KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI
NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA
PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
AULIA RAHMANISA
NIM 2121111002
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
ABSTRAK
Aulia Rahmanisa, NIM 2121111002. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/ S-1, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini berjumlah 480 siswa. Dari populasi tersebut, ditetapkan 96 orang siswa yang diambil secara acak sebagai sampel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes penugasan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016 masuk dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata 68. Ada tiga aspek yang dinilai dari kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi yaitu aspek struktur, penguasaan bahasa, dan mekanik. Berdasarkan hasil penelitian, aspek struktur memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 83 yang berada pada kategori baik. Aspek penguasaan bahasa memperoleh nilai rata-rata 55 yang berada pada kategori kurang, dan aspek mekanik memperoleh nilai rata-rata 47,5 yang juga berada pada kategori kurang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Proses penyusunan Skripsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
3. Para Wakil Dekan dan seluruh Staf Pegawai Administrasi di lingkungan FBS Unimed,
4. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
5. Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
6. Drs. Azhar Umar, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi,
7. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, 8. Hendra K. Pulungan, S.Sos., M.I.Kom., Dosen Penguji, 9. Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
10. Suharto, SPd., M.AP., Kepala Sekolah SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan, Bapak dan Ibu Guru, serta Pegawai Tata Usaha SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan.
11. Kedua orang tua penulis yang sangat istimewa, Ayahanda Mesra dan Ibunda Elwarnita yang sudah memberikan dukungan baik berupa doa, materi, maupun moril selama penulis menuntut ilmu,
iii
13. Sahabat-sahabat penulis, terkhusus Nyak Mutia Dewi, Tri Wulandari Pasaribu, Atika Sari, Harry Akbar, S.Pd., dan teman-teman di kelas Reguler B 2012, serta
14. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Perbaungan, terkhusus Sendika Lestari, Widya Simanjuntak, Rahimah Ulfah, dan Lydia Angelia Sitorus, yang telah memberikan semangat selama penulis menyusun Skripsi.
Terima kasih atas dukungan, doa, dan motivasi yang sudah diberikan. Namun, penulis yakin Allah SWT membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan. Amin.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
iv
B. Identifikasi Masalah………. 5
C. Pembatasan Masalah……… 5
D. Rumusan Masalah………. 5
E. Tujuan Penelitian……….. 6
F. Manfaat Penelitian……… 6
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis……….. 7
4. Langkah-Langkah Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi………..…… 18
5. Penggunaan Ejaan dalam Narasi………..………….. 21
a. Penulisan Huruf Kapital……….…………. 21
b. Pemakaian Tanda Baca……… 23
B. Kerangka Konseptual……….. 28
C. Pertanyaan Penelitian………. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 30
B. Populasi dan Sampel………..……….. 30
1. Populasi………. 30
2. Sampel……….. 32
C. Metode Penelitian……….. 32
D. Defenisi Oprasional……….………… 33
v
F. Teknik Analisis Data………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 38
1. Struktur………. 42
2. Penguasaan Bahasa……… 46
3. Mekanik………. 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 56
B. Saran……….. 57
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbedaan antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif.…. 15 Tabel 2.2 Pronomina Persona……….. 20
Tabel 3.1 Populasi Siswa SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan
Tahun Pembelajaran 2015/2016……… 31 Tabel 3.2 Indikator Penilaian Karangan Narasi…………..……….. 34 Tabel 3.3 Kategori Penilaian……..……….. 37
Tabel 4.1 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan
Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016……….. 38
Tabel 4.2 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Struktur……… 42
Tabel 4.3 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Penguasaan Bahasa……….……… 46 Tabel 4.4 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Mekanik……… 49
Tabel 4.5 Distribusi Presentase Nilai Kemampuan Mengubah Teks
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Soal Siswa………..……… 60
Lampiran 2 Bentuk Narasi dari Teks Wawancara “Rahasia Sukses
Mira Indria”……….… 62
Lampiran 3 Lembar Jawaban Siswa……….……… 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Kemampuan menulis narasi ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia, pada Standar Kompetensi 12 yaitu menulis, dengan Kompetensi Dasar 12.1 yaitu mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan dengan seseorang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal. Pelaku dari kegiatan wawancara ini terdiri atas orang yang mengajukan pertanyaan (pewawancara) dan orang yang menjadi sumber informasi (narasumber).
2
itu, teks wawancara dapat dengan mudah disampaikan kepada orang lain setelah diubah menjadi bentuk narasi.
Narasi merupakan karangan pengisahan atau cerita. Narasi terdiri atas dua jenis. Jenis narasi yang pertama adalah narasi ekspositorik. Narasi ekspositorik adalah narasi yang isinya menceritakan mengenai suatu rangkuman perbuatan yang disampaikan untuk menginformasi kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Karangan narasi ini, memiliki beberapa sifat, yaitu memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasanya menggunakan kata-kata denotatif. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengubah teks wawancara menjadi narasi, digunakan narasi ekspositorik.
Jenis narasi yang kedua adalah narasi sugestif. Narasi yang isinya kisah hasil khayalan atau imajinasi dari penulis. Narasi sugestif bisa saja berasal dari kisah nyata, tetapi kisah nyata tersebut tetap saja telah dibumbui dengan imajinasi pengarang.
