• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan suami dalam membina keluarga sakinah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan suami dalam membina keluarga sakinah"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

utO|mゥセ

PERANAN SUAMI DALAM MEMBINA

KELUARGA SAKINAH

Skripsi

Ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I)

Oleh:

Asral Puadi

セN

104011000046

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARJF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008/1429 H

(2)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Asral Puadi

Nim Jurusan Fakultas

: I04011 000046

: Pendidikan Agama Islam : I1mu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S 1) di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakart'L

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi berdasarkan Undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatull<lh Jllkarta.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBlMBlNG SKRIPSI

PERANAN SUAMI DALAM MEMBINA

KELUARGA SAKINAH

Skripsi

Ini diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan K<,:guruan Untuk memenuhi syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.i)

Oleh:

Asral Puadi NIM. 1040 I 1000046

o;vu ...h bimbingan

f'

Prof alman H n M. A

NIP. ISO062568

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMUTARBIYAHDAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

Skripsi berjudul: "Peranan Suami dalam Membina Keluarga Sakinah" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 22 Juli 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh ge1ar sarjana SI (S. PdJ) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 22 Juli 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua JurusanIProgram Studi) Dr.H Abd. Fatah Wibisono, M. A

NIP. : 150236009

Tanggal Tanda tangan

J9){?cDP.'8

..

LLセ

..'

Sekretaris (Sekretaris JurusanlProdi) Drs. Sapiudin Shidig, M. Ag

NIP. : 150299477

2.1

"fY"

J

Mセ

,..

セO⦅セ

·ff.. ···

.

PengujiIT

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag NIP. : 150299477

Penguji I

Dr.H.Abd. Fatah Wibisono, M. A NIP. : 150236009

Mengetahui:

(5)

ABSTRAK

Asral Puadi

"Perlman Suami dalam Membina Keluarga Sakinah"

Islam telah menetapkan bahwa suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin. Namun, tidak semua suami mengerti dan memahami tentang peranannya dalam rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya, terkadang suami cenderung ingin lepas dari peranannya itu, bahkan tidak mau peduli sarna sekali. Selain itu dampak dari ketidak mengertian dan pemahaman suami tentang peranannya sebagai kepala rumah tangga, terutama dalam membina keluarga yang sakinah juga akan terlihat pada masyarakat.

Oleh sebab itu dirasa sangat perlu adanya pemahaman tentang peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Peranan suami dalam hal ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam menciptakan keluarga yang

sakinah, mawaddah warahmah, sesuai dengan kedudukan suami dalam rumah

tangga. Peranan suami, yang akhirnya menjadi tanggung jawabnya hams dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab agar suami tidak merasa sebagai kepala rumah tangga yang berhak melakukan apa saja terhadap keluarganya sesuai dengan yang ia inginkan, apalagi melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yang umumnya dilakukan oleh kaum pria, yaitu suami. Justru sebaliknya suami hams bisa menjaga dan mengayomi seluruh anggota keluarganya, serta mendidiknya, sehingga angota keluarga itu merasa tentram berada di dalam keluarganya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Dengan menggunakan metode Tafsir Maudhu'i (Tematik), maka diperoleh data-data bahwa Islam telah menetapkan peranan-peranan yang dimiliki oleh suami, dimana peranan ltu akan menjadi tangung jawab suami dan akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah di akhirat kelak.

(6)

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah Tuhan Semesta

Alam, berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah pejuang

agama Islam dan teladan teladan yang terbaik Nabi Muhammad saw. beserta

keluarga, sahabat-sahabatnya dan kepada selulUh umat Islam di seluruh alamo

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempumaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan Yllng penulis miliki,

demi selesainya skripsi ini dan agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca

sekalian.

Sebelumnya penulis mengucapkanjazakumullah khairan katsiran kepada

kedua orang tua tercinta. dengan curahan cinta dan kasih sayangnya. kerjll

kerasnya, serta doa yang selalu dipanjatkan, telah mengantar penulis

menyelesaikan pendidikan S1 di DIN Jakarta, semoij;a Allah selalu ュ・ョェ。セ。 serta memberikan rahmat, nikmat beserta karunia-Nya kepada mereka.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas IImy

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak

mendapatkan bantuan, motivasi serta bimbingan dan berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1.Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakartll.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fal.'1.l1tas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif

(7)

4. Bapak Prof Dr. H. Salman Hamn, MA., sebagai dosen pembimbing materi

dan teknik penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu,

mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian, dan kemudahan dalam

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis

dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Elman Sadri, sebagai penasehat akademik yang telah

membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Seluruh keluarga di rumah khususnya orang tua tercinta"MyEndless Love"

Apak (Muris) dan Amak (Nurisna) yang telah mencurahkan segala kasih

sayang dan tenaganya, serta yang selalu memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada segenap teman·teman seperjuangan PAl kelas B·04 dan ternan·

ternan kosan di Bait An-Najwa, sertaspecialforVera Fauziah yang selama

ini selalu saling melengkapi, memberikan pengalaman dan motivasi serta

doa kepada penulis.

Kepada semuanya yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak

bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar.besamya, semoga Allah swt. membalas kebaikan dan bantuan yang telah

mereka berikan selama penulisan. Apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan

dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan. Semoga skripsi ini dapat membuka

cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan

semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin...

Jakarta, 15 Juli Z008

(8)

Kata Pengantar .

Daftar lsi . .

11

IV

BAB I PENDAHULUAN ,. I

A. Latar Belakang Masalah... I B. ldentifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 11

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 12

D. Metode Pembahasan 12

E. Tinjauan Pustaka .. 13

BAB II SUAMISEBAGAIKEPALARUMAHTANGGA 15

A. Fungsi Suami 15

B. Kedudukan Suami ,. 23

C. Kewajiban Suami 29

BAB ill PERANAN SUAMI DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA

YANGSAKINAH 45

A. Memberikan Teladan 45

B. Bertanggung Jawab ,. 58

C. Menciptakan Rumah Tangga Sakinah 67

BAB IV PENUTUP 73

A. Kesimpulan... 73

B. Saran-saran 74

(9)

BABI

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Islam merupakan risalah terakhir dari langit ke bumi yang universal. Dan Islam pulalah yang telah membawa dunia menuju revolusi besar dalam berbagai aspek kehidupan. Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, dan

b . 1

se agamya.

Aturan itu diramu dengan sangat sempurua, sehingga umat yang patuh pada aturan yang dibuat akan menemukan suatu kebahagiaan dan kedamaian. Islam menata hidup perkawinan dengan sempurna, karena masalah ini adalah masalah pokok yang sangat vital. Melalui perkawinan manusia dapat saling mengasihi, menjalin hubungan kekeluargaan dan meneruskan keturunan. Kehidupan perkawinan merupakan industri pertama bagi umat sesudahnya untuk meningkatkan industri selanjutnya. Bayangkan, dengan perantaraan seorang suami dan istri, dengan perantaraan hubungan material dan individual, maka lahirlah putera-puteri yang mungil, dengan izin Allah2

(10)

Hikmah diciptakan oleh Allah manusia berpasang-pasangan yang berlainan bentuk dan sifat, adalah agar masing-masing saling membutuhkan, saling memerlukan, sehingga dapat hidup berkembang selanjutnya.3

Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan dorongan yang sulit dibendung. Oleh karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara laki-laki dan perempuan, mengarahkan pertemuan itu sehingga terlaksananya "perkawinan" dan beralihlah kerisauan laki-laki dan perempuan menjadi ketentraman dan sakinah4

Menurut pasal 1 undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974, menjelaskan bahwa "perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dengan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa".5

Perjanjian yang dibuat oleh seorang muslim untuk menjadikan seorang muslimah sebagai istri, merupakan perjanjian yang dibuat atas nama Allah. Karena itu hidup sebagai suami istri bukanlah semata-mata sebuah ikatan yang dibuat berdasarkan perjanjian dengan manusia, yaitu dengan wali dari pihak perempuan dan dengan keluarga perempuan itu secara keseluruhan, serta dengan perempuan itu sendiri, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah membuat perjanjian dengan Allah. Karena itu, pemikahan adalah salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.6

Allah Swt. berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21:

セM .JJ- セセMB Y' ⦅セZGNセZ C - 1'.'.1\ |セャBLGQG

t:..r

··f

:L.q '.'

⦅セQ MセエZZ '.

f

util '.

-('"""':11 l..J"-'?oJ '+.t'< セ • J.J セ (.)A r'" セ (j -- _ Uf'J

(n· )\) -.

.('J W pO'll⦅セjBB\ GセQ

...:..,L1J

_ z」ャ|セ MセHェ\

'".

I

, Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam: Ttmtunan Keluarga Bahagia (Jakarta: Pedoman lImu Jaya, 1994), Cel. Ke-3, h. 1.

4M. Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur'an,(Bandung:MiZ<1Il,2000), Cel. Ke-ll, h. 192.

(11)

3

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untllkmu isteri-isteri dari jenismll sendiri, supaya kamu cenderung dan l1lerasa tenteral1l kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beljikir"(Q, S. Ar-Rum: 21).

