• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Ilmu Administrasi Negara

DISUSUN OLEH :

130921009 JENNI ELVI YANI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahakankan dan diperbanyak oleh :

Nama : JENNI ELVI YANI

NIM : 130921009

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Medan, April 2015

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara,

(Drs. Rasudyn Ginting, M.Si) (

NIP. 19590814 198601 1 002 NIP. 19640108 199102 1 001 Drs. M. Husni Thamrin, M.Si)

DEKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh :

Nama : JENNI ELVI YANI

NIM : 130921009

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Yang diselenggarakan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

TIM PENGUJI

Ketua Penguji : Drs. M. Thamrin Nasution, M.Si ( )

Penguji I : Drs. Rasudyn Ginting, M.Si ( ) (Pembimbing)

(4)

ABSTRAK

Pemimpin yang bijaksana, penuh cinta, dan ketulusan akan menciptakan komunikasi yang lebih terbuka, komunikasi dua arah yang akan menghasilkan pemahaman bersama yang lebih baik. Pemimpin hadir bukan untuk menanamkan beban dan kepedihan bawahannya. Akan tetapi, pemimpin hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa kesejahteraan, rasa aman, dan penghargaan. Pemimpin harus membangun arah dan visi organisasi yang jelas, sehingga pegawai merasa mempunyai rasa keterarahan yang akan memunculkan komitmen mereka untuk mewujudkan visi dan tujuan organisasi.

Pemimpin juga dituntut untuk mampu menciptakan budaya dan iklim organisasi, dimana kreativitas, integritas, profesionalisme, komitmen, tanggung jawab, dan kualitas prima menjadi roh yang mendarah daging di seluruh organisasi. kualitas seseorang sebagai pemimpin, yang berkewajiban menjalankan kepemimpinan masih sangat tergantung kepada kemampuannya dalam mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, sangat ditentukan oleh sistem organisasi kecamatan demi terciptanya tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sekecil apapun organisasi, fungsi pemimpin sangat dominan dalam menciptakan, mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kerja sama baik vertikal, horizontal maupun diagonal. Sebab tanpa seorang pemimpin, maka organisasi tersebut tidaklah berarti.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, studi dokumenter, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya, sangat besar kontribusinya dalam organisasi, dimana kepemimpinan yang efektif dan efisien menghasilkan sumber daya manusia pegawai yang berkualitas demi tercapainya tujuan organisasi. Sebab seorang pemimpin bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan dalam memimpin, mempengaruhi perilaku orang lain atau pegawai untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari peningkatan prestasi kerja pegawai adalah guna menjamin terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat secara berdayaguna dan berhasil guna.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang baik, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya; sehingga Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul :

“Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah kiranya Penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati atas segala bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya bagi penyelesaian skripsi ini, yaitu yang terhormat :

1. Bapak Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(6)

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP sebagai dosen penguji dan selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Bupati Humbang Hasundutan, Drs. Maddin Sihombing, M.Si; yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kesehatan dan panjang umur kepada Bapak Bupati Humbang Hasundutan beserta Ibu

7. Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Saul Situmorang, S.E., M.Si yang telah memberikan dukungan kepada Penulis 8. Bapak mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang

Hasundutan, Drs. Laurencius Sibarani; yang telah memberikan saran, nasihat, dukungan/motivasi kepada Penulis selama Beliau bertugas di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

9. Bapak Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Makden Sihombing, S.Sos, MM beserta seluruh keluarga besar Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah memberikan dukungan kepada Penulis selama ini

(7)

11. Terimakasih kepada seluruh pegawai Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, atas kesediaan waktu untuk membantu Penulis menyelesaikan skripsi ini

12. Terimakasih kepada suami ku tercinta “Chrisman TP Sibarani, SE”; papa, mama, adek-adek ku, dan juga mertua ku yang selalu setia dan selalu menyemangati Penulis selama ini

13. Terimakasih kepada adek-adek kelas AN-Ekstensi 2013 yang selalu kompak dan saling mendukung selama perkuliahan

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan, ide, masukan yang membangun selama penulis skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, Penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2015 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... ….. 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Kerangka Teori ... 13

1. Pengertian Kepemimpinan ... 14

a. Fungsi Kepemimpinan ... 16

b. Gaya Kepemimpinan ... 19

2. Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil ... 24

3. Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai ... 26

F. Defenisi Konsep ... 33

(9)

BAB II METODE PENELITIAN ... 35

A. Bentuk Penelitian ... 35

B. Objek Penelitian ... 36

C. Informan Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data …... 38

F. Metode Penyajian Data ………. 38

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 39

A. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan ... 39

1. Luas Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan ……... 39

2. Keadaan Geografi ... 39

B. Gambaran Umum Kecamatan Doloksanggul ... 40

1. Sejarah Singkat Kecamatan Doloksanggul ... 40

2. Luas Wilayah dan Keadaan Geografis Kecamatan Doloksanggul ... 41

3. Kondisi Topografi dan Bentuk Wilayah ...… 43

4. Kondisi Iklim dan Cuaca ... 43

5. Keadaan Demografi/Kependudukan ... 44

a. Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 44

b. Struktur Penduduk Menurut Agama ... 46

(10)

7. Kegiatan Pertanian ... 49

8. Kegiatan Perindustrian ... 50

C. Gambaran Pelayanan Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan ... 50

1. Visi Kecamatan Doloksanggul ... 50

2. Misi Kecamatan Doloksanggul ... 51

3. Tujuan Kecamatan Doloksanggul ... 52

4. Sasaran Kecamatan Doloksanggul ... 52

5. Struktur Organisasi Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan ... 53

6. Isu Strategi Pembangunan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Doloksanggul ... 67

7 Lingkungan Strategis Yang Berpengaruh ... 78

8. Kondisi Sekarang ... 81

9. Kondisi Yang Diharapkan ... 82

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 83

BAB V ANALISIS DATA ... 106

BAB VI PENUTUP ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 130 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kecamatan Doloksanggul berdasarkan jumlah dusun/lingkungan

Tabel 2 : Luas wilayah Kecamatan Doloksanggul Tabel 3 : Distribusi dan kepadatan penduduk per desa Tabel 4 : Struktur penduduk menurut jenis kelamin per desa Tabel 5 : Struktur penduduk menurut agama

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

ABSTRAK

Pemimpin yang bijaksana, penuh cinta, dan ketulusan akan menciptakan komunikasi yang lebih terbuka, komunikasi dua arah yang akan menghasilkan pemahaman bersama yang lebih baik. Pemimpin hadir bukan untuk menanamkan beban dan kepedihan bawahannya. Akan tetapi, pemimpin hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa kesejahteraan, rasa aman, dan penghargaan. Pemimpin harus membangun arah dan visi organisasi yang jelas, sehingga pegawai merasa mempunyai rasa keterarahan yang akan memunculkan komitmen mereka untuk mewujudkan visi dan tujuan organisasi.