3
Sampai saat ini tidak dapat disangkal bahwa adanya suatu kemungkinan masih ada siswa yang kurang memahami bagaimana cara mengubah teks wawancara menjadi narasi yang benar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan, khususnya yang mengajar di kelas VII, diketahui bahwa kemampuan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi masih rendah. Nilai rata-rata dari 40 orang siswa dalam menarasikan teks wawancara adalah 70, padahal KKM yang harus dicapai pada mata pelajaran ini adalah 75. Kesulitan yang ditemui oleh guru adalah siswa kesulitan untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, sehingga narasi yang dihasilkan hanya berupa salinan teks wawancara. Masalah lain adalah siswa kurang memperhatikan urutan atau korologis kejadian.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Fahmi, dkk. (2014:74), dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran
Langsung Siswa Kelas VII SMP 26 Sarolangun.” Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kemampuan menulis narasi siswa masih rendah, yaitu dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 66,8. Ia mengungkapkan rendahnya kemampuan menulis narasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya motivasi dan minat siswa, model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat, dan guru belum menggunakan model yang mampu membangkitkan minat dan mengasah keterampilan menulis siswa. Hal serupa juga dikemukakan oleh Lamria (2013:6) dalam penelitiannya yang berjudul,
4
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi.” Ia mengungkapkan
bahwa kemampuan awal siswa dalam menarasikan teks wawancara hanya memperoleh nilai rata-rata 64,90. Ia mengungkapkan, faktor penyebab rendahnya kemampuan menarasikan teks wawancara oleh siswa adalah siswa tidak memperhatikan informasi yang terkandung di dalam teks wawancara, sehingga paragraf narasi yang dihasilkan tidak memiliki informasi. Selain itu siswa juga tidak memperhatikan alur ceritanya. Selain itu, Sudarman (2014:65) dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Inspirator Lingkungan Sekolah
Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut Bangli Tahun Ajaran 2013/2014” juga menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi masih rendah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 31 orang siswa yang diberikan tes, hanya 2 orang siswa yang memperoleh kategori baik, dengan rentang nilai 7,5-8. Sedangkan 25 orang memperoleh kategori baik, dengan rentang nilai 5,5-6 dan 5 orang memperoleh kategori hampir cukup, dengan rentang nilai 4,5-5.
Peneliti merasa bahwa perlu dilakukan penelitian terkini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi, sehingga dapat membantu guru untuk menemukan aspek yang menjadi titik lemah siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti kemampuan siswa tersebut dengan judul, “Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP
5
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis narasi masih rendah.
2. Kurangnya pemahaman siswa mengenai cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
3. Siswa kurang memperhatikan kronologis kejadian.
C. Pembatasan Masalah
Terdapat tiga identifikasi masalah pada penelitian ini. Oleh karena itu, agar penelitian ini dapat terlaksana secara terarah, peneliti membatasi masalah pada rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi, khususnya narasi ekspositoris. Narasi ini memaparkan informasi berdasarkan fakta sesuai dengan kronologis kejadian.
Masalah tersebut dipilih karena kemampuan menulis narasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Melalui penelitian ini nantinya akan ditemukan aspek yang menjadi kendala bagi siswa dalam menulis narasi. Sehingga pada pembelajaran berikutnya, guru dapat fokus meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa berdasarkan kendala yang telah ditemukan.
D. Rumusan Masalah
6
mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pengajaran menulis narasi, khususnya menarasikan teks wawancara.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016 digategorikan cukup.
2. dari 96 siswa yang dijadikan sampel, hanya 16 orang yang memperoleh nilai pada rentang 86-100 yaitu dalam kategori baik sekali. Kemudian, 16 siswa memperoleh nilai pada rentang 76-85 yaitu dalam kategori baik. Berikutnya, 42 siswa memperoleh nilai pada rentang 56-75 yaitu dalam kategori cukup dan 22 siswa memperoleh nilai pada rentang 10-55 yaitu dalam kategori kurang. Berdasarkan pengamatan ini, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi masih di bawah kategori baik, atau belum maksimal.
57
mendapatkan nilai rata-rata paling rendah, yaitu 47,5. Kemudian aspek penguasaan bahasa yang terkait ketepatan penggunaan kalimat tidak langsung, mendapatkan nilai rata-rata 55. Kedua aspek ini jauh dari kategori baik, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Sedangkan aspek struktur memperoleh nilai rata-rata 83 yang berada pada kategori baik, hanya perlu ditingkatkan sedikit lagi agar mencapai kategori sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016 yang telah diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Diharapkan kepada guru agar mengulang kembali pengajaran mengenai teori kalimat langsung dan kalimat tidak langsung disertai dengan banyak contoh, sehingga siswa dapat memahami bagaimana pengaplikasiannya dalam teks narasi.
2. Sebaiknya guru membantu siswa untuk membentuk kelompok diskusi agar siswa dapat leluasa bertanya jawab mengenai hal yang belum ia pahami. 3. Hendaknya siswa lebih banyak membaca buku EYD agar siswa
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara
_______. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Budiono. 2012. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bintang Indonesia Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta:
Gramedia
_______. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa : Komposisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan : Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik : Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta : Solusi Distribusi
Manurung, P. 2013. Statistik Pendidikan. Jakarta : Halaman Moeka
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Suharma, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII. Bogor: Yudhistira
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda
59
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Fahmi, Muhibul dkk,. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran Langsung Siswa Kelas VII SMP 26 Sarolangun. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran : Vol. 2 No. 3 Oktober 2014
Lamria, Devi. 2013. Penerapan Teknik Memetong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia