BAB I PENDAHULUAN
Outsourcing merupakan suatu istilah yang digunakan dalam perekrutan tenaga kerja. Mempekerjakan karyawan dalam ikatan kerja
outsoucing tampaknya sedang menjadi trend atau model bagi pemilik atau pemimpin perusahaan baik itu perusahaan milik negara maupun perusahaan
milik swasta. Banyak perusahaan outsourcing yakni perusahaan yang bergerak di bidang penyedia tenaga kerja aktif menawarkan ke perusahaan-perusahaan
pemberi kerja, sehingga perusahaan yang memerlukan tenaga tidak perlu
susah-susah mencari, menyeleksi dan melatih tenaga kerja yang dibutuhkan.
Outsourcing merupakan bentuk nyata dari prinsip-prinsip fleksibelitas pasar kerja dan dapat ditemukan dihampir seluruh bagian dalam rangkaian
proses produksi. Sistem outsourcing atau Alih Daya yang dilakukan oleh perusahaan guna untuk pemindahan pekerjaan yang bertujuan untuk
memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal
utama dari perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan
memperkerjakan buruh outsourcing.
Outsourcing di dalam Ketenagakerjaan Indonesia diartikan sebagai pemborong pekerjaan dan penyediaan jasa tenaga kerja. Pengaturan
outsourcing tertera pada Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 64 tentang Ketenagakerjaan “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian atau penyediaan
Pasal 65 ayat 1 “ menjelaskan bahwa Penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborong pekerjaan
yang dibuat secara tertulis” Pasal 65 ayat 2 “Pekerjaan yang dapat diserahkan
kepada perusahaan lain sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan
c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan
d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
Berdasarkan Pasal 65 ayat 3 “Perusaahaan lain sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 harus berbentuk badan hukum” Pasal 65 ayat 4 “Perlindungan
kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja/buruh pada perusahaan lain
sebagaimana yang dimaksut ayat 2 sekurang-kurangnya sama dengan
perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan
atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku” Sedangkan
Pasal 66 ayat 2 “Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan jasa penunjang
atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana yang
persyaratan sebagaimana yang dimaksut pasal 59 atau perjanjian kerja waktu
tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua pihak
c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh dan
d. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja/buruh dan perusahaan
lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dibuat
secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksut dalam
undang-undang ini .1
Penerapan sistem kerja outsourcing ini dilakukan oleh pemerintah dengan maksud untuk menekan tingginya angka pengangguran. Perusahaan
membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proses produksi, jika tenaga
kerja tersebut tersedia dengan harga murah, maka perusahaan akan banyak
melakukan rekrutmen tenaga kerja, sehingga hal ini akan mengurangi
tingginya tingkat pengangguran. Meskipun demikian, penetapan
diperbolehkannya perusahaan mempekerjakan buruh outsourcing akan semakin memperlemah kedudukan buruh dan rawan terhadap ancaman
eksploitasi.
Konflik pekerja/buruh outsourcing di Indonesia termasuk di Mojokerto banyak terjadi karena menurut pekerja/buruh sistem outsourcing ini merugikan bagi mereka, karena sering kali pekerja/buruh tersebut bekerja
melebihi jam yang tertea dalam kontrak tetapi dalam hal ini mereka tidak
mendapatkan uang lembur yang seharusnya meraka mendapatkannya.
1
Beberapa kasus konflik buruh outsourcing terjadi di Mojokerto.
Konflik tersebut disebabkan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Ribuan buruh yang mengalami PHK itu ternyata didominasi buruh yang
berstatus kontrak dan outsourcing. Menurut Ketua Majelis Pekerja Buruh
Indonesia (MPBI), banyak perusahan di Jatim melakukan PHK terhadap
pekerjanya atau buruh. Berdasarkan laporan yang masuk ke Majelis Pekerja
Buruh Indonesia (MPBI), ditemukan PHK buruh kontrak dan outsourcing di
Mojokerto ada 800 orang, di PT. W Sidoarjo ada 700 buruh. Di Gresik, PT
Aneka Rimba Nusa juga melakukan PHK menjelang Ramadhan. PHK
memasuki ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri ini merupakan modus lama.
