• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA NEGERI 1 BANDAR PULAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA NEGERI 1 BANDAR PULAU."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA NEGERI 1

BANDAR PULAU

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH:

DITA PUJA LESTARI

NIM : 8136172024

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Dita Puja Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa SMA Negeri 1 Bandar Pulau. Tesis. Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimana Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa, (2) Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan

Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis dan Self-Efficacy siswa, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan

berpikir ktitis matematis siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific dan (4) Bagaimana peningkatan

Self-Efficacy siswa dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan

pendekatan Scientific. Bahan ajar yang dikembangkan adalah buku siswa serta RPP, LKS, instrumen tes hasil belajar dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar Pulau yang berjumlah 141 siswa, dengan mengambil sampel dua kelas yang berjumlah 71 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel, yaitu model 4D yang telah dimodifikasi. Proses pengembangan tersebut terdiri dari empat tahap, yaitu:

define, design, develop dan disseminate. Hasil analisis data yang telah diperoleh

menunjukkan bahwa bahan ajar dengan pendekatan Scientific pada materi trigonometri kelas X SMA Negeri Bandar Pulau adalah valid dan efektif. Untuk kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis siswa telah terjadi peningkatan.

(7)

ii

ABSTRACT

Dita Puja Lestari. The Development of Mathematic Teaching Subject with

Scientific Approaching to Improved The Ability Critical Thinking Mathematically and Self Efficacy of SMA Negeri 1 Bandar Pulau Student. Thesis. Mathematics Education Graduate Programs state University Of Medan. 2015.

The purpose of this research is to examine: (1) How the validity of teaching subject which developed by scientific approaching that used to improves the ability critical thinking mathematically and self efficacy of student, (2) How the effectiveness of teaching subject which this developed by scientific approaching that used to improved the abiliity critical thinking mathematically and self efficacy of student, (3) How the improvement of the ability critical thinking mathematically of student by using teaching subject which developed by approaaching scientific and (4) How the improvement of student self efficacy by using teaching subject which development of student self efficacy by using teaching subject which developed by scientific approaching. Teacing subject is A book, RPP, LKS instrument test result and questionare. Population in this research is all of student class X SMA Negeri 1 Bandar Pulau which is totally there are 141 studdents. Taking samples from 2 class room which totally there are 71 students. This research equal to research improvement use example Thiagarajan, Semmel and Semmel are modified by 4D model. There are 4 step for development processin: define, design, develop and disseminate. Data analisist result have gotten shoeing that teaching subject with approaching scientific at trigonometri clas X SMA Negeri 1 Bandar Pulau are valid and effctive. The ability think critically student and mathematical self efficacy got improvement.

Key Words: Teaching subject, approaching scientific, the ablity think critically,

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah

atas segala pertolongan-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Pendekatan Scientific

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self Efficacy Siswa SMA Negeri 1 Bandar Pulau”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) di

Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan .

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Mansyur Marpaung dan Ibunda

Nuridah Sitorus yang telah memberikan motivasi, dorongan moral dan

material hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Dr. KMS. M Amin Fauzi, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan,

M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di

sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran

yang sangat berarti bagi penulis.

3. Bapak Prof. Bornok Sinaga, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, dan

Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd, selaku dosen nara sumber yang telah

banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis

ini.

4. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku sekretaris Program Studi

Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED dan Bapak Dapot Tua

(9)

iv

Pascasarjana UNIMED yang telah membantu penulis khususnya administrasi

dengan pengurusan berkas penyelesaian tesis.

5. Direktur dan Wakil Direktur beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED

yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis

menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak /Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED

yang memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi wawasan keilmuan.

7. Buat teman-teman terbaik, Ibu Eni Sinaga, Rizka Fahruza Siregar, Imelda,

Kak Amanda, Kak Fiqoh, Kak Dewi, Kak Nov, Rani, Zee, Kak Okta serta

teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan, bantuan, dan motivasi yang sangat membangun dari awal sampai

selesainya tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan dalam

penulisan-penulisan selanjutnya. Akhir kata, Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis

pribadi dan rekan-rekan seprofesiserta memenuhi fungsinya dengan baik.

Medan, Juli 2015

Penulis

(10)

v

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Batasan Masalah... 11

1.4 Rumusan Masalah ... 12

1.5 Tujuan Penelitian... 12

1.6 Manfaat Penelitian... 13

1.7 Definisi Operasional Variabel ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

2.1 Kerangka Teoritis... 16

2.1.1 Pengertian Bahan Ajar ... 16

2.1.2 Jenis Bahan Ajar ... 17

2.1.3 Kriteria Memilih Bahan Ajar ... 21

2.1.4 Manfaat Bahan Ajar ... 21

2.1.5 Faktor yang dipertimbangkan dalam Pengembangan Bahan Ajar... 22

2.1.6 Kualitas Bahan Ajar ... 25

2.1.6.1 Validi... 25

2.1.6.2 Efektif... 27

2.1.7 Model Pengembangan Bahan Ajar... 28

2.1.7.1 Tahap pendefinisian (Define)... 29

2.1.7.2 Tahap Perancangan (Design) ... 30

2.1.7.3 Tahap Pengembangan (Develop) ... 31

2.1.7.4 Tahap Penyebaran (Disseminate)... 32

2.1.8 Pendekatan Scientific ... 33

2.1.8.1 Karakteristik Pendekatan Scientific... 33

2.1.8.2 Tujuan Pembelajaran dengan pendekatan Scientific .... 34

2.1.8.3 Langkah-langkah Pendekatan Scientific ... 34

2.1.8.4 Teori yang mendukung pendekatan Scientific ... 41

2.1.9 Kemampuan Berpikir Kritis... 44

2.1.9.1 Pengertian Berpikir Kritis ... 44

(11)

vi

2.1.9.3 Indikator Berpikir Kritis... 48

2.1.10 Self Efficacy... 49

2.1.11 Penelitian Relevan... 51

2.2 Kerangka Konseptual ... 53

2.2.1 Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa yang Valid dan Efektif ... 53

2.2.2 Bahan Ajar yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ... 54

2.2.2 Bahan Ajar yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific Dapat Meningkatkan Self Efficacy Matematis Siswa ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

3.3 Jenis Penelitian ... 60

3.4 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ... 60

3.4.1 Tahap Pendefinisian (Define)... 62

3.4.2 Tahap Perancangan (Design) ... 64

3.4.3 Tahap Pengembangan (Develop)... 65

3.4.3 Tahap Penyebaran (Disseminate)... 67

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.6 Teknik Analisis Data ... 78

3.6.1 Analisis Data Hasil Validasi Ahli Terhadap Bahan Ajar ... 78

3.6.2 Analisis Data Efektivitas Bahan Ajar... 80

3.6.3 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .. 86

3.6.4 Analisis Data Peningkatan Self-Efficacy Matematis Siswa... 87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 88

4.1 Hasil Penelitian... 88

4.1.1 Deskripsi Tahap Pengembangan Bahan Ajar ... 89

4.1.1.1 Tahap Pendefinisian... 89

4.1.1.2 Tahap Perancangan ... 95

4.1.1.3 Tahap Pengembangan ... 101

4.1.1.4 Tahap Penyebaran ... 146

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 146

4.2.1 Validitas Bahan Ajar Matematika yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific ... 146

4.2.2 Efektivitas Bahan Ajar Matematika yang Dikembangkan dengan Pendekatan Scientific... 148

4.2.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Menggunakan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific... 152

4.2.4 Peningkatan Self-efficacy Siswa Menggunakan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific ... 155

(12)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 160

A. Kesimpulan... 160

B. Saran ... 164

(13)

viii

DAFTAR TABEL Tabel

1.1. Hasil Observasi Angket Self Efficacy Siswa ... 6

2.1 Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific ... 37

2.2 Pengaruh Self Efficacy Terhadap Diri Seseorang ... 50

3.1 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Materi... 69

3.2 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Media ... 69

3.3 Kisi-kisi Instrumen Validasi dan Penilaian Ahli Desain ... 69

3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 73

3.5 Kisi-Kisi Angket Self-Efficacy ... 75

3.6 Skor Alternatif Jawaban Angket Self-Efficacy ... 75

3.7 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 76

3.8 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 76

3.9 Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific ... 77

3.10 Tingkat Kevalidan Bahan Ajar... 79

3.11 Kriteria Pengelompokan Self-Efficacy Matematis Siswa ... 81

3.12 Keefektifan Aktivitas Siswa ... 83

3.13 Interval Kategori Nilai ... 85

4.1 Nama-nama Validator... 102

4.2 Hasil Validasi Ahli Materi Terhadap Buku Siswa ... 102

4.3 Hasil Validasi Ahli Media Terhadap Buku Siswa ... 103

4.4 Hasil Validasi Ahli Desain Terhadap Buku Siswa ... 103

4.5 Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi ... 104

4.6 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104

4.7 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi ... 105

4.8 Hasil Validasi Lembar Kegiatan Siswa ... 105

4.9 Revisi LKS Berdasarkan Hasil Validasi... 106

4.10 Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 107

4.11 Revisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 107

4.12 Revisi Angket Self-Efficacy Matematis dari Validator... 108

4.13 Hasil Analisis Validitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 109

4.14 Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Ujicoba I... 110

4.15 Hasil Ketuntasan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Ujicoba I ... 111

4.16 Hasil Analisis Data Validitas Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ... 111

4.17 Deskripsi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Ujicoba I ... 112

4.18 Hasil Ketuntasan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Ujicoba I ... 112

(14)

ix

4.20 Hasil Angket Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba I ... 116

4.21 Rerata Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba I ... 117

4.22 Persentase Aktivitas Siswa pada Uji Coba I... 119

4.23 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba I ... 122

4.24 Hasil Angket Respon Siswa Uji Coba I... 125

4.25 Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 130

4.26 Hasil Ketuntasan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 130

4.27 Deskripsi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 131

4.28 Hasil Ketuntasan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba II ... 131

4.29 Kemampuan Berprpikir Kritis Matematis Siswa Uji Coba II ditinjau dari Indikator ... 132

4.30 Hasil Angket Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba II ... 134

4.31 Rerata Self-Efficacy Matematis Siswa Uji Coba II... 135

4.32 Persentase Aktivitas Siswa Pada Uji Coba II ... 137

4.33 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba II ... 140

4.34 Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba II... 145

4.35 Hasil Analisis Peningkatan Pretes dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Uji Coba I ... 154

4.36 Hasil Analisis Peningkatan Hasil Pretes dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Uji Coba II... 155

4.37 Hasil Analisis Peningkatan Self-Efficacy Matematis Pada Uji Coba I ... 157

4.38 Hasil Analisis Peningkatan Self-Efficacy Matematis Pada Uji Coba II.. 158

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Hasil Jawaban Siswa ... 4

1.2 Buku Siswa Pada Materi Trigonometri ... 8

3.1 Modifikasi Bagan Pengembangan Bahan Ajar Model 4D ... 61

4.1 Hasil Analisis Konsep untuk Materi Trigonometri ... 92

4.2 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Uji Coba I... 113

4.3 Rata-rata Self-Efficacy Matematika Siswa Pada Uji Coba I... 118

4.4 Diagram Persentase Aktivitas Siswa Pada Uji Coba I ... 120

4.5 Diagram Nilai Rerata Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba I... 123

4.6 Perbaikan Pada Buku Siswa ... 128

4.7 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Uji Coba II ... 131

4.8 Rata-rata Self-Efficacy Matematika Siswa pada Uji Coba II... 135

4.9 Diagram Persentase Aktivitas Siswa pada Uji Coba II ... 136

4.10 Diagram Nilai Rerata Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba II ... 141

4.11 Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa Uji Coba I dan II ... 149

4.12 Diagram Rerata Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji coba I dan II... 150

4.13 Diagram Rerata Respon Positif Siswa Terhadap Bahan Ajar pada Uji Coba I dan II ... 151

4.14 Peningkatan Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis... 154

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha dalam menyiapkan

peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman. Melalui pendidikan

peserta didik dapat mengembangkan kemampuan secara optimal dan dapat

mewujudkan fungsi dirinya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan lingkungan

sekitar. Untuk mencapai fungsi tersebut perlu diadakan peningkatan mutu

pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah

indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan adalah melakukan perubahan dan pembaharuan kurikulum.

Pada kurikulum 2006 salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan

penting adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan mata pelajaran

matematika merupakan pelajaran wajib pada kelompok ilmu pengetahuan alam

(IPA) maupun pada kelompok ilmu pengetahuan sosial (IPS). Matematika sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan kemajuan teknologi. Menurut

Muchlis (2012: 136) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerja sama. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut,

pendidikan harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan

(17)

2

Mengajarkan matematika kepada siswa berarti mengajar siswa untuk

memiliki kemampuan berpikir. Salah satu kemampuan yang penting adalah

kemampuan berpikir kritis. Husnidar, dkk (2014: 72) menyatakan bahwa

mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dipandang sebagai

sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah agar siswa mampu

dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di sekitarnya. Kemampuan

berpikir kritis yang tinggi akan memudahkan siswa dalam meyelesaikan

permasalahan matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Somakim (2011: 42)

menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh siswa

dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Noer (2009: 424) juga menambahkan bahwa berpikir kritis merupakan

sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus

kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari

jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban,

fakta, atau informasi yang ada. Pentingnya kemampuan berpikir kritis juga

disebutkan oleh Liberma yaitu berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat

penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan

dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang

mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan

yang akan dilakukan adalah benar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

(18)

3

siswa terbiasa dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dengan alasan

yang rasional dalam memberikan alasan setiap permasalahan yang mereka hadapi.

Namun faktanya, rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan masalah matematika masih ditemukan. Banyak siswa yang kurang

terampil dalam menyelesaikan masalah dan tidak menyertakan alasan-alasan

dalam penyelesaian masalah hal ini merupakan pertanda rendahnya kemampuan

berpikir kritis siswa.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa diperkuat dengan hasil riset

awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Bandar Pulau dengan memberikan

soal-soal uraian yang berkaitan dengan materi perbandingan trigonometri.

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yakni 5 siswa dari kelas

XI IPA-1 dan 5 siswa dari kelas IPA-2. Dari 10 siswa tersebut hanya 3 orang yang

menyelesaikan permasalahan dengan tepat dan benar. Permasalahan yang

disajikan oleh peneliti, yakni:

1. Pada sebuah segitiga KLM, dengan siku-siku di L. Jika besar sinus M adalah

3 2

dan panjang sisi KL = 10 cm. Tentukanlah panjang sisi segitiga yang lain.

Salah satu dari hasil penyelesaian masalah oleh siswa dapat dilihat pada

(19)

4

Gambar 1.1 Hasil Jawaban Siswa

Gambar 1.1 adalah jawaban salah satu dari siswa yang menjawab salah.

Berdasarkan pola jawaban siswa di atas terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis

siswa masih rendah. Karena indikator berpikir kritis tidak seluruhnya dipenuhi

siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dilihat dari indikator fokus, pada

proses penyelesaian masalah terlihat dengan jelas bahwa kemampuan siswa dalam

menghubungkan hal-hal yang diketahui dengan gambar masih belum tepat.

Kemudian siswa tidak menyesuaikan alasannya dengan situasi permasalahan

sehingga kesimpulan yang diambil siswa salah. Siswa juga tidak memeriksa

jawaban secara keseluruhan (tinjauan ulang). Hal-hal tersebut membuat siswa

tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.

Alasan yang dikemukakan siswa sudah benar, tetapi siswa tidak menyesuaikan alasan tersebut dengan situasi permasalahan sehingga siswa salah menyimpulkan jawaban Siswa salah menempatkan hal-hal yang diketahui dari soal

(20)

5

Selain dari hasil tes di atas dapat diperkuat lagi dari hasil nilai ujian

semester ganjil tahun ajaran 2014/ 2015 di kelas X-1 yaitu nilai terendah 45, nilai

tertinggi 95 dan nilai rata-rata 60,2 sehingga yang memenuhi kriteria ketuntasan

minimal (KKM) hanya 45,6% dari keseluruhan siswa.

Selain berpikir kritis, ada hal lain yang juga penting dimiliki peserta didik

dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut berkaitan dengan sikap peserta

didik terhadap pembelajaran matematika yaitu Self-Efficacy. Menurut Bandura

(Tansil, 2009:184) Self-Efficacy adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang

akan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu

atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Rachmawati (2012: 3) Self-Efficacy adalah faktor penting dalam

menentukan kontrol diri dan perubahan perilaku dalam individu. Lebih lanjut

dijelaskan oleh Marlina (2014: 38) Self-Efficacy merupakan suatu keyakinan yang

harus dimiliki siswa agar berhasil dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan pembelajaran matematika yang tercatat didalam KTSP, yaitu

memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam mengemukakan kemampuan komunikasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Self-Efficacy

sangat penting bagi peserta didik karena seseorang yang memiliki Self-Efficacy

yang tinggi akan lebih giat dalam melakukan perubahan dan meningkatkan

(21)

6

Akan tetapi pentingnya Self-Efficacy bagi peserta didik masih menjadi

permasalahan dalam pembelajaran matematika dan mengakibatkan Self-Efficacy

peserta didik rendah. Rendahnya Self-Efficacy siswa berakibat pada kurangnya

keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam menyampaikan gagasan atau

ide-ide yang ia miliki. Informasi rendahnya Self-Efficacy siswa diperoleh

berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada salah satu guru matematika di

sekolah tersebut. Selain itu juga dapat dilihat dari hasil observasi awal yang

dilakukan peneliti dikelas X-1 dengan memberikan angket Self-Efficacy berupa

skala angket tertutup yang berisikan 5 butir pernyataan dengan pilihan jawaban

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)

kepada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Bandar Pulau yang berjumlah 36 siswa.

Pada Tabel 1.1 berikut ini akan disajikan hasil jawaban angket Self-Efficacy siswa

Tabel. 1.1. Hasil Observasi Angket Self-Efficacy Siswa

No Pernyataan Banyak siswa yang

menjawab

SS S TS STS

1 Saya yakin dapat memahami pelajaran matematika, meskipun matematika dianggap pelajaran sulit

6 4 11 15

2 Saya tidak mencoba menyelesaikan tugas yang tampak sulit

11 11 8 6

3 Saya kurang percaya diri ketika guru menyuruh saya ke depan kelas untuk mengerjakan soal

10 14 6 6

4 Saya merasa jengkel ketika tidak bisa memecahkan masalah matematika

5 7 15 9

5 Saya selalu cemas terhadap pelajaran matematika

9 12 9 6

Pada pernyataan nomor (1), yang menjawab tidak setuju 11 siswa dan

sangat tidak setuju 15 siswa, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mereka

(22)

7

matematika, meskipun matematika dianggap pelajaran yang sulit.

Ketidakpercayaan diri tersebut akan menyebabkan siswa benar-benar sulit

memahami pelajaran matematika. Selanjutnya pada pernyataan nomor (2) terlihat

bahwa 22 siswa tidak mencoba menyelesaiakan tugas matematika yang tampak

sulit. Pada pernyataan nomor (3) terlihat bahwa sebanyak 24 siswa kurang

percaya diri ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk mengerjakan soal. Untuk

pernyataan nomor (4) sebanyak 24 siswa tidak merasa jengkel ketika tidak bisa

memecahkan masalah matematika. Sedangkan untuk pernyataan nomor (5)

sebanayak 21 orang siswa merasa cemas terhadap pelajaran matematika. Hal ini

menunjukkan bahwa Self-Efficacy siswa masih rendah.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa disebabkan

oleh banyak faktor, salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya

kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa adalah guru hanya

menggunakan buku yang disediakan sekolah sebagai satu-satunya bahan ajar.

Materi yang disajikan dalam buku tersebut bersifat abstrak sehingga siswa enggan

untuk membacanya. Salah satu dari materi pada buku yang disediakan sekolah

(23)

8

Gambar 1.2 Buku Siswa Pada Materi Trigonometri

Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa dalam menemukan definisi 1 tidak

melibatkan siswa akan tetapi dengan pemberitahuan secara langsung. Sehingga

materi pada buku ini menjadi hal yang abstrak bagi siswa. Selain itu, soal-soal

yang terdapat dalam buku cetak tersebut merupakan soal yang bersifat rutin dan

memaksa siswa untuk menjawab sesuai dengan ketentuan dalam buku tersebut.

Hal ini diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Karena

tidak ada bahan ajar lain yang digunakan dalam pembelajaran dan guru juga

kurang mampu mengembangkan bahan ajar karena mengalami kesulitan dalam

(24)

9

Dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk

menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan-alasan yang rasional

dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan Self-Efficacy siswa terhadap

kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Maka diperlukan suatu

pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy

siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu pendekatan yang dapat

digunakan adalah pendekatan Scientific. Pada pendekatan Scientific proses

pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk

konsep melalui tahapan pembelajaran. Pendekatan Scientific memiliki lima

tahapan yaitu 1) mengamati (Observing), 2) menanya (Questioning), 3)

mengumpulkan informasi (Experimenting), 4) mengolah informasi (Associating),

dan 5) Mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan Scientific

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,

memahami berbagai materi bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan

saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi

pembelajaran yang diharapkan tercipta dan diarahkan untuk mendorong peserta

didik dalam mencari tahu dari berbagai observasi, bukan hanya diberitahu.

Selain dari pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran

matematika maka guru perlu mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan guru/instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar dikelas. Menurut Santyasa (Somayasa, 2013: 4)

keuntungan yang diperoleh dari pembeljaran dengan penerapan bahan ajar adalah:

(25)

10

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan; 2) setelah

dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta didik mengetahui benar pada bahan ajar

yang mana peserta didik telah berhasil dan pada bagian mana mereka belum

berhasil; 3) peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya; 4) bahan

pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester dan 5) pendidikan lebih

berdaya guma, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.

Bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini berorientasi dengan

pendekatan Scientific dan dapat disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Karena

bahan ajar dirancang dalam bentuk kontekstual sehingga meningkatkan rasa ingin

tahu peserta didik dan proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

Pengembangan bahan ajar dapat membantu peserta didik tertarik dalam belajar

dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa.

Pengembangan bahan ajar ini mengacu pada model penelitian

pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (Trianto,

2013: 93) adalah model 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: Define, Design,

Develop, dan Desseminate.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy siswa serta

kaitannya dengan keberadaan bahan ajar matematika. Oleh karena itu penelitian

ini diberi judul “Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Scientific Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Self-Efficacy Siswa

(26)

11

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, beberapa masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa belum mampu menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.

2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran di kelas

termasuk kategori rendah.

3. Self-Efficacy siswa dalam dalam pembelajaran matematika di kelas termasuk

kategori rendah.

4. Hasil belajar siswa masih rendah

5. Guru kurang mampu mengembangkan bahan ajar dengan pendekatan

Scientific.

1.3. Batasan Masalah

Masalah yang diidentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan

kompleks, agar penelitian lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis

membatasi masalah pada:

1. Validitas pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk

meningkatakan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa.

2. Efektivitas pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa.

3. Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dibatasi pada Buku Siswa.

4. Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk meningkatkan

(27)

12

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

batasan masalah, maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan

Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis dan Self-Efficacy siswa?

2. Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan

Scientific yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis dan Self-Efficacy siswa?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir ktitis matematis siswa dengan

menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific?

4. Bagaimana peningkatan Self-Efficacy siswa dengan menggunakan bahan ajar

yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific?

1.5. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan, maka yang menjadi

tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang

digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan

Self-Efficacy siswa.

2. Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific yang

digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan

(28)

13

3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan bahan ajar yang

dikembangkan dengan pendekatan Scientific.

4. Peningkatan Self-Efficacy matematis siswa dengan bahan ajar yang

dikembangkan dengan pendekatan Scientific.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak

diantaranya: memberikan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa

pada materi pokok trigonometri.

2. Memberikan informasi tentang Self-Efficacy matematis siswa sebagai bahan

pertimbangan bagi para pendidik untuk meningkatkan Self-Efficacy

matematis.

3. Tersedianya bahan ajar dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Menjadikan acuan bagi guru dalam mengimplementasikan pengembangan

bahan ajar dengan pendekatan Scientific untuk materi yang lain, yang relevan

bila diajarkan dengan pendekatan Scientific.

5. Memberikan referensi dan masukan bagi pengayaan ide-ide penelitian

mengenai kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis dalam

(29)

14

1.7 Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari perbedaan penafsiran, perlu adanya penjelasan dari

beberapa istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep atau

istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pendekatan Scientific

Pendekatan Scientific adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja,

kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan ini

terdiri dari lima langkah, yaitu: mengamati, menanya, pengumpuulan data,

mengasosiasi dan mengomunikasikan.

2. Bahan ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang akan

dikembangkan adalah buku siswa. Pengembangan bahan ajar ini mengacu

pada model penelitian pengembangan yang disarankan oleh Thiagarajan,

Semmel dan Semmel (Trianto, 2013: 93) yaitu model 4D yang terdiri dari 4

tahap : Define, Design, Develop, dan Desseminate.

3. Kemampuan berpikir kritis

Berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji,

mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada

dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Kemampuan berpikir kritis dapat

(30)

15

masalah-masalah sederhana yang kontekstual pada lingkungan sekitar. Adapun

indikator berpikir kritis adalah: fokus, alasan , kesimpulan dan tinjauan ulang.

4. Self-Efficacy

Self-Efficacy adalah keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan

dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu ataupun tidak

untuk mencapai tujuan tertentu. Self-Efficacy seseorang dipengaruhi oleh

empat faktor yaitu: (1) pengalaman keberhasilan, (2) pengalaman orang lain,

(31)

161

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pengembangan bahan ajar dengan pendekatan scientific menggunakan model

pengembangan Thiagarajan, Semmel and Semmel ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan Self-Efficacy matematis siswa SMA Negeri 1 Bandar

Pulau. Berdasarkan rumusan masalah maka diperoleh bahan ajar yang valid dan

efektif. Dengan demikian kesimpulan dalam peneliitian ini disimpulkan sebagai

berikut:

1. Validitas bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan Scientific untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan Self-Efficacy siswa

berada pada kategori valid. Validitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis

telah dipilih 4 soal dan 24 butir angket Self-Efficacy yang memenuhi keirteria

valid secara isi maupun konstruk.

2. Bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi kriteria efektif. Kriteria efektif

ditinjau dari kriteria ketuntasan belajar siswa, Self-Efficacy positif, aktivitas

siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran dan respon siswa. Kelima

kriteria ini dibahas sebagai berikut.

a. Ketercapaian ketuntasan belajar siswa yaitu apabila lebih dari atau sama

dengan 85% siswa dinyatakan telah memiliki kemampuan berpikir kritis

dengan nilai minimal 70. Pada uji coba I terdapat 26 siswa tuntas (74,29%)

dari 35 siswa sedangkan pada uji coba II terdapat 32 siswa tuntas (88,89%)

(32)

162

b. Ketercapaian Self-Efficacy positif siswa yaitu apabila lebih dari atau sama

dengan 80% siswa dinyatakan telah memiliki minimal Self-Efficacy tinggi.

Pada uji coba I terdapat 25 siswa memiliki Self-Efficacy positif (71,43%) dari

35 siswa sedangkan pada uji coba II terdapat 29 siswa memiliki Self-Efficacy

positif (80,56%) dari 36 siswa sehinggga disimpulkan kritera ini telah

tercapai.

c. Aktivitas siswa selama kegiatan belajar telah memenuhi kriteria toleransi

waktu ideal yang ditetapkan. Pada uji coba I terdapat dua kategori aktivitas

yang persentasenya tidak berada pada interval toleransi waktu ideal yang

ditetapkan yaitu kategori mencatat penjelasan guru dan perilaku tidak sesuai

dengan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pada uji coba II seluruh

aktivitas siswa telah berada pada interval toleransi waktu ideal yang

ditetapkan sehingga disimpulkan kriteria ini telah tercapai.

