SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA 2008-2011
OLEH:
KINANTI
090503201
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
i PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH RASIO
KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL
ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN (2008-2011)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri
yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan berlaku.
Medan, April 2014
Yang Membuat Pernyataan
Kinanti
ii ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2008-2011)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara empiris terhadap harga saham. Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.
Penelitian ini bersifat replikasi terhadap penelitian sebebelumnya. Pemilihan sample dilakukan dengan metode penyangkalan data Purposive sampling dengan cara memilih sample sebanyak 15 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Hasil penelitian ini menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.
iii ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS PERFORMANCE TOWARD TO STOCK PRICE AT THE REAL ESTATE AND PROPERTY THAT LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODE 2008-2011
The aim of this research is the effect of Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) toward stock price. The reasearch sample is Real Estate and Property group company that listed in Bursa Efect Indonesia (BEI) from periode 2009-2011.
This study is a replication of the study before. The selection of samples was conducted using purposive sampling denial of data by selecting a sample of 15 companies Real Estate and Property are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
The results of this study demonstrate Return On Assets (ROA) partially significant effect on stock prices. Return on Assets (ROE) partial effect on stock prices. Debt To Equity Ratio (DER) no partial effect on stock prices. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) simultaneously significant effect on stock prices.
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2011”
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
dan Drs. Hotma Ja’far, M.M. Ak selaku Seketaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi S1-
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail , MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S1- Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Yeti Meliany Lubis SE, Msi, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, serta bimbingannya
kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rustam Msi, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis
selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi
6. Orang tua penulis, ayahanda Hasanuddin dan almarhumah ibunda
Eliati atas segenap kasih sayang, doa, pengorbanan dan semangat yang
v sayang Rio Welles, Ratih silvia dan juga Ade Rizki Delia Fazra yang
senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada
penulis dan tidak lupa juga kepada Atok dan Nenek yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi selama penyelengaraan skripsi
ini.
Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Jarred
Anthony atas segenap cinta, kasih sayang, semangat dan dorongan yang amatlah
sangat berarti buat penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dorongan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini.
Sahabat-sahabat terbaik penulis Dian Faqih Sumarli, Sri Ayu Anggaraini,
Nataruli Rumahorbo, Syifa Yani, Yosaline Sipahutar, Rendi Nurshadi, dan semua
rekan-rekan juang stambuk 2009 Akuntansi USU yang menjadi inspirator dan
penyemangat penulis dan juga Alfreyda Heanity, Welman Leonardo, Darwin
Fransisco, Kafi Geumala, Dinda Permata Sari, Junita Eriani Ginting, Wildani
Angkasari, Saputri Rahmadani, Rosita, Widia Trismayana, Dea Asry, Kamri,
Kennedy serta seluruh alumni, senior dan juga junior penulis di Akuntansi USU
pada khususnya dan Fakultas Ekonomi USU pada umumnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Hanya doa yang dapat saya panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian.