Tujuannya, untuk menghindari pemberian THR.2
Berdasarkan data dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Majelis
Pekerja dan Buruh Indonesia (MPBI) Ribuan buruh di Jawa Timur tidak
semuanya mendapatkan tunjangan hari raya (THR) 2013. Data dari MPBI dan
LBH Surabaya, sedikitnya 14.673 buruh atau pekerja di 78 perusahaan
melaporkan belum mendapat THR. Sementara itu, sekitar 3.750 orang buruh
atau pekerja di daerah itu terancam tidak mendapatkan haknya berupa THR.
Sebagian besar mereka adalah pekerja kontrak atau outsourcing yang bekerja
di 7 perusahaan.3
Dari contoh kasus diatas menarik kesimpulan bahwa seringkali terjadi
PHK secara sepihak oleh pihak perusahaan kepada buruh outsourcing karena perusahaan menghindari adanya pemberian THR pada saat menjelang
Ramadhan. Seharusnya kontrak pekerja/buruh outsourcing masih panjang atau
2
w w w.Radjawarta,.com/untung-rugi-sistem-outsourcing Selasa,16 Juli 2013
3
belum mencapai batas kontraknya, akan tetapi mereka di PHK secara sepihak
oleh perusaahan hanya karena perusaan tidak mau mengeluarkan THR pada
saat Ramadhan. Tidak jarang juga dalam pelaksanaan sistem outsourcing, perusahaan melakukan pemutusan kerja secara sepihak karena melihat kinerja
dari pekerja/buruh jika dirasa tidak menguntunngkan perusahan maka
pemutusan kerja secara sepihak sering terjadi atau jika kenirja dari
pekerja/buruh teersebutt itu bagus maka perusahaan bisa saja memperpanjang
kontrak kerjanya.
Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengatakan memiliki tiga agenda besar yaitu penyempurnaan Undang-undang Ketenagakerjaan, pengawasan dan penindakan terhadap pelaksanaan alih daya yang menyimpang dari undang-undang dan merugikan pekerja tanpa memberi jaminan terhadap pekerja, ketiga penyempurnaan regulasi untuk memperketat menyangkut pengawasan terhadap perusahaan penyedia alih daya.
Sistem outsourcing sebenarnya tidak akan merugikan siapapun apabila implementasinya sesuai dengan perUU-an yang berlaku dan dilandasi rasa
kemanusiaan atau bisnis beretika sesuai budaya kita.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Mengidentifikasi Konflik Ketenagakerjaan yang Berkaitan dengan
Keberadaan Tenaga Kerja Outsourcing.
2. Mengidentifikasi Peran dari Dinas Tenaga Kerja dalam Pengelolaan
Konflik Outsourcing. C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pemikiran baru terhadap perkembangan Ilmu
Pemerintahan yaitu pentingnya menangani masalah yang
ditimbulkan oleh outsourcing.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi
bagi dilakukannya penelitian lanjutan dengan obyek yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Ketenagakerjaan
1) Sebagai kajian dan rekomendasi Bagi Dinas Ketenagakerjaan
dalam menangani masalah yang ditimbulkan oleh outsourcing 2) Sebagai masukan bagi Dinas Ketenagakerjaan dalam
melakukan pengawasan pelaksanaan outsourcing tenaga kerja
b. Bagi Pihak Lain
Untuk memberikan sarana tambahan informasi terhadap
pihak-pihak pelaku bisnis yang terkait dengan aktivitas Outsourcing dan
membutuhkan pengetahuan tentang norma yang mengaturnya,
sehingga mampu memahami segala aspek-aspek yang menyangkut
D. Definisi Konseptual
1. Peranan Dinas Ketenagakerjaan
Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas pokok dan
fungsi membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi.4
Berdasarkan penjelasan diatas peranan dinas ketenagakerjaan
mempunyai tugas dan fungsi dinas untuk mengambil kebijakan guna
mengatasi konflik antar buruh dan pengusaha, yang diharapkan
kebijakan tersebut meberikan alternatif yang menguntungkan bagi
semua pihak.
2. Konflik Buruh
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.5
Konflik yang dimaksud disini adalah konflik yang terjadi antara buruh
outsourcing dengan sistem outsourcing yang diterapkan dalam suatu perusahaan. Konflik terjadi karena buruh/pekerja merasa upah/gaji
yang diterima tidak sepenuhnya diberikan, karena harus dipotong
dengan berbagai macam alasan dan ini akan menjadikan loyalitas
buruh/pekerja berkurang terhadap perusahaan tersebut. Praktek
4 http://mojokertokab.go.id/mjk/sub/DISNAKERTRANS/=profil 04 april 2013 20.00 WIB 5
hubungan kerja kontrak dan outsourcing cenderung eksploitatif karena untuk melakukan kewajiban pekerjaan yang sama, buruh
kontrak dan outsourcing memperoleh upah dan hak-hak yang berbeda dan sebagian buruh harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan
pekerjaan atau untuk mempertahankan pekerjaannya.