d. Kemampuan guru mengelola pembelajaran terpenuhi apabila guru minimal

termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai minimal 3,00. Pada ujicoba

I dan ujicoba II kemampuan guru mengelola pembelajaran telah termasuk

dalam kategori cukup baik dengan nilai kemampuan guru sebesar 3,08 dan

3,21. Sehingga pada kategori ini dapat dikatakan guru mampu mengelola

pembelajaran dan disimpulkan kriteria ini telah tercapai.

e. Respon siswa terhadap komponen bahan ajar dan proses pembelajaran

dikatakan positif apabila lebih dari atau sama dengan 80% respon siswa

(33)

163

sebesar 89,29%, sedangkan pada uji coba II rerata total respon positif siswa

sebesar 91,67% sehingga disimpulkan kriteria ini telah tercapai.

3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari persentase rata-rata

indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada uji coba I, pada uji coba II dan

persentase kemampuan berpikir kritis secara klasikal dari uji coba I ke uji coba II.

a. Pada uji coba I peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator

fokus sebesar 5,72%. Pada indikator alasan sebesar 8,57%, indikator

kesimpulan sebesar 17,14% dan pada indikator tinjauan ulang sebesar

25,71%. Sedangkan pada peningkatan dari jumlah siswa yang tuntas

meningkat 1 siswa yaitu dari 25 menjadi 26 dari 35 siswa. Peningkatan dari

persentase siswa yang tuntas meningkat sebesar 2,86% yaitu dari 71,43%

menjadi 74,29%.

b. Pada uji coba II peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator

fokus sebesar 8,57%. Pada indikator alasan sebesar 19,45%, indikator

kesimpulan sebesar 13,89% dan pada indikator tinjauan ulang sebesar

22,22%. Sedangkan pada peningkatan dari jumlah siswa yang tuntas

meningkat 6 siswa yaitu dari 26 menjadi 32 dari 36 siswa. Peningkatan dari

persentase siswa yang tuntas meningkat sebesar 16,67% yaitu dari 72,22%

menjadi 88,89%.

c. Ketuntasan kemampuan berpikir kritis secara klasikal pada saat uji coba I

sebesar 74,29% meningkat menjadi 88,89% pada saat uji coba II. Dengan

demikian peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa secara

(34)

164

4. Peningkatan Self-Efficacy positif siswa diperoleh dari peningkatan rata-rata

indikator Self-Efficacy matematis pada uji coba I, pada uji coba II dan persentase

kemampuan Self-Efficacy positif secara klasikal dari uji coba I ke uji coba II.

a. Pada uji coba I peningkatan Self-Efficacy positif siswa pada indikator

pengalaman keberhasilan sebesar 0,09. Pada indikator pengalaman orang lain

sebesar 0,04, indikator pendekatan sosial sebesar 0,05 dan indikator keadaan

psikologis dan emosional sebesar 0,08. Sedangkan pada peningkatan dari

jumlah siswa yang memiliki Self-Efficacy positif meningkat 3 siswa yaitu dari

22 menjadi 25 dari 35 siswa. Peningkatan dari persentase siswa yang tuntas

meningkat sebesar 8,57% yaitu dari 62,86% menjadi 71,43%.

b. Pada uji coba II peningkatan Self-Efficacy positif siswa pada indikator

pengalaman keberhasilan sebesar 0,17. Pada indikator pengalaman orang lain

sebesar 0,02, indikator pendekatan sosial sebesar 0,02 dan indikator keadaan

psikologis dan emosional sebesar 0,20. Sedangkan pada peningkatan dari

jumlah siswa yang memiliki Self-Efficacy positif meningkat 3 siswa yaitu dari

26 menjadi 29 dari 36 siswa. Peningkatan dari persentase siswa yang tuntas

meningkat sebesar 8,33% yaitu dari 72,23% menjadi 80,56%.

c. Ketercapaian Self-Efficacy positif siswa secara klasikal pada saat uji coba I

sebesar 71,43% meningkat menjadi 80,55% pada saat uji coba II. Dengan

demikian peningkatan Self-Efficacy positif siswa secara kalsikal dari uji coba

(35)

165

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis disarankan agar guru atau

peneliti selanjutnya berfokus pada indikator tinjauan ulang, sebab ketuntasan

pada indikator ini belum tercapai. Hal ini dapat dilakukan dengan merevisi bahan

ajar yang telah dikembangkan.

2. Pada penelitian ini respon negatif siswa paling banyak terdapat pada indikator

ketertarikan siswa terhadap tes hasil belajar disebabkan oleh tampilan

tulisan/gambar dan letak gambar yang ada pada tes kurang menarik. Untuk

peneliti selanjutnya dan guru hendaknya membuat jenis tulisan dan tampilan

gambar yang lebih menarik agar respon negatif siswa lebih sedikit.

