PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA NEGERI 1
BANDAR PULAU
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH:
DITA PUJA LESTARI
NIM : 8136172024
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Dita Puja Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa SMA Negeri 1 Bandar Pulau. Tesis. Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimana Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa, (2) Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan
Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis dan Self-Efficacy siswa, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan
berpikir ktitis matematis siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific dan (4) Bagaimana peningkatan
Self-Efficacy siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan
pendekatan Scientific. Bahan ajar yang dikembangkan adalah buku siswa serta RPP, LKS, instrumen tes hasil belajar dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar Pulau yang berjumlah 141 siswa, dengan mengambil sampel dua kelas yang berjumlah 71 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel, yaitu model 4D yang telah dimodifikasi. Proses pengembangan tersebut terdiri dari empat tahap, yaitu:
define, design, develop dan disseminate. Hasil analisis data yang telah diperoleh
menunjukkan bahwa bahan ajar dengan pendekatan Scientific pada materi trigonometri kelas X SMA Negeri Bandar Pulau adalah valid dan efektif. Untuk kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis siswa telah terjadi peningkatan.
ii
ABSTRACT
Dita Puja Lestari. The Development of Mathematic Teaching Subject with
Scientific Approaching to Improved The Ability Critical Thinking Mathematically and Self Efficacy of SMA Negeri 1 Bandar Pulau Student. Thesis. Mathematics Education Graduate Programs state University Of Medan. 2015.
The purpose of this research is to examine: (1) How the validity of teaching subject which developed by scientific approaching that used to improves the ability critical thinking mathematically and self efficacy of student, (2) How the effectiveness of teaching subject which this developed by scientific approaching that used to improved the abiliity critical thinking mathematically and self efficacy of student, (3) How the improvement of the ability critical thinking mathematically of student by using teaching subject which developed by approaaching scientific and (4) How the improvement of student self efficacy by using teaching subject which development of student self efficacy by using teaching subject which developed by scientific approaching. Teacing subject is A book, RPP, LKS instrument test result and questionare. Population in this research is all of student class X SMA Negeri 1 Bandar Pulau which is totally there are 141 studdents. Taking samples from 2 class room which totally there are 71 students. This research equal to research improvement use example Thiagarajan, Semmel and Semmel are modified by 4D model. There are 4 step for development processin: define, design, develop and disseminate. Data analisist result have gotten shoeing that teaching subject with approaching scientific at trigonometri clas X SMA Negeri 1 Bandar Pulau are valid and effctive. The ability think critically student and mathematical self efficacy got improvement.
Key Words: Teaching subject, approaching scientific, the ablity think critically,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah
atas segala pertolongan-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Pendekatan Scientific
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self Efficacy Siswa SMA Negeri 1 Bandar Pulau”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) di
Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Mansyur Marpaung dan Ibunda
Nuridah Sitorus yang telah memberikan motivasi, dorongan moral dan
material hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Dr. KMS. M Amin Fauzi, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan,
M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di
sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran
yang sangat berarti bagi penulis.
3. Bapak Prof. Bornok Sinaga, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, dan
Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd, selaku dosen nara sumber yang telah
banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis
ini.
4. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku sekretaris Program Studi
Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED dan Bapak Dapot Tua
iv
Pascasarjana UNIMED yang telah membantu penulis khususnya administrasi
dengan pengurusan berkas penyelesaian tesis.
5. Direktur dan Wakil Direktur beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED
yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis
menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak /Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED
yang memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi wawasan keilmuan.
7. Buat teman-teman terbaik, Ibu Eni Sinaga, Rizka Fahruza Siregar, Imelda,
Kak Amanda, Kak Fiqoh, Kak Dewi, Kak Nov, Rani, Zee, Kak Okta serta
teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan, bantuan, dan motivasi yang sangat membangun dari awal sampai
selesainya tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan dalam
penulisan-penulisan selanjutnya. Akhir kata, Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi dan rekan-rekan seprofesiserta memenuhi fungsinya dengan baik.
