan keadaan yang ada diperusahaan.
Menurut Sugiyono (2013:27) menyatakan bahwa :
“Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (Field Research),
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang
menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder”.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis sebagai berikut :
1. Observasi
Pengertian observasi menurut Sugiyono (2010:144) adalah sebagai berikut : “Teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain.”
Menurut Yvonne Agustine (2013:56) menyatakan bahwa :
“Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai
mengumpulkan data dengan jalan dengan mengadakan pengamatan secara
langsung maupun tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam
perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan
melengkapi hasil penelitian pada organisasi IWAMAS.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013:34) menyatakan bahwa :
“Wawancara merupakan salah satu tekhnik pengumpulan data yang dapat
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai”.
Menurut Supriyati (2011: 48) wawancara adalah :
“Cara yang umum dan ampuh untuk memahami suatu keinginan atau
kebutuhan. Wawancara adalah teknik pengambilan data melalui pertanyaan
yang diajukan secara lisan kepada responden.”
Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa wawancara yaitu
teknik pengumpulan data mengadakan tanya jawab secara langsung dengan yang
diwawancarai yaitu antara penulis dan pihak yang berhubungan dengan objek
yang sedang diteliti . Penulis melakukan wawancara dengan bagian bendahara
pada Organisasi nirlaba IWAMAS.
3. Dokumentasi
Pengertian dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (2011:201) adalah sebagai
berikut :
bahwa :
“Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah
dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan”.
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen - dokumen yang tertulis berupa data yang akan diteliti.
Dokumen yang diberikan bagian akuntansi kepada penulis yaitu laporan arus kas,
laporan keuangan dan laporan laba rugi.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh
dan memiliki informasi yang jelasan tentang bagaimana pengambilan data
tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Sumber data yang diperoleh penulis
merupakan data yang didapat langsung dari Organisasi nirlaba IWAMAS.
Menurut Yvonne Agustine (2013:25) data sekunder yaitu :
“Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak lain”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) sumber data dibedakan menjadi dua,
adapun penjelasan mengenai pengertian sumber data primer dan sumber data
sekunder sebagai berikut:
1. “Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,
biasanya dapat melalui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain.
penjelasan mengenai pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder
sebagai berikut:
1. “Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi
dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian . 2. Data Sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil
penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”. (2013:137)
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber data primer
merupakan data yang langsung dapat dari perusahaan dan disajikan sebagai
sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau
perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara
penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara melalui pihak
perusahaannya langsung.
Sedangkan dari definisi sumber data sekunder di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum
penulis melakukan penelitian, yang dikategorikan sebagai data sekunder, misalnya
melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca, mempelajari dan
memahaminya.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sumber
data primer dan sumber data sekunder. Dimana sumber data primer adalah data
yang diperoleh secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan,
wawancara, serta data atau berkas yang diberi oleh perusahaan yaitu berupa
langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum penulis
melakukan penelitian. Yang dikategorikan sebagai data sekunder, yaitu melalui
buku-buku, e-book, media internet, penelitian terdahulu mengenai Laporan Arus
CASH FLOW MANAGEMENT
AT ORGANIZATION IKATAN WARGA MARGAASIH SENTOSA
(IWAMAS)KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Pada Program Studi Akuntansi Diploma Tiga (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh : Riskomara Diannur Galih
21312016
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Rumusan Masalah ... 4
1.6.2 Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Organisasi Nirlaba ... 8
2.1.1 Pengertian Organisasi Nirlaba... 8
2.1.2 Ciri Organisasi Nirlaba ... 9
2.1.3 Pajak Bagi Organisasi Nirlaba ... 10
2.2Arus Kas ... 10
2.2.1 Pengertian Kas ... 10
2.2.2 Pengertian Laporan Arus Kas ... 12
2.2.3 Kegunaan dan Tujuan Arus Kas ... 13
2.2.4 Komponen Laporan Arus Kas ... 15
