Asas Strict Liability dan Asas Vicarious Liability Dalam Pertanggungjawaban Pidana Korporasi di Bidang Lingkungan Hidup (Analisis Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 862 K/Pid.Sus./2010)
Teks penuh
Dokumen terkait
Penentuan ajaran bahwa korporasi dapat dijadikan pelaku atas suatu tindak pidana lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 116 ayat (1) UUPPLH 2009, disebutkan bahwa, “Apabila
Selanjutnya yang dimaksud dengan setiap orang atau termasuk korporasi di dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah orang
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur masalah
Jika dikaitkan kembali dengan penggunaan doktrin Vicarious liability maka untuk meminta pertanggungjawaban hukum atas subjek hukum yang melakukan tindak pidana, jika
Dalam hal proses diversi gagal maka bentuk pertanggungjawaban pidana dalam sistem peradilan pidana anak berdasarkan asas Vicarious Liability adalah pertanggung
Pengaturan korporasi secara khusus terhadap tindak pidana yang berhubungan dengan lingkungan hidup dalam Pasal 116 UUPPLH diatur dengan maksud yang pertama jika
Jika dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sudah mengatur tentang korporasi sebagai subjek hukum pidana namun yang dapat dimintai pertanggungjawaban
Bentuk Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Lingkungan Hidup menurut UUPPLH. Terminologi yang dipakai dalam Undang-Undang No. Dengan demikian korporasi dapat dibebani