Ayat tersebut menggambarkan jalinan ketentraman, rasa kasih dan rasa sayang

sebagai suatu ketenangan yang dibutuhkan oleh masing-masing individu -

laki-laki dan perempuan - ketika jauh dari pasangannya. Setiap suami istri yang

menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan rumah

tangga mereka, ada ketenansan, ketentraman, kenyamanan dan kasih sayang.

Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan limpahan

materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai, sebab

kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap. Maka

dari itu, hanya densan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta dan

indahnya kasih sayang dan kerinduan7

Islam menjadikan keluarga sebagai tempat untuk menjaga diri, yaitu

menciptakan ketentraman dan keselamatan dari segala bentuk kejahatan yang

ditimbulkan oleh orang lain, sehingga keluarga harus dij adikan tempat tinggal

yang penuh dengan kebahagiaan agar seluruh anggota keluarga betah di rumah

dan selalu merindui. Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat80:

"Dan Allah l1lenjadikan bagil1lu rlIl1lah-rlIl1lahmu sebagai tempat tinggal ... "

(Q. S.An-NahI: 80).

Untuk mewujudkan keluarga seperti yang di atas, haruslab bersama-sama

antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan anugerah dari

Allah, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas hubungan suami dan istri

dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga menjadi sakinahmawaddah

wa rahmah.8

7LembagaDarut-Tauhid,Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam,TeIj. A. Churnaidi Umar,

(12)

"Kehidupan suami istri itu adalah rumus dari kebahagiaan dunia". Maka

ciptakanlah keluarga yang bahagia agar hidup di dunia juga bahagia.9

Oleh sebab itu, suami istri harus sarna-sarna menjaga dan menghormati ikatan

perkawinan yang telah dibuat sebagai sebuah ikatan yang suei. Agar perkawinan

itu menjadi kuat, diperlukan pengikat yang kuat pula. Adapun pengikat

perkawinan yaitu:

I. Mawaddah

Mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari

kehendak buruk. Prof. DR. Quraish Shihab mengatakan: "Mawaddah"

adalah "einta plus". Orang yang di dalam hatinya ada mawaddah tidak

akan memutuskan hubungan, seperti apa yang terjadi pada orang

bereinta. lni disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari

keburukan, sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dimasuki

keburukan.10

2. Rahmah

Prof. DR. Quraish Shihab mengatakan: "Rahmah" kondisi

psikologis yang muneul di dalam hati akibat menyaksikan

ketidakberdayaan. Rahmah menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak

eemburu buta, tidak meneari keuntungan sendiri, tidak menjadi

pemarah apalagi pendendam.11

Kualitas mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh

suami dan istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut,

apakah bahagia atau tidak. Lebih tegas Dr. Yusuf Al-Qardlawy mengatakan

"bahwa tidak ada artinya hubungan suami istri yang tidak didasarkan pada einta

dan kasih sayang, badan berdekatan namun ruh berjauhan". Jadi, tidak bisa kita

9 Abu Mohanuuad Jibril Abdurrahman, Karakteristik Lelaki Shalih, (yogyakarta: Wihdah

Press, 2000), Cet. Ke-3, h. 21.

(13)

5

sangkal bahwa istri tidak hanya membutuhkan makanan, mmuman, pakaian,

tempat tinggal dan segala kebutuhan material belaka, namun istri juga sangat

mengharapkan dari suami perhatian yang tulus, perkataan yang halus, wajah yang

cerah, senyum yang ceria, senda gurau yang menyenangkan, sentuhan yang

lembut, ciuman yang mesra serta berbagai perilaku mulia yang menyejukkan hati

dan mendinginkan gundahnya, bahkan itu semua melebihi daripada kebutuhan

material12 •

Pernikahan dalam Islam menawarkan ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran,

sehingga laki-Iaki dan perempuan bisa hidup bersama dalam cinta, kasih sayang,

kepahitan dalam hidup, harmonis, kerjasama, saling menasehati dantoleran

melet3.kkan pondasi mengangkat keluarga Islam dalam suatu lingkungan yang

lestari dan sehat.13

Untuk mewujudkan itu, tidak hanya perempuan yang hams dipilih oleh

laki-laki, tetapi perempuan pun diberi hak untuk memilih laki-l3.ki yang 3.kan

dijadikannya suami. Dan yang terbaik itu adalah yangbagl.lsagamanya.

Sebagaimana Rasulullah. saw. bersabda:

J

u:.::.

)';/1

:u:;g

1)...S:i ';l 0 10Y!"JJ! J..¥...l J

41:;.

0y..:.:.y

0-"

セャjャ

iセi

(u\.p.

eNI oIJ-.» セケZNNNャu

"Jilra datang seorang pelamar yangbagusagamanya kepadamu,malra

lrawinlranlah dia. Karena jika tidak, akan terjadi fitnah di atas burni dan

banyak kerusalran"(H.R.Ibnu Hibban).14

Selama ini, orang yang selalu di sorot dalam kehidupan rurnah tarigga adalah

seorang istri, karena dia memang dianggap sebagai yang pa.lingbertariggung

jawab tentang kehidupan di dalam rumah, mulai dari melayani suami, merawat

)2 'Adil FathiAbdulloh,Menjadi Suami Tercinla,TeJj. Bukhori Abu Syauqi,(pasuruan: Hila!

Pustaka, 2007). eet. Ke-I, h. xiii.

13 Muhammad Ali Al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, Telj. A1unad Baidowi, (Jakarta: PT

(14)

dan mendidik anak, ini berakibat ketika ada sesuatu kesalahan di rumah tangga itu, istri lah yang sering disalahkan.

Sejujurnya tidaklah pantas untuk selalu menyalahkan istri, karena suami pun ikut bertanggung jawab. Tidak becusnya seorang istri dalam melayani suami, tidak berhasil dalam mendidik anak dan lain sebagainya, juga menggambarkan bahwa suami tidak bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangga tersebut, sehingga ia tidak bisa membimbing istrinya.

Dalam kehidupan rumah tangga adakalanya laki-Iaki menjadi pemimpin bagi keluarganya, menjadi bapak bagi anak-anaknya, menjadi ternan hidup serta sebagai saudara bagi istrinya. Dengan demikian, istri bukanlah menjadi saingan bagi suami, apalagi sebagai musuh. Tetapi suami dan istri itu akan jalan bersama, saling melengkapi untuk tercapainya cita-cita menjadi keluarga yang sakinah15•

Suami istri adalah pondasi dasar bagi sebuah bangunan rumah tangga, karena itulah Islam menetapkan kriteria khusus baginya, hingga menimbulkan rasa cinta, kasih sayang, nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran serta saling keterikatan.16

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud suami yaitu "Laki-Iaki yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan"n Sedangkan Peranan adalah dari kata dasar "peran" yang ditambahkan akhiran "an", peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan "peranan" adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.18 Dan sakinah disini adalah kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.19 Jadi, peranan suami dalam membina keluarga sakinah adalah

15Abu Mohammad,KarakteristikLelaki Shafih... ,h. 1.

16Abdul Hamid, Bimbingan Islam un/uk Mencapai Keluarga Sakinah, Telj. Ida Nursida, (BandlUlg: AI-Bayan, 19%), Cel. Ke-3, h. 21.

17Departemen Pendidikau dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988), Cel. Ke-l,h. 860.

18Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

(15)

7

bagian dari tugas utama yang harns dilakukan oleh suami (laki-Iaki yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan) untuk mewujudkan keluarga yang penuh dengan kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan.

Pada diri manusia mempunyai kelebihan dan juga kekurangan, kelebihan. Dan kekurangan itu membuktikan bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan sifat yang sempurna itu hanyalah ada pada Allah swt. untuk itulah manusia hidup di dunia ini harns saling tolong menolong dan lengkap melengkapi.

Allah swt. juga telah menciptakan perbedaan antara laki-Iaki dan perempuan, "dalam susunan badannya, bentuk dan sifatnya, kulit dan dagingnya, tulang dan darahnya, kepala dan rambutnya, akal dan pikirannya, kekuatan tubuh dan anggotanya, jenis kelamin dan seternsnya,,20

Perbedaan-perbedaan itu tentu mempunyai hikmah yang banyak dan laki-laki maupun perempuan tidak akan dapat membantah dan menyangkalnya, sehingga dengan perbedaan itu, mereka dapat saling mengerti, cinta mencintai, sayang menyayangi dan selanjutnya mereka juga dapat saling kuasa menguasai. Maka dari itu pendamping istri yang baik adalah suami yang bertanggung jawab.21

Menurnt Al-Quran, suami yang bertanggungjawab adalah suami yang bergaul dengan istrinya secara baik dan sabar atas apa yang tidak disukai darinya22 Sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat An-Nisa ayat 19:

. " 1 ,-

:ill·.'l'._....

'J'

tA.',<::'

c...llil - , .\

GNセQᄋエG

'J

1 '-I '.

セi lセ|

li

セ セ LHIャ^セ J

..r

'"

yy

U I"'U?':l .J-'A U:!- セ _

'.' '.' .<::'

'U

W ' ... '.IL ".' ,

>l.t:.'

ZゥャセャセZ|NZ[Nィ|ャL

'.

:it .\

'11 ".' ,.",

C.

()l>y>JA>J"" U, ' J..J"'""'"'. ()l>J..»" J . . . , ' . (J;!i _ U < ()l>JA-':!-l

( , '1 .

•'"

WI) 1 '

セ Nセ\ZZG

1 ".

...>.:!"'-' _

4.Ji

jjll

'rlJX-'i'-'-JセセG f..i2,_

1

Y.

BLエセ ..r-'U. \ セ " •

"Hai orang-orang yang heriman, tidak halal hagi kamu mempIIsakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengamhil kemhali sehagian dari apa yang telah kamu herikan kepadanya, terkecllali bila mereka melakukan pekeljaan keji yang nyata. Dan hergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak

(16)

menyllkai mereka. (maka bersabarlah) karena mllnKkin kamll tidak menYlikai

sesllatll. padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" (Q. S.

An-Nisa: 19).

Pandangan Al-Quran di atas tentang suami yang beltanggung jawab, sarna

dengan pandangan hadis dari Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu

Hurairah ra. :

"Sesungguhnya mukmin yang sempuma imannya adalah yang paling baik akhlaknya. dan sebaik.baik kalian adalah kalian yang baik terhadap

istri-istri kalian"(D.R. Timidzi).23

Sejalan dengan Al-Qur' an dan hadis di atas, Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi'

mengatakan bahwa suami "akan menjaga istrinya, dan memperlakukannya dengan

patut seperti yang diperintahkan oleh Allah"24

Ahmad Kusyairi, yang menyebut suami dengan istilah "Suami yang Shalih"

mengatakan: "Yang selalu menunaikan kewajiban-kewajiban Allah, keluarga dan

semua orang yang ada dalam tanggungannya, dengan ikhlas penuh semangat dan

lapang dada, yang selalu berusaha membahagiakan istrinya"25

Penuturan Ahmad Kusyairi tersebut, hampir sarna dengan pendapat Kasmuri

Selamat: "yang melaksanakan kewajiban terhadap keluarganya dengan penuh

tanggung jawab, bersemangat, penuh perhatian serta berlapang dada".26

Di lain pihak Sholeh Gisymar menyebut suami sebagai "suami yang dapat

mendidik dan mengarahkan istri pada kebaikan yang dapat menuntunnya

menggapai ridha Ilahi".27

23AbdurahmanSuyuti,Jam/' AI-Had/s... ,Juz. 2. h. 63.

24 Syaikh Hafizh Ali Syuaisyi', Kado Pern/kahan, TeIj. Abdul Roysad Shiddiq, (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cel. Ke-8,11.83.

25 Ahmad Kusyairi Suhail, Menghadirkan Surga di Rumah, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,

2007), Cel. Ke-l, h. 109.

26Kasrnuri Selarnat,Suam/ ]daman IsM Imp/an:Mernbina Keluarga Sakinah, (Jakarta: Kalarn

(17)

9

Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat penulis

simpulkan bahwa ada peranan yang hams dilakukan oleh suami. Ketika peranan

itu dilakukan, maka hadirlah di tengah-tengah keluarga kebaikan dan keberkahan.

Berbicara tentang keluarga, tentu kita tidak bisa melupakan sosok anak.

Dalam Islam, anak dipandang sebagai amanat dari Allah swt. "Amanat yang wajib

dipertanggung jawabkan. Jelas sekali tanggung jawab orang tua terhadap anak

tidaklah kedl, secara umum inti tanggung jawab itu ialah penyelenggaraan

pendidikan bagi anak-anak dalam mmah tangga,,28 Dengan demikian,

pertanggung jawaban amanat tersebut, langsung berhubungan dengan Allah swt.

sebagai pemberi amanat.

Dalam dunia pendidikan, keluarga mempakan salah satu lembaga yang

bertanggung jawab atas pendidikan anak selain sekolah dan masyarakat.

Sebagaimana dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara, dikenal adanya Tri Logy

Pendidikan atau Tri Pusat Pendidikan, yaitu 3 (tiga) Iingkungan (lembaga)

pendidikan yang sangat berpengamh dalam perkembangan kepribadian anak

didik. Tiga lembaga pendidikan tersebut adalah: pendidikan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Di antara 3 (tiga) lingkungan tersebut, lingkungan keluarga yang

paling penting pengamhnya daIam pendidikan agama. Karena dalam proses

pendidikan, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas dan sebelum mendapat

bimbingan dari sekolah, seorang anak lebih dulu memperoleh bimbingan dari

keluarganya. Dari kedua orang tua, temtama dari ibunya, untuk pertama kali

seorang anak mengalami pembentukan watak (kepribadian) dan mendapatkan

pengarahan moral. Walaupun demikian peran dari seorang ayah tidak bisa

dilupakan, karena ayah lah yang membimbing Istri tersebut dan dia menjadi figur

sebagai seorang pemimpin sekaligus pembimbing bagi anak-anak, dimana segala

tingkah lakunya akan ditim. Apalagi dalam keseluruhannya, kehidupan anak juga

lebih banyak dihabiskan dalam pergaulan keluarga. ltulah sebabnya pendidikan

keluarga disebut sebagai pendidikan pertama dan yang utama serta mempakan

(18)

peletak pondasi dari watak dan pendidikan setelahnya. "Demikianlah keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan anak. Karena itu, orang tua yang berperan dan bertanggung jawab atas kehidupan keluarga harus memberikan dasar dan pengarahan yang benar terhadap anak, yakni dengan menanamkan ajaran agama dan akhlak karimah,,29

Ketika kita membicarakan pendidikan keluarga merupakan pendidikan awal yang sangat penting, ini sangat sesuai dengan hadis Rasulullah saw.:

ol...

U)

TBェセ

)

TBェQセ

) 4"j1.:l-*:! oly,19

[[セi

.lIJ:!

.:l)Y'

tJ..o \...,

HセjHLDNNNjセi

"Tidak ada seorang anak pun keeuali dilahirkan sesuai dengan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya berafoama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi"(H. R. AI-Bukhari dan Muslim). 0

Atas pemikiran di atas, penulis mencoba menuangkan permasalahan tersebut pada skripsi ini dengan judul "PERANAN SUAMl DALAM MEMBINA KELUARGASAKINAlf'.

Adapun alasan penulis memilih judul skripsi ini sebagai berikut:

I. Suami merupakan pemimpin dalam kehidupan rumah tangga yang memiliki peranan yang sangat besar dalam membimbing istri dan mempersiapkan pendidikan untlik anak-anaknya.

2. Inti dari sebuah keluatga itu adanya suami, istri dan anak, maka suami yang bertanggung jawab sangat mutlak diperlukan untuk mencapai cita-cita dari perkawinan, yaitu membentuk keluarga yang sakinah, penuh denganmawaddah wa rahmah.

3. Melihat realita yang ada, banyaknya suami yang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

29 Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesanlren Pendidikan Allernati! Masa Depan, (Jakarta:

GemaInsaniPress, 1997),eel.Ke-l, h. 21.

(19)

I I

4. Untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang konsep-konsep Islam, diharapkan menjadi sumbangan pemikiran yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi di atas, kiranya harns dicarikan jawaban dari masalah-masalah tersebut dan menyelesaikannya. Untuk dapat menjadikan sebuah karya tulis yang baik pembatasan terhadap masalah yang akan dikaji merupakan salah satu bagian penting demi terciptanya fokus pembahasan, untuk itu objek kajian yang akan dituangkan ke dalam skripsi ini diidentifikasikan pada hal-hal berikut:

I. Suami yang dimaksud adalah yang berstatus sebagai individu dan anggota masyarakat yang menjadi pasangan hidup resmi seorang perempuan yang diikat dengan tali pernikahan.

2. Peranan yang dimaksud adalah bagian dari tugas utama (kepala keluarga) yang harus dilakukan oleh suami.

2. Pembatasan Masalah

Kemudian dalam penulisan skripsi ini penulis merasa perlu untuk memberikan suatu pembatasan masalah agar tidak melebar, yaitu:

I. Suami sebagai kepala rumah tangga.

2. Peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. 3. Karakteristik Suami yang bertanggungjawab

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah menjadi: 1. Bagaimana peranan suami sebagai kepala rumah tangga dalam

(20)

C. Tlljllan dan Manfaat Penlliisan

1. Tujuan penulisan

Setiap karya tulis yang bernilai ilmiah tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu juga dengan penulisan skripsi ini. Berdasarkan seluruh permasalahan yang dirumuskan dalam perumusan masalah, maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi suami sebagai kepala rumah

tangga.

b. Untuk mengetahui peranan suam! dalam membina keluarga yang sakinah.

c. Untuk mengetahui kriteria suami yang bertanggungjawab.

Sedangkan tujuan akademis dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperluas paradigma berpikir dan wacana keilmuan dalam bidang pendidikan, terutama pendidikan keluarga.

2. Manfaat penulisan

Adapun hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Dari tulisan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para orang . tua dalam upaya membentuk keluarga yang sakinah.

b. , Memberi acuan bagi para pelajar laki-laki untuk menjadi laki-Iaki yang shaleh/bertanggung jawab dan mampu mengatasi berbagai masalah dalam rumah tangga.

D. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode maudhu'i (tematik). Yaitu cara-cara menafsirkan ayat-ayat A1-Quran yang dilakukan dengan cara tertentu31 Untuk itu harus dilalcukan komparasi dan

(21)

13

penghimpunan ayat yang saling berkaitan, kemudian dibahas atau ditafsirkan sesuai dengan kaedah yang berlaku.

Dr. M. Quraish Shihab, di dalam karyanya Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Mizan), memberikan defenisi tafsir maudhu' i secara lebih rinci: " ... menghimpun ayat-ayat AI-Quran dari berbagai surah dan yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian, penafsir membahas dan menganalisis kandungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh32"

Orang yang pertama kali memperkenalkan metode ini adalah al-Jalil Ahmad As-Sa'id al-Kumi, ketuajurusan tafsir di Universitas al_Azhar33

Adapun pedoman yang di jadikan sandaran penulis dalam penulisan skripsi ini adalah pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (DIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

E. Tilljauall Pustaka

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang disusun dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana program strata 1 (S 1). Maka tidak menutup kemungkinan ketika skripsi yang disusun oleh penulis ini memiliki kemiripan dengan skripsi penulis lainnya.

Dalam beberapa buku dan skripsi yang saya baca, banyak hal khususnya teori dan pendapat yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan penunjang penulisan dan menjadi perbandingan bagi penulis selanjutnya. Dan sebagai tinjauan pustaka penulis dalam menyusun teori-teorinya mengambil dari buku-buku dan skripsi yang bersangkutan dengan kewajiban suami dalam pandangan Islam.

Husain Syahatah merupakan penulis sebuah buku dengan judul

Tanggung

Jawab Suami dalam Rumah Tangga; Antara Kewajiban dan Realitas

yang

menjadi referensi penulis dalam rangka mengetahui berbagai teori tentang peranan

32 http://www.qalam.orJd/?pilih91ews&aksi=lihat&id=341, Pengenalan Singkat Tentang

(22)

suami dalam membina keluarga yang sakinah. Dalam buku ini dijelaskan bahwa peranan suami itu tidak jauh berbeda dengan peranan istri dalam Islam, perbedaannya adalah suami merupakan pemimpin di dalam keluarga dan besar larangannya jika suami tidak memperhatikan urusan keluarga (istri dan anak), apalagi tidak memberi nafkah kepada mereka.

(23)

BABn

SUAMI SEBAGAI KEPALA RUMAH TANGGA

A. Fungsi Suami

Sudah jamak dipahami bahwa suami adalah kepala rumah tangga, 'dan istri

adalah ibu rumah tangga. Logika ini tidak bisa diganti dengan sebaliknya.

Problemya adalah apa yang dimaksud dengan kepala rumah tangga dan apa yang

dimaksud dengan ibu rumah tangga.

Disini, yang berlaku umum dalam masyarakat kita adalah bahwa kepala rumah

tangga mengurusi urusan-wusan "besar" dalam rumah tangga, yakni yang

menyangkut penearian nafkah, penjagaan hubungan rumah tangga dengan

masyarakat, dan urusan-urusan lain yang melibatkan rumah tangga dengan

kehidupan sosial. Sementara, defenisi ibu rumah tangga adalah bahwa seorang ibu

mempunyai tugas-tugas pengaturan rumah tangga berskala "keeil," seperti

pengaturan rumah dan perabotan, pengaturan urusan dapur, pengaturan urusan

keuangan rumah tangga, pengaturan kesejahteraan anggota-anggota rumah tangga

dan pengaturan anak.I

Tampaknya, tugas ibu rumah tangga tersebut ringan dan "keeil," tetapi pada

kenyataannya, seorang ibu rumah tangga dihabiskan waktunya untuk disibukkan

dalam rumah tangga tersebut. Di sinilah kadang seorang kepala rumah tangga

(24)

Jadi, kalau para suami mau jujur terhadap dirinya sendiri, maka suami akan

menyadari bahwa tugas konkrit seorang istri lebih berat daripada

tugas-tugas seorang suami. Maka, kerelaan seorang istri untuk menjadi ibu rumah

tangga dan keikhlasannya menganggap suami menjadi kepala rumah tangga,

adalah penghormatan yang setinggi-tingginya yang dapat diberikan oleh seorang

istri kepada suaminya. Dan hal ini memang telah dimekanismekan oleh alam,

bahwa pembagian yang seperti itu adalah pembagian yang alamiah2

Keluarga bisa dianggap sebagai miniatur dari sebuah sistem pemerintahan,

yang memerlukan seseorang pemimpin, bertujuan untuk menciptakan negara yang

maju, aman dan sejahtera. Begitu juga dengan ke1uarga, yang memerlukan

seorang pemimpin yang biasa disebut dengan kepala rumah tangga untuk

menciptakan keluarga yang diimpikan yaitu keluarga yang saldnah, mawaddah

warahmah.

Agama Islam menganggap bahwa pemimpin atau kepala dalam rumah tangga

itu adalah seorang suami, ini tergambar jelas dalam firman Allah:

1pi

セj

ヲFセ

;,;!

4111

J:.;,!

l'c..lll

2JJ.Ij!

Hjセケャ

(r

i

.

.l'

WI)

...

:. 'I' ,

("Jt':'Y'

i

"Kaum laid-laid itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laid-laid) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laid-laid) telah menajkahkan sebagian dari

harta mereka"(Q S. An-Nisa:34).

l'c..lll

2JJ.Ij!

セケャL

Para lelald, yakni jenis kelamin atau suaml

adalah qawwamun,pemimpin dan penanggung jawabatas para wanita.

Thnu Abbas - pakar tafsir yang terkenal di kalangan sahabat - menafsirkan

bahwa laki-Iaki (suami) adalah pihak yang mempunyai kekuasaan dan wewenang

untuk mendidik perempuan(istri). Kemudian Az-Zamaksyari menjelaskan bahwa

laki-Iaki berkewajiban melaksanakan amar makruf nahi mungkar kepada

perempuan, sebagaimana penguasa terhadap raknyatnya. A1-A1usi menyatakan hal

(25)

17

pemlmpm memlmpm raknyatnya dalam bentuk perintah, larangan dan semacamnya. Jalaluddin as-Suyuthi memaknainya dengan "laki-laki sebagai penguasa (musallilhun) atas perempuan," sedangkan Ibnu Katsir memaknainya dengan "laki-laki adalah pemimpin yang dituakan dan pengambil kebijakan bagi perempuan.3

Kata

C(J4.:JI)

ar-rijal adalah bentuk jamak dari kata

(J,..J)

yang diterjemahkanlelaki,walaupun AI-Quran tidak selalu menggunakannya dalam arti tersebut. Dalam buku wawasan AI-Quran, dikemukakan bahwa ar-rijalu

qawwamuna 'ala an-nisa·. bukan berarti lelaki secara umum karena konsideran

pernyataan di atas, seperti ditegaskan pada lanjutan ayat, adalah "karena mereka

(para suami) menajkahkan sebagian dari haria mereka" yakni untuk istri-istri

mereka. Seandainya yang dimaksud dengan kata "lelald"adalah kaum pria secara umum, maka tentu konsiderannya tidak demikian4

Tetapi kemudian M. Quraish Shihab menemukan bahwa Muhammad Thahir Ibn Asyur dalam tafsirnya mengemukakan satu pendapat yang amat periu dipertimbangkan yaitu bahwa kata ar-rijal tidak digunakan oleh bahasa Arab, bahkan bahasa Al-Quran dalam arti suami. Berbeda dengan kata ( ..WI) an-nisa'

atau

(blyol)

imra 'ah yang digunakan untuk makna istriS Namun, kata ar-rijal

yang dimaksud oleh Quraish Shihab dalam bukunya wawasan al-Quran adalah lelaki secara khusus, yaitu suami, karena konsideran dengan lanjutan ayat yaitu

"karena mereka (para suami) menajkahkan sebagian dari haria mereka" yakni

istri-istri mereka.

Kata HuNイャセGI qawwamun adalah bentuk jamak dari kata cBiセGI qawwam,

yang terambil dari kata

(("1.9')

qama. Kata ini berkaitan dengannya. Perintah shalat -misalnya - juga menggunakan akar kata itu. Perintah tersebut bukan berarti

3 Sri Mulyati,Relasi Suami dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wauita (pSW), urn Syarif

Hidayatullah, 2004), h. 42.

4 M. Quraish Shihab, Taftir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian A1-Quran, (Jakarta:

(26)

perintah mendirikan shalat, tetapi melaksanakannya dengan sempurna, memenuhi segala syarat, rukun dan sunah-sunahnya. Seorang yang melaksanakan tugas dan atau apa yang diharapkan darinya dinamai

(ri\..9)

qa'im. Kalau dia melaksanakan tugas itu sesempurna mungkin, berkesinambungan dan berulang-ulang, maka dia dinamai qawwam. Ayat di atas menggunakan benluk jarnak, yakni qawwamun

sejalan dengan makna

(Jll..