Pemimpin juga dituntut untuk mampu menciptakan budaya dan iklim organisasi, dimana kreativitas, integritas, profesionalisme, komitmen, tanggung jawab, dan kualitas prima menjadi roh yang mendarah daging di seluruh organisasi. kualitas seseorang sebagai pemimpin, yang berkewajiban menjalankan kepemimpinan masih sangat tergantung kepada kemampuannya dalam mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, sangat ditentukan oleh sistem organisasi kecamatan demi terciptanya tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sekecil apapun organisasi, fungsi pemimpin sangat dominan dalam menciptakan, mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kerja sama baik vertikal, horizontal maupun diagonal. Sebab tanpa seorang pemimpin, maka organisasi tersebut tidaklah berarti.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, studi dokumenter, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya, sangat besar kontribusinya dalam organisasi, dimana kepemimpinan yang efektif dan efisien menghasilkan sumber daya manusia pegawai yang berkualitas demi tercapainya tujuan organisasi. Sebab seorang pemimpin bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan dalam memimpin, mempengaruhi perilaku orang lain atau pegawai untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari peningkatan prestasi kerja pegawai adalah guna menjamin terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat secara berdayaguna dan berhasil guna.

(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang baik, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya; sehingga Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul :

“Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah kiranya Penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati atas segala bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya bagi penyelesaian skripsi ini, yaitu yang terhormat :

1. Bapak Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu kehidupan kelompok, mula-mula ada masa pertumbuhan atau pembentukan. Masing-masing bersikap melihat dan menunggu apa yang akan diperankan oleh setiap orang tersebut, dan mencoba melihat sampai dimana dirinya bisa berpengaruh dalam kelompok. Jika seseorang sudah mulai berkeinginan mempengaruhi orang lain, maka disini kegiatan kepemimpinan mulai terlihat. Pengaruh dan kekuasaan mewarnai kegiatan kelompok tersebut, dimana relevansi kekuasaan dan pengaruh tidak bisa dihindari dalam kegiatan kepemimpinan. Pendapat lain mengatakan bahwa kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

(16)

Maksudnya adalah penggabungan antara pemahaman teoritikal dan empiris telah memberikan keyakinan yang semakin mendalam pada organisasi, tentang pentingnya fungsi kepemimpinan dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Pemimpin harus menyadari bahwa dunia saat ini dihadapkan pada lingkup yang tanpa batas, dan keberagaman akan membuat organisasi semakin semarak. Keberagaman dari segi usia, ras, agama, dan pengalaman akan memberikan sinergi terbaik bagi kemajuan organisasi. Keberagaman akan membuat tiap-tiap orang mempunyai kualitas yang berbeda dan kualitas tersebut akan bisa saling mengisi satu sama lainnya. Akibatnya, organisasi akan lebih fleksibel dan adaptif dalam menghadapi berbagai benturan; karena potensi yang dimiliki organisasi yang beranekaragam.

(17)

Pemimpin yang mempunyai perhatian tinggi, baik atas penyelesaian tugas maupun atas hubungan manusiawi, akan lebih efektif memimpin, apalagi jika ia berlaku sebagai orang yang dapat menolong bawahannya ketika berada dalam kesulitan. Pemimpin yang bijaksana, penuh cinta, dan ketulusan akan menciptakan komunikasi yang lebih terbuka, komunikasi dua arah yang akan menghasilkan pemahaman bersama yang lebih baik. Pemimpin hadir bukan untuk menanamkan beban dan kepedihan bawahannya. Akan tetapi, pemimpin hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa kesejahteraan, rasa aman, dan penghargaan.

(18)

Pemimpin harus membangun arah dan visi organisasi yang jelas, sehingga pegawai merasa mempunyai rasa keterarahan yang akan memunculkan komitmen mereka untuk mewujudkan visi dan tujuan tersebut. Pemimpin harus mewariskan dan menciptakan antusiame, harapan, optimis, serta mampu menyebarkannya sehingga tertanam secara mendalam di benak para anggota organisasi seluruhnya dari level yang paling rendah sampai level yang paling tinggi. Pemimpin juga dituntut untuk mampu membangun kapasitas serta sinergi untuk menyatukan seluruh potensi organisasi, sehingga energi yang berkekuatan besar tersebut mengarah ke arah visi dan tujuan organisasi. Pemimpin juga dituntut untuk mampu menciptakan budaya dan iklim organisasi, dimana kreativitas, integritas, profesionalisme, komitmen, tanggung jawab, dan kualitas prima menjadi roh yang mendarah daging di seluruh organisasi.