3. Lembar kerja siswa pada penelitian ini belum menggunakan langkah-langkah

sesuai dengan pendekatan Scientific. Untuk peneliti selanjutnya atau guru

hendaknya merancang LKS sesuai dengan langkah-langkah pendekatan

Scientific.

4. Penelitian ini menggunakan model pengembangan bahan ajar menurut

Thiagarajan, Semmel and Semmel. Untuk peneliti selanjutnya atau guru

hendaknya mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan model

pengembangan Dick and Carey.

5. Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan

pembelajaran yang sama dengan penelitian ini dan disarankan untuk

(36)

166

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M., Muliatna, I.M. 2013. Pembuatan Bahan Ajar Pada Kompetensi Dasar Melaksanakan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Kelas X TKR di SMK Tamansiswa Surabaya. JPTM. Vol. 2 No.1.

Creswell, J. W. 2008. Research Questions and Hypotheses. USA: Sage Publications, Inc.

Daryanto, Dwicahyono, A. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Ennis, R.H. 1996. Critical Thinking. New Jersey : Prentice Hall, University of Illinois.

Fahrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.

ISSN 1412-565X.

Fauziah, R., dkk. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Invotec. Vol IX. No.2

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hussain, A., Shakoer. 2011. Physics Teaching Methods Scientific Inquiry vs Traditional Lecture International. Journal of Humanistic and Sosial Science. Vol. 1 No. 19.

Husnidar. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. 1 No. 1.

Lunenburg, F.C. 2011. Self-Efficacy In The Workplace: Implications For Motivation And Performance. International Journal Of Management, Business, And

Administration. Vol. 14 No. 1.

Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(37)

167

Marlina, Ikhsan. M, Yusrizal. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP dengan Menggunakan Pendekatan Diskursif. Jurnal Didaktik

Matematika. Vol. 1 No. 1.

Mas, S. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD 1 Daleng Manggarai Barat Ntt Pada Pokok Bahasan Globalisasi Dengan Model Tasc. JTEQIP. Vol. 3 No 1.

Muchlis, E.E. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang. Jurnal Exacta. Vol. X No. 2.

Mulyono, Y., dkk. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific Skill Teknologi Fermentasi Berbasis Masalah Lingkungan. Lembaran

Ilmu Kependidikan. Vol 41. No 1.

Nieveen, N.1999. Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van Den Akker, R.M. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen & TJ. Plomp (Eds). Desain Approaches and

Tools In Education and Training (PP 125-135). Netherlands: Kluer Academic

Publishers.

.2007. An Introduction to Educational Design Researvch. Netherlands: Enschede.

Noer, S.H. 2009. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding

Rachmawati, Y.E. 2012. Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di Universitas Surabaya. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 1 No 1.

Riduwan & Engkos. 2013. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisa

Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jurnal Kreano. Vol. 3 No 1.

Rofiah, E. Aminah, N.S. Ekawati, E. Y. 2011. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.2.

(38)

168

Sinaga, B. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan

Masalah Berbasis Budaya Batak (PBMB3).Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Unesa.

Somakim. 2011. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Penggunaan Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal

International Mathematica. Vol. 14 No. 1.

Somayasa. 2011. Pengembangan Modul Matematika Realistik Disertai Asesmen Otentik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik kelas X di SMK Negeri Singaraja. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha. Vol 3.

Sudjana. 1984. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. 2012. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Universitas Terbuka.

Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian Psikologi, Pendidikan, Ekonomi

Bisnis, dan Sosial. Yogyakarta: CAPS.

Tansil, S., Aditomo, A., Tjahjono, E. 2009. Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy pada Siswa SMA. Indonesian Psychological Journal. Vol. 24 No. 2.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar1.1Hasil Jawaban Siswa ..............................................................................1.2Buku Siswa Pada Materi Trigonometri ..................................................
Gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1 Hasil Jawaban Siswa
Tabel. 1.1. Hasil Observasi Angket Self-Efficacy SiswaPernyataanBanyak siswa yang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Pendidikan Tinggi melalui

Kebanyakan guru-guru pada setiap lembaga pendidikan mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi hanya mengejar target untuk menyelesaikan muatan materi pembelajaran yang

[r]

[r]

Its design depicts shards that represent every Southeast Asia nation and make up the Games' logo and a triangular cross section based ___14___ the geometric shape that

Oleh karena itu, persepsi maupun asumsi siswa terhadap tindakan radikalisme yang dimiliki oleh siswa perlu untuk digali dan diidentifikasi, sehingga dapat memberi

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus baik pada saat. pembibitan dan saat tanaman sudah ditanam dilahan adalah karat

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN PADA DEPARTEMEN