)1) ar-rijal yang berarti banyak lelaki. Seringkali kata ini diterjemahkan dengan pemimpin. Tetapi - seperti terbaca dari maknanya di atas - agaknya terjemahan itu belum menggambarkan seluruh makna yang dikehendaki, walau harus diakui bahwa kepemimpinan marupakan satu aspek yang dikandungnya. Atau dengan kata lain dalam pengertian "kepemimpinan" tercakup pemenuhan kebutuhan, perhatian, pemeliharaan, pembelaan, dan pembinaan6

Seiring dengan pendapat di atas, Ahmad Mustafa Al-Maragi juga mengatakan bahwa yang dimaksud denganAl-Qiyam ialah kepemimpinan, yakni orang yang dipimpin bertindak sesuai dengan kehendak dan pilihan pemimpin. Sebab makna

Al-Qiyam tidak lain adalah bimbingan dan pengawasan di dalam melaksanakan apa-apa yang ditunjukkan oleh suami dan memperhatikan segala perbuatannya7

Lebih tegas lagi, Sayyid Quthub menjelaskan bahwa ayat di atas merupakan ayat yang mengatur organisasi dalam keluarga, kemudian menjelaskan keistimewaan-keistimewaan peraturannya agar tidak teIjadi keberantakan antar anggotanya, yaitu dengan mengembalikan mereka semua kepada hukum Allah, bukan hukum hawa nafsu, perasaan dan keinginan pribadi, memberikan batasan bahwa kepemimpinan dalam organisasi rumah tangga ini berada di tangan laki-laki8 Dengan ditunjuknya suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga, maka suami harus mampu membimbing keluarga tersebut dan menjaganya dari keberantakan yang akan menyebabkan kehancuran rumah tangga.

6Quraish Shihab,TaftirAI-Misbah ... ,h. 424

7 Ahmad Mustafa AI-Maragi, Taftir AI-Maragi, Telj. HeIy NeerAly, dkk, (Semaraug: CV.

(27)

19

Allah telah menetapkan adanya perbedaan antara laki-Iaki dan perempuan. Kini, fungsi dan kewajiban masing-masing jenis kelamin, serta latar belakang perbedaan itu, disinggung oleh ayat ini dengan menyatakan bahwa: para lelaki, yakni jenis kelamin atau suami adalah qawwamun, pemimpin dan penanggung jawab atas para wanita, oIeh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka, yakni Iaki-Iaki secara umum atau suami telah menafkahkan sebagian dari harta mereka untuk membayar mahar dan biaya hidup untuk istri dan anak-anaknya. Dengan demikian, suamilah yang akan bertanggung jawab terhadap keluarga tersebut, karena suami merupakan pemimpinnya.

Persoalan yang dihadapi suami istri, seringkali muncul dari sikap jiwa yang tercermin dalam keceriaan wajah atau cemberutnya, sehingga persesuaian dan perselisihan dapat munenl seketika, tapi boleh jadi juga sirna seketika. Kondisi seperti ini membutuhkan adanya seorang pemimpin, melebihi kebutuhan satu perusahaan yang bergelut dengan angka-angka, bukan dengan perasaan, serta diikat oleh perjanjian rinci yang dapat diselesaikan melalui pengadilan. Allah swt. menetapkan laki-laki sebagai pemimpin dengan dua pertimbangan pokok, yaitu9:

Pertama,

.)C.

fog:

0;)

4.ll1

"karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka atas sebagian yang lain." Yakni masing-masing memiliki

keistimewaan-keistimewaan. Tetapi keistimewaan yang dimiliki lelaki, lebih menunjang tugas kepemimpinan daripada keistimewaan yang dimiliki perempuan. Disisi lain keistimewaan yang dimiliki perempuan lebih menunjang tugasnya sebagai pemberi rasa damai dan tenang kepada lelaki serta lebih mendukung fungsinya dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

Murthadha Muthahhari seorang ulama terkemuka Iran dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abu Az-Zahra An-Najafi ke dalam bahasa Arab dengan judul

Nizham Huquq al-Mar'ah menulis bahwa keistimewaan antara laki-Iaki dan

perempuan adalah sebagai berikut10:

(28)

I. Dari segi fisik

Lelaki secara umum lebih besar dan lebih tinggi dari perempuan; suara

lelaki dan telapak tangannya kasar, berbeda dengan suara dan telapak

tangan perempuan, pertumbuhan perempuan lebih cepat dari lelaki, tetapi

perempuan lebih mampu membentengi diri dari penyakit dibanding lelaki,

dan lebih cepat berbicara, bahkan dewasa dari lelaki. Rata-rata bentuk

kepala lelaki lebih besar dari perempuan, tetapi jika dibandingkan dari segi

bentuk tubuhnya, maka sebenarnya perempuan lebih besar. Kemampuan

pam-pam lelaki menghirup udara lebih besar/banyak dari perempuan, dan

denyut jantung perempuan lebih cepat dari denyut lelaki.

Sangat adil pula jika Allah melengkapi laki-Iaki dan wanita dengan

perangkat reproduksi yang berbeda, termasuk tanda-tanda seksual

keduanya1I.

2. Dari segi psikis

Secara umum le1aki lebih cenderung kepada olahraga, berburu, pekerjaan

yang melibatkan gerakan dibanding wanita. Lelaki secara umum

cenderung kepada tantangan dan perkelahian, sedangkan perempuan

cenderung kepada perdamaian dan keramahan; lelaki lebih agresif dan

suka ribut, sementara wanita lebih tenang dan tentram.

Perempuan menghindari penggunaan kekerasan lerhadap dirinya atau

orang lain, karena itu jumlah wanita yang bunuh diri lebih sedikit dari

jumlah pria. Caranya pun berbeda, biasanya lelaki menggunakan cara yang

keras - pistol, tali gantungan atau meloncat dari ketinggian - sementara

wanita menggunakan obat tidur, racun, dan semacamnya.

Perasaan wanita lebih cepat bangkit dari lelaki, sehingga sentimen dan rasa

takutnya segera muncul, berbeda dengan lelaki, yang biasanya lebih

berkepala dingin. Perempuan biasanya lebih cenderung kepada upaya

menghiasi diri, kecantikan, dan mode yang beraneka ragam serta berbeda

(29)

2]

dibanding dengan lelaki. Perempuan lebih berhati-hati, lebih tekun

beragama, cerewet, takut, dan lebih banyak berbasa-basi. Perasaan

perempuan lebih keibuan, ini jelas nampak sejak kanak-kanak. Cintanya

kepada keluarga serta kesadarannya tentang kepentingan lembaga keluarga

lebih besar dari lelaki.

Perbedaan antara laki-laki dan wanita secara fisik dan psikis serta fenomena

kodrati di atas sesungguhnya diatur sedemikian rupa oleh Allah untuk menunj ang

tugas masing-masing.

Perlu dicatat bahwa walaupun secara umum pendapat di atas sejalan dengan

petunjuk ayat yang sedang ditafsirkan ini, namun adalah sewajarnya untuk tidak

menilai perasaan wanita yang sangat halus itu sebagai kelemahan. Justru itulah

salah satu keistimewaan yang tidak dan kurang dimiliki oleh pria. Keistimewaan

itu amat dibutuhkan oleh keluarga, khususnya dalam rangka memelihara dan

membimbing anak-anak12•

Kedua,

セQケLQ

(y.

QセQ

c.,.:"

disebabkan karena mereka (Iaki-Iaki) telah menqfkahkan sebahagian harta mereka.

Bentuk kata kerja past tense/masa lampau yang digunakan ayat ini "telah

menafkahkan" menunjukkan bahwa memberi nafkah kepada wanita telah menjadi

suatu kelaziman bagi lelaki, serta kenyataan umum dalam masyarakat umat

manusia sejak dahulu hingga kini. Sedemikian lumrah hal tersebut, sehingga

langsung digambarkan dengan bentuk kata keIja masa lalu yang menunjukkan

terjadinya sejak dahulu. Penyebutan konsideran itu oleh ayat ini menunjukkan

bahwa kebiasaan lama itu masih berlaku hingga kini13,

Wanita secara psikologis enggan diketahui membelanjai suami, bahkan

kekasihnya, di sisi lain pria malu jika ada yang mengetahui bahwa kebutuhan

hidupnya ditanggung oleh istrinya, Karena itu, agama Islam yang

(30)

tuntunannya sesuai dengan fitrah manusia, mewajiblean suami untule menanggung biaya hidup istri dan anale-analenyal4

Dari Ieedua faletor yang disebut di atas - Ieeistimewaan fisile dan psileis, serta Ieewajiban memenuhi Ieebutuhan dan anale-analc - lahir hale-hale suami yang harus pula dipenuhi oleh istri. Suami wajib ditaati oleh istrinya dalam hal-hal yang tidale bertentangan dengan ajaran agama, serta tidale bertentangan dengan hale pribadi sang istri.

Perlu digarisbawahi bahwa Ieepemimpinan yang dianugerahlean Allah Ieepada suami, tidalc boleh mengantamya Ieepada Ieesewenang-wenangan.