2.2.4.1Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 15
2.2.4.2Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 17
2.2.4.3Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan... 18
2.2.5 Pelaporan Arus Kas Perusahaan... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelilian ... 29
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 29
4.1.1.1Sejarah Singkat Perusahaan ... 29
4.1.1.2Struktur Organisasi... 31
4.1.1.3Uraian Tugas ... 33
4.1.1.4Aktivitas Organisasi ... 34
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 36
4.1.2.1Penurunan Arus Kas Pada Organisasi IWAMAS ... 36
4.1.2.2Analisis Laporan Arus Kas Organisasi IWAMAS... 45
4.2Pembahasan ... 45
4.2.1 Penurunan Arus Kas Pada Organisasi IWAMAS ... 46
4.2.2 Analisis Laporan Arus Kas Organisasi IWAMAS... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 49
Hal
Hal
Tabel 1.1 Perbandingan Arus Kas ... 3
Tabel 2.2 Time Schedule Tugas Akhir ... 7
Tabel 4.1 Neraca IWAMAS ... 36
Tabel 4.2 Neraca Perbandingan IWAMAS ... 38
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi IWAMAS ... 40
Tabel 4.4 Laporan Arus Kas IWAMAS ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian dan Pengumpulan Data ... 53
Lampiran 2 Surat Keterangan Persetujuan Penelitian ... 54
Lampiran 3 Neraca ... 55
Lampiran 4 Laporan Laba Rugi ... 56
Lampiran 5 Laporan Arus Kas ... 57
Lampiran 6 Berita Acara Bimbingan ... 58
Perancangan,Proses dan Penerapan. Edisi I. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Ardana, Komang, dkk. 2010. Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Donal E Kieso, dkk. 2010 .Accounting Principles-Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Dermawan Sjahrial. 2010. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media : Jakarta.
Dwi, Martani., dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Husein Umar. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma
Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2010.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan 2010, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat : Jakarta.
P. Glorida Karyawati.Juli 2015. “Memahami Laporan Arus Kas” (Online)
(http://www.sampoernauniversity.ac.id/bachelor-of-business/memahami-laporan-arus-kas, diakses juli 2015).
Raja Adri Satriawan Surya. 2012 .Akuntansi Keuangan Versi IFRS +. Graha ilmu: Yogyakarta.
Salusu, J. 2010. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Cetakan Kedelapan, Jakarta: Gramedia.Raja Adri Satriawan Surya. 2012.Akuntansi Keuangan Versi IFRS +. Graha ilmu: Yogyakarta
Setiawan, Temy, 2010, Mahir Akuntansi, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Soemarso S.R, 2010, Akuntansi : Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima, Jakarta: Salemba Empat
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Supriyati. (2012). Akuntansi Keuangan Bisnis. Bandung: LABKAT PRESS UNIKOM
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
serta ridho-NYA penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, para sahabat,
keluarganya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya sampai akhir
zaman. Di dalam Tugas Akhir ini penulis membahas tentang “Analisis Pengelolaan
Arus Kas Pada Organisasi Ikatan Warga Margaasih Sentosa (IWAMAS)
Kabupaten Bandung”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai
salah satu syarat sidang dalam menempuh jenjang studi Diploma III program studi
akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Laporan Tugas Akhir ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan pada organisasi nirlaba Ikatan Warga
Margaasih Sentosa (IWAMAS).
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan.
Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis sehingga Laporan Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA Selaku ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Wali Kelas 3AK-8.
5. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran serta masukan yang sangat
bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Bapak Ibu Dosen pengajar Universitas Komputer Indonesia.
7. Seluruh Staf Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Komputer
9. Untuk Mama dan Papa terimakasih banyak atas dukungan dan doa-doa yang
selalu dipanjatkan untuk kemudahan Penulis dalam menyelesaikan studi di
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
10.Untuk kakak-kakak terimakasih untuk terus menyemangati dan memotivasi
Penulis agar menyelesaikan Studi di Universitas Komputer Indonesia.
11.Untuk teman-teman kelas 3AK8 terimakasih telah saling menyemangati satu
sama lain.
12.Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi penulis.
Bandung, Juli 2015
DATA PRIBADI
Nama : Riskomara Diannur Galih
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 23 Februari 1994
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Nilem 3 No.16 RT 03 RW 16 Margaasih Kec. Margaasih Kab. Bandung (40215)
Telepon : 083822992014
Email : riskomaradiannurgalih@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 : SDN Sudirman V Cimahi
2006 – 2009 : SMPN 2 Cimahi
2009 – 2012 : SMAN 6 Cimahi