1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini kasus autis banyak merebak tidak saja di negara-negara maju
seperti Inggris, Australia, Jerman dan Amerika, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi autis di dunia saat ini mencapai 15-20 kasus per 10.000
anak atau 0,15-0,20%, jika angka kelahiran di Indonesia enam juta per tahun, maka jumlah penyandang autis di Indonesia, bertambah 0,15% atau 6.900 anak pertahun,
prevalensi anak laki-laki penderita autistik tiga sampai empat kali lebih besar daripada anak perempuan. Sampai saat ini penyebab autis masih belum dapat dipastikan.
Berdasarkan penelitian, bahan metabolit sebagai hasil antara proses metabolisme (sering berupa asam organik) merupakan bahan yang dapat mengganggu fungsi otak,
dan diperkirakan sebagai penyebab munculnya gejala autis. Keadaan tersebut seringkali didahului dengan gangguan pencernaan yang dianggap penyebab utama
terjadinya penyimpangan metabolisme (Mashabi dan Tajudin, 2009).
Anak autis tidak mempunyai banyak masalah medis yang perlu di
pertimbangkan (kecuali penderita autis yang mengalami epilepsi), namun pada umumnya tetap mengalami penderitaan penyakit gigi yang lebih berat, karena
kondisinya yang tidak normal, anak autis umumnya mempunyai suatu kebiasaan yang teratur dan rutin dan biasanya lebih menyukai makanan lunak dan yang manis-manis.
Karena koordinasi gerakan lidah tidak teratur, sering makanannya di tahan, diemut, dan tidak langsung di telan. Kebiasaan ini ditambah dengan konsumsi makan yang
2
Menurut Kidd (1991) Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad
renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Berdasarkan SKRT (2004) menyebutkan bahwa 39% penduduk Indonesia mengalami penyakit gigi dan mulut.
Hasil SKRT tahun 2004 tingkat prevalansi karies gigi di indonesia mencapai 90,05% dan hasil studi morbiditas SKRT dan Surkesnas (Survey Kesehatan Nasional 2001)
menyebutkan bahwa kelompok terbanya yang dikeluhkan masyarakat adalah penyakit gigi dan mulut diurutan pertama (60%) (Setiawan, 2009). Berdasarkan hasil studi
pendahuluan dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 juni 2013 di Pusat Pelayanan Autis di Tlogowaru Malang sebanyak 38 anak autis
didapatkan hasil anak Autis yang mengalami penyakit karies gigi sebanyak 36,84%. Setiap anak autis akan mendapatkan diet teraphy, dimana anak autis dibatasi untuk memakan makanan yang mengandung gluten dan kasein. Gluten adalah protein yang banyak terkandung dalam gandum, sedangkan kasein adalah protein
yang terkandung pada produk peternakan, terutama produk yang berbahan dasar susu. Menurut Ramadayanti & Margawati (2013), gluten dan kasien dapat
menyebabkan permeabilitas usus (leaky gut), sehingga memungkinkan peptide dari kasein dan gluten yang tidak tercerna keluar dari dinding usus masuk kealiran darah.
Selain itu, adanya gangguan enzim dipeptidyl peptidase IV mengakibatkan gluten dan kasein tidak tercerna dengan sempurna. Akibatnya, protein yang berasal dari gluten
dan kasein yang tidak tercerna ini akan diubah menjadi komponen kimia yang disebut
opioid. Opioid itu sendiri, bersifat layaknya obat-obatan seperti opium, morfin, dan heroin
yang bekerja sebagai racun didalam otak yang dapat mengganggu fungsi otak dan sistem imunitas, sehingga menimbulkan gangguan perilaku pada anak autis sehingga
3
Diet therapy yang di berikan kepada anak autis sangat melarang untuk menkonsumsi makan yang mengandung gluten dan kasein, maka ibu dapat
mengganti dengan makanan sumber kalsium dan vitamin D. Kalsium dan vitamin D sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi atau jenis makanan yang
mengandung karbohidrat, fruktosa sebagai pengganti gula, protein dan kalsium yang tinggi, seperti beras putih, beras merah, telor, daging, susu kedelai, pemanis dari
buah-buahan seperti pisang, dan kacang-kacangan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama masa pertumbuhan dan perkembangan (Strickland &
McCloskey, 2009). Ada beberapa jenis makanan dari diet therapy yang diberikan kepada anak autis sebagai pemicu karies gigi jika dikonsumsi terlalu banyak dan tidak
diimbangi dengan menjaga kebersihan mulut dengan sempurna seperti sumber karbohidrat. Karbohidrat yang dicerna didalam mulut dan dikunyah kurang lebih
sebanyak 40 kali akan menjadi glukosa atau senyawa gula sederhana didalam mulut. Akibat dari gangguan gerak motorik dan gangguan pada koordinasi gerakan lidah
yang tidak teratur, dalam mencerna makanan didalam mulut, anak autis juga sering membuat makanannya di tahan, diemut, dan tidak langsung di telan, makananam
yang tidak langsung ditelan tersebut mudah lengket dan menempel di gigi sehingga akan membentuk plak asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email
sehingga gigi akan rentan terkena karies gigi (Kidd, 1991).
Kesehatan gigi merupakan salah satu hal terpenting bagi pertumbuhan anak.
Namun, di Indonesia tidak banyak orang tua yang peduli akan kesehatan gigi anak, terlebih pada anak dengan kebutuhan khusus (disabled children). Hal ini didasari dengan rendahnya pengetahuan tentang Karies gigi pada anak berkebutuhan khusus terutama anak autis. Tingkat pendidikan yang rendah berdampak pada kurangnya pengetahuan
4
makin maksimal juga mutu perilaku yang akan dilakukan ibu dalam melakukan pencegahan karies gigi, sebaliknya jika pendidikan ibu rendah maka akan rendah juga
mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi sehingga dengan adanya keadaan keluarga seperti itu maka pengetahuan ibu dan perilaku ibu dalam mencegah karies
gigi pada anak autis juga berkurang. Oleh sebab itu, jika tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi juga akan berdampak pada mutu perilaku keluarga terhadap
pemenuhan kesahatan gigi pada anak. Menurut Wahidin (2006, dalam Lestari 2011) semakin rendah tingkat pengetahuan ibu semakin buruk dampaknya bagi seorang
anak dan sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka semakin baik dampaknya bagi perkembangan anak.
Untuk mencapai kemampuan merawat diri terutama kesehatan gigi yang optimal diperlukan pengetahuan dan perilaku ibu terhadap pencegahan karies gigi
anak, seperti frekuensi menyikat gigi dan membatasi pemberian makanan manis pada anak juga merupakan hal yang signifikan hubungannya dengan status karies. Sejauh
ini perilaku keluarga dalam upaya pencegahan dan penanganan karies gigi belum dapat di laksanakan secara optimal. Menurut Soetjiningsih (1998, dalam Lestari 2011),
menjelaskan bahwa keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental anak karena dengan orang tua anak pertama kali
berinteraksi.
Pencegahan karies gigi anak autis dengan titik berat pada upaya promotif dan
preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Mutu perilaku ibu dalam
pencegahan karies sangat didasari dari tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang penyakit karies gigi itu sendiri karena perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat
5
yang didasari oleh perilaku terdahulu. Menurut Eriska (2005), dalam Sariningrum dan Indrawati, 2010 : 119), mengatakan bahwa Pengetahuan orang tua sangat penting
dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami
maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai karies gigi merupakan faktor predisposisi dari perilaku
yang tidak mendukung kesehatan gigi anak.
Peran perawat disini sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan
kesehatan dan pengetahuan kepada keluarga tentang bagaimana keluarga mengajarkan dan membantu anak autis dalam proses pembelajaran mengenai
kemampuan merawat kesehatan gigi. Berdasarkan hal diatas dan mengingat pentingnya peran perawat sebagai pendidik, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis untuk
tercapainya pendidikan kepada ibu atau orang tua terhadap pemenuhan kesehatan gigi yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan ibu anak penderita autis?
2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap karies gigi anak autis?
3. Bagaimana gambaran mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi anak
6
4. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi anak autis?
5. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi anak autis?
6. Adakah interaksi antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi berhubungan dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi anak
autis?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
tingakat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mendeskripsikan gambaran tingkat pendidikan ibu anak penderita autis.
2. Mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada anak autis.
3. Mendeskripsikan gambaran perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis.
4. Menganalisa adanya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis.
7
6. Menganalisa adanya hubungan bersama tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah
keries gigi pada anak autis.
1.4 Manfaaat Penelitian
1.4.1 Bagi Keluarga/Masyarakat
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam memberikan
informasi dan memberikan kesadaran pentingnya pengetahuan tentang karies gigi pada anak autis, serta masyarakat dapat memahami bahwa tingkat pendidikan dan
pengetahuan orang tua sangat berhubungan dalam membentuk mutu perilaku pencegahan terhadap karies gigi pada anak autis.
1.4.2 Bagi Peneliti
Selain untuk sebagai salah satu syarat untuk meraih gelah sarjana, penelitian ini
juga akan memberikan gambarang pada peneliti dapat mengetahui hubungan tentang tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu
dalam mencegah karies gigi pada anak autis, serta untuk mengembangkan konsep dalam mata kuliah keperawatan anak.
1.4.3 Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan untuk melengkapi
intervensi keperawatan dalam usaha mempertahankan status kesehatan gigi. Dalam pendidikan keperawatan, penilitian ini memiliki manfaat untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya perawatan kesehatan gigi. Khususnya memberikan tindak lanjut dalam
8
1.5 Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Korneliani (2004), dalam penelitiannya tentang “hubungan tingkat konsumsi karbohidrat dan kesukaan
makanan Kariogenik anak usia pra sekolah dengan terjadinya karies gigi di Taman Kanak-Kanak Islam Hidayatullah Semarang”. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Explanatory research dengan desain Cross Sectional sedangkan sistem pengambilan sampel yang dipakai adalah simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi karbohidrat dan kesukaan
makanan Kariogenik anak usia pra sekolah dengan terjadinya karies gigi di Taman Kanak-Kanak Islam Hidayatullah Semarang. Perbedaan antara penelitian Korneliani
(2004) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu peneletian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen dan perilaku ibu dalam mencegah karies gigi sebagai variabel dependen. Sedangkan persamaannya
adalah variabel dependen yaitu mengenai Karies gigi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rumini (2006), dalam penelitiannya tentang “Hubungan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan
mulut terhadap kejadian karies gigi (studi kasus pada SD Mlati I dan SD Sendang adi I Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta”. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Observational dengan desain Cross Sectional study sedangkan data yang diolah dengan uji korelasi Somers. Hasil penelitian ini menunjukan adanya Hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut terhadap
9
dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu peneletian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen dan perilaku ibu dalam mencegah karies gigi sebagai variabel dependen. Sedangkan persamaannya
adalah variable dependen yaitu mengenai Karies gigi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2005), dalam
penelitiannya tentang “Hubungan karakteristik keluarga dan kebiasaan konsumsi makanan kariogenik dengan keparahan karies gigi anak Sekolah Dasar”. Jenis
penelitian yang digunakan adalah metode Survey dengan desain Cross Sectional study
sedangkan data yang diolah dengan uji korelasi Rank Spearman dan Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukan adanya Hubungan karakteristik keluarga dan kebiasaan konsumsi makanan kariogenik dengan keparahan karies gigi anak Sekolah
Dasar. Perbedaan antara penelitian Hidayanti (2005) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu peneletian. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen dan perilaku ibu dalam mencegah karies gigi sebagai
variabel dependen. Sedangkan persamaannya adalah variable dependen yaitu mengenai Karies gigi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Namal (2007), dalam penelitiannya tentang “Do autistic children have higher levels of caries? A cross-sectional study in Turkish children”. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Survey dengan desain
Cross Sectional study sedangkan data yang diolah dengan uji korelasi Logistic Regression. Hasil penelitian ini menunjukan adanya anak autis mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena penyakit karies gigi. Perbedaan antara penelitian Nakmal (2007)
10
waktu peneletian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan sebagai variabel independen dan perilaku ibu
dalam mencegah karies gigi sebagai variabel dependen. Sedangkan persamaannya adalah variable dependen yaitu mengenai Karies gigi.
1.6 Definisi Istilah 1. Tingkat pendidikan
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan manusia yang selasar dengan alam dan masyaraktnya. Tujuan pendidikan yaitu (1) Mengubah
pengetahuan atau pengertian, pendapat dan konsep-konsep. (2) Mengubah sikap dan persepsi. (3) Menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru.
(Notoamojo, 2007). 2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ini terjadi
melalui panca indera manuasia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoatmojo, 2003).
3. Karies gigi
Karies gigi adalah suatu infeksi pada gigi yang diakibatkan hancurnya
11
4. Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamatai secara langsung maupun yang dapat diamtai secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
5. Anak Autis
Autis adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang
komunikasi, interaksi dan perilaku yang terjadi pada awal masa anak-anak. Istilah autis menggambarkan keadaan yang cenderung di kuasai oleh pikiran
atau perilaku yang berpusat pada diri sendiri. Gejala ini di dapat pada masa anak-anak berupa perilaku yang suka menyendiri (menikmati bermain seorang
diri), keterlambatan perkembangan bahasa, menghafalkan sesuatu tanpa berpikir, cemas dan takut akan perubahan, kontak mata dan hubungan dengan
orang lain buruk serta lebih suka menyertai gambar atau benda mati (Maulani dan Enterprise, 2005).
1.7 Batasan Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan dibatasi hanya pada hubungan tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi, sedangkan batasan responden yang akan diteliti adalah hanya
i
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG KARIES GIGI DENGAN MUTU PERILAKU IBU DALAM
MENCEGAH KARIES GIGI PADA ANAK AUTIS DI PUSAT
LAYANAN AUTIS TLOGOWARU MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh:
RIGA RIANTO
NIM. 09060029
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
Motto
“The first step is always the hardest and the hardest
step is always the first”
“Not a Motto just only an Inspiring
Word”
Terkadang kita merasa apa yang kita tidak punya untuk
lebih indah dari pada apa yang kita punya, padahal
jangan-jangan yang kita punya sama indahnya...
Dan...
Terkadang apa yang kita mau tidak sama dengan apa yang
kita butuh, dan jangan-jangan apa yang kita butuh bisa
membuat kita bahagia....
Dan...
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, tepat hari senin tanggal 28 Oktober 2013 pukul 14.00 wib perjuangan panjang ku selama 4 tahun ini menemukan titik terangnya, dimana pada hari itu aku resmi mendapatkan gelar S.Kep, maka untuk itu ku buat lembar persembahan ini untuk
ku persembahkan kepada:
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta...
Kedua orang tuaku yg sangat aku sayangi, terima kasih telah melahirkan, membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang kalian, Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ayahku bapak
Muntari dan Ibuku ibu Lili yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah, karena aku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,
Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah...
My Brother dan Sister yang tersayang dan Aku Cintai...
U ’ y ,
adikku Tatak Wijatmoko, serta keponakan ku Siska Wulandari dan Echa Oktaviasari, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar
tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan, kalian selalu menjadi inspirasi baru bagiku. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya,
tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua...
Yang kuhormati Para Dosenku, Dosen Pembimbingku dan
Almamaterku...
vi
banyak atas bimbingan bapak dan ibu, maaf ya pak dan bu udah banyak merepotkan. Semoga semangat pengabdiannya akan terus menyala hingga ujung usia.
My Best friend’s...
Buat sahabatku terbaikku yang selalu menemani hari-hariku selama kuliah “ w Pradipta, Ahmad Ardi Prasetyo, Agil Syahrial, Rio Hardiatma, Ahmad Fauzan, Nur Badriyah, Yayuk, Rumiasih, Ajeng, Yeni, Adoen Supriyadi, Heru Tri Wahyudi, Hardani
, , , P “ , ,
nasehat, hiburan, traktiran, ejekkan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini. Sungguh banyak kenangan di bersama kalian di kampus UMM tempat kita menimba ilmu bersama, saat ngopi bareng, liburan bareng sungguh tak akan terlupakan kenangan itu, senang rasanya
kita bisa di pertemukan di kota Malang dan tepat di S1 keperawatan FIKES UMM.
Teman-Teman PSIK A 2009 Yang Aku Sayangi....
Buat anak-PSIK A 2009 semua yang namanya tidak bisa aku bisa sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan kalian, semangat kalian dan candaan kalian, aku tak akan melupakan kalian PSIK A 2009 saat kita kuliah di kelas maupun saat mengerjakan tugas
, “ , P 2009
selalu terjaga dan semoga kita semua bakal menjadi orang yang sukses. Hidup PSIK A 2009!
Teman Konsulku....
Terima kasih buat soulmadeku dalam konsul skripsi yaitu Arif Rahmah Hakim yang selalu bersama-sama menghadapi suka, duka, nasehat dan teguran dari pembimbing (gara-gara Ordinal) dalam bimbingan skripsi dan terima kasih juga buat teman-teman konsul lainnya terutama anak bimbingan Dr. Ainur Rofieq, M.Kes seperti Yulinda, Ariez,
Adit, Ajeng, Astri, Neneng, Titin, Ririn, Regina, Puput, Wahidah, Aulia, Rahma.
Temen Seperjuanganku...
, Y W “ P, y ,
Kharisman, Adit, Iis Afriyanti, Andri Kenthonk, Tri, Rahma, Ariez, Arif Rahman Hakim, Yudi, Fara, Titin, Rockzan, Anik, Qori, Wenny, Ira, Nindy, Lia Soimah, Riva, Aulia, Gustan, Hamdani, mas Andika, mas Gaffar, mas Fuguh, dan mas Affan akhirnya tercapai
juga cita-cita kita selama 4 tahun....
Terima kasih banyak buat kalian semua yang telah menjadi inspirasi bagiku
vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Riga Rianto
Nim : 09060029
Jurusan : Program studi Ilmu Keperawatan, FIKES UMM
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis di Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tuliasan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudidan hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
Malang, 26 Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku ibu dalam Mencegah karies Gigi pada Anak Autis di Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep)
pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada:
1. Dr. Muhajir Effendy. MAP selaku rektor Universtitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi di Fakkultas Ilmu
Kesehatan, Progream Studi Ilmu Keperwatan.
2. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep,. Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Nurul Aini, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatam
Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan serta dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.
4. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku pembimbing I dan Penguji I yang telah banyak memberikan pengarahan dan penyusunan penelitian ini.
ix
6. Kepada Kepala Pusat Layanan Autis, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian
7. Kepada ibu Ami selaku Staff Tata Usaha Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang, yang telah membantu banyak peneliti dalam melakukan peneltian.
8. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subyek penelitian ini.
9. Bapak, ibu, kakak dan adek tercinta yang telah memberikan nasehat selama menempuh pendidikan ini.
10. Sahabat dan juga keluarga besar PSIK A 2009 yang telah mendukung dan memberikan bantuan selama penelitian.
11. Semua dosen PSIK UMM yang telah memberikan ilmu, pendidikan serta bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa di PSIK UMM.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat.
Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Malang, 26 Oktober 2013
x Abstrack
Correlation Between the Level of Education and Mothers Knowledge about Dental Caries with the Quality of Mothers Behavior in Preventing Dental Carries to
Children with Autism in Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang Riga Rianto¹, Ainur Rofieq², Nurur Aini³
Background: Dental caries are often occurs to children with special needs, especially children with autism. An autistic child has motor weakness in motion, so it difficult to perfect brushing his teeth and frequently silenced a food in the mouth cause the movement of tongue irregular coordination. The Level of education and moher knowledge is very important for creating a mother behavior to preventing dental caries in children with autism. Based on the level of education a high and the level of knowledge a high about dental caries are expected in making a decisions or behavior to be better to preventing dental caries in children with autism.
Methods: Research design which has been used for this reseach is descriptive analytic design. Total of samples needed for this research were 38 mother have children with autism in pusat layanan autis with simple random sampling technique, data analysis by questionnaire. Product moment correlation and multiple linear correlation was used for analyze the data.
Result: by product moment correlation test for variable level of education with the quality of mother behavior obtained a value of 0,597, until the result that H₀ rejected, so there is a positive correlation between a high level of education with the quality of mother behavior. Product moment correlation test for variable level of knowledhe with the quality of mother behavior obtained a value of 0,614, until the result that H₀ rejected, so there is a positive correlation between a high level of knowledge with the quality of mother behavior. By multiple linear correlation obtained R² value of 0,486, so there is correlation betwen the level of education and mother knowledge abotu dental carries with the quality of mother behavior in preventing dental carries to children with autism.
Conclusion: There is a correlation betwen the level of education and mother knowledge abotu dental carries with the quality of mother behavior in preventing dental carries to chiledren with autism in pusat layanan autis Tlogowaru Malang.
Keywords: Dental Carries, Children with Autism, Preventing
1. Student in Department of Nursing, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.
2. Lecture in Biological Departement, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Malang.
xi Intisari
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis
Di Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang Riga Rianto¹, Ainur Rofieq², Nurur Aini³
Latar Belakang: Karies gigi sering terjadi pada anak berkebutuhan khusus terutama anak autis, hal ini dikarenakan anak autis mempunyai kelemahan dalam gerak motorik sehingga untuk menggosok gigi dengam sempurna dan sering mendiamkan makanan dimulut karena gerakan koordinasi lidah yang tidak teratur. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis. Berdasarkan adanya tingkat pengetahuan yang baik tentang karies gigi diharapkan pengambilan keputusan atau perilaku serta tindakan yang dilakukan bisa lebih baik untuk mencegah karies gigi pada anak autis. Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik. Jumlah sampel yang dibutuhkan penelitian adalah sebanyak 38 orang ibu anak autis yang berada di pusat layanan autis dengan teknik pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, data diambil dengan cara kuisioner. Analisa data yang digunakan adalah korelasi product moment dan korelasi linear ganda.
Hasil: Dengan menggunakan korelasi product moment variabel tingkat pendidikan dengan mutu perilaku menghasilkan nilai 0,597, sehingga H₀ ditolak; jadi terdapat korelasi yang positif antara tingkat pendidikan ibu dengan mutu perilaku ibu. Uji korelasi product moment untuk variabel tingkat pengetahuan ibu dengan mutu perilaku ibu didapatkan hasil 0,614, sehingga H₀ ditolak, jadi terdapat korelasi yang positif antara tinggi tingkat pengetahuan dengan mutu perilaku ibu. dengan menggunakan uji korelasi linear ganda menghasilkan nilai R² 0,486 sehingga terdapat korelasi antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis.
Kesimpulan: Adanya hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan mutu perilaku mencegah karies gigi pada anak autis di pusat layanan autis Tlogowaru Malang.
Kata Kunci: Karies gigi, anak autis, pencegahan
1. Mahasiswa Progaram Studi Ilmu keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRACK ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 8
1.6 Definisi Istilah ... 10
1.7 Batasan Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak Autis ... 12
2.1.1 Pngertian Autis ... 12
2.1.2 Epidemiologi ... 13
2.1.3 Penyebab Autistik ... 14
2.1.4 Gambaran Klinis Autistik ... 17
2.1.5 Ciri-ciri Khas Autistik ... 18
2.1.5 Gangguan Gigi Pada Anak Autis ... 21
2.2 Konsep Karies Gigi ... 23
2.2.1 Pengertian Karies Gigi ... 23
2.2.2 Etiologi Karies Gigi ... 23
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi ... 24
2.1.4 Penggolongan Karies Gigi ... 28
2.2.5 Pencegahan Karies Gigi ... 28
2.3 Konsep Tingkat Pendidikan ... 30
2.3.1 Pengertian Tingkat Pendidikan ... 30
2.3.2 Tujuan Pendidikan ... 31
2.3.3 Ruang Lingkung Pendidikan ... 32
2.3.4 Jenjang Pendidikan ... 33
2.3.5 Segi Pendidikan ... 34
2.4 Konsep Tingkat Pengetahuan ... 35
2.4.1 Pengertian Pengetahuan ... 35
xiii
2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 38
2.4.4 Skala Pengukuran Pengetahuan ... 39
2.5 Konsep Perilaku Pencegahan ... 40
2.5.1 Pengertian Perilaku ... 40
2.5.2 Dasar-Dasar Perubahan Perilaku ... 41
2.5.3 Proses Perubahan Perilaku ... 43
2.5.4 Strategi Perubahan Perilaku ... 44
2.5.5 Domain Perilaku ... 45
2.5.6 Determinan Perilaku ... 45
2.5.7 Perilaku Kesehatan ... 47
2.5.7 Perilaku Pencegahan ... 48
2.6 Konsep Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dengan Mutu Perilaku Ibu Dalam Mencegah Karies Gig Pada Anak Autis ... 51
2.6.1 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Mutu Perilaku Ibu ... 51
2.6.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Mutu Perilaku Ibu ... 53
2.6.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Mutu Perilaku Ibu Mencegah Karies Gigi ... 55
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 53
3.2 Hipotesis Penelitian ... 61
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 62
4.2 Kerangka Penelitian ... 63
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 64
4.3.1 Populasi ... 64
4.3.2 Teknik Sampling ... 64
4.3.3 Sampel ... 64
4.4 Variabel Penelitian ... 65
4.4.1 Variabel Independen (bebas) ... 65
4.4.2 Variabel dependen (terikat) ... 65
4.4.3 Variabel Kendali ... 65
4.5 Definisi Operasional ... 65
1. Tingkat Pendidikan ... 66
2. Tingkat Pengetahuan ... 66
3. Mutu Perilaku ... 67
4. Ibu Dengan Anak Penderita Autis ... 67
5. Ibu Yang Berada di Pusat Pelayanan Autis... 68
6. Sehat Jasmani Dan Rohani ... 68
4.6 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 69
4.7 Instrumen Penelitian ... 69
4.7.1 Lembar Koesioner ... 69
4.7.2 Skala Guttman ... 69
4.7.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 70
4.8 Prosedur Penelitian ... 73
4.8.1 Tahap Persiapan ... 73
xiv
4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 74
4.8.4 Tahap Pengolahan Data ... 74
4.9 Teknik Analisis Data ... 75
4.10.1 Analisa Deskriptif ... 75
4.10.2 Analisa Inferensia ... 76
1. Uji Aumsi Klasik ... 76
2. Teknik Analisa Korelasi ... 78
4.10 Etika Penelitian ... 79
4.10.1 Autonomity ... 79
4.10.2 Anomity ... 79
4.10.3 Confidentiality ... 79
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu Berdasarkan Pendidikan, Usia, Pekerjaan, Jumlah anak autis dalam keluarga dan Lama anak menjalani terapi ... 80
5.2 Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada anak autis di pusat layanan autis ... 84
5.3 Gambaran mutu perilaku ibu dalam mencegah karies gigi pada anak autis di pusat layanan autis tlogowaru Malang ... 85
5.4 Hasil Analisa Data 5.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 86
5.4.2 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis ... 88
5.4.3 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis ... 89
5.4.4 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis ... 90
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Tingkat Pendidikan Anak Autis ... 92
6.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi ... 93
6.3 Gambaran Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 98
6.4 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 101
6.5 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 104
6.6 Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi pada Anak Autis ... 108
6.7 Keterbatasan Penelitian ... 111
6.8 Implikasi Keperawatan ... 113
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 114
7.2 Saran ... 115
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penjabaran Tingkatan Pengetahuan ... 38
Tabel 4.1 Kategori Tingkat Pengetahuan ... 66
Tabel 4.2 Kategori Mutu Perilaku ... 67
Tabel 4.3 Tabel Penjabaran Variabel Berdasarkan Instrumen dan Skala Pengukuran ... 68
Tabel 4.4 Kisi-Kisi Lembar Skala Guttman ... 70
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 81
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 82
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menjalani Terapi ... 83
Tabel 5.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi ... 84
Tabel 5.5 Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 85
Tabel 5.6 Hasil Analisa Korelasi Antara Tingkat Pendidikan ibu dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 89
Tabel 5.7 Hasil Analisa Korelasi antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah karies Gigi ... 90
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor Penyebab Karies Gigi ... 27 Gambar 2.2 Alur Perubahan Perilaku ... 43 Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian ... 60 Gambar 4.1 Skema hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu
tentang karies gigi dengan mutu perilaku ibu dalam
mencegah karies gigi pada anak autis disorder ... 62 Gambar 4.2 Skema kerangka penelitian Deskriptif Analitik ... 63 Gambar 5.1 Proporsi Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81 Gambar 5.2 Proporsi Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi
Berdasarkan Pekerjaan ... 82 Gambar 5.3 Proporsi Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
dengan Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi
Berdasarkan Jumlah Anak Autis dalam Keluarga ... 83 Gambar 5.4 Proporsi Tingkat Pengetuan Ibu tentang Karies Gigi ... 84 Gambar 5.5 Proporsi Mutu Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi ... 85 Gambar 5.6 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardizet Residual
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian
di Pusat Layanan Autis Tlogowaru Malang ... 121
Lampiran 2 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian Dinas Kesehatan Kota Malang ... 122
Lampiran 3 Surat Permohan Studi Pendahuluan dan Penelitian Di Puskesmas Arjowinangun ... 123
Lampiran 4 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 124
Lampiran 5 Surat Persetujuan Responden ... 125
Lampiran 6 Lembar Kuisioner Penelitian ... 126
Lampiran 7 Lembar Kisi Pertanyaan dalam Kuisioner ... 127
Lampiran 8 Lembar Wawancara Skala Guttman ... 131
Lampiran 9 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitan ... 132
Lampiran 10 Data Mentah Uji Validitas dan Rabilitas ... 133
Lampiran 11 Data Mentah Hasil Penelitian ... 134
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Data Responden ... 136
Lampiran 13 Hasil Analisa Uji Validitas dan Reabilitas Tingkat Pengetahuan .. 137
Lampiran 14 Deskripsi Uji Validitas dan Reabilitas Tingkat Pengethauan ... 138
Lampiran 15 Hasil Analisa Uji Validitas dan Reabilitas Mutu Perilaku ... 139
Lampiran 16 Deskripsi Uji Validitas dan Reabilitas Mutu Perilaku ... 140
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 141
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Linearitas ... 142
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Heterokdiksitas ... 142
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi ... 143
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Multikolinearitas ... 143
Lampiran 20 Hasil Analisa Korelasi Product Moment ... 144
Lampiran 21 Hasil Analisa Korelasi Ganda ... 145
Lampiran 22 Foto Dokumentasi Penelitian ... 146
Lampiran 23 Log Book Konsultasi ... 150
Lampiran 24 Angket Persetujuan Skripsi ... 151
xviii
Daftar pustaka
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Azwar, Syaifuddin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Edisi ke-2. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Cristiono, Sandy, Drg. (2011).
http://fkg.unissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id =26:orang-tua-berperan-jaga-kesehatan-gigi-anak&catid=2:berita-utama-fkg. diakses tanggal 29 oktober 2013
Forrest. J. O. (1991). Pencegahan penyakit mulut. Jakarta: Hipokrates
Hermawan, Yoni. (2005). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Persepsi Dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Universitas Siliwangi.
Indrawati & Sariningrum. (2009). Hubungan tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan orang tua tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak balita 3 – 5 tahun dengan tingkat kejadian kareis di paud jatipurno. Vol. 2 (3), 119.
Jaber, M, Abdullah. (2010). Dental caries experience, oral health status and treatment needs of dental patients with autism. Ajman University of Science & Technology, (Al Jurf campus), Ajman, United Arab Emirates.
Litchy (2005). Toward a better life for autistic individuals (hlm 4-6). Jakarta: Seminar Mandiga
Kholid. A. (2012). Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, media, dan aplikasinya. Jakarta: Rajawali pers
Kidd, E. A. M & Bechal, S. J. (2012). Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC
Kusumawardani. E. (2011). Buruknya Kesehatan gigi dan mulut: memicu penyakit Diabetes, Stroke dan Jantung. Yogyakarta: Siklus.
Louisa (2011). http://www.goldendentalcenter.com/news-articles/autisme-dan-kebutuhan-kesehatan-gigi-drg-marie-louisa. Diakses tanggal 20 Mei 2013.
Lukihardianti, A. (2011). 85%. Anak Usia Sekolah Dasar Menderita Karies.
.http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info- sehat/11/09/12/lrevhf-sekitar-85-persen-anak-usia-sekolah-menderita-karies-gigi. Diakses tanggal 21 Mei 2013.
xix
Mandias, Reagen. (2012). Hubungan Tingkat Pendididkan Dengan Perilaku Masyarakat Desa Dalam Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara. JKU. Vol 1 (1).
Mashabi, N.A & Tajudin, N.R. (2009). Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pola makan anak autis. Makara, kesehatan, vol 13(2), 84.
Maulani, C & Enterprise, J. (2005). Kiat merawat gigi anak (hlm 62-64). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Mirantiraras, P.A. (2013). http://www.vemale.com/topik/kesehatan-anak/27322-diet-bebas-gluten-dan-kasein-bagi-anak-autis-ii.html. Diakses tanggal 7 September 2013.
Mozharta, M. (2007). http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=30. Diakses tanggal 24 mei 2013.
Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Mubarok. I. Wahit & Chayatin Nurul. (2009). Ilmu keperawatan komunitas; pengantar dan teori (hlm 269-260). Jakarta: Salemba Medika.
Namal, Vehit & Koksal. (2007). Do autistic children have higher levels of caries? A cross-sectional study in Turkish children. Indian Social Pedod Prevalance Denta Journal.
Notoatmodjo, Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
keseahtan. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). pendidikan dan perilkau kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu perilkau. Jakarta: Rineka Cipta.
Notosoedirdjo dan Latipun. (2002). Kesehatan mental konsep dan penerapan. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam & Efendi. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. (2008). Konsep dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Palestin, B., Ermawan, B. 2006. Penerapan Komunikasi Terapeutik untuk Mengoreksi Perilaku Klien Rawat Jalan dengan Diabetes Mellitus. Yogyakarta
xx
Ramadayanti, Sri & Margawarti, Ani. (2013). Perilaku pemilihan makanan dan diet bebas gluten, bebas kasein pada anak autis. Journal Of Nutriton College. Vol 2 (1). Hal 35-43
Setiana, Dantik. (2011). Pengetahuan, sikap, dan praktik mahasiswa fakultas kedokteran terhadap pencegahan infeksi. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Setiawati, S & Dermawan, A.C. (2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: TIM
Setyawan. (2009). http://matanews.com/2009/07/04/jangan-sepelekan-penyakit-gigi/. Sinaga, Anni. (2012). faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu Dalam mencegah
karies gigi anak usia 1-5 tahun di Puskesmas babakan sari bandung. STIK Imanuel. Bandung
Sitio, E. F. Saragih. (2007). Pengaruh strategi visual menggunakan squence card dalam meningkatkan bina diri pada anak autis. Tesis. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata.
Soetjiningsih, dr. (1998). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC
Strickland, E, & Suzanne McCloskey, S. (2009). Eating for autism : The 10-step nutrition
plan to help treat your child’s autism, asperger’s, or adhd. United State of Amerika: Da Capo Press
Sulistiyani. (2013). http://joglosemar.co/2013/01/perawatan-gigi-anak-autis.html. Diakses tgl 20 mei.
Sumaatmadja, 2002. Pendidikan pemanusian manusia manusiawi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi. Bandung. Alfabeta
Syahrir, A. (2012). http://www.tempo.co/read/news/2012/07/18/060417721/Diet-bagi-Penderita-Autisme. Diakses tanggal 29 agustus 2013.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. (2005). Pengantar pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Jakarta
Tanujaya, Chyntia. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan Karies Dengan Indeks Karies Gigi Sulung Pada Usia 4 - 5 Tahun. Universitas Kristen Maranatha.
Wawan, A & M. Dewi. (2010). Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Wening, (2011).
xxi
Vejawat & Depika. (2012). Comparative evaluation of gender related differences in the caries rate and periodontal diseases in autistics and unaffected individuals. Journal of Advanced Oral Research, Vol 3.
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=2416_Inilah-Beberapa-Faktor-Penyebab-Autis. Diakses tanggal 26 Mei 2013.