• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU PADA ANAK PENDERITA ASMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU PADA ANAK PENDERITA ASMA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bab ini memperkenalkan latar belakang masalah penelitian mengenai hubungan frekuensi kekambuhan asma terhadap perkembangan perilaku anak penderita asma. Latar belakang ini menekankan pentingnya penelitian ini karena peningkatan kasus asma dan dampaknya terhadap perkembangan psikososial anak. Data prevalensi asma di Indonesia dan global diutarakan untuk menunjukkan urgensi permasalahan. Studi pendahuluan di RS Etty Asharto Kota Batu juga dijelaskan, yang menunjukkan adanya peningkatan kasus asma dan gangguan perilaku pada anak penderita asma. Rumusan masalah, tujuan umum dan khusus penelitian, serta manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis (bagi peneliti, peneliti lain, tempat penelitian, profesi keperawatan, dan masyarakat) dijelaskan secara terperinci. Keaslian penelitian dibahas dengan membandingkannya dengan penelitian terdahulu, serta batasan penelitian dan istilah-istilah kunci didefinisikan dengan jelas. Bagian ini penting secara pedagogis karena mendemonstrasikan proses formulasi masalah penelitian dan bagaimana sebuah masalah penelitian diposisikan dalam konteks yang lebih luas.

1.1 Latar Belakang

Bagian ini menjelaskan konteks penelitian dengan menyajikan statistik prevalensi asma, baik secara global maupun di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Penelitian ini diposisikan sebagai upaya untuk mengisi celah pengetahuan mengenai dampak frekuensi kekambuhan asma terhadap perilaku anak. Penggunaan data dari studi pendahuluan di RS Etty Asharto Kota Batu memperkuat argumen perlunya penelitian ini. Ini penting secara pedagogis karena mengajarkan mahasiswa bagaimana membangun argumen penelitian yang kuat berdasarkan bukti empiris dan literatur yang relevan. Pentingnya penelitian ini ditekankan melalui dampak negatif kekambuhan asma terhadap aktivitas anak, interaksi sosial, dan perkembangan emosi, berdasarkan kajian literatur.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah diformulasikan secara ringkas dan jelas, berfokus pada hubungan antara frekuensi kekambuhan asma dan perkembangan perilaku anak. Ini merupakan inti dari penelitian dan menjadi panduan bagi seluruh proses penelitian. Dari segi pedagogis, bagian ini menunjukkan bagaimana merumuskan masalah penelitian yang terukur dan terarah, suatu keterampilan penting dalam penelitian ilmiah. Kejelasan rumusan masalah ini sangat krusial dalam mencapai tujuan penelitian dan menginterpretasikan hasil.

1.3 Tujuan Penelitian (Umum dan Khusus)

Tujuan umum dan khusus penelitian dijelaskan secara rinci. Tujuan umum secara garis besar adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kekambuhan asma dan perkembangan perilaku anak. Tujuan khusus memecah tujuan umum ke dalam langkah-langkah yang lebih spesifik, termasuk mendeskripsikan frekuensi kekambuhan dan perkembangan perilaku anak, serta menganalisis hubungan di antara keduanya. Dari sudut pandang pedagogis, ini menunjukkan bagaimana merumuskan tujuan penelitian yang terukur, spesifik, achievable, relevant, dan time-bound (SMART), suatu elemen penting dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dijelaskan secara komprehensif, baik dari segi teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis menekankan kontribusi penelitian terhadap pengembangan ilmu keperawatan anak. Manfaat praktis diuraikan secara rinci bagi berbagai pihak, termasuk peneliti, peneliti lain, tempat penelitian, profesi keperawatan, dan masyarakat. Ini penting secara pedagogis karena menunjukkan bagaimana penelitian dapat memberikan dampak positif yang luas, serta pentingnya mempertimbangkan berbagai stakeholders dalam penelitian. Ini juga mengajarkan mahasiswa untuk berpikir kritis tentang implikasi dari hasil penelitian mereka.

1.5 Keaslian Penelitian

Bagian ini menunjukkan orisinalitas penelitian dengan membandingkannya dengan penelitian terdahulu yang relevan. Meskipun ada penelitian serupa, penelitian ini dibedakan dengan fokusnya pada hubungan spesifik antara frekuensi kekambuhan asma dan perkembangan perilaku anak. Ini menunjukkan kepekaan peneliti dalam mereview literatur dan menentukan celah pengetahuan yang akan dikaji. Aspek pedagogis bagian ini menunjukkan pentingnya review literatur yang komprehensif dan kemampuan untuk membedakan penelitian sendiri dari penelitian sebelumnya.

1.6 Batasan Penelitian

Batasan penelitian dijelaskan dengan jelas untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan menghindari ambiguitas. Ini membantu menjaga fokus penelitian dan memastikan kelayakan penelitian. Dari sudut pandang pedagogis, bagian ini mengajarkan mahasiswa bagaimana menentukan batasan yang tepat untuk memastikan keberhasilan penelitian. Ini penting agar penelitian tetap terarah dan dapat dikerjakan secara efektif dalam waktu dan sumber daya yang tersedia.

1.7 Batasan Istilah Penelitian

Istilah kunci seperti 'frekuensi kekambuhan', 'perkembangan perilaku', dan 'asma' didefinisikan dengan tepat untuk menghindari misinterpretasi. Ini memastikan konsistensi dan kejelasan terminologi sepanjang penelitian. Secara pedagogis, bagian ini menunjukkan pentingnya definisi operasional yang jelas dalam penelitian. Definisi yang akurat memastikan kejelasan komunikasi dan menghindari salah tafsir.