Paradigma pemimpin kaum adalah pelayan mereka, harus dipralcteklean oleh lalci-Ialci dalam memimpin kaum perempuan atau Ieeluarga, agar ia tidak mengembangkan kepemimpinan yang diktator, otoriter dan zalim. Sebab, sebagaimana dijelaskan Taqiyyuddin an-Nabhani dalam buku an-Nizham

al-Ijtima'i, bahwa hubungan antara lalei-Iaki dan perempuan dalam sebuah rumah

tangga bukanlah akad syirkah (perusahaan), akad perdata yang berkonsentrasi pada kawin kontrak atau a1cad ijarah (sewa menyewa) sehingga istri ibarat budak bagi suami untuk dipekerjalcan. Bukan pula seperti hubungan polisi dan pencuri, sehingga istri selalu terancam dan diteror, dan suami selalu merasa superior. Tetapi hubungan keduanya adalah hubungan sakinah, mawaddah dan rahmah.

Yaitu hubungan untuk saling mengondisikan munculnya sakinah (ketentraman dan ketenangan) jiwa, mawaddah (Ginta kasih), dan rahmah (rasa sayang) 15,

Dengan demikian, suami akan menjadi pengayomi yang baik, serta akan mendapatkan pelayanan baik dari istri dan anggota keluarga, bahkan akan mendapatkan lebih baik dari apa yang telah diberikan oleh suami terhadap istri dan anggota keluarganya.

Disinilah barangkali hikmah mengapa redaksi atas tidak berbunyi "ar-rijalu

aimmat an-nisa," melainkan berbunyi "ar-rijalu qawwamuna 'ala an-nisa"

padahal kedua redaksi mempunyai pengertian yang hampir sama. Hal ini tidak

(31)

23

lain karena makna yang terdapat dalam kata "qmvwamah" jauh lebih mendalam dan integral daripada kata "imamah." Termasuk dalam makna "qawwamah"

adalah memimpin, meluruskan jika ia (perempuan) itu bengkok (salah), mengayomi, menjaga, melindungi, membina dan mendidikl6 Maka jelaslah bahwa suami menjadi pemimpin, bukan berarti ia harus menjadi otoriter dalam memimpin, tanpa memikirkan apa yang diinginkan oleh istri dan anggota keluarganya.

B. Kedudukan Suami

Walaupun suami merupakan pemimpin dalam keluarga, kepemimpinan suami di sini tidak sampai memutlakkan seorang istri tunduk sepenuhnya. Istri tetap mempunyai hak untuk bermusyawarah dan melakukan tawar menawar keinginan dengan suaml berdasarkan argumen-argumen rasional-kondisional. Kepemimpinan suami atas keluarganya tidak menghilangkan hak-hak mereka dalam berbagai hal. Hal ini selain selaras dengan realitas, juga lebih sesuai dengan firman Allah:

.l::' ' . .-

j,ll1' :\.;.-

セ 0€'J;'" h: ·.W U GNセZjlNNG

'k

セiG ャセ "• .'.J-セ

.J:ty::.

J ..J _ uセNNNIGZAj _ JJ""""'. セ

r..;_

(.,)',0 I..NJ

('1'1

A :oY.Jl)

"Dan para wanila mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurol cara yang ma'ruj Akan lelapi para suami mempunyai salu lingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha PerkiIsa lagi Maha

Bijaksana"(Q. S. AI-Baqarah: 228).

Jy.;:J4

Pセェャ[GN

r..;;,il

セj

Para wanita mempunyai hak yang

seimbang dengan kewqjibannya menurol cara yang ma'roj Sebagaimana pria

mempunyai hak untuk rujuk kepada istri yang diceraikannya, sang istri pun mempunyai hak untuk diperlakukan secara ma'ruf, yakni sesuai dengan tuntunan agama, sejalan dengan akal sehat, serta sesuai dengan sikap orang yang berbudi17.

(32)

Mendahulukan penyebutan hak wanita atas kewajiban wanita dinilai sebagai penegasan tentang hal tersebut, sekaligus menunjukkan betapa pentingnya hak itu diperhatikan, apalagi selama ini, pada beberapa suku masyarakat Jahiliyah, wanita hampir dapat dikatakan tidak mempunyai hak sama sekali. Ayat ini secara tegas menyatakan adanya hak tersebutl8 Adapun hak dan kewajiban istri kepada suami adalahl9:

1. Hak istri

• Mendapatkan mahar

Hak istri yang pertama kali yang hams dipenuhi oleh seorang suami adalah diberi mahar dengan penuh kerelaan. Ketika istri menghendaki mahar tertentu suami harus memenuhinya tanpa menguranginya sedikit pun. Bahkan istri berhak menolak ketika suaminya ingin menyentuhnya apabila mahar belum diberikan. Namun, jika ingin menjadi perempuan yang shalehah, sebaiknya mempermudah lamaran dan tidak memberatkan mahar.

• Mendapatkan pergaulan dengan sebaik-baiknya

Secara naluri perempuan memang memiliki perasaan yang halus, tetapi ia mudah marah. Oleh karena itu, perempuan berhak mendapatkan perlakuan yang lembut dari suaminya saat menghadapinya. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. terhadap istri-istrinya.

• Mendapatkan nalkah

(33)

25

• Mendapatkan pendidikan

Pendidikan juga menjadi hak istri, apalagi seorang istri nantinya akan menjadi ibu bagi anak-anaknya, dan apabila ibunya tidak berpendidikan, bagaimana nanti nasib dari anak-anaknya.

2. Kewajiban istri

• Seorang istri harus mengatur urusau rumah tangga dan mempersiapkan kebutuhan hidup sehari-hari.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa istri mempunyai kewajiban mengatur urusan rumah tangga dan mempersiapkan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mengatur keuangan rumah taugga, menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya, serta yang lainya.

• Berkewajiban menjaga kehorrnatan dan ridha suami

Suami merupakan surga dan sekaligus juga neraka bagi istri, untuk itulah istri harus menjaga kehormatau dan ridha suami. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:

(.lA.:>.1

01_'-.))

cclj.i.J

セNja

wセNオNNN

..::.ul 0.l1

(;p1.9

"Pi/drkanlah sikapmu kepadanya, karena sesunggllhnya ia adalah

surgamll danjuga nerakamll"(H. R.Ahmad).20

• Wajib taat dau patuh kepada suami

(34)

• ., I • 1.L. .,

Lb"1

\ •_ . ..,

I .

·'1 ..

'I ..

'1'1

lJA '--l.l.:l..J セ '-'C J セNNNヲエG I I I " ' ....J €I

".:>.

0Y'"' <....l.lJ,.,Q .J,

,(.lA.:>.i oIJ.»)

ャNZZャケセZエZZjQ

yl.>/i

(.#1

"Apabila seorang wanita sudah menjalankan shalat lima waktu, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka niscaya ia

akan masuk surga dari pintu mana pun yang ia inginkan" (H, R

Ahmad).21

• Membantu suami bertakwa dan taat kepada Allah

Seorang istri wajib membantu suaminya untuk taat kepada Allah, dan memberinya nasehat demi mencan keridhaal1 Allah. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:

セゥ

0!-9 d,

",9

.ul

y

l

セQ

J

セ、NAャャiᄋcja

f'1.!%.).&1

p>-.)

J

''',I.

",9

d.!lll CJA

..:....I.!

oiyl

.&1

r"'".)

jyWI

セj

(.lA.:>.1 ol..V)

yWI

セjセ

,",...

,ni

(,?Ii

0!-9

セjェセゥ

"Allah merahmati seorang suami yang bangun tengah malam untuk melakukan shalat, lalu ia membangunkan islrinya agar ikut shalat, dan jika istrinya tidak mau bangun, ia l11emercikkan air pada wqjahnya. Dan Allah juga merahmati seorang wanita yangbangiln tengah malam untuk shalat, lalu ia membangunkallsuaminya agar

ikut shalat, danjikasuaminyatidak ュセオO「。ョァオョL maka ia

fnemerciKkati air pada wajahiiya" (H.

R

Ahinad).22

• Setia dan ikhlas kepada sual11i

Setia adalah bukti keikhlasan dan cinta sejati. Sebrartg istri yang sholehah akan selalu ikhlas kepada suaminyadan menjaga perasaannya. Ia tidak mau mel11bebani sual11inyadel1gal1 tuntutan-tuntutannya. Ia rela menghadapikesulitandengal1 sabar dan ridha. Jika ia kaya, ia mau membantu suaminya yang l11iskin.

(35)

27

• Tidak menyakiti suami

Seorang istri tidak boleh menyakiti suaminya, misalnya dengan cara

membangga-banggakan kecantikannya, atau membangga-banggakan

harta kekayaannya di hadapannya sampai menymggung

perasaannya.

Agama Islam telah mengangkat derajat kaum wanita pada suatu tingkatan

yang belum pemah dilakukan oleh agama lain dan syari'at-syari'at lain

sebelumnya. Bahkan belum pernah dicapai oleh satu umat pun yang menganggap

diri mereka telah mencapai puncak peradaban dan kebudayaan. Meskipun mereka

telah menghormati dan memuliakan kedudukan wanita serta memberikan

pendidikan kepada mereka dalam bidang sains dan ilmu kemasyarakatan.