3. Outsourcing
Outsourcing adalah pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu
perusahaan ke perusahaan lain. Sistem perekrutan tenaga kerja
outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem perekrutan
karyawan pada umumnya. Hanya, karyawan ini direkrut oleh
perusahaan penyedia tenaga jasa (agen outsourcing),kemudian
karyawan akan dikirimkan ke perusahaan lain (klien) yang
membutuhkan. Agen outsourcing membayar dulu kepada karyawan,
selanjutnya mereka menagih ke perusahaan pengguna jasa mereka.
Karyawan outsourcing biasanya bekerja berdasarkan kontrak dengan
perusahaan penyedia jasa outsourcing, bukan dengan perusahaan
pengguna jasa.6
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang
variabel yang dengan penjelasan tersebut diketahui unsur unsur atau
indikator- indikator dari variabel tersebut. Dengan demikian definisi
6
operasional berfungsi untuk data yang dikumpulkan agar peneliti lebih fokus
lebih mendalam. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Konflik yang terjadi antara Buruh/Pekerja Outsourcing dengan perusahaan yang disebabakan oleh beberapa hal antara lain pelanggaran
ketenagakerjaan dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Ketidakpastian status
ketenagakerjaan, ancaman PHK bagi tenaga kerja, Perbedaan perlakuan
Upah dan gajiantara karyawan internal dengan karyawan outsourcing 2. Peranan Dinas Ketebagakerjaan dalan penanganan Konflik buruh yang
meliputi :
a) peran sebagai regulator dalam arti seabagai lembaga yang perantara
dalam penanganan konflik dengan cara memberikan saran melalui staf
yang berwenang, memberikan kebijakan melalui keputusan Bupati,
melakukan mediasi dan melakukan pengawasan lapangan.
b) Peran sebagai mediator dalam arti disnaker sebagai penengah berada di
tengah-tengah antara pengusaha dan serikat pekerja dengan cara
penyediaan pelayanan masyarakat, pemerintah menanggapi laporan
yang masuk dan nantinya akan ditangani sesuai prosedur dan ketentuan
yang ada. Membantu menyelesaikan masalah perselisihan dan masalah
normatif juga berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
c) Peran sebagai Fasilitator dalam arti sebagai lembaga yang
menciptakan/ memfasilitasi dengan ruang pertemuan bagi serikat
Sekretaris Bersama (Sekber) untuk berunding untuk mempermudah
penyelesaian masalah.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang Peranan Dinas Ketenagakerjaan Dalam Penanganan
Konflik Buruh Outsourcing Tahun 2012 di Mojokerto dilakukan dengan
menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang akan
digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang 7. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam
masyarakat, termasuk di dalamnya tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, antara lain tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses- proses
yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan,
meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
7
menggunakan seluruh alat indra8. Jadi observasi merupakan suatu
penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan
dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian yang
berlangsung dan dapat dianalisa pada waktu kejadian itu terjadi.
Dibandingkan metode survey metode observasi lebih obyektif
b. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis,
metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat
data-data yang sudah ada.9 Metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, dokumen, dan
peraturan-peraturan. Maupun segala informasi yang berhubungan
dengan Peranan Dinas Ketenagakerjaan Dalam Penanganan Konflik
Buruh Outsourcing tahun 2012 di Mojokerto. c. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan sebuah
dialog yang dilakukan oleh peneliti langsung kepada informan atau
pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan10,.
3. Subyek penelitian
peneliti penetapkan para informan yang diharapkan bisa memberikan
informasi seluas-luasnya terutama yang beruhubungan dengan Peranan
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm: 133
9
Ibid hlm: 128
10
Dinas Ketenagakerjaan Dalam Penanganan Konflik Buruh
Outsourcing tahun 2012 di Mojokerto.