Dengan tulus hati, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Atas kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, April 2014
Penulis
Kinanti
vi
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan masalah ... 5
1.3 Batasan Penelitian ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Pasar Modal ... 7
2.2 Instrumen Pasar Modal ... 7
2.3 Analisis Rasio ... 8
2.3.1 Return On Assets (ROA)... 9
2.3.2 Return On Equity (ROE) ... 9
2.3.3 Debt to Equity Ratio (DER) ... 10
2.4 Saham ... 11
2.5 Harga Saham ... 13
2.6 Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Harga Saham ... 16
2.7 Analisi Laporan Keuangan ... 19
2.8 Penelitian Terdahulu ... 22
2.9 Kerangka Konseptual dan Hipotensis ... 23
2.9.1 Kerangka konseptual ... 23
2.9.2 Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Desain Penelitian ... 29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.5.1 Variabel Dependen ... 32
3.5.2 Variabel Independen ... 33
3.5.2.1 Return On Asset (ROA) ... 33
3.5.2.2 Return On Equity (ROE) ... 33
vii
3.6 Metode Analisis Data ... 35
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 35
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 35
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 36
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38
3.7 Pengujian Hipotesis ... 39
3.7.1 Uji Koefisien Determinasi ... 39
3.7.2 Uji F ... 40
3.7.3 Uji T ... 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 42
4.2 Analisi Data ... 42
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
4.2.2 Uji Normalitas Data ... 44
4.2.2.1 Analisis Grafik ... 44
4.2.2.2 Analisis Statistik ... 46
4.2.3 Uji Multikolinearlitas ... 48
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.2.5 Uji Autokorelasi ... 50
4.2.5.1 Pengujian Hipotesis ... 51
4.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2 ) ... 52
4.2.7 Uji Koefisien Regresi (Uji F) ... 53
4.2.8 Uji T ... 55
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Keterbatsan ... 59
5.3Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
viii DAFTAR TABEL
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 28
Gambar 4.2 Uji Normalitas Data ... 45
Gambar 4.2.2 Uji Normalitas Data ... 46
x DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 2 Variabel Dependen Harga Saham
Lampiran 3 Uji Normalitas Data
Lampiran 4 Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov
Lampiran 5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Lampiran 6 Uji Multikolinearitas
Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 8 Scartterplot
Lampiran 9 Uji Autokorelasi
Lampiran 10 Durbin Watson
Lampiran 11 Pengujian Hipotesis
Lampiran 12 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 13 Hasil pengujian Uji Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 14 Uji Koefisien Regresi (Uji F)
ii ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN (2008-2011)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara empiris terhadap harga saham. Sample penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.
Penelitian ini bersifat replikasi terhadap penelitian sebebelumnya. Pemilihan sample dilakukan dengan metode penyangkalan data Purposive sampling dengan cara memilih sample sebanyak 15 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Hasil penelitian ini menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.
iii ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS PERFORMANCE TOWARD TO STOCK PRICE AT THE REAL ESTATE AND PROPERTY THAT LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODE 2008-2011
The aim of this research is the effect of Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) toward stock price. The reasearch sample is Real Estate and Property group company that listed in Bursa Efect Indonesia (BEI) from periode 2009-2011.
This study is a replication of the study before. The selection of samples was conducted using purposive sampling denial of data by selecting a sample of 15 companies Real Estate and Property are listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
The results of this study demonstrate Return On Assets (ROA) partially significant effect on stock prices. Return on Assets (ROE) partial effect on stock prices. Debt To Equity Ratio (DER) no partial effect on stock prices. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) simultaneously significant effect on stock prices.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara,
diperlukan pembiayaan baik dari pemerintahan maupun dari masyarakat.
Kebutuhan biaya pembangunan dimasa mendatang akan semakin besar.
Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja
melalui penerimaan pajak dan penerimaan yang lainnya.
Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia disingkat dengan
BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan
dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi aktivitas
operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar
obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1
Desember 2007.
Pada dasarnya, Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange
(IDX) meruapakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan yang
diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, obligasi konvertibel, dan berbagai
produk turunan (derivatif) seperti opsi ( put atau call). BEI memberikan peran
besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi
sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
2 mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal
maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui
penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi).
BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan
kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana,
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya
pasar modal aktifitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal
merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat
meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan
kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.
Sejak pemerintah melakukan serangkaian deregulasi pada tahun 1989
untuk menggairahkan pasar modal, volume transaksi di Bursa Efek Indonesia
mengalami peningkatan, apalagi sejak tahun 1995 dilakukan Jakarta Automatic
Trading System (JATS) yang mengakibatkan perdagangan efek menjadi wajar dan
transparan.
Perkembangan harga saham mempunyai hubungan kausalitas (hubungan
timbal balik) dengan kinerja keuangan perusahaan. Naik turunnya harga saham
suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Pertimbangan investor untuk membuat keputusan berinvestasi
dalam saham adalah informasi mengenai kondisi perusahaan. Analisa laporan
3 Hubungan rasio keuangan dengan harga saham didasarkan pada asumsi bahwa
rasio keuangan berguna bagi investor untuk memberi informasi yang membantu
dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja dimasa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi
keuangan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja akan
lanjut. Kinerja keuangan perusahaan terutama terlihat dari tampilan keuangan
yang pasti meningkat. Prestasi yang dicapai perusahaan dapat dilihat dari laporan
yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan
interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan
keuangan. Analisi rasio keuangan dapat membantu para para pelaku bisnis,
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk melihat kondisi
keuangan suatu perusahaan.
Keuntungan saham tersebut berkaitan dengan profitabilitas perusahaan
dimasa ini dan masa yang akan datang. Menurut (Husnan, 1997) untuk melakukan
analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang
mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan dihitung berdasarkan
atas angka-angka yang ada dalam neraca, dalam laporan laba rugi saja, atau pada
neraca dan laporan laba rugi. Setiap analisis laporan keuangan bisa saja
merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu.
Beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rasio-rasio
4 mengenai Analisis Faktor Fundamental Tehadap Harga Saham Dengan
menggunakan Rasio Profitabilitas Pada Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia
menyatakan bahwa hanya variabel independen yang berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham dan semua variabel independen yaitu Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh
secara simultan terhadap harga saham perusahaan properti. Penelitian ini
menggunakan tiga rasio keuangan yaitu Return On Asset, Return On Equity dan
Debt Equity to Ratio.
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan
penelitian ini adalah penelitian replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data
penelitian yang sama di ambil di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang sebelumya
dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ). Variabel yang pernah diteliti kembali untuk
membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Perbedaannya
terdapat pada jumlah sampel, perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel
independen yang menggabungkan variabel dependen yang pernah diteliti dari
beberapa penelitian sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :“ Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada
5 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ROA berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ROE berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan
real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah DER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan
real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah ROA, ROE, DER berpengaruh secara simultan terhadap harga
saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3 Batasan Penelitian
Penulis memberi batasan peneliti agar penelitian ini dapat tercapai, antara
lain :
1. Objek penelitian adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode penelitian adalah tahun 2008-2011.
3. Rasio keuangan yang digunakan terbatas pada Return On Asset, Return On
6 1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset,
Return On Equity dan Debt To Equity Ratio terhadap harga saham baik secara
parsial maupun secara simultan di Bursa Efek Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam
pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap harga saham real estate dan properti sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan
fakta yang terjadi dilapangan.
2. Bagi Perusahaan Real estate dan properti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan real
estate dan properti bagaimana rasio keuangan dapat berpengaruh terhadap
perubahan laba perusahaan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
keputusan investasi terutama di sektor real estate dan properti.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian
selanjutnya dan bahan referensi tambahan dlam penelitian dibidang
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan
penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan
dana. Pasar modal dapat diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan
sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Tempat terjadinya transaksi
jual beli sekuritas disebut bursa efek. Situmorang (2008:3) menyatakan bahwa
secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks)
maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh
perusahaan swasta.
2.2 Instrumen Pasar Modal
Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal
adalah berupa surat-surat berharga yang disebut efek. Menurut Tandelilin
(2001:39), jenis sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah:
a. Saham biasa
b. Saham preferen
c. Obligasi
d. Obligasi konversi
8 f. Waran
g. Reksadana.
Saham merupakan surat beukti bahwa kepemimpinan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada
suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa:
a. Dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemilik
b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan
habelinya
c. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham
berupa kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya hak suara dalam menentukan
jalannya perusahaan.
2.3 Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan salah satu alat penting yang digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio ini, dihitung rasio
keuangan menggunakan laporan keuangan perusahaan.
Menurut (Djarwanto, 2000:123), “Yang dimaksud dengan “ratio” dalam
analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara
unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara
unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang
9 2.3.1 Return On Assets (ROA)
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. ROA
mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aktiva perusahaan.
Rumus : ROA = Laba bersih x 100% Total Aktiva
2.3.2 Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) atau sering disebut dengan rentabilitas modal
sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi
hak pemilik modal sendiri (Harjito, 2001:60).
ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Dimana
rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas
pemegang saham. Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelolah modal yang tersedia untuk
memperoleh net income.
Brigham dan Daves (2004 : 20) mengemukakan bahwa ultimately, the
most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to
common equity, which measure the return on common equity (ROE). Stockholder
invest to get a return on their money, and those ratio tells how well they are doing
in an accounting sense. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham yang disebut
dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dan rasio tingkat
10 baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara
akuntansi.
The return on equity (ROE) ratio measure the average return on firm’s
capital contribution from its owner (for a corporation, that means the the
contributions of common stockholders). Its indicates how many dollars of income
were produced for each dollar invested the common stockholders, Gallagher dan
Andrew (2003 : 102). Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik
manajemen perusahaan karena pasar modal yang dikelola dapat menghasilkan
pendapatan yang optimal.
Rumus : ROE = Laba Bersih x 100% Ekuitas
2.3.3 Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang
terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER
menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak
luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan
mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER
selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan
tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung
terlalu banyak beban hutang. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
11 2.4 Saham
Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas
perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah
kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para
pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh
perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar
saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.
Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 160) mengemukakan bahwa
saham biasa merupakan investasi yang beresiko. Bisa dipahami investor tidak
senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya. Maka perusahaan besar
biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada bursa saham yang
memungkinkan investor memperdagangkan saham yang ada di antara sesama
mereka.
A. Jenis Saham
1) Dari segi peralihan
12 tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada
pihak lainnya.
• Saham atas nama (registered stocks)
Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk
dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur
tertentu.
2) Dari segi hak tagih
• Saham biasa (common stocks)
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan
didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan
hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.
B. Keuntungan dan Kerugian Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham:
1) Devidend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2) Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Umumnya
pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital
gain, Tetapi ada juga beberapa resiko yang akan dihadapi pemodalan dengan
kepemilikan saham, yaitu :
1)Tidak mendapat dividend
Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan
13 dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk
mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2) Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijual. Ada kalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual rendah dari harga beli, dinamakan
capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi
kerugian yang membesar seiring menurunnya harga saham maka investor rela
menjual saham dengan harga rendah (cut loss).
C. Saham di-delist dari bursa (delisting)
Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang
buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividend secara
berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan
pencatatan dibursa efek pada umumnya.
2.5 Harga Saham
Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan
keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang baik bagi perusahaan
14 a. Hubungan Penilaian Harga Saham dengan Keputusan Investasi Saham
Investasi saham mencerminkan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada
nilai kekayaan bersih adalah total aktiva dikurangi total hutang. Nilai niminal
saham adalah jumlah yang tertera di atas lembar saham. Dalam proses penilaian
saham perlu dibedakan antara nilai (value) dengan harga (price). Nilai adalah nilai
intrinsik yang merupakan nilai nyata (true value) suatu saham yang ditentukan
oleh beberapa faktor fundamental perusahaan, nilai intrinsik juga berarti nilai
yang tercermin pada fakta, seperti aktiva, pendapatan, deviden prospek yang
cerah, termasuk juga aspek manajemen.
b. Pendekatan Penilaian Harga Saham
Upaya untuk merumuskan menghitung harga saham yang seharusnya
(nilai intrinsik) analisis dilakukan oleh setiap dengan tujuan untuk memperoleh
tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor
untuk terus-menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat pengembalian
di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham. Sebenarnya faktor-faktor mudah diketahui,
masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu
model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang
seharusnya dimasukkan ke dalam portofolio. Seorang investor dalam membuat
keputusan dalam berinvestasi atau membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih
dahulu menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek,
15 perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti
dengan berbagai model untuk penerapannya.
c. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham dengan
menggunakan data historis, terutama data keuangan (misalnya laba, pembagian
dividen, penjualan, dll) untuk menilai jenis saham tertentu. Secara singkat analisis
fundamental bertitik tolak pada anggapan setiap investor adalah rasional. Oleh
karena itu, para fundamental mempelajari hubungan antara harga saham yang
memiliki nilai intrinsik yang akan diestimasi oleh investor. Hasil estimasi nilai
intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekarang yang terjadi.
Perbandingan yang dilakukan akan menunjukkan bahwa harga saham turun atau
naik. Nilai pasar lebih kecil dari pada nilai intrinsik menunjukkan bahwa harga
saham dijual dengan harga yang lebih rendah (under value), karena investor
membayar saham tersebut lebih kecil dari harga yang seharusnya dibayar.
Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa
saham tersebut dijual dengan harga pasar yang lebih mahal (over value).
Analisis fundamental membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham
dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut
sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham
ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar
pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja
perusahaannya. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri
16 2) Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan
perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan
pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komuditas perdagangagan yang
pada gilirinnya, permintaan dan penawarannya merupakan manifesto kondisi
psikologis dari pemodal Kamarudin, Ahmad ( 2004 : 79 ).
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
(Arifin, 2004:116) mengatakan bahwa ”faktor yang menentukan
perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan
penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham
gabungan, dan rumors.” Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat
beragam.
Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
1) Faktor fundamental perusahaan
Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan (manajemen,
sumber daya manusia, teknologi) dan kondisi keuangan yang tercermin dalam
kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan mengalami
peningkatan, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor
sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, penurunan kinerja keuangan
akan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal karena investor
17 2) Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Apabila
permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham akan naik. Sebaliknya,
penurunan terhadap permintaan saham akan menurunkan harga saham. Transaksi
jual-beli inilah yang mempengaruhi fluktasi harga saham
3) Tingkat suku bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik,
cateris paribus artinya adalah jika perunahan suku bunga meningkat, maka harga
saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga
turun, harga saham naik.
4) Indeks harga saham
Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang waktu
tertentu menunjukkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan
baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim investasi sedang
memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi fluktasi harga saham dipasar
modal
5) News and rumors
Berbagai berita dan rumor yang beredar di masyarakat menyangkut
beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat
mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar modal. Laporan keuangan seperti laporan laba
18 yang akurat mengenai harga saham. Nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas
pendapatan suatu saham yang dibayarkan dalam bentuk devidend income.
Perubahan pembagian merupakan isyarat perubahan pendapatan.
Perusahaan akan menaikkan pembagian ketika manajemen percaya bahwa
pendapatan telah meningkat secara permanen dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa pendapatan perusahaan naik maka perusahaan diharapkan membayar
deviden lebih besar sebagai sinyal tentang prediksi membaiknya nilai perusahaan.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap saham baik
itu yang bersifat fundamental maupun teknikal, namun demikian secara sederhana
variabilitas harga saham bergantung bagaimana pendapatan dan pembagian yang
terjadi pada sebuah perusahaan. Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran, namun untuk melakukan penilaian harga saham
dengan baik diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan
yang telah diaudit, kinerja perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi
ekonomi yang baik. Harga pasar dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam
arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara
pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham
tersebut cenderung bergerak naik, namun sebaliknya, semakin banyak orang yang
ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun dalam
melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3 (tiga) jenis informasi
yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis dan informasi yang
19 fundamental yaitu kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan,
prospek pemasukan, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan
keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah,
hak-hak investor.
Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan
pasar, volume, frekuensi transaksi dan kekuatan pasar. Informasi yang
berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat
inflasi, kebijakan moneter, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi dan
kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya satu informasi
saja, hal ini dikarenakan bahwa harga saham dapat berfluktasi karena faktor
psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja
perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua faktor
tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan (Lubis, 2008 : 123)
2.7 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan,
terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan
dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis)
adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan
yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2005: 3).
Neraca merupakan suatu daftar aktiva kewajiban dan ekuitas pemilik
20 ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun.
(Wild 2005:16) menyatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis)
merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja laporan keuangan dimasa depan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu
juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang
rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dibedakan :
a. Perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini
denganrasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan
yang sama.
b. Perbandingan eksternal dan membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.
Secara garis besar ada 4 (empat) jenis rasio yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu :
a. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
21 memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau kewajiban jangka pendek. Rasio yang bisa digunakan untuk
mengukur likuiditas, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio dan net
working capital.
b. Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,
yaitu rasio yang mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan
aset-asetnya. Rasio aktivitas yang umum digunakan adalah average collection
periode, inventory turn over, fixed asset turnover, total asset turnover dan
working capital turnover.
c. Rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang
mengukir seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman). Rasio yang umum dipakai antara lain debt ratio, debt to equity
ratio dan time interest earned ratio dll.
d. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu
gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on
invesment dan return on equity.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai
22 Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu NO Nama
peneliti (tahun)
Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Lina Surya Tedaftar Di BEI
Independen : maupun parsial tidak ada pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, PER terhadap harga saham.
2 Lenny Kielsan (2010)
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham signifikan terhadap harga saham, dan semua variabel hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross
23 Properti Di Bursa Efek Indonesia saham, dan semua variabel independen
Hanya EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
2.9 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.9.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara
variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan
penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti
dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan
masalah.
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan
informasi tentang kondisi dan return atau pendapatan dari perusahaan. Informasi
tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam keputusan investasi.
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi neraca,
24 dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan
prestasi perusahaan pada periode tersebut. Namun demikian, informasi keuangan
diatas bukan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan keputusan bagi
investor. Untuk Pasar Modal di Indonesia pertimbangan membeli dan menjual
saham pada prakteknya masih banyak didasarkan pada informasi non akuntansi
seperti dengan melihat daftar peringkat saham..
Setiap kegiatan transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang dicatat dan
diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan. Laporan
keuangan disajikan untuk memberikan informasi mengenai keadaan dari
perusahaan. Dengan demikian, laporan keuangan merupakan informasi historis
dari proses kegiatan pencatatan keuangan perusahaan. Tetapi, guna melengkapi
analisis untuk proyeksi masa depan perusahaan, informasi kualitatif dan
informasi-informasi lain yang sejenis perlu ditambahkan.
Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan
manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum
dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diperoleh
informasi mengenai kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain
yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan
keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan.
Salah satu cara menganalis laporan rasio yaitu dengan analisis rasio.
Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan keuangan
25 operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta sebagai pedoman bagi
investor untuk menilai dan memprediksi keadaan perusahaan pada masa lalu dan
masa yang akan datang.
Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan kecenderungan
dan pola perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada
analis risiko dan peluang bagi perusahaan yang sedang ditelaah.
Analisa rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah
informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi
terhadap pertumbuhan laba ataupun harga saham. Analisa laporan keuangan
didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi
suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Aspek kinerja
masa mendatang perusahaan yang paling penting tergantung pada
kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.
Dari beberapa teori dan penelitian-penelitian ini menunjukan bahwa
perusahaan sering dinilai dengan tingkat dari analisis rasio keuangan, apabila dari
tingkat analisis rasio keuangan perusahaan baik maka dapat dianggap nilai dari
perusahaan itu baik, tetapi jika analisis rasio keuangan menunjukkan kurang baik
maka kinerja peusahaan juga dianggap kurang efektif. Kinerja dari perusahaan
berbanding lurus dengan harga saham dari perusahaan tersebut. Hal ini berarti jika
kinerja perusahaan baik maka kemungkinan harga saham dari perusahaan tersebut
26 Apabila tingkat rasio keuangan tertentu mengalami kenaikan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus, sehingga apabila
kinerja perusahaan tersebut dinilai bagus, seharusnya investor berani
menginvestasikan dananya untuk perusahaan tersebut, dan jika banyak investor
cenderung ingin membeli saham perusahaan tersebut maka harga saham
perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan
hukum ekonomi bahwa apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga
akan mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain. Selanjutnya
yang menjadi pertanyaan apakah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), baik secara
simultan maupun parsial berpengaruh terhadap harga saham. Dari permasalahan
yang terjadi dan latar belakang yang telah dipaparkan dalam uraian sebelumnya
membawa peneliti kearah pola pemikiran yang dapat digambarkan dalam
kerangka konseptual.
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting (Sugiyono, 2005 : 47) dari pengertian tersebut, kerangka
27 Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
H1
H2 H4
H3
Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini
menguji pengaruh ROA, ROE dan DER sebagai variabel independen terhadap
harga saham sebagai variabel dependen.
2.9.2 Hipotesis
Menurut (Rochaety, 2009:108), “hipotesis adalah pernyataan yang
didefenisikan dengan baik mngenai karakteristik popolasi”. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
Harga Saham (Y) Return On Assets (X1)
Return On Equity (X2)
28 1. H1:Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap harga
saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. H2: Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap
harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. H3 : Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap
harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
4. H4 : Apakah ROA, ROE, DER berpengaruh secara simultan terhadap harga
29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan
antara variabel dalam suatu penelitian. (Erlina, 2007) menyatakan bahwa “Desain
penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan
penganalisisan data-data yang memberi garis dari setiap prosedur mulai dari
hipotesis sampai analisis data”. Peneliti menggunakan desain kausal dalam
penelitian ini. Menurut (Umar, 2003) “Desain kausal berguna untuk mengukur
hubungan-hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2007:72), “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu berjumlah 15 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili
populasi penelitian (Kuncoro 2003:107). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan
30 pengambilan sampel tersebut, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga
relevan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2008-2011.
2. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih pada tahun selama
periode 2008-2011.
3. Perusahaan memperdagangkan sahamnya selama periode 2008- 2011.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Real Estate dan Properti yang menjadi sampel
No Emiten Kriteria Sampel
1 2 3
1 PT. Alam Sutera Realty Tbk 1
2 PT. Bakrieland Development Tbk
2
3 PT. Bakrieland Development Tbk
X
4 PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk
X
5 PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk
17 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
X
18 PT. Global Land Development Tbk
X
31 Dev. Tbk
20 PT. Indonesia Prima Property Tbk
25 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
33 PT. New Century Development Tbk
X
34 PT. Pakuwon Jati Tbk X
35 PT. Panca Wiratama Sakti Tbk X 36 PT. Pembangunan Jaya Ancol
Tbk
Sumber : Data diolah Peneliti, 2013
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik dan merupakan data sekunder
32 laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan
maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode
2008 sampai dengan 2011. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek
Indonesia
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan, laporan keuangan, buku, jurnal maupun informasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini (Erlina, 2008:36). Data penelitian ini diperoleh melalui
pustaka dan media internet dengan cara men-download laporan keuangan
perusahaan-perusahaan real estate dan properti melalui situs
dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2013.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif dipengaruhi oleh
variabel bebas (Hermawan, 2003:32). Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari variabel dependen yaitu harga saham, dan variabel independent
yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt to
Equity Ratio (DER).
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham
33 ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor Jogiyanto ( 2003).
Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada
setiap akhir transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga
rata-rata harga tahunan dengan menggunakan rumus:
Rata-rata harga saham bulanan : Σ Harga saham harian
Σ Hari transaksi
Rata-rata harga saham tahunan : Σ Harga saham harian
12
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER).
3.5.2.1 Return On Asset ( ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang dapat
diperolehdari seluruh kekayaan yang dimilki perusahaan.
3.5.2.2 Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang
dapat diperoleh dari seluruh modal yang dimilki perusahaan.
3.5.2.3 Debt to Equity Ratio ( DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur sebarapa besar ekuitas yang dimiliki
34 Tabel 3.2
Defenisi Opersional dan Pengukuran Variabel Jenis
variabel
Nama variable
Defenisi Pengukuran Skala
pengukuran total shareholder’s
equity yang para penjual dan pembeli saham
35 3.6 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 21.0 .
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik. Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti
terhadap harga saham, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut (Nugroho, 2005:18) ”uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.
1 ) Analisis grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan :
• jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
36 • Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Untuk menentukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_smirnov Godness
of Fit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya
didasarkan pada:
• Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data
normal.
• Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data
tidak normal.
3.6.1.2 Uji multikolinearitas
Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis
matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi
yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolinieritas (Ghozali, 2005:57).
Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap varibel bebas
37 dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 Ghozali
(2005: 91).
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan :
1. melihat nilai tolerance : nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10
2. melihat nilai variance inflation factor (VIF) : nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF > 10
3. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali
(2005 : 93) “untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat
jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas
0,95”.
3.6.1.3 Uji heteroskedastisitas
Menurut (Nugroho, 2005:62) ”uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan ke
pengamatan lainnya”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan residualnya. Dasar analisis adalah sebagai berikut :
• jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
38 • jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali, 2005:95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat
dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).
Cara yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dari kriteria berikut ini:
1. Bila nilai DW lebih besar dari pada batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif maupun
negatif.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (DL) koefisien autokorelasi
lebih besar dari pada nol, artinya ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL), maka
tidak dapat disimpulkan apakah ada autokorelasi atau tidak,
4. Bila nilai DW > 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol,
artinya ada autokorelasi negatif.
5. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah
(DL) atau DW terletak batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat
39 3.7 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun
rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) adalah sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e Dimana : Y = Harga saham
a = Konstanta
X1 = return on assets (ROA)
X2 = Return on equity (ROE)
X3 = Debt to equity ratio (DER)
e = Error
b1,b2, b3 = koefisien regresi dari setiap variable independen
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji F dan
uji t.
3.7.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
40 dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection
relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu Time series biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar
antara nol (nol) sampai dengan (satu) (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti R²=0
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin
kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
3.7.2 Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya :
Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima,
41 3.7.3 Uji t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
42 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif
memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai
rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan
variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id
Variabel dari penelitian ini terdiri return on assets (ROA), return on equity
(ROE), debt to equity ratio (DER) sebagai variabel bebas (independent variable)
dan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif
dari variabel tersebut dari sampel perusahaan real estate dan properti selama
periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam tabel 4.1 berikut
ini.
dan Indonesian Capital Market
Directory berupa data keuangan sampel perusahaan real estate dan properti dari
tahun 2008 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik
44
38 16.96 31.96 0.88 170
39 9.3 20.11 1.1 1300
40 9.22 20.31 0.91 700
41 6.01 17.67 1.83 194
42 5.1 15.12 1.96 395
43 4.45 9.33 1.03 680
44 11.9 17.87 0.47 840
45 18.69 48.54 0.69 3550
46 11.17 24.08 1.16 460
47 0.61 0.99 0.62 119
48 -2.01 -2.77 0.38 115
49 2.8 6.4 14.7 540
50 4.7 9.8 29.1 870
51 1.43 4.44 0.83 435
52 9.43 13.73 0.46 1800
53 15.33 22.54 0.47 265
54 9.73 20.92 1.15 2900
55 9.05 16.08 0.78 700
56 10.88 22.7 1.09 225
57 14.77 36.71 1.49 1790
58 5.39 10.47 0.94 660
59 12.01 19.69 0.47 1000
60 47.92 8 0.67 7850
4.2.2 Uji Normalitas Data
Dari data diatas, terlebih dahulu diuji kenormalan datanya, dengan metode
analisis grafik dan analisis statistik.
4.2.2.1 Analisis Grafik