Kondisi dan situasi yang kondusif perlu diciptakan agar seluruh anggota organisasi dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya secara optimal. Dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko, untuk menerima tanggung jawab pribadi, dan untuk membiarkan serta mempercayai seluruh pegawainya. Saat ini pemimpin tidak hanya dituntut untuk melihat pegawainya hanya sebagai faktor produksi semata, tetapi pemimpin dituntut untuk mampu membangun keterlibatan penuh dan rasa komunitas bersama, dimana pegawai mampu belajar dan berkembang. Vince Lombardi dalam “Richard L. Daft, 1999, mengatakan bahwa “bertentangan dengan opini orang, pemimpin tidak dilahirkan, pemimpin dibuat,

(19)

Saat ini opini banyak orang telah berubah, bahwa pemimpin tidak lagi dianggap sebagai seseorang yang ditakdirkan melalui kelahirannya untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi pemimpin lebih banyak dibentuk melalui pengalaman, usaha, motivasi, dan belajar. Pemimpin yang baik harus menjadi manusia pembelajar, yang senantiasa belajar dari kehidupannya, lingkungan sekitarnya, orang lain, tidak pandang apakah orang tersebut merupakan bawahannya atau atasannya. Untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas, dituntut untuk menggembleng diri sendiri, senantiasa membuka wawasannya, memperdalam pengetahuannya, dan mencari pengalaman yang luas. Kesuksesan organisasi bukan semata-mata karena kepribadian seorang pemimpin, tetapi karena kemampuannya dalam menjabarkan visi yang jelas kemana perusahaan akan menuju dan membangun ikatan loyalitas seluruh pegawai untuk mewujudkan visi tersebut.

Dalam lingkungan birokrasi, Pemimpin berarti bahwa seseorang yang menduduki hirarki yang tinggi. Para pimpinan dalam organisasi birokrasi, diangkat oleh suatu kekuasaan yang dapat berasal dari dalam atau luar organisasi. Kekuasaan yang mengangkat sesorang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan itu, melimpahkan kewenangan kepada yang bersangkutan untuk menggerakkan dan mengendalikan orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya pengangkatan seorang Camat untuk memimpin suatu kecamatan.

(20)

kemampuannya dalam mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, sangat ditentukan oleh sistem organisasi kecamatan demi terciptanya tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sekecil apapun organisasi, fungsi pemimpin sangat dominan dalam menciptakan, mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kerja sama baik vertikal, horizontal maupun diagonal; serta dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya. Sebab tanpa seorang pemimpin, maka organisasi tersebut tidaklah berarti. Hal tersebut mempengaruhi semua bawahan atau pengikut agar dapat memberikan pengabdian untuk mencapai tujuan organisasi.

(21)

menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan azaz desentralisasi, yaitu adanya kewajiban untuk mengintegrasikan nilai-nilai sisio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi, sosial dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah.

Dalam hal ini, fungsi utama Camat selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, juga melakukan tugas-tugas pembinaan wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut maka secara filosofis, pemerintah kecamatan tidak hanya perlu diperkuat dengan aspek sarana prasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan saja. Namun tidak kalah pentingnya adalah daya dukung kepemimpinan Camat dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya guna mewujudkan tujuan organisasi kecamatan dalam segala aspek. Sehingga jelas bahwa pemerintah kecamatan merupakan ujung tombak bagi pelaksanaan penyelenggaran pemerintahan di daerah dan keberhasilannya sangat ditentukan oleh dukungan seluruh jajaran di wilayahnya, terutama dukungan dari para pegawainya. Sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan pilar terpenting dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan, disamping pilar kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksana (mekanisme/prosedur).

(22)

pelayanan kepada masyarakat, Camat harus memiliki kemampuan memanajemen seluruh jajarannya agar dapat bekerjasama mewujudkan tujuan organisasi kecamatan. Dalam kepemimpinan camat yang paling penting adalah menginterpretasikan peristiwa-peristiwa, memetakan jalannya organisasi, membangun kerja sama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induknya Kabupaten Tapanuli Utara, dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara yang diresmikan pada tanggal 22 Juli 2003 oleh Presiden Republik Indonesia.

(23)

Dalam penjelasan umum Undang-Undang ini juga dinyatakan tujuan pemberian ekonomi berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antar pusat dan daerah serta antar daerah dengan daerah dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Ini berarti penyelenggaraan otoda dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah. Dalam pelaksanaan otonominya daerah-daerah harus berpegang teguh pada prinsip kewenangan otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab sebagaimana yang dinyatakan dalam penjelasan No. 1 (b) UU RI No. 22 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa:

Kewenangan otonomi luas adalah kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan kecuali kewenangan di bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Dan yang dimaksud dengan otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan, serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.

(24)

Disamping itu untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna, penyelenggaraan pemerintahan dalam hal ini tugas-tugas rutin, pelayanan publik serta tugas-tugas pembangunan. Bahwasannya pelaksanaan Pembangunan Nasional tergantung pada Sumber Daya yang tersedia, termasuk yang paling dominan Sumber Daya Manusia. Dimana Sumber Daya Manusia ini merupakan pemikir, perencana dan pelaksanaan pembangunan. Perlunya peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil tercantum dalam penjelasan umum UU RI No. 43/1999 tentang pokok-pokok kepegawaian sebagai berikut :

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara. Khususnya Pegawai Negeri karena itu, dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Nasional yakni mewujudkan madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.

(25)

diharapkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi Pemerintahan Kecamatan dan Kabupaten sehingga dapat berjalan efektif, dalam rangka meningkatkan prestasi kerja mereka guna menjamin terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat secara berdayaguna dan berhasil guna. Camat dan pegawai harus saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut, masing-masing harus menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Organisasi birokrasi yang baik adalah birokrasi yang mampu menghasilkan pegawai atau aparatur yang berprestasi dan berkualitas, yang dapat merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan prestasi kerja pegawai di lingkungan birokrasi pemerintah, seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan atau motivasi kepada pegawainya. Disisi lain seorang pemimpin dituntut untuk memperhatikan kemampuan, keterampilan, dan perilaku pegawai yang potensial untuk mencapai prestasi kerja pegawai. Disamping itu, pimpinan hendaknya mampu menyampaikan dan mengkomunikasikan tujuan organisasi secara jelas, tujuan kinerja yang jelas, serta membuka peluang lebar untuk memaksimalkan usaha pegawai. Namun demikian pada kenyataannya kemampuan aparatur di kantor camat Doloksanggul masih kurang.