1. 5 orang buruh
2. Pemilik perusahaan/pengusaha
3. Kepala dinas ketenagakerjaan
4. Lokasi Penelitian
Dilakukannya oleh peniliti serangkaian penelitian berupa observasi,
dokumentasi, dan wawancara agar mendapatkan informasi dengan mudah
oleh karena itu yang menjadi lokasi penelitian adalah di Dinas
Ketenagakerjaan kabupaten Mojokerto.
5. Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal sampai
sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan
analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman 11
menggunakan analisis model ineraktif dengan tiga prosedur, yaitu reduksi
data, penyampaian data dan menarik kesimpulan/verifikasi.
11
MOJOKERTO)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S-1)
Disusun oleh : Arista Yuliana Sari
(09230077)
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi sebagai persyaratan
akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah Malang, tidak lupa juga
kepada sang Revolusioner dunia ini yaitu Nabi Muhammad Saw, dengan
kesabaran beliau, dan keikhlasan beliau sehingga mampu merubah peradaban
dunia ini menjadi besar dan bermoral.
Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian skripsi tentang “PERANAN DINAS KETENAGAKERJAAN DALAM PENANGANAN KONFLIK BURUH OUTSOURCING TAHUN 2012 DI MOJOKERTO (studi di Dinas Ketenaga Kerjaan Kabupate Mojokerto), dalam skripsi ini mengupas tentang bagaimana peranan Dinas Ketenagakerjaan dalam penanganan konflik yang buruh
outsourcing yang sedang marak terjadi di rahun 2012.
Dengan terselesainya skripsi ini, yang merupakan usaha peneliti secara
maksimal, tentu saja melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak,
untuk itu peneliti merasa wajib menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada mereka secara khusus sebagai berikut :
1. Kepada pimpinan Universitas Muhammdiyah Malang Bapak Rektor,
Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III.
Terima kasih atas didikasi mereka yang tinggi, mereka adalah para
pecinta pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi
terciptanya umat manusia dan beradab.
2. Kepada Dekan Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, terima kasih atas
dedikasi yang tinggi terhadap fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.
3. Kepada Dosen Pembimbing I (Drs. Jainuri M.si) dan Dosen
Pembimbing II (Dra. Tri Sulistyaningsih, M. Si), terima kasih atas
Salahudin, Bapak Saiman, Bapak Imam Hidayat, Bapak A. Rifai,
Bapak Mas;ud Said, Bapak Salim Said, Ibu Hevi Kurnia, Dan Ibu
Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan
keikhlasan ilmunya.
5. Kedua orangtua, Bapak yang selalu saya banggakan Satubi terimakasih
telah menuntun hidup saya dengan keteladanan, kedisplinan,
kesabaran, kedamaian dan cinta kasih yang sangat dalam dan tulus,
ibunda tercinta Sri Mulyanah, yang selalu mendoakan dari jarak yang
jauh dan kesabaran tanpa batas ketika saya sedang dalam menuntut
ilmu sehingga penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjutnya, terima
kasih pula untuk kakak tercinta saya Aris Puji Wijayanto yang telah
memberikan masukan ketika saya sedang lelah melangkah.
6. Kepada kerabat-kerabat saya, khususnya untuk adek Emma Wahyu
Ningtiyas dan Fiddo Varsenna kalian adalah orang yang membuat saya
ingin menjadi lebih baik.
7. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009 Enggar, Feby,
Erin, Pipit, Mia, Friska, Sari, Sadam, Boris, Benni, Salim, Pak de,
Rahmad dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa
berteman dengan kalian merupakan anugerah yang sangat luar biasa
9. Kepada yang selalu memberi bantuan dengan cara support , doa dan semangat Hendra Yudistira, terimakasih untuk selalu menyempatkan
waktumu.
10.Kepada teman masa kecilku Bayu Bay terimakasih atas segalanya,
terimakasih karna selalu ada dalam suka dan duka yang aku lalui.
11.Kepada teman seperjuanganku , terimakasih telah melalui masa sulit
menyusun skripsi ini bersama-sama Prima dan Ika.