Medan, Juli 2015
Penulis
v
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Batasan Masalah... 11
1.4 Rumusan Masalah ... 12
1.5 Tujuan Penelitian... 12
1.6 Manfaat Penelitian... 13
1.7 Definisi Operasional Variabel ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
2.1 Kerangka Teoritis... 16
2.1.1 Pengertian Bahan Ajar ... 16
2.1.2 Jenis Bahan Ajar ... 17
2.1.3 Kriteria Memilih Bahan Ajar ... 21
2.1.4 Manfaat Bahan Ajar ... 21
2.1.5 Faktor yang dipertimbangkan dalam Pengembangan Bahan Ajar... 22
2.1.6 Kualitas Bahan Ajar ... 25
2.1.6.1 Validi... 25
2.1.6.2 Efektif... 27
2.1.7 Model Pengembangan Bahan Ajar... 28
2.1.7.1 Tahap pendefinisian (Define)... 29
2.1.7.2 Tahap Perancangan (Design) ... 30
2.1.7.3 Tahap Pengembangan (Develop) ... 31
2.1.7.4 Tahap Penyebaran (Disseminate)... 32
2.1.8 Pendekatan Scientific ... 33
2.1.8.1 Karakteristik Pendekatan Scientific... 33
2.1.8.2 Tujuan Pembelajaran dengan pendekatan Scientific .... 34
2.1.8.3 Langkah-langkah Pendekatan Scientific ... 34
2.1.8.4 Teori yang mendukung pendekatan Scientific ... 41
2.1.9 Kemampuan Berpikir Kritis... 44
2.1.9.1 Pengertian Berpikir Kritis ... 44
vi
2.1.9.3 Indikator Berpikir Kritis... 48
2.1.10 Self Efficacy... 49
2.1.11 Penelitian Relevan... 51
2.2 Kerangka Konseptual ... 53
2.2.1 Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa yang Valid dan Efektif ... 53
2.2.2 Bahan Ajar yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ... 54
2.2.2 Bahan Ajar yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific Dapat Meningkatkan Self Efficacy Matematis Siswa ... 56
BAB III METODE PENELITIAN ... 59
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 59
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 59
3.3 Jenis Penelitian ... 60
3.4 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ... 60
3.4.1 Tahap Pendefinisian (Define)... 62
3.4.2 Tahap Perancangan (Design) ... 64
3.4.3 Tahap Pengembangan (Develop)... 65
3.4.3 Tahap Penyebaran (Disseminate)... 67
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 67
3.6 Teknik Analisis Data ... 78
3.6.1 Analisis Data Hasil Validasi Ahli Terhadap Bahan Ajar ... 78
3.6.2 Analisis Data Efektivitas Bahan Ajar... 80
3.6.3 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .. 86
3.6.4 Analisis Data Peningkatan Self-Efficacy Matematis Siswa... 87
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 88
4.1 Hasil Penelitian... 88
4.1.1 Deskripsi Tahap Pengembangan Bahan Ajar ... 89
4.1.1.1 Tahap Pendefinisian... 89
4.1.1.2 Tahap Perancangan ... 95
4.1.1.3 Tahap Pengembangan ... 101
4.1.1.4 Tahap Penyebaran ... 146
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 146
4.2.1 Validitas Bahan Ajar Matematika yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific ... 146
4.2.2 Efektivitas Bahan Ajar Matematika yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific... 148
4.2.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Menggunakan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific... 152
4.2.4 Peningkatan Self-efficacy Siswa Menggunakan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific ... 155
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 160
A. Kesimpulan... 160
B. Saran ... 164
viii
DAFTAR TABEL Tabel
1.1. Hasil Observasi Angket Self Efficacy Siswa ... 6
2.1 Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific ... 37
2.2 Pengaruh Self Efficacy Terhadap Diri Seseorang ... 50
3.1 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Materi... 69
3.2 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Media ... 69
3.3 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Desain ... 69
3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 73
3.5 Kisi-Kisi Angket Self-Efficacy ... 75
3.6 Skor Alternatif Jawaban Angket Self-Efficacy ... 75
3.7 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 76
3.8 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 76
3.9 Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific ... 77
3.10 Tingkat Kevalidan Bahan Ajar... 79
3.11 Kriteria Pengelompokan Self-Efficacy Matematis Siswa ... 81
3.12 Keefektifan Aktivitas Siswa ... 83
3.13 Interval Kategori Nilai ... 85
4.1 Nama-nama Validator... 102
4.2 Hasil Validasi Ahli Materi Terhadap Buku Siswa ... 102
4.3 Hasil Validasi Ahli Media Terhadap Buku Siswa ... 103
4.4 Hasil Validasi Ahli Desain Terhadap Buku Siswa ... 103
4.5 Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi ... 104
4.6 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104
4.7 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi ... 105
4.8 Hasil Validasi Lembar Kegiatan Siswa ... 105
4.9 Revisi LKS Berdasarkan Hasil Validasi... 106
4.10 Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 107
4.11 Revisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 107
4.12 Revisi Angket Self-Efficacy Matematis dari Validator... 108
4.13 Hasil Analisis Validitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 109
4.14 Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Ujicoba I... 110
4.15 Hasil Ketuntasan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Ujicoba I ... 111
4.16 Hasil Analisis Data Validitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ... 111
4.17 Deskripsi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Ujicoba I ... 112
4.18 Hasil Ketuntasan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Ujicoba I ... 112
ix
4.20 Hasil Angket Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba I ... 116
4.21 Rerata Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba I ... 117
4.22 Persentase Aktivitas Siswa pada Uji Coba I... 119
4.23 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba I ... 122
4.24 Hasil Angket Respon Siswa Uji Coba I... 125
4.25 Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 130
4.26 Hasil Ketuntasan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 130
4.27 Deskripsi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 131
4.28 Hasil Ketuntasan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 131
4.29 Kemampuan Berprpikir Kritis Matematis Siswa Uji Coba II ditinjau dari Indikator ... 132
4.30 Hasil Angket Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba II ... 134
4.31 Rerata Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba II... 135
4.32 Persentase Aktivitas Siswa Pada Uji Coba II ... 137
4.33 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba II ... 140
4.34 Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba II... 145
4.35 Hasil Analisis Peningkatan Pretes dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Uji Coba I ... 154
4.36 Hasil Analisis Peningkatan Hasil Pretes dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Uji Coba II... 155
4.37 Hasil Analisis Peningkatan Self-Efficacy Matematis Pada Uji Coba I ... 157
4.38 Hasil Analisis Peningkatan Self-Efficacy Matematis Pada Uji Coba II.. 158
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1 Hasil Jawaban Siswa ... 4
1.2 Buku Siswa Pada Materi Trigonometri ... 8
3.1 Modifikasi Bagan Pengembangan Bahan Ajar Model 4D ... 61
4.1 Hasil Analisis Konsep untuk Materi Trigonometri ... 92
4.2 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba I... 113
4.3 Rata-rata Self-Efficacy Matematika Siswa Pada Uji Coba I... 118
4.4 Diagram Persentase Aktivitas Siswa Pada Uji Coba I ... 120
4.5 Diagram Nilai Rerata Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba I... 123
4.6 Perbaikan Pada Buku Siswa ... 128
4.7 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Uji Coba II ... 131
4.8 Rata-rata Self-Efficacy Matematika Siswa pada Uji Coba II... 135
4.9 Diagram Persentase Aktivitas Siswa pada Uji Coba II ... 136
4.10 Diagram Nilai Rerata Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba II ... 141
4.11 Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa Uji Coba I dan II ... 149
4.12 Diagram Rerata Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji coba I dan II... 150
4.13 Diagram Rerata Respon Positif Siswa Terhadap Bahan Ajar pada Uji Coba I dan II ... 151
4.14 Peningkatan Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis... 154
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha dalam menyiapkan
peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman. Melalui pendidikan
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan secara optimal dan dapat
mewujudkan fungsi dirinya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan lingkungan
sekitar. Untuk mencapai fungsi tersebut perlu diadakan peningkatan mutu
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah
indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan perubahan dan pembaharuan kurikulum.
Pada kurikulum 2006 salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan
penting adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan mata pelajaran
matematika merupakan pelajaran wajib pada kelompok ilmu pengetahuan alam
(IPA) maupun pada kelompok ilmu pengetahuan sosial (IPS). Matematika sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan kemajuan teknologi. Menurut
Muchlis (2012: 136) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
pendidikan harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan
2
Mengajarkan matematika kepada siswa berarti mengajar siswa untuk
memiliki kemampuan berpikir. Salah satu kemampuan yang penting adalah
kemampuan berpikir kritis. Husnidar, dkk (2014: 72) menyatakan bahwa
mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dipandang sebagai
sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah agar siswa mampu
dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di sekitarnya. Kemampuan
berpikir kritis yang tinggi akan memudahkan siswa dalam meyelesaikan
permasalahan matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Somakim (2011: 42)
menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh siswa
dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Noer (2009: 424) juga menambahkan bahwa berpikir kritis merupakan
sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus
kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari
jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban,
fakta, atau informasi yang ada. Pentingnya kemampuan berpikir kritis juga
disebutkan oleh Liberma yaitu berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat
penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan
dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang
mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan
yang akan dilakukan adalah benar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
3
siswa terbiasa dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dengan alasan
yang rasional dalam memberikan alasan setiap permasalahan yang mereka hadapi.
Namun faktanya, rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika masih ditemukan. Banyak siswa yang kurang
terampil dalam menyelesaikan masalah dan tidak menyertakan alasan-alasan
dalam penyelesaian masalah hal ini merupakan pertanda rendahnya kemampuan
berpikir kritis siswa.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa diperkuat dengan hasil riset
awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Bandar Pulau dengan memberikan
soal-soal uraian yang berkaitan dengan materi perbandingan trigonometri.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yakni 5 siswa dari kelas
XI IPA-1 dan 5 siswa dari kelas IPA-2. Dari 10 siswa tersebut hanya 3 orang yang
menyelesaikan permasalahan dengan tepat dan benar. Permasalahan yang
disajikan oleh peneliti, yakni:
1. Pada sebuah segitiga KLM, dengan siku-siku di L. Jika besar sinus M adalah
3 2
dan panjang sisi KL = 10 cm. Tentukanlah panjang sisi segitiga yang lain.
Salah satu dari hasil penyelesaian masalah oleh siswa dapat dilihat pada
4
Gambar 1.1 Hasil Jawaban Siswa
Gambar 1.1 adalah jawaban salah satu dari siswa yang menjawab salah.
Berdasarkan pola jawaban siswa di atas terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis
siswa masih rendah. Karena indikator berpikir kritis tidak seluruhnya dipenuhi
siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dilihat dari indikator fokus, pada
proses penyelesaian masalah terlihat dengan jelas bahwa kemampuan siswa dalam
menghubungkan hal-hal yang diketahui dengan gambar masih belum tepat.
Kemudian siswa tidak menyesuaikan alasannya dengan situasi permasalahan
sehingga kesimpulan yang diambil siswa salah. Siswa juga tidak memeriksa
jawaban secara keseluruhan (tinjauan ulang). Hal-hal tersebut membuat siswa
tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.
Alasan yang dikemukakan siswa sudah benar, tetapi siswa tidak menyesuaikan alasan tersebut dengan situasi permasalahan sehingga siswa salah menyimpulkan jawaban Siswa salah menempatkan hal-hal yang diketahui dari soal
5
Selain dari hasil tes di atas dapat diperkuat lagi dari hasil nilai ujian
semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 di kelas X-1 yaitu nilai terendah 45, nilai
tertinggi 95 dan nilai rata-rata 60,2 sehingga yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) hanya 45,6% dari keseluruhan siswa.
Selain berpikir kritis, ada hal lain yang juga penting dimiliki peserta didik
dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut berkaitan dengan sikap peserta
didik terhadap pembelajaran matematika yaitu Self-Efficacy. Menurut Bandura
(Tansil, 2009:184) Self-Efficacy adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang
akan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu
atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Rachmawati (2012: 3) Self-Efficacy adalah faktor penting dalam
menentukan kontrol diri dan perubahan perilaku dalam individu. Lebih lanjut
dijelaskan oleh Marlina (2014: 38) Self-Efficacy merupakan suatu keyakinan yang
harus dimiliki siswa agar berhasil dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan pembelajaran matematika yang tercatat didalam KTSP, yaitu
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam mengemukakan kemampuan komunikasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Self-Efficacy
sangat penting bagi peserta didik karena seseorang yang memiliki Self-Efficacy
yang tinggi akan lebih giat dalam melakukan perubahan dan meningkatkan
6
Akan tetapi pentingnya Self-Efficacy bagi peserta didik masih menjadi
permasalahan dalam pembelajaran matematika dan mengakibatkan Self-Efficacy
peserta didik rendah. Rendahnya Self-Efficacy siswa berakibat pada kurangnya
keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam menyampaikan gagasan atau
ide-ide yang ia miliki. Informasi rendahnya Self-Efficacy siswa diperoleh
berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada salah satu guru matematika di
sekolah tersebut. Selain itu juga dapat dilihat dari hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti dikelas X-1 dengan memberikan angket Self-Efficacy berupa
skala angket tertutup yang berisikan 5 butir pernyataan dengan pilihan jawaban
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)
kepada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Bandar Pulau yang berjumlah 36 siswa.
Pada Tabel 1.1 berikut ini akan disajikan hasil jawaban angket Self-Efficacy siswa
Tabel. 1.1. Hasil Observasi Angket Self-Efficacy Siswa
No Pernyataan Banyak siswa yang
menjawab
SS S TS STS
1 Saya yakin dapat memahami pelajaran matematika, meskipun matematika dianggap pelajaran sulit
6 4 11 15
2 Saya tidak mencoba menyelesaikan tugas yang tampak sulit
11 11 8 6
3 Saya kurang percaya diri ketika guru menyuruh saya ke depan kelas untuk mengerjakan soal
10 14 6 6
4 Saya merasa jengkel ketika tidak bisa memecahkan masalah matematika
5 7 15 9
5 Saya selalu cemas terhadap pelajaran matematika
9 12 9 6
Pada pernyataan nomor (1), yang menjawab tidak setuju 11 siswa dan
sangat tidak setuju 15 siswa, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mereka
7
matematika, meskipun matematika dianggap pelajaran yang sulit.
Ketidakpercayaan diri tersebut akan menyebabkan siswa benar-benar sulit
memahami pelajaran matematika. Selanjutnya pada pernyataan nomor (2) terlihat
bahwa 22 siswa tidak mencoba menyelesaiakan tugas matematika yang tampak
sulit. Pada pernyataan nomor (3) terlihat bahwa sebanyak 24 siswa kurang
percaya diri ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk mengerjakan soal. Untuk
pernyataan nomor (4) sebanyak 24 siswa tidak merasa jengkel ketika tidak bisa
memecahkan masalah matematika. Sedangkan untuk pernyataan nomor (5)
sebanayak 21 orang siswa merasa cemas terhadap pelajaran matematika. Hal ini
menunjukkan bahwa Self-Efficacy siswa masih rendah.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa disebabkan
oleh banyak faktor, salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya
kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa adalah guru hanya
menggunakan buku yang disediakan sekolah sebagai satu-satunya bahan ajar.
Materi yang disajikan dalam buku tersebut bersifat abstrak sehingga siswa enggan
untuk membacanya. Salah satu dari materi pada buku yang disediakan sekolah
8
Gambar 1.2 Buku Siswa Pada Materi Trigonometri
Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa dalam menemukan definisi 1 tidak
melibatkan siswa akan tetapi dengan pemberitahuan secara langsung. Sehingga
materi pada buku ini menjadi hal yang abstrak bagi siswa. Selain itu, soal-soal
yang terdapat dalam buku cetak tersebut merupakan soal yang bersifat rutin dan
memaksa siswa untuk menjawab sesuai dengan ketentuan dalam buku tersebut.
Hal ini diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Karena
tidak ada bahan ajar lain yang digunakan dalam pembelajaran dan guru juga
kurang mampu mengembangkan bahan ajar karena mengalami kesulitan dalam
9
Dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan-alasan yang rasional
dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan Self-Efficacy siswa terhadap
kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Maka diperlukan suatu
pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy
siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah pendekatan Scientific. Pada pendekatan Scientific proses
pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk
konsep melalui tahapan pembelajaran. Pendekatan Scientific memiliki lima
tahapan yaitu 1) mengamati (Observing), 2) menanya (Questioning), 3)
mengumpulkan informasi (Experimenting), 4) mengolah informasi (Associating),
dan 5) Mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan Scientific
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta dan diarahkan untuk mendorong peserta
didik dalam mencari tahu dari berbagai observasi, bukan hanya diberitahu.
Selain dari pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran
matematika maka guru perlu mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Menurut Santyasa (Somayasa, 2013: 4)
keuntungan yang diperoleh dari pembeljaran dengan penerapan bahan ajar adalah:
10
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan; 2) setelah
dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta didik mengetahui benar pada bahan ajar
yang mana peserta didik telah berhasil dan pada bagian mana mereka belum
berhasil; 3) peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya; 4) bahan
pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester dan 5) pendidikan lebih
berdaya guma, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
Bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini berorientasi dengan
pendekatan Scientific dan dapat disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Karena
bahan ajar dirancang dalam bentuk kontekstual sehingga meningkatkan rasa ingin
tahu peserta didik dan proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Pengembangan bahan ajar dapat membantu peserta didik tertarik dalam belajar
dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa.
Pengembangan bahan ajar ini mengacu pada model penelitian
pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (Trianto,
2013: 93) adalah model 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Define, Design,
Develop, dan Desseminate.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa serta
kaitannya dengan keberadaan bahan ajar matematika. Oleh karena itu penelitian
ini diberi judul “Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa
11
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, beberapa masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Siswa belum mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran di kelas
termasuk kategori rendah.
3. Self-Efficacy siswa dalam dalam pembelajaran matematika di kelas termasuk
kategori rendah.
4. Hasil belajar siswa masih rendah
5. Guru kurang mampu mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan
Scientific.
1.3. Batasan Masalah
Masalah yang diidentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan
kompleks, agar penelitian lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis
membatasi masalah pada:
1. Validitas pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk
meningkatakan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa.
2. Efektivitas pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa.
3. Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dibatasi pada Buku Siswa.
4. Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk meningkatkan
12
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
batasan masalah, maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan
Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis dan Self-Efficacy siswa?
2. Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan
Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis dan Self-Efficacy siswa?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir ktitis matematis siswa dengan
menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific?
4. Bagaimana peningkatan Self-Efficacy siswa dengan menggunakan bahan ajar
yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific?
1.5. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan, maka yang menjadi
tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan
Self-Efficacy siswa.
2. Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan
13
3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan bahan ajar yang
dikembangkan dengan pendekatan Scientific.
4. Peningkatan Self-Efficacy matematis siswa dengan bahan ajar yang
dikembangkan dengan pendekatan Scientific.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak
diantaranya: memberikan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi pokok trigonometri.
2. Memberikan informasi tentang Self-Efficacy matematis siswa sebagai bahan
pertimbangan bagi para pendidik untuk meningkatkan Self-Efficacy
matematis.
3. Tersedianya bahan ajar dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Menjadikan acuan bagi guru dalam mengimplementasikan pengembangan
bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk materi yang lain, yang relevan
bila diajarkan dengan pendekatan Scientific.
5. Memberikan referensi dan masukan bagi pengayaan ide-ide penelitian
mengenai kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis dalam
14
1.7 Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, perlu adanya penjelasan dari
beberapa istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep atau
istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pendekatan Scientific
Pendekatan Scientific adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja,
kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan ini
terdiri dari lima langkah, yaitu: mengamati, menanya, pengumpuulan data,
mengasosiasi dan mengomunikasikan.
2. Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang akan
dikembangkan adalah buku siswa. Pengembangan bahan ajar ini mengacu
pada model penelitian pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan,
Semmel dan Semmel (Trianto, 2013: 93) yaitu model 4D yang terdiri dari 4
tahap : Define, Design, Develop, dan Desseminate.
3. Kemampuan berpikir kritis
Berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji,
mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada
dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Kemampuan berpikir kritis dapat
15
masalah-masalah sederhana yang kontekstual pada lingkungan sekitar. Adapun
indikator berpikir kritis adalah: fokus, alasan , kesimpulan dan tinjauan ulang.
4. Self-Efficacy
Self-Efficacy adalah keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan
dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu ataupun tidak
untuk mencapai tujuan tertentu. Self-Efficacy seseorang dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu: (1) pengalaman keberhasilan, (2) pengalaman orang lain,
161
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan scientific menggunakan model
pengembangan Thiagarajan, Semmel and Semmel ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis siswa SMA Negeri 1 Bandar
Pulau. Berdasarkan rumusan masalah maka diperoleh bahan ajar yang valid dan
efektif. Dengan demikian kesimpulan dalam peneliitian ini disimpulkan sebagai
berikut:
1. Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa
berada pada kategori valid. Validitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis
telah dipilih 4 soal dan 24 butir angket Self-Efficacy yang memenuhi keirteria
valid secara isi maupun konstruk.
2. Bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi kriteria efektif. Kriteria efektif
ditinjau dari kriteria ketuntasan belajar siswa, Self-Efficacy positif, aktivitas
siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran dan respon siswa. Kelima
kriteria ini dibahas sebagai berikut.
a. Ketercapaian ketuntasan belajar siswa yaitu apabila lebih dari atau sama
dengan 85% siswa dinyatakan telah memiliki kemampuan berpikir kritis
dengan nilai minimal 70. Pada uji coba I terdapat 26 siswa tuntas (74,29%)
dari 35 siswa sedangkan pada uji coba II terdapat 32 siswa tuntas (88,89%)
162
b. Ketercapaian Self-Efficacy positif siswa yaitu apabila lebih dari atau sama
dengan 80% siswa dinyatakan telah memiliki minimal Self-Efficacy tinggi.
Pada uji coba I terdapat 25 siswa memiliki Self-Efficacy positif (71,43%) dari
35 siswa sedangkan pada uji coba II terdapat 29 siswa memiliki Self-Efficacy
positif (80,56%) dari 36 siswa sehinggga disimpulkan kritera ini telah
tercapai.
c. Aktivitas siswa selama kegiatan belajar telah memenuhi kriteria toleransi
waktu ideal yang ditetapkan. Pada uji coba I terdapat dua kategori aktivitas
yang persentasenya tidak berada pada interval toleransi waktu ideal yang
ditetapkan yaitu kategori mencatat penjelasan guru dan perilaku tidak sesuai
dengan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pada uji coba II seluruh
aktivitas siswa telah berada pada interval toleransi waktu ideal yang
ditetapkan sehingga disimpulkan kriteria ini telah tercapai.
d. Kemampuan guru mengelola pembelajaran terpenuhi apabila guru minimal
termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai minimal 3,00. Pada ujicoba
I dan ujicoba II kemampuan guru mengelola pembelajaran telah termasuk
dalam kategori cukup baik dengan nilai kemampuan guru sebesar 3,08 dan
3,21. Sehingga pada kategori ini dapat dikatakan guru mampu mengelola
pembelajaran dan disimpulkan kriteria ini telah tercapai.
e. Respon siswa terhadap komponen bahan ajar dan proses pembelajaran
dikatakan positif apabila lebih dari atau sama dengan 80% respon siswa
163
sebesar 89,29%, sedangkan pada uji coba II rerata total respon positif siswa
sebesar 91,67% sehingga disimpulkan kriteria ini telah tercapai.
3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari persentase rata-rata
indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada uji coba I, pada uji coba II dan
persentase kemampuan berpikir kritis secara klasikal dari uji coba I ke uji coba II.
a. Pada uji coba I peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator
fokus sebesar 5,72%. Pada indikator alasan sebesar 8,57%, indikator
kesimpulan sebesar 17,14% dan pada indikator tinjauan ulang sebesar
25,71%. Sedangkan pada peningkatan dari jumlah siswa yang tuntas
meningkat 1 siswa yaitu dari 25 menjadi 26 dari 35 siswa. Peningkatan dari
persentase siswa yang tuntas meningkat sebesar 2,86% yaitu dari 71,43%
menjadi 74,29%.
b. Pada uji coba II peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator
fokus sebesar 8,57%. Pada indikator alasan sebesar 19,45%, indikator
kesimpulan sebesar 13,89% dan pada indikator tinjauan ulang sebesar
22,22%. Sedangkan pada peningkatan dari jumlah siswa yang tuntas
meningkat 6 siswa yaitu dari 26 menjadi 32 dari 36 siswa. Peningkatan dari
persentase siswa yang tuntas meningkat sebesar 16,67% yaitu dari 72,22%
menjadi 88,89%.
c. Ketuntasan kemampuan berpikir kritis secara klasikal pada saat uji coba I
sebesar 74,29% meningkat menjadi 88,89% pada saat uji coba II. Dengan
demikian peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa secara
164
4. Peningkatan Self-Efficacy positif siswa diperoleh dari peningkatan rata-rata
indikator Self-Efficacy matematis pada uji coba I, pada uji coba II dan persentase
kemampuan Self-Efficacy positif secara klasikal dari uji coba I ke uji coba II.
a. Pada uji coba I peningkatan Self-Efficacy positif siswa pada indikator
pengalaman keberhasilan sebesar 0,09. Pada indikator pengalaman orang lain
sebesar 0,04, indikator pendekatan sosial sebesar 0,05 dan indikator keadaan
psikologis dan emosional sebesar 0,08. Sedangkan pada peningkatan dari
jumlah siswa yang memiliki Self-Efficacy positif meningkat 3 siswa yaitu dari
22 menjadi 25 dari 35 siswa. Peningkatan dari persentase siswa yang tuntas
meningkat sebesar 8,57% yaitu dari 62,86% menjadi 71,43%.
b. Pada uji coba II peningkatan Self-Efficacy positif siswa pada indikator
pengalaman keberhasilan sebesar 0,17. Pada indikator pengalaman orang lain
sebesar 0,02, indikator pendekatan sosial sebesar 0,02 dan indikator keadaan
psikologis dan emosional sebesar 0,20. Sedangkan pada peningkatan dari
jumlah siswa yang memiliki Self-Efficacy positif meningkat 3 siswa yaitu dari
26 menjadi 29 dari 36 siswa. Peningkatan dari persentase siswa yang tuntas
meningkat sebesar 8,33% yaitu dari 72,23% menjadi 80,56%.
c. Ketercapaian Self-Efficacy positif siswa secara klasikal pada saat uji coba I
sebesar 71,43% meningkat menjadi 80,55% pada saat uji coba II. Dengan
demikian peningkatan Self-Efficacy positif siswa secara kalsikal dari uji coba
165
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis disarankan agar guru atau
peneliti selanjutnya berfokus pada indikator tinjauan ulang, sebab ketuntasan
pada indikator ini belum tercapai. Hal ini dapat dilakukan dengan merevisi bahan
ajar yang telah dikembangkan.
2. Pada penelitian ini respon negatif siswa paling banyak terdapat pada indikator
ketertarikan siswa terhadap tes hasil belajar disebabkan oleh tampilan
tulisan/gambar dan letak gambar yang ada pada tes kurang menarik. Untuk
peneliti selanjutnya dan guru hendaknya membuat jenis tulisan dan tampilan
gambar yang lebih menarik agar respon negatif siswa lebih sedikit.
3. Lembar kerja siswa pada penelitian ini belum menggunakan langkah-langkah
sesuai dengan pendekatan Scientific. Untuk peneliti selanjutnya atau guru
hendaknya merancang LKS sesuai dengan langkah-langkah pendekatan
Scientific.
4. Penelitian ini menggunakan model pengembangan bahan ajar menurut
Thiagarajan, Semmel and Semmel. Untuk peneliti selanjutnya atau guru
hendaknya mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan model
pengembangan Dick and Carey.
5. Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan
pembelajaran yang sama dengan penelitian ini dan disarankan untuk
166
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M., Muliatna, I.M. 2013. Pembuatan Bahan Ajar Pada Kompetensi Dasar Melaksanakan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Kelas X TKR di SMK Tamansiswa Surabaya. JPTM. Vol. 2 No.1.
Creswell, J. W. 2008. Research Questions and Hypotheses. USA: Sage Publications, Inc.
Daryanto, Dwicahyono, A. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Ennis, R.H. 1996. Critical Thinking. New Jersey : Prentice Hall, University of Illinois.
Fahrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.
ISSN 1412-565X.
Fauziah, R., dkk. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Invotec. Vol IX. No.2
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hussain, A., Shakoer. 2011. Physics Teaching Methods Scientific Inquiry vs Traditional Lecture International. Journal of Humanistic and Sosial Science. Vol. 1 No. 19.
Husnidar. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. 1 No. 1.
Lunenburg, F.C. 2011. Self-Efficacy In The Workplace: Implications For Motivation And Performance. International Journal Of Management, Business, And
Administration. Vol. 14 No. 1.
Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
167
Marlina, Ikhsan. M, Yusrizal. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP dengan Menggunakan Pendekatan Diskursif. Jurnal Didaktik
Matematika. Vol. 1 No. 1.
Mas, S. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD 1 Daleng Manggarai Barat Ntt Pada Pokok Bahasan Globalisasi Dengan Model Tasc. JTEQIP. Vol. 3 No 1.
Muchlis, E.E. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang. Jurnal Exacta. Vol. X No. 2.
Mulyono, Y., dkk. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific Skill Teknologi Fermentasi Berbasis Masalah Lingkungan. Lembaran
Ilmu Kependidikan. Vol 41. No 1.
Nieveen, N.1999. Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van Den Akker, R.M. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen & TJ. Plomp (Eds). Desain Approaches and
Tools In Education and Training (PP 125-135). Netherlands: Kluer Academic
Publishers.
.2007. An Introduction to Educational Design Researvch. Netherlands: Enschede.
Noer, S.H. 2009. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding
Rachmawati, Y.E. 2012. Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di Universitas Surabaya. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 1 No 1.
Riduwan & Engkos. 2013. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisa
Jalur). Bandung: Alfabeta.
Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jurnal Kreano. Vol. 3 No 1.
Rofiah, E. Aminah, N.S. Ekawati, E. Y. 2011. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.2.
168
Sinaga, B. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBMB3).Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Unesa.
Somakim. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Penggunaan Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal
International Mathematica. Vol. 14 No. 1.
Somayasa. 2011. Pengembangan Modul Matematika Realistik Disertai Asesmen Otentik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik kelas X di SMK Negeri Singaraja. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol 3.
Sudjana. 1984. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. 2012. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Universitas Terbuka.
Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian Psikologi, Pendidikan, Ekonomi
Bisnis, dan Sosial. Yogyakarta: CAPS.
Tansil, S., Aditomo, A., Tjahjono, E. 2009. Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy pada Siswa SMA. Indonesian Psychological Journal. Vol. 24 No. 2.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.