II. Tinjauan Pustaka

Bab ini menyajikan tinjauan komprehensif mengenai literatur yang relevan dengan topik penelitian. Tinjauan ini mencakup konsep asma, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, dan pemeriksaan laboratorium. Konsep kekambuhan asma, faktor penyebabnya, dan dampaknya terhadap anak juga dibahas. Konsep anak dan perkembangan psikososial anak, teori-teori perkembangan yang relevan, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan macam-macam perkembangan psikososial dijelaskan secara rinci. Terakhir, konsep perkembangan perilaku anak, perubahan psikologi akibat sakit berulang, dan hubungannya dengan asma dibahas. Bab ini penting secara pedagogis karena membantu mahasiswa memahami kerangka teoritis penelitian dan memberikan dasar pengetahuan yang kuat untuk menafsirkan hasil penelitian.

III. Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menyajikan kerangka konseptual penelitian yang menggambarkan hubungan antara variabel independen (frekuensi kekambuhan asma) dan variabel dependen (perkembangan perilaku anak). Kerangka konsep ini memberikan gambaran visual tentang bagaimana variabel-variabel tersebut saling berhubungan. Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan kerangka konseptual dan literatur yang telah dikaji. Bagian ini penting secara pedagogis karena menunjukkan bagaimana kerangka konseptual dapat digunakan untuk memandu penelitian dan bagaimana merumuskan hipotesis yang dapat diuji secara empiris.

IV. Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan secara detail metodologi yang digunakan dalam penelitian, termasuk desain penelitian, populasi dan sampel, teknik sampling, variabel penelitian (independen dan dependen) dan definisi operasionalnya, tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, pengujian instrumen, prosedur penelitian, analisis data, dan etika penelitian. Ini penting secara pedagogis karena mengajarkan mahasiswa tentang berbagai aspek metodologi penelitian dan bagaimana memilih metodologi yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kejelasan metodologi memastikan kredibilitas dan reproduksibilitas hasil penelitian.

V. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan analisis data secara sistematis. Data umum dan khusus, termasuk distribusi frekuensi kekambuhan asma dan perkembangan perilaku anak, disajikan. Hasil analisis data, seperti uji normalitas dan uji korelasi, dijelaskan secara detail. Presentasi data yang jelas dan terstruktur sangat penting untuk interpretasi hasil penelitian. Secara pedagogis, bagian ini mengajarkan mahasiswa cara menyajikan data secara efektif dan menafsirkan hasil analisis statistik.

VI. Pembahasan

Bab ini menginterpretasi hasil penelitian dan mendiskusikannya dalam konteks literatur yang telah dikaji sebelumnya. Interpretasi hasil mencakup pembahasan mengenai hubungan antara frekuensi kekambuhan asma dan perkembangan perilaku anak. Keterbatasan penelitian juga diidentifikasi dan dibahas. Implikasi hasil penelitian bagi perawat juga diuraikan. Bagian ini penting secara pedagogis karena mengajarkan mahasiswa bagaimana menganalisis dan menafsirkan data penelitian serta bagaimana menghubungkan hasil penelitian dengan teori dan praktik.

VII. Penutup

Bab ini menyajikan kesimpulan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya dan praktik keperawatan. Kesimpulan merangkum temuan utama penelitian. Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya dan implikasi praktis untuk praktik keperawatan. Bagian ini penting secara pedagogis karena menunjukkan bagaimana merangkum temuan penelitian dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

VIII.Daftar Pustaka

Daftar pustaka yang lengkap dan sesuai standar penulisan ilmiah menunjukkan kredibilitas penelitian. Daftar pustaka yang lengkap merupakan bukti komitmen peneliti dalam melakukan review literatur dan menjaga integritas akademik.

IX.Lampiran

Lampiran berisi dokumen-dokumen pendukung penelitian, seperti instrumen penelitian, surat izin penelitian, data mentah, dan lain-lain. Lampiran penting untuk memastikan transparansi dan kredibilitas penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Sejak terbitnya Systematic Theology karya Grudem (1994) 6 hingga awal Juni 2016, kaum komplementarian sepakat bahwa sang Putra telah menundukkan diri-Nya sejak kekekalan

Yang dimaksud dengan ”urusan wajib yang disusun dan diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan” adalah urusan wajib sebagaimana diatur dalam Pasal 13 dan Pasal

Harsono, SU, Ketua Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian. Hum, selaku

Monevin akhir tahun memiliki proses yang sama dengan monevin tengah tahun yaitu dilakukan penyusunan laporan akhir tahun oleh Grantee kemudian diserahkan kepada Pengelola PHK UB

Adanya keinginan warga sekolah untuk menjadikan SMP Negeri 1 Salatiga menjadi SBI menuntut kepala sekolah dan jajarannya berupaya untuk meningkatkan kemampuan guru dengan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa populasi tanaman 6 biji/lubang menghasilkan berat kering brangkasan lebih banyak daripada berat kering brangkasan yang lain,

Pada umumnya ruang terbuka merupakan tapak atau area yang tidak ditutupi oleh bangunan, jalan, lahan parkir, perkerasan dan lain sebagainya baik bentukan yang

diameter batang, diameter bunga, berat basah, berat kering, waktu panen, luas daun,. kecerahan bunga dan jumlah