(26)

dalam melayani masyarakat, mengerjakan pekerjaan atau tugas hanya sebatas perintah pimpinan saja, kurangnya kreatif dan inovatif pegawai. Dalam hal ini fungsi Camat harus jelas dalam mengarahkan pegawainya untuk lebih baik lagi, mengubah perilaku pegawai agar lebih professional tugas dan tanggung jawabnya, menjadi teladan bagi pegawainya, serta dapat memberikan kemudahan dan kesempatan kepada pegawainya untuk berkembang dalam karir demi meningkatkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, mengingat betapa pentingnya kualitas Sumber Daya Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintahan, pelayanan masyarakat dituntut selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai maka Penulis mengambil judul : “Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan”.

B. Perumusan Masalah

(27)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara ilmiah, untuk manambah khasanah ilmiah dan sumbangan bagi

pengembembangan teori-teori dalam ilmu Administrasi Negara khususnya dalam kaitannya dengan Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai.

2. Secara Akademis, diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

(28)

E. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2006:41) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), defisini, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sementara itu dalam bidang administrasi Hoy dan Miskel dalam Sugiyono (2008 : 43), mengemukakan :

“theory is a set of interrelated concepts, assumptions, and generalizations taht systematically describes and explains regularities in behavior in organization”.

(Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengertian Kepemimpinan

(29)

kekuatan dan kekuasaan tertentu untuk melancarkan kegiatan organisasi dalam mengejar tujuan bersama.

Sedangkan Winardi (2000) mengatakan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan untuk membangkitkan di dalam kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional pengikutnya. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian (2003), kepemimpinan merupakan inti manajemen yang menjamin terlaksananya fungsi-fungsi manajemen dengan baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi; karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. Selanjutnya, menurut Terry (1960) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang agar bekerja dengan rela untuk mencapai tujuan. Kemudian menurut Oteng Sutisna dalam Lumban Gaol (2008:6), mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain agar mau ikut berperan serta dalam rangka menuju sasaran yang telah ditentukan bersama.

Secara luas kepemimpinan diartikan sebagai usaha yang terorganisasi untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia, materiil, finansial, guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Zainun, 1979). Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok, maka terdapat 3 (tiga) implikasi penting yaitu :

(30)

membantu menegaskan status pemimpin dan memungkinkan proses kepemimpinan. Tanpa bawahan, semua sifat kepemimpinan seorang manajer menjadi tidak relevan.

2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama diantara pemimpin dan anggota kelompok. Anggota kelompok itu bukan tanpa kuasa; mereka dapat dan bisa membentuk kegiatan kelompok dengan berbagai cara. Kekuasaan manajer dapat bersumber dari kekuasaan imbalan (reward power), kekuasaan paksaan (coersive power), kekuasaan sah

(legitimate power), kekuasaan referensi (referent power), dan kekuasaan

ahli (expert power).

3. Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku pengikut melalui sejumlah cara. Para pemimpin telah mempengaruhi pegawai untuk melakukan pengorbanan pribadi demi organisasi, sehingga diharapkan para pemimpin mempunyai kewajiban khusus untuk mempertimbangkan etika dari keputusan mereka. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dipahami bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi

orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda menuju pencapaian tertentu.

a. Fungsi Kepemimpinan

(31)

sebagai seorang pemimpin. Menurut Kartono (2005), bahwa fungsi kepemimpinan adalah memacu, menuntun dan membimbing, membangun dan memberi atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengendalikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberi supervisi/pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan rencana.

Fungsi pemimpin dalam organisasi menurut Wirawan (2003) adalah : a. Menciptakan visi

b. Mengembangkan budaya organisasi menciptakan sinergi c. Memberdayakan pengikut

d. Menciptakan perubahan e. Memberi motivasi pengikut f. Mewakili sistem sosial g. Membelajarkan organisasi.

Selanjutnya, menurut Siagian (2003) fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah : a. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian

tujuan

b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi.

c. Pimpinan selaku komunikator yang efektif

d. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik.

(32)

Kemudian menurut Hadari Nawawi (1992), fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok maupun organisasi, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi suatu kelompok maupun organisasi. Selanjutnya menurut Hadari Nawawi, secara garis besar fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yaitu :

a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin

b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.

Berdasarkan dimensi tersebut, secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok yaitu :

1. Fungsi instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya kepada pegawainya. 2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, dimana dalam pelaksanaannya bergantung kepada pimpinan.

3. Fungsi Partisipasi

(33)

pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya 4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini memberikan pelimpahan wewenang dalam membuat dan menetapkan suatu keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa pemimpin yang sukses adalah yang mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

(34)

b. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan mencerminkan bagaimana gaya pemimpin menjalankan tugas kepemimpinannya dalam merencanakan, merumuskan dan menyampaikan perintah-perintah atau ajakan kepada yang diperintah. Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh oleh paham-paham yang dianutnya mengenai kekuasaan dan wewenang, sikap mana yang diambilnya terhadap hak dan martabat yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin melaksanakan kegiatannya dalam upaya membimbing, memandu, mengarahkan, dan mengontrol pikiran, perasaan atau perilaku seseorang atau sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Jika kepemimpinan terjadi dalam suatu organisasi tertentu, dan perlu untuk mengembangkan sumber daya manusia pegawai dan membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya.

(35)

1. Cara memberi perintah 2. Cara memberikan tugas 3. Cara berkomunikasi 4. Cara membuat keputusan

5. Cara mendorong semangat bawahan 6. Cara memberikan bimbingan

7. Cara menegakkan disiplin

8. Cara mengawasi pekerjaan bawahan 9. Cara meminta laporan dari bawahan 10. Cara memimpin rapat

11. Cara menegur kesalahan bawahan, dan lain-lain.

Adapun gaya kepemimpinan menurut Tohardi (2002) adalah :

1. Gaya persuasif, yaitu gaya pemimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan.

2. Gaya refresif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan.

3. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dimana memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik, maupun materiil dalam kiprahnya di organisasi.

(36)

politik, ekonomi, sosial, budaya, atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.

5. Gaya investigatif, yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, inovasi, serta inisiatif dari bawahan kurang berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan-kesalahan.

6. Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati. 7. Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi

mengenai ide-idenya, program-program, dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide, program, dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin.

8. Gaya naratif, yaitu pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja.

(37)

10. Gaya retrogresif, yaitu pemimpin tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya. Untuk itu pemimpin yang bergaya retrogresif selalu menghalangi bawahannya untuk mengembangkan pengetahua dan keterampilan. Sehingga dengan kata lain, pemimpin yang bergaya retrogresif sangat senang melihat bawahannya selalu terbelakang, bodoh, dan sebagainya.

Sehubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu dalam usaha meningkatkan prestasi kerja pegawai, maka Penulis membatasi hanya membahas gaya partisipatif, gaya motivatif, dan gaya edukatif. Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin yaitu jika berorientasi pada bawahan dan mendasarkan pada komunikasi. Gaya partisipatif, pemimpin berusaha untuk mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap pegawai mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi/jabatan masing-masing secara terkendali dan terarah berupa kerjasama, musyawarah, dan sebagainya. Gaya motivatif, sehubungan dengan upaya pimpinan dalam mengaktifkan pegawaianya dalam segala kegiatan organisasi; dalam hal ini pemimpin berupaya menciptakan kegairahan kerja pegawai, agar mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan dan tujuan organisasi. Sementara gaya edukatif, pemimpin berusaha memperhatikan bawahannya sebagai manusia yang

(38)

pelatihan kepada bawahannya dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi pegawai dan juga dalam upaya memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal peningkatan karir.

2. Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil

Keberhasilan dari organisasi sangat ditentukan oleh Prestasi Kerja Pegawai. Dengan demikian maka pembinaan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai. Dalam hal ini prestasi kerja menurut Nainggolan ialah “hasil yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya”. Menurut Hasibuan ( 2008 : 94) menyatakan bahwa:

“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Mangkunegara (2002 : 33) menyatakan:

“Prestasi kerja dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Maier dalam As’ad (2001 : 63) menjelaskan bahwa:

(39)

pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain”.

Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002 : 188):

“Prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut diatas, Soetomo berpendapat bahwa : a. Prestasi Kerja adalah hasil yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

b. Pada umumnya prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan Pegawai Negeri Sipil.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pasal 1 ayat 3, prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.

(40)

a. Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan b. Kualitas yaitu mutu dihasilkan

c. Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Kemudian agar menjamin obyektifitas prestasi kerja pegawai, perlu diadakan penilaian pelaksanaan pekerjaan dari para pegawai dalam suatu unit organisasi. Penilaian pelaksanaan pekerjaan menurut Moekijat adalah merupakan “Suatu proses penilaian individu mengenai pelaksanaan pekerjaannya di tempat kerja untuk memperoleh kemajuan secara sistematis”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa menilai prestasi kerja seorang pegawai adalah membandingkan hasil pekerjaan dengan standar yang telah ditentukan organisasi mengenai baik dan tidaknya hasil pekerjaan yang telah dicapai oleh pegawai tersebut. Untuk itu penilaian prestasi kerja seseorang pegawai pada prinsipnya dapat dilihat dari tingkat kemajuan yang telah dicapai.

Tingkat kemajuan tersebut dapat dilihat dari sasaran kerja pegawai (SKP), sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Berkaitan dengan hal itu Mussanef menyatakan bahwa tujuan penilaian prestasi kerja pegawai adalah :

a. Untuk memperoleh bahan pertimbangan yang objektif dalam pembinaan pegawai.

(41)

3. Fungsi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai Suatu organisasi akan berhasil atau gagal ditentukan oleh pimpinan, sebab pemimpinlah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan suatu pekerjaan; berarti mendudukkan posisi pemimpin suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Kepemimpinan seorang Camat akan berlangsung secara efektif bilamana mampu memenuhi dan menjalankan fungsinya. Seorang Camat harus mampu menganalisa situasi sosial unit kerja yang dipimpinnya, yang dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinannya dengan kerja sama dan bantuan para pegawainya. Kerja sama yang dijalin oleh Camat dengan para pegawainya, dengan sendirinya akan menumbuhkan semangat kerja pegawainya yang menunjang pada peningkatan prestasi kerja pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya setiap hari.

Berdasarkan teori fungsi kepemimpinan yang telah dikemukakan oleh Penulis dalam penelitian ini, maka sehubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu fungsi kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai, maka Penulis hanya membahas fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi (1992) sebagai berikut :

1. Fungsi Instruktif

(42)

mengerjakan perintah itu; agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi instruktif ini berarti juga keputusan pimpinan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannya menjadi instruksi atau perintah; dan perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Maka intinya adalah kepemimpinan memerlukan kemampuan untuk menggerakkan orang agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkannya. Perintah yang jelas dari segi kepemimpinan berarti sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi.

2. Fungsi Konsultatif

(43)

berperan sebagai stakeholder, jika keputusan yang ditetapkan sifatnya sangat prinsipiil (penting) dan menyangkut kepada masyarakat. Adapun yang menjadi tujuan dari konsultasi yang dilakukan oleh pimpinan adalah untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Namun dilain kesempatan, konsultasi dapat juga dilakukan dari pegawai kepada pimpinannya, baik secara perorangan maupun kelompok (perbidang/seksi). Konsultasi dimaksud dalam memberikan saran atau pendapat sebelum atau sesudah keputusan ditetapkan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif ini, maka diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya. Pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapapun juga, dapat diperoleh gagasan, saran, aspirasi, dan pendapat yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinannya.

3. Fungsi Partisipasi

(44)

berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi/jabatan masing-masing secara terkendali dan terarah berupa kerja sama, dan tidak mencampuri atau mengambil tugas orang lain. Sehubungan dengan itu, musyawarah menjadi sangat penting; sebab musyawarah merupakan kesempatan berpartisipasi dalam melaksanakan berbagai program organisasi.

4. Fungsi Delegasi

(45)

wewenang (delegasinya) dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi dari bawahannya. Dimana aspirasi tersebut tidak saja berkenaan dengan tugas-tugas yang akan didelegasikan, tetapi juga mengenai orangnya yang seharusnya dipilih yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan pegawainya.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa pemimpin yang sukses adalah yang mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Maka fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui :

a. Kegiatan bimbingan dan pengarahan yang dilakukan selama kegiatan organisasi berlangsung, adalah sifat pengawasan preventif, artinya pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap unit atau perorangan dalam melaksanakan volume dan beban kerjanya atau perintah dari pimpinannya. Dalam hal ini, pengendalian dilakukan dengan cara mencegah para pegawai berfikir dan berbuat sesuatu yang cenderung akan merugikan kepentingan bersama.

(46)

mengerjakan suatu kegiatan. Fungsi koordinasi harus meluruskan porsi kegiatan masing-masing dan porsi mana yang memerlukan kerja sama. Dengan demikian fungsi kepemimpinan akan berdampak dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya.

(47)

kualitas pegawainya, yang terlihat pada ketersediaan dan kesungguhan anggota dalam memperbaiki kekeliruan atau kesalahan yang ditemui.

F. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006 : 33), konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka definisi konsep yang dikemukakan penulis adalah :

(48)

2. Kepemimpinan diartikan sebagai usaha yang terorganisasi untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia, materiil, finansial, guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Zainun, 1979).

3. Prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil ialah hasil kerja yang dicapai oleh Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan tugasnya secara berdayaguna dan berhasilguna serta dapat meningkatkan status pegawai yang bersangkutan.

G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Berisi tentang bentuk penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

(49)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Berisi penyajian data-data (hasil penelitian) yang diperoleh dari lapangan.

BAB V ANALISIS DATA

Berisi tentang analisis dan pembahasan dari data-data yang disajikan dan diperoleh setelah melakukan penelitian.

BAB VI PENUTUP

(50)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Hamidi (2005:14), penelitian kualitatif lebih menggunakan perspektif emik, yaitu peneliti mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, pandangan para informan. Ciri pokok dari penelitian deskriptif adalah memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi dengan interpretasi rasional (Nawawi, 1993:140). Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berfikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisanya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu (Bungin, 2007:6).

(51)

Prestasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Jl. Sidikalang Km 2.5 Desa Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, prosedur terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan). Subjek penelitian akan menjadi informan dan akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan Penulis selama proses penelitian. Informan penelitian meliputi informan kunci (key informan) dan informan biasa. Informan kunci (key informan) adalah mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan.

(52)

dan informan tambahan adalah pegawai yang bekerja di Kantor Camat Doloksanggul, dan masyarakat Doloksanggul.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Wawancara (interview), adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama (Burngin, 2007:108). Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut :

 Kamera : berfungsi untuk dokumentasi mengenai aktivitas atau

(53)

b. Pengamatan (observasi) tidak terstruktur, yaitu observasi dilakukan tanpa menggunakan guide (pedoman) observasi (Burngin, 2007 : 116).

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Studi dokumenter, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data historis yang relevan dengan objek penelitian, misalnya menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian.

b. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh data yang relevan melalui buku-buku, karya ilmiah serta pendapat dari para ahli yang memiliki relevansi terhadap masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu suatu metode analisa data dengan menjelaskan dan menjabarkan permasalahan yang diteliti kemudian menganalisa hasil penelitian yang ada di lapangan untuk dapat dirumuskan dalam suatu kesimpulan.

F. Metode Penyajian Data.

(54)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 1. Luas Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan

Luas wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93 Ha dan luas danau adalah 1.494,91 Ha. Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) desa, dan 1 (satu) kelurahan. Adapun 10 kecamatan tersebut adalah kecamatan Pakkat, kecamatan Onanganjang, kecamatan Sijamapolang, kecamatan Lintongnihuta, kecamatan Paranginan, kecamatan Doloksanggul, kecamatan Pollung, kecamatan Parlilitan, kecamatan Tarabintang dan kecamatan Baktiraja.

2. Keadaan Geografi

Secara Astronomi Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada garis 2°1ʹ - 2°28ʹ Lintang Utara, dan 98°10° - 98°58ʹ Bujur Timur. Berdasarkan posisi

geografisnya, memiliki batas :

• Sebelah Utara : Kabupaten Samosir

• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara • Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

(55)

B. Gambaran Umum Kecamatan Doloksanggul 1. Sejarah Singkat Kecamatan Doloksanggul

Dasar terbentuknya kecamatan adalah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1992). Kecamatan Doloksanggul adalah salah satu dari 10 (sepuluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan, dan merupakan ibukota dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan Doloksanggul terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Desa dan 1 (satu) kelurahan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 1 Kecamatan Doloksanggul Berdasarkan Jumlah Dusun/Lingkungan

NO DESA/ KELURAHAN JUMLAH DUSUN/

LINGKUNGAN 1. KELURAHAN PASAR

(56)

14. HUTABAGASAN III

15. MATITI-I III

16. MATITI-II III

17. PARIKSINOMBA III

18. JANJI II

19. SIMANGARONSANG IV

20. SIRISIRISI III

21. PAKKAT III

22. AEKLUNG IV

23. HUTARAJA III

24. LUMBAN PURBA III

25. SAITNIHUTA IV

26. BONANIONAN III

27. HUTAGURGUR IV

28. SOSORTOLONG SIHITE-III III

Sumber : Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 2014

2. Luas Wilayah dan Keadaan Geografis Kecamatan Doloksanggul Adapun mengenai batas administrasi Kecamatan Doloksanggul adalah sebagai berikut :

• Sebelah Timur : Desa Siponjot (Silaban) Kecamatan Lintong Nihuta

Kabupaten Humbang Hasundutan;

• Sebelah Selatan : Desa Hutatinggi, Sirang Gitgit Kecamatan Parmonangan

Kab. Tapanuli Utara

• Sebelah Barat : Desa Sibuluan Kecamatan Onanganjang Kabupaten

(57)

• Sebelah Utara : Desa Marade, Sipituhuta, Aeknauli I, Aeknauli II

Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan.

Luas Kecamatan Doloksanggul adalah 20.930 Ha, terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Desa, 1 (satu) Kelurahan dan 85 (delapan puluh lima ) Dusun. Desa yang memiliki Luas wilayah administratif terbesar adalah Desa Sampean memiliki luas 1.470 Ha, sedangkan desa/ kelurahan dengan luas terkecil adalah Kelurahan Pasar Doloksanggul memiliki luas 120 Ha dari luas Kecamatan Doloksanggul. Tabel 2 Luas Wilayah Kecamatan Doloksanggul

NO DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Ha)

1. KELURAHAN PASAR DOLOKSANGGUL 120

(58)

18. JANJI 180

19. SIMANGARONSANG 640

20. SIRISIRISI 480

21. PAKKAT 720

22. AEKLUNG 860

23. HUTARAJA 1.110

24. LUMBAN PURBA 860

25. SAITNIHUTA 1.060

26. BONANIONAN 180

27. HUTAGURGUR 1.240

28. SOSORTOLONG SIHITE-III 500

JUMLAH 20.930

Sumber : Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 2014

3. Kondisi Topografi dan Bentuk Wilayah

Topografi lahan baik lahan sawah maupun darat rata-rata datar. Kecamatan Doloksanggul merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 1000- 1200 diatas permukaan laut.

4. Kondisi Iklim dan Cuaca

(59)

5. Keadaan Demografi / Kependudukan

a. Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Jumlah Penyebaran penduduk dapat menunjukan tingkat kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Doloksanggul. Kepadatan penduduk di Kecamatan Doloksanggul adalah 47.774 (Jiwa/Ha) dan berdasarkan luas desa, Jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di Kelurahan Pasar Doloksanggul yaitu 5.924 (Jiwa/Ha) sedangkan jumlah kepadatan terendah berada di Desa Sosortolong Sihite-III yaitu 265 (Jiwa/Ha).

Tabel 3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk per Desa

NO DESA/ KELURAHAN LUAS

(Ha)

Jumlah Penduduk (Jiwa) 1. KELURAHAN PASAR

(60)

16. MATITI-II 840 1.687

28. SOSORTOLONG SIHITE-III 500 505

Sumber : Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel 4 Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Desa NO DESA/ KELURAHAN Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa) 1. KELURAHAN PASAR

(61)

13. SIHITE-II 483 635 1.118

14. HUTABAGASAN 1.116 1.140 2.256

15. MATITI-I 985 994 1.979

16. MATITI-II 859 828 1.687

17. PARIKSINOMBA 565 499 1.064

18. JANJI 374 416 790

19. SIMANGARONSANG 1.003 1.064 2.067

20. SIRISIRISI 1.119 1.200 2.319

21. PAKKAT 884 861 1.745

22. AEKLUNG 792 783 1.575

23. HUTARAJA 634 901 1.535

24. LUMBAN PURBA 746 707 1.453

25. SAITNIHUTA 1.169 1.204 2.373

26. BONANIONAN 892 934 1.826

27. HUTAGURGUR 1.018 934 1.961

28. SOSORTOLONG SIHITE-III

249 256 505

Jumlah 23.925 24818 48.743

Sumber : Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 2014

b. Struktur Penduduk Menurut Agama

(62)

Tabel 5 Struktur Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Doloksanggul

NO DESA/

KELURAHAN Islam Katolik Protestan

(63)

18. JANJI 790 - 790

Sumber : Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 2014

6. Kegiatan Perekonomian

(64)

mengenai kegiatan perekonomian yang terdapat di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.

7. Kegiatan Pertanian

(65)

kerjakan oleh petani, adapun hasil Komoditi pertanian-nya antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat, kacang-kacangan, sayur mayur dan buah-buahan.

8. Kegiatan Perindustrian

Kecamatan Doloksanggul terdapat sektor industri yang turut juga mendukung perekonomian Kecamatan Doloksanggul, adapun sektor industri yang terdapat di Kecamatan Doloksanggul terdiri dari industri besar, industri sedang dan industri kecil. Kegiatan industri yang dominan terdapat di Kecamatan Doloksanggul adalah Kerajinan Rumah Tangga.

C. Gambaran Pelayanan Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

1. Visi Kecamatan Doloksanggul

Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai salah satu kecamatan dan 10 (sepuluh) kecamatan yang ada Kabupaten Humbang Hasundutan menetapkan visi sebagai berikut :

”Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan serta pelayanan masyarakat yang prima, menuju masyarakat Kecamatan yang mandiri dan Sejahtera”.

(66)

Berkualitas

- Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat di kecamatan dapat terlaksana dengan adanya kerjasama pemerintahan kecamatan dan masyarakatanya untuk ikut serta terlibat dalam pembangunan

Aspiratif

- Terdapatnya partisipasi para pelaku penyelengaraan pemerintahan desa dalam penjaringan aspirasi masyarakat dalam ikut serta terlibat untuk membangunan desanya. Terdapatnya partisipasi para pelaku penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam pengambilan keputusan.

2. Misi Kecamatan Doloksanggul

Misi adalah merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan guna mewujudkan visi. Adapun misi Kecamatan Doloksanggul adalah:

1. Meningkatkan kapasitas manajemen pemerintah dan kualitas aparatur Pemerintahan yang profesional;

2. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional;

(67)

4. Mengwujudkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan;

5. Mendorong lahirnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan;

6. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban Masyarakat.

3. Tujuan Kecamatan Doloksanggul

Dalam rangka pencapaian misi yang telah ditetapkan, maka tujuan kecamatan doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan adalah :

1. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintahanan kecamatan yang profesional;

2. Meningkatkan kompensasi aparatur dan kinerja organisasi yang efisien dan efektif;

3. Meningkatkan keterpaduan pembangunan antar desa , antar sektor dan lembaga;

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan perundang-undangan;

5. Meningkatkan hubungan kerjasama antara uspika dalam menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat

4. Sasaran Kecamatan Doloksanggul

Adapun sasaran untuk mewujudkan tujuan Kecamatan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebagai berikut :

(68)

2. Tersusunnya program pembangunan desa yang tepat dan akurat; 3. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan; 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksana pembangunan;

5. Tersedianya aparatur kecamatan sesuai kompetensi dan yang profesional.

5. Struktur Organisasi Kantor Camat Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

1. Camat Doloksanggul

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan, Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan. Namun sebagian tugas Camat dapat dilimpahkan kepada Lurah/ Kepala Desa. Dalam melaksanakan tugasnya, Camat juga berfungsi untuk meyelenggarakan tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan kehidupan kemasyarakatan, antara lain:

1. Pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan Pemerintahan dari Kabupaten;

2. Pelayanan penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan; 3. Penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan Umum ; 4. Pembinaan Pemerintah Desa dan kelurahan;

(69)

6. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau belum dapat dilaksanakan Pemerintah desa atau Kelurahan

7. Melaksanakan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan pada Organisasi kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Humbang Hasundutan, Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Camat juga berfungsi sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakkan dan peraturan Perundang-undangan;

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum; 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah; 6. Membina penyelenggaraan Pemerintah Desa;

7. Melaksanakan Pelayanan masyrakat yang menjadi ruang lingkup tugas atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintah Desa;

(70)

9. Menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintahan umum dan tugas-tugas pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh Bupati kepada Camat;

10. Membuat program kerja tahunan dengan mengacu pada program kerja Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan;

11. Mejalankan kebijakan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan di Tingkat Kecamatan;

12. Membantu Bupati dalam merumuskan kebijakan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam bidang pembangunan di tingkat Kecamatan; 13. Menetapkan prosedur pedoman teknis terhadap kelancaran pelaksanaan

tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan;

14. Menyelenggarakan dan membina keamanan dan ketertiban diwilayah kerja; 15. Melaksanakan Pembinaan Karir Pegawai dilingkungan Kecamatan;

16. Memberikan Saran atau pertimbangan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dalam rangka Pengambilan Keputusan yang menyangkut tugas-tugas umum Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan;

17. Mengevaluasi dan menilai hasil pelaksanaan tugas para bawahan dilingkungan Kecamatan;

18. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan;

19. Mendisposisi surat-surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas masing-masing;

20. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku penilaian sebagai bahan penilaian DP3.

(71)

2. Sekretaris Camat

Sekretaris Kecamatan dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada semua aparatur di lingkungan Kecamatan. Uraian tugas sekretaris sebagai berikut :

1. Menyusun program kerja dan rencana anggaran kecamatan.

2. Membuat rencana kerja kegiatan sekretariat yang meliputi pembinaan administrasi dan ketatausahaan.

3. Memberikan pelayanan teknis administratif dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Melaksanakan koordinasi dengan pihak/instansi terkait di wilayah kecamatan, untuk mewujudkan penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang terpadu.

5. Membantu Camat dalam melaksanakan tugas terutama dalam rangka pemberian petunjuk dan pembinaan terhadap para kepala seksi.

6. Melaksanakan pemrosesan surat yang berkenaan dengan tugas-tugas kecamatan secara umum sesuai ketentuan dan pedoman yang berlaku. 7. Melaksanakan pengendalian daftar hadir PNS

8. Memberi petunjuk dan pembinaan terhadap PNS di unit kerjanya. 9. Melaksanakan pelayanan keprotokolan kecamatan

(72)

11. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan kecamatan 12. Mewakili Camat apabila berhalangan

13. Mempersiapkan bahan serta menyusun laporan kecamatan

14. Mempersiapkan bahan pelaksanaan pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Kepala Desa

15. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupu tertulis 16. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannya. 17. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Camat 18. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Sub Bag Umum mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan-bahan penyusunan kebijkan teknis dinas, program dan kegiatan, pengelolaan perlengkapan dan barang inventaris, pengelolaan urusan rumah tangga, ketatausahan, kepegawaian serta pelaporan. Uraian tugas kepala sub bagian umum adalah :

1. Membantu Sekretaris Kecamatan dalam bidang tugasnya. 2. Menyelenggarakan administrasi perkantoran kerumahtanggaan 3. Melaksanakan administrasi surat menyurat

4. Melaksanakan urusan penerimaan tamu dan keprotokolan

(73)

6. Melaksanakan pengaturan dan penyediaan fasilitas rapat dan upacara 7. Menyelenggarakan administrasi perjalanan dinas dan pengawasannya 8. Mengusulkan pejabat bendahara barang

9. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis 10. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannya

11. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Kecamatan 12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

Sub Bag Keuangan mempunyai tugas pokok mmpersipakan bahan-bahan penyusunan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan. Adapun uraian tugas kepala sub bagian keuangan adalah :

1. Menyusun rencana anggaran

2. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan pelaporannya 3. Menyelenggarakan administrasi kewajiban pajak pegawai 4. Melaksanakan verifikasi surat pertanggungjawaban keuangan

5. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan yang menyangkut bidang keuangan

6. Mengusulkan pejabat pemegang kas

7. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tulisan 8. Membuat DP-3 sesuai dengan kewenangannya

Gambar

Tabel 1 Kecamatan Doloksanggul Berdasarkan Jumlah Dusun/Lingkungan
Tabel 3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk per Desa
Tabel 4 Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Desa
Tabel 6 Data pegawai pada Kantor Camat Doloksanggul berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara medalam (depth interview)dengan para responden, maupun catatan-catatan penulis

Sehubungan dengan hal tersebut, dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian yang mendalam tentang kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan Camat Sungai Tebelian melalui wawancara menunjukkan bahwa "menyatakan setiap pegawai diwajibkan oleh atasan mentaati peratum

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview) dengan para responden, maupun catatan-catatan

Penelitian bersifat deskriptif eksploratif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, dokumentasi, studi pustaka dan wawancara mendalam ( In-depth

Prof. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan juga studi dokumentasi. Teknik analisis

Penulis akan menganalisis berdasarkan seluruh informasi dan data yang telah dikumpulkan, baik mulai dari studi pustaka, wawancara dengan informan, studi dokumentasi