• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I asuhan kunjungan awal revisi.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I asuhan kunjungan awal revisi.docx"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunjungan antenatal adalah pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal dilakukan empat kali selama kehamilan. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau kehamilan agar pada saat proses persalinana maupun dalam masa kehamilan semua terpantau. Dan jika ada sesuatu yang menggajal dapat segera dilakukan pemeriksaan dan segera ditindaklanjuti.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja tujuan kunjungan pada kehamilan? 2. Bagaimana pengkajian data kesehatan ibu hamil?

3. Bagaimana pemeriksaan fisik dan palpasi dengan leopold ? 4. Apa saja pemeriksaan panggul dan pemeriksaan laboraturium? 5. Apa saja pengkajian emosional ?

6. Bagaimana pengkajian fetal ?

7. Bagaimana cara menentukan diagnosa ? C. Tujuan

1. Untuk menegtahui tujuan kunjungan awal.

2. Untuk mengetahui pengkajian data kesehatan pada ibu hamil. 3. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dan palpasi dengan leopold. 4. Untuk mengetahui pemeriksaan panggul dan pemeriksaan laboraturium. 5. Untuk mengetahui pengkajian emosional.

6. Untuk mengetahui pengkajian fetal. 7. Untuk mengetahui menentukan diagnosa.

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal

(2)

1. Tujuan Kunjungan

Tujuan pengkajian awal adalah :

a. Mengkaji tingkat kesehatan, dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji screening yang tepat.

b. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalis, nilai darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang digunakan sebagai standar untuk pembanding sesuai kemajuan kehamilan.

c. Mengidenifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetric, medis dan pribadi, serta keluarga. d. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya untuk mengekspresikan dan

mendiskusikan adaanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, dan kehilangan kehamilan yang lalu, bila ada persalinan, kelahiran atau puerperinium.

e. Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya.

f. Membangun hubungan saling percaya, karena ibu dan bidan adalah mitra dan asuhan.

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :

a. Timbang berat badan dan pengukuran berat badan

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.

b. Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.

c. Ukur tinggi fundus uteri

(3)

Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Kusmiyati, 2009 ).

Usia

Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri 28 Minggu 25 cm 3 Jari diatas pusat

32 Minggu 27 cm Pertengahan pusat dengan processus xyphoideus

36 Minggu 30 cm 1 jari dibawah processus xyphoideus

40 Minggu 33 cm 3 jari dibawah processus xyphoideus

d. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian . akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Imunisasi TT 0,5 cc Antige

n

Interval (Selang Waktu Minimal)

Lama

Perlindungan

%

Perlindunga n

TT 1 Pada kunjungan

antenatal pertama – –

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99

Keterangan : * artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum). e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan

(4)

Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Pada asuhan kehamilan dilakukan anamnea kehamilan risiko terhadap PMS meliputi penapisan, konseling, dan terapi PMS.

g. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.

2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan

4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

5) Memberikan asuhan antenatal

6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran.

8) Persiapan dan biaya persalinan

h. Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ

Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ :

(5)

2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

3) Normal: antara 120-160x/menit

4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit

5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit

6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit i.Tetapkan status gizi

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Cara melakukan pengukuran lila :

1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran.

2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca menurut tanda panah.

3) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LiLA.

j.Tatalaksana kasus

Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :

1) Timbang berat badan

2) Tekanan darah

3) Tinggi fundus uteri

4) Tetanus toxoid lengkap

(6)

6) Tes penyakit menular seksual (PMS)

7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

8) Terapi kebugaran.

9) Tes VDRL

10) Tes reduksi urine.

11) Tes protein urine

12) Tes Hb

13) Terapi iodium

14) Terapi malaria

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (nomor 1-7 pada 10 T di atas). Pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi. (Prawiroharjo, 2002).

2. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil

Maksud dari anamnese adalah mendeteksi komplikasi-komplikasi dan menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan dan kelahiran terdahulu, kesehatan umum dan kondisi sosial ekonomi. Ketika dilakukan anamnese diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik karena cara seorang bidan melakukan komunikasi dengan ibu menentukan informasi apa dan berapa banyak yang diperoleh dari ibu tersebut.

Isi riwayat pada kunjungan antenatal pertama : informasi biodata, identitas ibu dan suami (nama, umur, pekerjaan, agama, suku, alamat) riwayat kehamilan sekarang meliputi : HPHT dan siklus haid apakah normal, gerak janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan), masalah dan tanda-tanda bahaya (termasuk rabun senja), keluhan-keluhan lazim pada kehamilan : penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), kekhawatiran yang dirasakan.

Pada kehamilan sekarang membantu anda untuk menentukan umur kehamilan dengan tepat. Setelah anda mengetahui umur kehamilan ibu, anda dapat pemberikan koseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik.

(7)

(untuk bulan baru atau bulan maret ke atas) dan + 7 + 9 = tanggal persalinan (januari sampai dengan maret), indikasi hanya pada ibu yang mengalami riwayat haid yang teratur, dan tidak dapat digunakan pada ibu sudah hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi sesudah melahirkan, ibu hamil setelah berhenti mengkomsumsi pil KB dan belum pernah haid lagi. Kalau salah satu dari situsi di atas terjadi perkiraan tanggal persalinan di lakukan secara klinis (misalnya: dengan melihat besarnya uterus) atau dengan USG. Contoh penggunaan rumus Naegale : mulai dari hari pertama haid terakhir dan ditambahkan 7 hari. Kemudian hitung ke belakang 3 bulan perhatikan baik-baik, gunakan jari tanggan dan atau tuliskan kertas untuk memudahkannya. HPHT : 5 mei 2003

Tambahkan 7 hari : 5 + 7 hari = 12

Hitung bulan - 3 : ( 5 - 3 ) = 2 (Bulan Februari)

Tahun + 1 maka tanggal persalinannya 12 februari 2014

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterem, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep atau dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan seblumnya brat bayi sebelumnya <2500 atau >400kg. Masalah- masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu membantu dana menggelola asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus, tes , tindak lanjut dan rencana persalinan). 3. Pemeriksaan Fisik dan Palpasi Secara Leopold

Kunjungan awal pertama adalah : kunjungan antenatal yang pertama kali dilakukan oleh ibu hamil.

Data Subjektif a. Keluhan utama b. Riwayat reproduksi

1) Riwayat menstruasi yaitu menarche; siklus; lama; keluhan; volume; bau; konsistensi; HPHT.

2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu. 3) Riwayat kehamilan sekarang.

a) Tanda-tanda kehamilan yaitu Amenore, mual dan muntah; Tes kehamilan; Tanggal; Hasil.

b) Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia kehamilan...minggu, dalam 24 jam terakhir, ... kali dalam 10 menit.

4) Keluhan yang dirasakan yaitu rasa lelah; mual-mual; pegal pada kaki dan pinggang; malas beraktivitas; panas menggigil; penglihatan kabur; rasa nyeri/panas saat bak; rasa gatal pada vulva; vagina; nyeri kemerahan pada tungkai.

c. Riwayat kesehatan

(8)

a) Penyakit menular yaitu TBC; hepatitis; malaria; HIV/AIDS; penyakit menular; jantung ; hipertensi; DM; asma; alergi obat.

b) Riwayat kesehatan yang lalu

(1) Riwayat menyulit yang pernah/sedang diderita yaitu jantung ; hipertensi; DM; Asma; hepar; anemia berat; PMS dan HIV/AIDS (2) Perilaku kesehatan yaitu penggunaan alkohol/obat-obatan sejenis;

pengkonsumsi jamu; merokok. (3) Riwayat kesehatan keluarga.

d. Data psikologi yaitu riwayat perkawinan; respon ibu terhadap kehamilan ini; respon suami terhadap kehamilan ini; respon keluarga terhadap kehamilan ini; adat istiadat, budaya yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kehamilan; susunan anggota keluarga yang tinggal serumah.

e. Pola pemunahan kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi

a) Makanan yaitu frekuensi; banyaknya; jumlah; pantangan; makanan kesukaan.

b) Minuman yaitu frekuensi; banyaknya; jenis minuman; minuman kesukaan.

c) Kebiasaan yaitu merokok; penggunaan alkohol/obat-obatan terlarang; pengkonsumsi jamu.

d) Aktivitas yaitu pekerjaan dirumah; pekerjaan dikantor. e) Istirahat dan tidur yaitu tidur malam; tidur siang. f) Eliminasi yaitu BAK; BAB.

g) Personal hygien yaitu mandi; keramas; ganti baju; ganti celana dalam; sikat gigi; potong kuku.

h) Aktivitas seksual yaitu frekuensi; keluhan.

i) Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perwatannya yaitu pemeriksaan kehamilan; perawatan payudara; memantau gerakan janin; waspada keluhan; pola makan yang sehat; sikap tubuh yang baik (body mechanic); posisi tidur ; ketidaknyamanan dan cara mengatasinya.

Data Objektif

a. Pemeriksaan umum 1) Keadaan umum 2) Keadaan emosional 3) Kesadaran

4) Tanda-tanda vital a) Tekanan darah b) Nadi

c) Pernapasan d) Temperatur

5) Berat badan sebelum hamil dan berat badan sekarang 6) Lingkar lengan atas

(9)

a) Kepala yaitu bentuk; rambut (warna, kebersihan, kerontokan); muka (klosma, jerawat, sianosis kebersihan).

b) Mata yaitu Kelopak mata; Kunjung tiva; Sklera; Secret; Ganguan penglihatan.

c) Telinga yaitu kebersihan; ganguan pendengaran; terlihat masa.

d) Hidung yaitu kebersihan; pernafasan cuping hidung; polip (hidung tesumber).

e) Mulut dan Gigi yaitu kebersihan mulut, lidah dan geraham; karies gigi; perdarahan gusi; bibir (sistematis).

f) Leher yaitu pembesaran kelenjar tyroid; vena jugo laris; pembesaran kelenjar getah bening/limfe.

g) Dada yaitu retraksi dada; denyut jantung teratur; whezzing; paru-paru. h) Payudara yaitu pembesaran; kondisi puting susu; benjolan ; rasa nyeri;

hyperpigmentasi; pengeluaran kolustrum.

i) Ekstermitas atas yaitu bentuk; pembesaran kelenjar getah bening di aksila; kebersihan tangan dan kuku; ujung jari: pucat/tidak; tremor; telapak tangan berkeringat; warna merah pada telapak tangan

j) Abdomen yaitu bekas luka operasi; pembesaran perut: sesuai tidak dengan usia kehamilan; kosistensi; linea nigra; striae gravidarum. k) Palpasi abdomen

(1) Palpasi Leopold yaitu leopold I; leopold II; leopold III; leopold IV mengukur TFU Mc. Donalds; jika belum masuk panggul (TFU – 12) X 155; jika sudah mauk panggul (TFU – 11) X 155; TBJ (rumus niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) X 100 + 150.

(2) Aukultasi (dihitung 1 menit penuh, prekuensi, keteraturan, punctum maksimum).

l) Punggung, pingang, dan panggul yaitu posisi punggung ; nyeri ketuk pinggang; pemeriksaan panggul luar dan panggul dalam.

m)Genetalia luar yaitu ada tidak varises; tanda Chadwick; pembesaran kelenjar bartholi; keputihan.

n) Genetalia dalam yaitu vagina; serviks; tanda infeksi pada serviks; teraba promontorium atau tidak.

o) Pemeriksaan bi manual yaitu tanda hegar. p) Rektum yaitu kebersihan dan hemoroid.

q) Ektermitas bawah yaitu kebersihan kuku; pucat ujung jari kaki; teraba dingin atau panas; oedema; kemerahan; varises; reflek patela (kanan dan kiri).

r) Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboraturium (hemoglobin, golongan darah, protien urin, glukosa urin); pemeriksaan USG; non-stres test (NST).

(10)

b. Kepala dan leher : udema di wajah, ikterus pada mata, bibir pucat, leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar tiroid.

c. Payudara : ukuran, simetris, putting payudara : menonjol atau masuk, keluarnya kolustrum atau cairan lain, retraksi, masa, nodul axilla.

d. Abdomen : luka bekas operasi, tinggi fundus uteri (jika >12 minggu), letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu), mendengar denyut jantung janin (bila kehamilan lebih dari 18 minggu).

e. Tangan dan kaki : udema di jari tangan, kuku jari pucat, varises vena, refleks.

f. Genetalia luar (eksterna) : varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar, kelenjar bartoline : bengkak (massa), cairan yang keluar.

g. Genetalia dalam (interna) : serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau membuka, vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah, ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada trimester pertama).

Tangan bidan harus bersih dan hangat. Tangan yang dingin tidak memiliki kepekaan sentuhan yang di butuhkan, tanggan ini cenderung mengakibatkan kontraksi abdomen dan otot uterus, hingga ibu merasakn bahwa palpasi tidak nyaman.

Untuk menentukan tinggi fundus bidan menepatkan tangannya di bawah xisifternum. Dengan menekan secara perlahan, bidan menggerakan tangan, kebawah abdomen sampai ia merasakan batas lekung fundus, perhatikan jumlah lebar jari tanggan yang dapat mengakomodasi di antara jarak tersebut. Cara lain adalah mengukur jarak antara fundus dan simpisis pubis dengan ukur, meski riset terkini menunjukan bahwa masih kurang bukti untuk mengevaluasi metode ini secara penuh.

Secara klinis, mengkaji ukuran uterus dan membandingkanya dengan gestasi tidak selalu diperoleh hasil yang akurat, karena ukuran dan jumlah janin serta amnion berpariasi. Variasi ukuran ibu dan paritas juga mempengaruhi perkiraan.

a. Palpasi pelvic

Palpasi pelvic dapat menyebabkan kontraksi uterus karena sering di lakukan sebelum palpasi pundus lateral untuk membuat temuan lebih mudah di tetapkan. Palpasi pelvic mengidentifikasi puncak janin d pelvic, ini tidak boleh menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu bila presentasinya kepala, akan teraba masa keras, bulat, permukaan halus. Dan juga harus menemukan seberapa besar kepala janin yang di raba diatas tepi pelvic untuk menetapkan engagement.

(11)

Palpasi lateral digunakan untuk melokallisasikan punggung janin dalam upaya menemukan posisi. Tangan dapat di kedua sisi uterus pada tinggi ambilicus. Tekanan ringan diberikan pada kedua tangan secara bergantian untuk mendeteksi sisi uterus mana yang menunjukan tahanan yang lebih besa. Punggung yang keras dapat di bedakan dengan cairan amniotik yang berfluktuasi. Untuk membuat pungung lebih menonjol, tekanan fundus bisa diberikan dengan satu tangan dan tangan lain digunakan untuk berjalan di atas abdomen.

c. Palpasi Fundus

Palpasi fundus ini menetapkan adanya bokong atau kepala. Informasi ini akan membantu untuk mendiagnosis kebutuhaan dan persentasai janin. Bidan mengandalkan kedua tanggan pada sisi fundus, jari diletakan berdekatan dan menepuk dan mengelilingi batas atas uterus. Tekanan halus diberikan dengan menggunakan telapak tangan dan jari untuk menetapkan konsistensi lunak dan garis pasti yaag menggambarkan bokong. Kepala lebih bisa di bedakan garisnya dari pada bokong yang terasa keras dan bulat.

Keterangan:

1) Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari diatas simpisis.

2) Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba diantara simpisis dan pusat.

3) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari dibawah pusat.

(12)

5) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari diatas pusat.

6) Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba dipertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat.

7) Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus.

8) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

d. Palpasi abdomen dengan teknik pemeriksaan Leopold 1) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Cara pemeriksaanya :

a) Pemeriksaan menghadap kearah muka ibu hamil.

b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur beberapa tinggi fundus uteri.

[image:12.612.275.425.482.614.2]

c) Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepalah ataukah bokong janin).

Gambar 1.1 leopold I 2) Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri ibu. Cara pemeriksaanya :

a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu. b) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut

sebelah kiri kearah kanan, begitu pula sebaliknya.

(13)
[image:13.612.273.425.84.208.2]

Gambar 1.2 Leopold II 3) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Cara pemeriksaanya :

a) Tangan kiri menahan fundus.

b) Tangan kanan meraba bagian yang ad di bawah uterus. Jika teraba bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan janin dalam letak melintang.

c) Pada letak sungsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyangkan pada bagian bawah, tangan kiri merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ditemukan pada usia kehamilan 20-28 minggu.

Gambar 1.3 Leopold III 4) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bagian yang ada di bagian bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Cara pemeriksaanya :

a) Pemeriksa menghadap kaki pasien.

b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. Jika teraba kepala tempatnya kedua tangan diarah yang berlawanan dibagian bawah.

c) Jika kedua tanggan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul.

[image:13.612.262.436.454.628.2]
(14)
[image:14.612.141.531.110.634.2]

Gambar 1.4 Leopold IV Penilaian

Antenatal

Kunjungan I

Kunjungan II

Kunjungan III

Kunjungan IV

Konseling umum

Memperkuat Memperkuat Memperkuat

Konseling khusus

- Jika ada

indikasi

Jika ada indikasi

Jika ada indikasi Perencanaan

persalinan

- -

Perencanaan penaganan komplikasi

Antigen Interval (selang waktu Minimal )

Lama

Perlindungan

%

perlindungan

TT 1 Pada kunjungan

antenatal pertama

TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80 TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup

99

4. Pemeriksaan Panggul, Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Panggul

a. Ukuran-ukuran panggul luar : 1) Distansia Cristarum : 28 – 30 cm 2) Distansia Spinarum : 24- 26 cm

(15)

b. Ukuran-ukuran panggul luar

Conjugata diagonalis

(jarak dari pinggir bawah sympisis ke poromontorium)

= 12,5 Conjugata vera

(jarak dari pinggir atas simpisis ke promontorium)

= 11 cm Conjugata transversa

(jarak antar tuberum)

= 12 – 13 cm Cojugata obliq

(jarak dari tengah simpisis ke promontorium)

= 13 cm Diameter anterio poterior

(jarak dari pinggir bawah simpisis ke coccyges) = 11,5 cm Diameter interspinarum

(jarak antra spina isciadika kanan dan kiri) = 10,5 cm c. Bentuk-bentuk Panggul

1) Panggul gynecoid a) 45% pada wanita.

b) Diameter Anteroposterior (12,5 cm) hampir sama dengan diameter tranversa (12 cm).

2) Panggul android a) 15% pada wanita

b) Umumnya pada jenis panggul pria. c) Diameter tranversa dekat dengan sacrum. 3) Panggul antropoid

a) 35% wanita

b) Bentuk lonjong seperti telur.

c) Diameter anteroposterior lebih besar dari diametar transver. 4) Panggul platipelloid

a) 5% pada wanita.

(16)
[image:16.612.168.527.82.598.2]

Gambar 1.5 Gambar 1.6 Keterangan :

Gambar 1.5 Gambar 1.6

1. Distantia Cristarum Conjugata Externa 2. Distantia Spinarum

3. Conjugata Externa

Pemeriksaan Laboraturium

Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan. Bukti diseluruh dunia menunjukkan bahwa pemeriksaan fisik dan laboratorium selama kunjungan antenatal harus difokuskan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah, dengan kata lain bidan harus melakukan pemeriksaan yang nyata dapat menurukan angka kematian ibu dan neonatus.

(17)
[image:17.612.142.534.146.552.2]

glukosa dalam urine, VDRL/RPL, faktor rhesus, golongan darah, human immunodeficiency virus (HIV), rubella, tinja untuk ova/telur cacing dan parasit.

Table Pemeriksaan Laboratorium dan Nilainya Tes

Laboratorium

Nilai Normal Nilai Tidak Normal

Diagnose/Masalah yang Terkait Haemoglobin 10,5 - 14,5 < 10,5 Anemia Protein urine

Dipstick merebus

Terlacak/negative Bening/negative

>atau = 2 + keruh

(positif)

Protein urine (mungkin ada infeksi (PIH)) Glukosa dalam

urinie Benedict’s Diabetes VDRL/KPR Tes pemeriksaan syphilis pertama

Negative Positif Syphilis

Faktor rhesus RH+ RH - RH sensitization

Gol.darah A B O AB - Ketidakcocokan

ABO

HIV + AIDS

Rubela Positif Negative Anomaly pada janin

jika ibu mengalami infeksi

Tinja ( ova/telur cacing ) dan parasit

Negative Positif Anemia akibat

cacing (cacing tambang)

a. Pemeriksaan Haemoglobin Pengertian :

Pemeriksaan Haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuk mengetahui kadar haemoglobin dalam darah.

(18)

Hasil pemeriksaan HB sahli dapat diklasifikasikan sebagai berikut : HB 11gr% dikatakan tidak anemia, 9-10gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, <7gr% anemia berat. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan HB dengan cara sahli :

1) Peralatan : HB sahli set (tabung, standar, pengaduk, pipet 20mm + slang, pipet biasa), blood lanset, bengkok.

2) Bahan : darah, alhkohol 70%, Hcl 1% atau 0,1N, aquadest, kapas. 3) Perlengkapan : sarung tangan

Cara kerja :

Cara kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut : siapkan alat, bahan dan perlengkapan; cuci tangan sebelum melakukan tindakan keringkan dengan handuk bersih dan kering; minta ibu atau pasien untuk duduk ditempat yang telah disediakan; pakai sarung tangan; isilah tabung sahli dengan Hcl 1% sampai angka; antiseptic ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, biarkan sebentar sampai kering. Letakkan kapas bekas antiseptic ke dalam bengkok, tusuk ujung jari dengan blood lanset bersihkan darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering; pencet ujung jari untuk mengeluarkan darah dan letakkan tangan pada posisi lebih rendah dari jantung; gunakan untuk menghisap darah sampai mencapai warna biru pada tabung/tube atau 0,02ml; masukkan darah ke dalam larutan Hcl kedalam tabung sahli sampai semua darah keluar dan diamkan selama 2-3 menit; aduk Hcl dengan darah sampai benar-benar tercampur; masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, diaduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna standar; lihat diujung paling atas dan baca angka diujung tersebut; setelah selesai tindakan, cuci tangan dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik; bersihkan dan rapikan alat-alat; kemudian cuci tangan dibawah air mengalir; catat angka tersebut dan beritahu hasil pemeriksaannya.

b. Pemeriksaan protein urine Dasar teori:

Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya preeklamasi pada ibu hamil yang seringkali menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan yang terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera di antisipasi.

Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan dengen menggunakan asam asetat 5%, dan apabila setelah dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada protei di dalam urine.

(19)

2) Positif 1 (+) :Ada kekeruhan.

3) Positif 2 (++) :Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan. 4) Positif 3 (+++) :Urine lebih keruh dan endapa yang lebih jelas.

5) Positif 4 (++++) :Urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal.

Alat dan bahan yang digunakan antara lain:

1) Peralatan : tabung reaksi; penjepit tabung reaksi; lampu spritus (Bunser Burner); pipet; spiut 5 cc); rak tabung.

2) Bahan : reagnisa (asam asetat 5%); urine; larutan klorin0,5%. Prosedur kerja :

Sapa klien dengan hangat dan ramah, dan beri tahu klien tentang pemeriksaan urine, persiapan alat dan bahan isi tabung reaksi dengan urine 2-3 cc dan menggunakan pipet takaran (spuit 5 cc), panaskan urine di atas lampu spritus (bumser bunrner) dengan jarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih, kalau urine keruh tambahkan 4 tetes asam asetat 5% kalau keruh menghilang setelah ditambahkan asmam asetat, hal ini menunjukkan tidak adanya protein urine, kalau urine tetap keruh, panaskan sekali lagi, kalau urine masih tetap keruh, berarti ada protein dalam urine, nilai kadar kekeruhan urine, buat catatan medik, bereskan alat dan rendam alat yang terkena urine dengan clorin, cucu tangan dengan air dan sabun hingga bersih kemudian lap dengan handuk hingga bersih.

c. Pemeriksaan Urine Reduksi Tujuan pemeriksaan :

Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adnya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine mengandung glukosa seperti ibu yang memiliki riwayat penyakit DM.

Cara Membaca Hasil Pemeriksaan Urine Reduksi:

Dikatakan kadarnya 0% atau hasilnya negatif bila hasil pembakaran berwarna biru/hijau, hijau/kuning, hijau mempunyai kadar +1 atau <0,5%, kuning kehijauan mempunyai kadar ++2, dengan kadar 0,5-1%, jika hasil pembakaran urine berubah menjadi jingga maka hasilnya adalah +3, dengar kadar kuantitatif 1-2 % , merah bata nilai +3, kadar >2%

Alat dan Bahan yang Digunakan :

1) Alat : tabung reaksi, penjepit tabung reaaksi, pipet, semprit, lampu spritus 2) Bahan : pereaksi benedict, urine, kertas saring

Prosedur kerja:

(20)

spritus. Tabung reaksi dibakar diatas lampu spritus dengan posisi miring sambil goyang-goyangkan diatas api sampai mendidih, letakan tabung reaksi pada rak yang sudah disiapkan. Diamkan sebentar kurang lebih 2-3 menit kemudian bandingkan dengan tabung yang lain dan lihat perbedaan warnanya, tulis hasil dalam buku catatan, bersihkan dan bereskan alat-alat dan cuci tangan.

5. Pengkajian Emosional a. Trimester I

Selama bulan pertama hingga ke tiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan ibu hamil sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” daripada hamil. Perubahan emosi ibu lebih disebabkan oleh adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah, perubahan bentuk tubuh, dan morning sickness.

b. Trimester ke II

Pada usia kehamilan ini, emosi ibu jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang ibu rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bias disebut periode keemasan. Ibu mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamailan. Selain itu, tidak banyak keluh-keluhan fisik. Inilah yang membuat ibu menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebelumnya.

c. Trimester ke III

Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut ibu akan semakin besar dan mengakibatkan ibu susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar dikendalikan, bahkan ibu menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu menjadi siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiranm buah hati yang dilahirkan.

Cara untuk menghadapi perubahan emosi :

1) Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu.

2) Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih terbuka.

3) Makan-makanan yang bergizi serta berolahraga teratur, juga bisa membantu ibu untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi ibu. 4) Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan.

5) Berbagi pengalaman dengan orangtua atau yang pernah mengalami kondisi serupa dengan ibu.

6) Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.

6. Pengkajian Fetal

(21)

Guna mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bias bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan. Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin : a. Teknologi canggih : biasanya dikota-kota besar atau RS yaitu, Ultasonografi

(USG), Kardiotokografi (KTG), Amnioskopi, Amniosentesis, dll.

b. Teknik sederhana : pengamatan pertumbuhan uterus, Auskultasi denyut jantung janin (DJJ), dan pengamatan pergerakan janin.

c. Pada dasarnya tidak ada satupun jenis pemeriksaan yang lebih unggul. Tetapi, bila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian kesejahtraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.

TRIMESTER I

a. Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu.

b. Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu :

1) Auskultasi DJJ

Dapat digunakan alat ultrasound steetoscope/Doppler. DJJ bisa terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu. 2) Ultrasonografi (USG)

Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonic untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta, dan uterus.

Secara umum USG digunakan untuk menilai : a) Taksiran usia kehamilan.

b) Lokasi plasenta.

c) Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin. d) Deteksi kehamilan ganda.

e) Identifikasi kelainan bawaan.

f) Menilai keadaan/ ukuran panggul dalam.

Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk : a) Mengkaji usia kehamilan.

b) Mengevaluasi bdiagnosis perdarahan pervaginam. c) Memastikan dugaan kehamilan kembar.

d) Mengevaluasi pertumbuhan janin. e) Mengevaluasi massa pelvic.

(22)

TRIMESTER II

Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan:

a. Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.

Dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. TFU dinyatakn dengan Centimeter (CM). Bila usia kehamilan di bawah 20 minggu, digunakan dengan cara palpasi Leopold I. Cara pengukuran TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran perkiraan berat janin, dengan rumus dari Johnson Tausak ;

(TFU (dalam cm)-12) x 155 = TBJ dalam gram.

b. Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti : 1) Kehamilan ganda.

2) Polihidramnion. 3) Makrosomia janin. 4) Mola hydatidosa.

c. Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat : 1) Gangguan pertumbuhan janin.

2) Kelainan bawaan. 3) Oligohydramnion.

Selama kehamilan trimester II, pengkajian DJJ dilakukan dengan stethoscope monocular/stethoscope Leanec.

Teknik pemeriksaan :

a. Tentukan letak/posisi janin menggunakan teknik palpasi menurut Leopold II dan III.

b. Tempelkan stestocope pada lokasi dimana dipertkirakan terletak punggung atau dada janin

c. Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu

d. Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi DJJ permenit. Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kali oleh ibu pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedang pada multigravida dapat lebih dirasakan awal, yaitu usia 16 minggu.

USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk: a. Mengkaji usia kehamilan.

b. Mendiagnosis kehamilan ganda. c. Mengkaji pertumbuhan janin

d. Mengidentifikasi struktur abnormal janin. e. Mengkaji lokasi plasenta.

TRIMESTER III

(23)

b. Pada umumnya 10 gerakakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam. Bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan lebih cermat terhadap DJJ.

c. Informasi yang diberikan pada ibu hamil:

1) Pergerakan janin akan bertambah setelah makan.

2) Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif. 3) Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit.

4) Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin berkurang. Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi janin dan taksiran ukuran/berat janin. Lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin interval pertumbuhan.

METODE PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN LAINNYA a. Kardiotokografi (KTG)

Dilakukan dengan alat karrdiotokograf. Dasar kerja KTG adalah gelombang ultrasonik untuk mendeteksi frekuensi denyut jantung janin, dan tokodynamometer untuk mendeteksi kontraksi uterus. Keduanya direkam pada kertas yang bersamaan. Sehingga terlihat gambaran keadaan denyut jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama, biasanya dilakukan pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih, dengan lama pemeriksaan sekitar 20-30 menit.

Tujuan perekaman :

1) Frekuensi dasar DJJ (normal 120-160x/menit).

2) Variabilitas atau perubahan frekuensi DJJ (nilai normal ialah 5-15x/menit).

3) Pola deselerasi adalah gambaran penurunan DJJ, terdapat 3 keadaan yang diihubungkan dengan keadaan patologis tertentu yaitu :

a) Deselerasi dini

Yaitu deselerasi yang terjadi tidak lama (<30 detik) dari timbulnya kontraksi uterus. Pola ini dikaitkan dengan kemungkinan tekanan pada kepala atau gejala dini hipoksia.

b) Deselerasi lambat

Yaitu deselerasi yang terjadi jauh lebih lama setelah timbulnya kontraksi uterus. Keadaan ini bisa disebabkan oleh adanya asidosis akibat menurunnya fungsi plasenta.

c) Deselerasi variable

Yaitu deselerasi yang tidak teratur dan tidak mengikuti pola timbulnya kontraksi uterus. Keadaan ini dikaitkan dengan kemungkinan dengan tekanan tali pusat.

b. Amnioskopi

(24)

c. Ultrasonografi/USG 7. Menentukan Diagnosa

a. Menetapkan normalitas kehamilan.

1) Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan.

2) Berdasarkan data dasar yang mengacu pada kondisi fisiologis dalam kehamilan.

3) Dituntut pemahaman mengenai perubahan anatomi fisiologis ibu hamil serta adaptasi psikologi ibu hamil disetiap trimester.

b. Membedakan ketidaknyamanan selama kehamilan dengan komplikasi kehamilan.

1) Mengkaji dari kesimpulan yang dirasakan pasien mengenai anamnesis yang efektif dan komunikatif. Perlu adanya hubungan interpersonal yang baik terlebih dahulu dengan pasien sehingga pasien bias merasa nyaman dalam menyampaikan apa yang diraskan secara terbuka.

2) Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama yang berkaitan dengan keluhan yang dirasakan pasien untuk lebih dipertajam.

3) Pengambilan kesimpulan yang tidak tepat berakibat fatal karena jika penyulit atau komplikasi yang seharusnya segera dilakukan tindakan tidak terdeteksi, dapat meningkatkan AKI dan secara tidak langsung bidan berperan dalam meningkatkan AKI tersebut.

c. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal. 1) Melalui anamnesis dengan teknik yang efektif.

2) Bidan menguasi teori mengenai kehamilan yang normal dan tidak normal (tanda, gejala, pemeriksaan).

d. Mengidentifikasi kunjungan untuk kebutuhan dasar.

1) Kunjungan ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya.

(25)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada awal pertemuan, penting bagi bidan untuk mnjalin hubungan terapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan saling percaya pada kedua pihak, yang sangat diperlukan dalam asuhan kebidanan selanjutnya. Kunjungan antenatal adalah pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal dilakukan empat kali selama kehamilan. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau kehamilan agar pada saat proses persalinana maupun dalam masa kehamilan semua terpantau. Dan jika ada sesuatu yang menggajal dapat segera dilakukan pemeriksaan dan segera ditindaklanjuti.

B. Saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Kehamilan. Yogyakarta : Andi

Offset.

Kusmiati, Yuni. 2010. Penuntun Asuhan Kehamilan . Yogyakarta : Fitramaya.

Pantrikawanti, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I ( kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.

Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan) . Jakarta timur : Trans Info Media.

(27)

Gambar

Gambar 1.1 leopold I
Gambar 1.2 Leopold II
Gambar 1.4 Leopold IV
Gambar 1.5Gambar 1.6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam membantu masalah yang dihadapi para pencipta musik atau lagu tersebut maka di Indonesia banyak terbentuk suatu lembaga kolektif performing right (hak

Metode kontrasepsi hormonal merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian disfungsi seksual akseptor KB hal tersebut karena kandungan hormon yang dapat

- FST for first sort key, - ketik 1, tekan enter - ketik 2, tekan enter - ketik v85, tekan enter (artinya sorting indeks pertama kali pada ruas bernomor 85 (Ruas kata

Trade off theory maupun pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio hutang yang tinggi dapat membahayakan tingkat pertumbuhan perusahaan

Dalam rangka meningkatkan kinerja wirausaha diperlukan berbagai hal terutama pengaruh kecerdasan wirausaha, untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Tabel 4.7 Distribusi PHBS Tatanan Rumah Tangga Responden Warga Dusun Deres yang Bekerja Sebagai Pemulung di TPA.. Blondo

Data yang diperlukan dalam penelitian ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara. Observasi dijadikan

UNTUK DITAMPAL..