セセセ

C;,jl

c

J4.YJJ

Para suami mempullyai satu derajat (tingkatall) alas mereka para istri. Derajat yang dimaksud adalah derajat kepemimpinan. Tetapi

kepemimpinan yang berlandaskan kelapangan dada suami untuk meringankan

sebagian kewajiban istri, karena itu Ath-Thabari menulis, walaupun ayat ini

disusun dalam redaksi berita, tetapi maksudnya adalah perintah bagi para suami

untuk memperlakukan istri mereka dengan sikap terpuji, agar mereka dapat

memperoleh derajat itu23.

Jadi, ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa suami itulah yang memimpin

istri, bukan istri yang memimpin suami. Dan terlihat juga bahwa dibebankal'nya

kepemimpinan kepada suami, bukan diberikan kepada wanita, sifatnya "jitrah",24

Adapun hak dan kewajiban atas kedua belah pihak hams seimbang, maksudnya,

jika suami meminta sesuatu dari istrinya, ia pun harns mengingat bahwa ia

mempunyai kewajiban yang harns dipenuhi terhadap istrinya. Jika tidak, ingatlah

'Y..JO

UlI

J

Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dengan dibebankannya kepemimpinan kepada suami itulah, maka Kasmuri

Kasim, dalam bukunya Suami Idaman Istri Impian mengemukakan empat sifat

(36)

yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki yang membuatnya layak menjadi

pemimpin di dalam rumah tangga:

a. Berpengetahuan agama dan mengamalkannya secara sempurna

Yang akan dipercayai sebagai kepala rumah tangga ialah suami, oleh

karena itu ia harus mempersiapkan dirinya dengan memperbanyak

pengetahuan agama. Disamping mengerjakan perintah agama yang

mendasar seperti, shalat, puasa, zakat dan lain-lain, kemudian harus

memahami pula bidang yang lain, karena Islam adalah agama yang

mencakup seluruh aspek kehidupan dan sesuai untuk seluruh zaman.

b. Sempurna akal dan pemikiran

Jika seorang itu ingin menjadi suami maka hendaklah ia berpikiran

positif. Karena apabila telah berumah tangga, seorang suami barus

memikirkan cara yang terbaik dalam memenuhi segala keperluan

rumah tangganya, baik secara labiriah maupun batiniah.

c. Sehat lahir dan batin

Bagi seorang laki-Iaki yang ingin berumah tangga, haruslah terlebih

dahulu memperbatikan kemampuan fisiknya, karena lemahnya

kemampuan tenaga batin akan membawa rumah tangga menjadi tidak

bahagia. Begitu juga jika sekiranya tidak mampu untuk bekerja karena

penyakit dan sebagainya akan menjadikan laki-Iaki tersebut tidak dapat

memberikan nafkah dan tanggung jawab lainnya kepada keluarganya.

d. Memberikan nafkab sesuai dengan kesanggupan

Dalam kebidupan berumab tangga, Islam tidak membebankan kaum

wanita supaya mencari nafkab, akan tetapi kewl\iiban ini harus

diJaksanakan oleh kaum laki-Iaki untuk menyediakan sesuai

(37)

29

Pada hakikatnya, kehidupan rumah tangga adalah sebuah kerajaan iman. Dalam artian, suami adalah rajanya, istri adalah ratunya dan anak-anak adalah raknyatnya. Suami adalah raja yang memimpin kerajaan dan mengendalikan semua urusannya, karena dialah yang menerima beban tanggung jawab serta amanat25

C. Kewajiban Suami

Suami adalah kepala rumah tangga. Pada dirinya terletak responsibilitas yang besar, kewajiban yang bermacam-macam terhadap keluarganya, dirinya dan agamanya yang harus ia letakkan secara seimbang, sehingga satu kewajiban tidak mengurangi kewajiban yang lain.

Sesungguhnya Allah swt. Telah berkehendak memberikan amanah kepada perempuan untuk hamil, melahirkan dan menyusui tugas yang amat besar. Karenanya sangat adil, jika kemudian Allah membebankan tugas kepada laki-laki untnk mencari nafkah, untuk memenuhi kebutuhan utama keluarganya dan memberikan perlindungan kepada perempuan sehingga dapat berkonsentrasi menjalankan tugas mulianya.

1. Memberi nafkah lahir dan batin/pergaulan suami istri

Ajaran Islam menetapkan bahwa suami bertanggung jawab untuk menafkahi istrinya, baik nafkah lahir maupun nafkah batin.

a. Najkah lahir

Allah swt. telah berfirman dalam Al-Qur'an surat AI-Baqarah ayat 233 yaitu:

4.t.G..,,:.II·....

Y (':!:! U

·1

セiG .)

1

'.-1e...r'Y NᄋNQセ u:-'·.·.1·' ".'y:..

0\

セGエ J

1'.' ."

セNjZA セQZャャイ|iG ' Y J

\1)

エMaエ\セ

':l

セjケNGjT

セj[BDj

セZINI

jJ

,l):;JI

セj

( 'I'll '0 .::.11)

. Y'"I" ...|GNZGセNAセj
(38)

cara yanK ma 'n!f SeseoranK tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya...". (Q. S. AI-Baqarah: 233).

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dengan

rnenggunakan redaksi berita, ayat ini rnernerintahkan dengan sangat kukuh kepada para ibu agar rnenyusukan anak-anaknya.

Kata

HセijjャケャセI

al-walidat dalarn penggunaan Al-Quran berbeda

dengan kata(":"'4-"1) ummahatyang rnerupakan bentu jarnak dari kata

«('I)

IImm. Kata ummahat digunakan untuk rnenunjuk kepada para ibu

kandung, sedang kataal-walidat rnaknanya adalahpara ibu, baik ibu kandung rnaupun bukan. Ayat ini rnenggunakan kata al-walidat,

karena dalarn hal ini adalah seorang ibu yang telah diceraikan oleh suarninya itu rnasih rnempunyai kewajiban terhadap anaknya yang rnasih rnenyusu. Itu suatu kewajiban yang ditetapkan oleh Allah dan tidak dibiarkan-Nya rneskipun fitrah dan kasih sayangnya rnengalarni kerusakan oleh pertengkaran urusan rumah tangganya, sehingga rnerugikan si kecil ini26 lni berarti bahwa Al-Quran sejak dini telah rnenggariskan bahwa air susu ibu, baik ibu kandung maupun bukan, adalah rnakanan terbaik buat bayi hingga usia dua tahun. Namun dernikian, tentunya air susu ibu kandung lebih baik dari selainnya. Dengan rnenyusu pada ibu kandung, anak rnerasa lebih tentrarn; sebab rnenurut penelitian ilmuan, ketika itu bayi rnendengar suara detak jantung ibu yang telah dikenalnya secara khusus sejak dalarn perut27.

:i..C.t.:.l:.·"1 ... .. Y ('+.1 U

i

セイ

->

i '..',\

U"':! '''.1 IS ·...U*'1' -J"'- BャNセIエGUS J

i -.' ."

U"+-'"_!:l S 'akeJ .

kelahiran hingga dua tahun penuh, para ibu diperintahkan untuk

(39)

31

menyusui anak-anaknya. Dua tahun adalah batas maksimal dari kesempumaaan penyusuan. Di S1S1 lain, bilangan itu Juga

mengisyaratkan bahwa yang menyusu setelah usia tersebut bukanlah penyusuan yang mempunyai dampak hukum yang telah mengakibatan anak yang disusui berstatus sama dalam sejumlah hal dengan anak kandung yang menyusunya28

セjケNZjT

セセj

セZjNj

Aj

,.l'};J1

u;1cJ

Dan merupakan

kewajiban atas yang dilahirkan untuknya, yakni ayah, memberi makan dan pakaian kepada para ibu kalau ibu anak-anak yang disusukannya itu telah diceraikannya secara ba'in, bukan raj'iy. Adapun jika ibu anak itu masih berstatus istri walau telah ditalak secara raj'iy, maka kewajiban memberi makan dan pakaian adalah kewajiban atas dasar hubungan suami istri, sehingga bila mereka menuntut imbalan penyusuan anaknya, maka suami wajib memenuhinya selama tuntutan imbalan itu dinilai wajar29

Maka diwajibkanlah kepada seorang ayah menanggung kebutuhan hidup istrinya berupa makanan dan pakaian, dengan tujuan sang ibu bisa melakukan kewajibannya terhadap bayinya dengan sebaik-baiknya dan menjaganya dari serangan penyakieo.

Jatuhnya kewajiban memberikan kebutuhan hidup sehari-hari bagi istri, dikarenakan anak itu membawa nama ayah, seakan-akan anak itu lahir untuk ayahnya, nama ayah pun akan disandang oleh sang anak, yakni dinisbahkan kepada ayahnya.

セj

":lJ

':l

Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Kewajiban memberi makan dan pakaian itu hendaknya dilaksanakan dengan cara yangma 'ru]

Dalam ayat lain yang berhubungan dengan ayat di atas yaitu dalam

(40)

Q. S. Al-Ahqaf ayat 15, menjelaskan:

: hセ

:t1.. -. -, \

Mセ QセM 「セ| Mセ

r.

iセi セM

i ,-:. -. 'ill

jJl:..

"r

.u:..;.,-u'""

<..J:!!'-!.J (:"'J (:"' < セ

-*""

UJ-l

-J J ...

'.

t

':ili'

1:' - '1:' セ|

"II

ゥャャGBセ -t'

>\ '. \

...' \

U J

t.i

.

-

J <..5'"'"J <..5'"'"

-

W

-

- ..J-""" U セ

-

.JJ ..J

-.

<I' Z:!.tJ1

ィGLセ

<I

....

.

\:..

|セ

-1'

bt.:..:",' ,.

WL:.." -

r

"-\

c.F<J

.,

< . c.F<

'-F.J セ I.,F

c..."""""

J

Y

-

u=

( ' 0

:w!b.

':II)

ャjjMBjセ

,,'oJl

"Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh

tahun ia berdo

a:

"fa Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri

nrmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (Q. S.

AI-Ahqaf: 15).

ゥセ

lJJ-l'ili

セj

.u:..;."

ayat ini mengisyaratkan bahwa masa kandungan minimal adalah enam bulan, karena pada

Q.

S. Al-Baqarah

ayat 2, telah dinyatakan bahwa masa penyusuan yang sempurna adalah

dua tahun, yakni 24 bulan. Di sisi lain dapat dikatakan bahwa

penyusuan minimal adalah sembilan bulan, karena masa kandungan

yang normal adalah sembilan bulan. Betapapun ayat di atas

menunjukkan betapa pentingnya ibu menyusukan anak dengan ASI

(Air Susu Ibu).

Ayat di atas juga menunjukkan betapa pentingnya ibu kandung

memberikan perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya, khususnya

pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Sikap

kejiwaan seorang dewasa banyak sekali ditentukan oleh perlakuan

yang dialaminya pada saat kanak-kanak, karena itu tidaklah tepat

membiarkan mereka hidup terlepas dari ibu bapak kandungnya.

Betapapun banyak kasih sayang yang dapat diberikan oleh orang lain,

(41)

33

セセQ

\jJ

セL

Banyak ulama yang menyatakan bahwa itu

terpenuhi pada usia 33 tahun. Betapapun maknanya, yang jelas ayat di

atas menuntut peningkatan pengabdian dan bakti kepada orang tua

dari saat ke saat, dan bahwa walaupun seseorang telah mencapai usia

kedewasaan dan memiliki tanggung jawab terhadap istri dan

anak-anaknya, namun bakti tersebut harns terns berlanjut dan terns

meningkat.

Dengan tuntutan 11ll, anak yang dilahirkan mendapat Jamman

pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa dengan baik. Bahkan

jaminan tersebut hams tetap diperolehnya walau ayahnya telah

meninggal dunia31

Untuk masalah pemberian natkah ini, Allah lebih menjelaskannya lagi

pada surat At-Talaq ayat 7:

IJ

Ull

セエZゥゥ

t:...

, QYY[セQN , _

4.9"

.).) ,_.(,k'..l!'.), (jAJu 4.:i;';'" .'u (jA ,セ Jj QYY[セ| ' ._

( y .

.0

-)lbJI) 1 "

Y-":l セ

"

セ .

Ull '

セ イGセG

lAt:ii

l.

lil

<セ セQャQ セ _

"Hendaklah orang yang mampu memberi najkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi najkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan" (Q. S. At-Talaq: 7).

,

セZLLL

(;.

セZ

.. Jdl 19H!J

Hendaklah yang lapang. yakni mampu dan

memiliki banyak rezeki memberi najkahuntuk istri dan anak-anaknya

dari yang sebatas kadar kemampuannya dan dengan demikian

hendaknya ia memberi sehingga anak dan istrinya itu memiliki pula

kelapangan dan keluasan berbelanja32

(42)

j]\

セャャゥ

09

i

)19

jJ:.i)

セセ

j ;

c;.J

Dan siapa yang disempitkan

rezekinya yakni terbatas penghasilannya, maka hendaklah ia memheri

nafkah dari harta yang diherikan Allah kepadanya. Jangan sampai ia

memaksakan diri untuk natkah itu dengan mencari rezeki dari sumber

yang tidak direstui Allah33

tAlli

c.,

Uj

j]1 :

.1,) U

Allah tidak akan memik1l1kan hehan

kepada seseorang seslIai apa yang Allah herikan kepadanya. Karena

itu janganlah wahai istri menuntut terlalu banyak dan

pertimbangkanlah keadaan suami atau bekas suami kamu. Di sisi lain

hendaklah semua pihak selalu optimis dan mengharap kiranya Allah

memberinya kelapangan34

Tidak ada jumlah tertentu untuk kadar natkah bagi keluarga. lni

kembali kepada kondisi masing-masing dan adat kebiasaan yang

berlaku pada satu masyarakaes.

Suami yang tidak dapat menutupi biaya hidup keluarganya, mestinya

memperoleh sumbangan dari Bait ai-Mal atau kini dikenal dengan

Departement Sosial. Tetapi kalau seandainya suami tidak

mendapatkannya, maka istri - yang rela hidup bersama suami yang

tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara wajar - dapat menuntut

cerai36

lj.4 ;..;,.

j]\

Allah akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan, ada ulama yang memahaminya sebagai janji yang

pasti terlaksana. Al-Biqa'i mengomentari penggalan ayat ini bahwa:

33Quraish Shihab,Taftir AI-Misbah ,h. 303.

34Quraish Shihab,Tafsir AI-Misbah ,h. 303.

(43)

35

"karena itu tidak ada seseorang yang terus menerus sepanjang usia

hidupnya dalam keadaan kesempitan37 Kemudian Rasulullah saw. juga bersabda:

.I...

U )

4.!..u..o

,;J

u\.S

'g,"""'.l

.JA.J

41

セi

Jiil

iNセA

NHiNsNjセi

"Apabila seorang suami memberi najkah kepada keluarganya dengan

mengharap pahala, maka naJkah tersebut termasuk sedekah." (H. R.

BUkhari).38

, l... -;:L.illl

e I •. W 1

':II ..ill "..::..

1.. ..,e セ

"w

<.::..u.J

g . セセNNN_ML .Njセセ (.jS-

.J

.(F

.I.J.J)

セQyGQ

セ セ

"Sungguh, tidak ada najkah yang kamu berikan dengan maksud

mendapatkan ridha Allah, kecuali kamu akan mendapatkan

pahalaNya, termasuk juga makanan yang kamu berikan ke mulut

istrimu."(H. R.Bukhari dan Muslim)39

Seorang ibu mengandung demi seorang ayah (suami) dan menyusui

juga demi sang suami. Oleh karena itu wajib bagi suami memberi

natkah secukupnya kepada istriya berupa sandang dan papan, agar ia

dapat melaksanakan kewajibannya dalam menjaga dan memelihara

bayinya.

Walaupun memberi natkah itu merupakan kewajiban yang harns

dipenuhi oleh seorang suami yang merupakan kepala rumah tangga,

tetapi sesuai dengan dalil yang di atas, memberi natkah itu tidak boleh

berlebih-lebihan, dalam artian melewati batas kemampuan suami itu,

yang nantinya akan membuat suami itu sengsara. Dan tidak boleh juga

kurang, yang nantinya akan berakibat memberatkan sang istri.

Sesungguhnya Islam melarang seorang suami "menikmati" hasil usaha

istrinya. Akan tetapi, aturan ini tidaklah kemudian menjadikan seorang

37Quraish Shihab,TqfSir AI-Misbah ...,h. 303.

38Ahmad binAlibin Hajr Asqalani,Fathu Bari: SarahShahih Bukhari, (Beirut: Daar Kutab

(44)

istri tidak bekerja mencari nafkah, sekiranya mema

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan seks/jenis kelamin laki-laki dan perempuan dikehendaki Allah dan kesetaraan/kesejajaran derajat keduanya ditunjukkan dalam penciptaan pada waktu yang

Penentuan kadar asam urat dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 293 nm dengan adanya menggunakan enzim urikase yang dapat

Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah dari ketiga dimensi E-Commerce ternyata EC3 (perdagangan dengan sistem pertukaran data) mempunyai pengaruh

Adegan dalam scene IV kamera dengan posisi long shot memvisualisasikan segerombolan kulit putih menyaksikan dua sosok kulit hitam yang sedang digantung didepannya,

Sumber pencahayaan kamar tidak memiliki bukaan pencahayaan alami dan hanya berasal dari general lighting berupa downlight Philips LED 7,5 W sebanyak 2 titik lampu

Demikjan daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagai bu}ti pemenuhan persyaratan bakal calon Anggota DPR/DPRD Provinsi/DPRD

―Au pair merupakan orang yang tinggal di sebuah keluarga angkat dengan memberikan jasa tertentu, program pertukaran ini ditujukan kepada orang muda dari negara

Hal ini juga menjadi faktor penghambat bagi advokat mendampingi klien dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Kota Pekanbaru dikarenakan SDM advokatnya bukan