Malang, 10 Oktober 2013
Peneliti,
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
ABSTRAKSI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
E. Definisi Konseptual ... 9
F. Definisi Operasional ... 10
G. Metode Penelitian ... 12
1. Jenis Penelitian ... 12
2. Teknik Pengumpulan Data ... 12
3. Subyek Penelitian ... 13
4. Lokasi Penelitian ... 14
5. Teknik Analisa Data ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Pemerintah ... 13
B. Peran Pemerintahan dalam Konteks Ketenagakerjaan ... 17
C. Tinjauan Umum Mengenai Pekerja/Buruh ... 22
D. Manajemen Ketenagakerjaan ... 25
E. Outsourcing ... 30
F. Dasar Hukum Outsourcing ... 31
G. Konflik Industrial ... 38
2. Letak Geografis ... 52
3. Penduduk... 54
4. Iklim ... 56
5. Visi dan Misi ... 57
B. Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Kabupaten Mojokerto ... 58
1. Keberadaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto ... 58
2. Visi dan Misi ... 59
3. Struktur Organisasi ... 61
4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 62
C. Konflik Industrial di Kabupaten Mojokerto ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konflik antara Buruh/Pekerja Outsoucing dengan Perussahaan di Kabupaten Mojokerto ... 73
B. Peranan Dinas Ketenagakerjaan Dalam Pengelolaan Konflik Buruh Outsourcing di Kabupaten Mojokerto tahun 2012 ... 81
C. Manajemen Tenaga Kerja di Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto ... 95
D. Penanganan Konflik Buruh Outsourcing tahun 2012 di Kabupaten Mojokerto ... 119
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 129
B. Saran ... 130
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kabupaten Mojokerto ... 55
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Kabupaten Mojokerto ... 56
Tabel 4.1 Pro Kontra Dalam Masalah Outsourcing ... 75 Tabel 4.2 Jumlah Pengaduan Kasus
Alex S. Nitisemito, 1996. Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia Arman Hakim Nasution. 2007. Manajemen industri. Yogyakarta: CV. Andi Offset Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit: Sinar
Grafika, Jakarta.
Bartos J Otomar dan Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambridge University Press
Burton John, 1990. Conflict: Resolution and Prevention, London: MacMillan Press
Camara, Dom Helder, 2005. Spiral Kekerasan. Jogjakarta: Resist Book
Cosmas BatuBara, 2008. Hubungan Industrial, Seri Manajemen SDM, No. 14, Jakarta, PPM
Dahrendorf, Ralf, 1986. Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri: Sebuah Analisis Kritik. Jakarta: CV Rajawali Press
Dessler, Gary.2003. Human Resource Management, Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Flippo, Edwin B. 1996. Personnel management sixth edition. McGraw-Hill, Singapore
Handoko, Hani T. 1995, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE
Graham Hancock. 2003 Dewa-Dewa Pencipta Kemiskinan Kekuasaan, Prestise, dan Korupsi Bisnis Bantuan Internasional Penerbit Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas (CPRP), Sleman
Jones, Pip, 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial : Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-modern, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Bina Aksara
Postmodern. Bantul; Kreasi Wacana
Rubenstein, , Alvin . Z . Soviet And Chinese Influence in The Third Word. New York: Praeger Publisher.
Siagian, P. Sondang. 2003. Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi dan Strateginya Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Susan, Novri; 2009 Sosiologi Konflik & Isu-isu Konflik Kontempore, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Sutinah dan Wirawan (Ed), 2009. Penyusunan Program Antisipasi dan Penanganan Konflik Industrial di Propinsi Jawa Timur. Surabaya: Lutfansah Mediatama
Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara, edisi 8. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tunggal. Iman Sjahputra, 2009. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan, Harvarindo, Jakarta,
Undang-Undang Ketenagakerjaan, No 13 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia. 2003
Windhu I Marsana, 1992. Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Skripsi:
Agus Pancawibowo, 2010, Penerapan Sistem Outsourching dan Hak-Hak Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Outsourching di Kota Surakarta (Studi kasus di PT. PLN (persero) APJ Kota Surakarta), Surakarta, FISIP UNS
Lestari, Arie Fitri Mulya. 2013. Peran Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya Dalam Menangani Masalah Yang Ditimbulkan Oleh Outsourcing. Kebijakan dan Manajemen Publik. Vol I. No. 1 Januari 2013
Sutibah. 2011. Konflik Industrial (Suatu Kajian Kritis Terhadap Konflik Industrial). Dialektika. Vol. 6 No.2 . 2011
mojokerto -demo
http://www.merdeka.com/peristiwa/tutup-badan-jalan-demo-buruh-di-mapolda-jatim-berakhir-ricuh.html
http://mojokertokab.go.id/mjk/sub/DISNAKERTRANS/=profil
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik